tugas mini cex

5
1. Nuklei saraf kranial Nuklues saraf kranialis sebagian besar terletak di batang otak, baik di otak tengah, pons dan mendula oblongata. Adapun letak dari nukelus saraf kranialis sebagai berikut: Lokasi Nukleus Saraf Kranial Nervus I Bulbus olfakorius Nervus II Corpus geniculatum lateral Nervus III dan IV Mesencephalon Nervus V, VI, VII, VIII Pons Nervus IX,X,XI, XII Medulla Oblongata 2. Tanda Hidrosepalus Gambaran klinik dari hidrosepalus tergantung dari usia pasien, penyebab terjadinya hidrosepalus, lokasi, durasi dan kecepatan dari onset. Gejala pada infant: penurunan nafsu makan, rewel, penurunan aktivitas dan muntah Gejala pada anak dan dewasa: o Gangguan kognitif o Nyeri kepala o Nyeri leher o Muntah o Pandangan kabur o Pandangan ganda o Kesulitan berjalan o Keadaan mengantuk

Upload: haris

Post on 09-Sep-2015

234 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

meningitis

TRANSCRIPT

1. Nuklei saraf kranialNuklues saraf kranialis sebagian besar terletak di batang otak, baik di otak tengah, pons dan mendula oblongata. Adapun letak dari nukelus saraf kranialis sebagai berikut:

Lokasi Nukleus Saraf Kranial

Nervus IBulbus olfakorius

Nervus IICorpus geniculatum lateral

Nervus III dan IVMesencephalon

Nervus V, VI, VII, VIIIPons

Nervus IX,X,XI, XIIMedulla Oblongata

2. Tanda HidrosepalusGambaran klinik dari hidrosepalus tergantung dari usia pasien, penyebab terjadinya hidrosepalus, lokasi, durasi dan kecepatan dari onset. Gejala pada infant: penurunan nafsu makan, rewel, penurunan aktivitas dan muntah Gejala pada anak dan dewasa: Gangguan kognitif Nyeri kepala Nyeri leher Muntah Pandangan kabur Pandangan ganda Kesulitan berjalan Keadaan mengantukPada anak-anak kadang didapatkan gejala gangguan pertumbuhan dan pematangan seksual yang diakibatkan oleh dilatasi ventrikel ke tiga. Pada orang dewasa kadang terdapat mual yang tidak berhubungan dengan gerakan kepala, inkoninensia baik uri atau alvi yang mengingikasikan adanya kerusakan pada lobus frontal.

Gejala pada hidrosepalus tekanan normal (NPH): Trias NPH: Gait disturbance Gangguan status mental Inkontinensia spincter

3. Terapi Hidrosepalusa. Terapi konservatifTerapi konservatif tidak efektif untuk pengobatan jangka lama pada hidrocepalus kronik. Terapi yang bisa diberikan adalah: Acetazolamide (carbonic anhidrase) untuk menurunkan sekresi LCS oleh plexus koroidalis furosemidb. Terapi bedah Lumbal punksi Lumbal punksi dilakukan hanya pada hidrosepalus komunikan Shunt Ventrikulo peritoneal shunt Ventriculoatrial shunt (vascular shunt) Lumboperitoneal shunt

4. Penatalaksanaan Meningitis TuberkulosaPengobatan meningitis TB saat ini masih mengikuti pola pengobatan ekstraparu lainnya, walaupun sebenarnya terapi meningitis TB memerlukan obat yang dapat menembut sawar darah otak. Rifampisin dan isoniazia dapat menembus sawar darah otak dengan baik, sedangakan etambutol dan pirazinamid tidak terlalu baik penetrasinya. Pemberian obat anti tuberkulosa pada pasien meningitis TB dapat diberikan kortikosteroid tanpa mempertimbangkan stadium penyakit.Rejimen Pengobatan Meningitis TBNama obatDosis Catatan

Isoniazid (H)2 bulan pertama: 5 mg/kg p.o, maksimum 450 mgPlus 7 bulan: 450 mgBerikan piridoksin 50 mg/hari untuk mencegah neuropati perifer

Rifampisisn (R)2 bulan pertama: 10 mg/kg p.o, maksimum 600 mgPlus 7 bulan: 600 mgPaling sering menyebabkan hepatitis

Pirazinamid (Z)2 bulan pertama: 25 mg/kg p.o, maksimum 2 gr/hari

Etambutol (E)2 bulan pertama: 20 mg/kg p.o, maksimum 1,2 gr/hari

Streptomisin (S)20 mg/kg i.m, maksimum 1 gr/hari)Hanya diberikan pada pasien yang mempunyai riwayat pengobatan TB sebelumnya

Dosis dan Cara Pemberian Deksametason Sesuai Stadium Penyakit Meningitis TBGradeMinggu ke

12345678

I0.3 mg/kg BB/hari iv0.2 mg/kg BB/hari iv0.1 mg/kg BB/hari p.oTotal 3 mg/hari p.oTotal 2 mg/hari p.oTotal 1 mg/hari p.o--

II/III0.4 mg/kg BB/hari iv0.3 mg/kg BB/hari iv0.2 mg/kg BB/hari iv0.1 mg/kg BB/hari ivTotal 4 mg/hari p.oTotal 3 mg/hari p.oTotal 2 mg/hari p.oTotal 1 mg/hari p.o

5. Komplikasi Meningitis Tuberkulosaa. Hidrosepalusb. Vaskulitisc. Paresis spastikd. Kejang e. Paraplegiaf. Gangguan sensorik ekstremitasg. Disfungsin pituitari dan hipotalamus6. Patomekanisme Meningits Tuberkulosa