tugas biologi
DESCRIPTION
tugas biologiTRANSCRIPT
Laporan Penilaian Keterampilan Siswa di Laboratorium
Penilaian keterampilan laboratorium adalah penilaian yang berdasarkan hasil
pengamatan penilai terhadap aktivitas siswa sebagaimana yang terjadi. Penilaian yang dapat
diamati seperti: bermain peran, presentasi hasil penelitian sains sederhana, menggunakan
peralatan laboratorium, mengoperasikan suatu alat, atau aktivitas lain yang bisa diamati.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penilaian keterampilan laboratorium adalah sebagai
berikut:
Identifikasi semua aspek penting.
Tuliskan semua kemampuan khusus yang diperlukan.
Usahakan kemampuan yang akan dinilai dapat teramati dan tidak terlalu banyak.
Urutkan kemampuan yang akan dinilai berdasarkan urutan yang akan diamati.
Apabila menggunakan skala penilaian, maka menyediakan kriteria untuk setiap
pilihan, misalnya: baik, apabila …, cukup, apabila …, kurang, apabila ….
Penilaian keterampilan laboratorium dapat menggunakan daftar cek, skala penilaian,
atau rubrik. Di bawah ini akan dijelaskan berbagai macam penggunaan penilaian
keterampilan laboratorium di sekolah yang ditujukan kepada siswa atau peserta didik.
1. Daftar Cek
Penilaian keterampilan laboratorium dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek
(ya – tidak). Pada penilaian yang menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai
apabila kriteria penguasaan kemampuan tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak dapat
diamati, peserta didik tidak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini adalah penilai hanya
mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamati-tidak dapat diamati.
Dengan demikian tidak terdapat nilai tengah. Berikut contoh daftar cek:
Contoh Daftar Cek Keterampilan Penggunaan Termometer
Nama peserta didik: ____________________ Kelas: _____
No. Aktivitas yang Diamati Ya Tidak
1. Mengeluarkan termometer dari tempatnya
dengan memegang bagian ujung termometer
yang tak berisi air raksa.
2. Menurunkan posisi air raksa dalam pipa kapiler
termometer serendah-rendahnya.
3. Memasang termometer pada tubuh teman (di
mulut atau di ketiak) sehingga bagian yang berisi
air raksa terkontak degan tubuh pasien.
4. Menunggu beberapa menit (membiarkan
termometer menempel di tubuh pasien selama
beberapa menit).
5. Mengambil termometer dari tubuh pasien dengan
memegang bagian ujung termometer yang tidak
berisi air raksa.
6. Membaca tinggi air raksa dalam pipa kapiler
dengan posisi mata tegak lurus.
Skor yang dicapai
Skor maksimum 6
2. Skala Penilaian
Penilaian keterampilan laboratorium yang menggunakan skala rentang
memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu
karena pemberian nilai secara kontinuum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala
rentang tersebut, misalnya, sangat kompeten – kompeten – agak kompeten – tidak kompeten.
Penilaian sebaiknya dilakukan oleh lebih dari satu penilai agar faktor subjektivitas dapat
diperkecil dan hasil penilaian lebih akurat. Berikut contoh skala penilaian.
Contoh Skala Penilaian Keterampilan Penggunaan Termometer
Nama peserta didik: _______________________ Kelas: _____
No. Aktivitas yang DiamatiPenilaian
1 2 3 4 5
1. Mengeluarkan termometer dari
tempatnya dengan memegang bagian
ujung termometer yang tak berisi air
raksa.
2. Menurunkan posisi air raksa dalam pipa
kapiler termometer serendah-rendahnya.
3. Memasang termometer pada tubuh
teman (di mulut atau di ketiak) sehingga
bagian yang berisi air raksa terkontak
degan tubuh pasien.
4. Menunggu beberapa menit (membiarkan
termometer menempel di tubuh pasien
selama beberapa menit).
5. Mengambil termometer dari tubuh
pasien dengan memegang bagian ujung
termometer yang tidak berisi air raksa.
6. Membaca tinggi air raksa dalam pipa
kapiler dengan posisi mata tegak lurus.
Skor yang dicapai
Skor maksimum
Tafsiran angka:
1: sangat kurang, 2: kurang, 3: cukup, 4: baik, 5: sangat baik.
3. Rubrik
Rubrik bisa juga digunakan untuk menilai keterampilan laboratorium siswa. Rubrik
adalah pedoman penskoran yang digunakan untuk menilai unjuk kerja siswa berdasarkan
jumlah skor dari beberapa kriteria dan tidak hanya menggunakan satu skor saja. Ini memuat
klasifikasi nilai yang dapat diberikan pada siswa sesuai dengan unjuk kerja yang ditampilkan.
Banyak ahli yang meyakini bahwa rubrik bisa meningkatkan hail belajar siswa. Pada
saat guru memeriksa hasil karya proyek, guru tersebut akan mengetahui secara implisit
tentang bagaimana karya yang baik dan mengapa suatu karya digolongkan baik. Demikian
halnya, pada saat siswa menerima rubrik lebih awal, mereka akan memahami bagaimana
mereka akan dinilai dan mereka bisa mempersiapkan diri berdasarkan itu. Rubrik tersebut
akan berfungsi sebagai scaffolding yang dibutuhkan untuk meningkatkan mutu karya dan
pengetahuan mereka.
Pada saat ingin mengembangkan sebuah rubrik, pola berikut bisa digunakan untuk
membantu:
Tentukan konsep yang akan diajarkan. Identifikasi tujuan pembelajaran yang esensial.
Pilihlah kriteria yang akan dinilai. Berikan nama hal yang akan dihasilkan.
Kembangkan kisi-kisi dan masukkan konsep serta kriteria yang telah ditentukan.
Mintalah pertimbangan dari siswa atau guru lain.
Tulislah rubrik yang lengkap untuk kemudian diujicobakan pada siswa.
Lakukan revisi jika diperlukan.
Ada dua macam rubrik yang bias dikembangkan, yaitu: rubrik analitis yang
mengidentifikasi dan menilai komponen produk yang telah selesai, dan rubrik holistik yang
dipakai untuk menilai unjuk kerja siswa secara menyeluruh. Contoh rubrik untuk menilai
perencanaan penyelidikan.
Contoh Rubrik Penilaian Keterampilan Laboratorium Perencanaan Penyelidikan
Nilai Kriteria
4
Amat Baik
Merumuskan gagasan secara jelas dan memprediksi apa yang akan
diuji.
Mengumpulkan informasi awal yang relevan.
Merencanakan pelaksanaan penyelidikan secara rinci.
Memilih alat dan bahan yang paling tepat.
Mengajukan saran perbaikan yang tepat untuk kebutuhan
penyelidikan tersebut.
3
Baik
Merumuskan gagasan yang perlu diuji dalam
percobaan/penyelidikan.
Merencanakan suatu urutan pelaksanaan penyelidikan.
Memilih alat dan bahan yang cocok.
Mengajukan saran perbaikan penyelidikan tersebut.
2
Cukup
Dengan bimbingan guru, dapat mengajukan gagasan sederhana yang
akan diuji.
Merencanakan percobaan tunggal secara garis besar.
Memilih alat dan bahan yang cocok.
Dapat menunjukkan adanya kelemahan dari rencana yang dibuat.
1
Kurang
Dengan bimbingan guru, dapat mengajukan gagasan sederhana yang
akan diuji.
Terdapat banyak kelemahan dalam rencana penyelidikan yang dibuat.
Alat dan bahan yang dipilih kurang sesuai.
Tidak menyadari adanya kelemahan dari rencana yang dibuat.
0
Sangat
Kurang
Tidak dapat mengajukan gagasan yang secara benar.
Belum memahami langkah-langkah penyelidikan.
Alat dan bahan yang dipilih tidak sesuai.
Contoh Rubrik Penilaian Tugas Presentasi
Aspek 1 2 3 4 Skor
Pengorga-
nisasian
Peserta tidak bisa
memahami
presentasi karena
informasi tidak
disampaikan
secara runtut.
Peserta
mengalami
kesulitan
memahami
presentasi
karena
penyampaian
ide melompat-
lompat.
Informasi
disampaikan
dengan urutan
logis yang dapat
diikuti oleh
peserta.
Informasi
disampaikan
dengan urutan
logis dan
menarik,
sehingga sangat
mudah dipahami
oleh peserta.
Pengetahuan Siswa tidak
memahami
informasi dan
tidak dapat
menjawab
pertanyaan
tentang hal
dipresentasikan.
Siswa tidak
menguasai
informasi dan
hanya mampu
menajwab
pertanyaan
sederhana.
Siswa menjawab
dengan mudah
pertanyaan tetapi
tidak mampu
mengulas lebih
jauh.
Siswa
menunjukkan
pengetahuan
mendalam dan
mampu
menjawab
pertanyaan
dengan ulasan
dan penjelasan
lebih lanjut.
Grafik Siswa
menggunakan
grafik yang
kurang penting
atau tidak ada
grafik.
Siswa kadang-
kadang
menggunakan
grafik, namun
kadang-kadang
juga tidak
mendukung
naskah atau
presentasi.
Grafik yang
ditampilkan
terkait dengan
naskah atau
presentasi.
Siswa
menampilkan
grafik yang
menjelaskan dan
mendukung
naskah atau
presentasi.
Mekanisasi Siswa
menampilkan
lebih dari tiga
Presentasi
memuat tiga
kesalahan ejaan
Presentasi
memuat dua
kesalahan ejaan
Presentasi tidak
memuat
kesalahan ejaan
kesalahan ejaan
dan kesalahan
tatabahasa.
dan kesalahan
tatabahasa.
dan kesalahan
tatabahasa.
dan kesalahan
tatabahasa.
Kontak Mata Siswa hanya
membaca laporan
dan tidak ada
kontak mata
dengan peserta.
Siswa kadang-
kadang
menggunakan
kontak mata,
tetapi masih
lebih banyak
membaca
laporan.
Siswa
mempertahankan
kontak mata,
namum masih
sering melihat
catatan.
Siswa
mempertahankan
kontak mata
dengan peserta
dan jarang
melihat catatan.