tugas makalah nutrisi.doc

Upload: ira-ajah

Post on 10-Oct-2015

50 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kd

TRANSCRIPT

Makalah Keperawatan Dewasa VIII

Nutrisi Normal

Focus Group 3Dara Mustika

1106020466Ira Rahmawati

1106023070 Irra Wiryani

1106016134Kartika Rosalia Indah 1106022553Nailul Dina Afera 1106053022Tri Kurniawati 1106021840

Zuriati Rahmi 1106016033Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Indonesia

2013A. Fungsi, sumber, kekurangan dan kelebihan makanan masing-masing vitamin yang dibutuhkan tubuh

Nama vitaminFungsiSumber makananAkibat

KekuranganKelebihan

Larut Air:

B1(Thiamin)Bagian dari koenzim yang digunakan dalam metabolisme energi, mendukung nafsu makan normal dan fungsi sistem persarafanDaging, hati, biji-bijian, kacang-kacanganBeri-beri (ataksia, disorientasi, takikardi), sakit kepala, kelelahan, sindrom Wernickke-Korsakoff, edema, gagal jantungTidak berakibat toksik karena larut dalam air dan dapat dikeluarkan bersama urin

B2 (Riboflavin)Bagian dari koenzim yang digunakan dalam metabolisme energiSusu, yogurt, keju cottage, sayuran daun hijau, biji-bijian, rotiAribofalvinosis, glositis, serborrheic dermatitis, sudut mulut peca-pecah Sama dengan vitamin B1 apabila berlebih dapat dikeluarkan tubuh, namun bisa juga terjadi mual, muntah, tekanan darah rendah, kelelahan

B3 (niasin, asam nikotinik, nikotinamida, vitamin G)Bagian dari koenzim yang digunakan dalam metabolisme energi, mendukung kesehatan kulit, sistem persarafan, sistem pencernaanSusu, telur, daging, unggas, ikan, biji-bijian, roti, sereal yang diperkaya, kacang-kacangan, semua makanan yang mengandung proteinPellagra, diare, glositis, ruam kulitRuam kulit, insomnia, maag, liver, kadar gula darah meningkat

B6 (Piridoksin)Bagian dari koenzim yang digunakan dalam metabolisme asam amino dan asam lemak, membantu mengubah tryptophan menjadi niacin, membantu membentuk sel darah merahSayur daun hijau, daging, ikan, unggas, kerang, kacang polong, buah-buahan, biji-bijianDermatitis, perubahan fungsi saraf, lemah, anemiaMati rasa, kelumpuhan, alergi, sakit kepala, kelelaan berat, depresi, kerusakan saraf

Folat (asam folik, folacin, asam pteroyglutamik)Bagian dari koenzim yang digunakan dalam sintesis sel baru Sayuran daun hijau, kacang polong, biji-bijian, hatiMegaloblastik anemia, diare, depresi, glositisInsomnia, iritabilitas namun jarang terjadi

B12 (cyanocobalamin, cobalamin)Bagian dari koenzim yang digunakan dalam sintesis sel baru, membantu memeliara sel-sel sarafDaging, ikan, unggas, kerang-kerangan, susu, keju, telurPernicious anemia, glositis, lesuJarang, bila terjadi kelebihan dapat dikeluarkan oleh tubuh lewat urin karena sifatnya dapat larut dalam air

Asam pantotenikBagian dari koenzim A yang digunakan dalam metabolisme energiBanyak terdapat dalam makananJarang (tidak mungkin)Toksisitas minimal (diare, retensi air)

BiotinBagian dari koenzim yang digunakan dalam metabolisme energi, sintesis lemak, metabolisme asam amino dan sintesis glikogenSusu, telur, kacang-kacanganJarang terjadi namun dapat juga membuat kerja jantung abnormal, ruam, lesu, sakit ototTidak diketahui

C (Asam askorbik)Sintesi kolagen (memperkuat dinding pembuluh darah, membentuk jaringan bekas luka, matriks untuk pertumbuhan tulang), antioksidan, sintesis tiroksin, metabolisme asam amino, memperkuat pertahanan teradap infeksi, menolong dalam penyerapan zat besiJeruk sitrus, jenis sayur kol, semangka, stroberi, cabai, daun selada, tomat, kentang, pepaya, manggaScurvy, skorbut, gangguan kulit: kering, kasar, peteki, hiperkeratosis, perifolikular; muskuloskeletal: perdarahan otot dan sendi, skorbutik rosary; gusi: lunak, bengkak, mudah berdarah, anoreksia, gelisah Diare, peningkatan ekresi asam urat dan asidifikasi urin, hemolisis, aktivitas leukositosis terganggu, kerusakan sel beta-pankreas dan penurunan produksi insulin, kegagalan reproduksi

Larut lemak:

A (retinol, retinal, asam retinoik)Memelihara kornea mata, sel epiteal, lapisan lendir, kulit, pertumbuhan tulang dan gigi, reproduksi, sintesis dan pengaturan hormon, imunitas, perlindungan terhadap kankerRetinal: Susu, keju, krim, mentega yang diperkuat, margarin, telur, ati yang diperkuat

Betakarotin: bayam dan sayur-sayur lain yang berdaun hijau tua, brokoli, buah-buahan berwarna kuning (aprikot, peaches, semangka) dan sayur-sayuran (squash, wortel, ubi jalar, labu)Hipovitaminosis A, xerophthalmia, rabun senja, keratomalasia, terganggunya pertumbuhan, rentan terhadap penyakit infeksi, masalah pada kulitHidrosefalus sementara, pusing, kehilangan berat badan, kelainan kulit, rambut rontok, gangguan gastrointestinal, pembesaran hati dan limpa

D (calciferol, cholecalciferol)Mineralisasi tulang (meningkatkan kadar kalsium dan fosfor dalam darah oleh meningkatkan penyerapan dari saluran pencernaan)Mensintesis sendiri dengan sinar matahari, susu yang diperkuat, margarin, telur, hati, ikanRickets (anak), osteomalcia (dewasa), malformasi tulang, peningkatan kalsium darah, sembelitNyeri tulang, lemah otot, mual, cepat lelah, kehilangan nafsu makan

E(tocoperol, alpha-tocoperol)Antioksidan (menghilangkan toksin oksidan yang kuat), menstabilkan lapisan sel, mengatur reaksi oksidasi, proteksi PUFA dan vitamin AMinyak tumbuh-tumbuhan (margarin, saus salad, sejenis lemak untuk roti), sayuran daun hijau, produk gandum, produk biji-bijian, mentega, ati, kuning telur, lemak susu, kacang-kacangan, biji-bijianJarang terjadi namun bisa menyebabkan anemia, degenerasi, lemah, Hipertensi, lemah otot, mudah terkena resiko perdarahan dalam tubuh, gagal hati dan ginjal

K(phylloquinnone,naptoquinnone)Mensintesis protein penggumpal darah dan protein yang mengatur kalsium daraSintesis bakteri di dalam saluran pencernaan, hati, sayuran daun hijau, sayur jenis kol, susuTerhambatnya koagulasi darah, hemoragi (bayi), perdarahanJarang terjadi, tapi bisa terjadi anemia hemolsis, penyakit kuning karena akumulasi bilirubin, luka otak

B. Fungsi, Sumber, Akibat Kekurangan dan Kelebihan MineralFungsiSumber makananAkibat kekuranganAkibat kelebihan

Kalsium (Ca) :

Pembentukan gigi dan tulang; kontraksi serta otot; transmisi impuls saraf; aktivasi enzim; permeabilitas membran sel; koagulasi darah, fungsi jantung.Susu, produk susu, kacang-kacangan, daging, sayuran, ikan dan udang.Riketsia, darah sukar membeku, rakitis, hipokalsemia, perasaan geli pada jari-jari dan daerah sekitar mulut, kejang otot, kejang karpopedal (ibu jari/jari kaki), spasme, konvulsi, fraktur patologi, pertumbuhan yang terhambat pada anak-anak, osteoporosis pada orang dewasa.Kalsifikasi jaringan dan tulang rawan, konstipasi, peningkatan risiko pembentukan batu ginjal, otot skelet yang relaks, ketidakteraturan irama jantung.

Magnesium (Mg) :

Penyokong fungsi vit.B ; penggunaan kalsium, kalium, protein; pemeliharaan aktivitas elektrik saraf dan otot.Padi-padian, kacang, polong-polongan, sayuran hijau, seafood, coklat.Iritabilitas, neuromuskular, binggung, kelemahan, halusinasi, kegagalan pertumbuhan.Letargi, diare.

Fosfor (P) :

Pembentukan tulang dan gigi; aktivasi vit. B; pemindahan energi ke dalam sel; peningkatan aktivitas otot dan saraf; metabolisme karbohidrat; regulasi keseimbangan asam-basa; transmisi ciri herediter.Daging sapi, telur, buncis dan kacang panjang kering, daging babi, susu dan produk susu.Anemia hemolitik, ketidaksempurnaan fungsi sel darah putih, penundaan pembekuan, nyeri tulang, fraktur patologi.Erosi pada rahang, dan berdampak pada kekurangan kalsium.

Natrium (Na):

Transmisi saraf, kontraksi otot, menjaga tekanan osmotik darah, sebagai buffer (dlm bentuk Nakarbonat), mempertahankan iritabilitas otot, regulasi permeabilitas membran sel, komponen anorganik cairan ekstra sel.

Daging, garam, mentega dan sayuran.Diare kronik, dehidrasi, shock, gangguan pada jantung, kejang otot, kelelahan, suhu tubuh meningkat. Gejala hipertensi, edema.

Klorida (Cl) :

Pembentukan HCl dalam lambung, aktivator enzim, bahan ion klorit yang penting untuk transfer CO2 dari darah ke paru-paru, memelihara keseimbangan asam basa, elektrolit dan tekanan osmosis. Garam, susu, telur, daging.Kontraksi otot abnormal, anoreksiaJarang: muntah

Kalium (K) : Mengatur detak jantung, memelihara keseimbangan air, transmisi saraf, memelihara keseimbangan asam basa, katalisator reaksi metabolisme, kontraksi otot, mengatur sekresi insulin dari pankreas, memelihara permeabilitas membran sel.Sayuran, buah-buahan dan kecap.Gangguan jantung, kelemahan otot terganggu, anoreksia, kebingunggan (terjadi dengan dehidrasi), paralisis.Muntah

Tembaga (Cu) :

Pembentukan haemoglobin, sintesis fosfolipid, pembentukan dan aktivitas beberapa enzim, sintesisi prostaglandinhati, ginjal, kerang, kacang, kismisperkembangan sel darah merah yang tidak normal pada bayi, demineralisasi tulangsakit kepala, pusing, rasa panas dalam perut, kelemahan, mual, muntah, diare, penyakit Wilson

Fluoride :

Pembentukan gigi, pencegahan karies gigiair yang berfluorida, sea food, pasta gigi, penyegara mulut Kesehatan gigi yang buruk

Burik, pitting dan perubahan warna email gigi

Seng (Zn) : Sintesa protein, penyembuhan luka, perkembangan dan pertumbuhan luka, perkembangan dan pertumbuhan fetus, kekebalanDaging, polong-polongan, biji-bijianMemperlambat kesembuhan luka, rabun senja, diare, lesuAnemia, diare, muntah-muntah, gagal ginjal, kadar kolesterol tidak normal.

Besi (Fe) : Sintesis hemoglobinBiji-bijian, daging, sayuran berwarna hijau.Anemia, fisikdan mental menjadi lamban, reaksi dan koordinasi menjadi menurun, tidak dapat memusatkan perhatian.Keracunan zat besi, gagal fungsi organ yang dapat berakibat kematian.

Yodium (I) : Sintesis hormone tiroidGaramberyodium, makananlautGondok, kretinisme, pembesaran kelenjar tiroid dan kegemukan pada orang dewasa.Menurunkan fungsi kerja tiroid, gelisah.

Selenium (Se) : Bagian dari enzim oksidanMakanan laut, daging, telurKerusakan pada pembuluh darah, dapat menyebabkan kenker.Perubahan pada warna kulit, kebotakan, kerusakan pada kuku.

Mangan (Mn) : Bagian dari enzim.Kacang-kacangan, sayuran berwarna hijau, sereal.Lemah dan kacauKekacauan, koma, dapat menyebabkan kematian.

C. Hubungan antara berbagai jalur metabolisme (glikolisis, glikogenesis, lipolisis, glikogenolisis, glukoneogenesis, metabolisme asam amino) dengan upaya tubuh mempertahankan kadar glukosa darahKarbohidrat tersusun atas untaian molekul glukosa. Glukosa dalam darah yang terabsorbsi dalam usus halus ditranspor ke hati melalui vena porta hepatika. Kemudian disimpan dalam hati sebagai glikogen atau dilepas ke dalam darah untuk ditranspor ke sel-sel lain. Glukosa dapat diubah menjadi lemak oleh hati dan jaringan adiposa jika ada kelebihan glukosa. Hati juga mengubah glukosa menjadi asam amino.Sebelum glukosa dapat dipakai oleh sel-sel jaringan tubuh, glukosa harus ditranspor melalui membran masuk ke dalam sitoplasma sel. Glukosa yang masuk ke dalam sel, segera difosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat. Glukosa 6-fosfat ini kemudian akan dipolimerisasi menjadi simpanan glukosa sebagai glikogen atau dikatabolisme. Proses pembentukan glikogen disebut glikogenesis, dan jika tubuh kekurangan glukosa, maka glikogen akan segera diubah lagi menjadi glukosa (glikogenolisis). Hal ini terjadi di hati karena hati memiliki kedua enzim yang berperan dalam katabolisme maupun anabolisme karbohidrat. Glukagon berperan merangsang proses glikogenolisis dan glukoneogenesis. Insulin berperan untuk meningkatkan sintesis glikogen. Makanan yang banyak mengandung karbohidrat akan merangsang sekresi insulin dan mencegah sekresi glukagon. Insulin berfungsi mempermudah dan mempercepat masuknya glukosa ke dalam sel dengan meningkatkan afinitas molekul karier glukosa. Glukosa setelah berada di dalam sel, oleh insulin akan disimpan atau disintesis menjadi glikogen baik di hati, otot, atau jaringan lain. Kadar glukosa darah disamping memacu pembebasan insulin oleh pankreas juga mempengaruhi glukostat yang terdapat pada basal hipotalamus yang merupakan pusat kenyang (satiety center). Pusat ini menghambat hipotalamus lateral yang merupakan pusat makan (feeding center). Pada kondisi kadar glukosa darah rendah, pusat kenyang tidak lagi menghambat pusat makan sehingga memacu pusat tersebut dan timbul keinginan untuk makan (nafsu makan), pengambilan makanan, glukosa meningkat, kembali normal. D. Peran insulin, glukagon, dan katekolamin dalam mempertahankan kadar glukosa darah

Insulin berperan menurunkan kadar glukosa darah melalui pengaktifan sel-sel tertentu untuk meningkatkan glikogen (glikogenesis) dari glukosa dan glukagon meningkatkan kadar glukosa darah dengan merangsang hati untuk mengubah glikogen menjadi glukosa dan menstimulasi konversi asam lemak dan asam amino menjadi glukosa (glukoneogenesis). Sekresi insulin dan glukagon dikendalikan oleh kadar glukosa darah.

Pengaturan kadar glukosa darah sangat tergantung pada keberadaan penyimpanan glikogen di hati. Jika kadar glukosa darah rendah, glikogen di hati akan dipecah menjadi glukosa melalui proses glikogenolisis dan kemudian mengalir di darah untuk dikirim ke otot rangka dan organ lain yang membutuhkan, dan jika kadar glukosa darah tinggi, glukosa akan diserap oleh jaringan dengan bantuan hormon insulin. Peran insulin dan glukagon adalah sebagai sistem pengatur umpan balik untuk mempertahankan konsentrasi glukosa darah agar normal. Bila konsentrasi glukosa darah meningkat tinggi, maka timbul sekresi insulin, insulin selanjutnya akan mengurangi konsentrasi glukosa darah agar kembali ke nilai normal.

1. InsulinDalam keadaan fisiologis, insulin disekresikan sesuai dengan kebutuhan tubuh normal oleh sel beta dalam dua fase, sehingga sekresinya berbentuk biphasic. Sekresi insulin normal yang biphasic ini akan terjadi setelah adanya rangsangan seperti glukosa yang berasal dari makanan atau minuman. Insulin yang dihasilkan ini, berfungsi mengatur regulasi glukosa darah agar selalu dalam batas-batas fisiologis, baik saat puasa maupun setelah mendapat beban. Dengan demikian, kedua fase sekresi insulin yang berlangsung secara sinkron tersebut, menjaga kadar glukosa darah selalu dalam batas-batas normal, sebagai cerminan metabolisme glukosa yang fisiologis.

2. Glukagon

Glukagon merupakan hormon yang dihasilkan oleh sel-sel A pada pulau langerhans. Sekresi hormon ini dirangsang oleh keadaan hipoglikemia. Pada saat mencapai hati, hormon glukagon menimbulkan glikogenolisis dengan mengaktifkan enzim fosforilase. Sebagian besar glukagon endogen dibersihkan dari sirkulasi darah oleh hati. Berbeda dengan epinephrin, glukagon tidak mempunyai pengaruh pada enzim fosforilase otot. Glukagon juga meningkatkan glukoneogenesis dari asam amino dan laktat. Baik glikogenolisis maupun glukoneogenesis di hati turut menimbulkan efek hiperglikemia, yang kerjanya berlawanan dengan kerja insulin.3. Katekolamin

Katekolamin adalah struktur kimia dari suatu senyawa yang dapat menghasilkan respons simpatomimetik. Contoh katekolamin adalah epinefrin, norepinefrin, dan dopamine. Katekolamin dalam aktivitas bertanggung jawab untuk peningkatan baik produksi glukosa dan peningkatan utilisasi glukosa. Pada aktivitas intensif katekolamin bisa meningkat 14-18 kali. Peningkatan katekolamin ini akan memicu peningkatan produksi glukosa 7-8 kali dan utilisasi glukosa meningkat 3-4 kali, sehingga terjadi hiperglikemia. Di saat aktivitas berat, penggunaan glukosa lebih dulu turun dibandingkan produksi glukosa, yang akan mengarahkan ke hiperglikemia, yang lebih hebat. Hal ini memerlukan peningkatan insulin yang substansial selama 40-60 menit untuk memulihkan ke tahap sebelum aktivitas.

E. Pengertian dan peranan VLDL, LDL HDL? Apa peranannya dalam metabolisme lemak1. Kilomikron: partikel lipoprotein dengan diameter 80-1200 nm dan mempunyai densitas < 0,95 g/ml. Kilomikron mengandung 90-95 % trigliserid, 2-6 % phospholipid, 2-4 % kolestroldan 1-2 % protein. Kilomikron merupakan lipoprotein terbesar dan memiliki densitas terkecil.

Peranan: mengangkut lipida dari saluran cerna ke seluruh tubuh. Lipida

yang diangkut terutama trigliserid. Kilomikron fungsinya sebagai alat transportasi trigliserid dari usus ke jaringan lain, kecuali ginjal.

2. VLDL: VLDL (Very Low Density Lipoprotein) merupakan partikel

lipoprotein dengan diameter 40-80 nm dan meiliki densitas0,95-1,006 g/ml. VLDL mengandung 50-65% trigliserid, 8-14% phospholipid, 5-10 % protein.

Peranan : VLDL diproduksi oleh hati dan komposisi utamanya adalah trigliserid. VLDL mengikat trigliserid di dalam hati dan mengangkutnya menuju jaringan lipid. Pada bagian selanjutnya, VLDL berubah menjadi LDL.

3. LDL: LDL (Low Density Lipoprotein) merupakan lipoprotein berdiameter 18-30 nm, densitas 2,029-2,063 g/ml, 35-45%kolestrol, 4% trigliserid, 22-26 % phospholipid, dan 22-26% protein.

Peranan : LDL berperan mengangkut kolesterol ke jaringan perifer. LDL dalam darah ditangkap oleh reseptor LDL. Reseptor LDL berfungsi sebagai pengatur peredaran kolestrol dalam darah. Bila reseptor terganggu, maka LDL dalam darah meningkat sehingga LDL dalam darah meningkat. Peningkatan LDL seiring juga diikuti oleh peningkatan kolestrol total darah. LDL bersirkulasi ke dalam sel otot, sel lemak, dan lain-lain. Pengatur utama kadar kolestrol adalah hati karena sebagian besar reseptor LDL terdapat didalamnya. LDL disebut juga kolestrol jahat karena bila jumlahnya meningkat dapat menyebabkan kolestrol dalam arteri.

4. HDL: DL (High Density Lipoprotein merupakan lipoprotein yangberdiameter 5-12 nm, densitas 1,063-1,21 g/ml, 3% trigliserid, 25-30 % phospholipid, 15-20 % kolestrol, 45-59 % protein.

Peranan : HDL diproduksi ole hati dan usus halus. HDL mengikat

kolesterol plasma dan mengangkut kolesterol ke hati. HDL

mengambil kolestrol dan phospholipid dalam hati dan

menyerahkan kolestrol ke lipoprotein yang lain untuk

diangkut kembali ke hati dan diedarkan atau dikeluarkan dari

tubuh. HDL mengangkut kolestrol lebih sedikit sehingga

disebut kolestrol baik, karena dapat membuang kelebihankolestrol jahat (LDL) di pembulu arteri kembali ke hati untuk

diproses dan dibuang. Jadi, HDL mencegah kolestrol

mengendap di arteri sehingga dapat terhindar dari

artherosklerosis dan jantung koroner.

F. 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang 1. Makanlah aneka ragam makanan setiap hari.Tidak ada satu jenis makanan (selain ASI) yang mengandung semua jenis zat gizi yang dibutuhkan untuk hidup sehat. Dengan mengkonsumsi makanan beraneka ragam berarti kekurangan zat gizi dari suatu makanan dapat dilengkapi oleh zat gizi dari makanan lain. Susunan makanan terdiri dari 4 kelompok makanan, yaitu makanan pokok, lauk-pauk, sayur dan buah. Makanan beraneka ragam dapat mencegah berbagai penyakit degeneratif.2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi.

Makan sumber energi penting untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Kebutuhan energi dapat dipenuhi dengan makan makanan sumber karbohidrat, protein, lemak. Kelebihan dan kekurangan energi dapat diamati melalui berat badan.3. Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi.

Energi diperoleh dari 3 zat gizi makro yaitu karbohidrat, protein dan lemak. Makanan yang mengandung karbohidrat diupayakan mengandung 50-60% dari total kecukupan energi. Terdapat 2 jenis karbohidrat yaitu kompleks (beras, gandum, jagung, umbi-umbian) dan sederhana (gula dan sirup).

4. Batasi komsumsi lemak dan minyak sampai 25% dari kecukupan energi.

Lemak dan minyak berguna sebagai sumber energi dan asam lemak esensial, membantu penyerapan vitamin ADEK serta menambah lezatnya makanan. Komsumsi lemak dan minyak dibatasi terutama lemak jenuh yang membahayakan kesehatan. Penimbunan lemak dalam tubuh dapat menimbulkan penyumbatan pembuluh darah, penyakit jantung, dan penyakit degeneratif lainnya.5. Gunakan garam beryodium.

Yodium adalah garam yang telah diperkaya dengan kalium iodat sebanyak 30-80 ppm dan merupakan zat gizi mikro yang diperlukan tubuh terutama untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan otak melalui fungsi hormon tiroid.6. Makanlah makanan sumber zat besi.

Zat besi merupakan salah satu unsur penting dalam proses pembentukan sel darah merah. Sumber zat besi makanan antara lain hati, kuning telur, daging, kacang-kacangan, dan sayuran berdaun hijau. Kekurangan zat besi akan menyebabkan terjadinya anemia gizi besi atau penyakit kurang darah yang ditandai dengan gejala pucat, lemah, letih, lesu, penglihatan berkurang.7. Berikan ASI saja sampai bayi sampai umur 4 bulan dan berikan MP-ASI sesudahnya.

ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. ASI mempunyai kelebihan yang meliputi 3 aspek yaitu gizi, kekebalan, kejiwaan, berupa jalinan kasih sayang antara ibu dan bayi untuk perkembangan mental dan kecerdasan. Setelah 4 bulan, ASI saja tidak dapat memenuhi kebutuuhan gizi bayi. ASI tetap diberikan sampai bayi berumur 2 tahun bersama dengan MP-ASI yang jenis dan jumlahnya disesuaikan dengan umur bayi8. Biasakan makan pagi.

Makan pagi sangat bermanfaat untuk memelihara ketahanan fisik dan meningkatkan produktivitas kerja. Bagi anak sekolah, makan pagi sangat penting untuk meningkatkan konsentrasi belajar. Makan pagi sebaiknya mengandung 20-30% dari kebutuhan gizi satu hari.9. Minumlah air bersih yang aman dan cukup jumlahnya

Air dibutuhkan tubuh untuk:

a. Transportasi zat gizi dalam tubuh

b. Mengatur keseimbangan cairan dan garam mineral

c. Mengatur suhu tubuh

d. Melancarkan proses buang air besar dan kecil

Jumlah air minum yang dibutuhkan adalah 6-8 gelas perhari tergantung umur dan jenis kegiatan. Air minum harus bersih dan aman, yaitu harus bebas kuman, bahan berbahaya dan bahan cemaran lainnya. Sumber air minum yang berasal dari sumur, PAM, dan sumber lainnya harus dimasak sampai mendidih.10. Lakukan aktivitas fisik secara teratur.Aktivitas fisik yang teratur dapat meningkatkan kebugaran, mencegah kelebihan BB, meningkatkan fungsi jantung, paru, otot, serta memperlambat penuaan.11. Hindari minum-minuman beralkohol.

Kebiasaan minum-minuman beralkohol dapat menyebabkan terhambatnya proses penyerapan zat gizi, kerusakan jaringan hati dan saraf otak, serta ketagihan dan kehilangan kendali diri (pencetus ke arah tindakan kriminal).12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan.

Makanan yang aman adalah makanan yang bebas dari kuman, bahan berbahaya, bahan cemaran, bahan tambahan yang tidak diperbolehkan (asam boraks, formalin, zat perwarna rodamin B, methanyl yellow). Hindari makanan kemasan yang kemasannya telah rusak.13. Bacalah label pada makanan yang dikemas.

Label pada makanan yang dikemas adalah keterangan mengenai kandungan zat gizi, tanggal kadaluarsa, dan keterangan lainnya seperti label halal.G. Pentingnya Kecukupan Gizi yang Dianjurkan dan Label Makanan dalam diet yang sehat

1. Kecukupan Gizi yang Dianjurkan

Kecukupan gizi yang dianjurkan atau lebih dikenal dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG), merupakan terjemahan bebas dari Recommended Dietary Allowance (RDA), diartikan sebagai suatu kecukupan rata-rata zat gizi setiap hari bagi hampir semua orang menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, dan aktifitas untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Tujuan utama penyusunan AKG adalah sebagai acuan untuk perencanaan dan penilaian konsumsi pangan dan gizi bagi orang sehat agar tercegah dari kekurangan atau kelebihan asupan zat gizi. Oleh karena itu, Angka kecukupan gizi ini sangat penting karena AKG dapat dijadikan acuan perencanaan makanan masyarakat sehingga masyarakat dapat menilai tingkat konsumsi mereka karena secara lengkap, zat gizi dicantumkan dalam AKG. Zat gizi tersebut adalah energi (kkal), protein (g), vitamin A (RE), vitamin D (mg), vitamin E (g), vitamin K (mg), thiamine (mg), riboflavin (mg), kalsium (mg), fosfor (mg), besi (mg), seng (g), iodium (mg) dan selenium (mg). Selain itu, AKG juga dapat sangat penting karena dapat digunakan untuk: menentukan kecukupan makanan, merencanakan bantuan makanan dalam rangka program kesejahteraan rakyat, mengevaluasi tingkat kecukupan penyediaan pangan untuk kelompok tertentu, menilai tingkat konsumsi individu maupun masyarakat (perlu ditetapkan patokan berat badan untuk masing-masing gender, dan bila menyimpang dari patokan berat badan dilakukan penyesuaian), menilai status gizi masyarakat, merencanakan fortifikasi makanan, merencanakan KIE di bidang gizi termasuk penyusunan PUGS, merencanakan kecukupan gizi institusi (seperti rumah sakit, sekolah, industri, asrama, dan lain-lain), membuat label gizi pada kemasan produk makanan industri, menilai kecukupan persediaan pangan nasional, merencanakan program penyuluhan gizi, mengembangkan produk pangan baru di industri, dll.2. Label Makanan dalam diet yang sehat

Label makanan adalah informasi identitas/ jati diri dari produk yang menjadi hak milik perusahaan sebagai alat komunikasi tertulis pihak produsen dengan pihak konsumen dalam melakukan pelayanan jaminan persyaratan mutu produk dan kesehatan. Pada label makanan, terdapat informasi label gizi yang dirancang untuk memberikan informasi tentang jumlah rata-rata energi (dalam kilojoule, kalori atau keduanya), protein, lemak, lemak jenuh, karbohidrat, gula dan natrium (komponen garam) dalam makanan, serta nutrisi lain digunakan dalam bahan makanan tersebut. Namun, banyak masyarakat yang tidak mengetahui bahwa membaca label makanan adalah salah satu cara untuk menurunkan berat badan (diet). Oleh karena itu, masyarakat harus bisa membaca label makanan dengan benar. Berikut ini tips membaca label makanan seperti yang dilansir dari Appetite for Health:

a. Kandungan nutrisi

Terkadang bagian depan makanan diberi tulisan 'terbuat dari bahan alami', 'rendah lemak', 'bebas gula', atau 'organik' dan lain-lain. Meskipun tulisan tersebut tercantum dengan jelas pada makanan, bukan berarti makanan itu benar-benar menyehatkan. Kandungan nutrisi yang sebenarnya bisa diketahui dari fakta nutrisi.b. Fakta nutrisi

Biasanya fakta nutrisi terletak di bagian belakang kemasan makanan di dalam tabel dengan ukuran tulisan yang kecil. Inilah bagian yang harus benar-benar diperhatikan. Fakta nutrisi ini pun dibagi menjadi beberapa poin.

1) Porsi penyajian dan penyajian per bungkus. Hal ini penting diperhatikan, sehingga masyarakat tahu makanan tersebut harus dikonsumsi berapa kali sampai habis. Jangan sampai menggunakannya terlalu banyak atau terlalu sedikit.2) Kalori setiap penyajian. Ketika memperhatikan porsi penyajian dan penyajian per bungkus, masyarakat akan tahu berapa banyak kalori yang bisa dikonsumsi. Wanita biasanya butuh 1.800-2.000 kalori dan pria 2.200-2.600 kalori per hari.3) Gula. Pastikan makanan yang dibeli mengandung gula yang tidak melebihi 100 kalori per hari, berapapun saran penyajiannya setiap hari. Sayangnya, kebanyakan produk makanan tidak mencantumkan gula secara terang-terangan.

Masyarakat harus hati-hati dalam membaca label makanan karena saat ini banyak sekali label makanan yang diberi label kecil untuk menunjukkan bahwa kandungan tertentu pada makanan tersebut berjumlah kecil. Biasanya orang yang sedang berdiet akan tertarik dengan pencantuman kata-kata tersebut, karena tidak khawatir badan mereka akan melar dan bertambah gemuk. Namun, tanpa sadar mereka akan megnonsumsinya lebih banyak sehingga embel-embel yang tadinya kecil akan menjadi besar bila dikonsumsi terlalu banyak. Hasilnya, berat badan pun bisa bertambah. Oleh karena itu, jika masyarakat ingin diet yang sehat, makan harus cerdas dalam membaca label makanan. Cara membaca label makanan yaitu:

1. Ukuran Sajian (Serving Size): Ukuran sajian akan menunjukkan ukuran porsi atau sajian yang direkomendasikan. Jika seseorang tidak terbiasa mengukur atau menimbang makanan, maka ukurlah porsi makanan sampai dengan ukuran porsi standar. Jika seseorang makan lebih atau kurang dari ukuran porsi yang direkomendasikan, maka informasi pada label nutrisi harus disesuaikan untuk mengetahui jumlah nutrisi yang dikonsumsi.

2. Kalori (Calories): Kalori menunjukkan ukuran berapa banyak energi yang didapatkan dari satu porsi makanan. Salah satu ukuran yang bisa dijadikan dasar untuk menilai suatu produk makanan itu tinggi kalori antara lain sebagai berikut:

40 kalori = rendah

100 kalori = sedang

400 kalori atau lebih = tinggi

3. Kalori dari lemak (Calories from Fat): Kalori dari lemak menunjukkan berapa banyak kalori dari makanan yang berasal dari lemak. Setiap gram lemak bernilai 9 kalori. Tidak lebih dari 30% dari kalori dalam sehari yang berasal dari lemak. Jadi sebaiknya seseorang mengkonsumsi maksimum 3 gram lemak atau 30 kalori lemak per 100 kalori makanan.

4. Total lemak (Total Fat): Jumlah lemak total menunjukkan berapa banyak lemak baik itu lemak baik (lemak tak jenuh tunggal dan tak jenuh ganda) dan lemak buruk (lemak jenuh dan trans) dalam makanan. Optimalnya konsumsi lemak tidak lebih dari 3 gram per 100 kalori. Ketika membandingkan produk makanan, lihat jumlah lemak total, lemak jenuh dan kalorinya dalam tiap sajian. Pilihlah yang paling sedikit.

5. Lemak jenuh (Saturated Fat): Lemak jahat atau lemak jenuh ditemukan dalam berbagai makanan seeprti mentega, margarin, lemak dari daging sapi dan babi, susu full cream, telur, kelapa dan minyak kelapa serta makanan cepat saji. Sebaiknya hindari atau batasi makanan yang mengandung lemak jenuh. Asupan harian lemak jenis ini sebaiknya tidak lebih dari 10% dari asupan kalori seseorang dalam sehari (kurang dari 1 gram per 100 kalori).

6. Lemak trans (Trans Fat): Lemak trans yang juga termasuk lemak jahat terbentuk selama proses memasak dan / atau pengolahan. Lemak ini cukup sering ditemukan dalam produk makanan komersial dan harus dihindari dalam diet.

7. Kolesterol (Cholesterol): Jumlah kolesterol menunjukkan berapa banyak kolesterol total, yang terdiri atas kolesterol baik (HDL) dan kolesterol jahat (LDL) dalam tiap sajian. Sebaiknya konsumsinya tidak lebih dari 300 mg per hari. Pilih produk yang jumlah kolesterolnya paling sedikit.

8. Natrium (Sodium): Jumlah natrium dalam tiap porsi. Sebaiknya konsumsinya tidak lebih dari 2.400 mg per hari. Pilih produk yang jumlah natriumnya paling sedikit.

9. Karbohidrat (Carbohydrate): Jumlah karbohidrat dalam makanan, termasuk karbohidrat sederhana dan gula, karbohidrat kompleks dan serat. Ketika makanan mengandung karbohidrat, akan lebih baik jika karbohidrat tersebut mengandung banyak serat.

10. Serat (Dietary Fiber): Berapa banyak serat dalam satu porsi. Ini ditemukan dalam karbohidrat kompleks seperti gandum dan biji-bijian, buah-buahan, sayuran dan kacang-kacangan. Cobalah untuk konsumsi serat 20 dan 35 gram per hari. Semakin tinggi kandungan serat dari suatu produk makanan, semakin rendah kadar gulanya.

11. Gula (Sugar): Jumlah gram karbohidrat per porsi yang khusus terdiri dari gula. Cara terbaik adalah dengan memilih kadar gula yang paling rendah. Saat melihat total karbohidrat, semakin dekat nilai gram gula dengan nilai total gram karbohidrat, semakin sedikit seratnya, yang artinya rasa kenyang akan semakin sedikit.

12. Protein: Berapa gram protein dalam satu porsi. Menjaga keseimbangan protein, karbohidrat dan lemak dalam makanan sangat dianjurkan. Jika makanan yang dipilih tidak mengandung protein, coba tambahkan makanan lain yang mengandung protein.

13. % AKG (Daily Values): Menunjukkan persentase angka kecukupan gizi harian individu dari produk makanan tersebut. Namun yang perlu dicatat adalah hal ini didasarkan pada diet 2.000 kalori. Secara umum, nilai sebesar 5% dianggap rendah dan nilai 20% dianggap tinggi.

14. Vitamin dan Mineral: Berapa banyak vitamin dan mineral dalam tiap porsi. Seseorang harus mencapai 100% untuk semua vitamin dan mineral yang dibutuhkan. Untuk memastikan seseorang mendapatkan asupan yang dibutuhkan sehari-hari, bisa konsumsi multivitamin.

15. Jumlah yang Dianjurkan (Recommended Amounts): Jumlah harian yang direkomendasikan untuk setiap zat gizi untuk diet 2.000 kalori dan 2.500 kalori. Jika individu perlu mengkonsumsi lebih banyak atau kurang dari 2.000 atau 2.500 kalori per hari untuk menjaga berat badan yang sehat, jumlah yang direkomendasikan untuk lemak, karbohidrat dan protein juga akan berubah.

16. Kalori per gram (Calories per Gram): Menunjukkan jumlah kalori yang terkandung dalam tiap makronutrien (lemak, karbohidrat dan protein). Dan sebaiknya pilih makanan yang seimbang, mengandung semua nutrisi.H. Jenis-jenis diet di rumah sakit dan pasien yang membutuhkannya

JENIS DIETPASIEN DIETPEDOMAN DIET

Diet Diabetes Mellitus (DM)Pasien DM Pembagian merata sumber hidratarang.

Mengatur jadwal makan yang tepat dengan jumlah hidratarang yang sesuai dengan aktivitas hormon insulin yang dibutuhkan.

Diet Jantung (DJ)Pasien penyakit kardiovaskuler dan penyakit jantung koroner. Pembatasan kandungan energi dalam makanan.

Pengurangan jumlah total lemak yang dimakan.

Diet Hati (DH) Pasien penyakit hepar dan sistem biliaris.

Pasien sirosis hepatis. Pemberian glukosa per infus untuk memulai terapi diet.

Minum sebanyak mungkin larutan hidratarang dalam bentuk air buah.

Pembatasan garam

Diet Lambung (DL)Pasien ulkus peptikum dan dispepsia Makan makanan kecil yang tepat pada saat sebelum tidur dan di antara jam-jam makan.

Mengindari makan makanan yang dapat mengganggu pencernaan.

Makan secara teratur dengan porsi sedikit namun sering.

Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP) Penderita infeksi.

Demam yang lama.

Pasien yang tidak dapat makan makanan dengan jumlah memadai. Infeksi = BMR = kenaikan pemakaian energi.

Kalori = 2000-2500 kal/ hari.

Konsumsi protein tinggi dari susu dan telur.

Masukan hidratarang dalam bentuk glukosa

Minyak dari sup atau soto

Cairan min 2,5 L per hari

Diet Rendah Garam (RG) Pasien hipertensi.

Pasien penyakit hepar. Meminimalkan penggunaan garam (< 0,5 sendok teh/ hari)

Pembatasan konsumsi susu sapi (< 500 ml/hari)

Mengindari makanan asin, sayuran dan buah yang diasinkan, makanan camilan, makanan nabati yang diasinkan.

Penggunaan gula, cuka, bawang merah, bawang putih, jahe, kunyit, sebagai pengganti garam.

Diet Rendah Protein (RP)Pasien penyakit hepar.

Pasien gagal ginjal akutMasukan protein tidak lebih dari 20 gr per hari.

Diet Rendah Lemak (RL)Pasien kolesistitis/ penyakit inflamasi pada kantong empedu.Diperlukan untuk mengurangi kontraksi kantong empedu karena adanya lemak dalam duodenum.

Diet Rendah Karbohidrat (RK)Pasien DM dan Pasien penyakit coeliac (gluten sensitive enteropathy)Penurunan berat badan dengan pengaturan nilai gizi.

Diet Rendah Kolestrol Lemak Terbatas (RKLT)Pasien aterosklerosisKaya akan asam lemak tak jenuh dan rendah kolesterol.

Diet Rendah PurinPasien dengan asam urat atau penyakit Gout Membatasi jenis makanan yang mengandung purin JASBUKET (Jerohan, Sardencis, Burung, Kaldu, Kacang, Emping, dan Tape).

Mengandung lebih banyak hidratarangdan lebih sedikit lemak.

Minum tablet natrium bikarbonat.

Meminum larutan kunyit, temulawak, yang mengandung curcumin.

I. Macam-macam pengukuran antropometrik dan hubungannya dengan penilaian status gizi, Data Laboratorium yang menggambarkan Status Nutrisi serta Masalah GiziAntropometri adalah pengukuran terhadap tubuh manusia. Pada penilaian status gizi pengukuran antropometri dibutuhkan untuk mengukur dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai usia dan tingkat gizi. Antropometri secara umum digunakan untuk melihat apakah terdapat ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh. Pengukuran antropometri meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan, lipatan kulit, serta lingkar berbagai bagian tubuh (sirkumferensia). Tinggi dan berat badan biasanya digabungkan dengan mengikuti cara tertentu untuk mendapatkan satu ukuran tunggal yang menggambarkan berat relatif terhadap tinggi badan. Ukuran tunggal ini merupakan indikator untuk menunjukkan gizi kurang atau gizi lebih energi jangka panjang. (Gibney, 2008)Pemeriksaan laboratorium (biokimia darah) akan menghasilkan data-data yang membantu menegakkan diagnosis defisiensi mikronutrien dan protein. Di samping itu, parameter biokimia juga mempunyai peranan dalam penegakan diagnosis penyakit yang ada kaitannya dengan gizi, seperti penyakit diabetes dan kardiovaskuler. (Hartono, 2006)

PEMANTAUAN PENTINGBATAS NORMALETIOLOGI

Albumin

Menurun (hipoalbuminemia)

Meningkat (hiperalbuminemia)3,5-5,0 mg/dLStres akut, Katabolisme, Overload cairan, Gagal hati, Pembedahan.

Dehidrasi, Gagal ginjal.

Blood Urea NitrogenMenurun

Meningkat (azotemia)9-20 mg/dLOverload cairan, Malnutrisi.

Dehidrasi, Pemberian protein yang berlebihan, Gagal ginjal.

Kalsium

Menurun (hipokalsemia)

Meningkat (hiperkalsemia)8,5-10,5 mg/dLAsupan kalsium yang tidak memadai (khususnya saat terapi suplemen fosfor atau pada defisiensi vitamin D), Asupan magnesium yang tidak memadai, Kadar albumin serum yang rendah, Transfusi yang masif, Pankreatitis.

Pemberian kalsium pada penyakit metabolik tulang, pemberian kalsium dan/atau vitamin D yang berlebihan.

Kreatinin

Menurun

Meningkat0,3-1,3 mg/dLOverload cairan, Malnutrisi.

Dehidrasi, Gagal ginjal.

Folat (serum)

Menurun4-20 ng/dLAnemia makrositik, Penggunaan obat-obatan.

Glukosa

Menurun (hipoglikemia)

Meningkat60-110 mg/dLPenghentian nutrisi parenteral total yang mendadak, Pemberian insulin yang berlebihan, Rebound hypoglycemia.

Kanker, Diabetes mellitus, Infus destroksa yang berlebihan, Infeksi (diobati), Penggunaan obat-obatan, Respon stres.

Hemoglobin glikosilasi

Meningkat5,0-9,0% total hemoglobinDiabetes yang tidak terkendali dengan baik.

Hematokrit

Menurun

MeningkatLaki-laki: 477%

Wanita: 415%Anemia, perdarahan, overhidrasi.

Dehidrasi.

Hemoglobin

Menurun

MeningkatLaki-laki: 14,0-17,5 mg/dL

Wanita: 13,0-15,5 mg/dLAnemia, Perdarahan.

Dehidrasi.

Zat besi

Menurun

Meningkat50-150 g/dLInfeksi akut, Inflamasi, Defisiensi zat besi.

Pemberihan besi yang berlebihan.

Tes faal hati

Meningkat(bervariasi menurut jenis tesnya)Kolestasis, Defisiensi kolin, Defisiensi asam lemak esensial, Infiltrasi fatty liver, Peningkatan timbunan glikogen, Penyakit hati.

Magnesium

Menurun (hipomagnesemia)

Meningkat (hipermagnesemia)1,5 mEq/dLDiare, Penggunaan obat-obatan (amfoterisin, siklosporin, diuretik), Sindrom refeeding.

Terapi replacement yang berlebihan, Antasid yang mengandung magnesium, Gagal ginjal.

Keseimbangan nitrogen

Positif

Negatif

Inakurat+ 3 5 mg/hari

< 0 mg/hariAsupan protein yang memadai.

Asupan kalori atau protein yang tidak memadai.

Koreksi inakurat atau tidak tepat, Pengumpulan kurang dari 8 jam, Gagal ginjal.

Fosfor

Menurun (hipofosfatemia)

Meningkat (hiperfosfatemia)2,5-4,5 mg/dLPemberian dekstrose/karbohidrat yang berlebihan, Terapi insulin dosis tinggi, Pengikat fosfat, Sindrom refeeding.

Terapi replacement yang berlebihan, Gagal ginjal.

Kalium

Menurun (hipokalemia)

Meningkat (hiperkalemia)3,5-5,0 mEq/dLDiare/fistula, Keadaan dilusi, Terapi insulin dosis tinggi, Obat-obatan (diuretik, steroid), Sindrom refeeding khususnya pada pemberian dektrosa yang meningkat, SIADH.

Terapi replacement yang berlebihan, Gagal ginjal, Perbaikan permasalahan yang berhubungan dengan defisiensi (yaitu, tidak terjadi diare setelah respons refeeding, asidosis metabolic yang terjadi sekunder akibat insufisiensi renal; defisiensi insulin)

Prealbumin

Menurun

MeningkatKatabolisme, Asupan protein yang tidak memadai.

Anabolisme, Gagal ginjal.

Bikarbonat serum

Menurun (asidosis)

Meningkat (alkalosis)24-32 mEq/dLAsidosis metabolic: diare, gagal ginjal, alkalosis respiratorik, sepsis.

Alkalosis metabolic: pengisapan nasogastric.

Natrium

Menurun (hiponatremia)

Meningkat (hypernatremia)135 145 mmol/LDefisiensi (kehilangan natrium melalui traktus GI), Diuretik, Overloaing cairan, Sonde dengan formula susu rendah natrium untuk waktu yang lama, SIADH.

Dehidrasi, Pemberian natrium yang berlebihan (nutrisi parenteral total, sonde makanan enteral cairan infus), Kehilangan air bebas yang terjadi sekunder akibat interaksi obat

J. Tanda gejala masalah gizi, serta hubungannya dengan status nutrisi.

Malnutrisi merupakan keadan patologis akibat kekurangan atau kelebihan zat gizi. Ada 4 bentuk malnutrisi:

1. Undernutrition : kekurangan konsumsi pangan secara relatif atau

absolut untuk periode tertentu.2. Specific deficiency : kekurangan zat gizi tertentu misalnya kekurangan iodium, Fe, dan lain-lain.

3. Overnutrition

: kelebihan konsumsi pangan untuk periode tertentu.

4. Imbalance : keadaan diproporsi zat gizi, misalnya tinggi kolesterol karena tidak imbangya kadar LDL, HDL dan VLDL.

Daftar Pustaka

Adams, Elvin., dkk. (2003). Kiat keluarga sehat: Mencapai hidup prima dan bugar. Bandung: Indonesia publishing house.

Almatsier, S. (2004). Penuntun Diet. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Corwin, J.E. (2008). Handbook of Pathophysiology, 3rd Ed; Terj. oleh Nike Budhi. Jakarta: EGC.Departemen Kesehatan. 2002. Pedoman Umum Gizi Seimbang. Departemen Kesehatan. Jakarta.

Devi, Nirmala. (2009). Nutrition and food: Gizi untuk keluarga. Jakarta: Kompas.

Grodner, Michele., Sara Long dan Bonnie C Walkingshaw. (2007). Foundation and clinical applications of nutrition: A nursing approach. Missouri: Mosby.Gibney, M. J., et al. (2008). Gizi Kesehatan Masyarakat; Terj. Andry Hartono. Jakarta: EGC.Guyton AC, Hall JE. (2006). Textbook of medical physiology. Philadelphia:WB Sounders Company.

Hartono, Andry. (2006). Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit, Ed. 2. Jakarta: EGC.Isselbacher, K.J., et al. (1999). Harrison Prinsip Prinsip Ilmu Penyakit Dalam, Vol. 1, Ed. 13. Jakarta: EGC.Iswantoro, O.A. (2009). Perubahan kadar gula darah pada pasien pediatric yang diinduksi anestesi umum. Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.Sacher, Ronald A., dan McPherson, Richard A. (2002). Widmanns clinical interpretation of laboratory test. Philadelpia: F.A Davis company.Soewoto, H. (2009). Hormon-hormon yang berperan pada proses metabolism. Dep. Biokimia Biologi Molekuler FK UI.

http://www.idijembrana.or.id/index.php?module=artikel&kode=9http://www.ut.ac.id/html/suplemen/luht4449/Sub2_2.htmhttp://www.ext.colostate.edu/pubs/foodnut/09365.htmlhttp://www.fda.gov/Food/ResourcesForYou/Consumers/ucm266853.htmhttp://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._KESEJAHTERAAN_KELUARGA/196005041986012-ADE_JUWAEDAH/PELABELAN_DALAM_PRODUK_MAKANAN.pdfhttp://id.she.yahoo.com/yuk-lebih-jeli-cerdas-membaca-label-makanan-234525493.htmlhttp://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Bb6-Metabolisme.pdf