tugas metodologi ilmiah 2 ( anitawati umar o111 12 252 )

14
TUGAS METODOLOGI ILMIAH ANITAWATI UMAR O111 12 252 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

Upload: uciemsil

Post on 22-Nov-2015

68 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

TUGAS METODOLOGI ILMIAH

ANITAWATI UMARO111 12 252

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWANFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS HASANUDDIN2014

TABEL SINTESISJudul : Prevalensi Fasciolosis Pada Sapi Bali Di Desa Sabbamparu, Kec Lembang, Kab Pinrang

NoJudulTahun PublikasiLokasiSubjekVariabelMetode PenelitianInstrumentasi(Cara Pengukuran)

Jumlah SampelHasil

DependentIndependent

1Identifikasi Cacing Saluran Pencernaan (Gastrointestinal) Pada Sapi Bali Melalui Pemeriksaan Tinja di Kabupaten Gowa2009Kabupaten GowaCacing saluran pencernaan (Gastrointestinal)Tingginya infeksi cacingFaktor iklim dan faktor pemeliharaanSurvai deskriptifPemeriksaan tinja secara mikroskopis. 76 sampel26respondenTerlihat tingginya infeksi cacing saluran pencernaan yaitu 75%.

2Tingkat Kerentanan Fasciola gigantica Pada Sapi dan Kerbau di Kecamatan Lhoong Kabupaten Aceh Besar2013Kecamatan Lhoong Kabupaten Aceh BesarFasciola giganticaAdanya perbedaan respon kekebalan terhadap fasciolosisImunologi kerbau memiliki tingkat resiliensi lebih tinggi dibandingkan sapiSedimentasi modifikasi BorraySedimentasi dari feses dimasukkan ke dalam cawan petri kemudian dilihat di bawah mikroskop150 sampel feses kerbau, 150 sampel feses sapiAdanya tingkat kerentanan sapi dan kerbau terhadap Fasciola gigantica

3Variant abioticfactors and the infectionof Fasciola gigantica larval stages in vectorsnail Indoplanorbis exustus2012RamgarhLakeLarva stages of Fasciola giganticaHigh parasite transmissionabioticfactors (temperature, pH, CO2, O2 and conductivity) and higher population density of snailsManga gonzales et alSnails collected were immediately transported tothe laboratory for analysisIndoplanorbis exustus from sixplaces

variant abiotic factors in different months of the year can significantly alter the infection rate anddevelopment process of larvae (sporocyst, redia and cercariae) in the snail Indoplanorbis exustus

4Identifikasi Jenis Cacing Sapi Bali yang Dipelihara di Taman Ternak FPPK2009Tama TernakJenis cacingPenyakit CacinganBuruknya sistem manajemenDeskriptifPengambilan feses lalu ditambahkan formalin agar tidak terjadi penetasan telur cacingunknownSpesies cacing yang diindikasi pada Sapi Bali di Taman Ternak yaitu Schistosoma bovis, Schistosoma nasalis, Fischoederius cobboldi dan Ascaris vitulorum

5Tingkat Infeksi Cacing Hati Kaitannya dengan Kerugian Ekonomi Sapi Potong yang Disembelih di Rumah Potong Hewan Wilayah Eks-Kresidenan Banyumas2011Banyumas, Cilacap, Purbalingga dan BanjarnegaraCacing hatiKerugian EkonomiInfeksi FasciolosisSurveyPurposes sampling (mengambil 1 RPH untuk setiap kabupaten). Untuk mengetahui hubungan antara kerugian ekonomi (Y) dengan tingkat infeksi cacing hati (X1), bobot badan (X2), umur (X3) dan asal ternak (variabel dummy) digunakan persamaan regresi linear berganda.170 ekor sapiTingkat prevalensi cacing hati pada sapi yang disembelih di RPH eks-Kresidenan Banyumas rata-rata 47%

6Gambaran Perilaku Masyarakat Kaitannya Dengan Penularan dan Upaya Pengendalian Penyakit Berbasis Lingkungan di Kabupaten Sukabumi, Prov Jawa Barat2009Sukabumi, Jawa BaratGambaran Perilaku MasyarakatTimbul Berbagai Macam PenyakitKeadaan Lingkungan yang Kurang SehatSurveyMenggunakan metode wawancara dengan kuisioner3008 rumah tangga / 12.265 orangMasyarakat masih kurang berperilaku dalma upaya pencegahan penyakit menular berbasis lingkungan

7Prevalensi Larva Fasciola gigantica pada Beberapa Jenis Gastropoda Air Tawar di Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi2013Kecamatan Palolo Kabupaten SigiFasciola giganticaBanyaknya jumlah individu gastropoda air tawarFaktor lingkunganDeskriptifPengambilan sampel menggunakan garis transek di lokasi penelitianSemua jenis gastropoda yang terinfeksi larvaserkaria trematoda.Hasil penelitian menunjukan bahwajumlah gastropoda yang ditemukan yakni 5 jenis yang terdiri dari Lymnaea rubiginosa,Bellamnya javanica, Melanoides tuberculata, Pomacea caniculata dan Thiara scabra.

8Pengaruh Fermentasi Anaerob Berbagai Kotoran Ternak Terhadap Jumlah Telur dan Larva Cacing Infektif Dalam Lumpur Hasil Sampingan Pembuatan Gasbio2009LaboratoriumFermentasi Anaerob kotoran ternakPencemaran lingkunganLimbah yang kurang memperhatikan kesehatan lingkunganEksperimentalDengan menggunakan metode RAL pola factorial dengan 14 macam campuran dari tiga kotoran14Perlakuan dengan berbagai kombinasi kotoran ternak dalam digester gasbio dengan suasana anaerob tidak nyata menurunkan jumlah telur larva infektif , tetapi sangat nyata menurunkan jumlah larva infektif dengan penurunan jumlah larva cacing, yang tertinggi pada PH asam

9Prevalensi Infeksi Cacing Hati (Fasciola hepatica) Pada Sapi Potong di Rumah Pemotongan Hewan Samarinda2009RPH SamarindaCacing hati (Fasciola hepatica)Fluktuasi tingkat prevalensi penyakit dapat mencapai titik intensitas yang tinggiVariasi perubahan cuacaMetode Parfit and Banks dengan presipitasiPengambilan feses di RPH dan pemeriksaan di Laboratorium. Data hasil peneltian diolah dengan deksriptif, tabulais data dengan menggunakan tabel dalam bentuk kualitatif dan dilanjutkan dengan perhitungan jumlah telur pergram (EPG) tiap jenis sapi serta penentuan prevalensi.90 sampelDitemukan telur cacing Fasciola dan beberapa jenis telur cacing lainnya pada sampel yang diperiksa fesesnya

10Prevalensi dan Intensitas Telur Cacing Parasitpada Feses Sapi (Bos Sp.) Rumah Potong Hewan (RPH)Kota Pontianak Kalimantan Barat2013RPH Kota PontianakTelur cacing parasitInfeksi cacing tinggiPemeliharaan secara ekstinsifFlotasi dan sedimentasiPemeriksaan secara kualitatif dan kuantitatif. Pemeriksaan kuantitatif dengan dua metode yaitu flotasi dan sedimentasi. 80 sampelTingkat prevalensi danintensitas telur cacing parasit di RPH Kota Pontianak masih tergolong rendah.

11ANALISIS EKONOMI PEMELIHARAAN TERNAK SAPI BALI DENGAN SISTEM PENGGEMBALAAN DI KECAMATAN PATTALLASSANG KABUPATEN GOWA SULAWEI SELATAN2010Kec. Pattallassang Kab. GowaSapi BaliProduktivitas ternak kurang maksimalSistem penggembalaan sapiAnalisisAngket, pedoman wawancara, pengamatan lapangan30 orang peternakSetiap responden memiliki karakteristik berbeda-beda, yang menggambarkan ting-kat kemampuan masing-masing

12KEJADIAN INFEKSI CACING HATI (Fasciola spp) PADASAPI BALI DI KABUPATEN KARANGASEM, BALI2007Kab. Karangasem, BaliCacing hati (Fasciola spp)Prevalensi infeksi cacing yang berbedaTingkat asosiasi antara lokasi, jenis kelamin dan umur sapi BaliFiltrasi bertingkatPenghitungan jumlah telur tiap gram tinja257 ekor sapiHasil pemeriksaan menunjukan faktor umur mempengaruhi secara nyatatingkat infeksi cacing hati.

13Autoantibodies in Patient With Fasciolosis2009Clinical Microbiology Laboratory of Faculty Medicine Fasciolosisextensiveparenchymal destruction, immunologicaland inflammatory reactionsAcute phases of FasciolosisModified ElisaUsing Elisa with ES antigens by finding eggs of Fasciola spp.32 patientsAccording to age and gender distribution, nostatistically significant difference betweenfasciolosis patients and control group weredetected

14Antigenesitas, Sensitivitas dan Spesifisitas Protein 27 -28 kDa dari MaterialExcretory-Secretory (ES) Fasciola spp pada Diagnosis DistomatosisSerum Sapi dengan Teknik Indirect ELISA2008LaboratoriumProtein Fasciola sppPenurunan BB, terhambatnya pertumbuhan, hati yang terbuang dan kematian hewanSapi yang terkena fasciolosisELISAIsolasi material ES fasciola spp, Isolasi protein, Analisis protein hasil isolasi dengan teknik SDS-page, Uji Antigenisitas Protein 27 -28 kDa dan ES terhadapSerum Sapi dengan Teknik indirect-ELISA, Uji Sensitivitas dan Spesifisitas Protein 27 -28 kDadan ES terhadap Serum Darah Sapi Tersangka danPenderita DistomatosisUnknownTelah berhasil diisolasi protein cathepsin-L(CatL) dari ES Fasciola spp, yaitu pada MR 27-28 kDa,2) Sebagai bahan uji, P27-28 (protein CatL) dengannilai antigenitas (optical density) 0,241, nilai sensitivitas63,6% dan spesifisitas 87,5% lebih baik dibandingprotein ES dengan sensitifitas 100% tetapi spesifisitas -nya 0%.

15Kecacingan Trematoda Pada Badak Jawa dan Banteng Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon2008Taman Nasional Ujung KulonTrematodaKematian dan penurunan kemampuan reproduksi sehingga populasi satwa liar semakin berkurangInfeksi ParasitFiltrasiKoleksi sampel tinja, pemeriksaan parasit dan identifikasi telur cacing parasitik48 sampel (25 tinja badak jawa,23 tinja banteng)Kecacingan tampaknya berperan penting pada status kesehatan badak jawa dan banteng sehingga perlu pemantauan dan pengobatan

16A Review Article-Immunity against Helminths: Interactions with the Host and theIntercurrent Infections2009UnknownImmunityparasitic multicellular organismsof medical and economic importance as they infecthumans and animals and sometimes provoke fatal diseasessuch as schistosomiasisHelminthsUnknownUnknownUnknownImmune responses againsthelminths can also participate in pathogenesis. Th2/Treg-like immunomodulation allows the survival of both host and parasiteby controlling immunopathologic disorders and parasite persistence. Consequences of the modified Th2-like responses on coinfection,vaccination, and inflammatory diseases are discussed.