tugas ergonomi_jbptunikompp-gdl-s1-2005-suhartati1-1461-bab-ii.doc
TRANSCRIPT
Analisis Produktivitas
By Eris Kusnadi
Produktivitas adalah ujian pertama kemampuan manajemen. (Peter F. Drucker, penulis buku Management by Objective)
Istilah produktivitas (productivity) sudah muncul tahun 1766 dari artikelnya François Quesnay, ekonom Perancis. Produktivitas kemudian menjadi sebuah konsep output dengan input yang pertama kali dicetuskan olehDavid Ricardo dan Adam Smith pada tahun 1810. Inti konsepnya adalah bagaimana output akan berubah jika bersama input berubah.
Secara sederhana produktivitas merupakan rasio output dengan input. Di industri manufaktur output bisa berupa produk hasil aktivitas manufaktur, sedangkan input bisa berupa seluruh sumber daya yang digunakan. Tujuan utama industri manufaktur adalah peningkatan produktivitas.
Terdapat suatu keyakinan bahwa peningkatan
produktivitas akan memberikan kontribusi positif
terhadap peningkatan ekonomi. Hal ini dapat
diilustrasikan oleh Gambar 1 di bawah ini.
5
(a) Kurva P (b) Kurva CSumber: Suhardi, 2008, pp. 7–8
Gambar 1. Kurva Peningkatan Produktivitas dan Kurva Penurunan Biaya
Produktivitas adalah rasio output per input. Jika output berupa unit yang dihasilkan oleh aktivitas manufaktur dan semua input yang diperlukan dikonversikan dalam unit satuan moneter (rupiah), maka:
Dengan formulasi di atas, peningkatan produktivitas akan terjadi bilamana output berhasil naik (bertambah besar) atau tetap dan di sisi lain input dalam hal ini bisa lebih ditekan lagi seminimal mungkin. Dengan demikian arah kurva P
6
akan cenderung naik seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 1a.
Naiknya produktivitas (Unit/Rp) ternyata membawa konsekuensi terhadap penurunan biaya produksi per unitnya (Rp/Unit). Formula Ci = 1/Pisehingga:
Berdasarkan formulasi di atas, maka arah kurva C akan cenderung turun jika produktivitas bisa dinaikkan seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 1b. Dampak akibat kenaikan produktivitas menyebabkan penurunan biaya per unitnya akan mampu meningkatkan daya saing output yang dihasilkan oleh industri.
Produktivitas tidak sama dengan produksi, tetapi produksi, performansi kualitas, hasil-hasil, merupakan komponen dari usaha produktivitas. Dengan demikian, produktivitas merupakan suatu kombinasi dari efektivitas dan e
7
fisiensi. Secara umum produktivitas dapat dinyatakan sebagai rasio antara output terhadap input, atau rasio hasil yang diperoleh terhadap sumber daya yang digunakan:
Jika dalam rasio itu input yang dipakai untuk menghasilkan ouputdihitung seluruhnya maka disebut produktivitas total. Rumus yang digunakan untuk menghitung produktivitas total sebagai berikut:
Produktivitas total digunakan untuk mengukur perubahan efi
8
siensi dari kegiatan operasi. Untuk mengukur perubahan produktivitas total dalam suatu periode waktu, semua faktor yang berkaitan dengan kuantitas outputdan input yang dipakai selama periode tadi diperhitungkan.
Jika yang dihitung sebagai input hanya komponen tertentu saja maka disebut produktivitas parsial. Rumus yang digunakan sebagai berikut:
Produktivitas parsial (misalnya tenaga kerja)
atau
Menurut Dewan Produktivitas Nasional RI tahun 1983, peningkatan produktivitas dapat dilihat dalam tiga bentuk:
1. jumlah output dalam mencapai tujuan meningkat dengan menggunakan sumber daya yang sama,
2. jumlah output dalam mencapai tujuan sama atau meningkat dicapai dengan menggunakan sumber daya yang lebih sedikit, dan
3. jumlah output dalam mencapai tujuan yang jauh lebih besar diperoleh dengan pertambahan sumber daya yang relatif lebih kecil.
9
Produktivitas dapat diukur dalam berbagai bentuk. Tabel 1 menunjukkan contoh pengukuran produktivitas pada beberapa industri.
Tabel 1Contoh pengukuran produktivitas
No. Contoh pengukuran produktivitas
1.
2.
3.
4.
5.
6.
10
Sumber:
Kusnadi, E. (2009). Analisis produktivitas terhadap penyeimbangan lintasan. Unpublished undergraduate thesis, Program Studi Teknik Industri, Universitas Mercu Buana, Jakarta.
Suhardi, B. (2008). Perancangan sistem kerja dan ergonomi industri jilid 1 untuk SMK. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.
11
12
Bab 2
Tinjauan Pustaka
2.1. Konsep Dasar Sistem Produktivitas
Pada tahun 1883, Litter mendefinisikan produktivitas
sebagai kemampuan untuk berproduksi. Kemudian pada
awal abad ke 19 dikenal definisi yang lebih spesifik,
yang menyatakan bahwa produktivitas merupakan
hubungan antara keluaran dan sumber yang digunakan
untuk menghasilkan keluaran tersebut.
Apabila ukuran keberhasilan produksi hanya dipandang
dari satu sisi, maka produktivitas dipandang dari dua sisi
sekaligus, yaitu: sisi input dan sisi output. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa produktivitas berkaitan
dengan efisiensi penggunaan input dalam memproduksi
output (barang dan atau jasa).
Mauli (1978) menyatakan bahwa, produktivitas tidak
sama dengan produksi tetapi produksi, performansi
kualitas, hasil-hasil, merupakan komponen dari usaha
produktivitas. Dengan demikian, produktivitas
13
merupakan kombinasi efektivitas dan efisiensi, sehinggga
produktivitas dapat diukur berdasarkan pengukuran
berikut:
.….........
(2.1)
Berdasarkan definisi produktivitas di atas, sisitem
produktivitas dalam industri dapat digambarkan dalam
Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Skema sistem produktivitas
Beberapa ahli memberikan definisinya, tentang
produktivitas seperti dikemukakan sebagai berikut:
14
1. Paul Mauli (1978) mendefinisikan produktivitas
adalah pengakuan seberapa baik sumber daya
digunakan bersama di dalam organisasi untuk
menghasilkan untuk menyelesaikan suatu kumpulan
hasil-hasil.
2. Marvin E. Mundel (1978), mendefinisikan
produktivitas adalah rasio dari keluaran yang
dihasilkan dan digunakan di luar organisasi dan
sumber-sumber daya yang digunakan dibagi dengan
rasio yang sama dari suatu periode dasar.
3. Peter F. Ducker (1981), mendefinisikan
produktivitas adalah keseimbangan antara seluruh
faktor-faktor produksi yang akan memberikan
keluaran yang lebih banyak melalui penggunaan
sumber yang lebih irit.
4. David J. Sumanth (1985), mendefinisikan
produktivitas total adalah perbandingan antara output
tangible dan input tangible.
5. Menurut OECD (Organization for Economic
Cooperation and Development) bahwa Productivity is
equal to output divided by one of it’s production
element.
15
Menurut OECD pada dasarnya, produktivitas adalah
keluaran dibagi dengan elemen produksi yang
dimanfaatkan.
6. Menurut ILO (International Labour
Organization), menyatakan bahwa “Production are
produced as a result of the integration of four mayor
elements land, capital, labour and organization. The
ratio of these elements to production is a measure of
the productivity”.
Menurut ILO pada prinsipnya, produksi terjadi
karena adanya keterkaitan empat elemen utama yaitu
tanah, modal, buruh dan organisasi. Perbandingan
dari elemen produksi tersebut merupakan ukuran dari
produktivitas.
7. Menurut EPA (European Productivity Agency),
menyatakan behwa “Productivity is the degree of the
effective utilization of each productivity element ”.
Menurut EPA, pada prinsipnya produktivitas adalah
tingkat efektifitas pemanfaatan setiap elemen
produktivitas.
8. Menurut tulisan Vinay Goel yang termuat dalam
bukunya yang berjudul “Towards Higher productivity
16
”, menyatakan bahwa Productivity is the relationship
between the output produced and the input consumed
at any given point of time.
Menurut Vinay Goel tersebut bahwa, produktivitas
adalah hubungan antara keluaran dan masukan yang
digunakan pada waktu tertentu.
9. Menurut Formulasi dari National Productivity
Board, Singapore.
Pada prinsipnya, produktivitas adalah sikap mental
(attitude of mind) yang memiliki semangat untuk
bekerja keras dan ingin memiliki kebiasaan untuk
melakukan peningkatan perbaikan. Perwujudan sikap
mental tersebut dalam berbagai kegiatan dapat
digambarkan sebagai berikut:
Yang berkaitan dengan diri sendiri dapat
dilakukan melalui peningkatan pengetahuan,
keterampilan, disiplin, upaya pribadi dan
kerukunan kerja.
Yang berkaitan dalam pekerjaan kita dapat
dilakukan melalui
o Manajemen dan metode kerja yang
lebih baik.
17
o Penghematan biaya
o Tepat waktu
o Sistem dan teknologi yang lebih
baik.
Sehingga dapat mencapai barang dan jasa yang
bermutu tinggi, market share yang lebih besar dan
standar kehidupan yang lebih baik.
10. Menurut Dewan Produktivitas Nasional (1986)
Produktivitas didefinisikan dari berbagai segi. Secara
filosofi atau psikologis, produktivitas merupakan
sikap mental yang selalu mempunyai pandangan
bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari
hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini.
a. Secara Ekonomis
Produktivitas merupakan usaha memperoleh hasil
sebesar besarnya dengan pengorbanan sekecil
kecilnya.
b. Secara Teknis
Produktivitas diformulasikan sebagai rasio
keluaran terhadap masukan.
Secara umum konsep produktivitas. Menggambarkan
kaitan antara hasil atau keluaran dengan sumber atau
18
masukan yang dipakai. Keluaran dapat berupa produk,
jasa dan produk atau jasa sampingan yang dihasilkan dan
dijual untuk perusahaan. Sedangkan masukan-masukan
itu dapat berupa bahan, tenaga kerja, modal, energi,
lahan, informasi, manajemen yang diperlukan untuk
menghasilkan keluaran-keluaran tersebut.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan produktivitas
berarti sama dengan memeprbesar rasio antara keluaran
dengan masukan, dimana hal ini dapat dilihat dalam tiga
bentuk:
1. Jumlah produksi meningkat dengan menggunakan
sumber daya yang sama.
2. Jumlah produksi yang sama atau meningkat
dicapai dengan menggunakan sumber daya yang
kurang.
3. Jumlah produksi yang jauh lebih besar diperoleh
dengan pertambahan sumber daya yang kurang.
2.2. Siklus Produktivity
Sumanth (1985), memperkenalkan suatu konsep formal
yang disebut dengan siklus produktivitas (productivity
19
cycle) yang dipergunakan dalam peningkatan
produktivitas secara terus menerus. Pada dasarnya
konsep siklus produktivitas terdiri dari empat tahap
utama, yaitu:
1. Pengukuran Produktivitas ( Productivity
Measurement)
2. Evaluasi Produktivitas ( Productivity Evaluation)
3. Perencanaan Produktivitas ( Productivity Planning)
4. Peningkatan Produktivitas ( Productivity
Improvement)
Konsep siklus produktivitas ini ditunjukkan dalam
gambar sebagai berikut
Gambar 2.2 Konsep siklus produktivitas
20
Dari gambar 2.2 tampak bahwa siklus produktivitas
merupakan suatu proses yang kontinyu yang melibatkan
aspek-aspek: pengukuran, evaluasi, perencanaan dan
peningkatan produktivitas. Berdasarkan konsep siklus ini,
secara formal program peningkatan produktivitas harus
dimulai melalui pengukuran produktivitas dari sistem
industri itu sendiri. Untuk keperluan ini berbagai teknik
pengukuran dapat digunakan dan dikembangkan dari
memilih indikator pengukuran yang sederhana sampai
yang lebih kompleks dan komprehensif.
Apabila produktivitas dari sistem industri telah dapat
diukur, langkah berikutnya adalah mengevaluasi tingkat
produktivitas aktual untuk dibandingkan dengan rencana
yang telah ditetapkan. Kesenjangan yang terjadi antara
tingkat produktivitas aktual dan rencana merupakan
masalah produktivitas yang ahrus dievaluasi dan dicari
akar penyebab yang menimbulkan kesenjangan
produktivitas.
Untuk mencari target produktivitas yang telah
direncanakan itu, berbagai program formal dapat
21
dilakukan untuk meningkatkan produktivitas secara terus
menerus. Siklus produktivitas itu diulang kembali secara
kontinyu untuk mencapai peningkatan produktivitas terus
menerus dalam sistem industri.
2.3. Unsur-Unsur Produktivitas
Meskipun setiap orang dapat mengajukan definisi yang
berbeda tentang produktivitas, namun definisi itu harus
mengaitkan produktivitas secara langsung dengan aspek-
aspek efisiensi, efektivitas dan kualitas. Dalam hal ini
produktivitas harus didefinisikan sebagai rasio antara
efektivitas pencapaian tujuan pada tingkat tertentu
(output) dan efisiensi penggunaan sumber-sumber daya
(input). Dengan demikian sebelum melakukan
pengukuran produktivitas pada sistem apa pun, terlebih
dahulu harus merumuskan secara jelas keluaran apa saja
yang akan dipergunakan dalam proses sistem tersebut
untuk menghasilkan keluaran itu.
Pengertian unsur-unsur produktivitas itu sendiri adalah
sebagai berikut:
1. Kualitas. Produktivitas merupakan ukuran
kualitas, meskipun kualitas sulit diukur secara
22
matematis melalui rasio keluaran-masukan, namun
jelas bahwa kualitas masukan dan kualitas proses
akan menentukan tingkat kualitas keluaran.
2. Efektivitas. Efektivitas merupakan suatu ukuran
yang memberikan gambaran seberapa jauh target
dapat tercapai baik secara kuantitas maupun waktu,
hal ini berorientasi pada keluaran. Peningkatan
efektivitas belum tentu dibarengi dengan
peningkatan efisiensi dan sebaliknya.
3. Efisiensi. Efisiensi merupakan suatu ukuran
dalam membandingkan penggunaan masukan (input)
yang direncanakan dengan penggunaan masukan
yang sebenarnya. Pengertian efisiensi berorientasi
pada masukan.
2.4 Ruang Lingkup produktivitas
1. Ruang Lingkup Internasional
Ukuran yang dipergunakan untuk mengukur
produktivitas nasional adalah Gross National Product
(GNP) dan Gross Domestic Product (GDP).
23
2. Ruang Lingkup Nasional
Dapat dipergunakan untuk meramalkan tinadakan
pendapatan nasional dan untuk mengukur efisiensi
aliran sumber daya di suatu negara.
3. Ruang Lingkup Industri
Dapat dipakai untuk mengukur kinerja industri di
suatu negara dan untuk meramalkan pertumbuhan
indutri di masa yang akan datang.
4. Ruang Lingkup Perusahaan atau Organisasi
Dapat digunakan untuk perencanaan sumber daya
perusahaan atau organisasi, mengetahui efisiensi
penggunaan sumber daya dan untuk perbandingan
tingkat produktivitas antara perusahaan atau
organisasi dalam kategori tertentu.
2.5. Jenis-Jenis Produktivitas
Menurut Sumanth, ada tiga jenis dasar produktivitas
yaitu:
1. Produktivitas Parsial adalah perbandingan antara
keluaran dengan salah satu faktor masukan, misalnya:
24
produktivitas tenaga kerja yang merupakan
perbandingan keluaran dengan masukan.
2. Produktivitas Dua Faktor adalah perbandingan
antara keluaran bersih dengan masukan tenaga kerja
dan masukan kapital dimana keluaran bersih adalah
keluaran total akurasi jumlah barang dan jasa yang
dibeli.
3. Produktivitas Total adalah perbandingan antara
keluaran dengan jumlah seluruh faktor masukannya.
Jadi pengukuran produktivitas total mencerminkan
pengaruh bersama seluruh masukan dalam
menghasilkan keluaran.
2.6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Produktivitas
Menurut Sumanth (1985), secara garis besar ada 12
faktor yang mempengaruhi naik turunnya produktivitas,
yaitu:
1. Peraturan Pemerintah
Peraturan pemerintah berperan untuk mengatur
keseimbangan pencapaian sasaran industri dan
sasaran sosial yang sering bertentangan.
25
2. Manajemen
Manajemen merupakan faktor yang paling
berpengaruh, terutama dalam proses perencanaan dan
penjadwalan, pengaturan beban kerja, kejelasan
instruksi kerja dan evaluasi kerja sehingga dapat
menumbuhkan motivasi kerja dan loyalitas pekerja
peda perusahaan.
3. Investasi
Besar kecilnya investasi akan menentukan modal
usaha dan akan berpengaruh terhadap usaha untuk
mempromosikan produk, market share atau
penggunaan kapasitas.
4. Umur Pabrik atau Peralatan
Umur pabrik atau peralatan mempengaruhi kinerja,
sehingga juga berpengaruh terhadap produktivitas.
5. Pemakaian Kapasitas
Persentase pemakaian kapasitas menentukan besar
kecilnya keluaran per jam.
6. Ongkos Energi
26
Ketersediaan dan kemudahan mendapatkan energi
brpengaruh secara langsung terhadap biaya produksi
dan operasi pabrik.
7. Penelitian dan Pengembangan
Penelitian dan pengembangan dapat meningkatkan
produktivitas dengan menghasilkan inovasi-inovasi
yang dapat memperbaiki keadaan produksi di pabrik.
8. Rasio Kapital-Buruh
Rasio kapital-buruh yang tinggi menandakan bahwa
perusahaan memakai teknologi yang tinggi, sehingga
jumlah produksi per unit meningkat.
9. Komposisi Tenaga Kerja
Adanya pergeseran struktur pekerja dari pekerja
pabrik menjadi pekerja yang mengandalkan
pengetahuan yang kurang dan diikuti oleh pelatihan
yang kurang memadai.
10. Pengaruh Serikat Pekerja
Serikat pekerja harus mendapatkan perhatian dari
manajemen sehingga dapat memberikan pengaruh
positif terhadap produktivitas.
11. Etika Pekerja
27
Dengan meningkatkan perhargaan terhadap waktu,
pemanfaatan waktu kerja menjadi lebih produktif.
12. Ketakutan Pekerja Akan Kehilangan Pekerjaan
Program peningkatan produktivitas di perusahaan
tanpa diimbangi komunikasi yang baik antara pihak
manajemen dan pekerja akan menimbulkan ketakutan
pekerja bahwa usaha-usaha peningkatan produktivitas
akan mengakibatkan mereka kehilangan pekerjaan.
2.7. Penyebab Rendahnya Produktivitas
Dalam bukunya yang berjudul “Improving Total
Produktivity”, Paul Mali mengemukakan 12 sebab yang
dapat mengakibatkan rendahnya produktivitas. Walaupun
yang dikemukakannya belum tentu sesuai dengan kondisi
yang dihadapi tetapi ada beberapa hal yang bersifat
umum, yang dapat digunakan sebagai bahan pengendali.
Sebab-sebab yang dapat mengakibatkan rendahnya
produktivitas, antara lain:
1. Terjadinya penghamburan dalam penggunaan
sumber daya yang disebabkan ketidakmampuan
untuk mengukur dan mengendalikan produktivitas
dari pekerja yang jumlahnya semakin banyak
28
2. Adanya penundaan dan keterlambatan dalam
pengambilan keputusan disebabkan karena
ketidakjelasan wewenang dan ketidakefisienan dalam
organisasi yag sangat besar.
3. Membengkaknya biaya sehubungan dengan
keinginan untuk melakukan ekspansi yang
mengakibatkan berkurangnya pertumbuhan.
4. Motivasi yang rendah, karena meningkatnya
jumlah pekerja baru yang mempunyai latar belakang
kehidupan yang berkecukupan dengan segala sikap
baru.
5. Terlambatnya pengiriman bahan baku karena
kurangnya persediaan dan kacaunya jadwal, akibat
perencanaan dan pengendalian yang buruk.
6. Timbulnya konflik dalam bekerja sama yang
tidak dapat diselesaikan yang mengakibatkan
organisasi bekerja secara tidak efektif.
7. Keinginan manajemen untuk meningkatkan
produktivitas karena dibatasi undang-undang yang
baru atau karena masih berlakunya undang-undang
yang sudah usang.
29
8. Munculnya ketidakpuasan dan kebosanan dalam
melakukan pekerjaan yang diakibatkan oleh semakin
terbatasnya dan semakin terspesialisasinya bidang
pekerjaan.
9. Meningkatnya tingkat inflasi yang diakibatkan
oleh pemberian imbalan dan keuntungan yang tidak
dapat diimbangi oleh peningkatan produktivitas,
sehingga akan mengakibatkan rendahnya
produktivitas kerja.
10. Menurunnya kesempatan dan penemuan-
penemuan baru, akibat perkembangan teknologi
yang pesat dan meningkatnya ongkos produksi.
11. Kacaunya disiplin terhadap waktu, karena
keinginan untuk mempunyai waktu luang yang lebih
banyak.
12. Ketidakmampuan untuk menyamakan percepatan
dari informasi dan pengetahuan akan mengakibatkan
kemampuan para pelaksana menjadi tidak terpakai.
2.8. Pentingnya Peningkatan Produktivitas
Ditinjau dari segi manfaat, maka peningkatan
produktivitas merupakan suatu hal yang sangat penting
30
dikembangkan dan diwujudkan melalui program yang
konkrit dan terarah serta terpadu, yang dilaksanakan
secara konsisten dan berkesinambungan. Untuk itu
pemahaman tentang pentingnya peningkatan
produktivitas harus benar-benar diketahui oleh setiap
struktur dalam organisasi.
2.8.1. Arti dan Wujud Peningkatan Produktivitas
Peningkatan produktivitas mempunyai pengertian
mennghasilkan barang atau jasa yang lebih baik dengan
biaya per unit yang lebih rendah, dari semula dengan
menggunakan masukan tertentu.
Variasi perubahan keluaran dan masukan tersebut akan
mempengaruhi tingkat produktivitas, sebagai berikut:
1. Apabila masukan turun, keluaran tetap maka
produktivitas naik
2. Apabila masukan turun, keluaran naik maka
produktivitas naik
3. Apabila masukan tetap, keluaran naik maka
produktivitas naik
4. Apabila masukan naik, keluaran naik maka
produktivitas naik
31
5. Apabila jumlah kenaikan lebih besar dari pada
kenaikan masukan, maka produktivitas naik
6. Apabila masukan turun, keluaran turun dan
jumlah penurunan lebih kecil dari pada turunnya
keluaran maka produktivitas naik.
2.8.2. Manfaat Peningkatan Produktivitas
Peningkatan produktivitas mempunyai manfaat yang
sangat penting, baik pada tingkat nasional, tingkat
perusahaan ataupun individu.
Pada Tingkat Nasional
1. Meningkatkan kemampuan bersaing khususnya
dalam perdagangan internasional sehingga
kemungkinan bertambahnya pendapatan negara. Hal
ini mendorong pemerintah untuk mengadakan
investasi baru yang diharapkan dapat membantu
memperluas kesempatan kerja.
2. Mendororng pertumbuhan ekonomi yang akan
menunjang terwujudnya kemakmuran sehingga
dapat:
Meningkatkan standar hidup dan martabat
bangsa.
32
Memperoleh eksistensi dan potensi bangsa
yang berarti akan memantapkan ketahanan
nasional.
3. Sebagai alat untuk membantu merumuskan
kebijaksanaan dalam perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan nasional.
Pada Tingkat Perusahaan
1. Memperkuat daya saing perusahaan karena dapat
memproduksi dengan biaya yang lebih rendah dan
mutu produksi yang lebih baik.
2. Menunjang kelestarian dan perkembangan perusahaan
karena dengan peningkatan produktivitas perusahaan
akan memungkinkan memperoleh keuntungan yang
dapat dimanfaatkan untuk investasi baru
3. Meningkatkan standar hidup dan martabat karyawan
beserta keluarga.
4. Menunjang terwujudnya hubungan kerja lebih baik
apabila produktivitas gain yang diperoleh berkat
peningkatan produktivitas yang dapat dinikmati
secara sepadan baik oleh perusahaan.
33
5. Membantu perluasan kesempatan kerja. Hal ini terjadi
karena keuntungan yang diperoleh dapat
dimanfaatkan untuk ekspansi perusahaan yang berarti
membutuhkan tenaga kerja baru.
Pada Tingkat Individu
1. Meningkatkan pendapatan (income) dan jaminan
sosial lainnya.
2. Meningkatkan harkat, martabat dan pengakuan
terhadap potensi individu.
3. Meningkatkan motivasi kerja dan keinginan
berprestasi.
Secara skematis manfaat peningkatan produktivitas dapat
digambarkan, sebagai berikut:
Gambar 2.3 Skema manfaat peningkatan produktivitas
34
2.9. Pengukuran Produktivitas
Pengukuran produktivitas dapat dilakukan pada berbagai
skala unit kegiatan. Dimulai dari skala kecil hingga skala
terbesar, yaitu:
1. Stasiun kerja
2. Seksi atau unit pelaksana
3. Tingkat perusahaan
4. Industri
5. Nasional
6. Internasional
Masing-masing tingkat unit tersebut membentuk lingkup
pengukuran produktivitas yang memiliki manfaat sendiri-
sendiri. Pendekatan dalam membandingkan hasil
pengukuran produktivitas dibedakan dengan berbagai
cara, yaitu:
1. Membandingkan kinerja pada periode yang terukur
dengan periode dasar.
2. Membandingkan kinerja suatu unit organisasi
dengan unit organisasi lain.
3. Membandingkan kinerja yang sebenarnya dengan
target yang telah ditetapkan.
35
Terdapat beberapa manfaat pengukuran produktivitas
dalam suatu organisasi perusahaan, antara lain:
1. Perusahaan dapat menilai efisiensi konvensi sumber
dayanya, agar dapat meningkatkan produktivitas
melalui efisiensi penggunaan sumber-sumber daya
itu.
2. Perencanaan sumber-sumber daya akan lebih
efektif dan efisien melalui pengukuran
produktivitas, baik dalam perencanaan jangka
pendek maupun jangka penjang.
3. Pengukuran produktivitas perusahaan akan
mencapai menjadi informasi yang bermanfaat
dalam membandingkan tingkat produktivitas
diantara organisasi perusahaan dalam industri
sejenis.
4. Pengukuran produktivitas akan mencapai tindakan-
tindakan kompetitif berupa upaya-upaya
peningkatan produktivitas secara terus menerus.
5. Nilai-nilai produktivitas yang dihasilkan dari suatu
pengukuran dapat menjadi informasi yang berguna
untuk merencanakan tingkat keuntungan
perusahaan.
36
2.10. Kriteria Pengukuran Produktivitas
Langkah penting dalam peningkatan produktivitas untuk
mendesain dan melaksanakan ukuran-ukuran
produktivitas yang berarti diperlukan kriteria-kriteria
yang membangunnya. Adapun kriteria-kriteria
pengukuran produktivitas, antara lain:
1. Kesahihan (Validasi) adalah ukuran yang
dapat secara tepat menggambarkan perubahan
produktivitas yang sebenarnya, dimana terjadi
proses pengukuran yang melibatkan unsur-unsur
masukan.
2. Kelengakapan (Completeness), kelengkapan
menunjukkan bahwa ketelitian seluruh atau hasil
yang diperoleh dan masukan atau sumber daya
yang digunakan, dapat diukur dan termasuk
dalam perbandingan produktivitas yang akan
digunakan.
3. Dapat diperbandingkan (Comparebility),
produktivitas merupakan ukuran yang sifatnya
relatif. Pentingnya pengukuran produktivitas
terletak pada kemampuannya untuk dapat
37
diperbandingkan antara periode satu dengan
periode lainnya atau terhadap sasaran (standar),
sehingga dapat dilihat apakah penggunaan sumber
lebih efisien atau tidak dalam mencapai hasl.
Kuncinya adalah membuat kepastian bahwa data
harus tersedia dan dapat diperbandingkan.
4. Ketermasukan (Inclusiveness), biasanya
pengukuran produktivitas terpusat pada kegiatan
pembuatan produk dan juga hanya terbatas pada
beberapa unsur dalam kegiatan pembuatan
tersebut. Jangkauan pengukuran kegiatan dalam
proses produksi haruslah diperluas di luar
pengukuran terhadap pekerja dan bahan baku
yang biasanya dilakukan, sehingga mencakup
pula aspek kualitas, peralatan dan fasilitas. Lebih
jauh lagi, pengukuran produktivitas haruslah
dikembangkan pada kegiatan non pembuatan
produk dalam organisasi termasuk pembelian,
persediaan, pengendalian produksi, pengolahan
data, personil, keuangan, pelayanan terhadap
pelanggan dan penjualan.
38
5. Bertepatan Waktu (Timeless), pengembangan
produktivitas dimaksudkan sebagai alat yang
efektif bagi manajemen, sehingga dapat
dikombinasikan pada setiap manager yang
bertanggung jawab pada bidang dalam waktu
secepat mungkin, tetapi masih dalam batas yang
praktis.
6. Keefktifan Ongkos (Cost Effectiveness),
pengukuran produktivitas haruslah dilakukan
dengan memperhatikan ongkos-ongkos yang
berhubungan, baik langsung maupun tidak
langsung. Pengukuran harus pula dilakukan
sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu
usaha-usaha produktivitas yang sedang berjalan di
dalam organisasi.
2.11. Model Pengukuran Produktivitas Dengan Rasio
Finansial Pada Tingkat Perusahaan
Para ahli telah banyak mengembangkan model
pengukuran produktivitas yang dapat digunakan untuk
tingkat perusahaan. Adapun model pengukuran
39
produktivitas yang dilakukan melalui pendekatan rasio
finansial dan model teknik dapat dilihat sebagai berikut:
2.11.1. Model David J. Sumanth
Model produktivitas total dikenal oleh David J. Sumanth
(1985) dengan memperhitungkan semua faktor tangible
baik untuk masukan maupun keluaran pada ruang
lingkup perusahaan. Model ini disamping dapat
diterapkan pada perusahaan manufaktur juga dapat
diterapkan pada perusahaan jasa.
(2.2)
Dimana
Total keluran (tangible) terdiri dari:
a. Nilai dari semua produk jadi yang
dihasilkan
b. Nilai semua produk setengah jadi
c. Nilai deviden yang didapat dari saham
yang dimiliki
d. Nilai bunga Bank dari deposito atau
tabungan yang dimiliki.
40
e. Nilai dari pendapatan lainnya.
Total masukan (tangible) terdiri dari:
a. Nilai gaji karyawan yang dibayarkan
b. Nilai bahan yang digunakan
c. Nilai modal yang digunakan
d. Nilai energi yang digunakan
e. Nilai masukan lainnya yang digunakan
Tangibel adalah besaran yang dapat diukur, misalnya
jumlah mobil yang diproduksi
Keluaran adalah jumlah semua produk yang dihasilkan.
Masukan meliputi semua sumber daya yang digunakan
dalam menghasilkan keluaran.
Keluaran dan masukan yang digunakan dinyatakan dalam
harga satuan yang sama, seperti misalnya nilai uang yang
dinyatakan dalam harga konstan pada periode
pengukuran dasar.
2.11.1.1. Elemen Keluaran
Dalam model pengukuran produktivitas total Sumanth
yang termasuk elemen keluaran, adalah:
41
1. Unit produk jadi, yaitu semua produk yang
dihasilkan dalam proses produksi dan bukan jumlah
produk terjual.
2. Unit produk setengah jadi, yaitu produk yang masih
dalam tahap penyelesaian.
3. Deviden surat berharga, faktor ini meskipun
biasanya diabaikan harus masuk kedalam elemen
keluaran, karena dalam prosesnya menggunakan
sebagian besar masukan modal.
4. Bunga pinjaman, ini juga termasuk sebagai faktor
elemen keluaran dengan lasan sama dengan
deviden.
5. Pendapatan lain-lain.
2.11.1.2. Elemen Masukan
1. Tenaga kerja, masukan tenaga kerja
dibedakan menurut karakteristik, tingkat
koordinasi, kekuasaan membuat kebijakan dan
hubungan langsung dengan proses produksi
menjadi beberapa kategori, yaitu:
42
Manager, yaitu orang yang tugas utamanya
menangani koordinasi proses dan memiliki
kekuasaan untuk membuat kebijaksanaan.
Birokrat, yaitu orang-orang yang terlibat dalam
kooordinasi proses, tetapi hanya memiliki
sedikit kekuasaan atau bahkan tidak sama sekali
tidak memiliki kekuasaan untuk membuat
kebijaksanaan dalam menjalankan tugasnya
karena prosedur kerjanya ditentukan oleh
manager.
Profesional, yaitu orang memiliki kemampuan
menciptakan gagasan atau ide ketimbang
menentukan kebijaksanaan dalam kegiatannya.
Buruh, yaitu pekerja langsung di pabrik yang
kegiatannya telah ditentukan.
2. Modal, terdiri dari modal tetap dan modal
lancar. Modal tetap meliputi tanah, banguanan
pabrik, peralatan dan lain-lain. Modal lancar
meliputi ongkos persediaan, uang kas dan
tagihan.
3. Material, terdiri atas bahan baku dan
komponen yang dibeli. Nilai total material selama
43
periode berjalan adalah penjumlahan dari nilai
total bahan baku dan nilai total part yang dibeli.
4. Energi adalah ongkos energi yang timbul
dengan menggunakan satu atau lebih sumber
bahan bakar.
5. Biaya lainnya yang meliputi biaya
perjalanan, pajak, ongkos profesional, biaya
pemasaran dan lain-lain.
Notasi untuk produktivitas total perusahaan adalah:
.......
(2.3)
………….
(2.4)
PPij = Produktivitas Parsial Produk i untuk Faktor
Masukan j ....(2.5)
{J} = {H, M, C, E, X}
………………...........................................(2.6)
Dimana:
44
H = masukan tenaga kerja
M = masukan material dan semua komponen yang dibeli
C = masukan modal baik modal tetap maupun modal
lancar
E = masukan energi
X = masukan lain-lain
i = 1, 2, 3, ..., N
N = jumlah jenis produk yang dihasilkan perusahaan
selama pengukuran
Oi = keluaran produk i untuk periode yang diukur dalam
nilai uang harga konstan
OF = keluaran perusahaan untuk periode yang diukur
dalam nilai uang harga konstan
Ii = Masukan total untuk periode yang diukur dalam
nilai uang harga konstan
Iij = Masukan faktor j untuk periode yang diukur dalam
nilai uang harga konstan
IF = Masukan total perusahaan untuk periode yang
diukur dalam nilai uang harga konstan
IF =
……………...........................................(2.6)
45
Jika O mewakili perode dasar da t mewakili periode yang
diukur, maka:
............................................
(2.7)
..........................................
(2.8)
Indeks produktivitas total perusahaan pada periode t
(TPI)t didefinisikan sebagai:
.......................................................................
....(2.9)
Sedangkan indeks produktivitas total untuk produk i pada
periode t (TPI)it didefinisikan sebagai:
......................................................................
.....(2.10)
46
2.11.2. Model Pengukuran Produktivitas POSPAC
Banyak model pengukuran yang telah dikembangkan
oleh para ahli di Inggris yang salah satunya adalah Mark
Ganevous (1986). Model ini dapat digunakan untuk
tingkat perusahaan, baik model teknik maupun model
ekonomi. Salah satu model yang digunakan untuk
mengukur produktivitas perusahaan serta jenis
produktivitas yang diukur adalah produktivitas parsial
yang masing-masing akan menggambarkan produktivitas
berbagai kegiatan di lingkungan perusahaan.
Model POSPAC ini terdiri dari 6 ukuran produktivitas
parsial, yaitu:
1. P : Production Productivity
2. O : Organization Productivity
3. S : Sales Productivity
4. P : Product Productivity
5. A : Arbeiter Productivity
6. C : Capital Productivity
47
Berdasarkan ukuran-ukuran tersebut, maka perhitungan
rasio produktivitas POSPAC dapat dilakuakn dengan
metode pengukuran produktivitas POSPAC yang
meliputi:
Analisis Produktivitas Produksi
Analisis Produktivitas Organisasi
Analisis Produktivitas Penjualan
Analisis Produktivitas Produk
Analisis Produktivitas Tenaga Kerja
Analisis Produktivitas Modal
Adapun rumus produktivitas parsial POSPAC adalah,
sebagai berikut:
a) Pengukuran tingkat produktivitas
produksi
……………………..........
(2.11)
b) Pengukuran tingkat
produktivitas organisasi
48
…………….........
(2.12)
c) Pengukuran tingkat
produktivitas penjualan
.…………………..........
(2.13)
d) Pengukuran tingkat
produktivitas produk
.……………………...........
(2.14)
e) Pengukuran tingkat
produktivitas tenaga kerja
…………....................
(2.15)
f) Pengukuran tingkat
produktivitas modal
…………………….............
(2.16)
49
Untuk memberikan gambaran lebih lanjut disajikan pada
Tabel 2.1 yang menunjukkan tindakan-tindakan
perbaikan yang akhirnya dapat menghasilkan
peningkatan produktivitas diberbagai bidang, yaitu:
Tabel 2.1 Tindakan meningkatkan produktivitas
Jenis ProduktivitasTindakan Untuk Meningkatkan
ProduktivitasProduktivitas Produksi Perencanaan Produksi
Pengendalian biaya dan kualitasPenanggualangan gangguanPenjadwalan pemeliharaan
Produktivitas Organisasi Strategi perusahaanPengembangan organisasi perusahaanRasionalisasiPeningkatan manajemen
Produktivitas Penjualan Organisasi fungsi pemasaranAnalisis permintaanAnalisis distribusiStrategi harga
Produktivitas Produk Tanggapan pelangganAnalisis kebutuhanKeuntungan jasaPengembangan produk
Produktivitas Tenaga Kerja MotivasiGaji sesuai prestasi
50
Lingkungan kerjaPerbaikan metodePendidikan dan pelatihan
Produktivitas Modal Analisis investasiPengendalian persediaanEkonomi perusahaanPerencanaa dan pengendalian
2.12. Pertambahan Nilai
Definisi pertambahan nilai adalah:
1. Penjualan dikurangi pembelian barang dan jasa
dari pihak ketiga
2. Total kekayaan yang diciptakan perusahaan
3. Gaji, upah, bonus + bunga modal + laba + pajak
Berdasarkan definisi tersebut maka nilai tambah
merupakan kekayaan yang dikumpulkan oleh usaha
bersama dari pekerja perusahaan dan penyedia modal.
Maka yang ikut menciptakan nilai tambah harus
mendapatkan bagian dari pertambahan kekayaan berupa
upah, gaji pensiunan, bunga pinjaman dan pajak.
Pentingnya pertambahan nilai, antara lain:
1. Menunjukkan bagaiman kekayaan perusahaan
diciptakan melalui proses produksi
51
2. Untuk merencanakan peningkatan produktivitas
melalui pengalokasian sumber daya perbaikan
metode kerja, mengefisienkan masukan.
3. Untuk melihat hubungan antara produktivitas
tenaga kerja, aset dan profitabilitas perusahaan.
Terdapat dua cara menghitung pertambahan nilai,
yaitu metode pengurangan dan metode pertambahan.
I. Metode Pertambahan
PN = R –
BPMS………………….......................................
(2.17)
Dimana : PN = pertambahan nilai
R = penjualan bersih
BPMS = pembelian barang dan jasa
Pembelian barang dan jasa, meliputi:
a. Barang dan jasa yang habis
digunakan.
b. Perkakas yang habis digunakan
untuk perbaikan
c. Bahan baku, bahan penolong,
dan bahan bakar
52
d. Biaya subkontrak dan sewa
peralatan operasional
e. Biaya perlatan kantor
f. Jasa yang dibeli di luar
perusahaan
g. Jasa transportasi
h. Jasa iklan
i. Jasa bantuan ahli atau pakar
diluar perusahaan
II. Metode Pertambahan
PN = BTK + BM +
LK…………………...........................(2.18)
Dimana: BTK = Biaya tenaga kerja
BM = Baiya modal
LK = Laba kotor
2.13. Penentuan Periode dasar
Pengukuran produktivitas baru memiliki makna jika
hasilnya dapat dibandingakn antar periode atau waktu
standar, untuk mengetahui perkembangan produktivitas
perusahaan diperlukan suatu periode dasar yang akan
digunakan sebagai pembanding untuk mengetahui tingkat
53
produktivitas yang telah dicapai. Periode dasar
merupakan periode yang dianggap normal, pada peride
ini hasil produksinya tidak jauh berbeda dari hasil
produksi rata-rata.
Menurut David J. Sumanth, beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan dalam menentukan periode dasar, yaitu:
1. Dimulainya suatu program produktivitas pertama
kali
2. Status produk yang dihasilkan apakah merupakan
produk baru atau lama.
3. Frekuansi terjadinya pengenalan produk abru.
4. Adanya kejadian luar biasa dalam perusahaan,
misalnya terhentinya kegiatan produksi
5. Pola permintaan produk (apakah pola permintaan
musiman)
6. Ketersediaan sistem pengumpul atau updating
data yang memadai
7. Lamanya suatu periode pengukuran. Apakah
dinyatakan dalam bulan, tahun atau semester.
2.14. Penggunaan Deflator
54
Nilai uang rupuah Indonesia mengalmi perubahan-
perubahan baik uang disebabkan oleh inflasi, devaluasi
maupun pemotongan uang kertas kartal. Proses untuk
menghilangkan akibat perubahan harga dalam nilai
rupiah itu disebut pendeflasian.
Agar pengukuran produktivitas lebih memperlihatkan
ukuran yang mendekati keadaan yang sebenarnya, maka
digunakan perhitungan deflator. Hal ini diartikan sebagai
penggunaan harga konstan dari tahun tersebut.
D = Dn-1 + In ….…………………………………………….
(2.19)
Dimana: Dn-1 = deflator sebelum periode
In = laju inflasi periode ke-n
n = 1, 2, 3, …, n
2.15. Harga Konstan
Pengukuran produktivitas yang akan bibahas
menggunakan harga kostan. Angka yang diperoleh dari
data keuangan perusahaan, nilainya berdasarkan harga
yang berlaku jika produktivitas diukur berdasarkan nilai,
maka aspek inflasi atau perubahan harga perlu
55
dihilangkan. Dengan kata lain, untuk membandingkan
produktivitas dari satu periode ke periode lain perlu
disesuaikan dengan nilai konstan. Agar sampai pada nilai
konstan, nilai rupiah keluaran dan masukan sekarang
dideflasikan dengan menggunakan deflator. Krena pada
prakteknya sangat sedikit perusahaan yang menyimpan
catatan perubahan nilai produk.
Pada perhitungan harga konstan diperlukan deflator segai
faktor koreksi laju inflasi dan perubahan nilai. Laju
inflasi yang digunakan dalam pengukuran produktivitas
diperoleh dari BPS (Badan Pusat Statistik).
Perhitungan Harga konstan dengan cara mengidentifikasi
secara rinci elemen-elemen keluaran dan masukan,
kemudian mengkonstankannya dengan menggunakan
deflator. Dalam penelitian ini deflator yang digunakan
adalah kumulatif laju inflasi. Rumus dari harga konstan
tersebut adalah:
...……………………………………………….
(2.20)
56
Dimana: HK = harga konstan
HB = harga berlaku
D = deflator
2.16. Indeks Produktivitas
Pengukuran indeks produktivitas dibuat untuk
mengetahui perkembangan produktivitas dari waktu ke
waktu sehinggga dapat diketahui berapa besar tingkat
kenaikan dan penurunan produktivitas pada perusahaan.
Rumus untuk pengukuran indeks produktivitas:
...............
(2.21)
Menghitung perubahan indeks produktivitas
Terdiri atas dua bagian, yaitu:
a) Perhitungan perubahan
indeks produktivitas dibandingkan terhadap periode
dasar.
……………………………..........
(2.22)
57
b) Perhitungan perubahan
indeks produktivitas dibandingkan terhadap periode
sebelumnya.
…………………………….........
.(2.23)
Dimana: PIP = Perubahan indeks produktivitas
IPt = Indeks produktivitas pada periode t
IPo = Indeks produktivitas pada periode
sebelumnya
t = 1, 2, 3, …, n
n = jumlah periode
2.17. Laju Pertumbuhan Produktivitas
Laju pertumbuhan produktivitas adalah angka yang
menunjukkan tingkat pertumbuhan produktivitas selama
periode pengukuran. Laju pertumbuhan produktivitas
dihitung menggunakan Metode Least Square (Kuadrat
Terkecil)
58
………………………...........
(2.24)
Maka L = {(anti log b)-1}x 100%………………….
….............(2.25)
Dimana: L = Laju pertumbuhan
b = Gradien persamaan regresi linier
n = Jumlah data
y = Indeks produktivitas
x = Tahun
2.18. Analisis Finansial Perusahaan
Hal terpenting yang harus dilakukan untuk mengetahui
apakah suatu perusahaan dalam keadaan aman atau
beresiko, adalah melakukan analisis terhadap finansial
perusahaan yang bersangkutan. Analisis ini dilakukan
khusus dilakukan pada neraca keuangan suatu
perusahaan. Adapun kategori analisis neraca keuangan
tersebut, antara lain:
1. Suatu perusahaan yang dikatakan aman harus
memiliki tingkat pengembalian pinjaman yang
rendah, dasar modal yang besar dan laju
59
pertumbuhan yang lambat dengan hutang dan
aktiva jangka pendek yang sedikit.
2. Suatu perusahaan yang dikatakan beresiko jika
memiliki pencairan aktiva yang tinggi (aktiva
sulit cair nilainya), aktiva jangka panjang yang
tinggi, dana pendukung dari luar yang nilainya
lebih dari separuh bisnis, dasar modal yang kecil,
tingkat pertumbuhan tinggi dan pendapatannya
sangat fluktuatif.
2.19 . Rasio Finansial
60
Perusahaan yang aman
Aktiva lancar 70% Kewajiban lancar 25%
Aktiva tetap 30% Hutang jangka panjang 15%
Modal pemegang saham 60%
Perusahaan yang beresiko
Aktiva lancar 30% Kewajiban lancar 20%
Aktiva tetap 70% Hutang jangka panjang 45%
Modal pemegang saham 35%
Rasio adalah memperbandingkan suatu hal dengan hal
lainnya, sehingga dapat menunjukkan hubungan atau
korelasi. Jenis-jenis rasio dalam keuangan perusahaan,
yaitu:
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas mengukur jumlah kas atau jumlah
investasi yang dapat dikonversikan atau diubah
menjadi kas untuk membayar pengeluaran, tagihan
dan seluruh kewajiban lainnya yang sudah jatuh
tempo.
2. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas mengukur dan membantu
mengontrol penerimaan. Beberapa macam rasio
profitabilitas, yaitu:
i. ..........
(2.26)
ii. …….……
(2.27)
iii.
(2.28)
61
iv. …………….
(2.29)
3. Rasio Efesiensi
Rasio efesiensi mengukur seberapa baik suatu bisnis
dijalankan. Rasio ini dapat mneunjukkan secara cepat
mengenai seberapa baik kebijakan kredit dijalankan
serta seberapa cepat perputaran sediaan.
62