tugas akhir rancang bangun generator ozone …

133
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE TEKNOLOGI PLASMA DBD DENGAN MIKROKONTROLLER AVR Disusun Dalam Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S1) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Semarang NAMA : RICKY ARYADI NIM : C.431.15.0047 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEMARANG SEMARANG 2019

Upload: others

Post on 01-Dec-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

TUGAS AKHIR

RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE TEKNOLOGI

PLASMA DBD DENGAN MIKROKONTROLLER AVR

Disusun Dalam Memenuhi

Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S1)

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Universitas Semarang

NAMA : RICKY ARYADI

NIM : C.431.15.0047

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEMARANG

SEMARANG

2019

Page 2: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

ii

Page 3: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

iii

Page 4: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

iv

ABSTRAK

Sterilisasi di bidang industri merupakan persoalan yang sangat penting.

Ozone merupakan oksidator kuat yang dapat berfungsi untuk sterilisasi dan ramah

lingkungan. Plasma DBD (Dielectric Barrier Discharge) merupakan salah satu

teknologi yang efektif untuk memperoleh ozone. Generator ozone saat ini masih

banyak menggunakan pengoperasian kendali manual. Kendali manual

menggunakan sistem mekanik yang berupa potensiometer untuk mengkalibrasi

frekuensi dan keluaran output generator ozone, sehingga dibutuhkan digitalisasi

dan otomatisasi untuk pengoperasiannya untuk menggantikan tenaga kerja

manusia. Rancang bangun generator ozone kendali digital dilakukan menggunakan

mikrokontroller AVR. Pemrograman yang digunakan dalam penelitian ini adalah

bahasa basic (BASCOM), Selanjutnya menggunakan sistem DAC (Digital to

Analog Converter) yang merupakan output dari Mikrokontroller dengan Resistor

Binnary Weighted. Output dari mikrokontroller berupa frekuensi dan 8 bit digital

dengan parameter desimal sebesar 200. Hasil dari otomatisasi yaitu timer bekerja

selama 2 jam. Semakin besar frekuensi semakin besar ozon yang dihasilkan. Pada

frekuensi 1500Hz daya yang dihasilkan sebesar 308,58 watt dengan kosentrasi

ozon 59 ppm. Efisiensi menggunakan sistem switching >90%.

Kata kunci : Plasma, Mikrokontroller AVR, Ozone

Page 5: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

v

ABSTRACT

Industrial sterilization is a very important problem. Ozone is a powerful

oxidizer that can function for sterilization and is environmentally friendly. Plasma

DBD (Dielectric Barrier Discharge) is one of the effective technologies to obtain

ozone. The ozone generator currently uses a lot of manual control operations.

Manual control uses a mechanical system in the form of a potentiometer to calibrate

the frequency and output of the ozone generator output, so that digitization and

automation are needed to operate to replace human labor. The design of the digital

ozone control generator is done using an AVR microcontroller. Programming used

in this research is basic language (BASCOM), then uses a DAC (Digital to Analog

Converter) system which is the output of a Microcontroller with a Weighted

Binnary Resistor. The output of the microcontroller is frequency and 8 bit digital

with a decimal parameter of 200. The result of automation is that the timer works

for 2 hours. The greater frequency the ozone produced. At a frequency of 1500Hz

the power produced is 308.58 watts with an ozone concentration of 59 ppm.

Efficiency using a switching system> 90%.

Keywords: Plasma, AVR Microcontroller, Ozone

Page 6: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT Tuhan

Yang Maha Esa atas Limpahan Berkah dan Rahmat-Nya, sehingga penyusunan

laporan Tugas Akhir dengan judul “RANCANG BANGUN GENERATOR

OZONE TEKNOLOGI PLASMA DBD DENGAN MIKROKONTROLLER

AVR” dapat disusun dan terselesaikan dengan baik. Penyusunan Tugas Akhir

dimaksudkan dalam memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Jenjang

Pendidikan Sarjana (S-1) Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik

Universitas Semarang.

Selesainya penyusunan Tugas Akhir penulis banyak memperoleh

pengarahan, bimbingan, serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak baik

secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu perkenankanlah penulis

menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Andy Kridasusila, S.E, MM, selaku Rektor Universitas Semarang.

2. Bapak Purwanto, S.T,M.T, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas

Semarang.

3. Ibu Budiany Destiningtyas, S.T, M.Eng, selaku Wakil Dekan Fakultas Teknik

Universitas Semarang.

4. Ibu Titik Nurhayati, S.T, M.Eng, selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Fakultas

Teknik Universitas Semarang.

5. Bapak Dr. Supari, S.T, M.T, selaku Dosen Pembimbing I yang telah bersedia

meluangkan waktunya untuk memberikan pengarahan, saran, dan bimbingan

materi serta berbagai kemudahan yang memungkinkan dalam terselesainya

penyusunan Tugas Akhir ini.

6. Ibu Harmini, S.T, M.Eng, selaku Dosen Pembimbing II yang telah bersedia

meluangkan waktunya untuk memberikan pengarahan, saran, dan bimbingan

materi serta berbagai kemudahan yang memungkinkan dalam terselesainya

penyusunan Tugas Akhir ini.

7. Bapak Derman, S.T., M.T. Selaku Dosen Penguji yang telah bersedia

meluangkan waktunya.

Page 7: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

vii

8. Bapak Dr. Muhammad Nur, DEA, selaku project manajer Teaching industry

kemetrian ristekdikti UNDIP

9. Bapak Eko Yulianto, SSi, MSi, selaku Kepala Produksi dan pengembangan

yang telah memberi izin dan membantu selama penyusunan Tugas Akhir di

PT.Dipo Technology Universitas Diponegoro Semarang.

10. Para Pegawai dan Staf PT. Dipo Technology yang selalu membantu dan

memberikan ilmu selama penyusunan Tugas Akhir.

11. Bapak dan Ibu tercinta yang tidak henti–hentinya memberikan dukungan secara

moral serta doanya.

12. Teman-teman Program Studi Teknik Elektro angkatan 2015, yang selalu

mendukung dan memberikan semangat

Penulis berharap semoga penyusunan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat

bagi mahasiswa elektro pada khususnya dan seluruh keluarga besar PT. Dipo

Technology serta masyarakat luas pada umumnya. Penulis menyadari bahwa dalam

penyusuna Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan ilmu

yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik serta saran yang

bersifat membangun demi penyempurnaan pembuatan Tugas Akhir. Akhir kata,

apabila ada hal–hal yang kurang atau kesalahan dalam penyusunan Tugas Akhir ini,

mohon maaf yang sebesar–besarnya dan terima kasih.

Semarang, Januari 2019

Penulis

Page 8: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

viii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Menjadi seorang Engineer prefesional adalah cita cita saya

Engineer tidak boleh berhenti belajar dan terus lakukan riset dan

pengembangan didunia elektronika maupun diluarnya

Hukum Alam tidak terlepas dari kehidupan kita, berpeganglah Kepada

Tuhan YME

PERSEMBAHAN

Orang Tua

Dosen Pembimbing

Keluarga

Kelurga Besar PT. DIPO Technology

Teman-teman seperjuangan

Page 9: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ....................................... iii

ABSTRAK ............................................................................................... iv

ABSTRACT ............................................................................................. v

KATA PENGANTAR ............................................................................... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................. viii

DAFTAR ISI ............................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xii

DAFTAR TABEL .................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah ............................................................................. 3

1.3 Tujuan dan Manfaat ............................................................................. 3

1.4 Batasan Masalah ................................................................................. 4

1.5 Metodologi Penelitian ......................................................................... 4

1.6 Sistematika Penulisan ......................................................................... 5

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Sejarah PT.Dipo Technology ............................................................... 6

2.2 Teknik Digital ..................................................................................... 11

2.3 Mikrokontroller ATMega 16 ............................................................... 13

2.3.1 Arsitektur ATMega 16 ........................................................ 14

2.3.2 Konfigurasi Pena(pin) ATMega 16 .................................... 16

2.3.3 Deskripsi Mikrokontroller ATMega 16 ............................... 16

2.3.4 Memori Program ............................................................... 17

2.3.5 Memori Data(SRAM) ........................................................ 18

2.3.6 Memori Data AMega 16 .................................................... 18

2.3.7 Perangkat Lunak Mikrokontroller ATMega 16 .................. 19

2.3.8 Digital to Analog Converter ............................................... 19

Page 10: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

x

2.4 Transformator ..................................................................................... 21

2.4.1 Jenis Jenis Transformator ................................................... 22

2.4.2 Cara Kerja Transformator .................................................. 24

2.5 Hukum Hukum Rangkaian .................................................................. 27

2.5.1 Hukum Ohm ...................................................................... 27

2.6 Transistor ........................................................................................... 30

2.6.1 Kerja Transistor ................................................................. 31

2.6.2 Konfigurasi Transistor ....................................................... 32

2.6.3 Kurva karakteristik transistor ............................................. 35

2.7 Teori Dasar Inverter ............................................................................ 37

2.8 Pandangan Umum Tentang Plasma ..................................................... 39

2.9 Lucutan Penghalang Dielektrik (Dielectric Barrier Discharge) ............. 42

2.10 Generator Ozon Teknologi Plasma .................................................... 45

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Diagram Skema Rancang Bangun ....................................................... 47

3.2 Langkah Penelitian .............................................................................. 51

3.3 Alat Pengujian .................................................................................... 68

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengujian Timer otomatis ................................................................... 72

4.2 Uji Display Kosentrasi ........................................................................ 74

4.3 Pengujian DAC ................................................................................... 79

4.3.1 Hasil Konversi Binary to Decimal Dan Binary Weighted

Resistor (DAC) .................................................................. 79

4.4 Hasil Pengukuran Rancang Bangun Generator Ozon Meliputi

Tegangan, Arus Dan Kosentrasi Ozone ................................................ 83

4.4.1 Pengukuran pada Frekuensi 1000hz ................................... 83

4.4.2 Pengukuran pada Frekuensi 1250hz .................................... 89

4.4.3 Pengukuran pada Frekuensi 1500hz .................................... 94

4.5 Hasil Pengujian Frekuensi Terhadap Daya ........................................... 100

4.6 Analisa Dan Pembahasan Switching Inverter High Voltage.................. 102

4.7 Arduino Pro Mini Sebagai Pembangkit Frekuensi ............................... 103

Page 11: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

xi

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 105

5.2 Saran ……. .......................................................................................... 105

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Blok Diagram Atmega 16 ..................................................... 15

Gambar 2.2 Pinout IC Atmega 16 ............................................................ 16

Gambar 2.3 Peta Memori atmega 16 ........................................................ 18

Gambar 2.4 Blok Diagram DAC .............................................................. 21

Gambar 2.5 Rangkaian Binnary Weighted DAC ...................................... 21

Gambar 2.6 Transformator Step Up ......................................................... 23

Gambar 2.7 Transformator Step Down ..................................................... 24

Gambar 2.8 Bagian-Bagian Transformator ............................................... 24

Gambar 2.9 Skema Transformator ........................................................... 25

Gambar 2.10 Hubungan Antara Tegangan Primer, Jumlah Lilitan Primer,

Tegangan Sekunder, Dan Jumlah Lilitan Sekunder ............... 25

Gambar 2.11 Rangkaian Hubungan seri Resistor ..................................... 28

Gambar 2.12 Rangkaian Hubungan paralel Resistor ................................. 29

Gambar 2.13 Diagram BJT ....................................................................... 30

Gambar 2.14 Diagram Potensial pada Transistor Tanpa Bias ................... 32

Gambar 2.15 Konfigurasi Transistor ......................................................... 33

Gambar 2.16 Kurva Karakteristik Input CE .............................................. 33

Gambar 2.17 Kurva Karakteristik Output CE ............................................ 36

Gambar 2.18 Kurva Transfer CE Transistor silikon .................................. 36

Gambar 2.19 Prinsip Dasar Inverter .......................................................... 37

Gambar 2.20 Bentuk Gelombang Tegangan .............................................. 38

Gambar 2.21 Transformator Ideal ............................................................. 39

Gambar 2.22 Step Up Transformator ........................................................ 39

Gambar 2.23 Power Supply Step Down Switching .................................... 39

Gambar 2.24 Kilat Merupakan Lucutan Gas Yang Terbentuk Oleh Alam . 40

Gambar 2.25 Tabung Lucutan Gas ............................................................ 41

Gambar 2.26 Bentuk Konfigurasi Elektroda Lucutan Plasma

Penghalang Dielektrik ......................................................... 43

Gambar 2.27 Alur Sistem Generator Ozon ................................................ 45

Gambar 3.1 Diagram Skema Rancang Bangun .......................................... 47

Page 13: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

xiii

Gambar 3.2 Flowchart kontrol Generator Plasma Ozon ............................. 49

Gambar 3.3 Skema Rangkaian Timer Digital ............................................ 52

Gambar 3.4 Flowchart Timer Otomatis ..................................................... 54

Gambar 3.5 Skema Rangkaian Display Control ........................................ 56

Gambar 3.6 Flowchart Display Control ..................................................... 58

Gambar 3.7 Skema Rangkaian Control DAC Binary Weighted ................. 61

Gambar 3.8 Flowchart DAC Mikrokontroller Dengan Binary Weighted .... 62

Gambar 3.9 Skema Rangkaian Switching Inverter HV .............................. 64

Gambar 3.10 Flowchart Inverter DC to AC ............................................... 65

Gambar 3.11 Rangkaian Arduino pro mini ................................................ 67

Gambar 3.12 Flowchart Arduino Pro Mini Sebagai Pembangkit Pulsa ...... 67

Gambar 3.13 Multimeter ........................................................................... 68

Gambar 3.14 Probe HV ............................................................................. 69

Gambar 3.15 Tang Ampere ....................................................................... 70

Gambar 3.16 Ozone meter ........................................................................ 70

Gambar 3.11 Osiloskop Digital ................................................................. 71

Gambar 4.1 Pin BCD 7 Segment ................................................................ 73

Gambar 4.2 Display Timer pada waktu 02:00 ........................................... 73

Gambar 4.3 pinout BCD 7 Segment .......................................................... 76

Gambar 4.4 Display kosentrasi menunjukan angka 100 ............................. 76

Gambar 4.5 Display Setelah Bertambah .................................................... 77

Gambar 4.6 Display Setelah Berkurang...................................................... 78

Gambar 4.7 Resistor Voltage Devider ........................................................ 79

Gambar 4.8 Grafik DAC Display .............................................................. 82

Gambar 4.9 Grafik Kosentrasi Display Terhadap Kosentrasi Ozon ........... 84

Gambar 4.10 Grafik Kosentrasi Display Terhadap Daya ............................ 85

Gambar 4.11 Sinyal Osiloskop Display 100 .............................................. 85

Gambar 4.12 Sinyal Osiloskop Display 53 ................................................. 86

Gambar 4.13 Sinyal Osiloskop Display 10 ................................................ 87

Gambar 4.14 Grafik Kosentrasi Display Terhadap Kosentrasi Ozon .......... 90

Gambar 4.15 Grafik Kosentrasi Display Terhadap Daya ............................ 90

Gambar 4.16 Sinyal Osiloskop Display 100 .............................................. 91

Page 14: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

xiv

Gambar 4.17 Sinyal Osiloskop Display 53 ................................................. 92

Gambar 4.18 Sinyal Osiloskop Display 5 .................................................. 93

Gambar 4.19 Grafik Kosentrasi Display Terhadap Kosentrasi Ozon .......... 95

Gambar 4.20 Grafik Kosentrasi Display Terhadap Daya ............................ 96

Gambar 4.21 Sinyal Osiloskop Display 100 .............................................. 96

Gambar 4.22 Sinyal Osiloskop Display 53 ................................................. 97

Gambar 4.23 Sinyal Osiloskop Display 5 .................................................. 99

Gambar 4.24 Grafik Frekuensi Terhadap Daya ......................................... 100

Gambar 4.25 Grafik Tegangan Output Terhadap Frekuensi ........................ 101

Gambar 4.26 Driven Inverter Plasma Ozone .............................................. 102

Page 15: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Portofolio PT Dipo Technology ............................................... 8

Tabel 2.2 Nilai Bilangan Decimal dan Biner ........................................... 11

Tabel 2.3 Daftar Bilangan Desimal dan Biner Ekuivalensinya ................. 12

Tabel 2.4 Contoh Pengubahan Biner Menjadi Desimal ............................ 12

Tabel 2.5 Berbagai Tegangan Persambungan Transistor NPN ................. 36

Tabel 4.1 Perhitungan Nilai Digital to Analog.......................................... 81

Tabel 4.2 Output Pengukuran pada Frekuensi 1KHz ............................... 83

Tabel 4.3 Output Pengukuran pada Frekuensi 1,25KHz .......................... 89

Tabel 4.4 Output Pengukuran pada Frekuensi 1,5KHz ............................ 94

Tabel 4.5 Pengaruh Frekuensi Terhadap Daya ......................................... 100

Page 16: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sterilisasi merupakan peran penting di dalam industry kantor, toko obat, kimia,

air, dan kesehatan Tidak terlepas juga dapat mensterilisasi untuk bahan pangan.

Ozone merupakan unsur kimia yaitu O3 yang mampu untuk mensterilisasi dan

ramah lingkungan. Di era Revolusi Industri 4.0 (awal mula belum ada kesepakatan),

revolusi industri ini dicirikan dengan terintegrasinya berbagai konsep dan teknologi

terkait dengan pengorganisasian rantai nilai industri. Konsep inti dari industri 4.0

adalah Cyber Physical Systems (CPS), yang memungkinkan pemantauan proses

fisik di pabrik/industri dalam lingkungan virtual, melalui digitalisasi dan penciptaan

klon digital dari pabrik/industri pada proses komputasi, komunikasi, kontrol dan

koordinasi. Ditigalisasi dan otomatisasi mampu menjawab tantngan revolusi

industry 4.0 yang semua industry maupun alat elektronik dapat dipantau dan

dikontrol lewat jarak jauh dan dengan sistem close loop.

Terbentuknya ozone bisa menggunakan metode High Voltage yang ramah

lingkungan. DBD (Dielectric Barrier Discharge) adalah salah satu teknologi yang

efektif untuk produksi ozone. Terjadinya plasma adalah sebelum terbentuknya

petir, tegangan tinggi diatas 15KV bisa menjadikannya sebuah petir. Pada range

1KV-10KV plasma ozon itu terbentuk.

Plasma sebagai gas yang terionisasi dalam lucutan listrik, jadi plasma dapat juga

didefinisikan sebagai percampuran kuasi-netral dari elektron, radikal, ion positif

dan negatif. Percampuran antara ion-ion yang bermuatan positif dengan elektron-

elektron yang bermuatan negatif memiliki sifat-sifat yang sangat berbeda dengan

Page 17: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

2

gas pada umumnya dan materi pada fase ini disebut fase plasma. Secara sederhana

plasma didefinisikan sebagai gas terionisasi dan dikenal sebagai fase materi ke

empat setelah fase padat, cair, dan fase gas (Nur, 2011). Pembuatan plasma tersebut

di gunakan rangkaian yang bisa memunculkan tegangan tinggi untuk mencapai

ribuan kilo volt. Pada penelitian ini prinsip elektronika step up inverter digunakan

sebagai rangkaian yang digunakan untuk menghasilkan tegangan tinggi.

Elektronika Daya merupakan salah satu bidang ilmu yang mempelajari dan

membahas aplikasi elektronika yang berkaitan dengan peralatan listrik yang

berdaya cukup besar. Berbagai macam peralatan dan aplikasi nyata di industri yang

menggunakan sumber listrik memiliki kapasitas daya yang sangat besar seperti

motor listrik, pemanas, pendingin, fan, kompresor, pompa, conveyor dan aplikasi-

aplikasi lainnya. Elektronika daya mulai populer setelah berbagai pengaturan secara

konvensional kurang dapat memenuhi kebutuhan industri. Pengaturan berbagai

aplikasi di industri secara konvensional tidak efektif dan menimbulkan rugi-rugi

yang cukup besar sehingga diperlukan mekanisme pengaturan yang lebih baik.

Salah satu pilihan adalah dengan menggunakan perangkat elektronika.

Pengaturan berbagai macam peralatan di industri diperlukan peralatan kontrol

yang mampu beroperasi pada tegangan dan arus yang cukup besar. Elektronika

Daya memberikan solusi terhadap permasalahan di dunia industri untuk dapat

melakukan pengaturan peralatan-peralatan dengan menggunakan rangkaian yang

dapat bekerja dengan arus dan tegangan yang besar. Beberapa aplikasi di industry

bekerja pada arus yang mencapai ratusan bahkan ribuan amper dan tegangan yang

tinggi 220 V, 380 V, 600 V, 3,8 KV.

Page 18: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

3

Saat ini industri terdapat banyak kontrol otomatisasi yaitu dengan PLC maupun

Mikrokontroller. Mikrokontroller merupakan sebuah sistem komputerisasi yang

dikemas dalam sebuah chip. Di dalamnya terdapat sebuah prosessor, memori

(RAM,ROM,SRAM, dll) dan disertai dengan I/O. Mikrokontroler berbeda dari

mikroprosesor serba guna yang digunakan dalam sebuah PC karena mikrokontroler

memerlukan sebuah sistem minimum untuk memproses atau menjalankannya.

Sistem minimum mikrokontroler adalah rangkaian elektronik minimum yang

diperlukan untuk beroperasinya IC mikrokontroler. Sistem minimum ini kemudian

bisa dihubungkan dengan rangkaian lain untuk menjalankan fungsi tertentu. Di

keluarga mikrokontroler AVR, Atmega 16 adalah salah satu seri yang digunakan

dalam penelitian ini. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai rancang

bangun otomatisasi plasma DBD menggunakan Mikrokontroller AVR.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut :

1. Bagaimana merancang dan merealisasikan generator ozone teknologi

plasma DBD (Dielectric Barrier Discharge) dengan mikrokontroller

ATMega 16 ?

1.3 Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan dari penelitian tugas akhir ini adalah merancang dan membangun

generator ozone teknologi plasma DBD (Dielectric Barrier Discharge)

dengan mikrokontroller ATMega 16.

Page 19: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

4

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Dapat memperdalam digitalisasi sebuah produk elektronika

2. Mempermudah penggunaan generator ozon

3. Dapat dikembangkan lebih lanjut di bagian instrumentasi generator ozon

1.4 Batasan Masalah

1. Menampilkan display angka kosentrasi adjusment generator ozone dengan

kapasitas 50gr/jam

2. Mikrokontroller ATMega 16 sebagai mikrokontroller pengendali.

1.5 Metedologi Penelitian

Alat dan Bahan

Analisa ini menggunakan Mikrokontroller atmega 16, reaktor

plasma DBD yang mampu menghasilkan plasma

Parameter yang dianalisa :

1. Nilai arus, tegangan, dan frekuensi.

2. Nilai DAC pada resistor binary weighted

3. Nilai Frekuensi dari rendah ke tinggi.

4. Display kapasitas generator ozone

5. Nilai dari HV output

Kelengkapan Software yang digunakan

1. Basic Compiler AVR

2. Proteus 8.0

Page 20: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

5

1.6 Sistematika Penulisan

Dalam sistematika penulisan dan penyusunan Laporan Tugas Akhir, penulis

membagi dalam beberapa bab, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat,

batasan masalah, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II DASAR TEORI

Berisi tentang sejarah PT.DIPO, teori dasar meliputi Teknik digital,

terbentuknya ozon dengan tegangan tinggi, teori dasar elektronika daya,

teori trnsformator sebagai penaik tegangan, teori dasar tentang elektronika

Digital to Analog Converter dan teori mikrokontroller AVR ATMega 16.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Berisi tentang flowchart, algoritma serta tata cara urutan rangkaian rancang

bangun menggunakan mikrokontroller, dan software program yang

digunakan untuk merancang sebuah generator ozone.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berisi tentang data hasil uji coba, hasil perhitungan elektronika daya, hasil

karakteristrik (frekuensi, tegangan, arus), efisiensi boost converter, analisa

dan pembahasan terhadap hasil uji coba tersebut. Hasil penelitian generator

ozon.

BAB V KESIMPULAN

Berisi kesimpulan dari hasil analisa dan penelitian generator ozon plasma

DBD menggunakan mikrokontroler AVR di PT. Dipo Technology

Semarang.

Page 21: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

6

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sejarah PT. Dipo Technology

Unit Usaha Jasa Industri (Unit-UJI) Universitas Diponegoro, pada awalnya

dilaksanakan oleh Laboratorium Fisika Atom dan Nuklir dengan produk-produk

yang berbasis teknologi plasma. Dalam perjalanannya Unit-UJI ini menampung

beberapa produk yang layak memasuki pasar dari beberapa jurusan di lingkungan

Undip. Unit-UJI kini dipusatkan langsung dibawah koordinasi Lembaga

Pengabdian Kepada Masyarakat dan berkantor di Lembaga Pengabdian Kepada

Masyarakat. Unit-UJI ini diharapkan dapat berfungsi untuk tempat komersialisasi

invensi-invensi dari Undip dengan produk yang telah mengalami pendewasaan

teknologi. Sejalan dengan diperluasnya fungsi Unit-UJI, diberi nama “DIPO

TECHNOLOGY”. Produk handalan dari Unit_UJI “DIPO TECHNOLOGY”

adalah produk-produk yang berbasis teknologi plasma

Pada perkembangannya DIPO TECHNOLOGY bukan hanya sekedar unit

jasa industri (Unit –UJI) saja namun sejak tahun 2008 DIPO TECHNOLOGY

menjadi sebuah perusahaan (Perseroan Terbatas) khusus mengembangkan

Teknologi Plasma. Pertengahan bulan Maret 2015 PT. DIPO TECHNOLOGY

bersama dengan CPR Undip berhasil menyempurnakan memproduksi produk air

purifier (penjernih udara dalam ruangan) kemudian diberi nama ZETA GREEN

Pada bulan April 2016 PT. DIPO TECNOLOGY dan CPR berhasil

membuat conveyor pencucian dengan keluaran plasma ozon 450 gram/jam

implementasi plasma ozon untuk pencucian produk holtikultura, dengan

pembiayaan dari Kemenristekdikti melalui Program Pengembangan Teknologi

Page 22: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

7

Industri (PPTI). Bulan Maret 2017 Kemenristekdikti melalui Universitas

Diponegoro mempercayakan kepada PT. DIPO TECHNOLOGY untuk mengelola

manajemen TEACHING INDUSTRY.

Saat ini PT. DIPO TECHNOLOGY sudah memiliki fasilitas alat-alat

produksi (workshop), laboratorium uji plasma ozon, laboratorium uji mikrobiologi,

bekerjasama dengan CPR (Center for Plasma Research) Universitas Diponegoro

Semarang.

PT. DIPO TECHNOLOGY juga telah dilengkapi : AKTA NOTARIS,

SIUP, TDP, SKT, NPWP.

Semua produk yang diproduksi oleh PT. DIPO TECHNOLOGY sudah

melewati uji laboratorium dan uji Laboratorium Mikrobiologi CPR (Center for

Plasma Research) Universitas Diponegoro Semarang yang dapat dipertanggung

jawabkan. Beberapa produk sudah dipublikasikan melalui Jurnal Ilmiah baik

Nasional maupun Internasional. Saat ini semua produk sudah memiliki paten, sudah

didaftarkan ke BSN untuk proses SNI. Teknologi plasma dikembangkan dan di uji

di berbagai lokasi sebagai penelitian lebih lanjut, berikut adalah portofolio

kegunaan produk plasma untuk sterilisasi dengan beberapa instansi, dapat dilihat

pada tabel 2.1

Page 23: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

8

Tabel 2.1 Portofolio PT. DIPO Technology

Pemberi

Pekerjaan

Lokasi

Pekerjaan

Periode /

Waktu

Pekerjaan

Uraian

Pekerjaan

Kegunaan

Produk

RSND ( Rumah

Sakit Nasional

Diponegoro)

Semarang

Semarang Januari

2015

30 Unit

Zeta Green

Sterilisasi Ruang

Cath lab (ruang

operasi) IGD,

ruang rawat inap

pasien untuk

menghambat

pekembang

biakan

mikroorganisme,

mengembalikan

udara bersih

dalam ruangan.

RRumah Sakit

HHidayatulloh

Bantul, DIY

Kab.Bantul,

DIY

Oktober

2016

3 unit Zeta

Green

Sterilisasi Ruang

ruang rawat inap

pasien untuk

menghambat

pekembangbiaka

n

mikroorganisme,

mengembalikan

udara bersih

dalam ruangan.

Hotel Santika

Jakarta, Medan

Jakarta,

Medan

Januari

2015, 2016

5 unit Zeta

Green

Ruang koridor,

lobby,

menghambat

pekembang

biakan

mikroorganisme,

mengembalikan

udara bersih,

menghilangkan

bau penggap dan

apek.

PT. Wahana

Karya Inovasi

Tangerang

Alam Sutra

Tangerang

Maret 2015 2 unit Zeta

Green

Ruang merokok

dan ruang rapat

mereduksi asap

rokok dirubah

menjadi udara

bersih

Bank BTN,

Yayasan Budha

Shu CHI,

Lemhanas

Jakarta dan

Madiun

Maret,

April 2015

3 unit Zeta

Green

Ruang

penyimpanan

uang, Ruang

merokok dan

Page 24: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

9

Jakarta, Dinas

Tenaga Kerja

kab. Madiun

ruang rapat

mereduksi asap

rokok dirubah

menjadi udara

bersih

Kantor

Perwakilan

Bank Indonesia

Provinsi

Sumatera Utara

Sumatera

Utara

16-Sep Pengadaan

2 (dua) unit

Plasma

Ozon

Generator

untuk

Kantor

Perwakilan

Bank

Indonesia

Provinsi

Sumatera

Utara

Sterilisasi

gudang

penyimpanan

pembibitan

bawang

Bank Indonesia

Kantor Wilayah

Jawa Tengah

dan Kelompok

Tani Mutiara

Organik

Kenteng RT

01 RW 08

Sumberejo,

Ngablak

Magelang

Jawa

Tengah

Mei 2017 Pengadaan

2 unit

Plasma

Ozon

Generator

untuk

pencucian

dan

sterilisasi

ruang

penyimpan

an cold

storage

Sterilisasi dari

mikroorganisme

pembusuk pada

komoditas

khususnya cabai

dan sayur dan

untuk

memperpanjang

masa simpan

produk pertanian

Tim ALG-

UNPAD

Universitas

Padjadjaran

Mei 2017 Pengadaan

Generator

Ozon

(Mesin

D’Ozone)

keluaran

150

gram/jam

Untuk praktek

dan penelitian,

sterilisasi

produk-produk

makanan yang

akan diteliti oleh

mahasiswa dan

dosen

Jurusan

Teknologi

Industri Pangan

FTIP-

Universitas

Padjadjaran

Universitas

Sebelas Maret

Universitas

Sebelas

Maret

Juli 2017 Pengadaan

Power DC

HV

Untuk praktek

dan penelitian,

sterilisasi

Page 25: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

10

Output

20KV

Frek

15Khz

Daya 480

W

produk-produk

makanan yang

akan diteliti oleh

mahasiswa dan

dosen

ASPAKUSA –

Makmur

Boyolali-

Agribisnis

Komoditas

sayuran

Boyolali –

Jawa

Tengah

Oktober

2017

2 unit

generator

ozon

keluaran

150

gram/jam

dan 300

gram/jam

Sterilisasi dari

mikroorganisme

pembusuk pada

komoditas

khususnya cabai

dan sayur dan

untuk

memperpanjang

masa simpan

produk pertanian

GAPOKTAN

AGRO

AYUNINGTAN

I

Senden,

Selo,

Boyolali –

Jawa

Tengah

Nopember

2017

2 unit

generator

ozon

keluaran

150

Sterilisasi dari

mikroorganisme

pembusuk pada

komoditas

khususnya sayur

dan untuk

memperpanjang

masa simpan

produk pertanian

Asosiasi

Pembibitan

Bawang

Grobogan

Grobogan

Jawa

Tengah

Nopember

2017

2 unit

generator

ozon

keluaran

150

gram/jam

Sterilisasi dari

mikroorganisme

pembusuk pada

komoditas

bawang

Asosiasi

Pembibitan

Kentang

Banjarnegara

Banjarnegar

a

Desember

2017

2 unit

generator

ozon

keluaran

150

gram/jam

Sterilisasi

pembibitan

kentang dari

mikroorganisme

pembusuk pada

kentang

Rumah Kedelai

Dinas Pertanian

dan tanaman

panagn

Kabupaten

Grobogan

Grobogan Januari

2018

1 unit

generator

ozon

keluaran

150

gram/jam

Sterilisasi

kedelai konsumsi

dan pembibitan

kedelai

Page 26: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

11

Dinas Pertanian

dan Tanaman

pangan

Kabupaten

Magelang

Kab.

Magelang

Januari

2018

14 Unit

genertaor

ozon

kelauaran

150 dan 50

gram / jam

Sterilisasi untuk

cabai digunakan

petani cabai di

kab.Magelang

2.2 Teknik Digital

Teknik digital adalah hasil teknologi yang mengubah sinyal menjadi sinyal

digital dengan urutan bilangan yang bernilai 0 dan 1(bilangan biner) yang terdapat

dalam sebuah piranti elektronika tertentu untuk proses informasi dan interface

mudah dan cepat. Bilangan yang dikenal sistem komputer digital berupa bilangan

biner. Ada bilangan desimal, oktal dan hexa, agar bisa di gunakan di sistem digital

memerlukan pengkorversian ke bilangan biner.

A. SISTEM DESIMAL DAN BINER

Dalam sistem bilangan desimal, nilai yang terdapat pada kolom ketiga pada

Tabel 2.2 , yaitu A, disebut satuan, kolom kedua yaitu B disebut puluhan, C disebut

ratusan, dan seterusnya. Kolom A, B, C menunjukkan kenaikan pada eksponen

dengan basis 10 yaitu 100 = 1, 101 = 10, 102 = 100. Dengan cara yang sama, setiap

kolom pada sistem bilangan biner, yaitu sistem bilangan dengan basis,

menunjukkan eksponen dengan basis 2, yaitu 20 = 1, 21 = 2, 22 = 4, dan seterusnya

(Pramono, 2001).

Tabel 2.2 Nilai bilangan desimal dan biner

Kolom

desimal

Kolom

biner

C B A C B A

102 = 100 10

1 = 10 10

0 = 1 2

2 = 4 2

1 = 2 2

0 = 1

(ratusan) (puluhan) (satuan) (empatan) (duaan) (satuan)

Page 27: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

12

Setiap digit biner disebut bit, bit paling kanan disebut least significant bit (LSB)

dan bit paling kiri disebut most significant bit (MSB).

Bilangan decimal dapat dikonversikan ke bilangan biner, beriktu contoh pada

tabel 2.3

Tabel 2.3 Daftar Bilangan Desimal dan Bilangan Biner Ekivalensinya

Membedakan bilangan pada sistem yang berbeda digunakan subskrip. Sebagai

contoh 910 menyatakan bilangan sembilan pada sistem bilangan desimal, dan

011012 menunjukkan bilangan biner 01101. Subskrip tersebut sering diabaikan

jika sistem bilangan yang dipakai sudah jelas (Herlambang, 2001). Pengubahan

nilai decimal ke biner dapat dicontohkan pada tabel 2.4

Tabel 2.4 Contoh Pengubahan Bilangan Biner Menjadi Desimal

Konversi Desimal ke Biner

Cara untuk mengubah bilangan desimal ke biner adalah dengan pembagian.

Bilangan desimal yang akan diubah secara berturut-turut dibagi 2, dengan

Desimal Biner

C B A (4) (2) (1)

0 0 0 0 1 0 0 1

2 0 1 0

3 0 1 1

4 1 0 0

5 1 0 1

6 1 1 0

7 1 1 1

Biner Kolom biner Desimal

32 16 8 4 2 1

1110 - - 1 1 1 0 8 + 4 + 2 = 14 1011 - - 1 0 1 1 8 + 2 + 1 = 11

11001 - 1 1 0 0 1 16 + 8 + 1 = 25

10111 - 1 0 1 1 1 16 + 4 + 2 + 1 = 23

110010 1 1 0 0 1 0 32 + 16 + 2 = 50

Page 28: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

13

memperhatikan sisa pembagiannya. Sisa pembagian akan bernilai 0 atau 1, yang

akan membentuk bilangan biner dengan sisa yang terakhir menunjukkan MSBnya

(Herlambang 2001).

Sebagai contoh, untuk mengubah 5210 menjadi bilangan biner, diperlukan

langkah-langkah berikut :

52/2 = 26 sisa 0, LSB

26/2 = 13 sisa 0

13/2 = 6 sisa 1

6/2 = 3 sisa 0

3/2 = 1 sisa 1

½ = 0 sisa 1, MSB

Sehingga bilangan desimal 5210 akan diubah menjadi bilangan biner 110100

(Herlambang, 2001).

2.3 Mikrokontroler ATMEGA16

Mikrokontroler adalah sebuah sistem komputer lengkap dalam satu serpih

(chip). Mikrokontroler lebih dari sekedar sebuah mikroprosesor karena sudah

terdapat atau berisikan ROM (Read-Only Memory), RAM (Read-Write Memory),

beberapa Port masukan maupun keluaran, dan beberapa peripheral seperti

pencacah/pewaktu, ADC (Analog to Digital converter), DAC (Digital to Analog

converter) dan serial komunikasi.

Salah satu mikrokontroler yang banyak digunakan saat ini yaitu mikrokontroler

AVR. AVR adalah mikrokontroler RISC (Reduce Instuction Set Compute) 8 bit

berdasarkan arsitektur Harvard. Secara umum mikrokontroler AVR dapat dapat

dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu keluarga AT90Sxx, ATMega dan

Page 29: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

14

ATtiny. Pada dasarnya yang membedakan masing-masing kelas adalah memori,

peripheral, dan fiturnya (Amri, 2015).

Seperti mikroprosesor pada umumnya, secara internal mikrokontroler

ATMega16 terdiri atas unit-unit fungsionalnya Arithmetic and Logical Unit (ALU),

himpunan register kerja, register dan dekoder instruksi, dan pewaktu beserta

komponen kendali lainnya. Berbeda dengan mikroprosesor, mikrokontroler

menyediakan memori dalam serpih yang sama dengen prosesornya (in chip) (Amri,

2015).

2.3.1 Arsitektur ATMEGA16

Mikrokontroler ini menggunakan arsitektur Harvard yang memisahkan memori

program dari memori data, baik bus alamat maupun bus data, sehingga pengaksesan

program dan data dapat dilakukan secara bersamaan (concurrent) (Amri, 2015).

Berikut adalah blok diagram IO pada sistem ATmega 16 pada gambar 2.1:

1. Arsitektur RISC dengan throughput mencapai 16 MIPS pada frekuensi

16Mhz.

2. Memiliki kapasitas Flash memori 16Kbyte, EEPROM 512 Byte, dan

SRAM 1Kbyte

3. Saluran I/O 32 buah, yaitu PORT A, PORT B, PORT C, PORT D

4. CPU yang terdiri dari 32 buah register.

5. User interupsi internal dan eksternal

6. PORT antarmuka SPI dan Bandar USART sebagai komunikasi serial

7. Fitur Peripheral

Dua buah 8-bit timer/counter dengan prescaler terpisah dan mode

compare

Page 30: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

15

Satu buah 16-bit timer/counter dengan prescaler terpisah, mode

compare, dan mode capture

Real time counter dengan osilator tersendiri

Empat kanal PWM dan Antarmuka komparator analog

8 kanal, 10 bit ADC

Byte-oriented Two-wire Serial Interface

Watchdog timer dengan osilator internal

Gambar 2.1 Blok Diagram ATMega16

(Courtesy : https://www.microchip.com/wwwproducts/ATmega16)

Page 31: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

16

2.3.2 KONFIGURASI PENA (PIN) ATMEGA16

Konfigurasi pena (pin) mikrokontroler Atmega16 dengan kemasan 40-pena

dapat dilihat pada Gambar 2.2. Dari gambar tersebut dapat terlihat ATMega16

memiliki 8 pena untuk masing-masing bandar A (Port A), bandar B (Port B), bandar

C (Port C), dan bandar D (Port D) (Amri,2015).

Gambar 2.2 Pinout IC ATMega 16

(Courtesy : https://www.microchip.com/wwwproducts/ATmega16)

2.3.3 DESKRIPSI MIKROKONTROLER ATMEGA16

1. VCC (Power Supply) dan GND(Ground)

2. PORTA-PORTD (PA7..PA0)-(PD7...PD0)

Port port mempunyai peranan masing masing, salah satunya terdiri dari input

analog pada konverter A/D. Port port tersebut mempunyai I/O 8-bit dua arah, jika

A/D konverter tidak digunakan. Pin dapat menyediakan resistor internal pull-up

(yang dipilih untuk masing-masing bit). PORT A sampai PORT D output buffer

mempunyai karakteristik gerakan simetris dengan keduanya sink tinggi dan

Page 32: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

17

kemampuan sumber. Ketika PORT digunakan sebagai input dan secara eksternal

ditarik rendah, pena–pena akan memungkinkan arus sumber jika resistor internal

pull-up diaktifkan. PORT adalah tri-stated manakala suatu kondisi reset menjadi

aktif, sekalipun waktu habis.

3. RESET (Reset input)

4. XTAL1 (Input Oscillator)

5. XTAL2 (Output Oscillator)

6. AVCC adalah pena penyedia tegangan untuk bandar A dan Konverter

A/D.

7. AREF adalah pena referensi analog untuk konverter A/D.

2.3.4 Memori Program

Arsitektur ATMega16 mempunyai dua memori utama, yaitu memori data dan

memori program. Selain itu, ATMega16 memiliki memori EEPROM untuk

menyimpan data. ATMega16 memiliki 16K byte On-chip In-System

Reprogrammable Flash Memory untuk menyimpan program. Instruksi ATMega16

semuanya memiliki format 16 atau 32 bit, maka memori flash diatur dalam 8K x 16

bit. Memori flash dibagi kedalam dua bagian, yaitu bagian program boot dan

aplikasi seperti terlihat pada Gambar 2.3. Bootloader adalah program kecil yang

bekerja pada saat sistem dimulai yang dapat memasukkan seluruh program aplikasi

ke dalam memori prosesor. (Amri, 2015).

Page 33: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

18

Gambar 2.3 Peta Memori ATMega16

(Courtesy : https://www.microchip.com/wwwproducts/ATmega16)

2.3.5 Memori Data (SRAM)

Memori data AVR ATMega16 terbagi menjadi 3 bagian, yaitu 32 register

umum, 64 buah register I/O dan 1 Kbyte SRAM internal. General purpose register

menempati alamat data terbawah, yaitu $00 sampai $1F. Sedangkan memori I/O

menempati 64 alamat berikutnya mulai dari $20 hingga $5F. Memori I/O

merupakan register yang khusus digunakan untuk mengatur fungsi terhadap

berbagai fitur mikrokontroler seperti kontrol register, timer/counter, fungsi-fungsi

I/O, dan sebagainya. 1024 alamat berikutnya mulai dari $60 hingga $45F digunakan

untuk SRAM internal (Amri, 2015).

2.3.6 Memori Data EEPROM

ATMega16 terdiri dari 512 byte memori data EEPROM 8 bit, data dapat

ditulis/dibaca dari memori ini, ketika catu daya dimatikan, data terakhir yang ditulis

pada memori EEPROM masih tersimpan pada memori ini, atau dengan kata lain

Page 34: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

19

memori EEPROM bersifat nonvolatile. Alamat EEPROM mulai dari $000 sampai

$1FF (Amri, 2015).

2.3.7 Perangkat Lunak Mikrokontroler ATMega16

Sebuah mikrokontroler tidak akan bekerja bila tidak diberikan program untuk

diisikan ke dalam mikrokontroler tersebut. Oleh karena itu, dalam tugas akhir ini

akan digunakan perangkat lunak BASCOM AVR sebagai media penghubung

antara program yang akan diisikan ke mikrokontroler ATMega16 yang

menggunakan bahasa Basic.

Pemrograman mikrokontroler AVR dapat menggunakan low level language

(assembly) dan high level language (C, Basic, Pascal, JAVA, dll) tergantung

compiler yang digunakan. Bahasa Assembler pada mikrokontroler AVR memiliki

kesamaan instruksi, sehingga jika telah menguasai pemrograman satu jenis

mikrokontroler AVR, maka akan dengan mudah untuk memprogram

mikrokontroler AVR jenis lain, tetapi bahasa assembler relatif lebih sulit dipelajari

daripada bahasa Basic, untuk pembuatan suatu proyek yang besar akan memakan

waktu yang lama, serta penulisan programnya akan panjang. Sedangkan bahasa

Basic memiliki keunggulan dibandingkan bahasa assembly yaitu penyusunan

program akan lebih sederhana dan mudah pada proyek yang lebih besar. Bahasa

Basic hampir bisa melakukan semua operasi yang dapat dikerjakan oleh bahasa

mesin (Amri, 2015).

2.3.8 Digital to Analog Converter

Digital To Analog Converter (DAC) adalah perangkat yang digunakan untuk

mengkonversi sinyal masukan dalam bentuk digital menjadi sinyal keluaran dalam

bentuk analog (tegangan). Tegangan keluaran yang dihasilkan DAC sebanding

dengan nilai digital yang masuk ke dalam DAC. Sebuah DAC menerima informasi

Page 35: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

20

digital dan mentransformasikannya ke dalam bentuk suatu tegangan analog.

Informasi digital adalah dalam bentuk angka biner dengan jumlah digit yang pasti

(Diosanto et al, 2017).

Konverter D/A dapat mengonversi sebuah bilangan digital ke dalam sebuah

tegangan analog dengan memberikan skala output analog berharga nol ketika

semua bit adalah nol dan sejumlah nilai maksimum ketika semua bit adalah satu.

Angka biner sebagai angka pecahan. Aplikasi DAC banyak digunakan sebagai

rangkaian pengendali (driver) yang membutuhkan input analog seperti motor AC

maupun DC, tingkat kecerahan pada lampu, pemanas (Heater) dan sebagainya.

Umumnya DAC digunakan untuk mengendalikan peralatan komputer. Pada

aplikasi modern hampir semua DAC berupa rangkaian terintegrasi (IC), yang

diperlihatkan sebagai kotak hitam memiliki karakteristik input dan output tertentu

(Diosanto et al, 2017).

Fungsi DAC (Digital to Analog Converter) adalah mengubah

(mengkonversi) sinyal digital menjadi sinyal analog. adalah perangkat atau

rangkaian elektronika yang berfungsi untuk mengubah suatu isyarat digital (kode-

kode biner) menjadi isyarat analog (tegangan analog) sesuai harga dari isyarat

digital tersebut. DAC dapat dibangun menggunakan penguat penjumlah inverting

dari sebuah operasional amplifier (Op-Amp) yang diberikan sinyal input berupa

data logika digital (0 dan 1). Blok diagram DAC ditunjukkan pada gambar 2.4, di

bawah ini:

Page 36: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

21

Gambar 2.4 Blok Diagram DAC

Jenis DAC (Digital To Analog Converter) Binary-Weighted DAC (Digital

To Analog Converter) Suatu rangkaian Binary-weighted DAC dapat disusun dari

beberapa Resistor dan Operational Amplifier (Op-Amp) seperti gambar 2.5

(Diosanto et al, 2017).

Gambar 2.5 Rangkaian Binary-Weighted DAC

2.4 Transformator

Transformator merupakan suatu peralatan listrik (elektromagnetik statis) yang

berfungsi untuk memindahkan dan mengubah daya listrik dari suatu rangkaian

listrik ke rangkaian listrik lainnya, dengan frekuensi yang sama dan perbandingan

(transformasi) tertentu melalui suatu gandengan magnet dan bekerja berdasarkan

prinsip induksi (elektromagnetik) dimana perbandingan tegangan antara sisi

primer dan sisi sekunder berbanding lurus dengan perbandingan jumlah lilitan dan

berbanding terbalik dengan perbandingan arusnya (Romu, 2015).

Transformator atau sering disingkat dengan istilah (Trafo) dapat mengubah

taraf suatu tegangan AC ( Alternating Curent ) ke taraf yang lain. Maksud dari

Page 37: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

22

pengubahan taraf tersebut diantaranya seperti menurunkan Tegangan AC dari

220VAC ke 12 VAC ( Voltage Alternating Curent ) ataupun menaikkan Tegangan

dari 110VAC ke 220 VAC. Transformator ini bekerja berdasarkan prinsip Induksi

(Elektromagnet) dan hanya dapat bekerja pada tegangan yang berarus bolak balik

(AC). Transformator memegang peranan yang sangat penting dalam

pendistribusian tenaga listrik. Transformator menaikan listrik yang berasal dari

pembangkit listrik PLN ( Pembangkit Listrik Negara ) hingga ratusan kilo Volt

untuk di distribusikan, dan kemudian Transformator lainnya menurunkan

tegangan listrik tersebut ke tegangan yang diperlukan oleh setiap rumah tangga

maupun perkantoran yang pada umumnya menggunakan tegangan AC 220Volt

(Romu, 2015).

2.4.1 Jenis Jenis Transformator

Ada beberapa jenis Trafo yang digunakan dalam sistem kelistrikan untuk

keperluan yang berbeda-beda. Keperluan-keperluan tersebut diantaranya seperti

trafo yang digunakan untuk pembangkit tenaga listrik dan untuk keperluan

distribusi dan transmisi tenaga listrik. Perangkat yang dalam bahasa Inggris

disebut dengan Transformer ini dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa jenis,

diantaranya seperti pengklasifikasian berdasarkan level tegangan, berdasarkan

media atau bahan inti (core) trafo yang digunakan, berdasarkan pengaturan lilitan,

berdasarkan penggunaannya dan juga berdasarkan tempat penggunaannya.

Page 38: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

23

Berikut ini adalah beberapa jenis Trafo :

1. Step Up

Gambar 2.6 Transformator Step-Up

Transformator step-up adalah transformator yang memiliki lilitan sekunder

lebih banyak daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penaik

tegangan. Transformator ini biasa ditemui pada pembangkit tenaga listrik sebagai

penaik tegangan yang dihasilkan generator menjadi tegangan tinggi yang

digunakan dalam transmisi jarak jauh, juga terdapat dalam kelistrikan mobil

berupa coil yang akan menciptakan pematik petir sebagai pembakaran. Gambar

2.6 adalah gambar transformator Step-Up

2. Step-down

Transformator step-down memiliki lilitan sekunder lebih sedikit daripada

lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penurun tegangan. Transformator

jenis ini sangat mudah ditemui, terutama dalam adaptor AC-DC. Dapat dilihat

pada gambar 2.7

Page 39: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

24

Gambar 2.7 Transformator Step-Down

2.4.2 Cara Kerja Transformator

Transformator (trafo) adalah alat yang digunakan untuk menaikkan atau

menurunkan tegangan bolak-balik (AC). Transformator terdiri dari 3 komponen

pokok yaitu: kumparan pertama (primer) yang bertindak sebagai input, kumparan

kedua (skunder) yang bertindak sebagai output, dan inti besi yang berfungsi untuk

memperkuat medan magnet yang dihasilkan (Romu, 2015). Gambar 2.8 adalah

bagian bagian transformator terdiri dari kumparan primer dan kumparan

sekunder.

Gambar 2.8 Bagian-Bagian Transformator

Prinsip kerja dari sebuah transformator adalah sebagai berikut. Ketika

Kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, perubahan

arus listrik pada kumparan primer menimbulkan medan magnet yang berubah.

Medan magnet yang berubah diperkuat oleh adanya inti besi dan dihantarkan inti

Page 40: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

25

besi ke kumparan sekunder, sehingga pada ujung-ujung kumparan sekunder akan

timbul ggl induksi. Efek ini dinamakan induktansi timbal-balik (Romu, 2015).

Gambar 2.9 Skema Transformator

kumparan primer dan kumparan sekunder terhadap medan magnet Pada

gambar 2.9 , ketika arus listrik dari sumber tegangan yang mengalir pada kumparan

primer berbalik arah (berubah polaritasnya) medan magnet yang dihasilkan akan

berubah arah sehingga arus listrik yang dihasilkan pada kumparan sekunder akan

berubah polaritasnya (Romu, 2015).

Gambar 2.10 Hubungan Antara Tegangan Primer, Jumlah Lilitan Primer,

Tegangan Sekunder, dan Jumlah Lilitan Sekunder

Page 41: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

26

Pada gambar 2.10 Hubungan antara tegangan primer, jumlah lilitan primer,

tegangan sekunder, dan jumlah lilitan sekunder, dapat dinyatakan dalam persamaan

2.1:

Vp/Vs = Np/Ns ............................................................................ (2.1)

Keterangan :

Vp = tegangan primer (volt)

Vs = tegangan sekunder (volt)

Np = jumlah lilitan primer

Ns = jumlah lilitan sekunder

Berdasarkan perbandingan antara jumlah lilitan primer dan jumlah lilitan

skunder transformator ada dua jenis yaitu :

1. Transformator step up yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-

balik rendah menjadi tinggi, transformator ini mempunyai jumlah lilitan

kumparan sekunder lebih banyak daripada jumlah lilitan primer (Ns > Np).

2. Transformator step down yaitu transformator yang mengubah tegangan

bolak-balik tinggi menjadi rendah, transformator ini mempunyai jumlah lilitan

kumparan primer lebih banyak daripada jumlah lilitan sekunder (Np > Ns).

Pada transformator (trafo) besarnya tegangan yang dikeluarkan oleh kumparan

sekunder adalah:

1. Sebanding dengan banyaknya lilitan sekunder (Vs ~ Ns).

2. Sebanding dengan besarnya tegangan primer ( VS ~ VP).

Page 42: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

27

3. Berbanding terbalik dengan banyaknya lilitan primer,

Vs ~ 1/Np

Sehingga dapat dituliskan:

Vs = Ns/Np x Vp ..................................................................................... (2.2)

2.5 Hukum Hukum Rangkaian

2.5.1 Hukum Ohm

Jika sebuah penghantar atau resistansi atau hantaran dilewati oleh sebuah

arus maka pada kedua ujung penghantar tersebut akan muncul beda potensial,

atau Hukum Ohm menyatakan bahwa tegangan melintasi berbagai jenis bahan

pengantar adalah berbanding lurus dengan arus yang mengalir melalui bahan

tersebut. Secara matematis :

V = I.R (Ramdhani, 2005).

2.5.2 Hubungan Seri Paralel

Secara umum digolongkan menjadi 2 :

1. Hubungan seri

Jika salah satu terminal dari dua elemen tersambung, akibatnya arus yang lewat

akan sama besar.

2. Hubungan paralel

Jika semua terminal terhubung dengan elemen lain dan akibatnya tegangan

diantaranya akan sama.

Resistor (R)

a. Hubungan seri

Pada gambar 2.11 hubungan seri resistor dihubungkan dengan tegangan, akan

mengalir arus dan terdapat R ekuivalen sebagai pengganti resistor seri.

Page 43: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

28

Gambar 2.11 Rangkaian Hubungan Seri Resistor

KVL : ∑V = 0 (2.3) V1 + V2 + V3 − V = 0 V= V1 + V2 + V3 = iR1 + iR2 + iR3 V =

i(R1 + R2 + R3 ) V/i= R1 + R2 + R3

Rek = R1 + R2 + R3 (2.4)

Pembagi tegangan : V1 = iR1

(2.5)

(2.6)

(2.7)

(2.8)

V2 = iR2

V3 = iR3

dimana:

i = V R + R

2 + R

1 3

sehingga :

R1

V1 =

V

R1 + R2

+ R3

V2 =

R2 V

R1 + R2

+ R3

V3 = R3

V

R1 + R2

+ R3

Page 44: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

29

b. Hubungan Paralel

Pada gambar 2.12 hubungan seri resistor dihubungkan dengan tegangan, akan

mengalir arus dan terdapat R ekuivalen sebagai pengganti resistor paralel.

Gambar 2.12 Rangkaian Hubungan Paralel Resistor

(2.9)

(2.10)

Pembagi arus :

I1=V/R1

I2=V/R2

I3=V/R3

Dimana :

V=i.Rek

Page 45: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

30

Sehingga :

I1=Rek/R1.i

I2=Rek/R2.i

I3=Rek/R3.i

2.6 Transistor

Transistor adalah saklar elektronik, komponen semikonduktor yang terdiri atas

sebuah bahan tpe p dan diapit oleh dua bahan type n (transistor NPN) atau terdiri

atas sebuah bahan type n dan diapit oleh dua bahan type p (PNP). Sehingga

transistor mempunyai tiga terminal yang berasal dari masing masing bahan tersebut.

Dibandingkan dengan FET, BJT dapat memberikan penguatan yang jauh lebi

besar dan tanggapan frekuensi yang lebih baik. Pada BJT baik pembawa muatan

mayoritas maupun pembawa muatan minoritas mempunyai peranan yang sama

pentingnya (Herman, 2007).

Gambar 2.13 Diagram BJT : a) Jenis n-p-n dan b) Jenis p-n-p

Terdapat dua jenis kontruksi dasar BJT, yaitu jenis n-p-n dan jenis p-n-p.

Transistor jenis n-p-n, BJT terbuat dari lapisan tipis semikonduktor tipe-p dengan

Page 46: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

31

tingkat doping yang relatif rendah, yang diapit oleh dua lapisan semikonduktor tipe-

n. Karena alasan sejarah pembuatannya, bagian di tengah disebut “basis” (base),

salah satu bagian tipe-n (biasanya mempunyai dimensi yang kecil) disebut “emitor”

(emitter) dan yang lainya sebagai “kolektor” (collector). Secara skematik kedua

jenis transistor diperlihatkan pada gambar 2.13 (Herman, 2007).

Tanda panah pada gambar 2.13 menunjukkan kaki emitor dan titik dari

material tipe-p ke material tipe-n. Perhatikan bahwa untuk jenis n-p-n, transistor

terdiri dari dua sambungan p-n yang berperilaku seperti diode. Setiap diode dapat

diberi panjar maju atau berpanjar mundur, sehingga transistor dapat memiliki empat

modus pengoperasian. Salah satu modus yang banyak digunakan disebut “modus

normal”, yaitu sambungan emitor-basis berpanjar maju dan sambungan kolektor-

basis berpanjar mundur. Modus ini juga sering disebut sebagai pengoperasian

transistor pada “daerah aktif” (Herman, 2007).

2.6.1 Kerja Transistor

Apabila pada terminal transistor tidak diberi tegangan bias dari luar, maka

semua arus akan nol atau tidak ada arus yang mengalir. Sebagaimana terjadi pada

persambungan diode, maka pada persambungan emitter dan basis serta pada

persambungan basis dan kolektor terdapat daerah pengosongan. Tegangan

penghalang (barrier potensial) pada masing masing persambungan dapat dilihat

pada gambar 2.14. penjelasan kerja berikut ini didasarkan pada transistor jenis PNP

(bila NPN maka semua potensialnya adalah sebaliknya) (Herman, 2007).

Page 47: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

32

Gambar 2.14 Diagram Potensial Pada Transistor Tanpa Bias

2.6.2 Konfigurasi transistor

Secara umum terdapat tiga macam variasi rangkaian transistor yang dikenal

dengan istilah konfigurasi, yaitu konfigurasi basis bersama (common-base

configuration), konfigurasi emitor bersama (common-emitter configuration), dan

konfigurasi kolektor bersama (common-collector configuration). Istilah bersama

dalam masing masing konfigurasi menunjuk pada terminal yang dipakai bersama

untuk input dan output. Gambar 2.15 menunjukan tiga macam konfigurasi tersebut

(Herman, 2007).

Page 48: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

33

Gambar 2.15 Konfigurasi Transistor; (a) Basis Bersama; (b) Emitor Bersama; (c)

Kolektor Bersama

Pada konfigurasi basis bersama (Common base) sinyal input dimasukan ke

emitor dan sinyal output diambil pada kolektor dengan basis sebagai gorundnya.

Faktor penguatan arus pada basis bersama disebut dengan ALPHA (α). Alpha dc

adalah perbandingan arus IC dengan arus IE pada titik kerja. Sendangkan alpha ac

atau disebut alpha saja merupakan perbandingan perubahan IC dengan IE pada

tegangan VCB tetap (Herman, 2007).

(2.11)

Page 49: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

34

Pada konfigurasi emitor bersama (common emitter = CE) sinyal input diumpan

pada basis dan output diperoleh dari kolektor dengan emitor sebagai groundnya.

Faktor penguatan arus pada emitor bersama disebut dengan BETA(β). Seperti

halnya alfa, istilah beta juga terdapat βdc maupun βac. Definisi Beta adalah :

(2.12)

Istilah beta sering juga dikenal dengan HFE yang berasal dari parameter

hybrid untuk factor penguatan arus pada emitor bersama. Data untuk harga hfe

maupun beta ini lebih banyak dijupai dalam berbagai buku data disbandingkan

dengan alfa. Umumnya transistor mempunyai harga beta dari 50 hingga lebih dari

600 tergantung dari jenis transistornya.

Dalam perencanaan rangkaian transistor perlu diperhatikan bahwa harga

beta dipengaruhi oleh arus kolektor. Demikian pula variasi beta juga terjadi pada

pembuatan di pabrik. Dua tipe dan jenis transistor yang sama serta dibuat dalam

satu pabrik pada waktu yang sama, belum tentu mempunyai beta yang sama.

Hubungan antara alfa dan beta dapat dikembangkan melalui beberapa persamaan

berikut:

β = IC / IB ekuivalen dengan IB = IC / β

α = IC / IE ekuivalen dengan IE = IC / α

Page 50: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

35

2.6.3 Kurva karekteristik Transistor

Seperti halnya diode semi konduktor, sebagai komponen non linier,

transistor bipolar mempunyai karakteristik yang dapat dilukiskan beberapa kurva,

kurva karakteristik transistor yang paling penting adalah karakteristik input dan

karakteristik output.

Gambar 2.16 sampai dengan gambar 2.18 adalah kurva karakterisrik input

untuk emitor bersama (CE) untuk transistor npn bahan silikon kurva ini

menunjukan hubungan antara arus input IB dengan input VBE untuk berbagai

tegangan variasi output VCE, hal ini VCE disebut sebagai parameter (Herman,

2007).

Gambar 2.16 Kurva Karakteristik Input Untuk CE

Page 51: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

36

Gambar 2.17 Kurva Karakteristik Output CE

Gambar 2.18 Kurva Transfer CE Transistor Silikon

Berbagai tegangan sambung transistor saturasi, aktif, dan cutoff ditentukan

oleh bahan yang digunakan yaitu germanium dan silicon terdapat pada tabel 2.5

Tabel 2.5 Berbagai Tegangan Persambungan Transistor Npn

VCE

saturasi

VBE

Saturasi

VBE

Aktif

VBE

Cut-in

VBE

Cut-off

Silicon 0.2 0.8 0.7 0.5 0.0

Germanium 0.3 0.3 0.2 0.1 -0.1

Page 52: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

37

2.7 Teori Dasar inverter

Inverter adalah rangkaian yang mengubah DC menjadi AC. Atau lebih

tepatnya inverter memindahkan tegangan dari sumber DC ke beban AC. Inverter

digunakan pada aplikasi seperti adjustable-speed AC motor drives, uninterruptible

power supplies (UPS), dan aplikasi ac yang dijalankan dari baterai (Ronggo, 2018)

Pada dasarnya inverter adalah alat yang membuat tegangan bolak-balik dari

tegangan searah dengan cara pembentukan gelombang tegangan. Namun

gelombang yang terbentuk dari inverter tidak berbentuk gelombang sinusoida,

melainkan gelombang persegi. Pembentukan tegangan AC tersebut dilakukan

dengan menggunakan dua buah pasang saklar. Gambar 2.19 adalah gambar yang

menerangkan prinsip kerja inverter dalam pembentukan gelombang tegangan

persegi (Ronggo, 2018).

Gambar 2.19 Prinsip Dasar Inverter

Page 53: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

38

Prinsip kerja inverter dapat dijelaskan dengan menggunakan 4 sakelar seperti

ditunjukkan pada diatas. Bila sakelar S1 dan S2 dalam kondisi on maka akan

mengalir aliran arus DC ke beban R dari arah kiri ke kanan, jika yang hidup adalah

sakelar S3 dan S4 maka akan mengalir aliran arus DC ke beban R dari arah kanan

ke kiri. Inverter biasanya menggunakan rangkaian modulasi lebar pulsa (pulse

width modulation – PWM) dalam proses conversi tegangan DC menjadi tegangan

AC (Ronggo, 2018). Pembentukkan gelombang saklar dapat dilihat dari gambar

2.20:

Gambar 2.20 Bentuk Gelombang Tegangan

Berikut adalah trasnformator ideal yang terdapat pada transformator gambar 2.21

hubungan antara tegangan, arus dan jumlah lilitan

Gambar 2.21 Transformator Ideal

Transformator stepup pada sisi primer terdapat kumparan lebih sedikit

dibandingkan dengan kumparan sekunder, hal ini dibuktikan dengan adanya jumlah

kumparan yang melilit di inti besi, berikut adalah trafo step up pada gambar 2.22

Page 54: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

39

Gambar 2.22 Step Up Transformator

Transformator saat ini sudah banyak menggunakan inti ferit yang penggunaannya

jauh lebih ringkas, untuk menghasilkan tegangan ac maka menggunakan metode

switching atau biasanya disebut juga swithing mode power supply pada gambar

2.23 :

Gambar 2.23 Power Supply Step Down Switching

2.8 Pandangan umum tentang plasma

Lucutan gas merupakan kajian yang sudah cukup lama dalam fisika. Lucutan

dalam gas yang paling dikenal dalam alam adalah kilat (lightning). Gas yang sifat

dasarnya merupakan isolator, karena kondisi tertentu berubah menjadi konduktor.

Page 55: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

40

Bagaimana terjadinya kilat dan diikuti dengan petir? Awan yang berada dekat

dengan permukaan bumi memiliki beda potensial yang sangat tinggi dengan

permukaan bumi. Karena radiasi kosmis terjadilah ionisasi pada gas diantara awan

dan bumi tersebut.

Gas yang terionisasi ini semakin banyak dan memungkinkan terjadinya

ionisasi berantai kerena elektron-elektron yang dihasilkan dalam ionisasi dipercepat

menuju awan dan dalam perjalanannya menumbuk atom dan molekul gas. Peristiwa

ini berlangsung terus dan pada satu keadaan tertentu terjadi guguran elektronik

(avalance electronics).

Udara (gas) di antara awan dan bumi menjadi penghantar berbentuk kanal

dan memancarkan cahaya putih. Lucutan elektrik (electrical discharge) telah terjadi

di alam, diikuti dengan suara petir merupakan suara tepukan antara udara yang

terpisahkan dalam waktu singkat oleh kanal lucutan antara awan dengan bumi

dan/atau antara awan dengan awan. Petir di alam ditunjukkan pada gambar 2.24

Gambar 2.24 Kilat Merupakan Lucutan Gas Yang Terbentuk Oleh Peristiwa Alam

(Courtesy: http://outdoors.webshots.com/photo/1054032381041113742wLgysV)

Dalam laboratorium lucutan elektrik dapat dilakukan dalam tabung berisi

gas. Apabila dua buah elektroda yang berupa plat sejajar diletakkan di dalam tabung

Page 56: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

41

yang berisi gas dengan tekanan tertentu dan kedua elektroda dihubungkan dengan

sumber tegangan tinggi DC, maka akan terjadi lucutan listrik diantara elektroda-

elektrodanya. Gambar tabung lucutan gas dapat dilihat pada gambar 2.25. Elektron

dari katoda akan bergerak menuju anoda dan selama perjalanannya elektron-

elektron tersebut akan menumbuk molekul-molekul dan/atau atom-atom gas

diantara kedua elektroda.

Untuk terjadinya ionisasi berantai, tahapan pertama yang harus dilalui

adalah terjadinya ionisasi yang menghasilkan elektron. Elektron pertama ini

diyakini oleh para ilmuwan berasal dari ionisasi gas oleh radiasi sinar kosmis.

Elektron pertama ini dipercepat oleh beda potensial antara dua elektroda plat dalam

tabung lucutan tersebut. Dalam perjalannya elektron ini akan menumbuk dan

mengionisasi atom atau molekul gas lain, demikian seterusnya. Proses tumbukan

beruntun tersebut akan menghasilkan guguran elektronik dan dapat mengakibatkan

terjadinya ionisasi berantai (Nur, 2011).

Sumber Tegangan Tinggi

Gambar 2.25 Tabung Lucutan Gas

A

V

Anoda Katoda

Page 57: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

42

Pada suatu nilai tegangan tertentu akan terlihat adanya pancaran (emisi)

cahaya pada katoda. Pancaran yang terjadi pada katoda akibat rekombinansi antara

ion gas dan elektron sekunder dan akibat panas bramstrahlung ion pada katoda.

Dalam gas sendiri terjadi perubahan yang menyebabkan gas berangsurangsur

menjadi penghantar, keadaan ini disebut dadal (breakdown). Setelah keadaan dadal

pijaran katoda yang disebabkan oleh tumbukan-tumbukan ion dan emisi elektron

sekunder akan menimbulkan kenaikan arus, kondisi ini disebut lucutan normal

(normal discharge). Pada keadaan ini proses ionisasi akan terjadi secara berantai

dan tidak lagi memerlukan penambahan tegangan dari luar untuk terjadinya

ionisasi. Setelah permukaan katoda seluruhnya berpijar, tegangan dan arus listrik

akan naik secara simultan dan keadaan ini disebut lucutan abnormal (abnormal

discharge). Apabila tegangan terus dinaikkan maka katoda akan semakin panas

yang disebabkan tumbukan ion berenergi tinggi dan proses ini menjadi dominan

untuk memproduksi elektron. Dalam hal ini tegangan lucutan menjadi menurun dan

arus listrik meningkat, kondisi ini disebut lucutan arc (arc discharge). Lucutan arc

tidak memerlukan lagi penambahan tegangan untuk mendukung lucutan, karena

pada katoda akan terpancar elektron-elektron sekunder terus-menerus yang

disebabkan proses thermionik (Nur, 2011).

2.9 Lucutan Penghalang Dielektrik (Dielectric Barrier Discharge)

Lucutan didefinisikan sebagai aliran arus listrik yang melalui gas dan proses-

proses ionisasi gas yang disebabkan oleh adanya medan listrik. Lucutan gas diawali

proses ionisasi gas dalam medan listrik yang kuat. Ionisasi gas menghasilkan ion

yang bermuatan positif dan elektron yang bermuatan negatif. Masing-masing

Page 58: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

43

muatan listrik tersebut bergerak menuju elektroda yang sesuai sehingga terjadi

aliran muatan listrik.

Lucutan plasma berpenghalang dielektrik berbentuk koaksial (Coaxial

Dielectric Barrier Discharge) merupakan sistem tertutup. Lucutan plasma ini

dihasilkan pada celah di antara dua elektroda yaitu elektroda kawat sebagai

elektroda aktif di bagian dalamnya dan elektroda terluar (elektroda pasif) yang

berupa lembaran aluminium dengan tabung gelas pyrex sebagai penghalang

(barrier). Bila kedua elektroda ini diberi tegangan listrik maka akan menghasilkan

medan listrik yang tidak homogen, muatan ruang (space-charge) akan timbul

sebelum terjadinya tembus total dan distribusi medan listrik yang terjadi akan

mempengaruhi nilai dari tegangan tembus. Sistem pembangkit lucutan plasma

penghalang dielektrik menggunakan gas sumber udara bebas pada tekanan atmosfer

sebagai gas masukan. Ozon diproduksi di dalam lucutan plasma penghalang

dielektrik dari gas di udara atau gas oksigen murni yang melewati celah diantara

dua elektroda (Nur, 2011).

Gambar 2.26 Bentuk Konfigurasi Elektroda Lucutan Plasma Penghalang

Dielektrik, (a) Geometri Elektroda Tampak Samping, (b) Geometri Elektroda

Tampak Depan.

Page 59: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

44

Pada gambar 2.26 ditunjukkan konfigurasi elektroda dari lucutan plasma

penghalang dielektrik dan warna abu-abu menunjukkan bahan dielektrik, dengan

karakteristik sebagai berikut: lucutan plasma penghalang dielektrik dioperasikan

pada tekanan atmosfer diantara logam elektroda yang salah satunya dilindungi oleh

penghalang dielektrik. Pembangkit AC (alternating current) tegangan tinggi akan

menghasilkan lucutan di antara celah elektroda sehingga gas akan terionisasi.

Bahan gelas dan keramik yang berbeda pada umumnya digunakan sebagai material

penghalang. Lucutan biasanya terjadi dalam jumlah besar sepanjang daerah filamen

(100-200 μ m). Lucutan ini dibentuk dengan melipat gandakan elektron yang

bergerak dari elektroda aktif dan terakumulasi pada bahan dielektrik yang

melindungi elektroda pasif pada waktu yang bersamaan. Aliran muatan pada 10-

100 ns memungkinkan terjadinya perpindahan muatan selama waktu itu. Muatan

listrik negatif ini dikumpulkan pada permukaan elemen dari bahan dielektrik

sebagai muatan bebas (Nur, 2011).

Page 60: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

45

2.10 Generator ozon teknologi plasma

Generator ozone adalah alat pembangkit plasma dan penghasil ozone, secara

garis besar generator ozon teknologi plasma dapat dilihat di gambar 2.27

Gambar 2.27 Alur Sistem Generator Ozon

Seiring dengan perkembangan teknologi berbasis tegangan tinggi (high

voltage), ozon dapat diproduksi pada tekanan udara atmosfer melalui proses lucutan

elektron (electron discharge) menggunakan instrumentasi generator ozon. Hingga

saat ini, pembentukan ozon dapat dilakukan dengan metoda radiasi sinar-UV,

lucutan elektron dan reaksi elektrolisis kimia (Ebbing dan Gammon, 2009).

Berdasarkan pada penelitian terdahulu menjelaskan bahwa produksi ozon yang

cukup besar dihasilkan melalui metode pelucutan elektron.

Pada generator ozon masih terdapat penggunaan manual dengan

menggunakan potensiometer untuk memvariasi output tegangan dan ozone yang

keluar. Terdapat power sebagai pembangkit tegangan tinggi 0-10KV dan pompa

POWER

HV

Panel

potensio

meter

Variasi

kosentrasi

Reaktor

DBD

Pompa

Udara

Ozone

(O3)

Page 61: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

46

sebagai pendingin dan penghasil udara oksigen yang akan di pecah dan di

gabungkan dengan reactor DBD untuk menghasilkan ozon O3.

Page 62: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

47

P Output P Input

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Diagram skema Rancang bangun

Gambar 3.1 adalah diagram skema rancang bangun kontrol dan digitalisasi

generator plasma ozon:

Power Plasma

Gambar 3.1 Diagram Skema Rancang bangun

POWER

SUPPLY

5 VOLT

MIKROKONTROLLER

ATMega 8

Timer

DISPLAY

7 SEGMENT

4 DIGIT

DAC

INVERTER

STEP UP

HIGH VOLTAGE

OUTPUT

ELEKTRODA REAKTOR

HV

0 – 12 KV

POWER

SUPPLY

24 V / 10 A

Display

Kosentrasi

Adjusment

7 SEGMENT

3 DIGIT

MIKROKONTROLLER

ATMega 16

Relay

PLN

220V

Frekuensi Arduino pro

mini

Page 63: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

48

Pada gambar 3.1 diagram skema rancang bangun terdiri dari power supply

5 volt untuk mensupply IC Atmega timer dan IC atmega 16 otomatisasi.

Mikrokontroller timer berfungsi sebagai pewaktu, outpunya berupa display 7

segment dan sebuah relay untuk mengendalikan power.

Mikrokontroller Atmega 16 otomatisasi berfungsi sebagai pengendali

output DAC dan display kosentrasi pada 7 segment.

Diagram power plasma terdiri dari powersupply 24 volt. Inverter High

Voltage sebagai rangkaian penaik tegangan. Terdapat osilator pada arduino pro

sebagai pembangkit frekuensi pada step up high voltage, kemudian output dari

inverter dimasukan ke reactor DBD yang meghasilkan plasma ozone. Didalam

power plasma terdapat daya masukan dan daya keluar yang akan dihitung

efisiensinya.

Diagram alir pada gambar 3.2 adalah flowchart Otomatisasi Generator

Plasma Ozon. Bertegangan 5 volt untuk mencatu daya IC kemudian akan

menyalakan timer selama 2 jam untuk menghidupkan power plasma. Ic atmega 16

akan mengotomatisasi DAC dan nilai didalam program sesuai EEPROM. DAC

akan diproses dan masuk keinput analog inverter High voltage. Output high voltage

terhubung dengan reactor DBD yang merupakan penghasil ozon (O3).

Page 64: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

49

Flowchart kontrol generator plasma ozon

Start

Power

supply

5Volt

Timer On

Elektroda

Plasma

Reaktor

DBD

END

Display

Kontrol

DAC

Power Plasma

Inverter High

Voltage

Gas

Ozon (O3)

Gambar 3.2 Flowchart Generator Plasma Ozon dengan mikrokontroller

Page 65: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

50

Algoritma

1. Mulai

2. Power supply 5volt

3. Timer otomatis 2 jam

4. Otomatisasi (EEPROM) DAC

5. Inverter HV

6. Elektroda plasma reactor DBD

7. Ozon

8. Selesai

Pada diagaram skema rancang bangun pertama terdapat rangkaian timer

sebagai otomatisasi penghindar over heat pada generator yang mengendalikan

power supply switching sebagai power pembangkit tegangan tinggi.

Rangkaian mikrokontroller otomatisasi mengendalikan display digital dari

0 – 100 dan mengendalikan system DAC binary weighted.

Inverter high voltage sebagai metode pembangkit tegangan tinggi yang berupa

frekuensi generator, transistor switching dan trafo step up. Dengan menggunakan

variasi frekuensi sebesar 1000Hz, 1250 Hz, dan 1500Hz. Frekuensi ini

dibangkitkan dengan mikrokontroller arduino pro mini yang dapat di program

sesuai dengan yang perintahkan.

Display kosentrasi yang ditampilkan akan dikonversi ke DAC dan terdapat

resistansi binary weighted dan di hitung nilainya dengan Vin 5 vpp (dari arduino)

yang mempengaruhi nilai R1 sehingga Vout juga ikut berubah.

Page 66: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

51

3.2 Langkah Penelitian

Pada diagram blok gambar 3.1, terdapat mikrokontroller yang terdiri dari

beberapa perencanaan sistem yaitu:

1. Rangkaian Timer

Pada penelitian ini, pertama yang dibuat yaitu perencanaan sistem digital,

untuk menghindari over heat pada generator plasma ozone, diperlukan

rangkaian timer digital, pembuatan skema rangkaian menggunakan software

diptrace scematic atau bisa menggunakan software proteus 8.0

Page 67: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

52

Gambar 3.3 Skema Rangkaian Timer Digital

Page 68: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

53

Pada gambar 3.3 skema rangkaian timer digital komponen terpenting adalah

IC Atmega 8, yang berfungsi sebagai pengendali dan output display. Output

mikrokontroller pada port b sebagai driver pengendali scaning pada 4 digit 7

segment, yang berupa transistor npn, karena 7 segment menggunakan common

catode. Ketika basis diberi bias oleh mikrokontroller 1 atau 5 volt, maka

transistor akan aktif kan menyalurkan common ke ground.

Pada port d sebagai output 8 bit yang akan menghidupkan led di 7 segment,

yang berjumlah 7 led yang disusun dengan rapi. Port D.0-D.7 akan

mengeluarkan logika 1 maka led 1 dot matriks segment akan hidup dan common

digit terhubung ke ground, maka terbentuklah display yang telah disusun oleh

program dengan tampilan angka 0-9, jika ada 4 segment, mikrokontroller bisa

menampilkan 0-9999.

Program display yang ditampilkan adalah waktu hitung mundur yang

berfungsi sebagai timer, dengan waktu yang telah diprogram adalah 2 jam,

dengan tampilan 02:00, selama waktu 2 jam mundur, mikrokontroller

mengaktifkan port c.1 berlogika 1 untuk mengaktifkan relay lewat transistor

bd139 berjenis npn, transistor npn jika basis diberi bias atau tegangan maka arus

kolektor akan mengalir ke emitor(ground). Dengan ini relay bertegangan 5 volt

melewati kumparan relay dan menuju ke ground, maka relay aktif dan

menghubungkan kaki relay Common ke kaki NO. Relay ini menghubungkan

tegangan PLN ke SMPS generator, maupun ke pompa generator.

Diagram alir pada gambar 3.4 adalah flowchart Timer. Menginisialisasi

ATmega 8 sebagai IC utama dalam memrogram, output port d dan port d

Page 69: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

54

sebagai output scaning 7 segment dan portc.1 sebaagai output pengendali relay

selama 2 jam. Timer akan mengacu pada gambar 3.2 yang akan menghidupkan

display control DAC.

Flowchart

Start

Inisialiasi

ATmega 8

Port B =output

Port D = output

Port C.1 =

output

Relay =

on

END

Display 7

segment

4 digit

“24.00”

Timer 2 jam

Gambar 3.4 Flowchart Timer

Page 70: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

55

Algoritma

1. Mulai

2. Inisialisasi menggunakan IC Atmega 8 sebagai rangkaian

timer

3. Port b sebagai output display 7 segment

4. Port d sebagai output display 7 segment

5. Display menampilkan angka 02:00 untuk kurung waktu 2

jam

6. Mengaktifkan Relay

7. Selesai

2. Rangkaian Display Control

Membuat rangkaian mikrokontroller display output ozone dari ranges 0-100

dan pengontrol DAC binary-weighted 8 bit, terdapat dua saklar push button

yang tersambung dengan ground dan resistor pullup sebagai input

mikrokontroller untuk menaikan dan menurunkan digit display dari nol sampai

seratus (0-100). Gambar 3.5 adalah rangkaian display control:

Page 71: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

56

Gambar 3.5 Skema Rangkaian Display Control

Page 72: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

57

Pada gambar 3.5 rangkaian display control komponen sangat komplek

terdiri dari IC Atmega 16, yang berfungsi sebagai pengendali dan output

display. Output mikrokontroller pada port c sebagai driver pengendali scaning

pada 3 digit 7 segment, yang berupa transistor npn, 7 segment menggunakan

common catode. Ketika basis diberi bias oleh mikrokontroller 1 atau 5 volt,

maka transistor akan aktif kan menyalurkan common ke ground.

Pada port a sebagai output 8 bit yang akan menghidupkan led di 7 segment,

yang berjumlah 7 led yang disusun dengan rapi. Port D.0-D.7 akan

mengeluarkan logika 1 maka led 1 bar segment akan hidup dan common digit

terhubung ke ground, maka terbentuklah display yang telah disusun oleh

program dengan tampilan angka 0-9, jika ada 3 segment, mikrokontroller bisa

menampilkan 0-999.

Program display yang ditampilkan adalah angka output gas ozon yang

keluar, range nya dari 0-100. Setelah itu mikrokontroller memerintahkan port d

sebagai output biner yang berupa decimal. Output yang keluar akan diproses ke

system DAC binary weighted.

Terdapat tombol UP dan Down yang terhubung dengan resistor pull up dan

masuk ke input mikrokontroller port b.2 dan portb.3, jika tombol up di tekan,

maka portb.2 akan berlogika 0, input di terima dan diproses mikrokontroller

dengan perintah programnya display angka akan bertambah 1.

Terdapat tombol Down jika tombol down di tekan, maka portb.3 akan

berlogika 0, input di terima dan diproses mikrokontroller dengan perintah

programnya display angka akan berkurang 1.

Page 73: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

58

Dalam pemograman juga terdapat EEPROM, yaitu fitur yang diberikan

oleh ATMEL difungsikan sebagai memori program dan menyimpan data, jika

power mati atau pln mati mikro menulis data ke memori EEPROM dan masih

bisa menampilkan angka yang telah tersimpan.

Flowchart

Start

Inisialiasi

ATmega 16

Port A =output

Port C = output

Port D = output

Port B.2 = input

Port B.1 = input

DAC

Binnary

weighted

8 Bit

END

Display 7

segment

3 digit

EEPROM

(0-100)

Switch UP = 0 Switch Down = 0

Display =

Display + 1

Display =

Display - 1

YES YES

NoNo

Gambar 3.6 Flowchart Display Control

Page 74: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

59

Pada diagram alir gambar 3.6 adalah flowchart display control.

Inisialisasi IC atmega 16 yang digunakan. Porta,b,c,d sebagai output, kemudian

display 7 segment menampilkan angka 0-100 tergantung pembacaan eeprom

yang sudah di simpan dalam memori eeprom, jika switch up ditekan maka

kosentrasi akan bertambah, jika switch down di tekan ke ground maka

kosentrasi display akan berkurang. Setelah nilai kosentrasi ditampilkan program

akan mengontrol output DAC yang sebagai control otomatisasi dan DAC

sebesar 8 bit. Display control mengacu pada gambar 3.2 setelah timer

menghidupkan, kemudian control dac akan masuk pada input power plasma.

Algoritma

1. Mulai

2. Inisialisasi Atmega 16 sebagai IC program

3. Port A, D, C sebagai output display dan output 8 bit untuk

DAC

4. Port B sebagai input digital untuk up dan down

5. Jika tombol up di tekan akan ke posisi GND(0) maka display

akan bertambah 1

6. Jika tombol down di tekan akan ke posisi GND(0) maka

display akan berkurang 1

7. Konversi display ke output biner pada port D yang akan

dikonversikan ke system DAC binary-weighted

8. Selesai

Page 75: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

60

3. Rangkaian Control DAC & Driver Switching

Pada rangkaian DAC dengan menggunakan system binary weighted yang

terdiri dari resistor yang disusun parallel dengan pensaklaran menggunakan

coupler. Output dari binary weighted tersebut sudah menjadi system analog,

yang bisa digunakan untuk mengontrol osilator masuk ke basis transistor.

Pada gambar 3.7 skema rangkaian control dac binary weighted, terdiri dari

IC Atmega 16 output 8 bit yang terhubung ke masing masing resistor dari D7-

D0, output dari mikrokontroller akan menghidupkan led optocoupler kemudian

akan mensaklar resistor resistor yang telah ditentukan. Sistem DAC

menggunakan sistem Binnary weighted. Pada pin 4 optocoupler terdapat

kolektor yang di sambung secara parallel dengan yang lainnya dan terhubung

ke Osilator Arduino pro mini.

Page 76: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

61

Gambar 3.7 Skema Rangkaian Control DAC Binary Weighted

Page 77: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

62

Flowchart

Start

Inisialiasi

ATmega 16

PORTD =output

Sinyal

analog

END

Konversi data

digital ke

analog

8 bit (00000000-

11111111)

Resistor binnary

weighted

Gambar 3.8 Flowchart DAC Mirkokontroller dengan Binnary Weighted

Pada diagram alir gambar 3.8 adalah flowchart DAC binary weighted.

Inisialisasi IC atmega 16 yang digunakan. Portd sebagai output, kemudian data

diolah dan dikonversi kea dc dari 0 bit sampai 8 bit. Output akan diolah dengan

Page 78: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

63

rangkaian resistor binary weighted yang terdari resistor dan switch. Data digital

sudah terkonversi menjadi data analog. DAC mengacu pada gambar 3.2 masih

dalam sistem display kontrol DAC.

Algoritma

1. Mulai

2. Inisialisasi Atmega 16 sebagai IC program

3. Port D output 8 bit untuk DAC

4. Data digital diolah dengan system resistor binary weighted

5. Didapatkanlah hasil konversi berupa sinyal analog

6. Selesai

Pada gambar 3.9 skema rangkaian driven switching inverter high

voltage Transformator/koil dirangkai secara seri dengan polaritas terbalik,

dikarenakan plasma ozone dapat di hasilkan dengan senyawa yang terbentuk

oleh plasma, hasil dari DAC diatas dapat dimasukan ke input analog transistor,

transistor tersebut ada 2 tingkat penguatan, agar sinyal dari DAC 5Vpp 1KHz

dapat ditingkatkan power (arus dan tegangan) Switching menuju ke ground pada

transistor. Input basis transistor BD139 dihubungkan ke sistem DAC, kolektor

Transistor tersebut mendapat VCC 24 volt, dan emitornya bertemu basis

transistor power Transistor 2SC5200 agar penguatan 2 kali lipat dan transistor

tersebut akan mensaklar dari VCC koil dan koil menuju ground sesuai frekuensi

yang ditentukan.

Page 79: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

64

Gambar 3.9 Skema Rangkaian Switching Inverter High Voltage

Page 80: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

65

Setelah semua terintegrasi dengan output dari transformator / koil

dihubungkan ke elektroda reaktor plasma DBD (dielectric barrier discharge),

setelah itu terdapat pompa udara sebagai pendingin dan penghasil udara

senyawa gas oksigen, meskipun tidak 100% oksigen, akan tetapi diudara

disekitar kita dapat menjumpai 20% oksigen di udara bebas. Pembentukan ozon

membutuhkan gas oksigen (O2).

Flowchart

Start

Sinyal

analog

Penguatan 2 tingkat

transistor sebagai

driven

Ozon (O3)

END

Swtiching

transistor 5vpp

1KHz

Plasma bertegangan AC

0-15KV

Gambar 3.10 Flowchart Inverter DC To AC

Page 81: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

66

Pada diagram alir gambar 3.10 adalah flowchart driven inverter DC to

AC. Sesudah sinyal analog didapatkan, maka masuk ke input transistor 2 tingkat

sebagai driven. Switching terdapat frekuensi osilator 5vpp. Setelah itu plasma

terbentuk diantara tegangan 0-15Kilo Volt yang akan menghasilkan ozon.

Mengacu pada gambar 3.2 sebagai power plasma yang akan dikeluarkan pada

reaktor DBD dan keluar gas Ozon.

Algoritma

1. Mulai

2. Tegangan analog 5vpp, 1KHz/1,25KHz/1,5KHz

3. 2 tingkat penguatan switching transistor

4. Output coil/transformator High Voltage

5. Reaktor DBD

6. Terbentuklah ozone

7. Selesai

4. Pembangkit frekuensi

Arduino minipro sebagai pembangkit pulsa osilator, frekuensi bervariasi

tergantung pemakaian dan beban reaktor DBD, semua sudah terprogram dan

terintegrasi secara sistem

Page 82: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

67

Gambar 3.11 Rangkaian Arduino Pro Mini

Pada gambar 3.11 adalah rangkaian arduino pro mini. Vcc akan terhubung ke

tegangan 5 volt. Terdiri dari beberapa pinout, dengan pin 13 sebagai output

pembangkit frekuensi(osilator) bervariasi dengan program antara 1000Hz-1500Hz.

Flowchart

Start

Inisialisasi

Arduino pro

mini

Frekuensi

Output

pin 13

END

Pemograman Variasi

frekuensi

(1KHz-1,5KHz)

Gambar 3.12 Flowchart Arduino Sebagai Pembangkit Pulsa

Page 83: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

68

Pada diagram alir gambar 3.12 adalah flowchart arduino sebagai

pembangkit frekuensi. Menggunakan arduino pro mini yang telah diprogram

antara 1 KHz sampai 1,5 KHz. Output pin frekuensi terdapat pada pinout 13.

Mengacu pada gambar 3.2 terdapat pada sistem power plasma inverter.

Algoritma

1. Mulai

2. Inisialisasi Arduino promini

3. Pin 13 sebagai output frekuensi

4. Program variasi frekuensi

5. Output frekuensi 5vpp 1khz

6. Selesai

3.3 Alat Pengujian

Setelah itu melakukan pengukuran frekuensi, arus, tegangan, kosentrasi ozon

yang dihasilkan menggunakan alat sebagai berikut:

1. Multimeter

Gambar 3.13 Multimeter

Page 84: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

69

Pada gambar 3.13 adalah multimeter berfungsi sebagai pembaca tegangan

arus dan resistansi, didalam penelitinan ini digunakan untuk mengukur

tegangan output plasma DBD dan input switching

2. Probe HV 1000:1

Gambar 3.14 Probe HV

Pada gambar 3.14 Probe HV yang berfungsi untuk meredam tegangan tinggi

dengan rasio 1:1000 yang tegangan akan di baca oleh multimeter 1/1000,

untuk megukur tegangan output reactor 0-15KV, maka digunakanlah probr

HV untuk meredam yang akan masuk ke multimeter

Page 85: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

70

3. Tang Ampere

Gambar 3.15 Ampere Meter

Pada gambar 3.15 adalah tang ampere yang berfunsi untuk mengukur arus

yang lewat pada reaktor DBD dan switching satuannya adalah mA.

Pengukuran menggunakan tang amper meliputi arus pada bagian primer dan

sekunder inverter HV

4. Ozone Meter

Gambar 3.16 Ozone Meter

Page 86: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

71

Pada gambar 3.16 adalah Ozone meter yang berfunsi untuk mengukur

Ozone yang keluar dari reactor DBD, satuannya adalah ppm. Hasil

pengukuran akan ditampilkan di layar LCD

5. Osiloskop

Gambar 3.17 Osiloskop Digital

Pada gambar 3.17 osiloskop digital berfungsi untuk menampilkan sinyal

dan frekuensi pada output layar tersebut. Data yang diukur diolah ke dalam

tabel seperti hasil resistor binary weighted, hasil sinyal osiloskop, tegangan

output dan input, daya serta efisiensi menggunakan otomatisasi

mikrokontroller.

Page 87: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

72

BAB IV

HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengujian Uji Timer otomatis

Rangkaian Timer diberi tegangan sebesar 5 volt dc. Pada 7 segment akan

menampilkan angka yang telah di beri program sebagai berikut

Jam = 2

Menit = 00

Jam_pul = Jam / 10

Jam_sat = Jam Mod 10

Portb = &H01

Portd = Lookup(jam_pul , Angka)

Waitms 5

Portb = &H02

Portd = Lookup(jam_sat , Angka)

Waitms 5

Angka:

Data &B00111111 , &B00000110 , &B01011011 , &B01001111 , &B01100110 ,

&B01101101 , &B011111101 , &B00000111 , &B01111111 , &B01101111

7 segment akan menampilkan jam 2 dan menit 00, jam_pul menampilkan jam

dibagi 10 menampilkan 2, jam_sat menampilkan hasil sisa pembagian 10. Look up

portd akan melihat dari olahan angka secara berurut dan program sesuai jam.

Page 88: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

73

Pada angka 2 seven segment menampilkan 02:00, dengan digit ke 2 dengan data

angka biner 01011011 muncul angka 2 karena pada 7 segment terdapat pin sebagai

berikut

Gambar 4.1 Pin BCD 7segment

Pada gambar 4.1 pin bcd 7segment adalah dot matrix dari sebuah 7 sement

akan membentuk angka dari 0-9. Dengan memberi tegangn pada masing masing

dot akan menyala sebuah led atau garis

Gambar 4.2 Display Timer pada Jam 02:00

Pada gambar 4.2 menampilkan angka 0200 yaitu angka selama 2 jam counting

down sampai menampilkan display 00:00 setelah waktu sudah lebih 2 jam display

menapilkan 23:59

Page 89: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

74

Biner 01011011 yaitu pada kaki led 7 segment a,b,g,e,d mendapat tegangan 5

volt untuk menghidupkan led dalam 7 segment, selain itu tidak bertegangan atau 0

volt, maka menjadi bentuk angka 2.

If Jam <= 2 And Jam >= 0 Then

Portc.1 = 1

Else

Portc.1 = 0

End If

Timer bekerja selama 2 jam yang telah ditentukan, ketika jam kurang dari 2

maka portc.0 akan mengeluarkan tegangan sebesar 5 volt. Tegangan 5 volt ini

mengaktifkan relay bertegangan 5 volt dengan di drive dengan transistor 2n2222 ,

tetapi jika jam lebih dari jam 2 maka relay akan mati karena output dari portc.0

tidak mengeluarkan tegangan atau 0 volt. Timer bekerja dengan baik.

4.2 Uji display kosentrasi

Pada rangkaian display komponen sangat komplek terdiri dari IC Atmega 16,

yang berfungsi sebagai pengendali dan output display. Output mikrokontroller pada

port c sebagai driver pengendali scaning pada 3 digit 7 segment, yang berupa

transistor npn, 7 segment menggunakan common catode. Ketika basis diberi bias

oleh mikrokontroller 1 atau 5 volt, maka transistor akan aktif kan menyalurkan

common ke ground.

Rangkaian display kosentrasi diberi tegangan sebesar 5 volt dc. Pada 7 segment

akan menampilkan angka yang telah di beri program sebagai berikut

Page 90: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

75

Count = Data_count

Portc = &H02

Porta = Lookup(rat , Angka)

Waitms 5

Portc = &H04

Porta = Lookup(pul , Angka)

Waitms 5

Portc = &H08

Porta = Lookup(sat , Angka)

Waitms 5

Angka:

Data &B00111111 , &B00000110 , &B01011011 , &B01001111 ,

&B01100110 , &B01101101 , &B011111101 , &B00000111 , &B01111111 ,

&B01101111

7 segment akan menampilkan angka yang disimpan dalam eeprom, pada bilangan

acak yang ditampilkan adalah 100. Rat(ratusan) menampilkan angka temp1 dibagi

dengan 10 menampilkan angka 1, pada pul(puluhan) yaitu temp2 hasil sisa dari

pembagian 100 yaitu akan menampilkan angka 0

Look up portd akan melihat dari olahan angka secara berurut dan program sesuai

angka dengan ratusan/puluhan/satuan.

Pada angka 1 seven segment dengan digit pertama dengan data angka biner

00000110 muncul angka 1 karena pada 7 segment terdapat pin sebagai berikut

Page 91: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

76

Gambar 4.3 Pinout BCD 7segment

Pada gambar 4.3 pin bcd 7segment adalah dot matrix dari sebuah 7 sement akan

membentuk angka dari 0-9. Dengan memberi tegangn pada masing masing dot akan

menyala sebuah led atau garis

Gambar 4.4 Display Kosentrasi Menujuk Angka 100

Pada gambar 4.4 menampilkan angka 100 yaitu angka kosentrasi ozon yang

keluar. Angka bisa menunjukan 0 sampai 100 Biner 00000110 yaitu pada kaki led 7 segment c dan d mendapat tegangan 5

volt untuk menghidupkan led dalam 7 segment, selain itu tidak bertegangan atau 0

volt, maka menjadi bentuk angka 1.

If Pinb.2 = 0 Then

Count = Count + 1

Page 92: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

77

Data_count = Count

Writeeeprom Data_count , 1

End If

If Pinb.3 = 0 Then

Count = Count - 1

Data_count = Count

Writeeeprom Data_count , 1

End If

End If

Portb.2 dan portb.3 terdapat saklar push on, di pin ic ini terdapat tegangan 5 volt

yang terhubung ke VCC dengan resistor pull up, jika tombol porb.2 mendapat

ground maka display kosentrasi akan bertambah 1, jika portb.3 mendapat ground

maka display kosentrasi akan berkurang 1, dapat dilihat pada gambar 4.5 dan

gambar 4.6

Gambar 4.5 Display Setelah Bertambah

Page 93: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

78

Gambar 4.6 Display Setelah Berkurang

If Count < 0000 Then

Count = 0000

End If

If Count > 0100 Then

Count = 0100

End If

Pada perintah tersebut adalah display kosentrasi (count) jika kurang dari 0 maka

tidak bisa berkurang, dan jika lebih dari 100 akan tetap menampilkan 100

Portd = Count * 2

Portd adalah hasil pengolahan kosentrasi dikali dengan 2, output 8 bit pada

portd akan di konversikan ke sistem DAC

Pada nilai 100, portd akan mengeluarkan biner yaitu 11001000, pada portd3,

portd6 dan portd7 mengeluarkan tegangan sebesar 5 volt yang akan di input pada

ic coupler sebagai switch resistor binary weighted. Otomatisasi mikrokontroller

atmega 16 bekerja dengan baik.

Page 94: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

79

4.3 Pengujian DAC

Hasil konversi DAC dengan perhitungan, perhitungan variasi DAC dan penguatan

transistor

4.3.1 Hasil konversi Binnary to Decimal dan BINARY WEIGHTED

RESISTOR (DAC)

Gambar 4.7 Resistor Voltage Devider

Gambar 4.7 adalah gambar resistor di hubungkan secara seri kemudian diberi

tegangan sebesar Vin. Antara R1 dan R2 terdapat tegangan output yang dapat

di hitung.

Sesuai rangkaian rancang bangun, berikut data resistor DAC

R2= 56K

D7 = 1K ohm, D6 = 2K2 ohm, D5 = 5K6 ohm, D4 = 10K ohm, D3 = 22K ohm,

D2 = 56K ohm, D1 = 78K ohm, D0 = 100K ohm, dengan perhitungan R1

paralel pada binary weighted.

Page 95: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

80

Perhitungan Vout:

R2 = tetap yaitu 56K

Kosentrasi 1 :

Vout=Vin x R2/(R2+R1)

Vout=5v x 56000/(56000+78000)

Vout=2,089 V

Kosentrasi 2 :

Vout=Vin x R2/(R2+R1)

Vout=5v x 56000/(56000+56000)

Vout=2,5 V

Kosentrasi 4 :

Vout=Vin x R2/(R2+R1)

Vout=5v x 56000/(56000+22000)

Vout=3,589 V

Kosentrasi 6 :

Vout=Vin R2/(R2+R1)

Vout=5v x 56000 / (56000+

15794,9)

Vout=3,9 V

Kosentrasi 10 :

Vout=Vin x R2/(R2+R1)

Vout=5v x 56000 / (56000 +

8484,85)

Vout=4,32 V

Kosentrasi 20 :

Vout=Vin x R2/(R2+R1)

Vout=5v x 56000 /

(56000+4463,77)

Vout=4,63 V

Kosentrasi 35 :

Vout=Vin x R2/(R2+R1)

Vout=5v x 56000/(56000+2060)

Vout=4,82 V

Kosentrasi 50 :

Vout=Vin x R2/(R2+R1)

Vout=5v x 56000/(56000+1536)

Vout=4,86666 V

Kosentrasi 64 :

Vout=Vin x R2/(R2+R1)

Vout=5v x 56000/(56000+1000)

Vout=4,91 V

Kosentrasi 80 :

Vout=Vin x R2/(R2+R1)

Vout=5v x 56000/(56000+848)

Page 96: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

81

Vout=4,925 V

Kosentrasi 90 :

Vout=Vin x R2/(R2+R1)

Vout=5v x 56000/(56000+771)

Vout=4,932 V

Kosentrasi 100 :

Vout=Vin x R2/(R2+R1)

Vout=5v x 56000/(56000+666)

Vout=4,941 V

Tabel 4.1 Perhitungan Nilai Digital To Analog Converter

Kosentrasi

Display

Adjustment(%)

Desimal

DAC

D7-D0

Biner

Nilai R1

(KΩ)

Vout (V)

0 0 00000000 - 0 volt

1 2 00000010 78 2.089

2 4 00000100 56 2.500

4 8 00001000 22 3.589

6 12 00001100 15 3.900

10 20 00010100 8.4 4.32

20 40 00101000 4.4 4.63

35 70 01000110 2 4.82

50 100 01100100 1.5 4.866

64 128 10000000 1 4.91

80 160 10100000 0.848 4.925

90 180 10110100 0.771 4.932

100 200 11001000 0.666 4.941

Page 97: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

82

Tabel 4.1 yaitu tabel yang berisi kosentrasi dari 0 sampai 100, kemudian

terdapat Desimal DAC, output digital 8 bit menjadi desimal yaitu 255, maka

maksimal desimal perhitungan 200 agar tidak melebihi 8 bit. Nilai R semakin

mengecil dan menghasilkan Vout semakin besar

Gambar 4.8 Grafik DAC (Digital To Analog Converter) Display

Grafik gambar 4.8 menunjukan grafik yang telah dihitung pada Tabel 4.1, nilai

resistansi yang sudah di olah menjadi analog, semakin besar kosentrasi yang di

tunjukan semakin kecil pula resistansi R1.

Vinput yaitu dari arduino mini pro sebagai pembangkit frekuensi bertegangan 5

Vpp, kemudian Vout adalah hasil perhitungan resistor devider antara R1 dan R2,

tegangan output akan di masukan ke input basis transistor, hal ini bisa memvariasi

tegangan dari R2 dan R1 yang telah di kombinasi dengan system DAC, dan juga

berpengaruh ke output plasma dbd penghasil ozone, lewat basis transistor dengan

Vout yang bervariasi dari tegangan 0KV-13KV.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

0 20 40 60 80 100 120

Res

ista

nsi

Kosentrasi

Resistansi output

Page 98: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

83

4.4 Hasil pengukuran rancang bangun generator ozone meliputi tegangan,

arus dan kosentrasi ozone

Pada pengukuran kosentrasi ozone bisa di dapatkan dengan cara tetrasi atau

menggunakan sensor ozone, memakai multimeter dan ampere meter untuk

pengukuran tegangan dan arus. Untuk mengetahui kosentrasi ozone menggunakan

ozone meter.

4.4.1 Pengukuran pada Frekuensi 1000Hz

Tabel 4.2 Output Pengukuran pada Frekuensi 1Khz

Kosentrasi

(%)

Tegangan

(KV)

Arus (mA) Kosentrasi

Ozon (ppm)

Daya (Watt)

100 12.5 12.6 49 157.5

75 12.6 12.4 45 156.24

71 12.5 12.3 42 153.75

63 12 11.2 40 134.4

60 11.9 11 38 130.9

53 11.5 10.5 36 120.75

48 11.27 9.8 34 110.446

42 10.9 8.7 31 94.83

40 10.8 8.2 30 88.56

39 10 6.7 29 67

38 9.3 5.4 28 50.22

37 9.2 5.1 27 46.92

36 8.3 3.9 26 32.37

35 7.4 2.8 23 20.72

34 6.9 2.6 22 17.94

30 4.7 2.4 20 11.28

26 4 2.3 18 9.2

23 3.5 2.3 17 8.05

20 3 2 10 6

17 2.5 1.7 5 4.25

10 1.6 1.1 2 1.76

5 0.7 0.4 0.5 0.28

0 0 0 0 0

Page 99: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

84

Tabel 4.2 yaitu tabel Output Pengukuran pada frekuensi 1Khz yang berisi

kosentrasi dari 0 sampai 100, kemudian terukur tegangan dan arus menggunakan

multimeter probe HV dan tang ampere. Output ozone yang dihasilkan semakin

tinggi dan daya yang dibutuhkan semakin tinggi.

Gambar 4.9 Grafik Kosentrasi Display Terhadap Kosentrasi Ozon

Grafik gambar 4.9 menunjukan grafik Tabel 4.2, nilai kosentrasi display tertera 100

maka kosentrasi output ozon juga naik. Semakin menurun display kosentrasi maka

output ozone juga akan mengecil. Karena pada kosentrasi display 0 vout pada DAC

0 volt yang menyebabkan tidak keluar tegangan, sedangkan pada display kosentrasi

100 Vout didapatkan maximal yaitu 4,941 volt yang merupakan input basis dan

berpengaruh pada output ozon.

0

20

40

60

80

100

120

0 10 20 30 40 50 60

Ko

sen

tras

i Dis

pla

y(%

)

Kosentrasi ozone (ppm)

Kosentrasi Display Terhadap Kosentrasi Ozon

Page 100: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

85

Gambar 4.10 Grafik Kosentrasi Display Terhadap Daya

Grafik gambar 4.10 menunjukan grafik Tabel 4.2, nilai kosentrasi display tertera

100 maka daya juga naik. Semakin menurun display kosentrasi maka daya

pemakaian pun semakin kecil. Karena pada kosentrasi display 0 vout pada DAC 0

volt yang menyebabkan tidak keluar tegangan, sedangkan pada display kosentrasi

100 Vout didapatkan maximal yaitu 4,941 volt yang merupakan input basis dan

berpengaruh pada daya yang dipakai.

a) Pengujian kosentrasi ozon pada display kosentrasi 100

Gambar 4.11 Sinyal Osiloskop Display 100

0

20

40

60

80

100

120

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180

Ko

sen

tras

i Dis

pla

y(%

)

Daya (watt)

Kosentrasi Display Terhadap Daya

Page 101: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

86

Pada gambar 4.11 ditunjukan bahwa display 100, sinyal pada channel 1

& 2 terlihat frekuensi mendekati 1Khz, pada channel 2 berwarna biru yaitu

output frekuensi dari arduino sebesar 5vpp pada gelombang (2,5 kotak x 2

Volt) osiloskop, dan pada channel 1 berwarna kuning diletakan pada basis

transistor hanya bertegangan 1,9 volt (1,9 kotak x 1 Volt) gelombang

osiloskop, karena arus ketika on akan menuju ke kolektor dan kolektor pada

rangkaian akan masuk ke basis dan di perkuat kembali. Dengan ini gas ozone

yang keluar hampir 100% dengan tegangan reactor 12.500Volt. Daya input

(PInput) didapatkan pada pengukuran tegangan sumber yaitu 31,8 volt AC

dan arus yang melewati pada sisi primer trafo step up sebesar 5,03 Ampere.

efisiensi ɳ = 100% x𝑃 𝑂𝑢𝑡

P Input

ɳ = 100% x12,5 K V x 12,6 mA

31,8 V x 5,03 A

ɳ = 100% x157,5 Watt

159,9 Watt

ɳ = 98,4 %

b) Pengujian kosentrasi ozon pada display kosentrasi 53

Gambar 4.12 Sinyal Osiloskop Display 53

Page 102: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

87

Pada gambar 4.12 ditunjukan bahwa display 53, sinyal pada channel 1

& 2 terlihat frekuensi sebesar 2,6Khz hal ini dikarenakan ada suatu gangguan

pada frekuensi tinggi yang masuk pada sinyal 1KHz, pada channel 2 berwarna

biru yaitu output frekuensi dari arduino sebesar 5vpp (2,5 kotak x 2 Volt)

gelombang osiloskop, dan pada channel 1 berwarna kuning diletakan pada

basis transistor hanya bertegangan 1,2 volt (1,2 kotak x 1 Volt) gelombang

osiloskop, karena arus ketika on akan menuju ke kolektor dan kolektor pada

rangkaian akan masuk ke basis dan di perkuat kembali. Dengan ini gas ozone

yang keluar hampir 53% dengan tegangan reactor 11.500Volt. Daya input

(PInput) didapatkan pada pengukuran tegangan sumber yaitu 28,3 volt AC

dan arus yang melewati pada sisi primer trafo step up sebesar 4,31 Ampere.

efisiensi ɳ = 100% x𝑃 𝑂𝑢𝑡

P Input

ɳ = 100% x11,5 K V x 10,5 mA

28,3 V x 4,31 A

ɳ = 100% x120,75 Watt

121,9 Watt

ɳ = 99,05 %

c) Pengujian kosentrasi ozon pada display kosentrasi 10

Gambar 4.13 Sinyal Osiloskop Display 10

Page 103: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

88

Pada gambar 4.13 ditunjukan bahwa display 10, sinyal pada channel 1

& 2 terlihat frekuensi membesar diatas 20Hz, karena ada gangguan pada

frekuensi tinggi yang masuk pada sinyal 1KHz, pada channel 2 berwarna biru

yaitu output frekuensi dari arduino sebesar 5vpp (2,5 kotak x 2 Volt)

gelombang osiloskop, dan pada channel 1 berwarna kuning diletakan pada

basis transistor bertengangan mendekati 0 volt (0 kotak x 1 Volt) gelombang

osiloskop, basis transistor tidak mendapatkan sinyal analog, maka driven

tidak bekerja dan ozone tidak keluar, arus dan tegangan mendekati 1.600Volt.

Daya input (PInput) didapatkan pada pengukuran tegangan sumber yaitu 5,8

volt DC dan arus yang melewati pada sisi primer trafo step up sebesar 0,24

Ampere.

efisiensi ɳ = 100% x𝑃 𝑂𝑢𝑡

P Input

ɳ = 100% x3,8 K V x 1,4 mA

5,8 V x 0,951 A

ɳ = 100% x5,32 Watt

5,5158 Watt

ɳ = 96,45 %

Page 104: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

89

4.4.2 Pengukuran Pada frekuensi 1250 Hz

Tabel 4.3 Output Pengukuran pada Frekuensi 1,25Khz

Kosentrasi

%

Tegangan

(KV) Arus (mA)

Kosentrasi

Ozon (ppm)

Daya (watt)

100 12.9 21.3 52 274.77

75 12.8 21.2 46 271.36

71 12.8 21.15 44 270.72

63 12.5 19.8 41 247.5

60 12.5 19.7 39 246.25

53 12.2 18.5 36 225.7

48 11.8 17.2 34 202.96

42 11.2 14.9 31 166.88

40 10.9 14.1 28 153.69

39 10.3 12.3 28 126.69

38 10 11.6 27 116

37 10 11.46 26 114.6

36 9.8 10.9 26 106.82

35 9.6 10.24 25 98.304

34 9.5 9.8 25 93.1

30 8.6 6.7 22 57.62

26 8.3 5.4 19 44.82

23 7.9 4.1 16 32.39

20 7.6 2.9 14 22.04

17 7.1 1.5 10 10.65

10 4.6 0.5 8 2.3

5 2.2 0.18 2 0.396

0 0 0 0 0

Tabel 4.3 yaitu tabel Output Pengukuran pada frekuensi 1,25Khz yang berisi

kosentrasi dari 0 sampai 100, kemudian terukur tegangan dan arus menggunakan

multimeter probe HV dan tang ampere. Output ozone yang dihasilkan semakin

tinggi dan daya yang dibutuhkan semakin tinggi.

Page 105: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

90

Gambar 4.14 Grafik Kosentrasi Display Terhadap Kosentrasi Ozon

Grafik gambar 4.14 menunjukan grafik Tabel 4.3, nilai kosentrasi display tertera

100 maka kosentrasi output ozon juga naik. Semakin menurun display kosentrasi

maka output ozone juga akan mengecil. Hasil pada frekuensi 1250Hz lebih besar

daripada frekuensi 1000Hz. Karena pada kosentrasi display 0 vout pada DAC 0

volt yang menyebabkan tidak keluar tegangan, sedangkan pada display kosentrasi

100 Vout didapatkan maximal yaitu 4,941 volt yang merupakan input basis dan

berpengaruh pada output ozon.

Gambar 4.15 Grafik Kosentrasi Display Terhadap Daya

0

20

40

60

80

100

120

0 10 20 30 40 50 60

Ko

sen

tras

i Dis

pla

y(%

)

Kosentrasi ozone (ppm)

Kosentrasi Display Terhadap Kosentrasi Ozon

0

20

40

60

80

100

120

0 50 100 150 200 250 300

Ko

sen

tras

i Dis

pla

y(%

)

Daya (watt)

Kosentrasi Display Terhadap Daya

Page 106: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

91

Grafik gambar 4.15 menunjukan grafik Tabel 4.3, nilai kosentrasi display tertera

100 maka daya juga naik. Semakin menurun display kosentrasi maka daya

pemakaian pun semakin kecil. Karena pada kosentrasi display 0 vout pada DAC 0

volt yang menyebabkan tidak keluar tegangan, sedangkan pada display kosentrasi

100 Vout didapatkan maximal yaitu 4,941 volt yang merupakan input basis dan

berpengaruh pada daya yang dipakai.

a) Pengujian kosentrasi ozon pada display kosentrasi 100

Gambar 4.16 Sinyal Osiloskop Display 100

Pada gambar 4.16 ditunjukan bahwa display 100, sinyal pada channel 1

& 2 terlihat frekuensi mendekati 1,25Khz, pada channel 2 berwarna biru yaitu

output frekuensi dari arduino sebesar 5vpp (2,5 kotak x 2 Volt) gelombang

osiloskop, dan pada channel 1 berwarna kuning diletakan pada basis transistor

hanya bertegangan 1,95 volt (1,95 kotak x 1 Volt) gelombang osiloskop,

karena arus ketika on akan menuju ke kolektor dan kolektor pada rangkaian

akan masuk ke basis dan di perkuat kembali. Dengan ini gas ozone yang

keluar hampir 100% dengan tegangan reactor 12.900Volt. Daya input

(PInput) didapatkan pada pengukuran tegangan sumber yaitu 33,34 volt AC

dan arus yang melewati pada sisi primer trafo step up sebesar 8,25 Ampere.

Page 107: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

92

efisiensi ɳ = 100% x𝑃 𝑂𝑢𝑡

P Input

ɳ = 100% x12,9 K V x 21,3 mA

33,34 V x 8,25 A

ɳ = 100% x274,77 Watt

275,055 Watt

ɳ = 99,8 %

b) Pengujian kosentrasi ozon pada display kosentrasi 53

Gambar 4.17 Sinyal Osiloskop Display 53

Pada gambar 4.17 ditunjukan bahwa display 53, sinyal pada channel 1

& 2 terlihat frekuensi sebesar 4,6Khz hal ini dikarenakan ada suatu gangguan

pada frekuensi tinggi yang masuk pada sinyal 1KHz, pada channel 2 berwarna

biru yaitu output frekuensi dari arduino sebesar 5vpp (2,5 kotak x 2 Volt)

gelombang osiloskop, dan pada channel 1 berwarna kuning diletakan pada

basis transistor hanya bertegangan 1,1 volt (1,1 kotak x 1 Volt) gelombang

osiloskop, karena arus ketika on akan menuju ke kolektor dan kolektor pada

rangkaian akan masuk ke basis dan di perkuat kembali. Dengan ini gas ozone

yang keluar hampir 53% dengan tegangan reactor 12.200Volt. Daya input

Page 108: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

93

(PInput) didapatkan pada pengukuran tegangan sumber yaitu 29 volt AC dan

arus yang melewati pada sisi primer trafo step up sebesar 7,82 Ampere.

efisiensi ɳ = 100% x𝑃 𝑂𝑢𝑡

P Input

ɳ = 100% x12,2 K V x 18,5 mA

29 V x 7,82 A

ɳ = 100% x225,7 Watt

226,78 Watt

ɳ = 99,5 %

c) Pengujian kosentrasi ozon pada display kosentrasi 5

Gambar 4.18 Sinyal Osiloskop Display 5

Pada gambar 4.18 ditunjukan bahwa display 5, sinyal pada channel 1 &

2 terlihat frekuensi membesar diatas 20Hz, karena ada gangguan pada

frekuensi tinggi yang masuk pada sinyal 1KHz, pada channel 2 berwarna biru

yaitu output frekuensi dari arduino sebesar 5vpp (2,5 kotak x 2 Volt)

gelombang osiloskop, dan pada channel 1 berwarna kuning diletakan pada

basis transistor bertengangan mendekati 0 volt (0 kotak x 1 Volt) gelombang

osiloskop, basis transistor tidak mendapatkan sinyal analog, maka driven

tidak bekerja dan ozone tidak keluar, arus dan tegangan mendekati 2.200Volt.

Page 109: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

94

Daya input (PInput) didapatkan pada pengukuran tegangan sumber yaitu 6,7

volt AC dan arus yang melewati pada sisi primer trafo step up sebesar 0,061

Ampere. efisiensi ɳ = 100% x𝑃 𝑂𝑢𝑡

P Input

ɳ = 100% x2,2 K V x 0,18 mA

6,7 V x 0,061 A

ɳ = 100% x0,396 Watt

0,408 Watt

ɳ = 97,1 %

4.4.3 Pengukuran Pada frekuensi 1500 Hz

Tabel 4.4 Output Pengukuran pada Frekuensi 1,5 Khz

Kosentrasi

% Tegangan(KV) Arus (mA)

Kosentrasi

Ozon (ppm)

Daya

(watt)

100 13.9 22.2 59 308.58

75 13.9 22.1 56 307.19

71 13.8 22.1 52 304.98

63 13.4 20.1 50 269.34

60 13.3 19.9 47 264.67

53 12.9 18.2 44 234.78

48 12.4 15.8 42 195.92

42 11.5 10.2 40 117.3

40 11.3 9.1 38 102.83

39 11 8.1 37 89.1

38 10.8 7.6 36 82.08

37 10.7 7.4 35 79.18

36 10.6 6.7 34 71.02

35 10.3 5.9 33 60.77

34 10.1 5.5 32 55.55

30 8.9 3.8 30 33.82

26 8.3 3.4 26 28.22

23 7.5 3 24 22.5

20 6.7 2.7 20 18.09

17 5.8 2.3 15 13.34

10 3.8 1.4 10 5.32

5 2 0.7 0.6 1.4

0 0 0 0 0

Page 110: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

95

Tabel 4.4 yaitu tabel Output Pengukuran pada frekuensi 1,5Khz yang berisi

kosentrasi dari 0 sampai 100, kemudian terukur tegangan dan arus menggunakan

multimeter probe HV dan tang ampere. Output ozone yang dihasilkan semakin

tinggi dan daya yang dibutuhkan semakin tinggi.

Gambar 4.19 Grafik Kosentrasi Display Terhadap Kosentrasi Ozon

Grafik gambar 4.19 menunjukan grafik Tabel 4.4, nilai kosentrasi display tertera

100 maka kosentrasi output ozon juga naik. Semakin menurun display kosentrasi

maka output ozone juga akan mengecil. Hasil pada frekuensi 1500Hz lebih besar

daripada frekuensi 1000Hz dan frekuensi 1250Hz. Karena pada kosentrasi display

0 vout pada DAC 0 volt yang menyebabkan tidak keluar tegangan, sedangkan

pada display kosentrasi 100 Vout didapatkan maximal yaitu 4,941 volt yang

merupakan input basis dan berpengaruh pada output ozon.

0

20

40

60

80

100

120

0 10 20 30 40 50 60 70

Ko

sen

tras

i Dis

pla

y(%

)

Kosentrasi ozone (ppm)

Kosentrasi Display Terhadap Kosentrasi Ozon

Page 111: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

96

Gambar 4.20 Grafik Kosentrasi Display Terhadap Daya

Grafik gambar 4.20 menunjukan grafik Tabel 4.4, nilai kosentrasi display tertera

100 maka daya juga naik. Semakin menurun display kosentrasi maka daya

pemakaian pun semakin kecil. Hasil pada frekuensi 1500Hz lebih besar daripada

frekuensi 1000Hz dan frekuensi 1250Hz. Karena pada kosentrasi display 0 vout

pada DAC 0 volt yang menyebabkan tidak keluar tegangan, sedangkan pada

display kosentrasi 100 Vout didapatkan maximal yaitu 4,941 volt yang merupakan

input basis dan berpengaruh pada daya yang dipakai.

a) Pengujian kosentrasi ozon pada display kosentrasi 100

Gambar 4.21 Sinyal Osiloskop Display 100

0

20

40

60

80

100

120

0 50 100 150 200 250 300 350

Ko

sen

tras

i Dis

pla

y(%

)

Daya (watt)

Kosentrasi Display Terhadap Daya

Page 112: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

97

Pada gambar 4.21 ditunjukan bahwa display 100, sinyal pada channel 1

& 2 terlihat frekuensi 1,5Khz, pada channel 2 berwarna biru yaitu output

frekuensi dari arduino sebesar 5vpp (2,5 kotak x 2 Volt) gelombang osiloskop,

dan pada channel 1 berwarna kuning diletakan pada basis transistor hanya

bertegangan 1,98 volt (1,98 kotak x 1 Volt) gelombang osiloskop, karena arus

ketika on akan menuju ke kolektor dan kolektor pada rangkaian akan masuk

ke basis dan di perkuat kembali. Dengan ini gas ozone yang keluar hampir

100% dengan tegangan reactor 13.900Volt. Daya input (PInput) didapatkan

pada pengukuran tegangan sumber yaitu 33,54 volt AC dan arus yang

melewati pada sisi primer trafo step up sebesar 9,23 Ampere.

efisiensi ɳ = 100% x𝑃 𝑂𝑢𝑡

P Input

ɳ = 100% x13,9 K V x 22,2 mA

33,54 V x 9,23 A

ɳ = 100% x308,58 Watt

309,57 Watt

ɳ = 99,6 %

b) Pengujian kosentrasi ozon pada display kosentrasi 53

Gambar 4.22 Sinyal Osiloskop Display 53

Page 113: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

98

Pada gambar 4.22 ditunjukan bahwa display 53, sinyal pada channel 1 & 2

terlihat frekuensi sebesar 2,6 Khz hal ini dikarenakan ada suatu gangguan

pada frekuensi tinggi yang masuk pada sinyal 1 KHz, pada channel 2

berwarna biru yaitu output frekuensi dari arduino sebesar 5vpp (2,5 kotak x 2

Volt) gelombang osiloskop, dan pada channel 1 berwarna kuning diletakan

pada basis transistor hanya bertegangan 1,1 volt (1,1 kotak x 1 Volt)

gelombang osiloskop, karena arus ketika on akan menuju ke kolektor dan

kolektor pada rangkaian akan masuk ke basis dan di perkuat kembali. Dengan

ini gas ozone yang keluar hampir 53% dengan tegangan reactor 12.900Volt.

Daya input (PInput) didapatkan pada pengukuran tegangan sumber yaitu 29,2

volt AC dan arus yang melewati pada sisi primer trafo step up sebesar 8,1

Ampere.

efisiensi ɳ = 100% x𝑃 𝑂𝑢𝑡

P Input

ɳ = 100% x12,9 K V x 18,2 mA

29,2 V x 8,1 A

ɳ = 100% x234,78 Watt

236,52 Watt

ɳ = 99,2 %

Page 114: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

99

c) Pengujian kosentrasi ozon pada display kosentrasi 5

Gambar 4.23 Sinyal Osiloskop Display 5

Pada gambar 4.23 ditunjukan bahwa display 5, sinyal pada channel 1 &

2 terlihat frekuensi membesar diatas 20KHz, karena ada gangguan pada

frekuensi tinggi yang masuk pada sinyal 1KHz, pada channel 2 berwarna biru

yaitu output frekuensi dari arduino sebesar 5vpp (2,5 kotak x 2 Volt)

gelombang osiloskop, dan pada channel 1 berwarna kuning diletakan pada

basis transistor bertengangan mendekati 0 volt (0 kotak x 1 Volt) gelombang

osiloskop, basis transistor tidak mendapatkan sinyal analog, maka driven

tidak bekerja dan ozone tidak keluar, arus dan tegangan mendekati 2.000Volt.

Daya input (PInput) didapatkan pada pengukuran tegangan sumber yaitu 7

volt AC dan arus yang melewati pada sisi primer trafo step up sebesar 0,206

Ampere efisiensi ɳ = 100% x𝑃 𝑂𝑢𝑡

P Input

ɳ = 100% x2 K V x 0,7 mA

7 V x 0,206 A

ɳ = 100% x1,4 Watt

1,442 Watt

ɳ = 97,08 %

Page 115: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

100

4.5 Hasil Pengujian Frekuensi Terhadap Daya

Tabel 4.5 Pengaruh Frekuensi Terhadap Daya

Frekuensi

(Hz)

Kosentrasi

100%

Kosentrasi

53%

Kosentrasi

10%

Kosentrasi

0%

1000 157,5 Watt 120,75 Watt 1,7 Watt 0 watt

1250 274,77 Watt 225,7 Watt 2,3 Watt 0 watt

1500 308,58 Watt 234,78Watt 5,32 Watt 0 watt

Tabel 4.5 yaitu tabel pengaruh frekuensi terhadap daya, frekuensi semakin tinggi

daya dan kosentrasi juga yang didapatkan semakin tinggi, semakin rendah

kosentrasi daya akan menurun.

Gambar 4.24 Grafik Frekuensi Terhadap Daya

0

50

100

150

200

250

300

350

Kosentrasi 0 Kosentrasi 10 Kosentrasi 53 Kosentrasi 100

Daya

Frekuensi Terhadap Daya

Frekuensi 1000 Frekuensi 1250 Frekuensi 1500

Page 116: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

101

Pada gambar 4.24 grafik frekuensi terhadap daya yaitu semakin frekuensi

tinggi maka daya yang dibutuhkan juga semakin besar, karena hal ini berbanding

lurus dengan hasil ozon yang di produksi.

Gambar 4.25 Grafik Tegangan Output Terhadap Frekuensi

Gambar 4.25 Ditampilkan bahwa pada tegangan frekuensi 1KHz dengan

variasi nilai tertinggi puncaknya adalah 12.500 volt, sedangkan pada frekuensi

1,25KHz dengan variasi nilai display tegangan puncaknya yaitu 12.900volt,

sedangkan puncak tertinggi adalah pada frekuensi 1,5KHz dengan tegangan

13.900 volt.

CPR (Centre for Plasma Research) menetapkan standar Tegangan reactor

tidak boleh melebihi batas yaitu 12 KV yang sangat dihindari dalam produksi

ozone, dikarenakan akan ada gas lain yang terpecah yaitu nitrogen, nigrogen

1.6

11.5 12.5

4.6

12.212.9

3.8

12.913.9

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

display 10 display 53 display 100

Tega

nga

n (K

V)

Kosentrasi(%)

Tegangan terhadap Frekuensi Kosentrasi

Frekuensi 1Khz Frekuensi 1,25Khz Frekuensi 1,5Khz

Page 117: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

102

pecah di tegangan 12.500 volt yang akan menyebabkan muncul gas beracun yaitu

gas NOx. Arus tidak boleh melebihi 20mA dikarenakan akan overheat pada satu

reactor DBD yang akan memproduksi ozon sebesar 60ppm.

4.6 Analisa dan pembahasan Switching Inverter High Voltage

Gambar 4.26 Switching Inverter Plasma Ozon

Gambar 4.26 rangkaian switching inverter untuk menaikan tegangan, terdiri

dari 2 coil yang diberi tegangan 24 VDC kemudian akan terdapat transistor

penguatan awal menggunakan TR BD139. Dan TR final menggunakan

transistor 2SC5200.

a. Pada penelitian ini, transistor pertama yang digunakan adalah transistor

tipe npn yaitu BD139, input analog berupa sinyal analog yang sudah di

konversikan dengan DAC.

b. I Basis = Vb.0,6 / Rb

I Basis = 5 volt . 0,6 / 50 ohm

I Basis = 60 mA

Page 118: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

103

I Colector = Vcc / Rc

I Colector = 24 volt / 1000 ohm

I Colector = 24 mA

c. I Emitor = I Basis + I Colector

I Emitor = 60mA + 24 mA

I Emitor = 84 mA

d. Kemudian setelah melalui penguatan di transistor bd 139, terdapat

transistor final sebagai power switch terbesar, arus dan tegangan

transistor ini khusus untuk penguatan final, yaitu transistor 2SC5200

sebanyak 3 buah

e. I Basis = I Emitor transistor BD 139

I Basis = 84 mA

I Colector = Vcc/ Rc(coil/transformator hambatan dalam x2)

I Colector = 24 volt / (1,25 x 2)ohm

I Colector = 9,6 Ampere

4.7 Arduino pro mini sebagai pembangkit frekuensi

Dalam penelitian ini, menggunakan pembangkit frekuensi menggunakan

arduino pro mini.

berikut listing program arduino :

void loop()

tone(13, 1500);

Page 119: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

104

Program tone pada arduino memiliki fitur sebagai pembangkit pulsa, pada pin

13 dan frekuensi sebesar 1500 hz dengan toleransi 1 Hz, frekuensi bisa dirubah

dengan merubah nilai tone.

Page 120: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

105

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Rancang bangun generator ozone teknologi plasma DBD (Dielectric

Barrier Discharge) dengan mikrokontroller ATMega 16 dapat ditarik

kesimpulan bahwa:

1. Semakin tinggi kosentrasi display semakin tinggi tegangan outputnya.

2. Semakin tinggi frekuensinya semakin besar tegangan output dan ozon

yang dihasilkan.

3. Pengendalian menggunakan teknologi mikrokontroller AVR pada

generator plasma bekerja dengan baik dengan Efisiensi menggunakan

sistem switching didapatkan > 90%

4. Timer bekerja dengan baik selama 2 jam.

5.2 Saran

Untuk kedepannya bagi peneliti dapat mengembangkan Generator plasma

ozon menggunakan teknologi IoT. Selain menggunakan transformator,

diharapkan penelitian ini dapat dilanjut dengan lebih ringkas (mobile).

Teknologi ozone bisa dikembangkan lagi tidak hanya aplikasi di pangan,

tetapi dibidang kedokteran yang membutuhkan setrilisasi menggunakan

ozon atau bidang elektronika kedokteran.

Page 121: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

DAFTAR PUSTAKA

Ariawan ,Putu Rusdi. 2010. Transformator. Tugas Akhir Teknik Elektro

Universitas Udayana.

Asran, 2014, Rangkaian Listrik 1, Aceh : Fakultas Teknik Universitas

Malikussaleh

Assa’idah dan Yulinar Adnan.2009. Investigasi Terhadap Kemampuan 2 Tipe

ADC. Universitas Sriwijaya: Palembang. Diunduh 24 april 2017

Fadhli, 2010, Rancang Bangun Inverter 12v Dc Ke 220vac Dengan Frekuensi 50hz

Dan Gelombang Keluaran Sinusoidal, Depok : Universitas Indonesia

Hariyanto,Didik. 2013.Analog to Digital Converter. Universitas Negeri

Yogyakarta : Yogyakarta. Diunduh 24 april 2017

Herman, 2007, Elektronika Teori Dan Penerapan, Jember : Penerbit Cerdas Ulet

Kreatif

http://www.dipotechnology.com : Diakses pada tanggal 1 November 2018

Ibrahim, KF, 1996, Teknik Digital, Andi Offset, Yogyakarta

Nur. M, 2011, Fisika plasma dan aplikasinya, Semarang: Undip Press

RAMDHANI. M, 2005, Rangkaian Listrik, Bandung

Sarjana,dkk.2015. Bahan Ajar Praktek Perancangan Rangkaian Digital. Politeknik

Negeri Sriwijaya: Palembang

Sutanto.1997. Rangkaian Elektronika Analog dan Terpadu. Universitas Indonesia

: Jakarta

Suzansefi, Rapiko Duri.2015. Bahan Ajar Elektronika Digital. Politeknik Negeri

Sriwijaya : Palembang

Page 122: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

Thokeim,L Roger. 1995. Elektronika Digital. Erlangga : Jakarta

Waluyo, 2015 Perancangan dan Realisasi Generator Ozon menggunakan Metoda

Pembangkitan Tegangan Tinggi Bolak – Balik (AC), Bandung

Page 123: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

LAMPIRAN

Page 124: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

1. PT. Dipo Technology (teaching industry undip)

Alamat: Jl. Prof. Soedarto,SH Tembalang Semarang

Gedung UNDIP Press lt. 2

Kota Semarang, Jawa Tengah, Indonesia

2. Kantor Marketing PT. Dipo Technology

Alamat: Jl. JL.PROF. SUDARTO, SH KOMPLEK PERTOKOAN SPBU UNDIP,

Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah, Indonesia

Page 125: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

3. Pompa Generator Ozone bak pencucian dan penyimpanan

Page 126: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

4. Panel digitalisasi

Page 127: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

5. Coding Timer

$regfile = "m8def.dat"

Osccal = 8000000

Config Portb = Output

Config Portd = Output

Config Portc.0 = Output

Config Portc.1 = Output

Config Portc.2 = Output

Portc.0 = 0

Portc.1 = 0

Portc.2 = 0

Dim I As Byte

Dim Jam As Integer , Menit As Integer , Detik As Byte , Mdetik As Byte

Dim Men_pul As Byte , Men_sat As Byte , Det_pul As Byte , Det_sat As Byte

Dim Jam_pul As Byte , Jam_sat As Byte

Jam = 2

Menit = 00

Detik = 47

Mdetik = 2

Do

Jam_pul = Jam / 10

Jam_sat = Jam Mod 10

Men_pul = Menit / 10

Men_sat = Menit Mod 10

Page 128: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

For I = 0 To 30

Portb = &H01

Portd = Lookup(jam_pul , Angka)

Waitms 5

Portb = &H02

Portd = Lookup(jam_sat , Angka)

Waitms 5

Portb = &H04

Portd = Lookup(men_pul , Angka)

Waitms 5

Portb = &H08

Portd = Lookup(men_sat , Angka)

Waitms 5

Next

Decr Mdetik

If Mdetik <= 0 Then

Mdetik = 2

Decr Detik

If Detik <= 0 Then

Detik = 48

Decr Menit

If Menit < 0 Then

Menit = 59

Decr Jam

Page 129: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

If Jam < 0 Then

Jam = 23

End If

End If

End If

End If

If Jam <= 2 And Jam >= 0 Then

Portc.1 = 1

Else

Portc.1 = 0

End If

If Mdetik = 2 Then

Portc.0 = 1

Else

Portc.0 = 0

End If

If Jam = 1 And Menit = 10 And Mdetik = 1 Then

Portc.2 = 1

Else

Portc.2 = 0

End If

Page 130: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

Loop

End

Angka:

Data &B00111111 , &B00000110 , &B01011011 , &B01001111 ,

&B01100110 , &B01101101 , &B011111101 , &B00000111 , &B01111111 ,

&B01101111

6. Coding DAC dan Display kosentrasi

$regfile = "m16adef.dat"

$crystal = 16000000

Config Porta = Output

Config Portc = Output

Config Portd = Output

Config Portb.2 = Input

Config Portb.3 = Input

Portd = 0

Pinb.2 = 1

Pinb.3 = 1

Dim J As Integer , Count As Integer , Tem1 As Long , Tem2 As Integer

Dim Rib As Integer , Rat As Integer , Pul As Integer , Sat As Integer

Dim Data_count As Byte

Readeeprom Data_count , 1

Count = Data_count

Page 131: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

Do

If Count < 0000 Then

Count = 0000

End If

If Count > 0100 Then

Count = 0100

End If

Rib = Count / 1000

Tem1 = Count Mod 1000

Rat = Tem1 / 100

Tem2 = Tem1 Mod 100

Pul = Tem2 / 10

Sat = Tem2 Mod 10

For J = 0 To 15

Portc = &H01

Porta = Lookup(rib , Angka)

Waitms 5

Portc = &H02

Porta = Lookup(rat , Angka)

Waitms 5

Portc = &H04

Porta = Lookup(pul , Angka)

Page 132: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

Waitms 5

Portc = &H08

Porta = Lookup(sat , Angka)

Waitms 5

Next

If Pinb.2 = 0 Then

Count = Count + 1

Data_count = Count

Writeeeprom Data_count , 1

End If

If Pinb.3 = 0 Then

Count = Count - 1

Data_count = Count

Writeeeprom Data_count , 1

End If

Portd = Count * 2

Loop

End

Angka:

Data &B00111111 , &B00000110 , &B01011011 , &B01001111 ,

&B01100110 , &B01101101 , &B011111101 , &B00000111 , &B01111111 ,

&B01101111

Page 133: TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN GENERATOR OZONE …

BIODATA PENULIS

Nama : Ricky Aryadi

NIM : C.431.15.0047

Tempat, Tgl Lahir : Ungaran, 10 Juli 1992

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Jl. Meranti Raya Nomor 32 Banyumanik Semarang

No. Hp : 082133740149

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan :

Tingkat Pendidikan Tempat Pendidikan Tahun Ijazah

SD SD N 01,02,11 Perumnas

Banyumanik 2006

SMP SMP Islam Hidayatullah 2009

SMK SMK N 4 Semarang 2012