tugas biologi zandro
DESCRIPTION
arfd caefTRANSCRIPT
TUGAS BIOLOGI MAKALAH TENTANG BAKTERI ,
VIRUS ,DAN JAMUR
Nama: zandra zenidaneKelas: x ips 4
BAKTERI Morfologi bakteri
Berdasarkan bentuknya, bakteri dibagi menjadi tiga golongan besar, yaitu:
1. Kokus (Coccus) adalah bakteri yang berbentuk bulat seperti bola dan mempunyai
beberapa variasi sebagai berikut:
a. Mikrococcus, jika kecil dan tunggal
b. Diplococcus, jka berganda dua-dua
c. Tetracoccus, jika bergandengan empat dan membentuk bujur sangkar
d. Sarcina, jika bergerombol membentuk kubus
e. Staphylococcus, jika bergerombol
f. Streptococcus, jika bergandengan membentuk rantai
2. Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri yang berbentuk batang atau silinder, dan
mempunyai variasi sebagai berikut:
a. Diplobacillus, jika bergandengan dua-dua
b. Streptobacillus, jika bergandengan membentuk rantai
3. Spiral (Spirilum) adalah bakteri yang berbentuk lengkung dan mempunyai variasi sebagai
berikut:
a. Vibrio, (bentuk koma), jika lengkung kurang dari setengah lingkaran
b. Spiral, jika lengkung lebih dari setengah lingkaran
c. Spirochete, jika lengkung membentuk struktur yang fleksibel.
Bentuk tubuh (morfologi) bakteri dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, medium, dan usia.
Walaupun secara morfologi berbeda-beda, bakteri tetap merupakan sel tunggal yang dapat
hidup mandiri bahkan saat terpisah dari koloninya.
Fisiologi bakteri.
Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang hidup di darat hingga lautan dan pada tempat-
tempat yang ekstrim. Bakteri ada yang menguntungkan tetapi ada pula yang merugikan.
Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan mahluk hidup yang lain. Bakteri
adalah organisme uniselluler dan prokariot serta umumnya tidak memiliki klorofil dan
berukuran renik (mikroskopis).
Reproduksi Bakteri
Bakteri tidak mengalami mitosis dan meiosis. Hal ini merupakan perbedaan penting antara
bakteri (prokariot) dengan sel eukariot. Reproduksi. Bakteri mengadakan pembiakan
dengan dua cara, yaitu secara aseksual dan seksual. Pembiakan secara aseksual
dilakukan dengan pembelahan, sedangkan pembiakan seksual dilakukan dengan cara
transformasi, transduksi , dan konjugasi. Namun, proses pembiakan cara seksual berbeda
dengan eukariota lainnya. Sebab, dalam proses pembiakan tersebut tidak ada penyatuan
inti sel sebagaimana biasanya pada eukarion, yang terjadi hanya berupa pertukaran materi
genetika (rekombinasi genetik). Berikut ini beberapa cara pembiakan bakteri dengan cara
rekombinasi genetik dan membelah diri.
A. Rekombinasi Genetik
Adalah pemindahan secara langsung bahan genetic (DNA) di antara dua sel bakteri melalui
proses berikut:
1. Transformasi
Transformasi adalah perpindahan materi genetik berupa DNA dari sel bakteri yang satu ke
sel bakteri yang lain. Pada proses transformasi tersebut ADN bebas sel bakteri donor akan
mengganti sebagian dari sel bakteri penerima, tetapi tidak terjadi melalui kontak langsung.
Cara transformasi ini hanya terjadi pada beberapa spesies saja, . Contohnya :
Streptococcus pnemoniaeu, Haemophillus, Bacillus, Neisseria, dan Pseudomonas.
2. Transduksi
Transduksi adalah pemindahan materi genetik bakteri ke bakteri lain dengan perantaraan
virus. Selama transduksi, kepingan ganda ADN dipisahkan dari sel bakteri donor ke sel
bakteri penerima oleh bakteriofage (virus bakteri). Bila virus – virus baru sudah terbentuk
dan akhirnya menyebabkan lisis pada bakteri, bakteriofage yang nonvirulen (menimbulakan
respon lisogen) memindahkan ADN dan bersatu dengan ADN inangnya, Virus dapat
menyambungkan materi genetiknya ke DNA bakteri dan membentuk profag. Ketika
terbentuk virus baru, di dalam DNA virus sering terbawa sepenggal DNA bakteri yang
diinfeksinya. Virus yang terbentuk memiliki dua macam DNA yang dikenal dengan partikel
transduksi (transducing particle). Proses inilah yang dinamakan Transduksi.
3. Konjugasi
Konjugasi adalah bergabungnya dua bakteri (+ dan –) dengan membentuk jembatan untuk
pemindahan materi genetik. Artinya, terjadi transfer ADN dari sel bakteri donor ke sel
bakteri penerima melalui ujung pilus. Ujung pilus akan melekat pada sel peneima dan ADN
dipindahkan melalui pilus tersebut. Kemampuan sel donor memindahkan ADN dikontrol
oleh faktor pemindahan ( transfer faktor = faktor F )
B. Pembelahan Biner
Pada pembelahan ini, sifat sel anak yang dihasilkan sama dengan sifat sel induknya.
Pembelahan biner mirip mitosis pada sel eukariot. Badanya, pembelahan biner pada sel
bakteri tidak melibatkan serabut spindle dan kromosom. Pembelahan Biner dapat dibagi
atas tiga fase, yaitu sebagai berikut:
1. Fase pertama, sitoplasma terbelah oleh sekat yang tumbuh tegak lurus.
2. Fase kedua, tumbuhnya sekat akan diikuti oleh dinding melintang.
3. Fase ketiga, terpisahnya kedua sel anak yang identik.
Pada keadaan normal bakteri dapat mengadakan pembelahan setiap 20 menit sekali. Jika
pembelahan berlangsung satu jam, maka akan dihasilkan delapan anakan sel.
Klasifikasi Bakteri
Singkatan Klasifikasi Bakteri Menurut Bergey :
Dunia tumbuhan dibagi atas 5 divisi (phylum)yaitu:
Divisi I-Protophyta
Divisi II-Thalophyta
Divisi III-Bryophyta
Divisi IV-Pteridophyta
Divisi V-Spermatophyta
Sedangkan Menurut Adit (2010),Klasifikasi Bakteri yaitu :
1. Klasifikasi atas dasar bentuk kuman
a. coccus
bentuk coccus seperti bola-bola kecil dengan ukuran rata-rata 1 mikron.
- seperti rantai panjang: disebut streptococcus. contohnya: streptococcus alpha, beta,
indifferens.
- bentuk dua-dua: disebut diplococcus. Contohnya: Gonococcus
- bentuk empat-empat: disebut tetracoccus
- bergerombol seperti anggur: disebut staphyllococcus. contohnya: staphyllococcus albus,
citreus,
- bentuk seperti kubus: disebut sarcina
b. Bacillus (Basil)
Bentuk bacillus seperti tongkat pendek agak silindris(seperti batang). Pengelompokan basil
sama dengan pengelompokan coccus, yaitu streptobasil dan diplobasil.
Ukuran basil: -lebar = 0,3 – 1 mikron.
panjang= 1,5 – 8 mikron
Contohnya: Bacillus antrhacis, mycobakterium tuberculosa
c. vibrio
Bentuk vibrio seperti tongkat membengkok atau seperti koma.
Ukuran vibrio: lebar 0,5 mikron dan panjang mencapai 3 mikron
Contohnya: vibrio cholera
d. Spirillium
Bentuk spirrilium seperti spiral. Golongan ini tidak terlalu banyak bila dibandingkan dengan
golongan basil atau coccus.
Ukuran: lebar: 0,5 – 1 mikron dan panjang: 2- 10 mikron
Contohnya: leptispiral (penyebab gingivitis)
e. Spirochaeta
Bentuk spirochaeta seperti batang berbelit-belit panjang dan banyak belitannya.
Ukuran spirochaeta: -lebar: 0,2 – 0,7 mikron
panjang: 5-10 mikron
Contohnya: triponema palidum (penyebab sifilis)
2. Klasifikasi atas dasar kebutuhan terhadap oksigen
a. Aerob
ialah mikroorganisme yang memerlukan oksigen untuk hidup dan berkembang biak.
Contohnya: Bacillus Antrhaces
b. Anaerob
ialah mikroorganisme yang tidak memerlukan oksigen untuk hidup dan berkembangbiak.
Contohnya: Clostridium tetani
c. Fakultatif Anaerob
ialah mikroorganisme yang dapat hidup baik dalam keadaan terdapat oksigen maupun tidak
Contohnya: Bacteriae subtilis (pembuat kompos)
Pran bakteri Dalam Lingkungan Akuatik
Keanekaragaman bakteri dan jalur metabolismenya menyebabkan bakteri memiliki peranan
yang besar bagi lingkungan akuatik. Sebagai contoh, bakteri saprofit menguraikan
tumbuhan atau hewan yang telah mati dan sisa-sisa atau kotoran organisme. Bakteri
tersebut menguraikan protein, karbohidrat dan senyawa organik lain menjadi CO2, gas
amoniak, dan senyawa-senyawa lain yang lebih sederhana. Contoh bakteri saprofit antara
lain Proteus dan Clostridium. Tidak hanya berperan sebagai pengurai senyawa organik,
beberapa kelompok bakteri saprofit juga merupakan patogen oportunis.
Bakteri yang merugikan
Yang paling dikhawatirkan adalah kalau di dalam badan air terdapat jasad-jasad mikro
penyebab penyakit, seperti:
a) Salmonella penyebab penyakit tifus
Salmonella typhi, adalah bakteri gram negatif berbentuk batang, tidak membentuk spora
namun bersifat patogen, baik pada manusia ataupun hewan. Dapat menyebabkan demam
typhoid (typoid fever). Sebenarnya penyakit demam typoid dapat dipindahkan dengan
perantara makanan yang terkontaminasi dan dengan kontak langsung dengan si penderita.
Namun yang paling umum sebagai fakta penyebab adalah air. Air dapat terkontaminasi
oleh bakteri ini karena kesalahan metode pemurnian air atau kontaminasi silang (Cros
contaminant) antara pipa air dengan saluran air limbah.
b) Clostridium prefringens adalah bakteri gram positif pembentuk spora yang sering
ditemukan dalam usus manusia, tetapi kadang-kadang juga ditemukan di luar usus
manusia (tanah, debu, lingkungan dan sebagainya).
c) Escherichia coli adalah bakteri gram negatif berbentuk batang yang tidak membentuk
spora dan merupakan flora normal di dalam usus. E.coli termasuk bakteri komensal yang
umumnya bukan patogen penyebab penyakit namun bilamana jummlahnya melampaui
normal maka dapat pula menyebabkan penyakit. E. coli merupakan salah satu bakteri
coliform.
d) Leptospira merupakan bakteri berbentuk spiral dan lentur yang merupakan penyebab
penyakit leptosporosis. Penyakit ini merupakan penyakit zoonosis atau penyakit hewan
yang bisa berpindah ke manusia. Pada umumnya penyebaran bakteri ini adalah pada saat
banjir.
e) Shigella dysentriae adalah basil gram negatif, tidak bergerak. Bakteri ini menyebabkan
penyakit disentri (mejan). Spesies lain seperti S. sonnei dan S. paradysentriae juga
menyebabkan penyakit disentri.
f) Vibrio comma adalah bakteri yang berbentuk agak melengkung, gram negatif dan
monotrik. Bakteri ini menyebabkan penyakit kolera yang endemis di indonesia dan sewaktu-
waktu berjangkit serta memakan banyak korban (Dwijoseputro, 1976).
g) Ascaris penyebab penyakit cacing, dan banyak contoh-contoh lainnya. Juga didalam air
banyak ditemukan mikroba penghasil toksin (racun) yang sangat berbahaya, seperti:
• Yang hidup anaerobic seperti Clostridium
• Yang hidup aerobic seperti Pseudomonas, Salmonella, Staphylococcus, dan sebagainya.
• Toksin juga dihasilkan oleh beberapa jenis microalgae seperti Anabaena dan Microcystis
f). Kelompok bakteri besi (contoh, Crenothrix dan Sphaerotilus) yang mampu
mengoksidasi senyawa besi (II) menjadi besi (III). Akibat kehadiran mikroorganisme
tersebut, air sering mengalami perubahan warna kalau disimpan lama yaitu berwarna
kehitam-hitaman, kecoklat-coklatan, dan lain-lain.
g). Kelompok bakteri belerang (contoh, Chromatium dan Thiobacillus) yang mampu
mereduksi senyawa sulfat menjadi H2S. Akibatnya kalau air disimpan lama akan tercium
bau busuk.
JAMUR/ FUNGI Morfologi dan Fisiologi Fungi
Sebagian besar fungi adalah organisem multiseluler dengan hifa yang dibagi menjadi sel-
sel oleh dinding yang bersilangan atau septa. Disamping itu juga terdapat fungi asepta,
yaitu hifanya tidak dibagi sel-selnya oleh septum.
Hifa adalah benang halus yang merupakan bagian dari dinding tubuler yang mengelilingi
membran plasma dan sitoplasma. Jamur sederhana berupa sel tunggal atau benang-
banang hifa saja.Jamur bertingkat tinggi terdiri dari anyaman hifa yang disebut posenim
atau pseudoparenkim.Prosenkim adalah jalinan hifa yang kendor dan pseudoparenkim
adalah anyaman hifa yang lebih padat dan seragam.
Pada khamir ukurannya sangat beragam 1 sampai 5 µm lebarnya dan panjangnya 5
sampai 10 µm atau lebih. Bisanya berbentuk bulat telur, tetapi ada yang memanjang atau
berbentuk bola dan khamir tidak dilengkapi dengan flagelum sebagai alat bergerak.
Sedangkan kapang, tubuh atau talusnya terdiri dari 2 bagian yaitu: miselium dan spora.
Sebagian besar fungi membentuk dinding selnya terutama dari kitin, suatu polisakarida
yang mengandung pigemen-pigmen yang kuat namun fleksibel dan pautan di antara gula-
gula seperti yang terdapat pada selulosa dan peptidoglikan.
Fungi dapat lebih bertahan dalam keadaan alam sekitar yang tidak menguntungkan.
Sebagai contoh, khamir dan kapang dapat tumbuh dalam suatu substrat atau medium
berisikan konsentrasi gula yang dapat menghambat pertumbuhan kebanyakan bakteri.
Khamir merupakan mikroorganisme fakultatif, artinya mereka dapat hidup dalam keadaan
aerobik maupun anaerobik.
Fungi dapat tumbuh dalam kisaran suhu yang luas, dengan suhu optimum bagi kebanyakan
spesies saprofitik dari 22 sampai 300C, spesies patogenik mempunyai suhu ptimum lebih
tinggi, biasanya 30 sampai 37 0 C. Pada cendawan akan tumbuh pada atau mendekati 0° C
(Pelczar, 1986).
Reproduksi Fungi
Spora fungi memiliki berbagai bentuk dan ukuran, dan dapat dihasilkan secara seksual
maupun aseksual. Pada umumnya spora adalah organisme uniseluler , tetapi ada juga
spora multiseluler. Spora dihasilkan di dalam atau dari struktur hifa yang terspesalisasi.
Ketika kondisi lingkngan memungkinkan, pertumbuhan yang cepat, fungi mengklon diri
mereka sendiri dengan cara menghasilkan banyak sekal spora secara aseksual. Terbawa
oleh angin atau air, spora-spora tersebut berkecamabh jika berada pada tempat yang
lembab pada permukaan yang sesuai.
Menurut Pelczar (1986), bahwa spora seksual yang dihasilkan dari peleburan dua nukleus.
Ada beberapa spora seksual yaitu:
1. Aksospora: Spora bersel satu ini terbentuk di dalam pundi atau kantung yang
dinamakan askus. Biasanya terdapat delapan askospora di dalam setiap askus.
2. Basidiospora: Spora bersel satu ini terbentuk di atas struktur berbentuk gada yang
dinamakan basidium.
3. Zigospora: merupakan spora besar berdinding tebal yang terbentuk apabila ujung-ujung
dua hifa yang secara seksual serasi, disebut juga gametangin, pada beberapa cendawan
melebur.
4. Oospora: Spora ini terbentuk di dalam struktur betina khusus yang disebut ooginium,
pembuahan telur atau oosfer oleh gamet jantan yang terbentuk di dalam anteredium
mengasilkan oospor
Klasifikasi Fungi
Klasifikasi fungi terutama berdasakan pada cirri-ciri spora seksual dan tubuh buah yang ada
selama tahap – tahap seksual dalam daur hidupnya. Cendawan yang diketahui tingkat
seksualnya disbut cendawan perfek/sempurna. Cendawan yang dbelum diktahui tingkat
seksualnya dinamakan cendawan imperfek. Berdasarkan pada cara dan ciri reproduksinya
terdapat empat kelas cendawan sejati atau berfilamen di dalam dunia Fungi yaitu:
Phycomycetes, Ascomycetes, Basidiomycetes dan Deuteromycetes. Phycomycetes
Anggota kelas ini seringkali disebut sebagai cendawan tingkat rendah. Ciri yang umum
pada spesies ini adalah tidak adanya septum di dalam hifa yang membedakan dengan tiga
anggota yang lain. Phycomycetes mempunyai talus miselium yang berkembang dengan
baik. Hifa fertile menghasikan sporangium pada ujung sporangiospora. Pada talus
Rhizopus, disamping hifa vegetatif dan sporangium terdapat juga hifa seperti hifa pendek
dan bercabang banyak yang disebut rizoid (Pelczar, 1986).
Ascomycetes
Ascomycetes menghasilkan dua macam spora, yang terbentuk secara aseksual disebut
konidiam, berkembang di dalam rantai ujung hifa. Macam spora ke dua dihasilkan sebagai
akibat reproduksi seksual. Empat atau delapan spora ini disebut askospora, terbentuk di
dalam askus berupa kantung. Kebanyakan hidup sebagai saprofit. Banyak khamir termasuk
kelas Ascomycetes karena membentuk askospora. Secara aseksual, genus khamir
Schizosaccharomyces ini memperbanyak diri dengan pembelahan diri melintang.
Basidiomycetes
Basidiomycetes merupakan pengurai penting bagi kayu dan bagian tumbuhan yang lainnya.
Kelompok ini dicirikan oleh adanya basidiospora yang terbentuk di luar pada ujung atau sisi
basidium. Basidiomycetes yang banyak dikenal meliputi jamur, cendawan papan pada
pepohonan, dan cendawan karat serta cendawan gosong yang menghancurkan serealia.
Jamur adalah tubuh buah, atau Basidiokarp yang mengandung basidia bersama
basidiosporanya.
Deuteromycetes
Kelas ini meliputi cendawan yang tingkat reproduksinya imperfek. Sebagian besar
cendawan yang patogenik pada manusia adalah Deuteromycetes. Mereka seringkali
membentuk spora aseksual beberapa macam di dalam spesies yang sama. Di samping
fase saprofitik yang berbentuk miselium, banyak di antaranya parasitik seperti khamir.
Salah satu spesies yang patogen adalah Histoplasma capsulatum.
Peranan Fungi / Jamur Dalam Lingkungan Akuatik.
Yang Menguntungkan
a. Banyak jenis fungi di dalam badan air berlaku sebagai jasad decomposer. Artinya jasad
tersebut mempunyai kemampuan untuk mengurai atau merombak senyawa yang berada
(masuk) ke dalam badan air. Sehingga kehadirannya telah dimanfaatkan di dalam rangka
pengolahan buangan di dalam air secara biologis.
b. Kehadiran hasil uraian senyawa hasil rombakan fungi, ternyata digunakan atau
dimanfaatkan oleh jasad-jasad lain, antara lain oleh microalgae, oleh bakteri atau fungi
sendiri. Sehingga dalam masalah ini jasad-jasad pengguna tersebut dinamakan consumer
atau jasad pemakai.
Yang Merugikan
akibat kehadiran kelompok jamur/ fungi dalam air, dapat mendatangkan kerugian.
Kehadiran kelompok bakteri dan mikroalga tersebut di dalam air, dapat menyebabkan
terjadinya penurunan turbiditas dan hambatan aliran, karena kelompok bakteri besi dan
belerang dapat membentuk serat atau lendir. Akibat lainnya adalah terjadinya proses korosi
(pengkaratan) terhadap benda-benda logam yang berada di dalamnya, menjadi bau,
berubah warna, dan sebagainya.
VIRUS Kelasifikasi
Virus dapat diklasifikasi menurut morfologi, tropisme dan cara penyebaran, dan genomik
fungsional.
Klasifikasi Virus Berdasarkan Morfologi
Berdasarkan morfologi, virus dibagi berdasarkan jenis asam nukleat dan juga protein
membran terluarnya (envelope) menjadi 4 kelompok, yaitu :
1. Virus DNA
2. Virus RNA
3. Virus berselubung
4. Virus non-selubung
Klasifikasi Virus Berdasarkan Tropisme Dan Cara Penyebaran
Berdasarkan tropisme dan cara penyebaran, virus dibagi menjadi:
1. Virus Enterik
2. Virus Respirasi
3. Arbovirus
4. Virus onkogenik
5. Hepatitis virus
Klasifikasi virus berdasarkan genomik fungsional
Virus di klasifikan menjadi 7 kelompok berdasarkan alur fungsi genomnya. Klasifikasi ini
disebut juga klasifikasi Baltimore yaitu:
1. Virus Tipe I = DNA Utas Ganda
2. Virus Tipe II = DNA Utas Tunggal
3. Virus Tipe III = RNA Utas Ganda
4. Virus Tipe IV = RNA Utas Tunggal (+)
5. Virus Tipe V = RNA Utas Tunggal (-)
6. Virus Tipe VI = RNA Utas Tunggal (+) dengan DNA perantara
7. Virus Tipe VII = DNA Utas Ganda dengan RNA perantara.
Morfologi
Jadi virus tidak memiliki sitoplasma seperti pada sel serta tidak memiliki organela sehingga
tidak melakukan metabolisme. Asam nukleat adalah senyawa yang berfungsi sebagai
pembawa sifat.
Ada dua jenis asam nukleat yaitu DNA (Dioksiribo Nucleat Acid) dan RNA (Ribo Nucleat
Acid).
Asam nukleat virus bermacam – macam, yaitu ada DNA ganda, DNA tunggal dan RNA.
Virus tanaman berisi RNA, virus hewan dapat mengandung RNA atau DNA saja, sedang
fage berisi DNA. Oleh sebab itu virus dapat diklasifikasikan berdasarkan tipe asam nukleat
(asam inti).
Reproduksi Virus
Virus hanya dapat berkembang biak pada sel atau jaringan hidup. Oleh karena itu, virus
menginfeksi sel bakteri, sel hewan, atau sel tumbuhan untuk bereproduksi. Cara reproduksi
virus disebut proliferasi atau replikasi.
Pada Bakteriofage reproduksinya dibedakan menjadi dua macam, yaitu daur litik dan daur
lisogenik. Pada daur litik, virus akan menghancurkan sel induk setelah berhasil melakukan
reproduksi, sedangkan pada daur lisogenik, virus tidak menghancurkan sel bakteri tetapi
virus berintegrasi dengan DNA sel bakteri, sehingga jika bakteri membelah atau
berkembangbiak virus pun ikut membelah.
Pada prinsipnya cara perkembangbiakan virus pada hewan maupun pada tumbuhan mirip
dengan yang berlangsung pada bakteriofage, yaitu melalui fase adsorpsi, sintesis, dan lisis.
Peranan Virus Dalam Lingkungan Akuatik.
Beberapa virus ada yang dapat dimanfaatkan dalam rekombinasi genetika. Melalui terapi
gen, gen jahat (penyebab infeksi) yang terdapat dalam virus diubah menjadi gen baik
(penyembuh). Baru-baru ini David Sanders, seorang profesor ¬biologi pada Purdue’s
School of Science telah menemukan cara pemanfaatan virus dalam dunia kesehatan.
Dalam temuannva yang dipublikasikan dalam Jurnal Virology, Edisi 15 Desember ¬2002,
David Sanders berhasil menjinakkan cangkang luar virus Ebola sehingga dapat
dimanfaatkan sebagai pembawa gen kepada sel yang sakit (paru-paru). Meskipun
demikian, kebanyakan virus bersifat merugikan terhadap kehidupan manusia, hewan, dan
tumbuhan. Virus sangat dikenal sebagai penyebab penyakit infeksi pada manusia, hewan,
dan tumbuhan. Sejauh ini tidak ada makhluk hidup yang tahan terhadap virus. Tiap virus
secara khusus menyerang sel-sel tertentu dari inangnya. Virus yang menyebabkan selesma
menyerang saluran pernapasan, virus campak menginfeksi kulit, virus hepatitis menginfeksi
hati, dan virus rabies menyerang sel-sel saraf. Begitu juga yang terjadi pada penyakit AIDS
(acquired immune deficiency syndrome), yaitu suatu penyakit yang mengakibatkan
menurunnya daya tahan tubuh penderita penyakit tersebut disebabkan oleh virus HIV yang
secara khusus menyerang sel darah putih. Tabel berikut ini memuat beberapa macam
penyakit yang disebabkan oleh virus.
MY BUSY DAYLast Monday was a busy day for me. I spent my time to do a lot of activities from college to my home.
First, at the morning, I did my presentation's assignment with my partner, she was Nurhidayah. It took 3 hours. And then we went to the campus for joining lecture. But, the lecturer said that our presentation would be started next week. It made us disappointed. The class was finished at 12.30.
After that, I had to go home because my grandmother was in a bad condition. She was hospitalized. So, it was a must for me to back home at that time. When I got there, there were so many members of my family. There were about 10 people. My aunt, my niece, my uncle and some of my cousins. We all hoped that our grandmother would get better soon.
Those activities made my day busy.
SMAN Englishindo will be having a Grand Alumni Homecoming on December 7, 2012 at 2:00 pm at Gajah Mungkur Hotel and Restaurant as the celebration of 10th Foundation Anniversary of SMAN Englishindo
On this regard, we are cordially inviting you to attend the said affair to meet your old friends, classmates, acquaintances and teachers, reminiscing memorable experiences and sharing stories of success and most specially to renew our commitment to the noble ideals of our beloved Alma Mater.
The registration charges are Rp. 250.000,- per person payable at the venue. These charges include Alumni T-shirt, Alumni ID, Alumni souvenir, dinner, live band and raffle draws.
For further inquiries, please contact our Alumni Secretariat at (021) 237-2383 or text us at 08173445631.
We look forward to your presence in this once a year celebration.