bab ii.doc
TRANSCRIPT
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Definisi
Diabetes Militus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh
kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.
(Smeltzer,S.C, 2002 : vol 2, 1220 )
Diabetes Melitus adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik, ditandai oleh
adanya hiperglikemia yang disebabkan oleh defek sekresi insulin, defek kerja
insulin atau keduanya. ( Sarwono Waspadji, 2007 : 1911 )
Diabetes melitus merupakan penyakit sistemis, kronis, dan multifaktorial yang
dicirikan dengan hiperglikemia dan hiperlipidemia. Gejala yang timbul adalah
akibat kurangnya sekresi insulin atau ada insulin yang cukup, tetapi tidak efektif.
( Baradero, 2009 : 85 )
B. Klasifikasi
1. Klasifikasi diabetes mellitus sebagai berikut :
a. Tipe I : Diabetes mellitus tergantung insulin (IDDM)
b. Tipe II : Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (NIDDM)
6
c. Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom
lainnya
d. Diabetes mellitus gestasional (GDM)
C. Etiologi
1. Diabetes Melitus Tipe I
a. Faktor genetik
Penderita Diabetes Melitus tidak mewarisi Diabetes tipe I itu sendiri,
tetapi mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik kearah
terjadinya Diabetes tipe I, kecenderungan ini ditemukan pada individu
yang memiliki tipe anti gen HLA (human leucocyte antigen) tertentu.
HLA merupakan kumpulan antigen yang bertanggung jawab atas antigen
transplantasi dan proses imun lainnya.
b. Faktor imunologi
Pada Diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Respon
ini merupakan respon abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan
normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang
dianggapnya seolah sebagai jaringan asing.
c. Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun yang
menimbulkan destruksi sel beta.
7
2. Diabetes Melitus Diabetes Tipe II
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan
sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik
memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin.
3. Faktor-faktor yang menyebabkan resiko terjadinya penyakit Diabetes
Melitus :
a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 tahun)
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga
(Smeltzer,S.C.2002:1224-1225).
8
D. Patofisiologi
1. IDDM Kerusakan pancreas
Defisiensi insulin
Penurunan reabsorbsi glukosa oleh sel
Hiperglikemia
Glukosa tidak dapat ditransfer ke Kadar glukosa masuk ke dalam dalam sel, hati dan jaringan lemak ginjal yang melampaui ambang batas ginjal
Sel mengalami strapasi/kelaparan Glomerulus tidak mampu memfiltrasi glukosa Yang melampau
Sel mengambil makanan dari jaringan Filtrat dalam ginjal menjadi tinggiAdipose, karbohidrat, protein
Cadangan makanan berkurang/habis peningkatan tekanan osmotic pada ginjal
Polifagi perpindahan cairan masuk ke ginjal (Diuresis osmotic)
Cairan keluar berupa urine
Poliuri
Merangsang untuk minum
Polidipsi
9
2. NIDDM
Obesitas
Peningkatan penggunaan Aterosklerosis Resistensi insulin
Kerusakan sel beta Kekurangan nutrisi dalam sel
Penurunan jumlah insulin Nekrosis pada jaringan
Hiperglikemia Gangren
E. Manifestasi Klinis
a. Polifagi
b. Polidipsi
c. Poliuri
d. Berat badan menurun
Gejala lain yang mungkin muncul :
- Kesemutan
- Pruritus vulva pada wanita
- Mata kabur
- Kelemahan tubuh
- Luka tidak sembuh-sembuh
10
F. Komplikasi
a. Komplikasi metabolik akut
Komplikasi ini merupakan akibat perubahan relatife akut dari kadar glukosa
plasma, komplikasi metabolik yang paling serius adalah ketoasidosis diabetic.
b. Komplikasi vaskuler jangka panjang
Komplikasi ini melibatkan pembuluh-pembuluh kecil mikroangiopati dan
makroangiopati.
a. Mikroangiopati diabetic
Merupakan lesi spesifik diabetes yang menyerang kapiler dan arteriola
retina (retinopati diabetic), glomerulus ginjal (nefropati diabetic) dan
saraf-saraf perifer (neuropati diabetic).
b. Makroangiopati diabetic
Berupa aterosklerosis, gangguan-gangguan ini berupa penimbunan
sorbitol, kelainan pembuluh darah.
c. Infeksi
d. Gangren
11
G. Pemeriksaan Diagnostik
1. Glukosa darah
Meningkat 200-100 mg/dl
2. Aseton plasma
Positif secara mencolok
3. Osmolatitas serum
Meningkat tapi biasanya kurang dari 330mOsm/1T.
4. Gas darah Arteri
Biasanya menunujukan pH rendah dan penurunan pada HCO3 (asidosis
metabolik) dengan kompensasi alkalosis respiratorik.
5. Ureum/Kreatinin
Mungkin meningkat atau normal ( dehidrasi / penurunan fungsi ginjal )
6. Amilase Darah
Mungkin meningkat yang mengindikasikan adanya pankreatitis akut sebagai
penyebab dari DKA (Diabetic Ketoasidosis)
7. Elektrolit
a. Natrium : mungkin normal, meningkat atau menurun
b. Kalium : normal atau peningkatan semu (perpindahan seluler selanjutnya
akan menurun)
c. Fosfor : lebih sering menurun
8. Urine
12
Gula dan aseton positif : berat jenis dan osmolalitas mungkin meningkat
H. Penatalaksanaan
1. Medis
a. Pemberian terapi Insulin
b. Keperawatan
a. Diet
b. Latihan
c. Pemantauan
d. Pendidikan
(Smeltzer,S.C.2002:1226-1227).
I. Konsep Keperawatan
1. Data Dasar Pengkajian
a. Aktifitas atau istirahat
Gejala : Lemah, letih, sulit bergerak atau berjalan, kram otot, tonus
otot menurun, gangguan tidur/istirahat.
Tanda : Takikardi dan takipnea pada keadaan istirahat atau dengan
aktifitas, alergi atau disorientasi, koma, penurunan kekuatan
otot.
b. Sirkulasi
Gejala : Adanya riwayat hipertensi, Klaudikasi, kebas dan kesemutan
pada ekstremitas.Ulkus pada kaki penyembuhan yang lama.
13
Tanda : Takikardia, perubahan tekanan darah postural, hipertensi,
Nadi yang menurun atau tidak ada, disritmia ,kulit panas,
kering, kemerahan dan bola mata kering.
c. Integritas ego
Gejala : Sress, tergantung pada orang lain.
Tanda : Ansietas, peka rangsang
d. Eliminasi
Gejala : Perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia
Tanda : Urine encer, pucat, kuning, poliuria (dapat berkembang
menjadi oliguria atau anuria jika terjadi hipovolemia.
e. Makanan dan cairan
Gejala : Hilang nafsu makan, mual, muntah, tidak mengikuti diet
peningkatan pemasukan glukosa atau karbohidrat
Tanda : Kulit kering, bersisik, turgor jelek, kekakuan atau distensi
abdomen, muntah.
f. Neurosensori
Gejala : Pusing, sakit kepala, kesemutan, gangguan penglihatan
Tanda : Letargi, stupor atau koma, reflek tendon dalam (RTD)
menurun (koma), gangguan memori (baru, masa lalu)
g. Nyeri atau kenyamanan
Gejala : Abdomen yang tegang atau nyeri (sedang atau berat)
Tanda : Wajah meringis dengan palpasi : tampak sangat berhati-hati
14
h. Pernapasan
Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan atau tanpa
sputum purulen (tergantung adanya infeksi atau tidak)
Tanda : Lapar udara, batuk, dengan atau tanpa sputum purulen
(tergantung adanya infeksi atau tidak), frekuensi
pernapasan.
i. Keamanan
Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit
Tanda : Demam, kulit rusak, lesi atau ulserasi, menurunnya
kekuatan umum atau rentang gerak.
j. Penyuluhan atau pembelajaran
Gejala : Faktor resiko keluarga : Diabetes Melitus, penyakit jantung,
stroke, hipertensi, penyembuhan yang lambat.
Pertimbangan rencana pemulangan : mungkin memerlukan bantuan
dalam pengaturan diet, perawatan diri, pemantauan terhadap
glukosa darah.
2. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d penurunan pemasukan oral
anoreksia, mual/muntah
b. Kekurangan volume cairan b.d diuresis osmotik;muntah,diare
15
c. Perubahan persepsi sensori b.d perubahan kimia endogen,
ketidakseimbangan glukosa atau insulin dan elektrolit
d. Resiko penyebaran infeksi b.d adanya luka terbuka, gangguan
sirkulasi;penurunan sensasi akibat luka
e. Kurang pengetahuan mengenai penyakit dan kebutuhan pengobatan
b.d kurangnya sumber informasi.
3. Rencana Keperawatan
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d penurunan pemasukan oral
anoreksia, mual/muntah
1) Kriteria Hasil
a) Klien mampu menghabiskan porsi makanan
b) HB normal
c) BB normal
d) Konjungtiva anemis
2) Intervensi
a) Kaji pola makan klien
b) Timbang berat badan setiap hari
c) Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen, kembung,
mual
d) Beri makan sedikit tapi sering
e) Monitor kadar gula darah
16
3) Rasional
a) Mengidentifikasi kekurangan dan penyimpangan dari kebutuhan
terapeutik
b) Untuk mengidentifikasi adanya penurunan BB terkait intake yang
tidak adekuat
c) Hiperglikemia dan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
dapat menurunkan motilitas atau fungsi lambung yang akan
mempengaruhi pilihan intervensi.
d) Meminimalkan anoreksia dan mual muntah
e) Gula darah akan menurun perlahan dengan penggantian cairan dan
terapi insulin terkontrol.
b. Kekurangan volume cairan b.d diuresis osmotic; muntah, diare
1) Kriteria hasil
a) Kulit lembab
b) Suhu normal
c) Aktivitas Mandiri
d) Asupan cairan seimbang
2) Intervensi
a) Observasi status cairan
b) Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam
c) Kaji adanya perubahan mental/sensori
17
d) Ukur intake dan output
e) Ukur berat badan tiap hari
f) Anjurkan klien untuk minum air sesuai kebutuhan
3) Rasional
a) Mengetahui kondisi cairan dalam tubuh dan memperkirakan
kekurangan volume total
b) Hipovolemik dapat dimanifestasikan dengan hipotensi dan
takikardi
c) Perubahan mental dapat dihubungkan dengan glukosa yang tinggi
atau rendah,elektrolit yang abnormal,asidosis,penurunan perfusi
serebral atau rendah
d) Memberikan perkiraan kebutuhan akan cairan pengganti dan
keefektifan dari terapi yang diberikan
e) Memberikan hasil pengkajian yang terbaik dari status cairan yang
sedang berlangsung dan selanjutnya dalam memberikan cairan
pengganti
f) Mempertahankan hidrasi atau volume cairan
c. Perubahan persepsi sensori b.d ketidakseimbangan glukosa /insulin
1) Kriteria hasil
a) Keadaan umum baik
b) Kesadaran Compos mentis
18
c) Tanda-tanda vital dalam batas normal
d) Adanya sensori yang baik serta mengenali lingkungan
2) Intervensi
a) Kaji tanda-tanda vital dan status mental
b) Kaji adanya kehilangan sensori kaki seperti kesemutan atau baal
c) Kaji lapang pandang klien
d) Libatkan keluarga dalam memotivasi klien untuk ambulasi atau
perubahan posisi
e) Pantauan nilai laboratorium seperti Hb, gula darah, creatinin
3) Rasional
a) Sebagai dasar untuk membandingkan temuan abnormal seperti
suhu yang meningkat dapat mempengaruhi fungsi mental
b) Neuropati perifer dapat menyebabkan rasa tidak nyaman yang
berat dan mempunyai resiko tinggi terhadap kerusakan kulit dan
gangguan keseimbangan
c) Retinopati dapat mengganggu penglihatan yang memerlukan
terapi korektif
d) Meningkatkan keamanan pasien terutama ketika rasa
keseimbangan dipengaruhi.
e) Ketidakseimbangan nilai laboratorium dapat menurunkan status
mental.
19
d. Resiko penyebaran infeksi b.d adanya luka terbuka; Gangguan sirkulasi;
penurunan sensasi akibat luka
1) Kriteria hasil
a) HB normal
b) Leukosit normal
c) Suhu normal
d) Lemas berkurang
2) Intervensi
a) Observasi tanda-tanda infeksi
b) Berikan perawatan luka
c) Masase area sekitar luka
d) Kaji kondisi luka setiap melakukan ganti balutan
e) Pertahankan teknik antiseptik pada prosedur invasif
f) Libatkan keluarga dalam perawatan luka
g) Beri terapi antibiotik yang sesuai
3) Rasional
a) Penanganan awal pada penyebaran infeksi mengurangi terjadinya
ulkus
b) Sirkulasi perifer bisa terganggu yang menempatkan pasien pada
peningkatan komplikasi penyebaran infeksi
c) Mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut dan melancarkan
sirkulasi darah
20
d) Mengidentifikasikan adanya perubahan luka
e) Keterlibatan keluarga akan memotivasi klien
f) Kadar glukosa yang tinggi menjadi media yang baik untuk
pertumbuhan kuman
g) Penanganan awal dapat membantu mencegah timbulnya sepsis
e. Kurang pengetahuan mengenai penyakit dan kebutuhan pengobatan b.d
kurangnya sumber informasi.
1) Kriteria hasil
a) Klien dapat mengungkapkan pemahaman tentang penyakit
b) Klien dapat melakukan perubahan gaya hidup dan berpartisipasi
dalam program pengobatan
2) Intervensi
a) Ciptakan lingkungan saling percaya dengan penuh perhatian, dan
selalu ada untuk pasien
b) Pilih berbagai strategi belajar, seperti teknik demonstrasi yang
memerlukan keterampilan dan biarkan pasien
mendemonstrasikan ulang.
c) Diskusikan tentang rencana diet
d) Mendiskusikan faktor-faktor yang memegang peranan dalam
kontrol DM
21
3) Rasional
a) Menanggapi dan memperhatikan perlu diciptakan sebelum pasien
bersedia mengambil bagian dalam proses belajar.
b) Penggunaan cara yang berbeda dalam mengakses informasi
meningkatkan pencerapan pada individu yang belajar.
c) Kesadaran tentang pentingnya kontrol diet akan membantu
pasien dalam merencanakan makan/mentaati program.
d) Informasikan ini akan meningkatkan pengendalian terhadap DM
22