tugas ke 2 softskill etika bisnis

14
TUGAS KE 2 SOFTSKILL ETIKA BISNIS NAMA : BOYI MELIH GUNAWAN NPM : 11210440 KELAS : 4EA21 FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN UNIVERSITAS GUNADARMA 2013

Upload: melly-gunawan

Post on 14-Jun-2015

150 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas ke 2 softskill etika bisnis

TUGAS KE 2

SOFTSKILL ETIKA BISNIS

NAMA : BOYI MELIH GUNAWAN

NPM : 11210440

KELAS : 4EA21

FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN

UNIVERSITAS GUNADARMA 2013

Page 2: Tugas ke 2 softskill etika bisnis

TUGAS 1

TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

Schermerhorn (1993) memberi definisi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan sebagai

suatu kepedulian organisasi bisnis untuk bertindak dengan cara-cara mereka sendiri

dalam melayanai kepentingan organisasi dan kepentingan public eksternal.

Secara konseptual, TSP adalah pendekatan dimana perusahaan

mengintegarasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis dan interaksi mereka dengan

para pemangku kepentingan ( stakeholders ) berdasarkan prinsip kesukarelaan dan

kemitraan. ( Nuryana, 2005 ). Meskipun sesungguhnya memiliki pendekatan yang relative

berbeda, beberapa nama lain yang memiliki kemiripan atau bahkan identik dengan TSP antara

lain, Investasi Sosial Perusahaan( corporate social Investment/investing), pemberian

perusahaan ( Corporate Giving), kedermawanan Perusahaan ( Corporate Philantropy ).

Secara teoretis, berbicara mengenai tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh

perusahaan, maka setidaknya akan menyinggung 2 makna, yakni tanggung jawab dalam

makna responsibility atau tanggung jawab moral atau etis, dan tanggung jawab dalam makna

liability atau tanggung jawab yuridis atau hukum.

1. Konsep Tanggung Jawab dalam Makna Responsibility

Burhanuddin Salam, dalam bukunya “Etika Sosial”, memberikan pengertian bahwa

responsibility is having the character of a free moral agent; capable of determining one’s acts;

capable deterred by consideration of sanction or consequences. (Tanggung jawab itu memiliki

karakter agen yang bebas moral; mampu menentukan tindakan seseorang; mampu ditentukan

oleh sanki/hukuman atau konsekuensi). Setidaknya dari pengertian tersebut, dapat kita ambil

2 kesimpulan :

a) harus ada kesanggupan untuk menetapkan suatu perbuatan; dan

b) harus ada kesanggupan untuk memikul resiko atas suatu perbuatan. Kemudian,

kata tanggung jawab sendiri memiliki 3 unsur :

1) Kesadaran (awareness). Berarti tahu, mengetahui, mengenal. Dengan kata

lain, seseorang(baca : perusahaan) baru dapat dimintai

pertanggungjawaban, bila yang bersangkutan sadar tentang apa yang

dilakukannya;

Page 3: Tugas ke 2 softskill etika bisnis

2) Kecintaan atau kesukaan (affiction). Berarti suka, menimbulkan rasa

kepatuhan, kerelaan dan kesediaan berkorban. Rasa cinta timbul atas dasar

kesadaran, apabila tidak ada kesadaran berarti rasa kecintaan tersebut tidak

akan muncul. Jadi cinta timbul atas dasar kesadaran, atas kesadaran inilah

lahirnya rasa tanggung jawab;

3) Keberanian (bravery). Berarti suatu rasa yang didorong oleh rasa

keikhlasan, tidak ragu-ragu dan tidak takut dengan segala rintangan. Jadi

pada prinsipnya tanggung jawab dalam arti responsibility lebih

menekankan pada suatu perbuatan yang harus atau wajib dilakukan secara

sadar dan siap untuk menanggung segala resiko dan atau konsekuensi

apapun dari perbuatan yang didasarkan atas moral tersebut. Dengan kata

lain responsibility merupakan tanggung jawab dalam arti sempit yaitu

tanggung yang hanya disertai sanksi moral. Sehingga tidak salah apabila

pemahaman sebagian pelaku dan atau perusahaan terhadap CSR hanya

sebatas tanggung jawab moral yang mereka wujudkan dalam bentuk

philanthropy maupun charity.

2. Konsep Tanggung Jawab dalam Makna Liability

Berbicara tanggung jawab dalam makna liability, berarti berbicara tanggung jawab

dalam ranah hukum, dan biasanya diwujudkan dalam bentuk tanggung jawab keperdataan.

Dalam hukum keperdataan, prinsip-prinsip tanggung jawab dapat dibedakan sebagai berikut

1)Prinsip tanggung jawab berdasarkan adanya unsure kesalahan (liability based on fault);

2)Prinsip tanggung jawab berdasarkan praduga(presumption of liability); 3)Prinsip tanggung

jawab mutlak (absolute liability or strict liability). Selain ketiga hal tersebut, masih ada lagi

khusus dalam gugatan keperdataan yang berkaitan dengan hukum lingkungan ada beberapa

teori tanggung jawab lainnya yang dapat dijadikan acuan, yakni :

1) Market share liability;

2) Risk contribution;

3) Concert of action;

4) Alternative liability;

5) Enterprise liability. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan perbedaan

antara tanggung jawab dalam makna responsibility dengan tanggung jawab

dalam makna liability pada hakekatnya hanya terletak pada sumber

pengaturannya. Jika tanggung jawab itu belum ada pengaturannya secara

Page 4: Tugas ke 2 softskill etika bisnis

eksplisit dalam suatu norma hukum, maka termasuk dalam makna

responsibility, dan sebaliknya, jika tanggung jawab itu telah diatur di dalam

norma hukum, maka termasuk dalam makna liability

Munculnya Konsep TSP didorong oleh terjadinya Kecenderungan pada masyarakat

industri yang dapat disingkat dengan fenomena DEAF (yang dalam bahasa inggris berarti

Tuli), sebuah akronim dari Dehumanisasi, Equalisasi, Aquariumisasi, dan Feminisasi (

Suharto, 2005)

1. Dehumanisas industry. Efisien dan mekanisasi yang semakin menguat di dunia

industri telah menciptakan persoalan-persoalan kemanusiaan baik bagi kalangan

buruh di perusahaan tersebut, maupun bagi masyarakat di sekitar perusahaan. “Merger

mania” dan perampingan perusahaan telah menimbulkan gelombang Pemutusan

Hubungan Kerja dan pengangguran, ekspansi dan eksploitasi dunia industri telah

melahirkan polusi dan kerusakan lingkungan yang hebat.

2. Equalisasi hak-hak publik. Masyarakat kini semakin sadar akan haknya untuk

meminta pertanggungjawaban perusahaaan atas berbagai masalah sosial yang sering

kali ditimbulkan oleh beroperasinya perusahaan. Kesadaran ini semakin menuntut

akuntabilitas (accountability) perusahaan bukan saja dalam proses produksi,

melainkan pula dalam kaitannya dengan kepedulian perusahaan terhadap berbagai

dampak sosial yang ditimbulkannya.

3. Aquariumisasi dunia industri. Dunia kerja ini semakin transparan dan terbuka

laksana sebuah akuarium .Perusahaan yang hanya memburu rente ekonomi dan

cenderung mengabaikan hokum, prinsip, etis,dan, filantropis tidak akan mendapat

dukungan publik. Bahkan dalam banyak kasus, masyarakat menuntut agar

perusahaan seperti ini di tutup.

4. Feminisasi dunia kerja. Semakin banyaknya wanita yang bekerja semakin menuntut

dunia perusahaan, bukan saja terhadap lingkungan internal organisasi, seperti

pemberian cuti hamil dan melahirkan, kesehatan dan keselamatan kerja, melainkan

pula terhadap timbulnya biaya-biaya sosial, seperti penelantaran anak, kenakalan

remaja akibat berkurangnya kehadiran ibu-ibu dirumah dan tentunya dilingkungan

masyarakat. Pelayanan sosial seperti perawatan anak (child care), pendirian

fasilitas pendidikan dan kesehatan bagi anak-anak, atau pusat-pusat kegiatan olah raga

dan rekreasi bagi remaja bisa merupakan sebuah “kompensasi” sosial terhadap isu ini.

Page 5: Tugas ke 2 softskill etika bisnis

Tanggung jawab sosial perusahaan memfokuskan pada apa yang dilakukan

Perusahaan yang mempengaruhi masyarakat di tempat Perusahaan berada.

1. Tanggung jawab legal dan tanggung jawab moral perusahaan

Perusahaan mempunyai tanggung jawab legal, karena sebagai badan hukum ia

memiliki status legal. Karena merupakan badan hukum, perusahaan mempunyai

banyak hak dan kewajiban legal yang dimiliki juga oleh manusia perorangan

dewasa, seperti menuntut di pengadilan, dituntut di pengadilan, mempunyai milik

mengadakan kontrak, dan lain-lain; Seperti subyek hukum yang biasa (manusia

perorangan), perusahaan pun harus menaati peraturan hukum dan harus memenuhi

hukumannya, bila terjadi pelanggaran.

2. Pandangan Milton Friedman tentang tanggung jawab sosial perusahaaan.

Yang dimaksudkan disini dengan tanggung jawab sosial perusahaan adalah

tanggung jawab moral perusahaan terhadap masyarakat. Tanggung jawab moral

perusahaan tentu bisa diarahkan kepada dirinya sendiri, kepada para karyawan,

kepada perusahaan lain, dan seterusnya. Jika Kita berbicara tentang tanggung

jawab sosial, yang disoroti adalah tanggung jawab moral terhadap masyarakat di

mana perusahaan menjalaakan kegiatannya, entah masyarakat dalam arti sempit

seperti lingkungan di sekitar sebuah pabrik atau masyarakat luas.

3. Tanggung Jawab Sosial Tangung jawab sosial adalah kewajiban perusahaan untuk

merumuskan kebijakan, mengambil keputusan dan melaksanakan tindakan yang

memberikan manfaat kepada masyarakat. Yang perlu diperhatikan dalam

Tanggung jawab sosial adalah :

Kepada siapa Perusahaan bertanggung jawab sosial

Untuk apa Perusahaan bertanggung jawab sosial

Bagaimana Perusahaan dapat memilih untuk menanggapi tuntutan

masyarakat akan tanggung jawab sosial.

Apakah tanggung jawab sosial akan meruhikan atau membantu kinerja

ekonomi suatu Perusahaan

4. Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan

Terdapat dua pandangan tentang kepada siapa perusahaan bertaggung jawab

sosial; model pemegang saham dan model pihak yang berkepentingan. Pandangan

ini disebut model pemegang saham, menyebutkan bahwa satu-satunya tanggung

jawab sosial yang dimiliki dunia usaha adalah memaksimalkan keuntungannya.

Page 6: Tugas ke 2 softskill etika bisnis

Dengan memaksimalkan keuntungan, perusahaan memaksimalkan kekayaan dan

kepuasan pemegang saham.

Model pihak yang berkepentingan, tanggung jawab sosial manajemen yang

terpenting adalah kelangsungan hidup jangka panjang (bukan hanya

memaksimalkan laba), yang dicapai dengan cara memuaskan keinginan berbagai

pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan (bukan hanya pemegang saham).

Pihak yang berkepentingan adalah orang atau kelompok dengan kepentingan yang

sah dalam perusahaan. Karena pihak berkepentingan memiliki minat dan

dipengaruhi oleh tingakan perusahaan, maka mereka memiliki suatu “taruhan”

dalam tindakan tersebut. Akibatnya kelompok yang berkepentingan akan mencoba

untuk mempengaruhi perusahaan agar bertindak menurut keinginan mereka.

Beberapa stakeholder lebih penting dari yang lainnya bagi kelangsungan hidup

perusahaan. Stakeholder primer adalah kelompok-kelompok seperti pemefang

saham, karyawan, pelanggan, pemasok, pemerintah dan masyarakat sekitar,

dimana perusahaan bergantung untuk kelanjutan hidup jangka panjang.

Model Stakeholder dari Tanggung Jawab Sosial Perusahaan . Stakeholder

sekunder adalah media dan kelompok khusus yang berkepentingan, yang dapat

mempengaruhi atau dipengaruhi oleh perusahaan.

5. Tujuan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan . Jika perusahaan harus bertanggung

jawab sosial kepada staker holder, maka apakah mereka bertanggung jawab

sosial?

1. Tanggung jawab ekonomi

Harapan bahwa perusahaan akan menghasilkan keuntungan dengan

memproduksi barang atau jasa yang bernilai.

2. Tanggung Jawab hukum

Harapan bahwa perusahaan akan mematuhi hukum

dan peraturan masyarakat. Misalnya, dibawah Undang-undang Udara Bersih

1990, aroma roti yang baru dipanggang sekarang tidak diperbolehkan.

Sebenarnya bukan aromanya yang tidak diizinkan. Tetapi gas etanol yang

disebarkan ketika roti sedang dipanggang. Etanol sendiri tidak beracun namun

Page 7: Tugas ke 2 softskill etika bisnis

menyebabkan polusi karena gas etanol mendorong terbentuknya senyawan

atmosfir ozone yang berbahaya.

6. Tanggung Jawab Kebijaksanaan

Tanggung jawab kebijaksanaan membahas peran sosial yang dimainkan

perusahaan dalam masyarakat diluar dari tanggung jawab ekonomi, hukum dan

etika. Tanggung jawab kebijaksanaan adalah kesukarelaan. Perusahaan tidak

dipandang tidak etis walaupun tidak melakukannya. Namun sekarang, stakeholder

mengharapkan perusahaan dapat berbuat lebih banyak lagi untuk memenuhi

tanggung jawab kebijaksanaannya.

7. Tanggapan atas Tuntutan akan Tanggung Jawab Sosial

1. Kepekaan Sosial Strategi yang dipilih oleh perusahaan untuk menanggapi

harapan stakeholder dalam hak ekonomi, hukum, etika atau kebijaksanaan

yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial.

2. Strategi Reaktif

Strategi kepekaan sosial dimana perusahaan memilih untuk berbuat kurang

dari apa yang diharapkan masyarakat dan mengabaikan tanggung jawab atas

masalah.

3. Strategi Defisit

Strategi kepekaan sosial dimana perusahaan memilih untuk mengakui

tanggung jawabnya atas suatu masalah tetapi melakukan usaha terkecil untuk

memenuhi harapan masyarakat.

4. Strategi Akomodatif

Strategi Kepekaan Sosial dimana perusahaan memilih untuk menerima

tanggung jawab atas masalah dan melakukan semua yang diharapkan

masyarakat untuk memecahkan persoalan.

5. Strategi Proaktif

Strategi kepekaan sosial dimana perusahaan akan mengantisipasi tanggung

jawab atas masalah sebelum terjadinya dan akan berusaha lebih dari apa yang

diharapkan masyarakat untuk menyelesaikan persoalan.

8. Kepekaan Sosial

1. Tanggung Jawab Sosial dan Kinerja Ekonomi

Page 8: Tugas ke 2 softskill etika bisnis

Bisnis selalu memiliki dua tanggung jawab ini: tanggung jawab ekonomis dan

tanggung jawab sosial. Tetapi langsung perlu dicatat bagwa hal itu hanya

berlaku untuk sektor swasta. Dalam perusahaan negara atau Badan Usaha

Milik Negara (BUMN) dua macam tanggung jawab ini tidak dapat dipisahkan.

Sering terjadi, sebuah perusahaan negara merugi bertahun-tahun lamanya,

tetapi kegiatannya dibiarkan berlangsung terus, karena suatu alasan non-

ekonomis, misalnya karena perusahaan itu dinilai penting untuk kesempatan

kerja di suatu daerah.

Di banyak negara, perusahaan transportasi kereta api mengalami kerugian,

secara menyeluruh atau di trayek-trayek tertentu, tetapi hal itu tidak menjadi

alasan untuk menutup perusahaan itu. Pertimbangan di belakangnya adalah

kepentingan umum. Adanya transportasi kereta api dianggap begitu penting

untuk masyarakat umum, sehingga jasa ini harus tersedia terus, walaupun dari

segi ekonomis tidak menguntungkan. Kalau perusahaan negara defisit terus,

tidak perlu ia bangkrut, karena selalu ada kas negara untuk membantu.

Pemerintah dapat mengambil keputusan untuk melengkapi defisit dari kas

negara, karena dianggap perlu demi kepentingan masyatakat luas.

Tanggung jawab sosial perusahaan adalah tanggung jawabnya terhadap

masyarakat diluar tanggung jawab ekonomis. Kita memaksudkan kegiatan-

kegiatan yang dilakukan perusahaan demi suatu tujuan sosial dengan tidak

memperhitungkan untung atau rugi ekonomis. Hal itu bisa terjadi dengan dua

cara: positif atau negatif.

a. Secara positif

Perusahaan bisa melakukan kegiatan yang tidak membawa kepentingan

ekonomis dan semata-mata dilangsungkan demi kesejahteraan masyarakat

atau salah satu kelompok di dalamnya.

Contohnya adalah menyelenggarakan pelatihan ketrampilan uhtuk

penganggur atau mendirikan panti asuhan untuk anak-anak yatim piatu.

Jika perusahaan melibatkan diri dalam kegiatan serupa itu, ia hanya

mengeluarkan dana dan tidak mendapat sesuatu kembali. Tujuannya

semata-mata sosial dan sama sekali tidak ada maksud ekonomis.

b. Secara negatif

Page 9: Tugas ke 2 softskill etika bisnis

Perusahaan bisa menahan diri untuk tidak melakiikan kegiatan-kegiatan

tertentu, yang sebenarnya menguntungkan dari segi bisnis, tetapi akan

merugikan masyarakat atau sebagian masyarakat. Kegiatan-kegiatan itu

bisa membawa keuntungan ekonomis, tapi perusahaan mempunyai alasan

untuk tidak melakukannya.

Misalnya, membuang limbah industri itu di tempat lain akan meminta

biaya transportasi yang besar. Membangun instalasi pengolah limbah

hingga menjadi cairan yang tidak berbahaya, akan meminta biaya lebih

besar lagi.

Dari segi ekonmis jalan keluar yang paling efektif adalah membuang

limbah ke dalam sungai. Setiap cara lain akan memberatkan pengeluaran

bagi perusahaan, sehingga mengurangi keuntungan. Hanya saja,

membuang limbah dalam sungai akan merugikan banyak pihak lain.

Masyarakat disekitar pabrik tidak lagi bisa memanfaatkan air sungai untuk

keperluan rumah tangga, seperti mandi atau cuci pakaian. Para petani tidak

lagi bisa memakai air untuk irigasi sawah. Ikan dalam sungai akan mati

semua dan seluruh ekosistemnya terganggu. Untuk pabrik kertas itu

membuang limbah dalam sungai adalah cara kerja yang paling ekonomis,

tetapi sungai itu bukanlah milik perusahaan saja. Banyak pihak lain terkena

karena ulah pabrik kertas itu.

Page 10: Tugas ke 2 softskill etika bisnis

TUGAS 2

Keadilan Dalam Bisnis

Dalam kaitan dengan keterlibatan sosial, tanggung jawab sosial perusahaan berkaitan

langsung dengan penciptaan atau perbaikan kondisi sosial ekonomi yang semakin sejahtera

dan merata. Tidak hanya dalam pengertian bahwa terwujudnya keadilan akan menciptakan

stabilitas sosial yang akan menunjang kegiatan bisnis, melainkan juga dalam pengertian

bahwa sejauh prinsip keadilan dijalankan akan lahir wajah bisnis yang lebih baik dan etis.

Tidak mengherankan bahwa hingga sekarang keadilan selalu menjadi salah satu topic penting

dalam etika bisnis

1. PAHAM TRADISIONAL DALAM BISNIS

a. Keadilan Legal, Konsekuensi legal :

1. Semua orang harus secara sama dilindungi hukum, dalam hal ini oleh

negara.

2. Tidak ada orang yg akan diperlakukan secara istimewa oleh hukum

atau negara.

3. Negara tidak boleh mengeluarkan produk hukum untuk kepentingan

kelompok tertentu.

4. Semua warga harus tunduk dan taat kepada hukum yang berlaku.

b. Keadilan Komutatif, Menuntut agar dlm interaksi sosial antara warga satu

dg yg lainnya tidak boleh ada pihak yg dirugikan hak dan kepentingannya.

Jika diterapkan dlm bisnis, berarti relasi bisnis dagang harus terjalin dlm

hubungan yg setara dan seimbang antara pihak yg satu dg lainnya. Dlm

bisnis, keadilan komutatif disebut sbg keadilan tukar. Dengan kata lain

keadilan komutatif menyangkut pertukaran yg fair antara pihak-pihak yg

terlibat

c. Keadilan Distributif, Mengatur hubungan yg adil atau fair antara orang yg

satu dg yg lain atau warga negara satu dg warga negara lainnya

Page 11: Tugas ke 2 softskill etika bisnis

2. KEADILAN INDIVIDUAL DAN STRUKTURAL

Keadilan dan upaya menegakkan keadilan menyangkut aspek lebih luas berupa

penciptaan sistem yg mendukung terwujudnya keadilan tsb. Prinsip keadilan legal berupa

perlakuan yg sama thd setiap orang bukan lagi soal orang per orang, melainkan

menyangkut sistem dan struktur sosial politik scr keseluruhan. Untuk bisa menegakkan

keadilan legal, dibutuhkan sistem sosial politik yg memang mewadahi dan memberi

tempat bagi tegaknya keadilan legal tsb, termasuk dlm bidang bisnis. Dalam bisnis,

pimpinan perusahaan manapun yg melakukan diskriminasi tanpa dasar yg bisa

dipertanggungjawabkan scr legal dan moral hrs ditindak demi menegakkan sebuah sistem

organisasi perusahaan yg memang menganggap serius prinsip perlakuan yg sama, fair

atau adil ini. Dlm bidang bisnis dan ekonomi, mensyaratkan suatu pemerintahan yg juga

adil: pemerintah yg tunduk dan taat pada aturan keadilan dan bertindak berdasarkan

aturan keadilan itu. Yg dibutuhkan adalah apakah sistem sosial politik berfungsi

sedemikian rupa hingga memungkinkan distribusi ekonomi bisa berjalan baik utk

mencapai suatu situasi sosial dan ekonomi yg bisa dianggap cukup adil. Pemerintah

mempunyai peran penting dalam hal menciptakan sistem sosial politik yg kondusif, dan

juga tekadnya utk menegakkan keadilan. Termasuk di dalamnya keterbukaan dan

kesediaan untuk dikritik, diprotes, dan digugat bila melakukan pelanggaran keadilan.

Tanpa itu ketidakadilan akan merajalela dlm masyarakat

3. TEORI KEADILAN ADAM SMITH

Adam Smith hanya menerima satu konsep keadilan yaitu keadilan komutatif.

Alasannya:

1. Keadilan sesungguhnya hanya punya satu arti, yaitu keadilan komutatif yg

menyangkut kesetaraan, keseimbangan, keharmonisan hubungan antara satu orang dg

orang lain. Ketidakadilan berarti pincangnya hubungan antarmanusia karena kesetaraan

yg terganggu.

2. Keadilan legal sudah terkandung dlm keadilan komutatif, karena keadilan legal hanya

konsekuensi lebih lanjut dari prinsip keadilan komutatif. Demi menegakkan keadilan

komutatif, negara harus bersikap netral dan memperlakukan semua pihak scr sama tanpa

terkecuali

3. Juga menolak keadilan distributif, karena apa yg disebut keadilan selalu menyangkut

hak: semua orang tidak boleh dirugikan haknya. Keadilan distributif justru tidak

berkaitan dg hak. Orang miskin tidak punya hak untuk menuntut dari orang kaya untuk

membagi kekayaannya kpd mereka. Orang miskin hanya bisa meminta, tidak bisa

Page 12: Tugas ke 2 softskill etika bisnis

menuntutnya sbg sebuah hak. Orang kaya tidak bisa dipaksa utk memperbaiki keadaan

sosial ekonomi orang miskin.

Prinsip Komutatif Adam Smith:

1. Prinsip No Harm, Prinsip No Harm, Yaitu prinsip tidak merugikan orang lain,

khususnya tidak merugikan hak dan kepentingan orang lain.Prinsip ini menuntut

agar dlm interaksi sosial apapun setiap orang harus menahan dirinya untuk tidak

sampai merugikan hak dan kepentingan orang lain, sebagaimana ia sendiri tidak mau

agar hak dan kepentingannya dirugikan oleh siapapun.Dalam bisnis, tidak boleh ada

pihak yg dirugikan hak dan kepentingannya, entah sbg konsumen, pemasok,

penyalur, karyawan, investor, maupun masyarakat luas.

2. Prinsip Non – Intervention, Yaitu prinsip tidak ikut campur tangan. Prinsip ini

menuntut agar demi jaminan dan penghargaan atas hak dan kepentingan setiap

orang, tidak seorangpun diperkenankan untuk ikut campur tangan dlm kehidupan

dan kegiatan orang lain. Campur tangan dlm bentuk apapun akan merupakan

pelanggaran thd hak orang ttt yg merupakan suatu harm (kerugian) dan itu berarti

telah terjadi ketidakadilan. Dlm hubungan antara pemerintah dan rakyat, pemerintah

tidak diperkenankan ikut campur tangan dalam kehidupan pribadi setiap warga

negara tanpa alasan yg dpt diterima, dan campur tangan pemerintah akan dianggap

sbg pelanggaran keadilan. Dlm bidang ekonomi, campur tangan pemerintah dlm

urusan bisnis setiap warga negara tanpa alasan yg sah akan dianggap sbg tindakah

tidak adil dan merupakan pelanggran atas hak individu tsb, khususnya hak atas

kebebasan.

3. Prinsip Keadilan Tukar, Prinsip Keadilan Tukar Atau prinsip pertukaran dagang yg

fair, terutama terwujud dan terungkap dlm mekanisme harga pasar.

Merupakan penerapan lebih lanjut dari no harm scr khusus dlm pertukaran dagang

antara satu pihak dg pihal lain dlm pasar. Adam Smith membedakan antara harga

alamiah dan harga pasar atau harga aktual. Harga alamiah adalah harga yg

mencerminkan biaya produksi yg telah dikeluarkan oleh produsen, yg terdiri dari

tiga komponen yaitu biaya buruh, keuntungan pemilik modal, dan sewa. Harga pasar

atau harga aktual adl harga yg aktual ditawarkan dan dibayar dlm transaksi dagang di

dalam pasar.

Page 13: Tugas ke 2 softskill etika bisnis

Kalau suatu barang dijual dan dibeli pada tingkat harga alamiah, itu berarti barang

tsb dijual dan dibeli pd tingkat harga yg adil. Pd tingkat harga itu baik produsen

maupun konsumen sama-sama untung. Harga alamiah mengungkapkan kedudukan

yg setara and seimbang antara produsen dan konsumen karena apa yg dikeluarkan

masing-masing dpt kembali (produsen: dlm bentuk harga yg diterimanya, konsumen:

dlm bentuk barang yg diperolehnya), maka keadilan nilai tukar benar-benar terjadi.

Dalam jangka panjang, melalui mekanisme pasar yg kompetitif, harga pasar akan

berfluktuasi sedemikian rupa di sekitar harga alamiah shg akan melahirkan sebuah

titik ekuilibrium yg menggambarkan kesetaraan posisi produsen dan konsumen.

Dalam pasar bebas yg kompetitif, semakin langka barang dan jasa yg ditawarkan dan

sebaliknya semakin banyak permintaan, harga akan semakin naik. Pd titik ini

produsen akan lebih diuntungkan sementara konsumen lebih dirugikan. Namun

karena harga naik, semakin banyak produsen yg tertarik utk masuk ke bidang

industri tsb, yg menyebabkan penawaran berlimpah dg akibat harga menurun. Maka

konsumen menjadi diuntungkan sementara produsen dirugikan.

Dengan demikian selanjutnya harga akan berfluktuasi sesuai dg mekanisme pasar yg

terbuka dan kompetitif. Karena itu dlm pasar yg terbuka dan kompetitif, fluktuasi

harga akan menghasilkan titikekuilibrium::: sebuah titik di mana sejumlah barang yg

akan dibeli oleh konsumen sama dg jumlah yg ingin dijual oleh produsen, dan harga

tertinggi yg ingin dibayar konsumen sama dg harga terrendah yg ingin ditawarkan

produsen. Titik ekuilibrium inilah yg mnrt Adam Smith mengungkapkan keadilan

komutatif dlm transaksi bisnis.

4. TEORI KEADILAN DISTRIBUTIF JOHN RAWLS

Prinsip-prinsip Keadilan Distributif Rawls meliputi:

1. Prinsip Kebebasan yg sama.

Setiap orang hrs mempunyai hak yg sma atas sistem kebebasan dasar yg sama yg

paling luas sesuai dg sistem kebebasan serupa bagi semua. Keadilan menuntut agar

semua orang diakui, dihargai, dan dijamin haknya atas kebebasan secara sama.

2. Prinsip Perbedaan (Difference Principle).

Bahwa ketidaksamaan sosial dan ekonomi harus diatur sedemikian rupa shg

ketidaksamaan tsb:

a). Menguntungkan mereka yg paling kurang beruntung, dan

Page 14: Tugas ke 2 softskill etika bisnis

b). Sesuai dg tugas dan kedudukan yg terbuka bagi semua di bawah kondisi

persamaan kesempatan yg sama. Jalan keluar utama utk memecahkan ketidakadilan

distribusi ekonomi oleh pasar adalah dg mengatur sistem dan struktur sosial agar

terutama menguntungkan kelompok yg tdk beruntung.

Kritik atas Teori Rawls: Bahwa Prinsip Perbedaan, berakibat menimbulkan

ketidakadilan baru.

Pertama, prinsip tsb membenarkan ketidakadilan, karena dg prinsip tsb

pemerintah dibenarkan utk melanggar dan merampas hak pihak ttt utk

diberikan kpd pihak lain

Kedua, yg lebih tidak adil lagi adlah bahwa kekayaan kelompok ttt yg diambil

pemerintah tadi juga diberikan kpd kelompok yg menjadi tidak beruntung

atau miskin karena kesala hannya sendiri. Prinsip Perbedaan justru

memperlakukan scr tidak adil mereka yg dg gigih, tekun, disiplin, dan kerja

keras telah berhasil mengubah nasib hidupnya terlepas dari bakat dan

kemampuannya yg mungkin pas-pasan.