asuhan keperawatan pada pasien tuberkulosis paru dan efusi pleura

54
Oleh : 1.M. Iqram Phonna 2.Nola Hastuti 3.Sulfia Ulfa ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DAN EFUSI PLEURA

Upload: nola-hastuti

Post on 16-Apr-2017

517 views

Category:

Health & Medicine


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura

Oleh :1.M. Iqram Phonna2.Nola Hastuti3.Sulfia Ulfa

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN TUBERKULOSIS PARU DAN EFUSI

PLEURA

Page 2: Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura

Bagaimana Anatomi

& fisiologi Paru?

Page 3: Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Page 4: Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura

Apa yang dimaksud

dengan TB Paru?

Page 5: Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura

1. Pengertian Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang menyerang parenkim paru-paru,disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini juga dapat menyebar ke bagian tubuh lain seperti meningen, ginjal, tulang dan nodus limfe.

Page 6: Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura

Tuberkulosis pada manusia ditemukan dalam dua bentuk yaitu:a)Tuberkulos

is primer, jika terjadi pada infeksi yang pertama kali

b)Tuberkulosis sekunder, kuman yang dorman pada tuberkulosis primer akan aktif setelah bertahun-tahun kemudian sebagai infeksi endogen menjadi tuberkulosis dewasa. Mayoritas terjadi karena adanya penurunan imunitas, misalnya karena malnutrisi, penggunaan alkohol, penyakit maligna, diabetes, AIDS, dan gagal ginjal

Page 7: Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura

ETIOLOGIPenyakit TB Paru disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan, Oleh karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA)

Page 8: Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura

Patofisiologi

Page 9: Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura

Gambaran Klinis

1. Gejala sistemik:

a)Demamb)Malaise

2. Gejala Respiratorik:

a)Batuk b)Batuk

darahc) Sesak

napasd)Nyeri

dada

Page 10: Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Page 11: Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura

Test DiagnostikUntuk menegakkan diagnosa TB

Paru, maka tes diagnostik yang sering dilakukan pada klien adalah: a)Pemeriksaan Radiologis: foto

rontgen thoraksb)Pemeriksaan Laboratoriumc)Test Tuberculin (Mantoux Test)

Page 12: Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura

Komplikasi Komplikasi yang mungkin timbul pada klien TB Paru dapat berupa:

Malnutrisi Empiema Efusi pluera Hepatitis, ketulian dan

gangguan gastrointestinal

(sebagai efek samping obat-obatan)

 

Page 13: Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura

Asuhan Keperawat

anTB Paru

Page 14: Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura

A. Pengkajian 1)Biodata2)Riwayat penyakit sekarang3)Riwayat penyakit dahulu4)Riwayat penyakit keluarga5)Pengkajian psikososiospiritual6)Pemeriksaan fisik

Page 15: Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura

Masalah keperawatan yang dapat terjadi pada klien TB Paru dapat berupa:Bersihan jalan nafas tidak efektif

berhubungan dengan sputum yang kental.Gangguan nutrisi; kurang dari

kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan nafsu makan.Kurangnya pengetahuan tentang TB

Paru berhubungan dengan kurangnya informasi.

B. Diagnosa Keperawatan

Page 16: Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura

Untuk meengatasi diagnosa keperawatan yang ada, maka rencana keperawatan yang dapat diberikan meliputi:Diagnosa 1:Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan

sputum yang kental.Tujuan: bersihan jalan nafas efektif.Kriteria hasil:

Sekret (-)Bunyi nafas vesikulerReflek batuk (+)Tanda-tanda vital normal

 

C. Intervensi Keperawatan

Page 17: Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura

IntervensiKaji fungsi pernafasan: bunyi nafas, kecepatan irama, kedalaman dan penggunaan otot bantu.

Atur posisi kepala lebih tinggi.

Ajarkan klien latihan nafas dalam dan batuk efektif.

Berikan cairan minimal 2500ml/hr.

Lakukan fisioterapi dada.Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian OAT dan mukolitik.

Page 18: Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura

Diagnosa 2:Gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan nafsu makan.

Tujuan: Nutrisi adekuat.Kriteria hasil:

Nafsu makan meningkat Makan habis satu porsi setiap makan. Turgor kulit elastis dan kenyal. Berat badan klien dalam batas normal.

 Intervensi:

Kaji keluhan klien terhadap mual, muntah dan anoreksia.

Anjurkan klien untuk makan sedikit tetapi sering. Sajikan makanan dalam keadaan hangat. Bantu klien untuk melakukan perawatan mulut. Timbang BB klien setiap minggu. Kolaborasi dengan ahli diet untuk menentukan

komposisi diet.

Page 19: Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura

Diagnosa 3:Kurangnya pengetahuan tentang TB Paru berhubungan dengan kuranggnya informasi.Tujuan: Klien dapat memahami penyakitnya dan program pengobatannya..Kriteria hasil:

Klien dapat menjawab pertanyaan yang diajukan.

Klien mengerti tentang penjelasan yang diberikan.

Klien tidak bertanya-tanya lagi akan penyakitnya.

 

Intervensi:

Kaji tingkat pemahaman klien tentang penyakitnya dan program pengobatannya.

Berikan penjelasan tentang penyakit dan program pengobatan meliputi:

Pengertian TB Paru.• Penyebab.• Tanda dan gejala TB

Paru.• Proses penularan.• Program

pengobatan/perawatan.

Minta klien secara verbal untuk menjelaskan kembali tentang penyakit dan program pengobatan dengan bahasa yang sederhana.

Berikan reinforcoment positif pada setiap penjelasan klien.

Page 20: Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura

Bagaimana Anatomi

& fisiologi Pleura?

Page 21: Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Page 22: Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura

Apa yang dimaksud

dengan Efusi Pluera?

Page 23: Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura

Efusi pleura adalah penimbunan cairan pada rongga pleura (Price & Wilson 2005). Pleura merupakan lapisan tipis yang mengandung kolagen dan jaringan elastis yang melapisi rongga dada (pleura parietalis) dan menyelubungi paru (pleura visceralis). Diantara pleura parietalis dan pleura visceralis terdapat suatu rongga yang berisi cairan pleura yang berfungsi untuk memudahkan kedua permukaan bergerak selama pernafasan

Page 24: Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Page 25: Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura

Etiologi Berbagai penyebab timbulnya efusi pleura

adalah :Neoplasma, seperti neoplasma

bronkogenik dan metastatik.Kardiovaskuler, seperti gagal jantung

kongestif, embolus pulmonary dan perikarditis.

Penyakit pada abdomen, seperti pankreatitis, asites, abses dan sindrom Meigs.

Infeksi yang disebabkan bakteri, virus, jamur, mikobakterial dan parasit.

TraumaPenyebab lain seperti lupus eritematosus

sistemik, rematoid arthritis, sindroms nefrotik dan uremia.

Page 26: Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura

PATIFISIOLOGI

Page 27: Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura

KLASIFIKASIBerdasarkan lokasi cairan yang terbentuk

Tidak mempunyai kaitan yang spesifik dengan penyakit penyebabnya.

Ditemukan pada penyakit-penyakit berikut: kegagalan jantung kongestif, sindroma nefrotik, asites, infark paru, lupus eritematosus systemic, tumor dan tuberkolosis.

Efusi unilateral

Efusi bilateral

Page 28: Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura

Berdasarkan jenis cairannya dibedakan:Hemotoraks (darah di dalam

rongga pleura) Biasanya terjadi karena cedera di dada. Penyebab lainnya adalah:   pecahnya sebuah pembuluh darah yang kemudian mengalirkan  darahnya ke dalam rongga pleura. Kebocoran aneurisma aorta (daerah yang menonjol di dalam aorta) yang kemudian mengalirkan darahnya ke dalam rongga pleura

Empiema (nanah di dalam rongga pleura)

Bisa terjadi jika pneumonia atau abses paru menyebar ke dalam rongga pleura.

Page 29: Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura

GEJALA KLINIS

DISPNEA NYERI DADA BATUK

Page 30: Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura

KOMPLIKASIFibrotoraks

Efusi pleura yang berupa eksudat yang tidak ditangani dengan drainase yang baik akan terjadi perlekatan fibrosa antara pleura parietalis dan pleura viseralis.

AtalektasisAtalektasis adalah pengembangan paru yang tidak sempurna yang disebabkan oleh penekanan akibat efusi pleura.

Fibrosis paruFibrosis paru merupakan keadaan patologis dimana terdapat jaringan ikat paru dalam jumlah yang berlebihan

Kolaps ParuPada efusi pleura, atalektasis tekanan yang diakibatkan oleh tekanan ekstrinsik pada sebagian / semua bagian paru akan mendorong udara keluar dan mengakibatkan kolaps paru.

Page 31: Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura

PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Rontgen Thoraks• CT Scan Thoraks• Ultrasound• Torakosentesis

Page 32: Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura

Tujuan pengobatan adalah untuk menemukan penyebab dasar, untuk mencegah penumpukan kembali cairan, dan untuk menghilangkan ketidaknyamanan serta dispnea.

PENATALAKSANAAN

Page 33: Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura

Asuhan Keperawat

anPada Efusi

Pluera

Page 34: Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura

A.Pengkajiana) Anamnesis

Pada umumnya tidak bergejala . Makin banyak cairan yang tertimbun makin cepat dan jelas timbulnya keluhan karena menyebabkan sesak, disertai demam sub febril pada kondisi tuberkulosis.

b) Kebutuhan istrahat dan aktifitas Klien mengeluh lemah, napas pendek dengan

usaha sekuat-kuatnya, kesulitan tidur, demam pada sore atau malam hari disertai keringat banyak.

Ditemukan adanya tachicardia, tachypnea/dyspnea dengan usaha bernapas sekuat-kuatnya, perubahan kesadaran (pada tahap lanjut), kelemahan otot, nyeri dan stiffness (kekakuan).

Page 35: Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura

c) Kebutuhan integritas pribadi Klien mengungkapkan faktor-faktor stress

yang panjang, dan kebutuhan akan pertolongan dan harapanDapat ditemukan perilaku denial / menyangkal (terutama pada tahap awal) dan ansietas/kecemasan

d) Kebutuhan Kenyamanan/ Nyeri Klien melaporkan adanya nyeri dada karena

batuk Dapat ditemukan perilaku melindungi bagian

yang nyeri, distraksi, dan kurang istirahat/kelelahan

Page 36: Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura

e)Kebutuhan Respirasi

Klien melaporkan batuk, baik produktif maupun non produktif, napas pendek, nyeri dada

Dapat ditemukan peningkatan respiratory rate karena penyakit lanjut dan fibrosis paru (parenkim) dan pleura, serta ekspansi dada yang asimetris, fremitus vokal menurun, pekak pada perkusi, suara nafas menurun atau tidak terdengar pada sisi yang mengalami efusi pleura. Bunyi nafas tubular disertai pectoriloguy yang lembut dapat ditemukan pada bagian paru yang terjadi lesi. Crackles dapat ditemukan di apex paru pada ekspirasi pendek setelah batuk.

Karakteristik sputum : hijau/purulen, mucoid kuning atau bercak darah

Dapat pula ditemukan deviasi trakea

Page 37: Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura

f) Kebutuhan KeamananKlien mengungkapkan keadaaan imunosupresi

misalnya kanker, AIDS , demam sub febrisDapat ditemukan keadaan demam akut sub febris

h) Kebutuhan Interaksi sosialKlien mengungkapkan perasaan terisolasi karena

penyakit yang diderita, perubahan pola peran

Page 38: Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura

i) Pemeriksaan fisik Pada pemeriksaan fisik

didapatkan perkusi pekak, fremitus vokal menurun atau asimetris bahkan menghilang, bising napas juga menurun atau hilang. Gerakan pernapasan menurun atau asimetris, lebih rendah terjadi pada sisi paru yang mengalami efusi pleura.

Page 39: Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura

j) Pemeriksaan diagnostik

Kultur sputum : dapat ditemukan positif Mycobacterium tuberculosis

Apusan darah asam Zehl-Neelsen : positif basil tahan asam

Skin test : positif bereaksi (area indurasi 10 mm, lebih besar, terjadi selama 48 – 72 jam setelah injeksi.

Fotothorax : pada tuberkulosis ditemukan infiltrasi lesi pada lapang atas paru,deposit kalsium pada lesi primer,dan adanya batas sinus frenikus kostalis yang menghilang,serta gambaran batas cairan yang melengkung.

Biakan kultur : positif Mycobacterium tuberculosisBiopsi paru : adanya giant cells berindikasi nekrosi

(tuberkulosis)Elektrolit : tergantung lokasi dan derajat penyakit,

hyponatremia disebabkan oleh retensi air yang abnormal pada tuberkulosis lanjut yang kronis

ABGs : Abnormal tergantung lokasi dan kerusakan residu paru-paru

Fungsi paru : Penurunan vital capacity, paningkatan dead space, peningkatan rasio residual udara ke total lung capacity, dan penyakit pleural pada tuberkulosis kronik tahap lanjut

Page 40: Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura

B. Diagnosa Keperawatan

1) Ketidakefektifan pola pernafasan berhubungan dengan menurunnya ekspansi paru sekunder terhadap penumpukkan cairan dalam rongga pleura.

2) Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Sehubungan dengan peningkatan metabolisme tubuh, pencernaan nafsu makan akibat sesak nafas sekunder terhadap penekanan struktur abdomen.

3) Cemas sehubungan dengan adanya ancaman kematian yang dibayangkan (ketidakmampuan untuk bernafas).

4) Gangguan pola tidur dan istirahat sehubungan dengan batuk yang menetap dan sesak nafas serta perubahan suasana lingkungan.

5) Ketidakmampuan melakukan aktivitas sehari-hari sehubungan dengan keletihan (keadaan fisik yang lemah).

6) Kurang pengetahuan mengenai kondisi, aturan pengobatan sehubungan dengan kurang terpajang informasi.

Page 41: Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura

C. IntervensiDX1Tujuan : Pasien mampu mempertahankan

fungsi paru secara normalKriteria hasil : – Irama, frekuensi dan kedalaman

pernafasan dalam batas normal–Pada pemeriksaan sinar X dada tidak

ditemukan adanya akumulasi cairan–Bunyi nafas terdengar jelas.

Page 42: Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura

INTERVENSI

• Identifikasi faktor penyebab

• Kaji kualitas, frekuensi dan kedalaman pernafasan, laporkan setiap perubahan yang terjadi.

 • Baringkan pasien dalam posisi yang

nyaman, dalam posisi duduk, dengan kepala tempat tidur ditinggikan 60 – 90 derajat.

 • Observasi tanda-tanda vital (suhu,

nadi, tekanan darah, RR dan respon pasien).

 • Lakukan auskultasi suara nafas tiap 2-

4 jam. • Kolaborasi dengan tim medis lain

untuk pemberian O2 dan obat-obatan serta foto thorax

RASIONAL• Dengan mengidentifikasikan

penyebab, kita dapat menentukan jenis efusi pleura sehingga dapat mengambil tindakan yang tepat.

• Dengan mengkaji kualitas, frekuensi dan kedalaman pernafasan, kita dapat mengetahui sejauh mana perubahan kondisi pasien.

• Penurunan diafragma memperluas daerah dada sehingga ekspansi paru bisa maksimal.

• Peningkatan RR dan tachicardi merupakan indikasi adanya penurunan fungsi paru.

• Auskultasi dapat menentukan kelainan suara nafas pada bagian paru-paru.

• Pemberian oksigen dapat menurunkan beban pernafasan dan mencegah terjadinya sianosis akibat hiponia. Dengan foto thorax dapat dimonitor kemajuan dari berkurangnya cairan dan kembalinya daya kembang paru.

 

Page 43: Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura

DX2Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi

Kriteria hasil : • Konsumsi lebih 40 % jumlah

makanan, • berat badan normal • hasil laboratorium dalam batas

normal.

Page 44: Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura

INTERVENSI

• Beri motivasi tentang pentingnya nutrisi.

• Auskultasi suara bising usus.

• Lakukan oral hygiene setiap hari.

• Sajikan makanan semenarik mungkin

• Beri makanan dalam porsi kecil tapi sering

RASIONAL

• Kebiasaan makan seseorang dipengaruhi oleh kesukaannya, kebiasaannya, agama, ekonomi dan pengetahuannya tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh.

• Bising usus yang menurun atau meningkat menunjukkan adanya gangguan pada fungsi pencernaan

• Bau mulut yang kurang sedap dapat mengurangi nafsu makan.

• Penyajian makanan yang menarik dapat meningkatkan nafsu makan.

• Makanan dalam porsi kecil tidak membutuhkan energi, banyak selingan memudahkan reflek.

.  

Page 45: Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura

DX3• Tujuan: Pasien mampu memahami dan

menerima keadaannya sehingga tidak terjadi kecemasan.

Kriteria hasil : • Pasien mampu bernafas secara normal

pasien mampu beradaptasi dengan keadaannya.

• Respon non verbal klien tampak lebih rileks dan santai

• Nafas teratur dengan frekuensi 16-24 kali permenit, nadi 80-90 kali permenit.

Page 46: Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura

INTERVENSI

• Ajarkan teknik relaksasi

• Pertahankan hubungan saling percaya antara perawat dan pasien

• Kaji faktor yang menyebabkan timbulnya rasa cemas

• Bantu pasien mengenali dan mengakui rasa cemasnya

RASIONAL

• Mengurangi ketegangan otot dan kecemasan

• Hubungan saling percaya membantu proses terapeutik

• Tindakan yang tepat diperlukan dalam mengatasi masalah yang dihadapi klien dan membangun kepercayaan dalam mengurangi kecemasan.

• Rasa cemas merupakan efek emosi sehingga apabila sudah teridentifikasi dengan baik, perasaan yang mengganggu dapat diketahui.

Page 47: Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura

DX4Tujuan: Tidak terjadi gangguan pola tidur dan

kebutuhan istirahat terpenuhi.Kriteria hasil:• Pasien tidak sesak nafas• pasien dapat tidur dengan nyaman tanpa

mengalami gangguan• pasien dapat tertidur dengan mudah dalam

waktu 30-40 menit• pasien beristirahat atau tidur dalam waktu 3-8

jam per hari.

Page 48: Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura

INTERVENSI

• Beri posisi senyaman mungkin bagi pasien.

• Tentukan kebiasaan motivasi sebelum tidur malam sesuai dengan kebiasaan pasien sebelum dirawat.

• Anjurkan pasien untuk latihan relaksasi sebelum tidur.

RASIONAL• Posisi semi fowler atau

posisi yang menyenangkan akan memperlancar peredaran O2 dan CO2.

• Mengubah pola yang sudah menjadi kebiasaan sebelum tidur akan mengganggu proses tidur.

• Relaksasi dapat membantu mengatasi gangguan tidur

Page 49: Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura

DX5• Tujuan :Pasien mampu melaksanakan

aktivitas seoptimal mungkin.

Kriteria hasil :• Terpenuhinya aktivitas secara optimal• pasien kelihatan segar dan

bersemangat• personel hygiene pasien cukup.

Page 50: Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura

INTERVENSI RASIONAL• Evaluasi respon

pasien saat beraktivitas, catat keluhan dan tingkat aktivitas serta adanya perubahan tanda-tanda vital.

• Libatkan keluarga dalam perawatan pasien.

• Jelaskan pada pasien tentang perlunya keseimbangan antara aktivitas dan istirahat

• Mengetahui sejauh mana kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas.

• Memberi pendidikan pada Pasien dan keluarga dalam perawatan selanjutnya.

• Istirahat perlu untuk menurunkan kebutuhan metabolisme.

Page 51: Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura

DX6Tujuan : Pasien dan keluarga tahu mengenai kondisi dan aturan pengobatan.

Kriteria hasil :•Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman penyebab masalah.•Pasien dan keluarga mampu mengidentifikasi tanda dan gejala yang memerlukan evaluasi medik.•Pasien dan keluarga mengikuti program pengobatan dan menunjukkan perubahan pola hidup yang perlu untuk mencegah terulangnya masalah.

Page 52: Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura

INTERVENSI RASIONAL

• Identifikasi kemungkinan kambuh atau komplikasi jangka panjang.

• Kaji ulang tanda atau gejala yang memerlukan evaluasi medik cepat (contoh, nyeri dada tiba-tiba, dispena, distress pernafasan).

• Kaji ulang praktik kesehatan yang baik (contoh, nutrisi baik, istirahat, latihan).

• Penyakit paru yang ada seperti PPOM berat, penyakit paru infeksi dan keganasan dapat meningkatkan insiden kambuh

• Berulangnya effusi pleura memerlukan intervensi medik untuk mencegah, menurunkan potensial komplikasi

• Mempertahankan kesehatan umum meningkatkan penyembuhan dan dapat mencegah kekambuhan

Page 53: Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura

D. EVALUASI• Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam

proses keperawatan, dimana evaluasi adalah kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dengan melibatkan pasien, perawat dan anggota tim kesehatan lainnya.

• Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk menilai apakah tujuan dalam rencana keperawatan tercapai dengan baik atau tidak dan untuk melakukan pengkajian

Page 54: Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura

THANK YOU