tugas geologi sejarah _ zaman jurassic _ kelomopok c1 _ kelas c
DESCRIPTION
zxvdsfTRANSCRIPT
MAKALAH GEOLOGI SEJARAH
ZAMAN JURASSIC
DISUSUN OLEH :
Kelompok C2
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
BANDUNG
2015
ZAMAN JURASSIC
Jura adalah suatu periode utama dalam skala waktu geologi yang
berlangsung antara 199,6 ± 0,6 hingga 145,4 ± 4,0 juta tahun yang lalu, setelah
periode Trias dan mendahului periode Kapur. Lapisan batuan yang mencirikan
awal dan akhir periode ini teridentifikasi dengan baik, tapi waktu tepatnya tidak
dapat dipastikan antara 5 hingga 10 juta tahun. Jura merupakan periode
pertengahan era Mesozoikum, yang dikenal juga dengan "Zaman Dinosaurus".
Awal periode ini ditandai dengan peristiwa kepunahan Trias-Jura.
Nama periode ini diberikan oleh Alexandre Brogniart berdasarkan
banyaknya batu kapur laut yang ditemukan di Pegunungan Jura, di daerah
pertemuan Jerman,Perancis, dan Swiss.
Pada saat Zaman Jura pangea ( benua besar) terbelah menjadi 2 benua yaitu
laurasia ( di daerah utara) dan Gondwana (pada daerah selatan). Pada zaman itu
bumi telah dipenuhi oleh hutan-hutan pohon konifer. hal itu dimanfaatkan oleh
para dinosaurus untuk berevolusi menjadi pemakan tumbuhan yang berukuran
besar. namun meskipun banyak pemakan tumbuhan berukuran besar, banyak
pemakan tumbuhan bertubuh kecil mampu menyesuaikan diri dengan keadaan
pada masa itu. selain pemakan tumbuhan, para karnivora juga mengalami
perkembangan pesat pada masa itu.
Gambar 1. Bumi Pada Zaman Jurassic
1. Sifat Endapan Zaman Jurassic
System Jura dapat dibedakan dan berkembang baik sebagai endapan
darat, endapan laut ataupun merupakan geosinklin. Pada kebanyakan tempat
di dunia system Jura selalu terjadi dalam lautan, kecuali bagian teratas
dibeberapa tempat merupakan endapan darat. Dengan demikian maka
secara keseluruhan Zaman Jura merupakan suatu genang laut yang cukup
besar terutama pada cekungan-cekungan Eropa dan tepi Geosinklin Tethys,
sedang di tempat lainnya Zaman Jura merupakan kelanjutan pengendapan di
darat dari zaman sebelumnya, kecuali endapan dalam geosinklin.
Di daerah tipenya Quenstedt dan van Buch membagi system Jura
menjadi 3 buah jenjang dengan mendasarkan atas susunan litologinya.
Secara stratigrafis dari yang tertua hingga yang termuda adalah sebagai
berikut: bagian bawah terutama tersusun oleh serpih dan batugamping yang
berwarna hitam yang kemudian dikenal sebagai Yura Hitam. Bagian
tengah terutama tersusun oleh batugamping oolit yang berwarna coklat yang
kemudian dikenal sebagai Yura Coklat. Bagian teratas tersusun oleh
batugamping halus yang berwarna putih atau di beberapa tempat
batugamping terumbu berwarna putih tidak berlapis, yang kemudian dikenal
sebagai Yura putih.
Ternyata kemudian bahwa kenampakan susunan litologi yang sama
untuk seluruh system Yura menunjukan kemungkinan adanya umur yang
berbeda. Oleh sebab itu pembagian jenjang yang didasarkan atas susunan
litologi yang menghasilkan pembagian Yura Hitam, Yura Coklat, Yura
Putih tidak dapat diterapkan untuk seluruh system Yura di seluruh dunia.
Pembagian jenjang ini kemudian ditinggalkan, kemudian diganti dengan
pembagian jenjang yang didasarkan atas kandungan fosilnya. Pembagian
tersebut adalah Lias untuk Yura Bawah. Dogger untuk Yura Tengah dan
Malm untuk Yura atas. Pembagian tersebut berlaku untuk system Yura
diseluruh dunia.
2. Umur Zaman Jurassic
System Jura baik yang diendapkan dalam lingkungan laut ataupun
yang diendapkan dalam lingkungan darat banyak mengandung fosil yang
khas pada zaman ini. Diantara anggota dari invertebrate yang hidup di laut
maka jenis Ammonit mempunyai peranan yang penting dan berfungsi
sebagai fosil penunjuk. Endapan Zaman Jura diperkirakan berumur 135
sampai 180 juta tahun.
3. Kesan Kehidupan Selama Zaman Jura
Telah disinggung diatas bahwa endapan Jura baik yang terjadi dilaut
maupun di darat banyak mengandung fosil. Untuk golongan invertebrata
diwakili oleh Pilum Coelenterata, Porifera, Echinodermata dan Mollusca.
Anggota Pilum Coelenterata yang lebih dikenal sebagai bintang
koral mempunyai peranan penting dalam pembentukan batugamping yang
berumur Malm dan seringkali merupakan bioherm. Demikian juga anggota
dari Pilum Porifera kerapkali juga membentuk terumbu-terumbu yang
berwarna putih dan dikenal pula sebagai batugamping yang berumur Malm,
berasosiasi dengan anggota Pilum Coelenterata anggota Pilum
Echinodermata diwakili oleh genus Apiocrinus dan Pentacrinus serta genus
Cidaris. Jenis-jenis tersebut terutama berkembang selama Doggor (Yura
Tengah) dalam bentuk batugamping. Pilum Mollusca antara lain diwakili
oleh diceras dan Gryphea (yang termasuk dalam kelas Pelecypoda).
Disamping itu yang sangat menarik adalah golongan Ammonit (yang
termasuk dalam kelas Cephalopoda). Pada akhir zaman Trias hampir semua
jenis Ammonit punah kecuali family Phylloceratidae yang dalam hal ini
diwakili oleh genus Phylloceras yang dapat digunakan sebagai fosil
penunjuk untuk Zaman Jura.
Karena banyaknya fosil Ammonit yang terkandung didalamnya,
maka Zaman Jura dapat dibagi menjadi sejumlah jenjang sebagai berikut:
a. Jura Atas (Malm) terdiri dari:
Jenjang Portlandian
Jenjang Kimmeridgian
Jenjang Oxfordian
b. Jura Tengah (Dogger) terdiri dari:
Jenjang Callovian
Jenjang Bathonian
Jenjang Bajocian
c. Jura Bawah (Lias) terdiri dari:
Jenjang Aalian
Jenjang Toarcian
Jenjang Pliensbachian
Jenjang Sinemurian
Jenjang Hettangian
Masing-masing jenjang tersebut dapat pula dibagi menjadi sejumlah
jalur, yang masing-masing jalur dicirikan oleh kumpulan Ammonit tertentu.
Di samping itu tidak ketinggalan pula anggota dari kelas Nerinea
tubeculosa, Turbo ornatum dan Natica hemisspharica sebagai fosil
penunjuk Zaman Jura. Sedangkan golongan binatang vertebrata yang
menarik perhatian adalah yang termasuk kelompok Dinosaurus. Dalam hal
ini yang Khas menunjukkan umur Jura adalah dari genus Camptosaurus,
Stegosaurus, Allesaurus, dan Brontosaurus. Untuk golongan reptilian
diwakili oleh Rhamphorhynchus (Reptilia terbang) yang khas pada zaman
Jura Atas dijumpai pada batugamping lithographi di daerah Solenhoven,
Bavaria; Dimorphodon yang dijumpai pada serpih yang berumur Jura
Bawah di Lyne Regis, Inggis. Untuk golongan reptilia yang hidup di laut
diwakili oleh Ichthyosaurus, Plesiosaurus. Yang menarik perhatian adalah
munculnya golongan burung yang pertama dalam sejarah bumi yang dalam
hal ini diwakili oleh Archeopteryx yang dijumpai dalam bentuk fosil tikas
pada batugamping lithographi yang berumur Jura Akhir di daerah
Solenhoven, Bavari.untuk golongan flora diwakili oleh kelompok paku-
pakuan antara lain yang khas untuk Zaman jura adalah Nelubium, Castalia,
dan Magnolia.
Berbeda dengan jenis-jenis tersebut diatas maka Brontosaurus
merupakan salah satu anggota dari Dinosaurus yang terbesar yang hidup dan
pernah dijumpai dalam bentuk fosil di Amerika dan berkembang biak
hingga Zaman Jura. Dari kerangka yang telah berhasil direkontruksi jenis
Brontosaurus mempunyai tinggi tubuh hingga 18 feet dengan panjang
hingga 67 feet.
Di antara jenis burung yang pertama kali dikenal pada Zaman Jura
Atas adalah Archeopteryx yang merupakan salah satu perkembangan
kehidupan yang nyata pada zaman ini dimana hal tersebut belum pernah
terjadi pada zaman sebelumnya.
Selain itu pada zaman ini dijumpai pula sebangsa reptilia terbang
yaitu Rhamphorhynchus, dan ini baru dikenal pada Zaman Jura Atas.
Reptilia yang lain yaitu Dimorphodon yang hidup didarat dengan panjang
tubuh 3 feet, dkenal pada zaman Jura Bawah. Fosil binatang ini didapatkan
pada batulempung didaerah Lyne Regis, Inggris. Ichthyosaurus yang
merupakan anggota reptilia dengan panjang 10 feet dan Plesiosaurus, yang
keduanya merupakan reptilia yang hidup di laut muncul pula pada zaman
ini.
Yang menarik perhatian adalah adanya golongan Mammalia yang
khas untuk Masa Mesozoikum yang diduga baru muncul pada Zaman Trias
ataupun permulaan Zaman Jura. Mammalia Mesozoikum tersebut antara
lain dari jenis Tricenodonta, Symmetridonta, Multituberculata, Decodonta
dan Pantotheria. Untuk jenis Multituberculata dapat bertahan hidup sampai
paleosen sedang yang lainnya tidak diketahui dengan pasti kapan jenis-jenis
tersebut mulai punah.
Gambar 2. Stegosaurus
Stegosaurus hidup di Jaman Jurassic Akhir. Dinosaurus ini berbadan
besar dan bergerak lamban. Dinusaourus ini dapat tumbuh sepanjang 9
meter dan berbobot samapi 2 ton. Fiturnya yang paling mengesankan adalah
deretan piring besar dan duri ekor yang dapat mencapai panjang 3 meter.
Gambar 3. Liopleurodon dan Leedsichthys
Liopleurodon dan Leedsichthys merupakan hewan Laut Besar yang
saling bersaing. Panjang mereka dapat mencapai lebih dari 10 meter. Pada
gambar mereka sedang saling menakuti satu sama lain dan berlomba
mencari mangsa
Gambar 4. Cryptocleidus
Cryptocleidus merupakan hewan besar yang senang menjelajah
kedalaman laut. Ia memangsa ikan – ikan yang lebih kecil dengan
menggunakan gigi runcing dan bantuan lehernya yang panjang.
Untuk jenis flora, golongan Cycadeoidea merupakan salah satu di
antaranya yang berkembang dengan baik. Hal ini terbukti dengan
pembentukan batubara yang mempunyai arti penting selama Zaman Jura
antara lain di daerah Siberia, Australia, Tasmania, Spitzbergen dan beberapa
tempat yang terbatas di daerah Eropa, Asia Selatan dan Amerika Utara.
Gambar 5. Cycadeoidea
4. Dijumpainya Endapan Jura
Selama zaman Jura berkembang baik merupakan endapan dalam
fasies laut, faies daratan maupun fasies geosinklin. Fasies laut berkembang
dengan baik di daerah yang sekarang merupakan pelamparan benua Eropa.
Seperti diketahui, zaman Jura dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu Yura
Bawah, (Lias), Yura Tengah (Dogger) dan Yura Atas (Malm). Hampir
seluruh Eropa berkembang ketiga macam kala tersebut, sedang
perkembangan yang paling baik dan dapat diamati adalah di wilayah
tipenya, yaitu di daerah pegunungan Yura yang terbentang mulai dari
perancis hingga Swiss.
Di tempat tersebut Lias berkembang sebagai serpih yang berwarna
hitam dan batugamping, selama Dogger yang terbanyak adalah berkembang
sebagai pergantian antara serpih dengan banyak fosil Ammonit dan
batugamping oolit yang berwarna coklat yang dalam beberapa hal beralih
menjadi oolit besimurni, sedang selama Malm berkembang terutama sebagai
batugamping koral yang berwarna muda. Dengan adanya perbedaan batuan
penyusun tersebut yang akhirnya memberikan warna yang nyata maka oleh
beberapa penyelidik dipergunakan untuk membedakan Yura Hitam sebagai
Lias, Yura Coklat sebagai Dogger dan Yura Putih sebagi Malm.
Diantara endapan Lias di daerah Eropa, yang didapatkan di jerman
khususnya di Holzmaden sangat menarik perhatian. Di tempat ini banyak
didapatkan bitumen yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan industry, di
samping itu di tempat inilah banyak didaptkan fosil Ichtyosaurus,
Plesiosaurus, Mystriosaurus (sejenis buaya laut), Pelagosaurus,
Dorygnathus dan Camsognathus di samping Ammonit dan Belemit yang
terawetkan dengan baik. Di daerah Solenhoyen (di Jerman) didapatkan
batugamping litographi yang merupakan batugamping berbutir sangat halus,
dan padanya didaptkan fosil Archeopteryx (burung purba), Ramphorhynchus
(reptilia terbang) yang belum pernah didapatkan di daerah lain di dunia.
Di luar daerah Eropa barat sebagian endapan Yura epikontinen
tersebut berkembang dalam fasies daratan. Cekungan Angara di Siberia
terbentuk lapisan darat tebal yang di beberapa tempat mengandung batubara.
Batuan yang serupa didapatkan pula di daerah Tiongkok dan Vietnam.
Di daerah Australia dijumpai endapan Yura yang cukup luas dan
hampir semuanya berkembang sebagai endapan darat. Di tempat ini pada
saat itu terdapat danau dan rawa yang sangat luas yang pada saat pula masih
menjadi satu dengan Irian. Endapan yang terjadi umumnya berkembang
sebagai batupasir, konglomerat, arkose dan batulempung dengan batubara di
beberapa tempat terutama di Quensland yang mempunyai arti cukup
penting. Hanya di Australia ternggara terdapat endapan Yura yang
berkembang dalam suasana transgresi.
Di benua Gondwana endapan Yura hampir seluruhnya berkembang
dalam fasies darat dengan ciri Thinfeldia, hanya di Madagaskar dan Tanah
Somalia di Afrika timur dijumpai Yura berkembang sebagai endapan laut
yang transgresi, sedang di Kenya didapatkan lapisan yang terjadi oleh
sungai dan padanya didapatkan fosil reptilia raksasa. Di Rusia selama Yura
Atas terjadi genang laut dengan pembentukan batugamping yang
mengandung fosil Aucella dan Cardioceras.
Di Amerika utara baru pada kala Dogger laut menggenangi daerah
yang sekarang merupakan Rocky Mountains yang kemudian pada zaman
berikutnya, yaitu zaman Kapur, berfungsi sebagai suatu geosinklin yang
kemudian karena orogenesa membentuk suatu penggunungan yang tinggi
yang sekarang dikenal sebagai Rocky Mountains.
Di samping endapan Yura berkembang sebagai endapan daratan,
endapan laut, terdapat pula perkembangan endapan Yura dalam geosinklin.
Selama zaman Yura dalam Geosinklin Tethys mulai timbul sejumlah
lengkungan pulau, sehingga mengakibatkan geosinklin tersebut terpecah
menjadi sejumlah cekungan yang letaknya saling sejajar. Gerakan ini terjadi
karena adanya Orogenesa Kimeria. Sebagai akibatnya maka lapisan Yura di
pegunungan Alpina kadang-kadang berkembang sebagai lapisan yang cukup
tebal dan kadang pula sebagai lapisan yang tipis kerap kali berkembang
sebagai konglomerat, ataupun breksi. Di daerah Alpina timur endapan Yura
didapatkan sebagai lapisan yang bersifat gampingan dengan selingan
volkanik basa, dan di beberapa tempat telah berubah menjadi sekis akibat
metamorfosa. Di daerah Himalaya endapan Yura mula-mula bersifat
gampingan yang kemudian berubah menjadi serpih-lempung dan sabak
yang banyak mengandung fosil Ammonit dari jenis Spiticeras.
5. Perkembangan Endapan Yura di Indonesia
Endapan Yura didapatkan baik di Indonesia barat maupun di
Indonesia timur. Di Indonesia barat tidak begitu banyak dijumpai endapan
Yura. Ada kemungkinan bahwa sebagian besar daerah Indonesia barat yang
meliputi Jawa, Sumatra, Kalimantan, Kepulauan antaranya dan Malaya pada
zaman itu merupakan daratan dan tidak dimungkinkan terbentuk endapan.
Hanya didaerah Jambi dengan pasti ditemukan endapan Yura yang
berkembang sebagai batupasir, batulempung dan batugamping yang
mengandung fosil Astarte dan Cypricardia yang menumjukkan umur Yura
tengah (Dogger).
Di Kalimantan endapan Yura ditemukan di Kalimantan barat,
Kalimantan Tenggara di pegunungan Meratus. Di Kalimantan barat umur
Yura dicirikan dengan adanya fosil Perisphinetes, Protocardia dan
Exelissa. Di Kalimantan tengara yaitu di pegunungan Meratus endapan yang
berumur Yura berkembang sebagai Formasi Alino dengan litologi terdiri
dari asosiasi radiolarit-ofiolit serpih, napal dan batugamping. Di Jawa
hingga sekarang belum dijumpai adanya endapan Yura.
Di Indonesia timur perkembangan endapan Yura relative lebih baik.
Di Sulawesi endapan Yura dijumpai di Jasirah Tangan timur dan Tangan
tenggara termasuk pulau Buton. Endapannya berkembang sebagai
batugamping dengan fosil Arnioceras yang menunjukkan umur Lias,
Belemnit yang menunjukkan umur Malm.
Di pulau Buton endapan Yura berkembang sebagai Formasi Ogena
dengan litologi terdiri dari batugamping, napal dengan fosil Phylloceras dan
Arietites yang menunjukkan umur Lias.
Di pulau Seram timur berkembang sebagai batugamping oolit dan
batugamping pasiran mengandung fosil Ammonit yang menunjukkan umur
Lias. Di pulau Buru endapan Yura berkembang sebagai Formasi Mefa yang
terdiri dari tufa, lapilli yang gampingan dengan fosil Harpoceras
trimarginatum, Perishinetes burui, Oppelia flexuosa disca, Phylloceras
galoi yang menunjukkan umur Yura.
Di Kepulauan Tanimbar khususnya di Pulau Jamdena endapan Yura
berkembang sebagai gampingan dengan fosil Belemnit, sedang di pulau
Babar endapan Yura dicirikan dengan adanya fosil Grammoceras. Di Pulau
Timor endapan Yura didapatkan dalam keadaan lengkap. Umur Lias
ditunjukkan dengan adanya fosil Ammonit antara lain Deraceras,
Phylloceras, Rhacophyllites, Ornioceras dengan litologi batulempung.
Umur Dogger dicirikan oleh fosil Ammonit antara lain Stephanoceras,
Belemnitela, Prothocelites dengan litologi terdiri dari serpih dengan
konkresi yang mengandung oksida besi. Sedang umur Malm ditunjukkan
dengan adanya fosil Aucella, Rhynchonella dan Inoceramus canaliculata
dengan litologi terdiri dari batulempung, serpih, tufa dan radiolarit.
Di pulau Roti endapan Yura berkembang sebagai napal dan
batugamping yang mengandung fosil Ammonit antara lain Rhacophylites,
Arietites, Arnioceras, Echinoceras, Phylloceras, Harpoceras.
Di pulau Sula walaupun endapan Trias tidak didapatkan tetapi
endapan Yura didapatkan dalam keadaan lengkap. Endapan Lias terdiri dari
konglomerat dasar, batupasir kwarsa, napal dan batugamping dengan fauna
Lias yang terletak tidak selaras di atas sekis kristalin. Endapan Dogger
terdiri dari batugamping dengan fosil Hamatoceras dan Ammonit dari jenis
Macrocephalites, Stephanoceras. Endapan Malm dikenal sebagai Formasi
Wei Galo yang terdiri dari batugaping dengan fosil Belemnopsis,
Inoceramus dan Perisphinetes.
Di pulau Obi endapan Yura berkembang sebagai serpih lempung
dengan konkresi, dan terdapat fosil Ammonit anatar lain Phylloceras dan
Stephanoceras yang menunjukkan umur Dogger.
Di pulau Misol endapan Yura jelas terletak tidak selaras diatas
endapan Trias atas akibat Orogenesa Kimeria Tua. Endapan Yura bagian
bawah terdiri dari konglomerat dasar, batupasir kasar, serpih napalan dan
batugamping yang mengandung fosil Mollusca. Ammonit dan Belemnit
yang menunjukkan umur Lias Atas hingga dogger. Secara stratigrafi
diatasnya terdapat Formasi Lilinta yang bagian bawahnya terdiri dari
batupasir yang kaya akan Aucella, Belemnit, Inoceramus galoi dan Pecten
yang selanjutnya dikenal sebagai batupasir-Aucella. Bagian tengah dari
batugamping yang dikenal sebagai batugamping Demu, sedang bagian atas
terdiri dari serpih yang lebih dikenal sebagai serpih-Facet, dimana secara
keseluruhan berumur Oxfordian (Malm bagian bawah).
Di Irian endapan Yura dijumpai di Pegunungan Jayawijaya lereng
bagian selatan. Bagian bawah terdiri dari serpih lempung dan serpih falitik
dengan fosil Coeloceras moemani. Bagian tengah terdiri dari batugamping
hitam dengan Belemnit dan Coeloceras, sedang bagian atas terdiri dari
batupasirs yang mengandung Inoceramus dan Belemnit serta fosil Ammonit
antara lain Macrocephalites, Phylloceras, Stephanoceras, Quintedticeras,
Enomoceras dan Ammonites lingulatus.
Dengan memperlihatkan tempat-tempat dijumpainya endapan Yura
maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat genang laut selama Zaman
Yura sehingga mengakibatkan Indonesia seolah-olah terbagi menjadi 3
bagian oleh palung Anambas, Geosinklin Banda dan Geosinklin Papua
menjadi daratan-daratan Sunda, Philipina, Australia serta daratan yang
mencakup Irian Utara.
6. Kepunahan Masa Triassic-Jurassic
Setelah kehancuran yang disebabkan pada akhir periode Permian,
reptil menjadi dominan lagi dan dinosaurus muncul. Dinosaurus tidak
dominan di atas reptil lainnya, dan pada masa ini dinosaurus tidak lebih
besar dari kuda. Dan Bangsa Dino yang menjadi terkenal karena ukuran dan
bentuknya yang menyeramkan sampai hari ini adalah keturunan mereka
semua, dinosaurus yang lebih besar tyrannosaurus, stegosaurus, triceratops,
dan berleher panjang raksasa sauropoda, datang di jaman Jurassic atau
periode Kapur. 205 juta tahun yang lalu, 65% dari Triassic mati, termasuk
semua hewan darat yang berukuran besar. Banyak dinosaurus selamat
karena ukurannya yang kecil. Kebanyakan kepunahan massal terakhir satu
juta tahun atau lebih, tapi yang satu ini hanya membutuhkan waktu sepuluh
ribu tahun. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh letusan gunung berapi
besar yang memuntahkan sejumlah besar karbon dioksida atau sulfur
dioksida, yang mengakibatkan perubahan iklim mendadak.
7. Akhir Kepunahan Masa Jurassic
Selama periode Jurassic, reptil laut raksasa seperti Plesiosaurus
mendominasi lautan. Pterosaurus menguasai langit dan dinosaurus
menguasai daratan. Stegosaurus, Diplodocus yang panjang, dan pemburu
hebat Allosaurus umum ditemukan. Tumbuhan runjung, sikas, ginkgoes,
dan pakis tumbuh dalam hutan yang rimbun.
Dinosaurus kecil mulai mempunyai bulu dan burung mulai muncul.
200 juta tahun lalu, 20% dari kehidupan ini tiba-tiba menghilang dari
catatan fosil, sebagian besar spesies laut. Kerang dan karang telah tersebar,
namun mereka hampir sepenuhnya lenyap. Beberapa yang selamat berhasil
mengisi kembali laut secara bertahap selama jutaan tahun berikutnya.
Kepunahan ini tidak sangat mempengaruhi hewan darat, dan hanya beberapa
spesies dinosaurus punah. Penyebab kepunahan eksklusif di laut ini saat ini
masih menjadi bahan perdebatan, tapi satu kemungkinan adalah bahwa
lempeng tektonik samudra sedikit lebih tenggelam sehingga membuat lautan
yang lebih dalam. Mahluk di laut yang sebelumnya beradaptasi dengan
kedalaman yang dangkal banyak yang binasa karena laut semakin dalam dan
terus menjauh dari permukaan.
DAFTAR PUSTAKA
http://delaarnytha.wordpress.com/2012/04/20/mengenal-hewan-laut-zaman-
jurapurba/ Senin, 19 Oktober 2015
http://dinofriends98.blogspot.com/2013/01/zaman-jurasik-jurassic-period.html
Senin, 19 Oktober 2015
http://www.jelajahunik.us/2012/04/10-kepunahan-terbesar-yang-pernah.html
Senin, 19 Oktober 2015
http://klikunic.net/hot-kumpulan-gambar-dan-foto-jaman-jurassic-pic-inside-ga-
masuk-nyesel/ Senin, 19 Oktober 2015
http://smart-pustaka.blogspot.com/2011/11/zaman-jurassic.html Senin, 19
Oktober 2015
Sukandarrumidi. 1994. GEOLOGI SEJARAH. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.