keputusan kepala badan penelitian dan taman …sebagai: (i) pusat pengembangan sains dan teknologi...

34

Upload: others

Post on 03-Feb-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

    NOMOR 445/Kpts/OT.210/H/05/2019

    TENTANG

    PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN

    TAMAN SAINS DAN TEKNOLOGI PERTANIANBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

    PERTANIAN

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

    KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN,

    Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan kapasitas pelaku pembangunan pertanian lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian perlu dilakukan pembangunan Taman Sains dan Teknologi Pertanian sebagai wahana penelitian, pengkajian, pengembangan dan penerapan teknologi inovasi pertanian;

    b. bahwa guna tertib administrasi dalam pelaksanaan pembangunan Taman Sains dan Teknologi Pertanian lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, perlu disusun Pedoman Umum Pembangunan dan Pengelolaan Taman Sains dan Teknologi Pertanian

    KEMENTERIAN PERTANIANBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

  • Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian;

    c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian tentang Pedoman Umum Pembangunan dan Pengelolaan Taman Sains dan Teknologi Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian;

    Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 84, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4219);

    2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

    3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

    4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

    - 2 -

  • Pertanggungjawaban Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

    5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

    6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 2007, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Negara Nomor 4700);

    7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2018 tentang Anggaran Pendapatan Belanja Negara Tahun Anggaran 2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 223, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6263);

    8. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5533);

    - 3 -

  • 9. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);

    10. Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2015 tentang Kementerian Pertanian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 85);

    11. Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2017 tentang Kawasan Sains dan Teknologi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 243);

    12. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 33);

    13. Keputusan Presiden Nomor 20/TPA Tahun 2019 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Pertanian;

    14. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/ PMK.05/ 2012 tentang Tata Cara Pembayaran dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 1191);

    15. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 111/ PMK.06/ 2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemindahtanganan Barang Milik Negara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1018);

    - 4 -

  • 16. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 19/Permentan/OT.140/3/2013 tentang Pedoman Administrasi Keuangan Kementerian Pertanian;

    17. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/ Permentan / OT.010/ 8/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1243);

    MEMUTUSKAN:

    Menetapkan : PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN TAMAN SAINS DAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

    KESATU : Pedoman Umum Pembangunan dan Pengelolaan Taman Sains dan Teknologi Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian untuk selanjutnya disebut "Pedoman Umum" sebagaimana tercantum dalam Lampiran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan ini.

    KEDUA : Pedoman Umum sebagaimana dimaksud dalam diktum KESATU:

    a. merupakan acuan untuk kelancaran pengelolaan dan pengembangan Taman Sains dan Teknologi Pertanian;

    b. wajib menjadi pedoman bagi seluruh pejabat/pegawai lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

    - 5 -

  • KETIGA : Keputusan ini berlaku pada tanggal ditetapkan.

    Ditetapkan di JakartaPada tanggal 13 Mei 2019

    KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN,

    FADJRY DJUFRI

    Salinan Keputusan ini disampaikan Yth. :

    1. Menteri Pertanian;2. Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian;3. Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian;4. Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan/Balai Besar

    lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

    - 6 -

  • i

    KATA PENGANTAR

    P eraturan Presiden Nomor 2 tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun 2015-2019 menyebutkan bahwa Kementerian Pertanian (Kementan) harus membangun 17 Science Park dan 26 Techno Park. Selanjutnya Kementan, melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) mulai tahun 2015 berperan aktif membangun dan mengelola

    Taman Sains dan Teknologi Pertanian (TSTP) sebagai wahana akselerasi diseminasi dan adopsi teknologi hasil litbang pertanian, sekaligus sebagai langkah terobosan dalam menumbuhkembangkan inovasi pertanian di masyarakat.

    Pada tahun 2015-2018, Balitbangtan sudah membangun Taman Sains Pertanian (TSP) di 11 area Kebun Percobaan Balitbangtan. Fungsinya sebagai wahana penelitian, pengkajian, pengembangan dan penerapan inovasi pertanian sekaligus show window serta tempat peningkatan kapasitas pelaku pembangunan pertanian termasuk penyuluh pertanian dan petani. Selain itu, Balitbangtan sudah membangun Taman Teknologi Pertanian (TTP) di 31 kabupaten/kota, sebagai wahana implementasi inovasi pertanian spesifik lokasi yang matang dari hulu ke hilir dengan melibatkan stakeholders terkait. TSP dan TTP yang penyebutannya kemudian disingkat TSTP diharapkan tumbuh dan berkembang dengan mengedepankan kapasitas dan potensi wilayah, sosial budaya dan kearifan lokal masing-masing wilayah. Selanjutnya tahun 2019, Balitbangtan sedang dan akan membangun 6 TSP.

    Pedoman Umum (Pedum) ini merupakan penyempurnaan dari Pedum yang disusun tahun 2015. Dengan demikian, Pedum ini dipakai sebagai acuan dan panduan bagi pelaksana kegiatan TSTP di seluruh Unit Kerja dan Unit Pelaksana Teknis lingkup Balitbangtan serta

  • ii

    stakeholders terkait lainnya, agar terjadi persepsi yang sama dalam keberlanjutan pembangunan dan pengelolaan TSTP. Keberlanjutan serta keberhasilan pembangunan dan pengelolaan TSTP tidak terlepas dari kerja keras manajemen dan peran aktif pemerintah daerah, perguruan tinggi dan para stakeholders terkait. Selamat bekerja.

    Jakarta, Mei 2019Kepala Badan Litbang Pertanian

    Dr. Ir. Fadjry Djufri, M.Si

  • iii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    KATA PENGANTAR ......................................................................... i

    DAFTAR ISI ................................................................................. iii

    I. PENDAHULUAN ..................................................................... 1

    A. Latar Belakang .................................................................. 1

    B. Tujuan dan Sasaran .......................................................... 2

    C. Pengertian Umum ............................................................ 3

    II. PRAKONDISI DAN STRATEGI ................................................. 7

    A. Prakondisi ........................................................................ 7

    B. Strategi ............................................................................ 8

    III. TAHAPAN KEGIATAN ............................................................. 11

    A. Perencanaan ..................................................................... 11

    B. Pelaksanaan Pembangunan .............................................. 13

    C. Pengelolaan ....................................................................... 13

    IV. MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN ........................ 17

    A. Indikator Kinerja .............................................................. 17

    B. Monitoring dan Evaluasi .................................................. 18

    C. Pelaporan ......................................................................... 18

    V. PENUTUP ............................................................................... 21

  • Pedoman Umum Pembangunan dan Pengelolaan Taman Sains dan Teknologi Pertanian | 1

    Pendahuluan

    I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Lalu lintas produk dan jasa antar negara di era globalisasi tidak lagi memiliki sekat pembatas. Oleh karena itu, Indonesia harus memiliki strategi dalam menghadapi derasnya produk dan jasa impor di era globalisasi ekonomi dunia. Strategi utama dalam menghadapi pasar dunia global adalah dengan meningkatkan daya saing produk yang dihasilkan di wilayah Indonesia. Faktor utama dalam meningkatkan daya saing adalah sumber daya manusia, kreatifitas ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), yang dimanfaatkan dan diterapkan dalam proses produksi dan aktivitas kehidupan masyarakat, khususnya untuk peningkatan efisiensi dan nilai tambah.

    Kebijakan untuk mengantisipasi dinamika lingkungan strategis dapat dilakukan melalui peningkatan produktivitas, daya saing, serta peningkatan kapasitas teknologi dan inovasi pertanian. Hal tersebut memerlukan pembangunan wahana yang dapat: (i) memfasilitasi percepatan invensi menjadi inovasi untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing, (ii) memfasilitasi tumbuh dan berkembangnya industri, khususnya industri kecil menengah berbasis inovasi, serta (iii) mempermudah terjadinya interaksi dan komunikasi antar pelaku utama yang terlibat dalam penciptaan inovasi. Di beberapa negara maju, seperti Amerika Serikat, Jerman, China dan Korea Selatan, keberadaan wahana tersebut terbukti berhasil mendorong daya saing dan pertumbuhan ekonomi lokal berbasis inovasi.

    Dalam RPJMN 2015-2019, sasaran pembangunan iptek yaitu meningkatnya kapasitas iptek yang dijabarkan melalui pembangunan 100 Techno Park di kabupaten/kota, dan Science Park di setiap provinsi. Pembangunan Techno Park dan Science Park diarahkan sebagai: (i) pusat pengembangan sains dan teknologi maju, (ii) pusat penumbuhan wirausaha baru di bidang teknologi maju, dan (iii) pusat layanan teknologi maju kepada masyarakat. RPJMN 2015-2019 secara

  • Pendahuluan

    2 | Pedoman Umum Pembangunan dan Pengelolaan Taman Sains dan Teknologi Pertanian

    eksplisit mengamanatkan Kementerian Pertanian (Kementan) untuk membangun 17 Science Park dan 26 Techno Park.

    Kementan melalui Balitbangtan telah membangun Taman Sains Pertanian (TSP) di Kebun Percobaan Balitbangtan dan Taman Teknologi Pertanian (TTP) di lahan pemda, lahan masyarakat, dan dalam kondisi tertentu dikembangkan di kebun percobaan. TSP dan TTP yang selanjutnya disebut TSTP, diharapkan tumbuh dan berkembang dengan mengedepankan kapasitas dan potensi wilayah, sosial budaya dan kearifan lokal masing-masing di wilayah. TSTP juga berfungsi sebagai acuan pengembangan kawasan pertanian berbasis penerapan teknologi pertanian maju untuk mendorong tercapainya percepatan transformasi inovasi dan pengembangan kegiatan ekonomi di masyarakat.

    Sehubungan dengan diterbitkannya Peraturan Presiden (Perpres) No. 106 tahun 2017 tentang Pengembangan Kawasan Sains dan Teknologi (KST) serta pengalaman dalam membangun dan mengelola TSTP, dipandang perlu menyempurnakan Pedum Pengembangan TSTP tahun 2015. Penyempurnaan dan penyesuaian perlu dilakukan pada aspek: strategi pengembangan dan indikator kinerja TSTP, mengacu kepada arahan Kemenristekdikti dalam membangun dan mengelola serta mengembangkan KST.

    B. Tujuan dan Sasaran

    Tujuan umum pembangunan dan pengelolaan TSTP adalah mengembangkan dan memanfaatkan iptek pertanian maju untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Adapun tujuan khusus pembangunan dan pengelolaan TSP adalah:

    1. Meningkatkan ketersediaan teknologi pertanian maju dan mempercepat transformasinya menjadi inovasi.

    2. Membangun model sistem agribisnis berbasis inovasi.

    3. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia pertanian dalam memanfaatkan iptek untuk pengembangan agribisnis.

  • Pedoman Umum Pembangunan dan Pengelolaan Taman Sains dan Teknologi Pertanian | 3

    Pendahuluan

    Sedangkan tujuan pembangunan dan pengelolaan TTP adalah:

    1. Meningkatkan penerapan teknologi dan mempercepat hilirisasi teknologi hasil litbang.

    2. Mengembangkan sistem agribisnis berbasis inovasi dalam skala ekonomi melalui inkubasi teknologi/bisnis dan pengembangan start up (usaha pemula).

    3. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia pertanian dalam memanfaatkan iptek untuk pengembangan agribisnis.

    Penerbitan Pedoman Umum (Pedum) Pembangunan dan Pengelolaan TSTP ini diharapkan dapat memberikan arahan dan acuan kepada Unit Kerja/Unit Pelaksana Teknis (UK/UPT) lingkup Balitbangtan serta Satuan Kerja Pemerintah Daerah dalam membangun dan mengelola TSTP.

    Sasaran pembangunan dan pengelolaan TSTP adalah:

    1. Terwujudnya sinergi fungsi dan peran akademisi, bisnis, pemerintah dan masyarakat dalam pengembangan agribisnis berbasis inovasi.

    2. Tersedianya lingkungan yang kondusif bagi berlangsungnya kegiatan pengembangan dan bisnis teknologi pertanian maju yang berkelanjutan.

    3. Tumbuh dan terbinanya sistem agribisnis berbasis inovasi.

    4. Tersedianya layanan inovasi pertanian untuk mendukung daya saing melalui pelatihan, pemagangan, advokasi dan fasilitasi.

    C. PengertianUmum

    Dalam Pedum ini, yang dimaksud dengan:

    1. Taman Sains Pertanian adalah wahana penyediaan teknologi pertanian maju dan transformasinya menjadi inovasi untuk mendukung pengembangan sistem agribisnis berbasis inovasi

  • Pendahuluan

    4 | Pedoman Umum Pembangunan dan Pengelolaan Taman Sains dan Teknologi Pertanian

    melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia pertanian dan kemitraan dengan stakeholders.

    2. Taman Teknologi Pertanian adalah wahana penerapan teknologi dan percepatan hilirisasi teknologi untuk mendorong pengembangan sistem agribisnis berbasis inovasi berskala ekonomi melalui inkubasi teknologi/bisnis dan pengembangan start up (usaha pemula) serta peningkatan kualitas sumber daya manusia pertanian.

    3. Alih teknologi adalah pengalihan kemampuan memanfaatkan dan menguasai

    4. Kajian teknologi pertanian adalah kegiatan pengujian kesesuaian komponen atau paket teknologi pertanian pada berbagai kondisi agro ekosistem untuk menghasilkan teknologi pertanian unggulan spesifik lokasi.

    5. Inovasi pertanian adalah iptek baru atau cara baru untuk menerapkan iptek pertanian yang telah ada ke dalam produk atau proses produksi pertanian sehingga dirasakan manfaatnya oleh masyarakat pengguna atau pasar.

    6. Komponen teknologi pertanian adalah suatu hasil kegiatan penelitian pertanian yang siap dikaji-kembangkan menjadi teknologi pertanian dan/atau bagian dari paket teknologi pertanian spesifik lokasi.

    7. Teknologi pertanian spesifik lokasi adalah hasil kegiatan pengkajian yang memenuhi persyaratan terkait kesesuaian lahan, agroklimat, dan sosial ekonomi setempat yang mempunyai potensi untuk diuji lebih lanjut menjadi paket teknologi pertanian spesifik lokasi. Di antara teknologi pertanian spesifik lokasi tersebut ada yang berpotensi untuk menjadi teknologi pertanian unggulan pada skala nasional.

    8. Paket teknologi pertanian spesifik lokasi adalah rakitan komponen teknologi pertanian yang telah melalui berbagai uji kesesuaian

  • Pedoman Umum Pembangunan dan Pengelolaan Taman Sains dan Teknologi Pertanian | 5

    Pendahuluan

    lahan dan agroklimat, kondisi ekonomi, sosial, budaya dan kelembagaan setempat.

    9. Pengguna teknologi adalah petani sebagai pelaku utama, pelaku usaha agribisnis, pengambil kebijakan/birokrat, akademisi/ilmuwan, penyuluh, dan kelompok tani/gabungan kelompok tani.

    10. Inkubasi teknologi adalah suatu proses pembinaan, pendampingan, dan pengembangan teknologi yang diberikan oleh inkubator wirausaha.

    11. Perusahaan pemula berbasis teknologi pertanian adalah usaha mikro, kecil, dan menengah berbasis teknologi pertanian maju yang memerlukan berbagai dukungan untuk tumbuh.

    12. Business Plan adalah perencanaan usaha atau bisnis yang terdiri atas penentuan visi-misi, tujuan, komoditas, produk dan teknologi produksi berikut analisis bisnis, kebutuhan prasarana dan sarana pendukungnya serta strategi dan kegiatan bisnisnya

  • Pedoman Umum Pembangunan dan Pengelolaan Taman Sains dan Teknologi Pertanian | 7

    Prakondisi dan Strategi

    II. PRAKONDISI DAN STRATEGI

    A. Prakondisi

    Setiap TSTP harus memiliki identitas berupa kekhasan agroekosistem dan/atau komoditas serta inovasi teknologi. Khusus TTP, peran swasta mutlak diperlukan selain untuk investasi dalam kegiatan setiap subsistem dalam agribisnis, juga dapat berperan menghubungkan sentra produksi dengan pasar dalam value chains. Dalam proses percepatan penerapan teknologi yang dikembangkan di tingkat plasma, investasi dari swasta sangat diperlukan utamanya dalam mendukung sarana dan prasarana yang dibutuhkan dan jaringan pemasaran.

    Keberlanjutan TSTP akan dapat dicapai apabila dipenuhi persyaratan sebagai berikut:

    1. Dukungan Kementan terhadap TSTP yang dibangun dan dikembangkan di lingkungan Unit Kerja/Unit Pelayanan Teknis, karena menjadi bagian yang tidak terpisahkan untuk memperkuat tugas dan fungsi lembaga.

    2. Dukungan pemda bagi TTP yang dibangun di kawasan atau lahan milik pemda atau masyarakat yang dihibahkan untuk pemangunan TTP. Dukungan tersebut berupa komitmen dan spirit kepemilikan serta pengelolaan bersama.

    3. Keterlibatan perguruan tinggi dan lembaga yang memiliki fungsi penelitian dan pengembangan pertanian guna mengawal proses diseminasi dan adopsi hasilnya oleh masyarakat.

    4. Tersedianya sarana – prasarana yang memadai untuk show window implementasi teknologi, dan terselenggaranya kegiatan pelatihan, pemagangan, serta inkubasi teknologi/bisnis sebagai bagian dari proses diseminasi teknologi kepada masyarakat pengguna teknologi.

  • Prakondisi dan Strategi

    8 | Pedoman Umum Pembangunan dan Pengelolaan Taman Sains dan Teknologi Pertanian

    5. Adanya dukungan industri (industri jangkar atau bapak angkat) sebagai basis investasi, dan pasar.

    6. Tersedianya lahan pemda/masyarakat sebagai pusat pengembangan dan infrastruktur dasar TTP untuk mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah berbasis teknologi pertanian maju.

    7. Berkembangnya organisasi satuan kerja pemerintah daerah yang fleksibel, sehingga TTP dapat mandiri, misalnya menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).

    8. Adanya manajemen profesional yang mampu menjalankan program dan kegiatan TTP sehingga mandiri dan berkelanjutan.

    B. Strategi

    TSTP dikelompokkan menjadi dua kategori berdasarkan peran, fungsi, dan lokasinya. Kategori pertama adalah Taman Sains Pertanian (TSP) yang berfungsi sebagai pusat kegiatan penyediaan dan percontohan implementasi teknologi pertanian yang berada di UK/UPT. TSP ini diarahkan menjadi: (i) penyedia iptek pertanian terkini kepada masyarakat, (ii) sumber dan penyedia solusi teknologi pertanian yang tidak terselesaikan di TTP, dan (iii) sebagai pusat pengembangan aplikasi teknologi pertanian lanjut.

    Kategori kedua adalah Taman Teknologi Pertanian (TTP) yang berada di kabupaten/kota dan dikembangkan di lahan pemda, lahan masyarakat, dan dalam kondisi tertentu dapat dikembangkan di Kebun Percobaan Balitbangtan. Selanjutnya, TTP diarahkan menjadi: (i) wahana penerapan teknologi pertanian untuk mendorong perekonomian di kabupaten/kota, dan (ii) tempat pelatihan, pemagangan, pusat diseminasi teknologi pertanian, dan pusat advokasi bisnis kepada masyarakat.

    Pembangunan dan pengelolaan TSTP dilakukan secara terencana, bertahap dan terpadu serta partisipatif berbasis agribisnis

  • Pedoman Umum Pembangunan dan Pengelolaan Taman Sains dan Teknologi Pertanian | 9

    Prakondisi dan Strategi

    dan kawasan dengan komoditas maupun produk dan teknologi pertanian yang memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif minimal di wilayahnya. Terencana, terpadu dan bertahap serta paritisipatif mengandung makna bahwa TSTP dibangun dan dikelola dengan perencanaan yang baik dan terpadu antar unsurnya serta dilakukan secara bertahap dengan melibatkan partisipasi aktif pemangku kepentingan terkait, yaitu pemda, masyarakat dan pelaku usaha pertanian. Basis agribisnis dan kawasan bermakna bahwa pembangunan dan pengelolaan TSTP harus memperhatikan prinsip-prinsip agribisnis yang berbasis kawasan dalam pemilihan lokasi, komoditas dan produk serta kesesuaian teknologi pertanian.

  • Pedoman Umum Pembangunan dan Pengelolaan Taman Sains dan Teknologi Pertanian | 11

    Tahapan dan Kegiatan

    III. TAHAPAN KEGIATAN

    Tahapan kegiatan pembangunan dan pengelolaan TSTP, meliputi perencanaan, pelaksanaan pembangunan dan pengelolaan TSTP.

    A. Perencanaan

    Syarat pendirian TSTP minimal memiliki: sumber teknologi, sumber daya manusia, sumber pendanaan, lahan/tempat, dan bidang fokus yang akan dikembangkan. Tahapan persiapan mencakup paling sedikit: pemetaan potensi wilayah sumber teknologi dan prospek pengembangan kawasan dan teknologi. Pemetaan potensi sumber teknologi meliputi: (i) dukungan lembaga penelitian dan pengembangan terhadap beroperasinya TSTP, (ii) tingkat kesiapan teknologi yang tersedia dan siap dihilirkan oleh TSTP, (iii) ketersediaan tenaga ahli/pakar yang akan mendukung beroperasinya TSTP, dan (iv) potensi terjadinya alih teknologi di dalam TSTP. Selain aspek tersebut, khusus untuk TTP perlu dilakukan pemetaan prospek pengembangannya yang meliputi: (i) komoditas unggulan lokal, (ii) rencana pengembangan usaha pertanian, (iii) rantai pasok usaha pertanian, (iv) jenis wirausaha yang ada di daerah sekitar, dan (v) prospek pasar dari produk yang akan dihasilkan oleh TTP.

    Mitra TSTP, seperti pemerintah daerah, perguruan tinggi dan/atau swasta harus dilibatkan sejak tahap perencanaan yang diperkuat dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) yang menjelaskan kewajiban dan hak masing-masing pihak yang terkait. Adapun tahapan dan langkah-langkah pembangunan TSTP meliputi:

    Pertama, penentuan atau pemilihan lokasi TTP perlu mempertimbangkan potensi dan permasalahan serta prospek pengembangan ke depan dan aksesibilitasnya maupun prakondisi untuk keberhasilan dan keberlanjutan pengembangan TTP. Khusus

  • Tahapan dan Kegiatan

    12 | Pedoman Umum Pembangunan dan Pengelolaan Taman Sains dan Teknologi Pertanian

    untuk TTP, lokasinya berada di lahan milik pemda atau masyarakat yang berada di kawasan sentra produksi komoditas yang akan dikembangkan.

    Kedua, penyusunan rencana bisnis ( ) yang merupakan bagian utama bagi keberhasilan dan keberlanjutan pengembangan TSTP khususnya TTP, sehingga perlu dilakukan secara cermat. Penyusunan rencana bisnis mencakup: (i) penentuan komoditas, produk dan teknologi produksi didasarkan kepada potensi daerah dan prospek pasar hasil produksinya, (ii) analisis bisnis atau investasi bisnis dan pemasaran hasil pertaniannya, dan (iii) penentuan kebutuhan prasarana dan sarana pendukungnya.

    Ketiga, penyusunan rencana induk atau master plan didasarkan kepada rencana bisnis yang sudah disusun dan berisi uraian terkait dengan: (i) visi dan misi serta tema TSTP, (ii) penentuan komoditas dan produk serta teknologi pertanian maju yang akan dikembangkan, (iii) penentuan kebutuhan dan rencana pembangunan sarana dan prasarana untuk usaha pertanian dan menjalankan fungsi-fungsi TSTP, (iv) penyusunan site plan, (v) penyusunan pembiayaan pembangunan dan operasionalisasi pengelolaan TSTP, (vi) rancangan kelembagaan dan tata kelola TSTP, dan (vii) indikator kinerja dan roadmap TSTP. Penentuan kebutuhan dan perencanaan pembangunan sarana dan prasarana diupayakan melengkapi dan/atau merenovasi sarana dan prasarana yang sudah ada.

    Keempat, penyusunan rencana aksi didasarkan pada penjabaran dari rencana induk TSTP yang berisi uraian lebih rinci langkah-langkah atau kegiatan pembangunan dan pengelolaan TSTP. Biaya pembangunan dan pengelolaan TSTP bisa bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, dan sumber lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

  • Pedoman Umum Pembangunan dan Pengelolaan Taman Sains dan Teknologi Pertanian | 13

    Tahapan dan Kegiatan

    B. PelaksanaanPembangunan

    Sesuai dengan fungsinya, TSTP harus memiliki sarana dan prasarana pengembangan teknologi yang dapat berupa pusat desain, pusat purwarupa (prototype centre), atau bentuk layanan lainnya yang mendukung pengembangan teknologi. Sarana dan prasarana inkubasi bisnis/teknologi yang dapat berupa kantor bersama, ruang usaha, fasilitasi produksi percontohan, pusat layanan bisnis, ruang pelatihan, akses pembiayaan, atau bentuk layanan lainnya yang mendukung inkubasi bisnis teknologi. Sarana dan prasarana layanan teknis dapat berupa ruang pelatihan, fasilitas uji produksi, ruang pamer, ruang data dan informasi/dokumentasi, laboratorium uji, dan jejaring tenaga ahli/pakar.

    Prasarana dan sarana berupa kantor dan mess serta perlengkapannya untuk keperluan manajemen dan pendukung operasionalisasi TSTP secara baik atau bentuk layanan lainnya yang mendukung layanan teknologi. Pelaksanaan pembangunan prasarana dan penyediaan sarana TSTP dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pembiayaan yang ada, sedangkan tahapan dan prosedur kerja pembangunan prasarana dan penyediaan sarananya dilakukan mengikuti peraturan dan perundang-undangan.

    C. Pengelolaan

    Taman Sains Teknologi Pertanian dapat diselenggarakan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, perguruan tinggi, masyarakat atau bentuk lain yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Penyelenggara TSTP selanjutnya membentuk pengelola TSTP. Untuk mencapai tujuan TSTP serta menjamin keberlanjutan pengelolaan dan pengembangannya, perlu kejelasan tugas, tanggungjawab, dan wewenang para pihak yang terlibat.

    Kelembagaan pengelola TSTP di tingkat pusat disusun berdasarkan kategori Tim Pengarah, Tim Pelaksana, dan Tim Teknis; dengan susunan organisasi sebagai berikut:

  • Tahapan dan Kegiatan

    14 | Pedoman Umum Pembangunan dan Pengelolaan Taman Sains dan Teknologi Pertanian

    • TimPengarah diketuai oleh Kepala Balitbangtan dibantu oleh Kepala Unit Kerja eselon II lingkup Balitbangtan. Tugas utama Tim pengarah adalah merumuskan kebijakan umum dalam pengembangan TSTP dan berkoordinasi dengan pemerintah daerah, perguruan tinggi, serta lembaga lainnya yang terkait.

    • Tim Pelaksana Pusat diketuai oleh Sekretaris Balitbangtan dibantu oleh Kepala Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian sebagai Wakil Ketua. Anggota tim pelaksana ditetapkan lebih lanjut oleh Kepala Balitbangtan. Tugas utama tim pelaksana adalah mengkoordinasikan pelaksanaan seluruh kegiatan sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan.

    • Tim Teknis adalah tim yang beranggotakan para peneliti yang memiliki bidang keahlian sesuai dengan karakteristik dari TSTP. Tugas tim teknis ini adalah membantu penyediaan dan pengembangan teknologi yang dibutuhkan TSTP. Tim pelaksana bersama dengan tim teknis melakukan koordinasi pendampingan dan pengawalan TSTP sehingga mampu menjadi lembaga yang mandiri.

    • TimPelaksanaTSP diketuai oleh Kepala UPT atau satker yang mengkoordinasikan TSP di lingkungannya.

    • Tim Pelaksana TTP di daerah diketuai oleh Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian atau Kepala Satuan Kerja Balitbangtan atau Pemerintah Daerah yang memiliki mandat sesuai dengan karakteristik TTP yang ada.

    Program dan kegiatan yang ada di TSTP pada prinsipnya dilaksanakan berdasarkan tata kelola yang baik, akuntabel, transparan dan profesional untuk setiap penyelenggaraan TSTP, baik dalam pendirian, pengelolaan maupun pengembangannya. TSTP dapat berupa zona terintegrasi maupun zona terkoneksi. Zona terintegrasi biasanya kalau lokasi dan manajemen pengelolaan TSTP-nya terintegrasi dengan UK/UPT Balitbangtan, sedangkan zona terkoneksi, lokasi dan manajemen TSTP-nya terpisah tapi terkoneksi UK/UPT Balitbangtan.

  • Pedoman Umum Pembangunan dan Pengelolaan Taman Sains dan Teknologi Pertanian | 15

    Tahapan dan Kegiatan

    TSTP memiliki proses dan tata laksana sebagai upaya untuk pengembangan dan hilirisasi inovasi teknologi pertanian, yang saling berkaitan. Untuk mendukung pengembangan serta penerapan iptek, TSTP dapat mengikutsertakan organisasi profesi dan lembaga penunjang lainnya yang terkait dengan pengembangan iptek serta industri. Selanjutnya pengelolaan TSTP perlu menjalankan layanan-layanan berikut: (i) pelayanan teknis, (ii) pengembangan teknologi, dan (iii) inkubator bisnis. Idealnya organisasi pengelola TSTP memiliki elemen atau unit pengelola tiga layanan tersebut yang saling terkait ditambah unit pendukung lainnya sesuai kebutuhan tiap TSTP.

    TSP karena lokasinya berada di lahan milik Balitbangtan, maka pengelolaannya oleh Balitbangtan melalui UK/UPT yang membawahinya. TSP yang berada di Kebun Percobaan Balitbangtan dikelola oleh Unit Khusus atau diintegrasikan dengan pengelolaan kebun percobaan di bawah koordinasi dan pembinaan UK/UPT.

    Sementara itu, TTP yang dibangun di lahan milik pemerintah daerah atau masyarakat, pada tahap awal dikelola oleh Balitbangtan. Setelah periode tertentu sesuai MoU yang disepakati, TTP tersebut diserahterimakan pengelolaannya dari Kementerian Pertanian kepada pemerintah daerah dengan memperhatikan Peraturan Menteri Keuangan nomor 111/PMK.0/2016 tentang tata cara pelaksanaan pemindahtanganan barang milik negara. Proses serah terima tersebut harus disertai perjanjian bahwa TTP tetap akan difungsikan sebagai TTP dan dikelola penuh oleh pemda sesuai dengan peraturan dan perundangan dengan atau pun tanpa pengawalan Balitbangtan.

    Pengelolaan TTP berada di bawah salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang memiliki kesesuaian tugas dan fungsinya. SKPD menetapkan unit pengelola TTP yang sesuai dengan kondisi setempat. Selanjutnya pengelola TTP dapat ditranformasi menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), sesuai dengan yang diamanatkan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun

  • Tahapan dan Kegiatan

    16 | Pedoman Umum Pembangunan dan Pengelolaan Taman Sains dan Teknologi Pertanian

    2005 tentang pengelolaan keuangan daerah sehingga memiliki fleksibilitas dalam mengelola keuangan sekaligus menyelesaikan masalah kebuntuan bisnisnya.

  • Pedoman Umum Pembangunan dan Pengelolaan Taman Sains dan Teknologi Pertanian | 17

    Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan

    IV. MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN

    A. Indikator Kinerja

    Untuk mengukur capaian kinerja pembangunan dan pengelolaan TSTP dalam memberikan pelayanan terkait penyediaan, diseminasi dan hilirisasi teknologi pertanian maju diperlukan indikator kinerja yang terukur. Indikator kinerja tersebut bisa berupa indikator berikut ini, tergantung kepada misi, tema dan teknologi pertanian yang didiseminasikan. Indikator kinerja untuk TSP adalah:

    1. Jumlah teknologi inovatif yang diciptakan dan yang dikembangkan;

    2. Jumlah produk berbasis teknologi inovatif yang dikembangkan;

    3. Jumlah usaha pemula yang dibina dan yang berhasil menjalankan usahanya;

    4. Bentuk organisasi pengelola TSP;

    5. Jumlah kontrak kerjasama pengembangan produk inovatif;

    6. Jumlah mitra dalam kawasan pengembangan teknologi inovatif;

    7. Jumlah produk yang telah dipasarkan oleh mitra.

    Sedangkan indikator kinerja untuk TTP adalah:

    1. Jumlah teknologi inovatif yang dikembangkan;

    2. Jumlah inovasi yang diterapkan di kawasan pengembangan;

    3. Jumlah produk berbasis teknologi inovatif yang dikembangkan;

    4. Jumlah usaha pemula yang dibina dan yang berhasil menjalankan usahanya;

    5. Keberadaan organisasi pengelola TTP;

    6. Persentasi biaya operasional yang dipenuhi sendiri (tingkat kemandirian);

  • Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan

    18 | Pedoman Umum Pembangunan dan Pengelolaan Taman Sains dan Teknologi Pertanian

    7. Jumlah kontrak kerjasama pengembangan produk inovatif;

    8. Jumlah tenaga kerja yang diserap dalam kawasan pengembangan;

    9. Jumlah produk yang telah dipasarkan;

    10. Jumlah kelembagaan bisnis yang berkembang dalam kawasan pengembangan.

    B. Monitoring dan Evaluasi

    Pemantauan dilakukan secara berkala dan ditujukan untuk meningkatkan efektivitas penyelenggaraan TSTP. Efektivitas penyelenggaraan TSTP diukur dengan tiga dimensi pengukuran kinerja yaitu: relevansi, keberlanjutan, dan kemandirian. Kegiatan monitoring dan evaluasi (monev) dilakukan secara berjenjang oleh Tim Monev Balitbangtan dan oleh internal unit kerja/unit pelaksana teknis terutama untuk mengevaluasi kemajuan pelaksanaan kegiatan TSTP serta mempercepat pemecahan masalah pelaksanaan kegiatan di lapangan. Kegiatan monev mencakup aspek teknis, sosial ekonomi dan kelembagaan terutama yang terkait dengan pelaksanaan program dan kegiatan indikator kinerja TSTP.

    Kegiatan monev juga perlu menelaah keterlibatan dan dukungan serta peran aktif dari pemda setempat, swasta, petani, kelompok tani, gabungan kelompok tani, perguruan tinggi, dan praktisi pertanian pada kegiatan TSTP. Hasil monev pada tiap tahapan pembangunan maupun pengelolaan dan pengembangan TSTP merupakan bahan dasar dalam bentuk data dan informasi khususnya yang terkait dengan indikator kinerja TSTP. Data dan informasi ini selanjutnya dianalisis untuk penyempurnaan pengelolaan TSTP.

    C. Pelaporan

    Pengelola TSTP wajib menyampaikan laporan kemajuan tiap tahun secara tertulis kepada Kepala Balitbangtan secara berjenjang.

  • Pedoman Umum Pembangunan dan Pengelolaan Taman Sains dan Teknologi Pertanian | 19

    Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan

    Laporan kemajuan tiap tahun dilakukan melalui sistem database dan informasi yang telah ditetapkan. Laporan disusun tiap awal tahun, sebagai dokumentasi profil dan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun sebelumnya. Format laporan tahunan terdiri atas:

    1. Kata Pengantar2. Daftar Isi3. Program dan Kegiatan yang Dilaksanakan4. Hasil dan Kinerja Kegiatan5. Penutup.

    Laporan disusun dengan menggunakan bahasa semi populer serta dicetak dan dibagikan kepada instansi terkait.

  • Pedoman Umum Pembangunan dan Pengelolaan Taman Sains dan Teknologi Pertanian | 21

    Penutup

    V. PENUTUP

    TSTP diharapkan mampu meningkatkan hilirisasi teknologi hasil Balitbangtan dan lembaga penelitian lainnya termasuk perguruan tinggi, sehingga dapat diaplikasikan oleh masyarakat dan berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat, khususnya petani. TSTP juga diharapkan dapat memberdayakan masyarakat menjadi pengungkit berkembangnya ekonomi daerah guna meningkatkan kesejahteraan para pelakunya.

    Pengembangan TSTP merupakan kesempatan besar untuk teradopsinya inovasi pertanian secara luas guna meningkatkan keberdayaan dan kesejahteraan masyarakat, khususnya petani. Oleh karena itu, kerja sama, komitmen dan partisipasi aktif berbagai pihak seperti pemda, lembaga litbang, perguruan tinggi, swasta dan organisasi petani, sangat diperlukan sejak dari perencanaan hingga pelaksanaan, guna mendapatkan hasil yang sesuai dengan indikator kinerja yang ditetapkan.