bab ii.doc

51
BAB II PEMBAHASAN A. Tinjauan Tentang Kewirausahaan Beberapa decade ini telah terjadi perubahan sosial dan ekonomi yang sangat pesat sebagai akibat dari proses globalisasi dalam berbagai sektor. Di sisi lain keprihatinan pun muncul oleh adanya inflasi, pengangguran, serta dilema ekologi untuk memperoleh gol ekologis dan daya dukung ekonomi serta keseimbangan di planet bumi ini. Hal tersebut menuntut adanya kepemimpinan yang kreatif dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang rumit. Generasi sekarang dan berikutnya dituntut untuk mampu dan terlatih untuk menghadapi hal ini dan berbagai perubahan sosial serta kebutuhan manusia. Di negara yang dilanda keterpurukan dalam berbagai aspek seperti Indonesia sekarang ini, kekurangan pangan dan bencana kelaparan serta tragedi kemanusiaan sering terjadi. Kondisi seperti ini mengakibatkan hilangnya kepercayaan atas kemampuan diri dan kemampuan mengelola masa depan. Melihat fakta-fakta di atas tentang kehidupan ekonomi yang tidak berjalan dengan baik, sejauh mana relevansi kewirausahaan dapat memberikan solusi ekonomi, lingkungan, sosial maupun masalah kemanusiaan. Kewirausahaan memiliki peranan yang sangat penting dalam segala dimensi kehidupan ini. Masyarakat yang dibangun kembali memiliki vitalitas dan energi yang bermula dari aktivitas kewirausahaan. B. Pengertian Kewirausahaan Kewirausahaan adalah kemampuan menggerakkan orang-orang dan berbagai sumber daya untuk berkreasi, mengembangkan dan

Upload: yunita-sari

Post on 13-Jul-2016

222 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II.doc

BAB II

PEMBAHASAN

A. Tinjauan Tentang Kewirausahaan

Beberapa decade ini telah terjadi perubahan sosial dan ekonomi yang sangat pesat

sebagai akibat dari proses globalisasi dalam berbagai sektor. Di sisi lain keprihatinan pun

muncul oleh adanya inflasi, pengangguran, serta dilema ekologi untuk memperoleh gol

ekologis dan daya dukung ekonomi serta keseimbangan di planet bumi ini. Hal tersebut

menuntut adanya kepemimpinan yang kreatif dalam menyelesaikan berbagai permasalahan

yang rumit. Generasi sekarang dan berikutnya dituntut untuk mampu dan terlatih untuk

menghadapi hal ini dan berbagai perubahan sosial serta kebutuhan manusia.

Di negara yang dilanda keterpurukan dalam berbagai aspek seperti Indonesia sekarang

ini, kekurangan pangan dan bencana kelaparan serta tragedi kemanusiaan sering terjadi.

Kondisi seperti ini mengakibatkan hilangnya kepercayaan atas kemampuan diri dan

kemampuan mengelola masa depan.

Melihat fakta-fakta di atas tentang kehidupan ekonomi yang tidak berjalan dengan

baik, sejauh mana relevansi kewirausahaan dapat memberikan solusi ekonomi, lingkungan,

sosial maupun masalah kemanusiaan. Kewirausahaan memiliki peranan yang sangat penting

dalam segala dimensi kehidupan ini. Masyarakat yang dibangun kembali memiliki vitalitas

dan energi yang bermula dari aktivitas kewirausahaan.

B. Pengertian KewirausahaanKewirausahaan adalah kemampuan menggerakkan orang-orang dan berbagai sumber

daya untuk berkreasi, mengembangkan dan menerapkan solusi terhadap berbagai masalah

agar dapat memenuhi kebutuhan manusia. Suatu masyarakat yang didalamnya terdapat

orang-orang yang memiliki jiwa kewirausahaan akan mampu merespon perubahan kebutuhan

dan realitas. Jiwa kewirausahaan ini ditunjukkan oleh adanya keinginan untuk mengambil

inisiatif dan bersifat kreatif serta inovatif dalam mengelola orang dan sumber daya agar

tercapai hasil yang memuaskan. Wirausahawan merupakan agen dari perubahan sosial,

politik dan ekonomi.

Pada umumnya, orang mengasosiasikan jiwa kewiraushaan adalah perintis perusahaan

di sektor ekonomi. Sesungguhnya jiwa kewirausahaan dapat tumbuh dan berkembang dalam

sektor atau organisasi non ekonomi seperti : organisasi komunitas yang baru, pusat

rehabilitasi yang baru, atau institusi baru di bidang seni. Karakter unik dari kewirausahaan

Page 2: BAB II.doc

adalah merintis dan membangun sesuatu yang baru dan lebih efektif dibandingkan dengan

meneruskan sesuatu yang sudah ada.

C. Keterkaitan antara Perkembangan Kewirausahaan dengan Perekonomian

Selama dua tahun belakangan ini, kondisi Indonesia di berbagai bidang tidak

menunjukkan perubahan berarti.  Kebijakan pemerintah masih simpang siur, hukum semakin

tidak jelas, musibah di mana-mana, dan kondisi sosial kian tidak menentu.  Di bidang

ekonomi, tidak ada perubahan kearah yang lebih baik. PHK tetap berlangsung karena banyak

wirausahawan tidak lagi berminat memulai atau mengembangkan usahanya, dan para

investor asing sudah banyak yang memutuskan untuk memindahkan usahanya ke negara lain

yang lebih menjanjikan.

Di sisi lain, jumlah populasi dengan usia produktif tidak bisa begitu saja menganggur.

Hidup tetap harus berjalan dan penghasilan tetap mesti dicari untuk menutupi biaya hidup

yang kian mahal.  Berbagai ide bisnis bermunculan dan di diskusikan dalam berbagai forum

pertemuan baik formal maupun informal.  Sebagian ide tersebut memang hanya merupakan

“mimpi yang indah” tetapi sebagian lagi ditanggapi dengan antusiasme yang tinggi. Dari hal

ini terlihat bahwa masyarakat kita justru merasa terpacu ketika dihadapkan pada suatu krisis

yang berkepanjangan. Hal ini senada dengan pendapat yang dikemukakan David Fagin

(dalam buku Crouch, tahun 2002), yang mengatakan bahwa sebagian besar tantangan dapat

dihadapi dengan kreativitas. Tanpa kreativitas, problem jarang  menjelma menjadi

kesempatan.

Sumbangan kewirausahaan terhadap pembangunan ekonomi suatu negara tidaklah

disangsikan lagi. Suatu negara agar dapat berkembang dan dapat membangun secara ideal,

harus memiliki wirausahawan sebesar 2% dari jumlah penduduk (PBB). Wirausahawan yang

dimaksud adalah yang sesuai dengan kriteria memiliki keahlian profesional, memiliki

karakter entrepreneur yang kuat, memiliki motivasi berprestasi tinggi (McClelland) dan

kemampuan berinovasi (Drucker) serta kemampuan dalam berafiliasi atau membangun

aliansi.

D. Pengaruh Positif Kewirausahaan

Dampak positif sosio-ekonomis dengan adanya wirausaha yaitu menciptakan

lapangan kerja, meningkatkan kualitas hidup, meningkatkan pemerataan pendapatan,

memanfaatkan dan memobilisasi sumberdaya untuk meningkatkan produktivitas nasional,

serta meningkatkan kesejahteraan pemerintahan melalui  program pemerintahan, seperti pajak

dan lain-lain.

Page 3: BAB II.doc

Hendra Esmara mengemukakan gagasan pengukuran pembangunan Indonesia yang

terdiri dari tiga komponen. Ketiga komponen tersebut adalah penduduk dan kesempatan

kerja, pertumbuhan ekonomi, serta pemerataan dan kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan

gagasan tersebut maka kewirausahaan dapat meningkatkan pembangunan Indonesia karena

kewirausahaan dapat menyediakan lapangan pekerjaan sehingga meningkatkan kesejahteraan

masyarakat.

Menurut Michael P. Todaro, sumber kemajuan ekonomi bisa meliputi berbagai

macam faktor, akan tetapi secara umum dapat dikatakan bahwa sumber-sumber utama bagi

pertumbuhan ekonomi adalah adanya investasi-investasi yang mampu memperbaiki kualitas

modal atau sumber daya manusia dan fisik, yang selanjutnya berhasil meningkatkan kuantitas

sumber daya produktif dan yang bisa menaikkan produktivitas seluruh sumber daya melalui

penemuan-penemuan baru, inovasi, dan kemajuan teknologi. Berdasarkan pendapat tersebut,

kewirausahaan dapat mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara.

Dengan adanya dampak positif wirausaha tersebut, maka pencari lapangan kerja yang

semula hanya berminat pada sektor formal diharapkan merubah pandangannya dan beralih

pada sektor informal. Menurut Stephen R. Covey, perubahan tersebut seringkali merupakan

proses yang menyakitkan. Ia merupakan perubahan yang harus dimotivasi oleh suatu tujuan

yang lebih tinggi, oleh kesediaan untuk menomorduakan apa yang anda pikir anda inginkan

sekarang untuk apa yang anda inginkan di kemudian hari.

E. Manfaat kewirausahaan terhadap Sosial

Kewirausahaan memiliki empat manfaat sosial; memperkuat pertumbuhan ekonomi,

meningkatkan produktivitas, menciptakan teknologi, produk dan jasa baru, serta mengubah

dan meremajakan pasar.

         Pertumbuhan Ekonomi. Dengan kewirausahaan, dapat menciptakan lowongan pekerjaan baru

bagi masyarakat. Contohnya dalam bidang elektronika yang berdiri kurang dari 5 tahun akan

lebih menciptakan pekerjaan daripada perusahaan yang sudah berdiri lebih dari 20 tahun.

Dengan meningkatnya penciptaan pekuang atau lapangan pekerjaan baru akan meningkatkan

pertumbuhan ekonomi suatu negara.

         Produktivitas. Yaitu kemampuan untuk menghasilkan lebih banyak barang dan jasa dengan

tenaga kerja dan input lain yang lebih sedikit. Fungsi wirausaha adalah menjalankan aset

organisasi untuk mendesain, menguji dan menghasilkan produk baru.

         Teknologi, Produk dan Jasa baru. Kewirausahaan memainkan peran penting dalam

memajukan perubahan teknologi, produk dan jasa inovatif. Contoh usaha inovatif yang

Page 4: BAB II.doc

dihasilkan dari kewirausahaan misalnya: penemuan radio FM, penisilin, mesin fotocopy,

bolpen dan lain-lain. Kewirausahaan juga menciptakan revolusi industri pada abad kedelapan

belas, yaitu industri penenunan kain dari kapas di Inggris yang awalnya diimpor dari India.

Karena kapasitas mesin terbatas, maka kuantitas kain yang dihasilkan tidak maksimal. Proses

yang panjang dari penenunan kain tersebut pada akhirnya menciptakan suatu mesin pintal

yang meningkatkan kapasitas produksi.

         Perubahan Pasar. Dengan globalisasi akan menciptakan pasar baru yang sebelumnya tidak

mendapat perhatian dari pengusaha lain. Contohnya pasar komputer yang awalnya dikuasai

oleh IBM mendapat pesaing dari microsoft serta Apple computer.

F. Resiko Wirausahawan dalam Pengembangan Bisnis

Seiring dengan perkembangan usaha yang biasanya diikuti dengan perubahan gaya

manajemen, maka pada saat yang sama para wirausahawan dihadapkan pada berbagai resiko.

Pada dasarnya ada dua resiko yang dihadapi oleh para wirausahawan ketika diberikan

kesempatan untuk mengembangkan usahanya. Kedua resiko tersebut adalah resiko riil, yaitu

resiko yang terlihat, bisa dihitung, bisa diantisipasi dan bisa dihindari dan resiko psikologis,

yaitu resiko yang tidak terlihat, tidak bisa dihitung, bisa diantisipasi, tetapi belum tentu bisa

dihindarkan.

a)      Risiko Riil, adalah risiko yang terlihat, bisa dihitung, bisa diantisipasi dan bisa dihindari.

Termasuk dalam risiko ini adalah:

         Kehilangan modal baik yang sudah ditanam dan akan ditanamkan ke dalam perusahaan

         Kehilangan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan, di masa sekarang ataupun masa

depan

         Kehilangan mata pencaharian untuk menutupi kebutuhan sehari-hari

         Kehilangan kendali atas kekuasaan yang selama ini dimilikinya (decision-making) karena

ada pengalihan gaya bisnis keluarga menjadi gaya bisnis profesional

b)      Risiko Psikologis, adalah risiko yang tidak terlihat, tidak bisa dihitung, bisa diantisipasi,

tetapi belum tentu bisa dihindarkan. Termasuk dalam risiko ini adalah:

         Kehilangan reputasi (hilang muka, nama besar, citra, dsb) dan risiko menanggung malu

         Kehilangan kepercayaan pada diri sendiri dan pada orang lain (Menjadi paranoid atau blind-

dependency)

         Kehilangan perasaan mampu yang akan menyebabkan hilangnya rasa percaya diri

Page 5: BAB II.doc

         Kehilangan jati diri (terutama bagi mereka yang sudah menganggap keberadaan perusahaan

sebagai keberadaan dirinya sendiri)

         Kehilangan motivasi untuk berjuang

Dari keempat risiko riil yang dihadapi oleh seorang wirausahawan seperti yang

disebutkan di atas, risiko yang seringkali terlewatkan dan tidak dipertimbangkan secara

mendalam adalah risiko terakhir, yaitu kehilangan kendali atau kekuasaan karena perubahan

gaya bisnis keluarga ke gaya bisnis profesional. Banyak wirausahawan yang menganggap hal

ini bukan sebuah risiko yang harus dipertimbangkan dan tetap memaksakan untuk

mempertahankan gaya bisnis lama ke dalam perusahaannya. Kenyataannya, gaya ini

seringkali tidak bertahan lama dan mungkin akan membawa kerugian lain (kehilangan

kesempatan). Di lain pihak penerapan gaya bisnis tersebut justru membuat para profesional

tidak dapat memberikan kemampuan terbaik yang mereka miliki.

Dampak utama dari pengabaian resiko tersebut adalah perusahaan yang lamban

berkembang dan sumberdaya yang ada menjadi tidak efisien. Revenue perusahaan tetap tetapi

cost menjadi lebih tinggi karena adanya investasi baru dan menyebabkan menurunnya

keuntungan. Selain itu, para pekerja menjadi bingung karena banyak keputusan yang

ambivalen dan tidak jelas arahnya sesuai dengan kebingungan dan ketidak-jelasan sikap

wirausahawan. Ibaratnya, perusahaan menjadi sebuah mobil mewah dengan kapasitas 4000

cc dengan harga beli miliaran tetapi hanya bisa digunakan beberapa kali saja saat liburan

karena beban biaya untuk digunakan di Jakarta ketika jam bubaran kantor di tengah hujan

rintik sangat tinggi. Akibatnya, si pemilik akan mengencangkan ikat pinggang dan berusaha

menekan pengeluaran lain, biasanya pengeluaran variabel, seperti gaji, fasilitas, dan logistik

demi mempertahankan cash-flownya. Keuntungan akan menjadi kerugian dan pemilik akan

merasa kelelahan sendiri karena bekerja lebih keras hanya untuk menutupi biaya yang

bertambah besar itu.

Menurut Walter Wriston (dalam buku Chouch, tahun 2002), kehidupan merupakan

proses pengaturan resiko, bukan penghapusannya. Keluhan-keluhan seperti yang disebutkan

di atas seharusnya tidak perlu terjadi jika para wirausahawan sudah mempersiapkan

infrastruktur sumber daya manusia sejak keputusan pengembangan perusahaan dibuat. Dalam

kenyataannya, perencanaan SDM ini jarang dilakukan oleh para wirausahawan bahkan

seringkali dilupakan. Penempatan para profesional di dalam perusahaan menjadi proses

tambal sulam, akibatnya pembajakan terhadap tenaga profesional sering terjadi, padahal

belum tentu profesional hasil bajakan tersebut tepat dengan kebutuhan perusahaan, akhirnya

tidak jarang wirausahawan menjadi kecewa.

Page 6: BAB II.doc

Menurut pendapat Douglas Mc Gregor (dalam buku Sadarachmat, tahun 2001), ada

dua jenis teori yang menunjukkan sifat-sifat manusia dalam bekerja, yaitu teori X dan teori Y.

Teori X berasumsi bahwa pada dasarnya manusia itu pemalas, selalu berusaha sedikit

mungkin, tidak mempunyai ambisi, tidak ingin berinisiatif yang mereka inginkan hanyalah

rasa aman, tidak mempunyai tanggung jawab. Sedangkan teori Y berasumsi bahwa manusia

pada dasarnya tidak menentang kebutuhan berorganisasi dan memandang bahwa bekerja

sebagai suatu kegiatan yang wajar atau kebutuhan, seperti halnya makan, tidur, istirahat, dan

sebagainya. Manusia salalu siap dan ingin memikul tanggung jawab. Berdasarkan teori

tersebut, kita bisa membayangkan jika asumsi-asumsi mengenai teori X tersebut berada di

sekeliling kita, betapa beratnya dan sukarnya mengurus suatu organisasi. Hal ini lah yang

menghambat perkembangan kewirausahaan.

G. Kendala dalam berwirausaha

Mengapa begitu sulit bagi seorang wirausahawan menyerahkan kendali perusahaan

kepada para profesionalnya? Jawabnya adalah karena banyak diantara mereka merasa

frustrasi dengan para profesional yang seringkali bersikap arogan dan tidak nyambung

dengan kebutuhan, visi dan misi si wirausahawan. Frustrasi para pemilik ini lalu dilontarkan

sebagai keluhan bahwa mencari manajer atau orang yang tepat sangat sulit, apalagi mencari

orang yang memiliki profesionalisme yang tinggi. Berikut adalah beberapa contoh kendala

yang sering dikeluhkan oleh para pengusaha:

         Kita bukannya tidak mau memberikan wewenang dan tanggungjawab kepada para

profesional tetapi tolonglah carikan orang yang tepat. Kita sering kecewa dengan para

manager.

         kitasulit untuk berbisnis besar di Indonesia karena kualitas sumberdaya manusianya begitu

rendah sehingga tidak mungkin produktivitas itu tinggi

         Yang paling susah punya bisnis di Indonesia adalah urusan ketenaga-kerjaan; susah sekali

mengatur orang, sudah malas, bodoh, tidak mau mengerti, bisahanya menuntut, dan harus

diatur dengan keras karena seringkali diberi hati malah minta ampela.

Keluhan-keluhan seperti yang disebutkan di atas seharusnya tidak perlu terjadi jika

para wirausahawan sudah mempersiapkan infrastruktur sumber daya manusia sejak

keputusan pengembangan perusahaan dibuat. Seperti halnya dalam perencanaan keuangan,

sumberdaya ini harus dibuat secara rinci dan jelas mengikuti rencana pengembangan

perusahaan. Hal-hal yang harus dipikirkan adalah arah pengembangan perusahaan, ruang

lingkup & fungsi SDM yang dibutuhkan (manager lini atau eksekutif puncak), kualitas yang

Page 7: BAB II.doc

sesuai dengan visi dan keadaan perusahaan, wewenang & tanggung jawab yang dia akan

miliki, jenis kepribadian yang sesuai dengan perusahaan dan wirausahawan, dsb.

Dalam kenyataannya, perencanaan SDM ini jarang dilakukan oleh para wirausahawan

bahkan seringkali dilupakan. Hal yang lebih sering terjadi adalah SDM baru dicari dan

direkut ketika kebutuhan untuk itu sudah sangat mendesak, sehingga proses pencarian

profesional seringkali tidak efektif, karena dilakukan tergesa-gesa dan tanpa perencanaan

yang matang. Penempatan para profesional di dalam perusahaan menjadi proses tambal

sulam. Akibatnya, pembajakan terhadap tenaga profesional sering terjadi, padahal belum

tentu profesional hasil bajakan tersebut tepat dengan kebutuhan perusahaan, mengingat

kondisi dan iklim kerja yang berbeda. Akhirnya tidak jarang si wirausahawan menjadi

kecewa apalagi ditambah dengan biaya rekrutmen yang biasanya cukup tinggi. Idealnya

proses rekrutmen dan seleksi tentu harus melalui beberapa tahapan, termasuk perencanaan

dan standard kualitas SDM yang rinci, agar perusahaan bisa mendapatkan para profesional

yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan perusahaan tersebut.

BAB III

PENUTUP

Page 8: BAB II.doc

A. Kesimpulan

Kehadiran dan peranan wirausaha akan memberikan pengaruh terhadap kemajuan

perekonomian dan perbaikan pada keadaan ekonomi di Indonesia sekarang ini karena

wirausaha dapat menciptakan lapangan kerja, meningkatkan kualitas hidup masyarakat,

meningkatkan pemerataan pendapatan, memanfaatkan dan memobilisasi sumberdaya untuk

meningkatkan produktivitas nasional, serta meningkatkan kesejahteraan pemerintahan.

Dengan demikian, meningkatnya perkembangan kewirausahaan dapat meningkatkan

perekonomian di Indonesia.

B. Saran

Setelah dilakukan penelitian tentang pengaruh perkembangan kewirausahaan terhadap

tingkat perekonomian Indonesia , maka disarankan wirausaha dapat menjadi alternatif dalam

usaha pengentasan kemiskinan dan pengangguran di Indonesia. Pemerintah diharapkan dapat

mendukung kemajuan kewirausahaan di Indonesia dengan cara memberikan bantuan modal

sehingga wirausahawan dapat mendirikan usaha tanpa halangan mengenai biaya modal.

Pencari lapangan kerja yang semula hanya berminat pada sektor formal juga diharapkan

merubah pandangannya dan beralih pada sektor informal yaitu wirausaha.

Kewirausahaan (Inggris: Entrepreneurship) atau Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan.[butuh rujukan] Visi

Page 9: BAB II.doc

tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu.[butuh rujukan] Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian.[butuh rujukan]

Kewirausahaan memiliki arti yang berbeda-beda antar para ahli atau sumber acuan karena berbeda-beda titik berat dan penekanannya. Richard Cantillon (1775), misalnya, mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self-employment).[butuh rujukan] Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu.[butuh rujukan] Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi risiko atau ketidakpastian.[butuh rujukan] Berbeda dengan para ahli lainnya, menurut Penrose (1963) kegiatan kewirausahaan mencakup indentfikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi sedangkan menurut Harvey Leibenstein (1968, 1979) kewirausahaan mencakup kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya[butuh rujukan] dan menurut Peter Drucker, kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan.[butuh

rujukan]Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul.

Daftar isi 1 Etimologi 2 Sejarah kewirausahaan

3 Proses kewirausahaan

4 Ciri-ciri dan Sifat kewirausahaan

5 Tahap-tahap kewirausahaan

o 5.1 Tahap memulai

o 5.2 Tahap melaksanakan usaha

o 5.3 Tahap mempertahankan usaha

o 5.4 Sikap wirausaha

6 Faktor Kegagalan Dalam Wirausaha

7 Peran Wirausaha Dalam Perekonomian Nasional

8 Referensi

EtimologiKewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha.[butuh rujukan] Wira berarti pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung.[butuh rujukan] Usaha

Page 10: BAB II.doc

adalah perbuatan amal, bekerja, dan berbuat sesuatu.[butuh rujukan] Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu.[butuh rujukan]

Sejarah kewirausahaanWirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon pada tahun 1755.[butuh rujukan] Di luar negeri, istilah kewirausahaan telah dikenal sejak abad 16, sedangkan di Indonesia baru dikenal pada akhir abad 20.[butuh rujukan] Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda dikenadengan ondernemer, di Jerman dikenal dengan unternehmer.[butuh

rujukan] Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan Kanada.[butuh rujukan] Bahkan sejak 1970-an banyak universitas yang mengajarkan kewirausahaan atau manajemen usaha kecil.[butuh rujukan] Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan kewirausahaan.[butuh rujukan]DI Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja.[butuh rujukan] Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.[butuh

rujukan]

Proses kewirausahaanMenurut Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave, proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi.[butuh rujukan] Inovasi tersebut dipengeruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari pribadi maupun di luar pribadi, seperti pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan dan lingkungan.[butuh rujukan] Faktor-faktor tersebut membentuk ‘’locus of control’’, kreativitas, keinovasian, implementasi, dan pertumbuhan yang kemudian berkembangan menjadi wirausahawan yang besar.[butuh rujukan] Secara internal, keinovasian dipengaruhi oleh faktor yang bersal dari individu, seperti locus of control, toleransi, nilai-nilai, pendidikan, pengalaman. Sedangkan faktor yang berasal dari lingkungan yang memengaruhi diantaranya model peran, aktivitas, dan peluang.[butuh rujukan] Oleh karena itu, inovasi berkembang menjadi kewirausahaan melalui proses yang dipengaruhi lingkungan, organisasi, dan keluarga.[butuh rujukan]

Ciri-ciri dan Sifat kewirausahaanUntuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan, maka setiap orang memerlukan ciri-ciri dan juga memiliki sifat-sifat dalam kewirausahaan. Ciri-ciri seorang wirausaha adalah:

Percaya diri Berorientasikan tugas dan hasil

Berani mengambil risiko

Kepemimpinan

Keorisinilan

Berorientasi ke masa depan

Jujur dan tekun

Page 11: BAB II.doc

Sifat-sifat seorang wirausaha adalah:

Memiliki sifat keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme. Selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan

ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik dan memiliki inisiatif.

Memiliki kemampuan mengambil risiko dan suka pada tantangan.

Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap saran dan kritik yang membangun.

Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan bisnis yang luas.

Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan.

Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja keras.

Tahap-tahap kewirausahaanSecara umum tahap-tahap melakukan wirausaha:

Tahap memulai

Tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan ‘’franchising’’.[butuh rujukan]Tahap ini juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri, atau jasa.[butuh

rujukan]

Tahap melaksanakan usaha

Dalam tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek: pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil risiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.[butuh rujukan]

Tahap mempertahankan usaha

Tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi.[butuh

rujukan]

Tahap mengembangkan usaha

Tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil.[butuh

rujukan]

Page 12: BAB II.doc

Sikap wirausaha

Dari daftar ciri dan sifat watak seorang wirausahawan di atas, dapat kita identifikasi sikap seorang wirausahawan yang dapat diangkat dari kegiatannya sehari-hari, sebagai berikut:

Disiplin

Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki kedisiplinan yang tinggi.[butuh rujukan] Arti dari kata disiplin itu sendiri adalah ketepatan komitmen wirausahawan terhadap tugas dan pekerjaannya.[butuh rujukan] Ketepatan yang dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap waktu, kualitas pekerjaan, sistem kerja dan sebagainya.[butuh rujukan] Ketepatan terhadap waktu, dapat dibina dalam diri seseorang dengan berusaha menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang direncanakan.[butuh rujukan] Sifat sering menunda pekerjaan dengan berbagai macam alasan, adalah kendala yang dapat menghambat seorang wirausahawan meraih keberhasilan.[butuh rujukan] Kedisiplinan terhadap komitmen akan kualitas pekerjaan dapat dibina dengan ketaatan wirausahawan akan komitmen tersebut.[butuh rujukan] Wirausahawan harus taat azas.[butuh rujukan] Hal tersebut akan dapat tercapai jika wirausahawan memiliki kedisiplinan yang tinggi terhadap sistem kerja yang telah ditetapkan.[butuh rujukan] Ketaatan wirausahawan akan kesepakatan-kesepakatan yang dibuatnya adalah contoh dari kedisiplinan akan kualitas pekerjaan dan sistem kerja.[butuh rujukan]

Komitmen Tinggi

Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain.[butuh rujukan] Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki komitmen yang jelas, terarah dan bersifat progresif (berorientasi pada kemajuan).[butuh rujukan] Komitmen terhadap dirinya sendiri dapat dibuat dengan identifikasi cita-cita, harapan dan target-target yang direncanakan dalam hidupnya.[butuh rujukan] Sedangkan contoh komitmen wirausahawan terhadap orang lain terutama konsumennya adalah pelayanan prima yang berorientasi pada kepuasan konsumen, kualitas produk yang sesuai dengan harga produk yang ditawarkan, penyelesaian bagi masalah konsumen, dan sebagainya.Seorang wirausahawan yang teguh menjaga komitmennya terhadapkonsumen, akan memiliki nama baik di mata konsumen yang akhirnya wirausahawan tersebut akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen, dengan dampak pembelian terus meningkat sehingga pada akhirnya tercapai target perusahaan yaitu memperoleh laba yang diharapkan.[butuh rujukan]

Jujur

Kejujuran merupakan landasan moral yang kadang-kadang dilupakan oleh seorang wirausahawan.[butuh rujukan] Kejujuran dalam berperilaku bersifat kompleks.[butuh rujukan]Kejujuran mengenai karakteristik produk (barang dan jasa) yang ditawarkan, kejujuran mengenai promosi yang dilakukan, kejujuran mengenai pelayanan purnajual yang dijanjikan dan kejujuran mengenai segala kegiatan yang terkait dengan penjualan produk yang dilakukan olehwirausahawan.[butuh rujukan]

Kreatif dan Inovatif

Page 13: BAB II.doc

Untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan harus memiliki daya kreativitas yang tinggi.[butuh rujukan] Daya kreativitas tersebut sebaiknya dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada selama ini di pasar.[butuh rujukan] Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang, bentuk ataupun waktu.[butuh rujukan] Justru seringkali ide-ide jenius yangmemberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha awalnya adalah dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil.[butuh rujukan]

Mandiri

Seseorang dikatakan “mandiri” apabila orang tersebut dapat melakukan keinginan dengan baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain dalammengambil keputusan atau bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan hidupnya, tanpa adanya ketergantungan dengan pihak lain.[butuh rujukan] Kemandirian merupakan sifat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan.[butuh rujukan]Pada prinsipnya seorang wirausahawan harus memiliki sikap mandiri dalam memenuhi kegiatan usahanya.[butuh rujukan]

Realistis

Seseorang dikatakan realistis bila orang tersebut mampu menggunakan fakta/realita sebagai landasan berpikir yang rasional dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan/ perbuatannya.[butuh rujukan]Banyak seorang calon wirausahawan yang berpotensi tinggi, namun pada akhirnya mengalami kegagalan hanya karena wirausahawan tersebut tidak realistis, obyektif dan rasional dalam pengambilan keputusan bisnisnya.[butuh rujukan]Karena itu dibutuhkan kecerdasan dalam melakukan seleksi terhadap masukan-masukan/ sumbang saran yang ada keterkaitan erat dengan tingkat keberhasilan usaha yang sedang dirintis.[butuh rujukan]

Faktor Kegagalan Dalam WirausahaMenurut Zimmerer (dalam Suryana, 2003 : 44-45) ada beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya:

Tidak kompeten dalam manajerial.

Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.

Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan.

Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik, faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan memelihara aliran kas menyebabkan operasional perusahan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.

Gagal dalam perencanaan.

Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.

Page 14: BAB II.doc

Lokasi yang kurang memadai.

Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.

Kurangnya pengawasan peralatan.

Pengawasan erat berhubungan dengan efisiensi dan efektivitas. Kurang pengawasan mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif.

Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha.

Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan gagal menjadi besar.

Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan.

Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan, tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu.

Peran Wirausaha Dalam Perekonomian NasionalSeorang wirausaha berperan baik secara internal maupun eksternal. Secara internal seorang wirausaha berperan dalam mengurangi tingkat kebergantungan terhadap orang lain, meningkatkan kepercayaan diri, serta meningkatkan daya beli pelakunya. Secara eksternal, seorang wirausaha berperan dalam menyediakan lapangan kerja bagi para pencari kerja. Dengan terserapnya tenaga kerja oleh kesempatan kerja yang disediakan oleh seorang wirausaha, tingkat pengangguran secara nasional menjadi berkurang.

Menurunnya tingkat pengangguran berdampak terhadap naiknya pendapatan perkapita dan daya beli masyarakat, serta tumbuhnya perekonomian secara nasional. Selain itu, berdampak pula terhadap menurunnya tingkat kriminalitas yang biasanya ditimbulkan oleh karena tingginya pengangguran.

Seorang wirausaha memiliki peran sangat besar dalam melakukan wirausaha. Peran wirausaha dalam perekonomian suatu negara adalah:

Menciptakan lapangan kerja Mengurangi pengangguran

Meningkatkan pendapatan masyarakat

Mengombinasikan faktor–faktor produksi (alam, tenaga kerja, modal dan keahlian)

Meningkatkan produktivitas nasional

Page 15: BAB II.doc

kewirausahaan

Klasik Kartu Lipat

Majalah

Mozaik

Bilah Sisi

Cuplikan

Kronologis

1.

Dec

3

KEWIRAUSAHAAN

A. Pengertian Kewirausahaan

Secara harfiah Kewirausahaan terdiri atas kata dasar wirausaha yang mendapat awalan ked an akhiran an, sehingga dapat diartikan kewirausahaan adalah hal-hal yang terkait dengan wirausaha. Sedangkan wira berarti keberanian dan usaha berarti kegiatan bisnis yang

Page 16: BAB II.doc

komersial atau non-komersial, Sehingga kewirausahaan dapat pula diartikan sebagai keberanian seseorang untuk melaksanakan suatu kegiatan bisnis.

Dalam bahasa Inggris wirausaha adalah enterpenuer, istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Richard Cantillon, seorang ekonom Prancis. Menurutnya, entrepreneur adalah “agent who buys means of production at certain prices in order to combine them”. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, ekonom Perancis lainnya- Jean Baptista Say menambahkan definisi Cantillon dengan konsep entrepreneur sebagai pemimpin. Secara umum banyak sekali definisi yang dikemukakan oleh para ahli, mengenai kewirausahaan, dibawah ini akan saya kemukakan beberapa pendapat tersebut, yang diambil dari berbagai sumber :

Harvey Leibenstein (1968, 1979), mengemukakan, kewirausahaan mencakup kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya.

Penrose (1963) : Kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda dengan kapasitas kewirausahaan.

Frank Knight (1921) : Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar. Definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang worausahawan disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti pengarahan dan pengawasan.

B. Tujuan Kewirausahaan

Seorang sosiolog bernama David McCleland mengemukakan bahwa, apabila sebuah negara ingin menjadi makmur, minimal sejumlah 2% dari prosetase keseluruhan penduduk di negara tersebut menjadi wirausahawan, Indonesia sendiri sampai saat ini menurut sebuah riset jumlah penduduk yang menjadi wirausaha baru sekitar 0,18%, menurut informasi yang saya baca di internet hari ini tanggal 5 Maret 2012 jumlahnya telah melonjak tajam menjadi maka tidaklah mengherankan apabila saat ini, kondisi pereekonomian Indonesia tertinggal jauh dari negeara tetangga yaitu Singapura yang memiliki prosentase wirausaha sebesar 7%, Malaysia 5%, China 10%, apalagi jika harus dibandingkan dengan negara adidaya Amerika Serikat yang hampir 13% penduduknya menjadi wirausahawan.

Maka dari itu, dengan ditumbuh kembangkanya pengetahuan seputar kewirausahaan, akan membangkitkan semangat masyarakat Indonesia khusunya generasi muda atau mahasiswa, untuk ikut menciptakan lapangan kerja dengan berwirausaha, tidak hanya menjadi pencari kerja (job seeking). Dengan dilandasi semangat nasionalisme bahwa bangsa Indonesia harus mampu bersaing dikancah percaturan perekonomian dunia, maka akan banyak mahasiswa yang termotivasi untuk meningktakan kualitas dirinya dan mencetuskan ide-ide kretaif dalam bidang kewirausahaan yang berdaya saing tinggi.

Page 17: BAB II.doc

Mengapa dengan semakin banyak wirausahawan disuatu negara akan meningkatkan daya saing negara tersebut ?, jawabanya saya kira cukup jelas. Pertama, sebuah negara yang memiliki wirausahawan banyak tentunya akan mendapatkan penghasilan yang besar dari sektor pajak, atas kegiatan ekonomi yang mereka lakukan, coba bayangkan apabila suatu negara terlalu banyak pegawai negeri sipil yang kurang atau bahkan tidak produktif, maka mereka setiap bulan memakan anggaran negara untuk menggaji mereka, namun sumbangsih mereka pada perekonimian nasional sangat minim baik dari segi pajak maupun tingkat konsumsi.

Mari kita lihat contoh lainya, dengan semakin banyak penduduk menjadi wirausaha, maka ekonomi mereka akan mandiri, tidak akan bergantung pada sistem ekonomi kapitalis, dalam hal ini pemerintah harus pro aktif menyediakan modal bagi para pengusaha agar benar-benar produktif dengan bunga yang kompetitif, dan tidak menghancurkan pengusaha maupun pemerintah, hasil keuntungan usaha mereka akan disimpan di bank-bank dalam negeri, sehingga perputaran uang semakin lancar, dengan hal tersebut modal mereka akan bertambah sehingga mampu menembus pangsa pasar global, yang nantinya menaikkan neraca ekspor-impor dan akan menambah devisa negara secara signifakan, maka dengan hal tersebut sangatlah jelas, bahwa kewirausahaan memiliki peran yang sangat penting untuk menaikkan harkat martabat suatu bangsa dikancah internasional.

Selanjutnya ditinjau dari segi GNP (Gross National Product), apabila semakin banyak uang yang dihasilkan oleh putra-putri bangsa Indonesia, karena berwirausaha maka uang yang dihasilkan berpeluang semakin besar, berbeda dengan gaji yang nominalnya relatif tetap. Akan meningkatkan GNP yaitu keseluruhan barang dan jasa yang diproduksi warga negara penduduk tersebut dimanapun berada (di dalam dan luar negeri), dengan meningkatkan GNP ini akan semakin memperkuat ekonomi nasional secara makro, dan mempercepat roda pembangunan nasional, karena ketersediaan anggaran semakin meningkat.

Dari beberapa dampak positif kewirausahaan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan bertujuan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dan secara umum meningkatkan harkat dan martabat pribadi wirausahawan serta bangsa dan negara, dengan pengetahuan tersebut diharapkan akan semakin banyak warga negara Indonesia khusunya mahasiswa yang terjun dalam dunia usaha, namun perlu diperhatikan dalam berusaha harus mengedepankan kejujuran, sehingga apa yang dihasilkan dapat bermanfa’at bagi masyarakat luas.

C. Teori Kewirausahaan

Seiring berjalanya waktu, kewirausahaan semakin berkembang, maka lahirlah berbagai macam teori tentang kewirausahaan, akan coba saya uraikan berbagai teori kewirausahaan, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Neo Klasik

Page 18: BAB II.doc

Teori ini memandang perusahaan sebagai sebuah istilah teknologis, dimana manajemen (individu-individu) hanya mengetahui biaya dan penerimaan perusahaan dan sekedar melakukan kalkulasi matematis untuk menentukan nilai optimal dari variabel keputusan. Jadi pendekatan neoklasik tidak cukup mampu untuk menjelaskan isu mengenai kewirausahaan. Dalam teori ini kemandirian sangat tidak terlihat, wajar saja, karena ini memang pada masa lampau dimana belum begitu urgen masalah kemandirian, namun cukup bisa menjadi teori awal untuk melahirkan teori-teori berikutnya.

2. Kirzerian Entrepreneur

Dalam teori Kirzer menyoroti tentang kinerja manusia, keuletanya, keseriusanya, kesungguhanya, untuk swa(mandiri), dalam berusaha, sehingga maju mundurnya suatu usaha tergantung pada upaya dan keuletan sang pengusaha.

Dari berbagai disiplin ilmu, lahirlah teori kewirausahaan yang dipandang dari sudut pandang mereka masing-masing, Teori ekonomi memandang bahwa lahirnya wirausaha disebabkan karena adanya peluang, dan ketidakpastian masa depanlah yang akan melahirkan peluang untuk dimaksimalkan, hal ini berkaitan dengan keberanian mengambil peluang, berspekulasi, menata organisasi, dan melahirkan berbagai macam inovasi. Teori Sosiologi lebih mempelajari tentang, asal-usul budaya dan nilai-nilai sosial disuatu masyarakat, yang akan berdampak pada kemampuanya menanggapi peluang usaha dan mengolah usaha, sebagai contoh orang etnis cina dan padang dikenal sebagai orang yang ulet berusaha, maka fakta dilapangan menunjukkan, bahwa banyak sekali orang cina dan padang yang meraih kesuksesan dalam berwirausaha. Selanjutnya teori psikologi, menurut saya teori ini lebih menekankan pada motif individu yang melatarbelakangi dirinya untuk berwirausaha, apabila sejak kecil ditanamkan untuk berprestasi, maka lebih besar kemungkinan seorang individu lebih berani dalam menanggapi peluang usaha yang diperolehnya.

Yang terakhir adalah teori perilaku, bagaimana seorang wirausahawan harus memiliki kecakapan dalam mengorganisasikan suatu usaha, memanaje keuangan dan hal-hal terkait, membangun jaringan, dan memasarkan produk, dibutuhkan pribadi yang supel dan pandai bergaul untuk memajukan suatu usaha.

A. Konsep Kewirausahaan

Sampai saat ini konsep kewirausahaan masih terus berkembang. Kewirausahan adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain. Kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif atau kreatif berdaya, bercipta, berkarya dan bersahaja dan berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya.

Page 19: BAB II.doc

Seseorang yang memiliki karakter wirausaha selalu tidak puas dengan apa yang telah dicapainya. Wirausaha adalah orang yang terampil memanfaatkan peluang dalam mengembangkan usahanya dengan tujuan untuk meningkatkan kehidupannya. Norman M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993:5), “An entrepreneur is one who creates a new business in the face of risk and uncertainty for the purpose of achieving profit and growth by identifying opportunities and asembling the necessary resources to capitalze on those opportunities”. Wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat, mengambil keuntungan serta memiliki sifat, watak dan kemauan untuk mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif dalam rangka meraih sukses/meningkatkan pendapatan. Intinya, seorang wirausaha adalah orang-orang yang memiliki karakter wirausaha dan mengaplikasikan hakikat kewirausahaan dalam hidupnya. Dengan kata lain, wirausaha adalah orang-orang yang memiliki jiwa kreativitas dan inovatif yang tinggi dalam hidupnya.

Dari beberapa konsep di atas menunjukkan seolah-olah kewirausahaan identik dengan kemampuan para wirausaha dalam dunia usaha (business). Padahal, dalam kenyataannya, kewirausahaan tidak selalu identik dengan karakter wirausaha semata, karena karakter wirausaha kemungkinan juga dimiliki oleh seorang yang bukan wirausaha. Wirausaha mencakup semua aspek pekerjaan, baik karyawan swasta maupun pemerintahan (Soeparman Soemahamidjaja, 1980). Wirausaha adalah mereka yang melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide, dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang (opportunity) dan perbaikan (preparation) hidup (Prawirokusumo, 1997).

Kewirausahaan (entrepreneurship) muncul apabila seseorang individu berani mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide barunya. Proses kewirausahaan meliputi semua fungsi, aktivitas dan tindakan yang berhubungan dengan perolehan peluang dan penciptaan organisasi usaha (Suryana, 2001). Esensi dari kewirausahaan adalah menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses pengkombinasian sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda agar dapat bersaing. Menurut Zimmerer (1996:51), nilai tambah tersebut dapat diciptakan melalui cara-cara sebagai berikut:

1. Pengembangan teknologi baru (developing new technology),2. Penemuan pengetahuan baru (discovering new knowledge),

3. Perbaikan produk (barang dan jasa) yang sudah ada (improving existing products or services),

4. Penemuan cara-cara yang berbeda untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih banyak dengan sumber daya yang lebih sedikit (finding different ways of providing more goods and services with fewer resources).

Walaupun di antara para ahli ada yang lebih menekankan kewirausahaan pada peran pengusaha kecil, namun sebenarnya karakter wirausaha juga dimiliki oleh orang-orang yang berprofesi di luar wirausaha. Karakter kewirausahaan ada pada setiap orang yang menyukai perubahan, pembaharuan, kemajuan dan tantangan, apapun profesinya.

Page 20: BAB II.doc

Dengan demikian, ada enam hakikat pentingnya kewirausahaan, yaitu:

5. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil bisnis (Ahmad Sanusi, 1994)

6. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang dibutuhkan untuk memulai sebuah usaha dan mengembangkan usaha (Soeharto Prawiro, 1997)

7. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (kreatif) dan berbeda (inovatif) yang bermanfaat dalam memberikan nilai lebih.

8. Kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (Drucker, 1959)

9. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreatifitas dan keinovasian dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan usaha (Zimmerer, 1996)

10. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan.

Berdasarkan keenam pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan adalah nilai-nilai yang membentuk karakter dan perilaku seseorang yang selalu kreatif berdaya, bercipta, berkarya dan bersahaja dan berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya. Meredith dalam Suprojo Pusposutardjo(1999), memberikan ciri-ciri seseorang yang memiliki karakter wirausaha sebagai orang yang (1) percaya diri, (2) berorientasi tugas dan hasil, (3) berani mengambil risiko, (4) berjiwa kepemimpinan, (5) berorientasi ke depan, dan (6) keorisinalan.

Jadi, untuk menjadi wirausaha yang berhasil, persyaratan utama yang harus dimiliki adalah memiliki jiwa dan watak kewirausahaan. Jiwa dan watak kewirausahaan tersebut dipengaruhi oleh keterampilan, kemampuan, atau kompetensi. Kompetensi itu sendiri ditentukan oleh pengetahuan dan pengalaman usaha. Seperti telah dikemukakan di atas, bahwa seseorang wirausaha adalah seseorang yang memiliki jiwa dan kemampuan tertentu dalam berkreasi dan berinovasi. Ia adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different) atau kemampuan kreatif dan inovatif. Kemampuan kreatif dan inovatif tersebut secara riil tercermin dalam kemampuan dan kemauan untuk memulai usaha (start up), kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang baru (creative), kemauan dan kemampuan untuk mencari peluang (opportunity), kemampuan dan keberanian untuk menanggung risiko (risk bearing) dan kemampuan untuk mengembangkan ide dan meramu sumber daya.

B. Pendidikan Kewirausahaan di Sekolah

Pendidikan kewirausahaan bertujuan untuk membentuk manusia secara utuh (holistik), sebagai insan yang memiliki karakter, pemahaman dan ketrampilan sebagai wirausaha. Pada dasarnya, pendidikan kewirausahaan dapat diimplementasikan secara terpadu dengan kegiatan-kegiatan pendidikan di sekolah. Pelaksanaan pendidikan kewirausahaan dilakukan

Page 21: BAB II.doc

oleh kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan (konselor), peserta didik secara bersama-sama sebagai suatu komunitas pendidikan. Pendidikan kewirausahaan diterapkan ke dalam kurikulum dengan cara mengidentifikasi jenis-jenis kegiatan di sekolah yang dapat merealisasikan pendidikan kewirausahaan dan direalisasikan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini, program pendidikan kewirausahaan di sekolah dapat diinternalisasikan melalui berbagai aspek.

1. Pendidikan Kewirausahaan Terintegrasi Dalam Seluruh Mata Pelajaran

Yang dimaksud dengan pendidikan kewirausahaan terintegrasi di dalam proses pembelajaran adalah penginternalisasian nilai-nilai kewirausahaan ke dalam pembelajaran sehingga hasilnya diperolehnya kesadaran akan pentingnya nilai-nilai, terbentuknya karakter wirausaha dan pembiasaan nilai-nilai kewirausahaan ke dalam tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas pada semua mata pelajaran. Pada dasarnya kegiatan pembelajaran, selain untuk menjadikan peserta didik menguasai kompetensh (materi) yang ditargetkan, juga dirancang dan dilakukan untuk menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai kewirausahaan dan menjadikannya perilaku. Langkah ini dilakukan dengan cara mengintegrasikan nilai-nilai kewirausahaan ke dalam pembelajaran di seluruh mata pelajaran yang ada di sekolah. Langkah pengintegrasian ini bisa dilakukan pada saat menyampaikan materi, melalui metode pembelajaran maupun melalui sistem penilaian.

Dalam pengintegrasian nilai-nilai kewirausahaan ada banyak nilai yang dapat ditanamkan pada peserta didik. Apabila semua nilai-nilai kewirausahaan tersebut harus ditanamkan dengan intensitas yang sama pada semua mata pelajaran, maka penanaman nilai tersebut menjadi sangat berat. Oleh karena itu penanaman nilainilai kewirausahaan dilakukan secara bertahap dengan cara memilih sejumlah nilai pokok sebagai pangkal tolak bagi penanaman nilai-nilai lainnya. Selanjutnya nilai-nilai pokok tersebut diintegrasikan pada semua mata pelajaran. Dengan demikian setiap mata pelajaran memfokuskan pada penanaman nilai-nilai pokok tertentu yang paling dekat dengan karakteristik mata pelajaran yang bersangkutan. Nilai-nilai pokok kewirausahaan yang diintegrasikan ke semua mata pelajaran pada langkah awal ada 6 (enam) nilai pokok yaitu: mandiri, kreatif pengambil resiko, kepemimpinan, orientasi pada tindakan dan kerja keras.

Integrasi pendidikan kewirausahaan di dalam mata pelajaran dilaksanakan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran pada semua mata pelajaran. Pada tahap perencanaan, silabus dan RPP dirancang agar muatan maupun kegiatan pembelajarannya memfasilitasi untuk mengintegrasikan nilai-nilai kewirausahaan. Cara menyusun silabus yang terintegrsi nilai-nilai kewirausahaan dilakukan dengan mengadaptasi silabus yang telah ada dengan menambahkan satu kolom dalam silabus untuk mewadahi nilai-nilai kewirausahaan yang akan diintegrasikan. Sedangkan cara menyususn RPP yang terintegrasi dengan nilai-nilai kewirausahaan dilakukan dengan cara mengadaptasi RPP yang sudah ada dengan menambahkan pana materi, langkah-langkah pembelajaran atau penilaian dengan nilai-nilai kewirausahaan.

Page 22: BAB II.doc

Prinsip pembelajaran yang digunakan dalam pengembangan pendidikan kewirausahaan mengusahakan agar peserta didik mengenal dan menerima nilai-nilai kewirausahaan sebagai milik mereka dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya melalui tahapan mengenal pilihan, menilai pilihan, menentukan pendirian, dan selanjutnya menjadikan suatu nilai sesuai dengan keyakinan diri.Dengan prinsip ini, peserta didik belajar melalui proses berpikir, bersikap, dan berbuat. Ketiga proses ini dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam melakukan kegiatan yang terkait dengan nilai-nilai kewirausahaan.

Pengintegrasian nilai-nilai kewirausahaan dalam silabus dan RPP dapat dilakukan melalui langkah-langkah berikut:

o Mengkaji SK dan KD untuk menentukan apakah nilai-nilai kewirausahaan sudah tercakup didalamnya.

o Mencantumkan nilai-nilai kewirausahaan yang sudah tercantum di dalam SKdan KD kedalam silabus.

o Mengembangkan langkah pembelajaran peserta didik aktif yang memungkinkan peserta didik memiliki kesempatan melakukan integrasi nilai dan menunjukkannya dalam perilaku.

o Memasukan langkah pembelajaran aktif yang terintegrasi nilai-nilai kewirausahaan ke dalam RPP.

2. Pendidikan Kewirausahaan yang Terpadu Dalam Kegiatan Ekstra Kurikuler

Kegiatan Ekstra Kurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/madrasah. Visi kegiatan ekstra kurikuler adalah berkembangnya potensi, bakat dan minat secara optimal, serta tumbuhnya kemandirian dan kebahagiaan peserta didik yang berguna untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Misi ekstra kurikuler adalah (1) menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka; (2) menyelenggarakan kegiatan yang memberikan kesempatan peserta didik mengespresikan diri secara bebas melalui kegiatan mandiri dan atau kelompok.

3. Pendidikan Kewirausahaan Melalui Pengembangan Diri

Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran sebagai bagian integral dari kurikulum sekolah/madrasah. Kegiatan pengembangan diri merupakan upaya pembentukan karakter termasuk karakter wirausaha dan kepribadian peserta didik yang dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling berkenaan dengan masalah pribadi dan kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan pengembangan karir, serta kegiatan ekstra kurikuler.

Page 23: BAB II.doc

Pengembangan diri yang dilakukan dalam bentuk kegiatan pengembangan kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari peserta didik. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, kondisi dan perkembangan peserta didik, dengan memperhatikan kondisi sekolah/madrasah.

Pengembangan diri secara khusus bertujuan menunjang pendidikan peserta didik dalam mengembangkan: bakat, minat, kreativitas, kompetensi, dan kebiasaan dalam kehidupan, kemampuan kehidupan keagamaan, kemampuan sosial, kemampuan belajar, wawasan dan perencanaan karir, kemampuan pemecahan masalah, dan kemandirian. Pengembangan diri meliputi kegiatan terprogram dan tidak terprogram. Kegiatan terprogram direncanakan secara khusus dan diikuti oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pribadinya. Kegiatan tidak terprogram dilaksanakan secara langsung oleh pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah/madrasah yang diikuti oleh semua peserta didik. Dalam program pengembangan diri, perencanaan dan pelaksanaan pendidikan kewirausahaan dapat dilakukan melalui pengintegrasian kedalam kegiatan sehari-hari sekolah misalnya kegiatan ‘business day’ (bazar, karya peserta didik, dll)

4. Perubahan Pelaksanaan Pembelajaran Kewirausahaan dari Teori ke Praktik

Dengan cara ini, pembelajaran kewirausahaan diarahkan pada pencapaian tiga kompetansi yang meliputi penanaman karakter wirausaha, pemahaman konsep dan skill, dengan bobot yang lebih besar pada pencapaian kompetensi jiwa dan skill dibandingkan dengan pemahaman konsep. Dalam struktur kurikulum SMA, pada mata pelajaran ekonomi ada beberapa Kompetensi Dasar yang terkait langsung dengan pengembangan pendidikan kewirausahaan. Mata pelajaran tersebut merupakan mata pelajaran yang secara langsung (eksplisit) mengenalkan nilai-nilai kewirausahaan, dan sampai taraf tertentu menjadikan peserta didik peduli dan menginternalisasi nilai-nilai tersebut. Salah satu contoh model pembelajaran kewirausahaan yang mampu menumbuhkan karakter dan perilaku wirausaha dapat dilakukan dengan cara mendirikan kantin kejujuran, dsb.

5. Pengintegrasian Pendidikan Kewirausahaan ke dalam Bahan/Buku Ajar

Bahan/buku ajar merupakan komponen pembelajaran yang paling berpengaruh terhadap apa yang sesungguhnya terjadi pada proses pembelajaran. Banyak guru yang mengajar dengan semata-mata mengikuti urutan penyajian dan k egiatan-kegiatan pembelajaran (task) yang telah dirancang oleh penulis buku ajar, tanpa melakukan adaptasi yang berarti. Penginternalisasian nilai-nilai kewirausahaan dapat dilakukan ke dalam bahan ajar baik dalam pemaparan materi, tugas maupun evaluasi.

6. Pengintegrasian Pendidikan Kewirausahaan melalui Kutur Sekolah

Budaya/kultur sekolah adalah suasana kehidupan sekolah dimana peserta didik berinteraksi dengan sesamanya, guru dengan guru, konselor dengan sesamanya, pegawai administrasi dengan sesamanya, dan antar anggota kelompok masyarakat sekolah.

Page 24: BAB II.doc

Pengembangan nilai-nilai dalam pendidikan kewirausahaan dalam budaya sekolah mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan kepala sekolah, guru, konselor, tenaga administrasi ketika berkomunikasi dengan peserta didik dan mengunakan fasilitas sekolah, seperti kejujuran, tanggung jawab, disiplin, komitmen dan budaya berwirausaha di lingkungan sekolah (seluruh warga sekolah melakukan aktivitas berwirausaha di lngkungan sekolah).

7. Pengintegrasian Pendidikan Kewirausahaan melalui Muatan Lokal

Mata pelajaran ini memberikan peluang kepada peserta didik untuk mengembangkan kemampuannya yang dianggap perlu oleh daerah yang bersangkutan. Oleh karena itu mata pelajaran muatan lokal harus memuat karakteristik budaya lokal, keterampilan, nilai-nilai luhur budaya setempat dan mengangkat permasalahan sosial dan lingkungan yang pada akhirnya mampu membekali peserta didik dengan keterampilan dasar (life skill) sebagai bekal dalam kehidupan sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan. Contoh anak yang berada di ingkungan sekitar pantai, harus bisa menangkap potensi lokal sebagai peluang untuk mengelola menjadi produk yang memiliki nilai tambah, yang kemudian diharapkan anak mampu menjual dalam rangka untuk memperoleh pendapatan.

Integrasi pendidikan kewirausahaan di dalam mulok, hampir sama dengan integrasi pendidikan kewirausahaan terintegrasi di dalam mata pelajaran dilaksanakan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran pada semua mata pelajaran. Pada tahap perencanaan ini, RPP dirancang agar muatan maupun kegiatan pembelajarannya MULOK memfasilitasi untuk mengintegrasikan nilai-nilai kewirausahaan. Cara menyusun RPP MULOK yang terintegrasi dengan nilai-nilai kewirausahaan dilakukan dengan cara mengadaptasi RPP MULOK yang sudah ada dengan menambahkan pada materi, langkah-langkah pembelajaran atau penilaian dengan nilai-nilai kewirausahaan. Prinsip pembelajaran yang digunakan dalam pengembangan pendidikan kewirausahaan mengusahakan agar peserta didik mengenal dan menerima nilai-nilai kewirausahaan sebagai milik mereka dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya melalui tahapan mengenal pilihan, menilai pilihan, menentukan pendirian, dan selanjutnya menjadikan suatu nilai sesuai dengan keyakinan diri. Dengan prinsip ini peserta didik belajar melalui proses berpikir, bersikap, dan berbuat. Ketiga proses ini dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam melakukan kegiatan yang terkait dengan nilai-nilai kewirausahaan.

Dari beberapa konsep yang ada ada 6 hakekat penting kewirausahaan sebagai berikut ( Suryana,2003 : 13), yaitu :1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis (Acmad Sanusi, 1994).2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different) (Drucker, 1959).3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (Zimmerer. 1996).

Page 25: BAB II.doc

4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (start-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth) (Soeharto Prawiro, 1997).5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (creative), dan sesuatu yang berbeda (inovative) yang bermanfaat memberi nilai lebih.6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melaui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.Berdasarkan keenam konsep diatas, secara ringkas kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai sesuatu kemampuan kreatif dan inovatif (create new and different) yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses dan perjuangan untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan keberanian untuk menghadapi risiko.Dari segi karakteristik perilaku, Wirausaha (entepreneur) adalah mereka yang mendirikan, mengelola, mengembangkan, dan melembagakan perusahaan miliknya sendiri. Wirausaha adalah mereka yang bisa menciptakan kerja bagi orang lain dengan berswadaya. Definisi ini mengandung asumsi bahwa setiap orang yang mempunyai kemampuan normal, bisa menjadi wirausaha asal mau dan mempunyai kesempatan untuk belajar dan berusaha. Berwirausaha melibatkan dua unsur pokok (1) peluang dan, (2) kemampuan menanggapi peluang, Berdasarkan hal tersebut maka definisi kewirausahaan adalah “tanggapan terhadap peluang usaha yang terungkap dalam seperangkat tindakan serta membuahkan hasil berupa organisasi usaha yang melembaga, produktif dan inovatif.” (Pekerti, 1997)

Sejalan dengan pendapat di atas, Salim Siagian (1999) mendefinisikan: “Kewirausahaan

Page 26: BAB II.doc

adalah semangat, perilaku, dan kemampuan untuk memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik pada pelanggan/masyarakat; dengan selalu berusaha mencari dan melayani langganan lebih banyak dan lebih baik, serta menciptakan dan menyediakan produk yang lebih bermanfaat dan menerapkan cara kerja yang lebih efisien, melalui keberanian mengambil resiko, kreativitas dan inovasi serta kemampuan manajemen.”

KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN1. Motif Berprestasi TinggiPara ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat berwirausaha karena adanya motif tertentu, yaitu motif berprestasi (achievement motive). Menurut Gede Anggan Suhanda (dalam Suryana, 2003 : 32) Motif berprestasi ialah suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai yang terbaik guna mencapai kepuasan secara pribadi. Faktor dasarnya adalah kebutuhan yang harus dipenuhi. Seperti yang dikemukakan oleh Maslow (1934) tentang teori motivasi yang dipengaruhi oleh tingkatan kebutuhan kebutuhan, sesuai dengan tingkatan pemuasannya, yaitu kebutuhan fisik (physiological needs), kebutuhan akan keamanan (security needs), kebutuhan harga diri (esteem needs), dan kebutuhan akan aktualisasi diri (self-actualiazation needs). Menurut Teori Herzberg, ada dua faktor motivasi, yaitu:

Kebutuhan berprestasi wirausaha terlihat dalam bentuk tindakan untuk melakukan sesuatu yang lebih baik dan lebih efisien dibandingkan sebelumnya. Wirausaha yang memiliki motif berprestasi pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Suryana, 2003 : 33-34)1. Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan-persoalan yang timbul pada dirinya.2. Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat keberhasilan dan kegagalan.3. Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi.4. Berani menghadapi resiko dengan penuh perhitungan.5. Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang (fiftyfifty). Jika tugas yang diembannya sangat ringan, maka wirausaha merasa kurang tantangan, tetapi ia selalu menghindari tantangan yang paling sulit yang memungkinkan pencapaian keberhasilan sangat rendah.Motivasi (Motivation) berasal dari bahasa latin “movere” yang berarti to move atau menggerakkan, (Steers and Porter, 1991:5), sedangkan Suriasumantri (hal.92) berpendapat, motivasi merupakan dorongan, hasrat, atau kebutuhan seseorang. Motif dan motivasi

Page 27: BAB II.doc

berkaitan erat dengan penghayatan suatu kebutuhan berperilaku tertentu untuk mencapai tujuan. Motif menghasilkan mobilisasi energi (semangat) dan menguatkan perilaku seseorang. Secara umum motif sama dengan drive.Beck (1990: 19), berdasarkan pendekatan regulatoris, menyatakan “drive” sama seperti sebuah kendaraan yang mempunyai suatu mekanisme untuk membawa dan mengarahkan perilaku seseorang.Sejalan dengan itu, berdasarkan teori atribusi Weiner (Gredler, 1991: 452) ada dua lokus penyebab seseorang berhasil atau berprestasi. Lokus penyebab instrinsik mencakup (1) kemampuan, (2) usaha, dan (3) suasana hati (mood), seperti kelelahan dan kesehatan. Lokus penyebab ekstrinsik meliputi (1) sukar tidaknya tugas, (2) nasib baik (keberuntungan), dan (3) pertolongan orang lain. Motivasi berprestasi mengandung dua aspek, yaitu (1) mencirikan ketahanan dan suatu ketakutan akan kegagalan dan (2) meningkatkan usaha keras yang berguna dan mengharapkan akan keberhasilan (McClelland, 1976: 74-75).Namun, Travers (1982:435) mengatakan bahwa ada dua kategori penting dalam motivasi berprestasi, yaitu mengharapkan akan sukses dan takut akan kegagalan.Uraian di atas menunjukkan bahwa setidak-tidaknya ada dua indikator dalam motivasi berprestasi (tinggi), yaitu kemampuan dan usaha. Namun, bila dibandingkan dengan atribusi intrinsik dari Wainer, ada tiga indikator motivasi berprestasi tinggi yaitu: kemampuan, usaha, dan suasana hati (kesehatan). Berdasarkan uraian di atas, hakikat motivasi berprestasi dalam penelitian ini adalah rangsangan-rangsangan atau daya dorong yang ada dalam diri yang mendasari kita untuk belajar dan berupaya mencapai prestasi belajar yang diharapkan.2. Selalu PerspektifSeorang wirausahawan hendaknya seorang yang mampu menatap masa dengan dengan lebih optimis. Melihat ke depan dengan berfikir dan berusaha. Usaha memanfaatkan peluang dengan penuh perhitungan. Orang yang berorientasi ke masa depan adalah orang yang memiliki persepktif dan pandangan kemasa depan. Karena memiliki pandangan jauh ke masa depan maka ia akan selalu berusaha untuk berkarsa dan berkarya (Suryana, 2003 : 23). Kuncinya pada kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru serta berbeda dengan yang sudah ada.Walaupun dengan risiko yang mungkin dapat terjadi, seorang yang perspektif harus tetap tabah dalam mencari peluang tantangan demi pembaharuan masa depan. Pandangan yang jauh ke depan membuat wirausaha tidak cepat puas dengan karsa dan karya yang sudah ada. Karena itu ia harus mempersiapkannya dengan mencari suatu peluang.2. Selalu PerspektifSeorang wirausahawan hendaknya seorang yang mampu menatap masa dengan dengan lebih optimis. Melihat ke depan dengan berfikir dan berusaha. Usaha memanfaatkan peluang dengan penuh perhitungan. Orang yang berorientasi ke masa depan adalah orang yang memiliki persepktif dan pandangan kemasa depan. Karena memiliki pandangan jauh ke masa depan maka ia akan selalu berusaha untuk berkarsa dan berkarya (Suryana, 2003 : 23). Kuncinya pada kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru serta berbeda dengan yang sudah ada.Walaupun dengan risiko yang mungkin dapat terjadi, seorang yang perspektif harus tetap tabah dalam mencari peluang tantangan demi pembaharuan masa depan. Pandangan yang jauh ke depan membuat wirausaha tidak cepat puas dengan karsa dan karya yang sudah ada. Karena itu ia harus mempersiapkannya dengan mencari suatu peluang.

Page 28: BAB II.doc

3 Memiliki Kreatifitas TinggiMenurut Teodore Levit, kreativitas adalah kemampuan untuk berfikir yang baru dan berbeda. Menurut Levit, kreativitas adalah berfikir sesuatu yang baru (thinking new thing), oleh karena itu enurutnya kewirausahaan adalah berfikir dan bertindak sesuatu yang baru atau berfikir sesuatu yang lama dengan cara-cara baru. Menurut Zimmerer dalam buku yang ditulis Suryana (2003 : 24) dengan judul buku “Entrepreneurship And The New Venture Formation”, mengungkapkan bahwa ide-ide kreativitas sering muncul ketika wirausaha melihat sesuatu yang lama dan berfikir sesuatu yang baru dan berbeda. Oleh karena itu kreativitas adalah menciptakan sesuatu dari yang asalnya tidak ada (generating something from nothing). Inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan persolan-persolan dan peluang untuk meningkatkan dan memperkaya kehidupan (inovation isthe ability to apply creative solutions to those problems ang opportunities to enhance or to enrich people’s live). “Sometimes creativity involves generating something from nothing. However, creativity is more likely to result in colaborating on the present, in putting old things together in the new ways, or in taking something away to create something simpler or better”. Dari definisi diatas, kreativitas mengandung pengertian, yaitu :1. Kreativitas adalah menciptakan sesuatu yang asalnya tidak ada.2. Hasil kerjasama masa kini untuk memperbaiki masa lalu dengan cara baru.3. menggantikan sesuatu dengan sesuatu yang lebih sederhana dan lebih baik.Menurut Zimmerer(1996:7), “creativity ideas often arise when entrepreuneurs look at something old and think something new or different”. Ide-ide kreativitas sering muncul ketika wirausaha melihat sesuatu yang lama dan berpikir sesuatu baru dan berbeda. Oleh karena itu kreativitas adalah nenciptakan sesuatu dari yang asalnya tidak ada (generating something from nothing). Rahasia kewirausahaan adalah dalam menciptakan nilai tambah barang dan jasa terletak pada penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah dan meraih peluang yang dihadapi tiap hari (applying creativity and inovation to solve the problems and to exploit opportunities that people face every day). Berinisiatif ialah mengerjakan sesuatu tanpa menunggu perintah. Kebiasaan berinisiatif akan melahirkan kreativitas (daya cipta) setelah itu melahirkan inovasi. Menurut Zimmerer ada tujuh langkah proses berpikir kreatif dalam kewirausahaan, yaitu:Tahap 1: Persiapan (Preparation)Tahap 2: Penyelidikan (Investigation)Tahap 3: Transformasi (Transpormation)Tahap 4: Penetasan (Incubation)Tahap 5: Penerangan (Illumination)Tahap 6: Pengujian (Verification)Tahap 7: Implementasi (Implementation)4 Memiliki Perilaku Inovatif TinggiMenjadi wirausaha yang handal tidaklah mudah. Tetapi tidaklah sesulit yang dibayangkan banyak orang, karena setiap orang dalam belajar berwirausaha. Menurut Poppy King, wirausaha muda dari Australia yang terjun ke bisnis sejak berusia 18 tahun, ada tiga hal yang selalu dihadapi seorang wirausaha di bidang apapun, yakni: pertama, obstacle (hambatan); kedua, hardship (kesulitan); ketiga, very rewarding life (imbalan atau hasil bagi kehidupan yang memukau). Sesungguhnya kewirausahaan dalam batas tertentu adalah untuk semua

Page 29: BAB II.doc

orang. Mengapa? cukup banyak alasan untuk mengatakan hal itu. Pertama, setiap orang memiliki cita-cita, impian, atau sekurang-kurangnya harapan untuk meningkatkan kualitas hidupnya sebagai manusia. Hal ini merupakan semacam “intuisi” yang mendorong manusia normal untuk bekerja dan berusaha. “Intuisi” ini berkaitan dengan salah satu potensi kemanusiaan, yakni daya imajinasi kreatif. Karena manusia merupakan satu-satunya mahluk ciptaan Tuhan yang, antara lain, dianugerahi daya imajinasi kreatif, maka ia dapat menggunakannya untuk berpikir. Pikiran itu dapat diarahkan ke masa lalu, masa kini, dan masa depan. Dengan berpikir, ia dapat mencari jawabanjawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan penting seperti: Dari manakah aku berasal? Dimanakah aku saat ini? Dan kemanakah aku akan pergi? Serta apakah yang akan aku wariskan kepada dunia ini? Dalam buku Berwirausaha Dari Nol telah dapat disampaikan bahwa mereka:1. digerakkan oleh ide dan impian,2. lebih mengandalkan kreativitas,3. menunjukkan keberanian,4. percaya pada hoki, tapi lebih percaya pada usaha nyata,5. melihat masalah sebagai peluang,6. memilih usaha sesuai hobi dan minat,7. mulai dengan modal seadanya,8. senang mencoba hal baru,9. selalu bangkit dari kegagalan, dan10. tak mengandalkan gelar akademis.Sepuluh kiat sukses itu pada dasarnya sederhana, tidak memerlukan orang-orang yang luar biasa. Orang dengan IQ tinggi, sedang, sampai rendah dapat (belajar) melakukannya.5. Selalu Komitmen dalam Pekerjaan, Memiliki Etos Kerja dan Tanggung JawabSeorang wirausaha harus memiliki jiwa komitmen dalam usahanyadan tekad yang bulat didalam mencurahkan semua perhatianya pada usaha yang akan digelutinya, didalam menjalankan usaha tersebutseorang wirausaha yang sukses terus memiliki tekad yang mengebu-gebudan menyala-nyala (semangat tinggi) dalam mengembangkan usahanya,ia tidak setengah-setengah dalam berusaha, berani menanggung resiko,bekerja keras, dan tidak takut menghadapi peluang-peluang yang adadipasar. Tanpa usaha yang sungguh-sunguh terhadap pekerjaan yangdigelutinya maka wirausaha sehebat apapun pasti menemui jalankegagalan dalam usahanya. Oleh karena itu penting sekali bagi seorangwirausaha untuk komit terhadap usaha dan pekerjaannya.6 Mandiri atau Tidak KetergantuanganSesuai dengan inti dari jiwa kewirausahaan yaitu kemampuanuntuk menciptakan seuatu yang baru dan berbeda (create new anddifferent) melaui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untukmenciptakan peluang dalam menghadapi tantangan hidup, makaseorang wirausaha harus mempunyai kemampuan kreatif didalammengembangkangkan ide dan pikiranya terutama didalam menciptakanpeluang usaha didalam dirinya, dia dapat mandiri menjalankan usahayang digelutinya tanpa harus bergantung pada orang lain, seorangwirausaha harus dituntut untuk selalu menciptakan hal yang baru

Page 30: BAB II.doc

dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber yang ada disekitarnya,mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru,menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baruyang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, danmenemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.7 Berani Menghadapi RisikoRichard Cantillon, orang pertama yang menggunakan istilahentrepreneur di awal abad ke-18, mengatakan bahwa wirausaha adalahseseorang yang menanggung risiko. Wirausaha dalam mengambiltindakan hendaknya tidak didasari oleh spekulasi, melainkan perhitunganyang matang. Ia berani mengambil risiko terhadap pekerjaannya karenasudah diperhitungkan. Oleh sebab itu, wirausaha selalu berani mengambilrisiko yang moderat, artinya risiko yang diambil tidak terlalu tinggi dantidak terlalu rendah. Keberanian menghadapi risiko yang didukungkomitmen yang kuat, mendorong wirausaha untuk terus berjuang mencaripeluang sampai memperoleh hasil. Hasil-hasil itu harus nyata/jelas danobjektif, dan merupakan umpan balik (feedback) bagi kelancarankegiatannya (Suryana, 2003 : 14-15).Kemauan dan kemampuan untuk mengambil risiko merupakansalah satu nilai utama dalam kewirausahaan. Wirausaha yang tidak maumengambil risiko akan sukar memulai atau berinisiatif. Menurut Angelita S.Bajaro, “seorang wirausaha yang berani menanggung risiko adalah orangyang selalu ingin jadi pemenang dan memenangkan dengan cara yangbaik” (Yuyun Wirasasmita, dalam Suryana, 2003 : 21). Wirausaha adalahorang yang lebih menyukai usaha-usaha yang lebih menantang untuklebih mencapai kesuksesan atau kegagalan daripada usaha yang kurangmenantang. Oleh sebab itu, wirausaha kurang menyukai risiko yangterlalu rendah atau terlalu tinggi. Keberanian untuk menanggung risikoyang menjadi nilai kewirausahaan adalah pengambilan risiko yang penuhdengan perhitungan dan realistis. Kepuasan yang besar diperoleh apabilaberhasil dalam melaksanakan tugas-tugasnya secara realistis. Wirausahamenghindari situasi risiko yang rendah karena tidak ada tantangan, danmenjauhi situasi risiko yang tinggi karena ingin berhasil.8 Selalu Mencari PeluangEsensi kewirausahaan yaitu tanggapan yang positif terhadappeluang untuk memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan ataupelayanan yang lebih baik pada pelanggan dan masyarakat, cara yangetis dan produktif untuk mencapai tujuan, serta sikap mental untukmerealisasikan tanggapan yang positif tersebut. Pengertian itu jugamenampung wirausaha yang pengusaha, yang mengejar keuntungansecara etis serta wirausaha yang bukan pengusaha, termasuk yangmengelola organisasi nirlaba yang bertujuan untuk memberikanpelayanan yang lebih baik bagi pelanggan/masyarakat.9 Memiliki Jiwa KepemimpinanSeorang wirausaha yang berhasil selalu memiliki sifat

Page 31: BAB II.doc

kepemimpinan, kepeloporan dan keteladanan. Ia selalu ingin tampilberbeda, lebih dahulu, lebih menonjol. Debgan menggunakankemampuan kreativitas dan inovasi, ia selalu menampilkan barang danjasa-jasa yang dihasilkanya lebih cepat, lebih dahulu dan segera beradadipasar. Ia selalu menampilkan produk dan jasa-jasa baru dan berbeda sehingga ia menjadi pelopor yang baik dalam proses produksi maupunprmasaran. Ia selalu memamfaatkan perbedaan sebagai suatu yangmenambah nilai. Karena itu, perbedaan bagi sesorang yang memiliki jiwakewirausahaan merupakan sumber pembaharuan untuk menciptakannilai. Ia selalu ingin bergaul untuk mencari peluang, terbuka untukmenerima kritik dan saran yang kemudian dijadikan peluang. LeadershipAbility adalah kemampuan dalam kepemimpinan. Wirausaha yangberhasil memiliki kemampuan untuk menggunakan pengaruh tanpakekuatan (power), seorang pemimpin harus memiliki taktik mediator dannegotiator daripada diktaktor.Semangat, perilaku dan kemampuan wirausaha tentunyabervariasi satu sama lain dan atas dasar itu wirausaha dikelompokkanmenjadi tiga tingkatan yaitu: Wirausaha andal, Wirausaha tangguh,Wirausaha unggul. Wirausaha yang perilaku dan kemampuannya lebihmenonjol dalam memobilisasi sumber daya dan dana, sertamentransformasikannya menjadi output dan memasarkannya secaraefisien lazim disebut Administrative Entrepreneur. Sebaliknya, wirausahayang perilaku dan kemampuannya menonjol dalam kreativitas, inovasiserta mengantisipasi dan menghadapi resiko lazim disebut InnovativeEntrepreneur.10 Memiliki Kemampuan ManajerialSalah satu jiwa kewirausahaan yang harus dimiliki seorangwirausaha adalah kemampuan untuk memanagerial usaha yang sedangdigelutinya, seorang wirausaha harus memiliki kemampuan perencanaanusaha, mengorganisasikan usaha, visualisasikan usaha, mengelola usahadan sumber daya manusia, mengontrol usaha, maupun kemampuanmengintergrasikan operasi perusahaanya yang kesemuanya itu adalahmerupakan kemampuan managerial yang wajib dimiliki dari seorang wirausaha, tanpa itu semua maka bukan keberhasilan yang diperolehtetapi kegagalan uasaha yang diperoleh.11 Memiliki Kerampilan PersonalWirausahawan Andal. Wirausahawan andal memiliki ciri-ciridan cara-cara sebagai berikut:Pertama Percaya diri dan mandiri yang tinggi untuk mencaripenghasilan dan keuntungan melalui usaha yang dilaksanakannya.Kedua, mau dan mampu mencari dan menangkap peluang yangmenguntungkan dan memanfaatkan peluang tersebut.Ketiga, mau dan mampu bekerja keras dan tekun untuk menghasilkanbarang dan jasa yang lebih tepat dan effisien.Keempat, mau dan mampu berkomunikasi, tawar menawar dan

Page 32: BAB II.doc

musyawarah dengan berbagai pihak, terutama kepada pembeli.Kelima, menghadapi hidup dan menangani usaha dengan terencana,jujur, hemat, dan disiplin.Keenam, mencintai kegiatan usahanya dan perusahaannya secaralugas dan tangguh tetapi cukup luwes dalam melindunginnya.Ketujuh, mau dan mampu meningkatkan kapasitas diri sendiri dankapasitas perusahaan dengan memanfaatkan dan memotivasi orang lain(leadership/ managerialship) serta melakukan perluasan danpengembangan usaha dgn resiko yang moderat.Faktor-faktor Yang Menyebabkan Kegagalan WirausahaMenurut Zimmerer (dalam Suryana, 2003 : 44-45) ada beberapafaktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usahabarunya:1. Tidak kompeten dalam manajerial. Tidak kompeten atau tidakmemiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usahamerupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaankurang berhasil.2. Kurang berpengalaman baik dalam kemampuanmengkoordinasikan, keterampilan mengelola sumber daya manusia,maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan.3. Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapatberhasil dengan baik, faktor yang paling utama dalam keuanganadalah memelihara aliran kas. Mengatur pengeluaran danpenerimaan secara cermat. Kekeliruan dalam memelihara aliran kasakan menghambat operasional perusahan dan mengakibatkanperusahaan tidak lancar.4. Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal darisuatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akanmengalami kesulitan dalam pelaksanaan.5. Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategismerupakan faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukarberoperasi karena kurang efisien.6. kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan erat kaitannyadengan efisiensi dan efektivitas. Kurang pengawasan dapatmengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif.7. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yangsetengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usahayang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengahhati, kemungkinan gagal menjadi besar.8. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisikewirausahaan. Wirausaha yang kurang siap menghadapi danmelakukan perubahan, tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil.Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila

Page 33: BAB II.doc

berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihansetiap waktu.

Diposkan 3rd December 2012 oleh alfan erwan

0

Tambahkan komentar

Memuat

Template Dynamic Views. Diberdayakan oleh Blogger.

Meraih kesuksesan dalam menjalankan sebuah usaha tentu membutuhkan tekad yang kuat dan didukung dengan kerja keras dari para pelakunya. Tanpa adanya dukungan tersebut, bisa dipastikan bila bisnis yang dijalankan tidak bisa bertahan lama menghadapi persaingan dari para kompetitor dan cenderung jalan ditempat tanpa ada perkembangan yang signifikan.

Karenanya, sebelum terjun ke dunia usaha diperlukankan adanya strategi khusus serta beberapa langkah yang wajib dilakukan para calon pengusaha. Lalu, langkah apa saja yang dibutuhkan para calon pengusaha?

Berikut adalah beberapa strategi sukses dalam berwirausaha yang bisa Anda jalankan.

1. Bidik pasar yang spesifik. Mulailah dengan membidik target pasar yang spesifik dan usahakan untuk terus fokus memenuhi kebutuhan pasar tersebut. Tingkatkan kemampuan dan keahlian Anda di bidang yang Anda bidik, dan berikan pelayanan terbaik Anda pada pangsa pasar yang telah Anda tentukan. Meskipun pangsa pasar Anda terbilang cukup kecil (bahkan sama sekali belum dilirik pengusaha lain), namun dengan pengelolaan yang maksimal tidak menutup kemungkinan bila Anda bisa memberikan nilai lebih kepada para konsumen dan berhasil memenangkan persaingan pasar.

2. Berani berkreasi menawarkan keunikan baru. Untuk meraih kesuksesan dalam berbisnis, jangan pernah takut untuk berkreasi dan ciptakan sesuatu yang baru. Sebab, biasanya sesuatu yang baru mendorong rasa penasaran yang cukup besar dari masyarakat umum, sehingga tidak heran bila keunikan tersebut kemudian mendatangkan daya tarik tersendiri bagi para calon konsumen. Semakin banyak

Page 34: BAB II.doc

konsumen yang tertarik, maka semakin besar pula peluang Anda untuk mendatangkan

keuntungan besar setiap bulannya.

3. Pelajari kekurangan kompetitor dan jadikan sebagai peluang. Untuk bisa memenangkan persaingan pasar, maka perhatikan kekurangan pesaing Anda dan jadikan hal tersebut sebagai peluang baru untuk merebut perhatian konsumen. Sebisa mungkin posisikan bisnis Anda sebagai solusi tepat bagi permasalahan konsumen dan pastikan kebutuhan yang mereka cari bisa segera Anda penuhi. Dengan begitu, konsumen tidak ragu lagi untuk mulai berpaling ke perusahaan yang Anda jalankan.

4. Jangan berhenti untuk selalu berinovasi. Usahakan jangan cepat puas dengan inovasi yang berhasil Anda ciptakan. Sebab, pada dasarnya ancaman dari para kompetitor bisa menyerang Anda kapan saja. Untuk itu, lakukan perbaikan dan inovasi produk setiap saat agar para kompetitor Anda juga semakin kesulitan untuk menduplikasi produk maupun jasa yang Anda tawarkan.

5. Siap hadapi rintangan dan lakukan dari sekarang! Ketika menjalankan sebuah usaha, tak jarang kita menemui berbagai macam kendala yang akhirnya menghambat perkembangan usaha yang dijalankan. Bahkan tidak sedikit jumlah pelaku usaha yang akhirnya menutup usahanya karena kurang yakin dengan kemampuan yang mereka miliki. Karenanya, sebisa mungkin hilangkan ketakutan Anda, dan tingkatkan komitmen Anda untuk membawa bisnis tersebut ke puncak kesuksesan.

Semoga tips bisnis yang mengulas mengenai lima strategi sukses dalam menjalankan usaha ini bisa memberikan manfaat bagi para pembaca dan membantu para pemula yang tertarik menekuni sebuah usaha. Jangan pernah ragu untuk segera memulai usaha, mulai dari yang kecil, mulai dari yang mudah, mulai dari sekarang. Salam sukses.