tugas 4 teknologi pusat data
DESCRIPTION
Tugas 4 Teknologi Pusat DataTRANSCRIPT
Nama : Regina Riasantika Rahayu
NIM : 41515320010
Fakultas : Ilmu Komputer
Jurusan : Teknik Informatika
Mata Kuliah : Teknologi Pusat Data
1. Apakah kelistrikan merupakan hal yang paling utama pada Data Center, mengapa?
Ya, Karena kelistikan merupakan sumber utama berjalanannya kegiatan yang ada pada data Center. Merunut pada penggunaan energi data center, ternyata keperluan terbesar berasal dari mesin pendingin. Selebihnya, komponen lain seperti peralatan komputer, peralatan komunikasi dan jaringan juga berkontribusi pada konsumsi listrik. Tingkat efektifitas penggunaan daya dapat dilihat dari Power Usage Effectiveness (PUE). PUE merupakan pengukuran total konsumsi daya data center yang dibagi dengan nilai catu daya yang digunakan oleh perlengkapan IT.
Data center paling efisien adalah yang menghasilkan PUE mendekati 1.0. Dalam artian, untuk 1 kWH energi listrik yang masuk ke dalam data center adalah benar 1 kWH pula yang digunakan oleh perangkat di dalamnya.Pada system kelistrikan data center hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana caranya menjaga kualitas pada saat downtime atau listrik mati.
Untuk memperkecil downtime antara lain:
Daya listrik tersendiri. Meniadakan (menghindari) satu titik tunggal kegagalan. Dilengkapi dengan fitur maintenance bypass. Manajemen infrastruktur secara remote. Daya listrik untuk di dalam ruang harus bagus.
1
2. Analisis hal-hal yang paling utama dan harus diperhatikan pada proses pemasangan listrik pada data center?
Pemilihan Power DC dan AC
Distribusi power pada data center untuk perangkat IT pada data center atau ruang jaringan dapat
menggunakan power AC atau DC. Namun pada implementasinya, penggunaan distribusi power
didominasi oleh AC. Power AC didistribusikan pada tegangan lokal 120V, 208V, atau 230V sedangkan
untuk power DC didistribusikan pada standar tegangan telekomunikasi sebesar 480V. Sehingga
beberapa kelompok perangkat seperti internet hosting site (tempat terpasangnya perangkat
telekomunikasi) pada data center memakai power DC (setidaknya hanya 10% dari kebutuhan
keseluruhan yang menggunakan DC), namun untuk kelompok perangkat lainnya menggunakan power
AC Pertimbangan pemilihan antara AC dan DC mencakup ditampilkan dalam tabel berikut:
Kriteria AC DC
Efisiensi 1. Efisiensi sistem UPS AC sekitar
88%-93%.
2. Melewati beberapa tahapan
konversi
pada tegangan yang lebih tinggi dan
mengurangi arus dimana
membuat
efisiensi dari semikonduktor
menjadi
lebih tinggi
3. Tegangan AC harus
ditransformasikan untuk tegangan
tinggi misalnya dari 480V ke 230V
sehingga kehilangan energi listrik
yang diderita akan lebih besar.
1. Efisiensi instalasi DC power
berkisar dari 88%-93%.
2. Menghilangkan beberapa
tahapan konversi yang dapat
menghilangkan sebagian energi
yang dibawa (hal ini terjadi pada
pembangkitan UPS, distribusi
power, dan utilisasi dari energi
perangkat) namun DC menjadi
tidak efisien dibandingkan AC
untuk perangkat IT karena
beroperasi pada tegangan
rendah dan arus yang tinggi.
3. DC dapat langsung berjalan
pada tegangan 480V.
4. Untuk menghasilkan power yang
sama dengan AC maka
2
distribusi tegangan DC
membutuhkan sekitar 4X arus
yang digunakan untuk distribusi
AC, kemudian juga distribusi DC
membutuhkan 16X tembaga AC.
Biaya Biaya untuk instalasi power DC lebih rendah dari AC untuk sistem UPS dengan
perkiraan sekitar 20-30%. Namun, ada tambahan engineering yang harus
dilakukan serta biaya distribusi akan meningkatkan biaya implementasi
power DC secara keseluruhan.
Kompatibilitas Perangkat telekomunikasi berbasis
packet-switched seperti server, storage,
routers. Kemudian AC juga
diperuntukkan bagi kebanyakan
perangkat lainnya yang membutuhkan
listrik seperti monitor, storage NAS atau
PC
Perangkat telekomnikasi berbasis
circuit switched seperti voice
switches untuk kabel tembaga
Realibilitas Perbandingan realibilitas antara DC dan AC sangat bergantung pada asumsi
independen yang dibuat untuk masing-masing
Standar Power dan Sistem EPO
Standby PowerSistem listrik yang berperan sebagai standby power pada DC merupakan sumber tenaga back-up-an
ketika sistem listrik utama mengalami kegagalan. Standby power yang dibuat mempertimbangkan 3
aspek yaitu redundansi, kesederhanaan, dan biaya. Berbagai perangkat terkait dengan standby power
pada data center antara lain adalah:
1. Baterai
2. Generator
3. Lampu penanda (monitoring lights)
3
4. UPS (Capacity, Isolated redundant, parallel redundant (N+1), distributed redundant, system-
plussystem/ 2N, 2N+1), konfigurasi UPS berdasarkan biaya dan availabilitasnya dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 2. Tipe Konfigurasi UPS
Gambar 9. Tipe Konfigurasi UPS (a) Capacity(N)(b) Isolated redundant(c) Parallel redundant(N+1)
Seberapa lama infrastruktur standby power dapat menyokong beban listrik suatu data centerdinamakan
run time, dan prinsip utama yang dipegang untuk menentukan run time suatu lingkungan server data
4
center adalah dengan asumsi bahwa keseluruhan ruangan akan berada dalam keadaan maksimum
(penjelasan detail dapat dilihat pada bagian perancangan data center).
Sistem EPOEPO adalah mekanisme keamanan yang bertujuan untuk menurunkan power sekumpulan perangkat
listrik atau keseluruhan ruangan pada keadaan darurat, untuk melindungi personel dan fasilitas lainnya.
Situasi yang memungkinkan terjadinya aktivasi EPO adalah kebakaran atau kebanjiran. Sistem EPO pada
data center adalah sebuah subsistem yang diharapkan tidak pernah digunakan, subsistem yang
dikhususkan untuk menangani semua redundansi dan fault tolerance yang dibangun pada
networkcritical physical infrastructure(NCPI). Operasi EPO adalah penyebab utama terjadinya shutdown
secara keseluruhan, oleh karenanya desain untuk sistem EPO harus mencegah segala kemungkinan
terjadinya tindakan yang tidak disengaja. Contoh sistem EPO yang umum dipasang antara lain diberikan
pada gambar berikut:
Gambar 10. (a) EPO standar (kedalaman 6"-9")dan (b) EPO dengan kedalaman 2"
Pelabelan dan Dokumentasi
Sistem listrik pada DC tanpa pelabelan dan dokumentasi yang baik akan dapat membahayakan user DC
karena kabel-kabel pada DC bisa saja bertegangan sangat tinggi. Oleh karenanya, maka diterapkan
sistem pelabelan dan dokumentasi yang baik untuk sebuah DC. Kriteria yang harus dipenuhi untuk
pelabelan dan dokumentasi adalah jelas, konsisten, tidak ada yang ambigu dan up-to-date. Untuk
lebih lengkapnya dapat dilihat pada bagian perancangan.
Instalasi dan Grounding
5
Instalasi:tata cara pemasangan jaringan kelistrikan dengan memenuhi standar baku PLN (dalam hal ini
diameter kabel, jenis kabel, dll).
Instalasi kabel ke tiap catuan daya harus terdiri dari 3 (tiga kabel):
1. Phasa(tegangan AC)
2. Netral (grounddari PLN)
3. Ground(kabel yang ada di lokasi meteran PLN)
Instalasi listrik yang baik dapat menghindarkan kemungkinan fatal yang mungkin terjadi terhadap
rusaknya peralatan atau bahkan jiwa manusia apabila terjadi hubungan singkat pada salah satu
peralatan.
Yang dimaksud dengan grounding sendiri adalah sistem pengamanan terhadap perangkat-perangkat
yang mempergunakan listrik sebagai sumber tenaga, dari lonjakan listrik, petir, arus listrik yang tidak
diinginkan yang dapat membahayakan perangkat server, jaringan dan perangkat lainnya. Standar
grounding untuk data center tercantum dalam beberapa dokumen antara lain : TIA-942, J-STD-607-A-
2002dan IEEE Std 1100 (IEEE Emerald Book), IEEE Recommended Practice for Powering and Grounding
Electronic Equipment.
Tujuan utama dari adanya grounding adalah menciptakan jalur yang low-impedance terhadap
permukaan bumi untuk gelombang listrik dan transient voltage, dimana gelombang listrik dan transient
voltage tersebut akan dialirkan ke tanah untuk meredamnya. Penerangan, arus listrik, circuit switching
dan electrostatic dischargeadalah penyebab umum dari adanya sentakan listrik atau transient voltage.
Sistem grounding yang efektif akan meminimalkan efek tersebut. Karakteristik sistem grounding yang
efektif dapat diturunkan sebagai berikut:
Tabel 3. Karateristik Sistem Groundingyang Efektif
Karakteristik Keterangan
Intentional Semua koneksi yang terdapat pada data center harus
merupakan koneksi yang
sudah direncanakan sebelumnya dengan kaidah-kaidah
tertentu.
Visually verifiable Sistem groundingyang dibuat haruslah dapat diverifikasi
secara langsung
Sesuai dengan ukuran TIA-942 menyediakan guidelineuntuk setiap komponen
pada data center.
Mengalihkan semua gangguan listrik Semua komponen metal harus ditahan/diikat oleh
6
yang diakibatkan oleh arus listrik
berbahaya dari perangkat
sistem grounding, dengan tujuan untuk meminimalkan
arus listrik melalui material yang bersifat konduktif
pada potensial listrik yang sama.
Gambaran grounding pada suatu data centersebagai berikut:
Gambar 11Contoh Data Center Grounding
Isu yang paling penting terkait dengan kelangsungan listrik antara lain adalah susunan rak dan
kabinet, perlindungan electrostatic discharge (ESD), dan susunan grounding, server, dan power strip,
dimana akan diterangkan lebih detail pada poin-poin yang ada pada tabel bagian perancangan
sistem grounding.
Signal Reference Grid merupakan sistem grounding kedua pada data center. Gridnya juga dibuat
dari tembaga , yang secara khusus dapat meredam frekuensi yang tinggi. Jika ingin
mengimplementasikannya maka hubungkan signal reference griddari tempat pejalan kaki pada data
centerdan pada setiap PDU serta air handler.
7
Testing dan Verifikasi
Testing dilakukan untuk setiap komponen secara individu dan kolaborasi seluruh komponen yang ada
(sistem standby generator, sistem UPS, dan automatic transfer switch). Tes minimum yang harus
dilakukan adalah tes dengan skenario kegagalan utilitas perangkat, apakah mampu dilakukan
restorasi ke powernormal. Khusus untuk pengetesan komponen individual harus dilakukan pada sistem
yang redundan, untuk menghindari hilangnya/rusaknya beberapa informasi penting ketika terjadi
downtime. Sistem ditest dengan menggunakan beban tertentu yang biasanya disimpan dalam tempat
yang disebut load banks. Beberapa jenis tes yang harus dilakukan untuk memverifikasi kekurangan dan
memperbaikinya serta memastikan bahwa sistem dalam keadaan baik, dapat dilihat pada bagian
perancangan.
8
3. Bagaimana jika kondisi perusahaan tidak memiliki asupan listrik yang memadai? Apakah ada hubungannya dengan pendistribusian data pada data center?
Data center mengelola arsitektur secara fisik dan logis, mengatur bagaimana cara / routing / skema jaringan agar tiap tier dapat terhubung secara efektif. Jika asupan listrik tidak memadai maka akan menghambat kinerja data center, data center menjadi lambat dalam melakukan pemrosesan data, atau dapat mengakibatkan zero failure. Semestinya sebuah perusahaan memiliki asupan listrik yang memadai sesuai dengan kebutuhan operasional data center. Kelistrikan merupakan hal yang yang paling utama pada data center karena merupakan sumber tenaga untuk berbagai komponen pengoperasian data center, karenanya telah direncanakan sewaktu perancangan pembuatan data center Jika perusahaan tidak memiliki asupan listrik dikarenakan berbagai sebab seperti, kesalahan perhitungan kebutuhan listrik sewaktu perancangan, kekurangan biaya, atau kurangannya pasokan listrik dari sumber tenaga listrik utama, maka perusahaan tersebut dapat melakukan rekayasa / penghematan penggunaan tenaga listrik dengan melakukan beberapa hal berikut ini:
Penghematan energi (mematikan peralatan elektrik yang tidak digunakan)
Mengganti peralatan yang lebih hemat energi
Mencari sumber tenaga alternatif (tenaga surya / gas alam / panas bumi)
Mendesain ulang sistem pendinginan, Penggunaan Calibrated vectored cooling (pengelolaan pengoptimalan udara didalam server)
Mempertimbangkan penggunaan redundansi
Penggunaan PowerExecutive (mengendalikan dan membatasi konsumsi daya di seluruh komponen)
Load balancing server
Virtualisasi storage dan server
Penerapan pusat data pada cloud
Menyumbangkan atau melakukan daur ulang pada sever yang sudah usang
9
Perhitungan kembali effisiensi penggunaan listrik (evaluasi). Pengukuran effisiensi penggunaan listrik pada data center melalui Perhitungan PUE (Power Usage Effectiveness) dengan formula sebagai berikut : PUE = Total Facility Power IT equipment power PUE dihitung dengan membagi bilai jumlah semua catu daya (Total Facility Power) yang disediakan pusat data dengan nilai catu daya yang digunakan oleh perlengkapan IT (IT equipment power) Catu daya yang tersedia biasanya digunakan untuk kebutuhan perlengkapan IT ditambah dengan catu daya yang lainnya seperti sistem pendinginan, sistem penerangan, sistem distribusi daya, dan perlengkapan lainnya yang membutuhkan catu daya. Idealnya sebuah pusat daya memiliki effisiensi atau PUE dengan nilai 1.0 atau dengan kata lain hanya untuk perlengkapan IT
10