tugas bu prima

16
MAKALAH TENTANG KESEHATAN DAN KEBUGARAN FISIK PADA LANSIA Disusun Oleh : 1. Mahardika Rochmana K.P (1211B0036 ) 2. Lorencia Dika Y. (1211B0034 )

Upload: ssi-temmbemm-azizah

Post on 05-Dec-2015

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tugas bu prima

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Bu Prima

MAKALAH TENTANG KESEHATAN DAN KEBUGARAN FISIK PADA LANSIA

Disusun Oleh :

1. Mahardika Rochmana K.P (1211B0036 )2. Lorencia Dika Y. (1211B0034 )

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANSURYA MITRA HUSADA

KEDIRI

TAHUN 2015

Page 2: Tugas Bu Prima

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebugaran jasmani adalah kesanggupan tubuh untuk melakukan aktivitas tanpa mengalami kelahan yang berarti. Hal ini hampir sama dengan pengertian kebugaran jasmani yang dikemukakan oleh Sudarno (1992:9) bahwa kebugaran jasmani adalah suatu keadaan saat tubuh mampu menunaikan tugas hariannya dengan baik dan efisien tanpa mengalami kelelahan yang berarti, dan tubuh masih memiliki cadangan tenaga baik untuk mengatasi cadangan mendadak maupun yang darurat.

Pengertian kebugaran jasmani menurut Prof. Sutarman adalah suatu aspek, yaitu aspek fisik dan kebugaran yang menyeluruh (total fitness) yang member kesanggupan kepada seseorang untuk menjalankan hidup yang produktif dan dapat menyesuaikan diri pada tiap pembebanan fisik (physical stress) yang layak. Sedangkan Prof. Soedjatmo Soemowardoyo menyatakan bahwa kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh untuk menyesuaikan fungsi alat tubuhnya dalam batas fisologi terhadap lingkungan (ketinggian, kelembapan suhu, dan sebagainya) dan atau kerja fisik dengan yang cukup efisien tanpa lelah secara berlebihan. Secara umum pengertian kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk menjalankan pekerjaan sehari hari dengan ringan dan mudah tanpa merasakan kelelahan yang berarti dan masih mempunyai cadangan tenaga untuk melakukan kegiatan yang lain.

B. Rumusan Maslah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penyusun merumuskan masalah sebagai

berikut ” Bagaimanakah kesehatan dan kebugaran fisik pada lansia ? “.

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penyusun bertujuan untuk mengetahui

kesehatan dan kebugaran fisik pada lansia.

Page 3: Tugas Bu Prima

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian Lansia

Lanjut usia adalah dimana seseorang mengalami pertambahan umur dengan disertai dengan penurunan fungsi fisik yang ditandai dengan penurunan massa otot serta kekuatannya, laju denyut jantung maksimal, peningkatan lemak tubuh, dan penurunan fungsi otak. Saat lanjut usia tubuh tidak akan mengalami perkembangan lagi sehingga tidak ada peningkatan kualitas fisik.

Menurut ilmu gerontologia (ilmu mengenai usia lanjut), setiap orang memiliki tiga macam umur: umur secara kronologis, biologis, dan psikologis. 1. Umur kronologis: Umur yang dihitung dari jumlah tahun yang sudah dilewati seseorang. Ini adalah umur yang umum kita kenal misalnya 50 tahun, 60 tahun, dan sebagainya. 2. Umur biologis: Umur yang ditentukan berdasarkan kondisi tubuh. Hal ini dapat terjadi jika seseorang menjadi tua karena ia merasa tua. 3. Umur psikologis. Umur yang diukur berdasarkan sejauh mana kemampuan seseorang merasakan dan bertindak. Hal ini bisa terjadi pada seorang yang sudah berusia 80 tahun tapi merasa lebih muda dari orang yang di bawah umurnya.

Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 menyebutkan bahwa seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas dikategorikan sebagai lanjut usia. Sedangkan batasan usia menurut WHO adalah :1. Usia pertengahan (middle age): usia 45-59 tahun 2. Lanjut usia (elderly): antara 60 –74 tahun3. Lanjut usia tua (old): antara 75-90 tahun 4. Usia sangat tua (very old): diatas 90 tahun

B. Kesegaran Jasmani

Kesegaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melaksanakan tugas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan masih memiliki cadangan tenaga untukmenikmati waktu senggangnya dengan baik (Pudjiastuti dan Utomo, 2003). Kesegaran/kebugaran jasmani pada lansia adalah kebugaran yang berhubungan dengan kesehatan, yaitu kebugaran jantung-paru, peredaran darah, kekuatan otot, dan kelenturan sendi. Untuk memperoleh kesegaran jasmani yang baik, harus melatih semua komponen dasar kesegaran jasmani yang terdiri atas:1. Ketahanan jantung, peredaran darah dan pernafasan2. Ketahanan otot3. Kekuatan otot serta kelenturan tubuh

Page 4: Tugas Bu Prima

  C. Olahraga Pada Lansia

Olahraga bermanfaat untuk kesehatan jasmani maupun rohani. Manfaat olahraga di antaranya melancarkan sirkulasi darah, memperkuat otot, mencegah pengeroposan tulang, menurunkan tekanan darah, menurunkan kolesterol jahat, dan menaikkan kolesterol baik. Olahraga juga bermanfaat untuk membakar kalori, meningkatkan keseimbangan dan koordinasi otot, bahkan olahraga  juga dapat meningkatkan kekebalan tubuh. Sedangkan manfaat lain olahraga adalah biasanya dapat menghilangkan sembelit, membuat tidur lebih nyenyak, serta mengurangi depresi. Pada usia lanjut seseorang menderita penyakit tertentu. Ini tak berarti dia tidak boleh berolahraga. Pada beberapa penyakit, pemilihan olahraga disesuaikan dengan penyakitnya. Pada radang sendi, misalnya, olahraga yang terlalu banyak mengerakkan sendi mungkin akan menimbulkan rasa nyeri. Namun, sendi yang meradang juga tak boleh dibiarkan tak bergerak karena dapat menimbulkan sendi menjadi kaku. Salah satu pilihan yang cukup baik untuk penderita radang sendi kronik adalah berenang. Pada penyakit jantung koroner, dokter akan menganjurkan olahraga sesuai dengan keadaan pasien. Biasanya olahraga yang dianjurkan adalah olahraga bersifat aerobik. Jenis olahraga aerobik di antaranya adalah jalan kaki, bersepeda, dansa, berenang, dan golf.  

Pada penderita penyakit paru obstruktif menahun, olahraga juga bermanfaat. Pada umumnya penyakit ini berkaitan dengan kebiasaan merokok. Karena itu, merokok harus dihentikan. Olahraga pada penderita penyakit paru obstruktif menahun dapat meningkatkan kualitas hidup penderita. Pada umumnya orang lanjut usia dapat tetap berolahraga. Memang ada beberapa penyakit yang mengharuskan penderita istirahat total di tempat tidur, misalnya penyakit infark jantung akut. Secara bertahap penderita akan dilatih mobilisasi dan kemudian akan dianjurkan untuk berolahraga ringan. Pada usia lanjut dapat terjadi penurunan fungsi pendengaran, penglihatan, dan koordinasi gerak. Karena itu, dalam melaksanakan olahraga perlu dihindari terjadinya kecelakaan. Kecelakaan dapat terjadi terutama jika berolahraga di jalan umum. Jika berjalan kaki pagi hari, hendaknya jangan berjalan di jalan raya. Gunakan pakaian yang mudah terlihat. Hati-hati dengan lubang di jalan atau kendaraan yang mungkin muncul secara mendadak.

D. Pembinaan Fisik Bagi Lanjut Usia

Pembinaan fisik yang dapat dilakukan pada lanjut usia yaitu dengan melakukan pemeliharaan kesehatan sebagai berikut :

1. Pemberian gizi yang seimbang Fungsi organ tubuh lansia sudah banyak berkurang, oleh sebab itu kecukupan gizi pada usia lanjut tetap harus diupayakan untuk kelangsungan hidup yang layak, serta untuk mengurangi penyakit menua. Untuk mencukupi kebutuhan gizi pada usia lanjut, perlu diberikan makanan seimbang dengan cara :

Page 5: Tugas Bu Prima

a. Mengurangi bahan makanan yang banyak mengandung lemak terutama yang berasal dari hewanb. Batasi gula, kopi, garam dapur, dan makanan yang diawetkan c. Meminum susu tanpa lemakd. Memakan bahan makanan yang banyak mengandung zat besi seperti kacang-

kacangan, hati, daging, bayam, dan sayuran hijaue. Menggunakan bahan makanan yang segar dan banyak mengandung vitamin serta

membatasi penggunaan tablet vitamin bila tidak perlu f. Mengkonsumsi cairan dengan minum air putih minimal 2 liter (lebih kurang 6-8 gelas) per hari

2. Olahraga Olahraga adalah suatu bentuk kegiatan fisik yang dapat memberikan pengaruh baik terhadap tingkat kemampuan fisik seseorang bila dilaksanakan secara tepat, terarah dan teratur dengan penyesuaian fisik terhadap olah raga yang dilakukan seperti : a. Latihan dilaksanakan secara berjenjang b. Hindarkan pertandingan untuk prestasi c. Lansia tidak berpenyakit berat atau dilarang dokter Pemberian olahraga untuk lansia

bertujuan untuk, perbaikan otot untuk membantu tubuh agar dapat bergerak, perbaikan stamina agar secara lambat laun menaikkan kemampuan fisik atau tubuh, serta, membangun kontak psikologis lebih luas untuk menghindari perasaan terisolir.

3. Pemeliharaan Kebersihan Diri bagi lansia sangat bermanfaat untuk : a. Mengurangi kemungkinan terjadinya gangguan kulitb. Mencegah infeksi c. Menimbulkan suasana segar

4. Kebersihan Lingkungan Suasana lingkungan tempat tinggal usia lanjut perlu diupayakan agar bersih dan menyenangkan. Penurunan fungsi fisik yang terjadi pada lansia dapat menyebabkan meningkatnya resiko kecelakaan sehingga perlu peningkatan keamanan dan keselamatan pada lansia seperti : a. Anjurkan penggunaan alat bantu jika mengalami kesulitan (berjalan, melihat dan mendengar)

  b. Lantai diusahakan tidak licin, rata dan tidak basah c. Tempat tidur dan tempat duduk tidak terlalu tinggi d. Jika bepergian agar ditemani anggota keluarga yang lain e. Tidak menggunakan penerangan yang terlalu redup atau menyilaukan

5. Pemeriksaan Kesehatan Berkala Oleh karena fungsi organ-organ tubuh pada lansia sudah menurun perlu dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala seperti pemeriksaan tekanan darah, jantung, fungsi ginjal, fungsi hati/liver dan gula darah.

Page 6: Tugas Bu Prima

6. Rujukan Bila mengalami gangguan dan masalah hendaknya diatasi sedini mungkin melalui pola rujukan. Rujukan yang diperlukan oleh lansia meliputi : a. Rujukan medis: Merujuk masalah dan gangguan penyakit medis (sakit pencernaan, pernafasan, pendengaran) ke rumah sakit. b. Rujukan nun medis: Merujuk masalah atau gangguan non medis ke panti sosial, tempat pertemuan keluarga dan sebagainya.

  E. Olahraga atau Latihan Fisik yang Baik Bagi Lansia

Beberapa contoh olahraga atau latihan fisik yang dapat dilakukan oleh lansia untuk meningkatkan dan memelihara kebugaran, kesegaran, dan kelenturan fisiknya adalah sebagai berikut :

1. Pekerjaan Rumah dan Berkebun Kegiatan ini dapat meberikan suatu latihan yang dibutuhkan untuk menjaga kesegaran jasmani. Akan tetapi harus dikerjakan secara tepat agar nafas sedikit lebih cepat, denyut jantung lebih cepat, dan otot menjadi lelah. Dengan demikian tubuh kita akan mengeluarkan keringat.

2. Berjalan-jalan Berjalan-jalan sangat baik untuk meregangkan otot-otot kaki dan bila jalannya makin lama makin cepat akan bermanfaat untuk daya tahan tubuh. Jika melangkah dengan panjang dan mengayunkan lengan 10-20 kali, maka dapat melenturkan tubuh. Joging atau berlari-lari kecil bagi lansia juga sering dilakukan walaupun sebenarnya lebih baik berjalan cepat.

3. Jalan cepat Jalan cepat berguna untuk mempertahankan kesehatan dan kesegaran jasmani, latihan ini termasuk cara yang aman bagi lansia. Selain itu, biayanya murah dan menyenangkan, mudah, serta berguna apabila dilakukan dengan benar. Jalan yang cepat berguna untuk memperbaiki kemampuan pengambilan zat asam (O2) ,berarti memperbaiki fungsi jantung, paru-paru, peredaran darah, dan lain-lain. Bagi lansia yang mengidap penyakit sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter. Jalan dapat dilakukan di mana saja terutama di luar rumah.  Akan lebih baik bila dilakukan di lapangan rumput dan menggunakan sepatu olahraga yang lentur dengan alas yang tebal dan lunak, menggunakan kaos kaki, pakaian yang ringan dan tidak ketat. Hindari jalan di tempat keras terutama bagi mereka yang berat badannya berlebihan. Jalan cepat dapat dilakukan sendiri atau bersama-sama. Posisi yang dianjurkan adalah pandangan lurus ke depan, bernafas normal melalui hidung atau mulut, kepala dan badan lemas serta tegak, tangan digenggam ringan, kaki mendapat di tumit atau pertengahan telapak kaki, langkah tidak terlalu besar, serta ujung kaki mengarah ke depan. Jalan cepat dilakukan dengan frekuesi 3-5 kali seminggu, lama latihan 15-30 menit dan dilakukan tidak kurang dari 2 jam setelah makan. Apabila nafas mulai susah atau dada terasa sakit maka latihan harus dihentikan.

4. Renang Berenang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Dengan berenang seluruh tubuh bergerak, kelompok otot-otot besar akan digunakan seperti otot perut, otot lengan, pinggul, pantat dan paha. Berenang (di tempat dan kualitas air yang memenuhi syarat kesehatan dan keamanan), termasuk sebagai olahraga aerobik yang

Page 7: Tugas Bu Prima

akan membuat paru-paru sehat, sendi lebih lentur terutama di bagian leher, bahu dan pinggul, karena bagian-bagian tubuh tersebut digerakkan. Renang biasanya baik untuk orang-orang yang menderita penyakit lemah otot atau kekakuan sendi juga dapat melancarkan peredaran darah asalkan dilakukan secara teratur. Selain itu, renang juga baik untuk mereka yang kelebihan berat badan, hamil, orang lanjut usia atau mereka yang menderita arthritis. Karena, ketika berenang seluruh berat badan ditahan air (mengapung); sehingga, sendi-sendi tubuh tak terlalu berat menopang badan. Dengan renang akan terlatih menggunakan pernapasan secara efisien. Dengan renang, tubuh akan membakar sekurang-kurangnya 275 kalori/jam, setara dengan bersepeda dan jalan-cepat. Meski kalori yang terbakar tak sebanyak dengan lari atau tenis misalnya, karena renang itu menyenangkan, bisa-jadi akan dilakukan lebih lama, sehingga, kalori yang dibakar bisa lebih banyak. Jika melakukan pelatihan renang, mulailah dengan melakukan pemanasan dan peregangan terlebih dahulu, agar tubuh siap-gerak. Pemanasan akan membuat suhu tubuh dan detak jantung meningkat perlahan-lahan. Lakukan pemanasan dengan berjalan-jalan sekitar kolam renang selama 10 menit, lalu regangkan sedikitnya 15 kali hitungan setiap otot. Peregangan salah satu upaya menghindari kram. Lakukan pemanasan dan peregangan selama 5-10 menit, lalu teruskan dengan berenang selama 20-40 menit tanpa henti. Jika memulai berenang sebagai program kebugaran, lakukanlah bertahap. Jangan langsung berenang selama 30 menit tanpa jeda, misalnya. Mulailah dengan satu putaran menyeberangi kolam , lalu istirahatlah selama 30 detik. Setelah beberapa minggu, latihan bisa ditingkatkan. Sebaiknya, berganti-ganti gaya renang supaya semua otot terlatih. Kemudian akhiri dengan pendinginan, yaitu renang perlahan-lahan selama 5 menit. Berenang selama 3-5 kali seminggu serupa manfaat olahraga aerobik yang dapat membantu meningkatkan kesehatan jantung dan paru-paru.

5. Bersepeda Bersepeda baik bagi penderita artritis , karena tidak menyentuh lantai yang akan menyebabkan sakit pada sendi -sendinya. Bersepeda baik untuk meningkatkan peregangan dan daya tahan, tetapi tidak menambah kelenturan pada derajat yang lebih tinggi. Bentuk-bentuk lain yang dapat dilakukan adalah tenis meja dan tenis. Kegiatan-kegiatan ini dapat dilakukan sesuai kemampuan dan harus disertai latihan aerobik

6. Senam Manfaat melakukan senam secara teratur dan benar dalam  jangka waktu yang cukup adalah sebagai berikut :

a. Mempertahankan atau meningkatkan taraf kesegaran jasmani yang baik

b. Mengadakan koreksi terhadap kesalahan sikap dan gerak

c. Membentuk sikap dan gerak

d. Memperlambat proses degenerasi karena perubahan usia

e. Membentuk kondisi fisik (kekuatan otot, kelenturan, keseimbangan, ketahanan, keluwesan, dan kecepatan)

f. Membentuk berbagai sikap kejiwaan (membentuk keberanian, kepercayaan diri, kesiapan diri, dan kesanggupan bekerja sama

Page 8: Tugas Bu Prima

g. Memberikan rangsangan bagi syaraf-syaraf yang lemah, khususnya bagi lansia

h. Memupuk rasa tanggung jawab terhadap kesehatan diri sendiri dan masyarakat

F. Olahraga atau Aktivitas Fisik yang Tidak Baik bagi Lansia

Olahraga bertujuan untuk meningkatkan kesehatan tubuh, namun tidak semua olahraga baik dilakukan oleh lansia. Ada beberapa macam gerakan yang dianggap membahayakan saat berolahraga. Gerakan-gerakan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Sit-up dengan kaki lurus Cara-cara sit-up yang dilakukan dengan kaki lurus dan lutut dipegang dapat menyebabkan masalah pada punggung. Oleh karena itu sit-up cara klasik ini menyebabkan otot liopsoas atau fleksor pada punggung (otot yang melekat pada kolumna vertebralis dan femur) menanggung semua beban. Otot ini merupakan otot terkuat di daerah perut. Jika fleksor punggung ini digunakan, maka pinggul terangkat ke depan dan otot-otot kecil pada punggung akan berkontraksi, sehingga punggung kita akan melengkung. Jadi latihan seperti ini akan menyebabkan pemendekan otot punggung bagian bawah dan paha. Akhirnya akan menyebabkan pinggul terangkat ke atas secara permanen dan lengkung lordosis menjadi lebih banyak, sehingga menimbulkan masalah pada pinggang. Tetapi bila kita membengkokkan lutut pada waktu latihan sit-up, otot-otot fleksor panggung tidak bergerak. Dengan cara demikian, semua badan bertumpu pada otot perut dan kecil kemungkinan terjadinya trauma pada pinggang bagian bawah.

2. Meraih ibu jari kaki Latihan-latihan ini selain tidak dapat mencapai tujuan , yaitu mengecilkan perut , juga kurang baik karena dapat menyebabkan cidera. Gerakan ini akan menyebabkan lutut menjadi hiperekstensi. Sebagai konsekusensinya, tekanan yang cukup berat akan menimpa vertebra lumbalis yang akhirnya menyebabkan keluhan-keluhan pada punggung bagian bawah. Terkadang hal ini dapat menyebabkan gangguan pada diskus intervertrebalis.

3. Mengangkat kaki Mengangkat kaki pada posisi tidur terlentang sampai kaki terangkat ± 15 cm dari lantai, kemudian ditahan beberapa saaat selama mungkin. Latihan ini tidak baik, karena dapat menyebabakan rasa sakit pada punggung bagian bawah (low back pain) dan menyebabkan terjadinya lordosis yang dapat menyebabkan gangguan pada punggung. Bahaya yang ditimbulkan ialah otot-otot perut tidak cukup kuat untuk menahan kaki setinggi 15 cm dari lantai dalam waktu yang cukup lama dan kaki tidak dapat menahan punggung bagian bawah. Akibatnya terjadi rotasi pelvis ke depan. Rotasi ini menyebabkan gangguan dari punggung bagian bawah.

4. Melengkungkan punggung Gerakan hiperekstensi ini banyak dilakukan dengan tujuan merenggangkan otot perut agar otot perut menjadi lebih kuat. Hal ini kurang benar, karena dengan melengkungkan punggung tidak akan menguatkan otot perut, melainkan

Page 9: Tugas Bu Prima

melemahkan persendian tulang punggung. G. Intensitas Latihan Intensitas latihan yang telah kita lakukan dapat dipantau melalui perhitungan denyut nadi dengan cara meraba pergelangan tangan menggunakan tiga jari tengah tangan yang lain. Untuk mengetahui intensitas latihan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Umur Zona latihan (denyut nadi per menit)55 tahun 115-14056 tahun 115-13957 tahun 114-13858 tahun 113-13859 tahun 113-13760 tahun 112-136

Contohnya, untuk lansia yang berusia 55 tahun harus meakukan latihan sehingga denyut nadinya mencapai lebih dari 115/menit dan tidak melampaui 140/menit. Apabila waktu melakukan latihan denyut nadi tidak mencapai 115 denyut per menit, maka latihan kurang bermanfaat untuk memperbaiki kesegaran jasmani. Akan tetapi, bila melampaui 140 denyut per menit, maka latihan dapat membahayakan kesehatan. 1. Lamanya Latihan Latihan akan bermanfaat untuk meningkatkan kesegaran  jasmani jika dilaksanakan dalam zona latihan paling sedikit 15 menit. 2. Frekuensi Latihan Untuk memperbaiki dan mempertahankan kesegaran jasmani, maka latihan harus dilakukan paling sedikit tiga hari atau sebanyak - banyaknya lima hari dalam satu minggu. Misalnya hari senin, rabu, dan jumat. Jadwal bergantung waktu kita. Bila latihan diluar gedung sebaiknya pagi hari sebelum pukul 10.00 atau sore hari setelah pukul 15.00.

H. Manfaat Aktivitas Fisik Bagi Lansia

Manfaat yang dapat diperoleh bagi seorang yang berusia lanjut dengan melakukan aktivitas fisik atau olahraga adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan kekuatan otot jantung , memperkecil resiko serangan jantung2. Melancarkan sirkulasi darah dalam tubuh sehingga menurunkan tekanan darah dan menghindari penyakit tekanan darah tinggi.3. Menurunkan kadar lemak dalam tubuh sehingga membantu mengurangi berat badan yang berlebih dan terhindar dari obesitas. 4. Menguatkan otot-otot tubuh sehingga otot tubuh menjadi lentur dan terhindar dari penyakit rematik. 5. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh sehingga terhindar dari penyakit- penyakit yang menyerang kaum lansia. 6. Mengurangi stres dan ketegangan pikiran.

Page 10: Tugas Bu Prima

7. Latihan atau olahraga dengan intensitas sedang dapat memberikan keuntungan bagi para lansia melalui berbagai hal , antara lain status kardiovaskuler, risiko fraktur, abilitas fungsional dan proses mental. 8. Latihan menahan beban (weight bearing exercise) yang intensif misalnya berjalan, adalah yang paling aman, murah dan paling mudah serta sangat bermanfaat bagi sebagian besar lansia.

I. Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Melakukan Latihan Fisik

Dalam melakukan aktivitas latihan fisik, ada beberapa hal yang sering luput dari pandangan kita. Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan saat melakukan latihan fisik :

1. Komponen-komponen kesegaran jasmani yang dilatih meliputi ketahanan kardiopulmonal, kelenturan, kekuatan otot, komposisi tubuh, keseimbangan dan kelincahan gerak. 2. Selalu memerhatikan keselamatan / menghindari cedera. 3. Latihan dilakukan secara teratur dan tidak terlalu berat sesuai dengan kemampuan. 4. Latihan dalam bentuk permainan ringan sangat dianjurkan. 5. Latihan dilakukan dengan dosis berjenjang atau dosis dinaikkan sedikit demi sedikit. 6. Hindari kompetisi dalam bentuk apapun. Bagi mereka yang berusia lebih dari 60 tahun, perlu melaksanakan olahraga secara rutin untuk mempertahankan kebugaran jasmani dan memelihara serta mempertahankan kesehatan di hari tua. Salah satu komponen kebugaran jasmani yang dapat dilatih adalah kelenturan ( flexibility ) yang merupakan kemampuan untuk menggerakkan otot dan sendi pada seluruh daerah pergerakannya. Kurang gerak dapat menimbulkan kelesuan dan menurunkan kualitas fisik yang berdampak seseorang akan lebih sering / mudah terserang penyakit. Untuk itu latihan fisik secara teratur perlu dilaksanakan.

Page 11: Tugas Bu Prima

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pembahasan kesehatan dan kebugaran fisik pada lansia maka dapat disimpulkan bahwa lansia juga harus dan mampu menjaga kesehatan dan kebugaran fisik mereka semdiri. Mereka dapat melakukan semua itu dengan cara berolahraga setiap hari atau melakukan aktivitas sehari – hari yang tidak berat untuk ketahanan dan kekuatan otot, mengikuti pembinaan fisik guna mengetahui informasi tentang pemberian gizi terhadap tubuhnya.