tugas 6_ tl-4131_hanifah nurawaliah_15313051_kajian tentang amidis
DESCRIPTION
Tugas Matkul InsaniTRANSCRIPT
Kajian Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Distilasi AMIDIS Oleh: Hanifah Nurawaliah
Teknik Lingkungan ITB 15313051
Tulisan ini ditujukan untuk memberi wawasan kepada pembaca mengenai air minum
distilasi yang kini cukup banyak beredar di pasaran. Salah satu merek Air Minum Dalam
Kemasan (AMDK) Distilasi adalah AMIDIS. Berikut ini adalah kajian air minum distilasi
berdasarkan informasi di website resmi AMIDIS (amidiswater.com).
“AMIDIS adalah produk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang sudah
diproduksi sejak tahun 1997 dan merupakan air minum distilasi pertama di
Indonesia yang telah menjadi salah satu produk AMDK yang dipercaya karena
kualitas mutu dan kemurniannya. Berdasarkan pengenalan produk di atas,
dijelaskan bahwa AMIDIS merupakan air minum distilasi. AMIDIS sangat
memperhatikan kualitas dari produk, berawal dari proses pengolahan air baku
melalui kombinasi proses demineralisasi, penyaringan Reverse Osmosis (RO),
pemurnian dengan proses distilasi (penyulingan mencapai suhu 110°C) dan
sterilisasi dengan proses ozonisasi dan proses pengisian yang higienis sehingga
menghasilkan air sehat yang terjaga hingga dapat dikonsumsi oleh konsumen.”
Apa itu air minum distilasi?
Demineralisasi air adalah sebuah proses penyerapan kandungan ion-ion mineral di dalam
air dengan menggunakan resin ion exchange.1 Air distilasi (air suling) dibuat dengan
merebus air biasa untuk mendapatkan uapnya. Uap ini kemudian dikondensasi
(diembunkan) dan dikumpulkan dalam wadah yang bersih.2 Air distilasi dianggap sebagai
bentuk air paling murni karena mengandung kontaminan dengan level minimal. Air
distilasi sering digunakan sebagai air aki serta untuk konsumsi manusia. Proses
penyulingan (distilasi) melibatkan proses pendidihan, penguapan, dan kondensasi
(pendidihan). Proses ini menghilangkan elemen padatan dan membuat air distilasi menjadi
murni. Minum air distilasi dianggap bermanfaat karena menyerap zat beracun dan
membuangnya dari tubuh.
Apakah air distilasi bermanfaat?
Menurut artikel yang ditulis oleh Zoltan P. Rona MD MSc tentang Bahaya Air Distilasi
(Air Suling). Studi memvalidasi bahwa manfaat dari air suling (air murni) dapat
mendorong system pembuangan racun untuk satu waktu tertentu, namun hal ini hanya
berlaku untuk jangka waktu yang singkat (hanya untuk beberapa minggu saja). Lama
kelamaan menggunakan air suling ini justru bisa berbahaya karena akan mempercepat
hilangnya elektrolit (natrium, kalium, klorida) dan mineral seperti magnesium, yang
kekurangan akan zat-zat ini justru akan dapat menyebabkan penyimpangan detak jantung
dan tekanan darah tinggi. Memasak makanan dengan menggunakan air yang telah disuling
akan menghilangkan mineral yang dikandungnya dan akan menurunkan nilai gizi dari
makanan tersebut.
Air yang disuling (distilled water) merupakan penyerap aktif, dan ketika ia berkontak
dengan udara akan menyerap karbon dioksida, sehingga air tersebut akan menjadi asam.
Semakin banyak air suling yang diminum seseorang, maka akan semakin tinggi tingkat
keasaman tubuh pada dirinya. Menurut US Environmental Protection Agency, "Air yang
telah disaring mineralnya pada dasarnya berifat bebas, sangat agresif, dan dalam hal ini air
tersebut cenderung melarutkan zat-zat yang bersinggungan dengannya. Air tersebut akan
dengan cepat menyerap karbon dioksida dari udara, sehingga air ini menjadi acidic (sangat
asam) dan bahkan lebih agresif. Banyak logam dilarutkan oleh air suling ini.
Apakah air distilasi sehat?
“AMIDIS sangat memperhatikan kualitas dari produk, berawal dari proses
pengolahan air baku melalui kombinasi proses demineralisasi, penyaringan
Reverse Osmosis (RO), pemurnian dengan proses distilasi (penyulingan mencapai
suhu 110°C) dan sterilisasi dengan proses ozonisasi dan proses pengisian yang
higienis sehingga menghasilkan air sehat yang terjaga hingga dapat dikonsumsi
oleh konsumen.”
“Berdasarkan departemen kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak
berasa, tidak berbau, tidak berwarna, tidak mengandung mikroorganisme yang
berbahaya dan bebas dari logam berat dan kimia anorganik yang beracun serta
lulus dalam uji Total Dissolved Solids (TDS)*. TDS digunakan untuk mengukur
kadar kemurnian air dari mineral anorganik. Uji ini penting karena air sebenarnya
tidak mengandung kadar mineral selain H2O. (Sumber: PERMENKES No
492/MENKES/PER/IV/2010).”
“AMIDIS telah memenuhi semua syarat diatas dengan membuktikan hasil uji klinis
laboratorium dengan hasil air yang mempunyai nilai TDS sebesar 0 part per
million (ppm). Dalam kondisi ini, mineral, logam berat, bahan kimia, kontaminan,
bakteri dan virus tidak terdapat di minuman komersial yang paling beracun yang
banyak dikonsumsi orang (seperti minuman cola dan minuman ringan lainnya)
terbuat dari air suling. Penelitian telah secara konsisten menunjukkan bahwa
pecandu minuman ringan (dengan atau tanpa gula) akan kehilangan kalsium,
magnesium dan mineral lainnya dalam jumlah yang besar dan terbuang lewat
urin.”
Dari pernyataan di atas, ada beberapa hal yang perlu dikritisi. Pertama, AMIDIS
menyebutkan bahwa proses destilasi, demineralisasi, penyaringan, dan pemurnian
menghasilkan air sehat. Menurut pendapat Saya, pernyataan tersebut tidak benar dan
keliru. Air sehat justru merupakan air yang mengandung zat/kandungan yang dibutuhkan
tubuh. Secara kimiawi, struktur air memang terdiri dari unsur Hidrogen dan Oksigen.
Namun, jika kita kaji lebih dalam, kebutuhan mineral terlarut oleh tubuh akan lebih mudah
dan praktis didapat dari air yang kita konsumsi seharu-hari. Kedua, terdapat
kesalahpahaman dengan hal-hal yang diatur dalam PERMENKES 492/2010 mengenai
kualitas air minum. Di peraturan tersebut, Menteri Kesehatan menentukan batas atau kadar
maksimum (baku mutu) suatu mineral dalam air minum. Nilai tersebut adalah nilai
maksimal, bukan berarti air yang memenuhi syarat harus benar-benar bebas dari
kandungan mineral.
Apakah dengan meminum air distilasi, tubuh akan kekurangan mineral?
“Tubuh manusia memperoleh mineral dari makanan bukan dari air minum. Setiap
liter air mineral hanya mengandung unsur mineral yang sangat kecil, jika manusia
hanya mengandalkan air mineral untuk memenuhi kebutuhan mineral tubuhnya ,
maka manusia perlu minum beberapa ratus liter air mineral setiap harinya . Oleh
karena itu, sangat dianjurkan untuk memiliki diet makanan yang seimbang untuk
memenuhi kebutuhan mineral.”
Pernyataan di atas memang benar bahwa mineral diperoleh secara banyak dari makanan,
bukan dari minuman. Namun, sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa meminum air
yang mengandung mineral lebih praktis dan hemat.
P. Zoltan (2011) dalam artikelnya menyebutkan bahwa air minum yang disuling akan
semakin memperbesar kemungkinan terjadinya kekurangan mineral dan penciptaan
kondisi tubuh yang asam. Beliau telah melakukan pengamatan secara teliti atas kombinasi
penggunaan 3000 mineral melalui evaluasi tes darah, urine dan rambut dalam prakteknya.
Hampir tanpa kecuali, orang-orang yang mengkonsumsi air suling (distilled water)
eksklusif, akhirnya mengalami kekurangan beberapa mineral.
Mereka yang telah lama mengkonsumsi asupan air suling (distilled water), akan menderita
ketidak sempurnaan mineral di dalam tubuhnya. Mereka akan kesulitan mengembalikan
kondisinya ke arah normal (karena terkurasnya mineral sebagai akibat pelarutan yang
disebabkan oleh air suling yang dikonsumsinya), bahkan meski ia telah beberapa saat
melakukan suplementasi mineral. Air suling (distilled water) cenderung bersifat asam dan
hanya dapat direkomendasikan sebagai cara untuk pertolongan pertama saja dalam
menghambarkan racun dari dalam tubuh. Setelah ini tercapai, maka meneruskan
pengkonsumsian air suling (distilled water) adalah ide yang buruk.
Kesimpulan
Meminum air distilasi memang baik untuk sesekali. Jika terlalu sering, bahkan rutin,
kapasitas tubuh untuk meningkatkan keasaman akan cepat terjadi. Jika seseorang minum
air distilasi terlalu sering, maka tingkat keasaman tubuh akan naik. Air distilasi akan
menjadi semakin asam ketika karbon dioksida diserap dari udara. Oleh sebab itu,
pertimbangkan kembali manfaat dan efek samping mengonsumsi air distilasi. Belum
terdapat bukti konkrit yang mendukung klaim bahwa air distilasi lebih baik untuk
kesehatan daripada air biasa. Karena merupakan bentuk paling murni, air distilasi
merupakan pelarut logam dan substansi lain yang bisa berbahaya jika dikonsumsi secara
teratur.
Referensi:
1. Onny. Proses Demineralisasi Air. HTTP://ARTIKEL-TEKNOLOGI.COM/PROSES-
DEMINERALISASI-AIR/ (diakses pada Jumat, 30 Oktober 2015 pukul 21.15 WIB)
2. Rona, Zoltan P. Kematian Dini Datang Dari Air Minum Distilasi (berlaku juga untuk
air RO)
HTTP://WWW.MILAGROS.CO.ID/INDEX.PHP?DO=NEWS.READ&ID=84
(diakses pada Jumat, 30 Oktober 2015 pukul 22.19)