tugas pio
DESCRIPTION
tugas pio psikologiTRANSCRIPT
![Page 1: tugas PIO](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071717/55cf978c550346d03392420f/html5/thumbnails/1.jpg)
A. Pendahuluan
Mungkin kata “Psikologi” cukup familiar ditelinga kita, psikologi sendiri didefinisikan
sebagai ilmu pengetahuan yang berbicara tentang proses berpikir dan perilaku manusia.
Adapun tulisan kali ini akan lebih berbicara sepintas tentang salah satu cabang dari ilmu
psikologi, yaitu psikologi Industri dan Organisasi.
Terlintas dipikiran kita, bahwa ketika mendengar PIO (Psikologi Industri dan Organisasi)
maka yang terbayang adalah dunia industri atau pabrikan, sebenarnya pikiran ini juga tidak ada
salahnya. Akan tetapi, penjelasan yang lebih detail disampaikan oleh Cascio bahwa psikologi
Industri dan Organisasi adalah salah satu cabang terapan dari ilmu psikologi yang berfokus pada
studi tentang perilaku manusia dalam konteks dunia kerja, organisasi serta terkait dengan
produktivitas.
Selanjutnya, setelah kita mendapatkan penjelasan tentang apa itu PIO, maka
pertanyaan berikutnya yang muncul adalah apa saja yang didiskusikan dalam PIO itu sendiri.
Jika diawal dijelaskan bahwa PIO adalah terapan dari ilmu psikologi dalam konteks dunia kerja,
maka terdapat beberapa poin yang bisa kita tarik disini. Pertama, psikologi sebagai ilmu yang
mempelajari ilmu perilaku di dunia kerja, dimana dunia kerja tidak terlepas dari yang namanya
organisasi, dan yang akan dibahas dalam tulisan ini ialah terkait kasus dalam psikologi industri
yaitu Anjlok, Longsor dan Pemerintah Daerah. Di mana banyak kasus yang terjadi di Indonesia,
dengan demikian maka dapat ditarik rumusan masalah yaitu :
1. Sebab akibat dari kecelakaan kerja terutama kecelakaan kereta?
2. Bagaimana pemerintah mengatasi berbagai masalah dalam dunia industri terutama
terkait kecelakaan kereta?
![Page 2: tugas PIO](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071717/55cf978c550346d03392420f/html5/thumbnails/2.jpg)
Tujuan penulisan ini adalah agar dapat mengetahui mekanisme terjadinya kecelakaan
kerja yang terjadi dalam dunia industri, dan untuk mengetahui Bagaimana pemerintah
mengatasi berbagai masalah dalam dunia industri terutama terkait kecelakaan.
B. Pembahasan
Kecelakaan kerja dalam dunia industri sudah seperti hal yang wajar dan begitu banyak,
secara umum, kecelakaan selalu diartikan sebagai kejadian yang tidak dapat diduga. Kecelakaan
kerja dapat terjadi karena kondisi yang tidak membawa keselamatan kerja, atau perbuatan
yang tidak selamat. Kecelakaan kerja dapat didefinisikan sebagai setiap perbuatan atau kondisi
tidak selamat yang dapat mengakibatkan kecelakaan.
Di Industri th 2005 tercatat 96.081 kasus kec.kerja dgn korban meninggal 2.045 org dan
kehilangan hari kerja 38 jt hari kerja. Pada th 2006 jumlah kecelakaan tercatat 92.743 kasus
kecelakaan di Jepang sebagai negara industri yg maju, pd th 2000, kecelakaan kerja sektor
industri tercatat 1.889 kasus sedang di Indonesia pada tahun yg sama tercatat 98.902 kasus.
Begitu banyak kasus kecelakaan kerja yang terjadi sesuai dengan data di atas, namun
dari begitu banyak kasus yang terjadi, yang akan penulis bahas terkait kasus kecelakaan kerja
adalah tentang kecelakaan kereta yang terjadi di Indonesia.
![Page 3: tugas PIO](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071717/55cf978c550346d03392420f/html5/thumbnails/3.jpg)
Anjlok, Longsor dan Pemerintah Daerah
Kecelakan transportasi umum kembali terjadi dan menyebabkan 3 nyawa manusia
menjadi korban. Longsornya tanah yang menjadi pijakan rel kereta api (KA) kembali terjadi yang
menyebabkan KA Malabar, jurusan Bandung-Malang anjlok atau keluar rel pada hari Jumat 4
April 2014 sekitar pukul 18.00 di Kampung Terung, Desa Mekarsari Kecamatan Kadipaten,
Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.
Longsornya tanah yang menjadi pijakan jaringan rel KA bukan baru terjadi minggu lalu
saja. Longsornya rel KA di dekat Stasiun Cilebut pada November 2012 lalu nyaris menerjunkan
KRL Jabodetabek ke jurang dengan seluruh penumpangnya. Untung saja ada petugas PT KAI
yang kebetulan melihat pergerakan tanah di bawah rel dan segera memberitahu masinis dan
kecelakan fatal dapat dihindari.
Longsor biasanya dikaitkan dengan bencana alam. Bencana alam biasanya terjadi dan
bertambah parah ketika manusia tidak memelihara alam ini dengan baik. Ironisnya eksploitasi
lahan secara membabi buta dengan alasan ekonomi tanpa memperhitungkan keseimbangan
atau daya dukung lahan itu sendiri, terus berlangsung hingga hari ini tanpa Pemerintah dapat
berbuat banyak.
Belanda ketika membangun rel KA di Pulau Jawa dan Sumatera sudah memperhitungkan
faktor bencana alam tersebut, khususnya di daerah perbukitan/pegunungan, seperti di
Sumatera Barat dan Jawa Barat. Namun sayang sejak zaman Reformasi di mana semua daerah
mempunyai kekuasaan yang berlebih dan tanpa kontrol yang ketat, pengalihan fungsi lahan
berjalan sangat cepat. Jangan heran jika bencana alam mengintai Indonesia, khususnya
perjalanan KA.
![Page 4: tugas PIO](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071717/55cf978c550346d03392420f/html5/thumbnails/4.jpg)
Pertanyaannya, apakah semua keselamatan perjalanan KA hanya ada di atas pundak
operator dan regulator KA? Apa peran Pemda yang wilayahnya dilintasi rel KA ? Apa hanya
mengejar haknya memperoleh pajak dan retribusi dari operasi KA? Lalu mana kewajibannya
Pemda menjaga keselamatan perjalanan angkutan KA ?
Keselamatan Perjalanan KA dan Penerapan Hukum
Regulasi keselamatan perjalanan KA sudah diatur oleh UU No. 23 tahun 2007 tentang
Perkeretaapian dan peraturan perundang-undangan di bawahnya, termasuk Instruksi Menteri
Perhubungan No. IM2 tahun 2007 tentang Peningkatan Keselamatan Pengoperasian Kereta Api.
Keselamatan perjalanan KA tidak bisa hanya diatur oleh peraturan perundang-undangan
yang ada di Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tetapi juga oleh peraturan perundang-
undangan yang ada di wilayah Kementerian Negara Lingkungan Hidup, Kementrian Dalam
Negeri dan Pemerintah Daerah, Kementrian Pekerjaan Umum dsb.
Berhubung di negara ini yang paling sulit dan paling mahal adalah koordinasi, maka
pembuatan dan pelaksanaan sebuah peraturan perundang-undangan bisa saling tumpang
tindih akibat minimnya koordinasi. Akibat dari itu semua rakyatlah yang akan jadi korbannya.
Banyak kasus keselamatan perjalanan KA harus dikorbankan karena mahalnya koordinasi tadi.
Hampir semua rel KA sudah ada di tempatnya sekarang di seluruh Indonesia sejak
sebelum kemerdekaan dan pastinya dibangun dengan memperhitungkan daya dukung
lingkungan saat itu dan beberapa tahun ke depan. Namun dalam perjalannya di mana
koordinasi negara buruk, khususnya paska reformasi, maka muncullah berbagai pembangunan
fasilitas penunjang hidup manusia secara amburadul tanpa Pemda mau bertanggungjawab.
Munculnya ribuan perlintasan sebidang, yang sebagian liar, tanpa bisa dibendung oleh
Kementerian Perhubungan sebagai pemberi izin karena Pemda memberikan izin
pengembangan daerah tanpa mewajibkan kontraktor atau pemilik proyek untuk membangun
![Page 5: tugas PIO](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071717/55cf978c550346d03392420f/html5/thumbnails/5.jpg)
underpass (UP) atau flyover (FO) atau pintu perlintasan KA. Padahal berdasarkan UU No.
23/2007, itu tugas Pemda setempat, bukan tugas Direktorat Jenderal KA (DJKA) maupun PT KAI.
Kasus longsornya tanah yang menopang rel seperti kasus Cilebut dan Kampung Terung
juga karena adanya perubahan peruntukan tanah di seputar daerah rel KA yang didiamkan oleh
Pemda setempat. Mereka membangun rumah/kebun/pabrik/kandang ternak dsb tanpa
menyiapkan drainase yang baik. Sehingga air hujan yang tidak lagi diserap tanah, karena ada
bangunan, mengalir deras langsung ke arah rel KA. Maka longsorlah jalur KA tersebut.
Teori kepemimpinan
Kepemimpinan tampaknya lebih merupakan konsep yang berdasarkan pengalaman. Arti
kata-kata ketua atau raja yang dapat ditemukan dalam beberapa bahasa hanyalah untuk
menunjukan adanya pembedaan anatara pemerintah dari anggota lainnya, Mendefinisikan
kepemimpinan merupakan suatu masalah yang kompleks dan sulit, karena sifat dasar
kepemimpinan itu sendiri memang sangat kompleks. Akan tetapi, perkembangan ilmu saat ini
telah membawa banyak kemajuan sehingga pemahaman tentang kepemimpinan menjadi lebih
sistematis dan objektif.
Berbicara mengenai kepemimpinan berarti berbicara juga mengenai sistem
kepemimpinannya, bagaimana pemimpin menggunakan sistem dalam kepemimpinannya dalam
mengatur suatu industri dan organisasi. Seperti yang kita ketahui bahwa setiap pemimpin itu
mempengaruhi bawahannya dan bawahannya mengikuti perintahnya. Orang-orang yang
terlibat dalam hubungan tersebut menginginkan sebuah perubahan sehingga pemimpin
diharapkan mampu menciptakan perubahan yang signifikan.
Mengutip pendapat beberapa ahli, Paul Hersey dan Kenneth H Blanchard (1977: 83-84)
mengemukakan beberapa definisi kepemimpinan, antara lain:
![Page 6: tugas PIO](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071717/55cf978c550346d03392420f/html5/thumbnails/6.jpg)
1. Kepemimpinan adalah kegiatan dalam mempengaruhi orang lain untuk bekerja
keras dengan penuh kemauan untuk tujuan kelompok (George P Terry)
2. Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang lain agar ikut serta dalam
mencapai tujuan umum (H.Koontz dan C. O'Donnell)
3. Kepemimpinan sebagai pengaruh antar pribadi yang terjadi pada suatu keadaan dan
diarahkan melalui proses komunikasi ke arah tercapainya sesuatu tujuan (R.
Tannenbaum, Irving R, F. Massarik).
Teori kepemimpinan menurut tead, kepemimpinan adalah kegiatan atau seni
mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang
yang memimpin untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan
suatu kelompok. Maksudnya ialah bahwa pemimpin seharusnya dapat mempengaruhi
bawahannya untuk mencapai suatu yang diinginkan, sehingga tidak terjadi hal-hal yang
diinginkan.
TEORI K3 KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
K3 atau Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu sistem program yang dibuat
bagi pekerja maupun pengusaha sebagai upaya pencegahan (preventif) timbulnya kecelakaan
kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja dengan cara mengenali hal-
hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja, dan
tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian.Tujuan dari dibuatnya sistem ini adalah untuk
mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan
kerja.Namun patut disayangkan tidak semua perusahaan memahami arti pentingnya K3 dan
bagaiman mengimplementasikannya dalam lingkungan perusahaan.Dalam tulisan sederhana ini
penulis mencoba mengambarkan arti pentingnya K3 dan akibat hukum apabila tidak
dilaksanakan.
Menurut Mangkunegara (2002, p.163) Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu
pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun
![Page 7: tugas PIO](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071717/55cf978c550346d03392420f/html5/thumbnails/7.jpg)
rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya
untuk menuju masyarakat adil dan makmur.
Menurut Suma’mur (2001, p.104), keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk
menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di
perusahaan yang bersangkutan.
Menurut Simanjuntak (1994), Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang bebas
dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang kondisi
bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja .
C. Kesimpulan dan saran
Demi keselamatan perjalanan KA, sudah saatnya Pemerintah dengan seluruh Pemda
yang notabene adalah pemimpin, terkait dengan pengembangan daerah yang harus melintasi
rel KA, menjaga agar rel KA tetap steril dan diutamakan, dan harus dipatuhi oleh masyarakat.
Tanpa korbankan KA karena UU melindunginya. Dan Keberadaan perlintasan sebidang di
seluruh jalur lintas KA harus segera ditata dan Pemda harus sepenuhnya bertanggungjawab,
karena itu perintah UU.
Keselamatan adalah hal yang sangat penting bagi setiap orang, dan terutama
pentingnya memahami arti kesehatan dan keselamatan kerja dalam bekerja kesehariannya
untuk kepentingannya sendiri atau memang diminta untuk menjaga hal-hal tersebut untuk
meningkatkan kinerja dan mencegah potensi kerugian bagi perusahaan. Dan patut diketahui
bahwa ide tentang K3 sudah ada sejak 20 (dua puluh) tahun lalu, namun sampai kini masih ada
pekerja dan perusahaan yang belum memahami korelasi K3 dengan peningkatan kinerja,
bahkan tidak mengetahui aturannya tersebut. Sehingga seringkali mereka melihat peralatan K3
adalah sesuatu yang mahal dan seakan-akan mengganggu proses berkerjanya seorang pekerja.
Dan kita harus memahami filosofi pengaturan K3 yang telah ditetapkan pemerintah dalam
undang-undang.
![Page 8: tugas PIO](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071717/55cf978c550346d03392420f/html5/thumbnails/8.jpg)
Keselamatan perjalanan KA memang tanggung jawab PT KAI, namun tidak bisa sendirian
karena kaitannya banyak berhubungan dengan kebijakan Pemerintah Pusat (Kemenhub) dan
Pemda-Pemda yang wilayahnya dilalui rel dan stasiun KA. Dalam hal ini Pemda agar tidak
ceroboh mengatur pengalihan tata guna lahan, sehingga tidak terjadi kecelakaan dan hal-hal
yang tidak diinginkan.
![Page 9: tugas PIO](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071717/55cf978c550346d03392420f/html5/thumbnails/9.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
As’ad. 1995. Psikologi Industri, Edisi Kedua. Yogyakarta: Liberty.
Batubara, As’ari. 2007. Pengaruh Jaminan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap
Kinerja Karyawan pada PT. Pertamina Unit Pemasaran-1 Medan www.researchgate.net
Diakses 6 Oktober 2010.
Bennet Silalahi. 1995. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Bina Rupa
Aksara.