tugas 1 genetika mendel danar
TRANSCRIPT
TUGAS INDIVIDU
GENETIKA
“Genetika Mendel (Monohibrid, Dihibrid, Polihibrid &
Probabilitas Genetika)”
Dosen pembimbing : Prima Wahyu Titisari, M.Si
OLEH :
DANAR ANIZAR106510576
KELAS : VII A
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2013
Danar Anizar/ VII A/ Genetika/ Genetika Mendel 0
GENETIKA MENDEL
Genetika adalah salah satu cabang penting dalam Biologi masa kini. Ilmu ini
mempelajari pewarisan sifat yang dimiliki satu individu ke individu lainnya. Bidang
kajian genetika dimulai dari molekul hingga populasi. Secara umum, genetika
berusaha menjelaskan bagaimana informasi itu ditransmisikan dari suatu individu ke
individu yang lain (Domanik, 2013). Selanjutnya menurut Aryulina (2004: 79),
Genetika adalah unit intruksi untuk menghasilkan atau mempengaruhi suatu sifat
herediter tertentu. Gen terdiri dari DNA yang diselubungi dan diikat oleh protein.
Hukum Mendel
Tokoh peletak prinsip dasar genetika adalah Gregor Johan Mendell seorang
biarawan dan penyelidik tanaman berkebangsaan Austria. Pada tahun 1866 Mendell
melaporkan hasil penyelidikannya selama bertahun-tahun atas kacang ercis/kapri
(Pisum sativum). Untuk mempelajari sifat menurun Mendell menggunakan kacang
ercis dengan alasan:
- memiliki pasangan sifat yang menyolok
- bisa melakukan penyerbukan sendiri
- segera menghasilkan keturunan atau umurnya pendek
- mampu menghasilkan banyak keturunan, dan
- mudah disilangkan.
Hereditas Menurut Mendel
Hereditas dan Hukum Mendel - Hereditas adalah penurunan sifat dari induk
kepada keturunannya. Keturunan yang dihasilkan dari perkawinan antar individu
mempunyai perbandingan fenotip maupun genotip yang mengikuti aturan tertentu.
Aturan-aturan dalam pewarisan sifat ini disebut pola-pola hereditas.
Teori pertama tentang sistem pewarisan yang dapat diterima kebenarannya
dikemukakan oleh Gregor Mendel pada 1865. Teori ini diajukan berdasarkan
penelitian persilangan berbagai varietas kacang kapri (Pisum sativum). Hasil
Danar Anizar/ VII A/ Genetika/ Genetika Mendel 1
percobaannya, ditulis dalam makalah yang berjudul Experiment in Plant
Hybridization. Dalam makalah tersebut, Mendel mengemukakan beberapa hipotesis
mengenai pewarisan material genetik dari tetua kepada anaknya, di antaranya adalah
Hukum Segregasi dan Hukum Perpaduan Bebas. Hukum Segregasi atau Hukum
Mendel I menyatakan bahwa dalam pembentukan sel gamet, pasangan alel akan
memisah secara bebas. Sedangkan, Hukum Perpaduan Bebas atau Hukum Mendel II
menyatakan bahwa alel dari lokus satu akan berpadu secara bebas dengan alel-alel
dari lokus lainnya.
Orang yang pertama kali melakukan percobaan tentang pewarisan sifat adalah
Gregor Mendel. Dia menyilangkan kacang kapri (pisum sativum) dengan
memperhatikan satu sifat beda yang mencolok, seperti kapri berbunga merah
disilangkan dengan kapri berbunga putih, kapri berbiji bulat disilangkan dengan kapri
berbiji keriput. Berdasarkan penelitian ini, Mendel merumuskan Hukum Mendel I
dan Mendel II. Mari cermati uraian berikut ini.
Danar Anizar/ VII A/ Genetika/ Genetika Mendel 2
1. Percobaan Monohibrid dan Hukum Mendel I
Pada percobaan monohibrid untuk tujuh sifat yang diamati pada tanaman
kapri, Mendel memperoleh hasil pada seluruh tanaman F1, hanya ciri sifat dari salah
satu tetuanya yang muncul, sedangkan ciri sifat dari tetua yang lain tidak muncul.
Sifat yang muncul pada F1, misalnya biji bundar disebut sifat dominan. Sedangkan,
sifat yang tidak muncul, misalnya biji keriput disebut sifat resesif. Pada generasi F2,
ciri-ciri yang dipunyai kedua tetua muncul kembali, misalnya biji bundar dan biji
keriput. Dari percobaan Mendel untuk seluruh sifat yang diamati pada F2, terdapat
perbandingan yang mendekati 3 : 1, antara ciri dominan dan resesif.
Dari percobaan tersebut, Mendel menyimpulkan bahwa pada saat
pembentukan gamet, terjadi pemisahan bebas pasangan gen-gen yang dikandung oleh
induk (parental) sehingga setiap gamet memperoleh satu gen dari alelnya. Misalnya,
induk Bb (F1) menghasilkan gamet B dan b. Hal ini dikenal sebagai Hukum
Segregasi atau Hukum Mendel I. Kemudian, terjadi perkawinan antara induk jantan
dan betina. Hal ini menyebabkan gamet B dan b bergabung secara acak. Sehingga,
dihasilkan F2 dengan perbandingan fenotif 3 : 1. Untuk lebih memahami hukum
Danar Anizar/ VII A/ Genetika/ Genetika Mendel 3
Mendel I, mari cermati percobaan monohibrid berikut ini.
Contoh soal 1:
Dik : Kapri biji bulat (B = Bulat ) dikawinkan dengan kapri biji keriput (b = keriput).
Dit : Tentukan F1 dan F2
Jawab :
P : BB x bb
Gamet : B ; b
F1 : Bb (bulat)
P2 : Bb x Bb
Gamet : B, b ; B, b
F2 : BB, Bb, Bb, bb
( Bulat) (Bulat ) (Bulat) ( keriput) BB = homozigot dominan
Ratio fen: 3 : 1 Bb = heterozigot
Ratio gen: 1 : 2 : 1 Bb = homozigot resesif
2. Percobaan Dihibrid dan Hukum Mendel II
Percobaan Mendel yang melibatkan dua sifat sekaligus disebut percobaan
dihibrid. Dari percobaan ini, dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembentukan
gamet, setiap pasang alel dalam satu lokus bersegregasi bebas dengan pasangan alel
lokus lainnya, dan akan berpadu secara bebas dengan alel dari lokus lainnya. Hukum
perpaduan bebas ini dirumuskan dari hasil observasi terhadap penyebaran fenotip F2
persilangan dihibrid. Pada F2, Mendel memperoleh perbandingan fenotip 9 : 3 : 3 : 1.
Misalnya, persilangan dengan dua sifat beda antara biji bundar kuning dengan
keriput hijau. Pada F1 diperoleh biji bundar kuning. Hal ini terjadi, karena setiap gen
dapat berpasangan secara bebas. Artinya, biji bundar dominan terhadap keriput, dan
kuning dominan terhadap hijau. Persilangan antara F1 menghasilkan keturunan F2
dengan perbandingan fenotip antara bulat kuning : keriput kuning : bulat hijau :
keriput hijau = 9 : 3 : 3 : 1. Untuk lebih memahami, mari cermati Gambar berikut ini.
Danar Anizar/ VII A/ Genetika/ Genetika Mendel 4
Contoh soal :
1.Dik : kapri biji bulat, warna kuning dikawinkan dengan kapri biji keriput warna
hijau. B = bulat, K = Kuning, b = keriput, k = hijau
Dit : Tentukan F1 dan F2!
Jawab :
P : BBKK x bbkk
(Bulat kuning) (keriput hijau)
Gamet : BK ; bk
F1 : BbKk
P2 : BbKk x BbKk
Gamet :BK, Bk, bK, bk ; BK, Bk, bK, bk
F2 :
♀ : ♂: BK Bk bK bkBK BBKK BBKk BbKK BbKkBk BBKk BBkk BbKk BbkkbK BbKK BbKk bbKK bbKkbk BbKk Bbkk bbKk bbkk
maka ratio genotype = 1 : 2 : 2 : 4 : 1 : 2 : 1 : 2 : 1
Ratio fenotipe : buat kuning : bulat hijau : keriput kuning : keriput hijau = 9 : 3 : 3 : 1
Danar Anizar/ VII A/ Genetika/ Genetika Mendel 5
Polihibrid
Polihibrid adalah hasil penyilangan dua individu yang memiliki banyak
karakter beda, misalnya mengawinkan marmot berbulu putih, panjang dan halus
(bbllrr) dengan marmot berbulu hitam, pendek dan kasar (BBLLRR).
Contoh soal 1:
Dik : Kapri batang tinggi (T), bunga kuning (K), dan letak bunga di ketiak/aksial (A)
dominan terhadap kapri batang pendek (t), bunga putih (k) dan letak bunga di ujung
(a). Kapri batang tinggi, warna kuning, letak bunga aksial heterozigot sempurna
disilangkan sesamanya.
Dit : Tentukan macam genotype dan fenotipe keturunannya!
Jawab :
a. Rumus Jumlah macam gamet : 2n (n = jumlah pasangan alel yang heterozigot)
= 23 = 8
b. Rumus Jumlah kombinasi : (2n)2 = (23)2 = 64
c. Rumus Macam fenotype : 2n = 23 = 8
d. Rumus Macam genotype : 3n = 33 = 27
P : TtKkAa x TtKkAa
Gamet : TKA,TKa,TkA,Tka,tKA,tKa,tkA,tka;TKA,TKa,TkA,Tka,tKA,tKa,tkA,tka
Ratio genotype :
♀ /♂ TKA TKa TkA Tka tKA tKa tkA tka
TKA TTKKAA TTKKaA TTkKAA TTkKaA tTKKAAtTKKaA
tTkKAA tTkKaA
TKa TTKKAa TTKKaa TTkKAa TTkKaa tTKKAa tTKKaa tTkKAa tTkKaaTkA TTKkAA TTKkaA TTkkAA TTkkaA tTKkAA tTKkaA tTkkAA tTkkaATka TTKkAa TTKkaa TTkkAa TTkkaa tTKkAa tTKkaa tTkkAa tTkkaatKA TtKKAA TtKKaA TtkKAA TtkKaA ttKKAA ttKKaA ttkKAA ttkKaAtKa TtKKAa TtKKaa TtkKAa TtkKaa ttKKAa ttKKaa ttkKAa ttkKaatkA TtKkAA TtKkaA TtkkAA TtkkaA ttKkAA ttKkaA ttkkAA ttkkaAtka TtKkAa TtKkaa TtkkAa Ttkkaa ttKkAa ttKkaa ttkkAa ttkkaa
Ratio fenotype : Tinggi kuning aksial: tinggi kuning terminal: tinggi putih aksial :
Danar Anizar/ VII A/ Genetika/ Genetika Mendel 6
pendek kuning aksial: tinggi putih terminal: pendek kuning terminal: pendek putih
aksial : pendek putih terminal = 27 : 9 : 9 : 9 : 3 : 3 : 3 : 1.
3. Probabilitas Genetika
Teori Probabilitas
Teori kemungkinan merupakan dasar untuk menetukan nisbah yang
diharapkan dari tipe – tipe persilangan genotip yang berbeda. Penggunaan teori
memungkinkan kita untuk menduga kemungkinan diperolehnya suatu hasil tertentu
dari persilangan tersebut. (Crowder, 1986)
Probabilitas atau istilah lainnya kemungkinan, keboleh jadian, peluang dan
sebagaimya umumnya digunakan untuk menyatakan peristiwa yang belum dapat
dipastikan. Dapat juga digunakan untuk menyatakan suatu pernyataan yang tidak
diketahui akan kebenarannya, diduga berdasarkan prinsip teori peluang yang ada.
Sehubungan dengan itu teori kemungkinan sangat penting dalam mempelajari
genetika. Kemungkinan atas terjadinya sesuatu yang diinginkan ialah sama dengan
perbandingan antara sesuatu yang diinginkan itu terhadap keseluruhannya
(Suryo, 2005).
Beberapa dasar mengenai teori kemungkinan yang perlu diketahui ialah:
1) Besarnya kemungkinan atas terjadinya sesuatu yang diinginkan ialah sama
dengan perbandingan antara sesuatu yang diinginkan itu terhadap
keseluruhannya.
2) Besarnya kemungkinan terjadinya dua peristiwa atau lebih yang masing-
masing berdiri sendiri adalah sama dengan hasil perkalian dari besarnya
kemungkinan untuk masing-masing peristiwa itu.
3) Kemungkinan terjadinya dua peristiwa atau lebih yang saling
mempengaruhi ialah sama dengan jumlah dari besarnya kemungkinan untuk
tiap peristiwa itu.
Probabilitas atau kemungkinan ikut mengambil peranan penting dalam ilmu
genetika, misalnya mengenai pemindahan gen-gen dari induk/orang tua ke gamet-
Danar Anizar/ VII A/ Genetika/ Genetika Mendel 7
gamet, pembuahan sel telur oleh spermatozoon, berkumpulnya kembali gen-gen di
dalam zigot sehingga dapat terjadi berbagai macam kombinasi.
1. Kemungkinan terjadinya suatu peristiwa.
Contoh Soal 1:
Uang logam mempunyai dua sisi yaitu sisi atas (kepala), sisi bawah (ekor). Jika kita
melakukan tos (melempar uang logam ke atas) dengan sebuah uang logam . berapa
kemungkinanya kita mendapat kepala !
Jawab : K(kepala) = kepala / kepala + ekor = 1 / 1+1 = ½
Contoh soal 2 :
Berapa besar kemungkinan seorang ibu melahirkan seorang anak laki- laki?
Jawab: K(laki-laki)= laki-laki/ laki-laki+perempuan= 1/1+1 = ½
2. Kemungkinan terjadinya dua peristiwa yang bebas
Contoh soal 1:
a) Suami istri masing-masing normal tetapi membawa gen untuk albino . berapa
kemungkinannya mereka akan mendapatkan seorang anak perempuan albino ?
Jawaban :
P (laki-laki) Aa x Aa (perempuan) (keduanya normal)
F1 AA = normal Aa = normal
Aa = normal =3/4 aa = albino =1/4
Di atas telah diketahui bahwa pada keluarga demikian itu, kemungkinan
lahirnya anak normal adalah ¾, sedangkan albino adalah ¼ . Kemungkinan lahirnya
anak perempuan adalah ½. Maka K( perempuan albino) = ½ x ¼ =1/8
3. Kemungkinan terjadinya dua peristiwa yang terkait
Contoh soal 1:
Jaenal melakukan tos dengan dua uang logam bersama- sama, berapa
kemungkinannya akan mendapatkan 2 kepala atau 2 ekor pada kedua uang logam itu?
Jawaban:
K(kepala) =1/2 K(ekor) =1/2 K(dua kepala) = 1/2 X 1/2= ¼
Danar Anizar/ VII A/ Genetika/ Genetika Mendel 8
K(dua ekor) = 1/2 X 1/2= ¼ K(2 kepala atau 2 ekor) = 1/4 + 1/4 = 2/4 = ½
Buktinya Uang logam 1 uang logam 2 Kepala ekor Ekor kepala Kepala kepala Ekor
ekor.
DAFTAR PUSTAKA
Aryulina. Diah. dkk. 2007. Biologi SMA dan MA untuk kelas XII. Esis: Jakarta.
Crowder L. V. 1982. Genetika Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Mifta Arifin . 2012. Teori Peluang Genetika. (Online). http://teoripeluanggenetikamiftah.blogspot.com/. Diakses pada tanggal 05 September 2013 Pukul 20.00 WIB
Suryo. 2005. Genetika. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Andry Setiawan. 2012. Genetika Probabilitas. (Online). http://andryunib.blogspot.com/2012/04/genetika-probabilitas.html#_ .Diakses pada tanggal 05 September 2013 Pukul 21.00 WIB.
Barri Pratama. 2012. Kemungkinan. (Online). http://barripratama.blogspot.com/2012/01/kemungkinan.html. Diakses pada tanggal 05 September 2013 Pukul 21.42 WIB.
Samsuri, Itstamar. 2007. Biologi untuk SMA kelas 12. Erlangga. Jakarta
Danar Anizar/ VII A/ Genetika/ Genetika Mendel 9