tuberculosis dan malnutrisi
DESCRIPTION
Tuberculosis Dan MalnutrisiTuberculosis Dan MalnutrisiTuberculosis Dan MalnutrisiTuberculosis Dan MalnutrisiTuberculosis Dan MalnutrisiTuberculosis Dan MalnutrisiTuberculosis Dan MalnutrisiTuberculosis Dan MalnutrisiTuberculosis Dan MalnutrisiTRANSCRIPT
TUBERCULOSIS DAN MALNUTRISI
Malnutrisi dan tuberculosis merupakan dua permasalahan besar yang dialami oleh
Negara-negara berkembang di dunia. Malnutrisi menyebabkan defisiensi imun sekunder yang
akan meningkatkan risiko terjadinya infeksi (Gupta, Gupta, Atreja, Verma, & Vishvkarma,
2009). Malnutrisi memiliki hubungan secara spesifik terhadap infeksi pada saluran pernapasan
(Jaganath & Muepere, 2012). Malnutrisi energi protein dan mikronutrien meningkatkan risiko
sakit tuberculosis (Gupta, Gupta, Atreja, Verma, & Vishvkarma, 2009).
Penelitian prosfektif di Norwegia pada subjek diatas 15 tahun menunjukkan risiko sakit
tuberkulosis meningkat lima kali lipat pada subjek dengan BMI paling rendah (Gupta, Gupta,
Atreja, Verma, & Vishvkarma, 2009). Penelitian lain di Amerika Serikat dengan
membandingkan insiden tuberculosis terhadap BMI. Penelitian tersebut menunjukkan penurunan
insiden tuberculosis sebesar 13,8% pada setiap kenaikan 1 unit BMI (Lonnroth, Wiliams,
Cegielski, & Dye, 2009).
Sebuah penelitian dilakukan pada hewan coba marmot. Marmot dengan diet rendah
protein yang dipaparkan M. Tuberkulosis menunjukkan deficit respon sel Th-1. Defisit yang
terjadi termasuk penurunan proliferasi limfosit, peningkatan IgG, penurunan sitokin IL-2, TNF-
alpha, IFN-gamma. Kegagalan sistem pertahanan sel Th-1 ini menyebabkan kuman menyebar
secara progresif setelah subjek terinfeksi (Jaganath & Muepere, 2012) .
Sel limfosit T pada anak yang mengalami malnutrisi diketahui mengalami kelainan
susunan RNA dan sintesa protein sehingga menyebabkan menurunnya fungsi sekresi sitokin
yang berperan dalam respon system imun. Sitokin berperan penting dalam deferensiasi sel Th.
Sitokin IL-12, IL-18, dan IL-21 mengontrol deferensiasi sel T menjadi sel Th-1. Sel ini nantinya
akan bertanggung jawab dalam produksi IFN-gamma, IL-2, dan TNF-alpha yang berperan dalam
delayed-type hypersensitivity response dan aktivasi makrofag (Torres, et al., 2013). Hal ini
sesuai dengan teori respon imun host tuberculosis. Respon imun utama yang melindungi host
dari M. Tuberculosis adalah limfosit T dan makrofag (Murray, 2005).
Dapus :
http://jid.oxfordjournals.org/content/early/2012/11/08/infdis.jis608.full
http://www.hindawi.com/journals/pm/2013/828939/#B79
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2813110/#CIT7
http://www.mdpi.com/2072-6643/5/2/579
murray edisi 4 tahun 2005