tugas akhir desain interior golftainment ......i tugas akhir desain interior golftainment center...
TRANSCRIPT
i
TUGAS AKHIR
DESAIN INTERIOR GOLFTAINMENT CENTER
DENGAN PENDEKATAN GAYA SPORTY MODERN
DI BANDUNG
Disusun Untuk Memenuhi Syarat mendapatkan Gelar Sarjana Seni Rupa
Jurusan Desain Interior Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Disusun oleh
JOKO PURNOMO
C0805018
JURUSAN DESAIN INTERIOR FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2010
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
DESAIN INTERIOR GOLFTAINMENT CENTER
DENGAN PENDEKATAN GAYA SPORTY MODERN DI BANDUNG
Disetujui untuk diajukan, guna melengkapi syarat kelulusan Tugas Akhir
Jurusan Desain Interior Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Universitas Sebelas Maret Surakarta
2010
Telah disetujui oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. IF. B Sulistyono, Sk, MT. arch Drs. Supriyatmono, M.Sn NIP. 19621125 199303 1001 NIP. 19560117 198811 1001
Mengetahui
Koordinator Tugas Akhir
Iik Endang S.W, S.Sn, M.Ds NIP. 19771027 200112 2002
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disahkan dan dipertanggungjawabkan pada Sidang Tugas Akhir
Jurusan Desain Interior Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
2010
Pada hari Kamis,11 Maret 2010
Penguji :
1. Ketua Sidang
Drs. Rahmanu Widayat, M.Sn
NIP. 19621221 199201 1001 ( ............................... )
2. Sekretaris Sidang
Anung B Studyanto, S.Sn, MT
NIP. 19710816 200501 1001 ( ............................... )
3. Pembimbing I
Drs. IF B Sulistyono, Sk, MT.arch
NIP. 19621125 199303 1001 ( ............................... )
4. Pembimbing II
Drs. Supriyatmono, M.Sn
NIP. 19560117 198811 1001 ( ............................... )
Mengetahui,
Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Ketua Jurusan Desain Interior
Drs. Sudarno, M.A Drs. Rahmanu Widayat, M.Sn NIP. 19530314 198506 1001 NIP. 19621221 199201 1001
iv
PERNYATAAN
Nama : Joko Purnomo
NIM : C 0805018
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir berjudul “ Desain Interior
Golftainment Center Dengan Pendekatan Gaya Sporty Modern” adalah betul-betul
karya sendiri, bukan plagiat dan dibuatkan orang lain. Hal-hal yang bukan karya
saya, dalam Laporan Tugas Akhir ini diberi tanda citasi (kutipan) dan ditunjukkan
dalam Daftar Pustaka.
Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik berupa pencabutan Tugas Akhir dan gelar yang
diperoleh dari Tugas Akhir tersebut.
Surakarta,11 Maret 2010
Yang membuat pernyataan,
Joko Purnomo
v
MOTTO
“ Hidup adalah pilihan, kalau sudah memilih jangan pernah disesali ”
( Penulis )
“ Cest La Vie ”
“ Beginilah hidup ”
( Unknow )
vi
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan kepada :
1. Jesus Christ, Sang Juru Selamatku
2. Ibu dan Bapak tercinta
3. Seluruh keluarga terkasih
4. Seluruh sahabat dan kawan yang
telah banyak membantu
5. Civilitas akademika Jurusan Desain
Interior Universitas Sebelas Maret
Surakarta
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena kasih karunia dan
berkatNya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya tugas akhir berjudul
“Desain Interior Golftainment Center Dengan Pendekatan Gaya Sporty Modern
Di Bandung” sebagai persyaratan menempuh mata kuliah Tugas Akhir.
Dalam menyelesaikan penulisan ini tidak sedikit hambatan yang ditemui
penulis, namun berkat bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, akhirnya
penulis dapat menyelesaikannya. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Kedua Orang Tua dan keluarga, yang telah banyak memberikan
dukungan baik material maupun spiritual.
2. Drs. Rahmanu Widayat, M.Sn, selaku Ketua Jurusan Desain Interior.
3. Drs. IF B Sulistyono Sk, MT.arch selaku Dosen pembimbing I yang
telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan.
4. Drs. Supriyatmono, M.Sn selaku Dosen pembimbing II yang juga telah
memberikan bimbingan dan pengarahan.
5. Iik Endang S.W, S.Sn, M.Ds, selaku Dosen Koordinator Tugas Akhir.
6. Seluruh sahabat dan kawan yang telah banyak memberi dukungan dan
bantuan.
7. Civitas akademi Jurusan Desain Interior Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
8. Seluruh pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu
persatu.
Merupakan kebahagiaan bagi penulis jika sekiranya tulisan ini dapat
memberikan manfaat bagi setiap orang yang membacanya.
Penulis menyadari dalam penyusunan dan penulisan karya ini masih jauh
dari sempurna sehingga dengan terbuka penulis mengharap masukan dan kritikan
demi kesempurnaannya.
Surakarta, ..........
penul Penulis
viii
DESAIN INTERIOR GOLFTAINMENT CENTER DENGAN PENDEKATAN GAYA SPORTY MODERN
DI BANDUNG ( Lobby, Simulator Golf, Indoor Practice Green, Bar and Resto)
Joko Purnomo1,
Drs. IF B Sulistyono, Sk, MT.arch2, Drs. Supriyatmono, M.Sn3
ABSTRAK
2010. Olahraga golf menjadi salah satu kegemaran para eksekutif untuk mendapatkan hiburan setelah kelelahan dalam bekerja. Namun lokasi fasilitas bermain golf yang kebanyakan jauh dari pusat kota menjadi kendala untuk dapat menikmati olahraga tersebut. Hal tersebut menjadi latarbelakang munculnya perencanaan dan perancangan golftainment center. Permasalahan yang dibahas yaitu: 1) Bagaimana menentukan konsep peruangan dalam perencanaan dan perancangan interior Golftainment Center yang mewadahi kegiatan pengguna dan pengelolanya? 2) Bagaimana memenuhi persyaratan interior yang diwadahi dalam Golftainment Center sebagai tuntutan aspek fungsional dari sebuah bangunan? 3) Bagaimana menentukan perencanaan dan perancangan gaya Sporty Modern ? 4) Bagaimana menentukan penyelesaian interior yang mampu mewujudkan gaya Sporty Modern, gaya desain modern dengan tema sporty? Perencanaan perancangan ini bertujuan untuk : 1) Mewujudkan konsep peruangan dalam perencanaan dan perancangan interior Golftainment Center yang mewadahi kegiatan pengguna dan pengelolanya. 2) Mewujudkan pemenuhan persyaratan interior yang diwadahi dalam Golftainment Center sebagai tuntutan aspek fungsional dari sebuah bangunan. 3) Mewujudkan perencanaan dan perancangan gaya Sporty Modern. 4) Menentukan penyelesaian interior yang mampu mewujudkan gaya Sporty Modern, gaya desain modern dengan tema sporty. Metode pencarian data melalui metode observasi dengan studi literatur serta studi lapangan. 1Mahasiswa, Jurusan Desain Interior dengan NIM C0805018 2Dosen Pembimbing 1 3Dosen Pembimbing 2
ix
INTERIOR DESIGN OF GOLFTAINMENT CENTER USING SPORTY MODERN STYLE APPROACH
IN BANDUNG (Lobby, Golf Simulator, Indoor Practice Green, Bar and Resto)
Joko Purnomo1,
Drs. IF B Sulistyono, Sk. MT.arch2, Drs. Supriyatmono, M.Sn3
ABSTRACT
2010. Golf sport becomes one of executive’s hobbies for getting entertainment after exhaustion at working. However, the golf playing facility location mostly far from the downtown becomes the obstacles for enjoying the sport. It can be the background of golftainment center planning and designing. The problems discussed: 1) How to determine the concept of layout in planning and designing the Golftainment Center interior accommodating the user and management activity? 2) How to fulfill the interior requirement accommodating in Golftainment Center as the functional aspect demand of a building? 3) How to determine the Sporty Modern style planning and design? 4) How to determine the interior finishing that can realize the Sporty Modern style, the modern design style with sporty theme? The design planning aims to: 1) Realize the layout concept in Golftainment Center interior planning and design accommodating the user and management activity, 2) Realize the interior eligibility accommodated in Golftainment Center as the functional aspect demand of a building. 3) Realize the Sporty Modern style planning and design. 4) Determine the interior finishing that can realize the Sporty Modern style, the modern design style with sporty theme. The method of collecting data employed was observation with literature study as well as field study. 1 The students, of Interior Design Department with NIM C0805018 2 First Consultant 3 Second Consultant
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………… i
HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………..... iii
PERNYATAAN …………………………………………………………. iv
MOTTO………………………………………………………………….. v
PERSEMBAHAN ………………………………………………………... vi
KATA PENGANTAR……………………………………………………. vii
ABSTRAK ..…………………………………………………………….. viii
ABSTRACT …………………………………………………………….. ix
DAFTAR ISI …………………………………………………………….. x
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………… xiv
DAFTAR TABEL…………………………………………………………. xvii
DAFTAR SKEMA………………………………………………………… xviii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah……………………………………. 1
B. Ruang Lingkup Permasalahan………………………………. 4
C. Rumusan Masalah…………….…………………………….. 5
D. Tujuan ……………………………………………………… 6
E. Sasaran………………………………………………………. 7
F. Manfaat................................................................................... 7
G. Metodologi Penelitian ..........................................………….. 8
H. Sistematika Penulisan.............................................................. 11
I. Skema Pola Pikir …………………………………………… 12
BAB II KAJIAN OBYEK TUGAS AKHIR ………………….…….... 13
A. Kajian Teori ………………………………………………. 13
1. Pengertian Judul ……………………………………… 13
2. Tinjauan Umum Olah Raga Golf……………………... 14
a. Pengertian Golf....…………………………………. 14
b. Sejarah Golf..……………………………………… 16
xi
c. Peralatan Golf.................………………………….. 17
d. Aturan Permainan Golf............................................ 21
e. Tipe Pukulan (Shot) Dalam Golf............................... 22
3. Tinjauan Tentang Simulator Golf ……………..……… 23
a. Pengertian ……........................................................ 23
b. Peralatan Simulator Golf …..................................... 24
c. Besaran Ruang …..................................................... 26
d. Cara Kerja Simulator …........................................... 26
4. Tinjauan Tentang Indoor Practice Green ..……..……… 28
a. Pengertian ................................................................ 28
b. Indoor Putting Green .............................................. 29
c. Komponen Indoor Putting Green ............................ 30
d. Pemasangan Putting Green ...................................... 32
5. Tinjauan Tentang Lobby……….……………….……… 33
6. Tinjauan Tentang Ruang Penjualan ..…………..……… 34
a. Pengertian Ruang Penjualan.................................... 34
b. Tipe-tipe Ruang Penjualan ….................................. 34
c. Sistem Pelayanan .................................................... 35
d. Tata Ruang Penjualan ............................................. 36
e. Sirkulasi Ruang Penjualan ....................................... 36
7. Tinjauan Tentang Restaurant…………………..……… 37
a. Pengertian Restaurant .............................................. 37
b. Jenis Restaurant ....................................................... 37
c. Aktifitas dan Fasilitas Restaurant ............................ 38
d. Sirkulasi ................................................................... 39
8. Tinjauan Tentang Bar ……….………………..……… 40
a. Pengertian Bar ......................................................... 40
b. Fungsi Bar ............................................................... 40
c. Perkembangan Bar .................................................. 41
d. Jenis-jenis Bar .......................................................... 41
9. Tinjauan Tentang Ruang Pertemuan ..…………..……… 42
a. Pengertian Ruang Pertemuan ................................... 42
xii
b. Bentuk-bentuk Ruang Pertemuan ............................. 42
10. Tinjauan Interior………………………………………… 44
a. Hubungan Antar Ruang ………………………….. 44
b. Organisasi Ruang ………………………………… 45
c. Komponen Pembentuk Ruang ……………………. 47
d. Interior System ……………………………………. 51
e. Furniture ………………………………………….. 66
f. Sistem Keamanan …………………………………. 67
g. Konsepsi Bentuk dan Warna ……………………… 68
B. Kajian Lapangan ……………………………………………. 72
1. Merapi Golf & Mountain Resort ..........................……... 72
a. Sejarah Singkat……………………………………. 72
b. Lokasi Bangunan………..…………….…………... 73
c. Fasilitas……………………………………………. 73
d. Alur Kegiatan ….......……..…………….………… 84
e. Struktur Organisasi ................................................. 84
2. Moida Driving Range ..............................……………… 85
a. Sejarah Singkat …………………………..……….. 85
b. Lokasi Bangunan …………………………………. 85
c. Fasilitas .............……….………………………….. 86
d. Alur Kegiatan .......………………………………... 93
e. Struktur Organisasi………………………………… 94
BAB III DESAIN INTERIOR GOLFTAINMENT CENTER ……….. 95
A. Analisis Existing …………………………………………… 95
1. Asumsi Lokasi ………. ..………………………………. 95
2. Potensi Lokasi…… ……………………………………. 96
3. Denah Existing …………….. .………………………… 97
4. Pengembangan Denah Existing ……………………….. 98
B. Programing ………………………………………………… 98
1. Status Kelembagaan ……………….................................. 98
2. Struktur Organisasi ……………………………………. 99
xiii
3. Sistem Operasional ……………………………………. 100
4. Tinjauan Kegiatan ……………………………………... 100
5. Pelaku Kegiatan dan Pola Kegiatan ……………….…... 101
6. Analisa Kebutuhan Ruang ……………………………… 106
7. Analisa Besaran Ruang ………………………………… 113
8. Sistem Organisasi Ruang ……………………………… 128
9. Sistem Sirkulasi ………………………………………… 130
10. Hubungan Antar Ruang ………………………………... 130
11. Zoning & Grouping …………………………………….. 134
C. Konsep Desain …………………………………………….. 135
1. Ide Dasar Desain ……………………………….……… 135
2. Tema Desain Interior ………………………………...… 135
3. Atmosfir Desan Interior ……………………………… 136
4. Desain Layout …………………………………………. 136
5. Unsur Pembentuk Ruang ……………………………… 137
6. Interior System ………..………………………………. 140
7. Desain Furniture ……………………………………….. 144
8. Bentuk dan Warna ……………………………..……… 144
9. Sistem Keamanan ……………………………………… 144
BAB IV KEPUTUSAN DESAIN .........……………………………….. 146
A. Kesimpulan Desain ……………................................……... 146
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………. 152
LAMPIRAN …………………………………………………………….. 153
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Golf Course...……………………………………………… 14
Gambar 2 Golf Club………………………………………………….. 18
Gambar 3 Wood……………………………..……………………….. 18
Gambar 4 Iron………………………………………………………... 18
Gambar 5 Putter……………………………………………………….. 19
Gambar 6 Bola Golf…………………………………………………... 19
Gambar 7 Tee ………………………………………………………… 20
Gambar 8 Sarung Tangan …………………………..………………… 20
Gambar 9 Topi ……………………………………...………………… 20
Gambar 10 Simulator Golf ……………………………….…………… 23
Gambar 11 Projector ………………………………….……..………… 24
Gambar 12 Infrared Tracking System ………………………………... 25
Gambar 13 Turf Artificial ………………………………..…………... 25
Gambar 14 Rough & Sand Golf Mat Panels …………………………..… 25
Gambar 15 Memilih Permainan melalui Touch Screen …………….. 27
Gambar 16 Memukul Bola Ke Arah Screen …………………………. 27
Gambar 17 Sensor Infrared ………….……………………………….. 28
Gambar 18 Standart Indoor Putting Green ……………….………….. 29
Gambar 19 Rool Out Indoor Putting Green …………………………. 30
Gambar 20 Panel Center, Panel Center with Cup dan Cut Panel …... 30
Gambar 21 Rumput Buatan Bagian Tengah …………………………. 31
Gambar 22 Rumput Buatan Bagian Samping / Pinggir ……………... 31
Gambar 23 Cup ………………………………………………………. 31
Gambar 24 Tiang, Dudukan, dan Bendera ……………….…………. 32
Gambar 25 Pemasangan Putting Green ( kiri ke kanan )…………….. 32
Gambar 26 Besaran Dan Jarak Ergonomik Meja Lobby ……….…… 33
Gambar 27 Besaran dan jarak ergonomik meja makan/restaurant ….. 40
Gambar 28 Lampu Pijar …………………………….……………….. 54
Gambar 29 Lampu fluorescent ……………………………….………. 55
Gambar 30 Lampu HID ……………….……………………………… 55
xv
Gambar 31 Counter Restaurant ………………………………………. 74
Gambar 32 Keramik Tile …………………..………………………… 74
Gambar 33 Dinding ………………………..………………………… 75
Gambar 34 Ceiling ……………………..……………………………. 75
Gambar 35 Meja dan Kursi Makan ………………………………... 76
Gambar 36 Area Loker ……………………………….……………… 77
Gambar 37 Area Loker. 2 ……………………………………………. 77
Gambar 38 Lantai pada Area loker, Mushola,dan Kamar Bilas …….. 78
Gambar 39 Dinding area toilet ……………………………………….. 78
Gambar 40 Ceiling ……………………….…………………………... 79
Gambar 41 Exhaustfan ……………………………………………………... 79
Gambar 42 Renee Sport ………………………………………………. 80
Gambar 43 Lantai Karpet …………………………………………….. 80
Gambar 44 Display built-in ………………………………………….. 81
Gambar 45 Ceiling …………………………………………………… 81
Gambar 46 Lobby ………………………….………………………… 82
Gambar 47 Ceiling ………………………………………………….... 83
Gambar 48 Meja Dan Lemari Receptionis ………………………….. 83
Gambar 49 Moida Driving Range …………………………….……... 85
Gambar 50 Fasilitas T-Boxes ………………………..………………. 86
Gambar 51 Material Lantai pada Area Driving Range ………………. 86
Gambar 52 Ceiling Lantai 1 & 2 …………….………………………. 87
Gambar 53 Furniture-furniture Di Area Driving Range ……………. 88
Gambar 54 Practice Green ……………………………………..….... 88
Gambar 55 Golf Shop Di Moida Driving Range ………………..….. 89
Gambar 56 Ceiling Rangka Kayu Ekspose …………………………. 91
Gambar 57 Furniture Yang Ada Di “ Par Four Club ” House Grill… 92
Gambar 58 Peta dan Lokasi ……………………………………..….. 96
Gambar 59 Denah Existing ………………………………….…….... 97
Gambar 60 Denah Pengembangan Existing ……………………….. 98
Gambar 61 Zoning ……………………..…………………………... 134
Gambar 62 Grouping ……………………………………………….. 135
xvi
Gambar 63 Zoning ……………………………………………………. 147
Gambar 64 Grouping …………………………………………………. 148
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Skor Dalam Golf ………………………………………….. 21
Tabel 2 Bentuk Kegiatan, Kapasitas dan Waktu Pelaksanana ..….. 43
Tabel 3 Spesifikasi Jenis bahan lantai dan penyerapan bunyi……… 49
Tabel 4 Besaran Iluminasi ………………………………….……… 52
Tabel 5 Keuntungan dan Kerugian Dari Ketiga Jenis Lampu …….. 56
Tabel 6 Tingkat kebisingan dalam beberapa ruang………………… 65
Tabel 7 Kebutuhan ruang lobby …………………….…………….. 106
Tabel 8 Kebutuhan ruang simulator Golf ………………..……….. 107
Tabel 9 Kebutuhan ruang indoor practice green..………………… 108
Tabel 10 Kebutuhan ruang bar and resto …………………………... 109
Tabel 11 Kebutuhan ruang golf shop ……………………………... 110
Tabel 12 Kebutuhan ruang pertemuan ……………………………... 111
Tabel 13 Kebutuhan ruang office room ….………………………... 112
Tabel 14 Analisa besaran ruang lobby ……………………………… 113
Tabel 15 Analisa besaran ruang simulator golf …………………... 114
Tabel 16 Analisa besaran ruang indoor practice green ……………. 116
Tabel 17 Analisa besaran ruang bar and resto ……………………... 118
Tabel 18 Analisa besaran ruang golf shop ………………………….. 122
Tabel 19 Analisa besaran ruang, ruang pertemuan ..……………….. 124
Tabel 20 Analisa besaran ruang office room ….…………………… 126
Tabel 21 Total kebutuhan ruang ……….…………………………... 127
Tabel 22 Alternatif pengorganisasian ruang ……………………….. 128
Tabel 23 Analisa pemilihan material lantai ……………………….. 137
Tabel 24 Analisa pemilihan material dinding ………………………. 138
Tabel 25 Analisa pemilihan material ceiling ……………………… 139
Tabel 26 Analisa sistem pencahayaan ……………………………… 140
Tabel 27 Analisa sistem penghawaaan …………………………….. 141
Tabel 28 Analisa sistem akustik ……………………………………. 143
Tabel 29 Analisa bentuk dan warna ………………..………………. 144
Tabel 30 Alternatif sistem keamanan kebakaran ………...…………. 144
xviii
DAFTAR SKEMA
Skema 1 Model Analisis Data Interaktif …………………………… 10
Skema 2 Skema Pola Pikir ………………………….……………… 12
Skema 3 Alur kegiatan pengunjung ……….………………………. 84
Skema 4 Alur kegiatan pengelola ……………………….…………. 84
Skema 5 Struktur organisasi Merapi Golf …….……………………. 84
Skema 6 Alur kegiatan pengunjung ………………………………... 93
Skema 7 Alur kegiatan pengelola ……………..…………………… 93
Skema 8 Struktur organisasi Moida Driving Range ………….…… 94
Skema 9 Skema Struktur Organisasi…………………….………….. 99
Skema 10 Pola kegiatan penerimaan (pengunjung) …….……………. 101
Skema 11 Pola kegiatan penerimaan (pengelola)…………………….. 102
Skema 12 Pola kegiatan simulator golf (pengunjung) …………….. 102
Skema 13 Pola kegiatan simulator golf (pengelola) …..…………... 102
Skema 14 Pola kegiatan indoor practice green (pengunjung).……… 103
Skema 15 Pola kegiatan indoor practice green (pengelola) .……….. 103
Skema 16 Pola kegiatan bar and resto (pengunjung) …..………….. 103
Skema 17 Pola kegiatan bar and resto (pengelola) ……….………... 104
Skema 18 Pola kegiatan golf shop (pengunjung) ………………….. 104
Skema 19 Pola kegiatan golf shop (pengelola) …………………….. 104
Skema 20 Pola kegiatan pertemuan (pengunjung)………………….. 105
Skema 21 Pola kegiatan pertemuan (pengelola) …………………….. 105
Skema 22 Pola kegiatan office room (pengelola) ……………………… 106
Skema 23 Pola hubungan antar ruang lobby ……………………….. 130
Skema 24 Pola hubungan antar ruang simulator golf ………………. 130
Skema 25 Pola hubungan antar ruang indoor practice green ………. 131
Skema 26 Pola hubungan antar ruang bar and resto ……………….. 131
Skema 27 Pola hubungan antar ruang golf shop ……………………. 132
Skema 28 Pola hubungan antar ruang ruang pertemuan …………….. 132
Skema 29 Pola hubungan antar ruang office room ………………….. 133
Skema 30 Pola hubungan antar ruang makro ……………………….. 133
xix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hiburan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang pemenuhannya
tidak bersifat wajib. Hiburan lebih dibutuhkan sebagai pemenuhan kebutuhan
yang bersifat psikologis, yang dapat memberikan rasa senang, bahagia, serta
ketenangan dalam kehidupan manusia. Sehingga tidak seperti kebutuhan pokok
manusia yaitu sandang, papan, dan pangan, hiburan bukan menjadi hal yang akan
menghambat keberlangsungan kehidupan manusia, namun lebih berpengaruh
terhadap kondisi psikologis manusia. Ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk
mendapatkan hiburan, seperti menonton film / televisi, membaca, menonton
pertunjukkan, jalan-jalan, belanja, berolahraga, dan masih banyak hal lainnya.
Atau dengan kata lain segala sesuatu yang dapat memberikan rasa senang, dan
bahagia kedalam diri manusia bisa dikatakan sebagai bentuk hiburan
Berolahraga merupakan salah satu hal yang dapat dilakukan untuk
mendapatkan hiburan. Dikatakan demikian karena selain untuk menjaga
kesehatan tubuh ada manfaat lain dari berolahraga, diantaranya yaitu untuk
meraih prestasi dan untuk kesenangan / prestise Kesenangan batin didapatkan
apabila kita menjadikan olahraga sebagai hobi serta sebagai wadah bermain yang
akan menyenangkan batin kita. Dalam hal ini lebih cenderung kepada permainan
yang menyegarkan pikiran tapi secara tidak langsung menyehatkan badan. Banyak
contoh olahraga yang memberikan manfaat sebagai ajang untuk menyenangkan
suasana hati, sebut saja salah satunya yaitu olahraga golf.
xx
Golf merupakan olahraga permainan, di mana pemain secara individual
atau tim memukul bola ke dalam sebuah lubang dengan menggunakan beberapa
tongkat pemukul khusus (id.wikipedia.org/wiki/Golf ). Olahraga ini merupakan
salah satu permainan yang telah ada sejak lama, yang belum jelas siapa
penemunya, akan tetapi permainan golf saat ini mengacu pada permainan golf
yang ditemukan oleh orang skotlandia, yaitu memukul bola untuk dimasukkan
kedalam lubang yang ada ditanah dengan menggunakan sebuah tongkat. Bermain
golf bisa dikatakan berolahraga santai dengan mengkoordinasikan tubuh bagian
atas dan bawah serta merasakan sejuknya udara padang golf. Di dalam masyarakat
Indonesia banyak muncul pendapat bahwa olahraga golf di Indonesia, diposisikan
'jauh' dari masyarakat kebanyakan, hanya akrab dengan kalangan menengah ke
atas ( adiwiarta.blogspot.com ). Pendapat ini muncul dikarenakan biaya yang
harus dikeluarkan untuk bermain golf, mulai dari peralatan hingga untuk
memainkannyapun cukup besar, sehingga hanya kalangan berduit saja atau sering
dikenal dengan kaum eksekutif yang mau dan mampu merelakan uangnya untuk
bermain golf.
Bagi kaum eksekutif golf merupakan salah satu pilihan hiburan mereka
setelah melakukan aktivitas sehari-hari. Kaum eksekutif yang kebanyakan berada
dikota-kota besar seperti Jakarta, Bandung dan Surabaya sering memakai olahraga
golf sebagai sarana bertukar pikiran dan berrbisnis. Namum hal utama yang
mereka cari dari olahraga golf yaitu untuk mendapatkan hiburan atau kesenangan
setelah seharian bekerja. Dan bisa dikatakan golf sudah hampir menjadi
kebutuhan para eksekutif sehari-hari. ( www.pacificgolf.com ).
xxi
Namun sayangnya, kebanyakan lapangan golf, lokasinya jauh dari pusat
kota. Dikarenakan untuk membangun lapangan golf dibutuhkan lahan yang cukup
luas. Sedangkan di suatu pusat kota keberadaan lahan kosong yang cukup luas
sudah menjadi langka. Sehingga jarak yang jauh serta waktu menjadi
pertimbangan mereka untuk bermain golf di lapangan golf.
Dengan mengacu pada hal-hal yang telah disebutkan diatas, maka dalam
karya tugas akhir yang berjudul ”Desain Interior Golftainment Center Dengan
Pendekatan Gaya Sporty Modern Di Bandung” ini dirancang suatu bangunan
pusat hiburan yang menyediakan fasilitas-fasilitas yang berhubungan dengan
olahraga golf, yang berlokasi di kota Bandung. Fasilitas-fasilitas yang ada dan
disediakan di Golftainment Center, ditujukan untuk mewadahi kegiatan-kegiatan
yang ada, seperti : entertainment/hiburan, bermain golf, makan dan minum,
penjualan peralatan dan perlengkapan golf, informasi, serta pertemuan /
komuikasi.
Kota Bandung dipilih sebagai lokasi Golftainment Center, dikarenakan
kota Bandung yang merupakan ibu kota Jawa Barat adalah salah satu kota besar
yang ada di Indonesia, dimana bidang perekonomian dan perdagangan telah
berkembang dengan baik, banyak investor yang menanamkan modalnya di kota
ini, sehingga dapat diprediksikan keberadaan kaum eksekutif di kota Bandung
berjumlah cukup banyak. Dengan banyaknya kaum eksekutif di Bandung tentu
adanya Golftainment Center akan menjadi salah satu pilihan bagi mereka untuk
mendapatkan hiburan maupun sebagai tempat rekreasi. Selain itu Bandung
merupakan salah satu kota tujuan wisata di Indonesia
(id.wikipedia.org/wiki/bandung). Banyak pendatang yang memanfaatkan Bandung
xxii
sebagai tempat singgah dan belanja pada akhir pekan (www.karir-up.com). Hal
tersebut akan menberikan keuntungan bagi keberadaan Golftainment Center, tiap
akhir pekan akan ada pelancong datang ke Bandung yang juga bisa dijadikan
sebagai sasaran pengunjung Golftainment Center tersebut.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Golftainment Center adalah pusat hiburan
yang mewadahi kegiatan untuk entertainment, bermain golf, makan dan minum,
penjualan peralatan dan perlengkapan golf, informasi serta pertemuan /
komunikasi, serta kegiatan lainnya yang berhubungan dengan olahraga golf, yang
bersifat komersial dan berlokasi di kota Bandung.
Seperti yang telah disebutkan dalam judulnya, Golftainment Center
dirancang dengan menerapkan gaya Sporty Modern, yaitu penggunaan gaya
modern sebagai gaya desainnya, serta sporty sebagai tema interiornya. Dimana
tema Sporty yang diaplikasikan melaui gaya modern diharapkan mampu
menghadirkan suasana ruang yang akan memberikan kenyamanan serta
membangkitkan semangat bermain golf di dalam pusat hiburan tersebut.
Dan diharapkan nantinya perencanaan dan perancangan interior
Golftainment Center ini mampu memberikan kontribusi dalam usaha
pengembangan minat masyarakat Bandung terhadap olahraga golf.
B. Ruang Lingkup Permasalahan
1. Pembahasan ditekankan pada aspek perancangan interior yang dapat
memenuhi kebutuhan para pengguna sekaligus pengelola
Untuk pembahasannya meliputi :
a. Fasilitas Utama
xxiii
Terdiri dari : Lobby, Simulator Golf , Indoor Practice Green , Bar &
Resto.
b. Fasilitas Pendukung
Terdiri dari : Golf Shop, Ruang Pertemuan, Office Room, Lavatory, dan
Gudang.
Sebagai pembahasan dalam karya tugas akhir dibatasi pada bagian fasilitas
utama yaitu : Lobby, Simulator Golf , Indoor Practice Green , Bar & Resto
2. Perancangan ditekankan pada masalah interior dengan pertimbangan tuntutan
dan persyaratan aktivitas serta motivasi pengguna baik secara fungsional
maupun estetik visual yang sesuai dengan gaya Sporty Modern, gaya desain
Modern yang diaplikasikan ke dalam tema Sporty sebagai tema interiornya.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan masalah di atas maka
diajukan beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
a. Bagaimana menentukan konsep peruangan dalam perencanaan dan
perancangan interior Golftainment Center yang mewadahi kegiatan
pengguna dan pengelolanya ?
b. Bagaimana memenuhi persyaratan interior yang diwadahi dalam
Golftainment Center sebagai tuntutan aspek fungsional dari sebuah
bangunan ?
c. Bagaimana menentukan perencanaan dan perancangan gaya Sporty Modern
?
xxiv
d. Bagaimana menentukan penyelesaian interior yang mampu mewujudkan
gaya Sporty Modern, gaya desain modern dengan tema sporty, yang
diharapkan sesuai dengan hakekat Golftainment Center sebagai tempat
hiburan yang mewadahi kegiatan yang berhubungan dengan olahraga golf ?
D. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang ada maka tujuannya yaitu :
a. Mewujudkan konsep peruangan dalam perencanaan dan perancangan
interior Golftainment Center yang mewadahi kegiatan pengguna dan
pengelolanya.
b. Mewujudkan pemenuhan persyaratan interior yang diwadahi dalam
Golftainment Center sebagai tuntutan aspek fungsional dari sebuah
bangunan.
c. Mewujudkan perencanaan dan perancangan gaya Sporty Modern.
d. Menentukan penyelesaian interior yang mampu mewujudkan gaya Sporty
Modern, gaya desain modern dengan tema sporty, yang diharapkan sesuai
dengan hakekat Golftainment Center sebagai tempat hiburan yang
mewadahi kegiatan yang berhubungan dengan olahraga golf .
E. Sasaran
Dalam perencanaan dan perancangan interior Golftainment Center ini
memuat beberapa sasaran, yaitu ditujukan bagi pengelola dan pengunjung,
khususnya yang berkisaran usia 17 tahun- keatas atau disebut dewasa.
F. Manfaat
xxv
Manfaat perencanaan dan perancangan interior Golftainment Center yaitu
:
a. Bagi Bangunan Golftainment Center
Menciptakan suatu tata ruang dalam yang dapat mewadahi seluruh kegiatan
pengelola maupun pengunjung Golftainment Center.
b. Bagi Masyarakat
Perencanaan dan perancangan interior Golftainment Center akan
memberikan pengetahuan dan referensi dalam menciptakan suatu desain,
khusunya desain interior.
G. Metodologi Penelitian
Metode penelitian adalah suatu cara atau jalan untuk memecahkan suatu
masalah yang ada dengan cara mengumpulkan, menyusun, serta
mengintrepretasikan data-data guna menemukan, mengembangkan atau menguji
kebenaran suatu pengetahuan. Metode penelitian sangat menentukan dalam
sebuah penelitian ilmiah karena mutu, validitas dari hasil penelitian ilmiah sangat
ditentukan oleh pemilihan metode pemilihannya secara tepat.
1. Lokasi Penelitian
Sebagai lokasi penelitian dipilih suatu bangunan komersial yang
menyediakan fasilitas untuk bermain golf, dan juga kegiatan lainnya yang
berhubungan dengan olahraga golf . Dalam hal ini sebagai lokasi penelitian
dilakukan di :
a. Merapi Golf & Mountain Resort
xxvi
Merapi Golf & Mountain Resort merupakan tempat yang
menyediakan lapangan golf untuk bermain golf, serta fasilitas lainnya
yang berhubungan dengan olahraga golf, seperti golf shop, loker room,
dan restaurant. Merapi Golf terletak di Jl. Golf No. 1 Kepuharjo-
Cangkringan Kab. Sleman, Yogyakarta
b. Moida Driving Range
Moida Driving Range merupakan tempat yang menyediakan
fasilitas untuk belajar bermain golf, berupa driving range, practice green,
accesories golf, dan juga cafetaria. Moida Driving Range terletak di
Jalan Adisucipto, depan hotel Lor In, Solo Barat, Karanganyar.
2. Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif deskriptif ( uraian yang bersifat informatif dan tidak berbentuk
angka ). Penelitian ini akan mampu menangkap berbagai informasi dengan
deskriptif yang penuh nuansa.
3. Sumber Data
Data adalah suatu fakta atau keterangan dan obyek yang di
teliti. Data yang diperlukan merupakan data yang relevan dan menunjang,
adapun jenis data yaitu :
a) Data primer
Sejumlah keterangan yang diperoleh secara langsung dari lapangan
penelitian, melalui pihak-pihak yang terkait secara langsung
b) Data sekunder
xxvii
Sejumlah data yang secara tidak langsung diperoleh dari lapangan
penelitian, tetapi diperoleh melalui studi pustaka, majalah, koran, internet.
Sehingga yang dapat dijadikan sumber data, yaitu :
a. Informan, atau nara sumber di lokasi penelitian
b. Literatur baik berupa buku, catatan, majalah, koran, maupun data dari
internet.
c. Tempat dan peristiwa yang ada pada lokasi penelitian tersebut.
4. Tehnik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data, dipakai teknik :
a. Wawancara
Wawancara ini dilakukan kepada pihak-pihak yang terkait dalam
hal ini, adalah pihak pengelola dari tempat yang diamati.
b. Observasi
Yaitu teknik pengumpulan data dengan turun langsung ke
lapangan.
c. Study Literature
Mengumpulkan data yang bersumber dari dokumen dan arsip yang
terdapat pada lokasi penelitian, media cetak, maupun internet.
5. Tehnik Cuplikan
Pada penelitian ini cuplikan dipilih informan yang dipandang paling
tahu, sehingga kemungkinan pilihan informan dapat berkembang sesuai
dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam memperoleh data
6. Validitas Data
xxviii
Guna menjamin validitas data yang akan dikumpulkan dalam penelitian
ini maka penelitian kualitatif ini menggunakan trianggulasi data dan
trianggulasi teori, dimana diharapkan dengan cara ini bisa menguji lebih
dalam tentang berbagai sumber data dan perspektif teori yang ada dan
diperoleh saat melakukan penelitian ini.
7. Analisa Data
Model analisa data yang digunakan adalah model analisa interaktif ,
dimana peneliti bergerak diantara tiga komponen analisis yaitu reduksi data,
sajian data, penarikan simpulan/verifikasi sesudah pengumpulan data selesai
unitnya dengan menggunakan waktu yang tersisa.
Skema 1: Model Analisis Data Interaktif
H. Sistematika Penulisan
Secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut :
TAHAP I PENDAHULUAN
PENGUMPULAN DATA
PENARIKAN KESIMPULAN/VERIFIKASI
SAJIAN DATA
REDUKSI DATA
xxix
Mengemukakan mengenai latar belakang, ruang lingkup
permasalahan, rumusan masalah, tujuan, sasaran, metodologi
penelitian, sistematika penulisan dan pola pikir.
TAHAP II KAJIAN OBYEK TUGAS AKHIR
Merupakan uraian tentang landasan-landasan teori yang akan
dijadikan dasar untuk mencapai tujuan perancangan serta hasil dari
studi lapangan yang telah dilakukan.
TAHAP III DESAIN INTERIOR GOLFTAINMENT CENTER
Berisi tentang analisa existing, programming, serta konsep desain
Golftainment Center kaitannya dengan perencanaan dan
perancangan interior.
TAHAP IV KEPUTUSAN DESAIN
Berisi kesimpulan dari hasil temuan dari analisa data, evaluasi
konsep perancangan dan pilihan desain.
I. Skema Pola Pikir
Kerangka berpikir dalam perencanaan dan perancangan interior Golftainment
Center ini akan dipaparkan dalam bentuk skema sebagai berikut :
OBJEK PERANCANGAN
PERMASALAHAN
ANALISIS
KAJIAN TEORI
ANALISIS NORMA
xxx
Skema. 2 : Skema Pola Pikir
xxxi
BAB II
KAJIAN OBYEK TUGAS AKHIR
A. KAJIAN TEORI
1. Pengertian Judul
Pengertian dari judul “Desain Interior Golftainment Center Dengan
Pendekatan Gaya Sporty Modern di Bandung” adalah sebagai berikut :
Desain Interior : karya seni yang mengungkapkan dengan jelas dan tepat
tata kehidupan manusia dari suatu masa melalui media ruang. (Suptandar
J.Pamudji, 1999).
Golftainment : merupakan gabungan dari dua kata yaitu golf dan
entertainment
Golf merupakan olahraga permainan, di mana pemain secara
individual atau tim memukul bola ke dalam sebuah lubang dengan
menggunakan beberapa tongkat pemukul khusus
(id.wikipedia.org/wiki/Golf ). Sedangkan Entertainment berarti hiburan.
Jadi dapat diartikan Golftainment merupakan bentuk hiburan yang
didapatkan melalui olahraga golf.
Center : pusat
Sporty : bernuansa sport ( olahraga )
Modern : terbaru;mutakhir
(http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php)
Istilah atau kata modern berasal dari kata latin yang berarti
“sekarang ini” (http://jalius12.wordpress.com)
xxxii
Bandung : ibu kota provinsi Jawa Barat.
Jadi pengertian dari judul “ Desain Interior Golftainment Center Dengan
Pendekatan Gaya Sporty Modern Di Bandung “ yaitu karya perancangan pusat
hiburan olahraga golf yang diaplikasikan melalui media ruang dengan
menerapkan gaya modern / terbaru yang bernuansa olahraga, yang berlokasi di
kota Bandung.
2. Tinjauan Olahraga Golf
a. Pengertian Golf
Golf adalah sejenis permainan di mana pemain secara individual atau
tim memukul bola ke dalam sebuah lubang dengan menggunakan beberapa
tongkat pemukul khusus yang disebut club. ( id.wikipedia.org/wiki/Golf )
Kata golf berasal dari bahasa Belanda yaitu kolf yang mempunyai arti
tongkat / stik. Aturan utama dalam golf adalah memainkan sebuah bola
dengan sebuah tongkat ke dalam lubang dengan satu pukulan atau beberapa
pukulan berikutnya sesuai dengan aturan.
Olahraga golf dimainkan di suatu lahan yang dirancang secara khusus.
Lahan ini biasa disebut lapangan golf (golf course).
Gambar.1 Golf Course (Sumber : id.wikipedia.org/wiki/Golf)
xxxiii
Dalam suatu golf course / lapangan golf terdapat beberapa area
diantaranya :
1. Teeing Ground : merupakan tempat dimana dilakukan pukulan pertama.
2. Fairway : merupakan salah satu area dari golf course dimana rumput di
fairway dipotong pendek sehingga bola mudah untuk dipukul.
3. Rough : merupakan salah satu area dari golf course dimana rumputnya
lebih panjang daripada di fairway sehingga bola sulit untuk dipukul.
4. Grass / Green : area pukulan untuk menggulirkan bola ke lubang.
Rumput di grass dipotong sangat pendek sehingga bola bisa bergulir
dengan mudah. Area ini merupakan letak dari hole.
5. Hole / Cup : lubang tempat memasukkan bola. Biasanya didalam satu
lapangan golf terdiri atas 9 sampai 18 hole. Tiap – tiap hole memiliki
ukuran yaitu berdiameter 4.25 in (10,79 cm) dan kedalaman sedikitnya
3.94 in (8,86 cm) Letak hole biasanya ditandai dengan sebuah bendera
sehingga pemain bisa melihatnya dari kejauhan.
Hole diklasifikasikan berdasarkan par nya. Par adalah jumlah
pukulan maksimum yang harus dipenuhi para golfer di setiap hole.
Pemain golf yang memiliki kemampuan diharapkan untuk mencapai
green dalam dua pukulan dan melakukan dua kali putting untuk
memasukkan bola ke lubang. Dalam golf biasanya suatu hole memiliki
par 3, 4 atau 5. Par suatu hole biasanya ditentukan dari jarak teeing
ground ke green. Jarak teeing ground ke green pada suatu hole ber-par 3
adalah antara 100 sampai 250 yard (91-244 meter). Sedangkan pada hole
ber-par 4 adalah 251-475 yard (225-434 meter). Dan pada hole ber-par 5
xxxiv
lebih dari 476 yard (435 meter) tapi bisa juga sejauh 600 yard (548
meter). Pada kebanyakan golf couse ber-hole 18, jumlah pukulannya
adalah 72 dan terdiri atas 4 hole ber-par 3, 10 hole ber-par 4, dan 4 hole
ber-par 5.
Setiap hole biasanya memiliki rintangan atau hazards. Hazard
terdiri atas dua macam yaitu; water hazards seperti sungai, danau dan
bunkers yang merupakan suatu cekungan berisi pasir.
6. Zona Out Of Bounds (OB) : suatu course memiliki batas yang ditandai
dengan pasak-pasak, di luar tanda itu dinamakan zona out of bounds atau
singkatnya OB. Bila bola pemain mendarat di zona OB maka pemain
akan menerima pinalti 1 pukulan dan mengulang pukulan dari tempat
sebelumnya.
Pada kebanyakan golf course, ada beberapa fasilitas tambahan yang
bukan merupakan bagian couse itu sendiri. Seperti practice range yang disertai
practice green, bunker, dan driving area di mana pukulan jauh bisa dilatih.
Ada juga practice course (biasanya lebih mudah dan lebih pendek daripada
golf course lainnya).
b. Sejarah Golf
Golf merupakan salah satu permainan yang telah ada sejak lama, yang
belum jelas siapa penemunya. Dimana asal dari permainan ini masih
diperdebatkan antara China, Belanda, atau Skotlandia. Akan tetapi
kebanyakkan orang menganggap olahraga ini ditemukan pertama kali di
Skotlandia pada tahun 1100.
xxxv
Permainan yang juga bisa dibilang golf, pertama kali ditemui di
Dōngxuān Records ( China ) , pada abad ke-11. Permainan itu juga ditemukan
di Belanda di sebuah kota yang bernama Loenen aan de Vecht, pada tahun
1297. Orang Belanda memainkan permainan itu dengan menggunakan tongkat
dan juga sebuah bola yang terbuat dari kulit, siapa yang berhasil memukul
bola mengenai target yang jaraknya beberapa ribu meter dengan waktu
tercepat adalah pemenangnya. Akan tetapi permainan golf saat ini mengacu
pada permainan golf yang ditemukan oleh orang skotlandia, yaitu memukul
bola untuk dimasukkan kedalam lubang yang ada ditanah dengan
menggunakan sebuah tongkat.
Perkembangan golf dari tahun ke tahun semakin membaik. Pada tahun
1900-an, terjadi banyak peningkatan pada peralatan yang dipakai, salah
satunya yaitu penemuan desain bola golf menggunakan material kain dan
juga material dari kerajinan tangan manusia. Pada tahun 1930-an, adanya
pengenalan bahan besi sebagai bahan untuk shaft ( badan tongkat golf ) dan
juga adanya penemuan tee yang terbuat dari kayu. Selanjutnya pada tahun
1970-an, terjadi penggantian bahan kayu pada bagian kepala tongkat ( heads )
menjadi bahan baja dan titanium. Penggunaan bahan graphite ( carbon fiber )
untuk pembuatan shaft terjadi pada tahun 1980-an. Disamping tee dari kayu
masih populer, pada beberapa tahun belakangan dikembangkan tee yang
didesain dengan menggunakan bahan plastik, serta juga terjadi pengembangan
penggunaan material sintetik untuk material pembuatan bola golf.
c. Peralatan Golf
Peralatan-peralatan yang dibutuhkan dalam bermain golf antaralain :
xxxvi
1. Club
Club / tongkat merupakan peralatan utama dalam bermain golf.
Gambar.2 Golf Club (Sumber : www.abc-of-golf.com)
Ada tiga tipe club dalam golf yaitu:
1) Woods
Gambar.3 Woods (Sumber : id.wikipedia.org/wiki/Golf)
Salah satu tipe golf club yang berfungsi atau biasa digunakan
untuk melakukan pukulan dengan jarak yang sangat jauh.
2) Iron
Gambar.4 Iron (Sumber : id.wikipedia.org/wiki/Golf)
xxxvii
Salah satu tipe golf club yang digunakan untuk melakukan
pukulan yang memiliki jarak yang lebih pendek dari hasil pukulan
menggunakan tipe woods. Iron yang digunakan untuk memukul pada
jarak yang pendek disebut Wedge
3) Putter
Gambar.5 Putter (Sumber : id.wikipedia.org/wiki/Golf)
Salah satu tipe golf club yang hampir selalu digunakan untuk
melakukan pukulan di atas green.
2. Bola Golf
Gambar.6 Bola Golf (Sumber : id.wikipedia.org/wiki/Golf)
Diameter bola golf minimum adalah 42,67 mm dan harus bermassa
lebih dari 45,93 gram. Pertama kali pemakaiannya bola golf dibuat dari
bulu angsa yang direbus lalu didinginkan dan kemudian dipadatkan
menjadi bentuk bola, dan setelah itu di cat untuk pelapisnya. Lalu terjadi
xxxviii
perkembangan yaitu penggunaan bentuk padat pada bagian tengahnya
yang dilapisi dengan kain pada bagian luarnya. Dan perkembangan terbaru
yaitu desain bola golf yang terbuat dari titanium.
3. Tee
Gambar.7 Tee (Sumber : id.wikipedia.org/wiki/Golf)
Tee adalah dudukan untuk meletakkan bola golf, sehingga pemain
dapat memukul bola itu dengan baik. Tee digunakan untuk melakukan tee
shot di atas teeing ground.
4. Sarung Tangan
Gambar.8 Sarung Tangan (Sumber : www.abc-of-golf.com)
Sarung tangan merupakan peralatan tambahan dalam bermain golf.
Fungsinya untuk memberikan kenyamanan dalam memegang club, sehing
akan dapat melakukan pukulan dengan lebih baik.
5. Topi
Gambar.9 Topi (Sumber : www.abc-of-golf.com)
xxxix
Topi juga merupakan peralatan tambahan dalam bermain golf.
Karena golf dimainkan di alam terbuka, sehingga topi berfungsi untuk
melindungi kepala dari sengatan sinar matahari.
d. Aturan Permainan Golf
Aturan utama dalam golf adalah memainkan sebuah bola dengan sebuah
club dari teeing ground ke dalam lubang dengan satu pukulan atau beberapa
pukulan berikutnya sesuai dengan aturan. Pukulan pertama dipukul dari teeing
ground kecuali pada permainan yang disebut foursomes yaitu dua tim yang
terdiri dari dua orang berkompetisi. Anggota dari setiap tim memukul
bergantian dengan menggunakan satu bola. Satu round biasanya terdiri atas 18
hole.
Dalam golf ada dua jenis permainan yaitu : stroke play dan match play.
Yang diincar adalah jumlah pukulan sesedikit mungkin, karena skor dalam
golf berbeda dengan skor dalam kebanyakan permainan lainnya. Pemain akan
menang bila mendapat skor yang sedikit (bahkan hingga minus). Berbeda
dalam sepak bola atau bola basket di mana grup yang mendapatkan skor
terbanyak yang akan menang. Berikut adalah skor dalam golf :
Tabel.1 Skor Dalam Golf Sumber : id.wikipedia.org/wiki/Golf
Istilah pada scoreboard
Spesifikasi istilah Definisi
-3 double-eagle (albatross) tiga pukulan di bawah par
-2 eagle dua pukulan di bawah par
-1 birdie satu pukulan di bawah par
0 par jumlah pukulan sama dengan par
+1 bogey satu pukulan di atas par
+2 Double bogey dua pukulan di atas par
xl
+3 triple bogey tiga pukulan di atas par
Selain di atas, ada juga yang dinamakan hole in one yaitu memasukkan
bola dari teeing ground ke lubang dalam satu kali pukulan. Biasanya hole in
one hanya terjadi pada hole ber-par 3.
Pemain biasanya berjalan di course untuk memukul bola selanjutnya,
baik sendiri ataupun dalam suatu grup yang berisikan dua, tiga atau empat
orang. Pemain juga biasanya didampingi seorang caddie. Caddie bertugas
untuk membawa peralatan pemain dan membantu pemain menyelesaikan
suatu hole dengan memberi saran.
e. Tipe Pukulan ( Shot ) Dalam Golf
Dalam golf terdapat beberapa macam jenis shot / pukulan diantaranya :
1) Tee shot : pukulan pertama dari teeing ground. Tee shot biasanya
dilakukan dengan menggunakan driver pada hole yang panjang atau
iron pada hole yang lebih pendek.
2) Fairway shot : iron atau wedge adalah jenis club / tongkat yang biasa
digunakan untuk melakukan pukulan ini.
3) Bunker shot : pukulan ini dilakukan jika bola mendarat di atas bunker.
Pukulan ini biasanya menggunakan sand wedge.
4) Punch atau knockdown : pukulan rendah yang dilakukan untuk
menghindari cabang pohon atau angin yang kuat di atas.
5) Putting : pukulan yang dilakukan di atas green dan menggunakan putter
dan bagi kebanyakan golfer merupakan pukulan tersulit.
xli
6) Approach shot : pukulan yang dilakukan untuk mendekatkan bola ke
green. Pukulan ini biasanya dilakukan pada jarak yang sedang atau
dekat. Tipe approach shot ada tiga yaitu antara lain:
· Pitch : approach shot yang menerbangkan bola ke atas green atau
dekat green. Pitch shot biasa dilakukan dengan menggunakan iron
6 hingga lob wedge.
· Flop : approach shot yang lebih tinggi lagi dan langsung berhenti
sesaat setelah menghantam tanah. Ini dilakukan ketika pemain
harus menghadapi rintangan untuk mencapai green. Flop biasa
dilakukan dengan menggunakan club sand wedge atau lob wedge.
· Chip : approaach shot yang rendah di mana bola terbang rendah
dan kemudian bergulir mengarah ke green.
3. Tinjauan Tentang Simulator Golf
Gambar.10 Simulator Golf (Sumber : www.highdefinitiongolf.com)
1) Pengertian
Sebelum menjelaskan tentang pengertian simulator golf, harus diketahui
terlebih dahulu tentang pengertian simulasi. Simulasi adalah penggambaran
xlii
suatu sistem atau proses dengan peragaan berupa model statistik atau
pemeranan (pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi). Sedangkan simulator adalah alat
untuk melakukan simulasi. Jadi Simulator Golf adalah suatu permainan golf
yang dimainkan didalam ruangan, dengan menggunakan tongkat / club dan
bola sesungguhnya dalam sebuah simulator yang diprogram menggunakan
sofware dan peralatan tertentu. Dengan simulator golf ini kita dapat bermain
golf didalam ruangan dengan kondisi hampir sama dengan keadaan aslinya.
2) Peralatan Simulator Golf
Peralatan peralatan yang dibutuhkan untuk merancang simulator golf
adalah seperangkat alat simulator, yang terdiri dari :
1. Seperangkat komputer minimal Pentium 4, yang berisi sofware
permainan golf virtual
2. LCD touch screen display 15”, yang berfungsi sebagai visual
pengoperasian permainan secara manual
3. Digital LCD projector ( high definition television compatible )
Gambar.11 Projector (Sumber : www.highdefinitiongolf.com)
4. Projection Screen, dengan material yang dapat memantulkan bola,
serta low noise. Projection screen berfungsi untuk menangkap
gambar dari projector.
xliii
5. Infrared tracking system, yang berfungsi untuk menangkap
rangsangan yang berasal dari bola yang dipukul, untuk kemudian
diteruskan dalam posisi permainan di layar. Ada 2 jenis yaitu :
putting sensor dan ball track sensor.
Gambar.12 Infrared Tracking System (Sumber : www.GGSsystems.com )
6. Putting Mat, merupakan alas pijakan bagi pemain. Selain itu putting
mat berfungsi sebagai tempat pemasangan panel sensor.
Menurut fungsinyanya, terdapat 2 jenis :
· Turf Artificial : berfungsi untuk melakukan pukulan awalan.
Didesain dengan runput buatan yang rapi dan pendek, sehingga
memudahkan untuk melakukan pukulan.
Gambar.13 Turf Artificial (Sumber : www.highdefinitiongolf.com)
xliv
· Rough & Sand Golf Mat Panels : didesain dengan rumput
buatan yang panjang, sehingga akan memberikan tantangan
bagi pemain untuk melakukan pukulan.
Gambar.14 Rough & Sand Golf Mat Panels (Sumber : www.highdefinitiongolf.com)
7. Surround Sound System
3) Besaran Ruang
Standart besaran ruang simulator golf yaitu :
Panjang : 6 meter
Lebar : 4 meter
Tinggi : 3.2 meter
( www.fullswinggolf.com )
4) Cara Kerja Simulator Golf
Cara kerja dari simulator golf yaitu :
1) Pertama-tama pemain memilih permainan yang diingingkan melalui
layar touch screen yang telah terhubung dengan komputer yang
menyediakan beberapa software permainan golf yang bisa dimainkan.
xlv
Gambar.15 Memilih Permainan melalui Touch Screen (Sumber : youtube.com)
2) Kemudian dengan menggunakan tongkat pemukul dan bola golf yang
biasa digunakan di lapangan golf sesungguhnya, pemain memukul
bola diatas area memukul ke arah screen, yang telah menampilkan
visual graphic dari permainan / golf course yang telah dipilih
sebelumnya, yang ditampilkan melalui projector.
Gambar.16 Memukul Bola Ke Arah Screen
(Sumber : youtube.com)
3) Bola yang dipukulkan ke arah screen akan melewati sensor Infrared
Tracking System, yang kemudian melacak posisi, kecepatan, dan arah
bola yang dipukulkan. Simulator akan menghitung dimana bola akan
mendarat, dan layar akan menunjukkan posisi bolanya.
xlvi
Gambar.17 Sensor Infrared
(Sumber : www.fullswinggolf.com)
4) Pemain dapat mengatur kondisi cuaca dan kecepatan angin sesuai
dengan keinginannya. Serta juga tersedia beberapa golf course yang
dapat dicoba. Sehingga bermain golf dengan simulator golf akan lebih
realistik dan menyenangkan.
4. Tinjauan Tentang Indoor Practice Green
1) Pengertian
merupakan area pukulan untuk menggulirkan bola ke lubang didalam
suatu golf course / lapangan golf,. Green sering juga disebut dengan putting
area / putting greens.
Practice Green adalah kegiatan melakukan latihan / Green dalam
olahraga golf praktek memukul bola untuk menggulirkannya kedalam lubang
diatas area green / putting area.
Indoor Practice Green adalah practice green yang dilakukan didalam
ruangan atau kegiatan melakukan latihan / praktek memukul bola untuk
menggulirkannya kedalam lubang diatas area green / putting area yang
dilakukan didalam ruangan.
xlvii
2) Indoor Putting Green
Tidak seperti lapangan golf yang telah memiliki putting green, untuk
melakukan practice green didalam ruangan tentunya dibutuhkan putting area
buatan didalam ruang tersebut. Beberapa perusahaan telah memproduksi
putting green buatan / indoor putting green tersebut.
Ada 3 macam indoor putting green yang telah diproduksi dan telah
dipasarkan, diantaranya :
1) Standart Indoor Putting Green
Yaitu indoor puttting green yang telah didesain dengan
ukuran-ukuran tertentu.
Gambar.18 Standart Indoor Putting Green (Sumber : www.dreamgreens.com)
2) Rool Out Indoor Putting Green
Yaitu indoor putting green yang dapat dilipat dan mudah
dalam penyimpanan, dan pemasangannya.
xlviii
Gambar.19 Rool Out Indoor Putting Green
(Sumber : www.dreamgreens.com)
3) Costum-built Putting Green
Yaitu indoor puttting green, dimana desain dan ukurannya
dapat dipesan / dipilih sesuai keinginan pemesan.
3) Komponen Indoor Putting Green
Komponen-komponen pemasangan indoor putting green :
1) Panel Center, Panel Center with Cup dan Cut Panel
Gambar. 20 Panel Center, Panel Center with Cup dan Cut Panel (Sumber : Tour Links, Designer Links Collectons)
Panel berfungsi sebagai dudukan pemasangan rumput buatan. Ada 3
jenis, yaitu :
c.1.1) Panel Center : panel bagian tengah
c.1.2) Panel Center with Cup : panel dengan lubang
c.1.3) Cut panel : panel bagian pinggir, yang telah dipotong sesuai
dengan desain.
2) Rumput buatan bagian tengah
xlix
Fungsinya sebagai alas bergulirnya bola.
Gambar. 21 Rumput Buatan Bagian Tengah (Sumber : Tour Links, Designer Links Collectons)
3) Rumput buatan bagian samping / pinggir
Dipasang pada bagian samping. Berupa potong-potongan rumput
buatan sesuai dengan bentuk desainnya.
Gambar. 22 Rumput Buatan Bagian Samping / Pinggir (Sumber : Tour Links, Designer Links Collectons)
4) Cup
Sebagai penutup lubang masuknya bola yang terdapat pada panel..
Gambar.23 Cup (Sumber : Tour Links, Designer Links Collectons)
5) Tiang, dudukan, dan bendera
Dipasang pada bagian lubang masuknya bola.
l
Gambar.24 Tiang, Dudukan, dan Bendera (Sumber : Tour Links, Designer Links Collectons)
4) Pemasangan Putting Green
Berikut adalah cara pemasangan putting green :
1) Pasang masing-masing panel sesuai dengan bentuk desainnya.
2) Pasang cup pada bagian panel berlubang
3) Pasang rumput buatan bagian tengah diatas panel
4) Pasang rumput bagian samping dengan melekatkannya dengan panel
5) Potong bagian rumput buatan yang menutupi lubang pada cup
6) Pasang tiang, dudukan, dan bendera
Gambar.25 Pemasangan Putting Green ( kiri ke kanan ) (Sumber : Tour Links, Designer Links Collectons)
li
5. Tinjauan Tentang Lobby
Lobby merupakan sebuah hall, foyer, maupun ruang tunggu dalam sebuah
hotel, apartemen, rumah, teater, dan lain-lain. Fungsi lobby berada di bagian
depan bangunan dimaksudkan untuk mempermudah pengunjung dalam
memperoleh informasi yang dibutuhkan. Lobby sendiri memberi image bagi
pengunjung bagi keseluruhan interior, karena lobby merupakan area yang dilihat
pertama kali oleh pengunjung. Selain berfungsi sebagai tempat penerimaan tamu
dan ruang transit, lobby juga berfungsi sebagai tempat berbincang-bincang atau
melakukan lobbying.
Syarat mutlak yang harus dimiliki sebuah lobby antara lain suhu ruangan,
sirkulasi udara yang baik, penerangan cukup, penampilan, kursi sofa dengan
mejanya, komunikasi hubungan di dalam (house phone) / intercom, komunikasi
hubungan luar
Besaran dan jarak ergonomic meja lobby adalah sebagai berikut :
Gambar. 26 Besaran Dan Jarak Ergonomik Meja Lobby (Sumber : Human Dimantion, 2003)
lii
6. Tinjauan Tentang Ruang Penjualan
a. Pengertian Ruang Penjualan
Ruang penjualan merupakan ruang yang fungsi utamanya adalah
memamerkan dan menjual barang. Desain dari ruang ini meliputi koordinasi
dari arsitektural, desain interior, dan elemen penjualan yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan klien /konsumen.
(Joseph De Chiara, Julius Panero, Martin Zelnik, 1991 : 252, dalam
Lastriyono, Putut. 2006 ).
b. Tipe-tipe Ruang Penjualan
Ada beberapa tipe ruang penjualan, yaitu :
1) Berdasarkan jenis barang yang dijual (merchandise) terbagi menjadi :
a) Convienience store : toko yang menjual barang kebutuhan
sehari-hari seperti beras, gula, susu,
bumbu dapur dan sebagainya.
b) Demand store : menjual kebutuhan sehari-hari dimana
frekuensinya tidak sesering convience
store seperti toko pakaian, sepatu, tas, dan
sebagainya.
c) Impuls store : toko yang menjual barang-barang mewah
seperti toko perhiasan, elektronik dan
sebagainya
(William P, Spence, 1979 : 409, dalam Lastriyono, Putut. 2006 ).
2) Berdasarkan kuantitas barang yang dijual
liii
a) Toko grosir : toko yang menjual barang dalam jumlah
besar atau secara partai, dimana barang
tersebut disimpan di tempat lain, yang
terdapat di toko tersebut merupakan
contohnya saja.
b) Toko eceran (retail) : yaitu toko yang menjual barang dalam
jumlah sedikit (eceran)
3) Berdasarkan variasi barang yang dijual
a) Speciality shop : yaitu toko yang menjual barang dagangan
sejenis, seperti toko pakaian, toko sepatu,
toko buku dan lain-lain.
b) Variety shop : yaitu toko yang menjual bermacam-
macam barang
c. Sistem Pelayanan
Ada beberapa jenis sistem pelayanan pada ruang penjualan, yaitu :
1) Self service : pembeli dengan keranjang atau kereta dorong mengambil
sendiri barang-barang yang dibutuhkan kemudian membayar ke kasir
dan dibungkus.
2) Self Selection : pembeli memilih dan mengambil barang yang
dibutuhkan sendiri dan membayarnya di kasir, pramuniaga yang akan
membawa barang tersebut ke kasir dan kemudian membungkusnya.
3) Personal Service : untuk memperoleh kebutuhannya pembeli dilayani
oleh pramuniaga, kemudian pramuniaga membungkus barang tersebut
setelah pembeli melakukan pembayaran.
liv
d. Tata Ruang Penjualan (Interior Display)
Tujuan penciptaan tata ruang penjualan adalah menyediakan fasilitas
yang memudahkan barang-barang perniagaan atau pajangan pada ruang toko
tersebut, yang berlandaskan pada prinsip teater yaitu membiarkan konsumen
melihat sendiri barang-barang, memilih dan akhirnya membeli.
Interior display dapat menolong bertambahnya penjualan oleh karena
memamerkan barang niaga secara terbuka sehingga kekuatan psikologis yaitu
membuat pengunjung tertarik untuk menambah belanjaannya. Pada toko
tertentu, sistem penyajiannya adalah memilih sendiri, sehingga toko tersebut
tidak perlu memiliki pramuniaga. Penampakan barang perniagaan yang
disajikan adalah penyusunan atau penataan dan dramatisasi keterbukaan
gambar-gambar yang penting serta nilai-nilai reklamis. Sedangkan
penyusunan dan perencanaan diidentifikasi secara lengkap dan
menyeluruh.(Yulia Purnama, 2003 : 23, dalam Lastriyono, Putut. 2006)
e. Sirkulasi Ruang Penjualan
Dalam suatu gerakan manusia di dalam ruang akan membentuk pola
ruang gerak yang dipengaruhi oleh bentuk kegiatan yang ada, jarak
pencapaian maupun bentuk sirkulasi di dalamnya. Bentuk dan skala ruang
sirkulasi betapapun harus disesuaikan, dengan gerakan manusia sebagaimana
mereka berjalan-jalan, beristirahat dan menikmati pemandangan sepanjang
jalan tersebut.
(Francis DK Ching, 1979 : 286, dalam Lastriyono, Putut. 2006 ).
Lokasi dan desain kasir dan unit pengemasan adalah hal penting dan
tersedia, seringkali hal ini bertindak sebagai pusat kontrol
lv
(Joseph De Chiara, 2001 : 107, dalam Lastriyono, Putut. 2006 ).
Adapun standar sirkulasi yaitu :
· Lebar gang untuk pramuniaga 1 ft 8 inchi (50,80 cm)
· Gang umum utama minimum 4 ft 6 inchi (137,16 cm)
· Gang umum utama rata-rata 5 ft 6 inchi – 7 ft (167,64 cm)
· Gang umum utama maksimum 11 ft (335,28 cm)
· Gang umum sekunder 3 ft (91,44 cm) – 3 ft 6 inchi (106, 68 cm).
(Joseph De Chiara, 2001 : 108, dalam Lastriyono, Putut. 2006).
7. Tinjauan Tentang Restaurant
a. Pengertian Restaurant
Fungsi dari bangunan restaurant secara umum adalah sebagai tempat
yang menyediakan makanan dan minuman untuk dibeli dan dimakan.
Masyarakat disini dianggap sebagai konsumen dari objek tersebut. Secara
umum, hampir semua restaurant selalu mempunyai elemen-elemen sebagai
berikut : entrance area, dining area, kitchen area, dan sering juga ada bars dan
coktail lounges. (Motels, Hotels, Restaurant, and Bars, 1960, hal 232).
b. Jenis Restaurant
Restaurant sangat banyak ragamnya tergantung dari permintaan
konsumen, besar kecilnya restaurant, harga makanan, dan kondisi-kondisi
lainnya. Untuk memudahkan dalam mendesain sebuah restaurant maka
diklasifikasikan menjadi beberapa jenis restaurant tertentu. (Lawson, 1973, hal
30, dalam Lastriyono, Putut. 2006 ). Pengklasifikasian jenis-jenis restaurant
ini berdasarkan metode dari penyajian masakannya :
lvi
Ada 3 unsur yang memegang peranan utama dalam pola tata saji
makanan yaitu :
1) Jumlah konsumen / orang
1.1. Restaurant Kecil : Kurang dari 10 orang, Perorangan
1.2. Restaurant Sedang : Antara 10 – 30 orang, Perorangan Kolektif
1.3. Restaurant Besar : Lebih dari 30 orang, Kolektif
2) Cara Penyajian
2.1. Restaurant Tradisional
Cara penyajian : Ala Carte : Dilayani sampai di meja / tempat
makan sesuai pesanan tiap konsumen
2.2. Restaurant Fast Food
Cara penyajian : Self Service
2.3. Restaurant Buffet Lunch
Cara penyajian : dihidangkan pada suatu meja saji
3) Menu Masakan
3.1. Set Menu :
Menu telah dipesan / diatur lebih dulu sehingga konsumen dapat
memilih dari yang sudah disiapkan.
3.2. Unset Menu :
Menu dipilih dan dipesan oleh konsumen sesuai selera masing-
masing.
c. Aktifitas dan Fasilitas Restaurant
1) Aktifitas Restaurant
a) Pengelola
lvii
Merancang menu yang akan dihidangkan sampai perancangan biaya
dan penghitungan administrasi penjualan, dengan tahap sbb;
mempersiapkan bahan makanan, memasak makanan, menyajikan,
membersihkan makanan dan membuang sampah, menyimpan
peralatan, membersihkan keseluruhan.
b) Pengunjung
Datang – Duduk – Memesan – Makan dan Minum – Membayar –
Keluar.
c) Barang
Bahan Mentah – Barang Jadi – Sampah.
2) Fasilitas Restaurant
a) Service area : gudang, dapur, pantry, counter pelayanan, KM/WC
b) Dining area : meja, kursi, toilet.
d. Sirkulasi
Pola sirkulasi yang dimaksud dalam restaurant adalah :
1) Arah gerak
2) Intensitas gerak
3) Jumlah manusia yang bergerak
4) Unsur yang menentukan dimensi proporsi
Dengan pokok-pokok acuan ; mengurangi sirkulasi silang, tujuan
terdekat dengan keterpaduan kegiatan seerat mungkin, ada kesamaan dengan
sirkulasi pelayanan (langsung, baik dan lancer, serta tidak terganggu dengan
sirkulasi silang), pengunjung mudah untuk mrncapai meja makan dari jalan
lviii
masuk dengan kata lain lancer untuk dilalui, dimana sirkulasi tamu juga
dituntut untuk aman, nyaman, serta mudah dicapai.
Gambar.27 Besaran dan jarak ergonomik meja makan/restaurant (Sumber : Human Dimantion,2003)
8. Tinjauan Tentang Bar
1) Pengertian Bar
Bar seringkali disebut juga sebagai pub yang berasal dari singkatan
public house, yang merupakan sebutan untuk tempat minum-minum.
2) Fungsi Bar
Adapun fungsi dari Bar adalah :
1) Tempat untuk memuaskan dahaga
2) Tempat berkumpul bersama teman dan kolega
3) Tempat pertemuan
4) Tempat relaksasi
5) Tempat melepaskan kejenuhan sehari-hari
6) Tempat bersenang-senang
lix
7) Tempat berkumpulnya suatu perkumpulan tertentu
3) Perkembangan Bar
Dewasa ini karakteristik dan kategori bar semakin kompleks, seiring
dengan semakin kompleksnya masyarakat. Ada bar yang hanya menyediakan
minuman saja hanya dengan makanan ringan. Ada juga bar yang juga
menawarkan hiburan lainnya. Selain itu ada pula bar yang menggabungkan
penyediaan makanan dan minuman. Dan masih ada lagi bar hotel.
Dari keterangan diatas dapat diketahui bahwa pelayanan dan penyajian
minuman beralkohol sudah semakin beragam. Lokasinya pun tidak manuntut
suatu tempat khusus, bar dapat tergabung atau menjadi bagian dari tempat
hiburan, tempat rekreasi, maupun tempat-tempat lainnya. Dalam
perkembangannya bar sudah tidak lagi hanya menjual minuman melainkan
sudah menyediakan hiburan dan kekhususan tersendiri.
4) Jenis-jenis Bar
Terdapat beberapa jenis bar yang diklasifikasikan berdasarkan konsep dan
layanan yang ditawarkan, antara lain :
1) Bar yang hanya menyediakan minuman
Bar ini hanya menyediakan minuman dengan pendamping berupa
makanan kecil seperti kacang, kue kering, dan sebagainya. Biasanya
merupakan tempat yang memiliki arti sentimental bagi pelanggannya.
2) Kombinasi Bar dengan hiburan
Bar ini selain menyediakan minuman, juga menyediakan hiburan
bagi pengunjungnya, bisa berupa band, permainan seperti billiar dan
lx
pinball, penampilan komedi, fashion show, tayangan olahraga, dan
sebagainya.
Untuk bar yang semacam ini yang harus diperhatikan adalah dalam
tata layoutnya akan lebih kompleks, sebab akan terdapat lebih banyak
area-area khusus dengan perlakuan khusus pula
3) Kombinasi makanan dan minuman
Untuk Bar jenis ini, minuman menjadi sederajat dengan makanan,
makanan bukan sebagai pelengkap. Bar tidak harus terlihat oleh
pengunjung, sebab minuman menjadi bagian dari menu makanan utama.
4) Bar yang dioperasikan di Hotel
Di hotel pelayanan bar menjadi semakin kompleks dengan
beragamnya pelanggan di hotel. Sehingga tidak menutup kemungkinan,
dibawah satu atap terdapat beberapa jenis bar dengan tema dan suasana
yang berbeda pula. Contohnya seperti lobby bar, cocktail longe,
restaurant bar, hingga night club.
5) Layanan minuman udara
Ada satu jenis layanan Bar lainnya, yaitu pelayanan bar untuk
pesawat terbang. Adanya batasan-batasan mengenai ruang, waktu, berat
dan peralatan menjadikan layanan ini lebih rumit.
9. Tinjauan Tentang Ruang Pertemuan
a. Pengertian Ruang Pertemuan
Ruang pertemuan yaitu suatu ruang, yang menampung kegiatan bertemu
untuk bertukar ide, pandangan atau informasi.
b. Bentuk-bentuk Ruang Pertemuan
lxi
Berdasarkan kapasitasnya, jenis ruang pertemuan dapat dibedakan
menjadi :
1) Ruang Pertemuan Besar (balai sidang, plenary hall)
Digunakan untuk pertemuan berskala internasional, nasional,
atau regional dengan jumlah peserta besar, kapasitas ruang lebih dari
900 orang.
2) Ruang Pertemuan Sedang (assembly hall)
Digunakan untuk kegiatan konvensi corporate event, associate
convention dengan jumlah peserta sedang antara 300 – 900 peserta.
3) Ruang Pertemuan Kecil (board meeting)
Digunakan untuk kegiatan jenis incentive travel program dan
konvensi local atau raker. Kapasitas ruang sekitar 50 hingga 100
peserta.
4) Ruang Audio Visual
Berfungsi sebagai ruang pertemuan dengan perlengkapan
presentasi yang canggih dengan kapasitas sekitar 100 peserta.
Berdasarkan jenis kegiatan, kapasitas tempat duduk ruang pertemuan
dapat di bedakan seperti dalam table berikut :
Bentuk Kegiatan Kapasitas Tempat Duduk Waktu Pelaksanaan
Conference Hingga 1000 orng/lebih Insidentil
Congress/assambly >80 delegasi, 1000 orang Insidentil
Seminar 30 s/d 200 orang Insidentil
Workshop/lokakarya 30 s/d 35 orang Insidentil
Symposium Tidak ada batasan Insidentil
Forum Tidak ada batasan Insidentil
lxii
Panel Tidak ada batasan Insidentil
Leeture Tidak ada batasan Insidentil
Institut Tidak ada batasan Insidentil
Colloqium Tidak ada batasan Insidentil
Tabel.2 Bentuk Kegiatan Pertemuan, Kapasitas dan Waktu Pelaksanana
(Sumber : Yantini, 2002, hal.40, dalam Lastriyono, Putut. 2006)
10. Tinjauan Interior
a. Hubungan Antar Ruang
Ada beberapa bentuk hubungan antar ruang, antara lain :
1) Ruang Didalam Ruang
Sebuah bangunan yang luas dapat melingkupi dan
memuat sebuah ruangan lain yang lebih kecil didalamnya.
Kontinuitas visual dan kontinuitas ruang di antara kedua
ruang tersebut dengan mudah mampu di penuhi, tetapi hubungan dengan
ruang luar dari ruang yang dimuat tergantung kepada ruang penutupnya
yang lebih besar. Misalnya ruang jenazah dalam rumah sakit.
2) Ruang-ruang Yang Saling Berkaitan
Suatu hubungan ruang yang saling berkaitan
terdiri dari dua buah ruang yang kawasannya
membentuk volume berkaitan seperti ini, masing-
masing ruang mempertahankan identitasnya dan
batasan sebagai ruang. Tetapi hasil konfigurasi kedua ruang yang saling
berkaitan akan tergantung pada beberapa penafsiran.
3) Ruang-ruang Yang Bersebelahan
lxiii
Bersebelahan adalah jenis hubungan ruang yang
paling umum. Hal tersebut memungkinkan definisi
dan respon masing-masing ruang menjadi jelas
terhadap fungsi dan persyaratan simbolis menurut cara masing-masing
simbolisnya.
4) Ruang-ruang Dihubungan Oleh Ruang Bersama
Dua buah ruang yang terbagi oleh jarak dapat
dihubungkan atau dikaitkan satu sama lain oleh ruang
ketiga yaitu ruang pertama. Hubungan akan kedua
ruang tergantung pada sifat ruang ketiga dimana kedua ruang tersebut
menempati satu ruang bersama-sama.
b. Organisasi Ruang
1) Linier
Organisasi linier biasanya terdiri dari ruang-ruang
yang berulang mirip dalam hal ukuran, bentuk, dan
fungsi. Dapat juga terdiri dari ruang-ruang linier yang
diorganisir menurut panjangnya sederetan ruang-ruang
yang berbeda ukuran, bentuk dan fungsi.
Kelebihannya berfungsi sebagai petunjuk arah sekaligus
menggambarkan gerak pemekaran dan pertumbuhan karena karakternya
memanjang. Kelemahannya bentuk ruang yang kurang variatif tapi dapat
memaksimalkan pencapaian ukuran luas.
2) Terpusat
lxiv
Adalah organisasi bersifat stabil,
merupakan komposisi terpusat yang terdiri
dari sejumlah ruang-ruang sekunder yang
dikelompokkan mengelilingi sebuah ruang
pusat yang besar dan dominan.
Kelebihannya memiliki pusat orientasi dengan efisien dan efektifitas
tinggi menciptakan konfigurasi secara geometris, teratur dan simetris.
Kelemahannya harus cukup ruang untuk mengumpulkan sejumlah ruang
sekunder di sekitarnya.
3) Radial
Organisasi radial memadukan unsur-unsur organisasi terpusat
maupun linier. Organisasi ini terdiri dari ruang pusat yang dominan
darimana sejumlah organisasi-organisasi linier berkembang seperti
bentuk jari-jarinya. Sedangkan suatu organisasi terpusat adalah sebuah
bentuk yang introvet yang memusatkan pandangannya ke dalam ruang
pusatnya, sebuah organisasi radial adalah sebuah bentuk yang ekstrovert
yang mengembang keluar lingkupnya. Dengan lengan-lengan liniernya,
bentuk ini dapat meluas dan menggabungkan dirinya pada unsur-unsur
tertentu atau benda-benda lapangan lainnya. Kelebihannya mudah
menyesuaikan kondisi lingkungan, kelemahannya membutuhkan banyak
ruang.
4) Cluster
lxv
Organisasi cluster menggunakan pertimbangan penempatan
perletakan sebagai dasar untuk menghubungkan suatu ruang terhadap
ruang lainnya. Seringkali penghubungnya berupa sel-sel ruang yang
berulang dan memiliki fungsi-fungsi serupa dan memiliki persamaan
sifat visual seperti halnya bentuk dan orientasi. Kelebihannya dapat
menerima ruang yang berlainan, bentuk, ukuran dan fungsi tetapi
berhubungan satu sama lain. Bentuk menyesuaikan fungsi .
Kelemahannya tidak ada tempat utama yang terkandung di dalam pola
organisasi. Cluster, signifikasi sebuah ruang harus ditegaskan pada
ukuran, bentuk, atau orientasi pola.
5) Grid
Organisasi grid dalam arsitektur paling sering terbentuk oleh
sistem struktur rangka yang terdiri dari tiang-tiang dan balok-balok di
dalam kawasan grid ini, ruang-ruang dapat terbentuk sebagai kejadian-
kejadian terpisah atau sebagai pengulangan modul grid. Tanpa melihat
disposisinya dalam kawasan, jika ruang-ruang ini dipandang sebagai
bentuk-bentuk positif akan menciptakan sel kedua berupa ruang-ruang.
Kelebihan:memiliki hubungan bersama walau berbeda dalam hal ukuran,
bentuk atau hubungan antar ruang semua diatur atau pola grid 3 dimensi
sehingga tidak fleksibel.
c. Komponen Pembentuk Ruang
Komponen utama pembentuk ruang ada tiga, yaitu lantai / flooring,
langit-langit / ceiling, dan dinding.
1) Lantai / Flooring
lxvi
Berdasar terminologi, istilah : “flooring” berasal dari kata Floor ;
any material used in laying is a flour ( segala macam bahan yang
digunakan sebagai alas ). Sedangkan floor itu sendiri berarti : The surface
within a room on walks (permukaan di dalam ruang dan pada umumnya
terletak pada bagian bawah atau sebagai alas, dan penggambarannya
sebagai denah). Jadi lantai / flooring adalah bidang datar untuk memenuhi
aktifitas manusia dalam melakukan kegiatan di atasnya.
Lantai memiliki beberapa sifat diantaranya :
· Dapat membentuk sifat tertentu dengan fungsinya, dimana lantai
dapat membentuk sifat / daerah dalam ruang yaitu dengan membuat
penaikan atau penurunan dari sebagian lantai.
· Dapat bersifat permanen (tidak dapat dirubah) maupun semi
permanen (dapat dirubah)
Syarat lantai yang baik antara lain :
o Keawetan
o Daya tahan tumbuk
o Daya tahan kimia
o Daya tahan aus
o Kedap air
o Kelenturan dan kekeyalan
o Kuat menahan beban
o Tidak licin dan berisik
o Kedap suara
o Bukan penghantar panas
lxvii
Spesifikasi jenis bahan lantai dan tingkat penyerapan bunyi dapat
dilihat dalam tabel dibawah ini :
Tingkat penyerapan dalam hetzh (hz)
Jenis bahan lantai 125 250 500 1000 2000 4000
Mempunyai daya pantul tinggi. - Marmer/keramik poles - Beton/lapis dasar(plester) - Keramik diatas beeton - Permukaan air/kolam
0.01 0.02 0.15 0.008
0.01 0.03 0.11 0.008
0.015 0.03 0.10 0.013
0.02 0.03 0.07 0.17
0.02 0.03 0.06 0.02
0.02 0.02 0.07 0.025
Mempunyai daya serap yang tinggi - Karpet diatas beton - Karpet diberi lapisan lagi - Karpet dalam dan luar
ruangan
0.02 0.08 0.01
0.06 0.24 0.05
0.14 0.56 0.10
0.37 0.69 0.20
0.60 0.71 0.45
0.65 0.73 0.65
Tabel. 3 Spesifikasi Jenis Bahan dan tingkat Penyerapan Bunyi
(Sumber : John E. Flyn, etc, 1988; 179-180, dalam Lastriyono, Putut. 2006)
2) Langit-langit / Ceiling
Langit-langit adalah pembentuk ruang yang merupakan penutup
bagian atas, kesan utama adalah adanya tinggi rendah ruang. Berfungsi
juga sebagai bidang penempatan lampu, pelet akan AC, sprinkler head,
audio loudspeaker dan sebagai peredam suara atau akustik.
Langit-langit dapat menciptakan karakter ruang. Kesan yang
ditimbulkan harus sesuai dengan tuntutan yang ingin dicapai, seperti kesan
berat, ringan, luas dan sempit dengan cara pemilihan bahan yang tepat
serta pola dan warna yang serasi.
Tuntutan ceiling yang harus dipenuhi secara umum diantaranya
mudah dipelihara, mampu meredam suara, tahan kelembaban, dan mampu
lxviii
menyesuaikan system pencahayaan dan penghawaan, baik alami maupun
buatan.
Rencana langit-langit (ceiling) meliputi :
1) Fungsi langit-langit
2) Penentuan ketinggian
3) Penentuan bentuk penyelesaian
4) Kontruksi pemasangan
5) Pengaturan cahaya / lampu
6) Penempatan elemen-elemen mekanikal
3) Dinding
Dinding adalah bidang datar vertikal yang membentuk ruang-ruang
di dalam bangunan, sebagai penghubung yang mempersatukan langit-
langit dengan lantai. Fungsi dinding diantaranya yaitu sebagai penutup dan
pembatas ruang (visual ataupun akustik), sebagai unsur dekoratif, sebagai
pemikul beban diatasnya, serta melindungi bangunan dari
ketidaknyamanan ,bahaya, temperatur panas dan dingin,serangga, kilat,
kotor, api, bau, banjir, binatang, bising, hujan, sinar matahari, angin,
gempa bumi.
Dinding pada suatu wadah kegiatan dapat sebagai struktur atau
hanya sebagai pembatas ruang saja, tergantung dari sistem struktur yang
dipakai dalam perencanaannya
Tuntutan yang harus dipenuhi dinding pada ruangan-ruangan publik
antara lain mudah dipelihara, mampu meredam suara, menunjang aspek
lxix
dekoratif, tahan kelembaban, bisa menyesuaikan dengan system
pencahayaan alami atau buatan.
Dalam merencanakan dinding , perlu diperhatikan faktor-faktor
meliputi ; fungsi dinding, sifat dinding, kontruksi dinding.
d. Interior System
1) Sistem Pencahayaan
Cahaya memiliki fungsi yang sangat vital, karena menjadi suatu
syarat dalam penglihatan manusia. Meski demikian cahaya berlebihan
akan memberi dampak kesilauan, sehingga untuk mencapai kesesuaian
harus berdasarkan kebutuhan yang dituntut untuk mendapatkan efektifitas
dan efisien tinggi.
Ada dua jenis pencahayaan, yaitu pencahayaan alami dan buatan.
Untuk pencahayaan alami, cahaya diperoleh langsung dari sinar matahari
dengan memberi lubang cahaya atau dengan cara dipantulkan pada bidang
sekitarnya. Untuk pencahayaan buatan, yaitu pencahayaan dengan
memanfaatkan energi listrik melalui media lampu sebagai sumber
penerangan.
1) Istilah-istilah Dalam Cahaya
1.1.Arus Cahaya, (luminous flux, flow; diukur dengan lumen) adalah
banyaknya cahaya yang dipancarkan kesegala arah oleh sebuah
sumber cahaya per satuan waktu (biasanya per detik).
1.2.Intensitas sumber cahaya (Ligh intensity; luminous intensity;
diukur dengan candela) adalah kuat cahaya yang dikeluarkan oleh
sebuah sumber cahaya kearah tertentu. Sebuah sunber cahaya
lxx
berintensitas 1 candela. 1 candela = 1 lumen per sudut bola
(steredian).
1.3.Illuminan (Illuminance; diukur dengan lux, lumen/m2) adalh
banyaknya arus cahaya yang datang pada 1 unit bidang.
1.4.Luminan ( Luminance; diukur dengan candela/m2) adalah
intensitas cahaya yang dipancarkan, dipantulkan, atau diteruskan
oleh suatu unit bidang yang diterangi.
Illuminan (penerangan) yang diperlukan sangat berfariasi tergantung
dari rumit tidaknya kerja visual. Semakin rumit kerja visual semakin
dibutuhkan iluminasi yang lebih besar.;
No Kerja visual Iluminasi
(lux)
Indeks
Kesilauan
1 Penglihatan biasa 100 28 2 Kerja kasar dengan detail besar 200 25-28 3 Kerja umum dengan detail wajar 400 25 4 Kerja yang lumayan keras dengan detail kecil
(studio gambar, menjahit) 600 19-22
5 Kerja keras, lama, detail kecil (perakitan barang halus, menjahit dengan tangan)
900 16-22
6 Kerja sangat keras, lama, detail sangat kecil (pemotongna batu mulia, tisik halus, mengukur benda-benda yang sangat kecil)
1300-2000 13-16
7 Kerja luar biasa keras dengan detail sangat kecil (arloji dan pembuatan instrument)
2000-3000 10
Tabel.4 Besaran Ilumunasi
(Sumber: Prasasto Satwiko, fisika bangunan 1, 2004. hal :93, dalam Lastriyono, Putut. 2006)
Kebutuhan titik lampu pada ruang, dimana dapat dicari dengan
menggunakan rumus:
LLFUFFAE
N...
=
lxxi
Ket : E = kuat penerangan (lux)
A = luas ruangan (m2)
F = arus cahaya tiap lampu (lm)
UF = Utilisation Factor/koefisien pemakaian (tabel)
LLF = Light Loss Factor/faktor kerugian cahaya
Data : - refleksi plafon & dinding (%)
- indeks keruangan
- sistem iluminasi lampu
Kerugian cahaya dipengaruhi 2 faktor; faktor penurunan arus cahaya
(depresi) lampu yang disebabkan oleh jenis, kualitas dan perawatan lampu,
faktor kebersihan lampu (0,85-0,96)
Dari sistem tersebut dapat kita lihat bahwa cahaya buatan
digunakannya sesuai dengan kebutuhan dan aktifitas orang yang berada di
ruangan itu serta sebagai unsur penerang dimalam hari. Sistem
pencahayaan buatan tadi adalah berupa energi listrik yang diubah menjadi
sinar sehingga dapat menimbulkan cahaya.
2) Contoh Sumber Cahaya
2.1.Lampu Pijar (incandescent)
Lampu pijar terdiri dari tiga pokok yaitu basis, filamen
(benang pijar) dan bola lampu. Besarnya aliran cahaya (fluks
cahaya) yang dihasilkan oleh lampu pijar yang sedang menyala
tergantung pada suhu filamennya. Dengan memperbesar input
)(.
lptblp
RI+
=
lxxii
tenaga, suhu filamen meningkat, radiasi bergeser ke arah
gelombang cahaya lebih pendek dan lebih banyak cahaya tampak
lebih putih.
Pengendalian lampu pijar sebagai sumber cahaya umumnya
dengan melapisi bola lampu dengan maksud mendifuskan cahaya
sehingga diperoleh cahaya.
Gambar.28 Lampu Pijar (Sumber : thefreedictionary.com/incandescent lamp ) 2.2.Lampu Fluorescent
Bentuk lampu ini dapat berupa tabung (tube lamp) maupun
bola. Lampu jenis ini merupakan salah satu lampu pelepas listrik
yang berisi gas air raksa bertekanan rendah. Lampu fluorescent
generasi terbaru penggunaan listriknya semakin efisien (mencapai
80 lumen per watt) dan distribusi speltralnya (pancaran panjang
gelombang cahaya) mendekati grafik kepekaan mata, sehingga
tidak terjadi penyimpangan warna.
lxxiii
Gambar.29 Lampu fluorescent
(Sumber : thefreedictionary.com/ fluorescent lamp) 2.3.Lampu HID (High-Intensity Discharge Lamps)
Cahaya dihasilkan oleh lecutan listrik melalui uap zat
logam. Lampu mercury menghasilkan cahaya dari lecutan listrik
dalam tabung kaca atau kuarsa berisi uap merkuri bertekanan
tinggi. Efikasinya antara 40 – 60 lm/watt. Dibutuhkan waktu antara
3 – 8 menit (untuk menguapkan merkuri) sebelum menghasilkan
cahaya maksimal. Karena itu disebut lampu metal-halida.
Gambar.30 Lampu HID (Sumber : : thefreedictionary.com/ HID lamp)
Keuntungan dan kerugian dalam pemakaian ketiga jenis lampu
diatas, dapat dilihat pad tabel dibawah ini :
lxxiv
Jenis Lampu Keuntungan Kerugian
Lampu Pijar
- Ukuran filamen kecil, maka sumber cahaya dapat dianggap sebagai titik sehingga pengaturan cahaya mudah.
- Perlengkapan sangat sederhana dan dapat ditangani dengan sederhana pula
- Pemakaian sangat luwes dan biaya awal rendah
- Tidak terpengaruh oleh suhu dan kelembaban
- menampilkan warna-warna dengan sangat bagus
- Lumen per watt (efikasi) rendah
- Umur pendek (750 – 1000 jam), makin rendah watt makin pendek umurnya
- Untuk negara tropis, panas dari lampu akan menambah beban AC
- Warna cenderung hangat (kemerahan), secara psikologis akan mambuat suasana ruang kurang sejuk
Lampu Florescent
- Efikasi (lumen per watt) tinggi
- Awet (umur panjang), hingga 20.000 jam (dengan asumsi lama penyalaan 3 jam setiap penyalaan). Makin sering dihidup matikan, umur makin pendek
- Bentuk lampu memanjang menerangi area lebih luas
- Untuk penerangan yang tidak menghendaki bayangan, lampu flourescent lebih baik dibandingkan dengan lampu pijar
- Warna cahaya yang cenderung putih-dingin menguntungkan untuk daerah tropis lembab karena secara psikologis akan menyejukkan ruangan.
- Output cahaya terpengaruh oleh suhu dan kelembaban
- Tidak mudah mengatur intensitas cahayanya dengan dimmer
- Warna keputihan cenderung tidak alami, terutama untuk warna kulit
- Kecerobohan pemasangan balas sering menimbulkan bunyi dengung yang mengganggu dan melelahkan
- Menimbulkan efek cahaya yang bergetar pada arus bolak-balik (ac), sedangkan pada lampu flourescent arus searah (dc) efek ini tidak tampak
- Efisiensi lampu akan meningkat bila suhu dipertahankan tidak lebih dari 40oC.
Lampu HID
- Kecuali lampu mercury (yang kualitas cahayanya lebih baik dari lampu pijar), efikasi lampu HID
- Biaya awal sangat tinggi - Seperti halnya dengan
lampu flourescent, lampu HID butuh balas yang
lxxv
jauh lebih tinggi dibandingkan lampu pijar dan fluorescent
- Lebih awet dari lampu pijar dan kadang-kadang lebih awet dari flourescent juga
- Pendistribusian cahaya lebih mudah daripada lampu fluorescent
- Biaya operasional sangat rendah
- Tidak seperti lampu flourescent, lampu HID tidak terpengaruh oleh variasi suhu dan kelembaban lingkungannya.
dapat mengeluarkan suara mengganggu
- Lampu membutuhkan waktu sekitar 8 menit untuk bersinar secara penuh
- Beberapa dapat mengeluarkan cahaya ungu-ultra yang membahayakan kesehatan
- Lampu HID hanya cocok untuk ruangan, dengan ketinggian langit-langit sedang (3-5 m) hingga tinggi (>5 m).
Tabel.5 Keuntungan dan Kerugian Dari Ketiga Jenis Lampu
( Sumber : Prasasto Satwiko, 2004 : 70-71, dalam Lastriyono, Putut. 2006 )
3) Tipe Lampu
Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam pencahayaan,
dipakai beberapa type lampu sebagai berikut :
3.1.Flood Light, lampu yang menghasilkan sudut pencahayaan sebesar
100o – 180o
3.2.Spot Light, lampu dengan hasil cahaya yang memencar, sehingga
tidak banyak menimbulkan bayangan.
3.3.Special Flood Light, lampu dengan sudut kasus kurang dari 100o
3.4.Reflector Spotlight, merupakan reflektor yang sederhana dan
mudah menyesuaikan dengan sudut pencahayaan dan
pengoperasian.
3.5.Sealed Beam Lamp, lampu dengan reflektor bervariasi
lxxvi
3.6.Lens Spotlight, terdiri dari lensa sederhana dengan atau tanpa
reflector.
3.7.Profile Spotlight, lampu yang menghasilkan sudut pencahayaan
yang kuat dan dapat disesuaikan silhuette yang dikehendaki
3.8.Effects Spotlight, untuk menghasilkan proyeksi yang sama dengan
obyeknya
3.9.Bifocal Spotlight, efek spotlight yang dilengkapi dengan dua saklar
atau lebih, sehingga dapat digunakan sebagai lampu dengan sudut
pencahayaan yang kuat dan lemah serta kombinasinya.
4) Sistem Penerangan
Berdasarkan pendistribusian cahaya terdapat 5 sistem penerangan
(iluminasi) yang masing-masing berbeda sifat, karakter dan pengaruh
distribusi cahayanya. Lima sistem tersebut meliputi :
a) Sistem pencahayaan langsung ( direct lighting )
Sistem iluminasi ini 90% hingga 100% cahaya mengarah
langsung ke obyek yang diterangi. Oleh karena itu sistem ini
mengakibatkan ; penyinaran efektif, menimbulkan kontras dan
bayangan, terjadi silau, baik langsung dari sumber cahaya maupun
akibat cahaya pantulan.
b) Sistem pencahayaan setengah langsung ( semi direct lighting )
Pada sistem iluminasi ini, 60% sampai 90% cahaya mengarah
pada obyek yang diterangi dan cahaya selebihnya menerangi
langit-langit dan dinding yang juga memantulkan cahaya karena
obyek tersebut.
lxxvii
c) Sistem iluminasi difus ( general diffuse lighting )
Sistem iluminasi difus jika 40% sampai 60% cahaya
diarahkan pada obyek dan sisanya menyinari langit-langit dan
dinding, yang juga memantulkan cahaya kearah obyek tersebut.
d) Sistem pencahyaan setengah tak langsung ( semi indirect lighting )
Pada prinsipnya sistem ini merupakan kebalikan dari sistem
setengah langsung. Sistem setengah tak langsung 60% hingga 90%
cahaya diarahkan pada langit-langit dan dinding, sisanya diarahkan
langsung ke obyek. Karena sebagian besar cahaya mengenai
bidang kerja, berasal dari pantulan langit-langit dan dinding. Maka
dapat dikatakan cahaya yang datang berasal dari segala arah,
sehingga bayangan relatif tidak tampak dan silau dapat diperkecil.
e) Sistem iluminasi tidak langsung ( indirect lighting )
Pada sistem ini 90% hingga 100% cahaya diarahkan ke
langit-langit dan dinding. Oleh karena keseluruhan cahaya yang
menyinari obyek pada bidang kerja merupakan cahaya pantulan
segala arah dari langit-langit dan dinding, maka mengakibatkan:
penyinaran tidak efektif, tidak ada kontras dan relatif tidak
menimbulkan bayangan, tidak menyilaukan.
5) Metode Peletakan Sumber Cahaya
Ditinjau dari sistem perletakannya, perletakan sumber cahaya
dapat dilakukan dengan beberapa metode, antara lain :
a) Cornice, adalah suatu sistem pencahayaan umum, yang
pemasangannya pada dinding bagian atas atau pertemuan antara
lxxviii
ceiling dan dinding. Sumber cahaya dihasilkan dari flourescent
tube (sebagai sumber cahaya pantul).
b) Recessed in ceiling, adalah suatu sumber pencahayaan yang
difungsikan sebagai penerangan pada panel, built in dan
sebagainya, yang pemasangannya pada ceiling. Sumber cahaya
dihasilkan dari incandescen lamp.
c) Attached to ceiling, adalah penempatan lampu pada permukaan
ceiling sebagai penerangan umum.
d) Hanging lighting adalah penempatan lampu dengan cara digantung
berfungsi sbagai penerangan umum.
e) Luminous ceiling adalah penempatan lampu yang ditutup dengan
screeb jernih dan sumber cahaya dari flourescent lamp.
f) Soffit adalah suatu pencahayaan yang dipakai sebagai penerangan
pada lekukan dinding yang penerangannya dari flourescent lamp.
g) Cove lighting merupakan suatu pencahayaan yang dipakai sebagai
efek, sumber cahaya dipasang pada dinding yang diarahkan ke
permukaan ceiling.
h) Valance lighting adalah suatu pencahayaan yang pemasangannya
pada dinding yang penyinarannya diarahkan ke permukaan ceiling
secara langsung. Sumber cahaya jenis flourescent lamp yang
disembunyikan dibalik frame.
i) Wall bracket lighting adalah suatu pencahayaan yang dipasang
pada dinding dengan memakai lampu cahaya atau dekorasi.
6) Metode Peletakan Penyangga Sumber Cahaya
lxxix
Jaringan elektrikal dan penyangga fisik untuk sumber cahaya
serta alat pembantu elektrikal, apabila dikehendaki, dapat disediakan
dari penempatan pencahayaan. Penempatan dapat dibagi menjadi 4
kategori berdasarkan penyangganya.
a) Resessed Housings
Recessed housings menempel di atas ceiling, sama sekali
tersembunyi dari pandangan, serta memiliki lobang / celah pada
bidang ceiling guna memberi jalan cahaya supaya dapat dilewati
semi recessed housing menempel sebagian di atas ceiling dengan
tampak sisa dari bawah. Beberapa recessed housings didesain
menempel pada dinding, lantai atau tanah.
b) Surface Mounted Housing
Surface mounted housing menempel pada permukaan
dinding, wadah yang tipis dan lantai. Apabila ceiling atau dinding
memungkinkan, junction box tertanam pada permukaan bantalan /
ganjal, membuat permukaan terlihat lebih bersih namun sebaliknya
junction box dapat menempel berlawanan dengan permukaan
ceiling atau dinding. Dalam letak kedua penempatan dipakai untuk
sebagian atau seluruh junction box.
c) Pendant Mounted Housing
Pendant mounted housing juga dapat digunakan pada
recessed atau surface mounted junction box terletak pada ceiling
untuk menyediakan hubungan elektrikal, tetapi pencahayaan
terpisah dari permukaan ceiling oleh anting, seperti rantai atau
lxxx
kawat. Pada pendant mounted housing, junction box
disembunyikan oleh kanopi.
d) Track Mounted
Track mounted sering digunakan dimana permukaan dan
objek yang diterangi seringkali atau kadang-kadang diganti,
ditambahkan atau dihilangkan. Keuntungan track mounted adalah
fleksibel.
(Gary Gordon James L. Nuckolls, 1995, hal 171 – 175, dalam
Lastriyono, Putut. 2006 ).
2) Sistem Penghawaan
Dalam perancangan penghawaan suatu ruang perlu
memperhitungkan berbagai hal diantaranya memberi kenyamanan bagi
pemakai sesuai dengan thermal comfort, sesuai dengan tuntutan ruang dan
aktifitas yang berlangsung, serta memenuhi standard kenyamanan dalam
ruangan.
1) Syarat kenyamanan penghawaan dalam ruangan yaitu :
a) Temperatur udara 18 o – 26 oC
b) Pergerakan udara 0,1 – 0,15 m/detik
c) Kelembaban relatif 50 % - 55 %
d) Kebutuhan udara bersih 0,85 m3 per orang
2) Jenis penghawaan berdasarkan sumbernya ada dua macam yaitu :
a) Penghawaan alami
Yaitu penghawaan yang bersumber dari alam (natural).
Disebut dengan Passive Building System, karena menggunakan
lxxxi
potensi alam yang ada untuk memperoleh kondisi udara yang
nyaman.
Untuk menggunakan sistem penghawaan alami di dalam
suatu ruangan, maka harus diperhatikan ventilasi silang, yang
merupakan ventilasi horizontal yang terbuka dari dua arah yang
berhadapan. Untuk itu perlu direncanakan secara cermat dan baik
agar penghawaan alami yang dipergunakan ini sesuai dengan
kebutuhan.
b) Penghawaan buatan
Yaitu penghawaan yang dibuat dengan campur tangan
manusia. Disebut dengan Active Building System, karena
menggunakan alat bantu (komponen teknologi) dalam
mengkondisikan udara yang diingini.
3) Media penghawaan buatan antara lain :
a) Air Conditioning ( AC )
Penggunaan air conditioning bertujuan agar supaya
temperatur, kelembaban dan distribusi udara dalam ruangan dapat
dipertahankan pada tingkat keadaan yang diinginkan.
Air Conditioning ( AC ) memiliki beberapa jenis, antara lain :
a.1) Window Unit, yaitu AC yang digunakan pada ruang-ruang
kecil dimana sistem mekanisnya terdapat dalam suatu unit
kompak.
lxxxii
a.2) Split Unit yaitu AC yang digunakan untuk satu atau beberapa
ruang. Sedangkan kelengkapan untuk evaporator terpisah
pada tiap ruang.
a.3) Central AC, yaitu AC yang digunakan untuk ruang luas dan
perlengkapan keseluruhannya terletak di luar ruangan
kemudian didistribusikan ke ruang-ruang melalui ducting dan
berakhir dengan aliran diffuser.
b) Exhaust Fan
c) Inhaust Fan
d) Fan ; Ceiling Fan, Standing Fan, dll
3) Sistem Akustik
Tujuan dari akustik adalah meniadakan dan mengurangi bunyi yang
sifatnya mengganggu.. Kemudian mengatur sistem bunyi tata suara agar
bunyi yang dikehendaki terdengar jelas tanpa gangguan, serta menjaga
kontinuitas bunyi dan perambatannya dalam ruang-ruang khusus yang
menghendaki sistem akustik yang spesifik.
Dalam pengaturan penyebaran bunyi di dalam suatu ruang terdapat
tiga faktor yang harus diperhatikan yaitu bunyi langsung, bunyi pantul dan
bunyi serap.
a) Bunyi langsung yaitu bunyi yang berasal dari sumber suara, yang
berjalan langsung mencapai pendengaran.
b) Bunyi pantul yaitu bunyi yang berasal dari sumber suara yang dalam
pencapaian sebelum ke pendengaran, lebih dahulu mengenai bidang
pantul.
lxxxiii
c) Bunyi serap yaitu bunyi yang mengalami penyerapan karena material
absorbsi.
Di bawah ini merupakan batas kemampuan menghadapi beban
gangguan bunyi :
a) Bunyi 30 – 60 db terus menerus mengganggu selaput telinga dan
mengarah kegelisahan psikis.
b) Bunyi 65 – 90 db terus menerus mengganggu selaput telinga dan
mengarah kegelisahan psikis (bingung, nervous, peka, letih dan
sebagainya).
c) Bunyi 90 – 130 db merusak selaput telinga dan keadaan jiwa sampai
tuli.
Dalam ruang terdapat bunyi yang mempengaruhi tingkat kebisingan,
Setiap jenis ruang memiliki perbedaan tingkat kebisingan yang
diperbolehkan, dapat dilihat dalam table di bawah ini :
Bangunan Ruangan (dBA)
Rumah tinggal Ruang tidur, rumah pribadi Ruang tidur, flat Ruang tidur, hotel Ruang keluarga
25 30 35 40
Komersial Kantor pribadi Bank Ruang Konferensi Kantor umum, took Restoran Kafentaria
35-45 40-50 40-45 40-55 40-60 50-60
Industri Bengkel presisi Bengkel berat Laboratorium
40-60 60-90 40-50
Pendidikan Ruang kuliah, ruang kelas Ruang belajar privat Perpustakaan
30-40 20-35 35-45
Kesehatan Rumah sakit, ruang inap umum Rumah sakit, ruang inap privat Ruang operasi
25-35 20-25 25-30
Auditorium Hall konser 25-35
lxxxiv
Gereja Ruang siding, ruang konferensi Studio rekaman Studio radio Teater drama
35-40 40-45 20-25 20-30 30-40
Tabel.6 Tingkat Kebisingan Dalam Beberapa Ruang
( sumber :Prasato Satwiko, 2004 :129, dalam Lastriyono, Putut. 2006 )
e. Furniture
Dalam perancangan furniture ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,
antara lain :
1) Ergonomik
Memiliki nilai keamanan dan kenyamanan sehingga manusia yang
menggunakan atau melakukan kegiatan terhadap furniture tersebut tidak
mengalami cidera
2) Fungsional
Memiliki fungsi atau tujuan tertentu untuk setiap furniture dan
selain memiliki bentuk yang sangat stylist namun juga dapat memenuhi
kebutuhan pengguna.
3) Estetika
Memiliki unsur keindahan sehingga meningkatkan nilai dari
furniture itu sendiri. Karena keindahan menjadi daya tarik tersendiri
untuk sebuah furniture.
4) Material
Unsur material sangat mendukung terciptanya sebuah furniture
yang indah, kuat juga menyokong struktur atau dekat kaitannya dengan
tehnik. Sehingga pemilihan material yang tepat dapat membuat sebuah
furniture lebih indah dan memiliki daya tahan yang cukup panjang.
lxxxv
f. Sistem Keamanan
1) Keamanan Terhadap Bahaya Kebakaran
Kebakaran ialah reaksi kimia ( reaksi oksidasi ) yang berlangsung
cepat dan memancarkan panas sinar.
Prinsip pemadaman kebakaran yaitu :
a. Membatasi bahan bakar ( starvation ), mengurangi hingga habis,
mengambil atau memindahkan
b. Mengurangi konsentrasi oksigen ( oxygen dilution ), dilakukan
dengan cara mengurangi, memisahkan atau menghilangkan
oksigen dari lokasi kebakaran
c. Mendinginkan ( cooling ), tujuannya mendinginkan adalah
menurunkan panas, akibatnya suhu benda terbakar turun sampai
titik nyala.
d. Pemadaman tuntas, memadamkan sampai tuntas tanpa sisa.
Untuk mengatasi kebakaran perlu adanya sarana pemadam kebaran /
alat yang dipersiapkan untuk mengatasi adanya kebakaran. Sarana
pemadam kebakaran dibedakan menjadi 3 tipe :
a. Alat Pemadam Api Ringan ( APAR / Portabel Fire Extinguisher )
Alat pemadam yang dapat dibawa dan mampu dipakai oleh
satu orang. Dipakai untuk memadamkan kebakaran kecil atau awal
dari suatu kebakaran. Melihat manfaatnya yang penting diharapkan
setiap orang/ khususnya yang menempati fasilitas public diharapkan
bisa menggunakannya.
b. Pemadam Api Bergerak
lxxxvi
c. Sistem Pemadaman Api Tetap
Merupakan suatu sistem peralatan pemadam api secara dini
yang dipasang secara tetap disuatu bangunan/lingkungan.
2) Keamanan Terhadap Ancaman Kejahatan
Sistem keamanan dari ancaman kejahatan manusia (pencurian)
diterapkan dengan sekuriti, CCTV (Close Circuit Television) dan Heavy
duty door contact (sensor yang dipasang pada pintu).
g. Konsepsi Bentuk dan Warna
Bentuk cenderung mendominasi persepsi manusia karena dengan bentuk
dapat lebih memahami rasa ruang. Bentuk-bentuk yang lebih mudah dipahami
adalah bentuk-bentuk tetap dengan jumlah susunan yang tidak terlalu banyak.
Kandinsky membagi bentuk menjadi dua:
1) Bentuk Regular (Geometric),
Bentuk geometri dalam desain memiliki rasa yang spesifik, seperti
kebaikan, kekuatan untuk menyenangkan dan mengarah ke rasa
Ketuhanan. Dengan demikian geometri disetujui sebagai bentuk dari
arsitektur religius. Le Corbusier (1987) mengatakan bahwa : “Geometry
is our greatest creation and we are enthralled by it”.
2) Bentuk Lengkung Tidak Beraturan (Biomorphic)
Bentuk-bentuk biomorphic menimbulkan rasa dinamis, tidak stabil
dan kadang-kadang aneh dalam kondisi tertentu, tapi bentuk biomorphic
ini terlihat hidup, terutama dalam keelastisitasannya.
( Dimensi Interior Vol. 3 No. 2 Desember 2005 : 169 )
lxxxvii
Warna adalah bentuk cahaya atau radiasi gelombang elektromagnetik
yang dihasilkan dari cahaya matahari yang berwarna putih murni. Atau warna
adalah sifat cahaya yang ditentukan oleh panjang gelombang (atau oleh
kandungannya sebagai paduan untuk beberapa panjang gelombang ).. Warna
dapat membawa pesan psikologi seseorang, entah perasaan takut, ragu-ragu,
berani, tenang dan sebagainya. Warna juga sering difungsikan sebagai alat
untuk merekayasa suatu sehingga tampak luas atau sempit. Warna juga
dipengaruhi oleh cahaya, baik cahaya alami ataupun cahaya buatan. Warna
mempengaruhi bentuk, ukuran, berat dan suhu
Pembagian warna lebih dikenal dengan lingkaran warna ( color ring ). Pada
pembagian warna terdapat 12 warna dasar yang terbagi atas warna – warna
primer, sekunder dan tersier.
a. Primer
Warna primer adalah warna dasar yang tidak dapat diperoleh dari
campuran warna – warna lain. Warna primer terdiri atas warna merah, biru
dan kuning.
b. Sekunder
Warna sekunder adalah warna yang diperoleh dengan
mencampurkan dua warna primer.
c. Tersier
Warna tersier adalah warna yang diperoleh dengan mencampur
warna sekunder dan warna di sebelahnya pada lingkaran warna atau warna
percampuran satu warna primer dengan salah satu warna sekunder.
Definisi jenis warna ada tiga, yaitu :
lxxxviii
a. Hue, warna sebagai warna meliputi warna primer, sekunder dan tersier.
b. Value, warna sebagai pengungkapan gelap dan terang, dalam keadaan ini
warna selalu dengan keadaan gelap dan terang.
c. Saturation, warna sebagai suhu, dalam hal ini warna selalu berhubungan
dengan aspek psikologis yang diterima oleh seseorang apakah itu terasa
dingin atau sebaliknya.
Di samping itu secara psikologis warna memiliki pengaruh terhadap perasaan
manusia seperti dijelaskan oleh warna-warna berikut ini :
o Merah
Berani, penuh semangat, agresif, memicu emosi, dan menarik
perhatian. Secara positif, warna merah mengandung arti cinta, gairah,
berani, kuat, agresif, merdeka, kebebasan, dan hangat. Negatifnya adalah
punya arti bahaya, perang, darah, anarki, dan tekanan.
o Kuning
Menciptakan perasaan optimis, percaya diri, pengakuan diri, akrab,
dan lebih kreatif. Kuning juga dapat merugikan kita karena
menyampaikan pesan perasaan ketakutan, kerapuhan secara emosi,
depresi, kegelisahan, dan keputusasaan. Pilihan warna kuning yang tepat
dan penggunaan yang sesuai akan mengangkat semangat kita dan lebih
percaya diri.
o Hijau
Berarti kesehatan, keseimbangan, rileks, dan kemudaan. Unsur
negatif warna ini di antaranya memberi kesan pencemburu, licik, terasa
jenuh, serta dapat melemahkan pikiran dan fisik. Di dalam sejarah
lxxxix
China, warna hijau adalah warna perempuan. Lain dengan budaya
muslim, yang menganggap warna hijau adalah warna yang suci. Warna
untuk perdamaian juga hijau.
o Biru
Melambangkan intelektualitas, kepercayaan, ketenangan, keadilan,
pengabdian, seorang pemikir, konsistensi, dan dingin. Selain itu, dapat
memicu rasa depresi dan ragu-ragu. Biru gelap akan membantu berpikir
tajam, tampil jernih, dan ringan. Biru muda akan menenangkan dan
menolong berkonsentrasi dengan tenang. Terlampau banyak biru akan
menimbulkan rasa terlalu dingin, tidak akrab, dan tak punya emosi atau
ambisi.
o Ungu
Memberi efek spiritual, kemewahan, keaslian, dan kebenaran.
Ungu mampu menunjang kegiatan bermeditasi dan berkontemplasi.
Kemerosotan dan mutu yang jelek adalah sifat-sifat negatif warna ini.
o Putih
Warna murni, suci, steril, bersih, sempurna, jujur, sederhana, baik,
dan netral. Warna putih melambangkan malaikat dan tim medis. Warna
ini juga bisa berarti kematian karena berkonotasi kehampaan, hantu, dan
kain kafan.
o Abu-abu
Bijaksana, dewasa, tidak egois, tenang, dan seimbang. Warna abu-
abu juga mengandung arti lamban, kuno, lemah, kehabisan energi, dan
kotor. Karena warnanya tergolong netral atau seimbang, warna ini
xc
banyak dipakai untuk warna alat-alat elektronik, kendaraan, perangkat
dapur, dan rumah.
o Hitam
Berkesan elit, elegan, memesona, kuat, agung, teguh, dan rendah
hati. Kesan negatifnya adalah hampa, sedih, ancaman, penindasan, putus
asa, dosa, kematian, atau bisa juga penyakit. Tak seperti putih yang
memantulkan warna, hitam menyerap segala warna. Dengan hitam,
segala energi yang datang akan diserap. Walau mampu memesona dan
berkarakter kuat, tapi banyak orang yang takut akan "gelap". Warna
hitam berkonotasi gelap.
( ideaonline.com/psikologiwarna )
Penggunaan warna untuk penataan ruang dalam sebuah bangunan tidak
terlepas dari fungsi bangunan serta fungsi ruangan di dalamnya. Tujuan
pewarnaan interior tidak hanya terbatas hanya sekedar menyenangkan mata
saja.
B. KAJIAN LAPANGAN
1. Merapi Golf & Mountain Resort
a. Sejarah Singkat
Merapi Golf merupakan sebuah golf club house yang ada di Yogyakarta.
Pemrakarsa dari bangunan ini yaitu Dr. Ir. Yuwono Kolopaking. Pada
mulanya beliau melihat ada lahan kosong seluas 65.000 hektar yang tidak
produktif. Kemudian beliau berencana membangun sebuah lapangan golf
dilahan, yang didedikasikan bagi kota Yogyakarta. Untuk proses tersebut
xci
beliau melakukan perundingan dengan warga sekitar, yang juga merupakan
pemilik lahan tersebut. Bahkan beliau juga mengajak perangkat desa datang
ke Bali untuk melihat bangunan lapangan golf yang sudah jadi. Akhrinya
terwujud satu kesepakatan bahwa lahan tersebut bisa dipakai dengan
persyaratan penggunaan system sewa tanah yang dibayarkan tiap
triwulan,dengan pembayaran menggunakan kurs dollar. Selain itu para
pegawai diambil dari warga sekitar.
Pada tahun 1994 mulai dilakukan pembangunan. Pada tahun 1996
pembangunan telah selesai, dan kemudian diresmikan oleh Sri Paku Alam,
dengan nama Merapi Golf.
Merapi Golf dalam perkembangannya terus mengalami perbaikan,
hingga sekarang, baik dari segi bangunan maupun pelayanannya. Bangunan
yang sekarang memiliki luas kurang lebih 44 x 26 m2. dan terdiri dari 2 lantai.
b. Lokasi Bangunan
Merapi Golf terletak di Jl. Golf No. 1 Kepuharjo-Cangkringan Kab.
Sleman, Yogyakarta. Letaknya dekat dengan pemandangan alam yaitu gunung
Merapi dan pedesaan di Yogyakarta. Sehingga para golfer akan menikmati
iklim sempurna dan pemandangan alam yang segar.
c. Fasilitas
Merapi Golf memiliki fasilitas-fasilitas pendukung antara lain:
a. Restaurant
xcii
Gambar 31. Counter Restaurant Sumber : Dokumen Pribadi
1) Fungsi
Seperti restoran pada umumnya berfungsi sebagai tempat
menyediakan makanan dan minuman. Menu makanan yang disediakan
yaitu makanan Indonesia ( Jawa ) dan Western. Restoran ini juga
difungsikan juga untuk acara-acara seperti turnamen, rapat dan lain-
lain. Selain itu pada setiap hari sabtu-minggu / hari libur ada hiburan
berupa pertunjukan live organ tunggal.
2) Kapasitas dan luasan
Luas bangunan total dari ruang restoran kurang lebih 18 x 38 m2
dengan luasan dapur yaitu 9 x 12 m2. Restourant tersebut mampu
menampung 160 orang.
3) Elemen pembentuk ruang
2) Lantai
Gambar 32. Keramik Tile Sumber : Dokumen Pribadi
xciii
Pada area restaurant seluruh ruangan menggunakan material
untuk lantai yaitu keramik tile berukuran 45 x 45 cm, berwarna
putih krem.
3) Dinding
Gambar 33. Dinding Sumber : Dokumen Pribadi
Dinding pada restoran merupakan dinding-dinding massif,
dengan finishing cat tembok warna putih, dengan banyak bukaan-
bukaan dengan penutup kaca Pemilihan material kaca selain
memaksimalkan view keluar juga sebagai pemecahan masalah
akustik pada ruang restoran.
4) Ceiling
Gambar 34. Ceiling Sumber : Dokumen Pribadi
Ceiling pada area restourant menggunakan bahan gypsum
board dengan finising cat warna putih.
xciv
4) Furniture
Gambar 35. Meja dan Kursi Makan
Sumber : Dokumen Pribadi
Untuk furniture pada restoran digunakan gaya modern
dengan nuansa etnik, bermaterial kayu.
5) Pencahayaan
Sistem pencahaaan yang digunakan pada ruang ini adalah system
pencahayaan buatan, dengan menggunakan lampu celling dan lampu
dinding.Banyak menggunakan down ligh untuk penerangan yang
bersifat setempat/area sedang untuk lampu dinding lebih bersifat
sebagai sentuhan estetis,
6) Penghawaan
Sistem penghawaan yang digunakan adalah penghawaan alami
yang di masuk melalui bukaan-bukaan yang ada didinidng..
b. Locker Room
1) Fungsi
Merupakan ruang yang menyediakan lemari-lemari untuk
menyimpan atau menitipkan barang-barang pengunjung. Fasilitas di
ruang ini adalah: area penyimpanan, toilet, kamar bilas, mushola,dan
xcv
meja rias. Locker room ada 2, yaitu locker room pria dan locker room
wanita
2) Kapasitas
a. Locker Room Pria
Gambar 36. Area loker Sumber : Dokumen Pribadi
Kapasitas dari locker room pria yaitu memiliki jumlah loker
200 buah, kamar bilas 8 buah, toilet 4 buah, urinoir 4 buah, sebuah
mushola, dan meja rias.
b. Locker Room Wanita
Gambar 37. Area loker.2 Sumber : Dokumen Pribadi
Kapasitas dari locker room wanita yaitu memiliki jumlah
loker 50 buah, kamar bilas 7 buah, toilet 3 buah, , sebuah mushola,
dan meja rias.
3) Elemen pembentuk ruang
a) Lantai
xcvi
Gambar 38. Lantai pada Area loker, Mushola,dan Kamar Bilas Sumber : Dokumen Pribadi
Pada area loker baik pria maupun wanita menggunakan
material lantai berupa keramik tile ukuran 45 x 45 cm, berwarna
putih krem. Pada ruang mushola lantainya menggunakan material
karpet nylon berwarna hijau. Pada area toilet dipakai material
keramik tile ukuran 20 x 20 cm. Dan pada area kamar bilas
lantainya menggunakan material balok kayu yang ditata sejajar.
b) Dinding
Gambar 39. Dinding area toilet Sumber : Dokumen Pribadi
Dinding pada Locker room merupakan dinding-dinding
massif, dengan finishing cat tembok warna putih. Pada bagian
toilet dindingnya dilapisi dengan material keramik tile.
xcvii
c) Ceiling
Gambar 40. Ceiling Sumber : Dokumen Pribadi
Ceiling pada ruang ini mengexpose kontruksi beton, dengan
finishing cat warna putih.
4) Furniture
Furniture-furniture yang ada pada area ini mengangkat nuansa
kayu, dengan pengaplikasian material kayu pada loker, tempat duduk
dan meja counter.
5) Pencahayaan
Pencahayaan yang diterapkan adalah pencahayaan butan dengan
down light dan lampu pijar.
6) Penghawaan
Gambar 41. Exhaustfan
Sumber : Dokumen Pribadi Menggunakan system penghawaan buatan dengan menggunakan
exhaustfan.
xcviii
c. Renee Sport
Gambar 42. Renee Sport Sumber : Dokumen Pribadi
1) Fungsi
Renne Sport merupakan sebuah proshop yang menjual peralatan
dan perlengkapan bermain golf, yang merupakan salah satu fasilitas
yang ada di Merapi Golf.
2) Luasan
Proshop ini memiliki luas ruangan yaitu 6 x 8 m2.
3) Elemen pembentuk ruang
a) Lantai
Gambar 43. Lantai Karpet
Sumber : Dokumen Pribadi
Seluruh ruang menggunakan material karpet sebagai
finishing lantai, dengan bahan nylon dan berwarna biru.
b) Dinding
xcix
Dinding pada ruangan ini difungsikan sebagai display yang
didesain built-in, yang terbuat dari panel kayu.
Gambar 44. Display built-in Sumber : Dokumen Pribadi
c) Celling
Gambar 45. Ceiling Sumber : Dokumen Pribadi
Ruang ini menggunakan material gypsum board sebagai
penyelesaian celling. Dengan finishing cat warna putih.
4) Furniture
Furniture yang ada antara lain display barang dan meja counter.
Sama seperti furniture yang ada diseluruh ruangan menggunakan
material kayu.
5) Pencahayaan
Untuk pencahayaan digunakan system pencahayaan buatan
dengan lampu down light, dan lampu pijar.
c
6) Penghawaan
Menggunakan system penghawaan buatan dengan menggunakan
AC split.
d. Lobby
1) Fungsi
Lobby berfungsi sebagai penerimaan tamu dengan luasan kurang
lebih 36 m2.
Gambar 46. Lobby
Sumber : Dokumen Pribadi
2) Elemen Pembentuk Ruang
a) Lantai
Pada area lobby menggunakan material untuk lantai yaitu
keramik tile berukuran 45 x 45 cm, berwarna putih krem.
b) Dinding
Dinding pada lobby merupakan dinding-dinding massif,
dengan finishing cat tembok warna putih.
ci
c) Ceiling
Gambar 47. Ceiling Sumber : Dokumen Pribadi
Ceiling pada area lobby menggunakan bahan gypsum board
dan juga mengexpose konstruksi beton. Desain ceilingnya dibuat
seperti atap pada pendapa rumah tradisional Jawa.
3) Furniture
Furniture yang ada di lobby yaitu meja receptionis, lemari, dan
kursi. Sama seperti furniture-furniture yang lain materialnya terbuat
dari kayu
Gambar 48. Meja Dan Lemari Receptionis Sumber : Dokumen Pribadi
4) Pencahayaan
Pencahayaan pada area lobby menggunakan system pencahayaan
buatan dengan penggunaan lampu gantung dan juga down light
cii
5) Penghawaan
Penghawaan pada area lobby menggunakan system penghawaan
alami yang masuk melalui bukaan-bukaan yang ada disekitar area
loby.
d. Alur Kegiatan
a. Pengunjung
Skema 2. Alur kegiatan pengunjung
b. Pengelola
Skema 3. Alur kegiatan pengelola
e. Struktur Organisasi
Struktur organisasi Merapi Golf yaitu :
Skema 4. Struktur organisasi Merapi Golf
DATANG LOBBY
RESTAURANT
LOCKER LOCKER PULANG
LAPANGAN
DATANG ABSEN KERJA PULANG
D I R U T
DIREKSI
GENERAL MANAGER
KABAG
KASIE
STAFF
ciii
2. Moida Driving Range
Gambar 49. Moida Driving Range Sumber : Dokumen Pribadi
a. Sejarah Singkat
Moida Driving Range merupakan suatu bangunan / tempat yang
menyediakan fasilitas untuk belajar bermain golf, berupa driving range,
practice green, accesories golf, dan juga cafetaria. Moida Driving Range
dibangun pada tahun 1999, atas prakarsa Bp Tantyo, yang sekaligus sebagai
pemilik tunggal tempat tersebut. Sebelum dilakukan pembangunan kawasan
tersebut merupakan daerah sawah kering. Setelah bangunan tersebut selesai
dibangun, pemilik menyewakan separuh dari ruang bangunan yang ada, yang
tetntunya separuhnya lagi digunakan sebagai tempat Moida Driving Range itu
sendiri. Setengah bagian ruang bangunan yang disewakan, akhirnya disewa
oleh seorang pengusaha, dan digunakan untuk membuat usaha berupa cafe
dengan nama “ Par Four ” Club House Grill.
b. Lokasi Bangunan
Moida Driving Range terletak di Jalan Adisucipto, depan hotel Lor In,
Solo Barat, Karanganyar
civ
c. Fasilitas
Fasilitas-fasilitas yang ada di Moida Driving Range antara lain:
1) T- Boxes
Gambar 50. Fasilitas T-Boxes Sumber : Dokumen Pribadi
a) Fungsi
T-Boxes merupakan sebutan untuk fasilitas yang berfungsi
sebagai tempat untuk melatih pukulan tee shot atau pukulan jarak jauh,
atau banyak yang menyebut sebagai driving range area.
Moida Driving Range menyediakan 14 T-boxes yang bisa
dipakai, yang diataur dalam posisi 2 lantai. Lantai 1 terdiri dari 8 T-
boxes, sedangkan lantai atas terdiri dari 6 T-boxes. Untuk menyewa
fasilitas ini dikenakan biaya Rp 20.000,- / 100 bola. Sedangkan
panjang lapangan yang disediakan untuk fasilitas ini yaitu 100 yard.
b) Elemen Pembentuk Ruang
a. Lantai
Gambar 51. Material Lantai pada Area Driving Range Sumber : Dokumen Pribadi
cv
Pada area ini lantainya menggunakan material cor-coran
beton yang disemen halus. Lantai 1 dan lantai 2 memakai material
yang sama.
b. Dinding
Pada area ini memiliki konsep dinding terbuka, jadi tidak ada
dinding yang membatasi ruang-ruang tersebut
c. Ceiling
Untuk lantai 1, ceilingnya berupa dak beton, yang juga
berfungsi sebagai lantai pada lantai 2.
Sedangkan ceiling untuk lantai atas / lantai 2 menggunakan
konsep ceiling ekspos, yaitu mengekspos konstruksi rangka besi
yang menopanng atap dari material asbes.
Gambar 52. Ceiling Lantai 1 & 2 ( kanan ke kiri )
Sumber : Dokumen Pribadi
c) Furniture
Furniture-furniture yang ada di area ini antara lain : kursi plastik,
meja, boxes untuk memukul bola, serta jaring penyekat.
cvi
Gambar 53. Furniture-furniture Di Area Driving Range
Sumber : Dokumen Pribadi
d) Pencahayaan
Untuk sistem pencahayaan pada area ini, memaksimalkan
pencahayaan alami dari sinar matahari. Namun pada saat malam hari
pencahayaan yang digunakan yaitu menggunakan lampu TL 40 Watt
e) Penghawaan
Sebagai sistem penghawaan dipakai sistem penghawaan alami,
sesuai dengan konsep ruang terbuka yang diterapkan.
2) Practice Green
Gambar 54. Practice Green Sumber : Dokumen Pribadi
Practice Green berfungsi sebagai tempat untuk melakukan latihan
pukulan memasukkan bola kedalam lubang atau disebut putting. Area ini
cvii
merupakan salah satu fasilitas yang disediakan Moida Driving Range bagi
pengunjung, yang hanya tersedia satu buah.
Bentuk dari area ini yaitu sebuah lapangan kecil yang memiliki satu
hole / lubang, dan merupakan area terbuka, jadi tidak memiliki aspek
interior.
3) Accesories Golf
Gambar 55. Golf Shop Di Moida Driving Range Sumber : Dokumen Pribadi
Fasilitas lainnya yang ada di Moida Driving Range yaitu adanya golf
shop yang menjual berbagai macam accesories golf. Selain menjual
berbagai accesories golf, fasilitas ini juga menyediakan layanan
perseewaan stick / tongkat pemukul golf bagi pengunjung. Letak dari golf
shop ini berdekatan / bergabung dengan counter receptionist,
pelayanannya pun dilayani oleh receptionist tersebut.
a) Elemen Pembentuk Ruang
1. Lantai
cviii
Pada bagian lantai menggunakan batu alam yang disusun
rapi, sebagai material lantainya. Material ini memberikan kesan
alam / natural pada ruangan.
2. Dinding
Dinding pada area ini berupa dinding bata massif dengan
finishing cat tembok warna putih.
3. Ceiling
Pada ceiling, diterapkan konsep ceiling rangka kayu ekspos,
yang mengekspos kontruksi-konstruksi kayu yang menyangga
atap.
b) Furniture
Furniture-furniture yang ada pada area ini antara lain : etalase
kaca, rak pajang, lemari baju, serta beberapa manequin.
c) Pencahayaan
Pada aspek pencahayaan menggunakan dua sistem pencahayaan,
yaitu pencahayaan alami dan buatan. Pencahayaan alami didapatkan
dari sinar matahari yang masuk melalui bukaan-bukaan serta ventilasi
udara. Sedang pencahayaan buatan dihasilkan melalui pemakaian
lampu TL 40 watt.
d) Penghawaan
Pada area ini sistem penghawaannya memakai sistem
penghawaan alami, dan tidak menggunakan penghawaan buatan.
4) “ Par Four ” Club House Grill
a) Fungsi
cix
“ Par Four Club ” House Grill merupakan suatu resto yang
menyediakan makanan dan minuman dan menu lainnya bagi
pengunjung. Keberadaan “ Par Four Club ” House Grill satu ruang
dengan Moida Driving Range, namun memmiliki manajemen yang
berbeda. Pemilik dari “ Par Four Club ” House Grill menyewa
sebagian ruang yang ada di Moida Driving Range.
b) Elemen Pembentuk Ruang
1. Lantai
Pada bagian lantai menggunakan batu alam yang disusun
rapi, sebagai material lantainya. Material ini memberikan kesan
alam / natural pada ruangan.
2. Dinding
Dinding pada area ini berupa dinding bata massif dengan
finishing cat tembok warna putih. Dinding pada area ini banyak
dihiasi lukisan-lukisan dan foto-foto sebagai elemen estetisnya
3. Ceiling
Pada ceiling, diterapkan konsep ceiling rangka kayu ekspos,
yang mengekspos kontruksi-konstruksi kayu yang menyangga
atap.
cx
Gambar 56. Ceiling Rangka Kayu Ekspose Sumber : Dokumen Pribadi
c) Furniture
Furniture-furniture yang ada di “ Par Four Club ” House Grill
antara lain meja dan kursi makan yang terbuat dari material kayu, meja
bar dan bar stool yang terbuat dari material kayu, satu set sofa dari
material rotan. Di salah satu sudut ruang disediakan satu buah meja
billiar dan peralatannya.
Selain itu terdapat juga beberapa elemen estetis seperti patung,
lukisan, serta beberapa tanaman yang ada diruangan ini.
Gambar 57. Furniture Yang Ada Di “ Par Four Club ” House Grill Sumber : Dokumen Pribadi
d) Pencahayaan
cxi
Pada aspek pencahayaan menggunakan dua sistem pencahayaan,
yaitu pencahayaan alami dan buatan. Pencahayaan alami didapatkan
dari sinar matahari yang masuk melalui bukaan-bukaan serta ventilasi
udara. Sedang pencahayaan buatan dihasilkan melalui pemakaian
lampu TL 40 watt, dan beberapa lampu dinding.
e) Penghawaan
Pada area ini sistem penghawaannya memakai sistem
penghawaan alami, dan penghawaan buatan. Penghawaan buatan
dihasilkan melalui pemasangan beberapa ceiling fan dan standing fan.
d. Alur Kegiatan
Kegiatan operasional di Moida Driving Range dilaksanakan setiap hari
dari hari Senin – Minggu pukul 05.30 – 21.00 WIB.
Berikut alur kegiatan pengelola dan pengunjung Moida Driving Range :
1) Kegiatan Pengunjung
Skema 5. Alur kegiatan pengunjung
2) Kegiatan Pengelola
Skema 6. Alur kegiatan pengelola
DATANG RECEPTIONIS DRIVING RANGE AREA
PRACTICE GREEN
TOILET
PAR FOUR CLUB
PULANG
DATANG ABSEN KERJA PULANG
cxii
e. Struktur Organisasi
Moida Driving Range merupakan sebuah usaha komersial yang dimiliki
oleh perseorangan dan memiliki 14 karyawan. Jenis karyawan dibagi
berdasarkan tugasnya, yaitu sebagai caddy dan receptionist. Dan setiap
karyawan mempertanggungjawabkan hasil kerjanya langsung kepada pemilik.
Jadi struktur organisasinya yaitu :
Skema 7. Struktur organisasi Moida Driving Range
P E M I L I K
KARYAWAN
cxiii
BAB III
DESAIN INTERIOR GOLFTAINMENT CENTER
A. Analisis Existing
1. Asumsi Lokasi
Dalam penentuan lokasi diperlukan suatu pertimbangan-pertimbangan,
antara lain yaitu :
a. Lokasi tersebut dekat dengan aktivitas olahraga masyarakat kota
Bandung .
b. Lokasi tersebut menurut Rancangan Tata Ruang Wilayah Kota Bandung,
yaitu kawasan komersial.
c. Lokasi mempunyai akses yang tinggi terhadap fasilitas kepariwisataan
seperti hotel, , kantor ,maupun tempat perdagangan
d. Lokasi mempunyai akses yang tinggi terhadap fasilitas dan sarana
penunjang operasional.
e. Lokasi merupakan salah satu konsentrasi publik, sehingga berpotensi
untuk mudah dijangkau.
Dengan beberapa pertimbangan diatas, maka lokasi yang ditentukan
yaitu di kawasan Jalan Diponegoro Bandung.
cxiv
Gambar 58. Peta dan Lokasi Sumber : Dokumen Pribadi dan www.indotrevelers.com
Lokasi ini dipilih karena :
a. Dikelilingi oleh pusat keramaian seperti Gedung Sate, Museum
Geologi, Taman Lansia, dan beberapa bangunan komersial lainnya.
b. Terletak di tengah kota, sehingga dapat diakses dengan mudah
c. Dekat dengan Lapangan Gasibu yang bisa dikatakan sebagai tempat
berkumpul dan berolahraga bagi masyarakat Bandung
d. Menurut peraturan daerah kota Bandung No.02 Tahun 2004, Bab V
Rencana Tata Ruang Wilayah, Bagian pertama Rencana Struktur Tata
Ruang, Paragraf 3 Rencana Struktur Kegiatan Fungsional, Pasal 32
ayat 2h, menyatakan bahwa wilayah tersebut merupakan kawasan
komersial.
2. Potensi Lokasi
Kota Bandung adalah ibu kota provinsi Jawa Barat. Kota ini pada
zaman dahulu dikenal sebagai Parijs van Java (bahasa Belanda) atau “Paris
dari Jawa”. Karena terletak di dataran tinggi, Bandung dikenal sebagai tempat
yang berhawa sejuk. Hal ini menjadikan Bandung sebagai salah satu kota
tujuan wisata. Sedangkan keberadaan perguruan tinggi negeri dan banyak
perguruan tinggi swasta di Bandung membuat kota ini dikenal sebagai salah
satu kota pelajar di Indonesia.
cxv
3. Denah Existing
Denah existing ini merupakan denah bangunan club house golf, yang
tentunya fungsi dari bangunan tersebut tidak begitu berbeda jauh dengan
proyek golftainment center, sehingga denah tersebut dipakai dengan
melakukan beberapa perubahan agar fungsi bangunan menjadi lebih
maksimal.
Gambar 59. Denah Existing Sumber : Dokumen Pribadi
4. Pengembangan Existing
Pengembangan existing bangunan disesuaikan dengan kebutuhan
kegiatan didalamnya. Dengan menambah ruangan sesuai dengan aktifitas baik
pengunjung maupun pengelola.
cxvi
Gambar 60. Denah Pengembangan Existing Sumber : Dokumen Pribadi
B. Programming
1. Status Kelembagaan
Bangunan Golftainment Center merupakan bangunan komersial yang
bertujuan untuk mendapatkan untung sebesar-besarnya. Status
kelembagaannya dimiliki dan dikelola oleh pihak swasta.
2. Struktur Organisasi
Dalam struktur organisasinya kekuasaan tertinggi berada ditangan Direktur
utama. Dibawah direktur utama terdapat General manager yang bertugas
sebagai pimpinan pengelola Golftainment Center. Serta membawahi beberapa
jabatan manager antara lain :
cxvii
a. Manager Pemasaran : bertanggungjawab dalam bidang marketing &
pemasaran
b. Manager Keuangan : bertanggungjawab dalam pengelolaan keuangan
c. Manager Administrasi : bertanggungjawab dalam bidang administratif
d. Manager Operasional 1 & 2 : bertanggungjawab terhadap kegiatan
operasional
Skema 8. Skema Struktur Organisasi Sumber : Dokumen Pribadi
3. Sistem Operasional
Jadwal kegiatan operasional pengunjung Gofltainment Center yaitu :
Senin – Kamis : 08.00 – 22.00 WIB
Jumat – Minggu : 07.00 – 23.00 WIB
Sistem kerja karyawan dilakukan dengan system kerja shift, dengan
rentang waktu kerja 7 jam.
cxviii
Dilakukan system member bagi pengunjung yang berminat untuk
menjadi member / anggota. Yang tentunya akan mendapatkan perlakuan
khusus dibandingkan pengunjung biasa.
4. Tinjauan Kegiatan
a. Kegiatan Utama
a. Hiburan
Dalam kontek perancangan Golftainment Center ini hiburan
dapat diartikan sebagai suatu perbuatan yang dititik beratkan pada
suatu aktifitas diluar kegiatan bermain golf di lapangan golf, namun
masih berkaitan dengan olahraga golf. Kegiatan ini meliputi kegiatan
bermain game, mendengarkan musik, membaca, menonton film,
bersantai, makan dan minum. Fasilitas yang di tawarkan adalah
Simulator Golf, Indoor Practice Green, Bar and Resto
b. Kegiatan Pendukung
1) Komunikasi
Dalam perancangan Golftainment Center ini komunikasi diartikan
suatu kegiatan interaksi para pengunjung dalam suatu wadah
komunitas pecinta golf ataupun pengunjung biasa. Adapun kegiatan
yang dicakup meliputi pertemuan, seminar, lokakarya dll, yang lebih
bersifat formal.
2) Penjualan
Kegiatan penjualan meliputi penjualan barang dan jasa. Penjualan
barang berupa peralatan dan perlengkapan, penunjang kegiatan
olahraga golf seperti stick golf, bola golf, tas golf,pakaian,buku,
cxix
majalah. Sedang jasa yang dijual yaitu pelatihan golf, persewaan stick
golf. Fasilitas yang ditawarkan adalah Golf Shop.
3) Konsensi : pelayanan kebutuhan lavatory.
c. Kegiatan Pengelola
1) Kegiatan pengelolaan administrasi umum.
2) Kegiatan pengelolaan operasional.
3) Kegiatan pengelolaan bangunan perlengkapan.
5. Pelaku Kegiatan dan Pola Kegiatan
Pelaku kegiatan yaitu semua pengunjung dan pengelola Golftainment
Center ini. Pola kegiatannya yaitu :
a. Pola Kegiatan Penerimaan / Lobby
1) Pengunjung
Skema 9. Pola kegiatan penerimaan (pengunjung) Sumber : Dokumen Pribadi
2) Pengelola
Skema 10. Pola kegiatan penerimaan (pengelola) Sumber : Dokumen Pribadi
DATANG PENITIPAN
KENDARAAAN
ME & SE
MENGAMBIL KENDARAAAN
KEGIATAN OPERASIONAL
MENERIMA TAMU, MENERIMA TELEPHON, MENCATAT
LAVATORY PULANG
DATANG PENITIPAN
KENDARAAAN
ME & SE
MENGAMBIL KENDARAAAN
MENCARI INFORMASI, MENUNGGU
LAVATORY
FASILITAS GOLFTAINMENT
CENTER
PULANG
cxx
b. Pola Kegiatan Simulator Golf
1) Pengunjung
Skema 11. Pola kegiatan simulator golf (pengunjung) Sumber : Dokumen Pribadi
2) Pengelola
Skema 12. Pola kegiatan simulator golf (pengelola) Sumber : Dokumen Pribadi
b.
c. Pola Kegiatan Indoor Practice Green
1) Pengunjung
DATANG PENITIPAN
KENDARAAAN
ME & SE
MENGAMBIL KENDARAAAN
PERSIAPAN
LAVATORY
KEGIATAN OPERASIONAL
KASIR, PENYEWAAN
ALAT, SIMULATOR
PULANG
DATANG
PENITIPAN KENDARAAAN
ME & SE
MENGAMBIL KENDARAAAN
RESERVASI
LAVATORY
MENYEWA PERALATAN,
BERMAIN DISIMULATOR
PULANG
DATANG PENITIPAN
KENDARAAAN
ME & SE
MENGAMBIL KENDARAAAN
RESERVASI
LAVATORY
MENYEWA PERALATAN, BERMAIN DI
PUTTING GREEN
PULANG
cxxi
Skema 13. Pola kegiatan indoor practice green (pengunjung) Sumber : Dokumen Pribadi
2) Pengelola
Skema 14. Pola kegiatan indoor practice green (pengelola) Sumber : Dokumen Pribadi
d. Pola Kegiatan Bar and Resto
1) Pengunjung
Skema 15. Pola kegiatan bar and resto (pengunjung) Sumber : Dokumen Pribadi
2) Pengelola
Skema 16. Pola kegiatan bar and resto (pengelola)
DATANG PENITIPAN
KENDARAAAN
ME & SE
MENGAMBIL KENDARAAAN
PERSIAPAN
LAVATORY
KEGIATAN OPERASIONAL
KASIR, PENYEWAAN
ALAT,
PULANG
DATANG PENITIPAN
KENDARAAAN
ME & SE
MENGAMBIL KENDARAAAN
RESERVASI
LAVATORY
MEMESAN, CUCI TANGAN
MAKAN,MINUM, SANTAI MEMESAN
MINUMAN, MELIHAT
TAYANGAN TV, BILLIAR
PULANG
DATANG PENITIPAN
KENDARAAAN
ME & SE
MENGAMBIL KENDARAAAN
PERSIAPAN
LAVATORY
KEGIATAN OPERASIONAL
KASIR, MEMASAK,MEYAJIKAN MAKANANAN
MERACIK MINUMAN,
MEMBERSIHKAN
PULANG
cxxii
Sumber : Dokumen Pribadi
e. Pola Kegiatan Penjualan / Golf Shop
1) Pengunjung
Skema 17. Pola kegiatan golf shop (pengunjung) Sumber : Dokumen Pribadi
2) Pengelola
Skema 18. Pola kegiatan golf shop (pengelola) Sumber : Dokumen Pribadi
f. Pola Kegiatan Pertemuan
1) Pengunjung
DATANG PENITIPAN
KENDARAAAN
ME & SE
MENGAMBIL KENDARAAAN
BELANJA, MELAKUKAN PELATIHAN, MENUNGGU
LAVATORY
MEMBAYAR
PULANG
DATANG PENITIPAN
KENDARAAAN
ME & SE
MENGAMBIL KENDARAAAN
PERSIAPAN
LAVATORY
KEGIATAN OPERASIONAL
KASIR, MELAYANI PENGUNJUNG,
MENCATAT PERSEDIAAN, MEMBERIKAN
PELATIHAN
PULANG
DATANG PENITIPAN
KENDARAAAN
ME & SE
MENGAMBIL KENDARAAAN
KEGIATAN PANITIA : PERSIAPAN MELAKUKAN PERTEMUAN
KEGIATAN PESERTA :
MENGHADIRI PERTEMUAN
LAVATORY
PULANG
cxxiii
Skema 19. Pola kegiatan pertemuan (pengunjung) Sumber : Dokumen Pribadi
2) Pengelola
Skema 20. Pola kegiatan pertemuan (pengelola) Sumber : Dokumen Pribadi
g. Pola Kegiatan Office Room
1) Pengelola
DATANG PENITIPAN
KENDARAAAN
ME & SE
MENGAMBIL KENDARAAAN
PERSIAPAN TEMPAT
LAVATORY
MEMPERSIAPAKAN SNACK, /
MINUMAN MENGONTROL
SOUND
PULANG
DATANG PENITIPAN
KENDARAAAN
ME & SE
MENGAMBIL KENDARAAAN
KEGIATAN ADMINISTRATIF, MENERIMA TAMU. CLEANING SERVICE, MELAYANI PEGAWAI
LAVATORY
RAPAT
PULANG
cxxiv
Skema 21. Pola kegiatan office room (pengelola)
Sumber : Dokumen Pribadi
6. Analisa Kebutuhan Ruang
a. Penerimaan / Lobby
PELAKU KEGIATAN
AKTIFITAS FASILITAS KEBUTUHAN RUANG
Datang / Pulang Main Entrance
Persiapan / Menunggu o Sofa + Meja
o Televisi Ruang Tunggu
Mencari Informasi o Meja Receptionist Ruang Receptionist
Pengunjung
MCK o Toilet Lavatory
Datang / Pulang Side Entrance
Menerima Tamu
o Meja Receptionist +
Kursi
o Credenza
o Komputer
o Telephon
Ruang Receptionist
Menjaga Keamanan o Meja + Kursi Ruang Security
Pengelola
o
Tabel 7. Kebutuhan ruang lobby
Sumber : Dokumen Pribadi
b. Simulator Golf
PELAKU KEGIATAN AKTIFITAS FASILITAS KEBUTUHAN RUANG
Datang / Pulang Main Entrance
Reservasi o Meja Receptionist /
Kasir
Ruang Receptionist /
Kasir
Menitipkan Barang o Meja Pelayanan
o Loker Penyimpanan Ruang Penitipan Barang
Pengunjung
Menunggu o Sofa + Meja
o Televisi Ruang Tunggu
cxxv
Menyewa Peralatan Golf o Meja Pelayanan Ruang Penyewaan
Bermain Golf di Simulator
o Alat Simulator
o Tempat menaruh stick
golf
Ruang Simulator
Istirahat / Santai o Kursi + Meja Ruang Santai
MCK o Toilet Lavatory
Datang / Pulang Side Entrance
Persiapan
o Loker
o Meja + Kursi
o Credenza
o Cermin
Ruang Staff
Melayani Reservasi
o Meja Receptionist /
Kasir + Kursi
o Credenza
o Komputer Kasir
Ruang Receptionist /
Kasir
Melayani Penitipan Barang o Meja Pelayanan
o Loker Penyimpanan Ruang Penitipan Barang
Melayani Persewaan
Peralatan Golf
o Meja Pelayanan
o Tempat Menaruh Stick
Golf
o Lemari Penyimpan
Ruang Penyewaan
Pengelola
MCK o Toilet Lavatory
Tabel 8. Kebutuhan ruang simulator Golf
Sumber : Dokumen Pribadi
c. Indoor Practice Green
PELAKU KEGIATAN AKTIFITAS FASILITAS KEBUTUHAN RUANG
Datang / Pulang Main Entrance
Reservasi o Meja Receptionist /
Kasir
Ruang Receptionist /
Kasir
Menitipkan Barang o Meja Pelayanan
o Loker Penyimpanan Ruang Penitipan Barang
Pengunjung
Menunggu o Sofa + Meja Ruang Tunggu
cxxvi
o Televisi
Menyewa Peralatan Golf o Meja Pelayanan Ruang Penyewaan
Bermain Golf di Putting
Green o Putting Green Area Putting Green
Istirahat / Santai o Kursi + Meja Area Santai
MCK o Toilet Lavatory
Datang / Pulang Side Entrance
Persiapan
o Loker
o Meja + Kursi
o Credenza
o Cermin
Ruang Staff
Melayani Reservasi
o Meja Receptionist /
Kasir + Kursi
o Credenza
o Komputer Kasir
Ruang Receptionist /
Kasir
Melayani Penitipan Barang o Meja Pelayanan
o Loker Penyimpanan Ruang Penitipan Barang
Melayani Persewaan
Peralatan Golf
o Meja Pelayanan
o Tempat Menaruh Stick
Golf
o Lemari Penyimpan
Ruang Penyewaan
Pengelola
MCK o Toilet Lavatory
Tabel 9. Kebutuhan ruang indoor practice green
Sumber : Dokumen Pribadi
d. Bar and Resto
PELAKU KEGIATAN
AKTIFITAS FASILITAS KEBUTUHAN RUANG
Datang / Pulang Main Entrance
Reservasi o Meja Receptionist /
Kasir
Ruang Receptionist /
Kasir
Pengunjung
Cuci tangan
o Washtafel
o Cermin
o Tempat lap
Area Cuci Tangan
cxxvii
Makan + Minum o Meja + Kursi Makan Area Makan
Memesan Minuman o Meja Bar + Bar Stool Bar Counter
Makan Snack + Minum o Meja + Kursi / Sofa Area Bar
Melihat Tayangan Olahraga o Meja + Kursi / Sofa
o Televisi Area Bar
MCK o Toilet Lavatory
Datang / Pulang Side Entrance
Persiapan
o Loker
o Meja + Kursi
o Credenza
o Cermin
Ruang Staff
Melayani Reservasi
o Meja Receptionist /
Kasir + Kursi
o Credenza
o Komputer Kasir
Ruang Receptionist /
Kasir
Membuat makanan &
minuman
o Kitchen set
o Tempat Cuci Piring Dapur
Persiapan Penyajian o Meja buffet
o Credenza Area Penyajian
Membuat Minuman
o Meja Bar
o Meja Penyajian
o Kulkas
o Rak Penyimpan
Minuman
o Credenza
Bar Counter
Menyimpan Bahan
Makanan
o Kulkas
o Lemari Penyimpan Dapur
Pengelola
MCK o Toilet Lavatory
Tabel 10. Kebutuhan ruang bar and resto Sumber : Dokumen Pribadi
e. Golf Shop
PELAKU KEGIATAN
AKTIFITAS FASILITAS KEBUTUHAN RUANG
Datang / Pulang Main Entrance
Menitipkan Barang
o Meja Counter
o Lemari Penyimpanan
Barang
Ruang Penitipan
Pengunjung
Melihat-lihat / Memesan o Display Peralatan Golf
( Stick, Bola, Dll )
Area Display
cxxviii
o Display Accesoris
Golf ( Baju, Sepatu,
Majalah, Dll )
Mencari Informasi &
Mendaftar Pelatihan /
Couching Clinic
o Meja + Kursi Area Pelatihan
Melakukan Pelatihan o Simulator Area Pelatihan
Menunggu o Satu Set Sofa + Meja
o Televisi Area Pelatihan
Mencoba Barang ( Baju ) o Cermin
o Gantungan Baju Fitting Room
Membayar
o Meja Kasir
o Counter Pengambilan
Barang
Area Kasir
MCK o Toilet Lavatory
Datang / Pulang Side Entrance
Persiapan
o Loker
o Meja + Kursi
o Credenza
o Cermin
Ruang Staff
Melayani Penitipan Barang
o Meja Counter + Kursi
o Lemari Penyimpanan
Barang
Ruang Penitipan
Melayani Pendaftaran
Pelatihan
o Meja + Kursi
o Komputer Area Pelatihan
Melakukan Pelatihan o Simulator Area Pelatihan
Melayani Pembayaran &
Pengambilan Barang
o Meja Kasir + Kursi
o Meja counter
Pengambilan Barang
o Rak Penyimpan
Barang
o Komputer Kasir
Area Kasir
Mengambil & Menyimpan
Barang o Lemari Penyimpanan Ruang Penyimpanan
Pengelola
MCK o Toilet Lavatory
Tabel 11. Kebutuhan ruang golf shop
Sumber : Dokumen Pribadi
cxxix
f. Ruang Pertemuan
PELAKU KEGIATAN
AKTIFITAS FASILITAS KEBUTUHAN RUANG
Datang / Pulang Main Entrance
Persiapan
o Meja + Kursi
o Sofa + Meja Sudut
o Credenza
Ruang Panitia
Menerima Tamu o Meja + Kursi Area Penerimaan
Menghadiri Pertemuan o Meja + Kursi Area Pertemuan
Mengoperasikan Proyektor o Meja + Kursi
o Komputer Area Pengoperasian
Pengunjung +
Panitia
MCK o Toilet Lavatory
Datang / Pulang Side Entrance
Control Sound System
o Meja + Kursi
o Peralatan Sound
System
Ruang Control
Melakukan Penyimpanan o Lemari Penyimpanan Gudang
Pengelola
MCK / Ibadah o Toilet
o Mushola Lavatory
Tabel 12. Kebutuhan ruang pertemuan Sumber : Dokumen Pribadi
g. Office Room
PELAKU KEGIATAN AKTIFITAS FASILITAS KEBUTUHAN RUANG
Datang / Pulang Main / Side Entrance
Bekerja
o Meja Kerja + Kursi
o Credenza
o Lemari File
o Komputer
Ruang Dirut
Direktur Utama
Menerima Tamu o Satu Set Sofa + Meja
o Televisi Ruang Dirut
cxxx
MCK / Ibadah o Toilet
o Mushola Lavatory & Mushola
Datang / Pulang Main / Side Entrance
Bekerja
o Meja Kerja + Kursi
o Lemari File / Credenza
o Komputer
Ruang GM General
Manager
MCK / Ibadah o Toilet
o Mushola Lavatory & Mushola
Datang / Pulang Main / Side Entrance
Bekerja
o Meja Kerja + Kursi
o Lemari File / Credenza
o Komputer
Ruang Kerja Kepala Bagian
/ Manager &
Sekretaris
MCK / Ibadah o Toilet
o Mushola Lavatory & Mushola
Pengelola Rapat o Meja Rapat + Kursi
o Magnetic Whiteboard Ruang Rapat
Datang / Pulang Side Entrance
Persiapan o Loker
o Sofa Pantry
Menyiapkan Minuman Bagi
Pengelola Perusahaan
o Kitchen Set
o Meja + Kursi Pantry
Menyimpan Peralatan
Kebersihan o Rak Penyimpan Gudang
Clening Service
MCK / Ibadah o Toilet
o Mushola Lavatory & Mushola
Tabel 131. Kebutuhan ruang office room Sumber : Dokumen Pribadi
7. Analisa Besaran Ruang
a. Lobby
RUANG
JUM-LAH RU-
ANG
ASUMSI FURNITURE
ILUSTRASI GAMBAR PERHITUNGAN
STANDAR PENGHITUNG-AN / SATUAN
TOTAL SUMBER
R. TUNGGU
2
- 1 double seat sofa (164 x 75 cm)
- 2 single seat sofa (@ 80 x 75 cm)
- 2 meja sudut (40 x 40 cm)
- 1 meja tamu (90 x 50 cm)
494 cm x 290 cm = 14,32 m2/ Ruang
28,64 m2
DATA ARSITEK + DIMENSI MNSIA + ASUMSI
cxxxi
Tabel 14. Analisa besaran ruang lobby Sumber : Dokumen Pribadi
b. Simulator Golf
RUANG
JUM-LAH RU-
ANG
ASUMSI FURNITURE
ILUSTRASI GAMBAR PERHITUNGAN
STANDAR PENGHITUNG-AN / SATUAN
TOTAL SUMBER
R. KASIR 1
- 1 meja kasir (200 x 75 cm)
- 1 kursi kerja (45 x 45 cm)
- 1 credenza (255 x 50 cm)
- 1 credenza samping (140 x 50 cm)
355 cm x 255 cm 9,05 m2
DATA ARSITEK + DIMENSI MNSIA
+ ASUMSI
- 1 meja counter (220 x 60 cm)
DATA ARSITEK +
cxxxii
R. SIMULATOR 6 - 1 tempat stick golf / ruang
600cm x 400 cm = 24 m2 / ruang 144 m2 fullswinggolf
.com
R. SANTAI 6
- 3 single seat sofa (@ 70 x 60 cm)
- 1 meja tamu (80 x 80 cm)
380 cm x 270 cm = 10,26 m2 /
ruang 61,56 m2
DATA ARSITEK + DIMENSI MNSIA
+ ASUMSI
- 2 kursi (45 x 40 cm)
cxxxiii
Tabel 15. Analisa besaran ruang simulator golf Sumber : Dokumen Pribadi
c. Indoor Practice Green
RUANG
JUM-LAH RU-
ANG
ASUMSI FURNITURE
ILUSTRASI GAMBAR PERHITUNGAN
STANDAR PENGHITUNG-AN / SATUAN
TOTAL SUMBER
R. KASIR 1
- 1 meja kasir (200 x 75 cm)
- 1 kursi kerja (45 x 45 cm)
- 1 credenza (255 x 50 cm)
- 1 credenza samping (140 x 50 cm)
355 cm x 255 cm 9,05 m2
DATA ARSITEK + DIMENSI MNSIA
+ ASUMSI
R. PENITIPAN 1
- 1 meja counter (220 x 60 cm)
- 1 set loker
340 cm x 310 cm 10,54 m2
DATA ARSITEK + DIMENSI MNSIA
cxxxiv
AREA PUTTING GREEN
8 - 8 alas putting
green
384 cm x 216 cm = 8,29 m2 / area
+ Sirkulasi 30 % /
area = 10,77 m2/ area
88,16 m2
Tour Links,
Designer Links
Collectons
AREA SANTAI 8
- 3 single seat sofa (@ 80 x 75 cm)
- 1 meja tamu (80 x 80 cm)
400 cm x 290 cm = 11,60 m2 /
ruang 92,80 m2
DATA ARSITEK + DIMENSI MNSIA
+ ASUMSI
cxxxv
Tabel 16. Analisa besaran ruang indoor practice green Sumber : Dokumen Pribadi
d. Bar and Resto
RUANG
JUM-LAH RU-
ANG
ASUMSI FURNITURE
ILUSTRASI GAMBAR PERHITUNGAN
STANDAR PENGHITUNG-AN / SATUAN
TOTAL SUMBER
R. RECEPTIONIST 1
- 1 meja kasir (300 x 75 cm)
- 2 kursi kerja (45 x 40 cm)
- 1 credenza (90 x 50 cm)
480 cm x 255 cm 12,24 m2
DATA ARSITEK + DIMENSI MNSIA
+ ASUMSI
350 cm x 330 cm
cxxxvi
BAR COUNTER 1
- 1 meja bar (535 x 50 cm)
- 8 bar stool (40 x 30 cm)
- 1 rak minuman
625 cm x 350 cm 21,87 m2
DATA ARSITEK + DIMENSI MNSIA
+ ASUMSI
- 18 kursi
cxxxvii
AREA BAR 1
- 14 bar stool (40 x 30 cm)
- 2 meja (80 x 80 cm)
- 1 sofa double seat (140 x 60 cm)
- 2 sofa single seat (70 x 60 cm)
- 1 meja (90 x 90 cm)
- 2 meja panjang (200 x 40 cm)
- 3 meja (200 x 40 cm)
- 1 set sofa panjang
360 cm x 255 cm = 9,18 m2 (1)
= 9,18 m2
+ 260 cm x 260 cm
= 6,76 m2 (2) = 13,52 m2
+ 380 cm x 145 cm
= 5,51 m2 (2) = 11,02 m2
+ 565 cm x 285 cm
= 16,10 m2
49,82 m2
DATA ARSITEK + DIMENSI MNSIA
+ ASUMSI
cxxxviii
DAPUR 1 - Kitchen set
430 cm x 420 cm 18,06 m2
DATA ARSITEK + DIMENSI MNSIA
+ ASUMSI
RUANG PENYIMPAN 1
- Lemari penympan - Rak barang
295 cm x 220 cm 6,49 m2
DATA ARSITEK + DIMENSI MNSIA + ASUMSI
R. STAFF 1
- 2 kursi (45 x 40 cm)
- 1 meja (90 x 50 cm)
- 1 double sofa (164 x 75 cm)
- 1 set loker
394 cm x 380 cm 14,97 m2
DATA ARSITEK + DIMENSI MNSIA
cxxxix
Tabel 17. Analisa besaran ruang bar and resto Sumber : Dokumen Pribadi
e. Golf Shop
LAVATORY 2
- 2 ruang kloset (pria )
- 2 ruang kloset (wanita)
(@ 125 x 85 cm) - 3 urinoir (pria)
(50x35x20 cm) - 1 washtafel (pria) - 3 washtafel
(wanita)
315 cm x 240 cm = 7,56 m2 / ruang 15,12 m2
DATA ARSITEK + DIMENSI MNSIA + ASUMSI
TOTAL - 226,83 m2
SIRKULASI - 30% x 226,83 m2 68,05 m2
TOTAL KESELURUHAN 294,87 m2
RUANG
JUM-LAH RU-
ANG
ASUMSI FURNITURE
ILUSTRASI GAMBAR PERHITUNGAN
STANDAR PENGHITUNG-AN / SATUAN
TOTAL SUMBER
R. PENITIPAN 1
- 1 meja counter (140 x 60 cm)
- 1 set loker
340 cm x 230 cm 7,82 m2
DATA ARSITEK + DIMENSI MNSIA
+ ASUMSI
AREA DISPLAY
1 - etalase - display alat2 golf - rak built in
1050 cm x 486 cm
51,03 m2
DATA ARSITEK + DIMENSI MNSIA
cxl
R. KASIR 1
- 1 meja kasir (165 x 75 cm)
- 1 kursi kerja (45 x 45 cm)
- 1 credenza (165 x 50 cm)
- 1 credenza samping (140 x 50 cm)
355 cm x 255 cm 9,05 m2
DATA ARSITEK + DIMENSI MNSIA
+ ASUMSI
R. TUNGGU 1 - 1 set sofa panjang
278 cm x 245 cm 6,81 m2
DATA ARSITEK + DIMENSI MNSIA
+ ASUMSI
R. PENYIMPANA
N 1 - 1 lemari
penyimpanan
220 cm x 220 cm 4,84 m2
DATA ARSITEK + DIMENSI MNSIA
+ ASUMSI
- 2 kursi (45 x 40 cm)
- 1 meja
DATA
cxli
Tabel 18. Analisa besaran ruang golf shop Sumber : Dokumen Pribadi
f. Ruang Pertemuan
RUANG
JUM-LAH RU- ANG
ASUMSI FURNITURE
ILUSTRASI GAMBAR PERHITUNGAN
STANDAR PENGHITUNG-AN / SATUAN
TOTAL SUMBER
R. PANITIA 1
- 1 double sofa (164 x 740 cm)
- 4 kursi (45 x 40 cm)
- 2 meja sudut (40 x 40 cm)
1 meja (90 x 80 cm)
- 1 credenza
415 cm x 350 cm 14,52 m2
DATA ARSITEK + DIMENSI MNSIA
+ ASUMSI
AREA PENERIMAAN
TAMU 1
- 1 meja kasir (160 x 60 cm)
- 1 kursi kerja (45 x 40 cm)
280 cm x 160 cm 4,20 m2
DATA ARSITEK + DIMENSI MNSIA
+ ASUMSI
cxlii
AREA PERTEMUAN
1
- 3 meja (210 x 60 cm)
- 54 meja (90 x 60 cm)
- 62 kursi (60 x 50 cm)
16,94 m x 9,6 m 162,62 m2
DATA ARSITEK + DIMENSI MNSIA
+ ASUMSI
AREA PENGOPERASI
-AN 1
- 1 meja (100 x 60 cm)
- 1 kursi (45 x 40 cm)
160 cm x 140 cm 2,24 m2
DATA ARSITEK + DIMENSI MNSIA
+ ASUMSI
R. CONTROL 1
- 1 meja (200 x 60 cm)
- 1 kursi (45 x 40 cm)
200 cm x 180 cm 3,60 m2
DATA ARSITEK + DIMENSI MNSIA
+ ASUMSI
GUDANG 1 300 cm x 200 cm 6,00 m2
DATA ARSITEK + DIMENSI MNSIA
+ ASUMSI
LAVATORY 2
- 2 ruang kloset (pria )
- 2 ruang kloset (wanita)
(@ 125 x 85 cm) - 3 urinoir (pria)
(50x35x20 cm)
315 cm x 240 cm = 7,56 m2 / ruang 15,12 m2
DATA ARSITEK + DIMENSI MNSIA
cxliii
Tabel 19. Analisa besaran ruang, ruang pertemuan Sumber : Dokumen Pribadi
g. Office Room
RUANG
JUM-LAH RU-
ANG
ASUMSI FURNITURE
ILUSTRASI GAMBAR PERHITUNGAN
STANDAR PENGHITUNG-AN / SATUAN
TOTAL SUMBER
R. DIRUT 1
- 1 meja kerja (120 x 60 cm)
- 1 kursi kerja - 2 kursi hadap - 1 meja samping
(120 x 50 cm) - 1 credenza
(120 x 40 cm) - 1 sofa double
(140 x 60 cm) - 2 sofa single
(@70 x 60 cm) - 1 meja tamu
(90 x 50 cm)
310 x 260 cm = 8,60 m2
+ 360 x 235 cm
= 8.46 m2
17,06 m2
DATA ARSITEK + DIMENSI MNSIA
+ ASUMSI
R. G M 1
- 1 meja kerja (120 x 60 cm)
- 1 kursi kerja - 1 meja samping
(120 x 50 cm) - 2 kursi hadap
270 cm x 260 cm 7.02 m2
DATA ARSITEK + DIMENSI MNSIA
+ ASUMSI
- 6 meja (@ 120 x 60 cm)
235 x 210 cm = 4,93 m2/
area(6)
DATA ARSITEK +
cxliv
PANTRY 1
- 1 meja (90 x 80 cm)
- 4 kursi (@ 45 x 40 cm)
- Kitchen set - 1 set loker
400 cm x 300 cm 12,00 m2
DATA ARSITEK + DIMENSI MNSIA
+ ASUMSI
GUDANG 1 200 cm x 200 cm 4,00 m2
DATA ARSITEK + DIMENSI MNSIA
+ ASUMSI
LAVATORY 1 - 1 toilet pria - 1 toilet wanita - 1 mushola
- 1 toilet pria + 1 toilet wanita
= 15,12 m2 +
Mushola = 400 x 400 cm
= 16,00 m2
31,12 m2
DATA ARSITEK + DIMENSI MNSIA
+ ASUMSI
TOTAL 132,01 m2 SIRKULASI 30% x 132,01 m2 39,60 m2
TOTAL KESELURUHAN 171,61 m2
cxlv
Tabel 20 Analisa besaran ruang office room Sumber : Dokumen Pribadi
h. Total Kebutuhan Ruang
Tabel 21 Total kebutuhan ruang Sumber : Dokumen Pribadi
8. Sistem Organisasi Ruang
Untuk mendapatkan bentuk organisasi ruang yang sesuai dengan fungsi
Golftainment Center, maka orgaanisasi ruang harus memenuhi kriteria sebagai
berikut :
1) Pengelompokan ruang sesuai dengan pengelompokan kegiatan
pengunjung.
2) Tingkat efisiensi ruang yang cukup.
3) Sirkulasi antar ruang yang nyaman dan terarah.
Dengan memperhatikan kriteria diatas ada beberapa alternatif bentuk
pengorganisasian ruang yaitu :
Organisasi
Ruang Keuntungan Kerugian
RUANG KEBUTUHAN RUANG (m2 )
LOBBY 90,42 m2
SIMULATOR GOLF 364,24 m2
INDOOR PRACTICE GREEN 328,53 m2 BAR AND RESTO 294,87 m2 GOLF SHOP 183,13 m2 RUANG PERTEMUAN 270,79 m2 OFFICE ROOM 171,61 m2
TOTAL KEBUTUHAN RUANG 1703,59 m2
cxlvi
a) Linier
· Mudah menyesuaikan
kondisi
· Sirkulasi jelas dan
terarah
· Pencapaian mudah
· Adanya hirarki ruang
· Kurang efisien, dan
butuh banyak ruang
· Tidak ada orientasi
utama dari semua
ruang
· Tidak ada
pengelompokan dan
pemilahan kegiatan
berdasarkan sifat
fungsi kegiatan
· Terpusat
· Memiliki pusat / orientasi
kegiatan
· Bersifat stabil
· Pencapaian ke titik ter-
tentu mudah & langsung
· Efisiensi tinggi
· Arah sirkulasi
terpusat pada satu
titik, sehingga
perhatian ke titik lain
berkurang
· Radial
· Perpaduan antara organi-
sasi linier dan radial
· Menghasilkan pola
dinamis
· Pencapaian ke titik
tertentu mudah dan
langsung
· Arah sirkulasi
terpusat pada satu
titik, sehingga
perhatian ke titik lain
berkurang
· Cluster
· Dapat menerima ruang –
ruang yang berlainan
bentuknya
· Luwes dan dapat mene-
rima pertumbuhan dan
perubahan langsug tanpa
mempengaruhi karakter-
nya
· Tidak ada orientasi
utama pada ruang
· Kontrol visual kurang
baik
cxlvii
Tabel 22 Alternatif pengorganisasian ruang
Sumber : Dokumen Pribadi
Dari keempat alternative system pengorganisasian ruang diatas dipilih
pengorganisasian ruang radial. Dengan mempertimbangan kelebihan dan
kekurangan seperti yang telah disebutkan, penggorganisasian ruang radial
dianggap paling baik dan mampu memaksimalkan fungsi bangunan
golftainment center sesuai dengan hakekatnya yaitu sebagai tempat hiburan.
9. Sistem Sirkulasi
Sebagai system sirkulasi baik mikro maupun makro pada bangunan
Golftainment Center ini menggunakan system sirkulasi Radial, yaitu system
sirkulasi dimana Konfigurasi radial memiliki jalan-jalan lurus yang
berkembang dari atau berhenti pada sebuah pusat, titik bersarna.
10. Hubungan Antar Ruang
a. Pola Hubungan Antar Ruang Mikro
1) Lobby
Skema 22. Pola hubungan antar ruang lobby Sumber : Dokumen Pribadi
2) Simulator Golf
KET :
Hubungan Langsung :
Hubungan Tidak Langsung :
R. TUNGGU
R. RECEPTIONIST
R. SECURITY
LOBBY
R. KASIR
R. PENITIPAN
R. PENYEWAAN
R. TUNGGUSIMULATOR
cxlviii
Skema 23. Pola hubungan antar ruang simulator golf Sumber : Dokumen Pribadi
3) Indoor Practice Green
Skema 24. Pola hubungan antar ruang indoor practice green Sumber : Dokumen Pribadi
4) Bar and Resto
R. KASIR
R. PENITIPAN
R. PENYEWAAN
R. TUNGGU
PUTING GREEN
AREA SANTAI
R. STAFF
LAVATORY
INDOOR PRACTICE
GREEN
KET :
Hubungan Langsung :
Hubungan Tidak Langsung :
R. RECEPTIONIST
AREA MAKAN
BAR COUNTER
AREA BARBAR AND
RESTO
AREA CUCI TANGAN
DAPUR
R. STAFF
LAVATORY
AREA DANSA
KET :
Hubungan Langsung :
Hubungan Tidak Langsung :
R.PENYIMPANAN
cxlix
Skema 25. Pola hubungan antar ruang bar and resto Sumber : Dokumen Pribadi
5) Golf Shop
Skema 26. Pola hubungan antar ruang golf shop Sumber : Dokumen Pribadi
6) Ruang Pertemuan
R. PENITIPAN
AREA DISPLAY
AREA PELATIHAN
FITTING ROOM
AREA KASIR
R. PENYIMPANAN
R. STAFF
LAVATORY
GOLF SHOP
KET :
Hubungan Langsung :
Hubungan Tidak Langsung :
R. TUNGGU
R. PANITIA
A. PENERIMAAN
A. PERTEMUAN
R. CONTROL
A. PE-OPERASIAN
GUDANG
LAVATORY
RUANGPERTEMUAN
KET :
Hubungan Langsung :
Hubungan Tidak Langsung :
cl
Skema 27. Pola hubungan antar ruang ruang pertemuan Sumber : Dokumen Pribadi
7) Office room
Skema 28. Pola hubungan antar ruang office room Sumber : Dokumen Pribadi
b. Pola Hubungan Antar Ruang Makro
cli
Skema 29. Pola hubungan antar ruang makro Sumber : Dokumen Pribadi
11. Zoning dan Grouping
Kriteria ruang dalam bangunan Golftainment Center terbagi menjadi
beberapa zona, yaitu :
a. Zona Publik
Merupakan zona yang sangat umum. Setiap orang dapat
menempatinya tanpa syarat atau peraturan yang mengikat. Ruang-ruang
yang terdapat dalam zona publik memiliki akses yang mudah dari luar
bangunan.
b. Zona Private
Merupakan pengelompokan ruang yang hanya digunakan oleh pihak-
pihak tertentu dengan syarat-syarat yang kuat karena besifat pribadi.
Ruang-ruang yang termasuk dalam zona ini tertutup bagi umum untuk
kepentingan Kegiatan yang ada didalamnya..
c. Zona service
Ruang-ruang penunjang di dalam sebuah bangunan untuk
melangkapi dan mendukung segala kegiatan manusia di dalamnya. Zona
ini digunakan oleh pengelola maupun pihak lain.
1) Zoning
clii
Gambar 61. Zoning Sumber : Dokumen Pribadi
2) Grouping
Gambar 61. Grouping Sumber : Dokumen Pribadi
C. Konsep Desain
1. Ide Dasar Desain
Ide dasar desain Golftainment Center ini yaitu penerapan gaya sporty
modern. Gaya sporty modern maksudnya yaitu penerapan gaya desain modern
cliii
yang diaplikasikan kedalam tema sporty. Gaya modern dapat dikatakan
sebagai gaya kekinian atau terbaru atau sekarang ini. Sedangkan sporty yaitu
bernuansa olahraga. Sehingga dapat disimpulkan ide dasar desainnya yaitu
menciptakan desain terbaru dengan bernuansa olahraga secara khususnya
dipakai olahraga golf sebagai pengembangannya..
2. Tema Desain Interior
Dalam desain interior tema terdiri dari dua jenis yaitu tema sebagai
konsep dan tema sebagai dekoratif tema. Tema dapat terbentuk dengan
mengambil unsur-unsur suatu obyek. Sedangkan pada perancangan
Golftainment ini dipilih tema sporty dengan golf sebagai obyeknya, maka
tema yang terbentuk merupakan penjabaran dari unsur-unsur yang ada dalam
olahraga golf yang diimplementasikan kedalam elemen-elemen interior.
Secara substansial unsur-unsur yang ada pada Olahraga Golf dapat
dibedakan menjadi tiga;
a. Sifat/karakter olah raga golf
b. Media atau alat
c. Pelaku.
Ketiga unsur ini akan dijabarkan kedalam sebuah tema yang memberikan arah
bagi perancangan desain interior.
3. Atmosfir Desain Interior
Atmosfir atau suasana ruang yang ingin diwujudkan yaitu suasana modern
yang mampu memberikan efek psikologis ketika orang bermain golf,
diantaranya adanya motivasi, emosi, kepercayaan diri, komunikasi, dan
cliv
konsentrasi. Tentunya hal-hal tersebut juga akan menjadi dasar dari
pengembangan tema interiornya.
4. Desain Layout
Penataan lay out pada Golftainment Center ini ditekankan pada pola
kegiatan yang ada didalamnya. Untuk memudahkan sirkulasi baik pegawai
maupun pengunjung maka ruangan yang kegiatannya saling berhubungan
didekatkan agar polanya menjadi terarah. untuk ruangan pengelolaan
diletakkan pada sisi samping untuk memusahkan sirkulasi pengelola tanpa
mengganggu sirkulasi pengunjung.
5. Unsur Pembentuk Ruang
a. Lantai
Berikut analisa pemilihan material lantai :
RUANG KRITERIA ANALISA MATERIAL KETERANGAN
LOBBY
· Tahan lama · Tahan gesakan · Tahan air · Tidak licin · Tidak mudah kotor · Mudah perawatannya · Mendukung tampilan
tema
· Granit tile 60 x 60 cm
Pola lantai mendukung dan sesuai dengan arahan tema serta mempertegas sirkulasi Sesuai dengan arahan tema
SIMULATOR GOLF
· Tahan lama · Tahan gesakan · Tidak mudah kotor · Mudah perawatannya · Akustik
· Karpet Nylon · Parquet kayu jati · Granite tile
60 x 60 cm · Keramik tile
30 x 30 cm
Pola lantai mendukung dan sesuai dengan arahan tema serta mempertegas sirkulasi
INDOOR PRACTICE
GREEN
· Tahan lama · Tahan gesakan · Tahan air · Tidak mudah kotor · Mudah perawatannya
· Batu andesit hitam
· Granit tile 60 x 60 cm
· Keramik tile 30 x 30 cm
Pola lantai mendukung dan sesuai dengan arahan tema serta mempertegas sirkulasi
BAR and RESTO · Tahan lama · Granit tile
60 x 60 cm Pola lantai mendukung dan
clv
· Tahan gesakan · Tahan air · Tidak licin · Tidak mudah kotor · Mudah perawatannya · Mendukung tampilan
tema
· Granit tile 40 x 40 cm
· Keramik tile 30 x 30 cm
sesuai dengan arahan tema serta mempertegas sirkulasi
GOLF SHOP
· Tahan lama · Tahan gesakan · Tahan air · Tidak licin · Tidak mudah kotor · Mudah perawatannya · Mendukung tampilan
tema
· Parquet kayu jati · Keramik tile
30 x 30 cm
Pola lantai mendukung dan sesuai dengan arahan tema serta mempertegas sirkulasi
RUANG PERTEMUAN
· Tahan lama · Tahan gesakan · Tidak licin · Tidak mudah kotor · Mudah perawatannya · Mendukung tampilan
tema
· Karpet nylon · Keramik tile
30 x 30 cm
Pola lantai mendukung dan sesuai dengan arahan tema serta mempertegas sirkulasi
OFFICE ROOM
· Tahan lama · Tahan gesakan · Tahan air · Tidak licin · Tidak mudah kotor · Mudah perawatannya
· Granit tile 40 x 40 cm
· Keramik tile 30 x 30 cm
Pola lantai mendukung dan sesuai dengan arahan tema serta mempertegas sirkulasi
Tabel 23. Analisa pemilihan material lantai
Sumber : Dokumen Pribadi
b. Dinding
Berikut analisa pemilihan material dinding :
RUANG KRITERIA ANALISA BAHAN /
FINISHING KETERANGAN
LOBBY
· Tahan lama · Tidak mudah kotor · Mudah perawatannya · Mendukung tampilan
tema
· Bata + Cat · Bata + Multi +
HPL · Kaca
Sesuai dan mendukung tema
SIMULATOR GOLF
· Tahan lama · Tahan gesakan · Tidak mudah kotor · Mudah perawatannya
· Bata + Cat · Bata + Multi +
HPL · Kaca
Sesuai dan mendukung tema
clvi
· Akustik
INDOOR PRACTICE
GREEN
· Tahan lama · Tahan gesakan · Tahan air · Tidak mudah kotor · Mudah perawatannya
· Bata + Cat · Bata + Multi +
HPL · Kaca
Sesuai dan mendukung tema
BAR and RESTO
· Tahan lama · Tidak mudah kotor · Mudah perawatannya · Mendukung tampilan
tema
· Bata + Cat · Bata + Multi +
HPL · Kaca
Sesuai dan mendukung tema
GOLF SHOP
· Tahan lama · Tidak mudah kotor · Mudah perawatannya · Mendukung tampilan
tema
· Bata + Cat · Bata + Multi +
HPL · Bata + acrylic · Kaca
Sesuai dan mendukung tema
RUANG PERTEMUAN
· Tahan lama · Mudah perawatannya · Mendukung tampilan
tema · Akustik
· Bata + Cat · Bata + Multi +
HPL
Sesuai dan mendukung tema
OFFICE ROOM
· Tahan lama · Tidak mudah kotor · Mudah perawatannya
· Bata + wallpaper
Sesuai dan mendukung tema
Tabel 24. Analisa pemilihan material dinding
Sumber : Dokumen Pribadi
c. Ceiling
Berikut analisa pemilihan material ceiling :
RUANG KRITERIA ANALISA BAHAN KETERANGAN
LOBBY
· Tahan lama · Tidak mudah kotor · Mudah perawatannya · Mendukung tampilan
tema
· Gypsum board fin. cat tembok
· Gypsum board fin. HPL
Sesuai dan mendukung tema
SIMULATOR GOLF
· Tahan lama · Tidak mudah kotor · Mudah perawatannya · Akustik
· Gypsum board fin. cat tembok
· Gypsum board fin. HPL
Sesuai dan mendukung tema
INDOOR PRACTICE
GREEN
· Tahan lama · Tidak mudah kotor · Mudah perawatannya
· Gypsum board fin. cat tembok
· Gypsum board fin. HPL
Sesuai dan mendukung tema
BAR and RESTO · Tahan lama · Gypsum board
fin. cat tembok Sesuai dan mendukung tema
clvii
· Tidak mudah kotor · Mudah perawatannya · Mendukung tampilan
tema
· Gypsum board fin. HPL
GOLF SHOP
· Tahan lama · Tidak mudah kotor · Mudah perawatannya · Mendukung tampilan
tema
· Gypsum board fin. cat tembok
· Gypsum board fin. HPL
Sesuai dan mendukung tema
RUANG PERTEMUAN
· Tahan lama · Tidak mudah kotor · Mudah perawatannya · Mendukung tampilan
tema
· Gypsum board fin. cat tembok
· Gypsum board fin. HPL
Sesuai dan mendukung tema
OFFICE ROOM
· Tahan lama · Tidak mudah kotor · Mudah perawatannya
· Gypsum board fin. cat tembok
· Gypsum board fin. HPL
Sesuai dan mendukung tema
Tabel 25. Analisa pemilihan material ceiling
Sumber : Dokumen Pribadi
6. Interior System
a. Sistem Pencahayaan
Berikut analisa pemakaian sistem pencahayaan :
RUANG KRITERIA ANALISA
ALTERNATIF SISTEM PENCAHAYAAN
LOBBY
· Tidak memerlukan bahan dan instalasi khusus dalam pengoperasiannya
· Tidak memerlukan perawatan khusus
· Dapat digunakan di berbagai tempat ,keadaan, waktu, dan model yang sesuai dengan perancangan yang diinginkan
· Dapat diletakkan atau dipermainkan sesuai kebutuhan benda yang memerlukan cahaya
· Pencahayaan Alami · Pencahayaan Buatan :
- Lampu flourecent, tipe flood lights, dengan sistem indirect & direct lights
- Lampu flourecent, tipe spot lights, dengan sistem direct lights
SIMULATOR GOLF
· Dapat diletakkan atau dipermainkan sesuai kebutuhan benda yang memerlukan cahaya
· Dapat digunakan di berbagai tempat ,keadaan, waktu, dan model yang sesuai dengan perancangan yang diinginkan
· Pencahayaan Buatan : - Lampu flourecent, tipe
spot lights, dengan sistem direct lights
- Lampu Halogen
INDOOR PRACTICE GREEN
· Tidak memerlukan perawatan khusus
· Pencahayaan Alami · Pencahayaan Buatan :
clviii
· Dapat digunakan di berbagai tempat ,keadaan, waktu, dan model yang sesuai dengan perancangan yang diinginkan
· Dapat diletakkan atau dipermainkan sesuai kebutuhan benda yang memerlukan cahaya
- Lampu flourecent, tipe flood lights, dengan sistem indirect & direct lights
- Lampu flourecent, tipe spot lights, dengan sistem direct lights
BAR and Resto
· Tidak memerlukan perawatan khusus
· Dapat digunakan di berbagai tempat ,keadaan, waktu, dan model yang sesuai dengan perancangan yang diinginkan
· Dapat diletakkan atau dipermainkan sesuai kebutuhan benda yang memerlukan cahayaTidak memerlukan perawatan khusus
· Pencahayaan Alami · Pencahayaan Buatan :
- Lampu flourecent, tipe flood lights, dengan sistem indirect & direct lights
- Lampu flourecent, tipe spot lights, dengan sistem direct lights
GOLF SHOP
· Tidak memerlukan perawatan khusus
· Dapat digunakan di berbagai tempat ,keadaan, waktu, dan model yang sesuai dengan perancangan yang diinginkan
· Dapat diletakkan atau dipermainkan sesuai kebutuhan benda yang memerlukan cahaya
· Pencahayaan Alami · Pencahayaan Buatan :
- Lampu flourecent, tipe flood lights, dengan sistem indirect & direct lights
- Lampu flourecent, tipe spot lights, dengan sistem direct lights
RUANG PERTEMUAN
· Tidak memerlukan perawatan khusus
· Dapat digunakan di berbagai tempat ,keadaan, waktu, dan model yang sesuai dengan perancangan yang diinginkan
· Dapat diletakkan atau dipermainkan sesuai kebutuhan benda yang memerlukan cahaya
· Pencahayaan Buatan : - Lampu flourecent, tipe
flood lights, dengan sistem indirect & direct lights
- Lampu flourecent, tipe spot lights, dengan sistem direct lights
OFFICE ROOM
· Tidak memerlukan perawatan khusus
· Dapat digunakan di berbagai tempat ,keadaan, waktu, dan model yang sesuai dengan perancangan yang diinginkan
· Dapat diletakkan atau dipermainkan sesuai kebutuhan benda yang memerlukan cahaya
· Pencahayaan Alami · Pencahayaan Buatan :
- Lampu flourecent, tipe flood lights, dengan sistem indirect & direct lights
- Lampu flourecent, tipe spot lights, dengan sistem direct lights
Tabel 26 Analisa sistem pencahayaan
Sumber : Dokumen Pribadi
b. Sistem Penghawaan
Berikut analisa pemakaian sistem penghawaan :
RUANG KRITERIA ALTERNATIF
clix
ANALISA SISTEM PENGHAWAAN
LOBBY
· Tidak memerlukan bahan dan instalasi khusus dalam penggunaannya.
· Mampu memberikan derajat kelembapan sesuai dengan yang diinginkan pada suatu tempat.
· Mudah dalam pengoperasiannya.
· Penghawaan alami · Penghawaan buatan
- AC Central
SIMULATOR GOLF
· Tidak memerlukan bahan dan instalasi khusus dalam penggunaannya.
· Mampu memberikan derajat kelembapan sesuai dengan yang diinginkan pada suatu tempat.
· Mudah dalam pengoperasiannya.
· Penghawaan alami · Penghawaan buatan
- AC Central - Ex Haust Fan
INDOOR PRACTICE GREEN
· Tidak memerlukan bahan dan instalasi khusus dalam penggunaannya.
· Mampu memberikan derajat kelembapan sesuai dengan yang diinginkan pada suatu tempat.
· Mudah dalam pengoperasiannya.
· Penghawaan alami · Penghawaan buatan
- AC Central - Ex Haust Fan
BAR and Resto
· Tidak memerlukan bahan dan instalasi khusus dalam penggunaannya.
· Mampu memberikan derajat kelembapan sesuai dengan yang diinginkan pada suatu tempat.
· Mudah dalam pengoperasiannya.
· Penghawaan alami · Penghawaan buatan
- AC Central - Ex Haust Fan
GOLF SHOP
· Tidak memerlukan bahan dan instalasi khusus dalam penggunaannya.
· Mampu memberikan derajat kelembapan sesuai dengan yang diinginkan pada suatu tempat.
· Mudah dalam pengoperasiannya.
· Penghawaan alami · Penghawaan buatan
- AC Central - Ex Haust Fan
RUANG PERTEMUAN
· Tidak memerlukan bahan dan instalasi khusus dalam penggunaannya.
· Mampu memberikan derajat kelembapan sesuai dengan yang diinginkan pada suatu tempat.
· Mudah dalam pengoperasiannya.
· Penghawaan alami · Penghawaan buatan
- AC Central - Ex Haust Fan
OFFICE ROOM · Tidak memerlukan bahan dan · Penghawaan alami
clx
instalasi khusus dalam penggunaannya.
· Mampu memberikan derajat kelembapan sesuai dengan yang diinginkan pada suatu tempat.
· Mudah dalam pengoperasiannya.
· Penghawaan buatan - AC Central - Ex Haust Fan
Tabel 27 Analisa sistem penghawaaan
Sumber : Dokumen Pribadi
c. Sistem Akustik
Sistem akustik dimaksudkan untuk menjaga tingkat kebisingan bangunan
yang datang, baik dari dalam maupun luar bangunan. Berikut analisa
pemakaian sistem akustik di bangunan Golftainment Center :
Ruang Kriteria analisa Alternatif pemecahan
LOBBY
a. Tidak membutuhkan system isolasi bunyi.
Penggunaan bahan akustik disesuaikan dengan arah tema.
SIMULATOR GOLF
a. Merupakan ruang tertutup yang membutuhkan ketenangan baik dari luar maupun dengung didalam ruang.
b. membutuhkan system isolasi bunyi.
Pemilihan material lantai, dinding dan ceiling, yang mampu membantu mengurangi tingkat kebisingan
INDOOR PRACTICE GREEN
a. Merupakan ruang terbuka b. Tidak membutuhkan system
isolasi bunyi.
Penggunaan bahan akustik disesuaikan dengan arah tema.
BAR and Resto
a. Merupakan ruang tertutup b. membutuhkan system isolasi
bunyi.
Pemilihan material lantai, dinding dan ceiling, yang mampu membantu mengurangi tingkat kebisingan
GOLF SHOP
a. Merupakan ruang terbuka b. Tidak membutuhkan system
isolasi bunyi.
Penggunaan bahan akustik disesuaikan dengan arah tema.
RUANG PERTEMUAN a. Merupakan ruang tertutup yang
membutuhkan ketenangan baik Pemilihan material lantai, dinding dan ceiling, yang
clxi
dari luar maupun dengung didalam ruang.
b. membutuhkan system isolasi bunyi.
mampu membantu mengurangi tingkat kebisingan
OFFICE ROOM
a. Merupakan ruang tertutup yang membutuhkan ketenangan baik dari luar maupun dengung didalam ruang.
b. membutuhkan system isolasi bunyi.
Pemilihan material lantai, dinding dan ceiling, yang mampu membantu mengurangi tingkat kebisingan
Tabel 28. Analisa sistem akustik
Sumber : Dokumen Pribadi
7. Desain Furniture
Desain furniture pada perancangan Golftainment Center ini dipilih desain
furniture modern yang tentunya disesuaikan dengan tema sporty.
Ciri- ciri desain furniture modern antara lain desain yang clean, simple
atau sederhana, serta tanpa hiasan berlebihan.
8. Bentuk dan Warna
Bentuk dan warna dalam perancangan Golftainment Center ini dipilih
bentuk dan warna seperti dengan tema yang telah dijelaskan diatas.
ELEMEN DESAIN
KARAKTERISTIK ALTERNATIF
Bentuk Didasarkan pada media olah raga golf seperti bola golf dan stick golf
Bidang yang dinamis seperti lingkaran, bidang memiliki sifat kokoh seperti persegi.
Warna Penerapan warna didasarkan pada warna-warna yang dominan pada olahraga golf yang memiliki makna sesuai dengan suasana ruang yang diinginkan
Warna – warna media atau alat olahraga golf, seperti warna hijau pada rumput lapangan golf, atau warna putih pada bola golf.
Tabel 29. Analisa bentuk dan warna
Sumber : Dokumen Pribadi
clxii
9. Sistem Keamanan
a. Keamanan Dari Bahaya Kebakaran
RUANG KRITERIA ANALISA
ALTERNATIF SISTEM KEAMANAN
KEBAKARAN
LOBBY
· Bekerja secara manual · Dapat memadamkan api · Diletakkan di area yang mudah
di jangkau
· APAR / Portabel Fire Extinguisher
· Alarm Kebakaran
SIMULATOR GOLF
· Dapat mendeteksi api secara otomatis
· Diletakkan di ceiling / langit-langit
· Dapat memadamkan api pada area yang luas
· Smoke Detector · Fire Detector · Dihubungkan dengan
alarm kebakaran
INDOOR PRACTICE GREEN
· Dapat mendeteksi api secara otomatis
· Diletakkan di ceiling / langit-langit
· Dapat memadamkan api pada area yang luas
· Smoke Detector · Fire Detector · Dihubungkan dengan
alarm kebakaran
BAR AND RESTO
· Bekerja secara manual · Dapat memadamkan api · Diletakkan di area yang mudah
di jangkau
· APAR / Portabel Fire Extinguisher
· Alarm Kebakaran
GOLF SHOP
· Dapat mendeteksi api secara otomatis
· Diletakkan di ceiling / langit-langit
· Dapat memadamkan api pada area yang luas
· Smoke Detector · Fire Detector · Dihubungkan dengan
alarm kebakaran
RUANG PERTEMUAN
· Dapat mendeteksi api secara otomatis
· Diletakkan di ceiling / langit-langit
· Dapat memadamkan api pada area yang luas
· Smoke Detector · Fire Detector · Dihubungkan dengan
alarm kebakaran
OFFICE ROOM
· Bekerja secara manual · Dapat memadamkan api · Diletakkan di area yang mudah
di jangkau
· APAR / Portabel Fire Extinguisher
· Alarm Kebakaran
Tabel 30 Alternatif sistem keamanan kebakaran
Sumber : Dokumen Pribadi
b. Keamanan Dari Ancaman Kejahatan
Sistem keamanan bahaya ancaman kejahatan diterapkan pada
fasilitas Golf Shop yang dimaksud untuk perlindungan terhadap bahaya
clxiii
pencurian barang yang dijual dengan penerapan CCTV (Close Circuit
Televesion), dan heavy duty door contact (sensor yang dipasang pada
pintu).
clxiv
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
I. Pengertian
Pengertian dari judul Desain Interior Golftainment Center Dengan
Pendekatan Gaya Sporty Modern Di Bandung “ yaitu karya perancangan pusat
hiburan olahraga golf yang diaplikasikan melalui media ruang dengan
menerapkan gaya modern / terbaru yang bernuansa olahraga, yang berlokasi di
kota Bandung.
Golftainment Center adalah pusat hiburan yang mewadahi kegiatan
untuk entertainment, bermain golf, makan dan minum, penjualan peralatan
dan perlengkapan golf, informasi serta pertemuan / komunikasi, serta kegiatan
lainnya yang berhubungan dengan olahraga golf, yang bersifat komersial dan
berlokasi di kota Bandung.
2. Lokasi
Lokasi yang ditentukan yaitu di kawasan Jalan Diponegoro Bandung.
Dipilih karena beberapa pertimbangan, antara lain sebagai berikut :
Lokasi ini dipilih karena :
e. Dikelilingi oleh pusat keramaian
f. Terletak di tengah kota, sehingga dapat diakses dengan mudah
g. Dekat dengan Lapangan Gasibu yang bisa dikatakan sebagai tempat
berkumpul dan berolahraga bagi masyarakat Bandung
clxv
h. Menurut peraturan daerah kota Bandung No.02 Tahun 2004, Bab V
Rencana Tata Ruang Wilayah, Bagian pertama Rencana Struktur Tata
Ruang, Paragraf 3 Rencana Struktur Kegiatan Fungsional, Pasal 32
ayat 2h, menyatakan bahwa wilayah tersebut merupakan kawasan
komersial.
3. Zoning dan Grouping
Gambar IV.2. Grouping terpilih Sumber : Asumsi Penulis
Gambar 63. Zoning Sumber : analisa penulis
clxvi
Gambar 64. Grouping Sumber : analisa penulis
Keterangan :
1. Zona Publik, memiliki area terbesar dibandingkan dengan zona lainnya,
sehingga banyak area yang dapat diakses oleh pengunjung.
2. Zona Private, dominan diletakkan di area belakang, yang dimaksudkan
sebagai area kerja pengelola.
3. Zona Service, berada ditiap-tiap area publik yaitu berupa area toilet, yang
masing-masing terbagi kedalam dua gruping, yaitu toilet pria serta toilet
wanita.
4. Tema dan Warna
Tema yang dipakai dalam perancangan Golftainment ini dipilih tema
sporty dengan golf sebagai obyeknya, maksudnya tema yang terbentuk
merupakan penjabaran dari unsur-unsur fisik maupun psikis yang ada dalam
olahraga golf, diantaranya sifat/karakter olah raga golf, media atau alat yang
clxvii
dipakai dalam olahraga golf, serta pelaku. Yang unsur-unsur yang telah
disebutkan diatas diimplementasikan kedalam elemen-elemen interior.
Dalam aspek warna dipilih warna hijau, putih, serta abu-abu sebagai
warna dominan yang dipakai dalam perancangan Golftainment Center ini.
Warna hijau dipilih mengambil dari warna area permainan golf yaitu
lapangan golf yang dominan dengan warna rumput yaitu hijau. Selain itu
warna hijau dalam psikologi persepsi mengandung makna rileks /santai, yang
sesuai dengan salah satu sifat olahraga golf yaitu olahraga yang rileks.
Warna putih dipilih karena merupakan salah satu warna yang dominan
dalam media/ alat dalam golf, seperti bola golf, golf car, dll.
Warna abu-abu dipilih sebagai pengaplikasikan dari gaya modern,
dimana warna abu-abu merupakan salah satu karakteristik dari desain modern.
5. Elemen Pembentuk Ruang
a. Lantai
Material lantai didominasi oleh granite tile. Dipilih karena sesuai
dengan kriteria yaitu tahan lama, tahan gesakan, tahan air, tidak licin, tidak
mudah kotor, dan mudah perawatannya.
Desain pola lantai berbentuk lingkaran-lingkaran dimaksudkan
untuk mendukung tema.
b. Dinding
Untuk aspek dinding dipilih material High Pressure Laminate,
Karpet, serta Cat tembok sebagai penyelesaian dindingnya. Material
tersebut dipilih karena mampu mendukung dan sesuai dengan tema
modern.
clxviii
c. Ceiling
Sebagai material ceiling dipilih gypsum board 9 mm dengan
finishing HPL dan atau cat tembok.
Desain ceilingnya yaitu ceiling datar, drop ceiling serta up ceiling,
yang diaplikasikan untuk mendukung dalam penciptaan atmosfer ruang.
6. Interior Sistem
1) Pencahayaan
Untuk sistem pencahayaan dipakai system pencahayaan alami dan
buatan. System pencahayaan alami dimaksimalkan dengan pemakaian
kaca sebagai material dinding. Sedang pencahayaan buatan dipakai
Lampu flourecent, tipe flood lights, dengan sistem indirect & direct lights
2) Penghawaan
Sebagai system penghawaan dipakai system penghawaan alami
dan buatan. Penghawaan alami kurang begitu bisa dimanfaatkan dengan
maksimal karena kurang adanya bukaan-bukaan, sehingga dipakai AC
central dan Exhausfan sebagai system penghawaan buatan.
3) Akustik
Sistem akustik dipakai untuk mengatur tingkat kebisingan yang ada di
masing-masing ruang sehingga kebisingan yang ada diruang yang satu
tidak akan menggangu ruangan yang lain
7. Sistem Keamanan
a. Dari ancaman kebakaran
Untuk mengatasi ancaman bahaya kebakaran dipakai alat :
1) Portable Fire estinguisher
clxix
2) Smoke detector
3) Fire alarm sistem
4) Spinkler
b. Dari ancaman kejahatan manusia
Untuk mengatasi ancaman bahaya kejahatan manusia dipakai alat :
a) Sistem CCTV (Close Circuit Television)
b) Jasa Satpam
clxx
DAFTAR PUSTAKA
Barlow, Dave. 2008. Tour Links, Designer Links Collectons. U.S. : Creative Sport Concept
Chiara, Joseph de and Crosbia, Michael J. 2001. Time Sever Standards for Interior Design and Place Planning. New York.
Dimensi Interior Vol. 3 No. 2 Desember 2005 : 169
Lastriyono, Putut. 2006. Perancangan dan Perencanaan Bali Surfing Club. Tugas Akhir Mahasiswa Desain Interior FSSR UNS Neufert, Ernst. 2002. Data Arsitek. Edisi 33 jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Panero, Julius/Martin Zelnik. 2003. Dimensi Manusia & Ruang Interior. Jakarta : Erlangga.
Pemerintah Daerah Kota Bandung. 2004. Perda Kota Bandung No.02 Tahun
2004 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung. Bandung
Studyanto, Anung. 2006. Materi Perkuliahan Pengetahuan Bahan.
The Flag Golf Unlimited . 2009. Edisi Januari 6 /1. Indonesia : PT. Kariza Viratama
The Flag Golf Unlimited . 2009. Edisi April 6 /4.
Indonesia : PT. Kariza Viratama The Flag Golf Unlimited . 2009. Edisi Agustus 6 /8.
Indonesia : PT. Kariza Viratama Tutik. 2006. Materi Perkuliahan Psikologi Persepsi.
Y.B. Mangun Wijaya. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Erlangga
Sumber Internet :
www.fullswinggolf.com ( diakses Oktober 2009 )
www.highdefinitiongolf.com (diakses November 2009)
www.id.wikipedia.org/wiki/Golf (diakses September 2009)
www.youtube.com ( diakses Oktober 2009 )
clxxi