tugas 4 beton bertulang

8
Perencanaan Struktur dalam perencanaan struktur beton bertulang harus dipenuhi syarat-syarat berikut : 1. analisis struktur harus dilakukan dengan cara-cara mekanika teknik yang baku Penjelasan : Tata cara ini memperbolehkan analisis struktur dipakai dalam perhitungan desain. Dokumentasi analisis struktur dengan perhitungan yang lengkap harus disediakan. Analisis struktur tersebut harus dilakukan oleh insinyur atau arsitek yang mempunyai pengalaman menggunakan teknik yang bersangkutan. 2. analisis dengan komputer harus disertai dengan penjelasan mengenai prinsip cara kerja program, data masukan serta penjelasan mengenai data keluaran penjelasan : Output komputer yang terdokumentasi dapat diterima sebagai pengganti dari perhitungan manual. Tingkat informasi input dan output yang diperlukan akan bervariasi, menurut persyaratan spesifik dari masing-masing petugas bangunan. Akan tetapi, bilamana program komputer tersebut telah digunakan oleh perencana, hanya data rangka pada umumnya yang diperlukan. 3. percobaan model diperbolehkan bila diperlukan untuk menunjang analisis teoritis penjelasan : Tata cara ini mengijinkan analisis model digunakan untuk melengkapi analisis struktur dan perhitungan desain. Dokumentasi analisis model harus disediakan dengan perhitungan yang terkait. Analisis modelharus dilakukan oleh insiyur atau arsitek yang mempunyai pengalaman dalam teknik ini. 4. analisis struktur harus dilakukan dengan model-model matematis yang mensimulasikan Penjelasan : keadaan struktur yang sesungguhnya dilihat dari segi sifat bahan dan kekakuan unsur-unsurnya Hasil analisis yang akurat atau mendekati kondisi yang sesungguhnya dapat dicapai dengan mensimulasikan keadaan struktur seperti yang akan dilaksanakan pada konstruksi

Upload: murniatimapnur

Post on 16-Sep-2015

228 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

penjelasan mengenai SNI beton

TRANSCRIPT

Perencanaan Struktur

dalam perencanaan struktur beton bertulang harus dipenuhi syarat-syarat berikut :

1. analisis struktur harus dilakukan dengan cara-cara mekanika teknik yang bakuPenjelasan : Tata cara ini memperbolehkan analisis struktur dipakai dalam perhitungan desain. Dokumentasi analisis struktur dengan perhitungan yang lengkap harus disediakan. Analisis struktur tersebut harus dilakukan oleh insinyur atau arsitek yang mempunyai pengalaman menggunakan teknik yang bersangkutan.2. analisis dengan komputer harus disertai dengan penjelasan mengenai prinsip cara kerja program, data masukan serta penjelasan mengenai data keluaranpenjelasan : Output komputer yang terdokumentasi dapat diterima sebagai pengganti dari perhitungan manual. Tingkat informasi input dan output yang diperlukan akan bervariasi, menurut persyaratan spesifik dari masing-masing petugas bangunan. Akan tetapi, bilamana program komputer tersebut telah digunakan oleh perencana, hanya data rangka pada umumnya yang diperlukan. 3. percobaan model diperbolehkan bila diperlukan untuk menunjang analisis teoritispenjelasan : Tata cara ini mengijinkan analisis model digunakan untuk melengkapi analisis struktur dan perhitungan desain. Dokumentasi analisis model harus disediakan dengan perhitungan yang terkait. Analisis modelharus dilakukan oleh insiyur atau arsitek yang mempunyai pengalaman dalam teknik ini.4. analisis struktur harus dilakukan dengan model-model matematis yang mensimulasikan Penjelasan : keadaan struktur yang sesungguhnya dilihat dari segi sifat bahan dan kekakuan unsur-unsurnyaHasil analisis yang akurat atau mendekati kondisi yang sesungguhnya dapat dicapai dengan mensimulasikan keadaan struktur seperti yang akan dilaksanakan pada konstruksi atau apabila dilakukan penaksiran atau evaluasi terhadap bangunan yang telah berdiri, prediksi atau desain-ulang yang diperoleh lebih mendekati kondisi struktur bangunan yang ada5. bila cara perhitungan menyimpang dari tata cara ini, maka harus mengikuti persyaratan sebagai berikut :

struktur yang dihasilkan harus dapat dibuktikan cukup aman dengan bantuan perhitungan dan/atau percobaan tanggung jawab atas penyimpangan yang terjadi dipikul oleh perencana dan pelaksana yang bersangkutan

perhitungan dan/atau percobaan tersebut diajukan kepada panitia yang ditunjuk oleh pengawas bangunan yang berwenang, yang terdiri dari ahli-ahli yang diberi wewenang menentukan segala keterangan dan cara-cara tersebut. Bila perlu, panitia dapat meminta diadakan percobaan ulang, lanjutan atau tambahan. laporan panitia yang berisi sayarat-syarat dan ketentuan-ketentuan penggunaan cara tersebut mempunyai kekuatan yang sama dengan tata cara ini.Penjelasan : Hasil perhitungan analisis yang diperoleh dari cara yang menyimpang dari tata cara ini harus dapat dibuktikan memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditetapkan dalam tata cara ini untuk memastikan bahwa hasil perhitungan tersebut tidaklah jauh menyimpang dari kondisi yang sesungguhnya atau masih didalam batas toleransi.Perencanaan komponen struktur beton bertulang mengikuti ketentuan sebagai berikut :1. semua komponen struktur harus direncanakan cukup kuat sesuai ketentuan dengan menggunakan faktor beban dan faktor reduksi kekuatan yang ditentukan sebagai berikut :a. kuat perlu U untuk menahan beban mati D paling tidak harus sama dengan U = 1,4 Dkuat perlu U untuk menahan beban mati D, beban hidup L, dan juga beban atap A atau beban hujan R, paling tidak harus sama dengan U =1,2 D + 1,6 L + 0,5 (A atau R) (Pers. 1)b. bila ketahanan struktur terhadap beban angin W harus diperhitungkan dalam perencanaan, maka pengaruh kombinasi beban D, L, dan W berikut harus ditinjau untuk menentukan nilai U yang terbesar, yaitu: U= 1,2 D + 1,0 L 1,6 W + 0,5 (A atau R)Kombinasi beban juga harus memperhitungkan kemungkinan beban hidup L yang penuh dan kosong untuk mendapatkan kondisi yang paling berbahaya, yaitu: U= 0,9 D 1,6 WPerlu dicatat bahwa untuk setiap kombinasi beban D, L, dan W, kuat perlu U tidak boleh kurang dari persamaan 1.Penjelasan : kuat perlu U dinyatakan dalam bentuk-bentuk beban-beban terfaktor, atau momen-momen dan gaya yang terkait. Beban-beban terfaktor adalah beban-beban yang ditetapkan oleh tata cara umum pembebanan yang berlaku, kemudian dikalikan dengan faktor-faktor beban yang sesuai. Faktor-faktor yang dikenakan pada masing-masing beban dipengaruhi oleh tingkat ketelitian sejauh mana pengaruh beban biasanya dapat dihitung dan variasi yang mungkin terjadi pada beban selama umur pakai struktur.c. bila ketahanan struktur terhadap beban gempa E harus diperhitungkan dalam perencanaan, maka nilai kuat perlu U harus diambil sebagai : U = 1,2 D + 1,0 L 1,0 E atau U = 0,9 D 1,0 Edalam hal ini nilai E ditetapkan berdasarkan ketentuan SNI 03-1726-1989-F, Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung, atau penggantinya

d. Bila ketahanan terhadap tekanan tanah H diperhitungkan dalam perencanaan, maka pada persamaan 5, 7 dan 9 ditambah 1,6H, kecuali bahwa pada keadaan dimana aksi struktur akibat H mengurangi pengaruh W atau E, maka beban H tidak perlu ditambahkan pada persamaan 7 dan 9.e. Bila ketahanan terhadap pembebanan akibat berat dan tekanan fluida, F, yang berat jenisnya dapat ditentukan dengan baik, dan ketinggian maksimumnya terkontrol, diperhitungkan dalam perencanaan, maka beban tersebut harus dikalikan dengan faktor beban 1,4, dan ditambahkan pada persamaan 4, yaitu: U = 1,4 (D + F) Untuk kombinasi beban lainnya, beban F tersebut harus dikalikan dengan faktor beban 1,2 dan ditambahkan pada persamaan 5.

f. Bila ketahanan terhadap pengaruh kejut diperhitungkan dalam perencanaan maka pengaruh tersebut harus disertakan pada perhitungan beban hidup L.

g. Bila pengaruh struktural T dari perbedaan penurunan fondasi, rangkak, susut, ekspansi beton, atau perubahan suhu sangat menentukan dalam perencanaan, maka kuat perlu U minimum harus sama dengan: U = 1,2(D + T) + 1,6L + 0,5 (A atau R) perkiraan atas perbedaan penurunan fondasi, rangkak, susut, ekspansi beton, atau perubahan suhu harus didasatkan pada pengkajian yang realistis dari pengaruh tersebut selama masa pakai.h. Untuk perencanaan daerah pengangkuran pasca tarik harus digunakan faktor beban 1,2 terhadap gaya penarikan tendom maksimu.

i. Jika pada bangunan terjadi benturan yang besarnya P, maka pengaruh beban tersebut dikalikan dengan faktor 1,2.j. kuat rencana komponen struktutr, sambungannya dengan komponen struktur lain, dan penampangnya, sehubungan dengan perilaku lentur, beban normal, geser, dan torsi, harus diambil sebagai hasil kali kuat nominal, yang dihitung berdasarkan ketentuan dan asumsi dan tata cara ini, dengan suatu faktor reduksi kekuatan dalam.k. Faktor reduksi kekuatan ditentukan sebagai berikut : lentur, tanpa beban aksial.....................................................0,80 beban aksial, dan beban aksial dengan lentur. (untuk beban aksial dengan lentur, kedua nilai kuat nominal dari beban aksial dan momen harus dikalikan dengan nilai tunggal yang sesuai) : aksial tarik dan aksial tarik dengan lentur..................... 0,80

aksial tekan dan aksial tekan dengan lentur :

komponen struktur dengan tulangan spiral yang sesuai dengan dengan adalah kuat leleh tulangan spiral.................. 0,70komponen struktur lainnya.................................................................. 0,65kecuali untuk nilai aksial tekan yang rendah, nilai boleh di tingkatkan berdasarkan aturan berikut :Untuk komponen struktur dimana fy tidak melampaui 400 Mpa, dengan tulangan simetris, dan dengan (h d ds)/ h tidak kurang dari 0,70, maka nilai boleh ditingkatkan sacara linier menjadi 0,80 seiring dengan berkurangnya nilai Pn dari 0,1fcAg ke nol.

Untuk komponen struktur beton berulang yang lain, nilai boleh ditingkatkan sacara linier menjadi 0,80 seiring dengan berkurangnya nilai Pn dari nilai terkecil antara 0,1fcAg dan Pb ke ke nol. Geser dan torsi ........................................................................................ 0,75Kecuali pada struktur yang bergantung pada sistem rangka pemikul momen khusus atau sistem dinding khusus untuk menahan pengaruh gempa :

Faktor reduksi untuk geser pada komponen struktur penahan gempa yang kuat geser nominalnya lebih kecil daripada gaya geser yang timbul sehubungan dengan pengembangan kuat lentur nominalnya ................................ 0,55 Faktor reduksi untuk geser pada diafragma tidak boleh melebihi faktor reduksi minimum untuk geser yang digunakan pada komponen vertikal dari sistem pemikul beban lateral

Geser pada hubungan balok-kolom dan pada balok perangkai yang diberi tulangan diagonal .............................................................................. 0,80

Tumpuan pada beton kecuali untuk daerah pangangkuran pasca tarik ....... 0,65 Daerah pengangkuran pasca tarik ............................................................. 0,85 Penampang lentur tanpa beban aksial pada komponen struktur pratarik dimana panjang pananaman strand-nya kurang dari panjang penyaluran yang ditetapkan...... ................................................................................................................ 0,75l. Perhitungan panjang penyaluran tidak memerlukan faktor reduksi m. Faktor reduksi kekuatan untuk lentur, tekan, geser dan tumpu pada beton polos struktural harus diambil sebesar 0,55Penjelasan : bila pengaruh gempa diperhitungkan dalam perencanaan, maka dipakai persamaan pada poin c. Gaya gempa tingkat kekuatan saat ini ditentukan oleh banyak model tata cara, standar, dan dokumen-dokumen sejenis. Gaya tingkat kekuatan hendaknya tidak langsung dipakai dalam kombinasi beban diatasPenjelasan : metode desain kekuatan mensyaratkan beban layan atau momen dan gaya internal terkait untuk ditingkatkan degan faktor-faktor beban yang dispesifikasikan (kuat perlu) dan kuat nominal yang dihitung untuk direduksi dengan faktor-faktor reduksi kekuatan yang dispesifikasikan (kuat desain)2. komponen struktur beton bertulang non-prategang boleh direncanakan dengan menggunakan metode beban kerja dan teganganPenjelasan : Metoda desain alternatif, serupa dengan metoda desain tegangan kerja dari ACI Building Code 1963. Persyaratan kemampuan layan umum tata cata ini, seperti persyaratan untuk defleksi/lendutan dan kontrol retak harus dipenuhi. Meskipun komponen struktur prategang tidak akan didesain menurut ketentuan metoda desain alternatifprosedur dan asumsi dalam perencanaan serta besarnya beban rencana mengikuti ketentuan berikut ini :

1. ketentuan mengenai perencanaan dalam tata cara ini didasarkan pada asumsi bahwa struktur direncanakan untuk memikul semua beban kerjanya

2. beban kerja diambil berdasarkan SNI 03-1727-1989-F, Tata Cara Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung, atau penggantinya3. dalam perencanaan terhadap beban angin dan gempa, seluruh bagian struktur yang membentuk kesatuan harus direncanakan berdasarkan tata cara ini dan juga harus memenuhi SNI 03-1726-1989, Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk rumah dan gedung atau penggantinya

4. harus pula diperhatikan pengaruh dari gaya prategang, beban kran, vibrasi, kejut, susut, perubahan suhu, rangkak, perbedaan penurunan fondasi, dan beban khusus lainnya yang mungkin bekerjapenjelasan : Ketentuan-ketentuan dalam tata cara ini adalah untuk beban-beban hidup, angin, dan gempa seperti yang direkomendasikan dalam "Minimum Design Loads Buildings and Other Structures," dari American Society of Civil Engineers (ASCE).