tugas bpk maiyulis

28
MANAJEMEN KEPERAWATAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT DIRUANG ICCU RS.JITRA BAYANGKARA BENGKULU Disusun oleh: Kelompok III 1. Wuri budi astuty 2. Andy putra wijaya 3. Riki sambora 4. Riska wetdia sari 5. Fitri marlofa 6. Oktavia manda sari DosenPembimbing Ns, Maiyulis abdurrohim, S. Kep, MPH

Upload: muhammad-hasnul-fahmy

Post on 31-Dec-2015

99 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: tugas bpk maiyulis

MANAJEMEN KEPERAWATANPERHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT DIRUANG ICCU

RS.JITRA BAYANGKARA BENGKULU

Disusun oleh:Kelompok III

1. Wuri budi astuty2. Andy putra wijaya3. Riki sambora4. Riska wetdia sari5. Fitri marlofa6. Oktavia manda sari

DosenPembimbing

Ns, Maiyulis abdurrohim, S. Kep, MPH

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU2014

Page 2: tugas bpk maiyulis

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “perhitungan

kebutuhan tenaga perawat diruang iccu” ini dengan sebaik-baiknya. Makalah ini disusun

guna memenuhi tugas seminar mata kuliah Manajemen keperawatan’’

Makalah ini terselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Maiyulis abdurrohim, S.Kep, Ns selaku dosen mata kuliah Manajemen keperawatan

yang memberikan motivasi, bimbingan, serta arahan.

2. Teman-teman yang telah membantu penyusunan makalah ini.

3. Kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini.

Akhirnya, penulis meminta maaf apa bila dalam penulisan dan penyusunan makalah ini

jauh dari kesempurnaan. Semoga semua pihak yang turut membantu penulis selama penulisan

dan penyusunan makalah ini dapat pahala yang setimpal dari Allah SWT atas segala amal dan

perbuatannya.

Penulis menyadari bahwa penulisan dan penyusunan makalah ini pasti masih memiliki

banyak sekali kekurangan, oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan masukan

dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bengkulu, Januari 2014

Kelompok 3

Page 3: tugas bpk maiyulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................................... 1

B. Tujuan Masalah....................................................................................................... 2

C. Rumusan masalah.................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Hakekat ketenaga kerjaan........................................................................................ 3

B. Perhitungan tenaga perawat..................................................................................... 12

BAB III TINJAUAN KASUS

A. Skenario Kasus........................................................................................................ 14

B. Pembanding teori dengan kasus.............................................................................. 14

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................................................................. 25

B. Saran ....................................................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: tugas bpk maiyulis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Ketenagaan merupakan salah satu sumber daya yang diperlukan dalam sistem

kesehatan suatu negara untuk meningkatkan kesehatan hidup masyarakat. Ketenagaan

membutuhkan masa persiapan yang terpanjang dibandingkan dengan sumber daya yang

lain dan tergantung yang menyalurkan mobilisasi atau usaha-usaha untuk pemerataan

pelayanan.

Dalam merencanakan kebutuhan tenaga kesehatan, Departemen Kesehatan

Republik Indonesia telah menyusun modul dasar susunan personalia (DSP) yang memuat

tentang metode perhitungan tenaga kesehatan yaitu estimasi beban kerja. Dalam metode

ini tiap-tiap pegawai dapat dihitung beban kerjanya berdasarkan tugas dan fungsinya.

Efektifitas dan efisiensi ketenagakerjaan merupakan salah satu indicator

keberhasilan rumah sakit bila didukung oleh ketersediaan jumlah sumberdaya manusia

yang cukup dengan kualitas yang tinggi professional sesuai dengan fungsi dan tugas

setiap pegawai. Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan

kesehatan dirumah sakit, begitu pentingnya pelayanan dirumah sakit, bahkan Huber (cit.

Nurdjanah, 1999)melaporkan bahwa 70% tenaga kesehatan dirumah sakit adalah

perawat.Sedang Gillies (1994) memperkirakan bahwa sekitar 75% tenaga keperawatan

dirumah sakit adalah perawat, dan 60-70% dari total anggaran digunakan untuk menggaji

perawat.Kualitas asuhan keperawatan dapat dapat mencapai hasil ayng optimal apabila

beban kerja dan sumber daya perawat yang ada memiliki proporsi yang seimbang.

Berdasarkan penelitian WHO (1997),beberapa Negara di Asia Tenggara termasuk

Indonesia ditemikan     fakta bahwa perawat yang bekerja dirumah sakit menjalani

peningkatan beban kerja dan masih mengalami kekurangan perawat. Hal ini disebabkan

karena peran perawat belum didefinisikan dengan baik, dan perawt yang lain masih

banyak yang tidak mementingkan absensi. Dengan tanpa dipungkiri lagi bahwa perawat

merupakan kelompok terbesar di era rumah sakit sehingga baik buruknya pelayanan

rumahsakit adlh merupakan citra dari kelompok perawat sebagai jasa pemberian

pelayanan keperawatan.

Efektifitas dan efisiensi ketenagaan dalam keperawatan juga sangat ditunjang oleh

pemberian asuhan keperawatan yang tepat dan kompetensi perawat yang memadai. Oleh

karena itu, perlu kiranya dilakukan perencanaan yang strategis dan sistematis dalam

Page 5: tugas bpk maiyulis

memenuhi kebutuhan tenaga keperawatan. Dan perencanaan yang baik

mempertimbangkan : klasifikasi klien berdasarkan tingkat ketergantungan, metode

pemberian asuhan keperawatan, jumlah dan kategori tenaga keperawatan serta

perhitungan jumlah tenaga keperawatan. Untuk itu diperlukan kontribusi dari manager

keperawatan dalam menganalisis dan merencanakan kebutuhan tenaga keperawatan di

suatu unit rumah sakit. (Windy Rakhmawati, S.Kp, M.Kep).

ICU (Intensive Care Unit ) Merupakan ruang perawatan intensif dengan peralatan

khusus dan staf khusus untuk menanggulangi pasien gawat karena penyakit, trauma atau

komplikasi lain.Sedangkan ICCU (Intensive Coronary Care Unit) Merupakan unit

perawatan intensif untuk penyakit jantung, terutama penyakit jantung koroner, serangan

jantung, gangguan irama jantung yang berat, gagal jantung.

Secara umum, Manajemen itu memiliki ciri-ciri : adanya tujuan yang ingin

dicapai, adanya sumber daya, upaya penggerakan sumber daya, adanya orang yang

menggerakan sumber daya (manajer), adanya proses perencanaan - pengorganisasian -

penggerakan pelaksanaan - pengarahan dan pengendalian.

Begitu pun manajemen yang ada di rumah sakit terutama di ruang ICU dan

ICCU, kita sebagai seorang perawat juga harus betul-betul memahami seperti apa tugas-

tugas dan tanggung jawab masing-masing pelaksana kesehatan, mengetahui seperti apa

layaknya ruang ICU dan ICCU.

B. Tujuan penulisan

Dari fakta di atas menunjukan bahwa ketenagakerjaan merupakan indicator

penting untuk keberhasialn suatu rumah sakit melakukan pelayanan pada msyarakat. Dari

factor tersebut maka diambil rumusan masalah “Perhitungan Ketenaga kerjaan Yang

Efektif Dan Efisien diruang iccu.”

C. Rumusan masalah1. Tujuan Umum

Tujuan umumnya adalah agar mengetahui perhitungan ketenagakerjaan yang efektif dan efisien diruang iccu.

2. Tujuan Khusus a. Mengetahui tentang perhitungan tenaga perawatan yang ada di rumah sakit.b. Mengetahui metode perhitungan dalam keperawatanc. Dengan adanya pre planning ini diharapkan agar menambah pengetahuan

tentang pembagian tenaga perawat di sebuah unit di rumah sakit secara efektif dan efisien.

Page 6: tugas bpk maiyulis

D. Manfaat penulisanAdapun manfaat yang ingin kami capai dalam penulisan makalah ini adalah

untuk memberikan informasi kepada para pembaca mengenai seperti apa perhitungan jumlah tenaga perawatan di ruang intensive care unit (ICU) dan Intensive Coronary Care Unit (ICCU).

E. Sistematika penulisanDalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode studi kepustakaan

yang menggambarkan tentang perhitungan jumlah tenaga perawatan di ruang intensive care unit (ICU) dan Intensive Coronary Care Unit (ICCU).

Page 7: tugas bpk maiyulis

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Hakekat ketenaga kerjaan

Ketenagaan adalah kengaturan proses mobilisasi potensi dan pengembangan sumber daya manusia dalam memenuhi tuntutan tugas untuk mencapai tujuan individu,organisasi maupun masyarakat dimana ia berkarya.

Keputusan yang diambil tentang ketenagaan sangat dipengaruhi oleh falsafah yang dianut oleh pimpinan keperawatan tentang pendayagunaan tenaga. Bagaimanakah pandangannya tentang system profesionalisme tenaga keperawatan. Dari sudut pandang dasar tersebut akan terbentuk pola perencanaan dan pemenuhan ketenagaan yang sesuai dengan gambaran pimpinan.

1. Rekrutmen tenaga dan seleksi :Menerima pegawai adalah tugas yang sulit dan dapat menyebabakan

kecemasan tetapi juga merupakan kesempatan penting untuk mengadakan perubahan dan pengembangan tenaga. Proses rekrutmen tenaga memerlukan koordinasi antara bagian pelayanan keperawatan. Biasanya bagian personalia merencanakan pengadaan tenaga sesuai dengan permintaan yang diajukan bagian pelayanan keperawatan.

Langkah pertama pada rekrutmen adalah menstimulasi calon untuk mengisi posisi yang dibutuhkan.hal ini tidak sederhana karena tidak hanya segi kualifikasi tetapi juga kualitas individu harus sesuai dengan pekerjaan dan tujuan organisasi. Usaha rekrutmen tenaga jangan tergesa-gesa karena dapat mengakibatkan seleksi yang tidak memuaskan. Akibatnya tenaga yang diterima tidak sesuai dengan yang diinginkan.

Beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh calon tenaga agar dapat diseleksi dengan cermat sebagai berikut: a. Data biografi

Berisikan biodata, latar belakang pendidikan umum dan keperawatan, riwayat dan pengalaman bekerja dan data lain bila ada. Bilamana diperlukan nilai akademik dan kepribadian selama pendidikan dapat ditinjau sebagai bahan pertimbanagn penerimaan.

b. Surat rekondasi / referensi dari instansi terdahulu dimana calon bekerja sebelumnya. Bagaimana prestasi, track record, dan prestasi tugas keperawatan yang pernah dilakukan selama ini.

c. WawancaraWawancara dilakukan untuk memperoleh informasi dan menentukan bila calon memenuhi persyaratan untuk posisi tertentu. Dalam wawancara dapat juga diperoleh informasi tentang standar gaji yang diinginkan, motivasi dan

Page 8: tugas bpk maiyulis

latarbelakang personal yang dapat mendukung atau menghambat tugas keperawatan.

d. Phycho-test : Dilakukan untuk mengetahui bakat, sikap, minat dan motivasi sebagai perawat serta mengetahui karakter calon tenaga keperawatan sesuai dengan rencana penempatannya nanti.

Guna mengoptimalkan tenaga keperawatan yang akan diterima bekerja, beberapa hal berikut ini perlu diperhatikan agar pelaksanaan tugas keperawatan dapat dilakukan dengan maksimal.

1) Hambatan dalam ketenagaana) Kemangkiran / absen

Merupakan kehilangan waktu yang berakibat kerugian secara kualitas dan ekonomi bagi instansi. Berikut ini adalah perhitungan absensi tenaga.

Prosentase absen : Jumlah hari kerja yang hialng x 100% Jumlah khari kerja efektif

Hari kerja setahun : 365 hariHari libur setahun : 52 hariCuti tahunan : 12 hariHari kerja efektif setahun = 365 – ( 52+12 ) = 301 hari

Jika seorang perawat mangkir sebanyak 3 hari dalam setahun maka prosentase absennya adalah : 3 x 100% = 0,99% 301

Kualitas pelayanan keperawatan tidak hanya tergantung dari personal keperawatan secara sendiri-sendiri. Hal ini mengigat bahwa keperawatan adalah pelayanan yang diberikan secara tim dan kolaborasi. Semakin rendah angka kemangkiran personil keperawatan disebuah ruang perawatan diharapkan kualitas pelayanan ruang perawatan tersebut semakin baik. Untuk menghitung kemangkiran staf perawatan dalam sebuah ruang perawatan digunakan rumus sebagai berikut :

Rata-rata frekuensi absen setahun

Total hari absen x 100%

Jumlah karyawan setahun

Jika para perawat diruang bedah pria sebanyak 25 orang mangkir bekerja selama setahun sebanyak 45 hari, maka rata-rata frekuensi absen pertahun ruang perawatan tersebut :

Page 9: tugas bpk maiyulis

45 x 100% =15%

25 orang x 12 bulan

sebagai manajer keperawatan, factor kemangkiran perawat tersebut harus menjadi perhatian. Berikut ini adalah beberapa factor penyebab kemangkiran kerja :

factor absensi :

Tempat tinggal jauhDalam proses penerimaan perawat sering ditanyakan tentang alamat tempat tinggal untuk mengantisipasinya adanya resiko kemangkiran bila tempat tinggal perawat jauh. Beberapa instansi mengantisipasinya dengan menyediakan asrama bagi perawat yang belum berumah tangga. Sedangkan bagi yang telah berumah tangga dengan memfasilitasi kepemilikan rumah dibeberapa komplek perumahan terdekat. Bagi perawat yang telah memiliki tempat tinggal yang jauh pihak manajer mengusahakan kendaraan antar jemput.

Kelompok karyawan yang banyakBila perencanaan tenaga tidak dilakukan dengan baik, maka penumpukan perawat yang bertugas di sebuah ruang perawatan akan terjadi. Hal ini akan menyebabkan beban tugas menjadi sedikit dan perawat bermalas malasan dan enggan bekerja yang pada akhirnya magkir kerja.

SakitPada proses rekrutmen harus dilakukan uji kesehatan ( general checkup ) sehingga akan terseleksi perawat yang sehat yang dapat mengemban tugas dengan baik secara jasmani dan rohani. Bilamana tidak dilakukan, maka resiko kemangkiran akan tinggi apalagi mengingat bahwa pekerjaan keperawatan cukup berat dan memiliki shift bekerja tidak hanya pagi tetapi juga sore dan malam hari.

Cara mengurangi absen :

sistem pencatatanpencatatan absen yang baik dilakukan pada saat datang dan pada saat pulang. Perangkat atau sistem yang digunakan sebaiknya yang termodern seperti absen sidik jari sehingga sulit untuk melakukan kecurangan seperti datang terlambat atau pulang lebih awal. Oleh karena itu sistem pencatatan absen meliputi : jam datang dan jam pulang.

kunjungan rumahabsen atau kemangkiran yang terlalu sering harus diklarifikasi oleh manajer dengan melakukan kunjungan kerumah peawat. Sering dijumpai ternyata perawat mangkir bukan karena sakit atau izin karena ada kepentingan tetapi perawat mempunyai pekerjaan lain. Demikian manajer akan mengetahui dengan jelas sebab musabab perawat mangkir bekerja dan dapat segera mengambil tindakan.

kesejahteraan karyawankesejahteraan perawat khususnya finansial dapat menyebabkan perawat sering mangkir bekerja karena perawat harus mencari tambahan penghasilan diluar

Page 10: tugas bpk maiyulis

tugasnya. Oleh karena itu kesejahteran finansial sangat penting untuk diperhatikan oleh seorang manajer.

meningkatkan kondisi tempat kerjakondisi tempat kerja yang kurang mendukung menyebabkan perawat enggan bekerja, padahal disisi lain perawat dituntut untuk bekerja secara profesional. Akibatnya perawat dalam menjalankan tugasnya menjadi ambivalen yang dapat menyebabkan kemangkiran kerja.

suasana kerjaDukungan terhadap perawat yang bertugas dari seorang manajer sebagai pimpinan serta kerja sama antara para perawat harus dibangun, sehingga suasana kerja akan kondusif dan perawat akan bekerja dengan nyaman dan aman. Lebih jauh dapat dipelajari dalam bab 4 yang membahas tentang iklim kerja.

sistem penghargaan

b) Keluar masuknya tenaga ( Turn-Over )c) Kejenuhan ( Burn-Out )

2) Pengembangan staf

B. Perhitungan tenaga perawat

C. ICU / ICCUa. Pengertian

ICU/ICCU adalah pelayanan rumah sakit yang memberikan asuhan keperawatansecara terkonsentrasi dan lengkap. Unit ini memiliki tenaga perawat yang terlatih khusus dan berisi peralatan yang memantau dan dukungan khusus untuk pasien yang membutuhkan perawatan dan observasi intensive dan komprehensif pada pasien dengan gangguankardiovaskular yang tidak di operasi dan masih berada dalam kondisi kritis sehingga memerlukan pemantauan hemodinamik yang sangat ketat. Perawatan intensif biasanya hanya disediakan untuk pasien-pasien dengan kondisi kritis yang memiliki peluang baik untuk bertahan hidup.

Ruang lingkup pelayanan ICU/ICCU meliputi pemberian dukungan fungsiorgan-organ vital seperti pernafasan, kardiosirkulasi, susunan saraf pusat, renal baik pada pasien dewasa, anak, dan pasien paska bedah (Depkes RI, 2003). ICU menyediakan kemampuan dan sarana, prasarana, serta peralatan khusus untuk menunjang fungsi-fungsi vital dengan menggunakan ketrampilan staf medik, perawat, danstaf lain yang berpengalaman dalam pengelolaan keadaan-keadaan tersebut.

Page 11: tugas bpk maiyulis

Fungsi utamaICU/ICCU adalah untuk pasien kritis yang membutuhkan perhatian medis dan alat-alatkhusus, sehingga memudahkan pengamatan dan perawatan oleh perawat yang sudah terlatih(WHO, 1992).

b. Tujuan pelayanan ICU / ICCUAdapun tujuan pelayanan yang dilakukan di ruang intensive care unit (ICU) dan Intensive Coronary Care Unit (ICCU) antara lain sebagai berikut :1. Melakukan tindakan untuk mencegah terjadinya kematian atau cacat.2. Mencegah terjadinya penyulit3. Menerima rujukan dari level yang lebih rendah & melakukan rujukan ke level

yang lebih tinggi4. Mengoptimalkan kemampuan fungsi organ tubuh pasien5. Mengurangi angka kematian pasien kritis dan mempercepat proses

penyembuhan pasien.

c. Jenis – jenis ICU / ICCUMenurut fungsinya intensive care unit (ICU) dan Intensive Coronary Care Unit (ICCU) dibagi menjadi beberapa unsur yaitu : 1. ICU Khusus

Dimana pasien dirawat dengan parah dan akut dari satu jenis penyakit. Adapun contohnya yaitu : a. ICCU (Intensive Coronary Care Unit) yaitu ruang untuk pasien yang

dirawat dengan gangguan pembuluh darah Coroner.b. Respiratory Unit yaitu ruang untuk pasien yang dirawat dengan mengalami

gangguan pernafasan.c. Renal Unit yaitu ruang untuk pasien yag dirawat dengan gangguan gagal

ginjal.2. ICU Umum

Dimana pasien dirawat dengan sakit payah akut di semua bagian RS. Menurut umur, ICU anak & neonatus dipisahkan dengan ICU dewasa.

d. Syarat-syarat ruang ICU / ICCU1. Letaknya di sentral RS dan dekat dengan kamar bedah serta kamar pulih sadar

( Recovery Room)2. Suhu ruangan diusahakan 22-25 oC, nyaman , energi tidak banyak keluar.3. Ruangan tertutup & tidak terkontaminasi dari luar. 4. Merupakan ruangan aseptic & ruangan antiseptic dengan dibatasi kaca- kaca.5. Kapasitas tempat tidur dilengkapi alat-alat khusus.6. Tempat tidur harus yang beroda dan dapat diubah dengan segala posisi. 7. Petugas maupun pengunjung memakai pakaian khusus bila memasuki ruangan

isolasi. 8. Tempat dokter & perawat harus sedemikian rupa sehingga mudah untuk

mengobservasi pasien

Page 12: tugas bpk maiyulis

e. Pasien dalam keadaan bagaimana yang masuk ICU/ICCU ?ICU mampu menggabungkan tekhnologi tinggi dan keahlian khusus dalam

bidang kedokteran dan keperawatan gawat darurat. Pelayanan ICU diperuntukkan dan ditentukan oleh kebutuhan pasien dengan sakit kritis. Tujuan dari pelayanan ICU adalah memberikan pelayanan medik teritrasi dan berkelanjutan serta mencegah fragmentasi pengelolaan pasien-pasien kritis meliputi :1. Pasien yang secara fisiologis tidak stabil memerlukan dokter, perawat,

professional lain yang terkait secara koordinasi dan berkelanjutan. Serta memelukan perhatian yang teliti agar dapat dilakukan pengawasan ketat dan terus menerus serta terapi titrasi.

2. Pasien-pasien dalam bahaya mengalami dekompensasi fisiologis sehingga memerlukan pemantauan ketat dan terus menerus serta dilakukan intervensi segera untuk mencegah timbulnya penyulit yang merugikan

f. Kriteria Pasien Masuk ICU/ICCU1. ICU memberikan pelayanan antara lain pemantauan yang canggih dan terapi

yang intensifa. Pasien prioritas satu.

Kelompok ini merupakan pasien sakit kritis tidak stabil yang memerlukan terapi intensifdan tertitrasi, contoh :1. Pasien paska bedah cardiotorasik2. Pasien sepsis berat3. Pasien dengan gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit yang

mengancam nyawa yang mana terapi pada priorotas 1 ini tidak memiliki batasan

b. Pasien priorotas duaPasien memerlukan pelayanan pemantauan canggih di ICU sebab sangat beresiko bila tidak mendapatkan terapi intensif segera, contoh :1. Pasien gagal jantung dan paru2. Pasien gagal ginjal akut3. Pasien paska pembedahan mayor

c. Pasien Prioritas TigaPasien golongan ini adalah psien sakit kritis yang tidak stabil status kesehatannya, penyakit yang mendasarinya atau penyakit akutnya secara sendirian maupun kombinasi. Adapun kemungkinan sembuh atau manfaat terapi di ICU pada golongan ini sangat kecil. Contoh ; 1. Pasien dengan keganasan metastatik dengan penyulit infeksi2. Pasien pericardial tamponady3. Pasien dengan sumbatan jalan napas4. Pasien dengan penyakit jantung stadium terminal

d. PengecualianDengan pertimbangan luar biasa dan atas persetujuan kepala ICU indikasi masuk pada beberapa pasien bisa dikecualikan dengan catatan bahwa pasien-pasien golongan demikian sewatu-waktu harus bisa dikeluarkan

Page 13: tugas bpk maiyulis

dari ICU agar fasilitas ICU yang terbatas tersebut dapat digunakan untuk pasien-pasien dengan prioritas 1,2,3, contoh:1. Pasien yang memenuhi kriteria masuk tetapi menolak terapi tunjangan

hidup yang agresif dan hanya demi “ perawatan yang aman saja”.2. Pasien dengan keadaan vegetatif permanen.3. Pasien yang telah dipastikan mati batang otak.

g. Kriteria Pasien Keluar ICU/ICCUPasien-pasien diprioritaskan keluar dari ICU dalam keadaan yang sudah stabil

berdasarkan pertimbangan media oleh tim medis ICU. Adapun indikasi keluar ICU/ICCU antara lain sebagai berikut :1. Penyakit atau keadaan pasien telah membaik dan cukup stabil. 2. Terapi dan perawatan intensif tidak memberi hasil pada pasien. 3. Dan pada saat itu pasien tidak menggunakan ventilator. 4. Pasien mengalami mati batang otak. 5. Pasien mengalami stadium akhir (ARDS stadium akhir) 6. Pasien/keluarga menolak dirawat lebih lanjut di ICU (pulang paksa)7. Pasien/keluarga memerlukan terapi yang lebih gawat mau masuk ICU dan

tempat penuh.

Page 14: tugas bpk maiyulis

BAB III

KASUS PERHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT DIRUANG ICCU

A. Klasifikasi pelayanan ICU/ICCU Di Rumah SakitRumah Sakit Bhayangkara Polda Bengkulu termasuk dalam pelayanan

ICU/ICCU sekunder (pada Rumah Sakit kelas B).

Keterangan ICU/ICCU :

1. Kepala ICU : dokter intensivis full timer yang telah mendalami pelayanan ICU2. Tim Medis : dokter spesialis (yang dapat memberikan pelayanan setiap

diperlukan), dokter jaga 24 jam dengan kemapuan ACLS dan FCCS3. Perawat : 75 % dari jumlah seluruh perawat ICU merupakan perawat terlatih dan

bersertifikasi ICU.4. Tenaga Non Kesehatan : tenaga administrasi, tenaga kebersihan dan pekarya.

B. Fasilitas Peralatan ICU/ICCU1. Ventilasi mekanik, jumlah : 6 buah2. Alat hisap (suction), jumlah : 15 buah (sentral suction)3. Alat Ventilasi manual penunjang jalan napas:

dewasa : 3 buahanak : 1 buah

4. Peralatan monitor non invasif yang meliputi :a. tekanan darahb. EKGc. Suhud. Saturasi Oksigene. Respirasi, jumlah : 15 buah (bed side monitor)

5. Defibrator , jumlah : 1 buah6. Pompa infuse, jumlah : 18 buah7. Pompa syrrnge, jumlah : 11 buah8. Rontgen foto portable, jumlah : 1 buah9. Light phototerapy, jumlah : 1 buah10. Incubator bayi, jumlah : 1 buah11. Jumlah Bed : 15 bed, terdiri dari :

: 12 bed pasien dewasa

: 3 bed untuk bayi / anak-anak

12. Ruang Isolasi di ICU : 1 RuangKelas A : Ruangan berpartisi (6 ruang)Kelas B : Ruangan tanpa partisi (6 ruang)

Page 15: tugas bpk maiyulis

Kelas A & B tidak ada perbedaan untuk ruang PICU & NICU (ICU untuk bayi baru lahir & anak-anak).

Untuk staf keperawatan dalam ruang ICU terdiri atas :

a. Kepala PerawatKepala perawat ICU adalah Perawat anestesi (D III atau sederajat) atau

perawat yang telah mendapat pelatihan dan pendidikan di bidang perawatan atau terapi intensif sekurang-kurangnya 6 bulan atau perawat yang telah membantu pelayanan di ICU minimal 1 tahun. Dalam menjalankan tugasnya kepala perawat dibantu oleh seorang wakil kepala perawat yang sewaktu-waktu bisa menggantikannya.

Kepala perawat harus mampu menjaga kelangsungan pendidikan bagi staf perawat. Kepala perawat dan wakilnya sebaiknya tidak dilibatkan dalam aktivitas keperawatan rutin.

b. Staf PerawatPerawat ruang intensif adalah perawat yang telah mendapat pelatihan dan

pendidikan di bidang perawatan atau terapi intensif sekurang-kurangnya 6 bulan atau perawat yang telah bekerja pada pelayanan di ICU minimal 1 tahun. Setiap perawat yang bertugas di ICU harus memiliki kualifikasi tertentu, memahami fungsi ICU ,tata kerja dan peralatan yang digunakan untuk menjaga mutu pelayanan, mencegah timbulnya penyulit dan mencegah kerusakan pada alat-alat canggih/mahal.

Jumlah perawat yang dibutuhkan adalah (rasio jumlah perawat terhadap pasien) adalah Ideal = 1:1 , Optimal = 1:2, Minimal = 1:3.

Pelayanan perawatan dilaksanakan 24 jam terus-menerus dan pengaturan tenaganya dibagi dalam 3 shift jaga. Pada setiap shift ditunjuk perawat penanggungjawab dan dilakukan serah terima pasien. Untuk setiap penderita sebaiknya ditunjuk seorang perawat yang bertanggungjawab mengenai perawatan, penyediaan alat-alat medik dan obat-obatan. Perawat yang sedang menjalani pelatihan bidang perawatan intensif dan keperawatan gawat darurat harus dilatih dan di bawah pengawasan staf perawat terlatih. Mereka tidak dapat penuh menggantikan staf perawat reguler.

c. Ahli FisioterapiUntuk setiap 12 tempat tidur harus tersedia seorang ahli fisioterapi yang bekerja 7 hari dalam seminggu.

d. Ahli RadiologiAhli radiologi sebaiknya dapat dihubungi setiap waktu dalam 24 jam. Interpretasi hasil pemeriksaan oleh radiolog harus tersedia setiap waktu.

e. Ahli Gizi

Page 16: tugas bpk maiyulis

Harus dapat dihubungi setiap waktu selama jam kerja normal.

f. Tenaga analis obat.

g. ICU sebaiknya mempunyai seorang analis yang tugasnya memeriksa pengadaan obat.

h. Ahli TeknikPerawatan kalibrasi dan perbaikan peralatan teknis di bagian ini perlu ditangani dengan cermat.oleh seorang ahli tehnik, yang tersedia 24 jam.

i. Tenaga AdministrasiUntuk setiap 6 tempat tidur sebaiknya disediakan seorang tenaga administrasi yang mengurusi administrasi pasien, dokumen medis, laboratorium dan lain-lain.

j. Tenaga KebersihanDi ICU sebaiknya tersedia grup bagian kebersihan yang khusus. Mereka perlu mengetahui protokol pencegahan infeksi dan bahaya dari peralatan medis

Pelayanan ICU harus memiliki kemampuan minimal sebagai berikut :

1. Resusitasi jantung paru 2. Pengelolaan jalan nafas termasuk intubasi trakeal dan penggunaan ventilator

sederhana 3. Terapi oksigenasi 4. Pemamtauan EKG ,pulse oximetri terus menerus 5. Pemberian nutrisi enteral dan panenteral6. Pelaksanaan terapi secara titrasi 7. Kemampuan melaksanakan teknik khusus sesuai kondisi pasien 8. Memberikan tunjangan fungsi vital dengan alat –alat portabel selama

transportasi pasien gawat 9. Kemampuan melakukan fisioterapi dada

C. Sarana dan prasarana1. Lokasi

Dianjurkan satu komplek dengan kamar bedah dan kamar pulih sadar dan berdekatan atau mempunyai akses yang mudah ke unit gawat darurat,laboratorium dan radiologi.

2. DesainStandart ICU yang memadai ditentukan desain yang baik dan pengaturan ruang yang adekuat. Adapun bangunan ICU Sebaiknya terisolasi dan mempunyai standart tertentu terhadap Bahaya Api, Ventilasi, AC, Pipa air, Komunikasi, Bakteorologis, Exhausts fan, Kabel monitor, dan Lantai mudah dibersihkan ,keras dan rata.

3. Area pasiena. Unit terbuka 12-16 M2/pertempat tidur

Page 17: tugas bpk maiyulis

b. Unit tertutup 16 – 20 m2 pertempat tidurc. Jarak antara TT : 2 md. Unit terbuka mempunyai 1 tempat cuci tangan, setiap 2 TTe. Unit tertutup 1 ruangan terdiri 1 tempat tidur dan 1 tempat cuci tangan.f. Harus ada sejumlah outlet yang cukup sesuai dengan level ICUg. Pencahayaan cukup dan adekuat untuk observasi khusus dengan lampu TL 10

watt / m2. Jendela dan akses tempat tidur menjamin kenyamanan pasien dan petugas, desain dari unit memperhatikan privasi pasien.

4. Area Kerja meliputi :a. Ruang yang cukup untuk staf dan menjaga kontak visual perawat dengan pasien.b. Ruang yang cukup untuk memonitor pasien peralatan resusitasi dan penyimpanan

obat dan alat (lemari pendingin)c. Ruang yang cukup untuk X-Ray mobil dan mempunyai tekanan negatif.d. Ruang untuk telpon dan sistem komunikasi lain seperti komputer, koleksi data,

alat untuk penyimpanan alat tulis.5. Lingkungan

Mempunyai pendingin / AC yang dapat mengontrol suhu dan kelembaban sesuai dengan luas ruangan . Suhu 220 – 250.

6. Ruang Isolasi.Dilengkapi dengan tempat cuci tangan dan tempat ganti pakaian sendiri.

7. Ruang Penyimpanan Peralatan dan Barang Bersih. Untuk penyimpanan monitor, ventilator, pompa infus dan pompa syringe, peralatan dialisi, alat-alat hisap, linen dan tempat penyimpanan barang dan alat bersih.

8. Ruang Tempat Pembuangan Alat atau Bahan Kotor. a. Ruang untuk membersihkan alat-alat, pemeriksaan urine, pengosongan dan

pembersihan pispot dan botol urine. b. Desain untuk menjamin tidak ada kontaminasi

9. Ruang Perawat.Terdapat ruang terpisah yang dapat digunakan oleh perawat yang bertugas dan kepala ruangan.

10. Ruang Staf Dokter.11. Ruang Tunggu Keluarga Pasien.12. Laboratorium yang terpusat.

D. Peralatan yang harus tersedia1. Jumlah dan macam peralatan yang ada, sesuai dengan tipe ICU sekunder.2. Terdapat prosedur pemeriksaan berkala untuk keamanan alat yaitu ada program

kalibrasi dan pemeliharaan alat , ada buku pemakaian alat serta pemeliharaan alat, ada protap-protap pemakaian kalibrasi dan pemeliharaan alat-alat.

3. Untuk di ICU sendiri sekarang terdapat peralatan dasar, yang meliputi : a. Ventilator. b. Alat ventilasi manual dan alat penunjang jalan nafas seperti : Alat hisap atau suction. Peralatan akses vaskuler.

Page 18: tugas bpk maiyulis

Peralatan monitor unvasif dan non invasive Defibrilator dan alat pacu jantung Alat pengatur suhu pasien. Peralatan drain thorak. Pompa infus dan pompa syringe Peralatan portable untuk transportasi. Tempat tidur khusus Lampu untuk tindakan. Ruang Hemodialisa juga tersedia untuk mendukung fungs ICU

E. Monitoring peralatanHal-hal yang sangat vital sangat ditekankan pada pemantauannya termasuk peralatan

yang digunakan untuk transportasi pasien yaitu : Mengerti dan tahu tentang tanda bahaya kegagalan pasokan gas Mengerti trentang kegagalan pasokan oksigen ,maka alat yang secara otomatis

teraktifasi untuk memonitor penurunan tekanan pasokan oksigen yang selalu terpasang di ventilator

Pemantauan konsentrasi oksigen :Semua petugas diruang ICU diharapkan mengetahui tentang bahaya kegagalan ventilator atau diskonsentrasi sistem pernafasan.Pada pengguna ventilator otomatis,harus ada alat yang didapat segera mendeteksi kegagalan sistem pernafasan atau ventilator secara terus menerus

Volume dan tekanan ventilator terpantau secara akurat dan berkesinambungan. Harus memantau suhu alat pelembab (humidifier) apabila terjadi peningkatan suhu

udara inspirasi. Terpasang alat elektro kardiograf pada setiap pasien dan dapat dipantau terus menerus Harus tersedia pulse oksimetri pada setiap pasien ICU Apabila ICU memungkinkan apabila ada indikasi klinis harus tersedia peralatan untuk

mengukur variabel visiologis lain seperti tekanan intra arterial dan tekanan pulmunalis, curah jantung, tekanan intra karnial, suhu, transmisi neuromuskular,kadar CO2 respirasi.

Page 19: tugas bpk maiyulis

BAB IV

PENUTUP

A. KesimpulanB. Saran

Page 20: tugas bpk maiyulis

DAFTAR PUSTAKA

DepKesRI (2003), Indonesia sehat 2010. Jakarta : Departemen Kesehatan R.I

Douglas, Laura Mae. (1992) The effective Nurse : Leader and Manager ., 4 Th. Ed,. Mosby - year book, Inc.

Gillies, D.A. (1994). Nursing management, a system approach. Third Edition. Philadelphia : WB Saunders.

Marquis, B.L. dan Huston, C.J. (1998). Management Decision Making for Nurses (3rd ed)

Philadelphia: Lippincot – Raven Publisher

Marquis, B.L. dan Huston, C.J. (2000). Leaderships Roles and Management Functions in

Nursing (3rd ed) Philadelphia: Lippincot – Raven Publisher

Swansburg, R.C. & Swansburg, R.J. (1999). Introductory management and leadership for

nurses. Canada : Jones and Barlett Publishers