tugas etika bisnis individu bab 1 dan 2

Upload: kartika-sandi-utami

Post on 06-Jan-2016

69 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Tugas Etika Bisnis Individu Bab 1 Dan 2

TRANSCRIPT

NAMA: DHISA DWI SAVITRIENPM / KELAS: 12212003 / 4EA23TUGAS INDIVIDU : MENGANALISIS ARTIKEL tentang ETIKA BISNIS

Kasus Real Mengenai Kecurangan Penjualan Dendeng Sapi.(BAB 1 Etika Dan Bisnis) kasus real yang melakukan kecurangan dalam berbisnis adalah pada salah satu pihak (produsen) dendeng sapi manis yang ternyata dicampur dengan olahan daging babi. Saat diwawancarai, ternyata produsen menjelaskan hal ini dulakukan untuk menekan biaya produksi karena ia merasakan apabila dendeng sapi manis hanya dibuat dengan olahan daging sapi, maka membutuhkan modal yang sangat besar dan jarang dibeli oleh konsumen karena tingginya harga jual yang ia tawarkan. Kemudian ia menyiasati olahannya dengan mencampurkan olahan daging sapi dengan daging babi hutan yang berkeliaran di dekat rumahnya. Dengan melakukan hal ini, harga jual tidak terlalu tinggi sehingga hasil produksinya dapat dinikmati oleh para konsumennya dengan harga yang terjangkau.Sumber : Koran Kompas.Analisis : Sangat disayangkan kalau kita melihat kasus diatas, seharusnya produsen/penjual,kita harus mementingkan kepuasan konsumen dalam berbagai aspek. Apabila daging babi diolah bersama dengan daging sapi, berarti secara tidak langsung para konsumen telah menikmati makanan yang tidak halal(terutama bagi konsumen yang beragama islam). Produsen sebagai pelaku bisnis sebaiknya benar-benar menjaga kualitas makanan yang dihasilkannya. Apabila harga pokok dari bahan makanan terasa mahal, maka solusi yang seharusnya diambil adalah dengan menaikan harga jual. Dan solusi lainnya harusnya produsen mencari produk/jenis makanan lainnya untuk dijual (apabila si produsen hanya memiliki modal yang pas-pasan/tidak berlebih). Jangan hanya karena produsen ingin mendapatkan keuntungan yang lebih besar jadi menghalalkan segala cara dan tidak memperhatikan dampak yang akan ditimbulkan dari akibat yang telah si produsen lakukan. Dan jangan sampai produsen tidak memperhatikan juga tentang keselamatan dan kenyamanan konsumen.

Konflik Buruh Dengan PT Megariamas(BAB 2 HAK & KEWAJIBAN)

Sekitar 500 buruh yang tergabung dalam Serikat Buruh Garmen Tekstil dan Sepatu-Gabungan Serikat Buruh Independen (SBGTS-GSBI) PT Megariamas Sentosa, Selasa (23/9) siang menyerbu Kantor Sudin Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Nakertrans) Jakarta Utara di Jl Plumpang Raya, Kelurahan Semper Timur, Kecamatan Koja, Jakarta Utara. Mereka menuntut pemerintah mengambil tindakan tegas terhadap perusahaan yang mempekerjakan mereka karena mangkir memberikan tunjangan hari raya (THR).Ratusan buruh PT Megariamas Sentosa yang berlokasi di Jl Jembatan III Ruko 36 Q, Pluit, Penjaringan, Jakut, datang sekitar pukuk 12.00 WIB. Sebelum ditemui Kasudin Nakertrans Jakut, mereka menggelar orasi yang diwarnai aneka macam poster yang mengecam usaha perusahaan menahan THR mereka. Padahal THR merupakan kewajiban perusahaan sesuai dengan ketentuan yang tertuang dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 4/1994 tentang THR.Kami menuntut hak kami untuk mendapatkan THR sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dan jangan dikarenakan ada konflik internal kami tidak mendapatkan THR, karena setahu kami perusahaan garmen tersebut tidak merugi, bahkan sebaliknya. Jadi kami minta pihak Sudin Nakertrans Jakut bisa memfasilitasi kami, jelas Abidin, koordinator unjuk rasa ketika berorasi di tengah-tengah rekannya yang didominasi kaum perempuan itu, Selasa (23/9) di depan kantor Sudin Nakertrans Jakut. Sekedar diketahui ratusan buruh perusahaan garmen dengan memproduksi pakaian dalam merek Sorella, Pieree Cardine, Felahcy, dan Young Heart untuk ekspor itu telah berdiri sejak 1989 ini mempekerjakan sekitar 800 karyawan yang mayoritas perempuan.Demonstrasi ke Kantor Nakertrans bukan yang pertama, sebelumnya ratusan buruh ini juga mengadukan nasibnya karena perusahan bertindak sewenang-wenang pada karyawan. Bahkan ada beberapa buruh yang diberhentikan pihak perusahaan karena dinilai terlalu vokal. Akibatnya, kasus konflik antar buruh dan manajemen dilanjutkan ke Pengadilan Hubungan Industrial. Karena itu, pihak manajemen mengancam tidak akan memberikan THR kepada pekerjanya.Mengetahui hal tersebut, ratusan buruh PT Megariamas Sentosa mengadu ke kantor Sudin Nakertrans Jakut. Setelah dua jam menggelar orasi di depan halaman Sudin Nakertrans Jakut, bahkan hendak memaksa masuk ke dalam kantor. Akhirnya perwakilan buruh diterima oleh Kasudin Nakertrans, Saut Tambunan di ruang rapat kantornya. Dalam peryataannya di depan para pendemo, Sahut Tambunan berjanji akan menampung aspirasi para pengunjuk rasa dan membantu menyelesaikan permasalahan tersebut. Pasti kami akan bantu, dan kami siap untuk menjadi fasilitator untuk menyelesaikan masalah ini, tutur Sahut.Selain itu, Sahut juga akan memanggil pengusaha agar mau memberikan THR karena itu sudah kewajiban. Kalau memang perusahaan tersebut mengaku merugi, pihak manajemen wajib melaporkan ke pemerintah dengan bukti konkret, kata Saut Tambunan kepadaberitajakarta.comusai menggelar pertemuan dengan para perwakilan demonstrasi.Lebih lanjut dikatakannya, untuk kawasan Jakarta Utara tercatat ada sekitar 3000 badan usaha atau perusahaan di sektor formal. Untuk melakukan monitoring, pihaknya menugaskan 15 personel pengawas dan 10 personel mediator untuk menangani berbagai kasus seperti kecelakaan kerja, pemutusan hubungan kerja, tuntutan upah maupun upah normatif dan THR. Kami masih kekurangan personel, idealnya ada 150 personel pengawas dan 100 personel mediator, tandas Saut Tambunan.Sumber : https://hildarias.wordpress.com/2015/05/04/kasus-etika-bisnis/

ANALISIS : menurut saya kasus etika bisnis yang terjadi antara karyawan dan PT. Megariamas Sentosa tidak akan terjadi apabila Perusahaan tersebut melaksanakan ETIKA BISNIS dengan prinsip keadilan dimana Prinsip ini menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang adil dan kriteria yang rasional objektif dan dapat dipertanggung-jawabkan. Keadilan berarti tidak ada pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya, dalam kasus ini karyawan tentu sebagai pihak yang diragukan dengan ditariknya seluruh karyawan yang menyuarakan pendapatnya justru malah diancam dan ditaik THR nya, padahal THR merupakan kewajiban perusahaan sesuai dengan ketentuan yang tertuang dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 4/1994 tentang THR.dalam kasus ini PT. Megariamas Sentosa juga telah melanggar ETIKA HAK & KEWAJIBAN dimana Etika kewajiban (duty ethics) menyatakan bahwa ada tugas-tugas yang harus dilakukan tanpa mempedulikan apakah tindakan ini adalah tindakan terbaik. Sedangkan, etika hak (right-ethics) menekankan bahwa kita semua mempunyai hak moral, dan semua tindakan yang melanggar hak ini tidak dapat diterima secara etika, individu harus dihormati, dan tindakan dianggap etis bila tindakan itu mempertahankan rasa hormat kita kepada orang lain, dengan menarik THR karyawan PT. Megariamas Sentosa telah lalai terhadap kewajibannya sehingga pihak karyawan kehilangan hak mereka.