tugas manajemen risiko 3

Upload: elida-kusumastuti

Post on 07-Mar-2016

56 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

analisis manajemen risiko terhadap Kasus Bank Syariah Mandiri

TRANSCRIPT

Kasus Bank Syariah Mandiri

Kelompok 8:Elida Kusumastuti (20130730030)Wahida Turrohmah(20130730035)Reni Agustina (20130730036)Nurul Marifah (20130730047)Vio Daniswan (20120730048)Kasus Bank Syariah MandiriBank Syariah Mandiri Dibobol Rp 50 MiliarPelaku kasus tersebut adalah AA (42) yang merupakan manajer marketing BSM cabang Gatot Subroto, FSD (38) yaitu trade specialist officer BSM, ID (42) yang bekerja sebagai pemain saham, dan RS (37) yang merupakan makelar.Bank Syariah Mandiri (BSM) Cabang Jalan Gatot Subroto, Jakarta merugi Rp 50 miliar akibat aksi penggelapan dan pemalsuan dokumen yang seakan-akan diajukan oleh nasabah sehingga membuat bank tersebut mencairkan deposito. Untuk menutup kekurangan Rp 25 miliar, ID menjalin kerja sama tipu-tipu dengan perusahaan properti asal Bali, yaitu PT Hayashi (HI).Kemudian PT PPI memberikan dana Rp 75 miliar berupa cek BNI. Melalui AA, cek tersebut dipindahkan ke rekening tabungan RS di BSM. Kemudian, RS mengalihkan dana itu ke deposito atas nama PT PPI sebesar Rp 50 miliar. Sisa uang Rp 25 miliar dibagi dengan pelaku lain melalui transfer.Kasus ini berawal pada 16 Juli 2014, ID dan RS menawarkan kerja sama ke PT Pos Properti Indonesia (PPI). Keduanya seolah-olah memiliki proyek pembangunan vila. ID lalu mengajukan surat kredit berdokumen dalam negeri (SKBDN) ke BSM dengan jaminan deposito uang milik PT PPI sebesar Rp 50 miliarAA dan FSD kemudian membuat surat pemblokiran deposito sebagai jaminan dari SKBDN. Dengan jaminan itu, bank kemudian mencairkan deposito untuk keperluan SKBDN sebesar Rp 50 miliar dengan diskonto 10 persen sehingga yang cair adalah Rp 45.6 Miliar.Uang itu lalu ditransfer ke rekening perantara antarkantor (RPAK). Dari Rp 45,6 miliar itu, sebesar Rp 25 miliar diambil ID untuk menutupi uang sisa yang dipertanyakan PT PPI. Sisanya dibagi kepada para pelaku.Pada 15 Oktober 2014, BSM mendapat surat dari PT PPI yang memberitahu pada tanggal 17 Oktober 2014 deposito atas nama PT PPI sebesar Rp 50 miliar akan dicairkan. Padahal deposito tersebut sudah dijadikan jaminan atas SKBDN oleh PT HI. Maka pihak BSM berpotensi mengalami kerugian Rp 50 miliarTersangka dijerat pasal berlapis. Antara lain, pasal 63 UU Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, pasal 3,4,5 UU Nomor 08 Tahun 2010 tentang TPPU (Tindak Pidana Pencucian Uang), dan pasal 263,266,372 serta 378 KUHP. Masing-masing hukuman selama 720 tahun penjaraAnalisis Risk Profile Kasus BSM Adanya penyimpangan pegawai di BSM. Yaitu terlibatnya manajer marketing BSM cabang Gatot Subroto dan trade specialist officer BSM dalam aksi penggelapan dan pemalsuan dokumen yang menyebabkan BSM merugi Rp 50 miliar.Pegawai bank melakukan pemalsuan dengan membuat surat pemblokiran deposito sebagai jaminan dari SKBDN yang diajukan oleh PT HIRisiko OperasionalPara pelaku termasuk pegawai bank yang terlibat dalam kasus tersebut dikenakan pasal 63 UU Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan SyariahPelaku dapat dipidana dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp10 Miliar dan paling banyak Rp200 Miliar

Risiko HukumSelain itu, mereka juga dapat dikenakan Pasal 3, Pasal 4, Pasal 5 UU Nomor 8 Tahun 2010 tentang pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dengan ancaman hukuman 20 tahun dan denda Rp 10 miliar.Dan pasal 263, 266, 372 serta 378 KUHP. KesimpulanKasus pembobolan uang sebesar Rp 50 Miliar yang terjadi di Bank Syariah Mandiri mencerminkan kurangnya pengawasan internal bank. Karena adanya pelanggaran internal perusahaan yang terjadi, yaitu adanya kerjasama antara pihak internal bank dengan pihak eksternal untuk melakukan kecurangan.