tugas ke 2 softskill etika bisnis
TRANSCRIPT
TUGAS KE 2
SOFTSKILL ETIKA BISNIS
NAMA : BOYI MELIH GUNAWAN
NPM : 11210440
KELAS : 4EA21
FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN
UNIVERSITAS GUNADARMA 2013
TUGAS 1
TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
Schermerhorn (1993) memberi definisi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan sebagai
suatu kepedulian organisasi bisnis untuk bertindak dengan cara-cara mereka sendiri
dalam melayanai kepentingan organisasi dan kepentingan public eksternal.
Secara konseptual, TSP adalah pendekatan dimana perusahaan
mengintegarasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis dan interaksi mereka dengan
para pemangku kepentingan ( stakeholders ) berdasarkan prinsip kesukarelaan dan
kemitraan. ( Nuryana, 2005 ). Meskipun sesungguhnya memiliki pendekatan yang relative
berbeda, beberapa nama lain yang memiliki kemiripan atau bahkan identik dengan TSP antara
lain, Investasi Sosial Perusahaan( corporate social Investment/investing), pemberian
perusahaan ( Corporate Giving), kedermawanan Perusahaan ( Corporate Philantropy ).
Secara teoretis, berbicara mengenai tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh
perusahaan, maka setidaknya akan menyinggung 2 makna, yakni tanggung jawab dalam
makna responsibility atau tanggung jawab moral atau etis, dan tanggung jawab dalam makna
liability atau tanggung jawab yuridis atau hukum.
1. Konsep Tanggung Jawab dalam Makna Responsibility
Burhanuddin Salam, dalam bukunya “Etika Sosial”, memberikan pengertian bahwa
responsibility is having the character of a free moral agent; capable of determining one’s acts;
capable deterred by consideration of sanction or consequences. (Tanggung jawab itu memiliki
karakter agen yang bebas moral; mampu menentukan tindakan seseorang; mampu ditentukan
oleh sanki/hukuman atau konsekuensi). Setidaknya dari pengertian tersebut, dapat kita ambil
2 kesimpulan :
a) harus ada kesanggupan untuk menetapkan suatu perbuatan; dan
b) harus ada kesanggupan untuk memikul resiko atas suatu perbuatan. Kemudian,
kata tanggung jawab sendiri memiliki 3 unsur :
1) Kesadaran (awareness). Berarti tahu, mengetahui, mengenal. Dengan kata
lain, seseorang(baca : perusahaan) baru dapat dimintai
pertanggungjawaban, bila yang bersangkutan sadar tentang apa yang
dilakukannya;
2) Kecintaan atau kesukaan (affiction). Berarti suka, menimbulkan rasa
kepatuhan, kerelaan dan kesediaan berkorban. Rasa cinta timbul atas dasar
kesadaran, apabila tidak ada kesadaran berarti rasa kecintaan tersebut tidak
akan muncul. Jadi cinta timbul atas dasar kesadaran, atas kesadaran inilah
lahirnya rasa tanggung jawab;
3) Keberanian (bravery). Berarti suatu rasa yang didorong oleh rasa
keikhlasan, tidak ragu-ragu dan tidak takut dengan segala rintangan. Jadi
pada prinsipnya tanggung jawab dalam arti responsibility lebih
menekankan pada suatu perbuatan yang harus atau wajib dilakukan secara
sadar dan siap untuk menanggung segala resiko dan atau konsekuensi
apapun dari perbuatan yang didasarkan atas moral tersebut. Dengan kata
lain responsibility merupakan tanggung jawab dalam arti sempit yaitu
tanggung yang hanya disertai sanksi moral. Sehingga tidak salah apabila
pemahaman sebagian pelaku dan atau perusahaan terhadap CSR hanya
sebatas tanggung jawab moral yang mereka wujudkan dalam bentuk
philanthropy maupun charity.
2. Konsep Tanggung Jawab dalam Makna Liability
Berbicara tanggung jawab dalam makna liability, berarti berbicara tanggung jawab
dalam ranah hukum, dan biasanya diwujudkan dalam bentuk tanggung jawab keperdataan.
Dalam hukum keperdataan, prinsip-prinsip tanggung jawab dapat dibedakan sebagai berikut
1)Prinsip tanggung jawab berdasarkan adanya unsure kesalahan (liability based on fault);
2)Prinsip tanggung jawab berdasarkan praduga(presumption of liability); 3)Prinsip tanggung
jawab mutlak (absolute liability or strict liability). Selain ketiga hal tersebut, masih ada lagi
khusus dalam gugatan keperdataan yang berkaitan dengan hukum lingkungan ada beberapa
teori tanggung jawab lainnya yang dapat dijadikan acuan, yakni :
1) Market share liability;
2) Risk contribution;
3) Concert of action;
4) Alternative liability;
5) Enterprise liability. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan perbedaan
antara tanggung jawab dalam makna responsibility dengan tanggung jawab
dalam makna liability pada hakekatnya hanya terletak pada sumber
pengaturannya. Jika tanggung jawab itu belum ada pengaturannya secara
eksplisit dalam suatu norma hukum, maka termasuk dalam makna
responsibility, dan sebaliknya, jika tanggung jawab itu telah diatur di dalam
norma hukum, maka termasuk dalam makna liability
Munculnya Konsep TSP didorong oleh terjadinya Kecenderungan pada masyarakat
industri yang dapat disingkat dengan fenomena DEAF (yang dalam bahasa inggris berarti
Tuli), sebuah akronim dari Dehumanisasi, Equalisasi, Aquariumisasi, dan Feminisasi (
Suharto, 2005)
1. Dehumanisas industry. Efisien dan mekanisasi yang semakin menguat di dunia
industri telah menciptakan persoalan-persoalan kemanusiaan baik bagi kalangan
buruh di perusahaan tersebut, maupun bagi masyarakat di sekitar perusahaan. “Merger
mania” dan perampingan perusahaan telah menimbulkan gelombang Pemutusan
Hubungan Kerja dan pengangguran, ekspansi dan eksploitasi dunia industri telah
melahirkan polusi dan kerusakan lingkungan yang hebat.
2. Equalisasi hak-hak publik. Masyarakat kini semakin sadar akan haknya untuk
meminta pertanggungjawaban perusahaaan atas berbagai masalah sosial yang sering
kali ditimbulkan oleh beroperasinya perusahaan. Kesadaran ini semakin menuntut
akuntabilitas (accountability) perusahaan bukan saja dalam proses produksi,
melainkan pula dalam kaitannya dengan kepedulian perusahaan terhadap berbagai
dampak sosial yang ditimbulkannya.
3. Aquariumisasi dunia industri. Dunia kerja ini semakin transparan dan terbuka
laksana sebuah akuarium .Perusahaan yang hanya memburu rente ekonomi dan
cenderung mengabaikan hokum, prinsip, etis,dan, filantropis tidak akan mendapat
dukungan publik. Bahkan dalam banyak kasus, masyarakat menuntut agar
perusahaan seperti ini di tutup.
4. Feminisasi dunia kerja. Semakin banyaknya wanita yang bekerja semakin menuntut
dunia perusahaan, bukan saja terhadap lingkungan internal organisasi, seperti
pemberian cuti hamil dan melahirkan, kesehatan dan keselamatan kerja, melainkan
pula terhadap timbulnya biaya-biaya sosial, seperti penelantaran anak, kenakalan
remaja akibat berkurangnya kehadiran ibu-ibu dirumah dan tentunya dilingkungan
masyarakat. Pelayanan sosial seperti perawatan anak (child care), pendirian
fasilitas pendidikan dan kesehatan bagi anak-anak, atau pusat-pusat kegiatan olah raga
dan rekreasi bagi remaja bisa merupakan sebuah “kompensasi” sosial terhadap isu ini.
Tanggung jawab sosial perusahaan memfokuskan pada apa yang dilakukan
Perusahaan yang mempengaruhi masyarakat di tempat Perusahaan berada.
1. Tanggung jawab legal dan tanggung jawab moral perusahaan
Perusahaan mempunyai tanggung jawab legal, karena sebagai badan hukum ia
memiliki status legal. Karena merupakan badan hukum, perusahaan mempunyai
banyak hak dan kewajiban legal yang dimiliki juga oleh manusia perorangan
dewasa, seperti menuntut di pengadilan, dituntut di pengadilan, mempunyai milik
mengadakan kontrak, dan lain-lain; Seperti subyek hukum yang biasa (manusia
perorangan), perusahaan pun harus menaati peraturan hukum dan harus memenuhi
hukumannya, bila terjadi pelanggaran.
2. Pandangan Milton Friedman tentang tanggung jawab sosial perusahaaan.
Yang dimaksudkan disini dengan tanggung jawab sosial perusahaan adalah
tanggung jawab moral perusahaan terhadap masyarakat. Tanggung jawab moral
perusahaan tentu bisa diarahkan kepada dirinya sendiri, kepada para karyawan,
kepada perusahaan lain, dan seterusnya. Jika Kita berbicara tentang tanggung
jawab sosial, yang disoroti adalah tanggung jawab moral terhadap masyarakat di
mana perusahaan menjalaakan kegiatannya, entah masyarakat dalam arti sempit
seperti lingkungan di sekitar sebuah pabrik atau masyarakat luas.
3. Tanggung Jawab Sosial Tangung jawab sosial adalah kewajiban perusahaan untuk
merumuskan kebijakan, mengambil keputusan dan melaksanakan tindakan yang
memberikan manfaat kepada masyarakat. Yang perlu diperhatikan dalam
Tanggung jawab sosial adalah :
Kepada siapa Perusahaan bertanggung jawab sosial
Untuk apa Perusahaan bertanggung jawab sosial
Bagaimana Perusahaan dapat memilih untuk menanggapi tuntutan
masyarakat akan tanggung jawab sosial.
Apakah tanggung jawab sosial akan meruhikan atau membantu kinerja
ekonomi suatu Perusahaan
4. Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan
Terdapat dua pandangan tentang kepada siapa perusahaan bertaggung jawab
sosial; model pemegang saham dan model pihak yang berkepentingan. Pandangan
ini disebut model pemegang saham, menyebutkan bahwa satu-satunya tanggung
jawab sosial yang dimiliki dunia usaha adalah memaksimalkan keuntungannya.
Dengan memaksimalkan keuntungan, perusahaan memaksimalkan kekayaan dan
kepuasan pemegang saham.
Model pihak yang berkepentingan, tanggung jawab sosial manajemen yang
terpenting adalah kelangsungan hidup jangka panjang (bukan hanya
memaksimalkan laba), yang dicapai dengan cara memuaskan keinginan berbagai
pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan (bukan hanya pemegang saham).
Pihak yang berkepentingan adalah orang atau kelompok dengan kepentingan yang
sah dalam perusahaan. Karena pihak berkepentingan memiliki minat dan
dipengaruhi oleh tingakan perusahaan, maka mereka memiliki suatu “taruhan”
dalam tindakan tersebut. Akibatnya kelompok yang berkepentingan akan mencoba
untuk mempengaruhi perusahaan agar bertindak menurut keinginan mereka.
Beberapa stakeholder lebih penting dari yang lainnya bagi kelangsungan hidup
perusahaan. Stakeholder primer adalah kelompok-kelompok seperti pemefang
saham, karyawan, pelanggan, pemasok, pemerintah dan masyarakat sekitar,
dimana perusahaan bergantung untuk kelanjutan hidup jangka panjang.
Model Stakeholder dari Tanggung Jawab Sosial Perusahaan . Stakeholder
sekunder adalah media dan kelompok khusus yang berkepentingan, yang dapat
mempengaruhi atau dipengaruhi oleh perusahaan.
5. Tujuan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan . Jika perusahaan harus bertanggung
jawab sosial kepada staker holder, maka apakah mereka bertanggung jawab
sosial?
1. Tanggung jawab ekonomi
Harapan bahwa perusahaan akan menghasilkan keuntungan dengan
memproduksi barang atau jasa yang bernilai.
2. Tanggung Jawab hukum
Harapan bahwa perusahaan akan mematuhi hukum
dan peraturan masyarakat. Misalnya, dibawah Undang-undang Udara Bersih
1990, aroma roti yang baru dipanggang sekarang tidak diperbolehkan.
Sebenarnya bukan aromanya yang tidak diizinkan. Tetapi gas etanol yang
disebarkan ketika roti sedang dipanggang. Etanol sendiri tidak beracun namun
menyebabkan polusi karena gas etanol mendorong terbentuknya senyawan
atmosfir ozone yang berbahaya.
6. Tanggung Jawab Kebijaksanaan
Tanggung jawab kebijaksanaan membahas peran sosial yang dimainkan
perusahaan dalam masyarakat diluar dari tanggung jawab ekonomi, hukum dan
etika. Tanggung jawab kebijaksanaan adalah kesukarelaan. Perusahaan tidak
dipandang tidak etis walaupun tidak melakukannya. Namun sekarang, stakeholder
mengharapkan perusahaan dapat berbuat lebih banyak lagi untuk memenuhi
tanggung jawab kebijaksanaannya.
7. Tanggapan atas Tuntutan akan Tanggung Jawab Sosial
1. Kepekaan Sosial Strategi yang dipilih oleh perusahaan untuk menanggapi
harapan stakeholder dalam hak ekonomi, hukum, etika atau kebijaksanaan
yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial.
2. Strategi Reaktif
Strategi kepekaan sosial dimana perusahaan memilih untuk berbuat kurang
dari apa yang diharapkan masyarakat dan mengabaikan tanggung jawab atas
masalah.
3. Strategi Defisit
Strategi kepekaan sosial dimana perusahaan memilih untuk mengakui
tanggung jawabnya atas suatu masalah tetapi melakukan usaha terkecil untuk
memenuhi harapan masyarakat.
4. Strategi Akomodatif
Strategi Kepekaan Sosial dimana perusahaan memilih untuk menerima
tanggung jawab atas masalah dan melakukan semua yang diharapkan
masyarakat untuk memecahkan persoalan.
5. Strategi Proaktif
Strategi kepekaan sosial dimana perusahaan akan mengantisipasi tanggung
jawab atas masalah sebelum terjadinya dan akan berusaha lebih dari apa yang
diharapkan masyarakat untuk menyelesaikan persoalan.
8. Kepekaan Sosial
1. Tanggung Jawab Sosial dan Kinerja Ekonomi
Bisnis selalu memiliki dua tanggung jawab ini: tanggung jawab ekonomis dan
tanggung jawab sosial. Tetapi langsung perlu dicatat bagwa hal itu hanya
berlaku untuk sektor swasta. Dalam perusahaan negara atau Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) dua macam tanggung jawab ini tidak dapat dipisahkan.
Sering terjadi, sebuah perusahaan negara merugi bertahun-tahun lamanya,
tetapi kegiatannya dibiarkan berlangsung terus, karena suatu alasan non-
ekonomis, misalnya karena perusahaan itu dinilai penting untuk kesempatan
kerja di suatu daerah.
Di banyak negara, perusahaan transportasi kereta api mengalami kerugian,
secara menyeluruh atau di trayek-trayek tertentu, tetapi hal itu tidak menjadi
alasan untuk menutup perusahaan itu. Pertimbangan di belakangnya adalah
kepentingan umum. Adanya transportasi kereta api dianggap begitu penting
untuk masyarakat umum, sehingga jasa ini harus tersedia terus, walaupun dari
segi ekonomis tidak menguntungkan. Kalau perusahaan negara defisit terus,
tidak perlu ia bangkrut, karena selalu ada kas negara untuk membantu.
Pemerintah dapat mengambil keputusan untuk melengkapi defisit dari kas
negara, karena dianggap perlu demi kepentingan masyatakat luas.
Tanggung jawab sosial perusahaan adalah tanggung jawabnya terhadap
masyarakat diluar tanggung jawab ekonomis. Kita memaksudkan kegiatan-
kegiatan yang dilakukan perusahaan demi suatu tujuan sosial dengan tidak
memperhitungkan untung atau rugi ekonomis. Hal itu bisa terjadi dengan dua
cara: positif atau negatif.
a. Secara positif
Perusahaan bisa melakukan kegiatan yang tidak membawa kepentingan
ekonomis dan semata-mata dilangsungkan demi kesejahteraan masyarakat
atau salah satu kelompok di dalamnya.
Contohnya adalah menyelenggarakan pelatihan ketrampilan uhtuk
penganggur atau mendirikan panti asuhan untuk anak-anak yatim piatu.
Jika perusahaan melibatkan diri dalam kegiatan serupa itu, ia hanya
mengeluarkan dana dan tidak mendapat sesuatu kembali. Tujuannya
semata-mata sosial dan sama sekali tidak ada maksud ekonomis.
b. Secara negatif
Perusahaan bisa menahan diri untuk tidak melakiikan kegiatan-kegiatan
tertentu, yang sebenarnya menguntungkan dari segi bisnis, tetapi akan
merugikan masyarakat atau sebagian masyarakat. Kegiatan-kegiatan itu
bisa membawa keuntungan ekonomis, tapi perusahaan mempunyai alasan
untuk tidak melakukannya.
Misalnya, membuang limbah industri itu di tempat lain akan meminta
biaya transportasi yang besar. Membangun instalasi pengolah limbah
hingga menjadi cairan yang tidak berbahaya, akan meminta biaya lebih
besar lagi.
Dari segi ekonmis jalan keluar yang paling efektif adalah membuang
limbah ke dalam sungai. Setiap cara lain akan memberatkan pengeluaran
bagi perusahaan, sehingga mengurangi keuntungan. Hanya saja,
membuang limbah dalam sungai akan merugikan banyak pihak lain.
Masyarakat disekitar pabrik tidak lagi bisa memanfaatkan air sungai untuk
keperluan rumah tangga, seperti mandi atau cuci pakaian. Para petani tidak
lagi bisa memakai air untuk irigasi sawah. Ikan dalam sungai akan mati
semua dan seluruh ekosistemnya terganggu. Untuk pabrik kertas itu
membuang limbah dalam sungai adalah cara kerja yang paling ekonomis,
tetapi sungai itu bukanlah milik perusahaan saja. Banyak pihak lain terkena
karena ulah pabrik kertas itu.
TUGAS 2
Keadilan Dalam Bisnis
Dalam kaitan dengan keterlibatan sosial, tanggung jawab sosial perusahaan berkaitan
langsung dengan penciptaan atau perbaikan kondisi sosial ekonomi yang semakin sejahtera
dan merata. Tidak hanya dalam pengertian bahwa terwujudnya keadilan akan menciptakan
stabilitas sosial yang akan menunjang kegiatan bisnis, melainkan juga dalam pengertian
bahwa sejauh prinsip keadilan dijalankan akan lahir wajah bisnis yang lebih baik dan etis.
Tidak mengherankan bahwa hingga sekarang keadilan selalu menjadi salah satu topic penting
dalam etika bisnis
1. PAHAM TRADISIONAL DALAM BISNIS
a. Keadilan Legal, Konsekuensi legal :
1. Semua orang harus secara sama dilindungi hukum, dalam hal ini oleh
negara.
2. Tidak ada orang yg akan diperlakukan secara istimewa oleh hukum
atau negara.
3. Negara tidak boleh mengeluarkan produk hukum untuk kepentingan
kelompok tertentu.
4. Semua warga harus tunduk dan taat kepada hukum yang berlaku.
b. Keadilan Komutatif, Menuntut agar dlm interaksi sosial antara warga satu
dg yg lainnya tidak boleh ada pihak yg dirugikan hak dan kepentingannya.
Jika diterapkan dlm bisnis, berarti relasi bisnis dagang harus terjalin dlm
hubungan yg setara dan seimbang antara pihak yg satu dg lainnya. Dlm
bisnis, keadilan komutatif disebut sbg keadilan tukar. Dengan kata lain
keadilan komutatif menyangkut pertukaran yg fair antara pihak-pihak yg
terlibat
c. Keadilan Distributif, Mengatur hubungan yg adil atau fair antara orang yg
satu dg yg lain atau warga negara satu dg warga negara lainnya
2. KEADILAN INDIVIDUAL DAN STRUKTURAL
Keadilan dan upaya menegakkan keadilan menyangkut aspek lebih luas berupa
penciptaan sistem yg mendukung terwujudnya keadilan tsb. Prinsip keadilan legal berupa
perlakuan yg sama thd setiap orang bukan lagi soal orang per orang, melainkan
menyangkut sistem dan struktur sosial politik scr keseluruhan. Untuk bisa menegakkan
keadilan legal, dibutuhkan sistem sosial politik yg memang mewadahi dan memberi
tempat bagi tegaknya keadilan legal tsb, termasuk dlm bidang bisnis. Dalam bisnis,
pimpinan perusahaan manapun yg melakukan diskriminasi tanpa dasar yg bisa
dipertanggungjawabkan scr legal dan moral hrs ditindak demi menegakkan sebuah sistem
organisasi perusahaan yg memang menganggap serius prinsip perlakuan yg sama, fair
atau adil ini. Dlm bidang bisnis dan ekonomi, mensyaratkan suatu pemerintahan yg juga
adil: pemerintah yg tunduk dan taat pada aturan keadilan dan bertindak berdasarkan
aturan keadilan itu. Yg dibutuhkan adalah apakah sistem sosial politik berfungsi
sedemikian rupa hingga memungkinkan distribusi ekonomi bisa berjalan baik utk
mencapai suatu situasi sosial dan ekonomi yg bisa dianggap cukup adil. Pemerintah
mempunyai peran penting dalam hal menciptakan sistem sosial politik yg kondusif, dan
juga tekadnya utk menegakkan keadilan. Termasuk di dalamnya keterbukaan dan
kesediaan untuk dikritik, diprotes, dan digugat bila melakukan pelanggaran keadilan.
Tanpa itu ketidakadilan akan merajalela dlm masyarakat
3. TEORI KEADILAN ADAM SMITH
Adam Smith hanya menerima satu konsep keadilan yaitu keadilan komutatif.
Alasannya:
1. Keadilan sesungguhnya hanya punya satu arti, yaitu keadilan komutatif yg
menyangkut kesetaraan, keseimbangan, keharmonisan hubungan antara satu orang dg
orang lain. Ketidakadilan berarti pincangnya hubungan antarmanusia karena kesetaraan
yg terganggu.
2. Keadilan legal sudah terkandung dlm keadilan komutatif, karena keadilan legal hanya
konsekuensi lebih lanjut dari prinsip keadilan komutatif. Demi menegakkan keadilan
komutatif, negara harus bersikap netral dan memperlakukan semua pihak scr sama tanpa
terkecuali
3. Juga menolak keadilan distributif, karena apa yg disebut keadilan selalu menyangkut
hak: semua orang tidak boleh dirugikan haknya. Keadilan distributif justru tidak
berkaitan dg hak. Orang miskin tidak punya hak untuk menuntut dari orang kaya untuk
membagi kekayaannya kpd mereka. Orang miskin hanya bisa meminta, tidak bisa
menuntutnya sbg sebuah hak. Orang kaya tidak bisa dipaksa utk memperbaiki keadaan
sosial ekonomi orang miskin.
Prinsip Komutatif Adam Smith:
1. Prinsip No Harm, Prinsip No Harm, Yaitu prinsip tidak merugikan orang lain,
khususnya tidak merugikan hak dan kepentingan orang lain.Prinsip ini menuntut
agar dlm interaksi sosial apapun setiap orang harus menahan dirinya untuk tidak
sampai merugikan hak dan kepentingan orang lain, sebagaimana ia sendiri tidak mau
agar hak dan kepentingannya dirugikan oleh siapapun.Dalam bisnis, tidak boleh ada
pihak yg dirugikan hak dan kepentingannya, entah sbg konsumen, pemasok,
penyalur, karyawan, investor, maupun masyarakat luas.
2. Prinsip Non – Intervention, Yaitu prinsip tidak ikut campur tangan. Prinsip ini
menuntut agar demi jaminan dan penghargaan atas hak dan kepentingan setiap
orang, tidak seorangpun diperkenankan untuk ikut campur tangan dlm kehidupan
dan kegiatan orang lain. Campur tangan dlm bentuk apapun akan merupakan
pelanggaran thd hak orang ttt yg merupakan suatu harm (kerugian) dan itu berarti
telah terjadi ketidakadilan. Dlm hubungan antara pemerintah dan rakyat, pemerintah
tidak diperkenankan ikut campur tangan dalam kehidupan pribadi setiap warga
negara tanpa alasan yg dpt diterima, dan campur tangan pemerintah akan dianggap
sbg pelanggaran keadilan. Dlm bidang ekonomi, campur tangan pemerintah dlm
urusan bisnis setiap warga negara tanpa alasan yg sah akan dianggap sbg tindakah
tidak adil dan merupakan pelanggran atas hak individu tsb, khususnya hak atas
kebebasan.
3. Prinsip Keadilan Tukar, Prinsip Keadilan Tukar Atau prinsip pertukaran dagang yg
fair, terutama terwujud dan terungkap dlm mekanisme harga pasar.
Merupakan penerapan lebih lanjut dari no harm scr khusus dlm pertukaran dagang
antara satu pihak dg pihal lain dlm pasar. Adam Smith membedakan antara harga
alamiah dan harga pasar atau harga aktual. Harga alamiah adalah harga yg
mencerminkan biaya produksi yg telah dikeluarkan oleh produsen, yg terdiri dari
tiga komponen yaitu biaya buruh, keuntungan pemilik modal, dan sewa. Harga pasar
atau harga aktual adl harga yg aktual ditawarkan dan dibayar dlm transaksi dagang di
dalam pasar.
Kalau suatu barang dijual dan dibeli pada tingkat harga alamiah, itu berarti barang
tsb dijual dan dibeli pd tingkat harga yg adil. Pd tingkat harga itu baik produsen
maupun konsumen sama-sama untung. Harga alamiah mengungkapkan kedudukan
yg setara and seimbang antara produsen dan konsumen karena apa yg dikeluarkan
masing-masing dpt kembali (produsen: dlm bentuk harga yg diterimanya, konsumen:
dlm bentuk barang yg diperolehnya), maka keadilan nilai tukar benar-benar terjadi.
Dalam jangka panjang, melalui mekanisme pasar yg kompetitif, harga pasar akan
berfluktuasi sedemikian rupa di sekitar harga alamiah shg akan melahirkan sebuah
titik ekuilibrium yg menggambarkan kesetaraan posisi produsen dan konsumen.
Dalam pasar bebas yg kompetitif, semakin langka barang dan jasa yg ditawarkan dan
sebaliknya semakin banyak permintaan, harga akan semakin naik. Pd titik ini
produsen akan lebih diuntungkan sementara konsumen lebih dirugikan. Namun
karena harga naik, semakin banyak produsen yg tertarik utk masuk ke bidang
industri tsb, yg menyebabkan penawaran berlimpah dg akibat harga menurun. Maka
konsumen menjadi diuntungkan sementara produsen dirugikan.
Dengan demikian selanjutnya harga akan berfluktuasi sesuai dg mekanisme pasar yg
terbuka dan kompetitif. Karena itu dlm pasar yg terbuka dan kompetitif, fluktuasi
harga akan menghasilkan titikekuilibrium::: sebuah titik di mana sejumlah barang yg
akan dibeli oleh konsumen sama dg jumlah yg ingin dijual oleh produsen, dan harga
tertinggi yg ingin dibayar konsumen sama dg harga terrendah yg ingin ditawarkan
produsen. Titik ekuilibrium inilah yg mnrt Adam Smith mengungkapkan keadilan
komutatif dlm transaksi bisnis.
4. TEORI KEADILAN DISTRIBUTIF JOHN RAWLS
Prinsip-prinsip Keadilan Distributif Rawls meliputi:
1. Prinsip Kebebasan yg sama.
Setiap orang hrs mempunyai hak yg sma atas sistem kebebasan dasar yg sama yg
paling luas sesuai dg sistem kebebasan serupa bagi semua. Keadilan menuntut agar
semua orang diakui, dihargai, dan dijamin haknya atas kebebasan secara sama.
2. Prinsip Perbedaan (Difference Principle).
Bahwa ketidaksamaan sosial dan ekonomi harus diatur sedemikian rupa shg
ketidaksamaan tsb:
a). Menguntungkan mereka yg paling kurang beruntung, dan
b). Sesuai dg tugas dan kedudukan yg terbuka bagi semua di bawah kondisi
persamaan kesempatan yg sama. Jalan keluar utama utk memecahkan ketidakadilan
distribusi ekonomi oleh pasar adalah dg mengatur sistem dan struktur sosial agar
terutama menguntungkan kelompok yg tdk beruntung.
Kritik atas Teori Rawls: Bahwa Prinsip Perbedaan, berakibat menimbulkan
ketidakadilan baru.
Pertama, prinsip tsb membenarkan ketidakadilan, karena dg prinsip tsb
pemerintah dibenarkan utk melanggar dan merampas hak pihak ttt utk
diberikan kpd pihak lain
Kedua, yg lebih tidak adil lagi adlah bahwa kekayaan kelompok ttt yg diambil
pemerintah tadi juga diberikan kpd kelompok yg menjadi tidak beruntung
atau miskin karena kesala hannya sendiri. Prinsip Perbedaan justru
memperlakukan scr tidak adil mereka yg dg gigih, tekun, disiplin, dan kerja
keras telah berhasil mengubah nasib hidupnya terlepas dari bakat dan
kemampuannya yg mungkin pas-pasan.