tugas pharmaceutical care2

7
Tugas Pharmaceutical Care Contoh - contoh Drug Therapy Problem DISUSUN OLEH : DWI FEBRIYANTI 1443700031 FAKULTAS FARMASI

Upload: dwi-febriyanti-totti

Post on 22-Dec-2015

215 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

DRP

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Pharmaceutical Care2

Tugas Pharmaceutical Care

Contoh - contoh Drug Therapy Problem

DISUSUN OLEH :

DWI FEBRIYANTI

1443700031

FAKULTAS FARMASI

JURUSAN PROFESI APOTEKER

2014

Page 2: Tugas Pharmaceutical Care2

A. Membutuhkan farmakoterapi tetapi tidak mendapatkannya (indikasi obat)

1. Pasien membutuhkan obat kedua untuk mengontrol tekanan darahnya (misal

digoksin+diuretik tiazid)

2. Pasien mendapatkan 2 obat berbeda golongan PPI (penghambat pompa proton)

untuk menyembuhkan gejala reflux

3. Pasien dengan penyakit Diabetes perlu diberi aspirin dosis rendah untuk

mencegah serangan jantung dan atau sroke.

B. Menerima obat yang salah

1. Pasien menggunakan obat antidepresi, tetapi tidak mengontrol tingkat depresinya,

sehingga direkomendasikan untuk menggunakan obat baru.

2. Pasien yang mengalami stroke iskemik disertai dengan perdarahan diberi warfarin,

sehingga perdarahan semakin parah. Seharusnya perdarahan dihentikan terlebih

dulu, baru diberi warfarin.

3. Pasien dengan otitis media tidak efektif menggunakan amoxicillin selama 7 hari,

sehingga direkomendasikan untuk mengganti dengan cotrimoxazol

4. Pada pasien yang mengalami Diabetes Militus tipe 2 memerlukan pengobatan

sulfonilurea, tetapi pasien mengalamai gangguan fungsi hati sehingga dapat

menyebabkan hipoglikemia.

C. Menerima sedikit obat yang sesuai atau benar

1. Pasien menggunakan obat antihipertensi tetapi dosis yang digunakan tidak

memberikan efek, sehingga direkomendasikan untuk meningkatkan dosis.

2. Pasien dewasa mendapatkan Amoxicilin 250 mg seharusnya diberikan Amoxicilin

500 mg untuk orang dewasa.

3. Pemberian Antibiotika selama 3 hari untuk pasien ISPA Pneumonia ( Menurut

Standar Terapi selama 6 hari).

D. Menerima obat yang benar terlalu banyak

1. Pasien yang mengalami hipertensi disertai dengan atrium fibrialis diberikan obat

digoksin, enalapril, diltiazem. Penggunaan obat sebaiknya hanya menggunakan

digoksin karena dapat mengobati keduanya dengan pemakaian yang dipantau

2. Pasien diabetes mengalami hipoglikemi karena dosis insulin yang terlalu besar,

sehingga dosis harus diturunkan

Page 3: Tugas Pharmaceutical Care2

3. Pasien menggunakan 2 obat golongan ACE Inhibitor untuk pengobatan hipertensi,

misalnya kaptopril dengan irbesartan. Seharusnya digunakan hanya 1 obat ACE I

dengan penambahan diuretik golongan tiazid misal HCT

4. Pasien diberikan diberikan paracetamol dan NSAID lainnya sebagai analgetik.

Penggunaan obat-obat tersebut dapat mengakibatkan kerusakan ginjal, sehingga

hanya dipilih salah satu saja atau dengan yang lain

E. Obat menghasilkan efek samping

1. Pasien mengalami batuk setelah menggunakan obat enalapril sebagai pengobatan

hipertensi

2. Pasien yang alergi dengan suatu obat misal penicilin akan mengalami anfilaksis

bila menggunakan obat tersebut.

3. Pasien yang menggunakan tramadol akan memberikan efek samping konstipasi.

4. Pasien merasa gelisah setelah menggunakan obat bupropion, yaitu sebagai obat

antidepresi atau penenang.

F. Interaksi Obat dengan Obat

1. Pasien menggunakan fenitoin (antiepilepsi) dan amiodaron (antiaritmia). Kadar

plasma fenitoin akan meningkat sehingga megakibatkan toksik.

2. Pasien menggunakan eritromisin dan teofilin. Kadar plasma teofilin meningkat

sehingga mengakibatkan toksik.

3. Pasien menggunakan asam vsalproat dengan obat kontrasepsi, mengakibatkan

menurunnya efek dari kontrasepsi karena induksi enzim.

4. Pasien menggunakan antidiabetes oral (metformin) dengan amfetamin akan

mengakibatkan efek antiabetes tidak bekerja atau dilawan karena terjadi glikolisis

(pemecahan glukosa)

G. Interaksi obat dengan makanan

1. Pasien mengkonsumsi terfenadin bersama jus grapefruit, sehingga terjadi

peningkatan kadar obat dalam tubuh terutama pada penderita dengan resiko tinggi

yang dapat menyebabkan kardiotoksisitas.

2. Pasien minum teofilin dan mengkonsumsi makanan dengan kandungan lemak

tinggi dapat meningkatkan jumlah teofilin dalam darah.

Page 4: Tugas Pharmaceutical Care2

3. Pasien yang mengkonsumsi captopril harus menghindari makanan yang

mengandung banyak kalium seperti pisang, jeruk dan sayuran berwarna hijau,

karena obat tersebut meningkatkan kadar kalium dalam darah (hiperkalemia)

4. Pasien yang mengkonsumsi warfarin dan makan makanan yang banyak

mengandung vitamin K (seperti bayam, brokoli) maka efek antikoagulan akan

berkurang. Karena vitamin K akan menghasilkan senyawa yang dapat

menyebabkan terjadinya gumpalan/bekuan darah.

H. Tidak mendapatkan atau mengambil obat yang diresepkan

1. Pasien tidak mengambil obat antikolesterol (lipitor) yang diresepkan karena

mahal, sehinga kadar kolesterol pasien tetap tinggi.

2. Pasien hanya mengambil sebagian obat antibiotik yang diresepkan karena mahal,

dan tidak menebus kembali obat yang kurang. Sehingga pasien mengalami

resisten karena tidak menghabiskan minum antibiotik.

3. Pasien tidak membeli insulin karena mahal, sehingga penyakit diabetes semakin

parah.

I. Mendapatkan obat yang tidak tepat indikasi

1. Pemberian obat Tetrasiklin pada pasien anak dengan diagnosa cholera, padahal

ada pilihan yang lebih aman, yaitu : Kotrimoksazole.

2. Pemberian Vit B 12 untuk keluhan pegal linu (Yang umumnya bukan karena

defisiensi Vit B 12.

3. Pasien yang menderita flu dan batuk mendapatkan amoxicillin. Seharusnya

amoxicillin tidak perlu diberikan cukup istirahat dan perbanyak makan buah dan

sayuran.

Page 5: Tugas Pharmaceutical Care2

ARTI TABEL 3.3

KATEGORI MASALAH TERAPI OBAT

1. Pasien dengan kondisi medis yang membutuhkan pengobatan awal baru atau

menambahkan terapi obat

2. Pasien mendapatkan terapi obat yang tidak diperlukan dengan kondisi pasien

sekarang.

3. Pasein memiliki kondisi medis yang mendapatkan obat yang salah.

4. Pasien memiliki kondisi medis yang mendapatkan terlalu sedikit obat yang benar.

5. Pasien memiliki kondisi medis yang mendapatkan efek samping dari obat yang

digunakan.

6. Pasien memiliki kondisi medis yang mendapatkan terlalu banyak obat yang benar.

7. Pasien memiliki kondisi medis yang mendapatkan obat yang tidak tepat indikasi.