tugas mata kuliah teori bimbingan dan konseling …
TRANSCRIPT
TUGAS MATA KULIAH TEORI BIMBINGAN DAN KONSELING KARIER
MAKALAH TEORI KEPRIBADIAN JOHN L. HOLLAND
Dosen Pengampu : Dr. Naharus Surur, M.Pd.
Disusun Oleh Kelompok 6 :
1. Amelia Zakianty Nisa (K3120006/3A)
2. Berlian Erviona Pribadi (K3120016/3A)
3. Enny Bogy Apriliani (K3120018/3A)
4. Maria Purwaningsih Sulistyowati (K3120036/3A)
5. Wahyu Tri Kusumawati (K3120072/3A)
PROGRAM STUDI S-1 BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2021
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami selaku anggota dari kelompok 9 (enam) dapat menyelesaikan
tugas makalah “Teori Kepribadian John L. Holland” pada mata kuliah Teori Bimbingan dan
Konseling Karier dengan baik dan maksimal.
Makalah ini merupakan penjabaran dari bahasan mengenai Teori Kepribadian John L.
Holland dengan berbagai referensi jurnal maupun modul yang telah dicantumkan dalam daftar
pustaka. Makalah ini terdiri dari cover, kata pengantar, daftar isi, pendahuluan, pembahasan/isi,
penutup, dan daftar pustaka. Penyusun berharap dengan adanya makalah ini akan memudahkan
mahasiswa maupun dosen untuk mengulas materi mengenai Teori Kepribadian John L. Holland
dengan optimal. Penyusun menyadari bahwasannya makalah ini belum sepenuhnya sempurna,
karena berbagai tambahan referensi yang berbeda. Oleh karena itu, saran dan kritik dari pembaca
amat sangat diperlukan oleh penyusun untuk menyempurnakan makalah ini.
Penyusun berharap bahwa makalah ini berguna dan tidak lupa penyusun mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini.
Surakarta, 13 September 2021
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
Cover .................................................................................................................................. i
Kata Pengantar ................................................................................................................... ii
Daftar Isi ............................................................................................................................ iii
Bab I Pendahuluan ............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 2
C. Tujuan .......................................................................................................................... 2
Bab II Isi ............................................................................................................................ 3
A. Biografi John L. Holland ............................................................................................. 3
B. Sejarah Perkembangan Teori Kepribadian John L. Holland ....................................... 3
C. Konsep Teori Kepribadian John L. Holland ................................................................ 5
D. Pokok Pikiran Teori Kepribadian John L. Holland ..................................................... 7
E. Tipe Kepribadian dan Model Lingkungan John L. Holland ........................................ 10
F. Implikasi Teori Kepribadian John L. Holland dalam Bimbingan dan Konseling ....... 13
G. Kritik Teori Kepribadian John L. Holland ................................................................... 14
H. Kumpulan Inventori Pengukuran Individu dan Lingkungan sesuai Teori Kepribadian
John L. Holland ............................................................................................................ 15
Bab III Penutup .................................................................................................................. 18
A. Kesimpulan .................................................................................................................. 18
B. Saran ............................................................................................................................ 18
Daftar Pustaka .................................................................................................................... 19
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu keputusan penting dalam hidup seseorang adalah dalam pemilihan karir.
Pemilihan karir tidak hanya berdampak pada jangka waktu yang singkat, namun berdampak
pada kehidupan jangka panjang. Memilih karir juga merupakan hal yang tidak bisa dihindari
oleh setiap individu.
Menurut Crites (1969), arah pilihan karir adalah pemilihan karir yang tidak dibuat
berdasarkan fantasi atau khayalan namun berdasarkan minat, kapasitas, dan nilai-nilai yang
dianut oleh seseorang setelah mengekploitasi dunia dengan cara mengolaborasi serta
mengklarifikasi minat, bakat, kemampuan serta nilai-nilai pribadi yang dianut setelah terlebih
dahulu mengalami perkembangan karir dalam jangka waktu yang cukup panjang. John Holland
berpendapat bahwa jika minat individu diketahui, maka jenis pekerjaan atau jabatan yang
dipandang sesuai dapat diprediksi sejak dini. Dia menetapkan bagaimana individu dan
lingkungan berinteraksi satu sama lain melalui perkembangan enam tipe kepribadian yaitu,
Realistic, Investigate, Artistic, Social, Enterprising, dan Conventional yang sering disingkat
menjadi RIASEC.
Menurut pandangan Holland (Sharf, 2010), pilihan dan penyesuaian karir menggambarkan
sebuah perluasan dari kepribadian seseorang. Splaver (Borchert, 2002), berpendapat serupa
yakni bahwa kepribadian memainkan peran yang penting dalam memilih karir yang sesuai.
Kepribadian itu sendiri menurut Hirschi (2010) adalah konsep teoritis yang menggambarkan
kecenderungan seseorang untuk berperilaku, berpikir, dan merasakan dalam cara tertentu
secara tetap. Holland (Donohue, 2006) menyatakan bahwa orang tertarik pada lingkungan
kerja yang nyaman bagi orientasi kepribadiannya. Holland menyebut kesejajaran antara
kepribadian dan lingkungan sebagai sebuah kongruensi. Ia menambahkan bahwa individu
yang kepribadiannya tidak sesuai dengan lingkungan kerjanya, lebih cenderung untuk
mengubah karirnya dengan yang lebih kongruen dengan kepribadiannya.
Penggunaan Teori Holland dapat diterima secara luas. Selain itu, asesmen yang
dikembangkan berdasarkan teori Holland dapat membantu individu memahami dirinya sendiri.
Yang mana, seperti yang kita ketahui bahwa pemahaman diri merupakan salah satu aspek
penting dalam perencanaan karir individu.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Teori Kepribadian John L. Holland?
2. Bagaimana pokok pembahasan dalam Teori Kepribadian John L. Holland?
3. Bagaimana implikasi Teori Kepribadian John L. Holland dalam bimbingan dan konseling?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Teori Kepribadian John L. Holland.
2. Untuk mengetahui pokok bahasan dalam Teori Kepribadian John L. Holland.
3. Untuk mengetahui implikasi Teori Kepribadian John L. Holland dalam bimbingan dan
konseling.
BAB II ISI
A. Biografi John L. Holland
Dr. John L. Holland adalah salah satu psikolog berpengaruh di dunia abad ke-20 yang
dianggap setara dengan B. F. Skinner dan P. E. Meehl. Holland lahir di Omaha, Nebraska,
pada tahun 1919. Holland dibesarkan di Amerika, bersama dengan dua saudara laki-laki dan
saudara perempuan. Ibunya seorang guru dan ayahnya eksekutif periklanan. Holland
mengenyam pendidikan di Universitas Kota Omaha (sekarang University of Omaha) jurusan
psikologi, matematika, serta Perancis dan lulus pada tahun 1942. Seperti banyak pria muda di
tahun 1940-an, Holland masuk Angkatan Darat setelah kuliah. Oleh karena Holland
mengambil jurusan psikologi, karier militer Holland masuk di posisi sebagai pewawancara
klasifikasi, penguji tes, asisten psikologis, dan Wechsler Intelligence Test administrator.
Pengalaman militernya memperkuat minatnya pada disiplin psikologi dan setelah
menyelesaikan 3,5 tahun pelayanan, Holland mendaftar di sekolah pascasarjana di University
of Minnesota, di mana ia menerima gelar MA pada tahun 1947 dan PhD dalam bidang
psikologi pada tahun 1952.
Pada 1950-1969 Holland bekerja di bidang psikologi terapan: Pusat konseling Western
Reserve University (1950-1956), National Merit Beasiswa Corporation (1957-1963),
dan American College Testing Program (1963-1969). Pada tahun 1969, Holland pindah
bersama istrinya Elsie dan ketiga anaknya yaitu, Kay (Sindoni), Joan, dan Robert ke Baltimore
dimana dia bergabung dengan fakultas di The Johns Hopkins University. Holland pensiun dari
emeritus profesor pada tahun 1980 pada usia muda 60 tahun. Meskipun demikian, Holland
terus menerus dianggap sebagai penyumbang produktif bagi literatur ilmiah karena terus
mempublikasikannya.
B. Sejarah Perkembangan Teori Kepribadian John L. Holland
John Holland lahir di Omaha, Nebraska pada tahun 1919. Holland lulus S2 di University
of Omaha tahun 1942 dan melanjutkan studi S3 di University of Minnesota. John Holland
adalah seorang ikonklas muda yang dididik dalam tradisi Minnesota Empiris (Jika sebuah
benda bergerak maka ukurlah. Jika dua benda bergerak maka hubungkanlah keduanya) yang
melanggar dari pendekatan dominan terhadap kepentingan pengukuran. Holland dijuluki
“dustobowl empiricism” untuk asal - usul Midwestern-nya. Tradisi Minnesota menghindari
teori yang mendukung metode pengukuran atheoritical atau empiris.
Pada tahun 1966, Holland berpendapat bahwa lingkungan-lingkungan okupasional itu
adalah Realistik, Intelektual, Artistik, Sosial, Pengusaha, dan Konvensional, demikian juga
tipe kepribadian diberi nama yang sama (Manrihu, 1992 : 71). Tingkatan orientasi kepribadian
individu menentukan lingkungan yang dipilihnya, semakin jelas tingkatannya, maka makin
efektif pencarian lingkungan yang sesuai (Manrihu, 1992 : 71). Teori Holland direvisi pada
tahun 1973, tipe-tipe kepribadian dan lingkungan okupasional tersebut adalah Realistik,
Investigatif, Artistik, Sosial, Pengusaha, dan Konvensional (Manrihu, 1992 : 71). Holland
mengakui bahwa pandangannya berakar dalam psikologi diferensial, terutama penelitian dan
pengukuran terhadap minat, dan dalam tradisi psikologi kepribadian yang mempelajari tipe-
tipe kepribadian (Winkel & Hastuti, 2005 : 634). Dua sumber pengaruh ini mendorong Holland
untuk mengasumsikan bahwa orang memiliki minat yang berbeda-beda dan bekerja dalam
lingkungan yang berlain-lainan, sebenarnya adalah orang yang berkepribadian lain-lain dan
mempunyai sejarah hidup yang berbeda-beda pula (Winkel & Hastuti, 2005 : 634).
Pengetahuan individu tentang diri dan lingkungannya diperlukan untuk menetapkan
pilihan yang sesuai. Kreasi Holland bersifat teoritis namun sangat praktis dalam
penggunaannya, diantaranya, self-scoring measure pada minat pekerjaan (the Vocational
Preference Inventory [VPI; Holland, 1985], diikuti oleh the Self-Directed Search [SDS;
Holland, Fritzsche, & Powell, 1994]) dikatalisis dalam pergeseran penekanan profesi
konseling dari perumusan teori pemilihan pekerjaan kembali pada pengoptimalan
penggunaan evaluasi intervensi dan asesmen karir. Pada tahun 1990-an pergeseran ini
berawal dari persaingan pengembangan teori ke desain dan evaluasi pada intervensi karir
yang lebih efektif melengkapi siklus psikologi pekerjaan dari praktis ke teoritis dan
kembali ke praktis.
Teori Holland (1997) menjelaskan bahwa interaksi individu dengan lingkungan
tersebut dapat menghasilkan karakteristik pilihan pekerjaan dan penyesuaian lingkungan
pekerjaan. Inti dari teori ini adalah proyeksi dari kepribadian individu dengan suatu
pekerjaan. Selain itu, teori ini menganggap bahwa suatu pemilihan pekerjaan atau jabatan
adalah merupakan hasil dari interaksi antara faktor keturunan dengan segala pengaruh
budaya, teman bergaul, orang tua, orang dewasa yang dianggap memiliki peranan penting.
Teori ini menegaskan bahwa kebanyakan orang menyerupai lebih dari satu tipe
kepribadian. Gaya karakteristik ilmiah Holland telah diuji, direvisi dan telah digunakan
oleh sejumlah rekan-rekan profesional dengan siapa Holland berkomunikasi secara teratur
dan kepada siapa ia memberikan bimbingan dan dukungan intelektual. Dari profesional
yang mengikutinya, dalam ukuran besar Holland memiliki model dan akun instrumen
yang berkreasi dan praktis, sehingga mendapat mendapat dukungan yang besar dari publik
dan kalangan profesional.
C. Konsep Teori Kepribadian John L. Holland
Mendasari teori Holland yang berasumsi bahwa kepentingan pekerjaan merupakan
salah satu dari aspek kepribadian, dan karena itu deskripsi dalam pekerjaan individu juga
terkait dengan deskripsi dalam kepribadian individu. Teori Holland menjelaskan tentang
struktural-interaktif karena teori Holland tersebut telah menyiapkan antara kepribadian
dan jenis pekerjaan. Holland menggambarkan typology sebagai struktur untuk informasi
pengorganisasian tentang pekerjaan dan individu, sedangkan asumsi tentang individu dan
lingkungan yang bertindak satu sama lain merupakan komponen interaktif dalam teorinya.
Hal tersebut dapat disimpulkan dalam proposisi asumsi formal (utama) teori Holland
(Brown, D & Associates : 2002) sebagai berikut:
1. Dalam budaya, orang yang paling dapat dikategorikan sebagai salah satu dari enam
jenis: realistis, investigative (intelektual), artistik, sosial, enterprising (giat), dan
konvensional.
2. Ada enam model lingkungan yaitu realistis, investigative (intelektual), artistik, sosial,
enterprising (giat), dan konvensional.
3. Individu akan mencari lingkungan yang membiasakan dirinya untuk melatih
keterampilan dan kemampuan, mengekspresikan sikap dan nilai-nilai, dan mengambil
peran dan masalah yang menyenangkan.
4. Perilaku ditentukan oleh interaksi antara kepribadian dan lingkungan.
5. Manusia akan menemukan lingkungan-lingkungan yang kuat dan memuaskan ketika
pola-pola lingkungan tersebut menyerupai pola kepribadian mereka. Situasi ini
berpengaruh pada stabilitas perilaku karena orang-orang mendapatkan banyak
penguatan yang selektif dari perilaku mereka.
6. Interaksi-interaksi yang tak sejenis merangsang perubahan di dalam perilaku manusia;
dan sebaliknya, interaksi-interaksi sama dan sebangun mendorong stabilitas perilaku.
Manusia cenderung untuk berubah atau menjadi seperti manusia yang dominan yang
ada di dalam lingkungannya. Kecendurangan ini akan lebih besar jika tingkat kongruen
antara individu dengan lingkungannya juga besar. Orang-orang seperti ini yang sangat
sulit untuk berubah.
7. Seseorang akan mengatasi inkongruensinya dengan mencari lingkungan yang baru
atau dengan mengubah perilaku pribadi dan persepsi-persepsinya.
8. Interaksi-interaksi timbal balik antara orang dan pekerjaan secara berturut-turut
biasanya menuju kepada satu rangkaian kepuasan dan kesuksesan.
Keputusan karir yang dibuat juga menggunakan enam tipe kepribadian. Adanya
teori Holland ini untuk memahami perbedaan individu dalam kepribadian, minat, dan
perilaku atau model yang banyak digunakan individu sesuai dengan kenyataan.
Holland menjelaskan bahwa individu mengembangkan preferensi untuk kegiatan
tertentu sebagai hasil interaksi individu dengan budaya dan kekuatan pribadi termasuk
teman-teman, keturunan, orang tua, kelas sosial, budaya, dan lingkungan fisik bahwa
prefensi ini menjadi kepentingan individu untuk mengembangkan kompetensi. Oleh
karena itu, tipe kepribadian yang ditandai oleh pilihan mata pelajaran di sekolah, hobi,
kegiatan rekreasi dan bekerja, dan ketertarikan pekerjaan dan pilihan yang tercermin
dari kepribadian. Dalam memilih dan menghindari lingkungan dan kegiatan tertentu,
hal tersebut merupakan tipe yang dipandang aktif bukan pasif.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, typology Holland mengkategorikan
atau mengelompokkan individu ke dalam enam tipe kepribadian secara luas,
khususnya (R) realistis, (I) investigative (intelektual), (A) artistik, (S) sosial, (E)
enterprising (giat), dan (K) konvensional. Sebagaimana disimpulkan, teori tipe
Holland biasanya disebut dengan model RIASEC dan dalam diagram biasanya
menggunakan heksagon yang telah memberikan representasi visual dari hubungan
antar kepribadian atau jenis pekerjaan.
Teori Holland tentang teori kepribadian dan model lingkungan merupakan
pendekatan yang populer saat ini dalam bimbingan kerja (Gibson & Mitchell: 2010).
Teori Holland terhadap pilihan pekerjaan dikembangkan berdasarkan beberapa asumsi
lain, yaitu:
1. Kepribadian seorang individu merupakan faktor utama dalam pilihan
pekerjaan/kejuruan.
2. Inventori minat/ketertarikan pada kenyataannya merupakan inventori kepribadian.
3. Individu mengembangkan pandangan stereotip jenis pekerjaan yang memiliki
relevansi psikologis. Stereotip ini memainkan peran utama dalam pilihan pekerjaan.
4. Angan-angan tentang pekerjaan seringkali merupakan tanda untuk pilihan
pekerjaan.
5. Identitas-kejelasan persepsi individu tentang tujuan dan karakteristik pribadinya-
berhubungan dengan memiliki sejumlah kecil tujuan kejuruan/pekerjaan yang lebih
berfokus.
6. Untuk menjadi sukses dan puas dalam sebuah karir, seseorang perlu memilih
pekerjaan yang sesuai dengan kepribadian seseorang. Kesesuaian pekerjaan adalah
salah satu di mana orang lain dalam lingkungan kerja memiliki karakteristik yang
sama atau mirip seperti miliknya sendiri.
D. Pokok Pikiran Teori Kepribadian John L. Holland
Terdapat beberapa ahli yang membuat teori dengan fokus utama masalah karier, yaitu
Anne Roe, Hoppock, Donald Super, Trait and Factor, dan John Holland. Teori yang
dikemukakan menjelaskan pendapat bagaimana peserta didik memilih karier tertentu
berdasarkan pemilihan tersebut untuk memenuhi kebutuhan baik fisik maupun psikis dan
membahas sifat serta karakteristik pribadi peserta didik yang dilihat dari sisi kecocokan dengan
karier yang dipilihnya.
Dalam buku Bimbingan Karir Ruslan A. Gani dijelaskan bahwa Holland menyusun
teori karirnya terdiri atas 11 (sebelas) pokok pikiran, yaitu :
1. Pemilihan suatu jabatan merupakan pernyataan kepribadian seseorang.
2. Inventory minat merupakan inventory kepribadian. Jika minat vokasional merupakan
ekspresi kepribadian, maka selanjutnya inventory minat adalah merupakan inventory
kepribadian.
3. Stereo-tipe vokasional mempunyai makna psikologis dan sosiologis yang penting dan
dapat dipercaya. Kita dapat menduga seseorang berdasarkan teman-teman, pakaian,
dan perilakunya, dan yang menjadi pekerjaannya. Pengalaman kita sehari-hari
seringkali menunjukkan pengetahuan yang tidak tepat, tetapi nampaknya dapat
memberikan pengetahuan yang bermanfaat terhadap berbagai pekerjaan yang
dilakukannya. Misalnya, seorang aktor mempunyai sifat berorientasi pada diri sendiri
self centered, seorang penjaga salesmen bersifat persuasif, seorang akuntan bersifat
teliti, ilmuwan bersifat tidak sosial dan sebagainya.
4. Individu-individu dalam suatu jabatan atau pekerjaan memiliki kepribadian yang
serupa dan kesamaan sejarah perkembangan pribadinya. Jika individu memasuki suatu
jenis pekerjaan tertentu disebabkan riwayat dan kepribadian tertentu, maka sejalan
dengan itu bahwa setiap jabatan atau pekerjaan akan menarik bagi orang-orang yang
mempunyai kepribadian yang serupa.
5. Karena orang dalam satu rumpun pekerjaan memiliki kepribadian yang serupa, mereka
akan menanggapi terhadap berbagai situasi dan masalah dengan cara yang serupa dan
mereka akan membentuk lingkungan hubungan antar pribadi yang tertentu.
6. Kepuasan, kematangan, dan hasil kerja bergantung atas kongruensi antara kepribadian
individu dengan lingkungan (yang sebagian besar terdiri dari orang lain) dimana
individu itu bekerja. Kita merasa lebih tenteram berada diantara teman-teman yang
memiliki cita rasa, bakat, dan nilai-nilai yang serupa dengan kita sendiri. Dengan
demikian kita akan dapat berkarya lebih baik pada suatu pekerjaan dimana kita secara
psikologis merasa cocok di dalamnya.
7. Pengetahuan kita tentang kehidupan vokasional adalah tidak tersusun dan sering kali
terpisah dari batang tubuh pengetahuan psikologi dan sosiologi. Pada saat sekarang kita
mempunyai segudang besar pengetahuan vokasional, dan bagaimana gudang-gudang
yang lain merupakan tempat penyimpanan yang tidak teratur rapi. Kita tidak
mempunyai rencana penyusunan yang komprehensif atau mempunyai teori untuk dapat
informasi.
8. Di dalam masyarakat kita (Amerika), kebanyakan orang dapat digolongkan ke dalam
salah satu daripada enam tipe yaitu realistik, intelektual, sosial, konvensional, usaha
(interprising), dan artistik. Setiap tipe merupakan hasil interaksi antara faktor
keturunan, kebudayaan, dan pribadi di sekitarnya, yakni termasuk teman sebaya, orang
tua, dan orang lain, kelas sosial, dan lingkungan fisik melalui pengalaman, individu
membentuk cara-cara yang terbiasa untuk menghadapi suatu tugas yang diajukan oleh
lingkungan psikologisnya, sosial, dan fisik, termasuk situasi vokasional. Varian biologi
dan sosialnya yang terjalin dengan riwayat kepribadiannya, membentuk suatu
perangkat ciri-ciri kemampuan, kecakapan persepsi, tujuan hidup, nilai, persepsi diri,
dan cara mengatasi persoalan hidup. Selanjutnya satu tipe merupakan satu rumpun
cluster sifat-sifat pribadi yang kompleks. Rumpun, sifat-sifat pribadi ini membentuk
sejumlah potensi khusus untuk memperoleh keberhasilan dan aspirasi tertentu, seperti
preferensi untuk satu kelompok pekerjaan yang tertentu. Misalnya seseorang yang
serupa dengan tipe sosial, seperti mengajar, pekerjaan sosial atau pemimpin agama
missionary dia dapat diduga ingin mendapat keberhasilan yang berorientasi sosial,
seperti terpilih ke dalam kedudukan kepemimpinan sekolah, atau masyarakat; dan
dapat diduga dia ingin memiliki nilai-nilai dan tujuan yang berorientasi sosial, seperti
menolong orang lain, menilai tinggi agama, mengabdi kepada masyarakat.
Membandingkan seseorang dengan sifat-sifat setiap model, tipe model, kita akan dapat
menentukan bahwa seseorang sangat mirip sekali dengan tipe yang mana. Model
tersebut kemudian menjadi tipe kepribadiannya. Kemiripan seseorang terhadap
masing-masing keenam tipe, akan menghasilkan suatu pola kesamaan, menjadi pola
kepribadian seseorang. Jadi kita dapat memperoleh suatu profil kesamaan. Dengan cara
ini memungkinkan kompleksitas pribadi, sehingga dapat menggolongkan sebagai satu
tipe saja. Tidak dapat diterima pendapat, anggapan; yang menyatakan bahwa hanya ada
enam jenis orang di dunia. Tetapi dengan suatu skema enam golongan yang
memungkinkan penyusunan kesamaan seseorang dengan setiap keenam tipe model
memberikan kemungkinan 720 pola kepribadian yang berbeda.
9. Terdapat enam jenis lingkungan realistik, intelektual, sosial, konvensional, usaha dan
artistik. Masing-masing lingkungan dikuasai oleh satu tipe kepribadian tertentu dan
masing-masing lingkungan ditandai oleh keadaan fisik yang menimbulkan tekanan dan
masalah tertentu. Misalnya : lingkungan realistik dikuasai.
10. Seseorang mencari lingkungan dan jabatannya yang memungkinkan dapat
melaksanakan kemauan dan keterampilannya, menyatakan sikap dan nilai mereka,
mengambil peran masalah yang dapat disetujui, menghindari peran dan persoalan yang
tidak mereka setujui. Akibatnya tipe realistik mencari lingkungan realistik, tipe
intelektual mencari lingkungan intelektual dan seterusnya.
11. Perilaku seseorang dapat diterangkan melalui bagaimana interaksi pola kepribadiannya
dan lingkungannya, yang pada dasarnya kita dapat menggunakan pengetahuan kita
mengenal tipe kepribadian dan model lingkungan untuk meramalkan hasil dari pada
pasangan yang demikian. Hasil tersebut termasuk pemilihan latihan dan pekerjaan,
tingkat keberhasilan perilaku kreatif, kemantapan pribadi, tanggapannya, terhadap
tekanan yang dihadapi, kepekaan terhadap tekanan atau ancaman yang tertentu,
mobilitas pekerjaan dan keberhasilan yang menonjol.
E. Tipe Kepribadian dan Model Lingkungan John L. Holland
Dalam pandangan Holland, pemilihan dan penyelarasan karir merupakan suatu
kepanjangan dari kepribadian seseorang. Manusia mengekpresikan diri, minat, dan nilai-nilai
mereka melalui pilihan pekerjaan dan pengalaman kerja mereka. Dalam pengembangan
teorinya, Holland menggunakan dua alat tes psikologis yang dianggap esensial yaitu,
Vocational Preference Inventory dan Self-directed Search. Kedua alat tersebut mengukur
kompetensi-kompetensi dan minat-minat menurut persepsi diri sendiri sebagai evaluasi atas
kepribadian seseorang. Holland juga dengan jelas mengatakan bahwa model teorinya dapat
dipengaruhi oleh usia, gender, kelas soaial, inteligensi, dan pendidikan. Holland pun
menjelaskan betapa individu dan lingkungan saling berinteraksi melalui enam tipe yang
berbeda yaitu, Realistis; Intelektual; Sosial; Konvensional; Usaha; dan Artistik.
1. Realistis
Tipe model ini adalah bersifat jantan, kuat jasmani, tidak sosial, agresif, mempunyai
kecakapan dan koordinasi motorik yang baik, kurang memiliki kecakapan verbal dan
hubungan antar pribadi, lebih menyenangi masalah yang konkrit dari pada masalah yang
abstrak, menganggap dirinya sebagai seorang yang beresifat agresif dan jantan, dan
mempunyai nilai-niliai ekonomi dan politik yang konvensional. Orang-orang yang
menyenangi pekerjaan berikut mirip dengan tipenya misalnya : pengawas bangunan, ahli
mesin kapal udara, ahli listrik, operator radio, ahli survei dan yang sejenisnya, atau dengan
kata lain tipe realistis memerlukan individu-individu yang memiliki kecakapan atau
kompetensi-kompetensi yang berhubungan dengan teknik dan aspek-aspek fisik.
Model lingkungan realistis biasanya ditandai oleh tugas- tugas yang konkrit, fisik, dan
ekplisit yang memberikan tantangan bagi pelakunya. Untuk mendapatkan pemecahan yang
efektif, seringkali memerlukan kecakapan mekanik, ketahanan dan gerakan fisik untuk
berpindah tempat dan bahkan selalu di luar gedung. Lingkungan realistis hanya menuntut
secara minimal kecakapan hubungan antar pribadi, sebab kebanyakan dari tugas-tugas
dapat diselesaikan dengan hubungan yang hanya sekali-sekali dan tidak mendalam dan
bahkan sering menuntut tindakan-tindakan yang sederhana sehingga sifat dan karakter
yang nyata dari model lingkungan membuat keberhasilan dan kegagalan nampak secara
jelas dan langsung.
2. Intelektual
Tipe model berorientasi tugas, tidak/kurang sosial, lebih menyukai dan memikirkan
terlebih dahulu daripada langsung bertindak terhadap pemecahan masalah yang dihadapi,
membutuhkan pemahaman, menyenangi tugas-tugas pekerjaan yang kabur sifatnya, dan
memiliki nilai-nilai dan sikap yang tidak konvensional. Preferensi vokasional termasuk :
ahli antropologi, astronomi, biologi, botani, kimia, editor penerbitan, ilmiah, geologi,
ilmuan riset, meteorology, fisika, pekerja riset ilmiah, zoology, penulis artikel ilmiah dan
teknologi.
Lingkungan intelektual ditandai dengan tugas-tugas yang memerlukan kemampuan
yang abstrak dan kreatif, bukan tergantung pada kemampuan dan pengamatan pribadinya.
Pemecahan masalah memerlukan imajinasi, intelegensi dan kepekaan terhadap masalah-
masalah yang bersifat intelektual dan fisik. Biasanya keberhasilan dicapai secara bertahap
yang terjadi di dalam suatu priode waktu yang relatif lama meskipun kriteria keberhasilan
dapat bersifat objektif dan dapat diukur. Masalah-masalah yang terdapat dalam lingkungan
ini berbeda dalam tingkat kesukarannya. Pemecahan masalah yang rumit memerlukan
kemampuan imajinasi. Alat-alat dan perlengkapan memerlukan kecakapan intelektual
daripada kecakapan manual, begitu juga kemampuan menulis adalah mutlak diperlukan
dalam lingkungan tipe ini.
3. Sosial
Tipe model ini bersifat sosial, bertanggung jawab, kewanitaan, kemanusiaan,
keagamaan, membutuhkan pehatian, memiliki kecakapan verbal dan hubungan antar
pribadi, menghindari pemecahan masalah secara intelektual aktivitas fisik, kegiatan-
kegiatan yang sangat teratur rapi, serta menyukai pemecahan masalah melalui perasaan dan
pemanfaatan hubungan antar pribadi. Preferensi vokasional termasuk : penilik sekolah,
guru sekolah, ahli psikologi klinik, lembaga kesejahteraan konselor, dan missionary.
Lingkungan sosial ditandai dengan masalah-masalah yang memerlukan kemampuan
menginterpretasi dan merubah prilaku manusia dan minat untuk berkomunikasi dengan
orang lain. Pada umumnya situasi bekerja dapat menimbulkan rasa harga diri dan
mengangkat kedudukan.
4. Konvensional
Tipe model konvensional menyenangi bahasa yang tersusun baik dan kegiatan yang
berhubungan dengan angka, konformis, menghindari situasi yang kabur, masalah-masalah
yang melibatkan hubungan antar pribadi dan kecakapan fisik, mengerjakan secara efektif
terhadap tugas pekerjaan yang tersusun baik, mengidentifikasikan dirinya dengan
kekuasaan, dan memberi nilai yang tinggi atas status dan kekayaan materi. Preferensi
vokasional termasuk : pengawas bank, pemegang buku, ahli statistik, analisis keuangan,
penaksir biaya, operator peralatan IBM, mengkaji anggaran belanja, dan petugas atau ahli
perpajakan.
Lingkungan konvensional ditandai dengan tugas-tugas dan masalah-masalah yang
memerlukan pemrosesan informasi verbal dan matematis, rutin, konkrit dan sistematis.
Keberhasilan pemecahan masalah relatif jelas dan terjadi dalam satu priode waktu yang
relatif singkat pula.
5. Usaha
Model tipe usaha mempunyai kecakapan lisan untuk berjualan, menguasai dan
menggiring ke suatu tujuan, arah, menganggap dirinya sendiri sebagai orang kuat, jantan,
menghindari dari penggunaan bahasa yang terumus dengan baik, atau situasi pekerjaan
yang memerlukan kegiatan intelektual dalam jangka waktu yang lama, mudah
menyesuaikan diri, berbeda dengan tipe konvensional. Tipe ini menyukai tugas-tugas
sosial yang kabur, dia memiliki perhatian yang besar terhadap kekuasaan, status,
kepemimpinan dan bertindak agresif yang berbentuk lisan. Preferensi vokasional termasuk
: pemimpin eksketutif perusahaan, promotor olahraga, manager hotel, dan konsultan
hubungan indsustri.
Lingkungan tipe usaha ini ditandai dengan tugas-tugas yang mengutamakan
kemampuan verbal yang digunakan untuk mengarahkan atau mempengaruhi orang lain.
6. Artistik
Tipe model artistik bersifat tidak sosial, menghindari masalah yang sudah dapat
tersusun, atau yang memerlukan kecakapan fisik yang benar, serupa dengan tipe intelektual
yang sukar menyesuaikan diri dan tidak sosial, tetapi berbeda dengan tipe tersebut bahwa
tipe ini memerlukan bentuk-bentuk ekspresi yang bersifat individualitas, lebih bersifat
kewanitaan dan sering kali tipe ini menderita hambatan emosional, lebih menyukai
menghadapi persoalan yang terjadi dalam lingkungannya melalui ekspresi diri dalam
media seni. Preferensi vokasional teremasuk : pengarang, ahli kartun, musik, drama,
penyair, pencipta lagu, dan penggubah musik seniman atau artis.
Lingkungan artistik ditandai dengan tugas-tugas dan masalah-masalah yang
memerlukan interpretasi atau kreasi, bentuk-bentuk artistik melalui cita rasa perasaan dan
imajinasi. Lingkungan artistik memerlukan kemampuan untuk mengarahkan semua
pengatahuan individu, intuisi dan kondisi emosinya dalam pemecahan masalah. Hal ini
berbeda dengan lingkungan realistis, intelektual dan konvensional yang seringkali kurang
menuntut penggunaan semua sumber potensi pribadi seseorang.
F. Implikasi Teori Kepribadian John L. Holland dalam Bimbingan dan Konseling
Salah satu implikasi nyata teori Holland untuk konseling karir adalah bahwa praktisi dapat
membantu klien menilai kepentingan dan lingkungan kerja mereka dan memahami hubungan
di antara mereka (Xu, 2020). Cukup mengembangkan struktur kognitif atau kerangka kerja
untuk melihat diri mereka dan pekerjaan sangat membantu banyak orang. Beberapa konselor
karir mengatur dan mereferensi karir dan informasi pekerjaan mereka sesuai dengan jenis
Holland, menggunakan kode tiga poin yang sesuai dengan jenis yang paling menonjol. Ini
memudahkan proses matching interest dan environment (Kulcsár, Dobrean, & Gati, 2020;
Savickas, 2015)
Menurut Holland, suatu minat yang menyangkut pekerjaan dan okupasi adalah hasil
perpaduan dari sejarah hidup seseorang dan keseluruhan kepribadiannya, sehingga minat
tertentu akhirnya menjadi suatu ciri kepribadian yang berupa ekspresi diri dalam bidang
pekerjaan, bidang studi akademik, hobi inti, berbagai kegiatan rekreatif dan banyak kesukaan
yang lain (Winkel & Hastuti, 2005).
Model pilihan karir Holland menunjukkan bahwa individu akan mencari lingkungan kerja
yang sesuai dengan keterampilan, kemampuan, sikap, dan nilai mereka atau harus terdapat
kesesuaian antara RIASEC dengan lingkungan. Holland membagi kepribadian tersebut dalam
enam tipe yaitu Realistic (R), Investigasi (I), Artistik (A), Social (S), Enterprising (E), dan
Konvensional (C). Ini telah dikenal sebagai model RIASEC (Gorji, Hatamy, & Khoshkonesh,
2011).
G. Kritik Teori Kepribadian John L. Holland
Teori kepribadian yang dikembangkan oleh Holland menuai beberapa kritik. Adapun
beberapa kritik tersebut adalah sebagai berikut:
1. Teori yang dikembangkan oleh Holland ini terlalu sederhana dalam mengklasifikasikan
individu dalam enam tipe kepribadian dan tipe lingkungan pekerjaan serta menyatakan
individu akan memiliki kepuasan kerja jika tipe kepribadiannya sesuai dengan tipe
lingkungan pekerjaan. Padaha,l individu memiliki kebutuhan fisiologis untuk segera
dipenuhi. Jika teori Holland ini berlaku, maka individu akan terus mencari kepuasan kerja
walaupun kebutuhan fisiologis mereka belum terpenuhi. Hal ini bertentangan dengan teori
yang dikemukakan oleh Abraham Maslow yang menyatakan bahwa kebutuhan dasar yang
paling utama adalah kebutuhan fisiologis (Feist & Feist, 2006). Selain itu, teori ini juga
bertentangan dengan teori penyesuaian kerja yang memiliki asumsi bahwa individu
memiliki dua kebutuhan yang harus dipenuhi yaitu kebutuhan biologis dan psikologis
(Brown, 2007).
2. Teori karier yang dikembangkan oleh Holland ini kurang mengakui kemampuan manusia
dalam menyesuaikan diri, dalam hal ini adalah menyesuaikan diri dalam lingkungan
pekerjaan. Padahal manusia memiliki potensi yang kuat untuk dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungan pekerjaan.
3. Teori Holland ini memandang individu hanya memiliki satu tipe kepribadian yang kuat
dan akan berkorelasi dengan tipe lingkungan pekerjaan. Misalnya, individu yang memiliki
tipe kepribadian artistik hanya dominan memiliki kemampuan di tipe lingkungan pekerjaan
artistik. Hal ini bertolak belakang dengan teori kecerdasan majemuk yang dikemukakan
oleh Gardner, bahwa dimungkinkan individu memiliki beberapa jenis kecerdasan yang
cenderung dominan pada diri manusia.
H. Kumpulan Inventori Pengukuran Individu dan Lingkungan sesuai Teori Kepribadian
John L. Holland
Teori Holland telah menghasilkan kontribusi yang berharga dan subtansial yaitu
serangkaian perangkat praktis untuk menilai individu dengan lingkungannya yang dapat
digunakan dalam mengidentifikasi pilihan pekerjaan yang berpotensi (misalnya, jurusan
kuliah, kekerjaan). Menurut Holland, seseorang digolongkan ke dalam salah satu kategori
melalui ungkapan atau menunjukkan minat atau ketertarikan pada pekerjaan atau pendidikan,
melalui jabatan/pekerjaan, atau dengan skor yang diperoleh dari inventori seperti berikut:
1. Self Directed Search (SDS)
SDS adalah panduan untuk perencanaan pendidikan dan karir. Ini pertama kali
dikembangkan oleh John Holland pada tahun 1971 dan selanjutnya telah direvisi sebanyak
tiga kali. Pada SDS dan laporan interpretasi didasarkan pada penelitian yang luas tentang
bagaimana seseorang memilih karir. Holland memandang SDS baik digunakan sebagai alat
penilaian dan intervensi pekerjaan, Holland dan rekan- rekannya berangkat untuk menguji
efek pada pengguna. Dalam serangkaian percobaan, SDS ditemukan meningkatkan pilihan
pekerjaan yang sedang dipertimbangkan, mengembangkan pengetahuan tentang klasifikasi
pekerjaan, dan mengurangi kekhawatiran konseli tentang perencanaan karir. Intervensi
SDS terbukti memiliki efek menguntungkan yang sama bagi laki-laki muda dan perempuan
muda.
Tidak seperti manual tes khas yang melaporkan hanya data psikometri, manual SDS
(Belanda, Fritzsche, & Powell, 1994) juga melaporkan hasil penyelidikan eksperimental
efek dari SDS sebagai intervensi pekerjaan pada pengambil tes. SDS merupakan penemuan
dari hasil revisi SDS mengukur kemampuan, kegiatan, sikap kerja, bakat atas dasar
penilaian diri sendiri. Skor mentah yang dihasilkan kemudian diubah menjadi sandi tiga
huruf yang merupakan ihtisar, misalnya RIE, ESC, yang menunjukkan urutan preferensi
dengan huruf pertama adalah preferensi kuat atas suatu tipe tertentu.
2. The Vocational Preference Inventory (VPI)
VPI merupakan tes minat jabatan yang menghendaki subyek tes untuk
menyebutkan minatnya (atau tiadanya minat) dalam 160 judul pekerjaan. Hal ini
menghasilkan skor dalam enam tipe kepribadian Holland, data tentang kepribadian dan ciri
pribadi individu. Penggunaan VPI yang utama adalah untuk siswa SMA dan mahasiswa
guna maksud penyaringan, penempatan atau bimbingan. Informasi dari VPI ini harus
ditafsirkan bersama-sama dengan informasi-informasi lain, seperti usia, jenis kelamin,
tingkat pendidikan, bidang pendidikan, dan status pekerjaan saat ini.
3. My Vocational Situation (MVS) dan Vocational Interest (VI)
My vocational situation dan skala VI terdiri dari 18 item dengan skala benar-salah
yang mendayagunakan kepemilikan responden mengenai gambaran yang jelas dan stabil
pada tujuan, minat dan bakat. Sebuah tinjauan komprehensif pada studi yang ada tersedia
di dalam VI seiring dengan korelasi dan sifatnya sebagai skala. VI tampaknya telah
digunakan sebagai intrumen penyaringan di Perguruan Tinggi atau universitas sebagai tes
pre-treatment diagnostik dan sebagai alat ukur untuk mengevaluasi efektivitas
treatmentnya.
4. Position Classification Inventory (PCI)
The position classification inventory merupakan inventori yang berisi 84 item dan
16 skala sesuai dengan enam tipe lingkungan kerja Holland. PCI hanyalah sebuah
perangkat psikometri untuk mengklasifikasikan lingkungan kerja dengan menggunakan
sistem Holland. Buku pedomannya jelas, praktis dan ringkas. Dengan menggunakan PCI,
antara supervisor dan karyawannya memiliki korelasi yang sangat besar dimulai dari 0,59-
0,79 pada pada peringkat pekerjaan yang sama karena koefesien alphanya cukup tinggi di
seluruh skala.
5. The Career Attitudes and Strategies Inventory (CASI)
The career attitudes and strategies inventory (CASI; Holland & Gottfredson, 1994)
dikembangkan untuk melengkapi teori the person-environment (PE) dengan memberikan
penilaian langsung dari beberapa aspek lain dari status karir, seperti SDS, CASI ini
dimaksudkan untuk menjadi alat penilaian dan intervensi. Penelitian eksperimental ini
terbatas pada efek pada konseli yang menjanjikan (Russell, 2006), dan penelitian lebih
lanjut tentang dampaknya akan sangat membantu. The career attitudes and strategies
inventory merupakan pengkuran terbaru dari teori Holland yang terdiri dari 130 item, 4
posisi skala, dan 9 subskala (kepuasan kerja, keterlibatan kerja, pengembangan
keterampilan, gaya dominan, kekhawatiran karir, pelanggaran interpersonal, komitmen
keluarga, gaya dalam pengambilan resiko, dan hambatan geografis).
6. Strong Interest Inventory (SII)
Strong interest inventory adalah penilaian yang mengkategorikan minat individu
dalam waktu luang dan pengaturan pekerjaan. Minat individu dikategorikan ke dalam enam
bidang karir dan daftar minat karir, namun orang dengan minat yang sama dan kepribadian
tertarik terhadap karir yang sama pula. Kebanyakan orang menikmati lingkungan pekerjaan
dan bekerja dengan orang lain yang memiliki ciri-ciri kepribadian dan minat yang sama.
Teori John Holland adalah yang terbaik dan mengetahui teori yang paling banyak diteliti
pada topik pilihan karir.
7. Career Assessment Inventory (CAI)
Career assessment inventory mengambil minat kerja individu dan
membandingkan individu dengan individu lain. Instrumen ini membantu orang yang
berada di ikatan perguruan tinggi yang terikat dan non-perguruan tinggi untuk mencari
pekerjaan yang diarahkan pada minat mereka. Saat ini ada dua versi dari CAI - The
Enhanced Version and the Vocational Version. The Vocational Version memiliki target
karir yang kurang dari dua tahun dari pasca-sekolah menengah yang diperlukan untuk
pelatihan. The Enhanced Version termasuk laporan 370-item menggunakan skala 5 - titik
untuk tanggapan. Pengujian membutuhkan 35 sampai 40 menit untuk menyelesaikan dan
dilakukan secara online atau pensil ke kertas format.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Dr. John L. Holland lahir di Omaha, Nebraska pada tahun 1919. Holland lulus S2 di
University of Omaha tahun 1942 dan melanjutkan studi S3 di University of Minnesota. John
Holland adalah seorang ikonklas muda yang dididik dalam tradisi Minnesota Empiris (Jika
sebuah benda bergerak maka ukurlah. Jika dua benda bergerak maka hubungkanlah keduanya)
yang melanggar dari pendekatan dominan terhadap kepentingan pengukuran.
Dr. John L. Holland adalah salah satu psikolog berpengaruh di dunia abad ke-20 yang
berpendapat bahwa interaksi individu dengan lingkungan dapat menghasilkan karakteristik
pilihan pekerjaan dan penyesuaian lingkungan pekerjaan. Selain itu, Holland juga
mengkategorikan atau mengelompokkan individu ke dalam enam tipe kepribadian secara
luas, khususnya (R) realistis, (I) investigative (intelektual), (A) artistik, (S) sosial, (E)
enterprising (giat), dan (K) konvensional.
Apabila dihubungkan dengan bimbingan dan konseling, salah satu implikasi nyata teori
Holland untuk konseling karir adalah bahwa praktisi dapat membantu klien menilai
kepentingan dan lingkungan kerja mereka dan memahami hubungan di antara keduanya.
Teori Holland pun juga sudah mendukung beberapa inventori pengukuran individu dan
model lingkungan seperti, self directed search, the vocational preference inventory, my
vocational situation dan vocational interest, position classification inventory, the career
attitudes and strategies inventory, strong interest inventory, dan career assessment inventory.
B. Saran
Teori kepribadian Holland merupakan teori yang menunjukkan keterkaitan antara
kepribadian seseorang serta model lingkungan akan berpengaruh dengan karier seorang
individu sehingga dapat diaplikasikan secara bijak dalam membantu individu dalam pemilihan
karier sesuai dengan kepribadian sehingga individu dapat bekerja secara optimal di
pekerjaan/jabatan yang dipilihnya.
DAFTAR PUSTAKA
Saputra, W. 2014. Teori Holland. Makalah Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling Karier.
Universitas Negeri Malang.
Tama, A. 2019. Efektivitas Penerapan Teori Karir John L. Holland terhadap Peningkatan
Perencanaan Karir Siswa. Skripsi Program Studi Bimbingan dan Konseling. Universitas
Muhammadiyah Magelang.
Afandi, M. 2011. Tipe Kepribadian dan Model Lingkungan dalam Perspektif Bimbingan
Karier John Holland. Jurnal Sosial Budaya, Vol.8 (1). UIN Suska Riau.
Nurhayati. 2014. Pengembangan Program Bimbingan Karir Berbasis Teori Karir Holland.
Universitas Pendidikan Indonesia.