tugas 4 hukum perbankan - peran ojk dalam dunia perbankan

16
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Besarnya risiko berinvestasi di bank membuat kepercayaan masyarakat terus merosot terhadap perbankan [5]. Salah satu kasus yang cukup mendapat perhatian publik adalah kasus Bank Century. Kasus yang lainnya adalah pembobolan dana PT Elnusa Tbk dan Pemerintah Kabupaten Batubara di Bank Mega yang mencapai ratusan miliar. Perbankan Indonesia memiliki fungsi utama yaitu penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Berkurangnya tingkat kepercayaan masyarakat akan mengakibatkan berkurangnya nasabah sebagai pihak yang menggunakan jasa bank. Oleh karena itu, Bank harus meningkatkan kepercayaan masyarakat dengan memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan ketentuan. UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan menjelaskan bahwa Bank Indonesia memiliki tugas pembinaan dan pengawasan usaha perbankan serta bertanggungjawab terhadap kesehatan bank. Namun dengan adanya UU OJK, tugas pengawasan terhadap usaha perbakan yang sebelum dilakukan oleh Bank Indonesia kini menjadi tanggung jawab OJK. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, Penulis tertarik untuk membahas mengenai peran OJK terhadap usaha perbankan dan bagaimana perlindungan OJK terhadap nasabah bank? 1.2. RUMUSAN PERMASALAHAN Pada makalah ini penulis membatasi permasalahan yang akan dibahas diantaranya, yaitu: 1. Bagaimana peran OJK terhadap dunia perbankan?. 2. Bagaiman perlindungan yang diberikan oleh OJK terhadap nasbah perbankan?.

Upload: tri-agustina-rahayu

Post on 19-Jan-2016

481 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Peran OJK dalam dunia perbankan

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas 4 Hukum Perbankan - Peran OJK Dalam Dunia Perbankan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

Besarnya risiko berinvestasi di bank membuat kepercayaan masyarakat

terus merosot terhadap perbankan [5]. Salah satu kasus yang cukup

mendapat perhatian publik adalah kasus Bank Century. Kasus yang

lainnya adalah pembobolan dana PT Elnusa Tbk dan Pemerintah

Kabupaten Batubara di Bank Mega yang mencapai ratusan miliar.

Perbankan Indonesia memiliki fungsi utama yaitu penghimpun dan

penyalur dana masyarakat. Berkurangnya tingkat kepercayaan masyarakat

akan mengakibatkan berkurangnya nasabah sebagai pihak yang

menggunakan jasa bank. Oleh karena itu, Bank harus meningkatkan

kepercayaan masyarakat dengan memelihara tingkat kesehatan bank sesuai

dengan ketentuan.

UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan menjelaskan bahwa

Bank Indonesia memiliki tugas pembinaan dan pengawasan usaha

perbankan serta bertanggungjawab terhadap kesehatan bank. Namun

dengan adanya UU OJK, tugas pengawasan terhadap usaha perbakan yang

sebelum dilakukan oleh Bank Indonesia kini menjadi tanggung jawab

OJK.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, Penulis tertarik untuk

membahas mengenai peran OJK terhadap usaha perbankan dan bagaimana

perlindungan OJK terhadap nasabah bank?

1.2. RUMUSAN PERMASALAHAN

Pada makalah ini penulis membatasi permasalahan yang akan dibahas

diantaranya, yaitu:

1. Bagaimana peran OJK terhadap dunia perbankan?.

2. Bagaiman perlindungan yang diberikan oleh OJK terhadap nasbah

perbankan?.

Page 2: Tugas 4 Hukum Perbankan - Peran OJK Dalam Dunia Perbankan

2

1.3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Makalah ini memiliki manfaat untuk dapat dijadikan referensi ilmiah

mengenai peran OJK dalam perlindungan nasabah perbankan .

1.4. SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang, rumusan permasalahan,

pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, serta

sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi data hasil tinjauan kepustakaan dan literature

yang terkait teori UU Perbankan; UU OJK; dan UU Perlindungan

Konsumen.

BAB III PEMBAHASAN MASALAH

Bab ini berisi pembahasan mengenai peran OJK terhadap

dunia perbankan dan perlindungan yang diberikan OJK terhadap

nasabah perbankan.

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan dari hasil pembahasan terhadap

peran OJK terhadap pengaturan dan pengawasan dunia

perbankan khusunya terhadap perlindungan nasabah bank.

DAFTAR PUSTAKA

Page 3: Tugas 4 Hukum Perbankan - Peran OJK Dalam Dunia Perbankan

3

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 1998 TENTANG

PERUBAHAN ATAS UU NOMOR 7 TAHUN 1992 TENTANG

PERBANKAN (UU PERBANKAN)

Berdasarkan UU Perbankan Pasal 1 ayat (1), Perbankan adalah segala

sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan

usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. UU

Perbankan Pasal 1 ayat (2) menjelaskan bank adalah badan usaha yang

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-

bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Masyarakat dalam dunia perbankan disebut nasabah. UU Perbankan Pasal

1 ayat (16) dijelaskan bahwa nasabah merupakan pih’ak yang

menggunakan jasa bank. Nasabah dalam dunia perbankan dibagi menjadi

dua, yaitu:

1. Nasabah penyimpan adalah nasabah yang menempatkan dananya di

bank dalam bentuk simpanan berdasarkan perjanjian bank dengan

nasabah yang bersangkutan (UU Perbankan Pasal 1 ayat (17));

2. Nasabah Debitur adalah nasabah yang memperoleh fasilitas kredit atau

pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah atau yang dipersamakan

dengan itu berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang

bersangkutan (UU Perbankan Pasal 1 ayat (18)).

Dalam penjelasan UU Perbankan dijelaskan bahwa “agar pembinaan

dan pengawasan bank dapat terlaksana secara efektif, kewenangan dan

tanggung jawab mengenai perizinan bank, yang semula berada pada

Menteri Keuangan, menjadi berada pada Pimpinan Bank Indonesia

sehingga Bank Indonesia memiliki kewenangan dan tanggung jawab yang

utuh untuk menetapkan perizinan, pembinaan dan pengawasan bank serta

Page 4: Tugas 4 Hukum Perbankan - Peran OJK Dalam Dunia Perbankan

4

pengenaan sanksi terhadap bank yang tidak mematuhi peraturan perbankan

yang berlaku”.

Bank Indonesia memiliki fungsi pembinaan dan pengawasan terhadap

bank yang ada di Indonesia (UU Perbankan Pasal 29 ayat (1)). Pembinaan

dan pengawasan yang dilakukan Bank Indonesia dijabarkan secara detail

di pasal selanjutnya yaitu sebagai berikut:

1. Memeriksa buku-buku dan berkas-berkas bank (Pasal 30 ayat (2));

2. Melakukan pemeriksaan terhadap bank, baik secara berkala maupun

setiap waktu apabila diperlukan (Pasal 31);

3. Wajib mengumumkan neraca dan perhitungan laba/rugi dalam waktu

dan bentuk yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (Pasal 35);

4. Dapat melakukan tindakan apabila bank mengalami kesulitan yang

membahayakan kelangsungan usahanya (Pasal 37 ayat (1));

5. Atas permintaan Menteri Keuangan berwenang mengeluarkan perintah

tertulis kepada bank agar memberikan keterangan dan memperlihatkan

bukti-bukti tertulis serta surat-surat mengenai keadaan keuangan

Nasabah Penyimpan tertentu kepada pejabat pajak (Pasal 41 ayat (1)).

Bank dalam menjalankan kegiatan usahanya wajib menempuh cara-

cara yang tidak merugikan bank dan kepentingan nasabah yang

mempercayakan dananya kepada bank. Berikut merupakan kewajiban

bank:

1. Memelihara kesehatan bank sesuai memelihara kesehatan bank dengan

memperhatikan aspek permodalan, kualitas asset, kualitas manajemen,

rentabilitas, likuiditas, solvabilitas, dan aspek lain yang berhubungan

dengan usaha bank (Pasal 29 ayat (2));

2. Menyediakan informasi mengenai kemungkinan timbulnya risiko

kerugian bagi transaksi nasabah yang dilakukan melalui bank (Pasal 29

ayat (4));

3. Menyampaikan kepada Bank Indonesia, segala keterangan, dan

penjelasan mengenai usahanya menurut tata cara yang ditetapkan oleh

Bank Indonesia (Pasal 30 ayat (1));

Page 5: Tugas 4 Hukum Perbankan - Peran OJK Dalam Dunia Perbankan

5

4. Memberikan bantuan yang diperlukan dalam rangka memperoleh

kebenaran dari segala keterangan, dokumen dan penjelasan yang

dilaporkan oleh bank yang bersangkutan (Pasal 30 ayat (2));

5. Menyampaikan kepada Bank Indonesia neraca dan perhitungan

laba/rugi tahunan serta penjelasannya, serta laporan berkala lainnya,

dalam waktu dan bentuk yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (Pasal

34 ayat (1);

6. Mengumumkan neraca dan perhitungan laba/rugi dalam waktu dan

bentuk yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (Pasal 35);

7. Menjamin dana masyarakat yang disimpan pada bank yang

bersangkutan (Pasal 37B ayat (1)) dengan membentuk Lembaga

Penjamin Simpanan (Pasal 37B ayat (2));

8. Merahasiakan keterangan mengenai nasabah penyiman dan

simpanannya (Pasal 40 ayat (1)).

Perbankan Indonesia memiliki fungsi sebagai penghimpun dan

penyalur dana masyarakat. Perbankan Indonesia dalam melakukan

usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip

kehati-hatian. Dalam penjelasan UU Perbankan dijelaskan bahwa salah

satu fungsi lembaga perbankan adalah mampu melindungi secara baik

dana yang dititipkan masyarakat kepadanya. Oleh karena itu lembaga

perbankan perlu melakukan pembinaan dan pengawasan yang efektif,

dengan didasari oleh landasan gerak yang kokoh agar lembaga perbankan

di Indonesia mampu menjalankan fungsinya secara efisien, sehat, wajar,

dan mampu menghadapi persaingan yang semakin bersifat global.

Lembaga perbankan diberikan kepercayaan untuk melindungi dana

masyarakat melalui prinsip kehati-hatian dan pemenuhan ketentuan

persyaratan kesehatan bank. Dalam penjelasan Pasal 30 ayat (1) dan ayat

(2) dijelaskan bahwa pemantuan bank perlu dilakukan dalam rangka

melindungi dana masyarakat dan menjaga keberadaan lembaga perbankan.

Dari penjelasan diatas diambil kesimpulan bahwa, salah satu fungsi

bank adalah untuk melindungi dana nasabah. Oleh karena itu, bank harus

Page 6: Tugas 4 Hukum Perbankan - Peran OJK Dalam Dunia Perbankan

6

memelihara kesehatannya. Bank Indonesia selaku pembina dan pengawas

bank melakukan tindakan untuk memastikan bank dalam keadaan sehat.

2.2. UNDANG-UNDANG (UU) NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG

OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK)

Dalam UU OJK Pasal 1 ayat (1), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah

lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang

mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan,

pemeriksaan, dan penyidikan sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang ini. Lembaga jasa keuangan adalah lembaga yang melaksanakan

kegitan di sektor Perbankan, Pasar Modal, Perasuransian, Dana Pensiun,

Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (Pasal 1

Ayat (4)). UU OJK Pasal 1 ayat (15) menjelaskan bahwa konsumen adalah

pihak-pihak yang menempatkan dananya dan/atau memanfaatkan

pelayanan yang tersedia di Lembaga Jasa Keuangan antara lain nasabah

pada Perbankan, pemodal di Pasar Modal, pemegang polis pada

Perasuransian, dan peserta pada Dana Pensiun, berdasarkan peraturan

perundang-undangan di sektor jasa keuangan. UU OJK Pasal 4

menjelaskan bahwa tujuan OJK adalah:

1. Mendorong kegiatan sektor jasa keuangan agar terselenggara secara

teratur, adil, transparan, dan akuntabel;

2. Mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan

stabil;

3. Melindungi kepentingan Konsumen dan masyarakat.

UU OJK Pasal5 menjelaskan bahwa OJK memiliki fungsi untuk

menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi

terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan. UU OJK

Pasal 6 menjelaskan bahwa OJK melaksanakan tugas pengaturan dan

pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan, Pasar

Modal, Perasuransian Dana Pensiun, lembaga Pembiayaan, dan Lembaga

Jasa Keuangan Lainnya. Penjelasan UU Perbankan dan UU Perbankan

Page 7: Tugas 4 Hukum Perbankan - Peran OJK Dalam Dunia Perbankan

7

Pasal 29 ayat (1) menjelaskan bahwa pembinaan dan pengawasan bank

yang sebelumnya berada pada Menteri Keuangan kini menjadi berada

pada pimpinan Bank Indonesia, namun seiring dengan adanya UU OJK

yang dijelaskan dalam pasal 55 “Sejak tanggal 31 Desember 2012, fungsi,

tugas, dan wewenang pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan

di sektor Pasar Modal, Perasuransian, Dana Pensiun, lembaga

Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan beralih dari Menteri Keuangan

dan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ke OJK”.

Pernyataan tersebut sudah jelas menyatakan bahwa tugas pembinaan dan

pengawasan terhadap bank yang sebelum dilakukan oleh Bank Indonesia

kini menjadi tanggung jawab OJK.

Page 8: Tugas 4 Hukum Perbankan - Peran OJK Dalam Dunia Perbankan

8

BAB III

PEMBAHASAN MASALAH

3.1. PERAN OJK DALAM PENGATURAN DAN PENGAWASAN DI

SEKTOR PERBANKAN

Penjelasan UU Perbankan dan UU Perbankan Pasal 29 ayat (1)

menjelaskan bahwa pembinaan dan pengawasan bank yang sebelumnya

berada pada Menteri Keuangan kini menjadi berada pada pimpinan Bank

Indonesia, namun dengan adanya UU OJK yang dijabarkan di dalam pasal

55, tugas Menteri dalam pembinaan dan pengawasan sektor perbankan

dialihkan ke OJK per tanggal 31 Desember 2012. Tugas OJK terhadap

sektor perbankan yang dijelaskan dalam UU Perbankan yaitu memiliki

kewenangan dan tanggung jawab yang utuh untuk menetapkan perizinan,

pembinaan dan pengawasan bank serta pengenaan sanksi terhadap bank

yang tidak mematuhi peraturan perbankan yang berlaku.

Proses pengalihan tugas pengawasan bank dari Bank Indonesia ke OJK

memberikan tugas untuk OJK untuk membentuk strategi pengalihan tugas

yaitu sebagai berikut [4] :

1. Pembentukan Tim Transisi di OJK dan Task Force OJK di BI;

2. OJK & BI menyusun struktur organisasi sektor perbankan yg akan

diterapkan di OJK pada awal pengalihan (termasuk didaerah);

3. Penyesuaian Struktur Organisasi Sektor Pengawasan di BI;

4. Implementasi Mirrorring BI – OJK;

5. Monitoring Efektifitas Struktur Baru;

6. Strategi Implementasi Pengalihan fungsi Pengawasan dengan

mempertimbangkan:

a. Efisiensi & Efektifitas Pemanfaatan Sistem Teknologi Informas

b. Pengembangan Sistem Informasi Yang Terintegrasi

c. Tidak Menambah Beban Baru/Tambahan Bagi Lembaga Jasa

Keuangan

7. Ojk & BI Mematangkan Strategi Pemenuhan SDM.

Page 9: Tugas 4 Hukum Perbankan - Peran OJK Dalam Dunia Perbankan

9

UU OJK pasal 5 dan pasal 6 menjelaskan mengenai tugas dan Fungsi

OJK yaitu melakukan pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan

di sektor perbankan. Berikut merupakan peran OJK dalam kegiatan jasa

keuangan di sektor perbankan [4]:

1. Bidang Pengaturan:

a. Seluruh Peraturan Bank Indonesia secara otomatis tetap berlaku

pada awal masa beralihnya fungsi pengawasan ke OJK;

b. Sedapat mungkin pada tahap awal, perubahan peraturan

diminimalisir, namun efektifitas dari Peraturan yang berlaku akan

terus dievaluasi;

c. Dilakukan program harmonisasi peraturan antar sekor keuangan;

d. Mengikuti prinsip rule making rules dalam penyusunan peraturan.

2. Bidang Pengawasan:

a. Pola konsolidasi Pengawasan tetap mengikuti pendekatan yang ada

(downstream) namun akan dikembangkan pola pengawasan

terintegrasi dengan mengacu pada international best practices;

b. Dalam konteks diatas maka perlu dipastikan ketersediaan data yang

lebih lengkap, akurat, dan up to date, dengan dukungan

infrastruktur TSI yang efektif dan efisien;

c. Capacity Building SDM terus dilanjutkan;

d. Pola komunkasi yang lebih terbuka dengan industri jasa keuangan

dan stakeholders lainnya;

e. Melanjutkan kesinambungan kerjasama dan koordinasi dengan

otoritas/lembaga lain, baik didalam maupun di luar negeri;

f. Mengoptimalkan wewenang penyidikan guna memastikan

penegakan hukum di sektor jasa keuangan.

Berdasarkan penjelasan diatas, berikut merupakan tindak lanjut

pengawasan OJK terhadap tugas, hak dan wewenang yang telah diatur

dalam UU Perbankan antara lain:

1. OJK akan mengambil alih kasus yang terjadi di perusahaan keuangan

pada 1 januari 2014 [6].

Page 10: Tugas 4 Hukum Perbankan - Peran OJK Dalam Dunia Perbankan

10

2. OJK melakukan kerjasama dengan Japan Financial Services Agency

(JFSA). Kerjasama tersebut meliputi sektor jasa keuangan, baik

perbankan, pasar modal, serta industry keuangan non-bank. Kerjasama

antara OJK dan JFSA dituangkan dalam bentuk Exchange of Letter for

Cooperation [3].

3. OJK membentuk tim untuk mengawasi perusahaan yang membawahi

beberapa jenis lembaga keuangan. Hal ini akan tertuang dalam

pengawasan konglomerasi [8].

3.2. PERAN OJK DALAM PERLINDUNGAN NASABAH BANK

Dalam subbab 3.1 telah dijelaskan peran OJK dalam pengawasan

terhadap usaha perbankan sedangkan dalam subbab 3.2. akan membahas

mengenai peran OJK dalam perlindungan konsumen. Konsumen adalah

pihak-pihak yang menempatkan dananya dan/atau memanfaatkan

pelayanan yang tersedia di Lembaga Jasa Keuangan antara lain nasabah

pada Perbankan, pemodal di Pasar Modal, pemegang polis pada

Perasuransian, dan peserta pada Dana Pensiun, berdasarkan peraturan

perundang-undangan di sektor jasa keuangan (UU OJK Pasal 1 ayat (15)).

UU OJK Pasal 4 menjelaskan bahwa OJK dibentuk untuk mencapai salah

satu tujuannya yaitu mampu melindungi kepentingan konsumen dan

masyarakat, seperti yang dijelaskan dalam definisi konsumen pada pasal 4

maka salah satu alasan OJK dibentuk adalah untuk mampu melindungi

nasabah perbankan. Berikut wewenang OJK yang dijelaskan dalam UU

OJK terkait dengan perlindungan konsumen yaitu:

1. (Pasal 9) Melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan,

perlindungan konsumen, dan tindakan lain terhadap Lembaga Jasa

Keuangan, pelaku, dan/atau penunjang kegiatan jasa keuangan

sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di sektor

jasa keuangan.

2. (Pasal 28) Melakukan tindakan pencegahan kerugian konsumen dan

masyarakat yang meliputi:

Page 11: Tugas 4 Hukum Perbankan - Peran OJK Dalam Dunia Perbankan

11

a. Memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat atas

karakteristik sektor jasa keuangan, layanan, dan produknya;

b. Meminta Lembaga Jasa Keuangan untuk menghentikan

kegiatannya apabila kegiatan tersebut berpotensi merugikan

masyarakat; dan

c. Tindakan lain yang dianggap perlu sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.

3. (Pasal 29) melakukan pelayanan pengaduan konsumen yang meliputi:

a. Menyiapkan perangkat yang memadai untuk pelayanan pengaduan

Konsumen yang dirugikan oleh pelaku di Lembaga Jasa Keuangan;

b. Membuat mekanisme pengaduan Konsumen yang dirugikan oleh

pelaku di Lembaga Jasa Keuangan; dan

c. Memfasilitasi penyelesaian pengaduan Konsumen yang dirugikan

oleh pelaku di Lembaga Jasa keuangan sesuai peraturan

perundang-undangan di sektor jasa keuangan.

Berikut merupakan langkah yang telah dilakukan OJK dalam

menjalankan tugas perlindungan konsumen, antara lain:

1. OJK telah mengeluarkan peraturan OJK Nomor 1/POJK.07/2013

tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan sesuai dengan

amanat UU OJK Pasal 31 “Ketentuan lebih lanjut mengenai

perlindungan Konsumen dan masyarakat diatur dengan peraturan

OJK”. Peraturan OJK tentang perlindungan konsumen menjadi

pedoman bagi Lembaga Keuangan dan masyarakat. Bagi masyarakat,

peraturan ini menjadi patokan karena publik dapat mengetahui industri

keuangan apa saja yang masuk dalam pengawasan OJK, jenis

pengaduan seperti apa yang dapat disampaikan, serta apa saja tahapan

pengaduan dan persyaratan.

4. OJK akan bentuk Lembaga Pengawas Keuangan pada tahun 2014

untuk menyelesaikan kasus-kasus yang terjadi antara perusahaan

keuangan dan nasabah sebagai salah satu bentuk perlindungan

konsumen [7]. Lembaga Pengawas Keuangan yang akan dibuat OJK

Page 12: Tugas 4 Hukum Perbankan - Peran OJK Dalam Dunia Perbankan

12

ini merupakan tindak lanjut dari UU OJK Pasal 29 yaitu melakukan

pelayanan pengaduan konsumen dengan menyiapkan perangkat yang

memadai untuk pelayanan pengaduan Konsumen yang dirugikan oleh

pelaku di Lembaga Jasa Keuangan. Lembaga Pengawas Keuangan

diharapkan dapat menjadi perangkat yang dapat membantu konsumen

dan masyarakat dalam melakukan pengaduan terhadap kerugian yang

dilakukan Lembaga Jasa keuangan.

5. OJK tengah mengkaji aturan internal mengenai pembelaan hukum bagi

konsumen [5]. Proses kajian aturan internal merupakan tindak lanjut

dari UU OJK Pasal 28 yaitu tindakan lain yang dianggap perlu sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di sektor jasa

keuangan untuk pencegahan kerugian konsumen.

6. OJK melakukan sosialisasi terkait peran dan fungsi OJK baik kepada

para pembisnis, masyarakat, dan instansi pemerintah [7]. Sosialisasi

yang tengah dilakukan OJK ini merupakan tindak lanjut dari UU OJK

Pasal 28 yaitu memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat

terhadap peran dan fungsi OJK.

7. OJK melalui Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen menindak

lanjuti penyelesaian sengketa yang tidak dapat mencapai kata sepakat

di pengadilan maka dapat dilakukan melalui pengadilan di luar

pengadilan. OJK akan meminta para asosiasi di perbankan untuk

membentuk badan alternatif penyelesaian sengketa di luar pengadilan

seperti halnya yang telah dilakukan Badan Mediasi Asuransi Indonesia

(BMAI) dan Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia (BAPMI) [5].

8. OJK menyelenggarakan Layanan Konsumen Terintegrasi (Intergrated

Financial Customer Care (IFCC)). Layanan Konsumen Terintegrasi

adalah layanan yang diberikan OJK untuk melindungi kepentingan

Konsumen dan masyarakat terhadap pelanggaran atas UU dan

peraturan di sektor keuangan yang berada di bawah kewenangan OJK.

Layanan Konsumen Terintegrasi ini merupakan tindak lanjut dari UU

OJK Pasal 29 yaitu membuat mekanisme pengaduan Konsumen yang

dirugikan oleh pelaku di Lembaga Jasa Keuangan sehingga Konsumen

Page 13: Tugas 4 Hukum Perbankan - Peran OJK Dalam Dunia Perbankan

13

dan masyarakat untuk menyampaikan informasi/laporan, pertanyaan,

dan pengaduan yang berkaitan dengan produk dan/atau jasa yang

diberikan oleh Lembaga Jasa Keuangan (LJK) di bawah kewenangan

OJK.

9. OJK juga memilik website http://www.ojk.go.id/ . website tersebut

berisi informasi mengenai OJK secara keseluruhan dan spesifik, di

website tersebut juga tedapat infomasi mengenai informasi dan edukasi

konsumen keuangan. Website OJK ini merupakan tindak lanjut dari

UU OJK Pasal 28 yaitu memberikan informasi dan edukasi kepada

masyarakat atas karakteristik sektor jasa keuangan, layanan, dan

produknya.

Page 14: Tugas 4 Hukum Perbankan - Peran OJK Dalam Dunia Perbankan

14

BAB IV

PENUTUP

4.1. KESIMPULAN

UU Perbankan menjelaskan bahwa Bank Indonesia (BI) memiliki

tugas pembinaan dan pengawasan usaha perbankan serta

bertanggungjawab terhadap kesehatan bank. Namun dengan adanya UU

OJK, tugas pengawasan terhadap usaha perbankan yang sebelumnya

dilakukan oleh BI kini menjadi tanggung jawab OJK. selain melaksanakan

tugas pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan di

sektor Perbankan, OJK juga memiliki tugas melindungi konsumen dan

masyarakat terhadap kerugian oleh pelaku di Lembaga Jasa Keuangan.

Tindakan yang dilakukan OJK untuk melindungi konsumen khusunya

nasabah bank antara lain:

1. Mengeluarkan Peraturan OJK Nomor 1/POJK.07/2013 tentang

Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan sebagai pedoman bagi

Lembaga Keuangan dan masyarakat.

2. Membentuk Lembaga Pengawas Keuangan pada tahun 2014 untuk

menyelesaikan kasus-kasus yang terjadi antara perusahaan keuangan

dan nasabah

3. Mengkaji aturan internal mengenai pembelaan hukum bagi konsumen

4. Melakukan sosialisasi terkait peran dan fungsi OJK baik kepada para

pembisnis, masyarakat, dan instansi pemerintah

5. Meminta para asosiasi di perbankan untuk membentuk badan alternatif

penyelesaian sengketa di luar pengadilan seperti halnya yang telah

dilakukan BMAI dan BAPMI

6. Menyelenggarakan Layanan Konsumen Terintegrasi sebagai

mekanisme pengaduan Konsumen dan website OJK untuk

memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat atas

karakteristik sektor jasa keuangan, layanan, dan produknya

Page 15: Tugas 4 Hukum Perbankan - Peran OJK Dalam Dunia Perbankan

15

7. Memilik website http://www.ojk.go.id/ untuk memberikan informasi

dan edukasi konsumen keuangan bagi masyarakat

4.2. SARAN

OJK telah memiliki tugas yang jelas dalam perlindungan Konsumen,

dalam sektor perbankan. Namun pasalnya banyak masyarakat baik itu

pembisnis, masyarakat dan instansi pemerintah tidak mengetahui

keberadaan Lembaga OJK. oleh karena itu OJK sebagai pengawas jasa

keuangan yaitu salah satunya sektor perbankan hendaknya melakukan

edukasi kepada masyarakat perbankan dalam hal ini adalah nasabah.

Selain itu, banyaknya sengketa dalam dunia perbankan menyebabkan

berkurangnya kepercayaan masyarakat terhadap Bank. Oleh karena itu

OJK perlu membentuk badan alternatif penyelesaian sengketa di luar

pengadilan untuk memproses penyelesaian sengketa secara cepat dan

tuntas.

Page 16: Tugas 4 Hukum Perbankan - Peran OJK Dalam Dunia Perbankan

16

DAFTAR PUSTAKA

[1] Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas UU

Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.

[2] Undang-undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otorisasi Jasa Keuangan

(OJK).

[3] http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/512441-ojk-perkuat-kerjasama-

dengan-jfsa diakses tanggal 16 Juni 2014 Pukul 8:41.

[4] http://ikatanbankir.com/uploads/seminar/Peran OJK - Operasional

Pengawasan Final.pptx diakses tanggal 16 Juni 2014 Pukul 8:37.

[5] http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt52e60d7b73e63/menunggu-

gebrakan-ojk-lindungi-konsumen-bank diakses tanggal 29 Mei 2014 Pukul

16:23.

[6] http://www.indonesiafinancetoday.com/read/48933/OJK-Akan-Bentuk-

Lembaga-Pengawas-Keuangan diakses tanggal 29 Mei 2014 Pukul 16:23.

[7] http://www.majalahglobalreview.com/keuangan/perbankan/11-

perbankan/170-2014-ojk-awasi-perbankan.html diakses tanggal 29 Mei

2014 Pukul 16:23.

[8] [http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/keuangan/14/02/04/n0gkj2-

ojk-bentuk-tim-pengawas-konglomerasi diakses tanggal 16 Juni 2014

Pukul 8:43.