tugas makalah agama

20
I.PENDAHULUAN Rasulullah saw menganjurkan kepada kita untuk menghidupkan malam Ramadhan dengan memperbanyak sholat. Abu Hurairah r.a. menceritakan bahwa Nabi saw. Sangat mengajurkan qiyam ramadhan dengan tidak mewajibkannya. Kemudian Nabi saw. Bersabda, “Siapa yang mendirikan shalat di malam Ramadhan dengan penuh keimanan dan harapan, maka ia diampuni dosa-dosanya yang telah lampau.” (muttafaq alaih)

Upload: rofik-adnan

Post on 20-Jun-2015

675 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

adnan

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS MAKALAH AGAMA

I.PENDAHULUAN

Rasulullah saw menganjurkan kepada kita untuk

menghidupkan

malam Ramadhan dengan memperbanyak sholat. Abu

Hurairah r.a. menceritakan bahwa Nabi saw. Sangat

mengajurkan qiyam ramadhan dengan tidak

mewajibkannya. Kemudian Nabi saw. Bersabda, “Siapa

yang mendirikan shalat di malam Ramadhan dengan

penuh keimanan dan harapan, maka ia diampuni dosa-

dosanya yang telah lampau.” (muttafaq alaih)

Page 2: TUGAS MAKALAH AGAMA

II.PERMASALAHAN

Dan fakta sejarah memberi bukti, sejak zaman Rasulullah

saw. Hingga kini, umat Islam secara turun temurun

mengamalkan anjuran Rasulullah ini.

Alhamdulillah. Tapi sayang, dalam pelaksanaannya

terdapat perbedaan di beberapa hal yang kadang

mengganggu ikatan ukhuwah di kalangan umat.

Seharusnya itu tak boleh terjadi jika umat tahu sejarah

disyariatkannya shalat tarawih.

Pada awalnya shalat tarawih dilaksanakan Nabi saw.

dengan sebagian sahabat secara berjamaah di Masjid

Page 3: TUGAS MAKALAH AGAMA

Nabawi. Namun setelah berjalan tiga malam, Nabi

membiarkan para sahabat melakukan tarawih secara

sendirisendiri.

Hingga dikemudian hari, ketika menjadi Khalifah, Umar

bin Khattab menyaksikan adanya fenomena shalat

tarawih terpencar-pencar di dalam Masjid Nabawi.

Terbersit di benak Umar untuk menyatukannya.Umar

memerintahkan Ubay bin Kaab untuk memimpin para

sahabat melaksanakan shalat tarawih secara berjamaah.

‘Aisyah menceritakan kisah ini seperti yang diriwayatkan

oleh Bukhari dan Muslim. Untuk selengkapnya silahkan

lihat Al-Lu’lu War Marjan: 436. berdasarkan riwayat

itulah kemudian para ulama sepakat menetapkan bahwa

shalat tarawih secara berjamaah adalah sunnah.

Page 4: TUGAS MAKALAH AGAMA

Bahkan, para wanita pun dibolehkan ikut berjamaah di

masjid,

padahal biasanya mereka dianjurkan untuk

melaksanakan shalat wajib di rumah masing-masing.

Tentu saja ada syarat: harus memperhatikan etika ketika

di luar rumah. Yang pasti, jika tidak ke masjid ia tidak

berkesempatan atau tidak melaksanakan shalat tarawih

berjamaah, maka kepergiannya ke masjid tentu akan

memperoleh kebaikan yang banyak.

Page 5: TUGAS MAKALAH AGAMA

III.PEMBAHASAN

Jumlah Rakaat

Berapa rakaat shalat tarawih para sahabat yang diimami

oleh Ubay bin Kaab? Hadits tentang kisah itu yang

diriwayatkan oleh Imam Bukhari tidak menjelaskan hal

ini. Begitu juga hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah.

Hanya menyebut Rasulullah saw. shalat tarawih

berjamaah bersama para sahabat selama tiga malam.

Page 6: TUGAS MAKALAH AGAMA

Berapa rakaatnya, tidak dijelaskan. Hanya ditegaskan

bahwa tidak ada perbedaan jumlah rakaat shalat malam

yang dilakukan Rasulullah di bulan Ramadhan maupun di

luar Ramadhan. Jadi, hadits ini konteksnya lebih kepada

shalat malam secara umum. Maka tak heran jika para

ulama menjadikan hadits ini sebagai dalil untuk shalat

malam secara umum. Misalnya, Iman Bukhari

memasukkan hadits ini ke dalam Bab Shalat Tahajjud.

Iman Malik di Bab Shalat Witir Nabi saw. (Lihat Fathul Bari

4/250 dan Muwattha’ 141).

Inilah yang kemudian memunculkan perbedaan jumlah

rakaat. Ada yang menyebut 11, 13, 21, 23, 36, bahkan

39. Ada yang berpegang pada hadits ‘Aisyah dalam

Fathul Bari, “Nabi tidak pernah melakuka shalat

Page 7: TUGAS MAKALAH AGAMA

malam lebih dari 11 rakaat baik di bulan Ramadhan

maupun di luar Ramadhan.”

Sebagian berpegang pada riwayat bahwa Umar bin

Khattab –seperti yang tertera di Muwattha’ Imam Malik—

menyuruh Ubay bin Kaab dan Tamim Ad-Dari untuk

melaksanakan shalat tarawih 11 rakaat den gan rakaat

rakaat yang panjang. Namun dalam riwayat Yazid bin Ar-

Rumman dikabarkan jumlah rakaat shalat tarawih yang

dilaksanakan di zaman Umar adalah 23 rakaat.

Dalam kitab Fiqh Sunnah karya Sayyid Sabiq, Imam At-

Tirmidzi

menyatakan bahwa Umar, Ali, dan sahabat lainnya

melaksanakan shalat tarawih 20 rakaat selain witir.

Page 8: TUGAS MAKALAH AGAMA

Pendapat ini didukung Imam At-Tsauri, Imam Ibnu

Mubarak, dan Imam Asy-Syafi’i.

Di Fathul Bari ditulis bahwa di masa Umar bin Abdul Aziz,

kaum

muslimin shalat tarawih hingga 36 rakaat ditambah witir

3 rakaat. Imam Malik berkata bahwa hal itu telah lama

dilaksanakan.

Masih di Fathul Bari, Imam Syafi’i dalam riwayat Az-

Za’farani

mengatakan bahwa ia sempat menyaksikan umat Islam

melaksanakan shalat tarawih di Madinah dengan 39

rakaat dan di Makkah 33 rakaat. Menurut Imam Syafi’i,

jumlah rakaat shalat tarawih memang memiliki

kelonggaran.

Page 9: TUGAS MAKALAH AGAMA

Dari keterangan di atas, jelas akar persoalan shalat

tarawih bukan pada jumlah rakaat. Tapi, pada kualitas

rakaat yang akan dikerjakan. Ibnu Hajar berkata,

“Perbedaan yang terjadi dalam jumlah rakaat tarawih

mucul dikarenakan panjang dan pendeknya rakaat yang

didirikan. Jika dalam mendirikannya dengan rakaat-rakaat

yang panjang, maka berakibat pada

sedikitnya jumlah rakaat; dan demikian sebaliknya.”

Imam Syafi’i berkata, “Jika shalatnya panjang dan

jumlah

rakaatnya sedikit itu baik menurutku. Dan jika

shalatnya pendek, jumlah rakaatnya banyak itu

juga baik menurutku, sekalipun aku lebih senang

pada yang pertama.” Selanjutnya beliau

Page 10: TUGAS MAKALAH AGAMA

mengatakan bahwa orang yang menjalankan

tarawih 8 rakaat dengan 3 witir dia telah

mencontoh Rasulullah, sedangkan yang

menjalankan tarawih 23 rakaat

mereka telah mencontoh Umar, generasi sahabat

dan tabi’in. Bahkan, menurut Imam Malik, hal itu

telah berjala lebih dari ratusan tahun.

Menurut Imam Ahmad, tidak ada pembatasan yang

signifikan dalam

jumlah rakaat tarawih, melainkan tergantung panjang

dan pendeknya rakaat yang didirikan. Imam Az-Zarqani

mengkutip pendapat Ibnu Hibban bahwa tarawih pada

mulanya 11 rakaat dengan rakaat yang sangat

panjang,kemudian bergeser menjadi 20 rakaat tanpa

Page 11: TUGAS MAKALAH AGAMA

witir setelah melihat adanya fenomena keberatan umat

dalam melaksanakannya. Bahkan kemudian dengan

alasan yang sama bergeser menjadi 36 rakaat tanpa witir

(lihat Hasyiyah Fiqh Sunnah: 1/195)

Page 12: TUGAS MAKALAH AGAMA

IV.PENUTUP

Jadi, tidak ada alasan sebenarnya bagi kita untuk

memperselisihkan jumlah rakaat. Semua sudah selesai

sejak zaman sahabat. Apalagi perpecahan adalah tercela

dan persatuan umat wajib dibina. Isu besar dalam

pelaksanaan shalat tarawih adalah kualitas shalatnya.

Apakah benar-benar kita bisa memanfaatkan shalat

tarawih menjadi media yang menghubungkan kita

dengan Allah hingga ke derajat ihsan?

Cara Melaksanakan Tarawih

Page 13: TUGAS MAKALAH AGAMA

Hadits Bukhari yang diriwayatkan Aisyah menjelaskan

cara

Rasulullah saw. melaksanakan shalat malam adalah

dengan tiga salam. Jadi, dimulai dengan 4 rakaat yang

sangat panjang lalu ditambah 4 rakaat yang panjang lagi

kemudian disusul 3 rakaat sebagai witir (penutup).

Boleh juga dilakukan dengan dua rakaat dua rakaat dan

ditutup satu rakaat. Ini berdasarkan cerita Ibnu Umar

bahwa ada sahabat bertanya kepada Rasulullah saw.

tentang cara Rasulullah saw. mendirikan shalat malam.

Rasulullah saw. menjawab, “Shalat malam didirikan dua

rakaat dua rakaat, jika ia khawatir akan tibanya waktu

subuh maka hendaknya menutup dengan satu rakaat

(muttafaq alaih, lihat Al-Lu’lu War Marjan: 432).

Page 14: TUGAS MAKALAH AGAMA

Rasulullah saw. sendiri juga melakukan cara ini (lihat

Syarh Shahih Muslim 6/46-47 dan Muwattha’: 143-144).

Dari data-data di atas, Ibnu Hajar menyimpulkan bahwa

Rasulullah saw. kadang melakukan witir dengan satu

rakaat dan kadang tiga rakaat. Jadi, sangat tidak pantas

jika perbedaan jumlah rakaat shalat tarawih menjadi isu

yang pemecah persatuan umat.

Page 15: TUGAS MAKALAH AGAMA

V.DAFTAR PUSTAKA

Maraji’ :

1.Shalatut Tarawih. Syaikh Nashiruddin Al Albani.

2.Qiyamul Lail. Syaikh Nashiruddin Al Albani.

3.Tamamul Minah. Syaikh Nashiruddin Al Albani.

4.Shifatu Shalatin Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa

Sallam. Syaikh Nashiruddin Al Albani.

Page 16: TUGAS MAKALAH AGAMA

5.Al Qaulul Mubin Fi Akhta’il Mushalin. Syaikh

Masyhur Hasan Salman.

6. Ilmu Ushulil Bida’. Syaikh Ali Hasan Abdul

Hamid.