tugas ergonomi_jbptunikompp-gdl-s1-2005-suhartati1-1461-bab-ii.doc

87
Analisis Produktivitas By Eris Kusnadi Produktivitas adalah ujian pertama kemampuan manajemen. (Peter F. Drucker, penulis buku Management by Objective) Istilah produktivitas (productivity) sudah muncul tahun 1766 dari artikelnya François Quesnay , ekonom Perancis. Produktivitas kemudian menjadi sebuah konsep output dengan input yang pertama kali dicetuskan olehDavid Ricardo dan Adam Smith pada tahun 1810. Inti konsepnya adalah bagaimana output akan berubah jika bersama input berubah. Secara sederhana produktivitas merupakan rasio output dengan input. Di industri manufaktur output bisa berupa produk hasil aktivitas manufaktur, sedangkan input bisa berupa seluruh sumber daya yang digunakan. Tujuan utama industri manufaktur adalah peningkatan produktivitas. 5

Upload: agam-surya-real

Post on 17-Jan-2016

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS ERGONOMI_jbptunikompp-gdl-s1-2005-suhartati1-1461-bab-ii.doc

Analisis Produktivitas

By   Eris Kusnadi

Produktivitas adalah ujian pertama kemampuan manajemen. (Peter F. Drucker, penulis buku Management by Objective)

Istilah produktivitas (productivity) sudah muncul tahun 1766 dari artikelnya François Quesnay, ekonom Perancis. Produktivitas kemudian menjadi sebuah konsep output dengan input yang pertama kali dicetuskan olehDavid Ricardo dan Adam Smith pada tahun 1810. Inti konsepnya adalah bagaimana output akan berubah jika bersama input berubah.

Secara sederhana produktivitas merupakan rasio output dengan input. Di industri manufaktur output bisa berupa produk hasil aktivitas manufaktur, sedangkan input bisa berupa seluruh sumber daya yang digunakan. Tujuan utama industri manufaktur adalah peningkatan produktivitas.

Terdapat suatu keyakinan bahwa peningkatan

produktivitas akan memberikan kontribusi positif

terhadap peningkatan ekonomi. Hal ini dapat

diilustrasikan oleh Gambar 1 di bawah ini.

5

Page 2: TUGAS ERGONOMI_jbptunikompp-gdl-s1-2005-suhartati1-1461-bab-ii.doc

(a) Kurva P (b) Kurva CSumber: Suhardi, 2008, pp. 7–8

Gambar 1. Kurva Peningkatan Produktivitas dan Kurva Penurunan Biaya

Produktivitas adalah rasio output per input. Jika output berupa unit yang dihasilkan oleh aktivitas manufaktur dan semua input yang diperlukan dikonversikan dalam unit satuan moneter (rupiah), maka:

Dengan formulasi di atas, peningkatan produktivitas akan terjadi bilamana output berhasil naik (bertambah besar) atau tetap dan di sisi lain input dalam hal ini bisa lebih ditekan lagi seminimal mungkin. Dengan demikian arah kurva P

6

Page 3: TUGAS ERGONOMI_jbptunikompp-gdl-s1-2005-suhartati1-1461-bab-ii.doc

akan cenderung naik seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 1a.

Naiknya produktivitas (Unit/Rp) ternyata membawa konsekuensi terhadap penurunan biaya produksi per unitnya (Rp/Unit). Formula Ci = 1/Pisehingga:

Berdasarkan formulasi di atas, maka arah kurva C akan cenderung turun jika produktivitas bisa dinaikkan seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 1b. Dampak akibat kenaikan produktivitas menyebabkan penurunan biaya per unitnya akan mampu meningkatkan daya saing  output yang dihasilkan oleh industri.

Produktivitas tidak sama dengan produksi, tetapi produksi, performansi kualitas, hasil-hasil, merupakan komponen dari usaha produktivitas. Dengan demikian, produktivitas merupakan suatu kombinasi dari efektivitas dan e

7

Page 4: TUGAS ERGONOMI_jbptunikompp-gdl-s1-2005-suhartati1-1461-bab-ii.doc

fisiensi. Secara umum produktivitas dapat dinyatakan sebagai rasio antara  output terhadap input, atau rasio hasil yang diperoleh terhadap sumber daya yang digunakan:

Jika dalam rasio itu input yang dipakai untuk menghasilkan ouputdihitung seluruhnya maka disebut produktivitas total. Rumus yang digunakan untuk menghitung produktivitas total sebagai berikut:

Produktivitas total digunakan untuk mengukur perubahan efi

8

Page 5: TUGAS ERGONOMI_jbptunikompp-gdl-s1-2005-suhartati1-1461-bab-ii.doc

siensi dari kegiatan operasi. Untuk mengukur perubahan produktivitas total dalam suatu periode waktu, semua faktor yang berkaitan dengan kuantitas outputdan input yang dipakai selama periode tadi diperhitungkan.

Jika yang dihitung sebagai input hanya komponen tertentu saja maka disebut produktivitas parsial. Rumus yang digunakan sebagai berikut:

Produktivitas parsial (misalnya tenaga kerja)

atau

Menurut Dewan Produktivitas Nasional RI tahun 1983, peningkatan produktivitas dapat dilihat dalam tiga bentuk:

1. jumlah output dalam mencapai tujuan meningkat dengan menggunakan sumber daya yang sama,

2. jumlah output dalam mencapai tujuan sama atau meningkat dicapai dengan menggunakan sumber daya yang lebih sedikit, dan

3. jumlah output dalam mencapai tujuan yang jauh lebih besar diperoleh dengan pertambahan sumber daya yang relatif lebih kecil.

9

Page 6: TUGAS ERGONOMI_jbptunikompp-gdl-s1-2005-suhartati1-1461-bab-ii.doc

Produktivitas dapat diukur dalam berbagai bentuk. Tabel 1 menunjukkan contoh pengukuran produktivitas pada beberapa industri.

Tabel 1Contoh pengukuran produktivitas

No. Contoh pengukuran produktivitas

1.

2.

3.

4.

5.

6.

10

Page 7: TUGAS ERGONOMI_jbptunikompp-gdl-s1-2005-suhartati1-1461-bab-ii.doc

Sumber:

Kusnadi, E. (2009). Analisis produktivitas terhadap penyeimbangan lintasan. Unpublished undergraduate thesis, Program Studi Teknik Industri, Universitas Mercu Buana, Jakarta.

Suhardi, B. (2008). Perancangan sistem kerja dan ergonomi industri jilid 1 untuk SMK. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

11

Page 8: TUGAS ERGONOMI_jbptunikompp-gdl-s1-2005-suhartati1-1461-bab-ii.doc

12

Page 9: TUGAS ERGONOMI_jbptunikompp-gdl-s1-2005-suhartati1-1461-bab-ii.doc

Bab 2

Tinjauan Pustaka

2.1. Konsep Dasar Sistem Produktivitas

Pada tahun 1883, Litter mendefinisikan produktivitas

sebagai kemampuan untuk berproduksi. Kemudian pada

awal abad ke 19 dikenal definisi yang lebih spesifik,

yang menyatakan bahwa produktivitas merupakan

hubungan antara keluaran dan sumber yang digunakan

untuk menghasilkan keluaran tersebut.

Apabila ukuran keberhasilan produksi hanya dipandang

dari satu sisi, maka produktivitas dipandang dari dua sisi

sekaligus, yaitu: sisi input dan sisi output. Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa produktivitas berkaitan

dengan efisiensi penggunaan input dalam memproduksi

output (barang dan atau jasa).

Mauli (1978) menyatakan bahwa, produktivitas tidak

sama dengan produksi tetapi produksi, performansi

kualitas, hasil-hasil, merupakan komponen dari usaha

produktivitas. Dengan demikian, produktivitas

13

Page 10: TUGAS ERGONOMI_jbptunikompp-gdl-s1-2005-suhartati1-1461-bab-ii.doc

merupakan kombinasi efektivitas dan efisiensi, sehinggga

produktivitas dapat diukur berdasarkan pengukuran

berikut:

.….........

(2.1)

Berdasarkan definisi produktivitas di atas, sisitem

produktivitas dalam industri dapat digambarkan dalam

Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Skema sistem produktivitas

Beberapa ahli memberikan definisinya, tentang

produktivitas seperti dikemukakan sebagai berikut:

14

Page 11: TUGAS ERGONOMI_jbptunikompp-gdl-s1-2005-suhartati1-1461-bab-ii.doc

1. Paul Mauli (1978) mendefinisikan produktivitas

adalah pengakuan seberapa baik sumber daya

digunakan bersama di dalam organisasi untuk

menghasilkan untuk menyelesaikan suatu kumpulan

hasil-hasil.

2. Marvin E. Mundel (1978), mendefinisikan

produktivitas adalah rasio dari keluaran yang

dihasilkan dan digunakan di luar organisasi dan

sumber-sumber daya yang digunakan dibagi dengan

rasio yang sama dari suatu periode dasar.

3. Peter F. Ducker (1981), mendefinisikan

produktivitas adalah keseimbangan antara seluruh

faktor-faktor produksi yang akan memberikan

keluaran yang lebih banyak melalui penggunaan

sumber yang lebih irit.

4. David J. Sumanth (1985), mendefinisikan

produktivitas total adalah perbandingan antara output

tangible dan input tangible.

5. Menurut OECD (Organization for Economic

Cooperation and Development) bahwa Productivity is

equal to output divided by one of it’s production

element.

15

Page 12: TUGAS ERGONOMI_jbptunikompp-gdl-s1-2005-suhartati1-1461-bab-ii.doc

Menurut OECD pada dasarnya, produktivitas adalah

keluaran dibagi dengan elemen produksi yang

dimanfaatkan.

6. Menurut ILO (International Labour

Organization), menyatakan bahwa “Production are

produced as a result of the integration of four mayor

elements land, capital, labour and organization. The

ratio of these elements to production is a measure of

the productivity”.

Menurut ILO pada prinsipnya, produksi terjadi

karena adanya keterkaitan empat elemen utama yaitu

tanah, modal, buruh dan organisasi. Perbandingan

dari elemen produksi tersebut merupakan ukuran dari

produktivitas.

7. Menurut EPA (European Productivity Agency),

menyatakan behwa “Productivity is the degree of the

effective utilization of each productivity element ”.

Menurut EPA, pada prinsipnya produktivitas adalah

tingkat efektifitas pemanfaatan setiap elemen

produktivitas.

8. Menurut tulisan Vinay Goel yang termuat dalam

bukunya yang berjudul “Towards Higher productivity

16

Page 13: TUGAS ERGONOMI_jbptunikompp-gdl-s1-2005-suhartati1-1461-bab-ii.doc

”, menyatakan bahwa Productivity is the relationship

between the output produced and the input consumed

at any given point of time.

Menurut Vinay Goel tersebut bahwa, produktivitas

adalah hubungan antara keluaran dan masukan yang

digunakan pada waktu tertentu.

9. Menurut Formulasi dari National Productivity

Board, Singapore.

Pada prinsipnya, produktivitas adalah sikap mental

(attitude of mind) yang memiliki semangat untuk

bekerja keras dan ingin memiliki kebiasaan untuk

melakukan peningkatan perbaikan. Perwujudan sikap

mental tersebut dalam berbagai kegiatan dapat

digambarkan sebagai berikut:

Yang berkaitan dengan diri sendiri dapat

dilakukan melalui peningkatan pengetahuan,

keterampilan, disiplin, upaya pribadi dan

kerukunan kerja.

Yang berkaitan dalam pekerjaan kita dapat

dilakukan melalui

o Manajemen dan metode kerja yang

lebih baik.

17

Page 14: TUGAS ERGONOMI_jbptunikompp-gdl-s1-2005-suhartati1-1461-bab-ii.doc

o Penghematan biaya

o Tepat waktu

o Sistem dan teknologi yang lebih

baik.

Sehingga dapat mencapai barang dan jasa yang

bermutu tinggi, market share yang lebih besar dan

standar kehidupan yang lebih baik.

10. Menurut Dewan Produktivitas Nasional (1986)

Produktivitas didefinisikan dari berbagai segi. Secara

filosofi atau psikologis, produktivitas merupakan

sikap mental yang selalu mempunyai pandangan

bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari

hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini.

a. Secara Ekonomis

Produktivitas merupakan usaha memperoleh hasil

sebesar besarnya dengan pengorbanan sekecil

kecilnya.

b. Secara Teknis

Produktivitas diformulasikan sebagai rasio

keluaran terhadap masukan.

Secara umum konsep produktivitas. Menggambarkan

kaitan antara hasil atau keluaran dengan sumber atau

18

Page 15: TUGAS ERGONOMI_jbptunikompp-gdl-s1-2005-suhartati1-1461-bab-ii.doc

masukan yang dipakai. Keluaran dapat berupa produk,

jasa dan produk atau jasa sampingan yang dihasilkan dan

dijual untuk perusahaan. Sedangkan masukan-masukan

itu dapat berupa bahan, tenaga kerja, modal, energi,

lahan, informasi, manajemen yang diperlukan untuk

menghasilkan keluaran-keluaran tersebut.

Oleh karena itu, untuk meningkatkan produktivitas

berarti sama dengan memeprbesar rasio antara keluaran

dengan masukan, dimana hal ini dapat dilihat dalam tiga

bentuk:

1. Jumlah produksi meningkat dengan menggunakan

sumber daya yang sama.

2. Jumlah produksi yang sama atau meningkat

dicapai dengan menggunakan sumber daya yang

kurang.

3. Jumlah produksi yang jauh lebih besar diperoleh

dengan pertambahan sumber daya yang kurang.

2.2. Siklus Produktivity

Sumanth (1985), memperkenalkan suatu konsep formal

yang disebut dengan siklus produktivitas (productivity

19

Page 16: TUGAS ERGONOMI_jbptunikompp-gdl-s1-2005-suhartati1-1461-bab-ii.doc

cycle) yang dipergunakan dalam peningkatan

produktivitas secara terus menerus. Pada dasarnya

konsep siklus produktivitas terdiri dari empat tahap

utama, yaitu:

1. Pengukuran Produktivitas ( Productivity

Measurement)

2. Evaluasi Produktivitas ( Productivity Evaluation)

3. Perencanaan Produktivitas ( Productivity Planning)

4. Peningkatan Produktivitas ( Productivity

Improvement)

Konsep siklus produktivitas ini ditunjukkan dalam

gambar sebagai berikut

Gambar 2.2 Konsep siklus produktivitas

20

Page 17: TUGAS ERGONOMI_jbptunikompp-gdl-s1-2005-suhartati1-1461-bab-ii.doc

Dari gambar 2.2 tampak bahwa siklus produktivitas

merupakan suatu proses yang kontinyu yang melibatkan

aspek-aspek: pengukuran, evaluasi, perencanaan dan

peningkatan produktivitas. Berdasarkan konsep siklus ini,

secara formal program peningkatan produktivitas harus

dimulai melalui pengukuran produktivitas dari sistem

industri itu sendiri. Untuk keperluan ini berbagai teknik

pengukuran dapat digunakan dan dikembangkan dari

memilih indikator pengukuran yang sederhana sampai

yang lebih kompleks dan komprehensif.

Apabila produktivitas dari sistem industri telah dapat

diukur, langkah berikutnya adalah mengevaluasi tingkat

produktivitas aktual untuk dibandingkan dengan rencana

yang telah ditetapkan. Kesenjangan yang terjadi antara

tingkat produktivitas aktual dan rencana merupakan

masalah produktivitas yang ahrus dievaluasi dan dicari

akar penyebab yang menimbulkan kesenjangan

produktivitas.

Untuk mencari target produktivitas yang telah

direncanakan itu, berbagai program formal dapat

21

Page 18: TUGAS ERGONOMI_jbptunikompp-gdl-s1-2005-suhartati1-1461-bab-ii.doc

dilakukan untuk meningkatkan produktivitas secara terus

menerus. Siklus produktivitas itu diulang kembali secara

kontinyu untuk mencapai peningkatan produktivitas terus

menerus dalam sistem industri.

2.3. Unsur-Unsur Produktivitas

Meskipun setiap orang dapat mengajukan definisi yang

berbeda tentang produktivitas, namun definisi itu harus

mengaitkan produktivitas secara langsung dengan aspek-

aspek efisiensi, efektivitas dan kualitas. Dalam hal ini

produktivitas harus didefinisikan sebagai rasio antara

efektivitas pencapaian tujuan pada tingkat tertentu

(output) dan efisiensi penggunaan sumber-sumber daya

(input). Dengan demikian sebelum melakukan

pengukuran produktivitas pada sistem apa pun, terlebih

dahulu harus merumuskan secara jelas keluaran apa saja

yang akan dipergunakan dalam proses sistem tersebut

untuk menghasilkan keluaran itu.

Pengertian unsur-unsur produktivitas itu sendiri adalah

sebagai berikut:

1. Kualitas. Produktivitas merupakan ukuran

kualitas, meskipun kualitas sulit diukur secara

22

Page 19: TUGAS ERGONOMI_jbptunikompp-gdl-s1-2005-suhartati1-1461-bab-ii.doc

matematis melalui rasio keluaran-masukan, namun

jelas bahwa kualitas masukan dan kualitas proses

akan menentukan tingkat kualitas keluaran.

2. Efektivitas. Efektivitas merupakan suatu ukuran

yang memberikan gambaran seberapa jauh target

dapat tercapai baik secara kuantitas maupun waktu,

hal ini berorientasi pada keluaran. Peningkatan

efektivitas belum tentu dibarengi dengan

peningkatan efisiensi dan sebaliknya.

3. Efisiensi. Efisiensi merupakan suatu ukuran

dalam membandingkan penggunaan masukan (input)

yang direncanakan dengan penggunaan masukan

yang sebenarnya. Pengertian efisiensi berorientasi

pada masukan.

2.4 Ruang Lingkup produktivitas

1. Ruang Lingkup Internasional

Ukuran yang dipergunakan untuk mengukur

produktivitas nasional adalah Gross National Product

(GNP) dan Gross Domestic Product (GDP).

23

Page 20: TUGAS ERGONOMI_jbptunikompp-gdl-s1-2005-suhartati1-1461-bab-ii.doc

2. Ruang Lingkup Nasional

Dapat dipergunakan untuk meramalkan tinadakan

pendapatan nasional dan untuk mengukur efisiensi

aliran sumber daya di suatu negara.

3. Ruang Lingkup Industri

Dapat dipakai untuk mengukur kinerja industri di

suatu negara dan untuk meramalkan pertumbuhan

indutri di masa yang akan datang.

4. Ruang Lingkup Perusahaan atau Organisasi

Dapat digunakan untuk perencanaan sumber daya

perusahaan atau organisasi, mengetahui efisiensi

penggunaan sumber daya dan untuk perbandingan

tingkat produktivitas antara perusahaan atau

organisasi dalam kategori tertentu.

2.5. Jenis-Jenis Produktivitas

Menurut Sumanth, ada tiga jenis dasar produktivitas

yaitu:

1. Produktivitas Parsial adalah perbandingan antara

keluaran dengan salah satu faktor masukan, misalnya:

24

Page 21: TUGAS ERGONOMI_jbptunikompp-gdl-s1-2005-suhartati1-1461-bab-ii.doc

produktivitas tenaga kerja yang merupakan

perbandingan keluaran dengan masukan.

2. Produktivitas Dua Faktor adalah perbandingan

antara keluaran bersih dengan masukan tenaga kerja

dan masukan kapital dimana keluaran bersih adalah

keluaran total akurasi jumlah barang dan jasa yang

dibeli.

3. Produktivitas Total adalah perbandingan antara

keluaran dengan jumlah seluruh faktor masukannya.

Jadi pengukuran produktivitas total mencerminkan

pengaruh bersama seluruh masukan dalam

menghasilkan keluaran.

2.6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Produktivitas

Menurut Sumanth (1985), secara garis besar ada 12

faktor yang mempengaruhi naik turunnya produktivitas,

yaitu:

1. Peraturan Pemerintah

Peraturan pemerintah berperan untuk mengatur

keseimbangan pencapaian sasaran industri dan

sasaran sosial yang sering bertentangan.

25

Page 22: TUGAS ERGONOMI_jbptunikompp-gdl-s1-2005-suhartati1-1461-bab-ii.doc

2. Manajemen

Manajemen merupakan faktor yang paling

berpengaruh, terutama dalam proses perencanaan dan

penjadwalan, pengaturan beban kerja, kejelasan

instruksi kerja dan evaluasi kerja sehingga dapat

menumbuhkan motivasi kerja dan loyalitas pekerja

peda perusahaan.

3. Investasi

Besar kecilnya investasi akan menentukan modal

usaha dan akan berpengaruh terhadap usaha untuk

mempromosikan produk, market share atau

penggunaan kapasitas.

4. Umur Pabrik atau Peralatan

Umur pabrik atau peralatan mempengaruhi kinerja,

sehingga juga berpengaruh terhadap produktivitas.

5. Pemakaian Kapasitas

Persentase pemakaian kapasitas menentukan besar

kecilnya keluaran per jam.

6. Ongkos Energi

26

Page 23: TUGAS ERGONOMI_jbptunikompp-gdl-s1-2005-suhartati1-1461-bab-ii.doc

Ketersediaan dan kemudahan mendapatkan energi

brpengaruh secara langsung terhadap biaya produksi

dan operasi pabrik.

7. Penelitian dan Pengembangan

Penelitian dan pengembangan dapat meningkatkan

produktivitas dengan menghasilkan inovasi-inovasi

yang dapat memperbaiki keadaan produksi di pabrik.

8. Rasio Kapital-Buruh

Rasio kapital-buruh yang tinggi menandakan bahwa

perusahaan memakai teknologi yang tinggi, sehingga

jumlah produksi per unit meningkat.

9. Komposisi Tenaga Kerja

Adanya pergeseran struktur pekerja dari pekerja

pabrik menjadi pekerja yang mengandalkan

pengetahuan yang kurang dan diikuti oleh pelatihan

yang kurang memadai.

10. Pengaruh Serikat Pekerja

Serikat pekerja harus mendapatkan perhatian dari

manajemen sehingga dapat memberikan pengaruh

positif terhadap produktivitas.

11. Etika Pekerja

27

Page 24: TUGAS ERGONOMI_jbptunikompp-gdl-s1-2005-suhartati1-1461-bab-ii.doc

Dengan meningkatkan perhargaan terhadap waktu,

pemanfaatan waktu kerja menjadi lebih produktif.

12. Ketakutan Pekerja Akan Kehilangan Pekerjaan

Program peningkatan produktivitas di perusahaan

tanpa diimbangi komunikasi yang baik antara pihak

manajemen dan pekerja akan menimbulkan ketakutan

pekerja bahwa usaha-usaha peningkatan produktivitas

akan mengakibatkan mereka kehilangan pekerjaan.

2.7. Penyebab Rendahnya Produktivitas

Dalam bukunya yang berjudul “Improving Total

Produktivity”, Paul Mali mengemukakan 12 sebab yang

dapat mengakibatkan rendahnya produktivitas. Walaupun

yang dikemukakannya belum tentu sesuai dengan kondisi

yang dihadapi tetapi ada beberapa hal yang bersifat

umum, yang dapat digunakan sebagai bahan pengendali.

Sebab-sebab yang dapat mengakibatkan rendahnya

produktivitas, antara lain:

1. Terjadinya penghamburan dalam penggunaan

sumber daya yang disebabkan ketidakmampuan

untuk mengukur dan mengendalikan produktivitas

dari pekerja yang jumlahnya semakin banyak

28

Page 25: TUGAS ERGONOMI_jbptunikompp-gdl-s1-2005-suhartati1-1461-bab-ii.doc

2. Adanya penundaan dan keterlambatan dalam

pengambilan keputusan disebabkan karena

ketidakjelasan wewenang dan ketidakefisienan dalam

organisasi yag sangat besar.

3. Membengkaknya biaya sehubungan dengan

keinginan untuk melakukan ekspansi yang

mengakibatkan berkurangnya pertumbuhan.

4. Motivasi yang rendah, karena meningkatnya

jumlah pekerja baru yang mempunyai latar belakang

kehidupan yang berkecukupan dengan segala sikap

baru.

5. Terlambatnya pengiriman bahan baku karena

kurangnya persediaan dan kacaunya jadwal, akibat

perencanaan dan pengendalian yang buruk.

6. Timbulnya konflik dalam bekerja sama yang

tidak dapat diselesaikan yang mengakibatkan

organisasi bekerja secara tidak efektif.

7. Keinginan manajemen untuk meningkatkan

produktivitas karena dibatasi undang-undang yang

baru atau karena masih berlakunya undang-undang

yang sudah usang.

29

Page 26: TUGAS ERGONOMI_jbptunikompp-gdl-s1-2005-suhartati1-1461-bab-ii.doc

8. Munculnya ketidakpuasan dan kebosanan dalam

melakukan pekerjaan yang diakibatkan oleh semakin

terbatasnya dan semakin terspesialisasinya bidang

pekerjaan.

9. Meningkatnya tingkat inflasi yang diakibatkan

oleh pemberian imbalan dan keuntungan yang tidak

dapat diimbangi oleh peningkatan produktivitas,

sehingga akan mengakibatkan rendahnya

produktivitas kerja.

10. Menurunnya kesempatan dan penemuan-

penemuan baru, akibat perkembangan teknologi

yang pesat dan meningkatnya ongkos produksi.

11. Kacaunya disiplin terhadap waktu, karena

keinginan untuk mempunyai waktu luang yang lebih

banyak.

12. Ketidakmampuan untuk menyamakan percepatan

dari informasi dan pengetahuan akan mengakibatkan

kemampuan para pelaksana menjadi tidak terpakai.

2.8. Pentingnya Peningkatan Produktivitas

Ditinjau dari segi manfaat, maka peningkatan

produktivitas merupakan suatu hal yang sangat penting

30

Page 27: TUGAS ERGONOMI_jbptunikompp-gdl-s1-2005-suhartati1-1461-bab-ii.doc

dikembangkan dan diwujudkan melalui program yang

konkrit dan terarah serta terpadu, yang dilaksanakan

secara konsisten dan berkesinambungan. Untuk itu

pemahaman tentang pentingnya peningkatan

produktivitas harus benar-benar diketahui oleh setiap

struktur dalam organisasi.

2.8.1. Arti dan Wujud Peningkatan Produktivitas

Peningkatan produktivitas mempunyai pengertian

mennghasilkan barang atau jasa yang lebih baik dengan

biaya per unit yang lebih rendah, dari semula dengan

menggunakan masukan tertentu.

Variasi perubahan keluaran dan masukan tersebut akan

mempengaruhi tingkat produktivitas, sebagai berikut:

1. Apabila masukan turun, keluaran tetap maka

produktivitas naik

2. Apabila masukan turun, keluaran naik maka

produktivitas naik

3. Apabila masukan tetap, keluaran naik maka

produktivitas naik

4. Apabila masukan naik, keluaran naik maka

produktivitas naik

31

Page 28: TUGAS ERGONOMI_jbptunikompp-gdl-s1-2005-suhartati1-1461-bab-ii.doc

5. Apabila jumlah kenaikan lebih besar dari pada

kenaikan masukan, maka produktivitas naik

6. Apabila masukan turun, keluaran turun dan

jumlah penurunan lebih kecil dari pada turunnya

keluaran maka produktivitas naik.

2.8.2. Manfaat Peningkatan Produktivitas

Peningkatan produktivitas mempunyai manfaat yang

sangat penting, baik pada tingkat nasional, tingkat

perusahaan ataupun individu.

Pada Tingkat Nasional

1. Meningkatkan kemampuan bersaing khususnya

dalam perdagangan internasional sehingga

kemungkinan bertambahnya pendapatan negara. Hal

ini mendorong pemerintah untuk mengadakan

investasi baru yang diharapkan dapat membantu

memperluas kesempatan kerja.

2. Mendororng pertumbuhan ekonomi yang akan

menunjang terwujudnya kemakmuran sehingga

dapat:

Meningkatkan standar hidup dan martabat

bangsa.

32

Page 29: TUGAS ERGONOMI_jbptunikompp-gdl-s1-2005-suhartati1-1461-bab-ii.doc

Memperoleh eksistensi dan potensi bangsa

yang berarti akan memantapkan ketahanan

nasional.

3. Sebagai alat untuk membantu merumuskan

kebijaksanaan dalam perencanaan dan pelaksanaan

pembangunan nasional.

Pada Tingkat Perusahaan

1. Memperkuat daya saing perusahaan karena dapat

memproduksi dengan biaya yang lebih rendah dan

mutu produksi yang lebih baik.

2. Menunjang kelestarian dan perkembangan perusahaan

karena dengan peningkatan produktivitas perusahaan

akan memungkinkan memperoleh keuntungan yang

dapat dimanfaatkan untuk investasi baru

3. Meningkatkan standar hidup dan martabat karyawan

beserta keluarga.

4. Menunjang terwujudnya hubungan kerja lebih baik

apabila produktivitas gain yang diperoleh berkat

peningkatan produktivitas yang dapat dinikmati

secara sepadan baik oleh perusahaan.

33

Page 30: TUGAS ERGONOMI_jbptunikompp-gdl-s1-2005-suhartati1-1461-bab-ii.doc

5. Membantu perluasan kesempatan kerja. Hal ini terjadi

karena keuntungan yang diperoleh dapat

dimanfaatkan untuk ekspansi perusahaan yang berarti

membutuhkan tenaga kerja baru.

Pada Tingkat Individu

1. Meningkatkan pendapatan (income) dan jaminan

sosial lainnya.

2. Meningkatkan harkat, martabat dan pengakuan

terhadap potensi individu.

3. Meningkatkan motivasi kerja dan keinginan

berprestasi.

Secara skematis manfaat peningkatan produktivitas dapat

digambarkan, sebagai berikut:

Gambar 2.3 Skema manfaat peningkatan produktivitas

34

Page 31: TUGAS ERGONOMI_jbptunikompp-gdl-s1-2005-suhartati1-1461-bab-ii.doc

2.9. Pengukuran Produktivitas

Pengukuran produktivitas dapat dilakukan pada berbagai

skala unit kegiatan. Dimulai dari skala kecil hingga skala

terbesar, yaitu:

1. Stasiun kerja

2. Seksi atau unit pelaksana

3. Tingkat perusahaan

4. Industri

5. Nasional

6. Internasional

Masing-masing tingkat unit tersebut membentuk lingkup

pengukuran produktivitas yang memiliki manfaat sendiri-

sendiri. Pendekatan dalam membandingkan hasil

pengukuran produktivitas dibedakan dengan berbagai

cara, yaitu:

1. Membandingkan kinerja pada periode yang terukur

dengan periode dasar.

2. Membandingkan kinerja suatu unit organisasi

dengan unit organisasi lain.

3. Membandingkan kinerja yang sebenarnya dengan

target yang telah ditetapkan.

35

Page 32: TUGAS ERGONOMI_jbptunikompp-gdl-s1-2005-suhartati1-1461-bab-ii.doc

Terdapat beberapa manfaat pengukuran produktivitas

dalam suatu organisasi perusahaan, antara lain:

1. Perusahaan dapat menilai efisiensi konvensi sumber

dayanya, agar dapat meningkatkan produktivitas

melalui efisiensi penggunaan sumber-sumber daya

itu.

2. Perencanaan sumber-sumber daya akan lebih

efektif dan efisien melalui pengukuran

produktivitas, baik dalam perencanaan jangka

pendek maupun jangka penjang.

3. Pengukuran produktivitas perusahaan akan

mencapai menjadi informasi yang bermanfaat

dalam membandingkan tingkat produktivitas

diantara organisasi perusahaan dalam industri

sejenis.

4. Pengukuran produktivitas akan mencapai tindakan-

tindakan kompetitif berupa upaya-upaya

peningkatan produktivitas secara terus menerus.

5. Nilai-nilai produktivitas yang dihasilkan dari suatu

pengukuran dapat menjadi informasi yang berguna

untuk merencanakan tingkat keuntungan

perusahaan.

36

Page 33: TUGAS ERGONOMI_jbptunikompp-gdl-s1-2005-suhartati1-1461-bab-ii.doc

2.10. Kriteria Pengukuran Produktivitas

Langkah penting dalam peningkatan produktivitas untuk

mendesain dan melaksanakan ukuran-ukuran

produktivitas yang berarti diperlukan kriteria-kriteria

yang membangunnya. Adapun kriteria-kriteria

pengukuran produktivitas, antara lain:

1. Kesahihan (Validasi) adalah ukuran yang

dapat secara tepat menggambarkan perubahan

produktivitas yang sebenarnya, dimana terjadi

proses pengukuran yang melibatkan unsur-unsur

masukan.

2. Kelengakapan (Completeness), kelengkapan

menunjukkan bahwa ketelitian seluruh atau hasil

yang diperoleh dan masukan atau sumber daya

yang digunakan, dapat diukur dan termasuk

dalam perbandingan produktivitas yang akan

digunakan.

3. Dapat diperbandingkan (Comparebility),

produktivitas merupakan ukuran yang sifatnya

relatif. Pentingnya pengukuran produktivitas

terletak pada kemampuannya untuk dapat

37

Page 34: TUGAS ERGONOMI_jbptunikompp-gdl-s1-2005-suhartati1-1461-bab-ii.doc

diperbandingkan antara periode satu dengan

periode lainnya atau terhadap sasaran (standar),

sehingga dapat dilihat apakah penggunaan sumber

lebih efisien atau tidak dalam mencapai hasl.

Kuncinya adalah membuat kepastian bahwa data

harus tersedia dan dapat diperbandingkan.

4. Ketermasukan (Inclusiveness), biasanya

pengukuran produktivitas terpusat pada kegiatan

pembuatan produk dan juga hanya terbatas pada

beberapa unsur dalam kegiatan pembuatan

tersebut. Jangkauan pengukuran kegiatan dalam

proses produksi haruslah diperluas di luar

pengukuran terhadap pekerja dan bahan baku

yang biasanya dilakukan, sehingga mencakup

pula aspek kualitas, peralatan dan fasilitas. Lebih

jauh lagi, pengukuran produktivitas haruslah

dikembangkan pada kegiatan non pembuatan

produk dalam organisasi termasuk pembelian,

persediaan, pengendalian produksi, pengolahan

data, personil, keuangan, pelayanan terhadap

pelanggan dan penjualan.

38

Page 35: TUGAS ERGONOMI_jbptunikompp-gdl-s1-2005-suhartati1-1461-bab-ii.doc

5. Bertepatan Waktu (Timeless), pengembangan

produktivitas dimaksudkan sebagai alat yang

efektif bagi manajemen, sehingga dapat

dikombinasikan pada setiap manager yang

bertanggung jawab pada bidang dalam waktu

secepat mungkin, tetapi masih dalam batas yang

praktis.

6. Keefktifan Ongkos (Cost Effectiveness),

pengukuran produktivitas haruslah dilakukan

dengan memperhatikan ongkos-ongkos yang

berhubungan, baik langsung maupun tidak

langsung. Pengukuran harus pula dilakukan

sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu

usaha-usaha produktivitas yang sedang berjalan di

dalam organisasi.

2.11. Model Pengukuran Produktivitas Dengan Rasio

Finansial Pada Tingkat Perusahaan

Para ahli telah banyak mengembangkan model

pengukuran produktivitas yang dapat digunakan untuk

tingkat perusahaan. Adapun model pengukuran

39

Page 36: TUGAS ERGONOMI_jbptunikompp-gdl-s1-2005-suhartati1-1461-bab-ii.doc

produktivitas yang dilakukan melalui pendekatan rasio

finansial dan model teknik dapat dilihat sebagai berikut:

2.11.1. Model David J. Sumanth

Model produktivitas total dikenal oleh David J. Sumanth

(1985) dengan memperhitungkan semua faktor tangible

baik untuk masukan maupun keluaran pada ruang

lingkup perusahaan. Model ini disamping dapat

diterapkan pada perusahaan manufaktur juga dapat

diterapkan pada perusahaan jasa.

(2.2)

Dimana

Total keluran (tangible) terdiri dari:

a. Nilai dari semua produk jadi yang

dihasilkan

b. Nilai semua produk setengah jadi

c. Nilai deviden yang didapat dari saham

yang dimiliki

d. Nilai bunga Bank dari deposito atau

tabungan yang dimiliki.

40

Page 37: TUGAS ERGONOMI_jbptunikompp-gdl-s1-2005-suhartati1-1461-bab-ii.doc

e. Nilai dari pendapatan lainnya.

Total masukan (tangible) terdiri dari:

a. Nilai gaji karyawan yang dibayarkan

b. Nilai bahan yang digunakan

c. Nilai modal yang digunakan

d. Nilai energi yang digunakan

e. Nilai masukan lainnya yang digunakan

Tangibel adalah besaran yang dapat diukur, misalnya

jumlah mobil yang diproduksi

Keluaran adalah jumlah semua produk yang dihasilkan.

Masukan meliputi semua sumber daya yang digunakan

dalam menghasilkan keluaran.

Keluaran dan masukan yang digunakan dinyatakan dalam

harga satuan yang sama, seperti misalnya nilai uang yang

dinyatakan dalam harga konstan pada periode

pengukuran dasar.

2.11.1.1. Elemen Keluaran

Dalam model pengukuran produktivitas total Sumanth

yang termasuk elemen keluaran, adalah:

41

Page 38: TUGAS ERGONOMI_jbptunikompp-gdl-s1-2005-suhartati1-1461-bab-ii.doc

1. Unit produk jadi, yaitu semua produk yang

dihasilkan dalam proses produksi dan bukan jumlah

produk terjual.

2. Unit produk setengah jadi, yaitu produk yang masih

dalam tahap penyelesaian.

3. Deviden surat berharga, faktor ini meskipun

biasanya diabaikan harus masuk kedalam elemen

keluaran, karena dalam prosesnya menggunakan

sebagian besar masukan modal.

4. Bunga pinjaman, ini juga termasuk sebagai faktor

elemen keluaran dengan lasan sama dengan

deviden.

5. Pendapatan lain-lain.

2.11.1.2. Elemen Masukan

1. Tenaga kerja, masukan tenaga kerja

dibedakan menurut karakteristik, tingkat

koordinasi, kekuasaan membuat kebijakan dan

hubungan langsung dengan proses produksi

menjadi beberapa kategori, yaitu:

42

Page 39: TUGAS ERGONOMI_jbptunikompp-gdl-s1-2005-suhartati1-1461-bab-ii.doc

Manager, yaitu orang yang tugas utamanya

menangani koordinasi proses dan memiliki

kekuasaan untuk membuat kebijaksanaan.

Birokrat, yaitu orang-orang yang terlibat dalam

kooordinasi proses, tetapi hanya memiliki

sedikit kekuasaan atau bahkan tidak sama sekali

tidak memiliki kekuasaan untuk membuat

kebijaksanaan dalam menjalankan tugasnya

karena prosedur kerjanya ditentukan oleh

manager.

Profesional, yaitu orang memiliki kemampuan

menciptakan gagasan atau ide ketimbang

menentukan kebijaksanaan dalam kegiatannya.

Buruh, yaitu pekerja langsung di pabrik yang

kegiatannya telah ditentukan.

2. Modal, terdiri dari modal tetap dan modal

lancar. Modal tetap meliputi tanah, banguanan

pabrik, peralatan dan lain-lain. Modal lancar

meliputi ongkos persediaan, uang kas dan

tagihan.

3. Material, terdiri atas bahan baku dan

komponen yang dibeli. Nilai total material selama

43

Page 40: TUGAS ERGONOMI_jbptunikompp-gdl-s1-2005-suhartati1-1461-bab-ii.doc

periode berjalan adalah penjumlahan dari nilai

total bahan baku dan nilai total part yang dibeli.

4. Energi adalah ongkos energi yang timbul

dengan menggunakan satu atau lebih sumber

bahan bakar.

5. Biaya lainnya yang meliputi biaya

perjalanan, pajak, ongkos profesional, biaya

pemasaran dan lain-lain.

Notasi untuk produktivitas total perusahaan adalah:

.......

(2.3)

………….

(2.4)

PPij = Produktivitas Parsial Produk i untuk Faktor

Masukan j ....(2.5)

{J} = {H, M, C, E, X}

………………...........................................(2.6)

Dimana:

44

Page 41: TUGAS ERGONOMI_jbptunikompp-gdl-s1-2005-suhartati1-1461-bab-ii.doc

H = masukan tenaga kerja

M = masukan material dan semua komponen yang dibeli

C = masukan modal baik modal tetap maupun modal

lancar

E = masukan energi

X = masukan lain-lain

i = 1, 2, 3, ..., N

N = jumlah jenis produk yang dihasilkan perusahaan

selama pengukuran

Oi = keluaran produk i untuk periode yang diukur dalam

nilai uang harga konstan

OF = keluaran perusahaan untuk periode yang diukur

dalam nilai uang harga konstan

Ii = Masukan total untuk periode yang diukur dalam

nilai uang harga konstan

Iij = Masukan faktor j untuk periode yang diukur dalam

nilai uang harga konstan

IF = Masukan total perusahaan untuk periode yang

diukur dalam nilai uang harga konstan

IF =

……………...........................................(2.6)

45

Page 42: TUGAS ERGONOMI_jbptunikompp-gdl-s1-2005-suhartati1-1461-bab-ii.doc

Jika O mewakili perode dasar da t mewakili periode yang

diukur, maka:

............................................

(2.7)

..........................................

(2.8)

Indeks produktivitas total perusahaan pada periode t

(TPI)t didefinisikan sebagai:

.......................................................................

....(2.9)

Sedangkan indeks produktivitas total untuk produk i pada

periode t (TPI)it didefinisikan sebagai:

......................................................................

.....(2.10)

46

Page 43: TUGAS ERGONOMI_jbptunikompp-gdl-s1-2005-suhartati1-1461-bab-ii.doc

2.11.2. Model Pengukuran Produktivitas POSPAC

Banyak model pengukuran yang telah dikembangkan

oleh para ahli di Inggris yang salah satunya adalah Mark

Ganevous (1986). Model ini dapat digunakan untuk

tingkat perusahaan, baik model teknik maupun model

ekonomi. Salah satu model yang digunakan untuk

mengukur produktivitas perusahaan serta jenis

produktivitas yang diukur adalah produktivitas parsial

yang masing-masing akan menggambarkan produktivitas

berbagai kegiatan di lingkungan perusahaan.

Model POSPAC ini terdiri dari 6 ukuran produktivitas

parsial, yaitu:

1. P : Production Productivity

2. O : Organization Productivity

3. S : Sales Productivity

4. P : Product Productivity

5. A : Arbeiter Productivity

6. C : Capital Productivity

47

Page 44: TUGAS ERGONOMI_jbptunikompp-gdl-s1-2005-suhartati1-1461-bab-ii.doc

Berdasarkan ukuran-ukuran tersebut, maka perhitungan

rasio produktivitas POSPAC dapat dilakuakn dengan

metode pengukuran produktivitas POSPAC yang

meliputi:

Analisis Produktivitas Produksi

Analisis Produktivitas Organisasi

Analisis Produktivitas Penjualan

Analisis Produktivitas Produk

Analisis Produktivitas Tenaga Kerja

Analisis Produktivitas Modal

Adapun rumus produktivitas parsial POSPAC adalah,

sebagai berikut:

a) Pengukuran tingkat produktivitas

produksi

……………………..........

(2.11)

b) Pengukuran tingkat

produktivitas organisasi

48

Page 45: TUGAS ERGONOMI_jbptunikompp-gdl-s1-2005-suhartati1-1461-bab-ii.doc

…………….........

(2.12)

c) Pengukuran tingkat

produktivitas penjualan

.…………………..........

(2.13)

d) Pengukuran tingkat

produktivitas produk

.……………………...........

(2.14)

e) Pengukuran tingkat

produktivitas tenaga kerja

…………....................

(2.15)

f) Pengukuran tingkat

produktivitas modal

…………………….............

(2.16)

49

Page 46: TUGAS ERGONOMI_jbptunikompp-gdl-s1-2005-suhartati1-1461-bab-ii.doc

Untuk memberikan gambaran lebih lanjut disajikan pada

Tabel 2.1 yang menunjukkan tindakan-tindakan

perbaikan yang akhirnya dapat menghasilkan

peningkatan produktivitas diberbagai bidang, yaitu:

Tabel 2.1 Tindakan meningkatkan produktivitas

Jenis ProduktivitasTindakan Untuk Meningkatkan

ProduktivitasProduktivitas Produksi Perencanaan Produksi

Pengendalian biaya dan kualitasPenanggualangan gangguanPenjadwalan pemeliharaan

Produktivitas Organisasi Strategi perusahaanPengembangan organisasi perusahaanRasionalisasiPeningkatan manajemen

Produktivitas Penjualan Organisasi fungsi pemasaranAnalisis permintaanAnalisis distribusiStrategi harga

Produktivitas Produk Tanggapan pelangganAnalisis kebutuhanKeuntungan jasaPengembangan produk

Produktivitas Tenaga Kerja MotivasiGaji sesuai prestasi

50

Page 47: TUGAS ERGONOMI_jbptunikompp-gdl-s1-2005-suhartati1-1461-bab-ii.doc

Lingkungan kerjaPerbaikan metodePendidikan dan pelatihan

Produktivitas Modal Analisis investasiPengendalian persediaanEkonomi perusahaanPerencanaa dan pengendalian

2.12. Pertambahan Nilai

Definisi pertambahan nilai adalah:

1. Penjualan dikurangi pembelian barang dan jasa

dari pihak ketiga

2. Total kekayaan yang diciptakan perusahaan

3. Gaji, upah, bonus + bunga modal + laba + pajak

Berdasarkan definisi tersebut maka nilai tambah

merupakan kekayaan yang dikumpulkan oleh usaha

bersama dari pekerja perusahaan dan penyedia modal.

Maka yang ikut menciptakan nilai tambah harus

mendapatkan bagian dari pertambahan kekayaan berupa

upah, gaji pensiunan, bunga pinjaman dan pajak.

Pentingnya pertambahan nilai, antara lain:

1. Menunjukkan bagaiman kekayaan perusahaan

diciptakan melalui proses produksi

51

Page 48: TUGAS ERGONOMI_jbptunikompp-gdl-s1-2005-suhartati1-1461-bab-ii.doc

2. Untuk merencanakan peningkatan produktivitas

melalui pengalokasian sumber daya perbaikan

metode kerja, mengefisienkan masukan.

3. Untuk melihat hubungan antara produktivitas

tenaga kerja, aset dan profitabilitas perusahaan.

Terdapat dua cara menghitung pertambahan nilai,

yaitu metode pengurangan dan metode pertambahan.

I. Metode Pertambahan

PN = R –

BPMS………………….......................................

(2.17)

Dimana : PN = pertambahan nilai

R = penjualan bersih

BPMS = pembelian barang dan jasa

Pembelian barang dan jasa, meliputi:

a. Barang dan jasa yang habis

digunakan.

b. Perkakas yang habis digunakan

untuk perbaikan

c. Bahan baku, bahan penolong,

dan bahan bakar

52

Page 49: TUGAS ERGONOMI_jbptunikompp-gdl-s1-2005-suhartati1-1461-bab-ii.doc

d. Biaya subkontrak dan sewa

peralatan operasional

e. Biaya perlatan kantor

f. Jasa yang dibeli di luar

perusahaan

g. Jasa transportasi

h. Jasa iklan

i. Jasa bantuan ahli atau pakar

diluar perusahaan

II. Metode Pertambahan

PN = BTK + BM +

LK…………………...........................(2.18)

Dimana: BTK = Biaya tenaga kerja

BM = Baiya modal

LK = Laba kotor

2.13. Penentuan Periode dasar

Pengukuran produktivitas baru memiliki makna jika

hasilnya dapat dibandingakn antar periode atau waktu

standar, untuk mengetahui perkembangan produktivitas

perusahaan diperlukan suatu periode dasar yang akan

digunakan sebagai pembanding untuk mengetahui tingkat

53

Page 50: TUGAS ERGONOMI_jbptunikompp-gdl-s1-2005-suhartati1-1461-bab-ii.doc

produktivitas yang telah dicapai. Periode dasar

merupakan periode yang dianggap normal, pada peride

ini hasil produksinya tidak jauh berbeda dari hasil

produksi rata-rata.

Menurut David J. Sumanth, beberapa hal yang perlu

dipertimbangkan dalam menentukan periode dasar, yaitu:

1. Dimulainya suatu program produktivitas pertama

kali

2. Status produk yang dihasilkan apakah merupakan

produk baru atau lama.

3. Frekuansi terjadinya pengenalan produk abru.

4. Adanya kejadian luar biasa dalam perusahaan,

misalnya terhentinya kegiatan produksi

5. Pola permintaan produk (apakah pola permintaan

musiman)

6. Ketersediaan sistem pengumpul atau updating

data yang memadai

7. Lamanya suatu periode pengukuran. Apakah

dinyatakan dalam bulan, tahun atau semester.

2.14. Penggunaan Deflator

54

Page 51: TUGAS ERGONOMI_jbptunikompp-gdl-s1-2005-suhartati1-1461-bab-ii.doc

Nilai uang rupuah Indonesia mengalmi perubahan-

perubahan baik uang disebabkan oleh inflasi, devaluasi

maupun pemotongan uang kertas kartal. Proses untuk

menghilangkan akibat perubahan harga dalam nilai

rupiah itu disebut pendeflasian.

Agar pengukuran produktivitas lebih memperlihatkan

ukuran yang mendekati keadaan yang sebenarnya, maka

digunakan perhitungan deflator. Hal ini diartikan sebagai

penggunaan harga konstan dari tahun tersebut.

D = Dn-1 + In ….…………………………………………….

(2.19)

Dimana: Dn-1 = deflator sebelum periode

In = laju inflasi periode ke-n

n = 1, 2, 3, …, n

2.15. Harga Konstan

Pengukuran produktivitas yang akan bibahas

menggunakan harga kostan. Angka yang diperoleh dari

data keuangan perusahaan, nilainya berdasarkan harga

yang berlaku jika produktivitas diukur berdasarkan nilai,

maka aspek inflasi atau perubahan harga perlu

55

Page 52: TUGAS ERGONOMI_jbptunikompp-gdl-s1-2005-suhartati1-1461-bab-ii.doc

dihilangkan. Dengan kata lain, untuk membandingkan

produktivitas dari satu periode ke periode lain perlu

disesuaikan dengan nilai konstan. Agar sampai pada nilai

konstan, nilai rupiah keluaran dan masukan sekarang

dideflasikan dengan menggunakan deflator. Krena pada

prakteknya sangat sedikit perusahaan yang menyimpan

catatan perubahan nilai produk.

Pada perhitungan harga konstan diperlukan deflator segai

faktor koreksi laju inflasi dan perubahan nilai. Laju

inflasi yang digunakan dalam pengukuran produktivitas

diperoleh dari BPS (Badan Pusat Statistik).

Perhitungan Harga konstan dengan cara mengidentifikasi

secara rinci elemen-elemen keluaran dan masukan,

kemudian mengkonstankannya dengan menggunakan

deflator. Dalam penelitian ini deflator yang digunakan

adalah kumulatif laju inflasi. Rumus dari harga konstan

tersebut adalah:

...……………………………………………….

(2.20)

56

Page 53: TUGAS ERGONOMI_jbptunikompp-gdl-s1-2005-suhartati1-1461-bab-ii.doc

Dimana: HK = harga konstan

HB = harga berlaku

D = deflator

2.16. Indeks Produktivitas

Pengukuran indeks produktivitas dibuat untuk

mengetahui perkembangan produktivitas dari waktu ke

waktu sehinggga dapat diketahui berapa besar tingkat

kenaikan dan penurunan produktivitas pada perusahaan.

Rumus untuk pengukuran indeks produktivitas:

...............

(2.21)

Menghitung perubahan indeks produktivitas

Terdiri atas dua bagian, yaitu:

a) Perhitungan perubahan

indeks produktivitas dibandingkan terhadap periode

dasar.

……………………………..........

(2.22)

57

Page 54: TUGAS ERGONOMI_jbptunikompp-gdl-s1-2005-suhartati1-1461-bab-ii.doc

b) Perhitungan perubahan

indeks produktivitas dibandingkan terhadap periode

sebelumnya.

…………………………….........

.(2.23)

Dimana: PIP = Perubahan indeks produktivitas

IPt = Indeks produktivitas pada periode t

IPo = Indeks produktivitas pada periode

sebelumnya

t = 1, 2, 3, …, n

n = jumlah periode

2.17. Laju Pertumbuhan Produktivitas

Laju pertumbuhan produktivitas adalah angka yang

menunjukkan tingkat pertumbuhan produktivitas selama

periode pengukuran. Laju pertumbuhan produktivitas

dihitung menggunakan Metode Least Square (Kuadrat

Terkecil)

58

Page 55: TUGAS ERGONOMI_jbptunikompp-gdl-s1-2005-suhartati1-1461-bab-ii.doc

………………………...........

(2.24)

Maka L = {(anti log b)-1}x 100%………………….

….............(2.25)

Dimana: L = Laju pertumbuhan

b = Gradien persamaan regresi linier

n = Jumlah data

y = Indeks produktivitas

x = Tahun

2.18. Analisis Finansial Perusahaan

Hal terpenting yang harus dilakukan untuk mengetahui

apakah suatu perusahaan dalam keadaan aman atau

beresiko, adalah melakukan analisis terhadap finansial

perusahaan yang bersangkutan. Analisis ini dilakukan

khusus dilakukan pada neraca keuangan suatu

perusahaan. Adapun kategori analisis neraca keuangan

tersebut, antara lain:

1. Suatu perusahaan yang dikatakan aman harus

memiliki tingkat pengembalian pinjaman yang

rendah, dasar modal yang besar dan laju

59

Page 56: TUGAS ERGONOMI_jbptunikompp-gdl-s1-2005-suhartati1-1461-bab-ii.doc

pertumbuhan yang lambat dengan hutang dan

aktiva jangka pendek yang sedikit.

2. Suatu perusahaan yang dikatakan beresiko jika

memiliki pencairan aktiva yang tinggi (aktiva

sulit cair nilainya), aktiva jangka panjang yang

tinggi, dana pendukung dari luar yang nilainya

lebih dari separuh bisnis, dasar modal yang kecil,

tingkat pertumbuhan tinggi dan pendapatannya

sangat fluktuatif.

2.19 . Rasio Finansial

60

Perusahaan yang aman

Aktiva lancar 70% Kewajiban lancar 25%

Aktiva tetap 30% Hutang jangka panjang 15%

Modal pemegang saham 60%

Perusahaan yang beresiko

Aktiva lancar 30% Kewajiban lancar 20%

Aktiva tetap 70% Hutang jangka panjang 45%

Modal pemegang saham 35%

Page 57: TUGAS ERGONOMI_jbptunikompp-gdl-s1-2005-suhartati1-1461-bab-ii.doc

Rasio adalah memperbandingkan suatu hal dengan hal

lainnya, sehingga dapat menunjukkan hubungan atau

korelasi. Jenis-jenis rasio dalam keuangan perusahaan,

yaitu:

1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas mengukur jumlah kas atau jumlah

investasi yang dapat dikonversikan atau diubah

menjadi kas untuk membayar pengeluaran, tagihan

dan seluruh kewajiban lainnya yang sudah jatuh

tempo.

2. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas mengukur dan membantu

mengontrol penerimaan. Beberapa macam rasio

profitabilitas, yaitu:

i. ..........

(2.26)

ii. …….……

(2.27)

iii.

(2.28)

61

Page 58: TUGAS ERGONOMI_jbptunikompp-gdl-s1-2005-suhartati1-1461-bab-ii.doc

iv. …………….

(2.29)

3. Rasio Efesiensi

Rasio efesiensi mengukur seberapa baik suatu bisnis

dijalankan. Rasio ini dapat mneunjukkan secara cepat

mengenai seberapa baik kebijakan kredit dijalankan

serta seberapa cepat perputaran sediaan.

62