tugas akhir makalah analisis perencanaan wilayah

Download Tugas Akhir Makalah Analisis Perencanaan Wilayah

If you can't read please download the document

Upload: della-ananto-kusumo

Post on 30-Dec-2015

82 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

ini adalah

TRANSCRIPT

Tugas Akhir Makalah Analisis Perencanaan Wilayah

Metode Analisis Perencanaan Wilayah

Urbanisasi di Jakarta

Disusun oleh

Hendrik Tampubolon

Zulfikri Arzi

Departemen Geografi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Indonesia

2009

BAB I

Pendahuluan

Latar Belakang

Kota Jakarta selalu menyimpan permasalahan dari waktu ke waktu. Dahulu Kota Jakarta merupakan kota yang amat termasyur di Asia Tenggara. Ketika itu Jakarta masih berada dibawah kerajaan Belanda dan bernama Batavia. Kini Jakarta merupakan kota dengan penduduk terpadat nomor satu di Indonesia. Hal tersebut terjadi karena mayoritas penduduk Indonesia kini melakukan urbanisasi secara besar-besaran ke Jakarta karena berbagai harapan. Sebagian besar dari penduduk tersebut mengharapkan pekerjaan yang mumpuni, upah yang lebih tinggi, dan adanya hiburan.

Urbanisasi di Jakarta sudah terjadi semenjak tahun 1930. Pada waktu itu penduduk Jakarta baru berjumlah 553.015 jiwa. Pada tahun 1948 penduduk Jakarta sudah menjadi 823.366. Hal itu berarti teradapat kenaikan sebesar 3,02% per tahun. Dua tahun kemudian (1950) dengan kembalinya pemerintahan RI dari Yogyakarta, jumlah penduduk Jakarta menjadi 1.432.085 jiwa. Angka ini pada sensus 1961 dan 1971 naik menjadi 2.906.533 dan 4.546.432. Dengan demikian perubahan selama periode 1950-1971 ada 10,3%. Adapun pada than 1974 tercatat 5,5 juta penduduk dan sekarang (2009) lebih dari 10 juta penduduk.

Yang terjadi saat ini ternyata overurbanisasi tersebut menyebabkan berbagai masalah yang ada. Mulai dari kemiskinan, kejahatan, kerusakan lingkungan. Geograf Belanda De Bruijne (1976) mengatakan bahwa overurbanisasi bukan hanya terjadi karena tidak seimbangnya jumlah penduduk dengan lapangan kerja di Kota, tetapi menyangkut langsung atau tak langsung kehidupan di pedesaan sekitarnya. Maka dari itu ketika kita berbicara tentang overurbanisasi kita juga membahas tentang overuralisasi.

Pembangunan yang terjadi di Jakarta pada saat kekinian yaitu perkembangan permukiman yang tidak terarah kesegala penjuru sekitar Kota Jakarta. Pembangunanpun terjadi juga secara besar-besaran dan menjadikan Jakarta lebih sesak dari sebelumnya. Bahkan RTRW yang telah dirancang sebelumnya oleh pemerintah kota Jakarta banyak dilanggar akibat dai banyaknya permintaan permukiman penduduk yang tidak dapat dikendalikan. Hal tersebut membuat Jakarta semakin tidak nyaman untuk ditinggali

Rumusan Masalah

Seberapa besar pertambahan penduduk yang terjadi di Jakarta semenjak masih berada dibawah Kerajaan Belanda?Pembangunan seperti apa yang terjadi setelah adanya urbanisasi di Jakarta?

Sasaran Penelitian

Mengetahui pertambahan penduduk di Jakarta semenjak masih berada dibawah Kerajaan Belanda

Metode Analisis

BAB II

Tinjauan Pustaka

Kota Jakarta berada pada ____. Jakarta memiliki jumlah penduduk sebesar.

Kota Jakarta yang sebelumnya bernama Batavia merupakan pusat perdagangan di Asia Tenggara. Ketika itu Batavia maju pesat dan sebelum disaingi oleh Singapura buatan Raffles, Batavia dijuluki Ratu Negri Timur. Pada tahun 1673 jumlah penduduknya sudah mencapai 32.000 jiwa (padahal pada waktu yang sama kota Frankfrut an Main di Jerman masih 19.000 jiwa penduduknnya). Kemudian pada tahun 1830 tumbuh menjadi dua lipat; menjelang pergantian abad ini (1895) penduduk Batavia mencapai 115.000 jiwa.

Sejarah kota Batavia sejak dibukanya Weltervreden (Jakarta Pusat) diuraikan Wirjomartono dalam ____ , sebagai berikut: Daerah baru ini semula berpusat di lapangan Monas (Koeningsplein) kemudian meluas ke arah Menteng dan Gondangdia. Sejak tahun 1795 pusat pemerintahan ada di kawasan Monas hingga sekarang. Sehabis masa Daendels, gubernur jendral V.d. Capellen (1820) menempati gedung istana Meredeka sekarang.

Perluasan kota mula-mula meliputi garden city yaitu gondangdia baru dan menteng. Antara tahun 1860-1875 Batavia telah meluas meliputi kawasan dari pelabuhan Amsterdam (tanjung priok) sampai meester cornelis (jatinegara). Di masa itu pula dari gambir dibangun hubungan kereta api menuju Bogor, dan selesai pada akhir abad lalu. Jalur kereta api amat membantu pertumbuhan kota kearah Timur dari awal abad ke-20. Stasiun-stasiun kemudian ditambah untuk mendukung ekonomi lewat pasar senen, Pasar Manggarai, dan pasar jatinegara.

Istana untuk gubernur jendaral yang dirampungkan tahun 1912, ternyata tidak didiami, karena beberapa gubernur jendral Hindia Belanda lebih suka tingga di Istananya di Bogor. Istana Jakarta lebih dikhususkan untuk pertemuan penting dengan Volksraad dan penerimaan tamu Negara.

Untuk meramaikan Batavia sebagai kota perdagangan, dibuka kawasan Glodok