tugas pkn iv ketahanan nasional
TRANSCRIPT
Pendidikan Kewarganegaraan
TUGAS IV
Coba anda jelaskan apa yang dimaksud dengan :
1. Aspek alamiah ketahanan nasional yang meliputi :
a. Posisi dan lokasi geografi Negara
b. Keadaan dan kekayaan alam
c. Keadaan dan kemampuan penduduk
Jawaban :
Adapun beberapa aspek alamiah yang termasuk dalam ketahanan nasional, yaitu sebagai
berikut:
a. Letak Geografis
Letak geografis suatu negara memberikan petunjuk mengenai tempat di atas muka bumi
dari suatu negara tersebut. Terdapat dua jenis negara yang memiliki ciri khusus berkenaan
dengan lokasinya, yaitu:
• Negara yang dikelilingi daratan (land locked country), seperti Afganistan, Hongaria,
Swiss, Austria, dan sebagainya.
• Negara yang dikelilingi lautan, seperti Indonesia, Jepang, Filipina, Selandia Baru, dan
lain-lain. seperti Irak, Brunai Darusalam. Dimana negara yang demikian ini
dibedakan menjadi 2 golongan, yaitu:
Negara kepulauan (lautnya lebih dominan),
Negara pulau (daratnya lebih dominan).
• Negara pulau (Island State) yaitu negara yang memiliki unsur daratan lebih dominan
daripada unsur lautan. Contoh: Australia, Malagasi. Dimana negara daratan yang
Nama : Debora Elluisa Manurung
NPM : 11312760
Dosen : Edi Prihantoro, SS., MMSI
SMTS 06 2012 B
mempunyai daerah yang bersifat archipelago, maka negara tersebut juga tidak dapat
dinamai sebagai negara kepulauan, seperti Indonesia.
Posisi letak geografis Indonesia terletak pada posisi silang dunia, antara dua benua, yaitu
Asia dan Australia, serta dua samudra, yaitu Samudra hindia dan Samudra Pasifik. Dengan
demikian, Indonesia terletak pada jalur lalu lintas perdagangan. Namun, aspek geografis
Indonesia juga menggambarkan negara Indonesia sebagai negara kepulauan yang berkisar
17.000 pulau kecil yang dipisahkan oleh laut.
Dengan ditetapkannya Indonesia sebagai negara kepulauan, maka karakteristik setiap
pulau satu dengan lainnya mempunyai ciri khas, budaya, adat-istiadat, keindahan yang berbeda-
beda. Dengan kondisi yang demikian diperlukan adanya ketahanan nasional untuk menjaga
kesejahteraan dan keamanan bangsa. Dari kondisi tersebut, melahirkan adanya geopolotik dan
geografis. Geopolitik merupakan kebijakan politik suatu negara yang memperhitungkan posisi
geografis, sedangkan geografis merupakan pelaksanaan dari geopolitik.
Dari data tentang letak geografi Indonesia dapat memberikan gambaran tentang bentuk
kedalam dan bentuk keluar. Bentuk kedalam menampakkan corak, wujud dan tata susunan dan
bentuk keluar dapat diketahui situasi dan kondisi lingkungan serta hubungan timbal balik antara
negara dan lingkungannya. Negara Indonesia sebagai wadah bangsa Indonesia dengan batas-
batas nasionalnya, memberikan ciri bagi bangsa Indonesia.
b. Kekayaan Alam
Kekayaan alam suatu negara merupakan segala sumber dan potensi alam yang terdapat di
muka bumi, laut, dan udara yang berada di wilayah kekuasaan negara tersebut. Dimana kekayaan
alam Indonesia ditetapkan berdasar pada:
• TAP MPR NO. IV Tahun 1973.
• Batas-batas landas kontinen Indonesia yang telah disetujui antara negara tetangga.
• Zone Ekonomi Ekslusif Indonesia 200 mil laut diukur dari garis-garis pangkal laut,
yaitu jalur diluar laut wilayah Indonesia sebagaimana ditetapkan berdasarkan UU No 4
Prp. Tahun 1960 tentang perairan Indonesia.
Kekayaan alam jika dilihat dari sifatnya dibedakan menjadi dua, yaitu kekayaan alam
yang dapat diperbaharui (renewable resource) dan kekayaan alam yang tidak dapat diperbaharui
(non-renewable resource). Sedangkan dilihat dari jenisnya, kekayaan alam dibedakan dalam
tiga golongan, yaitu hewan (fauna), tumbuhan (flora), dan bahan tambang (mineral).
Sebagaimana kita ketahui bahwa kekayaan alam yang terdapat di muka bumi tidak
tersebar secara merata. Dalam artian bahwa kekayaan alam antara daerah satu dengan
daerah lainnya berbeda-beda. Oleh karena itu, diperlukan adanya pengelolaan
pemanfaatan alam agar kekayaan alam yang ada dapat termanfaatkan secara merata dan
optimal. Adapun pemanfaatan kekayaan alam tersebut sebaiknya dimanfaatkan
berdasarkan asas maksimal, lestari, dan berdaya saing. Maksimal memiliki arti memberi
manfaat yang optimal untuk pembangunan dan menjaga ketimpangan antar daerah.
Lestari berarti pemanfaatan kekayaan alam harus didasari kebijakan yang
memperhatikan aspek kelestarian alam demi kepentingan generasi yang akan datang dan
kesinambungan pembangunan. Sedangkan berdaya saing berarti bahwa pemilikan
kekayaan alam tersebut dapat memperkuat “bargaining posi-tion” dalam hubungan
dengan negara lain serta mengurangi ketergantungan dengan negara lain. Dengan hal
tersebut, tujuan pengelolaan kekayaan alam adalah untuk memperoleh manfaat yang
sebesar-besarnya dari segenap potensi sumber alam yang tersedia untuk meningkatkan
kesejahteraan dan keamanan Bangsa dan Rakyat Indonesia berlandaskan Wawasan
Nusantara.
c. Keadaan dan Kemampuan Penduduk
Penduduk adalah semua orang yang bertempat tinggal dalam wilayah tertentu. Dengan
demikian penduduk indonesia adalah semua orang yang bertempat tinggal dalam wilayah
indonesia. Penduduk merupakan unsur yang sangat penting dalam kehidupan dan perkembangan
suatu negara. Jumlah penduduk yang besar juga sering dikatakan sebagai salah satu maodal dasar
pembangunan nasional. Ungkapan seperti itu memang ada benarnya, namun harus diingat bahwa
penduduk dapat menjadi modal dasar pembangunan apabila penduduk tersebut memiliki kualitas
tertentu, sehingga dapat mendukung kualitas tertentu,sehingga dapat mendukung pembangunan.
Ketahanan nasional sangat dipengaruhi oleh kondisi kependudukan. Oleh sebab itu,
dalam rangka pembangunan kita harus dapat melihat persoalan-persoalan apa yang ada dalam
kependudukan kita dan bagaimana pengaruhnya dalam terhadap ketahanan nasional.
Persoalan kependudukan di indonesia secara garis besar dapat ditemukan sebagai berikut:
• Jumlah penduduk yang besar dengan tingkat pertumbuhan yang relatif tinggi.
• Persebaran penduduk yang tidak merata dimana sekitar 60% penduduk indonesia
berada dipulau jawa padahal luas pulau jawa hanya 7% dari luas seluruh indonesia.
• Terbatasnya lapangan kerja yang tersedia sehingga mengakibatkan tingginya anggka
pengangguran
• Kualitas penduduk yang relatif rendah, baik dari aspek pendidikan maupun
penguasaan ketrampilannyaa.
• Komposisi penduduk yang didominasi oleh penduduk usia muda, sehingga membwa
konsekuensi penyediaan fasilitas pendidikan dan perluasan lapangan kerja.
Persoalan-persoalan tersebut kalau tidak ditangani secara tepat akan menimbulkan
masalah-masalah sosial, seperti pengangguran, kekurangan pangan/gizi, munculnya kawasan
kumuh, dan sebagainya. Kondisi yang demikian itu pada akhirnya akan memicu timbulnya sikap
dan perilaku yang menyimpang seperti kekerasan sosial, kejahatan, prostitusi dan semacamnya
yang akan mengganggu ketahan nasional. Untuk itu, kita sebagai generasi penerus bangsa harus
memikirkan pemecahan masalah dari masalah-masalah yang di atas.
2. Aspek sosial/kemasyarakatan adalah :
a. Ideologi
b. Politik
c. Sosial
d. Budaya
e. Pertahanan dan Keamanan
Jawaban :
a. Ideologi
Ideologi adalah Suatu sistem nilai yang merupakan kebulatan ajaran yang memberikan
motivasi. Dalam Ideologi terkandung konsep dasar tentang kehidupan yang dicita-citakan oleh
bangsa. Keampuhan ideologi tergantung pada rangkaian nilai yang dikandungnya yang dapat
memenuhi serta menjamin segala aspirasi hidup dan kehidupan manusia. Suatu ideologi
bersumber dari suatu aliran pikiran/falsafah dan merupakan pelaksanaan dari sistem falsafah itu
sendiri.
IDEOLOGI DUNIA
1. Liberalisme(Individualisme)
Negara adalah masyarakat hukum (legal society) yang disusun atas kontrak semua orang
(individu) dalam masyarakat (kontraksosial). Liberalisme bertitik tolak dari hak asasi yang
melekat pada manusia sejak lahir dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun termasuk
penguasa terkecuali atas persetujuan dari yang bersangkutan. Paham liberalisme mempunyai
nilai-nilai dasar (intrinsik) yaitu kebebasan kepentingan pribadi yang menuntut kebebasan
individu secara mutlak. Tokoh: Thomas Hobbes, John Locke, J.J. Rousseau, Herbert Spencer,
Harold J. Laski
2. Komunisme(ClassTheory)
Negara adalah susunan golongan (kelas) untuk menindas kelas lain.
Golongan borjuis menindas golongan proletar (buruh), oleh karena itu kaum buruh dianjurkan
mengadakan revolusi politik untuk merebut kekuasaan negara dari kaum kapitalis & borjuis,
dalam upaya merebut kekuasaan / mempertahankannya, komunisme, akan:
• Menciptakan situasi konflik untuk mengadu golongan-golongan tertentu serta
menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan.
• Atheis, agama adalah racun bagi kehidupan masyarakat.
• Mengkomuniskan dunia, masyarakat tanpa nasionalisme.
• Menginginkan masyarakat tanpa kelas, hidup aman, tanpa pertentangan,
perombakan masyarakat dengan revolusi.
3. Paham Agama
Negara membina kehidupan keagamaan umat dan bersifat spiritual religius. Bersumber
pada falsafah keagamaan dalam kitab suci agama. Negara melaksanakan hukum agama dalam
kehidupan dunia.
IDEOLOGI PANCASILA
Merupakan tatanan nilai yang digali (kristalisasi) dari nilai-nilai dasar budaya bangsa
Indonesia. Kelima sila merupakan kesatuan yang bulat dan utuh sehingga pemahaman dan
pengamalannya harus mencakup semua nilai yang terkandung didalamnya.
Ketahanan ideologi diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan ideologi bangsa
Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan kekuatan
nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan serta gangguan
yang dari luar/dalam, langsung/tidak langsung dalam rangka menjamin kelangsungan kehidupan
ideologi bangsa dan negara Indonesia
Untuk mewujudkannya diperlukan kondisi mental bangsa yang berlandaskan keyakinan
akan kebenaran ideologi Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara serta pengamalannya
yang konsisten dan berlanjut.
Untuk memperkuat ketahanan ideologi perlu langkah pembinaan sebagai berikut:
o Pengamalan Pancasila secara obyektif dan subyektif.
o Pancasila sebagai ideologi terbuka perlu direlevansikan dan diaktualisasikan agar
mampu membimbing dan mengarahkan kehidupan masyarakat, bangsa, dan
negara.
o Bhineka Tunggal Ika dan Wasantara terus dikembangkan dan ditanamkan dalam
masyarakat yang majemuk sebagai upaya untuk menjaga persatuan bangsa dan
kesatuan wilayah.
o Contoh para pemimpin penyelenggara negara dan pemimpin tokoh masyarakat
merupakan hal yang sangat mendasar.
o Pembangunan seimbang antara fisik material dan mental spiritual untuk
menghindari tumbuhnya materialisme dan sekularisme
o Pendidikan moral Pancasila ditanamkan pada anak didik dengan cara
mengintegrasikan ke dalam mata pelajaran lain.
b. Politik
Politik berasal dari kata politics dan atau policy yang berarti kekuasaan (pemerintahan)
atau kebijaksanaan. Politik di Indonesia:
1) DalamNegeri
Adalah kehidupan politik dan kenegaraan berdasarkan Pancasila dan UUD ’45 yang
mampu menyerap aspirasi dan dapat mendorong partisipasi masyarakat dalam satu sistem yang
unsur-unsurnya :
• Struktur Politik
Wadah penyaluran pengambilan keputusan untuk kepentingan masyarakat dan sekaligus wadah
dalam menjaring/pengkaderan pimpinan nasional
• Proses Politik
Rangkaian pengambilan keputusan tentang berbagai kepentingan politik maupun kepentingan
umum yang bersifat nasional dan penentuan dalam pemilihan kepemimpinan yang akhirnya
terselenggara pemilu.
• Budaya Politik
Pencerminan dari aktualisasi hak dan kewajiban rakyat dalam kehidupan bermasyarakat
berbangsa dan bernegara yang dilakukan secara sadar dan rasional melalui pendidikan politik
dan kegiatan politik sesuai dengan disiplinnasional.
Komunikasi Politik
Hubungan timbal balik antar berbagai kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, baik
rakyat sebagai sumber aspirasi maupun sumber pimpinan-pimpinan nasional
2) Luar Negeri
Salah satu sasaran pencapaian kepentingan nasional dalam pergaulan antar
bangsa. Landasan Politik Luar Negeri = Pembukaan UUD ’45, melaksanakan ketertiban dunia,
berdasar kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial dan anti penjajahan karena tidak
sesuai dengan kemanusiaan dan keadilan.
Politik Luar Negeri Indonesia adalah bebas dan aktif. Bebas = Indonesia tidak memihak pada
kekuatan-kekuatan yang pada dasarnya tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Aktif =
Indonesia dalam percayuran internasional tidak bersifat reaktif dan tidak menjadi obyek, tetapi
berperan atas dasar cita-citanya.
Untuk mewujudkan ketahanan aspek politik diperlukan kehidupan politik bangsa yang
sehat dan dinamis yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas politik yang bersadarkan
Pancasila UUD ’45.
Ketahanan pada aspek politik dalam negeri = Sistem pemerintahan yang berdasarkan
hukum, mekanisme politik yang memungkinkan adanya perbedaan pendapat. Kepemimpinan
nasional yang mengakomodasikan aspirasi yang hidup dalam masyaraka. Ketahanan pada aspek
politik luar negeri = meningkatkan kerjasama internasional yang saling menguntungkan dan
meningkatkan citra positif Indonesia. Kerjasama dilakukan sesuai dengan kemampuan dan demi
kepentingan nasional. Perkembangan, perubahan, dan gejolak dunia terus diikuti dan dikaji
dengan seksama.memperkecil ketimpangan dan mengurangi ketidakadilan dengan negara
industri maju. Mewujudkan tatanan dunia baru dan ketertiban dunia. Peningkatan kualitas
sumber daya manusia. Melindungi kepentingan Indonesia dari kegiatan diplomasi negatif negara
lain dan hak-hak WNI di luar negeri perlu ditingkatkan.
c. Sosial
Sosial adalah pergaulan hidup manusia dalam bermasyarakat yang mengandung nilai-
nilai kebersamaan, senasib, sepenanggungan, dan solidaritas yang merupakan unsur pemersatu.
Adapun aspek-aspek dan faktor-faktor yang mempengaruhi aspek sosial di Indonesia yaitu :
1) Aspek-Aspek Sosial
Aspek-aspek sosial dapat dibahas dalam dua dimensi. Pertama, aspek yang dikaitkan
dengan lapisan-lapisan kebudayaan yang terdiri dari aspek material, aspek norma-norma
(norms) dan aspek nilai-nilai (values).
• Aspek Kebudayaan Material (Artifacts)
Aspek-aspek yang sifatnya material dan dapat diraba atau dilihat secara nyata, seperti
pakaian, alat-alat kerja, dan sebagainya. Karena sifatnya material, maka aspek
kebudayaan ini relatif cepat berubah.
• Aspek Norma (Norms)
Menyangkut kaidah-kaidah atau norma-norma sosial yang mengatur interaksi antara
semua warga masyarakat. Aspek ini relatif lebih lambat berubah dibandingkan dengan
aspek kebudayaan material.
• Aspek Nilai-Nilai Budaya (Values)
Yang berkaitan dengan nilai-nilai luhur yang menjadi pandangan atau falsafah hidup
masyarakat. Nilai-nilai inilah yang mendasari norma-norma sosial yang menjadi kaidah
interaksi antar warga masyarakat. Aspek nilai inilah paling lambat berubah dibandingkan
dengan kedua aspek kebudayaan yang disebut terdahulu.
Kedua, aspek yang dikaitkan dengan bidang-bidang kehidupan sosial masyarakat, yang
dalam kegiatan belajar ini dikemukakan bidang kehidupan ekonomi, bidang kehidupan
keluarga, dan lembaga-lembaga masyarakat
• Perubahan Sosial dalam Bidang Ekonomi
Pada dasarnya menyangkut perubahan-perubahan yang terjadi pada kehidupan
masyarakat dalam upaya mereka untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan hidupnya,
baik perubahan dalam nilai-nilai ekonomi, sikap, hubungan ekonomi dengan warga
lainnya, maupun dalam cara atau alat-alat yang dipergunakan. Salah satu kunci dalam
perubahan bidang ekonomi ini adalah proses “diferensiasi” dan spesialisasi”.
2) Aspek Kehidupan Keluarga
Yang menjadi fokus perhatian adalah perubahan fungsi dan peranan keluarga dalam
kaitannya dengan kehidupan masyarakat secara keseluruhan. Perubahan dalam struktur dan
jumlah anggota keluarga mendorong terjadinya perubahan fungsi dan peranan keluarga. Salah
satu aspek kehidupan keluarga yang paling jelas perubahannya adalah peranan kaum ibu.
3) Aspek Lembaga-Lembaga Masyarakat
Perubahan sosial pada dasarnya berkembang, dari suasana kehidupan masyarakat
tradisional dengan lembaga-lembaga masyarakat yang jumlah dan sifatnya masih sedikit dan
terbatas, serta umumnya berdasarkan kegotongroyongan dan kekeluargaan. Berkembang menuju
masyarakat modern dengan lembaga-lembaga masyarakat yang lebih bervariasi yang pada
umumnya dibentuk atas dasar kepentingan warganya, baik dalam bidang ekonomi, kebudayaan,
pendidikan, serta dalam bidang hukum, politik dan pemerintahan.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Aspek Sosial Indonesia
1. Faktor Internal
Faktor internal adalah kondisi atau perkembangan yang terjadi dalam lingkungan
masyarakat yang bersangkutan yang mendorong perubahan sosial. Faktor-faktor ini yang
mencakup terutama faktor demografis (kependudukan), faktor adanya penemuan-
penemuan baru, serta adanya konflik internal dalam masyarakat.
• Faktor-Faktor Demografis
Semua perkembangan yang berkaitan dengan aspek demografis atau kependudukan, yang
mencakup jumlah, kepadatan, dan mobilitas penduduk.
• Faktor Penemuan-Penemuan Baru
Adanya penemuan di kalangan atau oleh warga masyarakat berkaitan dengan suatu alat
atau cara yang selanjutnya diterima penggunaannya secara luas oleh masyarakat, dan
karena itu mempengaruhi perkembangan kehidupan sosial mereka.
• Faktor Konflik Internal
Pertentangan yang timbul di kalangan warga atau kelompok-kelompok masyarakat
sebagai akibat adanya perbedaan kepentingan atau perbedaan persepsi yang
dipertahankan oleh masing-masing kelompok.
2. Faktor Eksternal
Faktor Eksternal adalah kondisi atau perkembangan yang terjadi di luar lingkungan
masyarakat yang bersangkutan, tetapi secara langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi perubahan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan. Dalam faktor
eksternal yang terpenting di antaranya adalah pengaruh lingkungan alam, pengaruh unsur
kebudayaan maupun aktualisasi, faktor eksternal juga dapat berupa adanya peperangan
yang mengakibatkan terjadinya penaklukan suatu masyarakat atau bangsa oleh bangsa
lain, yang selanjutnya memaksakan terjadinya perubahan sosial terutama di kalangan
bangsa yang kalah perang.
d. Budaya
Budaya adalah Sistem nilai yang merupakan hasil hubungan manusia dengan cipta rasa
dan karsa yang menumbuhkan gagasan-gagasan utama serta merupakan kekuatan pendukung
penggerak kehidupan.
Kebudayaan diciptakan oleh faktor organobiologis manusia, lingkungan alam,
lingkungan psikologis, dan lingkungan sejarah.
Dalam setiap kebudayaan daerah terdapat nilai budaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh
budaya asing (local genuis). Local genuis itulah pangkal segala kemampuan budaya daerah
untuk menetralisir pengaruh negatif budaya asing.
Kebudayaan nasional merupakan hasil (resultante) interaksi dari budaya-budaya suku
bangsa (daerah) atau budaya asing (luar) yang kemudian diterima sebagai nilai bersama seluruh
bangsa. Interaksi budaya harus berjalan secara wajar dan alamiah tanpa unsur paksaan dan
dominasi budaya terhadap budaya lainnya.
Kebudayaan nasional merupakan identitas dan menjadi kebanggaan Indonesia. Identitas
bangsa Indonesia adalah manusia dan masyarakat yang memiliki sifat-sifat dasar:
o Religius
o Kekeluargaan
o Hidup seba selaras
o Kerakyatan
Wujud ketahanan sosial budaya tercermin dalam kondisi kehidupan sosial budaya bangsa
yang dijiwai kepribadian nasional, yang mengandung kemampuan membentuk dan
mengembangkan kehidupan sosial budaya manusia dan masyarakat Indonesia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan yang maha esa, bersatu, cinta tanah air, berkualitas, maju dan sejahtera
dalam kehidupan yang serba selaras, serasi dan seimbang serta kemampuan menangkal penetrasi
budaya asing yang tidak sesuai dengan kebudayaan nasional.
e. Pertahanan dan Keamanan
Pertahanan Keamanan Indonesia adalah Kesemestaan daya upaya seluruh rakyat
Indonesia sebagai satu sistem ketahanan keamanan negara dalam mempertahankan dan
mengamankan negara demi kelangsungan hidup dan kehidupan bangsa dan negara RI.
Pertahanan keamanan negara RI dilaksanakan dengan menyusun, mengerahkan,
menggerakkan seluruh potensi nasional termasuk kekuatan masyarakat diseluruh bidang
kehidupan nasional secara terintegrasi dan terkoordinasi.
Penyelenggaraan ketahanan dan keamanan secara nasional merupakan salah satu fungi
utama dari pemerintahan dan negara RI dengan TNI dan Polri sebagai intinya, guna menciptakan
keamanan bangsa dan negara dalam rangka mewujudkan ketahanan nasional Indonesia.
Wujud ketahanan keamanan tercermin dalam kondisi daya tangkal bangsa yang dilandasi
kesadaran bela negara seluruh rakyat yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas
pertahanan keamanan negara (Hankamneg) yang dinamis, mengamankan pembangunan dan
hasil-hasilnya serta kemampuan mempertahankan kedaulatan negara dan menangkal segala
bentuk ancaman.
Postur kekuatan pertahanan keamanan mencakup:
o Struktur kekuatan
o Tingkat kemampuan
o Gelar kekuatan
Untuk membangun postur kekuatan pertahanan keamanan melalui empat pendekatan:
o Ancaman
o Misi
o Kewilayahan
o Politik
Pertahanan diarahkan untuk menghadapi ancaman dari luar dan menjadi tanggung
jawab TNI. Keamanan diarahkan untuk menghadapi ancaman dari dalam negeri dan menjadi
tanggung jawab Polri.
TNI dapat dilibatkan untuk ikut menangani masalah keamanan apabila diminta atau Polri
sudah tidak mampu lagi karena eskalasi ancaman yang meningkat ke keadaan darurat.
Secara geografis ancaman dari luar akan menggunakan wilayah laut dan udara untuk
memasuki wilayah Indonesia (initial point). Oleh karena itu pembangunan postur kekuatan
pertahanan keamanan masa depan perlu diarahkan kepada pembangunan kekuatan pertahanan
keamanan secara proporsional dan seimbang antara unsur-unsur utama.
Kekuatan Pertahanan = AD, AL, AU. Dan unsur utama Keamanan = Polri.
Gejolak dalam negeri harus diwaspadai karena tidak menutup kemungkinan mengundang
campur tangan asing (link up) dengan alasan-alasan:
o Menegakkan HAM
o Demokrasi
o Penegakan hukum
o Lingkungan hidup
Mengingat keterbatasan yang ada, untuk mewujudkan postur kekuatan pertahanan
keamanan kita mengacu pada negara-negara lain yang membangun kekuatan pertahanan
keamanan melalui pendekatan misi yaitu = untuk melindungi diri sendiri dan tidak untuk
kepentingan invasi (standing armed forces):
o Perlawanan bersenjata = TNI, Polri, Ratih (rakyat terlatih) sebagai fungsi
perlawanan rakyat.
o Perlawanan tidak bersenjata = Ratih sebagai fungsi dari TIBUM, KAMRA,
LINMAS
o Komponen pendukung = Sumber daya nasional sarana dan prasarana serta
perlindungan masyarakat terhadap bencana perang.
Ketahanan pada Aspek Pertahanan Keamanan
1. Mewujudkan kesiapsiagaan dan upaya bela negara melalui penyelenggaraan
SISKAMNAS.
2. Indonesia adalah bangsa cinta damai, akan tetapi lebih cinta kemerdekaan dan
kedaulatan.
3. Pembangunan pertahanan keamanan ditujukan untuk menjamin perdamaian dan stabilitas
keamanan.
4. Potensi nasional dan hasil-hasil pembangunan harus dilindungi.
5. Mampu membuat perlengkapan dan peralatan pertahanan keamanan.
6. Pembangunan dan penggunaan kekuatan pertahanan keamanan diselenggarakan oleh
manusia-manusia yang berbudi luhur, arif, bijaksana, menghormati HAM, menghayati
nilai perang dan damai.
7. TNI sebagai tentara rakyat, tentara pejuang berpedoman pada Sapta Marga.
8. Polri sebagai kekuatan inti KAMTIBMAS berpedoman pada Tri Brata dan Catur
Prasetya.
Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan oleh Destutt
de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan "sains tentang ide". Ideologi dapat
dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara memandang segala sesuatu (bandingkan
Weltanschauung), secara umum (lihat Ideologi dalam kehidupan sehari hari) dan beberapa arah
filosofis (lihat Ideologi politis), atau sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang dominan
pada seluruh anggota masyarakat. Tujuan untama dibalik ideologi adalah untuk menawarkan
perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tidak
hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah publik sehingga membuat
konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit setiap pemikiran politik mengikuti sebuah
ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir yang eksplisit.(definisi ideologi
Marxisme).
3. Menurut anda bagaimana peran ideologi Pancasila dalam perkembangan Bangsa
Indonesia saat ini?
Jawaban :
Menurut saya peran ideologi Pancasila dalam perkembangan Bangsa Indonesia saat
ini yaitu :
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia yang sudah ditentukan oleh para pendiri negara
ini haruslah menjadi sebuah acuan dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan
bernegara,berbagai tantangan dalam menjalankan ideologi pancasila juga tidak mampu untuk
menggantikankan pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia,pancasila terus dipertahankan
oleh segenap bangsa Indonesia sebagai dasar negara,itu membuktikan bahwa pancasila
merupakan ideologi yang sejati untuk bangsa Indonesia.
Oleh karena itu tantangan di era globalisasi yang bisa mengancam eksistensi kepribadian
bangsa,dan kini mau tak mau,suka tak suka ,bangsa Indonesia berada di pusaran arus globalisasi
dunia.Tetapi harus diingat bahwa bangsa dan negara Indonesia tak mesti kehilangan
jatidiri,kendati hidup ditengah-tengah pergaulan dunia.Rakyat yang tumbuh di atas kepribadian
bangsa asing mungkin saja mendatangkan kemajuan,tetapi kemajuan tersebut akan membuat
rakyat tersebut menjadi asing dengan dirinya sendiri.Mereka kehilangan jatidiri yang sebenarnya
sudah jelas tergambar dari nilai-nilai luhur pancasila.
Dalam arus globalisasi saat ini dimana tidak ada lagi batasan-batasan yang jelas antar
setiap bangsa Indonesia,rakyat dan bangsa Indonesia harus membuka diri. Dahulu,sesuai dengan
tangan terbuka menerima masuknya pengaruh budaya hindu,islam,serta masuknya kaum barat
yang akhirnya melahirkan kolonialisme.pengalaman pahit berupa kolonialisme tentu sangat tidak
menyenangkan untuk kembali terulang. Patut diingat bahwa pada zaman modern sekarang ini
wajah kolonialisme dan imperialisme tidak lagi dalam bentuk fisik, tetapi dalam wujud lain
seperti penguasaan politik dan ekonomi. Meski tidak berwujud fisik, tetapi penguasaan politik
dan ekonomi nasional oleh pihak asing akan berdampak sama seperti penjajahan pada masa lalu,
bahkan akan terasa lebih menyakitkan.
Dalam pergaulan dunia yang kian global, bangsa yang menutup diri rapat-rapat dari dunia
luar bisa dipastikan akan tertinggal oleh kemajuan zaman dan kemajuan bangsa-bangsa lain.
Bahkan, negara sosialis seperti Uni Soviet—yang terkenal anti dunia luar—tidak bisa bertahan
dan terpaksa membuka diri. Maka, kini, konsep pembangunan modern harus membuat bangsa
dan rakyat Indonesia membuka diri. Dalam upaya untuk meletakan dasar-dasar masyarakat
modern, bangsa Indonesia bukan hanya menyerap masuknya modal, teknologi, ilmu
pengetahuan, dan ketrampilan, tetapi juga terbawa masuk nilai-nilai sosial politik yang berasal
dari kebudayaan bangsa lain.
Yang terpenting adalah bagaimana bangsa dan rakyat Indonesia mampu menyaring agar
hanya nilai-nilai kebudayaan yang baik dan sesuai dengan kepribadian bangsa saja yang terserap.
Sebaliknya, nilai-nilai budaya yang tidak sesuai apalagi merusak tata nilai budaya nasional mesti
ditolak dengan tegas. Kunci jawaban dari persoalan tersebut terletak pada Pancasila sebagai
pandangan hidup dan dasar negara. Bila rakyat dan bangsa Indonesia konsisten menjaga nilai-
nilai luhur bangsa, maka nilai-nilai atau budaya dari luar yang tidak baik akan tertolak dengan
sendirinya. Cuma, persoalannya, dalam kondisi yang serba terbuka seperti saat ini justeru jati diri
bangsa Indonesia tengah berada pada titik nadir.
Bangsa dan rakyat Indonesia kini seakan-akan tidak mengenal dirinya sendiri sehingga
budaya atau nilai-nilai dari luar baik yang sesuai maupun tidak sesuai terserap bulat-bulat. Nilai-
nilai yang datang dari luar serta-merta dinilai bagus, sedangkan nilai-nilai luhur bangsa yang
telah tertanam sejak lama dalam hati sanubari rakyat dinilai usang. Lihat saja sistem demokrasi
yang kini tengah berkembang di Tanah Air yang mengarah kepada faham liberalisme. Padahal,
negara Indonesia—seperti ditegaskan dalam pidato Bung Karno di depan Sidang Umum PBB—
menganut faham demokrasi Pancasila yang berasaskan gotong royong, kekeluargaan, serta
musyawarah dan mufakat.
Sistem politik yang berkembang saat ini sangat gandrung dengan faham liberalisme dan
semakin menjauh dari sistem politik berdasarkan Pancasila yang seharusnya dibangun dan
diwujudkan rakyat dan bangsa Indonesia. Terlihat jelas betapa demokrasi diartikan sebagai
kebebasan tanpa batas. Hak asasi manusia (HAM) dengan keliru diterjemahkan dengan boleh
berbuat semaunya dan tak peduli apakah merugikan atau mengganggu hak orang lain. Budaya
dari luar, khususnya faham liberalisme, telah merubah sudut pandang dan jati diri bangsa dan
rakyat Indonesia. Pergeseran nilai dan tata hidup yang serba liberal memaksa bangsa dan rakyat
Indonesia hidup dalam ketidakpastian. Akibatnya, seperti terlihat saat ini, konstelasi politik
nasional serba tidak jelas. Para elite politik tampak hanya memikirkan kepentingan dirinya dan
kelompoknya semata.
Dalam kondisi seperti itu—sekali lagi—peran Pancasila sebagai pandangan hidup dan
dasar negara memegang peranan penting. Pancasila akan menilai nilai-nilai mana saja yang bisa
diserap untuk disesuaikan dengan nilai-nilai Pancasila sendiri. Dengan begitu, nilai-nilai baru
yang berkembang nantinya tetap berada di atas kepribadian bangsa Indonesia. Pasalnya, setiap
bangsa di dunia sangat memerlukan pandangan hidup agar mampu berdiri kokoh dan mengetahui
dengan jelas arah dan tujuan yang hendak dicapai. Dengan pandangan hidup, suatu bangsa
mempunyai pedoman dalam memandang setiap persoalan yang dihadapi serta mencari solusi
dari persoalan tersebut .
Dalam pandangan hidup terkandung konsep mengenai dasar kehidupan yang dicita-
citakan suatu bangsa. Juga terkandung pikiran-pikiran terdalam dan gagasan suatu bangsa
mengenai wujud kehidupan yang dicita-citakan. Pada akhirnya pandangan hidup bisa
diterjemahkan sebagai sebuah kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki suatu bangsa yang
diyakini kebenarannya serta menimbulkan tekad bagi bangsa yang bersangkutan untuk
mewujudkannya. Karena itu, dalam pergaulan kehidupan berbangsa dan bernegara, bangsa
Indonesia tidak bisa begitu saja mencontoh atau meniru model yang dilakukan bangsa lain, tanpa
menyesuaikan dengan pandangan hidup dan kebutuhan bangsa Indonesia sendiri.