tugas akhir - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 ·...

72
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EFEKTIVITAS JU PENAGIHAN P Disusun u mencapai derajad Ah O PROGRAM ST F UNIVE 1 URUSITA PAJAK DALAM PELAKSANAA PAJAK DI KPP PRATAMA SURAKARTA TUGAS AKHIR untuk memenuhi sebagian persyaratan hli Madya Program Studi Diploma III Perpajak Oleh: Okky Asoka Wardhana NIM F3408063 TUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN FAKULTAS EKONOMI ERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 AN kan

Upload: vantu

Post on 16-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

EFEKTIVITAS JURUSITA PAJAK DALAM PELAKSANAAN

PENAGIHAN PAJAK DI KPP PRATAMA SURAKARTA

Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan

mencapai derajad Ahli Madya Program Studi Diploma III Perpajakan

Okky Asoka Wardhana

PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

1

EFEKTIVITAS JURUSITA PAJAK DALAM PELAKSANAAN

PENAGIHAN PAJAK DI KPP PRATAMA SURAKARTA

TUGAS AKHIR

Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan

mencapai derajad Ahli Madya Program Studi Diploma III Perpajakan

Oleh:

Okky Asoka Wardhana NIM F3408063

PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

EFEKTIVITAS JURUSITA PAJAK DALAM PELAKSANAAN

mencapai derajad Ahli Madya Program Studi Diploma III Perpajakan

Page 2: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Page 3: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Page 4: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Page 5: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

· Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan.

· Hidup itu sederhana kamu mengambil keputusan dan jangan pernah

menyesalinya.

· Jangan pernah menunggu keajaiban dunia.

· Orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu,orang yang

masih terus belajar akan menjadi pemilik masa depan (Mario Teguh)

· Janganlah pernah melupakan masalah tapi carilah jalan keluar untuk

menyelesaikan masalah

· Lakukan sesuatu tanpa dengan kebohongan (Ratna amaliah)

· Kebahagian orang tua kita adalah segalanya

· Jadikan hal paling ditakuti adalah mengecewakan orang tua

Karya ini penulis persembahkan kepada:

§ ALLAH SWT

§ Bapak, Ibu dan Kakakku yang tercinta

§ Keluargaku yang tersayang

§ Sahabat-sahabatku yang terbaik

§ Almamaterku

KATA PENGANTAR

Page 6: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdullilah, segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga Tugas Akhir

ini dapat diselesaikan dengan baik. Tugas Akhir dengan judul ”EFEKTIVITAS

JURUSITA PAJAK DALAM PELAKSANAAN PENAGIHAN PAJAK DI

KPP PRATAMA SURAKARTA”, disusun untuk memenuhi persyaratan guna

memperoleh gelar Ahli Madya Program Studi Diploma III Perpajakan Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam rangka penyelesaian Tugas

Akhir ini tentu tidak lepas dari peran serta berbagai pihak yang sangat membantu

menyelesaikan Tugas Akhir ini. Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis

menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. ALLAH SWT yang selalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada

penulis.

Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com, Ak. selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Drs. Santoso Tri Hananto, M.Si., Ak. selaku Ketua Program Diploma

III Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Sri Suranta, S.E., M.Si., Ak., BKP. selaku Ketua Program Studi

Diploma III Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Page 7: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

4. Bapak Nurmadi Harsa Sumarta, SE, M.Si, Ak. selaku Dosen Pembimbing

Tugas Akhir yang telah memberikan bimbingan, nasehat, serta pengarahan

dalam penyusunan Tugas Akhir ini.

5. Bapak, ibu, kakak serta seluruh keluarga atas do’a dan dukungannya baik moral,

material maupun spiritual yang telah diberikan.

6. Semua teman-teman Pajak ’08 Wakit, Victor, Rendra, Sendy, Amin, Adit,

Roby, Wahyu, Faham, Hendri, Eko, Ditis, Yopi, Vishnu, Erent,dan semuanya

yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu semoga kita dapat lulus

bersama-sama amin.

7. Sahabat karibku cungkring yang selalu mendukung selama di kampus

maupun di luar kampus.

8. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam bentuk apapun yang

tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya Tugas Akhir

ini.

Penulis menyadari sepenuhnya atas kekurangan yang ada dalam penulisan

Laporan Tugas akhir ini. Kritik dan saran yang bersifat membangun akan penulis

terima dengan senang hati.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surakarta, Juni 2011

Page 8: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………… i

ABSTRAK ……………………………………………………………. ii

HALAMAN PERSETUJUAN………………………………………… iii

HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………… iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN……………………………………… v

KATA PENGANTAR ………………………………………………… vi

DAFTAR ISI …………………………………………………………… viii

DAFTAR TABEL ……………………………………………………… xii

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………… xiii

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………… xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. GAMBARAN UMUM INSTASI PEMERINTAH……… 1

1. Sejarah dan Perkembangan KPP Pratama…………… 1

Page 9: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

2. Visi dan Misi…………………………………………. 3

3. Lokasi Instasi………………………………………… 3

4. Struktur Organisasi…………………………………… 5

5. Deskripsi Jabatan…………………………………….. 6

B. LATAR BELAKANG…………...…………...…………... 9

C. RUMUSAN MASALAH…………...…………...……….. 12

D. TUJUAN PENELITIAN…………...…………...………… 13

E. MANFAAT PENELITIAN…………...…………...……… 13

1. Bagi KPP Pratama Surakarta…………………………. 13

2. Bagi Penulis…………………………………………… 13

3. Bagi Pihak lain………………………………………… 14

F. TEKNIK ANALISIS DATA……………………………... 14

1. Desain Penelitian……………………………………… 14

2. Objek Penelitian………………………………………. 15

3. Jenis dan Sumber Data……………………………….. 15

4. Teknik Pengumpulan Data…………………………… 16

5. Teknik Pembahasan………………………………….. 17

BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. TINJAUAN PUSTAKA………………………………… 18

1. Efektivitas…………………………………………… 18

2. Pajak………………………………………………… 19

a. Pengertian Pajak Secara Umum…………………. 19

Page 10: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

b. Pengertian Pajak Menurut Ahli………………….. 19

c. Unsur – unsur Pajak……………………………… 20

d. Fungsi Pajak……………………………………… 21

e. Sistem Pemungutan Pajak……………………….. 21

f. Pengelompokan Pajak... ………………………….

22

g. Tarif Pajak…………………………………………

22

3. Penagihan Pajak dengan Surat Paksa………………… 23

a. Dasar Hukum………………………………………

23

b. Pengertian Pejabat………………………………...

23

c. Pengertian Jurusita…………………………………

24

d. Tugas Jurusita……………………………………… 24

e. Penagihan Seketika dan Sekaligus…………………

24

f. Surat Paksa.. ……………………………………….

25

g. Penyitaan …………………………………………..

28

Page 11: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

h. Lelang ………………………………………...........

31

i. Pencegahan dan Penyanderaan……………………..

32

j. Gugatan …………………………………………….

34

k. Permohonan Pembetulan atau Penggantian…………

35

l. Ketentuan Pidana…………………………………… 36

B. ANALISIS DAN PEMBAHASAN MASALAH………….. 37

1. Efektivitas dan Kinerja Jurusita Pajak dalam Upaya

Pencairan Tunggakan Pajak……………………………… 40

2. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pencairan

Tunggakan Pajak…………………………………………. 44

3. Pengaruh Standar Prestasi Jurusita Pajak yang terdiri

dari penerbitan Surat Paksa, Pelaksanaan Penyitaan

dan Pelaksanaan lelang, Pemblokiran, dan

Pencegahan terhadap Pencairan Tunggakan Pajak…............ 45

BAB III TEMUAN

A. KELEBIHAN…………………………………………… 49

B. KELEMAHAN………………………………………….. 49

BAB IV PENUTUP

Page 12: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

A. SIMPULAN…………………………………………….. 51

B. REKOMENDASI…..…………………………………… 53

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

II.1 Target dan Realisasi Pelunasan Tunggakan Pajak KPP

Pratama Surakarta

42

II.2 Standar Prestasi Kinerja Jurusita Pajak KPP Pratama

Surakarta Tahun 2010

43

Page 13: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

I.1 Bagan Struktur Organisasi Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Surakarta

5

Page 14: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Pernyataan

Lampiran 2 Surat Pernyataan Penelitian

Lampiran 3 Alur dan Prosedur Penagihan di KPP Pratama Surakarta.

Page 15: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Lampiran 4 Rencana dan Realisasi Pencairan Tunggakan PPh, PPn dan PBB

serta BPHTB Tahun 2009

Lampiran 5 Rencana dan Realisasi Pencairan Tunggakan PPh, PPn dan PBB

serta BPHTB Tahun 2010

Lampiran 6 Undang-undang no 19 tahun 2000 tentang Perubahan Atas

Undang-undang no 19 tahun 1997 tentang Penagihan Pajak

dengan Surat Paksa.

ABSTRACT

EFEKTIVITAS JURUSITA PAJAK DALAM PELAKSANAAN

PENAGIHAN PAJAK DI KPP PRATAMA SURAKARTA

Page 16: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Okky Asoka Wardhana NIM F3408063

Sumber penerimaan negara yang paling utama sekarang ini adalah penerimaan

dari sektor pajak. Pajak merupakan dasar penerimaan negara yang sangat

potensial dan sangat vital, untuk itu penerimaan dari sektor pajak harus terus

ditingkatkan. Tunggakan pajak yang semakin meningkat dari tahun ke tahun

mengharuskan aparat perpajakan (fiskus) untuk melakukan penagihan pajak.

Jurusita Pajak memegang peranan yang penting dalam upaya pengamanan

penerimaan negara. Dan dalam melaksanakan penagihan pajak, kinerja Jurusita

Pajak dipengaruhi berbagai hal, misalnya kondisi lingkungan kerja, jumlah Wajib

Pajak, Wajib Pajak dan tingkat kepatuhannya, kondisi perekonomian, dan

sebagainya. Untuk itulah penulis mengadakan penelitian di KPP Pratama

Surakarta. Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk memahami kinerja

Jurusita Pajak dalam pelaksanaan penagihan pajak, untuk memahami suatu

permasalahan tunggakan pajak oleh Wajib Pajak, untuk mengetahui realita yang

sebenarnya terjadi tentang penagihan pajak oleh Jurusita Pajak yang berdampak

ke Negara dan untuk mengetahui solusi dari permasalahan-permasalah yang

terjadi dalam penagihan pajak. Dalam penelitian ini metode penelitian yang

digunakan adalah pembahasan mengenai studi kasus yang di lakukan di KPP

Pratama Surakarta dengan perolehan data melalui observasi, wawancara, studi

pustaka setelah itu akan dilakukan pembahasan secara deskriptif dan optimasi

keputusan. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa kinerja dari Jurusita di

KPP Pratama Surakarta sudah cukup efektiv dengan tingkat efektivitas melampaui

100% dan kenaikan pencairan tunggakan pajak yang naik sebanyak 25%.

Kata Kunci: Efektivitas Jurusita Pajak, Tunggakan Pajak.

ABSTRACT

Page 17: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

EFEKTIVITAS JURUSITA PAJAK DALAM PELAKSANAAN

PENAGIHAN PAJAK DI KPP PRATAMA SURAKARTA

Okky Asoka Wardhana NIM F3408063

Source of revenue for most major countries today is taxation revenue. Tax

revenues are the basis of potential growth and vital, for that taxation revenue

should be improved. Tax arrears are increasing from year to year requires that the

tax authorities (tax authorities) to collect taxes. Tax bailiff play an important role

in the effort to secure state revenue. And in implementing the tax billing, tax

bailiff performance is influenced by many things, such as working conditions, the

number of taxpayers, taxpayers and the level of compliance, economic conditions,

and so on.

For that reason the writer conduct research in KPP Pratama Surakarta. The

objective of this research is to understand the performance of tax bailiff in the

implementation of tax collection, to understand the problems of tax arrears by the

Taxpayer, to know the reality of the truth about tax collection by the bailiff tax

impact to the State and to find solutions to these problems-problems that occur in

tax collection. In this research, the research method used is the discussion of case

studies will be undertaken in KPP Pratama Surakarta with the acquisition of data

through observation, interview, book study after that will be discussed in a

descriptive and optimization decisions. From the results of this research is that the

performance of the bailiff in KPP Pratama Surakarta is effective enough to exceed

100% effectiveness rate and an increase in disbursement of tax arrears rose by

25%.

Keyword : Bailiff effectiveness, Tax arrear

Page 18: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

BAB I

PENDAHULUAN

A. GAMBARAN UMUM INSTANSI PEMERINTAH

1. Sejarah dan Perkembangan KPP Pratama Surakarta

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Surakarta telah ada sejak lama dengan

berbagai istilah. Sebelum tahun 1966, Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama

Surakarta berstatus sebagai Kantor Dinas Luar Tingkat I (KDL Tk. I) Surakarta

dibawah wewenang wilayah kerja dari Kantor Inspeksi Keuangan Yogyakarta. Pada

tahun 1966 karena semakin banyaknya jumlah Wajib Pajak dan jumlah

penerimaan pajak, Kantor Dinas Luar (KDL Tk. I) Surakarta ditingkatkan menjadi

Kantor Inspeksi Keuangan (KIK) Surakarta yang membawahi diantaranya KDL Tk. I

Klaten.

Pada akhir tahun 1966 semua istilah Kantor Inspeksi Pajak Surakarta A

berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor

94/KMK.01/1994 tanggal 29 Maret 1994 tentang Organisasi dan Tata Kerja DJP,

dengan wilayah kerja meliputi Kotamadya Surakarta, Kabupaten Karanganyar,

Kabupaten Boyolali, Kabupaten Sragen, serta Kantor Penyuluhan Pajak (Kapenpa)

Sragen yang berkedudukan di Sragen. Sehubungan dengan reorganisasi di

lingkungan Direktorat Jenderal Pajak, KPP Surakarta telah berubah menjadi Kantor

Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Surakarta.

Page 19: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Kantor Pelayanan Pajak Surakarta yang terletak di Jalan K.H. Agus Salim No.1

Surakarta dibentuk berdasarkan keputusan Direktur Jenderal Pajak Kep-

141/Pj/2007 yang ditetapkan tanggal 3 Oktober 2007 tentang Penerapan

Organisasi, Tata Kerja, dan Saat Mulai Beroperasinya Kantor Wilayah DJP Jawa

Tengah II dan Kantor Pelayanan, Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan di

lingkungan Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah I Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah II,

Kantor Wilayah DJP Daerah Istimewa Yogyakarta. Kantor Pelayanan Pajak (KPP)

Surakarta mulai beroperasi pada 30 Oktober 2007 di Surakarta.

Pembentukan KPP Pratama, merupakan bagian dari program reformasi

birokrasi perpajakan yang sifatnya komprehensif dan telah berjalan sejak tahun

2002 ditandai dengan terbentuknya Kantor Wilayah (Kanwil) dan Kantor

Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar. Pembentukan KPP Pratama lanjutan dilandasi

oleh terbitnya SE-19/PJ/2007 tanggal 13 April 2007 tentang Persiapan Penerapan

Sistem Administrasi Perpajakan Modern pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal

Pajak (DJP) dan pembentukan Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Seluruh

Indonesia tahun 2007-2008. Perubahan yang dilakukan meliputi struktur

organisasi, proses bisnis, teknologi informasi dan komunikasi, sarana dan

prasarana serta manajemen sumber daya manusia. Perbaikan dalam struktur DJP

terefleksi pada karakter kantor modern antara lain adanya Account

Representative untuk pelayanan Kepada Wajib Pajak, penerapan Kode Etik

Pegawai yang diawasi oleh komite kode etik pegawai, dan sistem penggajian yang

lebih baik.

2. Visi dan Misi

Page 20: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta dalam melayani ketertiban dalam

pemungutan pajak memiliki visi, misi dan nilai sebagai berikut :

a. Visi

Menjadi institusi pemerintah yang menyelenggarakan sistem administrasi

perpajakan modern yang efektif, efisien, dan dipercaya masyarakat dengan

integritas dan profesionalisme yang tinggi.

b. Misi

Menghimpun penerimaan pajak negara berdasarkan Undang-Undang

Perpajakan yang mampu mewujudkan kemandirian pembiayaan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara melalui sistem administrasi perpajakan yang

efektif dan efisien.

c. Nilai

Profesionalisme Integritas Teamwork Inovasi.

3. Lokasi Instasi

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta berlokasi di Jalan Kyai Haji Agus Salim

Nomor 1 Surakarta 57147, telepon (0271) 717522/ 718400/ 720821, faximile

(0271) 728436, Homepage DJP : www.pajak.go.id.

4. Struktur Organisasi

Page 21: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Struktur organisasi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta adalah

sebagai berikut :

a. Kepala Kantor

b. Sub Bagian Umum

c. Seksi Pelayanan

d. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan

e. Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI)

f. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I (Waskon I)

g. Seksi Pengawasan dan Konsultasi II (Waskon II)

h. Seksi Pengawasan dan Konsultasi III (Waskon III)

i. Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV (Waskon IV)

j. Seksi Pemeriksaan

k. Seksi Penagihan

l. Kelompok Fungsional Pemeriksa

Untuk lebih jelasnya tentang struktur organisasi yang ada pada KPP Pratama

Surakarta dapat dilihat pada gambar I.1 berikut ini:

Page 22: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KEPALA KANTOR

Subbag Umum

Seksi Pelayanan

Seksi PDI Seksi Ekstensifikasi

Seksi Waskon I

Seksi Waskon II

Kelompok Fungsional Pemeriksa

Seksi Waskon

III

Seksi Waskon

IV

Seksi

Pemeriksaan

Seksi

Penagihan

Pelaksana Pelaksana Pelaksana Pelaksana

Pelaksana Pelaksana Pelaksana Pelaksana Pelaksana

KEPALA KANTOR

Page 23: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Gambar I.1

Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta

5

Page 24: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

i

5. DESKRIPSI JABATAN

a. Sub Bagian Umum

Bagian umum di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta memiliki kegiatan

diantaranya :

1) Melaksanakan urusan kepegawaian.

2) Urusan keuangan.

3) Urusan tata usaha.

4) Urusan rumah tangga kantor.

b. Seksi Pelayanan

Seksi pelayanan merupakan sumber kegiatan dari Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Surakarta, tugas-tugas yang dilaksanakan oleh seksi pelayanan antara

lain sebagai berikut:

1) Melakukan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan.

2) Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan.

3) Penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan (SPT), serta penerimaan

surat lainnya.

4) Penyuluhan perpajakan.

5) Pelaksanaan registrasi Wajib Pajak.

6) Serta melakukan kerjasama perpajakan.

c. Seksi Ekstensifikasi

Merupakan peralihan dari Seksi Pendataan dan Penilaian pada KPPBB. Tugas

yang dilaksanakan oleh Seksi Ekstensifikasi adalah menindaklanjuti data yang

belum memiliki NPWP untuk dihimbau agar segera memiliki NPWP.

Page 25: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

ii

d. Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI)

Tugas dari Seksi Pengolahan Data dan Informasi adalah sebagai berikut:

1) Melakukan pengumpulan data.

2) Pencarian dan pengolahan data.

3) Pengamatan potensi perpajakan.

4) Penyajian informasi perpajakan.

5) Perekaman dokumen perpajakan.

6) Pelayanan dukungan teknis komputer.

7) Pemantauan aplikasi e-SPT, dan e-filling.

8) Penyiapan laporan kerja.

e. Seksi Pengawasan dan Konsultasi (Waskon)

Berdasarkan wilayah di kota Surakarta, maka Seksi Waskon di KPP Pratama

Surakarta ini dibagi menjadi 4 :

1) Waskon I untuk wilayah Kecamatan Laweyan

2) Waskon II untuk wilayah Kecamatan Jebres

3) Waskon III untuk wilayah Kecamatan Serengan dan Pasar Kliwon

4) Waskon IV untuk wilayah Kecamatan Banjarsari

Tugas yang dilaksanakan Seksi Waskon antara lain: a) Memberikan pelayanan

kepada WP yang berupa bimbingan atau penyuluhan. b) Tugas pengawasan yang

berupa kepatuhan pembayaran dan pelaporan. c)

Melakukan penggalian potensi berdasar hasil pengawasan dan bimbingan.

Page 26: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

iii

f. Seksi Pemeriksaan

Tugas dari Seksi Pemeriksaan antara lain adalah:

1) Melakukan penyusunan rencana pemeriksaan.

2) Melakukan pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan.

3) Melaksanakan penerbitan dan penyaluran Surat Perintah Pelaksana Pajak

(SP3).

4) Melaksananakan administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya.

g. Seksi Penagihan

Seksi Penagihan memilki tugas-tugas diantaranya:

1) Melakukan urusan penatausahaan piutang pajak.

2) Melakukan urusan penatausahaan penundaan tunggakan pajak.

3) Melakukan urusan penatausahaan angsuran tunggakan pajak.

4) Melakukan penagihan aktif.

5) Melakukan usulan penghapusan piutang pajak

6) Melakukan penyimpanan dokumen-dokumen penagihan

h. Kelompok Fungsional Pemeriksaan

Merupakan peralihan dari Fungsional Pemeriksa di Kantor Pemeriksaan dan

Penyidikan Pajak.

Tugas yang dilaksanakan oleh Seksi Fungsional adalah sebagai berikut:

1) Menyampaikan Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Pajak (SPPP) kepada

Wajib Pajak.

2) Menyelesaikan pemeriksaan SPPP dengan diterbitkan Laporan Pemeriksaan

Pajak.

Page 27: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

iv

B. LATAR BELAKANG

Tujuan hidup berbangsa dan bernegara di Indonesia telah diatur dalam Undang-

Undang Dasar 1945. Aturan-aturan di dalamnya dibentuk agar masyarakat dapat hidup

dengan aman, tentram dan sejahtera menuju masyarakat yang adil dan makmur.

Dalam pencapaian cita-cita tersebut Negara perlu dana yang besar guna pembiayaan

pelaksanaan pembangunan.

Untuk bisa melaksanakan pembangunan Nasional secara berkesinambungan,

berkelanjutan serta merata di seluruh tanah air, Negara ini memerlukan sumber dana

yang cukup besar. Sumber penerimaan negara yang paling utama sekarang ini adalah

penerimaan dari sektor pajak. Hal tersebut tercermin dari susunan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) setiap tahunnya. Dasar penerimaan negara

yang sangat potensial dan sangat vital, maka penerimaan dari sektor pajak harus terus

ditingkatkan. Usaha yang kemudian dilakukan pemerintah untuk meningkatkan

penerimaan negara yang berasal dari sektor pajak diawali dengan cara mengadakan

pembaharuan sistem perpajakan nasional atau lebih dikenal dengan istilah tax reform.

Tax reform ini ditandai dengan diberlakukannya sistem self assessment sebagaimana

diatur dalam Pasal 12 Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah

terakhir dengan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum Dan

Tata Cara Perpajakan. Self assessment adalah sistem pemungutan pajak yang

memberikan kepercayaan penuh kepada wajib pajak untuk menghitung,

memperhitungkan, menyetor dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus

dibayar.

Page 28: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

v

Pencapaian target dalam pemenuhan penerimaan pajak belum terjamin dengan

adanya pelimpahan kepercayaan kepada Wajib Pajak. Berdasarkan hal itu maka dalam

rangka tertib administrasi dan terlaksananya kewajiban perpajakan yang lebih baik

maka diadakan sanksi-sanksi yang tegas. Sebagai konsekuensinya, Direktorat Jenderal

Pajak berkewajiban untuk melakukan pelayanan, pengawasan, pembinaan, dan

penerapan sanksi perpajakan demi mengamankan penerimaan negara.

Saat ini masih banyak Wajib Pajak yang tidak memenuhi kewajibannya dengan baik

sehingga timbul tunggakan pajak. Tunggakan pajak yang semakin meningkat dari tahun

ke tahun mengharuskan aparat perpajakan (fiskus) untuk melakukan penagihan pajak.

Sebagai instrument pendukung, pemerintah telah mengesahkan Undang-undang

Nomor 19 tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa sebagaimana telah

diubah dengan Undang-undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas

Undang-undang Nomor 19 tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa

yang digunakan sebagai dasar untuk melakukan tindakan penagihan aktif yang meliputi

penagihan seketika dan sekaligus, pemberitahuan Surat Paksa serta penyanderaan.

Penagihan aktif tersebut merupakan upaya terakhir Direktorat Jenderal Pajak dalam

mengamankan penerimaan negara dari sektor pajak. Segala bentuk penagihan aktif

tersebut merupakan tugas dari Jurusita Pajak.

Jurusita pajak harus bersifat proaktif terhadap kendala dan permasalahan yang

dihadapinya dalam menjalankan tugas. Jurusita pajak setelah dididik dan disumpah

ditempatkan di Kantor Pelayanan Pajak untuk melaksanakan penegakan hukum pajak

dan merupakan ujung tombak sekaligus penegak hukum di bidang perpajakan.

Page 29: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

vi

Kedudukan jurusita pajak adalah sangat strategis karena ia harus bekerja dengan

profesional dan merupakan benteng terakhir dalam rangka pengamanan penagihan

pajak negara. Keberhasilan tugas Jurusita Pajak tergantung sepenuhnya pada bobot

ketrampilan, keuletan, kejelian dan mental yang dimiliki olehnya, apalagi sebagai

petugas lapangan dengan segala konsekuensi yang beraneka ragam coraknya.

Jurusita Pajak memegang peranan yang penting dalam upaya pengamanan

penerimaan negara. Dalam melaksanakan penagihan pajak, kinerja Jurusita Pajak

dipengaruhi berbagai hal, misalnya kondisi lingkungan kerja, jumlah Wajib Pajak, Wajib

Pajak dan tingkat kepatuhannya, kondisi perekonomian, dan sebagainya.

Untuk mendukung tercapainya rencana penerimaan pajak, perlu dilaksanakan

intensifikasi kegiatan penagihan pajak secara terpadu, profesional, terfokus,

terukur dan konsisten serta berhasil guna sesuai dengan prosedur hukum yang

berlaku. Oleh karena itu, perlu diupayakan pengurangan/pencairan tunggakan

pajak secara optimal melalui peningkatan kegiatan operasional penagihan

sehingga dirumuskanlah Kebijakan Penagihan Pajak melalui SE-01/PJ.075/2007

dan SE-03/PJ.04/2009 yang memuat sebuah pengukuran standar prestasi Jurusita

Pajak. Adapun standar prestasi Jurusita Pajak yang ditetapkan meliputi

penerbitan Surat Paksa, pelaksanaan penyitaan, pelaksanaan lelang,

pemblokiran, dan pencegahan Penanggung Pajak ke luar Negeri.

Sehubungan dengan pentingnya Jurusita pajak dalam melaksanakan

penagihan pajak sebagai salah satu sumber pendapatan Negara dalam membantu

melaksanakan pembangunan. Penulis tertarik untuk melakukan penelitian

Page 30: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

vii

dengan judul “EFEKTIVITAS JURUSITA PAJAK DALAM PELAKSANAAN

PENAGIHAN PAJAK DI KPP PRATAMA SURAKARTA”

C. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mengambil rumusan masalah sebagai

berikut:

1) Bagaimanakah kinerja Jurusita Pajak?

2) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pencairan tunggakan pajak?

3) Apa saja pengaruh standar prestasi Jurusita Pajak yang terdiri dari penerbitan Surat

Paksa, pelaksanaan penyitaan, dan pelaksanaan lelang, pemblokiran, dan

pencegahan, terhadap pencairan tunggakan pajak?

D. TUJUAN

Tujuan yang ingin dicapai dalam studi kasus ini adalah sebagai berikut:

Page 31: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

viii

1) Untuk memahami kinerja Jurusita Pajak dalam pelaksanaan penagihan pajak.

2) Untuk memahami suatu permasalahan tunggakan pajak oleh Wajib Pajak.

3) Untuk mengetahui realita yang sebenarnya terjadi tentang penagihan pajak oleh

Jurusita Pajak yang berdampak ke Negara.

4) Untuk mengetahui solusi dari permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam

penagihan pajak.

E. MANFAAT

1. Bagi KPP Pratama Surakarta

a) Sebagai sumbangan informasi yang dapat dipakai sebagai bahan evaluasi untuk

menambah efektivitas dan efisiensi kinerja jurusita pajak.

b) Sebagai bahan evaluasi peningkatan kualitas dan kuantitas daerah dalam

pencapaian target penagihan pajak.

c) Sebagai bahan pertimbangan saran atas permasalahan yang dihadapi mengenai

tunggakan pajak yang terjadi.

2. Bagi penulis

a) Guna memenuhi salah satu syarat kelulusan pada program studi Diploma III

Perpajakan di Universitas Sebelas Maret Surakarta.

b) Untuk menambah pengalaman serta pengetahuan Penulis mengenai

implementasi peraturan-peraturan perpajakan pada umumnya dan mengenai

penagihan pajak pada dunia kerja.

Page 32: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

ix

c) Untuk mengetahui bagaimana peran Jurusita Pajak dalam pelaksanaan

penagihan pajak.

d) Untuk mengetahui kinerja Jurusita Pajak berkaitan dengan perannya sebagai

ujung tombak Direktorat Jenderal Pajak dalam pelaksanaan penagihan pajak

kemudian melakukan evaluasi, dan mencoba menawarkan alternatif pemecahan

atas permasalahan-permasalahan yang terjadi di lapangan.

e) Sarana untuk memperdalam kreativitas dan ketrampilan berkaitan dengan ilmu

perpajakan.

3. Bagi Pihak Lain

Dapat digunakan sebagai penambah wawasan serta sumber informasi mengenai

penagihan pajak dan permasalahan yang terjadi.

F. TEKNIK ANALISIS DATA

1. Desain Penelitian

Penulis menggunakan metode studi kasus sebagai desain penelitian yaitu

penelitian secara mendalam atas suatu kasus dan melakukan penelitian dengan

mencari sumber pustaka di perpustakaan Universitas Negeri Sebelas Maret

Surakarta.

2. Objek Penelitian

Objek Penelitian ini adalah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta yang

beralamat di Jalan K.H Agus Salim No. 1 Surakarta. Alasan dipilihnya Kantor

Page 33: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

x

Pelayanan Pajak Pratama Surakarta sebagai objek penelitian, karena penulis pernah

mengadakan penelitian dan Kegiatan Magang Mahasiswa di instansi tersebut

selama dua bulan yaitu pada tanggal 1 Februari sampai dengan 31 Maret 2010.

3. Jenis dan Sumber Data

Dalam penggolongan data untuk menghasilkan suatu laporan Tugas Akhir yang

relevan dengan judul dan objek yang diteliti maka diperlukan data-data kualitatif

dan kuantitatif.

a. Data kuantitatif menurut Marzuki adalah data yang dapat dihitung atau diukur.

Data kuantitatif dapat berupa angka atau nilai. Data ini berkaitan dengan

pelaksanaan penagihan pajak oleh Jurusita Pajak di Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Surakarta yang meliputi data tunggakan pajak, laporan kegiatan

penagihan pajak, pencairan dan pengurangan tunggakan pajak serta daftar surat

paksa pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta.

b. Data kualitatif menurut Marzuki adalah data yang diukur secara tidak langsung.

Data kualitatif ini antara lain berupa gambaran umum Kantor Pelayanan

Surakarta dan analisi data yang berupa tabel maupun grafik. Sumber data yang

digunakan adalah sumber data primer. Di mana data primer tersebut merupakan

teknik pengumpulan data dengan cara membaca berbagai literatur yang

berhubungan dengan teori dan penelitian terhadap instansi yang bersangkutan

dan data historis instansi yang terkait. Data primer juga merupakan data yang

langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data yang diambil secara

langsung dari sumber datanya. Selain membaca literatur juga melakukan

Page 34: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

xi

wawancara kepada salah satu pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Surakarta.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi Langsung

Yaitu dengan mengadakan pengamatan dan pengumpulan data secara

langsung ke lapangan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan

pelaksanaan penagihan pajak oleh Jurusita Pajak di Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Surakarta.

b. Wawancara

Dalam hal ini penulis mengumpulkan data dengan cara observasi dan

melakukan wawancara langsung dengan berbagai petugas pajak di Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Surakarta terutama petugas pada seksi penagihan dan

Jurusita Pajak.

c. Studi Pustaka

Pada tahap ini langkah yang dilakukan adalah pengumpulan data melalui

penelaahan kepustakaan dengan cara mengumpulkan dan mempelajari

beberapa referensi. Referensi tersebut diperoleh dari data-data tertulis dan

tercetak yang relevan seperti buku-buku serta artikel yang diperlukan oleh

peneliti dengan cara mengumpulkan beberapa referensi dari perpustakaan yang

terdapat di lingkungan kota Surakarta, seperti Perpustakaan Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta, Kampus I Kentingan dan Perpustakaan

Pusat UNS.

Page 35: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

xii

5. Teknik Pembahasan

a. Pembahasan Deskriptif

Yaitu teknik pembahasan dengan membuat gambaran atau diskripsi secara

sistematis, faktual dan akurat mengenai objek yang diteliti.

b. Optimasi Keputusan

Yaitu teknik untuk mensintesis suatu keputusan optimal dalam bidang

perpajakan khususnya, sehingga dapat diperoleh kesimpulan dan solusi dari

studi kasus yang dilakukan.

Page 36: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

xiii

BAB II

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. TINJAUAN PUSTAKA

1. EFEKTIVITAS

Efektivitas pada dasarnya sering berhubungan dengan efisiensi dalam

pencapaian suatu tujuan organisasi. Akan tetapi dalam kenyataannya suatu tujuan

yang telah dicapai dapat sesuai dengan rencana maka hal tersebut dapat dikatakan

efektif, tetapi belum tentu efisien.

Berikut ini adalah pengertian dari efektivitas yang dikemukakan oleh beberapa ahli:

a) Efektivitas merupakan suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh

target dapat tercapai. Pengertian efektivitas ini lebih berorientasi kepada

keluaran sedangkan masalah penggunaan masukan kurang menjadi perhatian

utama. Apabila efisiensi dikaitkan dengan efektivitas maka walaupun terjadi

peningkatan efektivitas belum tentu efisiensi meningkat. (Soedarmayanti, 2001:

59).

Page 37: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

xiv

b) Efektivitas adalah ”Komunikasi yang prosesnya mencapai tujuan yang

direncanakan sesuai dengan biaya yang dianggarkan, waktu yang ditetapkan dan

jumlah personil yang ditentukan” (Effendy, 2003: 14).

Berdasarkan kedua pengertian diatas maka dapat disimpulkan pengertian dari

Efektivitas adalah suatu komunikasi yang melalui proses tertentu, secara terukur

yaitu tercapainya sasaran atau tujuan yang ditentukan sebelumnya. Dengan biaya

yang dianggarkan, waktu yang ditetapkan dan jumlah orang yang telah ditentukan.

Apabila ketentuan tersebut berjalan dengan lancar, maka tujuan yang direncanakan

akan tercapai sesuai dengan yang diinginkan.

2. PAJAK

a. Pengertian Pajak Secara Umum

Pajak adalah iuran kepada Negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh

yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak

mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya

untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan tugas

Negara yang menyelenggarakan pemerintahan.

b. Pengertian Pajak Menurut ahli

Berikut ini adalah pengertian pajak menurut para ahli (Erly Suandy, 2008 : 5) :

Page 38: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

xv

1) Pengertian pajak menurut Prof. Edwin R.A. Seligman dalam buku Essay in

taxation yang diterbitkan di amerika menyatakan: ”Tax is Compulsary

Conttibution from the person, to the government to depray the expenses

incurred in the common interest of all, without reference to special benefid

Comperred”. Dari definisi tersebut terlihat adanya kontribusi seseorang

yang ditujukan kepada Negara tanpa adanya manfaat yang ditujukan secara

khusus pada seseorang.

2) Pengertian pajak menurut Prof. Dr. M.J.H. Smeets dalam buku De

Economische betekenis belastingen: pajak adalah prestasi kepada

pemerintah yang terutang melalui norma-norma umum dan dapat

dipaksakannya, tanpa adanya kontra prestasi yang dapat di tunjukan dalam

hal yang individual, dimaksudkan untuk membiayai pengeluaran

pemerintah.

3) Pengertian pajak menurut Prof. Dr. Rachmat Soemitro, S.H. dalam bukunya

Dasar-dasar Hukum Pajak dan Pajak Pendapatan (1990:5) menyatakan: ”

Pajak adalah iuran kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang

dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi),

yang langsung dapat ditujukan dan yang digunakan untuk membayar

pengeluaran umum.”

c. Unsur-Unsur pajak

Berikut ini adalah unsur-unsur pajak menurut Mardiasmo, (2008: 2) :

1) Iuran dari rakyat kepada Negara.

Page 39: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

xvi

2) Berdasarkan undang-undang.

3) Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari Negara yang secara langsung

dapat ditunjuk.

4) Digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara, yaitu pengeluaran-

pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

d. Fungsi Pajak

Fungsi pajak menurut Erly Suandy, (2008: 8) dibagi menjadi 2:

1) Fungsi Penerimaan ( Budgeter )

Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi pembiayaan

pengeluaran-pengeluaran pemerintah.

2) Fungsi Mengatur ( Reguler )

Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan

dibidang sosial dan ekonomi.

e. Sistem Pemungutan Pajak

1) Official Assesment System

Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada

pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh

Wajib Pajak.

2) Self Assesment System

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang

kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak terutang.

3) With Holding System

Page 40: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

xvii

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang

kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak yang

bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib

Pajak.

f. Pengelompokan pajak

1) Menurut Golongannya (Mardiasmo, 2008: 5)

a) Pajak Langsung: yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib Pajak

dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.

b) Pajak Tidak langsung: yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan

atau dilimpahkan kepada orang lain.

2) Menurut Sifatnya (Mardiasmo, 2008: 5)

a) Pajak Subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada

subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri dari wajib pajak.

b) Pajak Objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa

memperhatikan keadaan diri wajib pajak.

3) Menurut Lembaga Pemungutnya (Mardiasmo, 2008: 6)

a) Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan

digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara.

b) Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan

digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.

g. Tarif Pajak

1) Tarif Sebanding/ Proporsional

Page 41: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

xviii

Tarif berupa persentase yang tetap, terhadap berapapun jumlah yang

dikenai pajak sehingga besarnya pajak yang terutang proporsional terhadap

besarnya nilai yang dikenai pajak.

2) Tarif Tetap

Tarif berupa jumlah yang tetap (sama) terhadap berapapun jumlah yang

dikenai pajak sehingga besarnya pajak yang terutang tetap.

3) Tarif Progresif

Persentase tarif yang digunakan semakin besar bila jumlah yang dikenai

pajak semakin besar.

4) Tarif Degresif

Persentase tarif yang digunakan semakin kecil bila jumlah yang dikenai

pajak semakin besar.

3. Penagihan Pajak dengan Surat Paksa

a. Dasar Hukum

Undang-undang nomor 19 tahun 1997 tentang Penagihan pajak dengan Surat

Paksa sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang nomor 19 tahun

2000.

b. Pengertian Pejabat

Pejabat adalah pejabat yang berwenang mengangkat dan memberhentikan

jurusita pajak, menerbitkan Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus,

Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan, Surat Pencabutan Sita,

Page 42: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xix

xix

Pengumuman Lelang, Surat Penentuan Harga Limit, Pembatalan lelang, Surat

Perintah Penyanderaan, dan surat lain yang diperlukan untuk penagihan pajak

sehubungan dengan Penanggung pajak tidak melunasi sebagian atau seluruh

utang pajak menurut undang-undang dan peraturan daerah. (Mardiasmo,

2008: 120)

c. Pengertian Jurusita

Jurusita adalah pelaksanaan tindakan penagihan pajak yang meliputi

penagihan seketika dan sekaligus, pemberitahuan Surat Paksa, penyitaan dan

penyanderaan. ( Mardiasmo, 2008: 120)

d. Tugas Jurusita

1) Melaksanakan Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus.

2) Memberitahukan Surat Paksa.

3) Melaksanakan penyitaan atas barang Penanggung Pajak berdasarkan Surat

Perintah Melaksanakan penyitaan.

4) Melaksanakan penyanderaan berdasrkan Surat Perintah Penyanderaan.

e. Penagihan Seketika dan Sekaligus

Penagihan seketika dan sekaligus adalah tindakan penagihan pajak yang

dilaksanakan oleh Jurusita Pajak kepada Penanggung Pajak tanpa menunggu

tanggal jatuh tempo pembayaran yang meliputi seluruh Utang Pajak dari

semua jenis pajak, Masa Pajak, dan Tahun Pajak. Jurusita pajak melaksanakan

Page 43: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xx

xx

penagihan seketika dan sekaligus berdasarkan Surat Perintah Penagihan

Seketika dan Sekaligus. Surat Perintah Penagihan seketika dan sekaligus

diterbitkan apabila:

1) Penanggung pajak akan meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya

atau berniat untuk itu.

2) Penanggung pajak memindahtangankan barang yang dimiliki atau yang

dikuasai dalam rangka menghentikan atau mengecilkan kegiatan

perusahaan, atau pekerjaan yang dilakukan di Indonesia.

3) Terdapat tanda-tanda bahwa Penanggung Pajak akan membubarkan badan

usahanya, atau menggabungkan usahanya, atau memekarkan usahanya,

atau memindahtangankan perusahaan yang dimiliki atau dikuasainya, atau

melakukan perubahan bentuk lainnya.

4) Badan usaha akan dibubarkan oleh Negara.

5) Terjadinya penyitaan atas barang Penanggung pajak oleh pihak ketiga atau

terdapat tanda-tanda kepailitan.

Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus sekurang-kurangnya

memuat:

a) Nama wajib pajak, atau nama wajib pajak dan Penanggung pajak.

b) Besarnya utang pajak.

c) Perintah untuk membayar.

d) Saat pelunasan pajak.

f. Surat Paksa

Page 44: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxi

xxi

Surat paksa adalah surat perintah membayar utang pajak dan biaya penagihan

pajak. Surat paksa mempunyai kekuatan eksekutorial dan kedudukan hukum

yang sama dengan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan

hukum tetap.

Surat Paksa sekurang-kurangnya meliputi:

1) Nama wajib Pajak, atau nama Wajib Pajak dan Penanggung Pajak.

2) Dasar Penagihan.

3) Besarnya utang pajak.

4) Perintah untuk membayar.

Surat Paksa diterbitkan apabila:

1) Penanggung pajak tidak melunasi utang pajak dan kepadanya diterbitkan

Surat Teguran atau Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis.

2) Terhadap Penanggung pajak telah dilaksanakan penagihan seketika dan

sekaligus.

3) Penanggung pajak tidak memenuhi ketentuan sebagaimana tercantum

dalam keputusan persetujuan angsuran atau penundaan pembayaran

pajak.

Surat paksa terhadap orang pribadi diberitahukan oleh Jurusita Pajak kepada:

1) Penangung pajak.

2) Orang dewasa yang bertempat tinggal bersama ataupun bekerja di tempat

usaha Penangung Pajak, apabila Penanggung Pajak yang bersangkutan tidak

dapat dijumpai.

Page 45: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxii

xxii

3) Salah satu ahli waris atau pelaksana wasiat atau yang mengurus harta

peninggalannya apabila Wajib Pajak telah meninggal dunia dan harta

warisan belum dibagi.

4) Para ahli waris, apabila Wajib Pajak telah meninggal dunia dan harta

warisan telah dibagi.

Surat paksa terhadap badan diberitahukan oleh Jurusita Pajak kepada:

1) Pengurus, kepala perwakilan, kepala cabang, penanggung jawab, pemilik

modal.

2) Pegawai tetap di tempat kedudukan atau tempat usaha badan, apabila

Jurusita pajak tidak dapat menjumpai salah seorang sebagaimana dimaksud

dalam huruf 1.

Dalam hal Wajib Pajak dinyatakan pailit, Surat Paksa diberitahukan kepada

curator, Hakim Pengawas atau Balai Harta Peninggalan. Sedangkan dalam

hal wajib pajak dinyatakan bubar atau dalam likuidasi, Surat Paksa

diberitahukan kepada orang atau badan yang dibebani untuk melakukan

pemberesan, atau likuidator.

Catatan:

1) Pengajuan keberatan oleh Wajib Pajak tidak mengakibatkan penundaan

pelaksanaan Surat Paksa.

2) Pelaksanaan Surat Paksa tidak dapat dilanjutkan dengan penyitaan

sebelum lewat waktu 2 kali 24 jam setelah Surat paksa diberitahukan.

g. Penyitaan

Page 46: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxiii

xxiii

Penyitaan adalah tindakan Jurusita Pajak untuk menguasai barang Penanggung

pajak, guna dijadikan jaminan untuk melunasi utang pajak menurut peraturan

perundang-undangan. Apabila utang pajak tidak dilunasi Penangung Pajak

dalam jangka waktu 2 kali 24 jam setelah Surat paksa diberitahukan, pejabat

menerbitkan Surat Perintah Melaksanakan penyitaan. Penyitaan dilakukan

oleh Jurusita pajak disaksikan oleh sekurang-kurangnya 2 orang yang telah

dewasa, penduduk Indonesia, dikenal oleh jurusita pajak, dan dapat dipercaya.

Setiap melakukan penyitaan, Jurusita pajak membuat Berita acara Pelaksanaan

Sita yang ditandatangani oleh Jurusita Pajak, penanggung pajak, dan saksi-

saksi.

Barang yang disita dapat berupa:

1) Barang bergerak termasuk mobil, perhiasan, uang tunai, dan deposito

berjangka, tabungan, saldo rekening koran, giro, atau bentuk lainnya yang

dipersamakan dengan itu, obligasi, saham, atau surat berharga lainnya,

piutang, dan penyertaan modal pada perusahaan lain, dan atau

2) Barang tidak bergerak termasuk tanah, bangunan, dan kapal dengan isi

kotor tertentu.

Barang bergerak yang dikecualikan dari penyitaan:

1) Pakaian dan tempat tidur beserta perlengkapannya yang digunakan oleh

Penanggung pajak dan keluarga yang menjadi tanggungannya.

2) Persediaan makanan dan minuman untuk keperluan satu bulan beserta

peralatan memasak yang berada di rumah.

Page 47: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxiv

xxiv

3) Perlengkapan Penanggung Pajak yang bersifat dinas yang diperoleh dari

Negara.

4) Buku-buku yang bertalian dengan jabatan atau pekerjaan Penanggung

Pajak dan alat-alat yang dipergunakan untuk pendidikan, kebudayaan, dan

keilmuan.

5) Peralatan dalam keadaan jalan yang masih digunakan untuk melaksanakan

pekerjaan atau usaha sehari-hari dengan jumlah seluruhnya tidak lebih

dari Rp.20.000.000. Besarnya nilai peralatan ditetapkan dengan Keputusan

Menteri Keuangan atau Keputusan Kepala Daerah.

6) Peralatan penyandang cacat yang digunakan oleh Penanggung Pajak dan

keluarga yang menjadi tanggungannya.

Penyitaan tidak dapat dilaksanakan terhadap barang yang telah disita oleh

Pengadilan Negeri atau instasi lain yang berwenang. Terhadap barang yang

telah disita tersebut, Jurusita Pajak menyampaikan Surat Paksa kepada

Pengadilan Negeri atau instasi lain yang berwenang. Pengadilan Negeri dalam

sidang berikutnya menetapkan barang tersebut sebagai jaminan pelunasan

utang pajak. Sedangkan instasi lain yang berwenang, setelah menerima Surat

Paksa menjadikan barang tersebut sebagai jaminan pelunasan utang pajak.

Pengadilan Negeri atau instasi lain yang berwenang menentukan pembagian

hasil penjualan barang tersebut berdasarkan ketentuan hak mendahulu Negara

untuk tagihan pajak.

Hak mendahulu untuk tagihan pajak melebihi segala hak mendahulu lainnya,

kecuali terhadap:

Page 48: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxv

xxv

1) Biaya perkara yang semata-mata disebabkan suatu penghukuman untuk

melelang suatu barang bergerak dan atau barang tidak bergerak.

2) Biaya-biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkan barang tersebut.

3) Biaya perkara yang semata-mata disebabkan pelelangan dan penyelesaian

suatu perkara.

Penyitaan tambahan dapat dilaksanakan apabila:

1) Nilai barang yang disita tidak cukup untuk melunasi biaya penagihan pajak

dan utang pajak.

2) Hasil lelang barang yang telah disita tidak cukup untuk melunasi biaya

penagihan pajak dan utang pajak.

Pencabutan sita dilaksanakan apabila Penanggung Pajak telah melunasi biaya

penagihan dan utang pajak atau berdasarkan putusan pengadilan atau putusan

Pengadilan Pajak atau ditetapkan lain dengan Keputusan Menteri Keuangan

atau Keputusan Kepala Daerah.

Catatan:

1) Berita acara pelaksanaan sita mempunyai kekuatan mengikat, meskipun

Penanggung Pajak menolak menandatangani.

2) Pengajuan keberatan oleh Wajib Pajak tidak mengakibatkan penundaan

pelaksanaan penyitaan.

h. Lelang

Lelang adalah setiap penjualan barang dimuka umum dengan cara

penawaran harga secara lisan dan atau tertulis melalui usaha pengumpulan

Page 49: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxvi

xxvi

peminat atau calon pembeli. Apabila utang pajak dan atau biaya penagihan

pajak tidak dilunasi setelah dilaksanakan penyitaan, Pejabat berwenang

melaksanakan penjualan secara lelang terhadap barang yang disita melalui

Kantor lelang.

Penjualan secara lelang terhadap barang yang disita dilaksanakan paling

singkat 14 hari setelah pengumuman lelang melalui media masa. Pengumuman

lelang dilaksanakan paling singkat 14 hari setelah penyitaan. Pengumuman

lelang untuk barang bergerak dilakukan 1 kali dan untuk barang tidak bergerak

dilakukan 2 kali. Pengumuman lelang terhadap barang dengan nilai paling

banyak Rp.20.000.000 tidak harus diumumkan melalui media massa.

Hasil lelang dipergunakan terlebih dahulu untuk membayar biaya penagihan

pajak yang belum dibayar, dan sisanya untuk membayar utang pajak. Dalam

hal penjualan secara lelang, biaya penagihan pajak ditambah 1% dari pokok

lelang, dan secara tidak lelang biaya penagihan pajak ditambah 1% dari hasil

penjualan. Besarnya biaya penagihan pajak adalah Rp.50.000 untuk setiap

pemberitahuan Surat Paksa dan Rp.100.000 untuk setiap pelaksanaan Surat

Perintah Melaksanakan Penyitaan.

Apabila hasil lelang sudah mencapai jumlah yang cukup untuk melunasi biaya

penagihan pajak dan Utang pajak, pelaksanaan lelang dihentikan oleh Pejabat

walaupun barang yang akan dilelang masih ada. Sisa barang beserta kelebihan

uang hasil lelang dikembalikan oleh Pejabat kepada Penanggung Pajak segera

setelah pelaksanaan lelang.

Catatan:

Page 50: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxvii

xxvii

1) Lelang tetap dapat dilaksanakan walaupun keberatan yang diajukan oleh

Wajib Pajak belum memperoleh keputusan keberatan.

2) Lelang tetap dapat dilaksanakan tanpa dihadiri oleh Penanggung Pajak.

3) Lelang tidak dapat dilaksanakan apabila Penanggung Pajak telah melunasi

utang pajak dan biaya penagihan pajak, atau berdasarkan putusan

pengadilan, atau putusan Pengadilan Pajak, atau objek lelang musnah.

i. Pencegahan dan Penyanderaan

Pencegahan adalah larangan yang bersifat sementara terhadap Penanggung

Pajak tertentu untuk keluarga dari Wilayah Republik Indonesia berdasarkan

alasan tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan. Pencegahan

hanya dapat dilakukan terhadap Penanggung pajak yang mempunyai jumlah

utang pajak sekurang-kurangnya sebesar Rp.100.000.000 dan diragukan itikad

baiknya dalam melunasi utang pajak. Pencegahan dapat dilakukan berdasarkan

keputusan pencegahan yang diterbitkan oleh Menteri Keuangan atas

permintaan Pejabat atau atasan Pejabat yang bersangkutan. Jangka waktu

pencegahan paling lama 6 bulan dan dapat diperpanjang selama-lamanya 6

bulan. Pencegahan terhadap Penanggung Pajak tidak mengakibatkan hapusnya

utang pajak dan terhentinya pelaksanaan penagihan pajak.

Penyanderaan adalah pengekangan sementara waktu kebebasan

Penanggung Pajak dengan menempatkannya di tempat tertentu.

Penyanderaan hanya dapat dilakukan terhadap Penanggung pajak yang

mempunyai jumlah utang pajak sekurang-kurangnya sebesar Rp.100.000.000

Page 51: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxviii

xxviii

dan diragukan itikad baiknya dalam melunasi utang pajak. Penyanderaan

hanya dapat dilakukan berdasarkan surat Perintah Penyanderaan yang

diterbitkan oleh Pejabat setelah mendapat ijin tertulis dari Menteri Keuangan

atau Gubernur Kepala Daerah Propinsi. Masa penyanderaan paling lama 6

bulan dan dapat diperpanjang selama-lamanya 6 bulan. Penyanderaan tidak

boleh dilaksanakan dalam hal Penanggung pajak sedang beribadah, atau

sedang mengikuti sidang resmi, atau sedang mengikuti Pemilihan Umum.

Penanggung Pajak yang disandera dilepas:

1) Apabila utang pajak dan biaya penagihan pajak telah dibayar lunas.

2) Apabila jangka waktu yang tetapkan dalam surat perintah penyanderaan itu

telah terpenuhi.

3) Berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum

tetap.

4) Berdasarkan pertimbangan tertentu dari Menteri Keuangan atau Gubernur.

Penanggung Pajak yang disandera dapat mengajukan gugatan terhadap

pelaksanaan penyanderaan hanya terhadap Pengadilan Negeri. Dalam hal

gugatan Penanggung pajak dikabulkan dan putusan pengadilan telah

mempunyai kekuatan hukum tetap, Penanggung pajak dapat memohon

rehabilitasi nama baik dan ganti rugi ditetapkan oleh Menteri Keuangan.

Penanggung pajak tidak dapat mengajukan gugatan terhadap pelaksanaan

penyanderaan setelah masa penyanderaan berakhir. Penyanderaan terhadap

Penanggung pajak tidak mengakibatkan hapusnya utang pajak dan terhentinya

pelaksanaan penagihan pajak.

Page 52: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxix

xxix

j. Gugatan

Gugatan Penanggung Pajak terhadap pelaksanaan Surat paksa, Surat

Perintah melaksanakan penyitaan, atau Pengumuman Lelang hanya dapat

diajukan kepada Pengadilan Pajak. Dalam hal gugatan Penanggung Pajak

dikabulkan, Penanggung pajak dapat memohon pemulihan nama baik dan

ganti rugi kepada Pejabat paling banyak Rp.5.000.000. Perubahan besarnya

ganti rugi ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan atau Keputusan

Kepala Daerah.

Gugatan diajukan dalam jangka waktu 14 hari sejak Surat Paksa, Surat Perintah

Melaksanakan Penyitaan, atau pengumuman Lelang dilaksanakan.

k. Permohonan Pembetulan atau Penggantian

Penanggung pajak dapat mengajukan permohonan pembetulan atau

penggantian kepada Pejabat terhadap Surat Teguran atau Surat Peringatan

atau surat lain yang sejenis, Surat Perintah Penagihan seketika dan Sekaligus,

Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan, Surat Perintah

Penyanderaan, Pengumuman Lelang dan Surat Penentuan Harga Limit yang

dalam penerbitannya terdapat kesalahan atau kekeliruan. Dalam jangka waktu

7 hari sejak tanggal diterima permohonan tersebut, Pejabat harus memberi

keputusan atas permohonan yang diajukan. Apabila dalam jangka waktu

tersebut Pejabat tidak memberikan keputusan, permohonan Penanggung

pajak dianggap dikabulkan dan penagihan ditunda untuk sementara waktu.

Page 53: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxx

xxx

Tindakan pelaksanaan penagihan pajak dilanjutkan setelah kesalahan atau

kekeliruan dibetulkan oleh Pejabat. Dalam hal permohonan tersebut ditolak,

tindakan pelaksanaan penagihan pajak dilanjutkan sesuai jangka waktu

semula.

l. Ketentuan Pidana

Penanggung pajak dilarang:

1) Memindahkan hak, memindah tangankan, menyewakan, meminjamkan,

menyembunyikan, menghilangkan, atau merusak barang yang telah disita.

2) Membebani barang tidak bergerak yang telah disita dengan hak tanggungan

untuk pelunasan utang tertentu.

3) Membebani barang bergerak yang telah disita dengan fiducia atau

diagunkan untuk pelunasan utang tertentu.

4) Merusak, mencabut, atau menghilangkan segel sita atau salinan Berita

acara pelaksanaan sita yang tealah ditempel pada barang sitaan.

Penanggung pajak yang melanggar ketentuan ini dipidana dengan pidana

penjara paling lama 4 tahun dan denda paling banyak Rp.120.000.000.

Setiap orang yang dengan sengaja tidak menuruti perintah atau permintaan

yang dilakukan menurut undang-undang, atau dengan sengaja mencegah,

menghalang-halangi, atau menggagalkan tindakan dalam melaksanakan

ketentuan undang-undang yang dilakukan oleh Jurusita Pajak, dipidana

Page 54: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxi

xxxi

dengan pidana penjara paling lama 4 bulan 2 minggu dan denda paling

banyak Rp.10.000.000.

B. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pajak berperan penting dalam penerimaan Negara. Salah satu sumber penerimaan

pajak adalah dengan berhasilnya penagihan pajak terhadap tunggakan pajak Wajib

Pajak. Direktorat Jendral Pajak melakukan penagihan pajak dilaksanakan oleh Kantor

Pelayanan Pajak melalui Jurusitanya. Utang pajak timbul karena adanya taatbestan,

yaitu suatu keadaan, peristiwa, atau perbuatan yang menurut peraturan perundang-

undangan perpajakan menimbulkan utang pajak. Utang pajak adalah utang pajak yang

masih harus dibayar termasuk sanksi administrasi berupa bunga, denda atau kenaikan

yang tercantum dalam surat ketetapan pajak atau surat sejenisnya berdasarkan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

Penagihan pajak dilaksanakan berdasarkan UU No 19 tahun 1997 yang telah diubah

dengan UU nomor 19 Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa. Dalam

Undang-Undang ini dijelaskan bahwa penagihan pajak diawali dengan Surat Teguran

yang diterbitkan setelah 7 hari sejak saat jatuh tempo pembayaran STP/SKPKB/Surat

Keputusan Pembetulan/Surat Keputusan Keberatan/Putusan Banding. Apabila utang

pajak tidak dilunasi setelah lewat waktu 21 hari sejak diterbitkannya Surat Teguran,

maka segera diterbitkan Surat Paksa.

Berikut ini adalah alur dan jadwal pelaksanaan penagihan pajak:

Page 55: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxii

xxxii

1) Dasar hukum pelaksanaan penagihan pajak adalah UU No 19 tahun 2000, UU No

28 Tahun 2007, PP No 80 tahun 2007, PMK No 24/PMK.03/2008.

2) SKB, SKPKB, SKPKBT dll telah jatuh tempo, maka dalam 7 hari akan diterbitkan

Surat Teguran. Surat Teguran dapat diberikan secara langsung kepada Wajib

Pajak, dikirim melalui Pos, ataupun dikirim dengan Ekspedisi/kurir dengan Bukti

kirim.

3) Dalam waktu 21 hari Surat Teguran yang diberikan tidak dihiraukan juga maka

akan diterbitkan Surat Paksa. Dalam hal ini Surat Paksa merupakan Parate

Executie. Surat paksa akan diberitahukan oleh Jurusita pajak. Oleh Jurusita pajak

akan membuat dan membacakan Berita Acara Surat paksa.

4) Utang pajak yang tidak dilunasi dalam jangka waktu 2x24 jam maka akan

dilakukan penyitaan. Penyitaan dilakukan dengan diterbitkannya SPMP.

Penyitaan dilakukan oleh Jurusita pajak disaksikan oleh sekurang-kurangnya 2

orang yang telah dewasa, penduduk Indonesia, dikenal oleh jurusita pajak, dan

dapat dipercaya. Setiap melakukan penyitaan, Jurusita pajak membuat Berita

acara Pelaksanaan Sita yang ditandatangani oleh Jurusita Pajak, penanggung

pajak, dan saksi-saksi. Barang yang disita dilarang dipindahtangankan,

disewakan, dipinjamkan, disembunyikan, dihilangkan, dirusak.

5) Apabila utang pajak dapat dilunasi, maka akan dilakukan pencabutan sita

menurut putusan pengadilan dengan syarat utang pajak dan biaya penagihan

dapat dilunasi.

6) Apabila dalam jangka waktu 14 hari utang pajak tidak dapat dilunasi maka akan

dilakukan pengumuman lelang. Penjualan secara lelang terhadap barang yang

Page 56: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxiii

xxxiii

disita dilaksanakan paling singkat 14 hari setelah pengumuman lelang melalui

media masa. Pengumuman lelang dilaksanakan paling singkat 14 hari setelah

penyitaan. Pengumuman lelang untuk barang bergerak dilakukan 1 kali dan

untuk barang tidak bergerak dilakukan 2 kali. Pengumuman lelang terhadap

barang dengan nilai paling banyak Rp.20.000.000 tidak harus diumumkan

melalui media massa.

7) Pencegahan hanya dapat dilakukan terhadap Penanggung pajak yang

mempunyai jumlah utang pajak sekurang-kurangnya sebesar Rp.100.000.000

dan diragukan itikad baiknya dalam melunasi utang pajak. Pencegahan dapat

dilakukan berdasarkan keputusan pencegahan yang diterbitkan oleh Menteri

Keuangan atas permintaan Pejabat atau atasan Pejabat yang bersangkutan.

Jangka waktu pencegahan paling lama 6 bulan dan dapat diperpanjang selama-

lamanya 6 bulan. Pencegahan terhadap Penanggung Pajak tidak mengakibatkan

hapusnya utang pajak dan terhentinya pelaksanaan penagihan pajak.

8) Penyanderaan hanya dapat dilakukan terhadap Penanggung pajak yang

mempunyai jumlah utang pajak sekurang-kurangnya sebesar Rp.100.000.000

dan diragukan itikad baiknya dalam melunasi utang pajak. Penyanderaan hanya

dapat dilakukan berdasarkan surat Perintah Penyanderaan yang diterbitkan oleh

Pejabat setelah mendapat ijin tertulis dari Menteri Keuangan atau Gubernur

Kepala Daerah Propinsi. Masa penyanderaan paling lama 6 bulan dan dapat

diperpanjang selama-lamanya 6 bulan. Penyanderaan tidak boleh dilaksanakan

dalam hal Penanggung pajak sedang beribadah, atau sedang

mengikuti sidang resmi, atau sedang mengikuti Pemilihan Umum.

Page 57: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxiv

xxxiv

1. Efektivitas dan Kinerja Jurusita Pajak dalam Upaya Pencairan Tunggakan Pajak.

Persentase tingkat kinerja Jurusita dalam melakukan penagihan terhadap tunggakan

pajak dapat dihitung dengan membandingkan antara rencana dan realisasi pelunasan

tunggakan. Penagihan pajak dapat dikatakan efektif apabila proses penagihan pajak

telah dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, menegakkan sistem

perpajakan, sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan dan peraturan

pencairan tunggakan pajak mencapai target yang telah ditentukan.

Dalam setiap kegiatan faktor efektivitas merupakan alat pengukur tingkat

keberhasilan suatu kegiatan atau organisasi dalam rangka mencapai tujuan. Menurut

Gie (1997:108), efektivitas adalah suatu keadaan yang terjadi sebagai akibat yang

dikehendaki. Menurut Poerwadarminta (1984:208), efektif juga berarti ada efeknya

terhadap sesuatu yang akan diukur tingkat efektivitasnya. Menurut Siagian (2004:234),

untuk mengukur tingkat efektivitas dari suatu sistem kerja dapat juga dengan

memberikan peringkat dengan menggunakan skala peringkat. Skala indikator yang

digunakan adalah:

1. > 100% sangat efektif

2. 90% – 100% efetif

3. 80% – 89% cukup efektif

4. 70% – 79% kurang efektif

5. < 69% tidak efektif

Apabila konsep efektivitas dikaitkan dengan pelunasan maka yang dimaksud

efektivitas adalah seberapa besar realisasi yang dapat dicapai atas target yang telah

Page 58: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxv

xxxv

ditetapkan oleh pihak KPP Pratama Surakarta setiap tahunnya untuk memenuhi tujuan

yang telah ditetapkan, dengan menggunakan indikator sebagai berikut:

a. Dari segi penyelesaian dengan berdasarkan standart prestasi Jurusita Pajak di KPP

Pratama Surakarta.

b. Dari segi penerimaan atas hasil pemeriksaan dengan didasarkan pada jumlah target

dan realisasi pelunasan tunggakan pajak mulai dari tahun 2009 sampai tahun 2010.

Dengan dilakukan tingkat pengukuran Efektivitas kinerja Jurusita pajak maka dapat

diketahui seberapa efektif kah kinerja dari Jurusita pajak di Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Surakarta selama ini. Dalam analisis data ini peneliti hanya terbatas pada

perhitungan presentase yang selanjutnya menggunakan pemikiran logis untuk

menggambarkan, menjelaskan, dan menguraikan secara mendalam dan sistematis

tentang keadaan yang sebenarnya, kemudian ditarik suatu kesimpulan sehingga dapat

diperoleh suatu penyelesaian atas permasalahan yang ada. Sedangkan analisis

kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk menghitung tingkat

efektivitas berdasarkan data dan hasil penelitian yang didasarkan dari segi penerimaan

atas hasil pelunasan yang didasarkan pada pencapaian target dan realisasi pelunasan

tunggakan pajak

setiap tahunnya dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Efektivitas = Ȗifa dfd 鸟ia挪奴fdf奴孽feti疟鸟ia挪奴fdf奴Ê奴X100%

Dimana n = jumlah tunggakan yang terjadi di tahun sebelumnya jika ada.

Berikut ini adalah rencana dan realisasi pencairan tunggakan pajak yang terjadi di KPP

Pratama Surakarta:

Page 59: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxvi

xxxvi

TABEL II.1

TARGET DAN REALISASI PELUNASAN TUNGGAKAN PAJAK

KPP PRATAMA SURAKARTA

TAHUN 2009-2010

Tahun Target Realisasi Pelunasan

2009 14.073.680.819 9.099.520.346

2010 20.878.961.429 17.760.337.122

Dari tabel II.1 dapat dilihat bahwa target penerimaan pajak secara keseluruhan di

tahun 2009 yang menjadi tanggung jawab KPP Pratama Surakarta adalah sebesar Rp.

14.073.680.819 dimana target tersebut tidak tercapai sesuai dengan yang diinginkan

yaitu sebesar Rp. 9.099.520.346. Ada selisih angka sebesar Rp. 4.974.160.473.

Sedangkan pada tahun 2010 yang menjadi tanggung jawab KPP Pratama Surakarta

adalah sebesar Rp. 20.878.961.429 dimana target tersebut tidak tercapai sesuai dengan

yang diinginkan yaitu Rp. 17.760.337.122 ada selisih angka sebesar Rp. 3.118.624.307.

Dari sisi pertumbuhan penerimaan pajak di KPP Pratama Surakarta seperti yang

diuraikan di atas pada tahun 2009 - 2010 mengalami peningkatan yang terus menerus

karena Wajib Pajak Besar lebih banyak yang patuh melaksanakan kewajiban

perpajakannya daripada yang tidak patuh.

Penghitungan efektivitas Pelaksanaan dari segi penerimaan atas hasil penagihan

tunggakan pajak adalah sebagai berikut :

a. Tahun 2009

Page 60: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxvii

xxxvii

Efektivitas = Ò.ÀÒÒ.闹挠À.脑恼淖Æ恼.À呢脑.淖馁À.馁ÆÒ贯100% = 64,65%

b. Tahun 2010

Efektivitas = Æ呢.呢淖À.脑脑呢.Æ挠挠挠À.馁呢馁.Ò淖Æ.恼挠Ò贯100%=85,06%

Dari hasil penghitungan dapat diketahui bahwa tingkat efektivitas yang dicapai

berdasarkan target dan realisasi dari pelunasan atas tunggakan pajak adalah:

1) Pada tahun 2009 yang dicapai adalah sebesar 64,65% maka tingkat efektivitas yang

dicapai termasuk dalam kriteria tidak efektif.

2) Pada tahun 2006 yang dicapai adalah sebesar 85,06% maka tingkat efektivitas yang

dicapai termasuk dalam kriteria cukup efektif.

Dari data tersebut maka dapat diketahui persentase tingkat efektivitas kinerja jurusita

pajak meningkat dari 64,65% menjadi 85,06%. Dari katagori tidak efektif meningkat

menjadi cukup efektif.

2. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pencairan Tunggakan Pajak

Page 61: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxviii

xxxviii

Kinerja Jurusita dalam melakukan penagihan dapat dipengaruhi oleh beberapa hal.

Faktor-faktor tersebut meliputi faktor internal dan faktor eksternal. Berikut ini adalah

faktor-faktor yang mempengaruhi pencairan tunggakan pajak yaitu:

a. Masalah intern

1) Data kurang akurat

Di akibatkan karena kesalahan dalam mencantumkan nama wajib pajak,

alamat wajib pajak, ataupun karena adanya kekeliruan dalam penetapan Nilai

Jual Objek Pajak.

2) Lemahnya Administrasi

Di karenakan kurangnya atau masih belum lengkapnya data-data yang

disampaikan wajib pajak kepada Kantor Pelayanan Pajak sehingga menghambat

proses penyelesaiannya. Dan karena keterlambatan dari seksi keberatan dan

pengurangan dalam penyampaian berkas ke seksi penagihan. Hal tersebut

menyebabkan proses pencairan tunggakan pajak menjadi sedikit terhambat.

3) Sulitnya menerapkan jadwal waktu penagihan yang telah ditentukan.

Di akibatkan karena tindakan penagihan aktif sering tertunda dan mengalami

proses yang lama, sehingga jangka waktu penagihan melebihi 58 hari. Sehingga

hal tersebut berpengaruh pada pencairan tunggakan pajak.

b. Masalah ekstern adalah :

1) Sikap Wajib Pajak yang tidak mendukung petugas jurusita pajak.

2) Sikap Wajib Pajak yang tidak memahami peraturan perundang- undangan

perpajakan.

Page 62: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxix

xxxix

3) Jumlah Wajib Pajak yang terdaftar.

4) Tingkat kepatuhan Wajib Pajak/PenanggungPajak dalam membayar tunggakan

pajak yang terutang.

5) Banyaknya ketetapan yang diterbitkan serta jumlah personal Jurusita yang

bertugas.

3. Pengaruh Standar Prestasi Jurusita Pajak yang terdiri dari penerbitan Surat Paksa,

Pelaksanaan Penyitaan dan Pelaksanaan lelang, Pemblokiran, dan Pencegahan

terhadap Pencairan Tunggakan Pajak

Tunggakan pajak memiliki pengaruh yang sangat penting terhadap besarnya

penerimaan pajak bagi Negara. Terjadinya tunggakan pajak mengakibatkan Jurusita

pajak harus lebih aktif dalam melakukan penagihan, penyitaan, pelaksanaan lelang dan

pemblokiran sehingga tunggakan pajak dapat segera dicairkan. Standar prestasi yang

dilakukan oleh seorang Jurusita sangat berpengaruh pada besarnya tunggakan pajak

yang dapat dicairkan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta. Standar prestasi

yang dilakukan oleh Jurusita pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta dapat

dilihat pada

Tabel II.3.

Tabel II.2

Standar Prestasi Jurusita Pajak 2010

Page 63: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xl

xl

No Tindakan Penagihan KPP

Teguran per JSPN

SP per JSPN

SPMP per JSPN

Blokir per JSPN

Lelang per KPP

Per Bulan

Per Bulan

Per Bulan

Per Bulan

Per Tahun

1 Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta

50

30

30

10

8

Sumber : Diolah dari Seksi Penagihan

Dari Tabel II.3 dapat diketahui bahwa jumlah Surat Teguran yang diterbitkan per

Bulannya adalah 50 Surat Teguran per JSPN yang berarti dalam setahun bisa

dikeluarkan sekitar 600 Surat teguran per JSPN per Tahunnya. Surat Paksa yang

diterbitkan per Bulannya adalah 30 Surat Paksa per JSPN, yang berarti dalam setahun

bisa dikeluarkan Surat paksa sekitar 240 Surat Paksa per JSPN pertahunnya, untuk

SPMP pada tahun 2010 KPP Pratama Surakarta mengeluarkan 30 SPMP per JSPN per

bulannya atau sekitar 240 SPMP per JSPN setahunnya. Sedangkan tindakan

pemblokiran yang dilakukan KPP Pratama Surakarta per bulannya adalah 10 kali

tindakan pemblokiran yang dalam setahun bisa dilakukan 120 tindakan pemblokiran

per JSPN dan 96 tindakan pelelangan di KPP Pratama Surakarta pada tahun 2010.

Dari data tersebut maka dapat diketahui adanya hubungan antara banyaknya

jumlah Surat Teguran dan Surat paksa yang diterbitkan. Semakin banyak Surat Teguran

dan Surat Paksa yang diterbitkan maka semakin pencairan tunggakan pajak semakin

meningkat.

Melihat banyaknya Surat Paksa dan SPMP yang dikeluarkan KPP Pratama Surakarta

pada tahun 2010 dapat dilihat bahwa standar prestasi Jurusita pada tahun 2010 sudah

Page 64: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xli

xli

cukup baik. Hal tersebut juga dapat dilihat dari banyaknya tindakan pemblokiran dan

pelelangan yang dilakukan pada tahun 2010.

Standar prestasi yang dilakukan oleh Jurusita pajak yang meliputi penerbitan Surat

Paksa, Pelaksanaan Penyitaan dan Pelaksanaan lelang, Pemblokiran, dan Pencegahan

akan berpengaruh pada pencairan tunggakan pajak. Standar prestasi yang sudah cukup

baik yang dilakukan oleh Jurusita di KPP Pratama Surakarta berpengaruh pada naiknya

persentase pencairan tunggakan pajak yang naik dari 65% menjadi 85% pada tahun

2010. Dengan banyaknya penerbitan SP dan SPMP, serta tindakan pemblokiran dan

pelelangan yang dilakukan oleh Jurusita pada tahun 2010 yang berpengaruh pada

naiknya persentase pencairan tunggakan pajak dari 65% menjadi 85% di KPP Pratama

Surakarta dapat dikatakan bahwa standar prestasi yang dilakukan sudah cukup baik.

Page 65: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xlii

xlii

BAB III

TEMUAN

Penerimaan pajak mempunyai peranan yang sangat strategis dan merupakan komponen

terbesar serta sumber utama penerimaan Negeri untuk menopang pembiayaan

penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan nasional. Pajak merupakan salah satu

sumber pembiayaan bagi Negara dalam menjalankan pemerintahan. Namun yang terjadi

saat ini terdapat tunggakan pajak yang semakin meningkat. Hal ini disebabkan adanya

anggapan yang negatif dari sebagian masyarakat yang mengganggap bahwa pajak itu

merugikan, sehingga para wajib pajak banyak yang kurang memahami mengenai kegiatan

penagihan pajak ini, dan Jurusita kurang mengetahui sejauh mana hak dan kewajiban

selaku Jurusita pajak. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman dan langkah-langkah yang

baik yang dapat mengatasi permasalahan yang timbul dimasyarakat terutama masalah

tunggakan pajak serta dapat memberi motivasi peningkatan kesadaran dan kepatuhan

wajib pajak.

Hal yang sangat penting untuk dipehatikan oleh fiskus dalam pelaksanakan penagihan

pajak dengan surat paksa adalah mengenai jadwal waktu tindakan penagihan pajak. Karena

hal ini berkaitan dengan masalah daluwarsa penagihan, dimana hak fiskus untuk melakukan

Page 66: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xliii

xliii

tindakan penagihan telah hilang atau gugur, apabila telah lewat waktu tertentu. Oleh

karena itu standar prestasi Jurusita Pajak yang terdiri dari penerbitan Surat Paksa,

Pelaksanaan Penyitaan, dan Pelaksanaan Lelang, Pemblokiran, dan Pencegahan, sangat

berpengaruh terhadap pencairan tunggakan pajak. Dari hasil analisis dan pembahasan

dapat diketahui bahwa:

A. KELEBIHAN

1. Kinerja yang dilakukan oleh Jurusita KPP Pratama Surakarta selama kurun waktu

2009-2010 sudah cukup baik, hal tersebut dapat dilihat dari meningkatnya

persentase pencairan tunggakan pajak yang naik dari 65% menjadi 85%.

2. Efektivitas Jurusita pajak di KPP Pratama dapat dikategorikan dalam katagori cukup

efektif karena ada peningkatan dari tahun 2009 sampai tahun 2010, hal tersebut

dapat terjadi karena adanya kerjasama yang kooperatif antara petugas pemeriksa

dengan Wajib Pajak baik yang mempunyai penghasilan besar, menengah, dan kecil.

3. Upaya yang dilakukan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta dalam membantu

merealisasi tunggakan pajak sudah cukup baik tetapi masih perlu ditingkatkan upaya

lain yang masih perlu dilakukan berkaitan dengan faktor yang menghambat

pencairan tunggakan pajak dan tujuan ke depan adalah menyebarluaskan pentingnya

pajak bagi pembangunan nasional.

B. KELEMAHAN

1. Untuk pencapaian target penurunan saldo tunggakan pajak Di KPP Pratama Surakarta

umumnya tidak tercapai dengan baik karena Wajib Pajak/Penangggung pajak hanya

Page 67: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xliv

xliv

membayar sebagian dari utang pajaknya. Hal tersebut terjadi karena wajib pajak

sedang dalam proses keberatan atau banding.

2. Banyaknya Surat Teguran, Surat Paksa, SPMP, Penyitaan maupun Lelang yang

diterbitkan pada tahun 2010 mencerminkan banyaknya tunggakan pajak yang terjadi

di KPP Pratama Surakarta sehingga standar prestasi Jurusita perlu ditingkatkan lagi.

3. Jadwal waktu penagihan yang telah ditentukan sulit untuk di terapkan oleh petugas

Jurusita Di KPP Pratama Surakarta. Hal ini dapat terjadi

karena tindakan penagihan aktif sering tertunda dan mengalami proses yang lama,

sehingga jangka waktu penagihan melebihi 58 hari.

Page 68: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xlv

xlv

BAB IV

PENUTUP

A. SIMPULAN

Sumber penerimaan negara yang paling utama sekarang ini adalah penerimaan dari

sektor pajak. Pajak merupakan dasar penerimaan negara yang sangat potensial dan

sangat vital, untuk itu penerimaan dari sektor pajak harus terus ditingkatkan. Usaha

yang kemudian dilakukan pemerintah untuk meningkatkan penerimaan negara yang

berasal dari sektor pajak diawali dengan cara mengadakan pembaharuan sistem

perpajakan nasional atau lebih dikenal dengan istilah tax reform. Tax reform ini

ditandai dengan diberlakukannya sistem self assessment. Pencapaian target dalam

pemenuhan penerimaan pajak belum terjamin dengan adanya pelimpahan

kepercayaan kepada Wajib Pajak. Berdasarkan hal itu maka dalam rangka tertib

Page 69: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xlvi

xlvi

administrasi dan terlaksananya kewajiban perpajakan yang lebih baik maka diadakan

sanksi-sanksi yang tegas. Sebagai konsekuensinya, Direktorat Jenderal Pajak

berkewajiban untuk melakukan pelayanan, pengawasan, pembinaan, dan penerapan

sanksi perpajakan demi mengamankan penerimaan negara. Tetapi dalam praktiknya

masih banyak Wajib Pajak yang tidak memenuhi kewajibannya dengan baik sehingga

timbul tunggakan pajak. Tunggakan pajak yang semakin meningkat dari tahun ke tahun

mengharuskan aparat perpajakan (fiskus) untuk melakukan penagihan pajak. Jurusita

Pajak memegang peranan yang penting dalam upaya pengamanan penerimaan negara.

Dan dalam melaksanakan penagihan pajak, kinerja Jurusita Pajak dipengaruhi berbagai

hal, misalnya kondisi lingkungan kerja, jumlah Wajib Pajak, Wajib Pajak dan tingkat

kepatuhannya, kondisi perekonomian, dan sebagainya. Untuk mendukung tercapainya

rencana penerimaan pajak, perlu dilaksanakan intensifikasi kegiatan penagihan pajak

secara terpadu, profesional, terfokus, terukur dan konsisten serta berhasil guna sesuai

dengan prosedur hukum yang berlaku. Oleh karena itu, perlu diupayakan

pengurangan/pencairan tunggakan pajak secara optimal melalui peningkatan kegiatan

operasional penagihan sehingga dirumuskanlah Kebijakan Penagihan Pajak melalui SE-

01/PJ.075/2007 dan SE-03/PJ.04/2009 yang memuat sebuah pengukuran standar

prestasi Jurusita Pajak. Adapun standar prestasi Jurusita Pajak yang ditetapkan

meliputi penerbitan Surat Paksa, pelaksanaan penyitaan, pelaksanaan lelang,

pemblokiran, dan pencegahan Penanggung Pajak ke luar Negeri.

Efektivitas dan kinerja Jurusita di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta sudah

cukup bagus dan efektif. Hal ini terlihat dari naiknya persentase pencairan tunggakan

pajak yang naik dari 65% menjadi 85%. Banyak faktor yang mempengaruhi pencairan

Page 70: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xlvii

xlvii

tunggakan pajak baik itu faktor internal seperti data yang kurang akurat, lemahnya

administrasi pencatatan, sulitnya menerapkan waktu penagihan maupun faktor

eksternal seperti jumlah Wajib Pajak yang terdaftar, tingkat kepatuhan Wajib

Pajak/PenanggungPajak yang cukup tinggi, banyaknya Surat ketetapan yang

diterbitkan serta jumlah personal Jurusita yang bertugas.

B. REKOMENDASI

1. Strategi pencairan tunggakan pajak harus lebih dicermati, misalnya

dengan menekankan pada pencairan tunggakan pajak Wajib Pajak yang memiliki

tunggakan besar dan relatif masih baru.

2. Penentuan standar prestasi Jurusita Pajak seharusnya berdasarkan masukan dari

tiap Kantor Wilayah karena mereka mengetahui kondisi lapangan secara persis,

sehingga standar prestasi untuk tiap Kantor Wilayah tidak sama.

3. Perlunya peninjauan kembali adanya pembatasan jumlah ketetapan dalam tiap

surat baik Surat Teguran, Surat Paksa, SPMP, Penyitaan maupun Lelang.

4. Pencairan tunggakan pajak sebelum dilakukan pengiriman Surat Teguran sangat

tinggi, sehingga perlu ditinjau kembali agar jangka waktu pengiriman Surat Teguran

setelah tanggal jatuh tempo dipercepat.

5. Perlu adanya pergantian atau perputaran para Jurusita pajak di KPP Pratama

Surakarta sehingga kinerja Jurusita dapat lebih ditingkatkan lagi.

6. Dalam pencapaian standar prestasi Jurusita Pajak perlu adanya kebijakan yang

tegas dan tertulis dalam hal reward and punishment disamping memperbanyak

Page 71: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xlviii

xlviii

pendidikan dan latihan khususnya dalam hal peraturan pajak maupun peraturan

lainnya, bahasa dan teknik komunikasi. Hal ini diperlukan untuk lebih meningkatkan

motivasi kerja Jurusita Pajak dan sebagai bahan pengukuran kinerja organisasi

dalam pencapaian target pencairan tunggakan pajak.

DAFTAR PUSTAKA

Mardiasmo.2008. Perpajakan Edisi Revisi 2008. Yogyakarta:Andi Offset.

Prastowo, Yustinus. 2009. Panduan Lengkap Pajak. Jakarta: Raih Asa Sukses.

Pudyatmoko, Sri. 2010. Pengantar Hukum Pajak. Yogyakarta: Andi Offset.

Resmi, Siti. 2007. Perpajakan Teori dan Kasus Edisi 3. Jakarta:Salemba Empat.

Richard Burton, Wirawan B Ilyas. Hukum Pajak. 2010. Jakarta: Salemba Empat.

Page 72: TUGAS AKHIR - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 · Janganlah perhatikan siapa yang berkata Tetapi Perhatikan apa yang dikatakan. · Hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xlix

xlix

Siagian, Sondang P. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Suandy, Erly. 2007. Hukum Pajak. Jakarta: Salemba Empat.

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000. Penagihan Pajak dengan Surat Paksa.

Waluyo. 2007. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.