tugas akhir keluhan subjektif pada kebisingan...

87
TUGAS AKHIR KELUHAN SUBJEKTIF PADA KEBISINGAN DAN UPAYA PENGENDALIANYA DI UNIT NPK GRANULASI 3 PT PETROKIMIA GRESIK Oleh: YUNITA IKA SUSANTI UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA III PROGRAM STUDI HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA SURABAYA 2010 ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

Upload: hoangtuyen

Post on 29-May-2019

226 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

TUGAS AKHIR

KELUHAN SUBJEKTIF PADA KEBISINGAN

DAN UPAYA PENGENDALIANYA DI UNIT NPK GRANULASI 3

PT PETROKIMIA GRESIK

Oleh:

YUNITA IKA SUSANTI

UNIVERSITAS AIRLANGGA

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA III

PROGRAM STUDI HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA

SURABAYA

2010

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

TUGAS AKHIR

KELUHAN SUBJEKTIF PADA KEBISINGAN

DAN UPAYA PENGENDALIANYA DI UNIT NPK GRANULASI 3

PT PETROKIMIA GRESIK

Oleh:

YUNITA IKA SUSANTI

NIM. 100710398-H

UNIVERSITAS AIRLANGGA

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA III

PROGRAM STUDI HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA

SURABAYA

2010

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

PENGESAHAN

Dipertahankan di depan Tim Penguji Tugas Akhir Program Pendidikan DIII Program Studi Hiperkes dan Keselamatan Kerja

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga dan diterima untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar

Ahli Madya (A.Md) Hiperkes dan Keselamatan Kerja Pada tanggal 23 Juli 2010

Mengesahkan Universitas Airlangga

Fakultas Kesehatan Masyarakat

Dekan,

Prof. Dr. J. Mukono, dr., M.S., M.PH. NIP. 194706171978021001

Tim Penguji : 1. M. Sulaksmono, dr., M.S., M.PH, SpOK 2. Indriati Paskarini, S.H.,M.Kes. 3. Arifin, S.KM

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat lulus Program Pendidikan Diploma III

Program Studi Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

Oleh:

YUNITA IKA SUSANTI

NIM. 100710398-H

Surabaya, 08 Agustus 2010

Mengetahui, Menyetujui,

Ketua Program Studi Hiperkes & Keselamatan Kerja Pembimbing

M. Sulaksmono, dr., M.S., M.PH, SpOK M. Sulaksmono, dr., M.S., M.PH, SpOK NIP. 194911011976031003 NIP. 194911011976031003

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas segala rahmat dan hidayah- NYA

sehingga dapat terselesaikannya Tugas Akhir ini dengan judul “KELUHAN

SUBYEKTIF PADA KEBISINGAN DAN UPAYA PENGENDALIAN DI

UNIT NPK GRANULASI 3 PT.PETROKIMIA GRESIK ” sebagai salah satu

persyaratan akademik dalam rangka menyeleseaikan kuliah di Program Studi

Diploma III Higiene Perusahaan, Kesehatan Kerja dan Keselamatan Kerja

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya.

Pada kesempatan ini di sampaikan terima kasih sebanyak- banyaknya

kepada Bapak M. Sulaksmono, dr., M.S., M.PH, SpOK selaku dosen

pembimbing yang senantiasa membimbing dan mengarahkan saya hingga

terwujudnya Tugas Akhir ini. Terima kasih dan penghargaan setinggi- tingginya

juga kami sampaikan kepada :

1. Prof. Dr. J. Mukono,dr., M.S., M.PH selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya.

2. M. Sulaksmono, dr., M.S. ,M.PH., SpOK selaku Ketua Program Studi

Diploma III Higiene Perusahaan, Kesehatan Kerja dan Keselamatan

kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya.

3. Indriati Paskarini, S.H.,M.Kes. dan Arifin, S.KM selaku dosen penguji

yang telah memberi banyak ilmu dan masukan

4. Direksi beserta staf PT Petrokimia Gresik yang telah bekenan

memberikan kesempatan kepada saya untuk mengadakan pengambilan

data.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

5. Kepada Bapak M. Suhud Muchtar, Drs dan Bapak Arifin S.KM yang

telah membantu dalam pengambilan data di lapangan.

6. Kepada para Dosen yang telah memberikan ilmunya dan materi semester

awal sampai akhir dan juga seluruh staf Civitas Akademik Fakultas

Kesehatan Mayarakat Universitas Airlangga Surabaya.

7. Orang Tuaku Tercinta yang tidak pernah lelah berdoa, mensupport, serta

semua peluh yang telah menetes yang tidak akan pernah terbayarkan

olehku,Terima kasih

8. Bapak dan ibu bagian administrasi prodi DIII Hiperkes dan Keselamatan

Kerja yang telah membantu penulis dari awal pengambilan data sampai

penulisan tugas akhir selesai.

9. Bapak dan ibu di bagian ruang baca FKM Unair yang telah membantu

penulis dalam mencari referensi untuk penulisan tugas akhir.

10. Teman PKL di Leces,bulan April dan Teman PKL Petrokimia bulan

febuari 2010, makasih buat supportnya dan semangatnya selama ini

11. Rekan – rekan DIII Hyperkes, Terima kasih. Perjuangan tetap berlanjut

teman. Semangat .

12. Teman, sahabat dan orang tercinta disekitarku terima kasih telah

memberi suport dan telah banyak membantu.

13. Serta semua pihak yang telah membantu terlaksanakannya Tugas Akhir

ini.

Hanya Allah SWT yang dapat membalas benih kebaikan yang

ditanamkan, penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini masih

jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kritik dan saran sangat kami butuhkan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

sebagai masukan. Semoga Tugas Akhir ini dapat berguna bagi penyusun sendiri

khususnya dan kepada rekan- rekan yang membaca pada umumnya. Amien...

Surabaya, 08 Agustus 2010

Penulis

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

ABSTRACT Noise is often called unwanted sound or sound is not desired or even

disturb which is also the physical danger that are harmful to health. Noise arising from the knocker on the granulator machine in the production room NPK unit 3. This is threat to workers.

This study aims to evaluate subjective complaints due to noise exposure experienced by workers and control efforts. This research is observational research with cross sectional approach. Data collected through observation of work environment questionnaire on subjective complaints of noise and control efforts, as well as interviews with workers and noise measurement using sound level meters. The data obtained were analyzed using descriptive narration, frequency, table and cross tabulation.

Results showed that high-intensity noise in the NPK unit 3 of 99.4 dBA. Subjective complaints arising from exposure to noise is a psychological complaints such as sleep disorders, physiological complaints such as blood pressure and hearing loss. Age and years of influence on subjective complaints. Control of noise in the NPK Granulation unit 3 has been done in the form of engineering controls (such as routine checks of engine components - engine, redesign or renovation work), administrative controls (such as job rotation, environmental monitoring K3 education or training, special medical examinations) and the use of APT. Enterprises are advised to maintain the safety and health efforts to maintain existing employment, labor productivity in order to stay awake and continue to strive to control the noise hazard.

KEYWORDS : noise, subjective complaints, noise control

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

ABSTRAK Kebisingan sering disebut unwanted sound atau suara yang tidak

dikehendaki atau bahkan menganggu yang juga merupakan bahaya fisik yang berbahaya bagi kesehatan. Kebisingan timbul dari knocker pada mesin granulator di ruang produksi unit NPK 3. Hal ini merupakan ancaman bagi pekerja.

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari keluhan subyektif akibat paparan bising yang dialami oleh pekerja serta upaya pengendaliannya. Penelitian ini termasuk penelitian observasional dengan pendekatan crossectional. Data yang dikumpulkan melalui observasi lingkungan kerja kuesioner tentang keluhan subyektif pada kebisingan dan upaya pengendaliannya, serta wawancara dengan pekerja serta pengukuran kebisingan dengan menggunakan sound level meter. Data yang diperoleh dianalisis secara deskritif dengan menggunakan narasi, tabel frekuensi dan tabulasi silang.

Hasil penelitian menunjukkan intensitas kebisingan yang tinggi di unit NPK 3 sebesar 99,4 dBA. Keluhan subyektif yang muncul akibat paparan bising yaitu keluhan psikologis berupa gangguan tidur, keluhan fisiologis berupa tekanan darah serta gangguan pendengaran. Umur dan masa kerja berpengaruh terhadap keluhan subyektif. Pengendalian kebisingan di unit NPK Granulasi 3 sudah dilakukan berupa pengendalian teknik (berupa pengecekan secara rutin terhadap komponen mesin – mesin, desain ulang atau renovasi tempat kerja), pengendalian administratif (berupa Rotasi kerja, monitoring lingkungan pendidikan atau pelatihan K3, pemeriksaan kesehatan khusus) dan penggunaan APT. Perusaahan disarankan untuk tetap mempertahankan upaya menjaga keselamatan dan kesehatan kerja yang sudah ada, supaya produktivitas kerja tetap terjaga serta tetap mengupayakan dilakukan pengendalian bahaya kebisingan. KATA KUNCI : kebisingan,keluhan subjektif, pengendalian kebisingan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

DAFTAR ISI

HalamanHALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN KATA PENGANTAR ABSTRACT ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR ARTI LAMBANG SINGKATAN DAN ISTILAH DAFTAR LAMPIRAN

iii

iiiiv

v vi

viiviii

ix x

xi

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.2 Identifikasi Masalah I.3 Pembatasan Masalah I.4 Perumusan Masalah

11455

BAB II TUJUAN DAN MANFAAT II.1 Tujuan Umum dan Khusus II.3 Manfaat Penelitian

666

BAB III TINJAUAN PUSTAKA III.1 Pengertian Bunyi III.2 pengertian kebisingan III.3 Tipe – tipe kebisingan III.4 Sumber Kebisingan III.5 Jenis Kebisingan III.6 Penyebab Kebisingan III.7.Fisiologi Telinga dan Mekanisme Mendengar Bunyi

III.8 Mengukur Tingkat Kebisingan III.9 Nilai Ambang Batas Kebisingan III.10 Zona Kebisingan

III.11 Upaya Pengendalian Kebisingan III.12 Penghitungan Intensitas Kebisingan

889

1111121416182021212122

BAB IV KERANGKA KONSEPTUAL

25

BAB V METODE PENELITIAN V.1 Jenis Penelitian V.2 Obyek Penelitian V.3 Lokasi dan Waktu Penelitian V.4 Variabel dan definisi operasional V.5 Cara Pengukuran V.6 Teknik Instrument dan pengumpulan data V.7 Teknik pengolahan Analisis Data

2626262627303132

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

BAB VI HASIL PENELITIAN

VI.1 Gambaran Umum Perusahaan VI.2 Kapasitas Pabrik Majemuk NPK VI.3 Hasil Pengukuran Kebisingan VI.4 Karakteristik Responden VI.5 Jenis Keluhan Subyektif Yang dialami Pekerja VI.6 Hubungan Umur dan Masa Kerja dengan Keluhan Subyektif VI.7 Pemakaian Alat Pelindung Telinga VI.8 Upaya pengendalian Kebisingan

333336394142434646

BAB VII PEMBAHASAN VII.1 Karakteristik Pekerja di Unit NPK Granulasi 3 VII.2 Kebisingan di Unit NPK Granulasi 3 VII.3 Keluhan Subjektif pada Pekerja di Unit NPK Granulasi 3 VII.4 Upaya Pengendalian Kebisingan di Unit NPK Granulasi 3

4848495053

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN VIII.1 KESIMPULAN VII.2 SARAN

565656

DAFTAR PUSTAKA

58

LAMPIRAN – LAMPIRAN

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Tabel Halaman

III.3 Kategori kebisingan lingkungan 11 III.9 Nilai Ambang Batas (NAB) Kebisingan

Ditetapkan menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep.51/MEN/1999

20

III.11

Bahan – bahan yang dapat mereduksi kebisingan 22

VI.3

Hasil pengukuran Kebisingan di daerah sekitar granulator di unit NPK Granulasi 3 di PT.Petrokimia Gresik

40

VI.4.1 Umur responden pekerja di unit NPK Granulasi 3 PT.Petrokimia Gresik

41

VI.4.2 Masa Kerja responden pekerja di unit NPK Granulasi 3 PT.Petrokimia Gresik.

42

VI.5 Distribusi Keluhan subyektif yang dialami pekerja karena paparan bising di NPK Granulasi 3 PT Petrokimia Gresik

42

VI.6.1 Cross Tab (tabulasi silang) keluhan fisiologis dengan umur pada pekerja yang terpapar bising di unit NPK Granulasi 3 PT Petrokimia Gresik tahun 2010

43

VI.6.1 Cross Tab(tabulasi silang) keluhan fisiologis dengan masa kerja pada pekerja yang terpapar bising di unit NPK Granulasi 3 PT Petrokimia Gresik tahun 2010

43

VI.6.2 Tabulasi silang keluhan psikologis dengan umur pada pekerja yang terpapar bising di unit NPK Granulasi PT.Petrokimia Gresik

44

VI.6.2 Tabulasi silang keluhan psikologis dengan masa kerja pada pekerja yang terpapar bising di unit NPK Granulasi PT.Petrokimia Gresik

44

VI.6.3 Cross Tab (tabulasi silang) gangguan pendengaran dengan umur pada pekerja yang terpapar bising di unit NPK Granulasi 3 PT Petrokimia Gresik tahun 2010

45

VI.6.3 Cross Tab (tabulasi silang) gangguan pendengaran dengan masa kerja pada pekerja yang terpapar bising di unit NPK Granulasi 3 PT Petrokimia Gresik tahun 2010

45

VI.7 Pemakaian APT oleh pekerja di unit NPK Granulasi 3 PT.Petrokimia Gresik tahun 2010

46

VI.8 Check list Upaya pengendalian kebisingan 46

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Gambar Halaman VI.2.3 VI.3

Proses Produksi NPK Denah pengukuran intensitas kebisingan

38 41

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH Daftar Arti Lambang & = Dan ≥ = Lebih dari ≤ = Kurang dari % = Persen = = Sama dengan Daftar Singkatan APD = Alat Pelindung Diri APT = Alat Pelindung Telinga dst = dan seterusnya dll = dan lain – lain Permenaker = Peraturan Menteri Tenaga Kerja K3 = Kesehatan dan Keselamatan Kerja PAK = Penyakit Akibat Kerja PER = Peraturan UU = Undang-undang db = decibel SLM = Sound Level meter dbA = decibel A

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

DAFTAR LAMPIRAN Nomor Judul lampiran Lampiran I Lmpiran II Lmpiran III Lampiran IV Lampiran V Lampiran VI Lampiran VII

Kuesioner Lembar observasi Lembar wawancara Kapasitas Pabrik Struktur organisasi unit NPK Granulasi 3 PT Petrokimia Gresik Rencana kegiatan penelitian Surat keterangan telah menyelesaikan pengambilan data

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 I.ATAR BELAKANG

Perkembangan industri akibat pembangunan di Indonesia saat ini

memberikan kesempatan kerja yang luas kepada tenaga kerja. Penggunaan

teknologi selain memberikan dampak positif pada perkembangan ekonomi di

Indonesia tetapi juga akan menimbulkan dampak negatif kepada kesehatan dan

keselamatan kerja bila tidak ditangani dan dikelola dengan baik, yaitu

meningkatkan prevalensi penyakit akibat kerja, keracunan kecacatan dan bahkan

kematian ( Siswanto, 1991). Tujuan pembangunan kesehatan merupakan salah

satu unsur dari kesejahteraan umum pada tujuan nasional bangsa Indonesia, yaitu

tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk, agar dapat

mewujudkan kesehatan yang optimal (Azrul Azwar, 1996:19), termasuk

kesehatan tenaga kerja industri. Hal ini mengingat pembangunan dibidang

ekonomi, khususnya sektor informal, karena peranannya dalam menunjang

kebutuhan hidup manusia. Pembangunan disektor informal dewasa ini

meningkat, khususnya di Indonesia, tercermin dengan bertambahnya jumlah

industri serta penggunaan teknologi modern. Kecuali hal positif yang dicapai,

tidak bisa di pungkiri adanya dampak negatif yang muncul, akibat penggunaan

beraneka ragam teknologi dan proses produksi (Suma’mur P.K.,1987:4), dimana

kemajuan industri dan teknologi antara lain ditandai dengan pemakaian mesin –

mesin yang dapat mengolah dan memproduksi bahan maupun barang yang

dibutuhkan manusia secara cepat.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

Di dalam suatu lingkungan kerja, pekerja akan menghadapi faktor beban

kerja, beban tambahan akibat lingkungan kerja dan kapasitas kerja (Depkes RI,

2002:3), akibat lingkungan kerja tersebut dapat berasal dari fisik, kimia, biologi,

fisiologi, dan mental psikologis (Suma’mur P.K., 1991:275). Semua faktor

tersebut dapat mempengaruhi kesehatan pekerja secara sendiri-sendiri maupun

bersamaan. Pemakaian mesin alat kerja dan mekanisasi dalam industri dapat

menimbulkan kebisingan ditempat kerja. Dimana proses industri dipercepat untuk

mendapatkan produksi semaksimal mungkin, dengan begitu akibat bising juga

meningkat (Depnaker RI, 1995:37). Trend gangguan pendengaran di PT.CPI

Balaraja yaitu adanya peningkatan kasus pendengaran konduktif sebesar 75% di

tahun 2007 jika dibandingkan tahun 2006. Memang terjadi peningkatan kasus

pendengaran ini disebabkan banyak faktor antara lain : desain infrastruktur mesin

dan peralatan yang belum mengurangi kebisingan atau peredam, isolasi

kebisingan yang kurang optimal, baik pada mesin, tempat kerja maupun pada

pekerja, pemakaian alat pelindung diri (ear plug/ ear muff) yang belum kosisten

pada pekerja bahaya bising, dan gaya hidup seperti sering menggunakan

walkman, diskotik, konser, atau mendengarkan music keras. Kebisingan ditempat

kerja dapat mengakibatkan ketulian menetap kepada tenaga kerja yang terpapar

kepadanya (Depnaker RI, 1994:1).

Kebisingan tidak dapat dipisahkan dari perkembangan industrilisasi

karena hampir semua proses produksi di industri akan menimbulkan kebisingan

(Suma’mur 1996). Kebisingan merupakan faktor lingkungan fisik yang

berpengaruh pada kesehatan kerja dan merupakan salah satu faktor yang dapat

menyebabkan beban tambahan bagi tenaga kerja. Kebisingan adalah semua suara

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan atau

alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan

pendengaran. (Kepmenakertrans RI NO.51/MEN/1999). Kebisingan harus

mendapat perhatian karena dapat menyebabkan gangguan terhadap tenaga kerja

seperti gangguan pada pendengaran dan gangguan lainya. Kebisingan yang

dihasilkan dari suatu industri yang berintensitas tinggi akan membawa dampak

buruk berupa ketulian karena terus menerus terpapar kebisingan.

Ruangan kerja harus diatur sedemikian rupa, sehingga kebisingan berada

dibawah nilai ambang batas yang ditentukan; atau apabila hal ini tidak dapat

dicapai para pekerja harus dilengkapi dengan alat pelindung diri. Pencegahan

dampak buruk kebisingan memerlukan perhatian dan dukungan semua jajaran di

tempat kerja, dari jajaran tertinggi sampai tenaga kerja pelaksana. Penerapan

program konservasi pendengaran di tempat kerja bermanfaat untuk mencegah

gangguan pendengaran akibat paparan bising.

Pengaruh pada kejiwaan diantara faktor-faktor yang banyak

mempengaruhi kesehatan jiwa dan melumpuhkan kegiatan seseorang kebisingan;

seperti percakapan-percakapan yang keras, nyanyian-nyanyian dan musik keras

serta segala bentuk kebisingan yang dihasilkan sebagai ciri zaman modern. Alat-

alat transportasi yang menghasilkan suara yang memekakan telinga,

memusingkan kepala dan melesukan jiwa. Dengan kata lain dapat diartikan

bahwa sesaat kebisingan memburu ketenangan hidup, terutama kota-kota besar.

Akibat kebisingan adalah adanya kecemasan jiwa yang mulai tampak di

negara-negara maju dimana timbul gejala-gejala adanya gangguan psikologis

sehingga memaksa kelompok-kelompok tertentu berlari mengasingkan diri dari

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

kebisingan kota ke puncak-puncak gunung, ketempat yang sepi lainnya.Ahli-ahli

ilmu jiwa menduga bahwa kadar kepenatan jiwa yang disebabkan oleh

kesungguhan berfikir atau konsentrasi otak selama satu jam untuk memecahkan

soal-soal matematik yang rumit adalah berkadar 100 unit.Sedangkan kadar

kepenatan jiwa yang disebabkan oleh kebisingan adalah 600 unit. Berarti

perbandingan kadar kepenatan jiwa yang disebabkan konsentrasi otak dalam

suasana sepi lebih rendah dari kadar kepenatan jiwa karena kebisingan, dengan

perbandingan yang menyolok.

PT. Petrokimia Gresik merupakan perusahaan pupuk terlengkap dan

bahan kimia lainnya di Indonesia, dimana dalam proses produksinya

menggunakan bahan berbahaya dan beracun. Pemakaian bahan kimia, peralatan

dan mesin berteknologi tinggi juga berpotensi menimbulkan bahaya apabila

penggunaannya tidak sesuai dengan prosedur yang ada.(PT.Petrokimia, 2010)

1.2 Identifikasi Masalah

PT Petrokimia Gresik adalah Badan usaha milik Negara yang menjadi

penghasil pupuk dan bahan kimia lainnya yang sudah menjadi produsen yang

terkenal di Indonesia. Sedangkan pabrik NPK Granulasi 3 adalah pabrik yang

memproduksi pupuk formula dan menjadi satu – satunya yang menggunakan

sistem semi batch. Dalam proses produksi NPK masalah saat proses produksi

adalah masalah kebisingan yang ditimbulkan oleh granulator. Intensitas

kebisingan yang tinggi dapat menyebabkan, keluhan subjektif yang dapat dialami

oleh pekerja yang terpapar bising di unit NPK Granulasi 3 PT Petrokimia Gresik.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

I.3 Pembatasan Masalah

Karena luasnya permasalahan dalam hal bising maka masalah yang

dibahas lebih memfokuskan pada keluhan subjektif yang dialami pekerja akibat

kebisingan serta upaya pengendaliannya di unit NPK Granulasi 3 PT Petrokimia

Gresik.

I.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan sebelumnya maka

diperoleh rumusan masalah berikut : keluhan apa saja yang di alami pekerja di PT

Petrokimia Gresik unit NPK Granulasi 3 setelah terpapar bising di tempat kerja

dan upaya pengendaliannya ?

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

BAB II

TUJUAN DAN MANFAAT

II.I TUJUAN UMUM

1. Tujuan Umum

Mempelajari keluhan subyektif akibat paparan bising yang dialami

pekerja.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi karakteristik pekerja di unit NPK Granulasi 3 PT

Petrokimia Gresik

b. Mengetahui intensitas kebisingan di ruang produksi NPK Granulasi 3

PT Petrokimia Gresik

c. Mempelajari keluhan subyektif yang dirasakan pekerja yang terpapar

bising

d. Mempelajari upaya pengendalian kebisingan yang sudah di terapkan

II.2 Manfaat Penelitian

1. Hasil penelitian diharapkan dapat dipakai oleh pihak perusahaan sebagai

upaya untuk memberi masukan dan pertimbangan yang bermanfaat

sehingga dapat membantu dalam mengembangkan pelaksanaan kesehatan

dan keselamatan kerja (k3) di lingkungan kerja.

2. Hasil penelitian juga diharapkan dapat digunakan sebagai bekal

pengalaman dan keterampilan kerja di sektor informal khususnya dalam

bidang hiperkes dan keselamatan kerja.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

4. Sebagai upaya untuk mempererat kerja sama antara instansi terkait

dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.

5. Sebagai bahan informasi dan data pendahuluan guna penelitian lebih

lanjut di bidang keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

III.1 Pengertian Bunyi

Bunyi adalah bahan terpenting dalam musik. Bunyi berasal dari Sumber

bunyi, yang digetarkan oleh tenaga atau energi. Kemudian getaran tersebut oleh

pengantar diantarkan atau dipancarkan keluar. Dan bila getaran ini sampai di

telinga kita, barulah kita dapat mendengarkannya.

Bunyi adalah perubahan tekanan yang dapat dideteksi oleh telinga atau

kompresi mekanikal atau gelombang longitudinal yang merambat melalui

medium, medium atau zat perantara ini dapat berupa zat cair, padat, gas.

Kebanyakan suara adalah merupakan gabungan berbagai sinyal, tetapi

suara murni secara teoritis dapat dijelaskan dengan kecepatan osilasi atau

frekuensi yang diukur dalam Hertz (Hz) dan amplitudo atau kenyaringan bunyi

dengan pengukuran dalam desibel. Manusia mendengar bunyi saat gelombang

bunyi, yaitu getaran udara atau medium lain, sampai kegendang telinga manusia.

Batas frekuensi bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia kira-kira dari 20

Hz sampai 20 kHz pada amplitudo umum dengan berbagai variasi dalam kurva

responya. Suara diatas 20 kHz disebut ultrasonic dan dibawah 20 Hz disebut

infrasonik.

Menurut Suma’mur PK (1996), bunyi didefinisikan sebagai rangsangan –

rangsangan pada telinga oleh getaran – getaran melalui media elastis. Terdapat 2

hal yang menentukan kualitas suatu bunyi, yaitu frekuensi dan intensitasnya.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

a. Frekuensi dinyatakan dalam jumlah getaran perdetik atau disebut

detiknya. Biasanya suatu disebut hertz (= Hz), yaitu jumlah golongan –

golongan yang sampai di telinga setiap detiknya. Biasanya kebisingan

terdiri dari campuran sejumlah gelombang – gelombang sederhana dari

sejumlah frekuensi.

b. Intensitas dan arus energi per satuan luas yang biasanya dinyatakan dalam

satuan logaritmis desibel(db). Intensitas bunyi adalah energi suara rata –

rata yang ditransmisikan melalui gelombang menuju arah perambatan

dalam media udara, air, atau benda – benda lainnya. Intensitas

menentukan keras lemahnya suara. Semakin besar intensitas bunyi, maka

semakin keras bunyi yang terdengar.

III.2 Pengertian Kebisingan

Kebisingan sering diartikan unwanted sound atau suara yang tidak

dikehendaki atau bahkan menganggu yang juga merupakan bahaya fisik yang

dapat mengakibatkan bahaya kesehatan bagi tenaga kerja ( staf Kesehatan Kerja

PT. Petrokimia Gresik, 2008).

Kebisingan diartikan sebagai suara yang tidak dikehendaki, misalnya

yang merintangi terdengarnya suara-suara, musik dan sebagainya atau yang

menyebabkan rasa sakit atau yang menghalangi gaya hidup. Kebisingan yaitu

bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu

tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan

lingkungan (KepMenLH No.48 Tahun 1996) atau semua suara yang tidak

dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran (KepMenNaker

No.51 Tahun 1999).

Kebisingan adalah suatu bentuk energi dan lewat melalui udara sebagai

gelombang yang bervariasi tekanannya. Gelombang – gelombang tersebut serupa

dengan gelombang yang diciptakan oleh batu – batu yang kita lemparkan ke air.

Besarnya gelombang sesuai dengan besarnya batu serupa pula dengan gelombang

yang disebabkan oleh tembakan senapan sebagai pengganti peluit yang bias lebih

panjang dan bergerak jauh.

Tingkat kebisingan dan pengaruhnya tidak semua bunyi menimbulkan

gangguan pada pendengaran. Hal ini tergantung dari tingkat tinggi rendahnya

ukuran kebisingan yang dihasilkan dan diukur dalam decibel. Semakin tinggi

desibelnya semakin banyak pengaruh yang ditimbulkan. Jadi dapat disimpulkan

bahwa kebisingan adalah suara yang tidak dikehendaki dan dapat menganggu

kesehatan, kenyamanan serta dapat menyebabkan ketulian.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

III.3 Tipe – Tipe Kebisingan

Kategori kebisingan lingkungan dapat dilihat seperti dalam tabel berikut :

Jumlah kebisingan Semua kebisingan di suatu tempat tertentu dan suatu

waktu tertentu

Kebisingan spesifik Kebisingan di antara jumlah kebisingan yang dapat

dengan jelas dibedakan untuk alasan-alasan akustik.

Seringkali sumber kebisingan dapat diidentifikasikan

Kebisingan residual Kebisingan yang tertinggal sesudah penghapusan

seluruh kebisingan spesifik dari jumlah kebisingan di

suatu tempat tertentu dan suatu waktu tertentu

Kebisingan

latar belakang

Semua kebisingan lainnya ketika memusatkan perhatian

pada suatu kebisingan tertentu. Penting untuk

membedakan antara kebisingan residual dengan

kebisingan latar belakang

Sumber : buchari :Kebisingan industry dan Heraring Conservation Progam,2007 USU Repository©2007

III.4 Sumber kebisingan

Sumber bising ialah sumber bunyi yang kehadirannya dianggap mengganggu

pendengaran baik dari sumber bergerak maupun tidak bergerak. Umumnya

sumber kebisingan dapat berasal dari kegiatan industri, perdagangan,

pembangunan, alat pembangkit tenaga, alat pengangkut dan kegiatan rumah

tangga. Di Industri, sumber kebisingan dapat di klasifikasikan menjadi 3 macam,

yaitu :

1. Mesin

Kebisingan yang ditimbulkan oleh aktifitas mesin.

2. Vibrasi

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

Kebisingan yang ditimbulkan oleh akibat getaran yang ditimbulkan akibat

gesekan, benturan atau ketidak seimbangan gerakan bagian mesin. Terjadi

pada roda gigi, roda gila, batang torsi, piston, fan, bearing, dan lain-lain.

3. Pergerakan udara, gas dan cairan

Kebisingan ini di timbulkan akibat pergerakan udara, gas, dan cairan dalam

kegiatan proses kerja industri misalnya pada pipa penyalur cairan gas, outlet

pipa, gas buang, jet, flare boom, dan lain-lain.

Sumber kebisingan dapat berasal dari kebisingan lingkungan pabrik,

kebisingan dari alat – alat konstruksi, kebisingan dari lalu lintas, kebisingan dari

alat – alat rumah tangga, dan kebisingan di tempat olah raga ( Arif Harwahyudi,

2003 ). Kebisingan lingkungan pabrik disebabkan oleh mesin – mesin yang

dioperasikan dan pekerjaan – pekerjaan yang dilakukan para pekerja setiap saat

bersamaan seperti pukulan palu, suara benda – benda yang dipindahkan dan

barang – barang yang berjatuhan.

III.5 Jenis kebisingan

Jenis – jenis kebisingan berdasarkan sifat dan spektrum bunyi dapat dibagi

sebagai berikut:

1. Bising yang kontinyu

Bising dimana fluktuasi dari intensitasnya tidak lebih dari 6 dB dan tidak

putus-putus. Bising kontinyu dibagi menjadi 2 (dua) yaitu:

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

a. Wide Spectrum adalah bising dengan spektrum frekuensi yang luas. bising

ini relatif tetap dalam batas kurang dari 5 dB untuk periode 0.5 detik

berturut-turut, seperti suara kipas angin, suara mesin tenun.

b. Norrow Spectrum adalah bising ini juga relatif tetap, akan tetapi hanya

mempunyai frekuensi tertentu saja (frekuensi 500, 1000, 4000) misalnya

gergaji sirkuler, katup gas.

2. Bising terputus-putus

Bising jenis ini sering disebut juga intermittent noise, yaitu bising yang

berlangsung secar tidak terus-menerus, melainkan ada periode relatif tenang,

misalnya lalu lintas, kendaraan, kapal terbang, kereta api.

3. Bising impulsif

Bising jenis ini memiliki perubahan intensitas suara melebihi 40 dB

dalam waktu sangat cepat dan biasanya mengejutkan pendengarnya seperti

suara tembakan suara ledakan mercon, meriam.

4. Bising impulsif berulang

Sama dengan bising impulsif, hanya bising ini terjadi berulang-ulang,

misalnya mesin tempa.

Berdasarkan pengaruhnya pada manusia, bising dapat dibagi atas :

1. Bising yang mengganggu (Irritating noise).

Merupakan bising yang mempunyai intensitas tidak terlalu keras,

misalnya mendengkur.

2. Bising yang menutupi (Masking noise)

Merupakan bunyi yang menutupi pendengaran yang jelas, secara tidak

langsung bunyi ini akan membahayakan kesehatan dan keselamatan tenaga

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

kerja , karena teriakan atau isyarat tanda bahaya tenggelam dalam bising dari

sumber lain.

3. Bising yang merusak (damaging/injurious noise)

Merupakan bunyi yang intensitasnya melampui Nilai Ambang Batas.

Bunyi jenis ini akan merusak atau menurunkan fungsi pendengaran.

III.6 Penyebab kebisingan

III.6.1 Beberapa faktor terkait kebisingan yaitu:

1. Frekuensi

Frekuensi adalah satuan getar yang dihasilkan dalam satuan waktu (detik)

dengan satuan Hz. Frekuensi yang dapat didengar manusia 20-20.000 Hz.

Frekuensi dibawah 20 Hz disebut Infra Sound sedangkan frekuensi diatas

20.000 Hz disebut Ultra Sound. Suara percakapan manusia mempunyai

rentang frekuensi 250 – 4.000 Hz. Umumnya suara percakapan manusia punya

frekuensi sekitar 1.000 Hz.

2. Intensitas suara

Intensitas didefinisikan sebagai energi suara rata-rata yang ditransmisikan

melalui gelombang suara menuju arah perambatan dalam media.

3. Amplitudo

Amplitudo adalah satuan kuantitas suara yang dihasilkan oleh sumber suara

pada arah tertentu.

4. Kecepatan suara

Kecepatan suara adalah suatu kecepatan perpindahan perambatan udara per

satuan waktu.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

5. Panjang gelombang

Panjang gelombang adalah jarak yang ditempuh oleh perambatan suara untuk

satu siklus.

6. Periode

Periode adalah waktu yang dibutuhkan untuk satu siklus amplitudo, satuan

periode adalah detik.

7. Oktave band

Oktave band adalah kelompok-kelompok frekuensi tertentu dari suara yang

dapat di dengar dengan baik oleh manusia. Distribusi frekuensi-frekuensi

puncak suara meliputi Frekuensi : 31,5 Hz – 63 Hz – 125 Hz – 250 Hz – 500

Hz – 1000 Hz – 2 kHz – 4 kHz – 8 kHz – 16 kHz.

8. Frekuensi bandwidth

Frekuensi bandwidth dipergunakan untuk pengukuran suara di Indonesia.

9. Pure tune

Pure tone adalah gelombang suara yang terdiri yang terdiri hanya satu jenis

amplitudo dan satu jenis frekuensi.

10. Loudness

Loudness adalah persepsi pendengaran terhadap suara pada amplitudo tertentu

satuannya Phon. 1 Phon setara 40 dB pada frekuensi 1000 Hz

11. Kekuatan suara

Kekuatan suara satuan dari total energi yang dipancarkan oleh suara per satuan

waktu.

12. Tekanan suara

Tekanan suara adalah satuan daya tekanan suara per satuan.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

III.7 Fisiologi Telinga dan Mekanisme Mendengar Bunyi

III.7.1.Fisiologi Telinga

(J. F. Gabriel, 1996:83)

Telinga merupakan alat penerima gelombang suara atau gelombang udara

kemudian gelombang mekanik ini diubah menjadi pulsa listrik dan diteruskan ke

korteks pendengar melalui saraf pendengaran. Telinga dibagi dalam tiga bagian

yaitu telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam. Telinga luar terdiri dari daun

telinga dan kanal telinga, adapun batas telinga luar yaitu dari daun telinga sampai

dengan membran tympani . Batas telinga tengah mulai dari membran tympani

sampai dengan tuba eustachii dan di dalam telinga tengah terdapat tiga buah

tulang kecil yaitu os malleulus, os incus, dan os stapes. Telinga dalam berada di

belakang tulang tengkorak kepala yang terdiri dari kokhlea dan oval window (J.

F. Gabriel, 1996:83).

III.7.1.1 Telinga Bagian Luar

Terdiri dari daun telinga dan liang telinga, dibatasi oleh membran

timpani. Telinga luar berfungsi sebagai mikrofon yang menampung gelombabg

suara yang menyebabkan membran timpani bergetar. Semakin tinggi frekuensi

getaran semakin cepat pula membran tersebut bergetar begitu juga sebaliknya.

III.7.1.2 Telinga Bagian Tengah

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

Terdiri dari osside yaitu 3 tulang kecil ( tulang pendengaran halus) Martil

landasan Sanggurdi yang berfungsi memperbesar getaran dari membran timpani

dan meneruskan getaran yang telah di perbesar ke oval window yang bersifat

fleksibel. Oval window ini terdapat pada ujung dari cochlea.

III.7.1.3 Telinga Bagian Dalam

Yang juga disebut cochlea dan berbentuk rumah siput. Cochlea

mengandung cairan didalamnya terdapat membran basiler dan organ corti yang

terdiri dari sel – sel rambut yang merupakan reseptor pendegaran. Getaran ini

merupakan impuls bagi organ corti yang selanjutnya diteruskan ke otak melalui

syaraf pendengar.

III.7..2 Mekanisme Mendengar Bunyi

Proses pendengaran ditimbulkan oleh getaran atmosfer yang dikenal

sebagai gelombang suara dimana kecepatan volumenya berbeda-beda.

Gelombang suara bergerak melalui rongga telinga luar (auris eksterna) yang

menyebabkan membran tympani bergetar, getaran-getaran tersebut diteruskan

menuju incus dan stapes melalui malleus yang terkait pada membran itu. Karena

getaran yang timbul dalam setiap tulang itu sendiri maka tulang akan

memperbesar getaran yang kemudian disalurkan ke fenestra vestibuler menuju

perilimfe. Getaran perilimfe dialihkan melalui membran menuju indolimfe dalam

saluran kokhlea dan rangsangan mencapai ujung-ujung akhir syaraf dalam organ

korti selanjutnya dihantarkan menuju otak. Perasaan pendengaran ditafsirkan otak

sebagai suara yang enak atau tidak enak, gelombang suara menimbulkan bunyi :

1) Tingkatan suara biasa 80-90 desibel.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

2) Tingkatan maksimum kegaduhan 130 desibel (Syaifuddin, 1996:170-171).

III.8 Mengukur Tingkat Kebisingan

Untuk mengetahui intensitas bising di lingkungan kerja, digunakan Sound

Level Meter. Untuk mengukur nilai ambang kebisingan menggunakan Sound

Level Meter ( SLM ). Mekanisme kerja SLM apabila ada benda bergetar, maka

akan menyebabkan terjadinya perubahan tekanan udara yang ditangkap oleh alat

ini, selanjutnya akan mengerakkan meter penunjuk.

Keras dan intensitas kebisingan dinyatakan dalam desibel (dB). Satu desibel

adalah suara terendah yang dapat didengar seseorang dan 120 dB adalah batas

dengar maksimal yang menimbulkan rasa sakit. Alat yang digunakan untuk

mengukur tingkat tekanan suara adalah Sound Level Meter (SLM). Skala Sound

Level Meter yang dipakai adalah skala A. Sound Level Meter dilengkapi dengan

mikrofon yang mendekati suara, mengkonversikannya ke dalam signal listrik, dan

memperbesar signal sampai pada tingkat tekanan suara. Bising di dalam

bangunan datang dari berbagai arah karena suara yang berasal dari mesin-mesin

danperalatan yang sedang berjalan dipantulkan melalui dinding langit-langit dan

lantai. Alat ini dapat mengukur kebisingan antara 30 – 130 dB dan frekuensi 20 -

20.000 Hz. Keras dan intensitas kebisingan dinyatakan dalam desibel (dB) (Joko

Suyono, 1995: 169).

Secara umum tujuan pengukuran kebisingan yang dilakukan antara lain

digunakan sebagai ( Siswanto, 1991) :

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

1. Evaluasi lingkungan kerja ( apakah ada lingkungan kerja yang berpotensi

bising )

2. Perencanaan alat dan kendali

3. Mengetahui keefektifan alat pengendali

4. Menentukan alat pelindung telinga

5. Sebagai monitoring lingkungan

6. Pengambilan data lingkungan

7. Penelitian ( apakah kasus PAK yang berkaitan dengan kondisi ).

III.8.1 Ada tiga cara atau metode pengukuran akibat kebisingan di lokasi kerja.

1. Pengukuran dengan titik sampling

Pengukuran ini dilakukan bila kebisingan diduga melebihi ambang batas hanya

pada satu atau beberapa lokasi saja. Pengukuran ini juga dapat dilakukan untuk

mengevalusai kebisingan yang disebabkan oleh suatu peralatan sederhana,

misalnyaKompresor/generator. Jarak pengukuran dari sumber harus

dicantumkan, misal 3 meter dari ketinggian 1 meter. Selain itu juga harus

diperhatikan arah mikrofon alat pengukur yang digunakan.

2. Pengukuran dengan peta kontur

Pengukuran dengan membuat peta kontur sangat bermanfaat dalam mengukur

kebisingan, karena peta tersebut dapat menentukan gambar tentang kondisi

kebisingan dalam cakupan area. Pengukuran ini dilakukan dengan membuat

gambar isoplet pada kertas berskala yang sesuai dengan pengukuran yang dibuat.

Biasanya dibuat kode pewarnaan untuk menggambarkan keadaan kebisingan,

warna hijau untuk kebisingan dengan intensitas dibawah 85 dBA warna orange

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

untuk tingkat kebisingan yang tinggi diatas 90 dBA, warna kuning untuk

kebisingan dengan intensitas antara 85 – 90 dBA.

3. Pengukuran dengan Grid

Untuk mengukur dengan Grid adalah dengan membuat contoh data

kebisingan pada lokasi yang di inginkan. Titik–titik sampling harus dibuat

dengan jarak interval yang sama diseluruh lokasi. Jadi dalam pengukuran lokasi

dibagi menjadi beberpa kotak yang berukuran dan jarak yang sama, misalnya : 10

x 10 m. kotak tersebut ditandai dengan baris dan kolom untuk memudahkan

identitas.

III.9 Nilai Ambang Batas Kebisingan

Nilai ambang Batas Kebisingan adalah angka 85 dB yang dianggap aman

untuk sebagian besar tenaga kerja bila bekerja 8 jam/hari atau 40 jam/minggu.

Nilai Ambang Batas untuk kebisingan di tempat kerja adalah intensitas tertinggi

dan merupakan rata-rata yang masih dapat diterima tenaga kerja tanpa

mengakibatkan hilangnya daya dengar yang tetap untuk waktu terus-menerus

tidak lebih dari dari 8 jam sehari atau 40 jam seminggunya. Waktu maksimum

bekerja adalah sebagai berikut :

Nilai Ambang Batas ( NAB ) Kebisingan Ditetapkan menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.

Kep.51/MEN/1999 Waktu

pemajanan/hari Intensitas kebisingan

(dB.A)

Waktu pemajanan/hari

Intensitas kebisingan

(dB.A)

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

8 jam 85 28,12 detik 115 4 jam 88 14,06 detik 118 2 jam 91 7,03 detik 121 1 jam 94 3,52 detik 124

30 menit 97 1,76 detik 127 15 menit 100 0,88 detik 130 7,5 menit 103 0.44 detik 133 3,75 menit 106 0,22 detik 136 1,88 menit 109 0,11 detik 139

III.10 Zona Kebisingan

Daerah dibagi sesuai dengan titik kebisingan yang diizinkan

Zona A : Intensitas 35 – 45 dB. Zona yang diperuntukkan bagi tempat penelitian,

RS, tempat perawatan kesehatan/sosial & sejenisnya.

Zona B : Intensitas 45 – 55 dB. Zona yang diperuntukkan bagi perumahan,

tempat Pendidikan dan rekreasi.

Zona C : Intensitas 50 – 60 dB. Zona yang diperuntukkan bagi perkantoran,

Perdagangan dan pasar.

Zona D : Intensitas 60 – 70 dB. Zona yang diperuntukkan bagi industri, pabrik,

stasiun KA, terminal bis dan sejenisnya.

Zona Kebisingan menurut IATA (International Air Transportation Association)

Zona A: intensitas > 150 dB → daerah berbahaya dan harus dihindari

Zona B: intensitas 135-150 dB → individu yang terpapar perlu memakai

pelindung telinga (earmuff dan earplug)

Zona C: 115-135 dB → perlu memakai earmuff

Zona D: 100-115 dB → perlu memakai earplug

III.11 Upaya Pengendalian Kebisingan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

a. Pengendalian secara teknik

1) Terhadap sumber bising : Substitusi mesin, pemeliharaan mesin,

pemasangan bantalan, isolasi

2) Pada transmisi : mempebesar jarak, menyerap suara, memasang barier

atau sekat

Tabel III.11 Bahan – bahan yang dapat mereduksi kebisingan

Jenis bahan Tebal (mm) Massa (Kg/m2) Reduksi (dB)

Asbestos semen 6 12 26

Batu bata 113 220 35 – 40

Papan/Kayu 18 12 26

Batako 75 100 23

Triplek 6 4 21

Aluminium 1,5 5 22

Sumber : Ambar W.Roestam cermin dunia kedoteran no 144,2004 b. Pengendalian secara Administrasi ( Pada Penerima )

Rotasi pekerjaan, pengadaan kontrol room, diklat, pemantauan

lingkungan kerja, pemeriksaan pendengaran, pengaturan waktu papar.

c. Pemakaian Alat Pelindung Telinga ( APT )

1) Ear plug (sumbat liang telinga) terbuat dari karet, busa atau plastik, di

desain sekali pakai dan mampu mereduksi s/d 30 dB.A

2) Canal caps menutup lubang telinga, terbuat dari silicon karet plastik

yang lunak penggunaan pada intermittent karena mudah digeser,

mampu mereduksi 20 dB.A

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

3) Ear muff, APT ini terdiri dari 2 ear cup (tutup telinga) atau

pelindung getaran yang sesuai dengan bagian luar telinga termasuk

sebuah bantalan pelindung yang melindungi bagian kepala.

Merupakan APT yang dilengkapi dengan peredam suara (busa/bahan

lain), mampu mereduksi suara 25 dB.A

III.12 Penghitungan Intensitas Kebisingan

Penghitungan intensitas kebisingan dapat dilakukan dengan dua metode yaitu:

1. Penjumlahan

Digunakan untuk mengukur intensitas bising yang akan ditimbulkan oleh

satu atau lebih mesin yang dihidupkan secara bersamaan, dapat ditentukan

dengan

a. Menggunakan Rumus

n n Li/10

P2 rata – rata =∑ Pi2 = ∑ 10

PO2 i=1 PO2 i=1

Contoh :

Mesin A = 90 dBA ; Mesin B = 80 dBA ; Mesin C = 70 dBA. Intesitas

kebisingan yang terukur dari ketiga mesin tersebut adalah = 95 dBA.

Cara penghitungan ;

PA2 = 1090/10 =109=100x107= antilog 9 Po2

Pb2 =1080/10 =108X107 = antilog 8

Po2

Pc2 =1070/10=107X107 = antilog 7 Po2

P2 Rata –rata = 111X107 PO2

Lp = 10 log (P2 Rata – rata/PO2) = 10 log ( 111X 107) = 10 log ( 111X 109)

= 10 log ( 111)+90 = 90,5 dbA

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

b.Menggunakan Tabel

Selisih db dB yang harus ditambahkan 0 atau 1 2 atau 3 4 atau 9

>10

3 2 1 0

Sumber : Denny Ardiyanto,2009

c. Penggunaan Chart

Cara penggunaan chart sebagai berikut :

1. Mengukur total noise baik sumber bunyi maupun background noise

2. Mematikan mesin dan mengukur SPL background noise

3. Mengukur selisih kedua pengukuran tersebut. Bila selisih <3db pengaruh

background noise besar, bila selisih 3-10 db perlu dikoreksi, bila >10db,

tidak perlu koreksi.

4. Untuk koreksi ,selisih kedua SPL masuk sumbu X dari titik tersebut ditarik

garis vertikal ke atas hingga memotong kurva. Dari titik potong ditarik garis

sejajar sumbu X hingga memotong sumbu Y, sehingga di dapat angka

koreksi.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

BAB IV

KERANGKA KONSEPTUAL

25

Karakteristik Pekerja

1. Umur 2. Masa kerja

3. Kebiasaan merokok 4. Kebiasaan memakai APT 5. Kebiasaan memakai Obat – obatan 6. Kerentanan individu

Keluhan Subjektif

Upaya Pengendalian

1. Pengendalian teknik

2. Pengendalian administratif

3. Pemakaian APT

Paparan Bising

Auditory

1. Gangguan pendengaran

2. 2. trauma akustik

3. ketulian permanen

4. ketulian sementara

Non Auditory 1. Keluhan Fisiologis 2. Keluhan Psikologis

3. Gangguan Keseimbangan 4. Gangguan komunikasi

----- : Variabel tidak diteliti

:Variabel diteliti

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

BAB V

METODE PENELITIAN

V.1 Jenis Penelitian

Menurut sifatnya, penelitian ini merupakan penelitian observasional yang

dilakukan objek di lapangan. Ditinjau dari analisis datanya termasuk penelitian

deskritif yang dimaksudkan untuk mendiskripsikan adanya keluhan subyektif

yang timbul akibat paparan kebisingan di tempat kerja. Menurut pendekatan

waktu, penelitian ini bersifat cross sectional karena pengamatan dilakukan

serentak pada saat periode tertentu. Sedangkan menurut tempatnya merupakan

penelitian lapangan dengan menggambarkan keadaan nyata di lapangan melalui

hasil pengukuran observasi dan kemudian membandingkan dengan standar yang

berlaku

V.2 Obyek penelitian

Obyek dari penelitian ini adalah pekerja yang bekerja di unit NPK

Granulasi 3 di PT Petrokimia gresik. Sebanyak 17 pekerja yang terpapar bising

dan beresiko mengalami keluhan akibat terpapar bising.

V.3 Tempat dan Waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan di unit NPK Granulasi 3 di PT Petrokimia Gresik.

Dan penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2010

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

V.4 Variabel dan Definisi Operasional

V.4.1 Variabel Penelitian

1) Intensitas Kebisingan

2) Karaktistik pekerja

a) Umur

b) Masa kerja

3) Keluhan subyektif

Meliputi keluhan fisiologis (seperti gangguan tekanan darah, pucat pada

kaki dll), keluhan Psikologis (seperti perasaan tidak nyaman kurang

kosentrasi, susah tidur, cepat emosi dll), keluhan gangguan keseimbangan

(seperti kepala pusing, mual dan muntah), gangguan komunikasi

(menyebabkan terganggunya pekerjaan, bahkan mungkin terjadi

kesalahan) dan keluhan gangguan terhadap pendengaran (seperti

gangguan bicara terhadap orang lain, kurangnya kemampuan

mendengarkan TV, radio, percakapan telepon dsb)

4) Upaya Pengendalian

a. Teknik

b. Administratif

c. Penggunaan APT

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

V.4.2 Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Ukuran Kategori Skala Intensitas kebisingan

Intensitas yang didapat dari pengukuran pada saat mesin beroperasi.

Pengukuran menggunakan SLM(Sound Level Meter )

Satuan :dBA Sesuai dengan NAB faktor fisika (85dBA)

ordinal

Umur Nilai dimana tahun penelitian dikurangi tahun kelahiran tenaga kerja

pengisian kuesioner oleh tenaga kerja

Dibagi 2 kategori a.20 – 40 tahun b. ≥40 Tahun

ordinal

Masa Kerja Lamanya pekerja bekerja dan terpapar bising di tempat kerja

Pengisian kuesioner oleh tenaga kerja

Dibagi 2 kategori: a.5 – 10 tahun b.≥10 tahun

ordinal

Keluhan subyektif

Setelah dilakukan pengukuran dan pengisian kuesioner maka akan diketahui keluhan apa saja yang dialami oleh pekerja akibat paparan kebisingan

Dari pengisian kuesioner Meliputi: a) Keluhan fisiologis

Jawaban antara : a. Ya, jika mengalami gangguan seperti tekanan darah pucat pada kaki dll. b. Jika tidak mengalami gangguan

nominal

b.Keluhan psikologis

a. Ya ,jika mengalami seperti perasaan tidak nyaman kurang kosentrasi, susah tidur, cepat emosi dll). b.Tidak, jika tidak mengalami

c.Gangguan keseimbangan

a.Ya ,jika merasa kepala pusing mual dan muntah b. Tidak, jika tidak ada keluhan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

d.Gangguan komunikasi

a. Ya, jika mengalami terganggunya pekerjaan, bahkan mungkin terjadi kesalahan

b.Tidak, jika tidak mengalaminya

e. Gangguan terhadap pendengaran

a. Ya ,jika mengalami gangguan bicara terhadap orang lain, kurangnya kemampuan mendengarkan TV, radio, percakapan telepon dsb) b. Tidak, jika tidak mengalaminya

Upaya Pengendalian

Suatu upaya yang dilakukan untuk mengurangi intensitas kebisingan agar tidak berdampak buruk terhadap pekerja yang sedang bekerja yang dilakukan pada sumber bising, lingkungan dan pekerja

Dilakukan dengan observasi dan wawancara . Meliputi : a.kontrol teknik seperti

1.Pengecekan secara rutin terhadap komponen mesin – mesin 2. Reduksi radiasi suara yang berasal dari mesin – mesin 3. Pemasangan pelindung atau penutup serta barier pada mesin penyekat antara mesin dan pekerjaDesain ulang atau renovasi tempat kerja dengan upaya untuk mengurangi kebisingan 4. Pemasangan peredam suara pada langit – langit, dinding dan tempat kerja untuk menyerap suara dan mengurangi gema

nominal

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

b Administratif

1. Rotasi kerja 2. Monitoring lingkungan 3. Pendidikanatau pelatihan K3 4. Pemeriksaan kesehatan khusus

c.Penggunaan APT

1. Perusahaan menyiapkan APT 2. Pekerja Memakai APT saat bekerja

V.5 Cara pengukuran

1) Penentuan titik pengukuran

pengukuran kebisingan dilakukan beberapa titik tempat karyawan bekerja dan

pada saat mesin beroperasi.

2) Waktu pengukuran

pengukuran kebisingan dilakukan saat proses produksi

3) Alat yang digunakan

Sound Level Meter

4) Cara pengukuran

a. Memeriksa baterai

b. Menentukan weighting network sesuai

c. Sebelum dilakukan pengukuran SLM dikalibrasi dengan kalibrator

d. Bila mungkin SLM diletakkan pada tripod dimana operator ≥ 0,5 meter

e. Pengukuran diluar gedung harus dilakukan pada 1,2 – 1,5 meter diatas

tanah dan bila mungkin ≥ 3,5 meter dari semua permukaan yang memantulkan.

Tetapi bila kecepatan angin > 20 km/ jam sebaiknya tidak dilakukan

penbgukuran bising. Pengukuran diluar ruangan hendaknya memasang

windscreen yang terbuat dari busa berpori untuk :

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

a) Mengurangi turbelensi angin disekitar mikrofon

b) Mereduksi suara tiupan angin

c) Melindungi mikrofon dari debu dan kotoran dan kerusakan mekanik

5. Precisioun SLM dapat dilengkapi dengan impulse network untuk mengukur

suara tang tingkat tekanannya meningkat secara rajam dalam internal waktu yang

sangat pendek

6. Pada saat melakukan pengukuran SLM dipegang dengan jaran sepanjang

ukuran lengan atau menggunakan remote microphone

7. Bila pengukuran dilakukan di suatu daerah bebas ( free field ), mikrofon

diarahkan langsung ke sumber bunyi

8. Kesalahan pengukuran terjadi bila operator mengukur terlalu dekat atau

terlalu jauh dengan sumber bising.

9. Memilih meter respon yang tepat yaitu “ fast” atau “slow”

V.6 Teknik dan Instrument pengumpulan data

V.6.1 Teknik pengumpulan data

a. Data Primer

Adalah data langsung dari sumber dengan cara :

1. Observasi dilakukan pada keadaan lingkungan kerja, proses produksi dan

upaya pengendalian kebisingan yang dilakukan perusahaan baik pada

lingkungan kerja maupun tenaga kerja.

2. Pengisian kuesioner dilakukan dengan pembagian kuesioner untuk diisi

pekerja.

3. Wawancara untuk pengumpulan data umum dan upaya pengendalian

kebisingan dilakukan dengan kepala operasional perusahaan.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

4. Pengukuran kebisingan dilakukan dengan kepala operasional perusahaan

b.Data Sekunder

Diperoleh dari sumber lain yang sifatnya umum baik dari data yang sudah ada

di perusahaan ataupun sumber lain.

V.6.2 Instrument Pengumpulan data

Instrument penelitian yang dibutuhkan antara lain :

a. Sarana untuk mengukur kebisingan, yaitu Sound Level Meter

b. Sarana untuk pengambilan data

1) Lembar Observasi

2) Kuesioner

3) Wawancara

c. Tenaga Pelaksana

1) Mengumpulkan data

2) Mengukur kebisingan dengan dibantu oleh pekerja lainnya.

V.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Semua data yang terkumpul baik yang diperoleh secara observasi maupun

wawancara, dikumpulkan dan dilakukan analisis data tersebut secara deskritif

yaitu dengan menggambarkan keadaan sesungguhnya tentang obyek yang diteliti

dan data yang di dapat dilakukan klasifikasi atau pengelompokkan data untuk

dianalisis data yang akan di sajikan dalam bentuk tabel sehingga memudahkan

pembacaan hasil penelitian.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

BAB VI

HASIL PENELITIAN

VI.1.Gambaran Umum Perusahaan

PT.Petrokimia gresik adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara di

bawah koordinasi Menteri Pendayagunaan BUMN yang bergerak di bidang

produksi pupuk, bahan – bahan kimia dan jasa lainnya seperti ammonia, asam

Fosfat, konstruksi dan engineering. Perusahaan ini merupakan pabrik pupuk

terbesar kedua setelah PT.Pupuk Sriwijaya di Palembang.

VI.1.1 Sejarah Singkat Petrokimia Gresik

PT.Petrokimia Gresik merupakan pabrik pupuk terlengkap di Indonesia.

Pada awal berdirinya disebut proyek Petrokimia Surabaya. Kontrak

pembangunan ditanda – tangani pada 10 Agustus 1964, dan mulai berlaku pada

tanggal 8 Desember 1964. Proyek ini diresmikan oleh Presiden Republik

Indonesia pada tanggal 10 Juli 1972, yang kemudian tanggal tersebut ditetapkan

sebagai hari jadi PT Petrokimia Gresik.

VI.1.2 Lokasi Perusahaan

PT. Petrokimia Gresik saat ini menempati lahan kompleks seluas 450 Ha.

Areal tanah yang ditempati berada di tiga kecamatan yang meliputi enam desa,

yaitu :

1) Kecamatan Gresik, meliputi desa-desa : Ngipik, Karangturi, Sukorame,

Tlogopojok.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

2) Kecamatan Kebomas, meliputi desa-desa : Kebomas,Tlogopatut, Randu

Agung

3) Kecamatan Manyar, Meliputi desa-desa : Romo Meduran, Pojok Pesisir,

Tepen.

Dipilihnya Gresik sebagai lokasi pendirian pabrik pupuk merupakan hasil

studi kelayakan pada tahun 1962 oleh Badan Persiapan Proyek – Proyek Industri

(BP3I), dibawah Departemen Perindustrian dan Pertambangan. Pada saat itu

Gresik dinilai ideal dengan pertimbangan antara lain :

1) Tersedianya lahan yang kurang produktif

2) Tersedianya sumber air yang berasal dari aliran sungai Brantas dan sungai

Bengawan Solo

3) Dekat dengan daerah konsumen pupuk terbesar, yaitu perkebunan dan

petani tebu

4) Dekat dengan pelabuhan sehingga memudahkan untuk mengangkut

peralatan pabrik selama masa kontruksi, pengadaan bahan baku, maupun

penbistribusian hasil produksi melalui angkutan laut.

5) Dekat dengan Surabaya yang memiliki kelengkapan yang memadai,

antara lain tersedianya tenaga-tenaga terampil.

6) Pada saat ini PT. Petrokima Gresik berlokasi di Jalan Jenderal ahmad

Yani Gresik serta memiliki kantor perwakilan Jakarta yang beralamatkan

di Jalan Tanah Abang III No. 16 Jakarta Pusat.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

VI.1.3 Logo perusahaan

a) Logo

b) Arti

Logo dengan gambar kerbau berwarna emas, dipilih sebagai

pernghormatan terhadap daerah Kecamatan Kebomas

Kerbau juga melambangkan sikap yang suka bekerja keras, loyal, dan jujur.

Selain itu kerbau dalah hewan yang dikenal luas oleh masayarakat Indonesia

sebagai sahabat petani. Kemudian arti warna yang digunakan dalam logo

tersebut yaitu :

1. Warna kuning emas pada hewan kerbau melambangkan Keagungan

2. Daun hijau yang berujung lima melambangkan kesuburan dan

kesejahteraan

3. Lima ujung daun melambangkan kelima sila dari Pancasila

4. Huruf PG berwarna putih singkatan dari PETROKIMIA GRESIK

5. Warna putih pada huruf PG melambangkan kesucian

Logo mempunyai arti keseluruhan “ Dengan hati yang bersih

berdasarkan sila Pancasila, PT. Petrokimia Gresik berusaha mencapai

masarakat yang adil dan makmur untuk menuju keagungan bangsa”.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

VI.1.4 Visi dan Misi Perusahaan

VI.1.4.1 Visi Perusahaan

Menjadi produsen pupuk dan produk kimia lainnya yang berdaya saing tinggi,

dan diminati konsumen.

VI.1.4.2 Misi Perusahaan

1) Mendukung penyediaan pupuk nasional untuk tercapainya program

swasembada pangan

2) Meningkatkan hasil usaha untuk menunjang kelancaran kegiatan

operasional dan pengembangan usaha perusahaan.

3) Mengembangkan potensi usaha untuk mendukung industri kimia nasional

dan berperan aktif dalam community development.

VI.2 Kapasitas Pabrik Majemuk NPK (SNI 02-2803-2000)

PT. Petrokimia Gresik bertekad untuk menjadi produsen pupuk dan produk kimia

lainnya yang daya saing tinggi dan produknya paling diminati konsumen dengan

memberikan jaminan pemenuhan persyaratan dan pelayanan yang terbaik. Untuk

mendukung tekad tersebut, PT. Petrokimia Gresik menerapkan sistem

manajemen mutu yang berbasis pada upaya melakukan penyempurnaan yang

berkesinambungan untuk memastikan bahwa “ Hari ini harus lebih baik dari hari

kemarin, hari esok harus lebih baik dari hari ini”.

Selain menghasilkan dan memasarkan produk pupuk dan non pupuk, PT

Petrokimia Gresik juga menawarkan berbagai bentuk jasa & pelayanan, antara

lain meliputi : jasa pelabuhan, keahlian, fabrikasi, penelitian laboratorium,

konstruksi & rancang bangun, pendidikan & latihan, dan lain-lain.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

VI. 2.1 Spesifikasi Pupuk Phonska/ Pupuk Majemuk NPK

1. Nitrogen (N) : 15%

2. Fosfat (P2O5) : 15%

3. Kalium (K2O) : 15%

4. Sulfur (S) : 10%

5. Kadar air maksimal 2%

6. Bentuk butiran

7. Warna merah muda

8. Dikemas dalam kantong bercap kerbau emas dengan isi bersih 50 dan 20

kg.

VI.2.2 Tahapan Proses Produksi di Pabrik Pupuk Majemuk NPK

1. Pengumpanan bahan baku

2. Penyiapan slurry dan proses granulasi

3. Pengeringan

4. Pemilahan dan penghancuran produk

5. Perlakuan produk akhir

Bahan – bahan yang digunakan :

1. DAP 4. NA

2. UREA 5. CLAY

3. POTASH

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

VI.2.3 Proses Produksi Pupuk manajemuk NPK

GENERAL FLOW CHARTNPK (PHONSKA) PLANT(INCRO - PROCESS/300,000 MTPY) .

Ammonia

ZA KCl

Filler Spare

Oversize & UndersizeScreen

Regulator Conveyor

PolishingScreen

F-BCooler

Mill

Storage

To Final Scrubber

Pipe Reactor

Phosphoric Acid

Pipe Reactor Vessel Scrubber Vessel

Dryer ScrubberGranulatorPrescrubber

Granulator & DedustingScrubber

Gambar VI. 2.3 Proses Produksi pupuk majemuk NPK

VI.2.4 Sifat, manfaat dan keunggulan pupuk PHONSKA/ Majemuk NPK

1. Higroskopis

2. Mudah larut dalam air

3. Mengandung unsur hara N, P, K dan S sekaligus

4. Kandungan unsur hara setiap butir pupuk merata

5. Larut dalam air sehingga mudah diserap tanaman

6. Sesuai untuk berbagai jenis tanaman

7. Meningkatkan produksi dan kualitas panen

8. Menambah daya tahan tanaman terhadap gangguan hama, penyakit dan

kekeringan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

9. Menjadikan tanaman lebih hijau dan segar karena banyak mengandung

butir hijau daun

10. Memacu pertumbuhan akar dan sistem perakaran yang baik

11. Memacu pembentukan bunga, mempercepat panen dan menambah

kandungan protein

12. Menjadikan batang lebih tegak, kuat dan dapat mengurangi risiko rebah

13. Memperbesar ukuran buah, umbi dan biji-bijian

14. Meningkatkan ketahanan hasil selama pengangkutan dan penyimpanan.

15. Memperlancar proses pembentukan gula dan pati.

VI.3 Hasil Pengukuran Kebisingan di unit NPK Granulasi 3

PT.Petrokimia Gresik

Pengukuran kebisingan bertujuan untuk mengetahui intensitas kebisingan di

lingkungan unit NPK Granulasi 3 PT Petrokimia Gresik, pengukuran dilakukan

dengan menentukkan titik sampling karena kebisingan diduga melebihi pada satu

atau beberapa lokasi saja. Pengukuran dipusatkan pada daerah sekitar granulator

yang menggunakan knocker, manfaat dari knocker pada granulator adalah agar

adonan NPK tidak menempel pada dinding granulator. Hal ini disebabkan karena

kebisingan di daerah sekitar granulator mempunyai intensitas kebisingan yang

tinggi. Kebisingan yang dihasilkan oleh knocker merupakan kebisingan implusif

berulang, pengukuran ini dilakukan dengan jarak 3 meter dari tiap titik

pengukuran. Dan tentu saja di unit produksi NPK Granulasi 3 juga mengalami

noise pollution karena PT. Petrokimia merupakan industri yang berkembang

secara modern dan alat – alat poduksi yang mutakhir yang dapat menambah

intensitas bising.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

Tabel VI.3 Hasil pengukuran Kebisingan di daerah sekitar granulator di unit NPK Granulasi 3 di PT.Petrokimia Gresik

Titik Pengukuran

dBA Titik Pengukuran

dBA

X1 X2 X3 X4 X5

91 92 89 88 89

X6 X7 X8 X9 X10

87 86 92 87 88

Berdasarkan tabel intensitas kebisingan ditentukan dengan metode penjumlahan

dengan menggunakan rumus :

Berdasarkan tabel diatas maka diperoleh hasil penghitungan intensitas

X1=91= 1091/10= antilog9,1= 12,58X108

X2=92= 1092/10= antilog9,2= 15,85X108

X3=89= 1089/10= antilog8,9= 7,94 X108

X4=88= 1088/10= antilog8,8= 6,30X108

X5=89=1089/10= antilog8,9= 7,94X108

X6=87=1087/10= antilog8,7= 5,01X108

X7=8,6=108,6/10= antilog8,6= 3,98X108

X8=92=1092/10= antilog9,2= 15,85X108

X9=87=1087/10= antilog8,7= 5,01X108

X10=88=1088/10= antilog8,8= 6,30X108

Jumlah =86,76X108

Jadi Rata – rata :

P2 rata – rata =86,76 X108

Po2

Lp = 10 Log ∑n=10 Li/10

i=1

= 10 Log (86,76X108)

= 10 X1,94+80 = 99,4 dBA

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

Denah Pengukuran :

X1 X2 X3 X4

X

X5 X6 X7 X8

X10 X9

Gambar VI.3 Denah pengukuran pada granulator di unit NPK Granulasi 3 PT.Petrokimia

Gresik

VI.4 Karakterisitik Responden

VI.4.1 Umur

Umur pekerja di unit NPK Granulasi 3 PT. Petrokimia Gresik dibagi

dalam 2 kategori, yaitu pekerja umur 20 sampai 40 tahun dan pekerja dengan

umur ≥ 40 tahun.

Tabel VI.4.1 Umur responden pekerja di unit NPK Granulasi 3 PT.Petrokimia Gresik

Umur Frekuensi Persentase (%) 20 – 40 Tahun 11 64,7 ≥40 Tahun 6 35,3

Jumlah 17 100

Dari tabel diatas merupakan hasil analisis hasil kuesioner sebanyak 64,7%

pekerja berumur 20 – 40 tahun dan 35,3 % berumur ≥ 40 tahun.

VI.4.2 Masa Kerja

Masa kerja pekerja dibagi dalam 2 kategori yaitu pekerja dengan masa

kerja ≤ 10 tahun , dan pekerja dengan masa kerja ≥10 tahun.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

Tabel VI.4.2 Masa Kerja responden pekerja di unit NPK Granulasi 3 PT.Petrokimia Gresik.

Masa kerja Frekuensi Persentase (%) ≤ 10 tahun ≥ 10 tahun

11 6

64,7 35,3

Jumlah 17 100

Dari tabel diatas hasil kuesioner menunjukkan sebanyak 52,9 % pekerja

mempunyai masa kerja ≥10 tahun dan 47,1% pekerja mempunyai masa kerja ≤

10 tahun.

VI.5 Jenis Keluhan Subyektif pada pekerja di unit NPK Granulasi 3

PT.Petrokimia Gresik

Tabel dibawah ini adalah tabel distribusi keluhan subyektif berdasarkan

hasil analisis kuesioner yang dilakukan diperoleh data keluhan subjektif yang

dialami pekerja yaitu meliputi keluhan fisiologis (seperti gangguan tekanan

darah, pucat pada kaki dll), keluhan Psikologis (seperti perasaan tidak nyaman

kurang kosentrasi, susah tidur, cepat emosi dll), keluhan gangguan terhadap

pendengaran (seperti gangguan bicara terhadap orang lain, kurangnya

kemampuan mendengarkan TV, radio, percakapan telepon).

Tabel VI.5 Distribusi Keluhan subyektif yang dialami pekerja karena paparan bising di NPK Granulasi 3 PT Petrokimia Gresik

Jenis Keluhan Frekuensi Persentase (%)

a. Keluhan Non Auditory 1. Keluhan fisiologis (seperti tekanan darah

dan pucat pada kaki)

4 23,5

2. Keluhan Psikologis (seperti perasaan tidak nyaman kurang kosentrasi, susah tidur, cepat emosi dll)

14 82,4

b.Keluhan Auditory 1. Gangguan Pendengaran

6 35,3

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

VI.6 Hubungan keluhan subyektif dengan umur dan masa kerja yang

dialami pekerja unit NPK Granulasi 3 PT Petrokimia Gresik

Umur dan masa kerja berkaitan dengan keluhan subjektif dialami pekerja

unit NPK Granulasi 3 PT.Petrokimia Gresik.

VI.6.1 Tabulasi silang keluhan fisiologis dengan umur dan masa kerja pekerja

yang terpapar bising di unit NPK Granulasi 3 PT Petrokimia Gresik

Dibawah ini adalah tabel berdasarkan hasil analisis kuesioner tampak

adanya keluhan subyektif dengan umur dengan masa kerja pada pekerja yang

terpapar bising berupa keluhan fisiologis akibat terpapar bising seperti gangguan

tekanan darah dan pucat pada kaki.

Tabel VI.6.1 Cross Tab (tabulasi silang) keluhan fisiologis dengan umur pada pekerja yang terpapar bising di unit NPK Granulasi 3 PT Petrokimia Gresik

tahun 2010 Umur Keluhan Fisiologis Total Persentase

(%) Ada Tidak (n) (%) (n) (%) 20 – 40 tahun 0 0 11 64,7 11 64,7 ≥ 40 tahun 4 23,5 2 11,8 6 35,3

Jumlah 4 23,5 13 76,5 17 100

Tabel VI.6.1 Cross Tab(tabulasi silang) keluhan fisiologis dengan masa kerja pada pekerja yang terpapar bising di unit NPK Granulasi 3 PT Petrokimia

Gresik tahun 2010 Masa Kerja Keluhan Fisiologis Total Persentase

(%) Ada Tidak (n) (%) (n) (%) ≤ 10 tahun 0 0 11 64,7 11 64,7 ≥ 10 tahun 4 23,5 2 11,8 6 35,3

Jumlah 4 23,5 13 76,5 17 100

Tabel diatas berdasarkan hasil analisis kuesioner sebanyak 64,7% pekerja

tampak pekerja dengan umur 20 – 40 tahun dan masa kerja ≤ 10 tahun

mengalami keluhan fisiologis dikarenakan resistensi elasistas pendengaran baru

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

terdengar (masih sensitive) sehingga pekerja merasa terganggu oleh paparan

bising di unit NPK Granulasi 3 PT Petrokimia Gresik.

VI.6.2 Tabulasi silang keluhan psikologis dengan umur dan masa kerja pekerja

yang terpapar bising di unit NPK Granulasi 3 PT Petrokimia Gresik.

Dibawah ini adalah tabel berdasarkan hasil analisis kuesioner tampak adanya

keluhan psikologis berupa seperti perasaan tidak nyaman kurang kosentrasi,

susah tidur, cepat emosi, dengan umur dan masa kerja pada pekerja yang terpapar

bising.

Tabel VI.6.2 Cross Tab (tabulasi silang) keluhan psikologis dengan umur pada pekerja yang terpapar bising di unit NPK Granulasi 3 PT Petrokimia Gresik

tahun 2010 Umur Keluhan Psikologis Total Persentase

(%) Ada Tidak (n) (%) (n) (%) 20 – 40 tahun 12 70,6 1 5,8 13 76,4 ≥40 tahun 2 11,8 2 11,8 4 23,6

Jumlah 14 82,4 3 17,6 17 100

Tabel VI.6.2 Cross Tab(tabulasi silang) keluhan psikologis dengan masa kerja pada pekerja yang terpapar bising di unit NPK Granulasi 3 PT Petrokimia

Gresik tahun 2010 Masa Kerja

Keluhan Psikologis

Total Persentase

(%) Ada Tidak (n) (%) (n) (%)

≤ 10 tahun 12 70,6 1 5,8 13 76,4 ≥ 10 tahun 2 11,8 2 11,8 4 23,6

Jumlah 14 82,4 3 17,6 17 100

Tabel diatas berdasarkan hasil analisis kuesioner yaitu sebanyak 70,6%

pekerja dengan masa kerja ≤ 10 tahun mengalami keluhan psikologis berupa

gangguan tidur hal ini disebabkan mungkin pendengaran pekerja masih sensitive

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

sehingga merasa terganggu karena paparan bising dan sisanya 11,8% pekerja

dengan umur ≥ 40 tahun dengan masa kerja ≥ 10 tahun.

VI.6.3 Tabulasi silang gangguan pendengaran pada pekerja dengan umur dan

masa kerja pekerja yang terpapar bising di unit NPK Granulasi 3 PT.Petrokimia

Gresik.

Dibawah ini adalah tabel berdasarkan hasil analisis kuesioner tampak

adanya gangguan pendengaran pada pekerja seperti gangguan bicara terhadap

orang lain, kurangnya kemampuan mendengarkan TV, radio, percakapan telepon

dengan umur dan masa kerja akibat paparan bising di unit NPK Granulasi 3 PT

Petrokimia Gresik.

Tabel VI.6.3 Cross Tab (tabulasi silang) gangguan pendengaran dengan umur pada pekerja yang terpapar bising di unit NPK Granulasi 3 PT Petrokimia

Gresik tahun 2010

Umur

Gangguan Pendengaran

Total Persentase (%)

Ada Tidak (n) (%) (n) (%)

20 – 40 tahun 2 11,8 9 52,9 11 64,7 ≥40 tahun 4 23,6 2 11,8 6 35,4

Jumlah 6 35,4 11 64,7 17 100

Tabel VI.6.3 Cross Tab (tabulasi silang) gangguan pendengaran dengan masa kerja pada pekerja yang terpapar bising di unit NPK Granulasi 3 PT

Petrokimia Gresik tahun 2010

Masa Kerja Gangguan Pendengaran

Total Persentase (%)

Ada Tidak (n) (%) (n) (%)

≤ 10 tahun 2 11,8 9 52,9 11 64,7 ≥ 10 tahun 4 23,6 2 11,8 6 35,4

Jumlah 6 35,4 11 64,7 17 100

Tabel diatas berdasarkan hasil analisis kuesioner yaitu sebanyak 23,6%

pekerja dengan umur ≥40 tahun dengan masa kerja≥10 tahun mengalami

gangguan pendengaran akibat paparan bising dikarenakan tingkat elasitas

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

pendengarannya sudah berkurang dan sisanya 11,8% pekerja dengan umur 20 –

40 tahun dengan masa kerja ≤10 tahun.

VI.7 Pemakaian Alat Pelindung Telinga di Unit NPK Granulasi 3

PT.Petrokimia Gresik

Tabel VI.7 Pemakaian APT oleh pekerja di unit NPK Granulasi 3 PT.Petrokimia Gresik tahun 2010

Pemakaian APT Jumlah Persentase (%) Ya 2 11,8 Tidak 0 0 Kadang – kadang 15 88,2 Jumlah 17 100

Dari hasil analisis kuesioner 88,2% pekerja menggunakan APT jika

pekerja berada di area bising di unit NPK Granulasi 3 PT.Petrokimia Gresik.

VI.8 Upaya pengendalian Kebisingan di Pabrik NPK Granulasi 3

PT.Petrokimia – Gresik

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan salah satu petugas di

unit NPK Granulasi 3 diperoleh data sebagai berikut :

Tabel VI.8 Check list Upaya pengendalian kebisingan : No Upaya pengendalian kebisingan Belum dilakukan Sudah dilakukan 1 a. Pengendalian teknik

1) Pengecekan secara rutin terhadap komponen mesin – mesin

2) Reduksi radiasi suara yang berasal dari mesin – mesin

3) Pemasangan pelindung atau penutup serta barier pada mesin penyekat antara mesin dan pekerja

4) Desain ulang atau renovasi tempat kerja dengan upaya untuk mengurangi kebisingan

5) Pemasangan peredam suara pada langit – langit, dinding dan tempat kerja untuk

√ √ √

√ √

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

menyerap suara 2 Administratif

1) Rotasi kerja 2) Monitoring lingkungan 3) Pendidikan atau pelatihan

K3 4) Pemeriksaan kesehatan

khusus

√ √ √ √

3 Penggunaan APT 1) Perusahaan menyiapkan

APT 2) Pekerja Memakai APT

saat bekerja

√ √

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

BAB VII

PEMBAHASAN

VII.1 Karakteristik Pekerja di unit NPK Granulasi 3 di PT.Petrokimia Gresik

VII.1.1 Umur

Umur Pekerja di unit NPK Granulasi 3 PT.Petrokimia Gresik dibagi dalam 2

kategori, yaitu pekerja dengan umur 20 sampai 40 tahun dan pekerja dengan umur

lebih dari 40 tahun. Berdasarkan tabel VI.4.1 diketahui bahwa pekerja di unit NPK

Granulasi 3 PT.Petrokimia gresik, 64,7% berusia 20 – 40 tahun dan 35,3 % berusia ≥

40 tahun. Pekerja dengan umur lebih dari 40 tahun akan lebih mudah mengalami tuli

akibat terpapar bising karena pada usia tersebut, daya elasitisitas organ pendengaran

telah menurun (Anif Wahyuni,2003)

VII.1.2 Masa Kerja

Pekerja di unit NPK Granulasi 3 PT.Petrokimia Gresik mempunyai masa

kerja bervariasi dan beberapa pekerja sebelumnya juga pernah bekerja ditempat lain.

Berdasarkan tabel VI.4.2 diketahui bahwa masa kerja pekerja di unit NPK Granulasi

3 PT.Petrokimia Gresik dibagi dalam 2 kategori, yaitu pekerja dengan masa kerja ≤

10 tahun dengan persentase 47,1% dan pekerja dengan masa kerja ≥ 10 tahun dengan

persentase 52,9%.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

VII.2 Kebisingan di unit NPK Granulasi 3 PT.Petrokimia Gresik

Dari pengukuran kebisingan yang telah dilakukan di unit NPK Granulasi 3

PT.Petrokimia Gresik merupakan bising implusif berulang yang bersumber dari

knocker dan pada mesin pengaduk (granulator) yang selama proses produksi terus

berbunyi. Kebisingan dimana waktu yang diperlukan untuk mencapai puncak

intensitasnya tidak lebih dari 35 mili/detik dan waktu yang diperlukan untuk

penurunan intensitas sampai dengan 20 dB dibawah puncak tidak lebih dari 5000

mili/detik.. Sedangkan pengukuran kebisingan yang dilakukan, intensitas kebisingan

di unit NPK Granulasi 3 cukup tinggi dilihat dari hasil penghitungan diketahui

bahwa intensitas kebisingan adalah sebesar 99,4 dBA.

Semakin tinggi intensitas kebisingannya maka semakin besar bahaya yang

akan ditimbulkan. Intensitas bising yang tinggi dapat mempengaruhi tingkat

kesehatan. Lama paparan bising yang diterima oleh pekerja juga melebihi NAB

waktu papar yang diperkenankan. Berdasarkan keputusan Menteri Tenaga Kerja RI

No. KEP 51/ MEN/ 1999 pasal 3 lampiran kedua tentang “NAB faktor fisika

ditempat kerja “ pada intensitas 99,4 seharusnya lama paparan bising yang diterima

oleh pekerja jauh lebih singkat yaitu sekitar 30 menit perhari – harinya. Sedangkan

pada kenyataanya pekerja bekerja selama 8 jam perhari. Dalam satu shift pekerja

yang terpapar bising lebih dari 30 menit perharinya. Meskipun sumber kebisingan di

unit NPK Granulasi 3 PT.Petrokimia Gresik yang sumber kebisingan berasal dari

mesin granulator di unit NPK Granulasi 3 PT.Petrokimia Gresik. Berdasarkan

observasi di lapangan pada area kerja tidak terdapat penyekat antara pekerja dengan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

alat – alat produksi sehingga suara bising memantul, selain itu masih ada pekerja

yang menghabiskan waktu kerjanya di sekitar area granulator, tanpa mereka sadar

mereka berada di dalam area kerja dengan paparan bising dengan intensitas yang

tinggi. Mayoritas dari pekerja tersebut tidak menyadari secara cepat atau lambat

dapat menyebabkan berkurangnya tingkat pendengaran. Semakin lama pekerja

berada di lingkungan bising dan semakin dekat jarak pekerja dengan sumber bising

akan semakin banyak paparan bising yang diterima. Hal ini menyebabkan pekerja

terkena paparan bising dan dengan mudah pekerja mengalami keluhan subjektif.

VII.3 Keluhan subjektif pada pekerja di unit NPK Granulasi 3 PT.

Petrokimia Gresik

VII.3.1 Pengaruh Kebisingan pada keluhan subjektif Non Auditory pada

pekerja di unit NPK Granulasi 3 PT.Petrokimia Gresik

Biarpun pengaruh ini terkadang samar – samar dan belum diselidiki secara

mendalam, ada beberapa pengaruh kebisingan terhadap gangguan non auditoir yaitu

adanya gangguan menangkap pembicaraan dalam lingkungan bising, ada pengaruh

terhadap kelakuan seseorang yang mengakibatkan daya efisiensi berkurang. Apabila

di unit NPK Granulasi 3 ruang tempat kerjanya sudah dipasang dinding yang

menyerap bising, pengaruh terhadap jiwa seseorang berupa perasaan mudah marah,

mudah menimbulkan keletihan, kelelahan dan kecapaian meskipun agak sukar

dibuktikan, dan pengaruhnya terhadap kesehatan antara lain seperti nafsu makan

berkurang, dapat mudah terserang vertigo. Dan kebisingan itu dapat berpengaruh

terhadap kesehatan, beberapa gejala yang dirasakan akibat kebisingan dari tingkat

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

decibel yang tinggi pada manusia yaitu berpengaruh pada sistim cardiovascular,

denyut jantung dan tekanan darah cepat dan dilanjutkan konstriksi otot darah.

Pada observasi di lapangan di unit bagian produksi NPK Granulasi 3 PT. Petrokimia

Gresik pekerja yang terpapar kebisingan dalam 8 jam/ perhari dapat terkena

gangguan non auditory terbukti pada observasi yang sudah dilakukan 64,7 %

mengalami gangguan non auditory seperti gangguan tidur yang dapat menyebabkan

mudah mengantuk pada saat bekerja dan akan menyebabkan gangguan pelaksanaan

tugas.

VII.3.2 Pengaruh Kebisingan dengan gangguan auditory pada pekerja di unit

NPK Granulasi 3 PT.Petrokimia Gresik

Keluhan pendengaran yang dialami pekerja pada saat bekerja merupakan

gangguan pendengaran ketika pekerja berada di area pekerja dengan paparan bising

yang melebihi NAB. Pengaruhnya terhadap gangguan pendengaran dapat sementara

menetap. Yang menetap ada 2 pengertian : a) Trauma akustik dulu pengertian ini

lama dengan semua ketulian yang disebabkan oleh suara bising. Sekarang

pengertiannya ini menjadi pengaruh insidentil yang merusak sebagaian atau seluruh

alat pendengaran disebabkan oleh letusan senjata api, ledakan – ledakan suara

dahsyat. b) Occupational deafeaness diartikan sebagai hilangnya sebagaian atau

selurunya pendengaran seseorang yang bersifat permanen, mengenai satu atau dua

telinga yang disebabkan oleh bising atau gaduh suara yang terus menerus di

lingkungan tempat kerja.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

Dari hasil observasi di Lapangan di unit NPK Granulasi 3 PT. Petrokimia

Gresik diketahui hampir pekerja mengalami keluhan daya dengar pada saat mereka

bekerja sebanyak 35,3% pekerja merasa daya dengarnya berkurang dan 64,7%

pekerja lainnya merasa tidak mengalami pengurangan daya dengar. Ketulian akibat

bising pada fase awal berjalan tanpa ada keluhan, akan tetapi fase lanjut mulai terasa

kurang daya pendengaran.

Masa kerja juga mempengaruhi keluhan pendengaran. Pekerja yang sudah

bekerja selama lebih dari 10 tahun mengalami gangguan auditory atau dapat disebut

gangguan pendengaran. Hal ini terbukti 35,3% pekerja yang telah bekerja selama ini

mengaku pendengarannya sedikit berkurang. Selain masa kerja umur juga

berpengaruh terhadap gangguan terhadap pendengaran yang dialami oleh pekerja.

Terutama pekerja yang berumur lebih dari 40 tahun. Semakin tua umur seseorang,

maka tingkat pendengarannya semakin rentan terhadap bising. Orang yang berumur

lebih dari 40 tahun akan lebih mudah menjadi tuli akibat terpapar bising karena pada

umur tersebut daya elastisitas pendengaran telah menurun. Dari tabel VI.5.2 diketahui

bahwa pekerja dengan umur 20 sampai 40 tahun, sebanyak 11,8% pekerja merasa

daya dengarnya berkurang dan 52,9% tidak merasakannya. Untuk pekerja dengan

umur lebih dari 40 tahun sebanyak 23,5% merasakan daya dengarnya berkurang dan

11,8% pekerja lainnya tidak merasakannya.

Selain faktor diatas pengaruh kebisingan pada pekerja juga dipengaruhi oleh

frekuensi bising, sifat bising, waktu di luar bising, jarak dengan sumber bising,

riwayat penyakit telinga sebelumnya dan karakteristik pekerja lainnya seperti

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

kerentanan individu, kebiasaan merokok, serta mengkonsumsi obat – obatan toksik.

(A.Siswanto,1991).

VII.4 Upaya pengendalian kebisingan di unit NPK Granulasi 3

PT.Petrokimia Gresik

Kebisingan terjadi karena sumber bising, media penghantar (berupa materi

dan udara) dan pekerja yang terpapar. Upaya pengendalian ada 3 tahap yaitu :

pengendalian secara teknik, pengendalian administratif dan penggunaan APD.

Pengendalian kebisingan dapat dilakukan pada 3 hal diatas atau salah satunya.

Pencegahan terhadap dampak negatif dari kebisingan merupakan tanggung jawab

pekerja dan pimpinan perusahaan secara bersama.

Dari hasil observasi dan wawancara petugas bagian operator NPK Granulasi

III PT.Petrokimia Gresik di lapangan diperoleh data bahwa sudah ada upaya

pengendalian terhadap kebisingan baik secara teknik, administratif maupun

pengunaan APD meskipun belum berjalan secara maksimal. Langkah – langkah

untuk mengurangi intensitas kebisingan di unit NPK Granulasi 3 PT.Petrokimia

Gresik adalah dilakukannya pengendalian secara teknik seperti :pengecekan mesin

terhadap komponen – komponen mesin yang umumnya sudah dilakukan secara rutin

serta terprogam dengan baik, jika terdapat bagian mesin yang rusak segera dilakukan

upaya untuk memperbaiki dengan mengganti bagian – bagian mesin yang telah

mengalami gangguan fungsi, dan mendesain ulang atau renovasi tempat kerja untuk

upaya mengurangi kebisingan. Seharusnya pada pemukul knocker pada mesin

pengaduk (granulator) diberi karet yang bertujuan untuk mengurangi intensitas

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

kebisingan dan radiasi suara tidak secara langsung mengenai pekerja yang berada di

area kerja tersebut. yang ada di unit NPK Granulasi 3 PT.Petrokimia Gresik. Sampai

penelitian ini dilakukan mesin juga tidak dipasang pelindung atau penutup yang

berfungsi sebagai peredam kebisingan secara barrier atau penyekat antara mesin dan

pekerja Langit – langit di unit NPK Granulasi 3 terbuat dari asbes, lantai terbuat dari

bahan semen sedangkan dinding terbuat dari besi, dan semen. Dengan intensitas

kebisingan yang cukup tinggi sebesar 99,4 dBA seharusnya dilakukan upaya

pengurangan kebisingan dengan merenovasi ulang area kerja ini yaitu dengan

pemasangan peredam suara pada mesin blower dan granulator.

Dan pada upaya pengendalian administratif di unit NPK Granulasi 3

PT.Petrokimia Gresik sudah membuat sistem kerja seperti progam rotasi kerja (shift

Kerja) yang sudah diterapkan di perusahaan. Pekerja yang telah mempunyai masa

kerja 8 jam sehari, dan dibagi 3 shift jam kerja yaitu: shift pagi mulai 07.00-15.00

shift sore dimulai dari jam 15.00 - 22.00 dan digantikan oleh shift malam yaitu

dimulai pada jam 22.00 – 07.00 yang masing – masing shift terdiri dari 10 orang.

Akan tetapi upaya ini belum sepenuhnya dapat mengurangi dampak kebisingan pada

pekerja jika intensitas kebisingan sebesar 99,4 dBA dan pekerja terpapar bising

selama 8 jam perhari maka hal ini sudah melebihi batas paparan bising yang

diperbolehkan.

Selain rotasi kerja di PT.Petrokimia juga sudah ada upaya K3 seperti

melakukan monitoring lingkungan yang sudah dilakukan secara baik. Dan menurut

Undang – undang wajibnya pekerja juga diberi pelatihan dan pendidikan akan K3.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

Upaya ini perlu diadakan untuk mengetahui tingkat bahaya khususnya kebisingn,

agar pekerja memiliki cara tersendiri untuk menyikapi bahaya yang ada seperti

kebisingan.

Pekerja di unit NPK Granulasi 3 PT.Petrokimia Gresik juga mendapatkan

pemeriksaan secara khusus yang dilakukan setiap 1 tahun sekali. Pemeriksaan

khusus berupa pemeriksaan audiometri dilakukan karena terdapat bahaya bising yang

dapat menimbulkan keluhan subjektif pada pekerja.

Berdasarkan hasil observasi di lapangan perusahaan PT.Petrokimia sudah

menyediakan APD sesuai dengan bahaya yang ada di area kerja. Di unit NPK

Granulasi 3 PT.Petrokimia Gresik sudah disediakan APT (Alat Pelindung Telinga)

berupa ear muff. Tetapi pada kenyataannya para pekerja banyak yang mengabaikan

bahaya bising yang setiap hari mereka terpapar. Berdasarkan hasil kuesioner yang

sudah ada 88,2% pekerja yang menggunakan APT yang sudah disediakan oleh

perusahaan jika pekerja berada di area bising tetapi menurut hasil observasi pekerja

jarang menggunakannya dan 11,8 selalu menggunakan APT saat pekerja sedang

bekerja Seharusnya pada saat pekerja keluar dari control room, mempergunakan

APT yang sudah disediakan oleh perusahaan. Hal ini disebabkan kurangnya

kesadaran pekerja tentang penggunaan APT pada saat bekerja di tempat kerja dengan

intensitas bising yang tinggi.

Hal ini terjadi karena kurangnya pemahaman akan pentingnya penerapan K3

di dalam perusahaan. Pengendalian pengaruh kebisingan di ruang produksi dengan

APT merupakan alternatif terakhir yang telah dilakukan apabila sudah tidak bisa

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

upaya pengendalian secara teknik maupun administratif untuk mengendalikan

kebisingan yang ada. Upaya pengendalian kebisingan dapat dilakukan secara

menyeluruh dan optimal, jika didukung oleh pihak manajemen perusahaan dan juga

pekerja.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

BAB VIII

KESIMPULAN DAN SARAN

VIII.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dengan mengacu pada rumusan

masalah dan tujuan penelitian maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Karakteristik pekerja di unit NPK Granulasi 3 PT.Petrokimia Gresik

sebagaian besar pekerja yang berumur ≥40 tahun dengan masa kerja lebih

dari 10 tahun dan pekerja yang berumur 20 – 40 tahun dengan masa kerja

kurang dari 10 tahun.

2. Kebisingan di unit NPK Granulasi 3 PT.Petrokimia Gresik dinilai sangat

tinggi dan telah melebihi nilai ambang batas (NAB) paparan kebisingan

yang telah ditetapkan yaitu 99,4 dBa. Hal ini sangat beresiko terjadinya

gangguan pendengaran (ketulian) pada pekerja.

3. Karakteristik pekerja seperti umur dan masa kerja mempunyai hubungan

dengan keluhan subjektif auditory yang dialami pekerja.

4. Keluhan subjektif yang dialami oleh pekerja sebagaian besar keluhan

psikologis yaitu gangguan tidur yang dapat menyebabkan gangguan

pelaksanaan tugas dikarenakan kurangnya istirahat.

VIII.2 SARAN

1. Perlu ditingkatkan upaya pengendalian terhadap bahaya kebisingan baik

secara teknik , administratif maupun dengan penggunaan alat pelindung

telinga.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

2. Penggantian bahan alat knocker (pemukul pada mesin granulator) dan

dapat juga dilapisi dengan karet untuk mengurangi intensitas bising.

3. Pemeliharaan terhadap mesin dapat ditingkatkan dan penggantian suku

cadang juga dilakukan agar dapat mereduksi intensitas bising yang

dihasilkan oleh komponen.

4. Hendaknya manajemen perusahaan lebih memperhatikan keselamatan dan

kesehatan kerja para pekerja agar produktivitas kerja pekerja tetap terjaga.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

KELUHAN SUBJEKTIF PADA KEBISINGAN

DAN UPAYA PENGENDALIANYA DI UNIT NPK GRANULASI 3

PT PETROKIMIA GRESIK

Oleh :

YUNITA IKA SUSANTI NIM. 100710398-H

(email : [email protected])

Program Studi D-3 Hiperkes dan Keselamatan Kerja

Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Airlangga

ABSTRACT

Noise is often called unwanted sound or sound is not desired or even disturb which is also the physical danger that are harmful to health. Noise arising from the knocker on the granulator machine in the production room NPK unit 3. This is threat to workers.

This study aims to evaluate subjective complaints due to noise exposure experienced by workers and control efforts. This research is observational research with cross sectional approach. Data collected through observation of work environment questionnaire on subjective complaints of noise and control efforts, as well as interviews with workers and noise measurement using sound level meters. The data obtained were analyzed using descriptive narration, frequency, table and cross tabulation.

Results showed that high-intensity noise in the NPK unit 3 of 99.4 dBA. Subjective complaints arising from exposure to noise is a psychological complaints such as sleep disorders, physiological complaints such as blood pressure and hearing loss. Age and years of influence on subjective complaints. Control of noise in the NPK Granulation unit 3 has been done in the form of engineering controls (such as routine checks of engine components - engine, redesign or renovation work), administrative controls (such as job rotation, environmental monitoring K3 education or training, special medical examinations) and the use of APT. Enterprises are advised to maintain the safety and health efforts to maintain existing employment, labor productivity in order to stay awake and continue to strive to control the noise hazard. . KEYWORDS : noise, subjective complaints, noise control

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

ABSTRAK

Kebisingan sering disebut unwanted sound atau suara yang tidak dikehendaki atau bahkan menganggu yang juga merupakan bahaya fisik yang berbahaya bagi kesehatan. Kebisingan timbul dari knocker pada mesin granulator di ruang produksi unit NPK 3. Hal ini merupakan ancaman bagi pekerja.

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari keluhan subyektif akibat paparan bising yang dialami oleh pekerja serta upaya pengendaliannya. Penelitian ini termasuk penelitian observasional dengan pendekatan crossectional. Data yang dikumpulkan melalui observasi lingkungan kerja kuesioner tentang keluhan subyektif pada kebisingan dan upaya pengendaliannya, serta wawancara dengan pekerja serta pengukuran kebisingan dengan menggunakan sound level meter. Data yang diperoleh dianalisis secara deskritif dengan menggunakan narasi, tabel frekuensi dan tabulasi silang.

Hasil penelitian menunjukkan intensitas kebisingan yang tinggi di unit NPK 3 sebesar 99,4 dBA. Keluhan subyektif yang muncul akibat paparan bising yaitu keluhan psikologis berupa gangguan tidur, keluhan fisiologis berupa tekanan darah serta gangguan pendengaran. Umur dan masa kerja berpengaruh terhadap keluhan subyektif. Pengendalian kebisingan di unit NPK Granulasi 3 sudah dilakukan berupa pengendalian teknik (berupa pengecekan secara rutin terhadap komponen mesin – mesin, desain ulang atau renovasi tempat kerja), pengendalian administratif (berupa Rotasi kerja, monitoring lingkungan pendidikan atau pelatihan K3, pemeriksaan kesehatan khusus) dan penggunaan APT. Perusaahan disarankan untuk tetap mempertahankan upaya menjaga keselamatan dan kesehatan kerja yang sudah ada, supaya produktivitas kerja tetap terjaga serta tetap mengupayakan dilakukan pengendalian bahaya kebisingan. KATA KUNCI : kebisingan,keluhan subjektif, pengendalian kebisingan I Pendahuluan

I.1 Latar Belakang

Kebisingan tidak

dapat dipisahkan dari

perkembangan industrilisasi

karena hampir semua proses

produksi di industri akan

menimbulkan kebisingan

(Suma’mur1996). Kebisingan

merupakan faktor lingkungan

fisik yang berpengaruh pada

kesehatan kerja dan

merupakan salah satu faktor

yang dapat menyebabkan

beban tambahan bagi tenaga

kerja. Kebisingan adalah

semua suara yang tidak

dikehendaki yang bersumber

dari alat-alat proses produksi

dan atau alat-alat kerja yang

pada tingkat tertentu dapat

menimbulkan gangguan

pendengaran. Kebisingan

harus mendapat perhatian

karena dapat menyebabkan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

gangguan terhadap tenaga

kerja seperti gangguan pada

pendengaran dan gangguan

lainya. Kebisingan yang

dihasilkan dari suatu industri

yang berintensitas tinggi akan

membawa dampak buruk

berupa ketulian karena terus

menerus terpapar kebisingan.

Penerapan program konservasi

pendengaran di tempat kerja

bermanfaat untuk mencegah

gangguan pendengaran akibat paparan

bising.

Pengaruh pada kejiwaan

diantara faktor-faktor yang banyak

mempengaruhi kesehatan jiwa dan

melumpuhkan kegiatan seseorang

kebisingan; seperti percakapan-

percakapan yang keras, nyanyian-

nyanyian dan musik keras serta segala

bentuk kebisingan yang dihasilkan

sebagai ciri zaman modern. Alat-alat

transportasi yang menghasilkan suara

yang memekakan telinga,

memusingkan kepala dan melesukan

jiwa. Dengan kata lain dapat diartikan

bahwa sesaat kebisingan memburu

ketenangan hidup, terutama kota-kota

besar.

Akibat kebisingan adalah

adanya kecemasan jiwa yang mulai

tampak di negara-negara maju dimana

timbul gejala-gejala adanya gangguan

psikologis sehingga memaksa

kelompok-kelompok tertentu berlari

mengasingkan diri dari kebisingan

kota ke puncak-puncak gunung,

ketempat yang sepi lainnya.Ahli-ahli

ilmu jiwa menduga bahwa kadar

kepenatan jiwa yang disebabkan oleh

kesungguhan berfikir atau konsentrasi

otak selama satu jam untuk

memecahkan soal-soal matematik

yang rumit adalah berkadar 100

unit.Sedangkan kadar kepenatan jiwa

yang disebabkan oleh kebisingan

adalah 600 unit. Berarti perbandingan

kadar kepenatan jiwa yang disebabkan

konsentrasi otak dalam suasana sepi

lebih rendah dari kadar kepenatan jiwa

karena kebisingan, dengan

perbandingan yang menyolok.

PT. Petrokimia Gresik merupakan

perusahaan pupuk terlengkap dan

bahan kimia lainnya di Indonesia,

dimana dalam proses produksinya

menggunakan bahan berbahaya dan

beracun. Pemakaian bahan kimia,

peralatan dan mesin berteknologi

tinggi juga berpotensi menimbulkan

bahaya apabila penggunaannya tidak

sesuai dengan prosedur yang

ada.(PT.Petrokimia, 2010)

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

I.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

Intensitas kebisingan yang

tinggi dapat menyebabkan, keluhan

subjektif yang dapat dialami oleh

pekerja yang terpapar bising di unit

NPK Granulasi 3 PT Petrokimia

Gresik. Berdasarkan latar belakang

yang dikemukakan sebelumnya maka

diperoleh rumusan masalah berikut :

keluhan apa saja yang di alami pekerja

di PT Petrokimia Gresik unit NPK

Granulasi 3 setelah terpapar bising di

tempat kerja dan upaya

pengendaliannya ?

I.3 Pembatasan Masalah

Karena luasnya permasalahan

dalam hal bising maka masalah yang

dibahas lebih memfokuskan pada

keluhan subjektif yang dialami pekerja

akibat kebisingan serta upaya

pengendaliannya di unit NPK

Granulasi 3 PT Petrokimia Gresik.

II.TUJUAN DAN MANFAAT

II.I TUJUAN UMUM

1. Tujuan Umum

Mempelajari keluhan subyektif

akibat paparan bising yang

dialami pekerja.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi

karakteristik pekerja di unit

NPK Granulasi 3 PT

Petrokimia Gresik

b. Mengetahui intensitas

kebisingan di ruang

produksi NPK Granulasi 3

PT Petrokimia Gresik

c. Mempelajari keluhan

subyektif yang dirasakan

pekerja yang terpapar bising

d. Mempelajari upaya

pengendalian kebisingan

yang sudah di terapkan

II.2 Manfaat Penelitian

1. Hasil penelitian diharapkan

dapat dipakai oleh pihak

perusahaan sebagai upaya

untuk memberi masukan dan

pertimbangan yang bermanfaat

sehingga dapat membantu

dalam mengembangkan

pelaksanaan kesehatan dan

keselamatan kerja (k3) di

lingkungan kerja.

2. Hasil penelitian juga

diharapkan dapat digunakan

sebagai bekal pengalaman dan

keterampilan kerja di sektor

informal khususnya dalam

bidang hiperkes dan

keselamatan kerja.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

III.TINJAUAN PUSTAKA

III.1 Pengertian Kebisingan

Kebisingan sering diartikan

unwanted sound atau suara yang tidak

dikehendaki atau bahkan menganggu

yang juga merupakan bahaya fisik

yang dapat mengakibatkan bahaya

kesehatan bagi tenaga kerja ( staf

Kesehatan Kerja PT. Petrokimia

Gresik, 2008).

Kebisingan diartikan sebagai

suara yang tidak dikehendaki,

misalnya yang merintangi

terdengarnya suara-suara, musik dan

sebagainya atau yang menyebabkan

rasa sakit atau yang menghalangi gaya

hidup. Kebisingan yaitu bunyi yang

tidak diinginkan dari usaha atau

kegiatan dalam tingkat dan waktu

tertentu yang dapat menimbulkan

gangguan kesehatan manusia dan

kenyamanan lingkungan (KepMenLH

No.48 Tahun 1996) atau semua suara

yang tidak dikehendaki yang

bersumber dari alat-alat proses

produksi dan atau alat-alat kerja pada

tingkat tertentu dapat menimbulkan

gangguan pendengaran

(KepMenNaker No.51 Tahun 1999).

III.2 Jenis kebisingan

Jenis – jenis kebisingan

berdasarkan sifat dan spektrum bunyi

dapat dibagi sebagai berikut:

1. Bising yang kontinyu

Bising dimana fluktuasi dari

intensitasnya tidak lebih dari 6 dB

dan tidak putus-putus. Bising

kontinyu dibagi menjadi 2 (dua)

yaitu:

a. Wide Spectrum adalah bising

dengan spektrum frekuensi yang

luas. bising ini relatif tetap dalam

batas kurang dari 5 dB untuk

periode 0.5 detik berturut-turut,

seperti suara kipas angin, suara

mesin tenun.

b. Norrow Spectrum adalah

bising ini juga relatif tetap, akan

tetapi hanya mempunyai

frekuensi tertentu saja (frekuensi

500, 1000, 4000) misalnya gergaji

sirkuler, katup gas.

2. Bising terputus-putus

Bising jenis ini sering disebut

juga intermittent noise, yaitu

bising yang berlangsung secar

tidak terus-menerus, melainkan

ada periode relatif tenang,

misalnya lalu lintas, kendaraan,

kapal terbang, kereta api.

3. Bising impulsif

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

Bising jenis ini memiliki

perubahan intensitas suara

melebihi 40 dB dalam waktu

sangat cepat dan biasanya

mengejutkan pendengarnya

seperti suara tembakan suara

ledakan mercon, meriam.

4. Bising impulsif berulang

Sama dengan bising impulsif,

hanya bising ini terjadi berulang-

ulang, misalnya mesin tempa.

Berdasarkan pengaruhnya pada

manusia, bising dapat dibagi atas :

1. Bising yang mengganggu

(Irritating noise).

Merupakan bising yang

mempunyai intensitas tidak terlalu

keras, misalnya mendengkur.

2. Bising yang menutupi

(Masking noise)

Merupakan bunyi yang menutupi

pendengaran yang jelas, secara

tidak langsung bunyi ini akan

membahayakan kesehatan dan

keselamatan tenaga kerja , karena

teriakan atau isyarat tanda bahaya

tenggelam dalam bising dari

sumber lain.

3. Bising yang merusak

(damaging/injurious noise)

Merupakan bunyi yang

intensitasnya melampui Nilai

Ambang Batas. Bunyi jenis ini

akan merusak atau menurunkan

fungsi pendengaran.

IV. METODE PENELITIAN

IV.1 Jenis Penelitian

Menurut sifatnya, penelitian ini

merupakan penelitian observasional

yang dilakukan objek di lapangan.

Ditinjau dari analisis datanya termasuk

penelitian deskritif yang dimaksudkan

untuk mendiskripsikan adanya keluhan

subyektif yang timbul akibat paparan

kebisingan di tempat kerja. Menurut

pendekatan waktu, penelitian ini

bersifat cross sectional karena

pengamatan dilakukan serentak pada

saat periode tertentu. Sedangkan

menurut tempatnya merupakan

penelitian lapangan dengan

menggambarkan keadaan nyata di

lapangan melalui hasil pengukuran

observasi dan kemudian

membandingkan dengan standar yang

berlaku

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

V. Hasil Penelitian dan Pembahasan

V.1 Hasil pengukuran Kebisingan di daerah sekitar granulator di unit NPK

Granulasi 3 di PT.Petrokimia Gresik

Titik Pengukuran

dBA Titik Pengukuran

dBA

X1 X2 X3 X4 X5

91 92 89 88 89

X6 X7 X8 X9 X10

87 86 92 87 88

Berdasarkan tabel intensitas kebisingan ditentukan dengan metode penjumlahan dengan menggunakan rumus : Berdasarkan tabel diatas maka diperoleh hasil penghitungan intensitas

X1=91= 1091/10= antilog9,1= 12,58X108

X2=92= 1092/10= antilog9,2= 15,85X108

X3=89= 1089/10= antilog8,9= 7,94 X108

X4=88= 1088/10= antilog8,8= 6,30X108

X5=89=1089/10= antilog8,9= 7,94X108

X6=87=1087/10= antilog8,7= 5,01X108

X7=8,6=108,6/10= antilog8,6= 3,98X108

X8=92=1092/10= antilog9,2= 15,85X108

X9=87=1087/10= antilog8,7= 5,01X108

X10=88=1088/10= antilog8,8= 6,30X108

Jumlah =86,76X108

Dari pengukuran kebisingan yang telah dilakukan di unit NPK Granulasi 3

PT.Petrokimia Gresik merupakan bising implusif berulang yang bersumber dari

knocker dan pada mesin pengaduk (granulator) yang selama proses produksi terus

berbunyi. Kebisingan dimana waktu yang diperlukan untuk mencapai puncak

intensitasnya tidak lebih dari 35 mili/detik dan waktu yang diperlukan untuk

penurunan intensitas sampai dengan 20 dB dibawah puncak tidak lebih dari 5000

Jadi Rata – rata :

P2 rata – rata =86,76 X108

Po2

Lp = 10 Log ∑n=10 Li/10

i=1

= 10 Log (86,76X108)

= 10 X1,94+80= 99,4 dBA

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

mili/detik.. Sedangkan pengukuran kebisingan yang dilakukan, intensitas kebisingan

di unit NPK Granulasi 3 cukup tinggi dilihat dari hasil penghitungan diketahui bahwa

intensitas kebisingan adalah sebesar 99,4 dBA.

V.2 Jenis Keluhan Subyektif pada pekerja di unit NPK Granulasi 3

PT.Petrokimia Gresik

Tabel dibawah ini adalah tabel distribusi keluhan subyektif berdasarkan hasil

analisis kuesioner yang dilakukan diperoleh data keluhan subjektif yang dialami

pekerja yaitu meliputi keluhan fisiologis (seperti gangguan tekanan darah, pucat pada

kaki dll), keluhan Psikologis (seperti perasaan tidak nyaman kurang kosentrasi, susah

tidur, cepat emosi dll), keluhan gangguan terhadap pendengaran (seperti gangguan

bicara terhadap orang lain, kurangnya kemampuan mendengarkan TV, radio,

percakapan telepon).

Tabel VI.5 Distribusi Keluhan subyektif yang dialami pekerja karena paparan bising di NPK Granulasi 3 PT Petrokimia Gresik

Jenis Keluhan Frekuensi Persentase (%)

a. Keluhan Non Auditory 1. Keluhan fisiologis (seperti tekanan darah

dan pucat pada kaki)

4 23,5

2. Keluhan Psikologis (seperti perasaan tidak nyaman kurang kosentrasi, susah tidur, cepat emosi dll)

14 82,4

b.Keluhan Auditory 1. Gangguan Pendengaran

6 35,3

VI.3 Hubungan keluhan subyektif dengan umur dan masa kerja yang dialami

pekerja unit NPK Granulasi 3 PT Petrokimia Gresik

Umur dan masa kerja berkaitan dengan keluhan subjektif dialami pekerja unit

NPK Granulasi 3 PT.Petrokimia Gresik.

VI.6.1 Tabulasi silang keluhan fisiologis dengan umur dan masa kerja pekerja

yang terpapar bising di unit NPK Granulasi 3 PT Petrokimia Gresik

Dibawah ini adalah tabel berdasarkan hasil analisis kuesioner tampak adanya

keluhan subyektif dengan umur dengan masa kerja pada pekerja yang terpapar bising

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

berupa keluhan fisiologis akibat terpapar bising seperti gangguan tekanan darah dan

pucat pada kaki.

Tabel VI.6.1 Cross Tab (tabulasi silang) keluhan fisiologis dengan umur pada

pekerja yang terpapar bising di unit NPK Granulasi 3 PT Petrokimia Gresik tahun 2010

Umur Keluhan Fisiologis Total Persentase (%)

Ada Tidak (n) (%) (n) (%) 20 – 40 tahun 0 0 11 64,7 11 64,7 ≥ 40 tahun 4 23,5 2 11,8 6 35,3

Jumlah 4 23,5 13 76,5 17 100

Tabel VI.6.1 Cross Tab(tabulasi silang) keluhan fisiologis dengan masa kerja pada pekerja yang terpapar bising di unit NPK Granulasi 3 PT Petrokimia Gresik

tahun 2010 Masa Kerja Keluhan Fisiologis Total Persentase

(%) Ada Tidak (n) (%) (n) (%) ≤ 10 tahun 0 0 11 64,7 11 64,7 ≥ 10 tahun 4 23,5 2 11,8 6 35,3

Jumlah 4 23,5 13 76,5 17 100

Tabel diatas berdasarkan hasil analisis kuesioner sebanyak 64,7% pekerja

tampak pekerja dengan umur 20 – 40 tahun dan masa kerja ≤ 10 tahun mengalami

keluhan fisiologis dikarenakan resistensi elasistas pendengaran baru terdengar (masih

sensitive) sehingga pekerja merasa terganggu oleh paparan bising di unit NPK

Granulasi 3 PT Petrokimia Gresik.

VI.6.2 Tabulasi silang keluhan psikologis dengan umur dan masa kerja pekerja

yang terpapar bising di unit NPK Granulasi 3 PT Petrokimia Gresik.

Dibawah ini adalah tabel berdasarkan hasil analisis kuesioner tampak adanya

keluhan psikologis berupa seperti perasaan tidak nyaman kurang kosentrasi, susah

tidur, cepat emosi, dengan umur dan masa kerja pada pekerja yang terpapar bising.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

Tabel VI.6.2 Cross Tab (tabulasi silang) keluhan psikologis dengan umur pada pekerja yang terpapar bising di unit NPK Granulasi 3 PT Petrokimia Gresik

tahun 2010 Umur Keluhan Psikologis Total Persentase

(%) Ada Tidak (n) (%) (n) (%) 20 – 40 tahun 12 70,6 1 5,8 13 76,4 ≥40 tahun 2 11,8 2 11,8 4 23,6

Jumlah 14 82,4 3 17,6 17 100

Tabel VI.6.2 Cross Tab(tabulasi silang) keluhan psikologis dengan masa kerja pada pekerja yang terpapar bising di unit NPK Granulasi 3 PT Petrokimia

Gresik tahun 2010 Masa Kerja

Keluhan Psikologis

Total Persentase

(%) Ada Tidak (n) (%) (n) (%)

≤ 10 tahun 12 70,6 1 5,8 13 76,4 ≥ 10 tahun 2 11,8 2 11,8 4 23,6

Jumlah 14 82,4 3 17,6 17 100

Tabel diatas berdasarkan hasil analisis kuesioner yaitu sebanyak 70,6% pekerja

dengan masa kerja ≤ 10 tahun mengalami keluhan psikologis berupa gangguan tidur

hal ini disebabkan mungkin pendengaran pekerja masih sensitive sehingga merasa

terganggu karena paparan bising dan sisanya 11,8% pekerja dengan umur ≥ 40 tahun

dengan masa kerja ≥ 10 tahun.

VI.6.3 Tabulasi silang gangguan pendengaran pada pekerja dengan umur dan masa

kerja pekerja yang terpapar bising di unit NPK Granulasi 3 PT.Petrokimia Gresik.

Dibawah ini adalah tabel berdasarkan hasil analisis kuesioner tampak adanya

gangguan pendengaran pada pekerja seperti gangguan bicara terhadap orang lain,

kurangnya kemampuan mendengarkan TV, radio, percakapan telepon dengan umur

dan masa kerja akibat paparan bising di unit NPK Granulasi 3 PT Petrokimia Gresik.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

Tabel VI.6.3 Cross Tab (tabulasi silang) gangguan pendengaran dengan umur pada pekerja yang terpapar bising di unit NPK Granulasi 3 PT Petrokimia Gresik

tahun 2010

Umur

Gangguan Pendengaran

Total Persentase (%)

Ada Tidak (n) (%) (n) (%)

20 – 40 tahun 2 11,8 9 52,9 11 64,7 ≥40 tahun 4 23,6 2 11,8 6 35,4

Jumlah 6 35,4 11 64,7 17 100

Tabel VI.6.3 Cross Tab (tabulasi silang) gangguan pendengaran dengan masa kerja pada pekerja yang terpapar bising di unit NPK Granulasi 3 PT Petrokimia

Gresik tahun 2010

Masa Kerja Gangguan Pendengaran

Total Persentase (%)

Ada Tidak (n) (%) (n) (%)

≤ 10 tahun 2 11,8 9 52,9 11 64,7 ≥ 10 tahun 4 23,6 2 11,8 6 35,4

Jumlah 6 35,4 11 64,7 17 100

Tabel diatas berdasarkan hasil analisis kuesioner yaitu sebanyak 23,6%

pekerja dengan umur ≥40 tahun dengan masa kerja≥10 tahun mengalami gangguan

pendengaran akibat paparan bising dikarenakan tingkat elasitas pendengarannya

sudah berkurang dan sisanya 11,8% pekerja dengan umur 20 – 40 tahun dengan masa

kerja ≤10 tahun.

VI.7 Pemakaian Alat Pelindung Telinga di Unit NPK Granulasi 3

PT.Petrokimia Gresik

Tabel VI.7 Pemakaian APT oleh pekerja di unit NPK Granulasi 3 PT.Petrokimia Gresik tahun 2010

Pemakaian APT Jumlah Persentase (%) Ya 2 11,8 Tidak 0 0 Kadang – kadang 15 88,2 Jumlah 17 100

Dari hasil analisis kuesioner 88,2% pekerja menggunakan APT jika pekerja

berada di area bising di unit NPK Granulasi 3 PT.Petrokimia Gresik.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

VI.8 Upaya pengendalian Kebisingan di Pabrik NPK Granulasi 3 PT.Petrokimia – Gresik

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan salah satu petugas di

unit NPK Granulasi 3 diperoleh data sebagai berikut : Tabel VI.8 Check list Upaya pengendalian kebisingan :

No Upaya pengendalian kebisingan Belum dilakukan Sudah dilakukan 1 a. Pengendalian teknik

1) Pengecekan secara rutin terhadap komponen mesin – mesin

2) Reduksi radiasi suara yang berasal dari mesin – mesin

3) Pemasangan pelindung atau penutup serta barier pada mesin penyekat antara mesin dan pekerja

4) Desain ulang atau renovasi tempat kerja dengan upaya untuk mengurangi kebisingan

5) Pemasangan peredam suara pada langit – langit, dinding dan tempat kerja untuk menyerap suara

√ √ √

√ √

2 Administratif 1) Rotasi kerja 2) Monitoring lingkungan 3) Pendidikan atau pelatihan

K3 4) Pemeriksaan kesehatan

khusus

√ √ √ √

3 Penggunaan APT 1) Perusahaan menyiapkan

APT 2) Pekerja Memakai APT

saat bekerja

√ √

VI.KESIMPULAN DAN SARAN

VI.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan dengan mengacu pada

rumusan masalah dan tujuan penelitian

maka diperoleh kesimpulan sebagai

berikut:

1. Karakteristik pekerja di unit

NPK Granulasi 3

PT.Petrokimia Gresik

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

sebagaian besar pekerja yang

berumur ≥40 tahun dengan

masa kerja lebih dari 10 tahun

dan pekerja yang berumur 20 –

40 tahun dengan masa kerja

kurang dari 10 tahun.

2. Kebisingan di unit NPK

Granulasi 3 PT.Petrokimia

Gresik dinilai sangat tinggi dan

telah melebihi nilai ambang

batas (NAB) paparan

kebisingan yang telah

ditetapkan yaitu 99,4 dBa. Hal

ini sangat beresiko terjadinya

gangguan pendengaran

(ketulian) pada pekerja.

3. Karakteristik pekerja seperti

umur dan masa kerja

mempunyai hubungan dengan

keluhan subjektif auditory

yang dialami pekerja.

4. Keluhan subjektif yang dialami

oleh pekerja sebagaian besar

keluhan psikologis yaitu

gangguan tidur yang dapat

menyebabkan gangguan

pelaksanaan tugas dikarenakan

kurangnya istirahat.

VI.2 SARAN

1. Perlu ditingkatkan upaya

pengendalian terhadap bahaya

kebisingan baik secara teknik ,

administratif maupun dengan

penggunaan alat pelindung

telinga.

2. Penggantian bahan alat

knocker (pemukul pada mesin

granulator) dan dapat juga

dilapisi dengan karet untuk

mengurangi intensitas bising.

3. Pemeliharaan terhadap mesin

dapat ditingkatkan dan

penggantian suku cadang juga

dilakukan agar dapat

mereduksi intensitas bising

yang dihasilkan oleh

komponen.

4. Hendaknya manajemen

perusahaan lebih

memperhatikan keselamatan

dan kesehatan kerja para

pekerja agar produktivitas

kerja pekerja tetap terjaga.

VI.3 DAFTAR PUSTAKA

Azrul, A., 1996. Pengantar Ilmu

Kesehatan Lingkungan. Jakarta :

Mutiara Sumber Widya.

Buchary, 2007 Kebisingan Industry

dan Hearing Conservation

Progam, Usu Repository :

Indonesia

Buletin Keslingma No. 67 tahun IX,

April- Juni 2007

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti

Depkes,R,I,1978.Kebisingan yang

berhubungan dengan Kesehatan,

Jakarta: Permenakes R.I No:718/

Menkes/ Per/XI/1978: bab 3

pasal 3

Efri Tri Andrianto,2004. Intensitas

Kebisingan dan Upaya

Pengendalian Terhadap Ambang

Pendengaran Karyawan di

PT.PTLU/ PLTGU Gresik :

Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Airlangga, Surabaya

John Ridley, 2004 kesehatan dan

keselamatan kerja ikthisar edisi

ketiga, ciracas Jakarta

Nasri, Teknik Pengukuran dan

Pemantauan Kebisingan di

Tempat Kerja, 1997

Roestam, W Ambar,2004 cermin

dunia kedoteran no 144 Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia,

Jakarta

Sastrowinoto,1985. Penanggulangan

Dampak Pencemaran Udara Dan

Bising Dari Sarana Transportasi

Sihar tigor B.T ,2005 kebisingan di

tempat kerja, penerbit Andi

Yogyakarta

Siswanto. 1991. Kebisingan dan Alat

Pelindung Diri. Balai Hiperkes

dan Keselamatan Kerja Jawa

Timur.

Suma’mur,1996. Higiene Perusahaan

dan kesehatan kerja: gunung

agung. Jakarta

Wulandari, Rizky Ayu,2008,Keluhan

subjektif akibat bising pada

pekerja yang terpapar bising dan

upaya pengendaliannya (studi

pada pekerja di ruang instalasi

pompa distribusi IPAM Ngagel II

dan Labotarium Ngagel PDAM

Surabaya) :Universitas Airlangga,

Surabaya

Zaeni Budiono. 2007. Kebisingan

Sebagai Salah Satu Faktor

Penyebab Penyakit Akibat Kerja

dan Cara Pengendaliannya.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tugas Akhir Keluhan Subyektif... Yunita Ika Susanti