tugas kasus limbah b3
DESCRIPTION
limbah b3TRANSCRIPT
KASUS-KASUS PENYIMPANGAN DALAM PENGELOLAAN LIMBAH B3
Berikut ini adalah kasus-kasus pencemaran lingkungan yang terjadi akibat
penanganan limbah B3 yang tidak memadai. Zat pencemar yang umum timbul adalah dari
jenis yang beracun, seperti logam berat dan senyawa organik toksik. Pencemaran
lingkungan oleh senyawa toksik membutuhkan upaya yang sungguh-sungguh untuk
menghilangkannya dari sumber melalui kegiatan pemindahan dan remediasi.
Kasus 1. Pencemaran air dan air tanah oleh Salsburry Laboratories
Perusahaan Salsburry Laboratories yang terletak di kawasan Charles City, Iowa
utara , memproduksi obat-obatan unt uk hewan dan ternak. Sejak tahun 1953 hingga 1977,
perusahaan tersebut menimbun 181.230 m3 lumpur arsenat dan limbah kimiawi organik di
lokasi LaBounty, yang terletak di tepi sungai Cedar. Sungai Cedar mengalir ke arah selatan
dengan melewati sebagian besar negara bagian Iowa. Sebanyak 300.000 penduduk
menggunakan air sumur yang terletak di dataran alluvium di daerah pengaliran sungai
(DPS) Cedar. Departemen Kualitas Lingkungan (DKL) Iowa menemukan bahwa air sumur
dan Sungai Cedar tercemar oleh arsenat dan sejumlah polutan kimiawi lainnya.
DKL menginstruksikan Salsburry Laboratories untuk membersihkan semua limbah
B3 dari LaBounty. Di pengadilan pihak perusahaan menolak melakukan pembersihan
dengan alasan ketidak mampuan finansial (Dahl, 1980).
Kasus 2. Pencemaran limbah tambang radioaktif.
Pada tahun 1950-an, Union Carbide Corporation memulai kegiatan penambangan
dan pengolahan uranium di DPS Sungai San Miguel, Uravan, Colorado. Selama kegiatan
penambangan tersebut dihasilkan 10 juta ton bijih uranium-vanadium. Selain itu dihasilkan
pula 10 juta ton limbah tailing, jutaan gallon air limbah rafinat, residu rafinat, dan limbah
radioaktif lainnya (uranium, radium, dan thorium), limbah logam (selenium, aluminium,
arsenat, kadmium, seng, dll), serta limbah anorganik lainnya. Pencemaran akibat kegiatan
penambangan oleh Union Carbide telah mengakibatkan terjadinya hal-hal sebagai berikut:
penyebaran material dari limbah tailing dan pelepasan radon dari timbunan tailing
melalui angin dan air permukaan;
penyebaran limbah cair melalui tanah dan air tanah dari lokasi tambang dan tempat
penimbunan limbah;
pemaparan limbah dalam kadar tinggi yang dapat mengakibatkan resiko terhadap
kesehatan masyarakat dan lingkungan sekitar.
Dalam kegiatan remediasi, ditengarai bahwa tanah di sekitar lokasi tambang
mengandung logam berat dan radionuklida dalam kadar yang tinggi. Sungai San Miguel
194
terkontaminasi oleh radium 226. Selama 20 tahun pengoperasian Union Carbide, limbah
cair diolah dalam kolam limbah yang terletak di dekat sungai. Pencemaran air tanah
bersumber melalui tepi lembah San Miguel, yang selanjutnya mengalir menuju sungai
(Blackman, 2001).
Kasus 3. Emisi dioksin
Perusahaan Industri Chemische Meda Societa Aromia yang terletak di Seveso, Itali,
memproduksi 1,4,5-triklorofenol. Sebuah unit produksi dari perusahaan tersebut pada
suatu saat melakukan proses pemanasan, berlebihan yang mengakibatkan diemisikannya
senyawa 2,3,7,8-tetraklorodibenzo-p-dioksin, atau yang dikenal sebagai dioksin. Senyawa
yang sangat beracun tersebut terlepas ke atmosfir dan bergerak ke arah selatan, menuju
Milan. Pemerintah setempat melakukan evakuasi penduduk dan ternak. Sebanyak 41 drum
limbah dioksin berhasil diamankan dalam pembersihan lokasi pabrik. Limbah yang
mematikan tersebut ditangani berbagai pihak. Limbah dikirim ke Perancis melalui Paris
untuk ditangani lebih lanjut. Namun dalam proses pengangkutannya kontainer yang berisi
limbah tersebut dinyatakan berisi limbah tar di dalam dokumen (Lesser, 1984; Wentz,
1989).
Kasus 4. Pembuangan limbah industri di ABM-Wade
ABM Wade merupakan salah satu dari belasan tempat pembuangan limbah industri
di Amerika Serikat. Pada pertengahan era 1970-an pihak operator menerima limbah B3,
yang ditimbun baik di dalam tanah, maupun di atas permukaan tanah. Pada bulan
Pebruari 1978 timbunan limbah B3 di lokasi tersebut dibakar.
Penduduk sekitar terpapar asap beracun dan run-off yang mengandung polutan
beracun dari ABM Wade, yang mengalir ke arah Sungai Delaware (Blackman, 2001)
Kasus 5. Limbah pabrik kulit
Sebuah pabrik kulit yang terletak di Jawa Timur mempunyai bak penampung limbah
cair berukuran 27 m3. Limbah yang ditampung secara periodik dibuang ke sungai tanpa
dilakukan pengolahan terlebih dahulu. Pembuangan terutama dilakukan pada saat hujan
lebat. Pabrik kulit tersebut baru saja menelan korban jiwa, Seorang petugas yang
ditugaskan membersihkan lumpur di dasar bak penampung, tewas ketika melakukan
tugasnya. (Harian Jawa Pos 2011).
Kasus 6. Penyelundupan Limbah B3
Dinas Bea Cukai, pada tanggal 28 Januari 2012 berhasil membongkar upaya
penyelundupan limbah B3 di Pelabuhan Tanjung Priok. Limbah tersebut dikirim dari Inggris
195
dan Belanda dengan dokumen palsu, dan tiba di Jakarta dalam tiga kapal antara bulan
Desember 2011 hingga Januari 2012. Sebanyak 89 peti kemas berasal dari Inggris dan 24
dari Belanda. Masing-masing peti kemas berbobot 28.2 ton.
Dalam dokumen ke-113 kontainer dilaporkan berisi scrap baja. Namun yang
ditemukan bukan hanya scrap baja, melainkan juga limbah plastik yang bersimbol
‘berbahaya’, tanah dan kotoran lainnya yang berbau menyengat (The Jakarta Globe,
2012).
TUGAS
Setiap kelompok mengerjakan 1 kasus, dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut
ini. Tugas dibuat dalam bentuk power point maksimum 10 slides, disajikan pada hari Rabu,
tanggal 17 Desember 2014.
1. Jelaskan penyimpangan yang terjadi dalam penanganan limbah B3 pada kasus yang
anda pilih dan dampak yang ditimbulkannya.
2. Bagaimanakah penanganan limbah yang seharusnya dilakukan?
ooOoo
196