tugas makalah polhankam

20
TUGAS MAKALAH POSISI GEOGRAFIS DAN GEOPOLITIK INDONESIA DALAM POLITIK PERTAHANAN KEAMANAN DIKAITKAN DENGAN KEDATANGAN PRESIDEN OBAMA SERTA DIHUBUNGKAN DENGAN TEORI-TEORI TERKAIT Disusun sebagai tugas individual mata kuliah politik pertahanan dan keamanan Disusun Oleh : NURUL RIZKA MAULIDYA 170410080051 JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

Upload: nurul-rizka-maulidya

Post on 26-Jun-2015

565 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Belajar :))

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS MAKALAH POLHANKAM

TUGAS MAKALAH

POSISI GEOGRAFIS DAN GEOPOLITIK INDONESIA DALAM POLITIK PERTAHANAN

KEAMANAN DIKAITKAN DENGAN KEDATANGAN PRESIDEN OBAMA SERTA

DIHUBUNGKAN DENGAN TEORI-TEORI TERKAIT

Disusun sebagai tugas individual mata kuliah politik pertahanan dan keamanan

Disusun Oleh :

NURUL RIZKA MAULIDYA 170410080051

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2010

Page 2: TUGAS MAKALAH POLHANKAM

PENDAHULUANKonstelasi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan dengan posisi diantara benua Asia

dan Australia serta diantara Samudra Pasifik dan Samudera Hindia, menempatkan Indonesia menjadi daerah kepentingan bagi negara-negara dari berbagai kawasan.  Posisi strategis ini menyebabkan kondisi politik, ekonomi, dan keamanan ditingkat regional dan global menjadi faktor yang berpengaruh terhadap kondisi Indonesia. 

Salah satu pintu peran strategis Indonesia berada di Selat Malaka. Selat Malaka memang memegang peranan yang sangat penting, tidak hanya bagi negara-negara yang berada di sekitarnya, tetapi juga bagi negara-negara di dunia mengingat keberadaannya sebagai jalur perdagangan laut tersibuk kedua di dunia setelah Selat Hormuz. Posisi strategis inilah yang menjadikan Selat Malaka sebagai chokepoints of shipping in the world untuk lalu lintas perdagangan negara-negara di dunia, baik ekspor maupun impor, yang sebagian besar dilakukan melalui jalur laut. Sesungguhnya posisi Indonesia baik secara geografis maupun geopolitk akan sangat menentukan dalam percaturan pertumbuhan peradaban maupun secara ekonomi di wilayah ini. Dalam perubahan tatanan ekonomi dunia yang mengarah pada perdagangan bebas, posisi dan kebijakan yang dilakukan Indonesia akan sangat menentukan. Meski secara filosofis disadari akan keuntungan posisi ini dari sejak nenek moyang hingga sekarang, namun ada kecenderungan bahwa saat ini bangsa Indonesia belum secara nyata memanfaatkan keuntungan posisi ini.

Akademisi, teoretisi, dan praktisi geopolitik telah menyepakati ada definisi standar untuk "geostrategy." Hampir semua definisi, bagaimanapun, menekankan merger strategis dengan pertimbangan faktor geopolitik. Sementara geopolitik adalah seolah-olah netral, memeriksa dan politik fitur geografis daerah berbeda, terutama dampak dari geografi pada politik, geostrategy melibatkan perencanaan yang komprehensif, menetapkan cara untuk mencapai tujuan nasional atau mengamankan aset militer politik signifikansi. Pada awalnya geostrategi diartikan sebagai geopolitik untuk kepentingan militer atau perang. Di Indonesia geostrategi diartikan sebagai metode untuk mewujudkan cita-cita proklamasi, sebagaimana tercantum dalam Mukadimah UUD 1945, melalui proses pembangunan nasional. Karena tujuan itulah maka ia menjadi doktrin pembangunan dan diberi nama Ketahanan Nasional. Mengingat geostrategi Indonesia memberikan arahan tentang bagaimana membuat strategi pembangunan guna mewujudkan masa depan yang lebih baik, lebih aman, dan sebagainya.

Indonesia tentu patut mewaspadai perkembangan yang terjadi terutama di kawasan Asia Pasifik. Sebab konsekuensi letak geografis Indonesia di persilangan jalur lalu lintas internasional, maka setiap pergolakan berapapun kadar intensitas pasti berpengaruh terhadap Indonesia. Apalagi jalur suplai kebutuhan dasar terutama minyak beberapa negara melewati perairan Indonesia. Jalur pasokan minyak dari Timur Tengah dan Teluk Persia ke Jepang dan Amerika Serikat, misalnya, 70% pelayaran negara-negara ini melewati perairan Indonesia. Karenanya sangat wajar bila berbagai negara berkepentingan mengamankan jalur pasokan minyak ini, termasuk di perairan nusantara, seperti, Selat Malaka, Selat Sunda, Selat Lombok, Selat Makasar, Selat Ombai Wetar, dan lain-lain.

Pasukan Beladiri Jepang secara berkala dan teratur mengadakan latihan operasi jarak jauh untuk mengamankan area yang mereka sebut sebagai “life line,” yakni, radius sejauh 1000 mil laut hingga menjangkau perairan Asia Tenggara. Hal yang sama juga dilakukan Cina, Australia, India.  Keberadaan Indonesia dipersilangan jalur pelayaran strategis, memang selain membawa keberuntungan juga mengandung ancaman. Sebab pasti dilirik banyak negara. Karena itu sangat beralasan bila beberapa negara memperhatikan dengan cermat setiap perkembangan yang terjadi di Indonesia. Australia misalnya, sangat kuatir bila Indonesia mengembangkan kekuatan angkatan laut, yang pada gilirannya dapat memperketat pengendalian efektif semua jalur pelayaran di perairan nusantara. Penetapan  sepihak selat Sunda dan selat Lombok sebagai perairan internasional oleh Indonesia secara bersama-sama ditolak oleh Amerika Serikat, Australia, Canada, Jerman, Jepang, Inggris dan Selandia Baru. Tentu apabila dua selat ini menjadi perairan teritorial Indonesia, maka semua negara yang melintas di wilayah perairan ini harus tunduk kepada hukum nasional Indonesia, tanpa mengabaikan kepentingan internasional.

Page 3: TUGAS MAKALAH POLHANKAM

PEMBAHASAN

POSISI STRATEGIS GEOGRAFIS DAN GEOPOLITIK INDONESIA

Salah satu persyaratan mutlak harus dimiliki oleh sebuah negara adalah wilayah kedaulatan, di samping rakyat dan pemerintahan yang diakui. Konsep dasar wilayah negara kepulauan telah diletakkan melalui Deklarasi Djuanda 13 Desember 1957. Deklarasi tersebut memiliki nilai sangat strategis bagi bangsa Indonesia, karena telah melahirkan konsep Wawasan Nusantara yang menyatukan wilayah Indonesia. Laut Nusantara bukan lagi sebagai pemisah, akan tetapi sebagai pemersatu bangsa Indonesia yang disikapi sebagai wilayah kedaulatan mutlak Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Indonesia wawasan nasionalnya adalah wawasan nusantara yang disingkat wasantara. Wasantara ialah cara pandang bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 tentang diri dan lingkungannya (Sumardiman, 1982) serta memperhatikan sejarah dan budaya (Oetama, 2010) sebagai jembatan strategis peradaban (Pranarka, dkk.;1986) dalam eksistensinya yang sarwa nusantara dan penekanannya dalam mengekspresikan diri sebagai bangsa Indonesia untuk mencapai tujuan nasional (Oetama, 2010). Unsur-unsur dasar wasantara itu ialah: wadah (contour atau organisasi), isi, dan tata laku. Dari wadah dan isi wasantara itu, tampak adanya bidang-bidang usaha untuk mencapai kesatuan dan keserasian dalam wilayah, bangsa, budaya, ekonomi, dan hankam.

Jelaslah disini bahwa wasantara adalah pengejawantahan falsafah Pancasila dan UUD 1945 dalam wadah negara Republik Indonesia. Kelengkapan dan keutuhan pelaksanaan wasantara akan terwujud dalam terselenggaranya ketahanan nasional Indonesia yang senantiasa harus ditingkatkan sesuai dengan tuntutan zaman. Ketahanan nasional itu akan dapat meningkat jika ada pembangunan yang meningkat, dalam “koridor” wasantara. Wawasan Nusantara mempunyai fungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan serta rambu-rambu dalam menentukan segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan dan perbuatan bagi penyelenggara Negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Selain fungsi, Wawasan Nusantara bertujuan mewujudkan nasionalisme yang tinggi di segala aspek kehidupan rakyat Indonesia yang lebih mengutamakan kepentingan nasional daripada kepentingan individu, kelompok, golongan, suku bangsa atau daerah. Hal tersebut bukan berarti menghilangkan kepentingan-kepentingan individu, kelompok, golongan, suku bangsa atau daerah. Kepentingan-kepentingan tersebut tetap dihormati, diakui dan dipenuhi, selama tidak bertentangan dengan kepentingan nasional.

Konsep geopolitik dan geostrategi

Berbagai faktor yang terindikasi berpengaruh terhadap kekhasan masalah teritorial Indonesia tersebut, diantaranya adalah faktor geografi, demografi, sosial, ekonomi dan politik masyarakat Indonesia. Secara geografi, Indonesia terletak diantara posisi silang strategik dua benua Asia dan Australia yang dihuni oleh bangsa-bangsa dengan karakteristiknya masing-masing; demikian juga Indonesia berada di antara dua samudra (Samudra Pasifik dan Samudra Hindia) yang menjadi jalur lintas penghubung berbagai negara di dunia. Bila diperhatikan lebih jauh kepulauan Indonesia yang duapertiga wilayahnya adalah laut membentang ke utara dengan pusatnya di pulau Jawa membentuk gambaran kipas. Sebagai satu kesatuan negara kepulauan, secara konseptual, geopolitik Indonesia dituangkan dalam salah satu doktrin nasional yang disebut Wawasan Nusantara dan politik luar negeri bebas aktif. Sedangkan geostrategi Indonesia diwujudkan melalui konsep Ketahanan Nasional yang bertumbuh pada perwujudan kesatuan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan. Dengan mengacu pada kondisi geografi bercirikan maritim, maka diperlukan strategi besar (grand strategy) maritim sejalan dengan doktrin pertahanan defensif aktif dan fakta bahwa bagian terluar wilayah yang harus dipertahankan adalah laut. Implementasi dari strategi maritim adalah mewujudkan kekuatan maritim (maritime power) yang dapat menjamin kedaulatan dan integritas wilayah dari berbagai ancaman.

Page 4: TUGAS MAKALAH POLHANKAM

Berdasarkan teori-teori tentang wawasan, latar belakang falsafah Pancasila, latar belakang pemikiran aspek kewilayahan, aspek sosial budaya dan aspek kesejarahan, terbentuklah satu wawasan nasional Indonesia yang disebut dengan Wawasan Nusantara. Nusantara (archipelagic) dipahami sebagai konsep kewilayahan nasional dengan penekanan bahwa wilayah negara Indonesia terdiri dari pulau-pulau yang dihubungkan oleh laut. Laut yang menghubungkan dan mempersatukan pulau-pulau yang tersebar di seantero khatulistiwa. Sedangkan Wawasan Nusantara adalah konsep politik bangsa Indonesia yang memandang Indonesia sebagai satu kesatuan wilayah, meliputi tanah (darat), air (laut) termasuk dasar laut dan tanah di bawahnya dan udara di atasnya secara tidak terpisahkan, yang menyatukan bangsa dan negara secara utuh menyeluruh mencakup segenap bidang kehidupan nasional yang meliputi aspek politik, ekonomi, sosial budaya, dan hankam.

Wawasan Nusantara sebagai konsepsi politik dan kenegaraan yang merupakan manifestasi pemikiran politik bangsa Indonesia telah ditegaskan dalam GBHN dengan Tap. MPR No.IV tahun 1973. Penetapan ini merupakan tahapan akhir perkembangan konsepsi negara kepulauan yang telah diperjuangkan sejak Dekrarasi Juanda tanggal 13 Desember 1957. Berdasarkan Ketetapan MPR Tahun 1993 dan 1998 tentang GBHN, Wawasan Nusantara yang merupakan wawasan nasional yang bersumber pada Pancasila dan berdasarkan UUD 1945 adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelengarakan kehidupanbermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.

Sebagai bangsa yang majemuk yang telah menegara, bangsa Indonesia dalam membina dan membangun atau menyelenggarakan kehidupan nasionalnya, baik pada aspek politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan rakyat semestanya, selalu mengutamakanpersatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah. Untuk itu pembinaan dan dan penyelenmggaraan tata kehidupan bangsa dan negaraIndonesia disusun atas dasar hubungan timbal balik antara falsafah, cita-cita dan tujuan nasional, serta kondisi sosial budaya dan pengalaman sejarah yang menumbuhkan kesadaran tentang kemajemukan dan kebhinekaannya dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan nasional. Gagasan untuk menjamin persatuan dan kesatuan dalam kebhinnekaan tersebut dikenal dengan Wasantara, singkatan dari Wawasan Nusantara.

Bangsa Indonesia menyadari bahwa bumi, air, dan dirgantara di atasnya serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Karena itu, dengan konsep wawasan nusantara bangsa Indonesia bertekad mendayagunakan seluruh kekayan alam, sumber daya serta seluruh potensi nasionalnya berdasarkan kebijaksanaan yang terpadu, seimbang, serasi dan selaras untuk mewujudkan kesejahteraan dan keamanan segenap bangsa dan seluruh tumpah darah dengan tetap memperhatikan kepentingan daerah penghasil secara proporsional dalam keadilan.

Sebagai cara pandang dan visi nasional Indonesia, wawasan Nusantara harus dijadikan arahan, pedoman, acuan dan tuntunan bagi setiap individu bangsa Indonesia dalam membangun dan memelihara tuntutan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Karena itu, implementasi atau penerapan Wawasan Nusantara harus tercermin pada pola piker, pola sikap dan pola tindak yang senantiasa mendahulukan kepentingan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia daripada kepentingan pribadi atau kelompok sendiri.

Implementasi wawasan nusantara dengan mengedepankan teknologi sebagai tenaga pendorong kemajuan bangsa tentu tetap pemperhatikan implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan politik yang akan menciptakan iklim penyelenggaraan Negara yang sehat dan dinamis, kehidupan ekonomi yang akan menciptakan tatanan ekonomi yang benar-benar menjamin pemenuhan dan peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara merata dan adil, kehidupan sosial budaya yang akan menciptakan sikap batiniah dan lahiriah yang mengakui, menerima dan menghormati segala bentuk perbedaan atau kebhinekaan sebagai kenyataan, dan kehidupan hankam yang akan menumbuhkembangkan kesadaran cinta tanah air dan bangsa, yang lebih lanjut akan membentuk sikap bela negara pada setiap warga negara Indonesia.

Page 5: TUGAS MAKALAH POLHANKAM

Dalam memanfaatkan wawasan nusantara yang melihat bahwa geopolitik dan geografis sebagai satu keunggulan perlu adanya usaha-usaha memanfaatkan keunggulan ini sebagai modal untuk tumbuhnya kreativitas dalam teknologi yang terlihat pada tingkat inovasi dan invensi dalam bidang teknologi. Usaha penetrasi teknologi yang berbasis pada keunggulan lokal Indonesia yang ditopang oleh keunggulan tiap daerah dapat terjadi ketika ada pendekatan kebijakan yang koheren dan terintegrasi dalam pengembangan industri berbasis teknologi, koordinasi yang baik antara kebijakan investasi, kebijakan perdagangan, pengembangan SDM dan IPTEK nasional, pengembangan SDM dan IPTEK melalui R&D yang terus menerus dan harus terintegrasi dengan kebijakan industrialisasi.

Kekuatan Bersenjata, Pertahanan, dan Ekonomi

Suatu kekuatan bersenjata (armed forces) tidak dengan sendirinya menjadi suatu kekuatan pertahanan (defense forces). Hubungan yang tidak serta-merta otomatis ini dapat terjadi karena dua faktor. Pertama, tentara terlibat sebagai kekuatan politik praktis. Kedua, tentara tidak memiliki peralatan dan persenjataan yang memadai untuk menjalankan profesi pertahanannya secara efektif. Walau asal muasalnya berbeda, keduanya menghasilkan tentara yang tidak profesional. Jika penyebab pertama terkait dengan faktor politik, yaitu sebagai pilar rezim politik otoriter, penyebab kedua terkait dengan faktor nonpolitik, dalam pengertian dapat ditemukan baik dalam rezim otoriter maupun demokratik.

Kalau kita merujuk pada ungkapan klasik Clausewitz bahwa bisnis tentara adalah keterampilan menangani kekerasan (violence) dan profesinya adalah perang (war), ada yang menarik untuk dicatat dari tentara yang tidak profesional dengan dua sebab yang berbeda ini.Untuk sebab yang pertama, ketidakprofesionalan itu terjadi karena keterampilan kekerasan diarahkan pada sisi domestik yang harusnya menjadi tugas polisi dan lembaga penegak hukum. Sebab yang kedua, justru terjadi karena tidak memiliki kapabilitas untuk memaksimalkan keterampilan kekerasannya di sisi eksternal jika perang terjadi. Dalam rumusan lain, jika sebab yang pertama tidak disukai karena surplus kekerasan yang tidak pada tempatnya, sedangkan yang kedua justru karena defisit kekerasan yang tidak pada tempatnya. Dalam konteks Indonesia, penyebab pertama telah dialami pada masa Orde Baru, sedangkan penyebab kedua kini tengah dialami Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam satu dasawarsa terakhir.

Tiga indikator berikut barangkali bisa menjadi bermanfaat untuk kita renungkan bersama. Pertama, postur pertahanan Indonesia, baik darat, laut maupun udara, menggambarkan postur pertahanan yang sangat defensif dengan kemampuan penggentar (deterrent capability) maupun penangkalan (denial capability) yang sangat terbatas dan tidak memadai. Postur pertahanan Indonesia sesungguhnya tidak disiapkan atau diorientasikan untuk memiliki kemampuan power projection di luar batas wilayahnya. Ia juga tidak diarahkan untuk melindungi sea lanes of communication untuk mendukung kepentingan-kepentingan ekonomi maritim nasionalnya.

Potret seperti ini tampak karena Indonesia hingga kini tidak memiliki—dan juga tidak merencanakan untuk memiliki—kapal induk (aircraft carrier) yang diperlukan oleh suatu negara untuk mendukung operasi militer jauh di luar wilayah nasional. Indonesia juga hanya memiliki striking force yang terbatas berupa 2 kapal selam, 6 fregate, dan 23 corvettes. Jumlah kapal terbesar adalah berjenis amfibi, patroli, dan logistik-pendukung. Postur yang sama juga ditemukan dalam struktur matra darat dan udara. Untuk matra darat, kekuatan terbesar alat utama sistem persenjataan (alutsista) terbesar bukan pada kekuatan offensive seperti tank dan rudal darat ke udara, tetapi pada penginderaan dan kendaraan pengangkut personel. Untuk Angkatan Udara, jumlah pesawat baik untuk striking force maupun mobilisasi juga sangat terbatas.

Kedua, walau Indonesia merupakan negara kepulauan, postur pertahanan Indonesia secara tradisional telah terstruktur untuk lebih berorientasi darat. Hal ini, misalnya, tidak hanya dapat dilihat dari jumlah personel matra darat yang melebihi jumlah personel matra laut (lima kali lebih besar) dan juga lebih besar dari matra udara (sepuluh kali lebih besar). Tidak hanya jumlah personel yang lebih

Page 6: TUGAS MAKALAH POLHANKAM

besar, tetapi juga struktur pengorganisasian matra darat jauh lebih tersebar dibandingkan dengan matra laut. Jika matra laut terstruktur dalam dua pengorganisasian, yaitu armada laut timur dan armada laut barat, pengorganisasian matra darat sangat tersebar dan telah terstruktur hampir menyerupai garis administratif provinsi.

Struktur pengorganisasian seperti ini menyampaikan pesan yang dalam jika dikaitkan dengan pengertian ofensif dan defensif. Jika pengertiannya adalah—mengutip pendapat Andi Wijayanto (2009)—kemampuan untuk mendeteksi ancaman sedekat mungkin, barangkali tidak terdapat perubahan substansial dalam persepsi ancaman. TNI dapat disebut memiliki kapasitas yang sangat ”ofensif” karena kuatnya persepsi bahwa ancaman terbesar datang dari dalam negeri. Dengan kata lain, TNI tidak dapat disebut ”defensif” karena persepsi ancaman memang tidak diyakini datang dari sisi eksternal. Walau rentetan logika ”ofensif” dan ”defensif” ini dapat dinggap sebagai masuk akal (reasonable), tetap saja menjadi suatu anomali jika dikaitkan dengan tipe ideal tentara yang dikemukakan oleh Clausewitz.

Ketiga, postur pertahanan Indonesia tampaknya tidak menghadapi perubahan signifikan dalam satu dasawarsa terakhir karena akuisisi peralatan dan persenjataan yang sangat terbatas. Hal ini pada gilirannya telah mengakibatkan tidak hanya secara kuantitatif terdapat kecenderungan statis (jika bukan penurunan) dari kekuatan pertahanan Indonesia. Secara kualitatif hal ini juga muncul. Misalnya, melalui tingkat kesiapan yang tidak optimal di sistem terpadu TNI Angkatan Laut (rata-rata sekitar 60 persen) dan juga di Angkatan Udara (sekitar 55 persen). Tampaknya ketidaksiapan ini sangat terkait dengan usia kritis dari peralatan dan persenjataan yang dimiliki oleh TNI. Rentetan kejatuhan pesawat tempur dalam beberapa tahun terakhir ini hanyalah puncak dari gunung es masalah yang tengah dihadapi TNI.

Potensi dan Ancaman terhadap Geostrategi Indonesia

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar dan memiliki wilayah yurisdiksi laut yang sangat luas. Secara geopolitik dan geostrategi, Indonesia terletak pada posisi yang menentukan dalam tata pergaulan dunia dan kawasan. Dengan potensi ancaman yang tidak ringan dan kondisi sosial, ekonomi dan budaya yang beragam, Indonesia memerlukan kemampuan pertahanan negara yang kuat untuk menjamin tetap tegaknya kedaulatan Negasa Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Salah satu strategi pertahanan laut Nusantara adalah pilar “pertahanan mendalam” (defense in depth) yang pada hakikatnya adalah pertahanan ke depan dengan pengertian bahwa musuh harus dicegat dan dihancurkan di luar tapal batas wilayah nasional. Dengan memahami konstelasi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan dengan 2/3 wilayahnya terdiri dari laut, letaknya pada posisi silang dan konsepsi pertahanan nasional, maka strategi pertahanan laut Nusantara diwujudkan dalam 3 (tiga) pola. Yaitu, prefentif, preemtif dan represif. Konsep ini didasarkan pada pertahanan mendalam dengan pergeseran medan juang yang bersifat dualistik komprehensif, yaitu mawas ke luar dan mawas ke dalam.

Pada aspek penegakan kedaulatan dan hukum di laut, dengan memperhatikan luas wilayah laut dan perairan Indonesia serta kondisi geografi dan spektrum kerawanan yang bersifat multi dimensi dan cepat berubah, dibutuhkan angkatan laut yang kuat dengan kemampuan yang dapat diwujudkan pengendalian laut di perairan yuridiksi nasional. Kemampuan tersebut mencakup struktur kekuatan, tingkat kesiapan yang tinggi, kemutakhiran teknologi dan kemampuan menyelenggarakan operasi laut secara berkelanjutan.

Struktur kekuatan yang dibangun harus dapat mewujudkan kemampuan yang disegani di perairan kepulauan dan laut teritorial dan mampu memberikan perlindungan terbaik dan jaminan secara nyata akan keutuhan wilayah nasional. Dengan demikian kekuatan tersebut dituntut mampu melaksanakan fungsi eksternal sebagai kekuatan pertahanan terhadap setiap agresi, kekuatan penangkalan, alat diplomasi dan fungsi internal sebagai kekuatan untuk mempertahankan stabilitas keamanan di laut dan kekuatan untuk menegakkan hukum. Keprihatinan akan kondisi alat utama

Page 7: TUGAS MAKALAH POLHANKAM

sistem pertahanan (alutsista) pertahanan laut negara ini telah diperbaiki dan dioptimalkan. Salah satunya dengan dikeluarkannya kebijakan kemandirian pembuatan alat-alat pertahanan dari dalam negeri. Ini dalam rangka pemenuhan kebutuhan alutsista dengan melibatkan industri strategis nasional dan swasta nasional. Dengan demikian, TNI AL tidak lagi bergantung pada negara lain.(http://hariansib.com/?p=80870)

Pengadaan alutsista luar negeri hanya diarahkan pada jenis alutsista yang belum bisa diproduksi di dalam negeri dengan tetap menerapkan program alih teknologi (transfer of technology/ToT) yang menyertakan industri strategis (BUMNIS/BUMNIP) yang bertujuan untuk mewujudkan kemandirian nasional di sektor pertahanan. Pembangunan angkatan laut yang besar dan kuat bukanlah kemewahan, namun merupakan sebuah kebutuhan. Indonesia adalah negara maritim yang besar, maka harus memiliki angkatan laut yang besar dan kuat pula, dilengkapi dengan para pengawak organisasi yang profesional untuk menegakkan kedaulatan negara dan hukum di laut. Ini sesuai dengan doktrin TNI Angkatan Laut, Jalesveva Jayamahe (di laut kita jaya).

Mengingat bahwa laut yuridiksi nasional sedemikian luas dan memiliki ciri yang khas tidak dapat dikendalikan secara mutlak, kehadiran armada laut diprioritaskan pada perairan-perairan tertentu yang dinilai rawan terhadap timbulnya berbagai bentuk pelanggaran kedaulatan dan gangguan keamanan di laut. Tuntutan adanya jaminan keamanan (sea lines of communication/SLOC) atau garis-garis perhubungan laut (GPL).

Masalah perbatasan laut, penggunaan wilayah laut dan pemanfaatan sumberdaya laut merupakan pemicu konflik potensial antar bangsa yang setiap saat dapat meningkat eskalasinya. Dari perkembangan lingkungan strategik itu terdapat berbagai permasalahan yang dihadapi TNI-AL dalam upaya mewujudkan kondisi laut yuridiksi nasional yang terkendali. Konflik kepentingan sewaktu-waktu dapat menimbulkan benturan, utamanya di wilayah perairan perbatasan, termasuk hadirnya kekuatan AL asing di perairan yuridiksi nasional.

Perkembangan permasalahan pertahanan cukup tinggi dan potensi konflik dengan negara tetangga di sekitar perbatasan negara dan beberapa konflik mengarah pada disintegrasi bangsa. Tantangan lain yang dihadapi adalah bagaimana memenuhi alutsista luar negeri dan bagaimana mendayagunakan kekuatan minimum essensial force (MEF) untuk meredam berbagai ancaman pertahanan, baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.Pembangunan kekuatan pertahanan, termasuk persenjataan militer untuk Tentara Nasional Indonesia (TNI), merupakan keharusan, terutama untuk mempertahankan wilayah kedaulatan Republik Indonesia sekaligus memberikan efek penggentar (deterrent effect) bagi negara lain.Mengingat potensi ancaman terhadap keutuhan NKRI sangat tinggi, disamping mempersiapkan kekuatan pertahanan dengan mengoptimalkan kekuatan tempur, maka perlu dipersiapkan langkah-langkah diplomasi yang merupakan semangat dari pembukaan UUD 1945 yang memiliki semangat anti kekerasan dan sangat mendukung terhadap perdamaian dunia. Diplomasi merupakan alat untuk mencegah perang. Bangsa-bangsa di dunia tidak menghendaki perang terjadi, karena perang menimbulkan kesengsaraan bagi umat manusia serta dapat merusak peradaban. Ada konsep lain dalam hubungan internasional yang layak disikapi secara positif yaitu “hidup berdampingan secara damai”. Mungkin konsep ini dapat digunakan sebagai instrumen politik luar negeri untuk menghindari perang dalam menyelesaikan sengketa perbatasan.

Sengketa perbatasan laut memerlukan perhatian yang serius bagi pemerintah. Kekalahan dalam sengketa perbatasan laut mempunyai dampak yang luas antara lain (satu) prestise negara menurun, (dua) kerugian di bidang ekonomi, (tiga) timbul masalah keamanan perbatasan dan (empat) rakyat sangat mungkin tidak terkendali, dapat menjadi krisis pemerintahan. Instrumen politik luar negeri telah memberikan peluang yang paling baik bagi bangsa Indonesia yaitu : diplomasi dan hidup berdampingan secara damai.

Bangsa Indonesia cinta damai tetapi lebih mencintai kemerdekaan. Diplomasi merupakan pilihan terbaik, tetapi diplomasi tanpa didukung kekuatan nasional yang tangguh di bidang politik,

Page 8: TUGAS MAKALAH POLHANKAM

ekonomi, sosial, budaya dan militer kemungkinan banyak gagalnya. Terwujudnya negara yang sejahtera sangat ditentukan pada tingkat keamanan dan pertahanannya, karena pembangunan ekonomi suatu negara mengharuskan adanya stabilitas nasional yang memadai. Dengan strategi yang dikemukakan di atas adalah suatu keharusan yang musti ditempuh dalam strategi pertahanan Negara Indonesia yang memiliki potensi ancaman yang cukup tinggi, baik dari dalam yang berupa ancaman sparatisme dan ancaman dari luar yang berbentuk infiltrasi dari negara maupun dari kejahatan yang lainnya.

KEDATANGAN PRESIDEN OBAMA DI INDONESIA

Kedatangan orang nomor satu negeri adidaya Amerika Serikat ke Indonesia saat ini seharusnya ditanggapi oleh warga masyarakat Indonesia dengan biasa saja. Hal ini karena kondisi masyarakat Indonesia yang masih dalam kondisi berkabung dengan munculnya serentetan bencana alam yang melanda negeri ini. Dan kita berharap bahwa kunjungan Presiden Obama harus memiliki implikasi yang positif bagi kepentingan yang sangat strategis khususnya kepentingan nasional kita, terutama kepentingan politik maupun ekonomi Indonesia dikawasan ASEAN bahkan dikawasan Asia. Namun kita juga harus mewaspdai dan memberikan catatan bahwa kedatangan Presiden Negara Adidaya ini bukan merupakan upaya amerika untuk melanggengkan dominasinya dan hegemoninya terhadap indonesia baik secara politik maupun ekonomi.

Isu penyelesaian persoalan yang terjadi di tanah Papua agaknya menjadi isu yang penting yang akan dibahas oleh Presiden Obama, namun persoalan tersebut adalah persoalan yang sebenarnya masih bisa diselesaikan oleh negeri ini dan pertanyaannya kenapa Presiden Obama sangat tertarik untuk membicarakan persoalan papua? Dan tidak hanya kali ini saja Amerika berkeinginan untuk ikut campur dalam menangani persoalan Papua, sebelumnya kongres Amerika pernah melontarkan kritikan yang sangat pedas terhadap penanganan papua.

Papua sejak tahu 1963 adalah sah masuk dalam wilayah NKRI, untuk segala persoalan yang muncul di papua adalah kewenangan Indonesia untuk mengatur dan meniadakan intervensi Asing terhadapnya, untuk itu saya sangat setuju seandainya kedatangan Barack Obama ke Indonesia tidak membahas dan mencampuri urusan papua. Biarkan kita selesaikan segala persoalan yang terjadi di tanah Papua oleh kita sendiri, sebagaimana yang telah disampaikan oleh Ketua Komisi I beberapa waktu yang lalu. Bahwa “isu Papua merupakan isu domestik nasional Indonesia dan bukan isu internasional yang harus jadi bahan perhatian Obama. “Urusannya Komisi II, soal otonomi khusus dan sebagainya. Apa perlu Obama kita undang rapat dengar pendapat ke Komisi II bicara soal otonomi khusus?” (kompas.com; 07/10/2010).

Melihat salah satu misi yang akan dibahas oleh Presiden Barrack Obama tentang papua, tentunya kita harus mewaspadai dan ini yang harus kita tegaskan, bahwa Indonesia sebagai bangsa yang berdaulat tentunya memiliki langkah-langkah yang strategis dalam rangka mengupayakan penanganan terhadap segala persoalan yang terjadi di papua.Memang persoalan papua tidak akan selesai dengan hanya memberikan status sebagai Daerah Otonomi khusus, akan tetapi ini adalah bentuk keseriusan pemerintah indonesia dalam menangani persoalan yang muncul disana.(*) Isu Papua

Paula Sinjal juga mengkritisi isu penyelesaian persoalan aktual yang terjadi di Tanah Papua (video berisi gambar-gambar penyiksaan pasukan TNI atas warga sipil) serta masalah HAM lainnya. Sebab, menurutnya, agaknya ini menjadi isu penting yang akan dibahas atau diajukan oleh Presiden Barack Obama. “Sesungguhnya, masalah tersebut adalah persoalan yang masih bisa diselesaikan oleh negeri ini dan pertanyaannya kenapa Presiden Obama sangat tertarik untuk membicarakan isu Papua,” tanyanya. Bahkan, demikian Paula Sinjal, tidak hanya kali ini saja Amerika berkeinginan untuk ikut campur dalam menangani persoalan Papua. “Sebelumnya Kongres Amerika pernah melontarkan kritikan yang sangat pedas terhadap penanganan Papua. Padahal wilayah itu sejak tahu 1963 adalah

Page 9: TUGAS MAKALAH POLHANKAM

sah masuk dalam wilayah NKRI, sehingga untuk segala persoalan yang muncul di sana adalah kewenangan Indonesia untuk mengatur dan mengelolahnya,” katanya. Artinya, demikian Paula Sinjal, kita harus semakin tegas meniadakan intervensi asing terhadap segala urusan rumah tangga Indonesia.Sumber: antaranews.com

Kutipan Pidato Obama di Balairung Universitas Indonesia

Pertama, persahabatan antara Amerika Serikat dan Indonesia dapat memajukan kepentingan bersama dalam pembangunan. Ketika saya pindah ke Indonesia, itu akan sulit membayangkan masa depan di mana kesejahteraan keluarga di Chicago dan Jakarta akan dihubungkan. Tapi ekonomi kita sekarang global, dan Indonesia telah mengalami berbagai hal global: dari shock krisis keuangan Asia di 90, untuk mengangkat jutaan orang keluar dari kemiskinan karena peningkatan perdagangan. Apa artinya - dan apa yang kita pelajari dalam krisis ekonomi baru-baru ini - adalah bahwa kita memiliki sumbangsih dalam keberhasilan masing-masing.

Amerika memiliki kepentingan di Indonesia tumbuh dan berkembang, dengan kemakmuran yang secara luas dibagi di antara rakyat Indonesia - karena kelas menengah di Indonesia meningkat berarti pasar baru untuk barang-barang kami, seperti halnya Amerika merupakan pasar untuk barang-barang yang berasal dari Indonesia. Jadi kita berinvestasi lebih di Indonesia, dan ekspor kami telah tumbuh hampir 50 persen, dan kami membuka pintu bagi Amerika dan Indonesia untuk melakukan bisnis dengan satu sama lain.

Amerika memiliki kepentingan di Indonesia yang memainkan peran yang sah dalam membentuk ekonomi global. Lewatlah sudah hari-hari ketika tujuh atau delapan negara akan datang bersama untuk menentukan arah pasar global. Itu sebabnya G20 sekarang menjadi pusat kerjasama ekonomi internasional, sehingga negara-negara berkembang seperti Indonesia memiliki suara lebih besar dan juga memikul tanggung jawab yang lebih besar untuk mengarahkan ekonomi global. Dan melalui kepemimpinannya kelompok anti-korupsi G20, Indonesia harus memimpin di panggung dunia dan dengan contoh dalam merangkul transparansi dan akuntabilitas.

Amerika memiliki kepentingan di Indonesia yang mengejar pembangunan berkelanjutan, karena cara kita tumbuh akan menentukan kualitas hidup kita dan kesehatan planet kita. Dan itulah sebabnya kami sedang mengembangkan teknologi energi bersih yang dapat kekuatan industri dan melestarikan sumber daya alam Indonesia yang berharga - dan Amerika menyambut kepemimpinan yang kuat di negara Anda dalam upaya global untuk memerangi perubahan iklim.

Di atas segalanya, Amerika memiliki kepentingan dalam keberhasilan masyarakat Indonesia. Di bawah berita utama hari itu, kita harus membangun jembatan antara orang-orang kami, karena keamanan masa depan kita dan kemakmuran bersama. Dan itu persis apa yang kita lakukan - dengan meningkatkan kerjasama antar para ilmuwan dan peneliti, dan dengan bekerja sama untuk mengembangkan kewirausahaan. Dan saya sangat senang bahwa kami telah berkomitmen untuk meningkatkan dua kali lipat jumlah mahasiswa Amerika dan mahasiswa Indonesia belajar di negara masing-masing. Kita ingin mahasiswa lebih banyak bahasa Indonesia di sekolah-sekolah Amerika, dan kami ingin lebih banya siswa Amerika untuk datang belajar di negeri ini. Kami ingin menjalin kerja baru dan pemahaman yang lebih besar antara kaum muda di abad muda.

Ini adalah isu-isu yang benar-benar penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Pengembangan, setelah semua, bukan hanya tentang tingkat pertumbuhan dan angka pada neraca. Ini tentang apakah seorang anak bisa belajar keterampilan yang mereka butuhkan untuk membuatnya hidup dalam dunia yang terus berubah. Ini tentang apakah ide yang bagus diperbolehkan untuk tumbuh menjadi bisnis, dan tidak dicekik oleh korupsi. Ini tentang apakah kekuatan-kekuatan yang mengubah Jakarta, saya pernah tahu - teknologi dan perdagangan dan aliran orang dan barang - dapat mengejawantah dalam kehidupan yang lebih baik bagi seluruh rakyat Indonesia, untuk semua manusia, kehidupan yang ditandai oleh martabat dan kesempatan.

Page 10: TUGAS MAKALAH POLHANKAM

Saat ini, pembangunan tidak terlepas dari peran demokrasi. Saat ini, kita kadang-kadang mendengar bahwa demokrasi berjalan sejajar dengan kemajuan ekonomi. Ini bukan sebuah argumen baru. Khususnya dalam masa perubahan dan ketidakpastian ekonomi, beberapa orang akan berkata bahwa lebih mudah untuk mengambil jalan pintas untuk pembangunan dengan perdagangan jauh hak manusia untuk kekuasaan negara. Tapi bukan itu yang saya lihat di perjalanan saya ke India, dan itu tidak saya lihat di sini di Indonesia. prestasi Anda menunjukkan bahwa demokrasi dan pembangunan memperkuat satu sama lain.Amerika tidak berbeda. Konstitusi kita sendiri berbicara tentang upaya untuk menempa sebuah "persatuan yang sempurna," dan itu adalah perjalanan yang kami tempuh selama ini. Kami telah mengalami perang saudara dan kami berjuang untuk memperoleh hak yang sama bagi semua warga negara kita. Tapi justru upaya yang telah memungkinkan kita untuk menjadi lebih kuat dan lebih sejahtera, sementara juga menjadi lebih adil dan masyarakat yang lebih bebas.

Seperti negara-negara lain yang muncul dari penjajahan pada abad lalu, Indonesia berjuang dan berkorban untuk menentukan nasib Anda. Hari Pahlawan adalah semua tentang - sebuah Indonesia yang dimiliki rakyat Indonesia. Tapi Anda juga yang akhirnya memutuskan bahwa kebebasan tidak berarti mengganti tangan yang kuat dari penjajah yang dengan kuat Anda sendiri.Tentu saja, demokrasi berantakan. Tidak semua orang menyukai hasil setiap pemilu. Namun itu adalah perjalanan yang berharga. Dibutuhkan lembaga-lembaga yang kuat untuk memeriksa kekuatan - konsentrasi kekuasaan. Dibutuhkan pasar terbuka untuk memungkinkan individu untuk berkembang. Dibutuhkan pers bebas dan sistem peradilan yang independen untuk membasmi pelanggaran, dan mendesak akuntabilitas. Dibutuhkan masyarakat yang terbuka dan warga yang aktif untuk menolak ketimpangan dan ketidakadilan.

Inti Pidato Obama

Dalam pidatonya, Obama menyoroti tiga isu:pembangunan, demokrasi dan toleransi beragama. Secara khusus Obama memuji kemajuan yang dicapai oleh Indonesia dan bahkan Obama juga mengutip falsafah Bhineka Tunggal Ika dua kali. Dia bahkan menyebut Bhineka Tunggal Ika dapat digunakan oleh masyarakat internasional untuk mencapai perdamaian. Obama, seperti biasa, ingin tampak sopan dan baik. Antara lain dia menyebut belajar Bhineka Tunggal Ika di sini. Sejarah Amerika sebenarnya lebih kaya dibanding Bhineka Tunggal Ika. Bukan berarti Indonesia tidak patut bangga dengan Bhineka Tunggal Ika, tapi ada aspek Obama ingin menggembirakan hati kita. Dia sudah belajar di sana juga. Pada tahun 60-an, ketika dia lahir, muncul gerakan-gerakan hak asasi manusia. Soal diskirminasi terhadap masyarakat kulit hitam itu perkembangan paling akhir. Bahkan dia sudah menyebut bahwa Bhineka Tunggal Ika itu unity in diversity yang sudah ada sejak kelahiran bangsa Amerika. Kalau dia mau cerita lebih awal lagi tentang kebebasan beragama, negara Amerika itu dibangun oleh para imigran yang lari dari Eropa karena persekusi agama. Ketika mereka sampai di Amerika, satu prinsip yang ditegaskan adalah negara tidak boleh ikut campur dalam urusan agama dan sebaliknya. Itu salah satu prinsip ekspresi dari unity in derversity . Ya, it good to here from him. Dia ingin baik-baik di sini. Amerika punya modal kaya untuk pluralisme atau kebinekaan karena mereka terdiri dari berbagai ras, selain penduduka asli.

Berkaitan dengan kekerasan berbasis identitas agama yang belakangan ini marak. Kekerasan terhadap gereja dan sebagainya. Ya, seperti yang Obama sebut “tidak ada negara yang sempurna”. Indonesia juga masih punya sejumlah kendala yang mengahruskan kita bekerja lebih jauh. Itu merupakan PR yang perlu kita kerjakan lebih giat. Secara prinsipil perkembangannya baik karena sekarang ini kita kelola bukan dengan paksaan-paksaan. Kita bicara soal SARA secara terbuka. Dulu kita tidak ribut bukan karena tidak mau ribut, tetapi karena dilarang ribut karena ada ABRI di samping kita. Nah, sekarang kita memilih untuk tidak ribut karena memang ribut itu merugikan dan hidup beragam itu lebih baik. Tentu saja ada sejumlah pihak yang belum bisa menerima ide itu dan masih menggunakan cara-cara kekerasan. Namun demokrasi kita yang 10-12 tahun terakhir ini memperlihatkan kemajuan yang cukup berarti dari segi itu.

Page 11: TUGAS MAKALAH POLHANKAM

Ada yang selalu menghubungkan kedatangan Obama dengan kepentingan Amerika Serikat. Sebenarnya apa kepentingan AS dalam kunjungan ini? Ada dua prinsip yang dapat ditegaskan dalam hubungan internasional. Satu, yang namanya presiden, dalam hal ini Obama atau SBY, ya harus mengabdi dan memperjuangkan kepentingan nasionalnya. Kedua, dalam hubungan internasional ada yang disebut democratic peace theory, teori mengenai democatic peace yang antara lain menyatakan bahwa negara demokrasi antara satu dan yang lain tidak akan perang. Ini terbukti dalam sejarah panjang bahwa tidak ada perang antara negara-negara demokratis. Mengapa? Satu, misalnya, pemerintahan yang demokratis itu akan dikontrol oleh rakyatnya karena ada kebebasan pers, kebebasan ekspresi, dan lain-lain. Tidak akan muncul orang seperti Saddam Husain yang akan gila-gilaan sendiri menyatakan perang karena pasti merugikan. Jadi, dilihat dari hal itu, Amerika suka dengan negara-negara yang demokratis karena mereka tidak saling agresif satu sama lain. Mereka lebih suka, sudahlah kita dagang saja. Tidak usah perang. Itu dari satu segi. Dari segi yang lain, negara Indonesia yang plural dan demokratis adalah contoh bagus untuk tumbuhnya demokrasi di negara yang mayoritas penduduknya muslim. Akan lebih banyak bukti kegagalan klaim yang, misalnya oleh Huntington, menyatakan bahwa Islam kurang kompatible dengan demokrasi. Nah, pengalaman Indonesia itu menunjukkan bahwa Islam kompatibel dengan demokrasi. Dan itu terbukti di negara yang jumlah penduduk muslimnya terbesar di dunia.

Sementara untuk Indonesia, apa yang bisa diperoleh dari kunjungan Obama terkait dengan kepentingan umat Islam Indonesia--kalau kepentingan seperti itu ada. Bisa untung, bisa tidak untung. Tapi menurut saya harus untung karena banyak sekali yang bisa diambil. Saya anak NU. Di NU itu ada kaidah yang menyatakan ma laa yudraku kulluhu la yutraku kulluhu. Jadi kalau tidak dapat 100%, ya jangan yang 50% itu dibuang. Kalau tidak dapat yang optimal dari kedatangan Obama, apa yang bisa diambil kita ambil meskipun terbatas. Ambil positifnya, deh. Ambil dia sebagai sumber daya untuk meningkatkan kepentingan kita sendiri. Tentu saja ada beberapa segi. Kalau kita mau lebih detail, pertama saya setuju ada orang yang bilang kita harus sadar dan realistik bahwa Indonesia bukan yang terpenting bagi Amerika Serikat. Iya, kita tahu itu. Mungkin bukan negara yang terpenting, tapi mari kita buat negara menjadi penting. Obama sendiri mengakui bahwa dia masih memerlukan kerjasama ekonomi yang bisa menguntungkan kedua belah pihak karena di Amerika tingkat penganggurannya 10 persen. Itu banyak. Saya bukan ekonom, tapi mungkin banyak pengusaha yang masih bisa berfikir apa yang bisa dimanfaatkan dari 10 persen itu dan lain-lain. Obama juga sering mengatakan bahwa kita dipersilakan memperbanyak siswa-siswa Indonesia yang belajar ke Amerika dan sebaliknya. Hal-hal seperti itu khan mungkin. Kalau saya Ketua PBNU, misalnya, saya akan mengirimkan 10 anak NU setiap tahun untuk belajar di sana. Gunakanlah apa yang bisa digunakan dari kemungkinan itu, jangan dilihat secara pesimis. Optimislah.

Page 12: TUGAS MAKALAH POLHANKAM

ARTIKEL TERKAIT HUBUNGAN INDONESIA-AMERIKA

Indonesia Sepakat dengan Penempatan Radar Amerika

Kantor Berita Cina Xinhua pada hari selasa (22/1) melaporkan, pemerintah Indonesia menyepakati penempatan 7 radar Amerika di Selat Makassar. Menteri Pertahanan Indonesia menyatakan, tujuan penempatan radar itu untuk meningkatkan kemampuan pertahanan dan keamanan perairan Indonesia di kawasan Asia Tenggara. Menhan Indonesia menambahkan, pemerintah AS telah berjanji membantu Indonesia menjamin keamanan perairan Indonesia dan mencegah munculnya serangan bajak laut.

Selama ini, Indonesia di mata AS memiliki letak geopolitik yang sangat strategis di Asia Tenggara. Kedekatan Indonesia dengan Cina, letaknya yang berada di lalu lintas laut internasional Selat Malaka dan memiliki sumber-sumber kaya minyak dan gas di samping mayoritas penduduknya yang beragama Islam merupakan faktor-faktor yang membuat AS menjadikan Indonesia sangat penting dalam politik luar negeri AS. Di masa perang dingin, Amerika melakukan infiltrasi ke dalam militer Indonesia dan menjadikan negara ini sebagai pangkalan militer pendukung dalam operasi-operasi militer negaranya di Asia Tenggara. Hubungan AS dan Indonesia merenggang sejak lengsernya Soeharto, orang kuat Orde Baru dan protes keras rakyat Indonesia soal hubungan militer negaranya dengan Washington dalam peristiwa kemerdekaan Timor Timur. Dampaknya, pada tahun 1999 hubungan militer AS dan Indonesia mulai renggang.

Dinginnya hubungan militer AS dan Indonesia tidak berarti Washington berdiam diri. Amerika tetap berusaha menginfiltrasi Indonesia. Berkali-kali Washington minta diperbolehkan hadir di Selat Malaka, namun protes pemerintah Malaysia dan Indonesia membuat niatan itu tidak kesampaian. Gagal di Selat Malaka tidak membuat AS mundur dan sebagai gantinya, Kementerian Pertahanan AS Washington menginginkan kehadirannya di Selat Makassar. Sebagai imbalannya, AS menawarkan penjualan senjatanya ke militer Indonesia. Terutama setelah melihat Indonesia mulai melirik negara-negara lain, seperti Rusia sebagai alternatif penyediaan alat utama sistem senjata (Alut Sista). Tampaknya, ketamakannya membuat AS tidak rela melihat Indonesia melirik negara lain sebagai rivalnya dalam penjualan persenjataan militer.

Lawatan pejabat-pejabat militer Amerika ke Indonesia dan juga kunjungan Condoleezza Rice, Menteri Luar Negeri AS dua tahun lalu menunjukkan kecenderungan AS mengukuhkan hubungan militernya dengan Jakarta. Ini menunjukkan AS memandang posisi Indonesia masih signifikan di Asia Tenggara. Sekalipun tampaknya Jakarta menyepakati penempatan radar-radar AS di negaranya menunjukkan Indonesia memberikan harapan kepada AS untuk kembali infiltrasi negaranya. Namun penentangan rakyat Indonesia yang semakin meningkat terutama soal politik agresi dan campur tangannya di Irak, Afghanistan dan dukungan mutlaknya terhadap Rezim Zionis Israel merupakan faktor-faktor penting yang tidak boleh dilewatkan begitu saja oleh pemerintah Indonesia. Sekalipun pemerintah Indonesia beralasan penempatan radar AS untuk menghadapi terorisme, tapi kerja sama militer Amerika, khususnya dalam senjata modern tidak punya hubungan dengan masalah terorisme. Lalu apa?Last Updated (Sunday, 09 March 2008 17:04)

Page 13: TUGAS MAKALAH POLHANKAM

KESIMPULAN

Strategi pertahanan negara juga dilakukan dengan mempertimbangkan geopolitik dan geostrategi Indonesia untuk merespons ancaman aktual yang bersifat mendesak, serta mempertimbangkan keterbatasan anggaran negara. Indonesia sebagai sebuah bangsa memiliki potensi yang sangat luar biasa untuk bisa menjadi negara maju dan disegani, disamping alamnya yang memiliki keragaman kandungannya, penduduknya yang sangat heterogen yang terdiri dari ribuan suku bangsa dan bahasa, potensi lautnya yang belum optimal untuk digarap dengan berbagai macam yang terkandung di dalamnya. Hal ini menjadi pekerjaan kita bersama untuk menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang makmur dan menjadi negara yang disegani oleh bangsa-bangsa lain.

SUMBER REFERENSI

jakarta45.wordpress.com/category/artikel/page/100/

tripatlas.com/Geostrategy

muniri.com/.../geopolitik+dan+geostrategi+di+indonesia+terkait+kedatangan+OBAMA

http://www.antara.co.id

http://paulasinjal.wordpress.com/

http://beritahankam.blogspot.com/2010_04_18_archive.html

islamlib.com/.../ihsan-ali-fauzi-obama-tak-mau-kalah-oleh-populisme/