tuberkulosis paru dengan komplikasi efusi pleura.ppt

39
TUBERKULOSIS PARU DENGAN TUBERKULOSIS PARU DENGAN KOMPLIKASI EFUSI PLEURA KOMPLIKASI EFUSI PLEURA Untuk coass interna yang mau instant Untuk coass interna yang mau instant

Upload: samuel-kadmon-pontoh

Post on 27-Oct-2015

1.098 views

Category:

Documents


36 download

DESCRIPTION

lengkap dari etiologi sampai laporan kasus

TRANSCRIPT

Page 1: TUBERKULOSIS PARU DENGAN KOMPLIKASI EFUSI PLEURA.ppt

TUBERKULOSIS PARU TUBERKULOSIS PARU DENGAN KOMPLIKASI EFUSI DENGAN KOMPLIKASI EFUSI

PLEURAPLEURA

Untuk coass interna yang mau instantUntuk coass interna yang mau instant

Page 2: TUBERKULOSIS PARU DENGAN KOMPLIKASI EFUSI PLEURA.ppt

PENDAHULUANPENDAHULUAN

Tuberkulosis merupakan penyakit yang Tuberkulosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri mycobacterium disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberkulosis. tuberkulosis.

Jumlah pasien TB di Indonesia merupakan ke-3 Jumlah pasien TB di Indonesia merupakan ke-3 terbanyak didunia setelah India dan China terbanyak didunia setelah India dan China dengan jumlah pasien sekitar 10% dari total dengan jumlah pasien sekitar 10% dari total jumlah pasien TB didunia. jumlah pasien TB didunia. Diperkirakan tahun Diperkirakan tahun 2004, setiap tahun ada 539.000 kasus baru dan 2004, setiap tahun ada 539.000 kasus baru dan kematian 101.000 orang. Insiden kasus TB BTA kematian 101.000 orang. Insiden kasus TB BTA (+) sekitar 110/100.000 penduduk. (+) sekitar 110/100.000 penduduk.

Page 3: TUBERKULOSIS PARU DENGAN KOMPLIKASI EFUSI PLEURA.ppt

Perjalanan penyakit dan gejalanya bervariasi Perjalanan penyakit dan gejalanya bervariasi tergantung pada umur dan keadaan penderita tergantung pada umur dan keadaan penderita saat terinfeksi. saat terinfeksi.

Pada penderita infeksi primer yang menjadi Pada penderita infeksi primer yang menjadi progresif dan sakit (3-4% dari yang terinfeksi) progresif dan sakit (3-4% dari yang terinfeksi) karena penurunan daya tahan tubuh akibat karena penurunan daya tahan tubuh akibat bertambahnya umur (proses menua), bertambahnya umur (proses menua), alkoholisme, defisiensi nutrisi, sakit berat, alkoholisme, defisiensi nutrisi, sakit berat, diabetes melitus, dan HIV/AIDSdiabetes melitus, dan HIV/AIDS

Page 4: TUBERKULOSIS PARU DENGAN KOMPLIKASI EFUSI PLEURA.ppt

Gejala umum yang terjadi berupa demam Gejala umum yang terjadi berupa demam dan malaise. dan malaise. Gejala respiratorik yang terjadi berupa Gejala respiratorik yang terjadi berupa batuk, sesak nafas, nyeri dada. batuk, sesak nafas, nyeri dada. Gejala sesak nafas timbul jika terjadi Gejala sesak nafas timbul jika terjadi pembesaran nodus limfa pada hilus yang pembesaran nodus limfa pada hilus yang menekan bronkus, atau terjadi efusi menekan bronkus, atau terjadi efusi pleura, ekstensi radang parenkim atau pleura, ekstensi radang parenkim atau miliar. miliar.

Page 5: TUBERKULOSIS PARU DENGAN KOMPLIKASI EFUSI PLEURA.ppt

TB bisa menyebabkan komplikasi berupa efusi pleura. TB bisa menyebabkan komplikasi berupa efusi pleura. Efusi pleural adalah pengumpulan cairan dalam ruang Efusi pleural adalah pengumpulan cairan dalam ruang pleura yang terletak diapleura yang terletak diantara permukaan visceral dan ntara permukaan visceral dan parietal, proses penyakit primer jarang terjadi tetapi parietal, proses penyakit primer jarang terjadi tetapi biasanya merupakan penyakit sekunder terhadap biasanya merupakan penyakit sekunder terhadap penyakit lain. penyakit lain. Secara normal, ruang pleural mengandung sejumlah Secara normal, ruang pleural mengandung sejumlah kecil cairan (5 sampai 15ml) berfungsi sebagai pelumas kecil cairan (5 sampai 15ml) berfungsi sebagai pelumas yang memungkinkan permukaan pleural bergerak tanpa yang memungkinkan permukaan pleural bergerak tanpa adanya friksi. adanya friksi. Dari pemeriksaan fisik didapatkan (pada sisi yang sakit) :Dari pemeriksaan fisik didapatkan (pada sisi yang sakit) :dinding dada lebih cembung dan gerakan tertinggaldinding dada lebih cembung dan gerakan tertinggalvokal fremitus menurunvokal fremitus menurunperkusi redup sampai pekakperkusi redup sampai pekakbunyi pernafasan menurun sampai menghilangbunyi pernafasan menurun sampai menghilangpendorongan mediastinum ke sisi yang sehat dapat pendorongan mediastinum ke sisi yang sehat dapat dilihat atau diraba pada trakhea.dilihat atau diraba pada trakhea.

Page 6: TUBERKULOSIS PARU DENGAN KOMPLIKASI EFUSI PLEURA.ppt

Pengobatan efusi pleura pada tuberkulosis = Pengobatan efusi pleura pada tuberkulosis = torakosentesis (mengeluarkan cairan pleura) torakosentesis (mengeluarkan cairan pleura) Beberapa peneliti tidak melakukan torakosentesis bila Beberapa peneliti tidak melakukan torakosentesis bila jumlah efusi sedikit, asalkan terapi obat anti tuberculosis jumlah efusi sedikit, asalkan terapi obat anti tuberculosis diberikan secara adekuatdiberikan secara adekuatTuberkulosis diterapi dengan obat anti tuberkulosis Tuberkulosis diterapi dengan obat anti tuberkulosis dengan syarat terus menerus, waktu lama dan dengan syarat terus menerus, waktu lama dan kombinasi obat. kombinasi obat. Prognosis TB paru kearah jelek bila ditemukan adanya Prognosis TB paru kearah jelek bila ditemukan adanya kekambuhan, komplikasi ke arah cor-pulmonal, adanya kekambuhan, komplikasi ke arah cor-pulmonal, adanya caviti yang cukup banyak dan adanya diabetes melitus caviti yang cukup banyak dan adanya diabetes melitus yang sukar untuk diregulasi. yang sukar untuk diregulasi.

Page 7: TUBERKULOSIS PARU DENGAN KOMPLIKASI EFUSI PLEURA.ppt

LAPORAN KASUSLAPORAN KASUSSeorang laki-laki 86 tahun, sudah menikah, pendidikan terakhir sekolah dasar, Seorang laki-laki 86 tahun, sudah menikah, pendidikan terakhir sekolah dasar, pekerjaan petani, suku bolmong masuk rumah sakit pada 17 mei 2010 dengan pekerjaan petani, suku bolmong masuk rumah sakit pada 17 mei 2010 dengan keluhan utama : keluhan utama : sesaksesakSesak Sesak dialami sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit, namun menghebat sejak 1 dialami sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit, namun menghebat sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Sesak bersifat hilang timbul, meningkat saat hari sebelum masuk rumah sakit. Sesak bersifat hilang timbul, meningkat saat beraktivitas dan berkurang saat beristirahat. Sesak pada malam hari saat tidur tidak beraktivitas dan berkurang saat beristirahat. Sesak pada malam hari saat tidur tidak pernah dirasakan oleh penderita. Penderita juga merasa lebih nyaman tidur disisi pernah dirasakan oleh penderita. Penderita juga merasa lebih nyaman tidur disisi kanan dan sering kali tidur dengan posisi bersandar setengah duduk. kanan dan sering kali tidur dengan posisi bersandar setengah duduk. Batuk Batuk juga dialami penderita sejak 2 bulan yang lalu. Batuk berdahak, dahak juga dialami penderita sejak 2 bulan yang lalu. Batuk berdahak, dahak berwarna putih. berwarna putih. Nyeri dada Nyeri dada dialami penderita jika penderita mengalami batuk. dialami penderita jika penderita mengalami batuk. Demam Demam sumer-sumer sejak 1 bulan teraksumer-sumer sejak 1 bulan terakhir hilang timbulhir hilang timbulKeringat malam Keringat malam dialami penderita sudah 1 bulan terakhirdialami penderita sudah 1 bulan terakhirRiwayat minum obat OAT Riwayat minum obat OAT pada tahun 2009 namun tidak tuntas hanya pemakaian pada tahun 2009 namun tidak tuntas hanya pemakaian selama 2 minggu. selama 2 minggu. Nafsu makan Nafsu makan penderita menurun sejak satu bulan terakhir penderita menurun sejak satu bulan terakhir Penurunan berat badan Penurunan berat badan sebanyak ± 5 Kg dalam sebulan terakhir. sebanyak ± 5 Kg dalam sebulan terakhir. Buang air kecil biasa dan buang air besar biasa.Buang air kecil biasa dan buang air besar biasa.

Page 8: TUBERKULOSIS PARU DENGAN KOMPLIKASI EFUSI PLEURA.ppt

RPD : RPD : diabetes melitus, hipertensi, asam urat, liver. riwayat trauma diabetes melitus, hipertensi, asam urat, liver. riwayat trauma sebelumnya sebelumnya disangkal. disangkal.

Penderita pernah mengkonsumsi obat par sebelumnya.Penderita pernah mengkonsumsi obat par sebelumnya.Riwayat alergi :Riwayat alergi : penderita mengaku tidak pernah minum obat atau penderita mengaku tidak pernah minum obat atau makan makanan yang menyebabkan penderita mengalami gatal-makan makanan yang menyebabkan penderita mengalami gatal-gatal.gatal.Riwayat penyakit keluarga :Riwayat penyakit keluarga : penderita mengaku bahwa hanya penderita mengaku bahwa hanya penderita yang menderita penyakit seperti ini. penderita yang menderita penyakit seperti ini. Riwayat pribadi sosial :Riwayat pribadi sosial : penderita sering merokok dan berhenti penderita sering merokok dan berhenti pada bulan September tahun 2009 karena penyakit ini. Penderita pada bulan September tahun 2009 karena penyakit ini. Penderita mengaku tidak pernah mengkonsumsi alkohol. Penderita tergolong mengaku tidak pernah mengkonsumsi alkohol. Penderita tergolong orang yang mudah bergaul dengan siapa saja dan penderita orang yang mudah bergaul dengan siapa saja dan penderita mengaku pernah ada kontak dengan orang yang memiliki riwayat mengaku pernah ada kontak dengan orang yang memiliki riwayat batuk lama.batuk lama.

Page 9: TUBERKULOSIS PARU DENGAN KOMPLIKASI EFUSI PLEURA.ppt

KU :sedang kesadaran :CMKU :sedang kesadaran :CMT: 120/70 mmHg N: 92 x / mnt, reguler, isi cukup, R: 32 x T: 120/70 mmHg N: 92 x / mnt, reguler, isi cukup, R: 32 x / mnt S: 37,3/ mnt S: 37,3ººC, C, TB :160 cm BB: 50 kgTB :160 cm BB: 50 kgkeadaan gizi agak kurang (IMT 19,5)keadaan gizi agak kurang (IMT 19,5)umur menurut dugaan pemeriksa : 80-anumur menurut dugaan pemeriksa : 80-anhabitus: astenikus mobilisasi: pasif. habitus: astenikus mobilisasi: pasif. Pemeriksaan kulit : warna sawo matang Pemeriksaan kulit : warna sawo matang suhu raba: hangat suhu raba: hangat lapisan lemak tipislapisan lemak tipistidak ada edema.tidak ada edema.

Page 10: TUBERKULOSIS PARU DENGAN KOMPLIKASI EFUSI PLEURA.ppt

Pemeriksaan kepala : ekspresi tampak sakitPemeriksaan kepala : ekspresi tampak sakitrambut beruban agak tebal dan tidak mudah dicabut rambut beruban agak tebal dan tidak mudah dicabut konjungtiva anemis (-) sklera ikterik (-)konjungtiva anemis (-) sklera ikterik (-)Pemeriksaan telinga : tophi (-) lubang (N) cairan (-) Pemeriksaan telinga : tophi (-) lubang (N) cairan (-) Pemeriksaan hidung : deviasi (-) sekret(-) perdarahan(-) Pemeriksaan hidung : deviasi (-) sekret(-) perdarahan(-) Pemeriksaan mulut : bibir sianosis(-) gigi caries (-) faring Pemeriksaan mulut : bibir sianosis(-) gigi caries (-) faring hiperemis(-) beslag (-) mukosa basah (+) pembesaran hiperemis(-) beslag (-) mukosa basah (+) pembesaran tonsil (-) tonsil (-) Pemeriksaan leher : pembesaran kelenjar getah bening Pemeriksaan leher : pembesaran kelenjar getah bening (-) trakhea letak ke arah lateral kiri tekanan JVP: 5±1 (-) trakhea letak ke arah lateral kiri tekanan JVP: 5±1 cmH2OcmH2O

Page 11: TUBERKULOSIS PARU DENGAN KOMPLIKASI EFUSI PLEURA.ppt

Pemeriksaan thoraks : dada kanan lebih Pemeriksaan thoraks : dada kanan lebih cembung dari dada kiri. cembung dari dada kiri. Pemeriksaan jantung : Pemeriksaan jantung : I : iktus cordis tidak nampak I : iktus cordis tidak nampak P: iktus cordis tidak terabaP: iktus cordis tidak terabaP: didapatkan batas jantung kiri di ICS V linea P: didapatkan batas jantung kiri di ICS V linea midclavicularis sinistra. batas kanan jantung sulit midclavicularis sinistra. batas kanan jantung sulit dievaluasidievaluasiA: M1>M2, T1>T2, A2>A1, P2>P1, A2>P2 A: M1>M2, T1>T2, A2>A1, P2>P1, A2>P2 dengan hearth rate kurang lebih 92 kali per dengan hearth rate kurang lebih 92 kali per menit, tidak ditemukan bising pada pasien ini. menit, tidak ditemukan bising pada pasien ini.

Page 12: TUBERKULOSIS PARU DENGAN KOMPLIKASI EFUSI PLEURA.ppt

Pemerisaan paru : Pemerisaan paru : I : simetris pada saat statis dan terlihat paru I : simetris pada saat statis dan terlihat paru kanan kanan tertinggal pada keadaan dinamistertinggal pada keadaan dinamisP : stem fremitus menurun disisi kanan setinggi ICS IIP : stem fremitus menurun disisi kanan setinggi ICS IIP : redup pada paru sebelah kanan setinggi ICS IIP : redup pada paru sebelah kanan setinggi ICS IIA : suara pernapasan menurun di sisi kanan A : suara pernapasan menurun di sisi kanan setinggi setinggi ICS ICS II dan (+) disisi kiri. Bunyi ronkhi juga terdengar II dan (+) disisi kiri. Bunyi ronkhi juga terdengar disisi disisi kiri dan kanan pada apex paru, bunyi wheezing kiri dan kanan pada apex paru, bunyi wheezing tidak tidak ada. ada.

Batas paru hepar sulit dievaluasi. Batas paru hepar sulit dievaluasi.

Page 13: TUBERKULOSIS PARU DENGAN KOMPLIKASI EFUSI PLEURA.ppt

Pemeriksaan abdomen :Pemeriksaan abdomen :

datar, lemas dengan bising usus normal. nyeri datar, lemas dengan bising usus normal. nyeri ulu hati(-), hepar dan lien tidak teraba. ulu hati(-), hepar dan lien tidak teraba. ballotemen (-), nyeri ketok CVA (-). ballotemen (-), nyeri ketok CVA (-).

Pemeriksaan kelamin tidak terdapat kelainan. Pemeriksaan kelamin tidak terdapat kelainan.

Pemeriksaan ekstrimitas Pemeriksaan ekstrimitas

kulit telapak tangan dan kaki warna kemerahan, kulit telapak tangan dan kaki warna kemerahan, tidak ada kelainan di jari, CRT <2, akral hangat tidak ada kelainan di jari, CRT <2, akral hangat dan edema (-). dan edema (-).

Page 14: TUBERKULOSIS PARU DENGAN KOMPLIKASI EFUSI PLEURA.ppt

LED 65 mm/jam LED 65 mm/jam hemoglobin 10gr%hemoglobin 10gr%leukosit 13.800 /µLleukosit 13.800 /µLeritrosit 3.540.000 /µLeritrosit 3.540.000 /µLtrombosit 277.000 /µLtrombosit 277.000 /µLdifferential count : differential count : basofil : 0%basofil : 0%eosinofil : 1%eosinofil : 1%batang : 6%batang : 6%Segmen : 60%Segmen : 60%Limfosit : 30%Limfosit : 30%Monosit : 3%. Monosit : 3%.

GDS 110 mg/dl GDS 110 mg/dl ureum 31mg/dLureum 31mg/dLkreatinin 1,5 mg/dLkreatinin 1,5 mg/dLasam urat 6,5 mg/dL asam urat 6,5 mg/dL protein total 7 g/dLprotein total 7 g/dLalbumin 3,5 g/dLalbumin 3,5 g/dLglobulin 3,5 g/dLglobulin 3,5 g/dLnatrium 130 mEqnatrium 130 mEqkalium 3,5 mEqkalium 3,5 mEqklorida 106 mEqklorida 106 mEqSGOT 38, SGPT 19SGOT 38, SGPT 19

Page 15: TUBERKULOSIS PARU DENGAN KOMPLIKASI EFUSI PLEURA.ppt

kesan blood smear : kesan blood smear : susp. anemia on susp. anemia on chronic diseasechronic diseasepemeriksaan rontgen pemeriksaan rontgen thorax : thorax : gambaran gambaran efusi pleura kananefusi pleura kanan

Urinalisis :Urinalisis :urobilin normalurobilin normalglukosa (-)glukosa (-)bilirubin (-)bilirubin (-)keton (-)keton (-)eritrosit (-)eritrosit (-)protein (-)protein (-)nitrit (-)nitrit (-)leukosit (-)leukosit (-)

Page 16: TUBERKULOSIS PARU DENGAN KOMPLIKASI EFUSI PLEURA.ppt

WDx : WDx :

susp. TB paru + infeksi sekunder + efusi susp. TB paru + infeksi sekunder + efusi pleura dd malignancy + anemia e.c. susp. pleura dd malignancy + anemia e.c. susp. chronic disease. chronic disease.

TL :IVFD NaCl 0,9% : D5%= 1:1 20 gtt TL :IVFD NaCl 0,9% : D5%= 1:1 20 gtt per menit,Thorakosentesis, Ceftriaxone per menit,Thorakosentesis, Ceftriaxone 2x1 gram iv, Ambroxol 3x1 tablet. 2x1 gram iv, Ambroxol 3x1 tablet.

Page 17: TUBERKULOSIS PARU DENGAN KOMPLIKASI EFUSI PLEURA.ppt

Pada Thorakosintesis, Pada Thorakosintesis, didapatkan hasil : ± 1000 cc didapatkan hasil : ± 1000 cc cairan cairan Analisis cairan pleura Analisis cairan pleura makroskopis : makroskopis : warna cairan kuningwarna cairan kuningbekuan (+)bekuan (+)Uji Rivalta (+)Uji Rivalta (+)Mikroskopis : Mikroskopis : jumlah sel leukosit 50 /µLjumlah sel leukosit 50 /µLhitung jenis sel PMN 25%, MN hitung jenis sel PMN 25%, MN 75%75%eritrosit 5-6 / LPBeritrosit 5-6 / LPB

Kimiawi :Kimiawi :Protein total 4,6 g/dLProtein total 4,6 g/dLLDH 20 U/LLDH 20 U/Lglukosa 98 mg/dLglukosa 98 mg/dLpH 8,0pH 8,0mikrobiologi :mikrobiologi :pulasan gram (-)pulasan gram (-)pulasan BTA (-)pulasan BTA (-)sitologi hanya didapatkan sel sitologi hanya didapatkan sel radang dan tidak didapatkan radang dan tidak didapatkan sel ganassel ganas

P :Sputum BTA 3 porsi. P :Sputum BTA 3 porsi.

Page 18: TUBERKULOSIS PARU DENGAN KOMPLIKASI EFUSI PLEURA.ppt

HH TT NN RR SS SS OO AA PP

22

20.0020.00

110/60110/60 8888 3232 36,836,8 sesaksesak

sesaksesak

me↑me↑

paru :paru :

I :dinamis paru I :dinamis paru sebelah kanan sebelah kanan tertinggaltertinggal

P :SF P :SF ↓↓kanan kanan ICS IVICS IV

P :redup P :redup disebelah kanan disebelah kanan di ICS IV di ICS IV

A :rh+/+, wh-/-, A :rh+/+, wh-/-, SP SP ↓↓ disisi kiri disisi kiri ICS IV ICS IV

BTA 3x (+)BTA 3x (+)

TB paru + TB paru + infeksi infeksi sekunder + sekunder + efusi pleura + efusi pleura + anemia e.c. anemia e.c. susp chronic susp chronic

diseasedisease

OAT OAT kategori Ikategori I

ThorakosThorakosentesis entesis ((±700 cc)±700 cc)

Page 19: TUBERKULOSIS PARU DENGAN KOMPLIKASI EFUSI PLEURA.ppt

HH TT NN RR SS SS OO AA PP

77

88 130/80130/80 8080 2424 36,636,6

sesaksesak

me↑me↑

masihmasih

sesaksesak

Sesak Sesak me↓me↓

C : P:batas C : P:batas jantung kanan jantung kanan ICS IV linea ICS IV linea sternalis sternalis dextra. dextra.

paru :paru :

I :dinamis paru I :dinamis paru sebelah kanan sebelah kanan tertinggaltertinggal

P :SF P :SF ↓↓kanan kanan ICS VICS V

P :redup P :redup disebelah disebelah kanan di ICS kanan di ICS V V

A :rh+/+, wh-/-, A :rh+/+, wh-/-, SP SP ↓↓ disisi kiri disisi kiri ICS V ICS V

Thorakosentesis Thorakosentesis (±800 cc)(±800 cc)

Dexamethasone Dexamethasone 1 ampul iv 1 ampul iv

Hb : 10,4 g/dL, Hb : 10,4 g/dL, leukosit : 9000/µL leukosit : 9000/µL eri : 3.410.000/µL eri : 3.410.000/µL Plt : 285.000/µL Plt : 285.000/µL PCV : 30,9 % PCV : 30,9 % Ureum: 39 mg/dL Ureum: 39 mg/dL Kreat : 1,1 mg/dL Kreat : 1,1 mg/dL SGOT: 27SGOT: 27

SGPT: 19SGPT: 19

Hasil foto thorax Hasil foto thorax menunjukkan menunjukkan tampak efusi tampak efusi pleura dextra pleura dextra setinggi ICS V. setinggi ICS V.

Page 20: TUBERKULOSIS PARU DENGAN KOMPLIKASI EFUSI PLEURA.ppt

HH TT NN RR SS SS OO AA PP

1414

1515 120/70120/70 8888 2424 36,836,8 Sesak Sesak me↓me↓

Hb: 11,4 g/dL Hb: 11,4 g/dL Leukosit : 9.500/µL Leukosit : 9.500/µL Plt : 245.000/µLPlt : 245.000/µL

Eri : 3.830.000/µLEri : 3.830.000/µL

PCV: 34,4%PCV: 34,4%

GDS: 91GDS: 91

Ureum: 46 mg/dL Ureum: 46 mg/dL Kreatinin: 1,3 mg/dL Kreatinin: 1,3 mg/dL Kolst. ttl: 118 mg/dL Kolst. ttl: 118 mg/dL Trigli : 85 mg/dL Trigli : 85 mg/dL

Prot total: 7,3 g/dL Prot total: 7,3 g/dL Albumin: 3,5 g/dL Albumin: 3,5 g/dL Globulin: 3,8 g/d, Globulin: 3,8 g/d, Natrium: 141 mEq Natrium: 141 mEq Kalium: 3,8 mEqKalium: 3,8 mEq

Clorida :103 mEq Clorida :103 mEq SGOT: 34SGOT: 34

SGPT: 19 SGPT: 19

Rawat jalanRawat jalan

Page 21: TUBERKULOSIS PARU DENGAN KOMPLIKASI EFUSI PLEURA.ppt

PEMBAHASANPEMBAHASAN

Page 22: TUBERKULOSIS PARU DENGAN KOMPLIKASI EFUSI PLEURA.ppt

Penularan TB paru terjadi karena kuman Penularan TB paru terjadi karena kuman dibatukkan atau dibersinkan keluar dibatukkan atau dibersinkan keluar menjadi menjadi droplet nucleidroplet nuclei di udara. di udara.

Tuberkulosis dapat menyebabkan kelainan Tuberkulosis dapat menyebabkan kelainan yang luas baik paru, ekstra paru maupun yang luas baik paru, ekstra paru maupun kedua-duanya pada individu yang memiliki kedua-duanya pada individu yang memiliki penurunan daya tahan tubuh. penurunan daya tahan tubuh.

pada penderita infeksi primer yang menjadi pada penderita infeksi primer yang menjadi progresif dan sakit memiliki gejala umum progresif dan sakit memiliki gejala umum dan gejala respiratorikdan gejala respiratorik

Page 23: TUBERKULOSIS PARU DENGAN KOMPLIKASI EFUSI PLEURA.ppt

Gejala umum berupa demam dan malaiseGejala umum berupa demam dan malaise Gejala respiratorik berupaGejala respiratorik berupa

1.1. batuk kering maupun produktif batuk kering maupun produktif merupakan gejala yang paling sering merupakan gejala yang paling sering terjadi dan merupakan indikator yang terjadi dan merupakan indikator yang sensitif untuk penyakit tuberkulosis paru sensitif untuk penyakit tuberkulosis paru aktif.aktif.

2.2. Gejala sesak nafasGejala sesak nafas 3.3. Nyeri dadaNyeri dada 4.4. HemoptisisHemoptisis

Page 24: TUBERKULOSIS PARU DENGAN KOMPLIKASI EFUSI PLEURA.ppt

Pada pemeriksaan fisikPada pemeriksaan fisik

Dada cembungDada cembung

suara nafas bronkialsuara nafas bronkial

Amforik Amforik

suara nafas melemahsuara nafas melemah

rhonki basahrhonki basah

tanda-tanda penarikan paru, diafragma, tanda-tanda penarikan paru, diafragma, mediastinum.mediastinum.

Page 25: TUBERKULOSIS PARU DENGAN KOMPLIKASI EFUSI PLEURA.ppt

Pemeriksaan penunjangPemeriksaan penunjang

pemeriksaan laboratoriumpemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan baktreriologikPemeriksaan baktreriologik

radiologiradiologi

histopatologi jaringanhistopatologi jaringan

uji tuberkulinuji tuberkulin

Pemeriksaan serologiPemeriksaan serologi

Page 26: TUBERKULOSIS PARU DENGAN KOMPLIKASI EFUSI PLEURA.ppt

Pemeriksaan laboratoriumPemeriksaan laboratorium

hemoglobin, leukosit, trombosit, eritrosit, hemoglobin, leukosit, trombosit, eritrosit, hematokrit, laju endap darah, hitung jenis, hematokrit, laju endap darah, hitung jenis, hapusan darah tepi, dan pemeriksaan hapusan darah tepi, dan pemeriksaan darah lain sesuai kelainan atau komplikasi darah lain sesuai kelainan atau komplikasi yang dicurigaiyang dicurigai

Page 27: TUBERKULOSIS PARU DENGAN KOMPLIKASI EFUSI PLEURA.ppt

Pemeriksaan bakteriologikPemeriksaan bakteriologik

Pemeriksaan bakteriologik dapat Pemeriksaan bakteriologik dapat dilakukan secara mikroskopik dan biakan. dilakukan secara mikroskopik dan biakan. Bahan pemeriksaan dapat berasal dari Bahan pemeriksaan dapat berasal dari dahak,cairan pleura, liquor cerebrospinal, dahak,cairan pleura, liquor cerebrospinal, bilasan bronkus, bilasan lambung, bilasan bronkus, bilasan lambung, bronchoalveolar lavage (BAL), urin, tinja bronchoalveolar lavage (BAL), urin, tinja dan jaringan biopsi.dan jaringan biopsi.

Page 28: TUBERKULOSIS PARU DENGAN KOMPLIKASI EFUSI PLEURA.ppt

Pemeriksaan radiologisPemeriksaan radiologis

Pemeriksaan standar radiologis ialah foto Pemeriksaan standar radiologis ialah foto thorax posisi PA dengan atau tanpa foto thorax posisi PA dengan atau tanpa foto lateral, di mana yang dicurigai sebagai lesi lateral, di mana yang dicurigai sebagai lesi TB aktif adalah adanya bayangan TB aktif adalah adanya bayangan berawan atau noduler, kaviti, bercak berawan atau noduler, kaviti, bercak milier, dan efusi pleura.milier, dan efusi pleura.

Page 29: TUBERKULOSIS PARU DENGAN KOMPLIKASI EFUSI PLEURA.ppt

Pemeriksaan histopatologiPemeriksaan histopatologi

Pemeriksaan histopatologi terhadap organ Pemeriksaan histopatologi terhadap organ atau jaringan yang dicurigai TB, di mana atau jaringan yang dicurigai TB, di mana ditemukan adanya tuberkel atau sel ditemukan adanya tuberkel atau sel epiteloid menunjang suatu infeksi TB.epiteloid menunjang suatu infeksi TB.

Page 30: TUBERKULOSIS PARU DENGAN KOMPLIKASI EFUSI PLEURA.ppt

Uji TuberkulinUji Tuberkulin

Uji tuberkulin pada orang dewasa baru Uji tuberkulin pada orang dewasa baru akan mempunyai makna bila didapatkan akan mempunyai makna bila didapatkan konversi dari uji yang dilakukan satu bulan konversi dari uji yang dilakukan satu bulan sebelumnya atau bila kepositifan dari uji sebelumnya atau bila kepositifan dari uji yang didapat besar atau bula.yang didapat besar atau bula.

Page 31: TUBERKULOSIS PARU DENGAN KOMPLIKASI EFUSI PLEURA.ppt

Pemeriksaan serologiPemeriksaan serologi

Pemeriksaan serologi untuk mengetahui Pemeriksaan serologi untuk mengetahui kadar antibodi dapat dilakukan dengan kadar antibodi dapat dilakukan dengan metode metode enzime linked immunosorbent enzime linked immunosorbent assayassay (ELISA), mycodot, dan (ELISA), mycodot, dan peroksidase peroksidase anti peroksisaseanti peroksisase (PAP). (PAP).

Page 32: TUBERKULOSIS PARU DENGAN KOMPLIKASI EFUSI PLEURA.ppt

Pemeriksaan lainnyaPemeriksaan lainnya

analisa cairan pleuraanalisa cairan pleura

uji rivalta cairan pleurauji rivalta cairan pleura

PCRPCR

RFLPRFLP

LPMLPM

Page 33: TUBERKULOSIS PARU DENGAN KOMPLIKASI EFUSI PLEURA.ppt

Organisasi kesehatan dunia (WHO) menyatakan bahwa kunci Organisasi kesehatan dunia (WHO) menyatakan bahwa kunci keberhasilan program penanggulangan TB adalah dengan keberhasilan program penanggulangan TB adalah dengan menerapkan strategi menerapkan strategi Directly Observed Treatment ShortcourseDirectly Observed Treatment Shortcourse (DOTS)(DOTS)

DOTS mengandung lima komponen yaitu: DOTS mengandung lima komponen yaitu: 1) komitmen pemerintah dalam menjalankan program TB nasional 1) komitmen pemerintah dalam menjalankan program TB nasional 2) Penemuan kasus TB dengan pemeriksaan BTA mikroskopik 2) Penemuan kasus TB dengan pemeriksaan BTA mikroskopik 3) pemberian obat jangka pendek yang diawasi secara langsung, 3) pemberian obat jangka pendek yang diawasi secara langsung, dikenal dengan istilah DOT (dikenal dengan istilah DOT (Directly Observed TherapyDirectly Observed Therapy) ) 4) pengadaan OAT secara berkesinambungan 4) pengadaan OAT secara berkesinambungan 5) monitring serta pencatatan yang baik. 5) monitring serta pencatatan yang baik.

Page 34: TUBERKULOSIS PARU DENGAN KOMPLIKASI EFUSI PLEURA.ppt

Pengobatan TB terbagi atas 2 fase yaitu fase Pengobatan TB terbagi atas 2 fase yaitu fase intensif (fase bakterisidal awal atau inisiasi) intensif (fase bakterisidal awal atau inisiasi) selama 2-3 bulan dimana pada fase ini perlu selama 2-3 bulan dimana pada fase ini perlu dilakukan pengawasan ketat untuk mencegah dilakukan pengawasan ketat untuk mencegah terjadinya kekebalan obat dan fase selanjutnya terjadinya kekebalan obat dan fase selanjutnya adalah fase lanjutan dengan rentan waktu 4-7 adalah fase lanjutan dengan rentan waktu 4-7 bulan untuk membunuh kuman persisten bulan untuk membunuh kuman persisten sehingga mencegah kekambuhan. sehingga mencegah kekambuhan. Paduan obat OAT terdiri dari obat utama yaitu Paduan obat OAT terdiri dari obat utama yaitu rifampisin, INH, Etambutol, pirazinamid dan obat rifampisin, INH, Etambutol, pirazinamid dan obat tambahan seperti Streptomicin, kanamicin, obat tambahan seperti Streptomicin, kanamicin, obat antimikroba golongan kuinolon, golongan antimikroba golongan kuinolon, golongan macrolid dan lain-lain. macrolid dan lain-lain. Evaluasi hasil pengobatan bisa dilakukan Evaluasi hasil pengobatan bisa dilakukan melalui evaluasi klinis, bakteriologik, radiologik, melalui evaluasi klinis, bakteriologik, radiologik, efek samping obat dan keteraturan minum obat. efek samping obat dan keteraturan minum obat.

Page 35: TUBERKULOSIS PARU DENGAN KOMPLIKASI EFUSI PLEURA.ppt

Pada pasien ini tergolong kasus TB paru baru karena Pada pasien ini tergolong kasus TB paru baru karena putus obat < 4 minggu dengan komplikasi efusi pleura. putus obat < 4 minggu dengan komplikasi efusi pleura. Pemilihan untuk pengobatan pasien ini menggunakan Pemilihan untuk pengobatan pasien ini menggunakan regimen 1 (2 HRZE/4 RHE) karena regimen 1 boleh regimen 1 (2 HRZE/4 RHE) karena regimen 1 boleh diberikan kembali apabila penderita memiliki riwayat diberikan kembali apabila penderita memiliki riwayat minum OAT tetapi dalam jangka waktu pendek atau minum OAT tetapi dalam jangka waktu pendek atau dibawah 1 bulan. dibawah 1 bulan. Penanganan lain adalah memperbaiki kondisi Penanganan lain adalah memperbaiki kondisi berdasarkan keluhan. Untuk efusi pleuranya dilakukan berdasarkan keluhan. Untuk efusi pleuranya dilakukan thorakosentesis sebanyak 3 kali, dengan indikasi pada thorakosentesis sebanyak 3 kali, dengan indikasi pada thorakosentesis yang pertama karena efusi > tinggi dari thorakosentesis yang pertama karena efusi > tinggi dari sela iga III, dan yang kedua dan ketiga atas indikasi sela iga III, dan yang kedua dan ketiga atas indikasi adanya sesak. penggunaan kortikosteroid hanya adanya sesak. penggunaan kortikosteroid hanya diberikan jika ada tanda/gejala meningitis, sesak nafas diberikan jika ada tanda/gejala meningitis, sesak nafas berat, tanda/gejala toksik, demam tinggi dan adanya berat, tanda/gejala toksik, demam tinggi dan adanya efusi atau asites.efusi atau asites.

Page 36: TUBERKULOSIS PARU DENGAN KOMPLIKASI EFUSI PLEURA.ppt

Beberapa komplikasi yang mungkin timbul dari TB paru adalah: Beberapa komplikasi yang mungkin timbul dari TB paru adalah: batuk darah, pneumotoraks, empiema, gagal napas, gagal jantung, batuk darah, pneumotoraks, empiema, gagal napas, gagal jantung, dan efusi pleura. Pada pasien ini didapatkan komplikasi berupa dan efusi pleura. Pada pasien ini didapatkan komplikasi berupa efusi pleura. efusi pleura.

Timbulnya cairan efusi disebabkan oleh rupturnya focus subpleural Timbulnya cairan efusi disebabkan oleh rupturnya focus subpleural dari jaringan nekrosis perkijuan, sehingga tuberkuloprotein yang dari jaringan nekrosis perkijuan, sehingga tuberkuloprotein yang ada didalamnya masuk ke ronggapleura, menimbukan reaksi ada didalamnya masuk ke ronggapleura, menimbukan reaksi hipersensitivitas tipe lambat. Efusi yang disebabkan oleh TBC hipersensitivitas tipe lambat. Efusi yang disebabkan oleh TBC biasanya unilateral biasanya unilateral

Prognosis TB paru kearah jelek bila ditemukan adanya Prognosis TB paru kearah jelek bila ditemukan adanya kekambuhan, komplikasi ke arah cor-pulmonal, adanya caviti yang kekambuhan, komplikasi ke arah cor-pulmonal, adanya caviti yang cukup banyak dan adanya diabetes melitus yang sukar untuk cukup banyak dan adanya diabetes melitus yang sukar untuk diregulasi. Pada pasien ini prognosisnya baik karena tidak diregulasi. Pada pasien ini prognosisnya baik karena tidak ditemukan salah satu dari beberapa kelainan diatas.ditemukan salah satu dari beberapa kelainan diatas.

Page 37: TUBERKULOSIS PARU DENGAN KOMPLIKASI EFUSI PLEURA.ppt

Foto Thoraks MasukFoto Thoraks Masuk

Page 38: TUBERKULOSIS PARU DENGAN KOMPLIKASI EFUSI PLEURA.ppt

Foto Thoraks kontrolFoto Thoraks kontrol

Page 39: TUBERKULOSIS PARU DENGAN KOMPLIKASI EFUSI PLEURA.ppt

THANK YOUTHANK YOU