tugas periodonsia 1 yon aditama

19
Tugas Periodonsia 1 Disusun Oleh : Yon Aditama NIM : 04031181419018 Dosen Pembimbing : drg. Asti Rosmala Dewi, Sp.Perio, MARS, MM Program Studi Pendidikan Dokter Gigi

Upload: yon-aditama

Post on 14-Apr-2016

43 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

m

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Periodonsia 1 Yon Aditama

Tugas Periodonsia 1

Disusun Oleh :

Yon Aditama

NIM : 04031181419018

Dosen Pembimbing : drg. Asti Rosmala Dewi, Sp.Perio, MARS, MM

Program Studi Pendidikan Dokter Gigi

Fakultas Kedokteran

Universitas Sriwijaya

2015

Page 2: Tugas Periodonsia 1 Yon Aditama

1. BIOFILM

a. Apa yang dimaksud dengan biofilm?

Jawaban : Biofilm merupakan kumpulan dari sel-sel mikrobial yang melekat

secara ireversibel pada suatu permukaan dan terbungkus dalam matriks

Extracellular Polymeric Substances (EPS) yang dihasilkannya sendiri serta

memperlihatkan adanya perubahan fenotip seperti perubahan tingkat pertumbuhan

dan perubahan transkripsi gen dari sel planktonik atau sel bebasnya.

b. Bagaimana mekanisme terbentuknya biofilm dalam rongga mulut?

Jawaban : Pembentukan dimulai dari kolonisasi Streptococcus mutans pada gigi.

Bakteri ini menguraikan karbohidrat terutama sukrosa (gula tebu) sebagai sumber

nutrien dan untuk pembentukan glikokaliks. Sukrosa diuraikan menjadi

monosakarida sebagai sumber energi sel, dengan bantuan enzim. Enzim kedua

yang dikeluarkan oleh sel berupa rantai polisakarida yang tidak larut untuk

menguraikan fruktosa, yang disebut sebagai molekul glukan (seperti matriks

glikokaliks yang mengelilingi sel). Adanya glukan ini akan melekatkan

Streptococcus mutans pada gigi, menyediakan tempat bagi spesies bakteri mulut

lain dan menjerat partikel nutrien. Suatu biofilm kini telah terbentuk.

c. Apa fungsi biofilm bagi bakteri?

Jawaban : Alasan bakteri membentuk biofilm adalah karena daya tahan

hidup/sintasan (survival) meningkat dan pertumbuhan menjadi lebih baik.

Setidaknya ada empat alasan yang mendasari hal tersebut:

Pertahanan

Biofilm berfungsi sebagai mekanisme pertahanan bagi bakteri dengan cara

meningkatkan resistensi terhadap gaya fisik yang dapat menyapu berssih

sel-sel yang tidak menempel, fagositosis oleh sel-sel sistem imun

(kekebalan) tubuh, dan penetrasi dari senyawa beracun seperti

antibiotik. Bakteri di dalam biofilm lebih resisten 10-1.000 kali

dibandingkan bila tidak di dalam biofilm.

Pelekatan pada relung

Dengan menggunakan biofilm, bakteri dapat melekat pada permukaan

yang kaya akan nutrisi seperti jaringan sel hewan, atau permukaan substrat

pada sistem yang mengalir contohnya permukaan batu di dalam aliran air.

Page 3: Tugas Periodonsia 1 Yon Aditama

Kolonisasi

Pembentukan biofilm membantu sel-sel bakteri untuk hidup berdekatan

dan membentuk koloni. Contohnya adalah Pseudomonas aeruginosa yang

berkoloni dengan biofilm sehingga memfasilitasi komunikasi antar sel

dengan molekul sinyal, dan meningkatkan peluang pertukaran materi

genetik.

Cara hidup alami bakteri

Di alam, biofilm adalah cara hidup alami bagi beberapa bakteri tertentu

dengan alasan terbatasnya nutrisi, tidak seperti medium buatan yang kaya

akan nutrisi bagi bakteri.

2. PLAK

a. Apa yang dimaksud dengan plak?

Jawaban : Plak dental adalah suatu lapisan lunak yang tidak terkalsifikasi terdiri

dari bakteri yang melekat pada permukaan gigi atau objek lainnya di rongga mulut

seperti restorasi, gigi tiruan dan kalkulus. Plak tampak sebagai suatu massa

deposit berwarna kekuning-kuningan atau keabu-abuan yang hanya dapat

dihilangkan dengan penyikatan gigi.

b. Bagaimana mekanisme terbentuknya plak dalam rongga mulut?

Jawaban : Mekanisme pembentukan plak dibagi menjadi tiga fase, antara lain:

pembentukan pelikel, kolonisasi awal serta kolonisasi sekunder, dan pematangan

plak.

Pembentukan Pelikel

Beberapa detik setelah dilakukan pembersihan gigi, terdapat selapis tipis protein

saliva, terutama glikoprotein yang melekat ke permukaan gigi dan dapat pula melekat

pada restorasi dan gigi tiruan. Lapisan ini disebut pelikel saliva yang merupakan

lapisan tipis berukuran 0.5µm, halus, tidak berwarna, dan translusen. Lapisan ini

melekat erat pada permukaan gigi dan hanya dapat dihilangkan dengan gesekan.

Pelikel bekerja seperti perekat dua sisi, satu sisi melekat pada permukaan gigi dan sisi

lainnya melekatkan bakteri ke permukaan gigi. Pelikel berfungsi sebagai pelindung

dan menghambat demineralisasi pada permukaan enamel.

Page 4: Tugas Periodonsia 1 Yon Aditama

Gambar 2: Pembentukan Pelikel

Pada awalnya pelikel bebas dari kontaminasi bakteri. Pelikel juga

mengandung berbagai faktor antibakteri seperti: IgG, IgA, IgM, komplemen, dan

lisozim. Pelikel gigi yang telah terbentuk menyediakan substrat di mana bakteri

menumpuk dan akan membentuk plak. Telah diyakini bahwa plak terbentuk atas

beberapa bantuan komponen saliva yang terlibat dalam aglutinasi bakteri atau dengan

bertindak sebagai substrat nutrisi, sementara komponen saliva yang lain dapat

menghalangi adhesi mikroba pada permukaan gigi penjamu.

Komponen saliva dapat berfungsi sebagai sumber nutrisi bagi bakteri.

Sedangkan beberapa komponen saliva yang merugikan bagi bakteri rongga mulut

dapat melisiskan membran sel bakteri. Bakteri dapat melekat ke reseptor pada pelikel

melalui adhesin. Namun komponen yang sama dalam saliva juga dapat berikatan

dengan adhesin bakteri dan dengan demikian bakteri dapat melekat pada permukaan

gigi. Komponen saliva dapat berikatan dengan bakteri sehingga menyebabkan

aglutinasi yang dapat meningkatkan jumlah bakteri di rongga mulut.

Kolonisasi Awal

Segera setelah atau bahkan dalam beberapa menit setelah pelikel terbentuk,

pelikel dihuni oleh bakteri. Bakteri dapat langsung melekat pada permukaan enamel

tetapi biasanya bakteri berikatan dengan pelikel terlebih dahulu dan agregat bakteri

yang dilapisi oleh glikoprotein saliva.

Perlekatan pertama bakteri rongga mulut adalah langsung ke protein dan

komponen karbohidrat dari pelikel saliva pada permukaan gigi dan epitel rongga

mulut. Perlekatan bakteri terjadi pada permukaan yang terdapat adhesin atau fimbriae

yang berinteraksi dengan molekul target spesifik atau ligand. Fimbriae atau pili dapat

dijelaskan sebagai protein filamen perlekatan pada permukaan bakteri. Adhesin

Page 5: Tugas Periodonsia 1 Yon Aditama

bakteri berinteraksi dengan ligand penjamu yang dapat berupa protein, glikoprotein

atau glikolipid yang disekresikan atau berada pada permukaan sel pejamu.

Gambar 3: Kolonisasi Bakteri Membentuk Plak

Dalam waktu beberapa jam spesies Streptococcus dan beberapa spesies

Actinomyces melekat pada pelikel, bakteri tersebut merupakan pengkoloni awal.

Selama beberapa hari pertama, populasi bakteri tumbuh bersama dan menyebar ke

seluruh permukaan gigi. Sehingga di bawah mikroskop elektron dapat terlihat

tumpukan mikroorganisme mirip gedung pencakar langit dan satu lapisan menumpuk

di atas lapisan yang lain. Koloni bakteri ini terpisah oleh celah yang sempit dan

spesies baru yang tumbuh pada plak mengisi celah tersebut. Spesies yang baru

berikatan dengan bakteri perintis dengan sistem kunci molekul spesifik dan

mekanisme kunci. Dalam hal ini, bakteri baru yang berasal dari saliva atau di sekitar

membran mukosa muncul ke permukaan gigi dan diikat oleh interaksi bakteri-bakteri

plak yang telah ada sebelumnya.

Pembentukan plak dipelopori oleh bakteri yang memiliki kemampuan untuk

membentuk polisakarida ekstraseluluer sehingga bakteri-bakteri tersebut dapat

melekat ke permukaan gigi dan melekat dengan bakteri satu sama lain meliputi

Streptococcus mitis, Streptococcus sanguins, Actinomyces viscosus dan Actinomyces

naeslundii. Fase kolonisasi awal ini terbentuk dalam waktu 2 hari.

Kolonisasi Sekunder dan Pematangan Plak

Page 6: Tugas Periodonsia 1 Yon Aditama

Gambar 4: Pematangan Plak

Bakteri pengkoloni sekunder turut melekat ke plak setelah kolonisasi awal dan

memanfaatkan keuntungan atas perubahan lingkungan yang terjadi sebagai akibat

pertumbuhan dan metabolisme plak. Pertama sekali dalam proses ini, tempat

kolonisasi awal yang masih tersedia terbentuk melalui interaksi bakteri ditempati oleh

bakteri kokus gram negatif seperti spesies Neisseria dan Veilonella. Kedua, setelah 4-

7 hari pembentukan plak, akan terjadi inflamasi gingiva. Selama proses ini

berlangsung, keadaan lingkugan akan berubah secara perlahan. Hal ini

memungkinkan bakteri lain dengan kemampuan metabolik yang berbeda dapat turut

melekat ke plak, meliputi bakteri batang gram negatif seperti bakteri spesies

Prevotella, Prophyromonas, Capnocytophaga, Fusobacterium dan Bacteroides.

Pada hari 7-11, kompleksitas plak meningkat lebih jauh lagi dengan

munculnya bakteri motil seperti spirochaetes dan vibrio. Interaksi bakteri selanjutnya

terjadi antara sejumlah spesies yang berbeda. Pengkoloni sekunder juga membentuk

kelompok utama bakteri plak. Plak yang telah matang dipenuhi oleh segudang bakteri

awal pembentukan plak dan hal ini mengakibatkan spesies bakteri luar lainnya

menjadi sulit untuk turut berkolonisasi lagi.

c. Apa fungsi plak bagi bakteri?

Jawaban : Bagi bakteri, plak dapat digunkan sebagai media untuk berkolonisasi

antar bakteri dan sebagai media untuk mendapatkan nutrisi. Dengan kata lain

untuk tujuan survival/ bertahan hidup dan meningkatkan pertumbuhan bakteri itu

sendiri.

3. Kalkulus

a. Apa yang dimaksud dengan kalkulus?

Page 7: Tugas Periodonsia 1 Yon Aditama

Jawaban : Karang Gigi atau Calculus adalah kumpulan plak termineralisasi yang

menempel pada permukaan gigi.

b. Bagaimana mekanisme terbentuknya kalkulus dalam rongga mulut?

Jawaban : Umumnya kalkulus terbentuk karena plak dibiarkan saja dalam rongga

mulut dan tidak dibersihkan. Plak yang dibiarkan, lama kelamaan akan

terkalsifikasi (berikatan dengan kalsium) dan mengeras sehingga menjadi karang

gigi. Mineralisasi plak mulai di dalam 24-72 jam dan rata-rata butuh 12 hari untuk

matang.

Beberapa teori dikemukakan mengenai pembentukan kalkulus ini, antara lain :

Teori CO

Menurut teori ini pengendapan garam kalsium fosfat terjadi akibat adanya

perbedaan tekanan CO dalam rongga mulut dengan tekanan CO dari duktus

saliva, yang menyebabkan pH saliva meningkat sehingga larutan menadi

jenuh. (Disajikan pada seminar Perkembangan Pedodontik dan Periodontik

Masa Kini, yang diselenggarakan oleh PDGI Cabang Bekasi pada tanggal 10

Juli 1993)

Teori Protein

Pada konsentrasi tinggi, protein klorida saliva bersinggungan dengan

permukaan gigi maka protein tersebut akan keluar dari saliva, sehingga

mengurangi stabilitas larutannya da teradi pengendapan garam kalsium

fosfat.

Teori Fosfatase

Fosfatase berasal dari plak gigi, sel-sel epitel mati atau bakteri. Fosfatase

membantu proses hidrolisa fosfat saliva sehingga terjadi pengendapan garam

kalsium fosfat.

Teori Esterase

Esterase terdapat pada mikrorganisme, membantu proses hidrolisis ester

lemak menjadi asam lemak bebas yang dengan kalsium membentuk

kalsiumfosfat.

Teori Amonia

Pada waktu tidur, aliran saliva berkurang, urea saliva akan membentuk

ammonia sehingga pH saliva naik dan terjadi pengendapan garam kalsium

fosfat.

Teori pembenihan

Page 8: Tugas Periodonsia 1 Yon Aditama

Plak gigi merupakan tempat pembentukan inti ion-ion kalsium dan fosfor

yang akan membentuk kristal inti hidroksi apatit dan berfungsi sebagai benih

kristal kalsium fosfat dari saliva jenuh.

c. Apa fungsi kalkulus bagi biofilm?

Jawaban : Bagi bakteri, kalkulus dapat digunkan sebagai media untuk

berkolonisasi antar bakteri dan sebagai media untuk mendapatkan nutrisi. Dengan

kata lain untuk tujuan survival/ bertahan hidup dan meningkatkan pertumbuhan

bakteri itu sendiri.

4. Apa perbedaan biofilm, plak, dan kalkulus?

Jawaban :Perbedaan biofilm, plak, dan kalkulus yaitu :

Biofilm merupakan kumpulan dari sel-sel mikrobial yang melekat secara ireversibel

pada suatu permukaan dan terbungkus dalam matriks Extracellular Polymeric

Substances (EPS).

Sedangkan, Plak merupakan salah satu contoh biofilm yang hanya ditemukan pada

bagian rongga mulut. Merupakan lapisan lunak yang tidak terkalsifikasi terdiri dari

bakteri yang melekat pada permukaan gigi atau objek lainnya di rongga mulut seperti

restorasi, gigi tiruan dan kalkulus. Plak tampak sebagai suatu massa deposit berwarna

kekuning-kuningan atau keabu-abuan yang hanya dapat dihilangkan dengan

penyikatan gigi.

Yang terakhir adalah kalkulus atau karang gigi. Merupakan tahap lanjutan dari plak

dimana plak dibiarkan saja dalam rongga mulut dan tidak dibersihkan. Plak yang

dibiarkan, lama kelamaan akan terkalsifikasi (berikatan dengan kalsium) dan

mengeras sehingga menjadi karang gigi. Berbeda dengan plak, kalkulus tidak dapat

dibersihkan dengan penyikatan gigi, dan harus dibersihkan melalui prosedur scaling.

5. Bagaimana mekanisme pembentukan plak?

Jawaban : Mekanisme pembentukan plak dibagi menjadi tiga fase, antara lain:

pembentukan pelikel, kolonisasi awal serta kolonisasi sekunder, dan pematangan

plak.

Pembentukan Pelikel

Beberapa detik setelah dilakukan pembersihan gigi, terdapat selapis tipis protein

saliva, terutama glikoprotein yang melekat ke permukaan gigi dan dapat pula melekat

pada restorasi dan gigi tiruan. Lapisan ini disebut pelikel saliva yang merupakan

lapisan tipis berukuran 0.5µm, halus, tidak berwarna, dan translusen. Lapisan ini

Page 9: Tugas Periodonsia 1 Yon Aditama

melekat erat pada permukaan gigi dan hanya dapat dihilangkan dengan gesekan.

Pelikel bekerja seperti perekat dua sisi, satu sisi melekat pada permukaan gigi dan sisi

lainnya melekatkan bakteri ke permukaan gigi. Pelikel berfungsi sebagai pelindung

dan menghambat demineralisasi pada permukaan enamel.

Gambar 2: Pembentukan Pelikel

Pada awalnya pelikel bebas dari kontaminasi bakteri. Pelikel juga

mengandung berbagai faktor antibakteri seperti: IgG, IgA, IgM, komplemen, dan

lisozim. Pelikel gigi yang telah terbentuk menyediakan substrat di mana bakteri

menumpuk dan akan membentuk plak. Telah diyakini bahwa plak terbentuk atas

beberapa bantuan komponen saliva yang terlibat dalam aglutinasi bakteri atau dengan

bertindak sebagai substrat nutrisi, sementara komponen saliva yang lain dapat

menghalangi adhesi mikroba pada permukaan gigi penjamu.

Komponen saliva dapat berfungsi sebagai sumber nutrisi bagi bakteri.

Sedangkan beberapa komponen saliva yang merugikan bagi bakteri rongga mulut

dapat melisiskan membran sel bakteri. Bakteri dapat melekat ke reseptor pada pelikel

melalui adhesin. Namun komponen yang sama dalam saliva juga dapat berikatan

dengan adhesin bakteri dan dengan demikian bakteri dapat melekat pada permukaan

gigi. Komponen saliva dapat berikatan dengan bakteri sehingga menyebabkan

aglutinasi yang dapat meningkatkan jumlah bakteri di rongga mulut.

Kolonisasi Awal

Segera setelah atau bahkan dalam beberapa menit setelah pelikel terbentuk,

pelikel dihuni oleh bakteri. Bakteri dapat langsung melekat pada permukaan enamel

tetapi biasanya bakteri berikatan dengan pelikel terlebih dahulu dan agregat bakteri

yang dilapisi oleh glikoprotein saliva.

Perlekatan pertama bakteri rongga mulut adalah langsung ke protein dan

komponen karbohidrat dari pelikel saliva pada permukaan gigi dan epitel rongga

Page 10: Tugas Periodonsia 1 Yon Aditama

mulut. Perlekatan bakteri terjadi pada permukaan yang terdapat adhesin atau fimbriae

yang berinteraksi dengan molekul target spesifik atau ligand. Fimbriae atau pili dapat

dijelaskan sebagai protein filamen perlekatan pada permukaan bakteri. Adhesin

bakteri berinteraksi dengan ligand penjamu yang dapat berupa protein, glikoprotein

atau glikolipid yang disekresikan atau berada pada permukaan sel pejamu.

Gambar 3: Kolonisasi Bakteri Membentuk Plak

Dalam waktu beberapa jam spesies Streptococcus dan beberapa spesies

Actinomyces melekat pada pelikel, bakteri tersebut merupakan pengkoloni awal.

Selama beberapa hari pertama, populasi bakteri tumbuh bersama dan menyebar ke

seluruh permukaan gigi. Sehingga di bawah mikroskop elektron dapat terlihat

tumpukan mikroorganisme mirip gedung pencakar langit dan satu lapisan menumpuk

di atas lapisan yang lain. Koloni bakteri ini terpisah oleh celah yang sempit dan

spesies baru yang tumbuh pada plak mengisi celah tersebut. Spesies yang baru

berikatan dengan bakteri perintis dengan sistem kunci molekul spesifik dan

mekanisme kunci. Dalam hal ini, bakteri baru yang berasal dari saliva atau di sekitar

membran mukosa muncul ke permukaan gigi dan diikat oleh interaksi bakteri-bakteri

plak yang telah ada sebelumnya.

Pembentukan plak dipelopori oleh bakteri yang memiliki kemampuan untuk

membentuk polisakarida ekstraseluluer sehingga bakteri-bakteri tersebut dapat

melekat ke permukaan gigi dan melekat dengan bakteri satu sama lain meliputi

Streptococcus mitis, Streptococcus sanguins, Actinomyces viscosus dan Actinomyces

naeslundii. Fase kolonisasi awal ini terbentuk dalam waktu 2 hari.

Kolonisasi Sekunder dan Pematangan Plak

Page 11: Tugas Periodonsia 1 Yon Aditama

Gambar 4: Pematangan Plak

Bakteri pengkoloni sekunder turut melekat ke plak setelah kolonisasi awal dan

memanfaatkan keuntungan atas perubahan lingkungan yang terjadi sebagai akibat

pertumbuhan dan metabolisme plak. Pertama sekali dalam proses ini, tempat

kolonisasi awal yang masih tersedia terbentuk melalui interaksi bakteri ditempati oleh

bakteri kokus gram negatif seperti spesies Neisseria dan Veilonella. Kedua, setelah 4-

7 hari pembentukan plak, akan terjadi inflamasi gingiva. Selama proses ini

berlangsung, keadaan lingkugan akan berubah secara perlahan. Hal ini

memungkinkan bakteri lain dengan kemampuan metabolik yang berbeda dapat turut

melekat ke plak, meliputi bakteri batang gram negatif seperti bakteri spesies

Prevotella, Prophyromonas, Capnocytophaga, Fusobacterium dan Bacteroides.

Pada hari 7-11, kompleksitas plak meningkat lebih jauh lagi dengan

munculnya bakteri motil seperti spirochaetes dan vibrio. Interaksi bakteri selanjutnya

terjadi antara sejumlah spesies yang berbeda. Pengkoloni sekunder juga membentuk

kelompok utama bakteri plak. Plak yang telah matang dipenuhi oleh segudang bakteri

awal pembentukan plak dan hal ini mengakibatkan spesies bakteri luar lainnya

menjadi sulit untuk turut berkolonisasi lagi.

6. Bagaimana mekanisme pembentukan kalkulus?

Jawaban : Umumnya kalkulus terbentuk karena plak dibiarkan saja dalam rongga

mulut dan tidak dibersihkan. Plak yang dibiarkan, lama kelamaan akan

terkalsifikasi (berikatan dengan kalsium) dan mengeras sehingga menjadi karang

gigi. Mineralisasi plak mulai di dalam 24-72 jam dan rata-rata butuh 12 hari untuk

matang.

Beberapa teori dikemukakan mengenai pembentukan kalkulus ini, antara lain :

Teori CO

Page 12: Tugas Periodonsia 1 Yon Aditama

Menurut teori ini pengendapan garam kalsium fosfat terjadi akibat adanya

perbedaan tekanan CO dalam rongga mulut dengan tekanan CO dari duktus

saliva, yang menyebabkan pH saliva meningkat sehingga larutan menadi

jenuh. (Disajikan pada seminar Perkembangan Pedodontik dan Periodontik

Masa Kini, yang diselenggarakan oleh PDGI Cabang Bekasi pada tanggal 10

Juli 1993)

Teori Protein

Pada konsentrasi tinggi, protein klorida saliva bersinggungan dengan

permukaan gigi maka protein tersebut akan keluar dari saliva, sehingga

mengurangi stabilitas larutannya da teradi pengendapan garam kalsium

fosfat.

Teori Fosfatase

Fosfatase berasal dari plak gigi, sel-sel epitel mati atau bakteri. Fosfatase

membantu proses hidrolisa fosfat saliva sehingga terjadi pengendapan garam

kalsium fosfat.

Teori Esterase

Esterase terdapat pada mikrorganisme, membantu proses hidrolisis ester

lemak menjadi asam lemak bebas yang dengan kalsium membentuk

kalsiumfosfat.

Teori Amonia

Pada waktu tidur, aliran saliva berkurang, urea saliva akan membentuk

ammonia sehingga pH saliva naik dan terjadi pengendapan garam kalsium

fosfat.

Teori pembenihan

Plak gigi merupakan tempat pembentukan inti ion-ion kalsium dan fosfor

yang akan membentuk kristal inti hidroksi apatit dan berfungsi sebagai benih

kristal kalsium fosfat dari saliva jenuh.

7. Apa dampak plak dan kalkulus terhadap jaringan keras dan jaringan lunak?

Jawaban:

Dampak pada jaringan keras : Mengurangi estetika, dan dapat memicu

terjadinya karies.

Dampak pada jaringan lunak : mengurangi estetika, menimbulkan

peradangan pada gusi dan jaringan periodontal lainnya seperti Gingivitis dan

Periodontitis.

Page 13: Tugas Periodonsia 1 Yon Aditama

8. Apa dampak rokok terhadap pembentukan plak & kalkulus?

Jawaban : Tar dalam asap rokok dapat diendapkan pada permukaan gigi dan akar gigi

sehingga permukaan ini menjadi kasar dan mempermudah perlekatan plak. Dari

berbagai penelitian yang telah dilakukan plak dan karang gigi lebih banyak terbentuk

pada rongga mulut perokok dibandingkan bukan perokok. Jadi merokok berdampak

terhadap meningkatnya pembentukan plak dan kalkulus.

Referensi

1. Kidd, Edwina A.M. Essentials of Dental Caries: The Disease and It’s Management

3rd ed. 2005. London:Oxford.

2. Meyer-Lueckel, Hendrik, Sebastian Paris, Kim R.Ekstrand. Caries Management -

Science and Clinical Practice. 2013. Germany.

3. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39001/3/Chapter%20ll.pdf