tugas akhir rc 145501

206
TUGAS AKHIR RC 145501 PERENCANAAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH WADUK BENDO, DESA NGINDENG, KECAMATAN SAWOO, KABUPATEN PONOROGO, JAWA TIMUR Muhammad Farel Savero 3114030056 Biantoro Pambudi 3114030060 Dosen Pembimbing Ir. Suharjoko, M.T. 19560119 198403 1 001 PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL FAKULTAS VOKASI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2018

Upload: others

Post on 10-Nov-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS AKHIR RC 145501

TUGAS AKHIR – RC 145501

PERENCANAAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH WADUK BENDO, DESA NGINDENG, KECAMATAN SAWOO, KABUPATEN PONOROGO, JAWA TIMUR Muhammad Farel Savero 3114030056 Biantoro Pambudi 3114030060 Dosen Pembimbing Ir. Suharjoko, M.T. 19560119 198403 1 001

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL FAKULTAS VOKASI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2018

Page 2: TUGAS AKHIR RC 145501

FINAL PROJECT – RC 145501

PLANNING OF FRESH WATER DISTRIBUTION NETWORK SYSTEM OF BENDO RESERVOIR,

NGINDENG VILLAGE, SAWOO DISTRICT, PONOROGO REGENCY, EAST JAVA Muhammad Farel Savero 3114030056 Biantoro Pambudi 3114030060 Supervisor Ir. Suharjoko, M.T. 19560119 198403 1 001

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL FAKULTAS VOKASI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2018

Page 3: TUGAS AKHIR RC 145501
Page 4: TUGAS AKHIR RC 145501
Page 5: TUGAS AKHIR RC 145501
Page 6: TUGAS AKHIR RC 145501
Page 7: TUGAS AKHIR RC 145501

iii

“PERENCANAAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI

AIR BERSIH WADUK BENDO, DESA NGINDENG,

KECAMATAN SAWOO, KABUPATEN PONOROGO,

JAWA TIMUR”.

Nama Mahasiswa : 1. Muhammad Farel Savero

2. Biantoro Pambudi

NRP : 1. 3114030056

2. 3114030060

Jurusan : Teknik Infrastruktur Sipil

Fakultas Vokasi - ITS

Dosen Pembimbing : Ir. Suharjoko, M.T.

ABSTRAK

Waduk Bendo berada di Desa Ngindeng, Kecamatan Sawoo,

Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur ini memiliki volume tampungan

sebesar 33.938 juta m3. Waduk ini digunakan sebagai pemenuhan

kebutuhan air Bersih bagi masyarakat di sekitar kawasan tersebut

yang juga digunakan sebagai distribusi air bersih dan untuk 3299

Ha luas lahan pertanian. Tujuan Penelitian ini adalah untuk

memproyeksikan kebututuhan air Bersih di kawasan Waduk Bendo

hingga tahun 2041 serta merencanakan jaringan distribusi pipa

pada daerah tersebut karena pembangunan fasilitas dari Waduk

Bendo ini dirasa oleh Penulis kurang optimal disebabkan fungsi

Waduk Bendo sebagai penyedia air Bersih belum terfasilitasi

dengan baik. Dari hal inilah perlu dilakukan perencanaan sistem

distribusi air bersih lebih lagi agar masyarakat mendapat manfaat

yang lebih dari pembangunan Waduk Bendo ini. Pembahasan ini

akan mencakup: perhitungan kebutuhan air bersih dengan proyeksi

penduduk hingga 25 tahun yang akan datang, perencanaan layout

jaringan distribusi, serta perencanaan dimensi pipa

Kata kunci: Waduk Bendo, Distribusi air bersih

Page 8: TUGAS AKHIR RC 145501

v

“PLANNING OF RIFT WATER DISTRIBUTION

NETWORK SYSTEM OF BENDO RESERVOIR,

NGINDENG VILLAGE, SAWOO DISTRICT,

PONOROGO REGENCY, EAST JAVA”. Student Name : 1. Muhammad Farel Savero

2. Biantoro Pambudi

NRP : 1. 3114030056

2. 3114030060

Major : Teknik Infrastruktur Sipil,

Fakultas Vokasi - ITS

Supervisor : Ir. Suharjoko, M.T.

ABSTRACT

Bendo Reservoir located in Ngindeng Village, Sawoo District,

Ponorogo Regency, East Java has a volume of 33.938 million m3.

This reservoir is used as the fulfillment of the raw water

requirement for the people around the area which is also used as

the distribution of clean water and for 3299 Ha of agricultural land

area. The purpose of this research is to project the demand of raw

water in Bendo Reservoir area until 2046 and to plan pipeline

distribution network in the area because the facility construction

from Bendo Reservoir is felt by the author of less opimal due to

Bendo Reservoir function as the raw water supply has not been

well facilitated. From this, it is necessary to plan the distribution

system of clean water more so that the people gets more benefits

from the construction of this Bendo Reservoir. This discussion will

cover: calculation of fresh water needs with projected population

up to 25 years to come, planning of water distribution network

layout, and planning of pipe dimension.

Keywords: Bendo Reservoir, Water Distribution

Page 9: TUGAS AKHIR RC 145501

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kepada kehadirat Allah

SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya kepada

Penulis sehingga dapat menyelesaikan Proposal Tugas Akhir

Terapan dengan judul “PERENCANAAN SISTEM JARINGAN

DISTRIBUSI AIR BERSIH WADUK BENDO, DESA

NGINDENG, KECAMATAN SAWOO, KABUPATEN

PONOROGO, JAWA TIMUR”. Proyek akhir ini merupakan

salah satu syarat kelulusan bagi seluruh mahasiswa dalam

menempuh pendidikan pada program studi Infrastruktur Teknik

Sipil Fakultas Vokasi ITS.

Proyek akhir ini disusun dengan tujuan untuk

meningkatkan penyediaan air Bersih di Desa Ngindeng Kabupaten

Ponorogo, sehingga kebutuhan air Bersih untuk masyarakat

terpenuhi.

Penulis ucapkan terimakasih atas bimbingan, arahan, serta bantuan

dari:

1. Tuhan Yang Maha Esa, yang telah menyertai dan

memperlancarkan Penulis dalam pengerjaan Tugas

Akhir ini

2. Bapak Dr. Machsus, S.T., M.T. selaku Kepala

Program Studi Teknik Infrastruktur Sipil ITS

3. Bapak Ir. Suharjoko, M.T. selaku dosen pembimbing

Tugas Akhir Terapan,

4. Bapak/Ibu Dosen, seluruh Staf Karyawan Teknik

Infrastruktur Sipil ITS Surabaya yang telah membantu

dalam proses pengerjaan proyek akhir ini.

5. Kedua orang tua Penulis, saudara - saudara Penulis,

yang selalu memberikan motivasi dan mendoakan.

6. Rekan – rekan Teknik Infrastruktur Sipil Fakultas

Vokasi ITS, serta semua pihak yang membantu dalam

meyelesaikan Proposal Tugas Akhir Terapan ini yang

tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu.

Page 10: TUGAS AKHIR RC 145501

viii

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Proposal Tugas

Akhir Terapan ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu,

Penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun

demi terciptanya hasil yang lebih baik.

Surabaya, 25 Januari

Penulis

Page 11: TUGAS AKHIR RC 145501

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ......................................... i

ABSTRAK .................................................................. iii

ABSTRACT ................................................................. v

KATA PENGANTAR ............................................... vii

DAFTAR ISI ............................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ................................................ xiii

DAFTAR GRAFIK ................................................... xv

DAFTAR TABEL.................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ............................................ 1 1.1. Latar Belakang .......................................................... 1 1.2. Rumusan Masalah ..................................................... 2 1.3. Tujuan Penulisan ....................................................... 2 1.4. Batasan Masalah ........................................................ 3 1.5. Lokasi Studi .............................................................. 3

BAB II KONDISI WILAYAH ................................... 5 2.1. Letak Geografis Waduk Bendo ................................. 5 2.2. Data Teknis Waduk Bendo ....................................... 5 2.3. Kondisi Topografi Kecamatan Sawoo ...................... 7 2.4. Kondisi Klimatologi Kecamatan Sawoo ................... 8 2.5. Wilayah Perencanaan Daerah Layanan Jaringan

Distribusi Air Bersih ........................................................ 9

BAB III DASAR TEORI .......................................... 11 3.1. Sumber-Sumber Air ................................................ 11

3.1.1. Air Permukaan ................................................... 11 3.1.2. Air Tanah ........................................................... 11

3.2. Definisi Air Bersih .................................................. 12 3.3. Persyaratan dalam Penyediaan Air Bersih .............. 12

3.3.1. Persyaratan Kualitatif ........................................ 13

Page 12: TUGAS AKHIR RC 145501

x

3.3.2. Persyaratan Kuantitatif (Debit) ......................... 13 3.3.3. Persyaratan Kontinuitas ..................................... 14

3.4. Sistem Distribusi Air ............................................... 15 3.4.1. Continuous System (Sistem Berkelanjutan) ...... 15 3.4.2. Intermitten System ............................................ 15

3.5. Kriteria Perencanaan Sistem Distribusi Air Bersih . 16 3.6. Pemilihan Pola Jaringan Perpipaan ......................... 17

3.6.1. Sistem Jaringan Perpipaan Melingkar ............... 17 3.6.2. Sistem Jaringan Bercabang ............................... 18 3.6.3. Sistem Jaringan Perpipaan Kombinasi .............. 19

3.7. Analisis Pertumbuhan Penduduk ............................ 19 3.7.1. Metode Geometrik ............................................. 20 3.7.2. Metode Aritmatik .............................................. 20

3.8. Analisis Kebutuhan Air Bersih ............................... 21 3.8.1. Kebutuhan Air Domestik................................... 21 3.8.2. Kebutuhan Air Non Domestik ........................... 22

3.9. Perhitungan Pemanfaatan Air ................................. 23 3.9.1. Untuk Domestik ................................................ 23

3.10. Analisis Hidrolika Dalam Sistem Distribusi Air

Bersih ............................................................................. 24 3.10.1. Hukum Bernoulli ............................................. 24 3.10.2. Kehilangan Tekanan (Head Loss) ................... 25 3.10.3. Kecepatan Aliran ............................................. 27 3.10.4. Fluktuasi Kebutuhan Air ................................. 27 3.10.5. Pompa .............................................................. 29

BAB IV METODOLOGI ......................................... 31 4.1. Tahapan Analisis ..................................................... 31

4.1.1. Persiapan ........................................................... 31 4.1.2. Survey Lapangan Identifikasi ............................ 31 4.1.3. Studi Literatur.................................................... 31 4.1.4. Pengumpulan Data ............................................ 32 4.1.5. Analisis Kebutuhan Air Bersih.......................... 32 4.1.6. Perencanaan Layout Jaringan Distribusi Air

Bersih .................................................................................. 33 4.1.7. Perencanaan Dimensi Jaringan Distribusi ......... 33

Page 13: TUGAS AKHIR RC 145501

xi

4.1.8. Kesimpulan ........................................................ 33 4.1.9. Pengerjaan Laporan Akhir................................. 33

4.2. Flow Chart Pengerjaan ............................................ 34

BAB V PEMBAHASAN ........................................... 37 5.1. Analisa Kebutuhan Air Bersih Proyeksi 25 Tahun . 37

5.1.1. Proyeksi Penduduk Metode Aritmatika ............ 38 5.1.2. Proyeksi Penduduk Metode Geometrik ............. 42 5.1.3. Kebutuhan Air Bersih Total Rencana ............... 48 5.1.4. Fluktuasi Pemakaian Air ................................... 50 5.1.5. Kebutuhan Air Bersih per Titik Sekunder ......... 52

5.2. Desain Layout Jaringan Distribusi .......................... 76 5.2.1. Pembagian Jenis Pipa ........................................ 78 5.2.2. Titik Pertemuan dan Nama Pipa ........................ 78

5.3. Perhitungan Dimensi Pipa ....................................... 80 5.3.1. Pipa Tersier dan Sekunder ................................. 80 5.3.2. Titik Sekunder P6 .............................................. 82 5.3.3. Titik Sekunder P5 .............................................. 87 5.3.4. Titik Sekunder P4 .............................................. 92 5.3.5. Titik Sekunder P3 .............................................. 97 5.3.6. Titik Sekunder P2 ............................................ 104 5.3.7. Titik Sekunder P1 ............................................ 109 5.3.8. Titik Sekunder P13 .......................................... 119 5.3.9. Titik Sekunder P12 .......................................... 125 5.3.10. Titik Sekunder P11 ........................................ 130 5.3.11. Titik Sekunder P10 ........................................ 136 5.3.12. Titik Sekunder P9 .......................................... 141 5.3.13. Titik Sekunder P8 .......................................... 147 5.3.14. Titik Sekunder P7 .......................................... 152 5.3.15. Pipa Primer .................................................... 159 5.3.16. Titik Primer 2 ................................................ 159 5.3.17. Titik Primer 3 ................................................ 165 5.3.18. Titik Primer 1 ................................................ 170

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN................. 175 6.1. Kesimpulan ........................................................... 175

Page 14: TUGAS AKHIR RC 145501

xii

6.2. Saran ...................................................................... 176

DAFTAR PUSTAKA .............................................. 177

BIODATA PENULIS 1 ........................................... 179

BIODATA PENULIS 2 ........................................... 181

LAMPIRAN ........................................................... 1813

Page 15: TUGAS AKHIR RC 145501

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Peta Lokasi Kecamatan Sawoo, Kabupaten

Ponorogo ....................................................................................... 3

Gambar 1.2. Peta Lokasi Waduk Bendo, Sawoo, Ponorogo ....... 5

Gambar 2.1. Gambaran Kondisi Topografi Waduk Bendo ......... 8

Gambar 2.2. Peta Lokasi Rencana Daerah Layanan Distribusi

Air Waduk Bendo ....................................................................... 10

Gambar 3.1. Sistem Distribusi Air Bersih Sistem Gravitasi ..... 17

Gambar 3.2. Sistem Distribusi Air Bersih Sistem Pompa ......... 17

Gambar 4.1. Diagram Alir ......................................................... 34

Gambar 4.2. Diagram Alir Lanjutan .......................................... 35

Gambar 5.1. Kebutuhan Air di Titik P1 .................................... 53

Gambar 5.2. Kebutuhan Air di Titik P2 .................................... 56

Gambar 5.3. Kebutuhan Air di Titik P3 .................................... 57

Gambar 5.4. Kebutuhan Air di Titik P4 .................................... 59

Gambar 5.5. Kebutuhan Air di Titik P5 .................................... 61

Gambar 5.6. Kebutuhan Air di Titik P6 .................................... 63

Gambar 5.7. Kebutuhan Air di Titik P7 .................................... 65

Gambar 5.8. Kebutuhan Air di Titik P8 .................................... 67

Gambar 5.9. Kebutuhan Air di Titik P9 .................................... 68

Gambar 5.10. Kebutuhan Air di Titik P10 ................................ 70

Gambar 5.11. Kebutuhan Air di Titik P11 ................................ 71

Gambar 5.12. Kebutuhan Air di Titik P12 ................................ 72

Gambar 5.13. Kebutuhan Air di Titik P13 ................................ 74

Gambar 5.14. Layout Rencana Jaringan Distribusi ................... 77

Gambar 5.15. Pembagian Jenis Pipa Berdasarkan Warna ......... 78

Gambar 5.16. Pembagian Titik dan Nama Pipa ........................ 79

Gambar 5.17. Layout Jaringan Pipa Sekunder P6 ..................... 82

Gambar 5.18. Layout Jaringan Pipa Sekunder P5 ..................... 87

Gambar 5.19. Layout Jaringan Pipa Sekunder P4 ..................... 92

Page 16: TUGAS AKHIR RC 145501

xiv

Gambar 5.20. Layout Jaringan Pipa Sekunder P3 ..................... 97

Gambar 5.21. Layout Jaringan Pipa Sekunder P2 ................... 104

Gambar 5.22. Layout Jaringan Pipa Sekunder P1 ................... 109

Gambar 5.23. Layout Jaringan Pipa Sekunder P13 ................. 119

Gambar 5.24. Layout Jaringan Pipa Sekunder P12 ................. 125

Gambar 5.25. Layout Jaringan Pipa Sekunder P11 ................. 130

Gambar 5.26. Layout Jaringan Pipa Sekunder P10 ................. 136

Gambar 5.27. Layout Jaringan Pipa Sekunder P9 ................... 141

Gambar 5.28. Layout Jaringan Pipa Sekunder P8 ................... 147

Gambar 5.29. Layout Jaringan Pipa Sekunder P7 ................... 152

Gambar 5.30. Layout Jaringan Pipa Primer 2 ......................... 159

Gambar 5.31. Layout Jaringan Pipa Primer 3 ......................... 165

Gambar 5.32. Layout Jaringan Pipa Primer 1 ......................... 170

Page 17: TUGAS AKHIR RC 145501

xv

DAFTAR GRAFIK

Grafik 5.1. Pertumbuhan Penduduk Aritmatika 2006 - 2041 .... 41

Grafik 5.2. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Metode Geometrik

..................................................................................................... 45

Grafik 5.3. Fluktuasi Pemakaian Air Bersih .............................. 52

Grafik 5.4. Grafik Energi Pipa Sekunder P6 .............................. 86

Grafik 5.5. Grafik Energi Pipa Sekunder P5 .............................. 91

Grafik 5.6. Grafik Energi Pipa Sekunder P4 .............................. 96

Grafik 5.7 Grafik Energi Pipa Sekunder P3 ............................. 103

Grafik 5.8. Grafik Energi Pipa Sekunder P2 ............................ 108

Grafik 5.9. Grafik Energi Pipa Sekunder P1 ............................ 118

Grafik 5.10. Grafik Energi Pipa Sekunder P13 ........................ 124

Grafik 5.11. Grafik Energi Pipa Sekunder P12 ........................ 129

Grafik 5.12. Grafik Energi Pipa Sekunder P11 ........................ 135

Grafik 5.13. Grafik Energi Pipa Sekunder P10 ........................ 140

Grafik 5.14. Grafik Energi Pipa Sekunder P9 .......................... 146

Grafik 5.15. Grafik Energi Pipa Sekunder P8 .......................... 151

Grafik 5.16. Grafik Energi Pipa Sekunder P7 .......................... 158

Grafik 5.17. Grafik Energi Pipa Primer 2 ................................ 164

Grafik 5.18. Grafik Energi Pipa Primer 3 ................................ 169

Grafik 5.19. Grafik Energi Pipa Primer 1 ................................ 173

Page 18: TUGAS AKHIR RC 145501

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Standar kebutuhan air domestik ................................ 21

Tabel 3.2. Standar kebutuhan air domestik (Lanjutan) .............. 22

Tabel 3.3. Kebutuhan Air Non Domestik ................................... 22

Tabel 3.4. Kebutuhan Air Non Domestik (Lanjutan) ................. 23

Tabel 3.5. Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kategori V

(Desa) .......................................................................................... 23

Tabel 5.1. Data Penduduk Desa Ngindeng 2006 - 2016 ............ 37

Tabel 5.2. Laju Pertumbuhan Penduduk Metode Aritmatika ..... 39

Tabel 5.3. Hasil Proyeksi Penduduk Metode Aritmatika ........... 40

Tabel 5.4. Hasil Proyeksi Penduduk Metode Aritmatika

(Lanjutan) .................................................................................... 41

Tabel 5.5. Laju Pertumbuhan Penduduk Metode Geometrik ..... 43

Tabel 5.6. Perhitungan Proyeksi Penduduk Metode Geometrik 43

Tabel 5.7. Perhitungan Proyeksi Penduduk Metode Geometrik

(Lanjutan) .................................................................................... 44

Tabel 5.8. Hasil perhitungan standar deviasi.............................. 46

Tabel 5.9. Hasil perhitungan standar deviasi (Lanjutan) ............ 47

Tabel 5.10. Standar Kebutuhan Air Bersih ................................ 48

Tabel 5.11. Perkiraan Kebutuhan Air Bersih Desa Ngindeng ... 49

Tabel 5.12. Fluktuasi Pemakaian Air Desa Ngindeng ............... 50

Tabel 5.13. Fluktuasi Pemakaian Air Desa Ngindeng (Lanjutan)

..................................................................................................... 51

Tabel 5.14. Kebutuhan Air di Titik Sekunder P1 ....................... 54

Tabel 5.15. Kebutuhan Air di Titik Sekunder P1(Lanjutan) ...... 55

Tabel 5.16. Kebutuhan Air di Titik Sekunder P2 ....................... 56

Tabel 5.17. Kebutuhan Air di Titik Sekunder P3 ....................... 57

Tabel 5.18. Kebutuhan Air di Titik Sekunder P3 (Lanjutan) ..... 58

Tabel 5.19. Kebutuhan Air di Titik Sekunder P4 ....................... 60

Tabel 5.20. Kebutuhan Air di Titik Sekunder P5 ....................... 62

Page 19: TUGAS AKHIR RC 145501

xviii

Tabel 5.21. Kebutuhan Air di Titik Sekunder P6 ....................... 64

Tabel 5.22. Kebutuhan Air di Titik Sekunder P7 ....................... 66

Tabel 5.23. Kebutuhan Air di Titik Sekunder P8 ....................... 67

Tabel 5.24. Kebutuhan Air di Titik Sekunder P9 ....................... 69

Tabel 5.25. Kebutuhan Air di Titik Sekunder P10 ..................... 70

Tabel 5.26. Kebutuhan Air di Titik Sekunder P11 ..................... 71

Tabel 5.27. Kebutuhan Air di Titik Sekunder P12 ..................... 73

Tabel 5.28. Kebutuhan Air di Titik Sekunder P13 ..................... 75

Tabel 5.29. Koefisien Hazen William ........................................ 81

Tabel 5.30. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P6 .................. 84

Tabel 5.31. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P6 (Lanjutan) 85

Tabel 5.32. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P5 .................. 89

Tabel 5.33. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P5 (Lanjutan) 90

Tabel 5.34. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P4 .................. 94

Tabel 5.35. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P4 (Lanjutan) 95

Tabel 5.36. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P3 .................. 99

Tabel 5.37. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P3 (Lanjutan)

................................................................................................... 100

Tabel 5.38. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P3 (Lanjutan)

................................................................................................... 101

Tabel 5.39. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P3 (Lanjutan)

................................................................................................... 102

Tabel 5.40. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P2 ................ 106

Tabel 5.41. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P2 (Lanjutan)

................................................................................................... 107

Tabel 5.42. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P1 ................ 111

Tabel 5.43. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P1 (Lanjutan)

................................................................................................... 112

Tabel 5.44. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P1 (Lanjutan)

................................................................................................... 113

Page 20: TUGAS AKHIR RC 145501

xix

Tabel 5.45. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P1 (Lanjutan)

................................................................................................... 114

Tabel 5.46. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P1 (Lanjutan)

................................................................................................... 115

Tabel 5.47. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P1 (Lanjutan)

................................................................................................... 116

Tabel 5.48. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P1 (Lanjutan)

................................................................................................... 117

Tabel 5.49. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P13 .............. 121

Tabel 5.50. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P13 (Lanjutan)

................................................................................................... 122

Tabel 5.51. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P13 (Lanjutan)

................................................................................................... 123

Tabel 5.52. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P12 .............. 127

Tabel 5.53. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P12 (Lanjutan)

................................................................................................... 128

Tabel 5.54. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P11 .............. 132

Tabel 5.55. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P11 (Lanjutan)

................................................................................................... 133

Tabel 5.56. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P11 (Lanjutan)

................................................................................................... 134

Tabel 5.57. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P10 .............. 138

Tabel 5.58. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P10 (Lanjutan)

................................................................................................... 139

Tabel 5.59. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P9 ................ 143

Tabel 5.60. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P9 (Lanjutan)

................................................................................................... 144

Tabel 5.61. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P9 (Lanjutan)

................................................................................................... 145

Tabel 5.62. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P8 ................ 149

Page 21: TUGAS AKHIR RC 145501

xx

Tabel 5.63. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P8 (Lanjutan)

................................................................................................... 150

Tabel 5.64. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P7 ................ 154

Tabel 5.65. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P7 (Lanjutan)

................................................................................................... 155

Tabel 5.66. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P7 (Lanjutan)

................................................................................................... 156

Tabel 5.67. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P7 (Lanjutan)

................................................................................................... 157

Tabel 5.68. Perhitungan Dimensi Pipa Primer 2 ...................... 162

Tabel 5.69. Perhitungan Dimensi Pipa Primer 2 (Lanjutan) .... 163

Tabel 5.70. Perhitungan Dimensi Pipa Primer 3 ...................... 167

Tabel 5.71. Perhitungan Dimensi Pipa Primer 3 (Lanjutan) .... 168

Tabel 5.72. Perhitungan Dimensi Pipa Primer 1 ...................... 172

Page 22: TUGAS AKHIR RC 145501

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk

kehidupan yang diketahui sampai saat ini di Bumi. Air telah

menutupi hampir 71% permukaan Bumi. Terdapat 1,4 triliun

kilometer kubik air yang tersedia di Bumi. Air sebagian besar

terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan

puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai

awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es.

Air dalam objek-objek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air,

yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan

tanah (runoff, meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut.

Dalam kegunaannya sehari – hari, sumber daya air ini

digunakan dalam berbagai bidang. Mulai dari bidang pertanian,

bidang distribusi air bersih, rekreasi, PLTA dan lain sebagainya.

Karena pemakaiannya yang cukup banyak inilah perlu dilakukan

pengelolaan sumber daya air yang baik dan tersistematis.

Di Kabupaten Ponorogo, khususnya di Kecamatan Sawoo

terdapat sebuah tampungan sumber daya air berupa yang bernama

Waduk Bendo. Waduk ini di desain sebagai pemenuhan kebutuhan

air untuk air bersih dan irigasi di kawasan sekitar Waduk yang

didapat dari laporan akhir pembangunan Waduk Bendo, dikatakan

bahwa kapasitas air di Waduk Bendo ini cukup untuk pemenuhan

kebutuhan air bersih sebesar 11.73 juta m3 per tahun 370 lt/dtk

sesuai dengan Laporan CDMP untuk proyeksi tahun 2025

sedangkan untuk irigasi dapat digunakan untuk 3299 Ha lahan

pertanian.

Pada perencanaannya, tercantum salah satu fungsi Waduk

Bendo yakni sebagai penyedia air bersih untuk domestik maupun

industri bagi masyarakat setempat. Namun hingga kini belum ada

fasilitas yang memenuhi fungsi tersebut. Hal ini lah yang melatar

belakangi Penulis dalam pengerjaan Tugas Akhir ini. Sehingga

judul Tugas Akhir yang Penulis ambil yakni:

Page 23: TUGAS AKHIR RC 145501

2

“PERENCANAAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI AIR

WADUK BENDO, DESA NGINDENG, KECAMATAN

SAWOO, KABUPATEN PONOROGO, JAWA TIMUR”.

1.2. Rumusan Masalah Rumusan masalah dari Tugas Akhir Penulis yakni sebagai

berikut:

• Berapa jumlah kebutuhan air baku untuk 25 tahun

mendatang di Desa Ngindeng, Kecamatan Sawoo,

Kabupaten Ponorogo?

• Bagaimanakah desain layout jaringan distribusi air baku di

Desa Ngindeng?

• Bagaimanakah rencana dimensi pipa pada jaringan

distribusi air bersih di Desa Ngindeng?

1.3. Tujuan Penulisan Dalam Tugas Akhir ini, Penulis membagi tujuan penulisan

Penulis dalam 2 pokok tujuan penulisan yakni Tujuan Penulisan

Umum dan Tujuan Penulisan Khusus. Tujuan Penulisan Penulis

secara umum yakni sebagai berikut:

• Menghitung jumlah kebutuhan air baku untuk 25 tahun

mendatang di Desa Ngindeng, Kecamatan Sawoo,

Kabupaten Ponorogo.

• Merencanakan desain layout jaringan distribusi air baku di

Desa Ngindeng.

• Menghitung rencana dimensi pipa pada jaringan distribusi

air bersih di Desa Ngindeng.

Sedangkan untuk tujuan khusus penulisan dari tugas akhir Penulis

yakni:

• Sebagai persyaratan dalam mencapai gelar ahli madya

jurusan Teknik Sipil sekaligus telah menyelesaikan

pendidikan di ”Institut Teknologi Sepuluh Nopember” Surabaya.

Page 24: TUGAS AKHIR RC 145501

3

1.4. Batasan Masalah Dari latar belakang dan rumusan masalah yang telah Penulis

tentukan, maka batasan masalah yang diajukan adalah

• Perencanaan sistem distribusi air bersih dengan proyeksi

penduduk hanya hingga 25 tahun yang akan datang.

• Tidak merencanakan ukuran dimensi IPA dan Hidran, namun

hanya penentuan lokasi IPA dan Hidran.

1.5. Lokasi Studi Obyek penelitian dari studi ini terletak di Waduk Bendo, Desa

Ngindeng, Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.

Gambar 1.1. Peta Lokasi Kecamatan Sawoo, Kabupaten

Ponorogo

Gambar 1.1. Peta Lokasi Kecamatan Sawoo, Kabupaten

Ponorogo

Page 25: TUGAS AKHIR RC 145501

4 4

Gambar 1.2. Peta Lokasi Waduk Bendo, Sawoo, Ponorogo

Waduk Bendo

Page 26: TUGAS AKHIR RC 145501

5

BAB II

KONDISI WILAYAH

2.1. Letak Geografis Waduk Bendo Proyek Pembangunan Waduk Bendo terletak ± 21 km dari

kota Ponorogo atau ± 200 km dari kota Surabaya di Jawa Timur.

Waduk Bendo terletak antara garis lintang selatan 7º 49' 33'' dan 7º

59' 36'' dan garis bujur timur 111º 34' 57'' dan 111º 44'. Lokasi

bendungan untuk waduk Bendo ± 20 km di hulu pertemuan dengan

Kali Madiun, dengan daerah tangkapan air seluas 120,63 km2.

2.2. Data Teknis Waduk Bendo Waduk Bendo ini direncanakan oleh pihak Balai Besar

Wilayah Sungai Bengawan Solo dan dilaksanakan oleh beberapa

kontraktor yakni Wika, Nindya Karya, dan Hutama Karya. Lalu

Waduk Bendo ini dibangun sebagai pemenuhan kebutuhan air

baku, air irigasi dan pengendalian banjir, dengan cara

memanfaatkan sumber daya air dari Kali Ngindeng, anak Kali

Madiun yang merupakan terusan dari Sungai Bengawan Solo Jawa

Tengah. Perencanaan Waduk Bendo ini hanya sampai

pembangunan infrastruktur yang ada di Waduk Bendo itu sendiri,

tanpa merencanakan instalasi pendistribusian air bersihnya.

Sehingga Penulis mencoba memberikan solusi perencanaan sistem

pendistribusian air bersih berupa instalasi perpipaan di daerah

Waduk Bendo ini. Oleh karena itu, Berikut ini adalah data teknis

dari Waduk Bendo yang merupakan sumber air bersih dari

masyarakat Desa Ngindeng:

Waduk

Luas daerah aliran = 120,63 km2

Luas permukaan waduk = 1,85 km2 pada MAT

Muka Air Tinggi (MAT) = EL. 218.600 m

Muka Air Rendah (MAR) = EL. 188.000 m

Muka Air Banjir (MAB) = EL. 220.89 m

Page 27: TUGAS AKHIR RC 145501

6

Kapasitas waduk bruto = 44,197 x 106 m3

Kapasitas waduk aktif = 35,805 x 106 m3

Bendungan

Tipe bendungan = Zona urugan batu

dengan inti tegak

Elevasi puncak = EL. 224.0 m

Tinggi bendungan = 88 m

Panjang puncak = 311,90 m

Volume timbunan = 3.088 juta m3

Terowong Pengelak = 5,5 m diameter

Pintu Penutup = 5 m x 5 m

Pengambilan dan Pengeluaran

Tipe pengambilan = Menara miring

Elevasi dasar inlet = EL. 185 & 195 m

Jalan air

Hulu penyumbat = Terowong pengelak, D =

5,5 m

Hilir penyumbat = Pipa baja, D = 1.2 m

Katup keluaran = Katup pancar, D = 0.9 m

Kapasitas keluaran = 10.0 m3/s pada MAT

Pelimpah

Peak inflow = 649 m3/s

Type

= Pelimpah samping

tanpa pintu, saluran

luncur terbuka dan

kolam penenang datar

Page 28: TUGAS AKHIR RC 145501

7

Panjang ambang pelimpah = 65 m

Kapasitas rencana = 472 m3/s

Operasional Waduk

Kebutuhan air bersih = 370 l/detik

Volume Kebutuhan air bersih = 11,73 juta m3

Luas lahan Irigasi (Ha) = 7800 Ha

Konservasi sungai = 0,5 m3/detik

(Sumber: Data Perencanaan Waduk Bendo)

Dari data teknis di atas dapat diketahui bahwa besar

kebutuhan air baku yang direncanakan yakni sebesar 370 l/detik

dengan volume kebutuhan air bersih selama satu tahun yakni

sebesar 11,73 m3/tahun. Hasil ini didapatkan dari perhitungan

proyeksi penduduk hingga tahun 2025 mendatang. Namun dengan

volume kebutuhan air bersih sebesar tersebut hanya direncanakan

sebagai pemenuhan kebutuhan air bersih pada musim kemarau saja

atau pada bulan Mei hingga Oktober saja. Oleh karena itu, dengan

volume yang sangat memadai tersebut, Penulis mencoba

merencanakan pemenuhan kebutuhan air bersih secara continue

yakni mulai dari bulan Januari hingga Desember.

2.3. Kondisi Topografi Kecamatan Sawoo Morfologi daerah rencana bendungan merupakan daerah

perbukitan dengan ketinggian antara EL. +150 m sebagai elevasi

dasar sungai sampai EL. +450 m di sisi kiri sungai dan EL. +250

m di sisi kanan sungai. Serta memiliki kemiringan tanah yang

bervariasi mulai dari kemiringan 0 derajat hingga >45 derajat. Luas

per daerah di Kabupaten Ponorogo sesuai dengan kemiringan

lahannya adalah sebagai berikut:

• Kemiringan relative datar (0 – 8 derajat) = 82.257,6 Ha

• Kemiringan berombak (8 – 15 derajat) = 31.057, 43 Ha

• Kemiringan berbukit (15 – 25 derajat) = 22.047, 43 Ha

Page 29: TUGAS AKHIR RC 145501

8

• Kemiringan curam (25 – 45 derajat) = 6.865, 08 Ha

• Kemiringan sangat curam (>45 derajat) = 1747, 58 Ha

Dan untuk Kecamatan Sawoo sendiri memiliki kemiringan

0–2 derajat, sehingga bisa dikatakan bahwa daerah di Kecamatan

Sawoo termasuk relatif datar atau sedikit berombak. Kecamatan

Sawoo ini berada di ketinggian 50 - 100 m diatas permukaan laut.

(Sumber: BPBD Kabupaten Ponorogo)

Gambar 2.1. Gambaran Kondisi Topografi Waduk Bendo

2.4. Kondisi Klimatologi Kecamatan Sawoo Iklim di Kecamatan Sawoo merupakan iklim tropis dengan

suhu rata-rata mencapai 21,9 °C, kelembaban 85,06%, kecepatan

angin 2 knot, dan curah hujan rata-rata pertahun mencapai 11,08

mm. Wilayah Kecamatan Sawoo memiliki suhu yang relatif sama

dengan Kecamatan lainnya di Kabupaten Ponorogo, yaitu:

• Pada bulan Desember-Mei pada siang hari antara 20°C–25°C

• Pada bulan Juni-Agustus pada siang hari antara 18°C–25°C

Page 30: TUGAS AKHIR RC 145501

9

• Pada bulan September-Nopember pada siang hari antara

19°C–27°C

2.5. Wilayah Perencanaan Daerah Layanan Jaringan

Distribusi Air Bersih Dalam perencanaan yang akan Penulis lakukan, daerah yang

akan Penulis rencanakan sebagai daerah layanan yakni daerah di

Kecamatan Sawoo khususnya di daerah kawasan Waduk Bendo.

Sehingga dalam hal ini terdapat 1 desa yang menjadi sasaran

Penulis, nama desa tersebut yakni Desa Ngindeng. Namun bukan

tidak mungkin juga distribusi air bersih ini dapat melebihi dari 1

desa yang menjadi sasaran Penulis, karena ini semua tergantung

dari analisis perencanaan dan perhitungan besar tampungan dari

Waduk Bendo sendiri. Lebih rincinya, Penulis sertakan di dalam

peta daerah layanan distribusi air bersih sebagai berikut:

Page 31: TUGAS AKHIR RC 145501

10

10

Gambar 2.2. Peta Lokasi Rencana Daerah Layanan Distribusi Air Waduk Bendo

Waduk Bendo

Page 32: TUGAS AKHIR RC 145501

11

BAB III

DASAR TEORI

3.1. Sumber-Sumber Air Dalam sistem penyediaan air bersih, sumber air merupakan

satu komponen yang mutlak harus ada, karena tanpa sumber air

system penyedian air tidak akan berfungsi. Dengan mengetahui

karakteristik masing-masing sumber air serta faktor-faktor yang

mempengaruhinya, diharapkan dapat membantu di dalam

pemilihan air bersih untuk suatu system penyediaan air bersih,

serta mempermudah tahapan selanjutnya di salam pemilihan tipe

dari pengolahan untuk menghasilkan air yang memenuhi standart

kualitas secara fisik, kimiawi dan bakteriologis. Secara umum

sumber air sebagai berikut:

3.1.1. Air Permukaan Air permukaan adalah air yang terdapat pada

permukaan tanah. Pada prinsipnya air permukaan terbagi

menjadi:

1. Air Sungai

Air sungai adalah air hujan yang jatuh kepermukaan

bumi dan tida meresap kedalam tanah akan mengalir

secara gravitasi searah dengan kemiringan permukaan

tanah dan mengalir melewati aliran sungai. Sebagai

salah satu sumber air minum, air sungai harus

mengalami pengolahan secara sempurna karena pada

umumnya memiliki derajat pengotoran yang tinggi. 2. Air Danau

Air danau adalah air permukaan (berasal dari hujan

atau air tanah yang keluar ke permukaan tanah),

terkumpul pada suatu tempat yang relatif rendah/

cekung. Termasuk kategori supaya adalah air rawa, air

tendon, air waduk/dam.

3.1.2. Air Tanah Air tanah adalah air yang berasal dari air hujan yang

jatuh di permukaan tanah/bumi dan meresap kedalam tanah

Page 33: TUGAS AKHIR RC 145501

12

dan mengisi rongga-rongga atau pori didalam tanah. Air tanah

terbagi atas:

1. Air Tanah Dangkal

Terjadi karena daya proses peresapan air dari

permukaan tanah. air tanah lebih banyak mengandung

zat kimia berupa garam-garam terlarut meskipun

kelihatan jernih karna sudah melewati lapisan tanah

yang masing-masing mempunyai unsur-unsur kimia

tertentu. Meskipun lapisan tanah disini berfungsi

sebagai saringan namun pengotoran juga masih terus

berlangsung, terutama pada muka air yang dekat

dengan muka tanah. Air tanah dangkal umumnya

mempunyai kedalaman kurang dari 50 meter.

2. Air Laut

Air laut adalah salah satu sumber air walaupun

tidak termasuk kategori yang bisa dipilih sebagai

sumber air bersih untuk untuk air bersih atu air minum,

karena memiliki kandungan garam (NaCl) yang cukup

besar.

3.2. Definisi Air Bersih Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-

hari dan akan menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu.

Sebagai batasannya, air bersih adalah air yang memenuhi

persyaratan bagi sistem penyediaan air minum. Adapun

persyaratan yang dimaksud adalah persyaratan dari segi kualitas air

yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologi dan radiologis, sehingga

apabila dikonsumsi tidak menimbulkan efek samping. (Sumber: Ketentuan Umum Permenkes, 1990)

3.3. Persyaratan dalam Penyediaan Air Bersih Sistem penyediaan air bersih harus memenuhi beberapa

persyaratan utama. Persyaratan tersebut meliputi persyaratan

kualitatif, persyaratan kuantitatif dan persyaratan kontinuitas.

Page 34: TUGAS AKHIR RC 145501

13

3.3.1. Persyaratan Kualitatif Persyaratan kualitas menggambarkan mutu atau

kualitas dari air bersih air bersih. Persyaratan ini meliputi

persyaratan fisik, persyaratan kimia, persyaratan biologis dan

persyaratan radiologis. Syarat-syarat tersebut berdasarkan

Permenkes No.416/Menkes/PER/IX/1990 dinyatakan bahwa

persyaratan kualitas air bersih adalah sebagai berikut:

1. Syarat-Syarat Fisik

Secara fisik air bersih harus jernih, tidak berbau dan

tidak berasa. Selain itu juga suhu air bersih sebaiknya

sama dengan suhu udara atau kurang lebih 25⁰C, dan

apabila terjadi perbedaan maka batas yang

diperbolehkan adalah 25⁰C ± 3⁰C

2. Syarat-Syarat Kimia

Air bersih tidak boleh mengandung bahan-bahan

kimia dalam jumlah yang melampaui batas. Beberapa

persyaratan kimia antara lain adalah: pH, total solid, zat

organik, CO2 agresif, kesadahan, kalsium (Ca), besi

(Fe), mangan (Mn), tembaga (Cu), seng (Zn), chlorida

(Cl), nitrit, flourida (F), serta logam berat.

3. Syarat-Syarat Bakteriologis dan Mikrobiologis

Air bersih tidak boleh mengandung kuman patogen

dan parasitik yang mengganggu kesehatan. Persyaratan

bakteriologis ini ditandai dengan tidak adanya bakteri

E. coli atau Fecal coli dalam air.

4. Syarat-Syarat Radiologis

Persyaratan radiologis mensyaratkan bahwa air

bersih tidak boleh mengandung zat yang menghasilkan

bahan-bahan yang mengandung radioaktif, seperti sinar

alfa, beta dan gamma.

3.3.2. Persyaratan Kuantitatif (Debit) Persyaratan kuantitas dalam penyediaan air bersih

adalah ditinjau dari banyaknya air bersih yang tersedia.

Artinya air bersih tersebut dapat digunakan untuk memenuhi

kebutuhan sesuai dengan kebutuhan daerah dan jumlah

Page 35: TUGAS AKHIR RC 145501

14

penduduk yang akan dilayani. Persyaratan kuantitas juga

dapat ditinjau dari standar debit air bersih yang dialirkan ke

konsumen sesuai dengan jumlah kebutuhan air bersih.

3.3.3. Persyaratan Kontinuitas Air bersih harus dapat diambil terus menerus dengan

fluktuasi debit yang relatif tetap, baik pada saat musim

kemarau maupun musim hujan. Kontinuitas juga dapat

diartikan bahwa air bersih harus tersedia 24 jam per hari, atau

setiap saat diperlukan, kebutuhan air tersedia. Akan tetapi

kondisi ideal tersebut hampir tidak dapat dipenuhi pada setiap

wilayah di Indonesia, sehingga untuk menentukan tingkat

kontinuitas pemakaian air dapat dilakukan dengan cara

pendekatan aktifitas konsumen terhadap prioritas pemakaian

air. Prioritas pemakaian air yaitu minimal selama 12 jam per

hari, yaitu pada jam-jam aktifitas kehidupan, yaitu pada pukul

06.00 – 18.00 WIB.

Kontinuitas aliran sangat penting ditinjau dari dua

aspek. Pertama adalah kebutuhan konsumen. Sebagian besar

konsumen memerlukan air untuk kehidupan dan

pekerjaannya, dalam jumlah yang tidak ditentukan. Karena

itu, diperlukan pada waktu yang tidak ditentukan. Karena itu,

diperlukan reservoir pelayanan dan fasilitas energi yang siap

setiap saat.

Sistem jaringan perpipaan didesain untuk membawa

suatu kecepatan aliran tertentu. Kecepatan dalam pipa tidak

boleh melebihi 0,3–3 m/dt. Ukuran pipa harus tidak melebihi

dimensi yang diperlukan dan juga tekanan dalam sistem harus

tercukupi. Dengan analisis jaringan pipa distribusi, dapat

ditentukan dimensi atau ukuran pipa yang diperlukan sesuai

dengan tekanan minimum yang diperbolehkan agar kuantitas

aliran terpenuhi.

(Sumber: Ketentuan Umum Permenkes, 1990)

Page 36: TUGAS AKHIR RC 145501

15

3.4. Sistem Distribusi Air Air yang disuplai melalui pipa induk akan didistribusikan

melalui dua alternative sistem yakni:

3.4.1. Continuous System (Sistem Berkelanjutan) Dalam Sistem ini, air minum yang ada akan disuplai

dan didistribusikan kepada konsumen secara terus – menerus

selama 24 jam. Sistem ini biasanya diterapkan bila pada setiap

waktu kuantitas air Bersih dapat mensuplai seluruh kebutuhan

konsumen di daerah tersebut.

Keuntungan:

• Konsumen akan mendapatkan air setiap saat

• Air minum yang diambil dari titik pengambilan di

dalam jaringan pipa distribusi selalu didapat dalam

keadaan segar

Kerugian:

• Pemakaian air cenderung lebih boros

• Jika ada sedikit kebocoran maka jumlah air yang

terbuang besar

3.4.2. Intermitten System Dalam sistem ini, air minum yang ada akan disuplay

dan didistribusikan kepada konsumen hanya selama beberapa

jam dalam satu hari. Biasanya berkisar antara 2 hingga 4 jam

untuk sore hari. Sistem ini biasanya diterapkan bila kuantitas

dan tekanan air yang cukup tidak tersedia.

Keuntungan:

• Pemakaian air cenderung lebih hemat

• Jika ada sedikit kebocoran maka jumlah yang

terbuang relative kecil

Kerugian:

• Bila terjadi kebakaran pada saat beroperasi maka air

untuk pemadam kebakaran tidak dapat disediakan

Page 37: TUGAS AKHIR RC 145501

16

• Setiap rumah perlu menyediakan tempat

penyimpanan air yang cukup agar kebutuhan air

sehari – hari dapat terpenuhi

• Dimensi pipa yang digunakan akan lebih besar karena

kebutuhan air yang disuplay dan didistribusikan

dalam sehari hanya ditempuh dalam jangka waktu

yang pendek

(Sumber: Laporan “sistem pelayanan air minum” Teknik Lingkungan ITS, 2010)

3.5. Kriteria Perencanaan Sistem Distribusi Air Bersih Kriteria perencanaan teknis jaringan distribusi air bersih

digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan jaringan

distribusi air bersih, sehingga jaringan yang direncanakan dapat

memenuhi persyaratan teknis dan hidrolis serta ekonomis. Sistem

distribusi air bersih bertujuan untuk mengalirkan/membagikan air

bersih ke seluruh daerah pelayanan dengan merata dan berjalan

secara terus menerus sesuai dengan kebutuhan konsumen. Untuk

kelancaran sistem pendistribusian tersebut, perlu diperhatikan

faktor-faktor berikut:

• Tersedianya tekanan yang cukup pada jaringan pipa

distribusi, sehingga air masih bisa mengalir ke konsumen

dengan sisa tekanan yang cukup.

• Kuantitas air yang mencukupi kebutuhan

penduduk/konsumen dan dapat melayani 24 jam.

• Kualitas air bersih terjamin mulai dari pipa distribusi sampai

ke konsumen.

Sistem distribusi air bersih merupakan jaringan perpipaan yang

mengalirkan air bersih dari sumber/instalasi ke daerah pelayanan.

Secara sederhana suatu sistem distribusi sir bersih dapat dilihat

pada ilustrasi gambar berikut:

Page 38: TUGAS AKHIR RC 145501

17

3.6. Pemilihan Pola Jaringan Perpipaan

Pola jaringan sistem perpipaan distribusi air bersih

umumnya, dapat diklasifikasikan menjadi:

• Sistem jaringan melingkar (Grid System/Loop).

• Sistem jaringan cabang (Branch System).

• Sistem kombinasi dari kedua sistem tersebut.

Bentuk sistem jaringan perpipaan tergantung pada pola jalan yang

ada dan jalan rencana, topografi, pola perkembangan daerah

pelayanan dan lokasi instalasi pengolahan. Gambar berikut dapat

memberikan ilustrasi tentang bentuk dan sistem jaringan pipa

distribusi tersebut.

(Sumber: Tugas Matkul Sistem Penyediaan Air Minum

jurusan ilmu dan teknologi - UNAIR)

3.6.1. Sistem Jaringan Perpipaan Melingkar Sistem jaringan perpipaan melingkar terdiri dari pipa

pipa induk dan pipa cabang yang saling berhubungan satu

Gambar 3.1. Sistem Distribusi Air Bersih Sistem Gravitasi

Gambar 3.2. Sistem Distribusi Air Bersih Sistem Pompa

Page 39: TUGAS AKHIR RC 145501

18

sama lainnya dan membentuk loop (melingkar), sehingga

terjadi sirkulasi air ke seluruh jaringan distribusi. Dari pipa

induk dilakukan penyambungan (tapping) oleh pipa cabang

dan selanjutnya dri pipa cabang dilakukan pendistribusian

untuk konsumen

Dari segi ekonomis sistem ini kurang menguntungkan,

karena diperlukan pipa yang lebih panjang, katup dan

diameter pipa yang bervariasi. Sedangkan dari segi hidrolis

(pengaliran) sistem ini lebih baik karena jika terjadi kerusakan

pada sebagian blok dan selama diperbaiki, maka yang lainnya

tidak mengalami gangguan aliran karena masih dapat

pengaliran dari loop lainnya.

Sistem jaringan perpipaan melingkar digunakan untuk

daerah dengan karakteristik sebagai berikut:

• Bentuk dan perluasannya menyebar ke seluruh arah

• Pola jaringan jalannya berhubungan satu dengan

lainnya

• Elevasi tanahnya relatif datar

3.6.2. Sistem Jaringan Bercabang Jaringan bercabang terdiri dari pipa induk utama (main

feeder) disambungkan dengan pipa sekunder, lalu

disambungkan lagi dengan pipa cabang lainnya, sampai

akhirnya pada pipa yang menuju ke konsumen.

Dari segi ekonomis sistem ini menguntungkan, karena

panjang pipa lebih pendek dan diameter pipa kecil. Namun

dari segi teknis pengoperasian mempunyai keterbatasan,

diantaranya:

• Timbulnya rasa, bau akibat adanya ”air mati” pada ujung-ujung pipa cabang. Untuk mengatasi hal

tersebut diperlukan pengurasan secara berkala dan

menyebabkan kehilangan air yang cukup banyak.

• Jika terjadi kerusakan akan terdapat blok daerah

pelayanan yang tidak mendapatkan suplai air, karena

tidak adanya sirkulasi air.

Page 40: TUGAS AKHIR RC 145501

19

• Jika terjadi kebakaran, suplai air pada hidran

kebakaran lebih sedikit, karena alirannya satu arah.

Sistem jaringan perpipaan bercabang digunakan untuk

daerah pelayanan

Sistem jaringan perpipaan bercabang digunakan

untuk daerah pelayanan dengan karakteristik sebagai berikut:

• Bentuk dan arah perluasan memanjang dan terpisah.

• Pola jalur jalannya tidak berhubungan satu sama

lainnya.

• Luas daerah pelayanan relatif kecil.

• Elevasi permukaan tanah mempunyai perbedaan

tinggi dan menurun secara teratur.

3.6.3. Sistem Jaringan Perpipaan Kombinasi Sistem jaringan perpipaan kombinasi merupakan

gabungan dari sistem melingkar dan sistem bercabang. Sistem

ini diterapkan untuk daerah pelayanan dengan karakteristik:

• Kota yang sedang berkembang.

• Bentuk perluasan kota yang tidak teratur, demikian

pula jaringan jalannya tidak berhubungan satu sama

lain pada bagian tertentu.

• Terdapat daerah pelayanan yang terpencil dan elevasi

tanah yang bervariasi.

(Sumber: Tugas Matkul Sistem Penyediaan Air

Minum jurusan ilmu dan teknologi - UNAIR)

3.7. Analisis Pertumbuhan Penduduk Perhitungan proyeksi jumlah penduduk dilakukan untuk

memprediksi kebutuhan air pada masa yang akan datang. Dalam

hal ini jumlah penduduk dipandang sebagai kumpulan manusia dan

perhitungannya disusun menurut berbagai statistik tertentu. Hal

ini biasanya didasarkan pada faktor-faktor vital dalam

kependudukan seperti kelahiran, kematian dan migrasi. Faktor-

faktor tersebut mengakibatkan pertumbuhan, pengurangan atau

tetapnya jumlah penduduk.

Page 41: TUGAS AKHIR RC 145501

20

Analisis proyeksi perkembangan jumlah penduduk dihitung

berdasarkan pola/tren kecenderungan perkembangan penduduk

sebelumnya. Analisis yang umum digunakan adalah sebagai

berikut:

3.7.1. Metode Geometrik Proyeksi dengan metode ini menganggap bahwa

perkembangan penduduk secara bertambah secara berkala.

Dengan pertambahan penduduk awal metode ini

memperhatikan suatu saat terjadi perkembangan menurun

dan kemudian mantap, disebabkan kepadatan penduduk

mendekati maksimum. Rumus yang digunakan:

Pn = Po (1 + r)n r =( PoPt

)1/t

- 1

Dimana :

Pn = Jumlah penduduk pada akhir tahun periode

Po = Jumlah penduduk pada awal proyeksi

r = Rata - rata presentase tambahan penduduk tiap tahun

n = Jangka waktu tahun proyeksi

3.7.2. Metode Aritmatik Metode ini sesuai untuk daerah dengan perkembangan

penduduk yang selalu naik secara konstan dan dalam kurun

waktu yang singkat. Rumus yang digunakan:

Pn = Po + (Po-Ptt ) .n

Dimana:

Pn = Jumlah penduduk n tahun yang akan datang

Po = Jumlah penduduk pada akhir tahun data

Pt = Jumlah penduduk pada awal tahun data.

t = Jangka waktu tahun data

n = Jangka waktu tahun proyeksi

Page 42: TUGAS AKHIR RC 145501

21

3.8. Analisis Kebutuhan Air Bersih Analisis kebutuhan air bersih untuk masa mendatang

menggunakan standar-standar perhitungan yang telah ditetapkan.

Kebutuhan air untuk fasilitas-fasilitas sosial ekonomi harus

dibedakan menurut peraturan PDAM dan memperhatikan

kapasitas produksi sumber yang ada, tingkat kebocoran dan

pelayanan. Faktor utama dalam analisis kebutuhan air adalah

jumlah penduduk pada daerah studi. Untuk menganalisis proyeksi

10 tahun kedepan dipakai metode Aritmatik dan Geometrik. Dari

proyeksi tersebut, kemudian dihitung jumlah kebutuhan air dari

sektor domestik dan sektor non domestik berdasarkan kriteria

Ditjen Cipta Karya 1996. Kebutuhan air bersih meliputi atas

kebutuhan domestik dan kebutuhan non domestik, kebutuhan non

domestik sendiri terdiri atas berbagai kebutuhan.

3.8.1. Kebutuhan Air Domestik Kebutuhan air domestik adalah kebutuhan air bersih

bagi para penduduk untuk kepentingan sehari-hari. Jumlah

kebutuhan didasarkan pada banyaknya penduduk, presentase

yang diberi air dan cara pembagian air yaitu dengan:

1. Sambungan Rumah Tangga

2. Kran Umum

Jumlah sambungan rumah dihitung dari jumlah pelanggan

baru, yaitu 5 orang persambungan, sedangkan jumlah kran

umumnya didasarkan atas 100 standar yang biasa digunakan

serta kriteria pelayanan berdasarkan pada kategori kotanya.

Tabel 3.1. Standar kebutuhan air domestik

Kategori Kota Jumlah

Penduduk

Sambungan

Rumah

Sambungan

Umum Kehilangan

Energi (L/orang/hari (L/orang/hari)

Metropolitan >1.000.000 190 30 20%

Kota Besar 500.000 –

1.000.000 170 30 20%

Kota Sedang 100.000 –

500.000 150 30 20%

Page 43: TUGAS AKHIR RC 145501

22

Tabel 3.2. Standar kebutuhan air domestik (Lanjutan)

Kategori Kota Jumlah

Penduduk

Sambungan

Rumah

Sambungan

Umum Kehilangan

Energi (L/orang/hari (L/orang/hari)

Kota Kecil 20.000 –

100.000 130 30 20%

IKK <20.000 100 30 20%

(Sumber: Direktorat Jenderal Cipta Karya, DPU)

3.8.2. Kebutuhan Air Non Domestik Kebutuhan air non domestik adalah kebutuhan air

bersih untuk sarana dan prasarana daerah yang teridentifikasi

ada atau bakal ada berdasarkan rencana tata ruang. Sarana

dan prasarana berupa kepentingan sosial/umum seperti untuk

pendidikan, tempat ibadah, kesehatan dan juga untuk

keperluan komersil seperti untuk perhotelan, kantor, restoran

dan lain-lain. Selain itu juga keperluan industry, pariwisata,

pelabuhan, perhubungan, dan lain-lain. Besar konsumsi non

domestik sampai 2004 ditetapkan 10% dari kebutuhan

domestik.

(Sumber: Jurnal “Perencanaan pipa distribusi air bersih di

Kel. Sambaliung” – Dr.Ir.Hendrik S.)

Tabel 3.3. Kebutuhan Air Non Domestik

Kategori Kebutuhan Air

Umum Masjid 25-40 L/orang/hari

Gereja 5-15 L/orang/hari

Terminal 15-20 L/orang/hari

Sekolah 15-30 L/orang/hari

Rumah Sakit 220-300 L/tempat

tidur/hari Kantor 25-40 L/orang/hari

Industri Peternakan 10-35 L/ekor/hari

Industri Umum 40-400 L/orang/hari

Page 44: TUGAS AKHIR RC 145501

23

Tabel 3.4. Kebutuhan Air Non Domestik (Lanjutan)

Kategori Kebutuhan Air

Komersil Bioskop 10-15 L/kursi/hari

Hotel 80-120 L/orang/hari

Rumah Makan 65-90 L/meja/hari

Pasar/Toko 5 L/M2/hari

(Sumber: Ir. Sarwoko, “Penyediaan Air Bersih”)

Tabel 3.5. Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kategori V (Desa)

Sektor Nilai

Kebutuhan Satuan

Sekolah

Mesjid

Musholla

Rumah Sakit

Puskesmas

Hotel

Kawasan Industri

5

3.000

2.000

200

1.200

90

10

Liter/murid/hari

Liter/Unit/Hari

Liter/Unit/Hari

Liter/bed/hari

Liter/hari

Liter/hari

Liter/hari

(Sumber: Ditjen Cipta Karya DPU)

3.9. Perhitungan Pemanfaatan Air

3.9.1. Untuk Domestik Kebutuhan air:

Q (DMI) = 365 hari x { 𝑔 𝑢

x P(u) + 𝑔 𝑟

x P(r)}

Dimana:

Q (DMI) = Kebutuhan air untuk kebutuhan domestik

(m³/tahun)

q(u) = Konsumsi air pada daerah perkotaan

Page 45: TUGAS AKHIR RC 145501

24

(liter/kapita/hari)

q(r) = Konsumsi air daerah pedesaan (liter/kapita/hari)

P(u) = Jumlah Penduduk Kota

P(r) = Jumlah Penduduk Pedesaan

Penggunaan air untuk keperluan domestik

diperhitungkan dari jumlah penduduk di daerah

perkotaan dan pedesaan yang terdapat di Daerah Aliran

Sungai (DAS). Untuk penduduk perkotaan diperlukan

120L/hari/kapita, sedang penduduk pedesaan

memerlukan 60L/hari/kapita. Dengan diketahui

kebutuhan per hari per kapita penduduk maka dapat

diformulasikan:

Kebutuhan air penduduk pedesaan

Σ Penduduk x 365 x 60 L = ....... L/Tahun.

Kebutuhan air penduduk perkotaan

Σ Penduduk x 365 x 120 L= …...L/Tahun

3.10. Analisis Hidrolika Dalam Sistem Distribusi Air

Bersih Menurut Bambang Triatmojo (1995) aliran dalam pipa

merupakan aliaran tertutup dimana air kontak dengan seluruh

penampang saluran.

3.10.1. Hukum Bernoulli Aliran dalam pipa memiliki 3 macam energi yang

bekerja di dalamnya, yaitu:

• Energi ketinggian

• Energi tekanan

• Energi kecepatan

Hal tersebut dikenal dengan prinsip bernoulli bahwa

energi total pada sebuah penampang pipa adalah jumlah

Page 46: TUGAS AKHIR RC 145501

25

energi kecepatan, energi tekanan dan energi ketinggian yang

dapat ditulis sebagai berikut:

Etot = energi ketinggian + energi kecepatan + energi

tekanan

Etot = Z+ P

γw + v2

2g

Dimana:

Pγw

= Tinggi tekan

v2

2g = Tinggi energi

Z = Elevasi

3.10.2. Kehilangan Tekanan (Head Loss) Secara umum didalam suatu instalasi jaringan pipa

dikenal dua macam kehilangan energi, yaitu:

1. Kehilangan Tinggi Tekan Mayor (Major

Losses)

Ada beberapa teori dan formula untuk menghitung

besarnya kehilangan tinggi tekan mayor ini, akan

tetapi yang sering digunakan adalah persamaan

Hazzen Williams, sebagai berikut:

Q = 0.2785 × Chw × D2.63 × S0.54

S = Hf × L

Persamaan kehilangan tekanan diatas dapat ditulis

sebagai berikut:

Hf = Q

0.2785 × Chw × D2.63

1.85

× L

Dimana:

Hf = Kehilangan tekanan akibat gesekan

Q = Debit aliran (m3/detik)

L = Panjang pipa

Page 47: TUGAS AKHIR RC 145501

26

Chw = Koefisien kekasaran Hazzen Williams 𝐷 = Diameter pipa

Selain rumus kehilangan tekanan atau kehilangan

energi dari Hazzen Williams, terdapat juga rumus

kehilangan tekanan dari Darcy – Weisbach.

Persamaannya bisa ditulis sebagai berikut:

Hf = f x LD ×

v2

2 g

Dimana:

f = Faktor gesekan (Darcy friction factor),

nilainya dapat diperoleh dari diagram Moody

maupun secara persamaan empiris.

L = Panjang Pipa (m)

d = Diameter Pipa (m)

v = Kecepatan aliran (m/dtk)

g = Percepatan Gravitasi (m/s2)

2. Kehilangan Tinggi Tekan Minor (Minor

Losses)

Ada berbagai macam kehilangan tinggi tekan

minor contohnya sebagai berikut:

• Kehilangan tinggi minor karena pelebaran

pipa.

• Kehilangan tinggi minor karena

penyempitan mendadak pada pipa.

• Kehilangan tinggi tekan minor karena

mulut pipa.

• Kehilangan tinggi minor karena belokan

pada pipa.

• Kehilangan tinggi tekan minor akibat

sambungan dan katup pipa.

Page 48: TUGAS AKHIR RC 145501

27

Secara umum rumus kehilangan tekan akibat

minor losses adalah:

Hl = K v2

2g

Dimana:

Hl = Kehilangan energi minor (m)

K = Koefisien karakteristik pipa

v = Kecepatan (m/detik)

g = Nilai faktor gravitasi = 9,81 m/detik

3.10.3. Kecepatan Aliran Nilai Kecepatan aliran dalam pipa yang diizinkan

adalah 0,3 – 2,5 m/detik pada debit jam puncak. Kecepatan

yang terlalu kecil menyebabkan endapan yang ada dalam pipa

tidak bisa terdorong. Selain itu, pemborosan biaya karena

diameter pipa yang besar. Sedangkan pada kecepatan terlalu

besar mengakibatkan pipa mudah aus dan mempunyai

headloss yang tinggi, sehinga biaya pembuatan elevated

reservoir naik. Untuk menentukan kecepatan aliran dalam

pipa digunakan rumus:

Q = A.v

Q = ¼ π D2 . v

V = 4.Q

π.D2

Dimana:

Q = debit aliran (m3/detik)

V = kecepatan aliran (m/detik)

D = diameter pipa (m)

(Sumber: Laporan “sistem pelayanan air minum” Teknik Lingkungan ITS 2010)

3.10.4. Fluktuasi Kebutuhan Air Pada umumnya, masyarakat indonesia melakukan

aktifitas penggunaan air pada pagi dan sore hari dengan

Page 49: TUGAS AKHIR RC 145501

28

konsumsi air yang lebih banyak daripada waktu - waktu

lainnya. Dari keseluruhan aktifitas dan konsumsi sehari

tersebut dapat diketahui pemakaian rata-rata air. Dengan

memasukkan besarnya factor kehilangan air ke dalam

kebutuhan dasar, maka selanjutnya dapat disebut sebagai

fluktuasi kebutuhan air. Dan di dalam distribusi air minum,

tolak ukur yang digunakan dalam perencanaan maupun

evaluasinya adalah kebutuhan air hari maksimum dan

kebutuhan air jam maksimum dengan mengacu pada

kebutuhan air rata-rata.

Pada umumnya kebutuhan air dibagi dalam tiga

kelompok:

1. Kebutuhan rata - rata

Pemakaian air rata-rata menggunakan persamaan

berikut:

Qh = QdT

Dimana:

Qh = pemakaian air rata – rata (m3/jam)

Qd = Pemakaian air rata – rata sehari (m3)

T = jangka waktu pemakaian (jam)

2. Kebutuhan harian maksimum

Kebutuhan air harian dengan menggunakan

rumus:

Kebutuhan air per hari = Jml. penduduk x keb.

rata-rata per hari

3. Kebutuhan pada jam puncak

Kebutuhan harian maksimum dan jam puncak

sangat diperlukan dalam perhitungan besarnya

kebutuhan air Bersih, karena hal ini menyangkut

kebutuhan padahari-hari tertentu dan pada jam

puncak pelayanan. Sehingga penting

mempertimbangkan suatu nilai koefisien untuk

keperluan tersebut. Kebutuhan air harian maksimum

Page 50: TUGAS AKHIR RC 145501

29

dan jam puncak dihitung berdasarkan kebutuhan

dasar dan nilai kebocoran dengan pendekatan sebagai

berikut:

Qh max = C1 . Qh

Dimana:

C1 = konstanta (1,5 – 2,0)

3.10.5. Pompa Pompa merupakan suatu alat yang terdiri dari mesin

dan motor yang dapat menghasilkan energi untuk

memindahkan fluida dari suatu tempat (pada elevasi tertentu)

ke tempat lain yang memiliki elevasi lebih tinggi.

Head pompa terdiri dari:

• Total static head (Hs) adalah beda tinggi permukaan

fluida pada bagian suction dan discharge

• Pressure difference head = (Pd – Ps)

γ , terjadi karena

adanya perbedaan tekanan pada bagian suction dan

discharge.

• Head loss karena gesekan adalah total headloss

karena adanya beda gesekan pada pipa,

perlengkapan pipa, dll

(Hf) = Σv2

2g

• Beda velocity head = (vd

2- vs2)

2g

Dimana, vd = kecepatan aliran pada bagian

discharge

vs = kecepatan aliran pada bagian suction

Jadi head sistem:

HA = Hs + (Pd – Ps)

γ +

(vd2- vs

2)2g

+ ΣHf Namun, pada prakteknya beda velocity head

diabaikan karena ≈ 0

Page 51: TUGAS AKHIR RC 145501

30

HA = Hs + (Pd – Ps)

γ + ΣHf (untuk sistem tertutup)

HA = Hs + ΣHf (untuk sistem terbuka dimana Pd – Ps = Patm)

(Sumber: Sularso, Tahara, Haruo, 2000)

Page 52: TUGAS AKHIR RC 145501

31

BAB IV

METODOLOGI

4.1. Tahapan Analisis Metodologi pembahasan adalah sebuah rangkaian atau

susunan sistematis dari rencana kerja yang akan dilakukan dalam

pengerjaan Tugas Akhir. Metodologi ini berguna sebagai media

arahan dalam penyelesaian Tugas Akhir yang sesuai dengan tujuan

atau penyelesaian dari pokok permasalahan yang telah ditetapkan.

Susunan di dalam metodologi pembahasan ini disusun dalam

beberapa tahapan pekerjaan. Tahapan – tahapan tersebut yakni

sebagai berikut:

4.1.1. Persiapan Tahap persiapan merupakan rangkaian kegiatan

sebelum memulai pengumpulan dan pengolahan data. Dalam

tahap awal ini disusun hal-hal penting yang harus segera

dilakukan dengan tujuan untuk mengefektifkan waktu dan

pekerjaan.

4.1.2. Survey Lapangan Identifikasi Survey lapangan dan identifikasi lapangan ini

digunakan sebagai langkah awal dari pengerjaan dari Proyek

Akhir ini. Survey lapangan ini meliputi survey daerah lokasi

khususnya Waduk Bendo, Survey daerah penduduk di sekitar

Desa Ngindeng dan survey mengenai kondisi pendistribusian

air bersih di Desa Ngindeng.

4.1.3. Studi Literatur Studi literatur ini akan berguna sebagai tambahan

informasi yang dapat dipakai ketika pengerjaan Proyek Akhir

akan dilaksanakan. Studi literatur ini seperti Literatur yang

dipakai dalam kegiatan ini adalah literatur yang berhubungan

dan relevan dengan sistem penyediaan air bersih/minum, baik

dari segi teknis sarana prasarana ataupun pengelolaannya.

Literatur dapat berupa buku panduan, makalah, tesis, jurnal

dan sebagainya termasuk NSPM (Norma Standar Pedoman

dan Manual) air bersih.

Page 53: TUGAS AKHIR RC 145501

32

4.1.4. Pengumpulan Data Pengumpulan Data ini dilakukan dalam dua jenis data

yang hendak dikumpulkan. Dua jenis data tersebut yakni data

Primer dan data Sekunder. Data primer merupakan sumber

data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli atau

pihak pertama. Data primer secara khusus dikumpulkan oleh

peneliti untuk menjawab pertanyaan riset atau penelitian.

Dalam Tugas Akhir ini ada beberapa data yang Penulis

kelompokkan sebagai data sekunder dan data primer. Data – data tersebut yakni sebagai berikut:

1. Data Primer (data secara langsung di lapangan):

• Kondisi Existing Lapangan (Waduk Bendo)

• Wawancara beberapa penduduk

• Keadaan sekitar Waduk

2. Data Sekunder (data dari instansi terkait):

• Data Hidrologi (curah hujan, banjir, dsb)

• Data Tanah

• Data statistik kependudukan, perekonomian,

fasilitas umum, sarana prasarana wilayah studi

• Data kondisi geografis, luas wilayah

• Peta topografi dan Peta situasi di lokasi

• Data perencanaan Waduk Bendo (Kapasitas

tampungan, dll)

4.1.5. Analisis Kebutuhan Air Bersih Analisis data ini dilakukan ketika segala data yang

diperlukan telah dikumpulkan. Dalam hal ini data – data yang

lebih difokuskan ke data yang berhubungan dengan sumber

air atau Waduk, sarana dan prasarana penyediaan air bersih,

dan data yang berkaitan dengan kebutuhan air bagi penduduk

Desa Ngindeng. Dari analisis data ini nantinya dapat

disimpulkan ke beberapa metode yang akan diterapkan dalam

perencanaan sistem jaringan distribusi air bersih.

Page 54: TUGAS AKHIR RC 145501

33

4.1.6. Perencanaan Layout Jaringan Distribusi Air

Bersih Dalam perencanaan sistem jaringan distribusi air bersih

ini, Penulis akan membagi dalam 2 alternatif perencanaan. Hal

ini dimaksudkan untuk mengetahui sistem jaringan apakah

yang pas atau sesuai untuk diterapkan di Waduk Bendo.

Tahapan perencanaan ini dilaksanakan ketika analisis data

telah dilakukan dengan baik dan sesuai.

4.1.7. Perencanaan Dimensi Jaringan Distribusi Dalam tahapan ini perencanaan difokuskan kepada

pemilihan dimensi yang sesuai pada masing-masing pipa

sehingga didapatkan variabel yang sesuai dengan kaidah-

kaidah perencanaan pemipaan.

4.1.8. Kesimpulan Pada tahapan ini Penulis akan menyimpulkan hasil dari

perencanaan yang telah Penulis lakukan. Kesimpulan

perencanaan ini akan kita ambil sesuai standarisasi dari

perencanaan sistem distribusi air bersih yang layak dan dapat

dipakai di Waduk Bendo.

4.1.9. Pengerjaan Laporan Akhir Tahapan ini berupa penulisan dan pembuatan Tugas

Akhir. Harapannya dari Laporan Akhir yang telah dibuat ini

dapat menjadi salah satu acuan atau rekomendasi dari

perencanaan sistem distribusi air bersih, khususnya untuk

daerah Ngindeng dan sekitarnya. Lebih lengkap dan jelasnya,

tahapan penyusun dapat dilihat di diagram alir di bawah.

Page 55: TUGAS AKHIR RC 145501

34

4.2. Flow Chart Pengerjaan

Gambar 4.1. Diagram Alir

Mulai

Persiapan

Perizinan

Survey dan Studi literatur

Pengumpulan

Data

Data Jumlah

Penduduk

Proyeksi Penduduk

hingga 2041

Kebutuhan Air

Bersih 25 Tahun

A

Page 56: TUGAS AKHIR RC 145501

35

Gambar 4.2. Diagram Alir Lanjutan

A

Perancangan Jaringan

Distribuisi Air Bersih

Perencanaan Dimensi Pipa

Jaringan

Selesai

Page 57: TUGAS AKHIR RC 145501

37

BAB V

PEMBAHASAN

5.1. Analisa Kebutuhan Air Bersih Proyeksi 25 Tahun Dalam analisa kebutuhan air Bersih ini didasarkan pada hasil

proyeksi penduduk di Desa Ngindeng, Ponorogo selama 25 tahun

yakni mulai tahun 2016 - 2041. Selanjutnya dalam perhitungan

proyeksi penduduk ini digunakan 2 bentuk metode perhitungan

yakni metode aritmatika dan metode geometrik. Dari dua metode

ini akan dipilih salah satu metode proyeksi yang paling cocok

dengan cara melihat hasil faktor korelasi dari 2 metode ini. Jika

salah satu metode tersebut memiliki nilai faktor korelasi yang

paling mendekati angka 1 maka metode tersebutlah yang akan

digunakan dalam perencanaan kebutuhan air Bersih Waduk Bendo.

Dalam perhitungan proyeksi penduduk ini menggunakan

data penduduk dari Desa Ngindeng dari tahun 2007 hingga tahun

2016. Berikut ini adalah data penduduk Desa Ngindeng tahun 2007

- 2016: (Tabel 5.1.)

Tabel 5.1. Data Penduduk Desa Ngindeng 2006 - 2016

No Tahun Jumlah

1 2006 2772

2 2007 2783

3 2008 2773

4 2009 2621

5 2010 2618

6 2011 2612

7 2012 2596

8 2013 2598

9 2014 2613

10 2015 2602

11 2016 2601

(Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Ponorogo)

Page 58: TUGAS AKHIR RC 145501

38

Jika dilihat dari data diatas dapat dilihat bahwa terjadi

penurunan penduduk yang cukup signifikan pada tahun 2008 –

2009, hal ini dikarenakan beberapa faktor yang mempengaruhi

yakni sebagai berikut :

• Kesalahanpahaman administrasi yang dilakukan oleh

pihak BPS dengan pihak Kecamatan atau desa perihal data

penduduk yang didapatkan

• Di daerah desa Ngindeng terdapat cukup banyak

masyarakat yang bekerja sebagai tukang. Sehingga terkadang

terdapat perpindahan penduduk yang tiba – tiba sangat

signifikan karena penduduk disana harus pindah ke tempat

pekerjaan mereka di luar kota

Sehingga dari keadaan berikut ini, penulis menggunakan data

penduduk yang mulai mengalami peningkatan setiap tahunnya

yakni tahun 2012 - 2013, serta tahun 2015 - 2016.

5.1.1. Proyeksi Penduduk Metode Aritmatika Perhitungan proyeksi penduduk dengan metode

aritmatika ini ditujukan untuk memperkiran jumlah penduduk

mendatang di tahun 2041 yang nantinya akan digunakan untuk

menentukan kebutuhan air yang disuplai ke tiap rumah-rumah

penduduk, dengan mengalikan jumlah penduduk dengan

kebutuhan liter/orang/hari.

Perhitungan proyeksi penduduk dengan metode

aritmatika ini menggunakan asumsi bahwa penduduk akan

berkurang/bertambah sebesar jumlah absolute yang sama/tetap pada masa yang akan datang sesuai dengan

kecenderungan yang terjadi pada masa lalu. Menurut

Klosterman (1990), mengacu pada Pittengar (1976),

mengemukakan bahwa model ini hanya digunakan jika data

yang tersedia relatif terbatas, sehingga tidak memungkinkan

untuk menggunakan model yang lain. Selanjutnya, Isserman

(1997) mengemukakan bahwa model ini hanya dapat

diaplikasikan untuk wilayah kecil dengan pertumbuhan

lambat, dan tidak tepat untuk proyeksi pada wilayah – wilayah

Page 59: TUGAS AKHIR RC 145501

39

yang lebih luas dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi.

Berdasarkan hal tersebut persamaan yang digunakan adalah

sebagai berikut:

Pn = a + mr ; r = a-pom

Keterangan :

Pn = Jumlah Penduduk pada Tahun ke – n

a = Jumlah Penduduk pada Tahun dasar

Po = Jumlah Penduduk pada Tahun terakhir

m = (To – Tn)

Tn = Tahun ke – n

To = Tahun dasar

r = Laju Pertumbuhan

Sesuai dengan rumus yang disebutkan diatas

maka perlu diketahui laju pertumbuhan penduduk Desa

Ngindeng menurut Metode Artimatika. Berikut

dibawah ini adalah hasil laju pertumbuhan penduduk

dari Desa Ngindeng: (Tabel 5.2.)

Tabel 5.2. Laju Pertumbuhan Penduduk Metode Aritmatika

Tahun Jumlah Penduduk Pertumbuhan Aritmatik

(Jiwa)

2012 2596

2

2013 2598

4

2015 2602

-1

2016 2601

Contoh Perhitungan:

Proyeksi pertumbuhan penduduk Desa Ngindeng 2041

r = (2+(4)+(-1)/3

Page 60: TUGAS AKHIR RC 145501

40

= 1,7 jiwa/tahun

Pn = 2596 jiwa + (29 tahun x (1,7) jiwa/tahun)

= 2643 jiwa

Jadi, proyeksi penduduk Desa Ngindeng pada tahun 2041

terhitung dari 2012 selama 34 tahun adalah 2643 jiwa.

Dikarenakan kesalahan administrasi dan alasan lainnya yakni

Desa Ngindeng sebagai penghasi tukang sehingga data tahun

2007 – 2011, serta 2014 tidak disertakan dalam perhitungan

ini. Hal ini dikarenakan agar grafik proyeksi pertumbuhan

penduduk yang direncanakan tetap meningkat di setiap

tahunnya. Hasil perhitungan proyeksi penduduk dengan

metode aritmatika adalah sebagai berikut: (Tabel 5.3.)

Tabel 5.3. Hasil Proyeksi Penduduk Metode Aritmatika

Tahun

Metode

Aritmatika

(Jiwa)

2016 2601

2017 2603

2018 2604

2019 2606

2020 2608

2021 2609

2022 2611

2023 2613

2024 2614

2025 2616

2026 2618

2027 2619

2028 2621

2029 2623

2030 2624

2031 2626

Page 61: TUGAS AKHIR RC 145501

41

Tabel 5.4. Hasil Proyeksi Penduduk Metode Aritmatika (Lanjutan)

Tahun

Metode

Aritmatika

(Jiwa)

2032 2627

2033 2629

2034 2631

2035 2633

2036 2634

2037 2636

2038 2638

2039 2639

2040 2641

2041 2643

Dari hasil proyeksi diatas maka selanjutnya akan

dituangkan dalam bentuk grafik dengan menambahkan data

penduduk dari tahun 2006 sebagai perbandingan pertumbuhan

penduduk dari tahun 2006 – 2041. Berikut ini adalah grafik

pertumbuhan penduduk metode aritmatika tahun 2006 - 2041:

(Grafik 5.1.)

Grafik 5.1. Pertumbuhan Penduduk Aritmatika 2006 - 2041

2590

2620

2650

2680

2710

2740

2770

2006 2011 2016 2021 2026 2031 2036 2041

Proyeksi Pertumbuhan Aritmatika

Page 62: TUGAS AKHIR RC 145501

42

Dari grafik diatas didapatkan hasil nilai faktor korelasi

yakni sebesar R2 = 1

5.1.2. Proyeksi Penduduk Metode Geometrik Dalam perhitungan proyeksi penduduk dengan metode

geomterik ini diasumsikan jika penduduk akan

bertambah/berkurang pada suatu tingkat pertumbuhan

(persentase) yang tetap dari waktu ke waktu. Menurut

Klosterman (1990), proyeksi dengan tingkat pertumbuhan

yang tetap ini umumnya dapat diterapkan pada wilayah yang

dimana pada tahun – tahun awal observasi pertambahan

absolut penduduknya sedikit dan menjadi semakin banyak

pada tahun – tahun akhir. Sehingga persamaan yang

digunakan yakni:

Pn=a 1+r m ; r= a-pom.a

x 100

Keterangan :

Pn = Jumlah Penduduk pada Tahun ke – n

a = Jumlah Penduduk pada Tahun dasar

Po = Jumlah Penduduk pada Tahun terakhir

m = (To – Tn)

Tn = Tahun ke – n

To = Tahun dasar

r = Laju Pertumbuhan

Sama halnya dengan perhitungan proyeksi metode

artimatika yakni memerlukan perhitungan laju pertumbuhan

penduduk terlebih dahulu, maka berikut ini adalah laju

pertumbuhan penduduk Desa Ngindeng menurut metode

geomterik: (Tabel 5.5.)

Page 63: TUGAS AKHIR RC 145501

43

Tabel 5.5. Laju Pertumbuhan Penduduk Metode Geometrik

Tahun Jumlah Penduduk Pertumbuhan Geometrik

(Jiwa)

2012 2596

0,0008

2013 2598

0,0015

2015 2602

-0,0004

2016 2601

Contoh Perhitungan:

Proyeksi pertumbuhan penduduk Desa Ngindeng 2041

r = 2596-25981 x 2596

x 100

= 0,0008%

Prosentase pertumbuhan penduduk tahun 2013 yakni

sebesar 0,0008%

P = (0,0008 + 0,0015+ (-0,0004))/3

= 0,00064191 %

Pn = 2596 (1+(0,00064191))29

= 2643

Jadi, proyeksi penduduk Desa Ngindeng pada tahun 2041

terhitung dari 2012 selama 29 tahun adalah 2643 jiwa. Berikut dibawah ini adalah hasil perhitungan proyeksi penduduk Desa

Ngindeng sesuai metode geometrik: (Tabel 5.6.)

Tabel 5.6. Perhitungan Proyeksi Penduduk Metode Geometrik

Tahun Metode Geometrik

(Jiwa)

2016 2601

2017 2603

2018 2604

2019 2606

2020 2608

Page 64: TUGAS AKHIR RC 145501

44

Tabel 5.7. Perhitungan Proyeksi Penduduk Metode Geometrik

(Lanjutan)

Tahun Metode Geometrik

(Jiwa)

2021 2609

2022 2611

2023 2613

2024 2614

2025 2616

2026 2618

2027 2619

2028 2621

2029 2623

2030 2624

2031 2626

2032 2628

2033 2630

2034 2631

2035 2633

2036 2635

2037 2636

2038 2638

2039 2640

2040 2641

2041 2643

Lalu sebagai perbandingan pertumbuhan jumlah

penduduk Desa Ngindeng Kabupaten Ponorogo dari tahun

data 2006 hingga tahun proyeksi 2041 maka dapat dituangkan

Page 65: TUGAS AKHIR RC 145501

45

dalam bentuk grafik pertumbuhan penduduk sebagai berikut:

(Grafik 5.2.)

Grafik 5.2. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Metode Geometrik

Berdasarkan perhitungan proyeksi dari 2 metode yang

telah dilakukan yakni dari metode Aritmatika dan Metode

Geometrik, maka selanjutnya dilakukan perhitungan standar

deviasi guna mengambil hasil proyeksi penduduk yang paling

cocok dari kedua metode tersebut. Penentuan standar deviasi ini

didasarkan dari nilai standar deviasi yang paling kecil dari 2

metode ini. Berikut ini adalah rumus dan hasil perhitungan standar

deviasi metode aritmatika dan geometrik:

Rumus Standar deviasi

Stdev=∑ (Yi-Ymean)2∑ n-1

2590

2615

2640

2665

2690

2715

2740

2765

2790

2006 2011 2016 2021 2026 2031 2036 2041

Proyeksi Pertumbuhan Geometrik

Page 66: TUGAS AKHIR RC 145501

46 4

6

6

Tabel 5.8. Hasil perhitungan standar deviasi

Tahun Tahun ke x Hasil Perhitungan (Yi) Yi - Ymean (Yi - Ymean)^2

Aritmatik Geometrik Aritmatik Geometrik Aritmatik Geometrik

2012 1 2596 2596 -23.437 -23.568 549.283 555.471

2013 2 2598 2598 -21.437 -21.568 459.536 465.197

2015 3 2602 2602 -17.437 -17.568 304.041 308.650

2016 4 2601 2601 -18.437 -18.568 339.915 344.786

2017 5 2603 2603 -16.770 -16.896 281.237 285.487

2018 6 2604 2604 -15.103 -15.226 228.114 231.821

2019 7 2606 2606 -13.437 -13.554 180.547 183.709

2020 8 2608 2608 -11.770 -11.881 138.536 141.160

2021 9 2609 2609 -10.103 -10.207 102.080 104.186

2022 10 2611 2611 -8.437 -8.532 71.179 72.798

2023 11 2613 2613 -6.770 -6.856 45.834 47.006

2024 12 2614 2614 -5.103 -5.179 26.045 26.822

2025 13 2616 2616 -3.437 -3.501 11.811 12.255

2026 14 2618 2618 -1.770 -1.821 3.133 3.318

Page 67: TUGAS AKHIR RC 145501

47 4

7

Tabel 5.9. Hasil perhitungan standar deviasi (Lanjutan)

Tahun Tahun ke x Hasil Perhitungan (Yi) Yi - Ymean (Yi - Ymean)^2

Aritmatik Geometrik Aritmatik Geometrik Aritmatik Geometrik

2027 15 2619 2619 -0.103 -0.141 0.011 0.020

2028 16 2621 2621 1.563 1.540 2.444 2.373

2029 17 2623 2623 3.230 3.223 10.432 10.387

2030 18 2624 2624 4.897 4.906 23.976 24.073

2031 19 2626 2626 6.563 6.591 43.076 43.443

2032 20 2628 2628 8.230 8.277 67.731 68.508

2033 21 2629 2630 9.897 9.964 97.942 99.277

2034 22 2631 2631 11.563 11.652 133.708 135.762

2035 23 2633 2633 13.230 13.341 175.030 177.975

2036 24 2634 2635 14.897 15.031 221.907 225.926

2037 25 2636 2636 16.563 16.722 274.340 279.626

2038 26 2638 2638 18.230 18.414 332.329 339.086

2039 27 2639 2640 19.897 20.108 395.873 404.318

2040 28 2641 2641 21.563 21.802 464.972 475.331

2041 29 2643 2643 23.230 23.498 539.628 552.138

Jumlah 435 75.963.667 75.967.484 5.524.690 5.620.909

Ymean 2.619.437 2.619.568

StDev 12.730 12.951

Page 68: TUGAS AKHIR RC 145501

48

Dari hasil perhitungan standar deviasi diatas maka maka

dengan hasil standar deviasi yang memiliki nilai paling kecil

adalah hasil proyeksi penduduk dengan menggunakan metode

aritmatika. Maka perhitungan yang digunakan pada analisa

jumlah penduduk Desa Ngindeng tahun 2041 nantinya akan

menggunakan Metode Aritmatik sebagai prediksi penduduk

Desa Ngindeng selama 25 tahun.

5.1.3. Kebutuhan Air Bersih Total Rencana Dalam perencanaan kebutuhan air bersih dalam suatu

wilayah perlu mengetahui kebutuhan air per liter untuk satu

orang dalam jangka waktu satu hari terlebih dahulu. Dan

dalam penentuan kebutuhan air tersebut sangat bergantung

dengan jumlah populasi penduduk tersebut. Hal ini

dikarenakan setiap daerah memiliki kebutuhan air Bersih yang

berbeda – beda yang dipengaruhi oleh berbagai faktor

didalamnya. Oleh karena itu, didalam perencanaan kebutuhan

air bersih di Waduk Bendo dipakailah standar kebutuhan air

bersih yang disesuaikan dengan jumlah populasi penduduk

masing – masing. Berikut ini adalah standar kebutuhan air

Bersih: (Tabel 5.10.)

Tabel 5.10. Standar Kebutuhan Air Bersih

Kategori

Kota Jumlah Penduduk

Domestik

(L/orang/hari

Non Domestik

(L/orang/hari)

Kehilangan

Energi

Metropolitan

Kota Besar

Kota Sedang

Kota Kecil

IKK

>1.000.000

500.000 – 1.000.000

100.000 – 500.000

20.000 – 100.000

<20.000

150

135

120

105

82.5

60

40

30

20

10

50

45

40

30

24

(Sumber: Bambang Triatmojo)

Page 69: TUGAS AKHIR RC 145501

49

Dalam tabel diatas disebutkan ada 2 macam standar

kebutuhan air Bersih yakni standar kebutuhan air Bersih

domestik dan non domestik. Standar kebutuhan air Bersih

domestik adalah kebutuhan air yang digunakan pada tempat –

tempat hunian pribadi. Sedangkan non domestik adalah

kebutuhan air bersih diluar keperluan rumah tangga.

Selanjutnya dalam penentuan standar kebutuhan air

Bersih yang akan dipakai dalam perencanaan kebutuhan air

Bersih di Desa Ngindeng adalah sebagai berikut: (Tabel

5.11.)

Tabel 5.11. Perkiraan Kebutuhan Air Bersih Desa Ngindeng

Desa Jenis

Kebutuhan

Kuantitas Kebutuhan

l/hari m3/detik

Ngindeng

Domestik 82,5 0,00000095

Non Domestik 10 0,00000012

Kehilangan

Air 24 0,00000028

Jumlah 116,5 0,00000135

Jadi, kebutuhan air untuk 1 orang adalah:

Qtotal = Domestik + Non Domestik + Kehilangan Air

= 0,00000095 + 0,00000012 + 0,00000028

= 0,00000135 m3/detik

Berdasarkan perhitungan proyeksi didapatkan jumlah

penduduk yang harus dilayani sebanyak 2643 jiwa. Jadi,

kebutuhan air untuk 2643 jiwa adalah:

Qtotal = 0,00000135 m3/detik x 2643

= 0,0035676 m3/detik

= 12,84 m3/jam

Keterangan:

Q prediksi pemakaian air + kehilangan air

Page 70: TUGAS AKHIR RC 145501

50

Jadi, Qtotal rencana berdasarkan prediksi jumlah

kebutuhan air = 0,0035676 m3/detik = 12,84 m3/jam

5.1.4. Fluktuasi Pemakaian Air Fluktuasi pemakaian air adalah sebuah siklus

pemakaian air Bersih tiap jam dalam jangka waktu 1 hari.

Dalam pemakaian air Bersih tiap jamnya pasti relatif atau

berubah – ubah. Oleh karena itu dalam perhitungan fluktuasi

pemakain air Bersih ini terdapat faktor fluktuasi di setiap

waktu. Berikut ini hasil fluktuasi pemakaian air di Desa

Ngindeng: (Tabel 5.12.)

Tabel 5.12. Fluktuasi Pemakaian Air Desa Ngindeng

Waktu Koefisien

Debit Rata -

Rata

Pemakaian

Air

m3/jam m3/jam

00.00 - 01.00 00.53 12.843 6.807

01.00 - 02.00 00.45 12.843 5.780

02.00 - 03.00 00.04 12.843 5.137

03.00 - 04.00 00.04 12.843 5.137

04.00 - 05.00 00.45 12.843 5.780

05.00 - 06.00 0,043 12.843 7.963

06.00 - 07.00 00.09 12.843 11.559

07.00 - 08.00 01.04 12.843 17.981

08.00 - 09.00 01.03 12.843 16.696

09.00 - 10.00 01.25 12.843 16.054

10.00 - 11.00 01.02 12.843 15.412

11.00 - 12.00 01.02 12.843 15.412

12.00 - 13.00 01.02 12.843 15.412

13.00 - 14.00 01.25 12.843 16.054

14.00 - 15.00 01.03 12.843 16.696

15.00 - 16.00 01.03 12.843 16.696

16.00 - 17.00 01.42 12.843 18.238

Page 71: TUGAS AKHIR RC 145501

51

Tabel 5.13. Fluktuasi Pemakaian Air Desa Ngindeng (Lanjutan)

Waktu Koefisien

Debit Rata -

Rata

Pemakaian

Air

m3/jam m3/jam

17.00 - 18.00 01.05 12.843 19.265

18.00 - 19.00 01.55 12.843 19.907

19.00 - 20.00 01.04 12.843 17.981

20.00 - 21.00 01.01 12.843 14.128

21.00 - 22.00 0,052 12.843 9.633

22.00 - 23.00 00.06 12.843 7.706

23.00 - 24.00 00.53 12.843 6.807

Contoh Perhitungan fluktuasi berdasarkan pemakaian air:

Pemakaian air per jam = Koefisien x Q jam rata-rata

Pukul 00.00 – 01.00 = 0,53 x 12,84 m3/jam

= 6,807 m3/jam

Dapat dilihat dari tabel fluktuasi di atas bahwa pada jam

18.00 – 19.00 adalah waktu pemakaian air Bersih paling

maksimal dibandingkan dengan waktu – waktu lainnya.

Selanjutnya untuk mempermudah mengetahui siklus

pemakaian air Bersih yang terjadi, maka hasil perhitungan

tersebut dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti berikut

ini: (Grafik 5.3.)

Page 72: TUGAS AKHIR RC 145501

52

Grafik 5.3. Fluktuasi Pemakaian Air Bersih

5.1.5. Kebutuhan Air Bersih per Titik Sekunder Dari hasil perhitungan kebutuhan air total

rencana sebelumnya yakni sebesar 12,84 m3/detik,

maka selanjutnya dari hasil perhitungan ini dibagikan

ke setiap titik sekunder sesuai dengan jumlah

penduduknya masing – masing. Berikut ini adalah

debit yang dibutuhkan di setiap titik sekunder:

Page 73: TUGAS AKHIR RC 145501

53 5

3

Gambar 5.1. Kebutuhan Air di Titik P1

Page 74: TUGAS AKHIR RC 145501

54 54

Tabel 5.14. Kebutuhan Air di Titik Sekunder P1

No Titik Pipa Jumlah

Rumah

(Rumah)

Jumlah

Penduduk

(org)

Kebutuhan/Hari

(L/org/hari)

Waktu

(Jam)

Q

Sekunder Tersier (L/hari) M3/Det

1

P1

K1-T1 12 48 116,5 3600 5592 0,00006472

2 K2-T2 16 64 116,5 3600 7456 0,0000863

3 K3-T3 12 48 116,5 3600 5592 0,00006472

4 K4-T4 17 68 116,5 3600 7922 0,00009169

5 K5-T5 4 16 116,5 3600 1864 0,00002157

6 K6-T6 12 48 116,5 3600 5592 0,00006472

7 K7-T7 3 12 116,5 3600 1398 0,00001618

8 K8-T8 12 48 116,5 3600 5592 0,00006472

9 K9-T9 13 52 116,5 3600 6058 0,00007012

10 K10-T10 7 28 116,5 3600 3262 0,00003775

11 K11-T11 9 36 116,5 3600 4194 0,00004854

12 K12-T12 12 48 116,5 3600 5592 0,00006472

13 K13-T13 12 48 116,5 3600 5592 0,00006472

14 K14-T14 4 16 116,5 3600 1864 0,00002157

15 K15-T15 16 64 116,5 3600 7456 0,0000863

Page 75: TUGAS AKHIR RC 145501

55

Tabel 5.15. Kebutuhan Air di Titik Sekunder P1(Lanjutan)

No Titik Pipa Jumlah

Rumah

(Rumah)

Jumlah

Penduduk

(org)

Kebutuhan/Hari

(L/org/hari)

Waktu

(Jam)

Q

Sekunder Tersier (L/hari) M3/Det

16 P1

K16-T16 4 16 116,5 3600 1864 0,00002157

17 K17-T17 12 48 116,5 3600 5592 0,00006472

Page 76: TUGAS AKHIR RC 145501

56 56

Gambar 5.2. Kebutuhan Air di Titik P2

Tabel 5.16. Kebutuhan Air di Titik Sekunder P2

No Titik Pipa Jumlah

Rumah

(Rumah)

Jumlah

Penduduk

(org)

Kebutuhan/Hari

(L/org/hari)

Waktu

(Jam)

Q

Sekunder Tersier (L/hari) M3/Det

18

P2

K18-T18 14 56 116,5 3600 6524 0,00007551

19 K19-T19 6 24 116,5 3600 2796 0,00003236

20 K20-T20 5 20 116,5 3600 2330 0,00002697

21 K21-T21 15 60 116,5 3600 6990 0,0000809

Page 77: TUGAS AKHIR RC 145501

57 5

7

Gambar 5.3. Kebutuhan Air di Titik P3

Tabel 5.17. Kebutuhan Air di Titik Sekunder P3

No Titik Pipa Jumlah Rumah

(Rumah)

Jumlah

Penduduk

(org)

Kebutuhan/Hari

(L/org/hari)

Waktu

(Jam)

Q

Sekunder Tersier (L/hari) M3/Det

22 P3 K22-T22 3 12 116,5 3600 1398 0,00002

Page 78: TUGAS AKHIR RC 145501

58 58

Tabel 5.18. Kebutuhan Air di Titik Sekunder P3 (Lanjutan)

No Titik Pipa Jumlah Rumah

(Rumah)

Jumlah

Penduduk

(org)

Kebutuhan/Hari

(L/org/hari)

Waktu

(Jam)

Q

Sekunder Tersier (L/hari) M3/Det

23

P3

K23-T23 4 16 116,5 3600 1864 0,00002

24 K24-T24 12 48 116,5 3600 5592 0,00006

25 K25-T25 4 16 116,5 3600 1864 0,00002

26 K26-T26 5 20 116,5 3600 2330 0,00003

27 K27-T27 4 16 116,5 3600 1864 0,00002

28 K28-T28 3 12 116,5 3600 1398 0,00002

29 K29-T29 7 28 116,5 3600 3262 0,00004

Page 79: TUGAS AKHIR RC 145501

59 5

9

Gambar 5.4. Kebutuhan Air di Titik P4

Page 80: TUGAS AKHIR RC 145501

60 60

Tabel 5.19. Kebutuhan Air di Titik Sekunder P4

No Titik Pipa Jumlah Rumah

(Rumah)

Jumlah

Penduduk

(org)

Kebutuhan/Hari

(L/org/hari)

Waktu

(Jam)

Q

Sekunder Tersier (L/hari) M3/Det

30

P4

K30-T30 6 24 116,5 3600 2796 0,00003

31 K31-T31 14 56 116,5 3600 6524 0,00008

32 K32-T32 11 44 116,5 3600 5126 0,00006

33 K33-T33 13 52 116,5 3600 6058 0,00007

Page 81: TUGAS AKHIR RC 145501

61 6

1

Gambar 5.5. Kebutuhan Air di Titik P5

Page 82: TUGAS AKHIR RC 145501

62 62

Tabel 5.20. Kebutuhan Air di Titik Sekunder P5

No Titik Pipa Jumlah Rumah

(Rumah)

Jumlah

Penduduk

(org)

Kebutuhan/Hari

(L/org/hari)

Waktu

(Jam)

Q

Sekunder Tersier (L/hari) M3/Det

34

P5

K34-T34 5 20 116,5 3600 2330 0,00003

35 K35-T35 7 28 116,5 3600 3262 0,00004

36 K36-T36 3 12 116,5 3600 1398 0,00002

Page 83: TUGAS AKHIR RC 145501

63 6

3

Gambar 5.6. Kebutuhan Air di Titik P6

Page 84: TUGAS AKHIR RC 145501

64 6

4

Tabel 5.21. Kebutuhan Air di Titik Sekunder P6

No Titik Pipa Jumlah Rumah

(Rumah)

Jumlah

Penduduk

(org)

Kebutuhan/Hari

(L/org/hari)

Waktu

(Jam)

Q

Sekunder Tersier (L/hari) M3/Det

37

P6

K37-T37 6 24 116,5 3600 2796 0,00003

38 K38-T38 6 24 116,5 3600 2796 0,00003

39 K39-T39 6 24 116,5 3600 2796 0,00003

40 K40-T40 7 29 116,5 3600 3378,5 0,00004

41 K41-T41 7 29 116,5 3600 3378,5 0,00004

Page 85: TUGAS AKHIR RC 145501

65 6

5

Gambar 5.7. Kebutuhan Air di Titik P7

Page 86: TUGAS AKHIR RC 145501

66 6

6 Tabel 5.22. Kebutuhan Air di Titik Sekunder P7

No Titik Pipa Jumlah Rumah

(Rumah)

Jumlah

Penduduk

(org)

Kebutuhan/Hari

(L/org/hari)

Waktu

(Jam)

Q

Sekunder Tersier (L/hari) M3/Det

1

P7

K42-T42 7 28 116,5 3600 3262 0,00004

2 K43-T43 7 28 116,5 3600 3262 0,00004

3 K44-T44 6 24 116,5 3600 2796 0,00003

4 K45-T45 17 68 116,5 3600 7922 0,00009

5 K46-T46 29 116 116,5 3600 13514 0,00016

6 K47-T47 5 20 116,5 3600 2330 0,00003

7 K48-T48 4 16 116,5 3600 1864 0,00002

8 K49-T49 7 28 116,5 3600 3262 0,00004

9 K50-T50 7 28 116,5 3600 3262 0,00004

10 K51-T51 10 40 116,5 3600 4660 0,00005

Page 87: TUGAS AKHIR RC 145501

67 6

7

Gambar 5.8. Kebutuhan Air di Titik P8

Tabel 5.23. Kebutuhan Air di Titik Sekunder P8

No Titik Pipa Jumlah Rumah

(Rumah)

Jumlah

Penduduk

(org)

Kebutuhan/Hari

(L/org/hari)

Waktu

(Jam)

Q

Sekunder Tersier (L/hari) M3/Det

11

P8

K52-T52 4 16 116,5 3600 1864 0,00002

12 K53-T53 10 40 116,5 3600 4660 0,00005

13 K54-T54 13 52 116,5 3600 6058 0,00007

14 K55-T55 7 28 116,5 3600 3262 0,00004

Page 88: TUGAS AKHIR RC 145501

68 6

8

Gambar 5.9. Kebutuhan Air di Titik P9

Page 89: TUGAS AKHIR RC 145501

69 6

9

Tabel 5.24. Kebutuhan Air di Titik Sekunder P9

No Titik Pipa Jumlah Rumah

(Rumah)

Jumlah

Penduduk

(org)

Kebutuhan/Hari

(L/org/hari)

Waktu

(Jam)

Q

Sekunder Tersier (L/hari) M3/Det

15

P9

K56-T56 9 36 116,5 3600 4194 0,00005

16 K57-T57 7 28 116,5 3600 3262 0,00004

17 K58-T58 10 40 116,5 3600 4660 0,00005

18 K59-T59 7 28 116,5 3600 3262 0,00004

19 K60-T60 6 24 116,5 3600 2796 0,00003

20 K61-T61 3 12 116,5 3600 1398 0,00002

Page 90: TUGAS AKHIR RC 145501

70 7

0

Gambar 5.10. Kebutuhan Air di Titik P10

Tabel 5.25. Kebutuhan Air di Titik Sekunder P10

No Titik Pipa Jumlah Rumah

(Rumah)

Jumlah

Penduduk

(org)

Kebutuhan/Hari

(L/org/hari)

Waktu

(Jam)

Q

Sekunder Tersier (L/hari) M3/Det

21

P10

K62-T62 8 32 116,5 3600 3728 0,00004

22 K63-T63 7 28 116,5 3600 3262 0,00004

23 K64-T64 5 20 116,5 3600 2330 0,00003

Page 91: TUGAS AKHIR RC 145501

71 7

1

Gambar 5.11. Kebutuhan Air di Titik P11

Tabel 5.26. Kebutuhan Air di Titik Sekunder P11

No Titik Pipa Jumlah Rumah

(Rumah)

Jumlah

Penduduk

(org)

Kebutuhan/Hari

(L/org/hari)

Waktu

(Jam)

Q

Sekunder Tersier (L/hari) M3/Det

24

P11

K65-T65 7 28 116,5 3600 3262 0,00004

25 K66-T66 4 16 116,5 3600 1864 0,00002

26 K67-T67 3 12 116,5 3600 1398 0,00002

27 K68-T68 8 32 116,5 3600 3728 0,00004

28 K69-T69 8 32 116,5 3600 3728 0,00004

29 K70-T70 2 8 116,5 3600 932 0,00001

30 K71-T71 12 48 116,5 3600 5592 0,00006

Page 92: TUGAS AKHIR RC 145501

72 7

2

Gambar 5.12. Kebutuhan Air di Titik P12

Page 93: TUGAS AKHIR RC 145501

73 7

3

Tabel 5.27. Kebutuhan Air di Titik Sekunder P12

No Titik Pipa Jumlah Rumah

(Rumah)

Jumlah

Penduduk

(org)

Kebutuhan/Hari

(L/org/hari)

Waktu

(Jam)

Q

Sekunder Tersier (L/hari) M3/Det

31

P12

K72-T72 16 64 116,5 3600 7456 0,00009

32 K73-T73 9 36 116,5 3600 4194 0,00005

33 K74-T74 7 28 116,5 3600 3262 0,00004

Page 94: TUGAS AKHIR RC 145501

74 7

4

Gambar 5.13. Kebutuhan Air di Titik P13

Page 95: TUGAS AKHIR RC 145501

75 7

5

Tabel 5.28. Kebutuhan Air di Titik Sekunder P13

No Titik Pipa Jumlah Rumah

(Rumah)

Jumlah

Penduduk

(org)

Kebutuhan/Hari

(L/org/hari)

Waktu

(Jam)

Q

Sekunder Tersier (L/hari) M3/Det

34

P13

K75-T75 10 40 116,5 3600 4660 0,00005

35 K76-T76 6 24 116,5 3600 2796 0,00003

36 K77-T77 4 16 116,5 3600 1864 0,00002

37 K78-T78 8 32 116,5 3600 3728 0,00004

38 K79-T79 4 16 116,5 3600 1864 0,00002

39 K80-T80 4 16 116,5 3600 1864 0,00002

40 K81-T81 3 13 116,5 3600 1514,5 0,00002

Page 96: TUGAS AKHIR RC 145501

76

Dari hasil pembagian debit di tiap titik sekunder di dapatkan

bahwa tiap – tiap titik sekunder memerlukan total debit sebagi

berikut :

• Titik Sekunder P1 = 0,00095465 m3/detik

• Titik Sekunder P2 = 0,00021574 m3/detik

• Titik Sekunder P3 = 0,00022653 m3/detik

• Titik Sekunder P4 = 0,00023731 m3/detik

• Titik Sekunder P5 = 0,00008090 m3/detik

• Titik Sekunder P6 = 0,00017529 m3/detik

• Titik Sekunder P7 = 0,00053396 m3/detik

• Titik Sekunder P8 = 0,00018338 m3/detik

• Titik Sekunder P9 = 0,00022653 m3/detik

• Titik Sekunder P10 = 0,00010787 m3/detik

• Titik Sekunder P11 = 0,00023731 m3/detik

• Titik Sekunder P12 = 0,00017259 m3/detik

• Titik Sekunder P13 = 0,00021170 m3/detik

Berdasarkan debit tiap titik sekunder tersebut jika

dijumlahkan maka hasilnya sebesar 0,0035464 m3/detik. Hasil ini

sama dengan debit total rencana, sehingga pembagiaan debit ini

bisa dikatakan sesuai.

5.2. Desain Layout Jaringan Distribusi Desa Ngindeng memiliki kontur yang variatif mulai dari 135

meter yang terdapat pada hilir hingga 185 meter di sekitar hulu,

sehingga direncanakan layout jaringan distribusi seperti pada

gambar berikut: (Gambar 5.14.)

Page 97: TUGAS AKHIR RC 145501

77

Gambar 5.14. Layout Rencana Jaringan Distribusi

Page 98: TUGAS AKHIR RC 145501

78

5.2.1. Pembagian Jenis Pipa Dalam perencanaan desain layout jaringan distribusi ini

pipa dibagi menjadi 3 jenis yakni Pipa Tersier, Pipa Sekunder

dan Pipa Primer. Sedangkan untuk Pipa Kuarter hanya

mengansumsikan Energi dan Elevasinya semata.

Kedepannya Pipa Tersier digambarkan dengan warna

biru muda, Sekunder dengan warna kuning, dan Pipa Primer

akan ditunjukkan dengan warna merah seperti ditunjukkan

pada gambar berikut: (Gambar 5.7.)

Gambar 5.15. Pembagian Jenis Pipa Berdasarkan Warna

5.2.2. Titik Pertemuan dan Nama Pipa Titik Pertemuan yang dimaksud adalah tempat

persilangan dan pertemuan antara dua atau lebih pipa dimana

di titik tersebut dapat diketahui energi yang berguna untuk

penentuan dimensi pipa

Sedangkan Nama Pipa bertujuan untuk mempermudah

pengindentifikasian dari masing-masing pipa yang nantinya

Page 99: TUGAS AKHIR RC 145501

79

akan terbagi dalam beberapa bagian seperti yang ditunjukkan

pada gambar berikut: (Gambar 5.8.)

Gambar 5.16. Pembagian Titik dan Nama Pipa

Seperti namanya, Titik Primer, Sekunder, Tersier, dan

Kuarter menggambarkan titik pertemuan yang melibatkan

jenis pipa tersebut. Selain itu awalan “A” pada nama pipa menunjukkan bahwa jenis Pipa tersebut adalah Tersier,

sedangkan awalan “B” menunjukkan Pipa Sekunder. Selain itu, dalam perencanaan pipa primer ini dibuat 3

bagian Pipa Primer yakni Primer 1, 2 dan 3. Untuk Pipa

Primer 2 dan 3 sendiri merupakan percabangan dari Pipa

Primer 1.

Page 100: TUGAS AKHIR RC 145501

80

5.3. Perhitungan Dimensi Pipa

5.3.1. Pipa Tersier dan Sekunder Untuk perhitungan kehilangan energi atau Hf dari pipa

tersier dan sekunder ini memakai rumus kehilangan energi

dari Hazen William. Penggunaan perhitungan Hazen William

ini dikarenakan perhitungan kehilangan energi ini lebih umum

dipakai dipakai di lapangan. Oleh karena itu, berikut ini

adalah rumus Hazen William :

Hf=Q

0,2785 x C x d2,63

1.85

x L

Keterangan :

Hf = Kehilangan Energi (m)

Q = Debit air (m3/detik)

C = Koefisien Hazen William

d = Dimensi Pipa

L = Panjang Pipa

Untuk koefisien Hazen William adalah

koefisien yang didapatkan dari jenis pipa yang akan

digunakan dalam perencanaan. Berikut ini adalah

koefisien Hazen William sesuai dengan jenis pipa:

(Tabel 5.20)

Page 101: TUGAS AKHIR RC 145501

81

Tabel 5.29. Koefisien Hazen William

Bahan C

Asbes Semen 140 120-140

Tembaga 135 110-120

Besi Tuang, Baru 130 110-120

Beton, Dicetak dengan Baja 140 110-120

Beton, Dicetak dengan Kayu 120 110-120

Beton, Centrifugal Spun 135

Semen 135

Corrugated Metal -

Galvanis 120

Kaca 140

Lead 135

Plastik (PVC) 150

Baja, Coltar Ename 148

Baja, New Unlined 145

Baja, Riveted 110

Wood Stave 120

Didalam perencanaan di Waduk Bendo ini

memakai jenis pipa Baja, Coal Tar Enamel yang

memiliki koefisien sebesar 148. Selanjutnya dalam

perhitungannya dilakukan di setiap wilayah titik-titik

sekunder yang telah direncanakan. Dan dalam

perhitungan dimensi ini juga dilakukan dari pipa yang

paling ujung atau pipa yang berada di elevasi terendah

dalam rangkaian skema jaringan. Sehingga berikut ini

hasil perhitungan dimensi di tiap titik sekunder yang

telah didapatkan:

Page 102: TUGAS AKHIR RC 145501

82

5.3.2. Titik Sekunder P6

Gambar 5.17. Layout Jaringan Pipa Sekunder P6

Titik Sekunder P6 ini memiliki total kebutuhan air

sebesar 0,00008090 m3/detik. Dengan perencanaan

peletakkan Hidran di titik T39. Dalam perencanaan dimensi di

daerah ini didesain diameter minimum sebesar 2” yang mengakibatkan kecepatan menjadi rendah sehingga rentan

terjadi pengendapan. Namun hal ini dilakukan agar pipa tidak

rawan pencurian. Berikut ini contoh perhitungan dan hasil

perhitungan titik Sekunder P6 :

• Titik Tersier K41

Elevasi = +147,00 meter

Page 103: TUGAS AKHIR RC 145501

83

Energi = El + 5,00 meter

= 147,00 + 5,00 meter = 152,00 meter

Sisa = 152,00 – 147,00

= 5,00 meter

• Pipa Tersier K41-T41

Q kumulatif = 0,000016 m3/detik

L = 43,95 meter

D (asumsi) = 2 inchi

= 0,051 meter

A = ¼ x 3,14 x D2

= ¼ x 3,14 x (0,051)2 meter

= 0,0020 m2

V = QA

= 0,000016m3/detik

0,0020 m2

= 0,008 meter/detik

Hf = Q

0,2785 x C x d2,63

1.85x L

= 0,000039 m3

detik0,2785 x 148 x 0.0512,63

1.85

x 43,95

= 0,0002 meter

• Titik Tersier T41

El = +147,00 meter

En = Hf + En Titik K36

= 0,0002 meter + 152,00 meter

= 152,00 meter

Sisa = 152,00 meter – 147,00 meter

= 5,00 meter

Page 104: TUGAS AKHIR RC 145501

84 8

4

Tabel 5.30. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P6

Nama Pipa Nama Titik Q L D D A V Elevasi Hf En Sisa

m3/det m Inchi m m2 m/det m m m m

A41 K41 135,00 142,90 7,90

0,000039 30,7 2,00 0,051 0,002 0,02 0,0004

T41 136,00 142,90 6,90

0,000039 41,83 2,00 0,051 0,002 0,02 0,0006

S26 140,00 142,90 2,90

0,000039 50,99 2,00 0,051 0,002 0,02 0,0007

S25 142,00 142,90 0,90

A40 K40 135,00 141,80 6,80

0,000039 34,65 2,00 0,051 0,002 0,02 0,0005

T40 136,00 141,80 5,80

0,000039 28,55 2,00 0,051 0,002 0,02 0,0004

T39 139,00 141,80 2,80

A39 K39 137,00 145,00 8,00

0,000032 34,62 2,00 0,051 0,002 0,02 0,0003

Page 105: TUGAS AKHIR RC 145501

85 8

5

Tabel 5.31. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P6 (Lanjutan)

Nama Pipa Nama Titik Q L D D A V Elevasi Hf En Sisa

m3/det m Inchi m m2 m/det m m m m

B32 T39 139,00 145,00 6,00

0,000071 28,55 2,50 0,064 0,0032 0,02 0,0004

B31 S25 142,00 145,00 3,00

0,000111 19,53 2,50 0,064 0,0032 0,03 0,0006

P6 145,00 145,00 0,00

A38 K38 137,00 145,69 8,69

0,000032 40,22 2,00 0,051 0,002 0,02 0,0004

T38 138,00 145,69 7,69

0,000032 52,39 2,00 0,051 0,002 0,02 0,0005

P6 145,00 145,69 0,69

A37 K37 147,00 156,00 9,00

0,000032 63,23 2,00 0,051 0,002 0,02 0,0006

T37 153,00 156,00 3,00

0,000032 30,26 2,00 0,051 0,002 0,02 0,0003

P6 145,00 156,00 11,00

Page 106: TUGAS AKHIR RC 145501

86 8

6

Grafik 5.4. Grafik Energi Pipa Sekunder P6

135.00

140.00

145.00

150.00

155.00

160.00

165.00

170.00

175.00

180.00

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75

Ele

va

si

Jarak

Grafik Energi Pipa Sekunder P6

Energi Elevasi

T39 S25 P6

Page 107: TUGAS AKHIR RC 145501

87

5.3.3. Titik Sekunder P5

Gambar 5.18. Layout Jaringan Pipa Sekunder P5

Titik Sekunder P5 ini memiliki total kebutuhan air

sebesar 0,00023731 m3/detik. Dengan perencanaan

peletakkan Hidran di titik S24. Dalam perencanaan

dimensi di daerah ini didesain diameter minimum sebesar

2” yang mengakibatkan kecepatan menjadi rendah

sehingga rentan terjadi pengendapan. Namun hal ini

dilakukan agar pipa tidak rawan pencurian. Berikut ini

contoh perhitungan dan hasil perhitungan titik Sekunder

P5 :

• Titik Tersier K36

Elevasi = +144,00 meter

Page 108: TUGAS AKHIR RC 145501

88

Energi = El + 5,00 meter

= 144,00 + 5,00 meter = 149,00 meter

Sisa = 149,00 – 144,00

= 5,00 meter

• Pipa Tersier K36-T36

Q kumulatif = 0,000070 m3/detik

L = 119,29 meter

D (asumsi) = 2 inchi

= 0,051 meter

A = ¼ x 3,14 x D2

= ¼ x 3,14 x (0,051)2 meter

= 0,0020 m2

V = QA

= 0,000070m3/detik

0,0020 m2

= 0,035 meter/detik

Hf = Q0,2785 x C x d2,63

1.85x L

= 0,000070 m3

detik0,2785 x 148 x 0.0512,63

1.85

x 119,29

= 0,0050 meter

• Titik Tersier T36

El = +144,00 meter

En = Hf + En Titik K33

= 0,0050 meter + 149,00 meter

= 149,00 meter

Sisa = 149,00 meter – 144,00 meter

= 5,00 meter

Page 109: TUGAS AKHIR RC 145501

89 8

9

Tabel 5.32. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P5

Nama Pipa Nama Titik Q L D D A V Elevasi Hf En Sisa

m3/det m Inchi m m2 m/det m m m m

A36 K36 158,00 163,00 5,00

0,000016 43,95 2,00 0,051 0,002 0,01 0,0001

T36 157,00 163,00 6,00

0,000016 72,09 2,00 0,051 0,002 0,01 0,0002

S24 149,00 163,00 14,00

0,000016 47,04 2,00 0,051 0,002 0,01 0,0001

S23 147,00 163,00 16,00

A35 K35 158,00 163,00 5,00

0,000038 59,8 2,00 0,051 0,002 0,02 0,0008

T35 156,00 163,00 7,00

0,000038 101,12 2,00 0,051 0,002 0,02 0,0013

B30 S23 147,00 163,00 16,00

0,000054 161,54 2,50 0,064 0,0032 0,02 0,0014

S22 149,00 163,00 14,00

Page 110: TUGAS AKHIR RC 145501

90 9

0

Tabel 5.33. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P5 (Lanjutan)

Nama Pipa Nama Titik Q L D D A V Elevasi Hf En Sisa

m3/det m Inchi m m2 m/det m m m m

A34 K34 159,00 164,00 5,00

0,000027 33,87 2,00 0,051 0,002 0,01 0,0002

T34 161,00 154,00 3,00

0,000027 80,72 2,00 0,051 0,002 0,01 0,0006

B30 S22 149,00 164,00 15,00

0,000081 10,56 2,50 0,064 0,0032 0,03 0,0002

P5 148,00 164,00 16,00

Page 111: TUGAS AKHIR RC 145501

91 9

1

Grafik 5.5. Grafik Energi Pipa Sekunder P5

135.00

140.00

145.00

150.00

155.00

160.00

165.00

170.00

175.00

180.00

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210 220

Ele

va

si

Jarak

Grafik Energi Pipa Sekunder P5

Energi Elevasi

S24 S23

S22

P5

Page 112: TUGAS AKHIR RC 145501

92

5.3.4. Titik Sekunder P4

Gambar 5.19. Layout Jaringan Pipa Sekunder P4

Titik Sekunder P4 ini memiliki total kebutuhan air

sebesar 0,00023731 m3/detik. Dengan perencanaan

peletakkan Hidran di titik S20. Dalam perencanaan

dimensi di daerah ini didesain diameter minimum sebesar

2” yang mengakibatkan kecepatan menjadi rendah sehingga rentan terjadi pengendapan. Namun hal ini

dilakukan agar pipa tidak rawan pencurian. Berikut ini

contoh perhitungan dan hasil perhitungan titik Sekunder

P4 :

• Titik Tersier K33

Elevasi = +144,00 meter

Energi = El + 5,00 meter

= 144,00 + 5,00 meter = 149,00 meter

Sisa = 149,00 – 144,00

= 5,00 meter

• Pipa Tersier K33-T33

Q kumulatif = 0,000070 m3/detik

L = 119,29 meter

Page 113: TUGAS AKHIR RC 145501

93

D (asumsi) = 2 inchi

= 0,051 meter

A = ¼ x 3,14 x D2

= ¼ x 3,14 x (0,051)2 meter

= 0,0020 m2

V = QA

= 0,000070m3/detik

0,0020 m2

= 0,035 m/detik

Hf = Q0,2785 x C x d2,63

1.85x L

= 0,000070 m3

detik0,2785 x 148 x 0.0512,63

1.85

x 119,29

= 0,0050 meter

• Titik Tersier T33

El = +144,00 meter

En = Hf + En Titik K33

= 0,0050 meter + 149,00 meter

= 149,00 meter

Sisa = 149,00 meter – 144,00 meter

= 5,00 meter

Page 114: TUGAS AKHIR RC 145501

94 9

4

Tabel 5.34. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P4

Nama Pipa Nama Titik Q L D D A V Elevasi Hf En Sisa

m3/det m Inchi m m2 m/det m m m m

A33 K33 145,00 150,00 5,00

0,00007 119,29 2,00 0,051 0,002 0,03 0,005

T33 145,00 150,00 5,00

0,00007 29,83 2,00 0,051 0,002 0,03 0,0012

S21 149,00 150,01 1,01

0,00007 55,42 2,00 0,051 0,002 0,03 0,0023

S20 147,00 150,01 3,01

A32 K32 143,00 150,60 7,60

0,000059 45,73 2,00 0,051 0,002 0,03 0,0014

T32 142,00 150,60 8,60

0,000059 51,32 2,00 0,051 0,002 0,03 0,0016

B29 S20 147,00 150,60 3,60

0,000129 83,34 2,50 0,064 0,0032 0,04 0,0036

S19 148,00 150,61 2,61

Page 115: TUGAS AKHIR RC 145501

95 9

5

Tabel 5.35. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P4 (Lanjutan)

Nama Pipa Nama Titik Q L D D A V Elevasi Hf En Sisa

m3/det m Inchi m m2 m/det m m m m

A31 K31 142,00 152,50 10,50

0,000076 77,33 2,00 0,051 0,002 0,04 0,0037

T31 144,00 152,50 8,50

0,000076 35,29 2,00 0,051 0,002 0,04 0,0017

B28 S19 148,00 152,51 4,51

0,000205 35,76 2,50 0,064 0,0032 0,06 0,0037

S18 148,00 152,51 4,51

A30 K30 144,00 155,00 11,00

0,000032 29,62 2,00 0,051 0,002 0,02 0,0003

T30 145,00 155,00 10,00

0,000032 30,09 2,00 0,051 0,002 0,02 0,0003

B27 S18 148,00 155,00 7,00

0,000237 9,19 2,50 0,064 0,0032 0,07 0,0012

P4 149,00 155,00 6,00

Page 116: TUGAS AKHIR RC 145501

96 9

6

Grafik 5.6. Grafik Energi Pipa Sekunder P4

135.00

140.00

145.00

150.00

155.00

160.00

165.00

170.00

175.00

180.00

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190

Ele

va

si

Jarak

Grafik Energi Pipa Sekunder P4

Energi Elevasi

S21S20 S19 S18 P4

Page 117: TUGAS AKHIR RC 145501

97

5.3.5. Titik Sekunder P3

Gambar 5.20. Layout Jaringan Pipa Sekunder P3

Titik Sekunder P3 ini memiliki total kebutuhan air

sebesar 0,00022653 m3/detik. Dengan perencanaan

peletakkan Hidran di titik S16. Dalam perencanaan

dimensi di daerah ini didesain diameter minimum sebesar

2” yang mengakibatkan kecepatan menjadi rendah sehingga rentan terjadi pengendapan. Namun hal ini

dilakukan agar pipa tidak rawan pencurian. Berikut ini

contoh perhitungan dan hasil perhitungan titi Sekunder P3

:

• Titik Tersier K29

Elevasi = +155,00 meter

Energi = El + 2,50 meter

= 155,00+2,50 meter= 157,50 meter

Sisa = 157,50 – 155,00

= 2,50 meter

• Pipa Tersier K29-T29

Q kumulatif = 0,000038 m3/detik

L = 119,29 meter

D (asumsi) = 2 inchi

Page 118: TUGAS AKHIR RC 145501

98

= 0,051 meter

A = ¼ x 3,14 x D2

= ¼ x 3,14 x (0,051)2 meter

= 0,0020 m2

V = QA

= 0,000038m3/detik

0,0020 m2

= 0,019 meter/detik

Hf = Q

0,2785 x C x d2,63

1.85x L

= 0,000038 m3

detik0,2785 x 148 x 0.0512,63

1.85

x 119,29

= 0,0016 meter

• Titik Tersier T29

El = +156,00 meter

En = Hf + En Titik K29

= 0,0016 meter + 157,50 meter

= 157,50 meter

Sisa = 157,50 meter – 156,00 meter

= 1,50 meter

Page 119: TUGAS AKHIR RC 145501

99 9

9

Tabel 5.36. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P3

Nama Pipa Nama Titik Q L D D A V Elevasi Hf En Sisa

m3/det m Inchi m m2 m/det m m m m

A29 K29 157,00 159,50 2,50

0,000038 119,29 2,00 0,051 0,002 0,02 0,0016

T29 156,00 159,50 3,50

0,000038 39,85 2,00 0,051 0,002 0,02 0,0005

S17 150,00 159,50 9,50

0,000038 83,34 2,00 0,051 0,002 0,02 0,0011

S16 149,00 159,50 10,50

A28 K28 156,00 163,00 7,00

0,000016 91,8 1,50 0,038 0,0011 0,01 0,001

T28 162,00 163,00 1,00

0,000016 56,03 1,50 0,038 0,0011 0,01 0,0006

T27 155,00 163,00 8,00

A27 K27 152,00 158,20 6,20

0,000022 64,68 1,50 0,038 0,0011 0,02 0,0012

Page 120: TUGAS AKHIR RC 145501

100 1

00

Tabel 5.37. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P3 (Lanjutan)

Nama Pipa Nama Titik Q L D D A V Elevasi Hf En Sisa

m3/det m Inchi m m2 m/det m m m m

B26 T27 155,00 158,20 3,20

0,000038 63,01 2,00 0,051 0,002 0,02 0,0008

B25 S16 149,00 163,00 14,00

0,000076 27,81 2,50 0,064 0,0032 0,02 0,0004

S15 150,00 163,00 13,00

A26 K26 155,00 158,80 3,80

0,000027 59,72 2,00 0,051 0,002 0,01 0,0004

T26 156,00 158,80 2,80

0,000027 62,95 2,00 0,051 0,002 0,01 0,0004

T25 152,00 158,80 6,80

A25 K25 154,00 159,00 5,00

0,000022 35,38 2,00 0,051 0,002 0,01 0,0002

B24 T25 153,00 159,00 6,00

0,000049 46,86 2,50 0,064 0,0032 0,02 0,0003

Page 121: TUGAS AKHIR RC 145501

101 1

01

Tabel 5.38. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P3 (Lanjutan)

Nama Pipa Nama Titik Q L D D A V Elevasi Hf En Sisa

m3/det m Inchi m m2 m/det m m m m

B23 S15 150,00 159,00 9,00

0,000124 74,24 2,50 0,064 0,0032 0,04 0,003

S14 154,00 163,01 9,01

A24 K24 151,00 158,46 7,46

0,000065 64,95 2,00 0,051 0,002 0,03 0,0023

T24 156,00 158,46 2,46

0,000065 23,44 2,00 0,051 0,002 0,03 0,0008

B22 S14 154,00 158,46 4,46

0,000189 41,43 2,50 0,064 0,0032 0,06 0,0036

S13 157,00 163,01 6,01

A23 K23 161,00 166,91 5,91

0,000022 28,72 2,00 0,051 0,002 0,01 0,0001

T23 165,00 166,91 1,91

0,000022 50,3 2,00 0,051 0,002 0,01 0,0002

T22 162,00 166,91 4,91

Page 122: TUGAS AKHIR RC 145501

102 1

02

Tabel 5.39. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P3 (Lanjutan)

Nama Pipa Nama Titik Q L D D A V Elevasi Hf En Sisa

m3/det m Inchi m m2 m/det m m m m

A22 K22 158,00 163,00 5,00

0,000016 27,92 2,00 0,051 0,002 0,01 0,0001

B21 T22 162,00 163,00 1,00

0,000038 44,42 2,50 0,064 0,0032 0,01 0,0002

B20 S13 157,00 166,91 9,91

0,000227 13,42 2,50 0,064 0,0032 0,07 0,0017

P3 156,00 166,91 10,91

Page 123: TUGAS AKHIR RC 145501

103 1

03

Grafik 5.7 Grafik Energi Pipa Sekunder P3

135.00

140.00

145.00

150.00

155.00

160.00

165.00

170.00

175.00

180.00

0 30 60 90 120 150 180 210 240 270

Ele

va

si

Jarak

Grafik Energi Pipa Sekunder P3

Energi Elevasi

T27S16 S15 S14

S13 P3

Page 124: TUGAS AKHIR RC 145501

104

5.3.6. Titik Sekunder P2

Gambar 5.21. Layout Jaringan Pipa Sekunder P2

Titik Sekunder P2 ini memiliki total kebutuhan air

sebesar 0,00021574 m3/detik. Dengan perencanaan

peletakkan Hidran di titik S11. Dalam perencanaan

dimensi di daerah ini didesain diameter minimum sebesar

2” yang mengakibatkan kecepatan menjadi rendah sehingga rentan terjadi pengendapan. Namun hal ini

dilakukan agar pipa tidak rawan pencurian. Berikut ini

contoh perhitungan dan hasil perhitungan titik Sekunder

P2 :

• Titik Tersier K21

Elevasi = +152,00 meter

Energi = El + 5,00 meter

= 152 + 5,00 meter = 157,00 meter

Sisa = 157,50 – 155,00

= 5,00 meter

• Pipa Tersier K21-T21

Q kumulatif = 0,000081 m3/detik

L = 99,37 meter

D (asumsi) = 2 inchi

= 0.051 meter

A = ¼ x 3,14 x D2

= ¼ x 3,14 x (0,051)2 meter

= 0,0020 m2

Page 125: TUGAS AKHIR RC 145501

105

V = QA

= 0,000081m3/detik

0,0020 m2

= 0,04- meter/detik

Hf = Q0,2785 x C x d2,63

1.85x L

= 0,000081 m3

detik0,2785 x 148 x 0.0512,63

1.85

x 99,37

= 0,0054 meter

• Titik Tersier T21

El = +151,00 meter

En = Hf + En Titik K21

= 0,0054 meter + 157,00 meter

= 157,00 meter

Sisa = 157,00 meter – 151 meter

= 6,00 meter

Page 126: TUGAS AKHIR RC 145501

106 1

06

Tabel 5.40. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P2

Nama Pipa Nama Titik Q L D D A V Elevasi Hf En Sisa

m3/det m Inchi m m2 m/det m m m m

A21 K21 148,00 153,00 5,00

0,000081 99,37 2,00 0,051 0,002 0,04 0,0054

T21 151,00 153,01 2,01

0,000081 21,1 2,00 0,051 0,002 0,04 0,0011

S12 155,00 153,01 -1,99

0,000081 125,89 2,00 0,051 0,002 0,04 0,0068

S11 148,00 153,01 5,01

A20 K20 151,00 170,00 19,00

0,000027 127,44 2,00 0,051 0,002 0,01 0,0009

T20 146,00 170,00 24,00

0,000027 22,75 2,00 0,051 0,002 0,01 0,0002

B19 S11 148,00 170,00 22,00

0,000108 86,93 2,50 0,064 0,0032 0,03 0,0027

S10 146,00 170,00 24,00

Page 127: TUGAS AKHIR RC 145501

107 1

07

Tabel 5.41. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P2 (Lanjutan)

Nama

Pipa

Nama

Titik

Q L D D A V Elevasi Hf En Sisa

m3/det m Inchi m m2 m/det m m m m

A19 K19 144,00 162,00 18,00

0,000032 88,83 2 0,051 0,002 0,02 0,0009

T19 142,00 162,00 20,00

0,000032 46,54 2 0,051 0,002 0,02 0,0005

B18 S10 146,00 162,00 16,00

0,00014 112,1 2,5 0,064 0,0032 0,04 0,0057

S9 141,00 170,01 29,01

A18 K18 142,00 165,50 23,50

0,000076 102,02 2 0,051 0,002 0,04 0,0049

T18 141,00 165,50 24,50

0,000076 53,75 2 0,051 0,002 0,04 0,0026

B17 S9 141,00 165,51 24,51

0,000216 9,53 2,5 0,064 0,0032 0,07 0,0011

P2 141,00 170,51 29,51

Page 128: TUGAS AKHIR RC 145501

108 1

08

Grafik 5.8. Grafik Energi Pipa Sekunder P2

135.00

140.00

145.00

150.00

155.00

160.00

165.00

170.00

175.00

180.00

0 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330

Ele

va

si

Jarak

Grafik Energi Pipa Sekunder P2

Energi Elevasi

S12S11 S10 S9

P2

Page 129: TUGAS AKHIR RC 145501

109

93

5.3.7. Titik Sekunder P1

Gambar 5.22. Layout Jaringan Pipa Sekunder P1

Titik Sekunder P1 ini memiliki total kebutuhan air

sebesar 0,00095465 m3/detik. Dengan perencanaan

peletakkan Hidran di titik S7. Dalam perencanaan dimensi

di daerah ini didesain diameter minimum sebesar 2” yang mengakibatkan kecepatan menjadi rendah sehingga rentan

terjadi pengendapan. Namun hal ini dilakukan agar pipa

tidak rawan pencurian. Berikut ini contoh perhitungan dan

hasil perhitungan titik Sekunder P1 :

• Titik Tersier K17

Elevasi = +163,00 meter

Energi = El + 5,00 meter

= 163 + 5,00 meter = 168,00 meter

Sisa = 168,00 – 163,00

= 5,00 meter

• Pipa Tersier K17-T17

Q kumulatif = 0,000065 m3/detik

Page 130: TUGAS AKHIR RC 145501

110

L = 68,41 meter

D (asumsi) = 2 inchi

= 0,051 meter

A = ¼ x 3,14 x D2

= ¼ x 3,14 x (0,051)2 meter

= 0,0020 m2

V = QA

= 0,000065m3/detik

0,0020 m2

= 0,032 meter/detik

Hf = Q

0,2785 x C x d2,63

1.85x L

= 0,000065 m3

detik0,2785 x 148 x 0.0512,63

1.85

x 68,41

= 0,0025 meter

• Titik Tersier T17

El = +155,00 meter

En = Hf + En Titik K17

= 0,0025 meter + 168,00 meter

= 168,00 meter

Sisa = 168,00 meter – 155,00 meter

= 13,00 meter

Page 131: TUGAS AKHIR RC 145501

111 1

11

Tabel 5.42. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P1

Nama Pipa Nama Titik Q L D D A V Elevasi Hf En Sisa

m3/det m Inchi m m2 m/det m m m m

A17 K17 163,00 185,00 22,00

0,000065 68,41 2,00 0,051 0,002 0,03 0,0025

T17 154,00 185,00 31,00

0,000065 55,15 2,00 0,051 0,002 0,03 0,002

S8 149,00 185,00 36,00

0,000065 93,03 2,00 0,051 0,002 0,03 0,0033

S7 145,00 185,01 40,01

A16 K16 159,00 185,90 26,90

0,000022 66,11 2,00 0,051 0,002 0,01 0,0003

T16 152,00 185,90 33,90

0,000022 28,07 2,00 0,051 0,002 0,01 0,0001

T15 149,00 185,90 36,90

A15 K15 154,00 185,40 31,40

0,000086 61,87 2,00 0,051 0,002 0,04 0,0038

Page 132: TUGAS AKHIR RC 145501

112 1

12

Tabel 5.43. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P1 (Lanjutan)

Nama Pipa Nama Titik Q L D D A V Elevasi Hf En Sisa

m3/det m Inchi m m2 m/det m m m m

B16 T15 149,00 185,40 31,40

0,000108 48,71 2,50 0,064 0,0032 0,03 0,0015

B15 S7 145,00 185,90 36,90

0,000173 87,26 2,50 0,064 0,0032 0,05 0,0065

S6 141,00 185,01 44,91

A14 K14 160,00 186,00 26,00

0,000022 75,45 2,00 0,051 0,002 0,01 0,0004

T14 155,00 186,00 31,00

0,000022 72,18 2,00 0,051 0,002 0,01 0,0003

T13 146,00 186,00 40,00

A13 K13 150,00 186,98 36,00

0,000065 63,82 2,00 0,051 0,002 0,03 0,0023

B14 T13 146,00 186,98 40,00

0,000086 41,22 2,50 0,064 0,0032 0,03 0,0008

Page 133: TUGAS AKHIR RC 145501

113 1

13

Tabel 5.44. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P1 (Lanjutan)

Nama Pipa Nama Titik Q L D D A V Elevasi Hf En Sisa

m3/det m Inchi m m2 m/det m m m M

B13 S6 141,00 186,00 45,00

0,000259 66,3 2,50 0,064 0,0032 0,08 0,0104

S5 140,00 186,01 46,01

A12 K12 163,00 186,70 23,70

0,000065 73,6 2,00 0,051 0,002 0,03 0,0026

T12 162,00 186,70 24,70

0,000065 90,6 2,00 0,051 0,002 0,03 0,0032

T11 149,00 186,71 42,71

A11 K11 151,00 186,34 35,34

0,000049 56,81 2,00 0,051 0,002 0,02 0,0012

B12 T11 149,00 186,34 37,34

0,000113 48,2 2,50 0,064 0,0032 0,04 0,0016

T10 144,00 186,34 42,71

A10 K10 147,00 186,97 38,97

0,000038 57,46 2,00 0,051 0,002 0,02 0,0008

Page 134: TUGAS AKHIR RC 145501

114 1

14

Tabel 5.45. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P1 (Lanjutan)

Nama Pipa Nama Titik Q L D D A V Elevasi Hf En Sisa

m3/det m Inchi m m2 m/det m m M m

B11 T10 144,00 186,97 41,97

0,000151 57,23 2,50 0,064 0,0032 0,05 0,0033

B10 S5 140,00 186,97 46,97

0,00041 57,27 2,50 0,064 0,0032 0,13 0,0211

S4 140,00 186,73 46,73

A9 K9 161,00 186,00 25,00

0,00007 60,15 2,00 0,051 0,002 0,03 0,0025

T9 159,00 186,00 27,00

0,00007 95,44 2,00 0,051 0,002 0,03 0,004

T8 147,00 186,01 39,01

A8 K8 149,00 186,19 37,19

0,000065 53,77 2,00 0,051 0,002 0,03 0,0019

Page 135: TUGAS AKHIR RC 145501

115 1

15

Tabel 5.46. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P1 (Lanjutan)

Nama Pipa Nama Titik Q L D D A V Elevasi Hf En Sisa

m3/det m Inchi m m2 m/det m m M m

B9 T8 147,00 186,19 39,19

0,000135 84,03 2,50 0,064 0,0032 0,04 0,004

T7 140,00 186,20 46,20

A7 K7 142,00 186,62 46,62

0,000016 49,61 2,00 0,051 0,002 0,01 0,0001

B8 T7 140,00 186,62 46,62

0,000151 23,38 2,50 0,064 0,0032 0,05 0,0014

B7 S4 140,00 186,62 46,62

0,000561 69,13 3,00 0,076 0,0046 0,12 0,0188

S3 140,00 186,64 46,75

A6 K6 147,00 187,00 40,00

0,000065 82,32 2,00 0,051 0,002 0,03 0,003

T6 146,00 187,00 41,00

0,000065 46,66 2,00 0,051 0,002 0,03 0,0017

T5 142,00 187,00 45,00

Page 136: TUGAS AKHIR RC 145501

116 1

16

Tabel 5.47. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P1 (Lanjutan)

Nama Pipa Nama Titik Q L D D A V Elevasi Hf En Sisa

m3/det m Inchi m m2 m/det m m M M

A5 K5 144,00 187,00 43,00

0,000022 69,26 2,00 0,051 0,002 0,01 0,0003

B6 T5 142,00 187,00 45,00 0,000086 54,17 2,50 0,064 0,0032 0,03 0,0011

B5 S3 140,00 187,00 47,01 0,000647 66,68 4,00 0,102 0,0081 0,08 0,0058

S2 141,00 187,01 46,01

A4 K4 154,00 186,00 32,00

0,000092 110,38 2,00 0,051 0,002 0,05 0,0075

T4 153,00 186,01 33,01 0,000092 84,92 2,00 0,051 0,002 0,05 0,0058

T3 146,00 186,01 40,01

A3 K3 145,00 186,81 41,81 0,000065 60,97 2,00 0,051 0,002 0,03 0,0022

B4 T3 146,00 186,81 40,81

0,000156 56,47 2,50 0,064 0,0032 0,05 0,0035

T2 142,00 186,82 44,82

Page 137: TUGAS AKHIR RC 145501

117 1

17

Tabel 5.48. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P1 (Lanjutan)

Nama Pipa Nama Titik Q L D D A V Elevasi Hf En Sisa

m3/det m Inchi m m2 m/det m m M M

A2 K2 142,00 187,00 45,00

0,000086 60,14 2,00 0,051 0,002 0,04 0,0037

B3 T2 142,00 187,00 45,00

0,000243 22,93 2,50 0,064 0,0032 0,08 0,0032

B2 S2 141,00 187,01 46,01

0,00089 105,8 4,00 0,102 0,0081 0,11 0,0166

S1 148,00 187,02 39,03

A1 K1 143,00 187,00 44,00

0,000065 44,61 2,00 0,051 0,002 0,03 0,0016

T1 146,00 187,00 41,00

0,000065 54,06 2,00 0,051 0,002 0,03 0,0019

B1 S1 148,00 187,00 39,00

0,000955 17,06 5,00 0,127 0,0127 0,08 0,001

P1 149,00 187,03 38,03

Page 138: TUGAS AKHIR RC 145501

118 1

18

Grafik 5.9. Grafik Energi Pipa Sekunder P1

135.00

140.00

145.00

150.00

155.00

160.00

165.00

170.00

175.00

180.00

185.00

190.00

195.00

200.00

0 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360 390 420 450 480

Ele

va

si

Jarak

Grafik Energi Pipa Sekunder P1

Energi Elevasi

T15S6

S5S4 S3

S2S1

P1

Page 139: TUGAS AKHIR RC 145501

119

5.3.8. Titik Sekunder P13

Titik Sekunder P13 ini memiliki total kebutuhan air

sebesar 0,00008630 m3/detik. Dengan perencanaan

peletakkan Hidran di titik S51. Dalam perencanaan dimensi di

daerah ini didesain diameter minimum sebesar 2” yang mengakibatkan kecepatan menjadi rendah sehingga rentan

terjadi pengendapan. Namun hal ini dilakukan agar pipa tidak

rawan pencurian. Berikut ini contoh perhitungan dan hasil

perhitungan titik Sekunder P13 :

• Titik Tersier K81

Elevasi = +154,00 meter

Energi = El +11,00 meter

Gambar 5.23. Layout Jaringan Pipa Sekunder P13

Page 140: TUGAS AKHIR RC 145501

120

= 154 + 13,9 meter = 167,90 meter

Sisa = 167,90 – 154

= 13,90 meter

• Pipa Tersier K81-T81

Q kumulatif = 0,000018 m3/detik

L = 34,88 meter

D (asumsi) = 2 inchi

= 0,051 m

A = ¼ x 3,14 x D2

= ¼ x 3,14 x (0,051)2 meter

= 0,0020 m2

V = QA

= 0,000018m3/detik

0,0020 m2

= 0,001 m/detik

Hf = Q0,2785 x C x d2,63

1.85x L

= 0,000018 m3

detik0,2785 x 148 x 0.0512,63

1.85

x 34,88

= 0,0001 meter

• Titik Tersier T81

El = +158,00 meter En = Hf + En Titik K36

= 0,0002 meter + 167,90 meter

= 167,90 meter

Sisa = 167,90 meter – 158,00 meter

= 9,90 meter

Page 141: TUGAS AKHIR RC 145501

121 1

21

Tabel 5.49. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P13

Nama Pipa Nama Titik Q L D D A V

Elevasi Hf En Sisa

m3/det m Inchi m m2 m/det m m m

C40 K81 154,00 165,00 13,90

0,000018 34,88 2,00 0,051 0,0020 0,01 0,0001

T81 158,00 165,00 9,90

0,000018 65,50 2,00 0,051 0,0020 0,01 0,0002

S52 147,00 165,00 20,90

0,000018 49,61 2,00 0,051 0,0020 0,01 0,0002

S51 153,00 165,00 14,90

C39 K80 156,00 168,00 12,00

0,000022 59,76 2,00 0,051 0,0020 0,01 0,0003

T80 158,00 168,00 10,00

0,000022 22,84 2,00 0,051 0,0020 0,01 0,0001

D31 S51 153,00 168,00 15,00

0,000039 50,99 2,50 0,064 0,0032 0,01 0,0002

S50 154,00 168,00 14,00

C38 K79 165,00 170,00 5,00

Page 142: TUGAS AKHIR RC 145501

122 1

22

Tabel 5.50. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P13 (Lanjutan)

Nama Pipa Nama Titik Q L D D A V

Elevasi Hf En Sisa

m3/det m Inchi m m2 m/det m m m

C38 0,000022 46,85 2,00 0,051 0,0020 0,01 0,0002

T79 164,00 170,00 6,00

0,000022 26,32 2,00 0,051 0,0020 0,01 0,0001

T78 160,00 170,00 10,00

C37 K78 161,00 171,00 10,00

0,000043 46,67 2,00 0,051 0,0020 0,02 0,0008

D30 T78 161,00 171,00 10,001

0,000065 33,03 2,50 0,064 0,0032 0,02 0,0004

D29 S50 156,00 171,00 15,00

0,000104 74,00 2,50 0,064 0,0032 0,03 0,0021

S49 152,00 171,00 19,00

C36 K77 159,00 168,00 9,00

0,000022 18,85 2,00 0,051 0,0020 0,01 0,0001

T77 158,00 168,00 10,00

0,000022 30,82 2,00 0,051 0,0020 0,01 0,0001

S49 152,00 168,00 16,00

Page 143: TUGAS AKHIR RC 145501

123 1

23

Tabel 5.51. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P13 (Lanjutan)

Nama Pipa Nama Titik Q L D D A V

Elevasi Hf En Sisa

m3/det m Inchi m m2 m/det m m m

D28 0,000125 32,77 2,50 0,064 0,0032 0,04 0,0013

P13 148,00 171,00 22,00

C35 K76 139,00 169,00 30,00

0,000032 86,36 2,00 0,051 0,0020 0,02 0,0009

T76 137,00 169,00 32,00

0,000032 49,17 2,00 0,051 0,0020 0,02 0,0005

T75 142,00 169,00 27,00

C34 K75 148,00 159,00 11,00

0,000054 30,82 2,00 0,051 0,0020 0,03 0,0008

T75 142,00 159,00 17,00

D27 0,000086 44,09 2,50 0,064 0,0032 0,03 0,0009

P13 148,00 159,00 11,00

Page 144: TUGAS AKHIR RC 145501

124 1

24

Grafik 5.10. Grafik Energi Pipa Sekunder P13

145.000

148.000

151.000

154.000

157.000

160.000

163.000

166.000

169.000

172.000

175.000

178.000

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170

Ele

va

si

Jarak

Grafik Energi Pipa Sekunder P13

Energi Elevasi

S51 S50 S49 P13

Page 145: TUGAS AKHIR RC 145501

125

5.3.9. Titik Sekunder P12

Gambar 5.24. Layout Jaringan Pipa Sekunder P12

Titik Sekunder P12 ini memiliki total kebutuhan air

sebesar 0,00001726 m3/detik. Dengan perencanaan

peletakkan Hidran di titik T73. Dalam perencanaan dimensi di

daerah ini didesain diameter minimum sebesar 2” yang mengakibatkan kecepatan menjadi rendah sehingga rentan

terjadi pengendapan. Namun hal ini dilakukan agar pipa tidak

rawan pencurian. Berikut ini contoh perhitungan dan hasil

perhitungan titik Sekunder P12 :

Page 146: TUGAS AKHIR RC 145501

126

• Titik Tersier K74

Elevasi = +136,00 meter

Energi = El +24 meter

= 136,00 + 24,00 meter = 160,00 meter

Sisa = 160,00 – 136,00 = 24,00 meter

• Pipa Tersier K74-T74

Q kumulatif = 0,000038 m3/detik

L = 54,64 meter

D (asumsi) = 2 inchi

= 0.051 meter

A = ¼ x 3,14 x D2

= ¼ x 3,14 x (0,051)2 meter

= 0,0020 m2

V = QA

= 0,000038m3/detik

0,0020 m2

= 0,02 meter/detik

Hf = Q0,2785 x C x d2,63

1.85x L

= 0,000038 m3

detik0,2785 x 148 x 0.0512,63

1.85

x 54,64

= 0,0007 meter

• Titik Tersier T74

El = +137,00 meter

En = Hf + En Titik K36

= 0,0007 meter + 160,00 meter

= 160,00 meter

Sisa = 160,00 meter – 137,00 meter

= 23,00 meter

Page 147: TUGAS AKHIR RC 145501

127 1

27

Tabel 5.52. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P12

Nama Pipa

Nama Titik

Q L D D A V Elevasi

Hf En Sisa

m3/det m Inchi m m2 m/det m m m

C33 K74 137,00 160,00 23,00

0,000038 54,64 2,00 0,051 0,0020 0,02 0,0007

T74 137,00 160,00 23,00

0,000038 50,20 2,00 0,051 0,0020 0,02 0,0007

T73 140,00 160,00 20,00

C32 K73 141,00 160,00 19,00

0,000049 90,6 2,00 0,051 0,0020 0,02 0,0019

T73 140,00 160,00 20,00

D26 0,000086 37,47 2,50 0,064 0,0032 0,03 0,0008

S47 143,00 160,00 17,00

0,000086 140,26 2,50 0,064 0,0032 0,03 0,0029

S46 149,00 160,01 11,01

C31 K72 138,00 169,00 19,00

0,000086 181,35 2,00 0,051 0,0020 0,04 0,0111

T72 143,00 169,01 26,01

Page 148: TUGAS AKHIR RC 145501

128 1

28

Tabel 5.53. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P12 (Lanjutan)

Nama Pipa Nama Titik Q L D D A V

Elevasi Hf En Sisa

m3/det m Inchi m m2 m/det m m m

C31 0,000086 50,07 2,00 0,051 0,0020 0,04 0,0031

S46 149,00 169,01 20,01

D25 0,000173 8,08 2,50 0,064 0,0032 0,05 0,0006

P12 151,00 169,01 1801

Page 149: TUGAS AKHIR RC 145501

129 1

29

Grafik 5.11. Grafik Energi Pipa Sekunder P12

140.00

143.00

146.00

149.00

152.00

155.00

158.00

161.00

164.00

167.00

170.00

173.00

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150

Ele

va

si

Jarak

Grafik Energi Pipa Sekunder P12

Energi Elevasi

S47

S46P12

Page 150: TUGAS AKHIR RC 145501

130

5.3.10. Titik Sekunder P11

Gambar 5.25. Layout Jaringan Pipa Sekunder P11

Titik Sekunder P11 ini memiliki total kebutuhan air

sebesar 0,00002373 m3/detik. Dengan perencanaan

peletakkan Hidran di titik T70. Dalam perencanaan dimensi di

daerah ini didesain diameter minimum sebesar 2” yang mengakibatkan kecepatan menjadi rendah sehingga rentan

terjadi pengendapan. Namun hal ini dilakukan agar pipa tidak

rawan pencurian. Berikut ini contoh perhitungan dan hasil

perhitungan titik Sekunder P11 :

• Titik Tersier K71

Elevasi = +146,00 meter

Energi = El +9,00 meter

= 146 + 9,00 meter = 155,00 meter

Page 151: TUGAS AKHIR RC 145501

131

Sisa = 155,00 – 146,00

= 9,00 meter

• Pipa Tersier K71-T71

Q kumulatif = 0,000065 m3/detik

L = 55,53 meter

D (asumsi) = 2 inchi

= 0,051 meter

A = ¼ x 3,14 x D2

= ¼ x 3,14 x (0,051)2 meter

= 0,0020 m2

V = QA

= 0,000065m3/detik

0,0020 m2

= 0,06 m/detik

Hf = Q

0,2785 x C x d2,63

1.85x L

= 0,000065 m3

detik0,2785 x 148 x 0.0512,63

1.85

x 55,33

= 0,0081 meter

• Titik Tersier T71

El = +150,00 meter

En = Hf + En Titik K36

= 0,0081 meter + 150,00 meter = 150,01 meter

Sisa = 150,01 meter – 150,00 meter

= 5,01 meter

Page 152: TUGAS AKHIR RC 145501

132 1

32

Tabel 5.54. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P11

Nama Pipa

Nama Titik

Q L D D A V Elevasi

Hf En Sisa

m3/det m Inchi m m2 m/det m m m

C30 K71 146,00 155,00 9,00

0,000065 55,53 1,50 0,038 0,0011 0,06 0,0081

T71 151,00 155,01 4,01

0,000065 53,59 1,50 0,038 0,0011 0,06 0,0078

T70 155,00 155,02 0,02

C29 K70 151,00 161,00 10,00

0,000011 35,55 2,50 0,064 0,0032 0,00 0,0000

T70 155,00 161,00 6,00

D24 0,000076 14,60 2,50 0,064 0,0032 0,02 0,0002

S45 158,00 161,00 3,00

0,000076 85,79 2,50 0,064 0,0032 0,02 0,0014

S44 161,00 161,00 4,00

C28 K69 155,00 162,00 8,00

0,000043 77,39 1,50 0,038 0,0011 0,04 0,0053

T69 157,00 162,01 5,01

Page 153: TUGAS AKHIR RC 145501

133 1

33

Tabel 5.55. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P11 (Lanjutan)

Nama Pipa

Nama Titik

Q L D D A V Elevasi

Hf En Sisa

m3/det m Inchi m m2 m/det m m m

C28 0,000043 18,43 1,50 0,038 0,0011 0,04 0,0013

S44 161,00 162,01 1,01

D23 0,000119 72,35 2,00 0,051 0,0020 0,06 0,0080

S43 162,00 162,01 0,01

C27 K68 157,00 166,00 9,00

0,000043 64,62 2,00 0,051 0,0020 0,02 0,0011

T68 158,00 166,00 8,00

0,000043 20,56 2,00 0,051 0,0020 0,02 0,0003

S43 162,00 166,00 4,00

D22 0,000162 45,40 2,50 0,064 0,0032 0,05 0,0030

S42 163,00 166,00 3,00

C26 K67 155,00 165,00 10,00

0,000016 39,23 1,50 0,038 0,0011 0,01 0,0004

T67 154,00 165,00 11,00

0,000016 26,24 1,50 0,038 0,0011 0,01 0,0003

T66 160,00 165,00 5,00

Page 154: TUGAS AKHIR RC 145501

134 1

34

Tabel 5.56. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P11 (Lanjutan)

Nama Pipa

Nama Titik

Q L D D A V Elevasi

Hf En Sisa

m3/det m Inchi m m2 m/det m m m

C25 K66 160,00 168,00 8,00

0,000022 40,42 2,00 0,051 0,0020 0,01 0,0002

D21 T66 160,00 168,00 8,00

0,000038 16,24 2,00 0,051 0,0020 0,02 0,0002

D20 S42 163,00 168,00 5,00

0,000200 37,63 2,50 0,064 0,0032 0,06 0,0037

S41 161,00 168,00 7,00

C24 K65 157,00 170,00 13,00

0,000038 23,29 2,00 0,051 0,0020 0,02 0,0003

T65 156,00 170,00 14,00

0,000038 27,53 2,00 0,051 0,0020 0,02 0,0004

D19 S41 161,00 170,00 9,00

0,000237 11,07 2,50 0,064 0,0032 0,07 0,0015

P11 154,00 170,00 16,00

Page 155: TUGAS AKHIR RC 145501

135 1

35

Grafik 5.12. Grafik Energi Pipa Sekunder P11

150.00

153.00

156.00

159.00

162.00

165.00

168.00

171.00

174.00

177.00

180.00

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100110120130140150160170180190200210220230240250260

Ele

va

si

Jarak

Grafik Energi Pipa Sekunder P11

Energi Elevasi

S45S44

S43S42

S41 P11

Page 156: TUGAS AKHIR RC 145501

136

5.3.11. Titik Sekunder P10

Gambar 5.26. Layout Jaringan Pipa Sekunder P10

Titik Sekunder P10 ini memiliki total kebutuhan air

sebesar 0,00001079 m3/detik. Dengan perencanaan

peletakkan Hidran di titik S39. Dalam perencanaan dimensi di

daerah ini didesain diameter minimum sebesar 2” yang mengakibatkan kecepatan menjadi rendah sehingga rentan

terjadi pengendapan. Namun hal ini dilakukan agar pipa tidak

rawan pencurian. Berikut ini contoh perhitungan dan hasil

perhitungan titik Sekunder P10 :

• Titik Tersier K64

Elevasi = +163,00 meter

Page 157: TUGAS AKHIR RC 145501

137

Energi = El +11,00 meter

= 163,00 + 11,00 meter = 173,00 meter

Sisa = 173,00 – 163,00

= 11,00 meter

• Pipa Tersier K64-T64

Q kumulatif = 0,000027 m3/detik

L = 132,45 meter

D (asumsi) = 2 inchi

= 0,051 meter

A = ¼ x 3,14 x D2

= ¼ x 3,14 x (0,051)2 meter

= 0,0020 m2

V = QA

= 0,000027m3/detik

0,0020 m2

= 0,01 meter/detik

Hf = Q0,2785 x C x d2,63

1.85x L

= 0,000027 m3

detik0,2785 x 148 x 0.0512,63

1.85

x 132,45

= 0,0009 meter

• Titik Tersier T64

El = +171,00 meter

En = Hf + En Titik K36

= 0,0020 meter + 174,00 meter

= 174,00 meter

Sisa = 174,00 meter – 171,00 meter

= 3,00 meter

Page 158: TUGAS AKHIR RC 145501

138 1

38

Tabel 5.57. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P10

Nama Pipa

Nama Titik

Q L D D A V Elevasi

Hf En Sisa

m3/det m Inchi m m2 m/det m m m

C23 K64 163,00 174,00 11,00

0,000027 132,45 2,00 0,051 0,0020 0,01 0,0009

T64 170,00 174,00 4,00

0,000027 28,45 2,00 0,051 0,0020 0,01 0,0002

S40 165,00 174,00 9,00

0,000027 102,34 2,00 0,051 0,0020 0,01 0,0007

S39 158,00 174,00 16,00

C22 K63 170,00 175,00 5,00

0,000038 104,68 2,00 0,051 0,0020 0,02 0,0014

T63 163,00 175,00 12,00

0,000038 21,52 2,00 0,051 0,0020 0,02 0,0003

S39 158,00 175,00 17,00

D18 0,000065 76,96 2,50 0,064 0,0032 0,02 0,0009

S38 157,00 175,00 18,00

C21 K62 170,00 186,00 16,00

Page 159: TUGAS AKHIR RC 145501

139 1

39

Tabel 5.58. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P10 (Lanjutan)

Nama Pipa

Nama Titik

Q L D D A V Elevasi

Hf En Sisa

m3/det m Inchi m m2 m/det m m m

C21 0,000043 72,92 2,00 0,051 0,0020 0,02 0,0012

T62 159,00 186,00 27,00

0,000043 9,21 2,00 0,051 0,0020 0,02 0,0002

S38 157,00 186,00 29,00

D17 0,000108 9,78 2,50 0,064 0,0032 0,03 0,0003

P10 154,00 186,00 32,00

Page 160: TUGAS AKHIR RC 145501

140 1

40

12

4

Grafik 5.13. Grafik Energi Pipa Sekunder P10

150.00

153.00

156.00

159.00

162.00

165.00

168.00

171.00

174.00

177.00

180.00

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90

Ele

va

si

Jarak

Grafik Energi Pipa Sekunder P10

Energi Elevasi

S39S38

P10

Page 161: TUGAS AKHIR RC 145501

141

5.3.12. Titik Sekunder P9

Gambar 5.27. Layout Jaringan Pipa Sekunder P9

Titik Sekunder P9 ini memiliki total kebutuhan air

sebesar 0,00002265 m3/detik. Dengan perencanaan

peletakkan Hidran di titik S36. Dalam perencanaan dimensi di

daerah ini didesain diameter minimum sebesar 2” yang mengakibatkan kecepatan menjadi rendah sehingga rentan

terjadi pengendapan. Namun hal ini dilakukan agar pipa tidak

rawan pencurian. Berikut ini contoh perhitungan dan hasil

perhitungan titik Sekunder P9:

• Titik Tersier K61

Elevasi = +159,00 meter

Page 162: TUGAS AKHIR RC 145501

142

Energi = El +7,50 meter

= 159,00 + 7,50 meter = 166,50 meter

Sisa = 166,50 – 159,00

= 7,50 meter

• Pipa Tersier K61-T61

Q kumulatif = 0,000016 m3/detik

L = 60,89 meter

D (asumsi) = 2 inchi

= 0,051 meter

A = ¼ x 3,14 x D2

= ¼ x 3,14 x (0,051)2 meter

= 0,0020 m2

V = QA

= 0,000016m3/detik

0,0020 m2

= 0,008 meter/detik

Hf = Q

0,2785 x C x d2,63

1.85x L

= 0,000039 m3

detik0,2785 x 148 x 0.0512,63

1.85

x 60,89

= 0,0007 meter

• Titik Tersier T61

El = +153,00 meter En = Hf + En Titik K36

= 0,0007 meter + 166,50 meter

= 166,50 meter

Sisa = 166,50 meter – 153,00 meter

= 13,50 meter

Page 163: TUGAS AKHIR RC 145501

143 1

43

Tabel 5.59. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P9

Nama Pipa

Nama Titik

Q L D D A V Elevasi

Hf En Sisa

m3/det m Inchi m m2 m/det m m m

C20 K61 159,00 166,50 7,50

0,000016 60,89 1,50 0,038 0,0011 0,01 0,0007

T61 153,00 166,50 13,50

0,000016 40,04 1,50 0,038 0,0011 0,01 0,0004

S37 158,00 166,50 8,50

0,000016 43,05 2,00 0,051 0,0020 0,01 0,0001

S36 160,00 166,50 6,50

C19 K60 154,00 166,00 12,00

0,000032 41,22 2,00 0,051 0,0020 0,02 0,0004

T60 155,00 166,00 11,00

0,000032 33,36 2,00 0,051 0,0020 0,02 0,0003

S36 160,00 166,00 6,00

D16 0,000049 102,50 2,50 0,064 0,0032 0,02 0,0007

S35 155,00 166,50 11,50

C18 K59 153,00 170,00 17,00

Page 164: TUGAS AKHIR RC 145501

144 1

44

Tabel 5.60. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P9 (Lanjutan)

Nama Pipa

Nama Titik

Q L D D A V Elevasi

Hf En Sisa

m3/det m Inchi m m2 m/det m m m

C18 0,000038 102,06 2,00 0,051 0,0020 0,02 0,0013

T59 154,00 170,00 16,00

0,000038 22,48 2,00 0,051 0,0020 0,02 0,0003

T58 155,00 170,00 15,00

C17 K58 155,00 173,00 18,00

0,000054 92,72 2,00 0,051 0,0020 0,03 0,0024

D15 T58 155,00 173,00 18,00

0,000092 5,26 2,50 0,064 0,0032 0,03 0,0001

D14 S35 155,00 173,00 18,00

0,000140 120,13 2,50 0,064 0,0032 0,04 0,0061

S34 151,00 173,01 22,01

C16 K57 152,00 173,00 21,00

0,000038 95,51 2,00 0,051 0,0020 0,02 0,0013

T57 145,00 173,00 28,00

0,000038 26,78 2,00 0,051 0,0020 0,02 0,0004

T56 147,00 173,00 26,00

Page 165: TUGAS AKHIR RC 145501

145 1

45

Tabel 5.61. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P9 (Lanjutan)

Nama Pipa

Nama Titik

Q L D D A V Elevasi

Hf En Sisa

m3/det m Inchi m m2 m/det m m m

C15 K56 153,00 172,00 19,00

0,000049 101,61 2,00 0,051 0,0020 0,02 0,0021

T56 145,00 172,00 27,00

D13 0,000086 30,96 2,50 0,064 0,0032 0,03 0,0006

S34 151,00 173,00 22,00

D12 0,000227 14,21 2,50 0,064 0,0032 0,07 0,0017

P9 154,00 173,01 19,01

Page 166: TUGAS AKHIR RC 145501

146 1

46

Grafik 5.14. Grafik Energi Pipa Sekunder P9

150.00

155.00

160.00

165.00

170.00

175.00

180.00

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240

Ele

va

si

Jarak

Grafik Energi Pipa Sekunder P9

Energi Elevasi

S36S35 S34 P9

Page 167: TUGAS AKHIR RC 145501

147

5.3.13. Titik Sekunder P8

Gambar 5.28. Layout Jaringan Pipa Sekunder P8

Titik Sekunder P8 ini memiliki total kebutuhan air

sebesar 0,00001834 m3/detik. Dengan perencanaan

peletakkan Hidran di titik T54. Dalam perencanaan dimensi di

daerah ini didesain diameter minimum sebesar 2” yang mengakibatkan kecepatan menjadi rendah sehingga rentan terjadi pengendapan. Namun hal ini dilakukan agar pipa tidak

rawan pencurian. Berikut ini contoh perhitungan dan hasil

perhitungan titik Sekunder P8:

• Titik Tersier K55

Elevasi = +153,00 meter

Energi = El +17,00 meter

= 153 + 17,00 meter = 170,00 meter

Sisa = 170,00 – 153,00

= 17,00 meter

Page 168: TUGAS AKHIR RC 145501

148

• Pipa Tersier K55-T55

Q kumulatif = 0,000038 m3/detik

L = 42,33 meter

D (asumsi) = 2 inchi

= 0,051 meter

A = ¼ x 3,14 x D2

= ¼ x 3,14 x (0,051)2 meter

= 0,0020 m2

V = QA

= 0,000038m3/detik

0,0020 m2

= 0,02 m/detik

Hf = Q

0,2785 x C x d2,63

1.85x L

= 0,000038 m3

detik0,2785 x 148 x 0.0512,63

1.85

x 42,33

= 0,0006 meter

• Titik Tersier T55

El = +156,00 meter

En = Hf + En Titik K36

= 0,0006 meter + 170,00 meter

= 170,00 meter

Sisa = 170,00 meter – 156,00 meter = 14,00 meter

Page 169: TUGAS AKHIR RC 145501

149 14

9

Tabel 5.62. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P8

Nama Pipa

Nama Titik

Q L D D A V Elevasi

Hf En Sisa

m3/det m Inchi m m2 m/det m m m

C14 K55 153,00 170,00 17,00

0,000038 42,33 2,00 0,051 0,0020 0,02 0,0006

T55 156,00 170,00 14,00

0,000038 62,98 2,00 0,051 0,0020 0,02 0,0008

T54 154,00 170,00 16,00

C13 K54 159,00 179,00 20,00

0,000070 87,82 1,50 0,038 0,0011 0,06 0,0148

T54 154,00 179,01 25,01

D11 0,000108 69,91 2,00 0,051 0,0020 0,05 0,0065

S33 162,00 179,02 17,02

0,000108 107,05 2,50 0,064 0,0032 0,03 0,0033

S32 172,00 179,02 7,02

C12 K53 154,00 181,00 27,00

0,000054 97,93 1,50 0,038 0,0011 0,05 0,0102

T53 161,00 181,01 20,01

Page 170: TUGAS AKHIR RC 145501

150 1

50

Tabel 5.63. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P8 (Lanjutan)

Nama Pipa

Nama Titik

Q L D D A V Elevasi

Hf En Sisa

m3/det m Inchi m m2 m/det m m m

C12 0,000054 103,70 1,50 0,038 0,0011 0,05 0,0108

S32 173,00 181,02 8,02

D10 0,000162 71,41 2,50 0,064 0,0032 0,05 0,0047

S31 184,00 185,03 2,00

C11 K52 164,00 186,00 22,00

0,000022 57,25 2,00 0,051 0,0020 0,01 0,0003

T52 174,00 186,00 12,00

0,000022 101,67 2,00 0,051 0,0020 0,01 0,0005

S31 191,00 186,00 -5,00*

D9 0,000183 13,56 2,50 0,064 0,0032 0,06 0,0011

P8 192,00 186,00 -6,00*

Page 171: TUGAS AKHIR RC 145501

151 1

51

*Catatan: Dibutuhkan Pompa Booster dengan Head sebesar 6 meter dan Debit 0,000183 m3/det pada

titik P8 untuk mengalirkan air dari dasar energi 186 meter agar mampu melewati elevasi 191 meter.

Rekomendasi Merk dan Tipe Pompa yang tersedia di pasaran yakni: Grundfos CMBE 1-44 AQQE.

Grafik 5.15. Grafik Energi Pipa Sekunder P8

140.00

150.00

160.00

170.00

180.00

190.00

200.00

210.00

220.00

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200

Ele

va

si

Jarak

Grafik Energi Pipa Sekunder P8

Energi Elevasi

S33S32

S31 P8

Page 172: TUGAS AKHIR RC 145501

152

5.3.14. Titik Sekunder P7

Gambar 5.29. Layout Jaringan Pipa Sekunder P7

Titik Sekunder P7 ini memiliki total kebutuhan air

sebesar 0,00005340 m3/detik. Dengan perencanaan

peletakkan Hidran di titik T54. Dalam perencanaan dimensi di

daerah ini didesain diameter minimum sebesar 2” yang mengakibatkan kecepatan menjadi rendah sehingga rentan

terjadi pengendapan. Namun hal ini dilakukan agar pipa tidak

rawan pencurian. Berikut ini contoh perhitungan dan hasil

perhitungan titik Sekunder P7:

• Titik Tersier K51

Elevasi = +167,00 meter

Energi = El +20,00 meter

= 167 + 20,00 meter = 187,00 meter

Sisa = 187,00 – 167,00

= 20,00 meter

Page 173: TUGAS AKHIR RC 145501

153

• Pipa Tersier K51-T51

Q kumulatif = 0,000054 m3/detik

L = 56,97 meter

D (asumsi) = 2 inchi

= 0,051 meter

A = ¼ x 3,14 x D2

= ¼ x 3,14 x (0,051)2 meter

= 0,0020 m2

V = QA

= 0,000054m3/detik

0,0020 m2

= 0,008 meter/detik

Hf = Q

0,2785 x C x d2,63

1.85x L

= 0,000054 m3

detik0,2785 x 148 x 0.0512,63

1.85

x 56,97

= 0,0015 meter

• Titik Tersier T51

El = +169,00 meter

En = Hf + En Titik K36

= 0,0015 meter + 187,00 meter

= 187,00 meter

Sisa = 187,00 meter – 169,00 meter = 18,00 meter

Page 174: TUGAS AKHIR RC 145501

154 1

54

Tabel 5.64. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P7

Nama Pipa

Nama Titik

Q L D D A V Elevasi

Hf En Sisa

m3/det m Inchi m m2 m/det m m m

C10 K51 157,00 177,00 20,00

0,000054 56,97 2,00 0,051 0,0020 0,03 0,0015

T51 159,00 177,00 18,00

0,000054 35,52 2,00 0,051 0,0020 0,03 0,0009

T50 175,00 177,00 1,00

C9 K50 168,00 178,00 10,00

0,000038 75,70 2,00 0,051 0,0020 0,02 0,0010

T50 172,00 178,00 3,00

D8 0,000092 37,63 2,50 0,064 0,0032 0,03 0,0009

T49 172,00 178,00 6,00

C8 K49 171,00 179,00 8,00

0,000038 112,08 2,00 0,051 0,0020 0,02 0,0015

T49 172,00 179,00 7,00

D7 0,000129 58,54 2,50 0,064 0,0032 0,04 0,0026

T48 174,00 179,00 5,00

Page 175: TUGAS AKHIR RC 145501

155 1

55

Tabel 5.65. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P7 (Lanjutan)

Nama Pipa

Nama Titik

Q L D D A V Elevasi

Hf En Sisa

m3/det m Inchi m m2 m/det m M m

C7 K48 174,00 179,00 5,00

0,000022 127,24 2,00 0,051 0,0020 0,01 0,0006

T48 174,00 179,00 5,00

D6 0,000151 54,79 2,00 0,051 0,0020 0,07 0,0094

T47 175,00 179,01 4,01

C6 K47 177,00 181,00 4,00

0,000027 104,50 2,00 0,051 0,0020 0,01 0,0007

T47 175,00 181,00 6,00

D5 0,000178 50,14 2,50 0,064 0,0032 0,06 0,0039

T46 176,00 181,00 5,00

C5 K46 173,00 180,00 7,00

0,000156 37,25 2,00 0,051 0,0020 0,08 0,0068

T46 176,00 180,01 4,01

D4 0,000334 45,28 4,00 0,102 0,0081 0,04 0,0012

T45 180,00 181,01 1,01

C4 K45 182,00 187,0 5,00

Page 176: TUGAS AKHIR RC 145501

156 1

56

Tabel 5.66. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P7 (Lanjutan) Nama

Pipa

Nama

Titik

Q L D D A V Elevasi

Hf En Sisa

m3/det m Inchi m m2 m/det m m m

C4 0,000092 45,06 2,00 0,051 0,0020 0,05 0,0031

T45 180,00 187,00 7,00

D3 0,000426 76,74 4,00 0,102 0,0081 0,05 0,0031

T44 187,00 187,01 10,01

C3 K44 185,00 187,00 2,00

0,000032 81,12 2,00 0,051 0,0020 0,02 0,0008

T44 184,00 187,00 3,00

D3 0,000496 1132,12 5,00 0,127 0,0127 0,04 0,0203

S29 187,00 187,03 31,03

C2 K43 185,00 187,00 2,00

0,000038 81,12 2,00 0,051 0,0020 0,02 0,0011

T44 184,00 187,00 3,00

C1 K42 159,00 187,00 28,00

0,000038 91,25 2,00 0,051 0,0020 0,02 0,0012

T42 159,00 187,00 28,00

C1 0,000038 13,57 2,00 0,051 0,0020 0,02 0,0002

Page 177: TUGAS AKHIR RC 145501

157 1

57

Tabel 5.67. Perhitungan Dimensi Pipa Sekunder P7 (Lanjutan)

Nama Pipa

Nama Titik

Q L D D A V Elevasi

Hf En Sisa

m3/det m Inchi m m2 m/det m M M

C1 S29 156,00 187,00 31,00

D1 0,000534 680,23 5,00 0,127 0,0127 0,04 0,0140

P7 192,00 187,04 -4,96*

Page 178: TUGAS AKHIR RC 145501

158

Grafik 5.16. Grafik Energi Pipa Sekunder P7

140.000

150.000

160.000

170.000

180.000

190.000

200.000

210.000

220.000

0 250 500 750 1000 1250 1500 1750 2000

Ele

va

si

Jarak

Grafik Energi Pipa Sekunder P7

Energi Elevasi

T50

T49

T48T47

T46

T45

T44S29 P7

Page 179: TUGAS AKHIR RC 145501

159

5.3.15. Pipa Primer Selanjutnya dalam perhitungan pipa primer juga

memiliki langkah yang sama dengan perhitungan pipa tersier

dan sekunder yakni menggunakan rumus Hazen William dan

memakai besaran koefisien sebesar 148. Berikut ini adalah

contoh langkah perhitungan dimensi pipa primer :

5.3.16. Titik Primer 2 Perhitungan ini dilanjutkan hingga ke pipa primer

lanjutnya sampai menuju Pipa Primer 1. Sehingga didapatkan

besaran energi, dimensi dan kehilangan energi yang didapat di

Pipa Primer 1. Berikut ini adalah hasil perhitungan Pipa

Primer lanjutan : (Tabel 5.35)

Gambar 5.30. Layout Jaringan Pipa Primer 2

Primer 2 ini memiliki total kebutuhan air sebesar

0,001890 m3/detik. Dalam perhitungan dimensi primer ini

juga terdapat percabangan di setiap titiknya, maka dari itu

untuk menentukan Energi yang akan dikumulatifkan

Page 180: TUGAS AKHIR RC 145501

160

dengan titik selanjutnya, harus memilih energi yang paling

besar dari kedua cabang tersebut agar air dapat mengalir

ke masing – masing percabangan pipa tersebut. Berikut ini

contoh perhitungan dan hasil perhitungan titik Primer 2:

• Titik Primer P6

Elevasi = +145,00 meter

Energi = El + 8,00 meter

= 145,00 + 8,00 meter= 153,00 meter

Sisa = 153,00 – 145,00

= 8,00 meter

• Pipa Primer P6-P5

Q kumulatif = 0,000175 m3/detik

L = 358,80 m

D (asumsi) = 3 inchi

= 0,076 m

A = ¼ x 3,14 x D2

= ¼ x 3,14 x (0,076)2 meter

= 0,0046 m2

V = QA

= 0,000175m3/detik

0,0046 m2

= 0,038 meter/detik

Hf = Q

0,2785 x C x d2,63

1.85x L

= 0,000175 m3

detik0,2785 x 148 x 0.0762,63

1.85

x 358,80

= 0,0113 meter

• Titik Primer P5

El = +148 meter

En = Hf + En Titik P6

Page 181: TUGAS AKHIR RC 145501

161

= 0,0113 meter + 153,00 meter

= 153,01 meter

Sisa = 153,01 meter – 148,00 meter

= 5,01 meter

Page 182: TUGAS AKHIR RC 145501

PAGE 150 1

62

Tabel 5.68. Perhitungan Dimensi Pipa Primer 2

Nama

Pipa

Nama

Titik

Q L D D A V Elevasi

Hf En Sisa

m3/det m Inchi m m2 m/det m m m

P6 145,00 154,00 11,00

P6-P5 0,000175 358,80 3,00 0,076 0,0046 0,04 0,0113

S22 - P5 P5 148,00 155,00 16,00

P5 148,00 156,01 8,01

P5-P4 0,000256 354,33 3,00 0,076 0,0046 0,06 0,0225

S18 - P4 P4 149,00 156,00 6,00

P4 149,00 164,02 15,02

P4-P3 0,000494 88,07 4,00 0,1016 0,0081 0,06 0,0046

S13 - P3 P3 156,00 166,91 10,91

P3 155,00 155,01 0,01

P3-P2 0,000720 379,51 6,00 0,152 0,0182 0,04 0,0056

S9 - P2 P2 141,00 170,01 29,01

P2 141,00 163,01 25,92

P2-P1 0,000936 410,01 6,00 0,152 0,0182 0,05 0,0098

Page 183: TUGAS AKHIR RC 145501

PAGE 150 1

63

Tabel 5.69. Perhitungan Dimensi Pipa Primer 2 (Lanjutan)

Nama

Pipa

Nama

Titik

Q L D D A V Elevasi

Hf En Sisa

m3/det m Inchi m m2 m/det m m m

S1 - P1 P1 149,00 187,03 38,03

P1 149,00 170,02 21,02

P1-P0 0,001890 1330,76 10,00 0,254 0,0507 0,04 0,0097

P0 161,00 187,04 26,04

Page 184: TUGAS AKHIR RC 145501

PAGE 150 1

64

Grafik 5.17. Grafik Energi Pipa Primer 2

140.00

145.00

150.00

155.00

160.00

165.00

170.00

175.00

180.00

185.00

190.00

195.00

200.00

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000 2200 2400 2600 2800 3000

Ele

va

si

Jarak

Grafik Energi Pipa Primer 2

Energi Elevasi

P6P5

P4 P3

P2P1

P0

Page 185: TUGAS AKHIR RC 145501

165

5.3.17. Titik Primer 3

Gambar 5.31. Layout Jaringan Pipa Primer 3

Primer 3 ini memiliki total kebutuhan air sebesar

0,016733 m3/detik. Dalam perhitungan dimensi primer ini

juga terdapat percabangan di setiap titiknya, maka dari itu

untuk menentukan Energi yang akan dikumulatifkan

dengan titik selanjutnya, harus memilih energi yang paling

besar dari kedua cabang tersebut agar air dapat mengalir

ke masing – masing percabangan pipa tersebut. Berikut ini contoh perhitungan dan hasil perhitungan titik Primer 3:

• Titik Primer P13

Elevasi = +148,00 meter

Energi = El + 22,00 meter

=148,00+22,00 meter= 170,00 meter

Sisa = 170,00 – 148,00

= 22,00 meter

Page 186: TUGAS AKHIR RC 145501

166

• Pipa Primer P13 – P12

Q kumulatif = 0,000212 m3/detik

L = 182,58 meter

D (asumsi) = 3 inchi

= 0,076 meter

A = ¼ x 3,14 x D2

= ¼ x 3,14 x (0,076)2 meter

= 0,0046 m2

V = QA

= 0,000212m3/detik

0,0046 m2

= 0,05 meter/detik

Hf = Q

0,2785 x C x d2,63

1.85x L

= 0,000212 m3

detik0,2785 x 148 x 0.0762,63

1.85

x 182,58

= 0,082 meter

• Titik Primer P12

El = +150,00 meter

En = Hf + En Titik P6

= 0,0082 meter + 170,00 meter

= 170,01 meter

Sisa = 170,01 meter – 150,00 meter = 20,01 meter

Page 187: TUGAS AKHIR RC 145501

167 1

67

Tabel 5.70. Perhitungan Dimensi Pipa Primer 3

Nama Pipa

Nama Titik

Q L D D A V Elevasi

Hf En Sisa

m3/det m Inchi m m2 m/det m m m

P13 148,00 171,00 23,00

P13 - P12 0,000212 182,58 3,00 0,076 0,0046 0,05 0,0082

S46 - P12 P12 151,00 169,01 18,01

P12 151,00 171,01 20,01

P12 - P11 0,000384 400,25 4,00 0,102 0,0081 0,05 0,0133

S41 - P11 P11 154,00 170,00 16,00

P11 154,00 171,03 17,03

P11 - P10 0,000622 36,71 5,00 0,127 0,0127 0,05 0,0010

S38 - P10 P10 154,00 186,00 32,00

P10 154,00 170,03 17,03

P10 - P9 0,000729 957,25 5,00 0,127 0,0127 0,06 0,0351

S34 - P9 P9 154,00 173,01 19,01

P9 154,00 186,04 32,04

P9 - P8 0,000956 510,81 5,00 0,127 0,0127 0,08 0,0309

S31 - P8 P8 186,00 186,00 0,00

Page 188: TUGAS AKHIR RC 145501

168 1

68

Tabel 5.71. Perhitungan Dimensi Pipa Primer 3 (Lanjutan)

Nama Pipa

Nama Titik

Q L D D A V Elevasi

Hf En Sisa

m3/det m Inchi m m2 m/det m m m

P8 186,00 175,07 0,07

P8 - P7 0,001139 165,29 8,00 0,203 0,0324 0,04 0,0014

S29 - P7 P7 183,00 187,04 4,04

P7 183,00 191,00 3,00

P7 - P0 0,001673 264,26 8,00 0,203 0,0324 0,05 0,0046

P0 161,00 187,05 26,05

Page 189: TUGAS AKHIR RC 145501

169 1

69

Grafik 5.18. Grafik Energi Pipa Primer 3

140.00

150.00

160.00

170.00

180.00

190.00

200.00

210.00

220.00

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000 2200 2400

Ele

va

si

Jarak

Grafik Energi Pipa Primer 3

Energi Elevasi

P13P12

P11P10 P9 P8 P7 P0

Page 190: TUGAS AKHIR RC 145501

170

5.3.18. Titik Primer 1

Gambar 5.32. Layout Jaringan Pipa Primer 1

Primer 1 ini memiliki debit kumulatif air sebesar

0,035638 m3/detik. Dalam perhitungan dimensi primer ini

juga terdapat percabangan di setiap titiknya, maka dari itu

untuk menentukan Energi yang akan dikumulatifkan

dengan titik selanjutnya, harus memilih energi yang paling

besar dari kedua cabang tersebut agar air dapat mengalir

ke masing – masing percabangan pipa tersebut. Berikut ini

contoh perhitungan dan hasil perhitungan titik Primer 1:

Page 191: TUGAS AKHIR RC 145501

171

• Titik Primer P0

Elevasi = +161,00 meter

Energi = El + 30,05 meter

= 161,00+30,05 meter= 191,05 meter

Sisa = 191,05 – 161,00

= 30,05 meter

• Pipa Primer P0 – P1

Q kumulatif = 0,035638 m3/detik

L = 541,62 meter

D (asumsi) = 10 inchi

= 0,254 meter

A = ¼ x 3,14 x D2

= ¼ x 3,14 x (0,254)2 meter

= 0,0507 m2

V = QA

= 0,035638m3/detik

0,0507 m2

= 0,07 meter/detik

Hf = Q

0,2785 x C x d2,63

1.85x L

= 0,035638 m3

detik0,2785 x 148 x 0.0762,63

1.85

x 541,62

= 0,0128 meter

• Titik Primer P1

El = +185,00 meter En = Hf + En Titik P6

= 0,0128 meter + 191,05 meter

= 191,06 meter

Sisa = 191,06 meter – 185,00 meter

= 6,06 meter

Page 192: TUGAS AKHIR RC 145501

172 1

72

Tabel 5.72. Perhitungan Dimensi Pipa Primer 1

Nama Pipa Nama

Titik

Q L D D A V Elevasi

Hf En Sisa

m3/det m Inchi m m2 m/det m m m

P0 0,001890 161,00 187,01 25,01

P0 0,001673 161,00 187,04 25,05

P0-P1 0,003564 541,62 10,00 0,254 0,0507 0,07 0,0128

P1 185,00 187,06 1,05

Page 193: TUGAS AKHIR RC 145501

173 1

73

Grafik 5.19. Grafik Energi Pipa Primer 1

140.00

150.00

160.00

170.00

180.00

190.00

200.00

210.00

220.00

0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550

Ele

va

si

Jarak

Grafik Energi Pipa Primer 1

Energi Elevasi

P0 P1

Page 194: TUGAS AKHIR RC 145501

175

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari perencanaan Air Bersih

Waduk Bendo ini adalah sebagai berikut :

1. Jumlah penduduk proyeksi tahun 2041 desa Ngindeng

sebesar 2643 yang didapatkan dengan metode aritmatika

dengan kebutuhan total air bersih 116.5 l/hari/orang.

Sehingga kebutuhan debit total rencana untuk 2643 orang

yakni sebesar 12,84 m3/detik. Debit ini dibagi kedalam

titik sekunder sesuai dengan jumlah kebutuhan dalam

area tersebut. pembagian debit tersebut yakni sebagai

berikut :

• Titik Sekunder P1 = 0,00095465 m3/detik

• Titik Sekunder P2 = 0,00021574 m3/detik

• Titik Sekunder P3 = 0,00022653 m3/detik

• Titik Sekunder P4 = 0,00023731 m3/detik

• Titik Sekunder P5 = 0,00008090 m3/detik

• Titik Sekunder P6 = 0,00017529 m3/detik

• Titik Sekunder P7 = 0,00053396 m3/detik

• Titik Sekunder P8 = 0,00018338 m3/detik

• Titik Sekunder P9 = 0,00022653 m3/detik

• Titik Sekunder P10 = 0,00010787 m3/detik

• Titik Sekunder P11 = 0,00023731 m3/detik

• Titik Sekunder P12 = 0,00017259 m3/detik

• Titik Sekunder P13 = 0,00021170 m3/detik

2. Jaringan perpipaan diambil dari IPA dengan elevasi +185

m menuju ke tiap jaringan, titik pipa terjauh adalah titik

Page 195: TUGAS AKHIR RC 145501

176

pipa K41 (primer 2) dengan jarak 3606,15 meter dan K81

(primer 3) dengan jarak 3366,52 meter yang terhitung

dari titik P1 atau IPA. Masing – masing titik ini memiliki

elevasi sebesar +135 m (titik K41) dan +154 m (titik

K81).

3. Dimensi di setiap jaringan diperbesar dikarenakan jika

dimensi pipa terlalu kecil maka akan lebih rawan dalam

pencurian. namun memang jika diperbesar hasilnya

kecepatan aliran di pipa menjadi semakin lambat yang

nantinya akan berakibat timbulnya pengendapan di

beberapa titik pipa. Kisaran ukuran dimensi dari tiap –

tiap jenis pipa adalah sebagai berikut:

• Tersier = 1,5 inchi – 2 inchi

• Sekunder = 2,5 inchi

• Primer = 3 inchi – 10 inchi

6.2. Saran Menurut hasil pengamatan di lapangan didapatkan bahwa

daerah di desa Ngindeng ini adalah daerah pengunungan yang

memiliki kontur yang berubah – ubah oleh karena itu benar – benar

perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pemasangan instalasi

perpipaan di daerah tersebut. Selain itu juga perpindahan penduduk

yang tidak menentu dan cenderung ekstrem terkadang dapat

mempengaruhi perencanaan yang dilakukan, sehingga perlu

pendalaman data penduduk lebih lagi jika hendak merencanakan

kebutuhan air di daerah ini. Namun perencanaan air bersih ini

benar – benar sangat membantu dalam pemenuhan kebutuhan air

bersih di daerah Desa Ngindeng, karena dapat lebih mudah dalam

pengambilan air bersih yang akan mereka gunakan sehari – hari.

Sehingga diharapkan perencanaan ini dapat terealisasikan di

lapangan.

Page 196: TUGAS AKHIR RC 145501

177

DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Kesehatan Nasional. 1990. Ketentuan Umum

Permenkes No.416/Menkes/PER/IX/1990. Jakarta:

Kemenkes.

Anwar, Nadjadji Ir. Msc. 1986. Rekayasa Pengembangan Sumber

Daya Air. Surabaya: Kartika Yudha.

Sulistio, Hendrik. Dr. Ir. M.T. 2014. Perencanaan pipa distribusi

air bersih di Kelurahan Sambaliung Kecamatan

Sambaliung Kabupaten Berau. Samarinda: Universitas 17

Agustus. Hal. 2-6.

Mangkudiharjo, Sarwoko. Ir. 1985. Penyediaan Air Bersih.

Jakarta: Rineka Cipta.

Ditjen Cipta Karya Dinas PU. 1996. Kriteria Perencanaan.

Jakarta: Ditjen Cipta Karya DPU

Mori, Kiyoto, Suyono Sosrodarsono, dan Kensaku Teda. 1999.

Hidrologi Untuk Pengairan. Jakarta: Pernas, Pradnya

Paramita

Honing, J., Ir. 1996. Konstruksi Bangunan Air Jakarta: PT Pradya

Paramita.

Joko, Tri. 2010. Unit Produksi dalam Sistem Penyediaan Air

Minum. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Joko, Tri. 2010. Unit Air Bersih dalam Sistem Penyediaan Air

Minum. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Rezagama, Arya, M.T. 2016. Jaringan Pemipaan Air Umum

Yogyakarta: Teknosain.

Soemarto. 1986. Hidrologi Teknik. Surabaya: Usaha

Nasional.

Page 197: TUGAS AKHIR RC 145501

179

BIODATA PENULIS 1

Penulis bernama lengkap

Muhammad Farel Savero

merupakan Pertama dari dua

bersaudara. Penulis lahir di

Jombang, pada tanggal 9 Desember

1995. Pendidikan formal yang

ditempuh penulis adalah SD Islam

Roushon Fikr Jombang, SMPN 3

Peterongan Darul Ulum Jombang,

SMA Darul Ulum 2 Unggulan

BPPT Jombang. Setelah lulus SMA

penulis mengikuti seleksi

penerimaan mahasiswa baru dan

diterima di program studi Diploma

3 di Jurusan Teknik Infrastruktur

Sipil ITS pada tahun 2014 dengan NRP 3114030056.Selama

masa perkuliahan penulis aktif dalam kepanitiaan dan organisasi

seperti kepengurusan PSM ITS. Selain itu, penulis juga aktif dalam

kegiatan PSM ITS mulai dari konser dan lomba dalam negeri

maupun luar negeri. Pengalaman pelatihan yang diikuti penulis

adalah LKMM Pra-TD 2014. Semasa kuliah penulis pernah

melakukan kerja praktIk di Embung Kalisat II Pasuruan Jawa

Timur.

Dengan terselesaikannya Tugas Akhir ini, semoga dapat

memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Segala saran dan kritik

yang membangun selalu penulis harapkan untuk kebaikan ke

depannya. Penulis dapat dihubungi di [email protected]

Page 198: TUGAS AKHIR RC 145501

181

BIODATA PENULIS 2

Penulis bernama lengkap

Biantoro Pambudi merupakan Pertama

dari dua bersaudara. Penulis lahir di

Surabaya, pada tanggal 16 April 1996.

Pendidikan formal yang ditempuh

penulis adalah SDN Ngampelsari,

Candi Sidoarjo, SMPN 2 Candi

Sidoarjo, SMAN 1 Gedangan Sidoarjo.

Setelah lulus SMA penulis mengikuti

seleksi penerimaan mahasiswa baru

dan diterima di program studi Diploma

3 di Jurusan Teknik Infrastruktur Sipil

ITS pada tahun 2014 dengan NRP

3114030060.

Selama masa perkuliahan penulis aktif dalam kepanitiaan dan

organisasi seperti staff kepengurusan HMDS ITS di dalam

Departemen Big Event. Selain itu, penulis juga aktif dalam

kegiatan HMDS ITS mulai dari panitia pelaksana event Dvillage

5th Edition hingga menjadi Ketua Pelaksana event Dvillage 6th

Edition. Pengalaman pelatihan yang diikuti penulis adalah LKMM

Pra-TD 2014. Semasa kuliah penulis pernah melakukan kerja

praktik di Embung Kalisat II Pasuruan Jawa Timur dan juga pernah

mengikuti perlombaan Perencanaan Bendungan tingkat Nasional

dalam event CIP (Civil in Progressive) 2017.

Dengan terselesaikannya Tugas Akhir ini, semoga dapat

memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Segala saran dan kritik

yang membangun selalu penulis harapkan untuk kebaikan ke

depannya.

Penulis dapat dihubungi di [email protected]

Page 199: TUGAS AKHIR RC 145501

LOKASI WADUK

NAMA GAMBAR SCALE

JUMLAH LEMBARNO. GBR.KODE GBR.

NAMA TUGAS

INSTITUSI

DIGAMBAR OLEH

81ARS

MENYETUJUI

Skala 1 : 20.000

LAYOUT JARINGAN (1)

TR

3.5

.5

M. Farel Savero (3114030056)

Biantoro Pambudi (3114030060)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK SIPIL

DEPARTEMEN INFRASTRUKTUR TEKNIK SIPIL

FAKULTAS VOKASI

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Ir. Suharjoko, M. T.

NIP. 19560119 198403 1 001

PERENCANAAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH

WADUK BENDO, DESA NGINDENG, KECAMATAN SAWOO,

KABUPATEN PONOROGO

JAWA TIMUR

PERENCANAAN

TAHUN

TUGAS AKHIR - RC 145501

TAHUN 2018

LAYOUT JARINGAN (1) Skala 1 : 20.000

B

S

T

U

Page 200: TUGAS AKHIR RC 145501

NAMA GAMBAR SCALE

JUMLAH LEMBARNO. GBR.KODE GBR.

DIGAMBAR OLEH

2ARS

Skala 1 : 20.000

LAYOUT JARINGAN (2)

PIPA PRIMERPIPA TERSIER

PIPA SEKUNDER

D30

8

M. Farel Savero (3114030056)

Biantoro Pambudi (3114030060)

NAMA TUGAS

INSTITUSI

DIGAMBAR OLEH

MENYETUJUI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK SIPIL

DEPARTEMEN INFRASTRUKTUR TEKNIK SIPIL

FAKULTAS VOKASI

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Ir. Suharjoko, M. T.

NIP. 19560119 198403 1 001

PERENCANAAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH

WADUK BENDO, DESA NGINDENG, KECAMATAN SAWOO,

KABUPATEN PONOROGO

JAWA TIMUR

PERENCANAAN

TAHUN

TUGAS AKHIR - RC 145501

TAHUN 2018

LAYOUT JARINGAN (2) Skala 1 : 20.000

B

S

T

U

Page 201: TUGAS AKHIR RC 145501

NAMA GAMBAR SCALE

JUMLAH LEMBARNO. GBR.KODE GBR.

NAMA TUGAS

INSTITUSI

TAHUN

DIGAMBAR OLEH

3ARS

MENYETUJUI

Skala 1 : 9.000

LAYOUT RENCANA PIPA

C11

C12C14

C13

C15

C16

C17

C18

C19

C20

C24

D21C25

C26

C22

C27C28

C30

C29

C2

C3C4

C6

C5

C7

C8

C9

C10

C31

C33 C32

D27

C35

C34

C36

D30

C3

8

C3

7

C39

C40

C23

A1

B4

A4

A3

A2

B6

A5

A6

B9

B1

2

B14

B16

A17

B21

A24B

24

B26

A18

A19A20

A21

B27

A31

A32

A34

A35

A36

A38A37

B32

A9

A8

A7A10

A14

A13A16

A15

A23

A22A25

A26

A27

A40

A11

A12

A33

A29

PR. 1

PR

. 3

PR. 2

B13

B18B23

B29

B30

B31

D2

D11

D16

D18D24

D26

D31

D13

C1

D7

A39

A41

A28

B3

B8

B11

B20

B22

B25

B28

B1

B2

B5

B7

B10

B15

B19

B17

B29

D1

D3

D4D5

D6

D8

D9

D10

D12D14

D15

D17D19

D20D22D23

D25

D28

D29

C21

8

M. Farel Savero (3114030056)

Biantoro Pambudi (3114030060)

INTAKE

IPA

= HIDRAN

A30

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK SIPIL

DEPARTEMEN INFRASTRUKTUR TEKNIK SIPIL

FAKULTAS VOKASI

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

TUGAS AKHIR - RC 145501

TAHUN 2018

Ir. Suharjoko, M. T.

NIP. 19560119 198403 1 001

PERENCANAAN

PERENCANAAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH

WADUK BENDO, DESA NGINDENG, KECAMATAN SAWOO,

KABUPATEN PONOROGO

JAWA TIMUR

LAYOUT RENCANA PIPA Skala 1 : 9.000

B

S

T

U

Page 202: TUGAS AKHIR RC 145501

NAMA GAMBAR SCALE

JUMLAH LEMBARNO. GBR.KODE GBR.

DIGAMBAR OLEH

4ARS

Skala 1 : 9.000

RENCANA PIPA PRIMER

8

M. Farel Savero (3114030056)

Biantoro Pambudi (3114030060)

NAMA TUGAS

INSTITUSI

TAHUN

MENYETUJUI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK SIPIL

DEPARTEMEN INFRASTRUKTUR TEKNIK SIPIL

FAKULTAS VOKASI

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

TUGAS AKHIR - RC 145501

TAHUN 2018

Ir. Suharjoko, M. T.

NIP. 19560119 198403 1 001

PERENCANAAN

PERENCANAAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH

WADUK BENDO, DESA NGINDENG, KECAMATAN SAWOO,

KABUPATEN PONOROGO

JAWA TIMUR

RENCANA PIPA PRIMER Skala 1 : 9.000

B

S

T

U

Page 203: TUGAS AKHIR RC 145501

NAMA GAMBAR SCALE

NAMA TUGAS

INSTITUSI

DIGAMBAR OLEH

MENYETUJUI

Skala 1 : 5.000

RENCANA PIPA TERSIER (2)

SCALE

JUMLAH LEMBARJUMLAH LEMBARNO. GBR.KODE GBR.

8ARS 8

M. Farel Savero (3114030056)

Biantoro Pambudi (3114030060)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK SIPIL

DEPARTEMEN INFRASTRUKTUR TEKNIK SIPIL

FAKULTAS VOKASI

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

TUGAS AKHIR - RC 145501

TAHUN

PERENCANAAN

TAHUN 2018

Ir. Suharjoko, M. T.

NIP. 19560119 198403 1 001

PERENCANAAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH

WADUK BENDO, DESA NGINDENG, KECAMATAN SAWOO,

KABUPATEN PONOROGO

JAWA TIMUR

RENCANA PIPA TERSIER (2) Skala 1 : 5.000

B

S

T

U

Page 204: TUGAS AKHIR RC 145501

NAMA GAMBAR SCALE

DIGAMBAR OLEH

Skala 1 : 5.000

RENCANA PIPA TERSIER (1)

SCALE

JUMLAH LEMBARJUMLAH LEMBARNO. GBR.KODE GBR.

7ARS 8

M. Farel Savero (3114030056)

Biantoro Pambudi (3114030060)

NAMA TUGAS

INSTITUSI

MENYETUJUI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK SIPIL

DEPARTEMEN INFRASTRUKTUR TEKNIK SIPIL

FAKULTAS VOKASI

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

TUGAS AKHIR - RC 145501

TAHUN

PERENCANAAN

TAHUN 2018

Ir. Suharjoko, M. T.

NIP. 19560119 198403 1 001

PERENCANAAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH

WADUK BENDO, DESA NGINDENG, KECAMATAN SAWOO,

KABUPATEN PONOROGO

JAWA TIMUR

RENCANA PIPA TERSIER (1) Skala 1 : 5.000

B

S

T

U

Page 205: TUGAS AKHIR RC 145501

Skala 1 : 5.000

RENCANA PIPA SEKUNDER (2)

NAMA GAMBAR SCALE

JUMLAH LEMBARNO. GBR.KODE GBR.

DIGAMBAR OLEH

6ARS 8

M. Farel Savero (3114030056)

Biantoro Pambudi (3114030060)

NAMA TUGAS

INSTITUSI

MENYETUJUI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK SIPIL

DEPARTEMEN INFRASTRUKTUR TEKNIK SIPIL

FAKULTAS VOKASI

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

TUGAS AKHIR - RC 145501

TAHUN

PERENCANAAN

TAHUN 2018

Ir. Suharjoko, M. T.

NIP. 19560119 198403 1 001

PERENCANAAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH

WADUK BENDO, DESA NGINDENG, KECAMATAN SAWOO,

KABUPATEN PONOROGO

JAWA TIMUR

RENCANA PIPA SEKUNDER (2) Skala 1 : 5.000

B

S

T

U

Page 206: TUGAS AKHIR RC 145501

NAMA GAMBAR SCALE

JUMLAH LEMBARNO. GBR.KODE GBR.

DIGAMBAR OLEH

5ARS

Skala 1 : 5.000

RENCANA PIPA SEKUNDER (1)

8

M. Farel Savero (3114030056)

Biantoro Pambudi (3114030060)

NAMA TUGAS

INSTITUSI

MENYETUJUI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK SIPIL

DEPARTEMEN INFRASTRUKTUR TEKNIK SIPIL

FAKULTAS VOKASI

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

TUGAS AKHIR - RC 145501

TAHUN

PERENCANAAN

TAHUN 2018

Ir. Suharjoko, M. T.

NIP. 19560119 198403 1 001

PERENCANAAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH

WADUK BENDO, DESA NGINDENG, KECAMATAN SAWOO,

KABUPATEN PONOROGO

JAWA TIMUR

RENCANA PIPA SEKUNDER (1) Skala 1 : 5.000

B

S

T

U