tugas pak manap tarmizi

Upload: midihantono

Post on 16-Oct-2015

5 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ssddfgthhhjj

TRANSCRIPT

PENGELOLAAN ( Dana & Biaya Pendidikan )1. SUMBER-SUMBER BIAYA PENDIDIKAN:

Dalam pengelolaan pendidikan, khususnya sebuah sekolah tentunya sumber biaya terdapat dari sejumlah pihak atau sektor yang dapat membantu dalam manajemen pembiayaan tersebut. Dilihat dari sumber-sumbernya, biaya pada tingkat makro (nasional) berasal dari sebagai berikut:

1.Pendapatan Negara dari sector pajak (yang beragam jenisnya)

2.Pendapatan dari sector non pajak, misalnya dari pemanfaatan sumber daya alam dan produksi nasional lainnya yang lazim dikategorikan ke dalam gas dan non migas

3.Keuntungan dari ekspor barang dan jasa

4.Usaha-usaha Negara lainnya, termasuk dari divestasi saham dan perusahaan Negara (BUMN)

5.Bantuan dalam bentuk hibah (grant) dan pinjaman luar negeri (loan)baik dari lembaga-lembaga keuangan internasional ( seperti Bank Dunia, ADB, IMF, IDB, JICA) maupun pemerintah, baik melalui kerjasama multilateral maupun bilateral.

Menurut Depdiknas (2007), sumber-sumber pendapatan sekolah dapat berasal dari:

1. Pemerintah, yang meliputi: Pemerintah Pusat, yang dialokasikan melalui APBN serta Pemerintah Kabupaten/Kota, yang dialokasikan melalui APBD;

2.Usaha mandiri sekolah, yang berupa kegiatan: pengelolaan kantin sekolah, koperasi sekolah, wartel, jasa antar jemput siswa, panen kebun sekolah; kegiatan sekolah yang menarik sehingga ada sponsor yang memberi dana; kegiatan seminar/ pelatihan/lokakarya dengan dana dari peserta yang dapat disisihkan sisa anggarannya untuk sekolah; serta penyelenggaraan lomba kesenian dengan biaya dari peserta atau perusahaan yang dapat disisihkan sebagian dananya untuk sekolah;

3.Orang tua siswa, yang berupa sumbangan fasilitas belajar siswa, sumbangan pembangunan gedung, iuran BP3, dan SPP;

4. Dunia usaha dan industri, yang dilakukan melalui kerjasama dalam berbagai kegiatan, baik berupa bantuan uang maupun fasilitas sekolah;

5.Hibah yang tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku, di mana kepala sekolah perlu menyusun proposal yang menguraikan kebutuhan pengembangan program sekolah;

6.Yayasan penyelenggara pendidikan bagi lembaga pendi-dikan swasta; serta Masyarakat luas.Alokasi dana untuk setiap sector pembangunan, termasuk pendidikan, dituangkan dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) setiap tahun. Pada tingkat provinsi dan kabupaten/kota, anggaran untuk sector pendidikan sebagian besar berasal dari dana yang diturunkan dari pemerintah pusat ditambah dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dituangkan dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD). Pada era sentralisasi di masa lalu, sebagian besar dana pendidikan yang ada ditingkat provinsi dan kabupaten/kota berasal dari pemerintah pusat, sementara pemerintah daerahnya mengelola dan menyalurkannya sesuai dengan peruntukannya yang telah direncanakan sebelumnya. Hanya sebagian kecil dana pendidikan di daerah yang berasal dari anggaran daerah (Ditjen POUD, 1993).

Pada era otonomi daerah sekarang, keadaan tersebut belum banyak mengalami perubahan. Sebagian besar dana dalam RAPBD provinsi dan kabupaten/kota diperoleh dari pusat yang disalurkan dalam bentuk paket yang disebut Dana Alokasi Umum (DAU) dan untuk sebagan ditambah lagi dengan Dana Alokasi Khusus (DAK). Perbedaannya hanya terletak pada tanggung jawab pengalaokasiannya yang diserahkan sepenuhnya kepada daerah. Namun terdapat pengecualian. Daerah-daerah yang mempunyai sumber daya alam yang dikuasai oleh Negara mendapatkan bagian dalam proporsi tertentu dari keuntungan yang diperoleh dengan mengacu pada UU No. 25/1999 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah. Daerah-daerah yang kaya akan sumber daya alam (misalnya Riau, Aceh, Kalimantan, Irian Jaya) tidak hanya mengandalkan pendapatannya pada PADS dan DAU, melainkan juga dari bagi hasil tersebut. Pendapatan dari bagi hasil diturunkan oleh pemerintah pusat ke pemerintah provinsi, kemudian sebagian didistribusikan lagi ke tingkat kabupaten/kota dengan menggunakan formula tertentu. Hal ini memungkinkan mereka untuk dapat mengalokasikan dana yang lebih besar untuk sector pendidikan.

Pada tingkat sekolah (satuan pendidikan), biaya pendidikan diperoleh dari subsidi pemerintah pusat, pemerintah daerah, iuran siswa, dan sumbangan masyarakat. Sejauh tercatat dalam RAPBS, sebagian besar biaya pendidikan di tingkat sekolah berasal dari pemerintah pusat, sedangkan untuk sekolah swasta berasal dari para siswa atau yayasan. Pada tahun 1991/1992, sebanyak 92,39% penerimaan biaya pendidikan di SD berasal dari pemerintah pusat, hanya 0,23% dari pemerintah daerah, 6,98% dari iuran siswa yang ditampung melalui BP3 (Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan) yang sebelumnya bernama POMG (Persatuan Orang tua Murid dan Guru), 0,20% dari masyarakat, dan 0,20& dari sumber-sumber lain (Ditjen POUD,1993).

Besar kecilnya biaya pendidikan, terutama pada tingkat satuan pendidikan, berhubungan dengan berbagai indikator mutu pendidikan, seperti angka partisipasi, angka putus sekolah dan tinggal kelas, dan prestasi belajar siswa.A. BOS (APBN, APBD, DU, Masy) Sisdiknas No. 20 Pasal 46 Ayat 1: ada tiga sumber anggaran pendidikan1. Pemerintah Pusat2. Pemerintah Daerah3. MasyarakatSumber Pembiayaan Pendidikan:1. Pemerintah Pusat: BOS (sama seluruh darah) Tergantung pada jumlah siswa dana BOS = siswa x dana BOS/siswa Dana BOS dari pemerintah pusat berasal dari APBN (pajak, SDA, investasi, pinjaman LN)2. Pemerintah Daerah: BOP Tergantung pada jumlah siswa Nama berbeda riap daerah misalnya SBB (di daerah bekasi) kepanjangan dari Sekolah Bebas Biaya. Dana BOP dari pemerintah daerah berasal dari APBD (PAD, DAU, dll) Masyarakat: SPP, UP, dll Untuk biaya peserta didik (seragam, buku, ATK, transport, dll)PrinsipPerolehan Dan Pendidikan:Prinsipkeadilan:jika ekonomi rendah, maka bantuan tinggi dan atau jika ekonomi tinggi, maka bantuan rendah

Tujuannya adalah agar semua warga Negara bisa mengakses pendidikan. Aplikasi pemerataan tersebut adalah melalui penyaluran dana BOS.

1. Ketentuan Dana BOS: Jumlah disesuaikan jumlah siswa Dana BOS/siswa sama seluruh daerah Jika sebelum sekolah memperoleh dana BOS uang sekolah lebih kecil, maka siswa tidak membayar biaya pendidikan (gratis) Jika setelah sekolah menerima dana BOS dana sekolah sama dengan dana BOS, maka siswa tidak membayar biaya pendidikan (gratis full) Jika setelah menerima dana BOS uang sekolah lebih besar, maka orang tua siswa membayar uang sekolah dikurangi dana BOS Sekolah swasta/madrasah bias menolak dana BOS

2. Prinsip Kecukupan: idealnya dana yang diterima sama dengan dana yang dikeluarkan. Maka harusnya berdasarkan pada RAPBS.

Fakta: dana yang diterima < dana yang dikeluarkan skala prioritas penghematan ada program yang dihilangkan.

Hambatan-hambatan yang dihadapi: Alokasi dijit Keterlambatan diberikannya dana

3. Prinsip Keberlanjutan Program: program dapat terlaksana sesuai waktu perencanaan Sarana : dana daro BOS/P digunakan untuk pemeliharaan dan rehabilitasi. 4. Prinsip Efisiensi: menggunakan semua sumber daya yang tersedia sebaik-baiknya.5. Prinsip Transparansi: laporan (bukti fisik: foto, sarana)6. Prinsip Akuntabilitas: pertanggungjawaban (alokasi, besaran/volume)

Dana Alokasi Khusus

Dana Alokasi Khusus (DAK), adalah alokasi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara kepada provinsi/kabupaten/kota tertentu dengan tujuan untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan Pemerintahan Daerah dan sesuai dengan prioritas nasional. DAK termasuk Dana Perimbangan, di samping Dana Alokasi Umum (DAU).

Dasar Hukum UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah; dan

PP Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan.

Mekanisme Pengalokasian DAK Kriteria Pengalokasian DAK, yaitu:

1. Kriteria Umum, dirumuskan berdasarkan kemampuan keuangan daerah yang tercermin dari penerimaan umum APBD setelah dikurangi belanja PNSD;

2. Kriteria Khusus, dirumuskan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang mengatur penyelenggaraan otonomi khusus dan karakteristik daerah; dan

3. Kriteria Teknis, yang disusun berdasarkan indikator-indikator yang dapat menggambarkan kondisi sarana dan prasarana, serta pencapaian teknis pelaksanaan kegiatan DAK di daerah.

Penghitungan alokasi DAK dilakukan melalui dua tahapan, yaitu1. Penentuan daerah tertentu yang menerima DAK;dan

2. Penentuan besaran alokasi DAK masing-masing daerah

Penentuan Daerah Tertentu harus memenuhi kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis.

Besaran alokasi DAK masing-masing daerah ditentukan dengan perhitungan indeks berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis.

Alokasi DAK per daerah ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan.

Dana Alokasi Umum

Pengertian Dana Alokasi Umum

Dana Alokasi Umum (DAU) adalah dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi (UU Nomor 33 Tahun 2004). DAU diberikan pemerintahan pusat untuk membiayai kekurangan dari pemerintah daerah dalam memanfaatkan PAD-nya. DAU bersifat Block Grant yang berarti penggunannya diserahkan kepada daerah sesuai dengan prioritas dan kebutuhan daerah untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah.Menurut Wikipedia, Dana Alokasi Umum (DAU) adalah sejumlah dana yang dialokasikan kepada setiap daerah otonom (provinsi/kabupaten/kota) di Indonesia setiap tahunnya sebagai dana pembangunan. DAU merupakan salah satu komponen belanja pada APBN, dan menjadi salah satu komponen pendapatan pada APBD. Tujuan DAU adalah sebagai pemerataan kemampuan keuangan antardaerah untuk menandai kebutuhan daerah otonom dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.Menurut Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan, Alokasi DAU dilaksanakan seiring dengan pelaksanaan otonomi daerah sejak adanya Undang-undang No.25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah.Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2011 tentang Dana Alokasi Umum Daerah Provinsi dan Kabupaten/ Kota Tahun Anggaran 2011, Presiden memutuskan dan menetapkan peraturan DAU, yang berbunyi demikian :

pasal 1

(1) Dana Alokasi Umum dalam Praturan Presiden ini adalah Dana Alokasi Umum sebagaimana ditetapkan dalam Undang-undang Nomor 10 Tahun 2010 Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2011.

(2) Dana Alokasi Umum terdiri dari :a. Dana Alokasi Umum untuk daerah provinsi danb. Dana Alokasi Umum untuk daerah kabupaten/kota(3) Jumlah keseluruhan Dana Alokasi Umum Tahun Anggaran 2011 ditetapkan sebesar 26% (dua puluh enam persen) dari Pendapatan Dalam Negeri Neto yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2011. dan seterusnya

Karena DAU merupakan komponen terbesar pembentuk anggaran pemerintah daerah, maka cara perhitungan jumlah dana yang akan dialokasikan, metode distribusi, dan mekanisme administrasi menjadi sangat penting untuk diketahui secara transparan oleh pemerintah daerah.Perlu diingatkan bahwa karena DAU adalah transfer dana dari satu tingkat pemerintah ke tingkat pemerintah lainnya maka pengaruh langsung DAU sebenarnya terbatas pada sektor publik.

PRINSIP DASAR ALOKASI DAU (Dana Alokasi Umum)

1.Kecukupan(adequacy)Prinsip mendasar yang pertama adalah prinsip kecukupan. Sebagai suatu bentuk penerimaan, sistem DAU harus memberikan sejumlah dana yang cukup kepada daerah. Dalam hal ini, perkataan cukup harusdiartikan dalam kaitannya dengan beban fungsi Sebagaimana diketahui, beban finansial dalam menjalankan fungsi tidaklah statis, melainkan cenderung meningkat karena satu atau berbagai faktor. Oleh karenaitulah maka penerimaan pun seharusnya naik sehingga pemerintah daerah mampu membiayai beban anggarannya. Bila alokasi DAU mampu berespon terhadap kenaikan beban anggaran yang relevan, maka sistem DAU dikatakan memenuhi prinsip kecukupan.

2. Netralitas dan efisiensi (neutrality and efficiency)Desain dari sistem alokasi harus netral dan efisien. Netral artinya suatu sistem alokasi harus diupayakan sedemikian rupa sehingga efeknya justru memperbaiki (bukannya menimbulkan) distorsi dalam harga relatifdalam perekonomian daerah. Efisien artinya sistem alokasi DAU tidak boleh menciptakan distorsi dalam struktur harga input. Untuk itu, sistem alokasi harus memanfaatkan berbagai jenis instrumen finansial alternatif relevan yang tersedia.

3. Akuntabilitas (accountability)

Sesuai dengan namanya yaitu Dana Alokasi Umum, maka penggunaan terhadap dana fiskal ini sebaiknya dilepaskan ke daerah. Karena peran daerah akan sangat dominan dalam penentuan arah alokasi, maka peranlembaga DPRD, pers dan masyarakat di daerah bersangkutan amatlah penting dalam proses penentuan prioritas anggaran yang perlu dibiayai DAU. Dalam format yang seperti ini, format akuntabilitas yang relevan adalah akuntabilitas kepada elektoral (accountability to electorates) dan bukan akuntabilitas finansial kepada pusat (financial accountability to the centre).4. Relevansi dengan tujuan (relevance)Sistem alokasi DAU sejauh mungkin harus mengacu pada tujuan pemberian alokasi sebagaimana dimaksudkan dalam UU. Kami berpendapat sudah selayaknyalah alokasi DAU ditujukan untuk membiayai sebagian dari: (1) beban fungsi yang dijalankan; (2) hal-hal yang merupakan prioritas dan target-target nasional yang harus dicapai. Perlu diingat bahwa kedua UU telah mencantumkan secara eksplisit beberapa hal yang menjadi tujuan yang ingin dicapai lewat program desentralisasi.

5. Keadilan (equity)Pertanyaan terpenting yang berkaitan dengan isu pemerataan ini adalah: apa yang ingin diratakan lewat instrumen DAU? Umumnya orang berpendapat DAU harus bertujuan untuk meratakan pendapatan antar daerah(keadilan).

6. Objektivitas dan transparansiSebuah sistem alokasi DAU yang baik harus didasarkan pada upaya untuk meminimumkan kemungkinan manipulasi. Untuk itulah maka sistem alokasi DAU harus dibuat sejelas mungkin dan formulanya pun dibuatsetransparan mungkin. Prinsip transparansi akan dapat dipenuhi bila formula tersebut bisa dipahami oleh khalayak umum. Dalam kaitan itulah maka indikator yang digunakan sedapat mungkin adalah indikator yang sifatnya obyektif sehingga tidak menimbulkan interpretasi yang ambivalen.

7. Kesederhanaan (simplicity)

Rumusan alokasi DAU harus sederhana (tidak kompleks). Rumusan tidak boleh terlampau kompleks sehingga sulit dimengerti orang, namun tidak boleh pula terlalu sederhana sehingga menimbulkan perdebatan dan kemungkinan ketidak-adilan. Rumusan sebaiknya tidak memanfaatkan sejumlah besar variabel dimana jumlah variabel yang dipakai menjadi relatif terlalu besar ketimbang jumlah dana yang ingin dialokasikan.

KENDALA PELAKSNAAN DANA ALOKASI UMUM (DAU)Kendala utama yang dihadapi Pemerintah Daerah dalam melaksanakan otonomi daerah adalah minimnya pendapatan yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah (PAD). Proporsi PAD yang rendah, di lain pihak, juga menyebabkan Pemerintah Daerah memiliki derajat kebebasan rendah dalam mengelola keuangan daerah. Sebagian besar pengeluaran, baik rutin maupun pembangunan, dibiayai dari dana perimbangan, terutama dana alokasi umum. Alternatif jangka pendek peningkatan penerimaan Pemerintah Daerah adalah menggali dari PAD. Pungutan pajak dan retribusi daerah yang berlebihan dalam jangka pendek dapat meningkatkan PAD, namun dalam jangka panjang dapat menurunkan kegiatan perekonomian, yang pada akhirnya akan menyebabkan menurunnya PAD.(Brahmantio, 2002).

Formulasi Untuk Menghitung Besarnya DAU:Besarnya DAU = 26% x PDN APBNDAU untuk Provinsi = 10% x 26 % PDN APBNDAU untuk Kabupaten/Kota = 90% x 26% x PDN APBN

DAU Suatu Provinsi =(Bobot provinsi yang bersangkutan/ Bobot seluruh prrovinsi di indonesia) X DAU untuk provinsi

DAU suatu Kabupaten =(Bobot kabupaten/ kota yang bersangkutan / Bobot seluruh kabupaten dikota Indonesia) X DAU untuk kabupaten atau kota.

LAPORAN REALISASI ANGGARAN (STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHANPERNYATAAN NO. 02 )

Tujuan

1.Tujuan standar Laporan Realisasi Anggaran adalah menetapkan dasar-dasar penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk pemerintah dalamrangka memenuhi tujuan akuntabilitas sebagaimana ditetapkan olehperaturan.perundang-undangan.2.Tujuan pelaporan realisasi anggaran adalah memberikan informasitentang realisasi dan anggaran entitas pelaporan secara tersanding.Penyandingan antara anggaran dan realisasinya menunjukkan tingkatketercapaian target-target yang telah disepakati antara legislatif daneksekutif sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Ruang Lingkup3. Pernyataan Standar ini diterapkan dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran yang disusun dan disajikan dengan menggunakan akuntansiberbasis kas.4. Pernyataan Standar ini berlaku untuk setiap entitas pelaporan, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, yang memperoleh anggaran berdasarkan APBN /APBD, tidak termasuk perusahaan negara/daerah .

5. Entitas pelaporan yang menyelenggarakan akuntansi dan menyajikan laporan keuangan berbasis akrual,tetap menyusun Laporan Realisasi Anggaran yang berbasis kas.

MANFAAT INFORMASI REALISASI ANGGARAN

6. Laporan Realisasi Anggaran menyediakan informasi mengenai realisasipendapatan, belanja, transfer,surplus/defisit, dan pembiayaan darisuatu entitas pelaporan yang masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya. Informasi tersebut berguna bagi para pengguna laporandalam mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber-sumber dayaekonomi, akuntabilitas dan ketaatan entitas pelaporan terhadapanggaran dengan Laporan Realisasi Anggaran menyediakan informasiyang berguna dalam memprediksi sumber daya ekonomi yang akanditerima untuk mendanai kegiatan pemerintah pusat dan daerah dalamperiode mendatang dengan cara menyajikan laporan secara komparatif.

Laporan Realisasi Anggaran dapat menyediakan informasi kepada para pengguna laporan tentang indikasi perolehan dan penggunaan sumber daya ekonomi:(a) telah dilaksanakan secara efisien, efektif, dan hemat;(b) telah dilaksanakan sesuai dengan anggarannya (APBN/APBD); dan(c) telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

DEFINISI

Berikut adalah istilah-istilah yang digunakan dalam Pernyataan Standar dengan pengertian:

Anggaran merupakan pedoman tindakan yang akan dilaksanakan pemerintah meliputi rencana pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan yang diukur dalam satuan rupiah, yang disusun menurut klasifikasi tertentu secara sistematis untuk satu periode.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat.

Apropriasi merupakan anggaran yang disetujui DPR/DPRD yang merupakan mandat yang diberikan kepada

Presiden/gubernur/bupati/walikota untuk melakukan pengeluaran-pengeluaran sesuai tujuan yang ditetapkan.

Azas Bruto adalah suatu prinsip yang tidak memperkenankan pencatatan secara neto penerimaan setelah dikurangi pengeluaran pada suatu unit organisasi atau tidak memperkenankan pencatatan pengeluaran setelah dilakukan kompensasi antara penerimaan dan pengeluaran.

Basis Kas adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan yangtidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.

Dana Cadangan adalah dana yang disisihkan untuk menampung kebutuhan yang memerlukan dana relatif besar yang tidak dapat dibebankan dalam satu tahun anggaran. Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satuatau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturanperundang-undangan wajib menyampaikan laporapertanggungjawaban berupa laporan keuangan. Kas Daerah adalah tempat penyimpanan uang daerah yangditentukan oleh Bendaharawan Umum Daerah untuk menampungseluruh penerimaan dan pengeluaran Pemerintah Daerah. Kas Negara adalah tempat penyimpanan uang negara yangditentukan oleh Menteri Keuangan selaku Bendaharawan UmumNegara untuk menampung seluruh penerimaan dan pengeluaranPemerintah Pusat. Kebijakan akuntansi adalah prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi-konvensi, aturan-aturan, dan praktik- praktik spesifik yang dipiliholeh suatu entitas pelaporan dalam penyusunan dan penyajianlaporan keuangan. Kurs adalah rasio pertukaran dua mata uang. Otorisasi Kredit Anggaran (allotment) adalah dokumen pelaksanaananggaran yang menunjukkan bagian) dari apropriasi yang disediakanbagi instansi dan digunakan untuk memperoleh uang dari RekeningKas Umum Negara/Daerah guna membiayai pengeluaranpengeluaran selama periode otorisasi tersebut. Pendapatan adalah semua penerimaan Rekening Kas UmumNegara/Daerah yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode.

STRUKTUR LAPORAN REALISASI ANGGARAN

Laporan Realisasi Anggaran menyajikan informasi realisasi pendapatan, belanja, transfer, surplus/defisit dan pembiayaan, yang masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya dalam satu periode. Dalam Laporan Realisasi Anggaran harus diidentifikasikan secara jelas, dan diulang pada setiap halaman laporan, jika dianggap perlu, informasi berikut:

(a) nama entitas pelaporan atau sarana identifikasi lainnya;(b) cakupan entitas pelaporan;(c) periode yang dicakup;(d) mata uang pelaporan; dan(e) satuan angka yang digunakan.

PERIODE PELAPORAN

Laporan Realisasi Anggaran disajikan sekurang- kurangnya sekali dalam setahun. Dalam situasi tertentu tanggal laporan suatu entitas berubah dan Laporan Realisasi Anggaran tahunan disajikan dengan suatu periode yang lebih panjang atau pendek dari satu tahun, entitas mengungkapkan informasi sebagai berikut:(a) alasan penggunaan periode pelaporan tidak satu tahun;(b) fakta bahwa jumlah-jumlah komparatif dalam Laporan Realisasi Anggaran dan catatan-catatan terkait tidak dapat diperbandingkan.

ISI LAPORAN REALISASI ANGGARAN

Laporan Realisasi Anggaran disajikan sedemikian rupa sehingga menonjolkan berbagai unsur pendapatan, belanja, transfer,surplus/defisit, dan pembiayaan yang diperlukan untuk penyajian yang wajar. Laporan Realisasi Anggaran menyandingkan realisasi pendapatan, belanja, transfer, surplus/defisit, dan pembiayaan dengan anggarannya. Laporan Realisasi Anggaran dijelaskan lebih lanjut dalam Catatan atas Laporan Keuangan yang memuat hal-hal yang mempengaruhi pelaksanaan anggaran seperti kebijakan fiskal dan moneter, sebab-sebab terjadinya perbedaan yang material antara anggaran dan realisasinya, serta daftar-daftar yang merinci lebih lanjut angka-angka yang dianggap perlu untuk dijelaskan.

Laporan Realisasi Anggaran sekurang-kurangnya mencakup pos-pos sebagai berikut:

(a) Pendapatan(b) Belanja(c) Transfer(d) Surplus atau defisit(e) Penerimaan pembiayaan(f) Pengeluaran pembiayaan(g) Pembiayaan neto; dan(h) Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran (SiLPA / SiKPA)

Pos, judul, dan sub jumlah lainnya disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran apabila diwajibkan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan ini, atau apabila penyajian tersebut diperlukan untuk menyajikan Laporan Realisasi Anggaran secara wajar.

Banyak sekali pertanyaan mengenai, ke mana sebenarnya Dana Alokasi Umum lebih banyak di salurkan??jika kita memperkirakan DAU setiap daerah di Indonesia, Dana Alokasi Umum lebih banyak disalurkan guna membayar gaji para pegawai pemerintahan. bagaimana cara kita mengetahui hal tersebut? hitunglah jumlah pegawai negri di negara ini. pasti kita akan menemukan jawabannya. kesimpulan dari penjelasan ini, dengan adanya rincian ini, diharapkan setidaknya kita memahami sebagian dari penjelasan di atas guna menambah wawasan kita mengenai DAU dan Laporan Realisasi Anggaran.

Dana Alokasi Umum (DAU) adalah sejumlah dana yang dialokasikan kepada setiap Daerah Otonom (provinsi/kabupaten/kota) di Indonesia setiap tahunnya sebagai dana pembangunan. DAU merupakan salah satu komponen belanja pada APBN, dan menjadi salah satu komponen pendapatan pada APBD. Tujuan DAU adalah sebagai pemerataan kemampuan keuangan antardaerah untuk mendanai kebutuhan Daerah Otonom dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.

Dana Alokasi Umum terdiri dari:

1. Dana Alokasi Umum untuk Daerah Provinsi2. Dana Alokasi Umum untuk Daerah Kabupaten/KotaJumlah Dana Alokasi Umum setiap tahun ditentukan berdasarkan Keputusan Presiden. Setiap provinsi/kabupaten/kota menerima DAU dengan besaran yang tidak sama, dan ini diatur secara mendetail dalam Peraturan Pemerintah. Besaran DAU dihitung menggunakan rumus/formulasi statistik yang kompleks, antara lain dengan variabel jumlah penduduk dan luas wilayah yang ada di setiap masing-masing wilayah/daerah