tugas po

3
 KEMAMPUAN Dalam sudut pandang manajemen, setiap orang memiliki kecakapan yang berbeda-beda pada dsitribusi yang normal. Masalah yang kemudian timbul dari hal ini adalah mengetahui bagaimana kemampuan setiap orang berbeda dengan menggunakan pengetahuan tersebut untuk meningkatkan kemungkinan seorang karyawan melakukan pekerjaan secara baik. Kemampuan adalah kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam pekerjaan tertentu. Itulah penilaian tentang apa yang dapat dilakukan seseorang. Kemampuan keseluruhan seseorang pada hakikatnya tersusun dari dua faktor: kemampuan intelektual dan kemampuan fisik. KEMAMPUAN INTELEKTUAL Kemampuan intelektual adalah kemampuan yang dibutuhkan untuk menjalankan kegiatan mental. Kemampuan ini biasanya diukur melalui tes IQ. Meski demikian IQ yang tinggi bukanlah prasyarat untuk semua pekerjaan. Faktanya, bagi banyak pekerjaan-di mana perilaku karyawan sangat rutin dan tidak ada atau hanya sedikit kesempatan untuk menjalankan keleluasaan-IQ yang tinggi bisa saja tidak berhubungan dengan kinerja. Ada tujuh dimensi yang paling sering dikutip untuk membentuk kemampuan intelektual, yakni: 1. Kemampuan numerik, yaitu kemampuan untuk melakukan penghitungan dengan cepat dan akurat. Kemampuan ini biasanya dimiliki oleh akuntan yang melakukan perhitungan pajak penjualan serangkaian produk. 2. Pemahaman verbal, yaitu kemampuan memahami apa yang dibaca atau didengat dan hubungan antar kata. Misalnya pada seorang manajer pabrik. 3. Kemampuan perseptual, yaitu kemampuan mengidentifikasi kesamaan dan perbedaan visual dengan cepat dengan akurat. Penyelidik kebakaran memerlukan kemampuan ini. 4. Penalaran induktif. Kemampuan ini merujuk pada bagaimana mengodentifikasi rangkaian logis masalah dan kemudian memecahkan masalah tersebut. Misalnya kemampuan pada peneliti pasar. 5. Penalaran deduktif, yaitu kemampuan menggunakan logika dan menilai implikasi argumen. Misalnya penyelia ketika memilih saran yang tepat diantara dua argumen. 6. Visualisasin ruangan. Sebuah kemampuan yang berhubungan dengan bagaimana penggambaran obyek tertentu jika posisinya dalam ruangan diubah. Penata interior adalah yang ahli dalam hal ini. 7. Memori. Memori adalah kemampua mempertahankan mengingat kembali pengalaman masa silam. Misalnya kemampuan awak penjualan yang mampu mengingat nama-nama pelanggan. Akan tetapi selain ketujuh dimensi sebelumnya, disepanjang dasawarsa terakhir, para peneliti telah mulai memperluas makna dari intelegensia-intelektual melebihi kemampuan-kemampuan mental. Bukti-bukti terbaru menyatakan bahwa kemampuan intelegensia juga bisa diuarai -menjadi empat sub-bagian, yaitu kognitif, sosial, emosi, dan budaya. Kecerdasan kognitif meliputi bakat yang sudah lama ditemukan oleh tes-tes intelegensia tradisional. Kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk mengidentifikasi, memahami, dan mengelola emosi. Kecerdasan sosial adalah kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain secara efektif. Dan kecerdasan budaya adalah kesadaran atas

Upload: muh-iqbal-gunawan

Post on 17-Jul-2015

36 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

5/14/2018 tugas PO - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-po-55ab4d468bae2 1/3

 

KEMAMPUAN

Dalam sudut pandang manajemen, setiap orang memiliki kecakapan yang berbeda-beda

pada dsitribusi yang normal. Masalah yang kemudian timbul dari hal ini adalah mengetahui

bagaimana kemampuan setiap orang berbeda dengan menggunakan pengetahuan tersebut untuk

meningkatkan kemungkinan seorang karyawan melakukan pekerjaan secara baik.

Kemampuan adalah kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam pekerjaan

tertentu. Itulah penilaian tentang apa yang dapat dilakukan seseorang. Kemampuan keseluruhan

seseorang pada hakikatnya tersusun dari dua faktor: kemampuan intelektual dan kemampuan fisik.

KEMAMPUAN INTELEKTUAL

Kemampuan intelektual adalah kemampuan yang dibutuhkan untuk menjalankan kegiatan

mental. Kemampuan ini biasanya diukur melalui tes IQ. Meski demikian IQ yang tinggi bukanlah

prasyarat untuk semua pekerjaan. Faktanya, bagi banyak pekerjaan-di mana perilaku karyawan

sangat rutin dan tidak ada atau hanya sedikit kesempatan untuk menjalankan keleluasaan-IQ yang

tinggi bisa saja tidak berhubungan dengan kinerja.

Ada tujuh dimensi yang paling sering dikutip untuk membentuk kemampuan intelektual, yakni:

1.  Kemampuan numerik, yaitu kemampuan untuk melakukan penghitungan dengan cepat dan

akurat. Kemampuan ini biasanya dimiliki oleh akuntan yang melakukan perhitungan pajak

penjualan serangkaian produk.

2.  Pemahaman verbal, yaitu kemampuan memahami apa yang dibaca atau didengat dan

hubungan antar kata. Misalnya pada seorang manajer pabrik.

3.  Kemampuan perseptual, yaitu kemampuan mengidentifikasi kesamaan dan perbedaan visual

dengan cepat dengan akurat. Penyelidik kebakaran memerlukan kemampuan ini.

4.  Penalaran induktif. Kemampuan ini merujuk pada bagaimana mengodentifikasi rangkaian

logis masalah dan kemudian memecahkan masalah tersebut. Misalnya kemampuan pada

peneliti pasar.

5.  Penalaran deduktif, yaitu kemampuan menggunakan logika dan menilai implikasi argumen.

Misalnya penyelia ketika memilih saran yang tepat diantara dua argumen.

6.  Visualisasin ruangan. Sebuah kemampuan yang berhubungan dengan bagaimana

penggambaran obyek tertentu jika posisinya dalam ruangan diubah. Penata interior adalah

yang ahli dalam hal ini.

7.  Memori. Memori adalah kemampua mempertahankan mengingat kembali pengalaman

masa silam. Misalnya kemampuan awak penjualan yang mampu mengingat nama-nama

pelanggan.

Akan tetapi selain ketujuh dimensi sebelumnya, disepanjang dasawarsa terakhir, para peneliti

telah mulai memperluas makna dari intelegensia-intelektual melebihi kemampuan-kemampuan

mental. Bukti-bukti terbaru menyatakan bahwa kemampuan intelegensia juga bisa diuarai -menjadi

empat sub-bagian, yaitu kognitif, sosial, emosi, dan budaya. Kecerdasan kognitif meliputi bakat yang

sudah lama ditemukan oleh tes-tes intelegensia tradisional. Kecerdasan emosi adalah kemampuan

untuk mengidentifikasi, memahami, dan mengelola emosi. Kecerdasan sosial adalah kemampuanuntuk berhubungan dengan orang lain secara efektif. Dan kecerdasan budaya adalah kesadaran atas

5/14/2018 tugas PO - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-po-55ab4d468bae2 2/3

 

keberagaman antar kebudayaan dan kemampuan untuk menjalankan fungsi secara sukses dalam

lintas-budaya.

KEMAMPUAN FISIK

Sementara kemampuan intelektual dibutuhkan dalam kegiatan mental maka kemampuan yangberhubungan dengan bagaimana menjalankan tugas yang menurut stamina, keterampilan,

kekuatan, katakteristik-karakteristik serupa. Kemampuan fisik khusus bermakna penting bagi

keberhasilan menjalankan pekerjaan-pekerjaan yang kurang menuntut keterampilan dan yang lebih

standar. Misalnya, pekerjaan yang keberhasilannya menuntut stamina, kecekatan fisik, kekuatan

tungkai, atau bakat-bakat serupa menuntut manajemen untuk mengenali kapabilitas fisik seorang

karyawan.

Penelitian mengenai prasyaratan-prasyaratan yang diperlukan dalam ratusan pekerjaan

menunjukkan sembilan kemampuan dasar yang terlibat dalam pelaksanaan tugas-tugas fisik.

Sembilan faktor itu terbagi dari tiga faktor yaitu faktor-faktor kekuatan. Faktor-faktor fleksibilitas,dan faktor-faktor lain yang berhubungan.

Faktor-faktor kekuatan, antara lain:

1.  Kekuatan dinamik. Yaitu kemampuan memanfaatkan kekuatan otot secara berulang-ulang

atau terus-menerus dalam waktu tertentu.

2.  Kekuatan otot bawah. Yaitu kemampuan memanfaatkan kekuatan otot bagian bawah tubuh

(terutama otot perut)

3.  Kekuatan statis. Yakni kekuatan untuk membendung obyek-obyek eksternal.

4.  Kekuatan eksplosif. Kekuatan yang memanfaatkan energi maksimun dalam satu atau

serangkaian kegiatan eksplosif.

Faktor-faktor fleksibilitas, terdiri seperti:

5.  Fleksibilitas jangkauan. Semacam kemampuan menggerakkan otot bawah dan belakang

sejauh mungkin.

6.  Fleksibilitas dinamik. Yakni kemampuan melakukan gerakan-gerakan meregang cepat dan

berulang-ulang.

Sedangkan faktor-faktor lain terdiri dari:

7.  Koordinasi tubuh. Kemampuan mengkoordinasikan tindakan-tindakan simultan anggota-

anggota tubuh berbeda.

8.  Keseimbangan. Yaitu kemampuan menjaga keseimbangan meski terdapat kekuatan yang

berupaya menggoyangkan.

9.  Stamina. Yakni kemampuan mengerahkan upaya maksimum yang mensyaratkan upaya

terus-menerus.

KESESUAIAN PEKERJAAN-KEMAMPUAN

Kesesuaian pekerjaan dan kemampuan sangat penting dalam keberhasilan tugas. Jika ada karyawan

mengerjakan tugas yang tidak sesuai dengan kemampuan yang diisyaratkan maka kemungkinan

5/14/2018 tugas PO - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-po-55ab4d468bae2 3/3

 

besar mereka akan gagal. Jika misalnya seseorang dipekerjakan sebagai seorang pengolah kata dan

dia tidak dapat memenuhi persyaratan mengetik dasar, kinerja orang tersebut akan buruk tidak

peduli berapa positif dia atau betapa tinggi motivasinya. Akan tetapi jika terjadi hal yang sebaliknya,

misalnya jika kemampuannya berada jauh di atas yang diisyaratkan dapat juga mengurangi kepuasan

kerja karyawan itu bila ia sangat berhasrat menggunakan kemampuannya dan ia akan frustasi oleh

keterbatasan pekerjaan itu.

PEMBENTUKAN: ALAT MANAJERIAL

Agar manajer bisa memiliki karyawan yang sesuai yang diinginkan makamanajer harus

mengajari karyawan untuk berprilaku dalam cara-cara yang paling bermanfaat bagi organisasi. Usaha

untuk mencetak individu dengan memandu pembelajaran mereka secara bertahap itulah yang

disebut membentuk individu.

Pembentukan perilaku induvidu agar efektif maka harus dilakukan secara sistematis

sehingga dapat menguatkan setiap langkah berurutan yang menggerakkan individu itu lebih dekat kerespon yang diinginkan. Penguatan langkah biasanya akan terus meningkat dengan makin dekatnya

respon mendekati perilaku yang diingankan.

METODE-METODE PEMBENTUKAN PERILAKU

Terdapat empat cara untuk membentuk perilaku yaitu melalui: penguatan positif, penguatan

negatif, hukuman, dan pemusnahan.

1.  Penguatan positif. Penguatan positif adalah penyusulan respon dengan sesuatu yang

menyenangkan. Misalnya memuji karyawan karena telah melakukan pekerjaan dengan baik.

2.  Penguatan negatif. Penguatan negatif adalah bila tanggapan diikuti oleh penghentian atau

penarikan kembali sesuatu yang tidak menyenangkan.

3.  Hukuman. Hukuman adalah pemberian kondisi yang tidak menyengkan dalam upaya untuk

menyingkirkan perilaku yang tidak diinginkan.

4.  Pemusnahan. Pemusnahan adalah penghapusan apa saja yang mempertahankan perilaku

tertentu.

Penguatan, baik positif atau negatif, mempunyai catatan mengesankan sebagai alat

pembentuk. Oleh karena itu perhatian terfokuskan pada penguatan bukannya penghukuman atau

pemusnahan. Suatu kajian terhadap temuan penelitian mengenai dampak penguatan pada perilaku

dalam organisasi menyimpulkan bahwa:

1.  Sejumlah tipe penguatan diperlukan untuk menghasilkan perubahan perilaku.

2.  Sejumlah tipe hadiah akan lebih efektif digunakan dalam organisasi daripada cara lain.

3.  Kecepatan berlangsungnya proses pembelajaran dan dampaknya permanen akan ditentukan

oleh pengaturan waktu penguatan.