tuesday

20
Tuesday, June 17, 2008 Paham Wahabi Sejarah singkat Didirikan Muhammad bin Abdul Wahab dari keluarga klan Tamim yang menganut mazhab Hanbali. Ia lahir di desa Huraimilah, Najd, yang kini bagian dari Saudi Arabia, 1!"" M# masehi, dan meninggal di Dar$iyyah %ada tahun 1&"' H 1!(& M.#. Ia sangat ter%engaruh )leh tulisan*tulisan se)rang ulama besar bermazhab Hanbali Ibnu Taimiyah yang hidu% di abad ke + M. Mengajar di ashrah selama + tahun. -etika %ulang ke kam%ung halamannya ia menul buku yang kemudian menjadi rujukan kaum %engikutnya, -itabut$Tauhid . /ara %engikutnya menamakan diri mereka dengan sebutan kaum Al*Mu0ahhidun %ara %engesa Tuhan2. Seakan hanya kel)m%)k itulah yang %engesa Allah se3ara murni ta ter%)lusi dengan kesyirikan. Sedang kel)m%)k*kel)m%)k lain yang tak se%aham mere angga% sebagai kel)m%)k %elaku syirik, bid$ah dan khura4at yang sesat Uyaynah – pengkairan umat !us"im Setelah Muhammad bin Abdul Wahab %indah ke 5yaynah * Dalam kh)tbah kh)tbah 6umat 5yaynah tsb, ia mulai melakukan 7 terang*terangan mengka4irkan semua kaum Muslimin yang diangga%nya 7melakuk bid$ah in)8asi#, dan mengajak kaum Muslimin agar kembali menjalankan agam se%erti di zaman Nabi. meletakkan te)l)gi ultra%uritannya. Ia mengutuk berbagai tradisi dan akida Muslimin men)lak berbagai ta4sir Al*9ur$:n yang diangga%nya mengandung bid$ah atau Penyerangan Mula*mula ia menyerang mazhab Syiah di luar Ahlusunah2, lalu kaum Su4i, kemudi

Upload: yuni-wijayanti-elf

Post on 04-Nov-2015

239 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

NAME

TRANSCRIPT

Tuesday, June 17, 2008Paham Wahabi Sejarah singkatDidirikan Muhammad bin Abdul Wahab dari keluarga klan Tamim yang menganut mazhab Hanbali. Ia lahir di desa Huraimilah, Najd, yang kini bagian dari Saudi Arabia, tahun 1111 H [1700 M] masehi, dan meninggal di Dar'iyyah pada tahun 1206 H [1792 M.].Ia sangat terpengaruh oleh tulisan-tulisan seorang ulama besar bermazhab Hanbali bernama Ibnu Taimiyah yang hidup di abad ke 4 M.Mengajar di Bashrah selama 4 tahun. Ketika pulang ke kampung halamannya ia menulis buku yang kemudian menjadi rujukan kaumpengikutnya, "Kitabut'Tauhid".Para pengikutnya menamakan diri mereka dengan sebutan kaum Al-Muwahhidun (para pengesa Tuhan). Seakan hanya kelompok itulah yang pengesa Allah secara murni tanpa terpolusi dengan kesyirikan. Sedang kelompok-kelompok lain yang tak sepaham mereka anggap sebagai kelompok pelaku syirik, bid'ah dan khurafat yang sesat

Uyaynah pengkafiran umat MuslimSetelah Muhammad bin Abdul Wahab pindah ke Uyaynah - Dalam khotbah khotbah Jumat di Uyaynah tsb, ia mulai melakukan :

terang-terangan mengkafirkan semua kaum Muslimin yang dianggapnya :melakukan bid'ah [inovasi], dan mengajak kaum Muslimin agar kembali menjalankan agama seperti di zaman Nabi.

meletakkan teologi ultrapuritannya. Ia mengutuk berbagai tradisi dan akidah kaum Muslimin

menolak berbagai tafsir Al-Qur'n yang dianggapnya mengandung bid'ah atau inovasi.

PenyeranganMula-mula ia menyerang mazhab Syiah (di luar Ahlusunah), lalu kaum Sufi, kemudian ia mulai melanjutkan penyerangan terhadap kaum Ahlusunah secara keseluruhan dengan cara yang brutal.

Dengan mengecap mereka dengan berbagai julukan buruk seperti Quburiyuun (pemuja kubur) dikarenakan kaum ahlusunnah sepakat bahwa kuburan para nabi, rasul dan para kekasih Ilahi (Waliyullah) harus dihormati sesuai ajaran pendahulu (Salaf) yang sesuai dengan ajaran Rasul, para Sahabat setia beliau, juga para Tabi'in dan Tabi' Tabi'in.

DiusirTatkala masyarakat mulai merasa seperti duduk di atas bara, Muhammad bin Abdul Wahab diusir oleh penguasa [amir] setempat pada tahun 1774.Ia lalu pindah ke Al-Dar'iyyah, sebuah oase ibu kota keamiran Muhammad bin Sa'ud, masih di Najd.

Al-Dar'iyyahDisini - Muhammad bin Abdul Wahab mendapat angin segar dalam menyebarkan ajaran sesatnya. Ia dihidupi, diayomi dan dilindungi langsung oleh sang Amir Dar'iyah, Muhammad bin Saud.

Ibnu SaudAkhirnya Amir Muhammad bin Saud dan Muhammad bin `Abdul Wahab saling membaiat dan saling memberi dukungan untuk mendirikan negara teokratik. Mazhab Muhammad bin Abdul Wahab pun dinyatakan sebagai mazhab resmi wilayah kekuasaan Ibnu Saud. Dan Muhammad bin `Abdul Wahab akhirnya diangkat menjadi qadhi (hakim agama) wilayah kekuasaan Ibnu Saud. Hubungan keduanya semakin dekat setelah Ibnu Saud berhasil mengawini salah seorang putri Muhammad bin `Abdul Wahab.

Penaklukan dan pembantaianDilakukan, terutama terhadap kabilah-kabilah dan kelompok Ahlusunah yang menolak mazhab mereka (Wahaby), hingga terbentuklah sebuah emirat yg lalu diubah menjadi monarki dengan nama keluarga, Saudi Arabia, (mulai sejak tahun 1932 hingga kini).Pada bulan April tahun 1801, mereka membantai kaum Syi'ah di kota Karbala' (salah satu kota suci kaum Syiah di Irak).

KesaksianSeorang penulis Wahabi menuliskan: "Pengikut Ibnu Saud mengepung dan kemudian menyerbu kota itu. Mereka membunuh hampir semua orang yang ada di pasar dan di rumah-rumah.Harta rampasan [ghanimah] tak terhitung Mereka hanya datang pagi dan pergi tengah hari, mengambil semua milik mereka.Hampir dua ribu orang dibunuh di kota Karbala". Muhammad Finati, seorang muallaf Italia yang ikut dalam pasukan Khalifah daulah Usmaniyyah yang mengalahkan kaumWahabi menulis : "Sebagian dari kami yang jatuh hidup-hidup ke tangan musuh yang kejam dan fanatik itu, dipotong-potong kaki dan tangan mereka secara semena-mena dan dibiarkan dalam keadaan demikian.Sebagian dari mereka, aku saksikan sendiri dengan mata kepala tatkala kami sedang mundur. Mereka yang teraniaya ini hanya memohon agar kami berbelas kasih untuk segera mengakhiri hidup mereka.

Pembenaran untuk membunuhKabilah-kabilah yang tidak mau mengikuti mazhab mereka dianggap kafir, `yang halal darahnya'. Dengan demikian mereka (Wahaby) tidak dinamakan perampok dan kriminal lagi, tapi kaum `mujahid' yang secara teologis dibenarkan membunuh kaum `kafir' termasuk wanita dan anakanak, merampok harta dan memperkosa istri dan putri putrimereka yang dianggap sah sebagai ghanimah (rampasan perang).

Kekejaman berlanjutHanya sedikit yang dapat melarikan diri. Setelah lebih dari 100 tahun kemudian, kekejaman itu masih juga dilakukan. Tatkala memasuki kota Tha'if tahun 1924, merekamenjarahnya selama tiga hari. Para qadhi dan ulama diseret dari rumahrumah mereka, kemudian dibantai dan ratusan yang lain dibunuh

Tangan-tangan InggrisKerajaan Inggris membantu Wahabisme dengan uang, senjata dan keterampilan, sehingga kekuasaan Ibnu Saud menyebar ke seluruh jazirah Arab yang pada masa itu berada dalam kekhalifahan Usmaniyah dengan tujuan melemahkan khilafah itu. Jadi yang menggembosi kekuasaan daulah dan kekhalifahan Usmani adalah kelompok yangterkenal dengan sebutan Wahaby yang sekarang ini mengaku sebagai kelompok Salafy. Orang bisa membacanya dalam buku Hempher, `Confession of a British Spy'.

Hampher adalah seorang orientalis yang menjalin persahabatan dengan Ibnu Abdul Wahab. Tahun 1800 seluruh Jazirah Arab telah dikuasai dan keamiran berubah menjadi kerajaan Saudi Arabia.

Tuduhan pada Kelompok lain berlanjutWahaby menganggap mazhab lain sebagai sesat dan menyesatkan dengan berpatokan pada hadis:

"Kullu bid'ah dhalaalah wa kullu dhalaalah f n-naar".(semua inovasi itu sesat dan semua yang sesat itu masuk neraka).

Kata "bid'ah" yang mereka tuduhkan hanyalah kata pelembut, untuk `kafir',Contoh2 yg diklasifikasikan sbg Bidah menurut paham Wahabi :

-berziarah ke kubur termasuk kubur Nabi,-tawassul,-baca qunut,-talqin,-tahlil,-istighatsah,-berzikir berjamaah,-membaca maulid diba' ataupun burdah yang berupa puji-pujian pada Nabi yang biasa dilakukan kaum Muslimin

Menurut mereka (kaum Wahabi) pelaku-pelaku spt diatas, akan masuk neraka, alias kafir. Dari sinilah akhirnya kaum Wahaby yang mengaku sebagai pengikut Salafy ini layak diberi gelar

"Kelompok Takfir" (jama'ah takfiriyah),

kelompok yang suka mengkafirkan golongan lain yang tidak sepakat dengan ajarannya.

Oleh karena itu, tempat-tempat bersejarah Islam seperti rumah tempat lahir Nabi, rumah Ummul Mu'minin Khadijah tempat tinggal Nabi danbanyak tempat-tempat bersejarah lain yang masuk wilayah kerajaan Arab Saudi kini telah dihancurkan. Kalau tidak mendapat protes dari segenap kaum Muslimin sedunia niscaya kuburan Nabi pun sudah diratakan dengan tanah, sebagaimana yang terjadi di makam para sahabat dan syuhada' Uhud di Baqi' Madinah) dan para keluarga Rasul di Ma'la (Makkah).

Wahabi di luar negeri.Belakangan ini kita sering mendengar berita tentang eskalasi kekerasan di Saudi Arabia, termasuk penghancuran pipa minyak yang dilakukan oleh kaum fundamentalis Wahhabi, yang disebut-sebut sebagai tempat kelahiran Al-Qaeda. Bin Laden sang ketua al-Qaedah adalah seorang Wahabi tulen kelahiran Arab Saudi. Ia dibesarkan dan dijadikananak angkat oleh CIA - USA. Konon anak angkat itu kini telah menjadi anak durhaka terhadap ibu angkatnya, USA.

Bidan yang melahirkan wahabisme adalah kekuatan Imperialis Inggris, dan kini menjadi `kartu as' pemerintahan biadab USA untuk menciptakan perpecahan dalam tubuh umat Islam. Nampaknya, skenario keji ini mulai menunjukkan hasil yang menggembirkan bagi USA dan kekuatan anti Islam lainnya ketika isu-isu tentang ancaman perang saudara di Irak menjadi headline seluruh media Barat yang diikuti secara `latah' oleh mediamedia Indonesia.

Jadi antara Inggris (pembonceng Zionis di Tim-Teng), keluarga Saud, Wahabisme dan USA (sekutu Inggris dan Israel) adalah mata rantai yang tidak dapat dipisahkan. Oleh karenanya tidak terlalu mengherankan jika Wahaby selalu menghamba terhadap kerajaan Saudi.Dan sementara keluarga Saudi selalu bertekuk lutut di hadapan USA saudara kembar Inggris (penyokong kekuasaan keluarga Saud) dalam banyak masalah,termasuk memberi dukungan secara sembunyi-sembunyi terhadap Zionisme Internasional dan turut membenci negara-negara yang anti Israel. Hal itu karena Israel mendapat dukungan penuh dari USA dan Inggris. Wallahu A'lam

Hadits-hadits yang memberitakan akan datangnya Faham Wahabi.

Sungguh Nabi s a w telah memberitakan tentang golongan Khawarij ini dalam beberapa hadits beliau, maka hadits-hadits seperti itu adalah merupakan tanda kenabian beliau s a w, karena termasuk memberitakan sesuatu yang masih ghaib (belum terjadi). Seluruhhadits-hadits ini adalah shahih, sebagaimana terdapat dalam kitab shahih BUKHARI & MUSLIM dan sebagian yang lain terdapatdalam selain kedua kitab tsb. Hadits-hadits itu antara lain:

1. Fitnah itu datangnya dari sini, fitnah itu datangnya dari arah sini, sambil menunjuk ke arah timur (Najed-pen ).

2. Akan muncul segolongan manusia dari arah timur, mereka membaca Al Quran tetapi tidak bisa membersihkannya, merekakeluar dari agamanya seperti anak panah yang keluar dari busurnya dan mereka tidak akan kembali ke agama hingga anak panahitu bisa kembali ketempatnya (busurnya), tanda-tanda mereka bercukur kepala (plontos - pen).

3. Akan ada dalam ummatku perselisihan dan perpecahan kaum yang indah perkataannya namun jelek perbuatannya. Merekamembaca Al Quran, tetapi keimanan mereka tidak sampai mengobatinya, mereka keluar dari agama seperti keluarnya anak panahdari busurnya, yang tidak akan kembali seperti tidak kembalinya anak panah ketempatnya. Mereka adalah sejelek-jelek makhluk,maka berbahagialah orang yang membunuh mereka atau dibunuh mereka. Mereka menyeru kepada kitab Allah, tetapi sedikitpunajaran Allah tidak terdapat pada diri mereka. Orang yang membunuh mereka adalah lebih utama menurut Allah. Tanda-tandamereka adalah bercukur kepala (plontos - pen).

4. Di Akhir zaman nanti akan keluar segolongan kaum yang pandai bicara tetapi bodoh tingkah lakunya, mereka berbicara dengansabda Rasulullah dan membaca Al Quran namun tidak sampai melewati kerongkongan mereka, meraka keluar dari agama sepertianak panah keluar dari busurnya, maka apabila kamu bertemu dengan mereka bunuhlah, karena membunuh mereka adalahmendapat pahala disisi Allah pada hari kiamat.

5. Akan keluar dari arah timur segolongan manusia yang membaca Al Quran namun tidak sampai mengobati mereka, merekakeluar dari agama seperti anak panah keluar dari busurnya, mereka tidak akan bisa kembali seperti anak panah yang tak akankembali ketempatnya, tanda-tanda mereka ialah bercukur kepala (plontos - pen).

6. Kepala kafir itu seperti (orang yang datang dari) arah timur, sedang kemegahan dan kesombongan (nya) adalah (sepertikemegahan dan kesombongan orang-orang yang) ahli dalam (menunggang) kuda dan onta.

7. Dari arah sini inilah datangnya fitnah, sambil mengisyaratkan ke arah timur (Najed - pen).

8. Hati menjadi kasar, air bah akan muncul disebelah timur dan keimanan di lingkungan penduduk Hijaz (pada saat itu pendudukHijaz terutama kaum muslimin Makkah dan Madinah adalah orang-orang yang paling gigih melawan Wahabi dari sebelah timur /Najed - pen).

9. (Nabi s a w berdoa) Ya Allah, berikan kami berkah dalam negeri Syam dan Yaman, para sahabat berkata: Dan dari Najed, wahaiRasulullah, beliau berdoa: Ya Allah, berikan kami berkah dalam negeri Syam dan Yaman, dan pada yang ketiga kalinya beliau s aw bersabda: Di sana (Najed) akan ada keguncangan fitnah serta disana pula akan muncul tanduk syaitan.

10. Akan keluar dari arah timur segolongan manusia yang membaca Al Quran namun tidak sampai membersihkan mereka. Ketikaputus dalam satu kurun, maka muncul lagi dalam kurun yang lain, hingga adalah mereka yang terakhir bersama-sama dengan dajjal.

PEMIKIRAN WAHABI DAN MUHAMMAD ABDUH I. SEJARAH

A. WAHABIWahabi adalah gerakan yang memiliki tujuan memurnikan perilaku keagamaan umat islam yang telah menyimpang dari tuntunan agama yang sebenarnya. Nama gerakan ini dinisbahkan kepada Muhammad bin Abdul Wahhab, seorang yang merasa betapa jauhnya bias kesesatan, bahkan kemusyrikan pada perilaku keagaaman umat Islam saat itu (abad ke 18). Istilah Wahabi ini sebenarnya diberikan oleh musuh musuh aliran ini. Pengikut Muhammad bin Abdul Wahhab sendiri menyebut diri mereka dengan nama al-Muslimun atau al-Muwahhidun, yang berarti pendukung ajaran yang memurnikan ketauhidan Allah SWT. Mereka juga menyebut diri mereka sebagai pengikut Mazhab Hanbali atau ahl as-salaf. Selain itu mereka juga menamakan diri sebagai kaum Sunni, pengikut Mazhab Hanbali , seperti yang dianut oleh Ibnu Taimiyah. Meskipun bermazhab Hanbali, namun mereka tidak ingin taqlid begitu saja kepada perkataan atau keputusan imam mazhab itu (Imam Ahmad din Hanbal), mereka lebih suka menamakan dirinya termasuk Asyafiyyah, yaitu golongan orang sahih dakan tiga generasi pertama sesudah Nabi Muhammad, yang ingin membasmi semua pertumbuhan pertumbuhan baru dalam Islam sesudah generasi itu.Latar belakang kelahiran aliran Wahabi berawal dari pertimbangan pertimbangan yang didasarkan keyakinan keyakinan, bahwa keruntuhan islam dan kelemahannya disebabkan karena adat kebiasaan umat Islam sendiri yang sangat bertentangan dengan ajaran Islam dan banyak perbuatan perbuatan syirik yang tidak sesuai dengan ilmu tauhid yang menjadi tugas terpenting dari Nabi Muhammad pada waktu ia diutus menghadapi suku bangsa Arab Jahiliyah Quraisy penyembah berhala di Mekah. Oleh karena itu perjuangan Wahabi yang terutama ditujukan untuk membina suatu ajaran tauhid yang kuat guna mengembalikan keyakinan umat Islam kepada Allah.Tokoh utama paham ini yang juga merupakan pendirinya adalah Muhammad bin Abdul Wahhab, nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Muhammad bin Abdul Wahhab bin Sulaiman bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Rasyid at-Tamimi. Ia dilahirkan di Uyainah, Nejd pada tahun 1115 H / 1703 M dan wafat di ad-Daryah (sebelah timur Riyadh) tahun 1201 H / 1787 M, saat dewasa ia tinggal di Madinah dan berguru kepada Syekh Abdullah bin Saif dan Syekh Muhammad Hayat Hindi. Kedua orang ini merupakan ahli fikih Hanbali. Setelah menamatkan pelajarannya di Madinah ia juga mengembara ke Irak, Syuriah, Mesir dan Persia. Pada tahun 1744 ia menggalang sebuah kesepakatan dengan Amir Muhammad Ibnu Saud (w. 1179 H / 1766 M) untuk saling menolong gerakan masing masing yang pada akhirnya menjadi satu dalam sebuah gerakan. Muhammad Ibnu Saud sendiri adalah seorang pendiri Dinasti Saud yang kini berkuasa di Arab Saudi.Dengan dalih memurnikan tauhid, para pengikut Muhammad bin Abdul Wahhab menghilangkan kuburan kuburan yang sering dikunjngi oleh orang orang yang meminta syafaat dari orang yang dikuburkan (syekh atau wali). Pada tahun 1802 mereka menyerang Karbala, kota dimana terdapat kuburan Husein bin Ali bin Abi Thalib, yang sangat dipuja oleh golongan Syiah. Beberapa tahun kemudian mereka menyerang Madinah, kubah yang ada di atas kuburan kuburan disana mereka hancurkan, hiasan hiasan yang ada di kuburan Nabi SAW juga dirusak. Dari Madinah mereka teruskan penyerangan ke Mekah, disini kiswah sutra yang menutup Kabah juga dirusak. Semua itu di anggap bidah. Tetapi pada tahun 1813 ekspedisi yang diutus Muhammad Ali (penguasa wilayah taklukan Kerajaan Usmani di Mesir) atas perintah dari Sultan Mahmud II (Kerajaan Usmani / Ottoman di Istanbul) berhasil membebaskan kembali Mekah dan Madinah. Pada saat itu gerakan Wahabi menjadi sangat lemah bahkan hampir pudar.Gerakan Wahabi mulai bangkit kembali pada permulaan abad ke-20 di Arab Saudi. Penyokongnya adalah Abdul Aziz ibn Saud, yang menduduki Mekah pada tahun 1924, serta Jedah dan Madinah setahun cerikutnya. Sejak saat itu aliran dan kekuatan politik Wahabi mempunyai kedudukan yang kuat di Arab.Di Indonesia sendiri ajaran Wahabi masuk melalui kaum paderi di Minangkabau serta di kembangkan oleh tiga tokohnya, yaitu Haji Sumanik dari Luhak Tanah Datar, Haji Piobang dari Luhak Lima Puluh Kota, dan Haji Miskin dari Luhak Agam.

B. MUHAMMAD ABDUHSeorang pemikir, teolog, dan pembaharu dalam Islam di Mesir yang hidup pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Ia lahir pada masa pemerintahan Muhammad Ali Pasya, tepatnya di Mahallat Nasr pada tahun 1265 H / 1849 M dan wafat di Kairo pada tahun 1323 H / 1905 M. ayahnya bernama Abduh Hasan Khair Allah, berasal dari Turki, sedangkan ibunya berasal dari suku Arab asli yang menurut riwayat, silsilah keturunannya sampai kepada Umar bin Khattab.Ia belajar ilmu tasawuf pada Syekh Darwisy Khadr, seorang pengikut Tarekat Syaziliah di desa Kanisah. Abduh masuk al-Azhar pada tahun 1866, ketika menjadi mahasiswa di Al Azhar, pada tahun 1869 Abduh bertemu dengan seorang ulama' besar yang disebut-sebut sebagai pembaharu dalam Islam, yaitu Jamaluddin Al-Afghani, dirinya bertemu dengan Al-Afghani dalam sebuah diskusi. Sejak itulah Abduh tertarik kepada Jamaluddin Al-Afghani dan banyak belajar darinya. Al-Afghani adalah seorang pemikir modern yang memiliki semangat tinggi untuk membuat paradigma baru yaitu memutuskan rantai pemikiran umat islam yang ortodok dan cara berfikir yang fanatik. Nuansa baru yang ditiupkan oleh Al-Afghani, berkembang pesat di Mesir terutama di kalangan mahasiswa Al Azhar yang langsung dipelopori oleh Muhammad Abduh. Karena cara berpikir Abduh yang lebih maju dan sering bersentuhan dengan jalan pikiran kaum rasionalis Islam atau kaum Muktazilah (melalui buku Syarh at-Tafzani Ala al-Aqaid an-Nasafiyah / Penjelasan Taftazani tentang Kepercayaan Aliran Nasafiyah ), menyebabkan ulama Al Azhar sempat menuduhnya telah meninggalkan mahzab Asyariyah dan berpindah haluan menjadi penganut paham Mutazilah. Namun Muhammad Abduh menampik tuduhan tersebut secara diplomatis dengan mengatakan : Yang terang saya telah meninggalkan taklid kepada Asyari, maka mengapa saya harus bertaklid pula kepada Mutazilah ? Saya akan meninggalkan taklid kepada siapa pun juga dan hanya berpegang kepada dalil yang dikemukakan.Setelah tamat dari al-Azhar pada tahun 1877, ia memulai karir sebagai pengajar di universitas tersebut sebagai pengajar logika, teologi dan filsafat. Di samping itu ia juga mengajar di Dar a-Ulm sebagai pengajar mata kuliah sejarah (buku yang dikajinya adalah Mukaddimah Ibn Khaldun). Disamping profesinya sebagai guru, Abduh juga menekuni bidang jurnalistik dengan menulis artikel artikel untuk surat kabar, terutama al-Ahram (Piramid) yang mulai terbit tahun 1876. Kariernya disini menanjak menjadi pemimpin redaksi al-WaqaI al-Misyriyah (Peristiwa peristiwa Mesir).Pada awal tahun 1884, Abduh pergi ke Paris atas panggilan al Afghany yang saat itu telah berada disana. Bersama al Afghany, disusunlah sebuah gerakan untuk memberikan kesadaran kepada seluruh umat Islam yang bernama al-'Urwatul Wutsqa. Untuk mencapai cita-cita gerakan tersebut, diterbitkanlah pula sebuah majalah yang juga diberi nama al-'Urwatul Wutsqa. Suara kebebasan berpendapat yang digulirkan al Afghani dan Abduh melalui majalah ini menyebar ke seluruh dunia dan memberikan ruh yang cukup kuat terhadap kebangkitan umat Islam. Sehingga dalam waktu yang sangat singkat, kaum imperialis merasa khawatir atas gerakan ini, akhirnya pemerintah Inggris melarang majalah tersebut masuk ke wilayah Mesir dan India. Akhir tahun 1884, setelah majalah tersebut terbit pada edisi ke-18, pemerintah Perancis melarang diterbitkannya kembali majalah 'Urwatul Wutsqa. Kemudian Abduh diperbolehkan kembali ke Mesir dan al Afghany melanjutkan pengembaraannya ke Eropa. Setelah kembali ke Mesir, Abduh kembali diberi jabatan penting oleh pemerintah Mesir. Ia juga membuat beberapa perbaikan di Universitas al Azhar. Puncaknya, pada tanggal 3 Juni 1899, Abduh mendapatkan kepercayaan dari pemerintah Mesir untuk menduduki jabatan sebagai Mufti Mesir. Kesempatan ini dimanfaatkan Abduh untuk kembali berjuang meniupkan ruh perubahan dan kebangkitan kepada umat Islam.

II. POKOK PIKIRAN DAN AJARAN

A. WAHABIInti ajaran yang dibawa oleh Ibnu Abdul Wahhab sangat dipengaruhi oleh ajaran ajaran yang dibawa oleh Ibnu Taimiyyah. Ada dua inti ajaran Wahabi :a. Kembali kepada ajaran islam yang asliYang dimaksudkan adalah ajaran Islam yang dianut dan dipraktekkan oleh Nabi Muhammad SAW, sahabat dan para tabiin.b. Prinsip yang berhubungan dengan masalah ketauhidanSebagai upaya pemurnian tauhid ini, secara khusus Ibnu Abdul Wahhab menyusun kitab at-Tauhid yang memuat pandangan pandangannya sekitar tauhid, syirik, dan lain lain yang menyangkut masalah akidah Islam. Menurutnya, kalimat la ilaha illa Allah (tiada Tuhan selain Allah) tidak cukup hanya diucapkan tetapi harus dimanifestasikan dengan la mabud illa Allah (tidak ada yang disembah kecuali Allah). Menurut kitab at-Tauhid karangan Muhammad ibn Abdul Wahhab sendiri ada dua tingkatan iman yang menjadi dasar ajaran tauhidnya :1. Tauhid RububiyahYaitu pengakuan adanya Tuhan sebagai pencipta dan sebagai pemelihara apa yang diciptakannya daripada alam ini. Tauhid ini sudah terdapat pada suku bangsa- bangsa Arab sebelum kedatangan Islam.2. Tauhid UluhiyahTauhid Uluhiyah adalah tauhid yang lebih tinggi tingkatannya, karena dalam tingkat ini tidak hanya pengakuan terhadap penciptaan alam semesta oleh Allah, tetapi juga seluruh perbuatan manusia harus dipertanggung terhadap Allah. Tauhid uluhiyah juga berarti pengakuan bahwa Allah satu satunya yang wajib disembah.Inti ajaran tauhid Muhammad bin Abdul Wahab antara lain : Yang boleh dan harus disembah adalah Tuhan, dan orang yang menyembah selain Tuhan telah menjadi musyrik dan boleh dibunuh; Kebanyakan orang Islam bukan lagi penganut paham tauhid yang sebenarnya karena meminta pertolongan bukan lagi dari Tuhan, malainkan dari syekh atau wali dan dari kekuatan ghaib, dan orang Islam yang demikian juga telah menjadi musyrik; Menyebut nama nabi, malaikat atau syekh sebagai perantara dalam doa juga merupakan syirik; Meminta syafaat selain kepada Tuhan adalah juga syirik; Bernazar selain kepada Tuhan juga merupakan syirik; Memperoleh pengetahuan selain dari Al-Quran dan Hadist merupakan kekufuran; Tidak percaya kepada qada dan qadar Tuhan juga merupakan kekufuran; Menafsirkan Al-Quran dengan takwil addalah kafir.B. MUHAMMAD ABDUHAbduh adalah salah satu ahli kalam Sunni yang paling berarti. Seperti Ibnu Taimiyah, Abduh mengajukan argumentasi tentang keharusan membuka kembali pintu ijtihad untuk selamanya dan dengan keras menolak system penganutan paham tanpa kritik (taqlid), tetapi berbeda dari Ibnu Taimiyah dan lebih mirip dengan kaum muktazilah, Abduh deperti halnya juga al-Afgani melihat pentingnya falsafah dan mempelajarinya.Sebagai seorang teolog, corak pemikiran Abduh sangat rasional, begitu besarnya peranan yang diberikan oleh akal sehingga Harun Nasution menyimpulkan bahwa Muhammad Abduh memberi kekuatan yang lebih tinggi kepada aqal daripada Mutazilah. Hal ini dapat dilihat dari beberapa pendapatnya, antara lain :a. Konsep iman Tentang iman, Abduh menjelaskan bahwa iman adalah pengetahuan hakiki yang diperoleh akal melalui argument argument yang kuat dan membuat jiwa seseorang menjadi tunduk dan pasrah. Baginya, iman bukan hanya sekedar tasdiq (pengakuan), melainkan juga makrifat dan perbuatan. Iman meliputi tiga unsur : ilmu (pengetahuan), iktikad (kepercayaan), dan yakin (keyakinan).b. Sifat sifat TuhanPandapatnya dijelaskan dalam buku Hasyiyah Ala Syarh ad-Dawani li al-Aqaid al-Adudiyah (Komenter terhadap Penjelasan ad-Dawani terhadap Akidah akidah yang meleset), bahwa sifat Tuhan adalah esensi Tuhan.c. Perbuatan TuhanAbduh mengakui adanya perbuatan perbuatan yang wajib bagi Tuhan dan yang mewajibkan perbuatan-Nya itu adalah diri-Nya sendiri.d. Keadilan TuhanMengenai soal keadilan Tuhan, Abduh berpendapat bahwa Tuhan maha adil. Tuhan mustahil berbuat aniaya. Karena itu, hukuman dan pahala yang diberikan kepada manusia sesuai dengan perbuatan jahat dan baik yang telah dilakukannya.e. Kekuasaan dan kehendak TuhanIa mengakui bahwa Tuhan itu maha kuasa dan maha berkehendak. Meskipun demikian, Tuhan tidak bertindak sewenang wenang karena bertentangan dengan keadilan-Nya. Tuhan membatasi kekuasaan dan kehendak mutlak-Nya dengan sunah-Nya yang tidak mengalami perubahan.f. Perbuatan manusiaMenurut Abduh, manusia diberi kebebasan untuk berkehendak dan berbuat. Ia bebas memilih perbuatan mana yang hendak dilakukannya. Umtuk itu manusia dibekali akal untuk berpikir dan dengan akalnya ia mempertimbangkan akibat dari perbuatannya. Manusia tidaklah bebas secara mutlak, kebebasannya dibatasi oleh hukum alam ciptaan Allah SWT.g. Kekuatan akalAkal dalam system teologi Abduh mempunyai kekuatan yang sangat tinggi. Baginya akal dapat mengetahui adanya Tuhan dan sifat sifat-Nya, mengetahui adanya hidup di akherat, mengetahui kebaikan dan kejahatan, mengetahui kewajiban berbuat baik dan kewajiban menjauhi perbuatan jahat, serta membuat hukum hukum. Abduh juga berpendapat bahwa dengan akalnya manusia dapat memilih perbuatan mana yang akan ia lakukan, dengan demikian Abduh menganut paham Qadariyah (free will), paham yang menyatakan bahwa perbuatan manusia adalah perbuatannya sendiri dengan hakiki.h. Fungsi wahyuMenurut Abduh, wahyu mempunyai dua fungsi utama, yaitu menolong akal untuk mengetahui secara rinci mengenai kahidupan akhirat dan menguatkan akal agar mampu mendidik untuk hidup secara damai dalam lingkungan sosialnya.

III. TINJAUAN

Abdul Wahhab dan Muhammad Abduh merupakan dua tokoh pembaharu dalam Islam, ajaran ajaran mereka hampir bersesuaian, terutama dalam hal penolakan taqlid. Tak dapat disangkal bahwa ajaran ajaran Ibn Taimiyah sangat berpengaruh pada aliran Wahabi dan pemikiran Muhammad abduh. Dalam kitab Majemu at-Tahid, salah satu kitab terpenting mengenai keyakinan Wahabi termuat juga karangan Ibn Taimiyah, beberapa diantaranya adalah Al-Qaidah al-Wasitah dan Al-Furqan baina auliya ir-Rahman wa auliya isyithan. Menurut Dr. W, Diffelen, paham yang sejalan ini mungkin karena persamaan sumbernya. Baik Wahabi maupun Taimiyah sama sama menamakan dirinya pengikut Imam Ahmad bin Hanbal.Perbedaan antara aliran paham Wahabi dan Taimiyah, termasuk juga murid murid dan pengikutnya terletak pada persoalan. Bahwa Wahabi terutama menunjukan perjuangannya dalam usaha membersihkan Islam dari dalam, karena mereka berpendapat bahwa keruntuhan Islam tidak tidak disebabkan oleh factor yang datang dari luar, tetapi factor yang datang dari Islam sendiri. Sedangkan Ibn Taimiyah berpendapat bahwa kerusakan Islam itu disebabkan oleh orang Yahudi dan Kristen yang memasukannya ke dalam ajaran Islam. Pernyataan Wahabi ini bersesuaian dengan pernyataan Muhammad Abduh yang terkenal yaitu bahwa Islam tertutup dari Kaum Muslimin (al-Islam mahjub bi al-muslimin).

Gerakan Pembaharuan Islam oleh Muhammad bin Abdul Wahab (1838/1839-1897)

Nama Lengkapnyaadalah Muhammad bin Abd al-Wahhb bin Sulaiman bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Rasyid bin Barid bin Muhammad bin al-Masyarif at-Tamimi al-Hambali an-Najdi. Ia lahir di Uyaynah pada 1730 M/l115 H dan wafat di Daryah tahun 1206 H (1793M). Ayah dan kakeknya adalah ulama terkenal di Najd/Nejad (Arab Saudi). Dari ayahnya ia memperoleh pendidikan di bidang keagamaan dan mengembangkan minatnya di bidang tafsir, hadits, dan hukum madzhab Hanbaliyah. Untuk meningkatkan pengetahuannya ia banyak melakukan perjalanan mencari ilmu. Ia juga membaca karya-karya Ibn Taimiyah dan Ibn al-Qayyim al-Jauziyah, sehingga ia benar-benar menjadi seorang ulama, ahli hukum dan pembaharu ternama.Dia adalah seorang ahli teologi agamaIslamdan seorang tokoh pemimpin gerakan keagamaan yang pernah menjabat sebagaimuftiDaulah Su'udiyyah, yang kemudian berubah menjadiKerajaan Arab Saudi. Dia juga merupakan seorang ulama besar yang produktif, karena buku-buku karangannya tentang islam mencapai puluhan buku, diantaranya buku yang berjudul Kitab At-Tauhid yang isinya tentang pemberantasan syirik, khurafat, takhayul dan bidah yang terdapat di kalangan umat Islam dan mengajak umat Islam agar kembali kepada ajaran tauhid yang murni.Proses pembaharuannya dimulai dengan banyak menyampaikan ceramah dan khutbah dengan berani dan antusiasme. Oleh karena itu, ia cepat memperoleh banyak pendukung. Pada permulaan ini pula ia melahirkan karya terkenal berjudul Kitb al-Tauhd. Setelah kematian ayahnya pada 1740, Muhammad Ibn Abdul Wahhab semakin populer dan gerakannya mendapat dukungan dari pemerintah Kerajaan Ibn Saud.Muhammad bin Abd al-Wahhb, adalah seorang ulama berusaha membangkitkan kembali pergerakan perjuangan Islam secara murni. Para pendukung pergerakan ini sesungguhnya menolak disebutWahabbi, karena pada dasarnya ajaran Ibnu Wahhab menurut mereka adalah ajaran Nabi Muhammad, bukan ajaran tersendiri. Karenanya mereka lebih memilih untuk menyebut diri mereka sebagai Salafis atau Muwahhidun, yang berarti "satu Tuhan".Istilah Wahhabi sering menimbulkan kontroversi berhubung dengan asal-usul dan kemunculannya dalam dunia Islam. Umat Islam umumnya terkeliru dengan mereka kerana mereka mendakwa mazhab mereka menuruti pemikiran Ahmad ibn Hanbal dan alirannya, al-Hanbaliyyah atau al-Hanabilah yang merupakan salah sebuah mazhab dalam Ahl al-Sunnah wa al-Jama'ah. Ia tumbuh dan dibesarkan dalam kalangan keluarga terpelajar. Ayahnya adalah seorang tokoh agama di lingkungannya. Sedangkan abangnya adalah seorang qadhi (mufti besar), tempat di manamasyarakat Najdmenanyakan segala sesuatu masalah yang bersangkutan dengan agama.Dia menempuh berbagai macam cara, dalam menyampaikan dakwahnya, sesuai dengan keadaan masyarakat yang dihadapinya. Di samping berdakwah melalui lisan, beliau juga tidak mengabaikan dakwah secara pena dan pada saatnya juga jika perlu beliau berdakwah dengan besi (pedang).Maka Syeikh mengirimkan suratnya kepada ulama-ulama Riyadh dan para umaranya, salah satunya adalahDahham bin Dawwas. Surat-surat itu dikirimkannya juga kepada para ulama dan penguasa-penguasa. Ia terus mengirimkan surat-surat dakwahnya itu ke seluruh penjuru Arab, baik yang dekat ataupun jauh. Di dalam surat-surat itu, beliau menjelaskan tentang bahayasyirikyang mengancam negeri-negeri Islam di seluruh dunia, juga bahayabidah,khurafatdantakhayul.Berkat hubungan surat menyurat Syeikh terhadap para ulama dan umara dalam dan luar negeri, telah menambahkan kemasyhuran nama Syeikh sehingga beliau disegani di antara kawan dan lawannya, hingga jangkauan dakwahnya semakin jauh berkumandang di luar negeri, dan tidak kecil pengaruhnya di kalangan para ulama dan pemikir Islam di seluruh dunia, seperti diHindia,Indonesia,Pakistan,Afganistan,Afrika Utara,Maghribi, Mesir, Syria, Iraq dan lain-lain lagi.Inti gerakan pembaharuannya adalah : pertama, pembaharuan Islam yang paling utama disandarkan pada persoalan tauhid. Dalam hal ini, Muhammad Ibn Abdul Wahhab dan para pengikutnya membedakan tauhid menjadi tiga macam; tauhd rubbiyah, tauhd ulhiyah dan tauhd al-asm wa al-sift (C.M.Helm, 1981: 88-89). Menurut Abdul Wahhab, Allah adalah Tuhan alam semesta yang maha kuasa, dan melarang penyifatan kekuasaan Tuhan pada siapapun kecuali Dia. Dialah yang menciptakan manusia dan alam dari tiada. Eksistensi Allah dapat dirasakan melalui tanda-tanda dan ciptaan-Nya yang tersebar di seluruh alam, seperti siang dan malam, matahari dan bulan, gunung-gunung dan sungai-sungai, dan seterusnya. Allah adalah Tuhan yang berhak disembah. Segala urusan manusia sehari-hari harus didasarkan pada Al-Quran dan Sunnah Nabi. Tuhan sama sekali tidak dapat dibandingkan dengan apapun (QS. Asy-Syr/42: 11). Baik dan buruk berasal dari Allah dan manusia tidak bebas berkehendak.Wahhab tidak mempercayai superioritas ras; superioritas atau inferioritas tergantung pada ketaqwaan pada Allah. Tauhd ulhiyyah dipandang sebagai tauhd amal. Tauhid ini didasarkan atas rukun Islam dan rukun Iman. Yang termasuk dalam tauhid ini adalah semua bentuk ibadah harian, keyakinan dan tindakan iman serta perjuangan dengan penuh kecintaan, ketaqwaan, harapan dan kepercayaan pada Allah.Wahhab percaya pada makna harfiah Al-Quran termasuk ungkapan-ungkapan antropomorfisme tentang Allah; tetapi bukan berarti ini mengharuskan antropomorfisme bagi Allah. Ia berpendapat bahwa orang beriman akan melihat Allah di surga, tetapi bentuk dan rupa Allah melampaui akal manusia (Saedullah, 1973: 138). Kedua, Wahhab sangat tidak setuju dengan para pendukung tawashshul. Menurutnya, ibadah adalah cara manusia berhubungan dengan Tuhan. Usaha mencari perlindungan kepada batu, pohon dan sejenisnya merupakan perbuatan syirik. Demikian juga bertawassul kepada orang yang sudah mati atau kuburan orang suci sangat dilarang dalam Islam dan Allah tidak akan memberikan ampunan bagi mereka yang melakukan perbuatan demikian. Ini bukan berarti ziyarah kubur tidak diperkenankan, namun perbuatan-perbuatan bidah, takhayul dan khurafat yang mengiringi ziyarah semestinya dihindarkan agar iman tetap suci dan terpelihara (Ayman al-Yassini, 1995: 307-308).Ketiga, sumber-sumber syariah Islam adalah Al-Quran dan Sunnah. Menurutnya, Al-Quran adalah firman Allah yang tak tercipta, yang diwahyukan pada Muhammad melalui malaikat Jibril; ia merupakan sumber paling penting bagi syariah. Ia hanya mengambil keputusan berdasarkan ayat-ayat muhkamt dan tidak berani mempergunakan akal dalam menafsirkan ayat-ayat mutasybiht. Maka, ia menyarankan agar kaum Muslim mengikuti penafsiran Al-Quran generasi al-salaf al-shlih. Sementara itu, Sunnah Nabi adalah sumber terpenting kedua. Sedangkan ijma adalah sumber ketiga bagi syariah dalam pengertian terbatas; ia hanya mempercayai kesucian ijma yang berasal dari tiga abad pertama Islam, karena hadits yang memuat Sunnah Nabi sebagai jawaban atas setiap masalah, dikembangkan Muslim selama 3 abad pertama (D.S. Margouliouth, t.th.: 661). Ia menolak ijma dari generasi belakangan. Oleb karena itu, menurutnya semua komunitas Muslim dapat melakukan kesalahan dalam menyusun hukum-hukum secara independen melalui proses ijma.Wahhab juga akan tetap memilih mengikuti hadits yang otentik daripada pendapat para ulama yang menjadi idolanya, sekalipun seperti Ahmad Ibn Hanbal, Ibn Taimiyah dan Ibn al-Qayyim. Jadi, ia percaya bahwa hukum Islam dan dinamika kehidupan Muslim akan tetap hidup dengan menekankan pentingnya ijtihad terhadap Al-Quran dan Sunnah. Namun demikian, ia tidak keberatan bagi siapapun untuk mengikuti salah satu dari empat madzhab Imam asalkan sesuai dengan Al-Quran dan Sunnah.Keempat, serupa dengan Ibn Taimiyah, Wahhab menyatakan pentingnya negara dalam memberlakukan secara paksa syariah dalam masyarakat yang otoritas tertinggi ada di tangan khalifah atau imam yang harus bertindak atas dasar saran ulama dan komunitasnya. Jika seseorang menjadi khalifah dengan konsensus komunitas Muslim, maka ia harus ditaati. Ia juga memandang sah upaya penggulingan khalifah yang tidak kompeten oleh Imam yang kompeten melalui kekerasan dan paksaan. Namun demikian, khalifah yang tidak kompeten tetap harus dipatuhi sepanjang ia melaksanakan syariah dan tidak menentang ajaran-ajaran Al-Quran dan sunnah. Wahhab juga memuji pentingnya jihad untuk melaksanakan syariah sekaligus menyebarkan syiar Allah ke seluruh penjuru dunia (R.B.Winder, 1965: 12).Pembaharuan Muhammad Ibn Abdul Wahhab memurnikan Islam dari segala bidah, takhayul dan khurafat, tampaknya menjadi inspirasi bagi gerakan-gerakan pembaharuan yang terjadi di dunia Muslim dari waktu ke waktu. Di negara Arab sendiri ajaran-ajaran Wahhab kemudian menjadi Wahhabi karena dukungan Ibn Saud dan putranya Abdul Aziz.Muhammad bin `Abdul Wahab telah menghabiskan waktunya selama 48 tahun lebih di Dariyah. Keseluruhan hidupnya diisi dengan kegiatan menulis, mengajar, berdakwah dan berjihad serta mengabdi sebagai menteri penerangan Kerajaan Saudi di Tanah Arab. Muhammad bin Abdul Wahab berdakwah sampai usia 92 tahun, beliau wafat pada tanggal 29 Syawal 1206 H, bersamaan dengan tahun 1793 M, dalam usia 92 tahun.

B. Latar belakang pemikiran dan gerakan Muhammad Ibnu Abdul WahabPada abad ke 18 Masehi, ajaran aqidah islamiah di jazirah Arabia sudah sangat dominan bercampur baurnya ajaran islam dengan unsur-unsur ajaran agama lain, ajaran tarekat, animisme, pemujaan guru/seykh dan ajaran lainnya, antara lain :1. Kuburan atau makam para ulama, seykh atau guru tarekat, merupakan tempat meminta supaya menjadi kaya, mendapat jodoh, anak dan lain-lain yang dapat merusak aqidah.2. Taklid sangat berkembang, sehingga tampak pintu ijtihad tertutup.Sebagai reaksi terhadap ajaran-ajaran itu timbullah usaha-usaha pemurnian ajaran islam dan sekaligus merupakan gerakan pembaharuan, pada kondisi seperti inilah muncul tokoh pembaharu yang bernama Muhammad Ibnu Abdul Wahab (1703-1787) dan sebelumnya telah dirintis oleh Ibnu Taimiyah dan muridnya Ibnu Qayyim al-Jauziyah (Yusran Asmuni, 2001).Pemikiran yang dicetuskan oleh Muhammad Ibnu Abdul Wahab untuk memperbaiki kedudukan ummat islam timbul bukan sebagai reaksi terhadap suasana politik seperti yang terdapat di kerajaan Usmani dan kerajaan Mughal, tetapi sebagai reaksi terhadap paham tauhid yang terdapat di kalangan umat islam di waktu itu. Kemurnian faham tauhid mereka telah dirusak oleh ajaran-ajaran tarekat yang semenjak abad ketiga belas memang tersebar luas di dunia islam.Disetiap Negara islam yang dikunjunginya Muhammad Ibnu Abdul Wahab melihat kuburan-kuburan seykh tarekat bertebaran. Tiap kota, bahkan kampung-kanpung, mempunyai kuburan seykh atau wali masing-masing. Ketika umat islam naik haji, mereka pergi ke kuburan-kuburan itu dan meminta pertolongan dari seykh atau wali yang dikuburkan di dalamnya, untuk menyelesaikan problema hidup mereka sehari-hari. Ada yang meminta supaya diberi anak, ada pula yang meminta supaya diberi jodoh, ada lagi yang meminta supaya disembuhkan dari penyakitnya, dan ada pula yang meminta supaya diberi kekayaan. Demikianlah bermacam-macam permohonan yang diajukan kepada seykh atau wali yang diistirahatkan dalam kuburan-kuburan itu. Seykh atau wali yang sudah meninggal dunia itu dipandang sebagai orang yang berkuasa untuk menyelesaikan segala persoalan yang dihadapi manusia di alam ini.Karena pengaruh tarekat ini , permohonan dan doa tidak lagi langsung dipanjatkan kepada Tuhan, tetapi melalui syafaat seykh atau wali tarekat, yang dipandang sebagai orang yang dapat mendekati Tuhan dan memperoleh rahmatNya. Menurut keyakinan orang-orang yang berziarah ke kuburan seykh dan wali tarekat, seperti tersebut di atas, bahwa Tuhan tidak dapat didekati kecuali perantara, maka perantara dalam hal ini adalah para wali atau seykh yang telah meninggal tersebut.Selain itu menurut Muhammad Ibnu Abdul Wahab kemurnian tauhid dirusak bukan hanya oleh pujaan pada seykh dan wali. Faham animism masih mempengaruhi keyakinan umat islam. Di satu tempat ia melihat orang berziarah ke sebatang pohon kurma, karena pohon itu diyakini mempunyai kekuatan gaib. Di tempat lain ia melihat batu bsar yang di puja. Kaum muslimin pergi ke tempat serupa itu untuk meminta pertolongan dalam mengatasii persoalan-persoalan hidup mereka. Tuhan, yang kepada-Nyalah seharusnya dipanjatkan doa dan permohonan telah dilupakan. Keyakinan serupa ini, menurut faham Muhammad Ibnu Abdul Wahab merupakan perbuatan syirik atau politeisme. Dan syirik adalah dosa terbesar dalam islam, dosa yang tidak dapat diampuni Tuhan (Harun Nasution, 1996).Dalam Ensiklopedi Islam disebutkan tiga penyebab timbulnya pemikiran dan gerakan Muhammad Ibnu Abdul Wahab beserta pengikutnya :Kekacauan stabilitas politik. Secara politik, lemahnya kekuasaan islam di bawah pemerintahan Turki Usmani, penguasa tunggal umat islam pada saat itu, sehingga terjadinya tindakan sparatisme di daerah kekuasaan islam pada waktu itu, sehingga terjadi kekacauan politik tidak bisa terhindarkan.Kondisi sosial ekonomi yang tidak menentu. Kekacauan politik selanjutnya berakibat kepada buruknya kondisi sosial dan ekonomi umat islam pada saat itu, termasuk kawasan jazirah Arab. Kriminalitas meningkat dan kemiskinan telah mencekik perekonomian umat islam pada saat itu, kondisi ini yang memicu umat islam dengan mudah terpedaya dan lebih percaya kepada hal-hal yang bersifat mistik dan irasional.Perilaku keagamaan umat islam. Faktor yang terakhir inilah yang paling dominan menimbulkan gerakan wahabiah. Pada saat itu telah terjadi distorsi pemahaman al-quran, semangat keilmuan yang meramaikan zaman klasik telah pudar dan digantikan dengan sikap fatalis dan kecendrungan mistis, ummat islam banyak yang melakukan perbuatan-perbuatan yang menyimpang dari ajaran tauhid (Tim Penyusun Ensiklopedi Islam, 2002).Menurut hemat penulis, kalau merujuk pada uraian terakhir diatas, bahwa penyelewengan terhadap ajaran tauhid umat islam pada waktu itu dipicu oleh latar belakan kondisi social, ekonomi dan politik yang carut marut, sehingga berakibat pada perilaku keagamaan yang menyimpang terutama pada persoalan ketauhidan.C. Pemikiran dan Gerakan Tauhid Muhammad Ibnu Abdul WahabBerbicara tentang pemikiran dan gerakan tauhid Muhammad Ibnu Abdul Wahab akan sangat sulit menemukan pemaparan yang obyektif dalam literatur-literatur yang ditulis oleh para ahli sejarah. Hampir semua tulisan lebih mengedepankan emosionalitas tendensius masing-masing penulis, bagi yang pro Abdul Wahab akan memujinya habis-habisan dan bagi yang kontra akan menghujatnya habis-habisan juga. Oleh karena itu penulis akan mencoba memposisikan diri sebagai wasit pemikiran dalam menguraikan pemikiran dan gerakan tauhid Muhammad Ibnu Abdul Wahab.Oleh karena itu untuk menguraikan pemikiran-pemikiran tauhid Muhammad Ibnu Abdul Wahab penulis akan merujuk kepada kitab karangan Muhammad Ibnu Abdul Wahab sendiri yaitu kitab tauhid alladzi huwa haqqullah alal ibad yang walaupun kitab terjemahannya, sedikit tidak dapat menghindari beban subyektifitas dalam menguraikan pemikiran tauhidnya. Berikut ini adalah beberapa pokok fikirannya tentang tauhid :1. Hakekat tauhid adalah beribadah hanya kepada Allah (Qs.al-dzariyat ayat 56), dan ibadah tidak akan terealisasikan jika masih berpegang kepada thoghut (Qs. an-nahl ayat 36), thoghut adalah terlalu mengagung-agungkan selain Allah.2. Allah tidak akan mengampuni dosa syrik (Qs. An-nisa ayat 48). Syirik sebagai lawan dari kata tauhid.3. Memakai gelang atau sejenisnya dengan niat benda tersebut akan mendatangkan manfaat adalah syirik (HR. Imam Ahmad).4. Makna tauhid dan kalimat la ilaha illallah adalah meninggalkan apa yang dilakukan oleh orang-orang musyrik, seperti menyeru (memohon) kepada orang-orang soleh dan meminta syafaat mereka, (Qs. Al-isra ayat 57).5. Mengharapkan berkah dari pepohonan, bebatuan atau sejenisnya adalah perbuatan syirik (Qs. An-najm ayat 19-23).6. Menyembelih binatang bukan karena Allah adalah perbuatan syirik (Qs. An-naam ayat 162-163).7. Bernadzar karena selain Allah adalah perbuatan syirik (Qs. Al-insan ayat 7).8. Meminta perlindungan kepada selain Allah adalah perbuatan syirik (Qs. Al-jin ayat 6) (Muhammad Ibnu Abdul Wahab, terj. 2007).Secara singkat pokok fikiran tauhid Muhammad Ibnu Abdul Wahab adalah mengkopi paste pemikiran tauhid Ibnu Taimiyah yang membagi ketauhidan menjadi tiga segi :1. Keesaan zat dan sifat, dalam hal ini keesaaan Allah dapat diperoleh dari informasi al-quran dan hadits, faham ini meyakini bahwa sifat-sifat Allah tidak boleh dihilangkan dan atau diserupakan dengan makhluk, oleh karena itu sifat-sifat dan nama-nama Allah diartikan seperti apa adanya.2. Keesaan penciptaan, Allah tidak bersekutu atau bekerjasama dengan makhluk dalam menciptakan sesuatu, dan tidak ada pula yang mempersengketakan kemauan Tuhan, atau bersama-sama dengan Dia dalam menciptakan segala sesuatu, bahkan segala sesuatu dan semua perbuatan dari Tuhan , dan kepadaNya pula kembali.3. Ke-Esaan Ibadah, atinya seseorang manusia tidak memperuntukkan ibadahnya selain kepada Tuhan, hal ini akan bisa terwujud apabila dua hal berikut ini terpenuhi :4. Hanya menyembah Tuhan semata-mata dan tidak mengakui Ketuhanan selain bagi Allah, siapa yang mengikutsertakan seseorang makhluk untuk disembah bersama Tuhan, berarti ia telah syirik. Siapa yang mempersamakan al-Khalik dengan makhluk dalam suatu ibadah, berarti ia mengangkat Tuhan selain Allah, meskipun mempercayai Ke-Esaan Tuhan al-Khalik.5. Kita menyembah Tuhan dengan cara yang telah ditentukan (disyaratkan) oleh Tuhan melalui Rasul-rasulNya. Baik yang wajib, atau sunnah ataupun mubah, harus dimaksudkan untuk ketaatan dan pernyataan syukur semata-mata kepada Tuhan.Kelanjutan dari ke dua hal tersebut ialah :1. Larangan mengangkat manusia, hidup atau mati, sebagai perantara kepada Tuhan, aliran ini mempercayai bahwa ada manusia yang diberikan keluarbiasaan dan kekeramatan tetapi bukan berarti orang tersebut terhindar dari kesalahan, melainkan ia tetap seorang hamba Allah. Dengan adanya kekeramatan seorang saleh tidak bisa dijadikan perantara kepada Allah, Tuhan sendiri melarang Nabi Muhammad untuk meminta ampun kepada Tuhan bagi orang-orang musyrikin meskipun mereka termasuk keluarganya sendiri.2. Larangan memberikan nazar kepada kubur atau penghuni kubur atau penjaga kubur. Perbuatan ini haram, karena tidak ada bedanya dengan nazar kepada patung berhala. Dalam hal ini Ibnu Taimiyah mengatakan sebagai berikut :siapa yang percaya kuburan mempunyai daya guna atau mendatangkan pahala, maka ia bodoh dan sesat.Bahkan ia lebih keras lagi mengatakan sebagai berikut :siapa yang percaya bahwa nazar itu merupakan kunci untuk mendapatkan kebutuhan dari Tuhan dan dapat menghilangkan bahaya, membuka rezki atau menjaga pagar-batas, maka ia menjadi musyrik yang harus dihukum mati.1. Larangan ziarah ke kubur-kubur orang saleh dan Nabi-nabi. Kelanjutan yang logis dari kedua masalah di atas ialah larangan ziarah ke kubur orang-orang saleh dengan maksud minta berkah atau mendekatkan diri kepada Allah, sedangkan untuk mencari suri tauladan dan mengingat mati maka dibolehkan dan bahkan dianjurkan (A. Hanafi, 2003).Senada dengan uraian di atas, Muhammad Ibnu Abdul Wahab dalam karyanya sendiri Majmuatut Tauhid yang penulis kutip dalam buku Islam di Kawasan Kebudayaan Arab, ia menjelaskan bahwa al-quran banyak menyebutkan hakekat dan perintah penyembahan hanya kepada Allah, diantaranya misalnya :3. Kerangka Pemikiran Muhammad bin Abdul WahabPola (kerangka) pemikiran Muhammad bin Abdul Wahab terhadap al-Quran dan sunah menyatakan bahwa wibawa keduanya mutlak. Adapun akal hanya berfungsi sebagai instrument atau alat untuk memahami maksud-maksud nas. Inilah yang disebut sebagi Pola Puritanis atau Salafiyah.Berbicara masalah pola pemikiran terhadap al-Quran dan sunah, kiranya ada yang perlu dipertanyakan, yaitu khusunya yang menyangkut golongan Asyariah dan Maturidiah. Penggolongan pemikiran mereka disebabkan penakwilan sifat-sifat Allah, seperti istaw dan nuzl. Sementaata itu, golongan salafiah mengetengahkan bentuk ketauhidan yang mereka sebut tauhid asm wa al-sift. Maksudnya, kita wajib mengimani semua sifat dan asma Allah seperti yang telah ditentukan Rasulullah saw, tanpa tasybih, takwil, dan tatil. Tasybih adalah menyerupakan Allah dengan makhluk, sedangkan takwil adalh memalingkan arti sifat-sifat Allah ke arti lain, adapun tatil adalah mengingkari sifat-sifat Allah.Pemikiran Imam al-Asyari banyak mempunyai titik kesamaan dengan pola piker golongan salafiah yang dipelopori Imam Ahamad bin Hambal dan diikuti Muhammad bin Abdul Wahab. Muhammad bin Abdul Wahab berpendirian tentang kemutlakan al-Quran dan sunah. Pendiriannya itu merupakan pokok dari kehendaknya untuk mengembalikan ajaran Islam ke bentuk ajaran pada masa Rasulullah saw dan sahabat-sahabat. Dengan kata lain, ia berusaha mengajak kembali ke bentuk agama yang diamalkan ulama-ulama salaf. Oleh karena itu, pola ini lazim disebut salafiah. Sementara itu, kaum orientalis menyebutnya sebagai pola pikir tradisional.Paham Wahabi hingga kini menjadi mazhab resmi Kerajaan Saudi Arabia yang berpusat di Riyad. Pengaruh gerakan Wahabi ini tidak terbatas di Jazirah Arab saja, tetapi sampai ke penjuru negeri Islam, seperti:a. Di Nigeria dan Sudan disebarluaskan Syaikh usman dan Fodio;b. Di Aljazair dan Libia disebarluaskan Imam Sanusi;c. Di Mesir disebarluaskan Syaikh Muhammad Abduh;d. Di Oman disebarluaskan gerakan Biyadiyyah;e. Di India disebarluaskan Sayyid Ahmad dengan gerakan Mujahidin;f. Di Minangkabau disebarluaskan H. Miskin, H. Piabang, dan H. Sumanik dengan gerakan paderinya.