tugas 1 filsafat ilmu (1). emil salim

29
Tugas I : FILSAFAT ILMU Disusun Oleh : A. Bau Emil Salim P2301214009 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Arsyad, MT PROGRAM PASCA SARJANA

Upload: emil-salim

Post on 25-Dec-2015

260 views

Category:

Documents


54 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas 1 Filsafat Ilmu (1). Emil Salim

Tugas I :

FILSAFAT ILMU

Disusun Oleh :

A. Bau Emil SalimP2301214009

Dosen Pembimbing :

Dr. Ir. Arsyad, MT

PROGRAM PASCA SARJANAFAKULTAS TEKNIK SIPIL / KEAIRAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN2015

Page 2: Tugas 1 Filsafat Ilmu (1). Emil Salim

Filsafat Ilmu

1. Jelaskan hubungan filsafat dengan ilmu pengetahuan ?

Secara sederhana Ilmu dapat disimpulkan sebagai sebagian pengetahuan yang mempunyai

ciri, tanda, syarat tertentu, yaitu sistematik, rasional, empiris, universal, obyektif, dapat

diukur, terbuka dan komulatif (tersusun timbun). Filsafat ilmu dengan ilmu pengetahuan

tidak bisa dipisahkan. Walaupun sekarang telah  lahir beberapa ilmu pengetahuan seperti

ilmu sains dan sosial, namun peran filsafat tidak hilang. Filsafat ilmu merupakan cabang

dari ilmu filsafat yang membicarakan obyek khusus, yaitu ilmu pengetahuan yang

memiliki sifat dan karakteristik tertentu hampir sama dengan filsafat pada umumnya dan

filsafat ilmu sebagai landasan filosofis bagi proses keilmuan, ia merupakan kerangka

dasar dari proses keilmuan itu sendiri.

Ilmu pengetahuan merupakan anak dari filsafat, sedangkan filsafat adalah ibu dari

pengetahuan. Ilmu pengetahuan bersifat sebagai berikut,

a.       analitis dalam meneliti semua fenomena setiap saat timbul dan melukiskan menurut

bagian-bagiannya.

b.      melukiskan fakta, melukiskan sebagaimana adanya, berusaha mengadakan abstraksi

dari keinginan dan harapan manusia.

c.       bersifat sinopsis yang meneliti dunia sampai alam semesta sebagai keseluruhan dan

sedapat mungkin berusaha menerangkan dan memahami keseluruhan.Tidak hanya

memperhatikan benda-benda seperti adanya,melainkan sebagaimana mereka

seharusnya. Kehendak dan nilai-nilai pada manusia adalah faktor penting

Hubungan Filsafat dengan Ilmu Pengetahuan:

Dalam sejarah filsafat Yunani, filsafat mencakup  seluruh  bidang ilmu pengetahuan.

Lambat laun banyak ilmu-ilmu khusus yang melepaskan diri dari filsafat. Meskipun

demikian, filsafat dan ilmu pengetahuan masih memiliki hubungan dekat. Sebab baik

filsafat maupun ilmu pengetahuan sama-sama pengetahuan yang metodis, sistematis,

koheren dan mempunyai  obyek material dan formal.

Yang membedakan diantara keduanya adalah: filsafat mempelajari seluruh  realitas,

sedangkan ilmu pengetahuan hanya mempelajari satu realitas atau bidang tertentu.

Page 3: Tugas 1 Filsafat Ilmu (1). Emil Salim

Filsafat adalah induk semua ilmu pengetahuan. Dia memberi sumbangan dan peran

sebagai induk yang melahirkan dan membantu mengembangkan ilmu pengetahuan hingga

ilmu pengetahuan itu itu dapat hidup dan berkembang.

Filsafat membantu ilmu pengetahuan untuk bersikap rasional dalam

mempertanggungjawabkan ilmunya. Pertanggungjawaban secara rasional di sini berarti

bahwa setiap langkah langkah harus  terbuka terhadap segala pertanyaan dan sangkalan

dan harus dipertahankan secara argumentatif, yaitu dengan argumen-argumen yang

obyektif (dapat dimengerti secara intersuyektif).

2. Bagaimana cara mendapatkan ilmu pengetahuan ?

Sepanjang sejarah kehidupan manusia, terdapat beberapa macam cara untuk mendapatkan

kebenaran ilmu pengetahuan, yang dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu :

Cara Tradisional untuk Memperoleh Ilmu Pengetahuan

Cara lama ini dipergunakan orang untuk mendapatkan ilmu pengetahuan sebelum

ditemukannya cara atau metode ilmiah yang lebih sistematik. Cara-cara pada periode

tradisional yang kuno ini meliputi:

1. Cara Coba-Salah  (Trial and Error). Cara ini merupakan cara yang paling tradisional.

Digunakan oleh orang untuk mencari ilmu sejak sebelum adanya kebudayaan, bahkan

mungkin sejak sebelum adanya peradaban. Saat itu, setiap seseorang menghadapi

masalah, pemecahannya hanya dengan cara coba-coba saja. Awal mulanya hanya

dengan mencari kemungkinan-kemungkinan saja, dan apabila kemungkinban tersebut

tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini juga

gagal, maka dicoba kembali dengan kemungkinan ketiga, bila gagal lagi maka dicoba

kemungkinan keempat, demikian seterusnya. Karena itu metode ini disebut juga

dengan metode trial (coba) dan error (salah).

2. Berdasarkan Pengalaman Pribadi. Pengalaman pribadi pun dapat digunakan untuk

mendapatkan pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali

pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi pada masa

yang lalu. Apabila pada satu masalah orang menemukan cara pemecahannya maka

pada masa lain saat seeorang menemukan masalah yang sama, dia akan melakukan

cara yang sama untuk memecahkannya. Seseorang desa yang terkena demam tinggi

kemudian sembuh setelah memiinum akar brotowali, ia akan mengulangi lagi cara itu

bila ia atau kenalannya ada yang terkena demam. Sedangkan pengalaman orang lain

menunjukkan bahwa demam tersebut dapat disembuhkan setelah meminum  obat

Page 4: Tugas 1 Filsafat Ilmu (1). Emil Salim

puyer atau dengan cara dikeroki. Semua pengalaman pribadi tersebut dapat merupakan

sumber kebenaran pengetahuan. Namun tidak semua pengalaman pribadi dapat

menuntun seseorang untuk menarik kesimpulan dengan benar. Untuk dapat menarik

kesimpulan dari pengalaman dengan benar diperlukan berpikir kritis dan logis.

3. Cara Otoritas (Kekuasaan). Dari sejarah kita pelajari bahwa kekuasaan raja zaman

dahulu adalah mutlak, sehingga apapun yang keluar dari mulut raja adalah kebenaran

mutlak yang harus diterima. Misalnya pada saat gereja mempunya otoritas mutlak di

Eropa, ada suatu pendapay yang menyatakan bahwa bumi itu datar, tidak bulat seperti

sekarang ini dan bumi merupakan pusat alam semesta.  Pendapat itu diterima oleh

masyarakat Eropa pada waktu itu sampai dalm jangka waktu yang lama tanpa melalui

pembuktian empiris. Begitu juga di kalangan medis, otoritas pengetahuan  bukan saja

berasal dari kalangan ahli kesehatan dan kedokteran tapi juga dari kalangan dukun.

Apabila masyarakat mempunyai kesulitan-kesulitan kesehatan mereka meminta

nasihat kepada ahli-ahli tersebut, termasuk juga dukun. Para pemegang otoritas, baik

pemimpin pemerintahan, tokoh agama, maupun ahli ilmu pengetahuan umumnya

memiliki mekanisme yang sama dalam menemukan pengetahuan. Yakni orang lain

menerima pendapat yang dikemukakan oleh pemegang otoritas tanpa diuji dulu

kebenarannya baik secara empiris maupun nalar sendiri. Jadi, cara mendapatkan

pengetahuan bardasarkan otorita adalah pengetahuan yang didapat berdasarkan pada

otoritas atau kekuasaan, baik dari tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin

agama, maupun ahli ilmu pengetahuan.

4. Melalui Jalan Pikiran. Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia,

cara berfikir manusia pun ikut berkembang. Manusia telah mampu menggunakan

nalarnya dalam memperoleh ilmu pengetahuannnya. Maksudnya, dalam mendapatkan

kebenaran pengetahuan, manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik secara

induksi maupun deduksi. Induksi dan deduksi adalah cara melahirkan pemikiran

secara tidak langsung melalui pernyataan-pernyataan yang dikemukakan, kemudian

dicari hubungannya sehingga didapat suatu kesimpulan. Apabila pembuatan

kesimpulan itu dari pernyataan-pernyataan umum kepada yang khusus dinamakan

deduksi. Sedangkan bila proses pembuatan kesimpulan itu melalui pernyataan-

pernyataan khusus kepada yang umum dinamakan induksi.

Cara Modern untuk Memperoleh Ilmu Pengetahuan

Page 5: Tugas 1 Filsafat Ilmu (1). Emil Salim

Cara modern dalam memperoleh ilmu pengetahuan saat ini lebih sistematis, logis dan

ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah, atau lebih dikenall dengan

metodologi penelitian.

3. Jelaskan arti istilah ontology, epistemology, logika dan aksiologi ?

Arti istilah Ontology

Ontologi merupakan salah satu kajian filsafat. Studi tersebut membahas keberadaan

sesuatu yang bersifat konkret.Ontologi membahas realitas atau suatu entitas dengan apa

adanya. Pembahasan mengenai ontologi berarti membahas kebenaran suatu fakta. Untuk

mendapatkan kebenaran itu, ontologi memerlukan proses bagaimana realitas tersebut

dapat diakui kebenarannya. Untuk itu proses tersebut memerlukan dasar pola berfikir,

dan pola berfikir didasarkan pada bagaimana ilmu pengetahuan digunakan sebagai dasar

pembahasan realitas.

Ikhtisar Ontologi, dalam filsafat analitik, menyangkut menentukan apakah beberapa

kategori yang sangat penting dan bertanya dalam apa arti item dalam kategori tersebut

dapat dikatakan "menjadi". Ini adalah penyelidikan berada di begitu banyak seperti

sedang, atau menjadi makhluk sejauh mereka ada-dan tidak sejauh, misalnya, fakta-fakta

tertentu yang diperoleh tentang mereka atau properti tertentu yang berhubungan dengan

mereka.

Untuk Aristoteles ada empat dimensi ontologis yang berbeda:

a. menurut berbagai kategori atau cara menangani yang sedang seperti itu

b. menurut kebenaran atau kesalahan (misalnya emas palsu, uang palsu)

c. apakah itu ada dalam dan dari dirinya sendiri atau hanya 'datang bersama' oleh

kecelakaan

d. sesuai dengan potensinya, gerakan (energi) atau jadi kehadiran (Buku Metafisika

Theta).

Beberapa filsuf, terutama dari sekolah Plato, berpendapat bahwa semua kata benda

(termasuk kata benda abstrak) mengacu kepada badan ada. filsuf lain berpendapat bahwa

kata benda tidak selalu entitas nama, tetapi beberapa memberikan semacam singkatan

untuk referensi untuk koleksi baik benda atau peristiwa. Dalam pandangan yang terakhir,

pikiran, bukannya merujuk pada suatu entitas, mengacu pada koleksi peristiwa mental

yang dialami oleh seseorang; masyarakat yang mengacu pada kumpulan orang-orang

dengan beberapa karakteristik bersama, dan geometri mengacu pada koleksi dari jenis

Page 6: Tugas 1 Filsafat Ilmu (1). Emil Salim

yang spesifik intelektual . Aktivitas Di antara kutub realisme dan nominalisme, ada juga

berbagai posisi lain, tetapi ontologi apapun harus memberi penjelasan tentang kata-kata

yang mengacu kepada badan usaha, yang tidak, mengapa, dan apa kategori hasil. Ketika

seseorang berlaku proses ini untuk kata benda seperti elektron, energi, kontrak,

kebahagiaan, ruang, waktu, kebenaran, kausalitas, dan Tuhan, ontologi menjadi dasar

untuk banyak cabang filsafat

Menurut Suriasumantri (1985),

Ontologi membahas tentang apa yang ingin kita ketahui, seberapa jauh kita ingin tahu,

atau, dengan kata lain suatu pengkajian mengenai teori tentang “ada”. Telaah ontologis

akan menjawab pertanyaan-pertanyaan :

a. apakah obyek ilmu yang akan ditelaah,

b. bagaimana wujud yang hakiki dari obyek tersebut, dan

c. bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia

(seperti berpikir, merasa, dan mengindera) yang membuahkan pengetahuan.

Menurut Soetriono & Hanafie (2007)

Ontologi yaitu merupakan azas dalam menerapkan batas atau ruang lingkup wujud yang

menjadi obyek penelaahan (obyek ontologis atau obyek formal dari pengetahuan) serta

penafsiran tentang hakikat realita (metafisika) dari obyek ontologi atau obyek formal

tersebut dan dapat merupakan landasan ilmu yang menanyakan apa yang dikaji oleh

pengetahuan dan biasanya berkaitan dengan alam kenyataan dan keberadaan.

Menurut Pandangan The Liang Gie

Ontologi adalah bagian dari filsafat dasar yang mengungkap makna dari sebuah eksistensi

yang pembahasannya meliputi persoalan-persoalan :

a. Apakah artinya ada, hal ada ?

b. Apakah golongan-golongan dari hal yang ada ?

c. Apakah sifat dasar kenyataan dan hal ada ?

d. Apakah cara-cara yang berbeda dalam mana entitas dari  kategori-kategori logis yang

berlainan (misalnya objek-objek fisis, pengertian universal, abstraksi dan bilangan)

dapat dikatakan ada ?

Menurut Ensiklopedi Britannica Yang juga diangkat dari Konsepsi Aristoteles

Ontologi Yaitu teori atau studi tentang being / wujud seperti karakteristik dasar dari

seluruh realitas. Ontologi sinonim dengan metafisika yaitu, studi filosofis untuk

menentukan sifat nyata yang asli (real nature) dari suatu benda untuk menentukan arti ,

Page 7: Tugas 1 Filsafat Ilmu (1). Emil Salim

struktur dan prinsip benda tersebut. (Filosofi ini didefinisikan oleh Aristoteles abad ke-4

SM)

Hakekat kenyataan atau realitas memang bisa didekati ontologi dengan dua macam sudut

pandang:

a. kuantitatif, yaitu dengan mempertanyakan apakah kenyataan itu tunggal atau jamak?

b. Kualitatif, yaitu dengan mempertanyakan apakah kenyataan (realitas) tersebut

memiliki kualitas tertentu, seperti misalnya daun yang memiliki warna kehijauan,

bunga mawar yang berbau harum.

Secara sederhana ontologi bisa dirumuskan sebagai ilmu yang mempelajari realitas atau

kenyataan konkret secara kritis.

Arti Istilah epistemology

Istilah “Epistemologi” berasal dari bahasa Yunani yaitu “episteme” yang berarti

pengetahuan dan ‘logos” berarti perkataan, pikiran, atau ilmu. Kata “episteme” dalam

bahasa Yunani berasal dari kata kerja epistamai, artinya menundukkan, menempatkan,

atau meletakkan. Maka, secara harafiah episteme berarti pengetahuan sebagai upaya

intelektual untuk menempatkan sesuatu dalam kedudukan setepatnya. Bagi suatu ilmu

pertanyaan yang mengenai definisi ilmu itu, jenis pengetahuannya, pembagian ruang

lingkupnya, dan kebenaran ilmiahnya, merupakan bahan-bahan pembahasan dari

epistemologinya.

Epistemologi sering juga disebut teori pengetahuan (theory of knowledge). Epistemologi

lebih memfokuskan kepada makna pengetahuan yang berhubungan dengan konsep,

sumber, dan kriteria pengetahuan, jenis pengetahuan, dan lain sebagainya.

Di samping itu terdapat beberapa istilah yang maksudnya sama dengan epistemologi ialah:

1. Gnosiologi

2. Logikal material

3. Criteriologi

Keseluruhan istilah tersebut di atas di dalam bahasa Indonesia pada umumnya disebut

filsafat pengetahuan. Dalam rumusan lain di sebutkan bahwa epistemologi adalah cabang

filsafat yang mempelajari soal tentang watak,batas –batas dan berlakunya ilmu

pengetahuan: demikian rumusan yang di ajukan oleh J.A.N. Mulder. Sebenarnya banyak

Page 8: Tugas 1 Filsafat Ilmu (1). Emil Salim

ahli filsafat (filosof) maupun sarjana filsafat yang merumuskan tentang epistemologi atau

filsafat pengetahuan. Apabila keseluruhan rumusan tersebut di renungkan maka dapat di

pahami bahwa prinsipnya epistemologi adalah bagian filsafat yang membicarakan tentang

terjadinya pengetahuan, sumber pengetahuan, asal mula pengetahuan, batas – batas, sifat

metode dan keahlian pengetahuan. Oleh karena itu sistematika penulisan epitemologi

adalah terjadinya pengetahuan,teori kebenaran, metode – metode ilmiah dan aliran – aliran

teori pengetahuan.

Arti Istilah logika

logika adalah sepenuhnya suatu jenis pengetahuan rasional atau ilmu logika (ilmu

pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk berpikir lurus, tepat dan teratur. Ilmu

disini mengacu pada kecakapan rasional untuk mengetahui dan kecakapan mengacu pada

kesanggupan akal budi untuk mewujudkan pengetahuan kedalam tindakan. Kata logis

yang dipergunakan tersebut bisa juga diartikan dengan masuk akal. Oleh karena itu logika

terkait erat dengan hal-hal seperti pengertian, putusan, penyimpulan, silogisme.

Logika sebagai ilmu pengetahuan dimana obyek materialnya adalah berpikir

(khususnya penalaran/proses penalaran) dan obyek formal logika adalah

berpikir/penalaran yang ditinjau dari segi ketepatannya. Penalaran adalah proses

pemikiran manusia yang berusaha tiba pada pernyataan baru yang merupakan kelanjutan

runtut dari pernyataan lain yang telah diketahui (Premis) yang nanti akan diturunkan

kesimpulan.

Logika juga merupakan suatu ketrampilan untuk menerapkan hukum-hukum

pemikiran dalam praktek, hal ini yang menyebabkan logika disebut dengan filsafat yang

praktis. Dalam proses pemikiran, terjadi pertimbamgan, menguraikan, membandingkan

dan menghubungkan pengertian yang satu dengan yang lain. Penyelidikan logika tidak

dilakukan dengan sembarang berpikir. Logika berpikir dipandang dari sudut kelurusan

atau ketepatannya. Suatu pemikiran logika akan disebut lurus apabila pemikiran itu sesuai

dengan hukum-hukum serta aturan yang sudah ditetapkan dalam logika. Dari semua hal

yang telah dijelaskan tersebut dapat menunjukkan bahwa logika merupakan suatu

pedoman atau pegangan untuk berpikir.

Page 9: Tugas 1 Filsafat Ilmu (1). Emil Salim

Logika Sebagai Cabang Filsafat

Filsafat adalah kegiatan / hasil pemikiran /permenungan yang menyelidiki sekaligus

mendasari segala sesuatu yang berfokus pasa makna dibalik kenyataan atau teori yang ada

untuk disusun dalam sebuah system pengetahuan rasional.

Logika adalah sebuah cabang filsafat yang praktis. Praktis disini berarti logika dapat

dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.Logika lahir bersama-sama dengan lahirnya

filsafat di Yunani. Dalam usaha untuk memasarkan pikiran-pikirannya serta pendapat-

pendapatnya, filsuf-filsuf Yunani kuno tidak jarang mencoba membantah pikiran yang

lain dengan menunjukkan kesesatan penalarannya.Logika digunakan untuk melakukan

pembuktian. Logika mengatakan yang bentuk inferensi yang berlaku dan yang tidak.

Secara tradisional, logika dipelajari sebagai cabang filosofi, tetapi juga bisa dianggap

sebagai cabang matematika.

Logika sebagai cabang filsafat adalah cabang filsafat tentang berpikir. Logika

membicarakan tentang aturan-aturan berpikir agar dengan aturan-aturan tersebut dapat

mengambil kesimpulan yang benar. Dengan mengetahui cara atau aturan-aturan tersebut

dapat menghindarkan diri dari kesalahan dalam mengambil keputusan. Menurut Louis O.

Kattsoff, logika membicarakan teknik-teknik untuk memperoleh kesimpulan dari suatu

perangkat bahan tertentu dan kadang-kadang logika didefinisikan sebagai ilmu

pengetahuan tentang penarikan kesimpulan.

Logika bisa menjadi suatu upaya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti :

Adakah metode yang dapat digunakan untuk meneliti kekeliruan pendapat? Apakah yang

dimaksud pendapat yang benar? Apa yang membedakan antara alasan yang benar dengan

alasan yang salah? Filsafat logika ini merupakan cabang yang timbul dari persoalan

tentang penyimpulan.

Arti Istilah aksiologi

Menurut bahasa Yunani, aksiologi berasal dari kata axios artinya nilai dan logos artinya

teori atau ilmu. Menurut Kamus Bahasa Indonesia aksiologi adalah kegunaan ilmu

pengetahuan bagi kehidupan manusia, kajian tentang nilai-nilai khususnya etika. Dalam

Encyclopedia of Philosophy (dalam Amsal:164) dijelaskan aksiologi disamakan dengan

value and valuation

Page 10: Tugas 1 Filsafat Ilmu (1). Emil Salim

Nilai digunakan sebagai kata benda abstrak, Dalam pengertian yang lebih sempit seperti

baik, menarik dan bagus. Sedangkan dalam pengertian yang lebih luas mencakup sebagai

tambahan segala bentuk kewajiban, kebenaran dan kesucian.

Nilai sebagai kata benda konkret. Contohnya ketika kita berkata sebuah nilai atau nilai-

nilai. Ia sering dipakai untuk merujuk kepada sesuatu yang bernilai, seperti nilainya atau

nilai dia.

Nilai juga dipakai sebagai kata kerja dalam ekspresi menilai, memberi nilai atau dinilai.

Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia

menggunakan ilmunya. Aksiologi adalah istilah yang berasal dari kata Yunani yaitu; axios

yang berarti sesuai atau wajar.

Sedangkan logos yang berarti ilmu. Menurut John Sinclair, dalam lingkup kajian filsafat

nilai merujuk pada pemikiran atau suatu sistem seperti politik, sosial dan agama.

sedangkan nilai itu sendiri adalah sesuatu yang berharga, yang diidamkan oleh setiap

insan.

Dari definisi aksiologi di atas, terlihat dengan jelas bahwa permasalahan utama adalah

mengenai nilai. Nilai yang dimaksud adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk

melakukan berbagai pertimbangan tentang apa yang dinilai.

Teori tentang nilai yang dalam filsafat mengacu pada masalah etika dan estetika.

Aksiologi ilmu terdiri dari nilai-nilai yang bersifat normatif dalam pemberian makna

terhadap kebenaran atau kenyataan sebagaimana dijumpai dalam kehidupan, yang

menjelajahi berbagai kawasan, seperti kawasan sosial, kawasan simbolik atau pun fisik

material. (Koento, 2003: 13). Jadi, aksiologi adalah teori tentang nilai. Berikut ini

dijelaskan beberapa definisi aksiologi :

Menurut Suriasumantri aksiologi adalah teori nilai yang berkaitan dengan

kegunaan dari pengetahuan yang di peroleh.

Menurut Wibisono dalam Surajiyo (2009), aksiologi adalah nilai-nilai sebagai

tolak ukur kebenaran, etika dan moral sebagai dasar normative penelitian dan

penggalian, serta penerapan ilmu.

Scheleer dan Langeveld memberikan definisi tentang aksiologi sebagai berikut.

Scheleer mengontraskan aksiologi dengan praxeology, yaitu suatu teori dasar

tentang tindakan tetapi lebih sering dikontraskan dengan deontology, yaitu suatu

teori mengenai tindakan baik secara moral.  

Langeveld memberikan pendapat bahwa aksiologi terdiri atas dua hal utama, yaitu

etika dan estetika. Etika merupakan bagian filsafat nilai dan penilaian yang

Page 11: Tugas 1 Filsafat Ilmu (1). Emil Salim

membicarakan perilaku orang, sedangkan estetika adalah bagian filsafat tentang

nilai dan penilaian yang memandang karya manusia dari sudut indah dan jelek.

Kattsoff mendefinisikan aksiologi sebagai ilmu pengetahuan yang menyelediki

hakekat nilai yang umumnya ditinjau dari sudut pandang kefilsafatan.

Menurut Bramel dalam Amsal (2009), Aksiologi terbagi tiga bagian:

Moral Conduct, yaitu tindakan moral, Bidang ini melahirkan disiplin khusus yaitu

etika.

Estetic expression, yaitu ekspresi keindahan, bidang ini melahirkan keindahan.

Socio-political life, yaitu kehidupan social politik, yang akan melahirkan filsafat

social politik.

4. Jelaskan 4 komponen dalam memahami substansi filsafat ilmu ?

Komponen ilmu

Ilmu pengetahuan pada hakekatnya memiliki beberapa komponen sebagai berikut

1.      Fenomena, Kejadian atau gejala-gejala yang ditangkap oleh indra manusia dan

dijadikan masalah karena belum diketahui (apa, mengapa, bagaimana) adanya.

2.      Konsep, Istilah atau symbol yang mengandung pengertian singkat dari fenomena, atau

abstraksi dari fenomena.

3.      Variabel adalah adalah konsep yang mempunyai variasi sifat yang dapat dinyatakan

dengan jumlah atau besaran yang bernulai kategorial. Variable sifat, jumlah atau

besaran yang mempunyai nilai kategori (bertingkat) baik kualitatif, maupun kuantitatif

, sebagai hasil penelaan mendasar dari konsep.

4.      Proposisi adalah kalimat ungkapan yang terdiri dari dua variable atau lebih, yang

menyatakan hubungan sebab akibat (kausalitas)

5.       Fakta adalah proposisi yang telah teruji secara empiris (hubungan yang ditunjang

oleh data empiris)

6.      Teori adalah jalinan fakta menurut kerangka bermakna.

a. Indera

Salah satu sumber ilmu pengetahuan adalah indera. Manusia bisa mendapatkan

pengetahuan dengan menggunakan indera yang dimilkinya. Dengan mata manusia bisa

melihat, dengan hidung kita bisa mencium, dengan kulit kita bisa meraba, dengan telinga

kita bisa mendengar dan dengan lidah kita bisa merasakan. Jadi, yang bisa ditangkap oleh

indera adalah benda-benda yang sifatnya fisik. Di luar fisik indera tidak mampu

menangkapnya atau mengetahuinya.

Page 12: Tugas 1 Filsafat Ilmu (1). Emil Salim

Aliran dalam filsafat yang mengatakan bahwa manusia memperoleh pengetahuan melalui

indera disebut dengan empirisme. Aliran ini berpendapat, bahwa empirisme atau

pengalamanlah yang menjadi sumber pengetahuan, baik pengalaman batiniah maupun

lahiriah. Akal bukan jadi sumber pengetahuan, tetapi akal mendapat tugas untuk mengolah

bahan-bahan yang diperoleh dari pengalaman. Metode yang diterapkan adalah induksi.

Para Filosof empirisme antara lain John Locke, David Hume dan William James. David

Hume termasuk dalam empirisme radikal menyatakan bahwa ide-ide dapat dikembalikan

pada sensasi-sensasi (rangsang indera). Pengalaman merupakan ukuran terakhir dari

kenyataan. Wiliam James mengatakan bahwa pernyataan tentang fakta adalah hubungan

di antara benda, sama banyaknya dengan pengalaman khusus yang diperoleh secara

langsung dengan indera.

John Locke dengan teori tabula rasanya mengatakan bahwa manusia itu ketika lahir

bagaikan kertas putih tanpa goresan apa pun artinya ia sama sekali belum memiliki

pengetahuan. Baru kemudian ia mendapatkan pengetahuan dengan menggunakan panca

inderanya untuk mengenali objek-objek yang ada di sekelilingnya. Begitu seterusnya

hingga semua pengalaman dalam hidupnya tersimpan dalam memori pikirannya. Metode

ilmiah yang dipakai untuk memperoleh pengetahuan empiris ini adalah eksperimentasi

atau kalau di dalam Islam kita kenal metode tajribi.

b. Akal

Akal menjadi sumber ilmu pengetahuan selanjutnya setelah indera. Akal semakin

diperhitungkan sebagai sumber pengetahuan karena keterbatasan kemampuan yang

dimiliki oleh indera yang hanya sebatas pada benda-benda fisik saja. Padahal di luar fisik

masih terhampar luas samudera pengetahuan. Selain itu juga pengetahuan inderawi

cenderung menempatkan antara subjek yang mengetahui dengan objek yang diketahui

sama-sama hadir artinya tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Jika demikian sungguh

manusia akan mengalami kerepotan. Misalnya jika kita tidak mengenal pengetahuan

matematis—sebagai salah satu produk ilmu akal—seseorang akan kesulitan dalam

melakukan perhitungan. Tidak mungkin kita menghadirkan benda-benda dalam jumlah

yang banyak karena hal itu akan menyulitkan. Maka cukuplah dengan menggantinya

dengan konsep-konsep angka dalam matematika.

Akal dengan kemampuannya bisa membedakan antara mana yang salah dan mana yang

benar. Selain itu juga akal bekerja dengan menggunakan hukum-hukum logika yang diakui

kebenarannya. Akal dengan tegasnya bisa menunjukkan kelemahan empiris sebagai

Page 13: Tugas 1 Filsafat Ilmu (1). Emil Salim

sumber kebenaran. Misalnya ketika sebatang kayu dicelupkan ke dalam air, kayu tersebut

oleh indera akan tampak membengkok. Tapi apakah benar kayu tersebut mengalami

pembengkokan setelah dicelupkan ke dalam air. Secara rasional tentu saja tidak mungkin

melihat karakter kayu itu bukan benda yang mudah bengkok apalagi hanya dicelupkan ke

dalam air. Di sinilah akal diakui sebagai sumber kebenaran. Dan tentu saja banyak bukti

yang lain. Faham filosofis yang yang menjadikan akal sebagai sumber pengetahuan disebut

rasionalisme.

Aliran ini berpendapat bahwa sumber pengetahuan yang diperoleh melalui akallah yang

memenuhi syarat yang dituntut oleh sifat umum dan yang perlu mutlak, yaitu syarat yang

dipakai oleh semua pengetahuan ilmiah. Pengalaman hanya dapat dipakai untuk

meneguhkan pengetahuan yang didapat oleh akal. Akal dapat menurunkan kebenaran dari

pada dirinya sendiri, yaitu atas dasar asas pertama yang pasti. Metode yang diterapakan

adalah deduktif. Teladan yang dikemukakan adalah ilmu pasti. Di antara para filosof

rasionalis adalah Rene Descartes, B. Spinoza, dan Leibniz.” Rasionalisme memakai prinsip

koherensi dalam pembenarannya. Jadi apa yang benar adalah apa yang koheren dengan

akal. Metode ilmiah yang dipakai adalah metode burhani.

Descartes merupakan filosof pendobrak dalam tradisi kefilsafatan Barat. Ia dianggap

sebagai bapak filosof modern. Gagasannya yang paling monumental adalah Cogito Ergo

Sum “aku berpikir maka aku ada”. Sejak itulah akal benar-benar mendapatkan tempat yang

agung sebagai sumber pengetahuan. Manusia mempunyai posisi yang sangat dominan

sebagai subjek yang berpikir karena ia mempunayi akal. Ia adalah subjek yang sadar akan

keberadaan dirinya sendiri dan keberadaan dunia di sekitarnya.

Berawal dari kesangsian dirinya akan segala hal, ia berusaha membangun landasan

filososif tentang kebenaran yang tak kuat. Ia berpikir bahwa segala sesuatu bisa kita

sanksikan. Bahkan keberadaan dirinya sendiri ia meragukannya. Tapi ada satu hal yang

tidak mungkin bisa ia sanksikan bahwa ia dalam keadaan sanksi itu sendiri. Semakin ia

sanksi semakin ia yakin akan kebenaran kesanksian atas dirinya dan semakin pula ia yakin

akan keberadaan dirinya. Dari sinilah kemudian Descartes baru mengakui akan keberadaan

yang lain. Namun bagaimana jika manusia itu berhenti berpikir, ketika dalam keadaan tidur

misalnya? Descartes mengatakan bahwa masih ada Tuhan yang selalu hidup, yang tidak

pernah berhenti dari semua aktivitasnya.

c. Intuisi

Jika indera dan akal mampu digunakan untuk memperoleh pengetahuan maka demikian

Page 14: Tugas 1 Filsafat Ilmu (1). Emil Salim

halnya dengan intuisi. Bahkan pengetahuan yang berasal dari intuisi inilah yang diakui

kebenarannya. Sebab indera dan akal hanya mampu mendiskripsikan, melukiskan dan

menganalisa sedangkan intuisi bisa menghadirkan pengetahuan secara langsung ke dalam

diri seseorang. Maka pengetahuan inderawi dan akal bisa disebut sebagai pengetahuan

ushuli artinya pengetahuan perolehan yang didapat melalui perantara. Sedangkan

pengetahuan intuisi merupakan pengetahuan hudluri karena objek dari ilmu itu sendiri

hadir ke dalam diri subjek yang mengetahui tanpa sebuah perantara apapun. Sehingga

pengetahuan hushuli cenderung rentan terhadap kesalahan. Misalnya saja ketika ada yang

tidak benar dengan indera maupun akal kita. Sebaliknya pengetahuan intuisi tidak

diragukan lagi kebenarannya.

Pengetahuan intuisi itu sifatnya penyingkapan atas sebuah realita. Jadi seorang subjek

benar-benar merasakan secara langsung apa yang ia alami. Tidak ada pengenalan secara

langsung terhadap sebuah realita selain melalui intuisi. Di sinilah letak kevalidan

pengetahuan intuisi berbeda dengan pengetahuan inderawi dan akal yang hanya

memperlihatkan penampakannya saja.

Di antara para filosof intusionisme—sebuah aliran yang menjadikan intuisi sebagai sumber

pengetahuannya—adalah Henry Bergson seorang filosof Perancis. Pengetahuan intuisi ini

juga sangat familiar di kalangan para mazhab irfani (kaum sufi). Metode yang dipakai kita

kenal dengan metode irfani.

d. Wahyu

Satu-satunya sumber pengetahuan yang tidak bisa diusahakan oleh manusia adalah wahyu.

Artinya ia benar-benar bersumber dan pemberian dari Tuhan. Sehingga kebenarannya tidak

perlu disanksikan lagi. Biasanya pengetahuan ini disampaikan melalui orang-orang pilihan

dan utusan Tuhan dalam bentuk kitab suci.

Dasar dari pengetahuan ini adalah keyakinan dan menjadi salah satu pilar keyakinan

beragama. Orang yang beragama harus meyakini kebenaran semua isi kandungan kitab

suci. Di dalam kitab suci biasanya terkandung cerita-cerita masa lalu. Berita tentang surga,

neraka, pahala dan dosa. Tentu saja yang tak kalah pentingnya adalah kebenaran akan

keberadaan Tuhan pencipta alam. Dan masih banyak berita-berita yang lainnya. Wahyu

merupakan sumber pengetahuan yang kaya. Metode yang dipakai adalah metode bayani.

5. Bagaimanakah validitas pengetahuan itu dapat dinilai ?

Page 15: Tugas 1 Filsafat Ilmu (1). Emil Salim

Nilai-nilai yang berbeda yang terungkap dalam paparan tentang atau upaya untuk

mencari validitas sebenarnya telah dikaji oleh banyak peneliti yang

menitikberatkan pada kekuasaan, meliputi kebudayaan, ideologi, gender,

bahasa/teks, dan relevansi/advokasi. Berbagai tulisan oleh para pakar

kebudayaan termasuk tulisan-tulisan yang terkait erat dengan ideologi, termasuk

feminisme, telah berupaya untuk mengidentifikasi landasan dan asumsi tersirat

dari klaim-klaim validitas/ilmu pengetahuan. Karena lebih seringnya menempuh

jalan yang sama, bukannya berbeda, maka titik-titik keberangkatan tulisan para

pakar di atas seringkali bertemu. Yang menjadi dasar argumentasi dari banyak

paparan tersebut adalah bahwa validitas seyogianya dikesampingkan sma sekali

sebagai sebuah konsep yang praktis atau dikualifikasi secara radikal, ataupun

“dipisahkan dengan tanda penghubung.” Sebagian besar dari ungkapan berikut

ini telah dilontarkan, secara sinis, dengan menggunakan kata-kata gabung

seperti validitas pengganti, validitas katalitik, validitas terinterogasi, validitas

transgresif,, validitas imperiel, validitas simulasi/ironis, validitas tempat, dan

validitas yang penting menyenangkan(baca Atkison, 1990, 1992; Eisner &

Peshkin, 1990; Guba, 1990; Hammersley, 1990, 1992; Lather, 1993; Wolcott,

1991). Sikap-sikap utama terhadap validitas diuraikan berikut ini.

Validitas-sebagai-kebudayaan (VAC: Validity-as-culture) sangat terkenal

dikalangan pakar ilmu sosial. Menerapkan,  mereproduksi, Klaim dasarnya

menyatakan bahwa pakar etnografi merefleksikan, menulis dan kemudian

membaca sudut pandang kebudayaan sendiri untuk ‘others (pihak lain).’ Sudut

pandang merupakan terdakwa dalam validitas. Solusinya mencakup upaya-upaya

untuk menyertakan lebih banyak sudut pandang, meliputi upaya untuk menilai

kembali cara peneliti memandang misi dan tema penelitian. Atkinson (1992)

menyatakan bahwa etnografi dapat dimitoskan, “namun rasa akan kontinuitas

kelas hampir tidak lebih kuat dalam genre Inggris daripada dalam genre Amerika

yang lebih terfokus pada rasa akan tempat” (hal.34).

Validitas-sebagai-ideologi (VAI: Validity-as-ideology) sangat mirip dengan VAC,

kecuali bahwa fokus perhatiannya lebih tercurah pada sifat-sifat kultural tertentu

yang meliputi kekuatan sosial, legitimasi, dan asumsi-asumsi tentang struktur

sosial, semisal bawahan/atasan.

Page 16: Tugas 1 Filsafat Ilmu (1). Emil Salim

Validitas-sebagai-gender (VAG:validity-as-gender), mirip dengan VAC dan VAI,

memusatkan perhatian pada berbagai asumsi yang diterima apa adanya yang

diajuhkan oleh para peneliti ‘berkompeten’ dalam menjalankan tugas konseptual

dan pengumpulan data mereka, meliputi beberapa persoalan menyangkut

kekuasaan dan dominasi dalam internal sosial. Satu kepeduliannya adalah

bahwa aspek-aspek kekuatan sosial yang timpang ini dapat dipulihkan kembali

dan lebih jauh dikukuhkan serta dilegitimasi.

Validitas-sebagai-bahasa/teks, (VAL: validity-as-languagr/text), senada dengan

semua validitas yang diuraikan dimuka, terutama menyangkut bagaimana

kategori kultural dan pandangan tentang dunia, seperti yang tersurat dengan

tegas dalam bahasa dan, secara lebih luas, dalam ‘wacana’ membatasi

keputusan dan pilihan yang membingkai segala sesuatu.

Validitas –sebagai-relevansi/advokasi (VAR: validity-as-relevance/advocacy),

menekankan kemanfaatan dan ‘pemberdayaan’ penelitian agar bermanfaat dan

mengangkat martabat kelomok-kelompok yang seringkali menjadi obyek

penelitian-yaitu orang-orang yang relatif tak berdaya, seperti kaum miskin atau

petani.

Validitas-sebagai-standar (VAS; validity-as-standards), menegaskan bahwa

harapan akan otoritas yang berbeda terhadap ilmu pengetahuan itu sendiri, atau

peneliti yang dilegitimasi oleh ‘jubah kehormatan’ ini, patut dicurigai, dan bahwa

klaim-klaim kebenaran itu sedemikian banyaknya sehingga meruntuhkan otoritas

atau prosedur yang tunggal. Dalam kasus ekstrem, sains tidak lagi berfungsi

sebagai model yang disukai bagi ilmu pengetahuan, karena yang paing utama

pemahamanlah, bukan informasi yang terkodifikasi dan terintegrasi secara

teoretis-sebagai pengetahuan-yang lebih dikehendaki.

6. Jelaskan hubungan filsafat, ilmu pengetahuan dan teknologi ?

Berikut ini adalah perbandingan hubungan antara IPTEK dan filsafat secara umum

Filsafat Ilmu Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Berasal dari akal/pemikiran manusia,

bersifat universal atau umum

Berasal dari akal/pemikiran manusia,

mempelajari hal yang bersifat khusus

Page 17: Tugas 1 Filsafat Ilmu (1). Emil Salim

(memiliki batasan keilmuan)

berusaha mencari hakikat dari

fenomena

Mempelajari fenomena dengan

menggunakan metodologi keilmuannya

Terus berubah menuju hakikat Terus mengalami perubahan

Berusaha mencari kebenaran dari

penyelidikan, pengalaman dan

percobaan (eksperimen)

Mencari kebenaran dengan jalan

berpikir secara radikal, integral dan

universal.

7. Jelaskan filosofi perkembangan iptek di bidang teknik sipil, khususnya pada :

a. Rancangan high rise building tahan gempa

Perkembangan dan kemajuan konstruksi gedung tinggi dan tahan gempa

mulai dari material konstruksi, system struktur, fondasi dan metode

pelaksanaan yang sudah sangat maju hal ini dapat dilihat dari banyaknya

bahan dasar untuk konstruksi beton saat ini, dan kebanyakan gedung tinggi

dan tahan gempa di Indonesia sudah menggunakan konstruksi beton

bertulang, teknologi beton berkembang pesat dari mutu K-175 sampai K-225

Begitu pula system struktur yang digunakan sudah mengikuti perkembangan

teknologi yang ada dengan menggunakan system yang sering diterapkan

adalah konstruksi beton dengan rangka terbuka dan shearwall dengan system

lantai yang popular digunakan pelat balok dan system flab slab dan

sehubungan dengan perkembangan teknologi bahwa bangunan yang tahan

terhadap gempa harus tidak terlalu kaku maka muncullah system lateral lain

seperti interaksi core – rangka terbuka serta core dan outrigger dan adapula

yang menerapkan mixed steel – concrete sebagai system strukturnya ini

teknologi yang digunakan pada bangunan yang gedung yang bertingkat

sangat tinggi

b. Large Dam pada sebuah waduk

Dengan pesatnya perkembangan teknologi dalam perencanaan dan

pelaksanaan pembangunan bendungan telah mengaburkan batasan secara

jelas pengelompokan tipe bendungan, karena sebagai akibat dari usaha para

Page 18: Tugas 1 Filsafat Ilmu (1). Emil Salim

perancang concrete dams dan geotechnical engineers dalam mengatasi

permasalahan bendungan timbunan (Embankment Dams) untuk menurunkan

biaya konstruksi, pemeliharaan serta untuk mendapatkan nilai ekonomis yang

lebih tinggi.

Usaha untuk mendapatkan nilai yang lebih kompetitif diantaranya adalah :

- Tingginya biaya membangun lapisan inti kedap air dan tanah liat diganti

dengan timbunan batu dan melapisi kedap air pada dinding permukaan sisi

hulu bendungan.

- Tingginya biaya tenaga kerja, peralatan dan lamanya durasi waktu

pelaksanaan pada bendungan beton (Concrete Dam) diatasi dengan

pembangunan dengan beton tuang yang langsung dipadatkan (Roller

Compacted Concrete Dams).

- Tingginya biaya pembangunan dan pelimpah darurat (Emergency Spillway)

diatasi dengan mengijinkan air melimpah melalui tubuh bendungan yang

telah dirancang tersendiri baik pada bendungan timbunan (Embankment

Dams) maupun struktur beton (Concrete Dam).

- Penyelidikan yang menerus terhadap perilaku bendungan dan pengaruh

terhadap gempa akan memperbaiki laboratorium test dinamis (Dynamic

Laboratory Method) dan perbaikan pada teknik pembangunan Concrete

Dams dan Embankment Dams.

Berbagai usaha untuk memperoleh Bendungan yang layak terhadap

kelayakan teknis, ekonomis dan lingkungan terus diusahakan hingga saat ini

c. Software paket ketekniksipilan

Ada Bebagai Macam Alat Bantu atau Software Teknik Sipil yang tersedia saat

ini. dimana akan membantu Pekerjaan Teknik sipil melalui bantuan Komputer.

meskipun Sebagai Seorang Ir. Teknik Sipil akan terbantu dengan adanya

Page 19: Tugas 1 Filsafat Ilmu (1). Emil Salim

Software Teknik Sipil namun harus dibarengi dengan pengetahuan untuk

memakai Software Teknik Sipil tersebut.

Software Teknik Sipil yang tersedia saat ini itu berdasarkan jenis pekerjaan

apa yang kita buat. dan berdasarkan Perkembangan Teknologi saat ini

banyak para programer yang sudah menciptakan Software Teknik Sipil

berdasarkan Jenis Pekerjaan Sipil yang ada. Baik untuk Pekerjaan Teknik

Sipil di Bidang Struktur, Pekerjaan Teknik Sipil di Bidang Transportasi, dan

dibidang-bidang yang lainnya.

Maanfaat Software Teknik Sipil

Seperti yang disebutkan diatas Software Teknik Sipil tentu akan Memudahkan

Para Civil Enggginering dalam Melakukan Pekerjaan. dizaman dahulu orang

Mendesain sebuah bangunan membutuhkan Waktu yang lama karena

Menggambar bangunan tersebut dilakukan secara manual, namun saat ini

hanya butuh waktu yang singkat untuk menciptakan sebuah desain Bangunan

yang diinginkan, hal itu disebabkan karena bantuan Software.

Begitu juga dengan perhitungan struktur saat ini sudah membutuhkan waktu

yang singkat jika dibandingkan dengan menghitung secara manual.