tugas desain instruksional.guntoro.1-2

Upload: sudarto-guntoro

Post on 18-Jul-2015

259 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Nama : Sudarto Guntoro 1. Jelaskan mengapa media pembelajaran perlu dipilih sebelum digunakan ?.

Kegiatan membelajarkan adalah suatu kegiatan guru untuk mengembangkan dan menciptakan serta mengatur situasi yang memungkinkan siswa dapat melakukan kegiatan belajar. Sehingga belajar dan membelajarkan merupakan dua kegiatan yang tidak dapat dipisahkan. Siswa sebagai subyek yang belajar untuk mendalami materi pelajaran. Pemahaman materi pelajaran tidak sekedar menghafal dan mengingat belaka, tetapi belajar adalah sebuah proses perubahan perilaku seperti bertambahnya pengetahuan, pemahaman, sikap, keterampilan. kecakapan. kreativitas, dan lainnya yang menuntut aktivitas siswa. Belajar menuntut pencapaian tujuan melalui berbagai pengalaman. Proses pembelajaran pada dasarnya menuntut kemampuan guru dalam mengendalikan kegiatan belajar siswa dengan menciptakan situasi dan kondisi yang mendukung terjadinya proses belajar pada siswa. Dalam desain pembelajaran, keputusan perlu dibuat mengenai media apa yang akan digunakan dalam menyampaikan materi ajar. Pebelajar pada saat ini memilih media pembelajaran berdasarkan kesenangan dan kemenarikan semata, belum berorientasi pada kebutuhan dalam pembelajaran. Dalam hal ini guru sebagai pelaku pembelajaran hendakanya melakukan analisis kebutuhan siswa dan tujuan pembelajaran yang akan disampaikan sehingga ada relevansinya dengan prilaku khusus yang diharapkan dapat dikuasai oleh peserta didik. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar (Azhar Arsyad, 2007 : 3). Association of Education and Communication Technology (AECT) memberikan definisi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan dan informasi (Richey : 1994). Pendapat lain mengemukakan bahwa media adalah suatu sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari seorang komunikator kepada komunikan (Suranto, 2005:18). Sedangkan Trini Prastati (2005:3) memberi makna media sebagai apa saja yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi ke penerima informasi. Heinich dan kawan-kawan (1996:8) mengartikan media sebagai perantara yang mengantar informasi dari sumber kepada penerima. Dengan demikian televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah tergolong media. Apabila media tersebut membawa pesan-pesan atau informasi yang mengandung maksud dan tujuan pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran. Secara lebih khusus Briggs (1979) mengatakan media sebagai sarana fisik untuk menyampaikan isi atau materi pembelajaran. Sarana fisik tersebut dapat berupa buku, tape rekorder, kaset, kamera video, film, slide, foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Sependapat dengan Briggs, Wang Qiyun & Cheung Wing Sum (2003), menyatakan bahwa dalam konteks pendidikan, media biasa disebut sebagai fasilitas pembelajaran yang membawa pesan kepada pembelajar. Media dapat dikatakan pula sebagai bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio visual dan peralatannya, sehingga media dapat dimanipulasi, dilihat, dibaca, dan didengar. Dengan demikian media pembelajaran dapat dikatakan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis, yang dapat digunakan untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Atau dapat disimpulkan bahwa media

merupakan komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Adapun dasar pemilihan media menurut Ozogul, 2009, yaitu pada hasil analisis yang tajam terhadap berbagai faktor seperti tujuan, peserta didik, metode pembelajaran dan kemampuan teknologi yang tersedia. Tujuan pemilihan media adalah agar media yang digunakan tepat sasaran dan sesuai dengan keperluan, sehingga memungkinkan terjadinya interaksi yang baik antara peserta didik dengan media yang digunakan. Suatu alasan yang mendasar bahwa tidak setiap media pembelajaran dapat memenuhi prinsip, kriteria atau hal-hal lain yang harus diperhatikan di dalam pemilihan dan penggunaan media.Guru dituntut selektif di dalam memilih media yang dapat membantu untuk memecahkan masalah dan persoalan belajar dan pembelajaran. Dalam pemilihan media guru perlu memilih yang tepat karena setiap media mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing. Media yang tidak tepat sasaran tidak akan memberikan hasil yang memuaskan karena tidak sesuai dengan kebutuhan dan kondisi peserta didik. Menurut Zhang dan Yuyan (2010) secara umum pemilihan media didasarkan dua faktor yaitu sisi kepraktisan dan instruksional.

2.

Jelaskan dua model pemilihan media dan berikan contoh !. Menurut Anderson (1976) membagi model pemilihan media menjadi dua macam yaitu : 1. Pemilihan tertutup. Adalah proses pemilihan yang dilakukan dari atas (Dinas Pendidikan). Sekolah hanya terima jadi keputusan yang sudah diambil oleh Dinas Pendidikan. Dalam hal ini, sekolah tidak punya alternatif lain kecuali menerima dan menggunakannya. Mekanisme pemilihan tertutup merupakan kebijakan top down. Contoh : Topik yang diajarkan guru Bahasa Inggris Transportasi. Guru membutuhkan media audio dalam pembelajaran. Karena pemilihan tertutup, media yang tersedia hanya foto atau gambar, sementara guru butuh cara pengucapan dalam bahasa inggris alat-alat transportasi. 2. Pemilihan terbuka. Adalah kebaikan dari cara tertutup, yaitu pemilihan yang bersifat bottom up artinya, guru atau sekolah bebas dan mengusulkan media apa saja yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran di sekolah masing-masing. Pada model ini alternatif pilihan media terbuka sangat luas. Tetapi pada intinya proses pemilihan media tidak mudah seperti yang dibayangkan karena banyak faktor yang harus dipertimbangkan. Contoh : Pelajaran Biologi tentang Mata. Dibutuhkan media media mata buatan lengkap dengan susunan dan namanya

3.

Sebutkan beberapa prinsip dalam media pembelajaran dan berikan contoh masingmasing!. Sebelum menentukan pilihan media yang akan digunakan untuk pembelajaran, ada beberapa prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan oleh seorang guru atau instruktur. Gerlack dan Ely (Setyosari dan Sihkabuden, 2005) memberikan lima prinsip pemilihan media : 1. Kesesuain. Media yang dipilih harus sesuai dengan tujuan pembelajaran, karateristik peserta didik dan materi yang dipelajari, serta metoda atau pengalaman belajar yang diberikan kepada peserta didik. Yang perlu diperhatikan tidak ada satu mediapun yang bisa dan cocok untuk semua dan materi pembelajaran serta karateristik peserta didik. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa ternyata keberhasilan menggunakan media sangat erat kaitannya dengan metode pembelajaran dan isi pesan serta karateristik peserta didik. 2. Kejelasan sajian. Beberapa jenis media dan sumber belajar dirancang hanya mempertimbangkan ruang lingkup materi pembelajaran, tanpa memperhatikan tingkat kesulitan penyajiannya sama sekali. Ambil contoh beberapa buku teks yang dipakai di sekolah-sekolah menggunakan kalimat-kalimat panjang dan istilah-istilah baru yang mungkin belum pernah dikenal oleh siswa yang duduk di kelas rendah. 3. Kemudahan akses. Kemudahan akses menjadi salah satu prinsip dalam pemilihan media pembelajaran. Kemudahan akses juga berhubungan dengan lokasi dan kondisi media. Beberapa laporan menunjukkan penggunaan media berupa benda sebenarnya adalah paling efektif karena memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik. Namun apabila lokasi dan kondisi media sulit dijangkau, guru perlu memikirkan alternatif lain sebagai pengganti. 4. Keterjangkauan. Keterjangkauan disini berkaitan dengan aspek biaya (cost). Besar kecilnya biaya yang diperlukan untuk mendapatkan media adalah salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan. Media yang memerlukan biaya cukup besar mungkin sekolah dan guru tidak mampu mengadakannya. Namun biaya itu harus kita hitung dengan aspek manfaat. 5. Ketersediaan.

Ketersediaan suatu media perlu dipertimbangkan dalam memilih media. Pada saat kita hendak mengajar dan dalam rancangan telah disebutkan macam dan jenis media yang akan dipakai, maka kita perlu mengecek ketersediaan media tersebut. Apabila media tersebut ternyata tidak tersedia, maka kita perlu melakukan media pengganti. 6. Kualitas. Dalam pemilihan media pembelajaran, kualitas media hendaklah diperhatikan. Sebaiknya media yang berkualitas tinggi. Misalnya : apabila kita memerlukan media video atau televisi, maka bentuk tulisan atau bentuk visual lainnya dapat dilihat dengan jelas, spesifikasi gambar dan suara harus jelas, fokus dan ukuran gambar sesuai dengan ruang kelas. Contoh : Ukuran harus dicocokan dengan jumalh audience 7. Ada alternatif. Salah satu prinsip yang penting diperhatikan adalah bahwa guru tidask tergantung hanya pada media tertentu saja. Artinya, andaikan media yang diharapkan tidak diperoleh dengan alasan tidak tersedia atau sulit dijangkau, maka gunakan media alternatif dan inovatif dalam melakukan pemilihan dan pengadaan media pembelajaran. Contoh : Dalam kimia. Jika guru praktek memerlukan indikator penunjuk asam basa. Indikator tersebut tidak ada. Maka guru dapat menggantinya dengan kunyit atau kembang sepatu sebagai indikator. 8. Interactivitas. Media yang baik adalah yang dapat memberikan komunikasi dua arah secara interaktif. Semua kegiatan pembelajaran yang akan dikembangkan oleh guru tentu saja memerlukan media yang sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut. Contoh : CD interaktif 9. Organisasi. Pertimbangan lain yang tidak bisa diabaikan adalah dukungan organisasi. Contoh : Kepala sekolah/ketua yayasan harus menyediakan tempat pentimpanan dan sarana pusat sumber belajar. 10. Kebaruan. Kebaruan dari media yang akan dipilih juga harus menjadi pertimbangan sebab media yang lebih baru biasanya lebih baik dan lebih menarik bagi murid. Disamping itu, media yang lebih baru lebih sesuai dengan kebutuhan stakeholder di lapangan kerja.

Contoh : Siswa SMK jurusan jaringan. Lebih baik menggunakan media terbaru ICT dalam bidang industri , sehingga saat menyelesaikan sekolah tidak asing lagi dengan peralatan tersebut. 11. Berorientasi siswa. Pemilihan media pembelajaran harus berorientasi pada siswa. Artinya perlu pertimbangan keuntungan dan kemudahan apa yang akan diperoleh siswa dengan media tersebut. Contoh : pemilihan media buku oleh guru, seringkali ditentukan oleh besarnya komisi yang dijanjikan penerbit.

4. Apa saja kriteria media pembelajaran yang baik sebagai pertimbangan dalam pemilihan media ?. Memilih media hendaknya dilakukan secara cermat dan pertimbangan yang matang. Pertimbangan tersebut didasarkan atas kriteria-kriteria dibawah ini : 1. Jelas dan rapi. Media yang baik harus jelas dan rapi dalam penyajiannya. Jelas dan rapi juga mencakup layout atau pengaturan format sajian, suara, tulisan dan ilustrasi gambar. Media yang kurang rapi dapat mengurangi kemenarikkan dan kejelasan media tersebut sehingga fungsinya tidak maksimal dalam perbaikan pembelajaran. 2. Bersih dan menarik. Bersih disini berarti tidak ada gangguan yang tidak perlu pada teks, gambar, suara dan video. Media yang kurang bersih biasanya kurang menarik karena mengganggu konsentrasi dan kemenarikan media. 3. Cocok dengan sasaran. Media yang effektif untuk berkelompok besar belum tentu sam effektifnya jika digunakan pada kelompok kecil atau perorangan. 4. Relevan dengan topik yang diajarkan. Media harus sesuai dengan karateristik isi berupa fakta, konsep, prinsip, prosedural atau generalisasi. Untuk proses pembelajaran secara effektif, media harus selaras dan sesuai dengan kebutuhan tugas pembelajaran dan kemampuan mental siswa. 5. Sesuai dengan tujuan pembelajaran. Media yang baik adalah media yang sesuai dengan tujuan instruksional yang telah ditetapkan secara umum mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif, afektif dan psikomotor.

6. Praktis, luwea dan tahan. Kriteria ini menuntun para guru/instruktur untuk memilih media yang ada, mudah diperoleh atau mudah dibuat sendiri oleh guru. Media yang dipilih sebaiknya dapat digunakan dimanapun dan kapanpun dengan peralatan yang tersedia disekitarnya, serta mudah dipindahkan dan dibawa kemana-mana. 7. Berkualitas baik. Kriteria media teknis harus berkualitas baik. Misalnya, pengembangan visual baik gambar maupun fotograf harus memenuhi persyaratan teknis tertentu, seperti visual pada slide harus jelas dan informasi atau pesan yang ingin disampaikan tidak boleh terganggu oleh elemen lain yang ingin disampaikan tidak boleh terganggu oleh elemen lain yang berupa latar belakang (Arsyad, 2003) 8. Ukuran sesuai dengan lingkungan belajar. Media yang terlalu besar sulit digunakan dalam suatu kelas yang berukuran terbatas dan dapat menyebabkan kegiatan pembelajaran kurang kondusif. 5. Bagaimana prosedur pemilihan media pembelajaran. Jelaskan dengan contoh !. Apabila media yang tersedia cukup beragam dan jumlahnya banyak, maka para pengguna harus memilih jenis dan format terlebih dahulu. Untuk itu dalam pemilihan media haruslah melalui prosedur yang sistematik dan terencana.Secara umum, langkah-langkah prosedur pemilihan media untuk pembelajaran dapat digambarkan, pada gamabr di bawah ini:

Identifikasi Karakteriti k Peserta didik. Telaah tujuan Pembelajar an Telaah Materi Ajar

Analisis Kebutuh an

Jenis media yang sesuai kebutuhan

Memilih media Ketersediaa n

Menetapka n Pilihan Media

Kemampua n Pengguna Fasilitas Pendukung

Biaya

Gb. LANGKAH-LANGKAH PROSEDUR PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN.

Prosedur pemilihan media pembelajaran dimulai dengan :1. Melakukan analisis kebutuhan (need assesment), meliputi telaah terhadap karateristik

peserta didik, kompetensi yang diharapkan dan karateristik materi ajar, ketersediaan media, keterbatasan sumber daya, fasilitas sekolah, biaya, waktu dan lain-lain. Setelah analisis kebutuhan diketahui kira-kira jenis media apa yang akan digunakan dalam pembelajaran.

Dalam identifikasi peserta didik, ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu : (a) karateristik yang bersifat umum, seperti peserta didik kelas berapa, jenis kelamin apa, latar belakang budya apa, kebiasaan, dsb. (b) karateristik yang bersifat khusus seperti pengetahuan, keterampilan dan sikap awal yang dimiliki peserta didik. Perpaduan dari kebiasaan dan kemampuan hasil dari pembawaan dan pengalaman akan berpengaruh terhadap aktivitas dalam meraih cita-cita (Munadi, 2008) Menurut Winkel (1989), karateristik siswa meliputi : (1) fungsi kognitif, yang mencakup tingkat intelegensia dan daya kreativitas, keterampilan komunikasi, daya fantasi, dll; (2) fungsi konatif-dinamik mencakup karakter hasrat, berkehendak, motivasi belajar, atensi, konsentrasi; (3) fungsi afektif mencakup temperamen, perasaan, sikap, minat; (4) fungsi sensor-motorik; (5) fungsi lain seperti individualitas, kondisi mental, vitalitas psikis dan perkembangan kepribadian. Pemahaman tentang karateristik peserta didik memberi gambaran kepad guru tentang jenis dan format media yang cocok untuk digunakan. Contoh : peserta didik yang senang gambar, maka media yang diperlukan berbasis kumpulan photoyang dipresentasikan.

Menelaah tujuan Pembelajaran. Tujuan pembelajaran menjadi faktor pertimbangan dalam pemilihan media karena jenis kompetensi yang diharapkan dicpai sangat terkait dengan jenis media yang digunakan. Contoh : Pembelajaran tema Membuang sampah pada tempatnya. Tujuan yang ingin dicapai membiasakan diri siswa membuang swampah pada tempatnya. Maka media yang cocok adalah guru langsung memberikan contoh membuang sampah pada tempatnya.

2. Mengkaji Karateristik Bahan Ajar.

Karateristik bahan ajar menentukan pemilihan media dalam pembelajaran. Sifat bahan/materi menentukan bentuk tugas dan pengalaman beajar yang akan diberikan kepada peserta didik. Diedrich dalam Sadiman (1994) mengelompokkan jenis aktivitas siswa kedalam 8 kelompok, yaitu : a). Visual activities. seperti membaca, menyimak, melakukan percobaan dan memperhatikan. b). Oral activities. Seperti bertanya, menyatakan, mengeluarkan pendapat, memberi saran, berdiskusi dan menginterupsi. c). Listening activities. Seperti : mendengarkan pidato, musik, percakapan, puisi, vocabulary. d). Writing activities. Seperti : mencatat poin-poin penting, menulis karangan, menulis naskah. e). Drawing activities. Seperti : membuat grafik, peta, membuat gambar dan lain-lain. f). Motor activties. Misalnya : mereparasi, mengembangkan alat, menggunakan komputer, berkebun. g). Mental activities. Contoh : mengingat, memecahkan soal, menganalisis, mengambil keputusan. h). Emotional activities. Seperti : menaruh minat, merasa gembira, bosan, bersemangat.

3.

Menetapkan pilihan media. Perlu dikaji terlebih dahulu bagian-bagian mana dari media yang ada bisa dimanfaatkan. Kemudian mengintegrasikannya kedalam rencana pelaksanaan mengajar.

4. Mereview. Meriview kembali jenis media yang telah dipilih, apakah sudah tepat atau masih terdapat kelemahan atau masih ada alternatif jenis media lain yang lebih tepat.

TUGAS MATA KULIAH

DESAIN MEDIA INSTRUKSIONAL

DOSEN PENGAMPU Prof. Dr. H. Fuad Abd. Rachman, M.Pd. Dr. Purwanto, M.Pd. Dr. L.R. Retno Susanti, M.Hum.

DISUSUN OLEH:

SUDARTO GUNTORO

NIM 20102813011

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN

PASCASARJANA UNIVERSITAS SRIWIJAYATAHUN 2012

Soal:

1. Jelaskan mengapa media pembelajaran perlu dikembangkan? Siapa yang harus melakukannya? 2. Jelaskan diagram alur prosedur pengembangan media pembelajaran ! 3. Jelaskan tahap-tahap pengembangan media pembelajaran! 4. Mengapa produktivitas pendidik rendah dalam pengembangan media pembelajaran! 5. Berikan alasan anda, mengapa pada proses pengembangan media pembelajaran dibutuhkan validasi ahli? Ahli di bidang apa saja yang diperlukan!

Jawab:

1.

Jelaskan mengapa media pembelajaran perlu dikembangkan? Siapa yang harus melakukannya?

Menurut Sadiman dkk, (2007), desain pengembangan media pembelajaran ada 6 tahap kegiatan, yaitu (1) analisis kebutuhan dan karakteristik pesrtaa didik, (2) perumusan tujuan pembelajran, (3) perumusan butir-butir materi, (4) penyusunan instrument evaluasi, (5) penyusunan naskah media/prototype, (6) melakukan uji coba produk , disamping enam langkah diatas perlu dilakukan validasi produk media untuk menjamin ketepatan materi kurikulum dan tujuan produk media yang dihasilkan, secara konten dan ilmiah, layak digunakan . Ada beberapa alasan mengapa media pembelajaran perlu dikembangkan, yaitu : a. Sebagai upaya dalam peningkatan mutu pembelajaran, b. Adanya tuntutan pasar global, dan c. Tuntutan Kurikulum berbasis kompetensi yang berlandaskan dengan paradigm baru pembelajaran . d. Untuk mengatasi kekurangan dan keterbatasan persediaan media yang ada, e. Untuk menghindari ketidak-tepatan (mis-match) karena dirancang berdasarkan kebutuhan , potensi sumber daya dan kondisi lingkungan masing-masing. f. Dapat meningkatkan kreativitas dan kemampuan inovasi para guru/pendidik sehingga menghasilkan profesionalitas pendidik itu sendiri. Namun secara garis besar ada dua permasalahan yang dihadapai oleh lembaga-lembaga pendidik kita, yaitu: a) Keterbatasan Media Pada saat ini, keterbatasan media di beragai sekolah masih kurang dan belum merata. Ada sekolah yang sudah mampu menyediakan beragam media dalam jumlah yang relatif banyak, sebaliknya ada sekolah yang belum memiliki beragam media bahkan sampai kepada sekolah yang tidak memiliki sama sekali media pembelajaran. Ini yang menyebabkan ragam dan jumlah media yang digunakanpun beragam. Ada guru yang menggunakan media yang beragam dan banyak secara maksimal, tetapi ada juga yang menggunakannya apa adanya. Secara umum sampai saat ini media yang masih banyak digunakan dalam bentuk media cetak (diktat, modul, handout, buku teks, poster, majalah, surat kabar, dll), walaupun media sederhanapun masih banyak dimanfaatkan seperti papan tulis. Sementara media yang saat ini banyak digunakan orang pada umumnya adalah media elektronik (computer, internet), media audio-visual ( tv, radio,video/film, kaset audio,dll).

Media cetak sangat terbatas pada bentuk verbal symbolis (kata-kata) yang masih bersifat abstrak, yang menuntut kemampuan abstraksi yang sangat tinggi dari peserta didik. Peserta didik banyak mengalami kesulitan , fakta ini dapat kita temukan di sekolahsekolah yang belum banyak memiliki ragam media pembelajaran. Pada kondisi dimana ragam dan jumlah media pembelajaran yang tersedia masih sangat kurang, maka perlu dilakukan pengembangan dan produksi secara bertahap oleh pendidik itu sendiri, berkelompok, perorangan, atau melibatkan pihak lain : peserta didik, pengelola pendidik, industry, masyarakat, agen donor. Hal tersebut menjadi pemikiran untuk dicarikan solusi pemecahannya, agar tidak terjadi kesenjangan antara kebutuhan peserta didik yang belajar pada sekolah yang sudah lengkap dengan media pembelajaran dengan sekolah yang belum mempunyai media pembelajaran. Pendidik/guru menjadi faktor utama yang mempunyai kepentingan dengan peserta didik didalam upaya inovasi dan kreatifitas di dalam pengembangan media pembelajaran. b) Kemanfaatan Media Selain kreativitas pendidik, pertimbangan instruksional menjadi salah satu faktor yang menentukan. Hasil penelitian menunjukkan seringkali guru/dosen menggunakan media pembelajaran seadanya tanpa pertimbangan pembelajaran (instructional consideration). Ada kalanya digunakan media canggih, semata-mata karena media tersebut sudah tersedia, walaupun sesungguhnya tidak diperlukan dalam pembelajaran. Pemanfaatan media pembelajaran dikaitkan dengan peningkatan kualitas pembelajaran yang diharapkan. Pemanfaatan media pembelajaran oleh pendidik diharapkan dapat menciptakan pengalalaman belajar yang lebih bermakna, menfasilitasi proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik, sesama peserta didik, dan peserta didik dengan ahli bidang ilmu yang relevan di mana saja, serta memperkaya pengalaman belajar siswa. Ketersediaan beragam media dan teknologi pembelajaran bermakna bukan hanya untuk pendidik, tetapi juga untuk peserta didik, karena media dan teknologi pembelajaran dapat membantu peserta didik mencapai tujuan belajarnya. 2. Diagram alur prosedur pengembangan media pembelajaran, Menganalisa kebutuhan dan karakteristik siswa Perumusan tujuan pembelajaran Perumusan butir Materi Revisi

Penyusunan Instrumen Evaluasi Menulis naskah Media/Prototype

Naskah Produk si/Ceta k

Validasi ahli Uji coba Lapangan Gb. Prosedur pengembangan media pembelajaran 3. Tahap-tahap pengembangan media pembelajaran!

Pengembangan media pembelajaran merupakan kegiatan yang terintegrasi dengan penyusunan dokumen pembelajaran lainnya, seperti kurikulum, silabus, dan RPP,dll. Artinya setelah dokumen dokumen pembelajaran tersebut siap disusun, dilanjutkan dengan pengadaan/penyiapan media pembelajarannya sebagai sumber belajar dan alat bantu dalam proses pembelajaran. Apabila ragam dan jumlah media pembelajaran yang tersedia sangat terbatas maka pendidik perlu mengembangkan baik secara individu, kelompok , dan/atau melibatkan pihak lain agar diperoleh efisiensi dan segala konsekuensi serta manfaatnya menjadi milik bersama. a. Menyusun rancangan

Untuk menghasilkan media pembelajaran yang baik dalam arti efektif meningkatkan mutu pembelajaran, diperlukan suatu perancangan yang baik. Media pembelajaran yang baik tidak bias dibuat secara spontan atau asal jadi. Dalam menyusun rancangan ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan, anatara lain menyangkut: Materi (content), Pedagogic, Tampilan, Bahasa Tujuan yang hendak dicapai 1) . Analisis kebutuhan dan karakteristik siswa Need assessment pembelajaran sesungguhnya merupakan proses sistematis yang mengkaji tujuan (kompetensi) yang ingin dicapai , dengan mengidentifikasi kesenjangan antara kondisi actual (nyata) dan yang diharapkan, serta memilih/menetapkan prioritas tindakan. Menurut Lee dan Owen, ada 5 tipe kebutuhan, yaitu: (1) normative need, (2) felt need, (3) expressed demanded need, (4) comparative need, (5) anticipated or future need.

Dalam pembelajaran yang dimaksud dengan kebutuhan adalah adanya kesenjangan antara kompetensi, keterampilan dan sikap peserta didik yang didinginkan dengan kompetensi yang mereka milki sekarang. Penerapan kompetensi yang akan dicapai didasarkan pada standar normative yang ditetapkan sekolah atau kebutuhan pengguna (user) atau kebutuhan masa depan (future need). Kompetensi peserta didik dapat diketahui melalui; (a) karakteristik khusus (pengetahuan, keterampilan, dan sikap, (b) karakteristik umum (kelas berapa, jenis kelamin, kebiasaan dsb. Dari hasil analisis tersebut akan diperoleh informasi tentang apa yang dibutuhkan dan berapa kebutuhannya. 2). Merumuskan tujuan pembelajaran Tujuan merupakan arah dan target kompetensi akhir yang akan dicapai dari suatu proses pembelajaran.Tujuan pembelejaran juga menjadi dasar bagi pendidik dalam memilih metode, bentuk dan format media serta menyusun evaluasinya. Menurut Baker (1971) menyusun suatu formula teknik perumusan tujuan pembelajaran dengan rumus : A= audien yaitu sasaran pembelajar yang disebutkan secara spesifik, B= behavior, perilaku khusus yang diharapkan dilakukan atau diminculkan siswa setelah pembelajaran berlangsung, C= condition, keadaan yang harus dipenuhi atau dikerjakan siswa pada saat dilakukan peembelajaran D=degree, adalah batas minimal tingkat keberhasilan terendah yang harus dipenuhi dalam mencapai perilaku yang diharapkan. 3). Merumuskan butir-butir materi Materi harus singkron dengan tujuan pembelajaran. Perumuasan butir materi harus didasarkan pada rumusan tujuan. Pada program media haruslah berisi materi yang harus dikuasai oleh peserta didik. Maka teknik perumusan materi dengan cara menggantikan kata kerjanya dengan kata benda atau sedikit modifikasi kata. 4). Menyusun instrument evaluasi Instrumen ini dimaksudkan untuk mengukur pencapaian pembelajaran apakah tujuan sudah tercapai atau tidak. Untuk itu diperlukan alat pengukur proses dan hasil belajar

berupa tes,penugasan, daftar cek prilaku dll.Bentuk instrument evaluasi disesuaikan dengan aspek kompetensi yang akan diukur, yang dirumuskan secara rinci dalam tujuan pembelajaran. 5). Menyusun Naskah/Draft media Dibedakan dalam dua bentuk naskah pembelajaran yaitu naskah media audio-video dan audio-visual. Naskah berupa pedoman yang tertulis yang berisi informasi dalam bentuk visual, grafis, dan audio yang dijadikan acauan dalam pembuatan media. Media berbasis cetakan menulis naskah merupakan kegiatan menyusun media/prototype media itu sendiri, misalnya modul, buku ajar dsb. Tanpa naskah program media apapun sulit terwujud . 6). Validasi ahli Naskah dan prototype media pembelajaran yang sudah selesai disusun, sebaiknya divalidasi oleh tim ahli yang terdiri dari ahli materi dan ahli bahasa. Ahli materi mengkaji aspek sajian materi dan aspek pembelajaran. Misalnya kesesuaian materi dengan kurikulum kebenaran, kecukupan, dan ketepatan pemilihan aplikasi atau contohnya. Ahli bahasa mengkaji kaidah dan pilihan kata sesuai dengan karakteristik sasaran serta aspek kebahasaan secara menyeluruh, seperti; pilihan kata, penggunaan kalimat, hubungan antar paragraph, tanda baca, ejaan dll.Sementara prototype adalah semacam draft yang perlu disempurnakan oleh tim ahli baik dari segi konten, maupun penampilan dan tata bahasanya. 7). Melakukan uji coba Uji coba dimaksudkan untuk melihat kesesuaian dan efektivitas media dalam pembelajaran. Dalam uji coba diperlukan bantuan teman sejawat sebagai pengamat. Untuk itu perlu disiapkan instrumen penilaian berupa lembar observasi yang akan diisi oleh pengamat yang ditunjuk.Lembar angket digunakan untuk tanggapan siswa terhadap media yang digunakan. b. Menyusun Naskah 1. Naskah Media Audio Adalah media yang menyajikan informasi dalam bentuk audio/suara dan untuk menerima informasi tersebut menggunakan indra pendengaran. Format audio dapat

disajikan dalam bentuk suara music,lagu/vocal, dan sound efek.

manusia

(naratif),

Informasi dalam media audio dapat dikemas dalam beberapa format sajian, diantaranya; a) Dialog atau diskusi b) Tutorial c) Magazine d) Drama 2. Naskah Media Audio-Video Adalah media yang menyajikan informasi dalam bentuk suara(dialog, narasi, sound efek music) dan visual (gambar bergerak, foto diam, animasi dan teks. Keterangan-keterangan dari hasil eksperimen coba-coba dengan storyboard dituangkan ke dalam bentuk skrip atau naskah program menurut tata urutan yang dianggap sudah benar. Naskah program merupakan daftar rangkaian peristiwa yang akan dipaparkan gambar demi gambar menuju tujuan perilaku belajar yang akan dicapai. Format sajiannya dapat berupa; drama, animasi, film, diskusi, magazine dll. 3. Naskah cetak Media dalam bentuk cetakan paling banyak digunakan dan diproduksi karena relative mudah dan praktis dalam pemanfaatnya. Jenisnya antara lain: buku teks, modul, bahan presentasi, dll. 4. Mengapa produktivitas pendidik rendah dalam pengembangan media pembelajaran! Banyak argumen yang berkaitan erat dengan masalah produktivitas pendidik rendah dalam pengembangan media pembelajaran. Banyak faktor yang menjadi sebab,yaitu; a. Kurangnya kompetensi, inovasi dan kreatifitas guru , b. Rendahnya kepedulian guru terhadap masalah kebutuhan peserta didik, c. Sarana prasarana yang kurang mendukung didalam upaya pengembangan media pembelajaran d. Terbatasnya dana, waktu, dan kesempatan untuk memproduksi media yang dikembangkan

e. Rendahnya tingkat kepedulian dan keterlibatan pihak yang terkait di dalam pengembangan media pembelajaran, f. Pendidik lebih banyak menggunakan media yang sudah ada g. Rendahnya pemahaman pendidik terhadap tuntutan peserta didik, lembaga dan masyarakat serta kemajuan zaman.

5.

Berikan alasan anda, mengapa pada proses pengembangan media pembelajaran dibutuhkan validasi ahli? Ahli di bidang apa saja yang diperlukan! Validasi ahli diperlukan untuk melakukan uji kelayakan terhadap media pembelajaran, dengan melihat tingkat kesesuaian antara materi dengan kurikulum (standar isi), pengembangan silabus, pemilihan strategi pembelajaran, penyusunan rancangan pelaksanaan pembelajaran, sampai dengan pelaksanaan evaluasi untuk mengukur ketercapain tujuan pembelajaran. Validasi ahli mempunyai peranan yang sangat penting di dalam memberikan penilaian terhadap produk yang akan diujicobakan sebagai hasil pengembangan.Hal yang diperhatikan, antara lain: (1). Ketepatan perumusan tujuan pembelajaran harus mengandung unsur-unsur Audience, Behavior, Condition, Degree (ABCD). (2). Ketepatan isi atau materi menurut bidang ilmunya dan relevansinya dengan tujuan pembelajaran. (3). Variasi soal dan tingkat kesulitan soal sesuai dengan kemampuan peserta didik. (4). Informasi kualitas teknis (technical quality), seperti kualitas teks, gambar, tampilan (layout), instruksi kerja, proses kerja, acuan penilaian praktek dan gambar kerja.

Ahli yang biasa diperlukan pembelajaran, yaitu; 1. ahli materi 2. ahli desain 3. ahli media 4. ahli bahasa 5. ahli teknologi 6. ahli evaluasi

didalam

pengembangan

media

Kegiatan membelajarkan adalah suatu kegiatan guru untuk mengembangkan dan menciptakan serta mengatur situasi yang memungkinkan siswa dapat melakukan kegiatan belajar. Sehingga belajar dan membelajarkan merupakan dua kegiatan yang tidak dapat dipisahkan. Siswa sebagai subyek yang belajar untuk mendalami materi pelajaran. Pemahaman materi pelajaran tidak sekedar menghafal dan mengingat belaka, tetapi belajar adalah sebuah proses perubahan perilaku seperti bertambahnya pengetahuan, pemahaman, sikap, keterampilan. kecakapan. kreativitas, dan lainnya yang menuntut aktivitas siswa. Belajar menuntut pencapaian tujuan melalui berbagai pengalaman. Proses pembelajaran pada dasarnya menuntut kemampuan guru dalam mengendalikan kegiatan belajar siswa dengan menciptakan situasi dan kondisi yang mendukung terjadinya proses belajar pada siswa. Dalam desain pembelajaran, keputusan perlu dibuat mengenai media apa yang akan digunakan dalam menyampaikan materi ajar. Pebelajar pada saat ini memilih media pembelajaran berdasarkan kesenangan dan kemenarikan semata, belum berorientasi pada kebutuhan dalam pembelajaran. Dalam hal ini guru sebagai pelaku pembelajaran hendakanya melakukan analisis kebutuhan siswa dan tujuan pembelajaran yang akan disampaikan sehingga ada relevansinya dengan prilaku khusus yang diharapkan dapat dikuasai oleh peserta didik. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar (Azhar Arsyad, 2007 : 3). Association of Education and Communication Technology (AECT) memberikan definisi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan dan informasi (Richey : 1994). Pendapat lain mengemukakan bahwa media adalah suatu sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari seorang komunikator kepada komunikan (Suranto, 2005:18). Sedangkan Trini Prastati (2005:3) memberi makna media sebagai apa saja yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi ke penerima informasi. Heinich dan kawan-kawan (1996:8) mengartikan media sebagai perantara yang mengantar informasi dari sumber kepada penerima. Dengan demikian televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-

bahan cetakan, dan sejenisnya adalah tergolong media. Apabila media tersebut membawa pesan-pesan atau informasi yang mengandung maksud dan tujuan pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran. Secara lebih khusus Briggs (1979) mengatakan media sebagai sarana fisik untuk menyampaikan isi atau materi pembelajaran. Sarana fisik tersebut dapat berupa buku, tape rekorder, kaset, kamera video, film, slide, foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Sependapat dengan Briggs, Wang Qiyun & Cheung Wing Sum (2003), menyatakan bahwa dalam konteks pendidikan, media biasa disebut sebagai fasilitas pembelajaran yang membawa pesan kepada pembelajar. Media dapat dikatakan pula sebagai bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio visual dan peralatannya, sehingga media dapat dimanipulasi, dilihat, dibaca, dan didengar. Dengan demikian media pembelajaran dapat dikatakan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis, yang dapat digunakan untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Atau dapat disimpulkan bahwa media merupakan komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Adapun dasar pemilihan media menurut Ozogul, 2009, yaitu pada hasil analisis yang tajam terhadap berbagai faktor seperti tujuan, peserta didik, metode pembelajaran dan kemampuan teknologi yang tersedia. Tujuan pemilihan media adalah agar media yang digunakan tepat sasaran dan sesuai dengan keperluan, sehingga memungkinkan terjadinya interaksi yang baik antara peserta didik dengan media yang digunakan. Suatu alasan yang mendasar bahwa tidak setiap media pembelajaran dapat memenuhi prinsip, kriteria atau hal-hal lain yang harus diperhatikan di dalam pemilihan dan penggunaan media.Guru dituntut selektif di dalam memilih media yang dapat membantu untuk memecahkan masalah dan persoalan belajar dan pembelajaran. Dalam pemilihan media guru perlu memilih yang tepat karena setiap media mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing. Media yang tidak tepat sasaran tidak akan memberikan hasil yang memuaskan karena tidak sesuai dengan kebutuhan dan kondisi peserta didik. Menurut Zhang dan Yuyan (2010) secara umum pemilihan media didasarkan dua faktor yaitu sisi kepraktisan dan instruksional.

Jelaskan dua model pemilihan media dan berikan contoh !. Menurut Anderson (1976) membagi model pemilihan media menjadi dua macam yaitu : Pemilihan tertutup.

Adalah proses pemilihan yang dilakukan dari atas (Dinas Pendidikan). Sekolah hanya terima jadi keputusan yang sudah diambil oleh Dinas Pendidikan. Dalam hal ini, sekolah tidak punya alternatif lain kecuali menerima dan menggunakannya. Mekanisme pemilihan tertutup merupakan kebijakan top down. Contoh : Topik yang diajarkan guru Bahasa Inggris Transportasi. Guru membutuhkan media audio dalam pembelajaran. Karena pemilihan tertutup, media yang tersedia hanya foto atau gambar, sementara guru butuh cara pengucapan dalam bahasa inggris alat-alat transportasi. Pemilihan terbuka. Adalah kebaikan dari cara tertutup, yaitu pemilihan yang bersifat bottom up artinya, guru atau sekolah bebas dan mengusulkan media apa saja yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran di sekolah masing-masing. Pada model ini alternatif pilihan media terbuka sangat luas. Tetapi pada intinya proses pemilihan media tidak mudah seperti yang dibayangkan karena banyak faktor yang harus dipertimbangkan. Contoh : Pelajaran Kriya Kayu tentang Teknik Ukir. Dibutuhkan media bahan dan alat ukir dan gambar kerja yang dibuat lengkap dengan ukurannnya. Media pembelajaran berkembang dari waktu ke waktu, seiring dengan perkembangan teknologi. Beberapa ahli menggolongkan macam-macam media pembelajaran dari sudut pandang yang berbeda. Heinich (1996) menjabarkan media pembelajaran dalam bukunya meliputi: nonprojected media, projected media, audiomedia, motionmedia, computer mediated instruction, computer based multimedia and hypermedia, media radio and television. Nonprojected media berupa photographs, diagrams, displays, dan models. Projectedmedia terdiri dari slides, filmstrips, overhead transparencies, dan computer projection. Audiomedia berupa cassettes dan compact discs, sedangkan motionmedia berupa video dan film. Azhar Arsyad (2007:29) mengelompokkan meda pembelajaran menjadi empat kelompok, yaitu media hasil teknologi cetak, media hasil teknologi audio visual, media hasil teknologi komputer, dan media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer. Sementara Seels & Glasgow (1990 : 181-183) membagi media berdasarkan perkembangan terknologi, yaitu media dengan teknologi tradisional dan media dengan teknologi mutakhir. Media dengan teknologi tradisional meliputi : (a) visual diam yang diproyeksikan berupa proyeksi opaque (tak tembus pandang), proyeksi overhead, slides, filmstrips; (b) visual yang tidak diproyeksikan berupa gambar, poster, foto, charts, grafik, diagram, pameran, papan info; (c) audio terdiri dari rekaman piringan dan pita kaset; (d) penyajian multimedia dibedakan menjadi slide plus suara dan multi image; (e) visual dinamis yang diproyeksikan berupa film, televisi, video; (f) media cetak seperti buku teks, modul, teks terprogram, workbook, majalah ilmiah, berkala, dan hand out; (g) permainan diantaranya teka-

teki, simulasi, permainan papan; (h) realita dapat berupa model, specimen (contoh), manipulatif (peta, miniatur, boneka). Sedangkan media dengan teknologi mutakhir meliputi dibedakan menjadi: (a) media berbasis telekomunikasi diantaranya adalah telekonfrence dan distance learning; (b) media berbasis mikroprosesor terdiri dari CAI (Computer Assisted Instruction, Games, Hypermedia, CD (Compact Disc), dan Web Pembelajaran (Web Based Learning). Penggolongan media yang lebih aktual dikemukakan oleh William W. Lee & Diana L. Owen (2004:55-56) dengan delapan tipe media pengiriman. Kedelapan media tersebut adalah instructor-led, computer-based, distance broadcast, webbased, performance support systems (PSS), dan electronic performance support systems (EPSS).

Sebutkan beberapa prinsip dalam media pembelajaran dan berikan contoh masing-masing!. Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan oleh seorang guru atau instruktur di dalam memilih media pembelajaran . Menurut Gerlack dan Ely (Setyosari dan Sihkabuden, 2005) memberikan lima prinsip pemilihan media : Kesesuain. Media yang dipilih harus sesuai dengan tujuan pembelajaran, karateristik peserta didik dan materi yang dipelajari, serta metoda atau pengalaman belajar yang diberikan kepada peserta didik. Yang perlu diperhatikan tidak ada satu mediapun yang bisa dan cocok untuk semua dan materi pembelajaran serta karateristik peserta didik. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa ternyata keberhasilan menggunakan media sangat erat kaitannya dengan metode pembelajaran dan isi pesan serta karateristik peserta didik. Kejelasan sajian. Beberapa jenis media dan sumber belajar dirancang hanya mempertimbangkan ruang lingkup materi pembelajaran, tanpa memperhatikan tingkat kesulitan penyajiannya sama sekali. Ambil contoh beberapa buku teks yang dipakai di sekolah-sekolah menggunakan kalimat-kalimat panjang dan istilah-istilah baru yang mungkin belum pernah dikenal oleh siswa yang duduk di kelas rendah. Kemudahan akses. Kemudahan akses menjadi salah satu prinsip dalam pemilihan media pembelajaran. Kemudahan akses juga berhubungan dengan lokasi dan kondisi media. Beberapa laporan menunjukkan penggunaan media berupa benda sebenarnya adalah paling efektif karena memberikan pengalaman langsung

kepada peserta didik. Namun apabila lokasi dan kondisi media sulit dijangkau, guru perlu memikirkan alternatif lain sebagai pengganti. Keterjangkauan. Keterjangkauan disini berkaitan dengan aspek biaya (cost). Besar kecilnya biaya yang diperlukan untuk mendapatkan media adalah salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan. Media yang memerlukan biaya cukup besar mungkin sekolah dan guru tidak mampu mengadakannya. Namun biaya itu harus kita hitung dengan aspek manfaat. Ketersediaan. Ketersediaan suatu media perlu dipertimbangkan dalam memilih media. Pada saat kita hendak mengajar dan dalam rancangan telah disebutkan macam dan jenis media yang akan dipakai, maka kita perlu mengecek ketersediaan media tersebut. Apabila media tersebut ternyata tidak tersedia, maka kita perlu melakukan media pengganti. Kualitas. Dalam pemilihan media pembelajaran, kualitas media hendaklah diperhatikan. Sebaiknya media yang berkualitas tinggi. Misalnya : apabila kita memerlukan media video atau televisi, maka bentuk tulisan atau bentuk visual lainnya dapat dilihat dengan jelas, spesifikasi gambar dan suara harus jelas, fokus dan ukuran gambar sesuai dengan ruang kelas. Contoh : Ukuran harus dicocokan dengan jumlah audience Ada alternatif. Salah satu prinsip yang penting diperhatikan adalah bahwa guru tidask tergantung hanya pada media tertentu saja. Artinya, andaikan media yang diharapkan tidak diperoleh dengan alasan tidak tersedia atau sulit dijangkau, maka gunakan media alternatif dan inovatif dalam melakukan pemilihan dan pengadaan media pembelajaran. Contoh : Dalam kimia. Jika guru praktek memerlukan indikator penunjuk asam basa. Indikator tersebut tidak ada. Maka guru dapat menggantinya dengan kunyit atau kembang sepatu sebagai indikator. Interactivitas. Media yang baik adalah yang dapat memberikan komunikasi dua arah secara interaktif. Semua kegiatan pembelajaran yang akan dikembangkan oleh guru tentu saja memerlukan media yang sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut. Contoh : CD interaktif, Multimedia Interaktif Organisasi.

Pertimbangan lain yang tidak bisa diabaikan adalah dukungan organisasi. Contoh : Kepala sekolah/ketua yayasan harus menyediakan tempat pentimpanan dan sarana pusat sumber belajar.

Kebaruan. Kebaruan dari media yang akan dipilih juga harus menjadi pertimbangan sebab media yang lebih baru biasanya lebih baik dan lebih menarik bagi murid. Disamping itu, media yang lebih baru lebih sesuai dengan kebutuhan stakeholder di lapangan kerja. Contoh : Siswa SMK jurusan jaringan. Lebih baik menggunakan media terbaru ICT dalam bidang industri , sehingga saat menyelesaikan sekolah tidak asing lagi dengan peralatan tersebut. Berorientasi siswa. Pemilihan media pembelajaran harus berorientasi pada siswa. Artinya perlu pertimbangan keuntungan dan kemudahan apa yang akan diperoleh siswa dengan media tersebut. Contoh : pemilihan media buku oleh guru, seringkali ditentukan oleh besarnya komisi yang dijanjikan penerbit.

4. Apa saja kriteria media pembelajaran yang baik sebagai pertimbangan dalam pemilihan media ?. Memilih media hendaknya dilakukan secara cermat dan pertimbangan yang matang. Pertimbangan tersebut didasarkan atas kriteria-kriteria dibawah ini : Jelas dan rapi. Media yang baik harus jelas dan rapi dalam penyajiannya. Jelas dan rapi juga mencakup layout atau pengaturan format sajian, suara, tulisan dan ilustrasi gambar. Media yang kurang rapi dapat mengurangi kemenarikkan dan kejelasan media tersebut sehingga fungsinya tidak maksimal dalam perbaikan pembelajaran. Bersih dan menarik. Bersih disini berarti tidak ada gangguan yang tidak perlu pada teks, gambar, suara dan video. Media yang kurang bersih biasanya kurang menarik karena mengganggu konsentrasi dan kemenarikan media. Cocok dengan sasaran.

Media yang effektif untuk berkelompok besar belum tentu sam effektifnya jika digunakan pada kelompok kecil atau perorangan. Relevan dengan topik yang diajarkan. Media harus sesuai dengan karateristik isi berupa fakta, konsep, prinsip, prosedural atau generalisasi. Untuk proses pembelajaran secara effektif, media harus selaras dan sesuai dengan kebutuhan tugas pembelajaran dan kemampuan mental siswa. Sesuai dengan tujuan pembelajaran. Media yang baik adalah media yang sesuai dengan tujuan instruksional yang telah ditetapkan secara umum mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Praktis, luwea dan tahan. Kriteria ini menuntun para guru/instruktur untuk memilih media yang ada, mudah diperoleh atau mudah dibuat sendiri oleh guru. Media yang dipilih sebaiknya dapat digunakan dimanapun dan kapanpun dengan peralatan yang tersedia disekitarnya, serta mudah dipindahkan dan dibawa kemana-mana. Berkualitas baik. Kriteria media teknis harus berkualitas baik. Misalnya, pengembangan visual baik gambar maupun fotograf harus memenuhi persyaratan teknis tertentu, seperti visual pada slide harus jelas dan informasi atau pesan yang ingin disampaikan tidak boleh terganggu oleh elemen lain yang ingin disampaikan tidak boleh terganggu oleh elemen lain yang berupa latar belakang (Arsyad, 2003) Ukuran sesuai dengan lingkungan belajar. Media yang terlalu besar sulit digunakan dalam suatu kelas yang berukuran terbatas dan dapat menyebabkan kegiatan pembelajaran kurang kondusif.

Bagaimana prosedur pemilihan media pembelajaran. Jelaskan dengan contoh !. Apabila media yang tersedia cukup beragam dan jumlahnya banyak, maka para pengguna harus memilih jenis dan format terlebih dahulu. Untuk itu dalam pemilihan media haruslah melalui prosedur yang sistematik dan terencana.

LANGKAH-LANGKAH PROSEDUR PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN. Prosedur pemilihan media pembelajaran dimulai dengan : menganalisis kebutuhan (need assesment), meliputi telaah terhadap karateristik peserta didik, kompetensi yang diharapkan dan karateristik materi ajar, ketersediaan media, keterbatasan sumber daya, fasilitas sekolah, biaya, waktu dan lain-lain. Setelah analisis kebutuhan diketahui kira-kira jenis media apa yang akan digunakan dalam pembelajaran.

Dalam identifikasi peserta didik, ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu : (a) karateristik yang bersifat umum, seperti peserta didik kelas berapa, jenis kelamin apa, latar belakang budya apa, kebiasaan, dsb. (b) karateristik yang bersifat khusus seperti pengetahuan, keterampilan dan sikap awal yang dimiliki peserta didik. Perpaduan dari kebiasaan dan kemampuan hasil dari pembawaan dan pengalaman akan berpengaruh terhadap aktivitas dalam meraih cita-cita (Munadi, 2008) Menurut Winkel (1989), karateristik siswa meliputi : (1) fungsi kognitif, yang mencakup tingkat intelegensia dan daya kreativitas, keterampilan komunikasi, daya fantasi, dll; (2) fungsi konatif-dinamik mencakup karakter hasrat, berkehendak, motivasi belajar, atensi, konsentrasi; (3) fungsi afektif mencakup temperamen, perasaan, sikap, minat; (4) fungsi sensor-motorik; (5) fungsi lain seperti individualitas, kondisi mental, vitalitas psikis dan perkembangan kepribadian. Pemahaman tentang karateristik peserta didik memberi gambaran kepad guru tentang jenis dan format media yang cocok untuk digunakan. Contoh : peserta didik yang senang main game, maka media yang diperlukan berbasis komputer.

Menelaah tujuan Pembelajaran. Tujuan pembelajaran menjadi faktor pertimbangan dalam pemilihan media karena jenis kompetensi yang diharapkan dicpai sangat terkait dengan jenis media yang digunakan. Contoh : Pembelajaran tema Membuang sampah pada tempatnya. Tujuan yang ingin dicapai membiasakan diri siswa membuang swampah pada tempatnya. Maka media yang cocok adalah guru langsung memberikan contoh membuang sampah pada tempatnya.

Mengkaji Karateristik Bahan Ajar. Karateristik bahan ajar menentukan pemilihan media dalam pembelajaran. Sifat bahan/materi menentukan bentuk tugas dan pengalaman beajar yang akan diberikan kepada peserta didik. Diedrich dalam Sadiman (1994) mengelompokkan jenis aktivitas siswa kedalam 8 kelompok, yaitu : a). Visual activities. seperti memperhatikan. b). Oral activities. Seperti bertanya, menyatakan, mengeluarkan pendapat, memberi saran, berdiskusi dan menginterupsi. c). Listening activities. Seperti : mendengarkan pidato, musik, percakapan, puisi, vocabulary. d). Writing activities. Seperti : mencatat poin-poin penting, menulis karangan, menulis naskah. e). Drawing activities. Seperti : membuat grafik, peta, membuat gambar dan lain-lain. f). Motor activties. Misalnya : mereparasi, mengembangkan alat, menggunakan komputer, berkebun. g). Mental activities. Contoh keputusan. : mengingat, memecahkan soal, menganalisis, mengambil membaca, menyimak, melakukan percobaan dan

h). Emotional activities. Seperti : menaruh minat, merasa gembira, bosan, bersemangat.

Menetapkan pilihan media. Perlu dikaji terlebih dahulu bagian-bagian mana dari media yang ada bisa dimanfaatkan. Kemudian mengintegrasikannya kedalam rencana pelaksanaan mengajar.

Mereview. Meriview kembali jenis media yang telah dipilih, apakah sudah tepat atau masih terdapat kelemahan atau masih ada alternatif jenis media lain yang lebih tepat.