trio detektif misteri gua raungan ebook by...

115
TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by Syauqy_arr Pesan Alfred Hitchcock SELAMAT datang! Kita bertemu lagi dalam suasana misterius yang melibatkan ketiga remaja yang menamakan diri mereka TRIO DEKTEKTIF. Tapi bagi yang mungkin belum mengenal mereka ini, baiklah kuperkenalkan dulu ketiga-tiganya. Mereka itu Jupiter Jones, Pete Crenshaw, dan Bob Andrews. Semuanya tinggal di Rocky Beach, California - tidak jauh dari kota film yang termasyhur, Hollywood. Beberapa waktu yang lampau ketiga remaja itu mendirikan biro penyelidik, dengan nama "Trio Detektif". Tujuan mereka, menyelidiki setiap misteri yang timbul. Pimpinan biro itu Jupiter Jones yang terkenal logis jalan pikirannya. Ia selalu berkepala dingin, dan tidak kenai kata menyerah dalam menghadapi teka-teki yang membingungkan. Ia didampingi Penyelidik Kedua, yaitu Pete Crenshaw. Kemampuan jasmani pemuda ini besar sekali manfaatnya dalam menghadapi situasi gawat. Sedang Bob Andrews, anggota ketiga, lebih cenderung bersikap tekun dan cermat. Ia bertugas menangani segi riset dan pencatatan fakta. Perusahaan mereka berkantor di sebuah home trailer - atau karavan - yang letaknya tersembunyi di kompleks penimbunan barang bekas yang diperjualbelikan paman dan bibi Jupiter. Semboyan mereka, "Kami menyelidiki apa saja!" Dan kali ini mereka membuktikannya lagi. Mereka mendatangi suatu pertanian yang terletak di daerah pegunungan California, untuk menyelidiki sebuah gua yang meraung, bandit tersohor masa lampau yang bangkit dari kematian, serta beberapa kejadian yang sangat aneh di suatu lembah terpencil. Bagi yang cepat gugup, kunasihati agar berhati-hati saja! Alfred Hitchcock http://inzomnia.wapka.mobi Koleksi ebook inzomnia

Upload: doannhan

Post on 06-Feb-2018

403 views

Category:

Documents


56 download

TRANSCRIPT

Page 1: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

TRIO DETEKTIF

MISTERI GUA RAUNGAN

Ebook by Syauqy_arr

Pesan Alfred Hitchcock

SELAMAT datang! Kita bertemu lagi dalam suasana misterius yang

melibatkan ketiga remaja yang menamakan diri mereka TRIO

DEKTEKTIF. Tapi bagi yang mungkin belum mengenal mereka ini, baiklah

kuperkenalkan dulu ketiga-tiganya. Mereka itu Jupiter Jones, Pete

Crenshaw, dan Bob Andrews. Semuanya tinggal di Rocky Beach,

California - tidak jauh dari kota film yang termasyhur, Hollywood.

Beberapa waktu yang lampau ketiga remaja itu mendirikan biro

penyelidik, dengan nama "Trio Detektif". Tujuan mereka, menyelidiki

setiap misteri yang timbul.

Pimpinan biro itu Jupiter Jones yang terkenal logis jalan pikirannya. Ia

selalu berkepala dingin, dan tidak kenai kata menyerah dalam

menghadapi teka-teki yang membingungkan. Ia didampingi Penyelidik

Kedua, yaitu Pete Crenshaw. Kemampuan jasmani pemuda ini besar

sekali manfaatnya dalam menghadapi situasi gawat. Sedang Bob

Andrews, anggota ketiga, lebih cenderung bersikap tekun dan cermat.

Ia bertugas menangani segi riset dan pencatatan fakta. ­Perusahaan

mereka berkantor di sebuah home trailer - atau karavan - yang letaknya

tersembunyi di kompleks penimbunan barang bekas yang

diperjualbelikan paman dan bibi Jupiter. Semboyan mereka, "Kami

menyelidiki apa saja!"

Dan kali ini mereka membuktikannya lagi. Mereka mendatangi suatu

pertanian yang terletak di daerah pegunungan California, untuk

menyelidiki sebuah gua yang meraung, bandit tersohor masa lampau

yang bangkit dari kematian, serta beberapa kejadian yang sangat aneh

di suatu lembah terpencil. Bagi yang cepat gugup, kunasihati agar

berhati-hati saja!

­Alfred Hitchcock ­

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 2: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

Bab 1 Erangan dalam Lembah

"AAAAAA-ooouuu!"

Erangan menyeramkan itu menggema dalam lembah. Saat temaram senja

menambah keseramannya.

"Itu dia - sudah mulai lagi," kata Pete Crenshaw berbisik -bisik.

Ia mengendap bersama kedua rekannya, Jupiter Jones dan Bob

Andrews, di atas tebing yang tinggi. Letaknya terpencil di salah satu

sudut tempat pertanian yang bernama Crooked- Y Ranch, hanya

beberapa ratus meter saja dari Samudra Pasifik. Sekali lagi terdengar

bunyi erangan seperti yang tadi.

"Aaaaaa-ooouuu!"

Bunyinya seperti lolongan panjang. Menegakkan bulu roma.

Pete bergidik. "Aku bisa mengerti sekarang, kenapa para pekerja

pertanian itu tidak mau lagi datang kemari," katanya pada teman-

temannya.

"Mungkin datangnya dari mercu suar yang nampak ketika kita menuju

kemari tadi " kata Bob menduga dengan suara pelan.

"Mungkin itu gema bunyi sirene kabul" Jupiter menggeleng.

"Tidak, Bob," katanya. "Kurasa suara itu bukan dari mercu suar asalnya.

Bunyi sirene kabut tidak begitu. Di samping itu, sekarang kan tidak ada

kabut."

"Kalau begitu, apa -" Bob tidak menyelesaikan kalimatnya, karena tahu-

tahu Jupiter sudah tidak ada lagi di sampingnya.

Penyelidik Pertama bertubuh gempal itu lari sambil merunduk-runduk ke

arah kanan, menyusur tubir. Pete dan Bob cepat-cepat berdiri lalu

menyusul. Matahari sudah hampir terbenam di balik celah pegunungan

pantai. Lembah nampak seperti berselubung cahaya kelabu temaram.

Sekitar lima puluh meter kemudian, Jupiter berhenti. Suara erangan

terdengar kembali. Jupiter memperhatikan dengan seksama. Tangannya

dicungkupkan di belakang telinga.

Pete memandangnya dengan mata membesar karena heran. "Sedang

mengapa kau, Jupe?"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 3: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

Pertanyaan itu tidak dijawab Jupiter. Ia berpaling, lalu berjalan sekitar

seratus meter ke arah yang berlawanan.

"Apakah kita hanya akan mondar-mandir saja di tepi tebing ini, Jupe?"

tanya Bob.

Ia pun heran melihat tindak-tanduk Jupiter yang nampak aneh itu.

­Sebelum temannya itu sempat menjawab, terdengar lagi suara erangan

nyaring, mengambang dalam lembah.

"Aaaa-ooouuuu!"

Jupiter berpaling, menatap kedua rekannya.

"Tidak, Bob," katanya. "Eksperimen kita sudah selesai sekarang."

"Eksperimen?" kata Pete cepat. "Eksperimen yang mana? Kita dari tadi

kan cuma mondar-mandir saja di sini!"

"Kita tadi sudah mendengar erangan itu dari tiga tempat di atas tebing

ini," kata Jupiter menjelaskan. "Dalam pikiranku, aku menarik tiga garis

lurus - yaitu dari tempat aku mendengarnya, ke arah dari mana suara itu

kedengarannya berasal. Dan di mana ketiga garis khayal itu saling

berpotongan, di situlah asal suara tadi."

Sekarang Bob mengerti. "Memang betul, Pete," katanya. "Itu ilmu ukur

segitiga. Para pekerja teknik biasa memakainya."

"Tepat!" kata Jupiter. "Tentu saja aku tadi cuma bisa mengira-ngira

saja. Tapi untuk keperluan kita, sudah cukup."

"Keperluan apa, Jupe?" tanya Pete. "Maksudku, kita sudah menemukan

apa?"

"Kita kini mengetahui bahwa suara tadi pasti berasal dari gua yang ada

di gunung sana," kata Jupiter sambil menuding "Gua El Diablo!"

"Aduh, Jupe - itu kan sudah dari semula kita ketahui." kata Pete agak

kesal. "Kan sudah dikatakan oleh Mr. dan Mrs. Dalton."

Tapi Jupiter menggeleng. "Penyelidik yang bermutu tidak boleh begitu

saja mempercayai laporan orang, tanpa meneliti kebenarannya. Saksi

sering tidak bisa diandalkan keterangannya. Sudah berapa kali hal itu

dikatakan Mr. Hitchcock pada kita."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 4: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

Ketiga remaja itu berteman baik dengan Alfred Hitchcock, sejak

mereka mencarikan rumah berhantu untuk sutradara kenamaan itu,

untuk dijadikan lokasi pembuatan filmnya yang terbaru waktu itu.

"Kurasa kau benar, Jupe," kata Pete. "Mr. Hitchcock memang sudah

membuktikan pada kita bahwa sebenarnya tidak banyak yang benar-

benar dilihat saksi mata."

"Atau didengar," kata Jupiter menambahkan. "Tapi sekarang aku tidak

ragu-ragu lagi. Suara erangan itu memang datang dari Gua El Diablo. Kini

kita tinggal menyelidiki apa yang menimbulkan suara erangan itu, dan -"

Ia tidak menyelesaikan perkataannya, karena saat itu terdengar lagi

suara erangan yang nyaring. Seram dan mengerikan bunyinya dalam

kesuraman lembah yang mulai diselubungi kegelapan malam.

"Aaaaa-ooooouuuuuu!"

Kini bahkan Jupiter pun berdiri bulu tengkuknya. Bayang-bayang gelap

nampak memanjang, merayapi dasar lembah. Pete meneguk ludah, tanda

bahwa ia gugup. Atau mungkin juga ngeri! ­

"Mr. Dalton kan sudah tiga kali datang memeriksa gua itu, bersama

sheriff," katanya. "Tapi mereka tidak menemukan apa-apa di sana."

"Mungkin itu suara binatang," kata Bob menduga. "Aku belum pernah

mendengar suara binatang yang begitu," kata Jupiter.

"Lagi pula, kalau memang binatang, Mr. Dalton dan juga petugas

keamanan yang menyertainya pasti menemukan jejaknya di sana. Mereka

kan pemburu berpengalaman - ahli dalam melacak jejak binatang biasa. "

"Binatang biasa, katamu?" kata Pete dengan sikap gugup.

"Mungkin saja itu binatang yang tidak dikenal di daerah sini," kata

Jupiter. "Atau mungkin juga," sambungnya dengan mata berkilat kocak,

"mungkin juga itu El Diablo sendiri!"

"Jangan begitu dong!" seru Pete. "Kita kan tidak percaya pada hantu! Ya,

kan?"

Jupiter tertawa nyengir. "Aku kan tidak menyebut-nyebut hantu!"

katanya.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 5: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

"Tapi El Diablo kan sudah mati, hampir seratus tahun yang lalu," kata

Bob menyela. "Jika bukan hantu yang kaumaksudkan, Jupe - lalu apa

maksudmu?"

Jupiter tidak sempat menjawab, karena tepat saat itu langit di atas

lembah menjadi terang benderang. Nampak kilatan sinar kemerahan

memancar. Bunyi ledakan seakan-akan menggetarkan seluruh lembah.

Ketiga remaja itu berpandang-pandangan dengan mata terbuka lebar.

"Apa itu, Jupe?" tanya Bob.

"Entah - aku juga tidak tahu," jawab Jupiter sambil menggeleng.

Kilatan cahaya yang bertubi-tubi tadi menghilang. Gema bunyi ledakan

lenyap dengan pelan. Tiba-tiba Bob menjentikkan jarinya.

"Aku tahu sekarang - itu Angkatan Laut!" katanya. "Kau ingat ketika kita

kemari naik truk, Jupe? Kita kan melihat kapal-kapal Angkatan Laut

sedang berlatih! Pasti sekarang mereka sedang berlatih menembak

sasaran di Kepulauan Selat."

Pete tertawa lega. "Ya, betul," katanya. "Mereka memang biasa

melakukannya, beberapa kali dalam setahun. Aku pernah membaca

berita mengenainya di koran. Mereka menembaki sasaran pulau yang

tidak ada penghuninya."

Jupiter mengangguk. "Memang - kemarin juga diberitakan dalam koran:

Latihan menembak malam hari! Yuk - kita kembali ke ranch. Aku ingin

tahu lebih banyak lagi tentang lembah ini."

Pete dan Bob langsung setuju saja, karena saat itu lembah sudah benar-

benar gelap. Ketiganya berjalan menuju ke sepeda-sepeda mereka yang

ditaruh di tepi jalan tanah yang terdapat di sebelah belakang tebing.

Tiba-tiba dari seberang lembah terdengar bunyi gemuruh, disusul suara

jeritan panjang.

Bab 2 Si Tua

"ITU bukan erangan yang dari gua!" seru Pete.

"Betul," kata Jupiter sependapat. "Itu suara orang!"

"Orang yang dalam kesulitan!" kata Bob menambahkan. "Yuk, kita ke

sana!"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 6: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

Jeritan tadi datang dari kaki gunung yang menjulang di antara lembah

dan tepi samudra. Gunung itu disebut Gunung Setan, karena puncaknya

yang kembar berbentuk seperti tanduk di atas kepala. Bob, Jupiter, dan

Pete berlari sekuat tenaga melintasi lembah, menuju kaki Gunung Setan.

Di lerengnya berserakan tumpukan batu yang baru saja jatuh dari

sebelah atas. Debu masih berhamburan di udara.

"Tolong!" Seruan itu lemah sekali.

Pete berlutut di samping seorang laki-laki yang rambutnya sudah

ubanan. Orang itu terkapar di tanah. Tungkainya terputar dalam posisi

tidak normal, tertindih batu yang longsor tadi. Mukanya mengernyit,

menahan sakit.

"Jangan bergerak," kata Pete padanya. "Kami akan segera

menyingkirkan batu-batu yang menindih. "

Pete berdiri lagi, sambil memandang Jupiter. "Kurasa kakinya patah,"

katanya. "Sebaiknya kita cepat-cepat mencari pertolongan."

Laki-laki yang tergeletak itu mengenakan pakaian usang. Potongannya

seperti pekerja di tempat pertanian.

"Pergilah ke Crooked- Y Ranch," katanya. "Aku bekerja di situ. Katakan

pada Mr. Dalton agar mengirimkan beberapa orangnya kemari!"

Anak-anak berpandang-pandangan dengan perasaan kecut. Ada lagi anak

buah Mr. Dalton yang ditimpa kecelakaan! Bencana masih terus

merongrong Lembah Raungan!

***

Mulanya hanya Pete sendiri yang datang ke tempat pertanian itu, untuk

berlibur selama dua minggu di tempat suami-istri Dalton, yang baru saja

membeli Crooked- Y Ranch. Jess Dalton, yakni Mr. Dalton, dulunya jago

menunggang kuda liar, suatu acara pertandingan yang selalu meramaikan

rodeo, di mana para penggembala sapi saling bertanding memamerkan

kemahiran mereka menunggang kuda dan sapi jantan, serta menangkap

anak sapi. Ia pernah beberapa kali bekerja dengan Mr. Crenshaw, ayah

Pete, dalam pembuatan film-film petualangan dengan lokasi daerah

barat benua Amerika.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 7: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

Kemudian, ketika ia merasa mulai tua, Jess Dalton memutuskan untuk

membeli usaha pertanian dengan uang simpanannya. Ia ingin pensiun.

Orang yang sudah mulai tua, sebaiknya hidup lebih tenang. Jangan

mencari-cari bahaya lagi, katanya.

Tapi ketika ia bersama istrinya baru saja mulai mengembangkan kembali

usaha pertanian yang dibelinya dalam keadaan tak terurus, tahu-tahu

kesulitan datang melanda. Lembah Raungan mulai mengerang lagi setelah

setengah abad membisu. Nama aneh itu berasal dari cerita-cerita kuno

bangsa Indian serta karena ada beberapa peristiwa seram semasa

California masih merupakan jajahan bangsa Spanyol dulu. Suara erangan

itu saja sudah menyebabkan para pekerja ketakutan - apalagi ketika

kemudian terjadi kecelakaan secara beruntun-runtun.

Kecelakaan pertama terjadi suatu petang, ketika dua bawahan Mr.

Dalton sedang berkuda dalam Lembah Raungan. Tiba-tiba mereka

mendengar bunyi erangan aneh. Kedua kuda tunggangan mereka

melonjak karena kaget, sehingga para pekerja itu terpelanting ke tanah.

Satu di antaranya patah tangannya. Mereka kembali ke ranch sambil

bercerita bahwa "ada sesuatu yang menyeramkan di dalam lembah".

Tidak lama setelah itu, ternak sapi tahu-tahu lari bercerai berai saat

tengah malam, tanpa diketahui apa yang menjadi penyebabnya. Kemudian

seorang pekerja bercerita bahwa ketika ia sedang berjalan saat senja

dalam lembah, tiba-tiba ia melihat sosok tubuh yang besar sekali muncul

dari Gua El Diablo, di kaki Gunung Setan.

Beberapa waktu kemudian dua orang pekerja lenyap tanpa meninggalkan

berita. Walau sheriff yang menyelidiki kejadian itu kemudian

mengatakan bahwa kedua orang itu ditemukannya di kota Santa Carla

yang letaknya tidak begitu jauh dari situ, namun para pekerja yang lain

tetap saja tidak mau percaya.

Dengan segera Pete menyadari bahwa suami-istri Dalton benar-benar

pusing memikirkan segala rongrongan itu. Gua El Diablo diperiksa dengan

cermat - tapi tanpa menghasilkan kejelasan. Tidak mungkin sheriff

disuruh menguber hantu, atau legenda kuno. Ia sependapat dengan Jess

Dalton, bahwa pasti ada keterangan yang biasa saja di balik kejadian

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 8: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

misterius itu. Tapi sampai saat itu tidak ada yang berhasil menemukan

keterangannya.

Akhirnya Pete memutuskan untuk memanggil kedua rekannya, Bob dan

Jupiter, sambil menjelaskan bahwa di situ mungkin ada misteri yang bisa

diselidiki Trio Detektif. Kedua temannya itu sama sekali tidak

mengalami kesulitan ketika minta izin agar diperbolehkan menyusul Pete

ke Crooked- Y Ranch. Sedang Mr. dan Mrs. Dalton sama sekali tidak

menaruh keberatan atas kedatangan mereka. Tempat pertanian milik

kedua suami-istri itu letaknya sekitar sepuluh mil dari Santa Carla,

suatu kota obyek pariwisata yang modern. Tidak sampai seratus mil

sebelah utara Rocky Beach. Daerah tempat pertanian itu merupakan

wilayah pegunungan gersang, penuh dengan lembah dalam serta ngarai

berliku-liku, dengan teluk-teluk kecil yang terpencil letaknya di pesisir

Pasifik.

Orang tua Bob, juga paman dan bibi Jupiter, langsung setuju ketika

kedua remaja itu minta izin pergi ke sana. Menurut mereka, itu

kesempatan baik bagi keduanya untuk mengenal kehidupan di tempat

pertanian, sambil bersenang-senang naik kuda, berenang-renang, dan

memancing ikan di laut. Tapi bukan itu tujuan Bob dan Jupiter. Mereka

bukan hendak menunggang kuda, berenang-renang, atau memancing di

sana - melainkan menyelidiki misteri Lembah Raungan. Dan ketika

sedang melakukan kegiatan itulah mereka kemudian menjumpai laki-laki

yang tergeletak di tanah dengan tungkai tertindih batu.

"Lembah ini tempat yang terkutuk! Sungguh," gumam orang itu sambil

menahan rasa sakit. "Kenapa aku masih juga datang kemari.... Erangan

tadi itu - itulah penyebabnya!"

"Kurasa bukan," kata Jupiter bersungguh-sungguh. "Menurutku, getaran

yang ditimbulkan oleh tembakan kapal-kapal perang tadi menyebabkan

ada batu-batu menjadi longgar di atas sana, sehingga terjadi longsor.

Lereng Gunung Setan ini terjal sekali, dan juga sangat gersang."

"Erangan tadi penyebabnya!" kata orang itu berkeras.

"Sebaiknya kita mencari bantuan saja," kata Pete. "Kita sendiri takkan

mampu mengeluarkannya dari bawah batu-batu yang menindih ini."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 9: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

Saat itu terdengar suara kuda meringkik. Jupiter berpaling ke arah

suara itu, diikuti oleh Bob dan Pete. Nampak tiga orang berkuda

menyusur punggung lembah, menuju ke tempat mereka. Seorang di

antaranya menuntun kuda yang tidak ada penunggangnya. Penunggang

kuda yang paling depan ternyata Mr. Dalton.

"Sedang mengapa kalian di sini?" tanyanya sambil turun dari pelana.

Mr. Dalton bertubuh jangkung. Langsing tapi kekar. Ia memakai kemeja

berwarna merah nyala, celana blue jeans yang sudah lusuh, serta sepatu

cowboy bertumit tinggi dan dihiasi ukiran. Kekhawatiran nampak

membayang di wajahnya yang coklat dan berkerut-kerut terbakar sinar

matahari. Anak-anak menjelaskan bagaimana mereka tadi sampai

menemukan laki-laki yang cedera itu.

"Bagaimana, Cardigo?" tanya Jess Dalton. Ia berlutut di sisi anak

buahnya yang masih terkapar.

"Kakiku patah," gumam yang ditanya, "dan lembah terkutuk ini yang

menyebabkannya. Aku tidak mau lebih lama lagi berada di tempat ini."

"Kurasa tembakan-tembakan tadi melonggarkan batu-batu di atas

tebing, sehingga menyebabkan longsor," kata Jupiter menjelaskan.

"Ya - pasti itu penyebabnya," kata Mr. Dalton. "Sekarang tenang sajalah

dulu, Cardigo. Dengan segera kau akan kami bebaskan."

Tidak lama kemudian batu-batu yang menindih sudah berhasil

disingkirkan. Anak buah Mr. Dalton yang dua lagi pulang sebentar untuk

mengambil truk. Kendaraan itu dijalankan mundur sampai ke tempat

longsoran. Kemudian Cardigo diangkat dengan hati-hati, dimasukkan ke

bak belakang. Ia diangkut ke rumah sakit di Santa Carla, sementara

Jupiter beserta kedua temannya bersepeda kembali ke ranch.

Hari sudah malam ketika mereka tiba di tempat pertanian dan

menyimpan sepeda mereka. Di tempat itu ada lima bangunan: satu

bangsal tempat para pekerja tidur, sebuah lumbung besar, satu lagi

yang agak kecil, satu bangunan tempat memasak, dan bangunan utama

tempat tinggal suami-istri Dalton Bangunan utama itu bertingkat dua.

Bangunannya sudah tua, berkerangka kayu dengan dinding batu bata

yang dibuat dari tanah liat. Rumah itu dikelilingi serambi lebar yang

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 10: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

teduh karena dinaungi atap. Tanaman menjalar dengan bunga berbentuk

corong merambati seluruh dinding, begitu pula semak bougainvillaea

berbunga warna merah tua. Kompleks bangunan-bangunan itu dikelilingi

kandang-kandang terbuka yang berpagar.

Ketika Pete dan kedua temannya datang, nampak para pekerja berdiri

dalam kelompok-kelompok kecil di sekitar dapur. Rupanya mereka

sedang membicarakan kecelakaan yang baru terjadi. Mereka bercakap-

cakap dengan suara pelan. Tapi wajah mereka menampakkan rasa takut

bercampur marah. Anak-anak hendak melangkah masuk ke bangunan

utama.

Tiba-tiba mereka disapa oleh seseorang yang tidak langsung kelihatan.

Suaranya berat dan bernada kasar. ­"Apa yang kalian lakukan di luar

tadi?"

Anak-anak melihat ada gerakan di serambi yang gelap. Mereka

mengenali sosok tubuh yang kecil tapi berotot. Mereka melihat wajah

yang keras ditempa kehidupan yang selalu di alam terbuka. Wajah Luke

Hardin, mandor yang mengepalai para pekerja di situ.

"Ranch ini sangat luas." kata mandor itu pada mereka. "Orang gampang

sekali tersesat di sini."

"Anda tidak perlu mengkhawatirkan kami," jawab Jupiter. "Kami sudah

biasa di alam bebas dan di daerah pegunungan."

Mandor itu maju selangkah. "Aku sudah mendengar apa yang kalian

lakukan tadi. Kalian ke Lembah Raungan! Tempat itu tidak cocok untuk

anak-anak! Kalian jangan ke sana!"

Sebelum anak-anak sempat mengatakan apa-apa, pintu rumah terbuka.

Dari dalam muncul seorang wanita bertubuh kecil tapi gesit. Rambutnya

sudah penuh uban, sedang kulit mukanya coklat terbakar matahari.

"Jangan mengoceh, Luke!" tukas wanita itu. "Mereka ini bukan anak-anak

kecil. Mereka rasanya lebih mampu memakai akal sehat, dibandingkan

dengan dirimu!"

"Lembah Raungan bukan tempat yang baik, Mrs. Dalton!" kata Luke

Hardin berkeras.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 11: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

"Orang dewasa seperti kau - masa takut dengan gua!" kata Mrs. Dalton

mencemooh.

"Bukannya takut," kata Hardin lambat-lambat. "Aku juga tidak takut

menghadapi kenyataan. Aku orang sini, sejak lahir. Sewaktu kecil pun

aku sudah mendengar tentang Lembah Raungan. Dulu aku tidak pernah

mau percaya pada cerita-cerita itu. Tapi sekarang - aku tidak tahu!"

"Omong kosong! Itu kan cuma takhyul kuno - dan kau juga tahu!" kata

Mrs. Dalton.

Ia mengucapkannya dengan sikap tegas. Tapi walau begitu tak dapat

disembunyikannya nada gelisah yang membayang dalam suaranya.

"Menurut Anda, apakah yang menyebabkan terdengar suara erangan itu,

Mr. Hardin?" tanya Jupiter. Mandor itu memandangnya dengan mata

terpicing.

"Entahlah, Nak," katanya serius. "Aku tidak tahu. Orang lain juga tidak

ada yang tahu. Kami sudah memeriksa, tapi tidak menemukan apa-apa di

sana. Setidak-tidaknya - yang bisa dilihat."

Mata mandor itu seakan-akan bersinar dalam gelap. "Menurut kata

orang-orang Indian, tidak ada yang bisa melihat Si Tua!"

Bab 3 Keterangan tentang El Diablo

"LUKE!" seru Mrs. Dalton, menyuruhnya diam.

Tapi mandor itu keras kepala. "Aku tidak mengatakan bahwa aku

percaya pada cerita-cerita itu. Tapi kita kan harus menghadapi

persoalan seperti apa adanya! Gua itu mulai mengerang-erang lagi, tapi

sampai sekarang belum ada yang berhasil menemukan apa-apa yang bisa

menjelaskan timbulnya. Kalau bukan Si Tua, lalu apa menurut Anda?"

Setelah itu Luke Hardin turun dari serambi, menuju ke bangsal tempat

para pekerja.

Mrs. Dalton menatap orang yang pergi itu dengan wajah yang

mencerminkan kegelisahan. "Kurasa kita semua sudah terpengaruh,"

katanya kemudian. "Luke itu sebenarnya sangat tabah. Belum pernah

kujumpai orang setabah dia. Aku belum pernah mendengarnya berbicara

seperti ini."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 12: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

"Aku ingin tahu, apa sebabnya ia tahu-tahu berbicara tentang Si Tua

dengan kita," kata Jupiter sambil merenung.

Mrs. Dalton tersenyum dengan tiba-tiba.

"Kurasa Luke cuma capek saja," katanya. "Kita semua merasa gelisah, di

samping sangat repot bekerja. Nah - bagaimana jika untuk kalian

kuhidangkan susu hangat dengan. kue-kue?"

"Boleh saja, Ma'am!" jawab Pete dengan cepat, mewakili kedua

temannya.

Tidak lama kemudian mereka sudah asyik makan kue sambil minum susu

di ruang duduk yang nyaman dalam ruang pertanian tua itu. Permadani

Indian yang berwarna-warni terhampar menutupi lantai, di bawah kursi

dan meja sederhana yang dibuat dengan tangan. Satu sisi ruangan itu

hampir penuh dengan pendiangan besar dari batu. Di dinding dipajang

kepala-kepala rusa, beruang, dan singa gunung yang sudah diawetkan.

"Si Tua itu sebenarnya apa, Mrs. Dalton?" tanya Jupiter sambil meraih

sebuah kue lagi.

"Ah - cuma legenda kuno orang Indian saja, Jupiter. Zaman dulu, ketika

orang Spanyol baru datang kemari, orang-orang Indian penghuni daerah

ini mengatakan bahwa dalam gua di Gunung Setan ada hantu hitam

mengkilat, yang mereka namakan Si Tua. Kata mereka, tinggalnya dalam

suatu telaga, jauh di dalam gua."

Mata Pete terkejap. "Tapi jika tidak ada yang bisa melihat Si Tua itu,

dari mana mereka tahu bahwa ia hitam mengkilat?"

Mrs. Dalton tertawa. ­"Nah - betul, kan? Cerita itu memang tidak masuk

akal! Kurasa dulu pernah ada orang yang merasa seperti melihatnya, lalu

ia bercerita pada teman-temannya. Begitu seterusnya – turun-temurun.

"

"Lalu bagaimana reaksi orang Spanyol?" tanya Bob.

"Itu kan zaman dulu," kata Mrs. Dalton lagi. "Orang-orang Spanyol itu

sebenarnya juga percaya pada yang bukan-bukan. Mereka mengatakan

tidak percaya - tapi kalau tidak benar-benar terpaksa, mereka tidak

pernah mau pergi mendekati lembah itu. Hanya yang paling tabah saja di

antara mereka, El Diablo - hanya dialah yang berani masuk ke gua."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 13: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

"Bisakah Anda bercerita sedikit tentang El Diablo?" kata Jupiter

meminta.

Saat itu Mr. Dalton masuk bersama seorang laki-laki bertubuh kecil

kurus dan berkaca mata tebal. Anak-anak sudah berjumpa sebelumnya

dengan orang itu. Namanya Profesor Walsh, tamu keluarga Dalton.

"Kudengar kalian tadi ke Lembah Raungan yang misterius itu, Anak-

anak," kata Profesor.

"Ah, misterius. Apanya yang misterius! Itu kan cuma omongan orang

saja!" tukas Mr. Dalton. "Apa yang terjadi di sana, bukan barang asing di

tempat pertanian yang mana pun. Cuma kecelakaan biasa saja."

"Anda memang benar," kata Profesor Walsh, "tapi sayangnya anak buah

Anda tidak mau percaya. Orang yang berpendidikan rendah lebih cepat

percaya pada hal-hal gaib, dan tidak mencari penyebabnya pada

keteledoran diri sendiri."

"Coba kita bisa menemukan penyebabnya, lalu menunjukkannya pada

mereka," kata Mr. Dalton. "Setelah kecelakaan tadi, pasti ada lagi

bawahanku yang minta berhenti. Padahal Jupiter ini saja bisa melihat

bahwa batu yang longsor terjadi karena getaran tembakan meriam

kapal-kapal perang di lepas pantai."

"Maaf, Sir, " kata Jupiter memotong, "kami ingin membantu, jika kami

bisa! Seperti mungkin sudah dikatakan oleh Mr. Crenshaw, kami cukup

berpengalaman menghadapi kejadian seperti ini."

"Pengalaman?" kata Mr. Dalton mengulangi, sambil menatap ketiga

remaja yang ada di depannya dengan pandangan tak mengerti.

Jupiter mengeluarkan dua lembar kartu dari kantungnya, lalu

menyodorkannya pada Mr. Dalton. Petani jangkung itu mengamat-amati

kedua kartu itu. Dibacanya tulisan yang tertera pada kartu pertama.

TRIO DETEKTIF

"Kami Menyelidiki Apa Saja"

? ? ?

Jupiter Jones....

Penyelidik Pertama Pete Crenshaw....

Penyelidik Kedua Bob Andrews...... Catatan dan Riset

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 14: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

Mr. Dalton mengernyitkan keningnya. "Jadi kalian ini penyelidik? Wah -

bagaimana, ya? Jangan-jangan sheriff tidak suka jika ada anak-anak

ikut campur."

Profesor Walsh memandang kartu itu. "Apa arti ketiga tanda tanya ini?

Apakah kalian menyangsikan kemampuan kalian sebagai detektif?"

Nampak jelas bahwa profesor itu cuma bercanda saja, karena ia

tersenyum. Bob dan Pete hanya nyengir, memberi kesempatan pada

Jupiter untuk menjawab. Orang dewasa selalu bertanya tentang tanda

tanya itu. Dan itu memang disengaja oleh Jupiter.

"Bukan begitu, Sir," katanya. "Ketiga tanda tanya itu lambang kami. Arti

masing-masing tanda tanya itu pertanyaan yang belum terjawab, misteri

yang belum terpecahkan, dan teka-teki yang menghendaki penyelesaian.

Selama ini kami belum pernah tidak berhasil menjelaskan setiap teka-

teki yang kami jumpai."

Kalimat terakhir diucapkannya dengan bangga. Tapi sementara itu Mr.

Dalton sudah menyimak isi kartu berikutnya, yang berukuran lebih kecil

dan berwarna hijau. Kecuali Jupiter, Bob dan Pete juga memiliki kartu

serupa, dengan isi yang sama.

"Dengan ini dijelaskan bahwa pemegang kartu ini Petugas Remaja

Pembantu Suka rela yang bekerja sama dengan Dinas Kepolisian Rocky

Beach. Mohon agar pada yang bersangkutan diberikan bantuan seperti

yang diperlukan, untuk mana kami mengucapkan terima kasih ­Samuel

Reynolds - Kepala Polisi"

Profesor Walsh memandang kartu hijau itu dari balik lensa kaca

matanya yang tebal.

"Wah - benar-benar mengesankan! Kalian memang memiliki tanda

pengenal yang hebat," katanya. "Kalian memang lebih menunjukkan akal

sehat malam ini, dibandingkan dengan sementara orang dewasa di

tempat ini," kata Mr. Dalton beberapa saat kemudian. "Mungkin memang

tiga remaja dengan pandangan segarlah yang kita perlukan guna

menyelesaikan urusan yang sebenarnya omong kosong ini. Aku yakin,

pasti ada penjelasannya yang sederhana! Jika kalian berjanji akan

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 15: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

sangat berhati-hati jika ada di sekitar gua itu, akan kukatakan silakan

menyelidiki!"

"Kami akan berhati-hati sekali!" seru ketiga remaja serempak.

Mrs. Dalton tersenyum. "Pasti ada keterangan yang biasa-biasa saja tapi

tidak kita temukan selama ini," katanya.

Mr. Dalton mendengus. "Aku yakin, itu cuma angin yang menghembus

lewat liang-liang tua yang ada di dalam. Cuma itu saja!"

Jupiter menyikat kue yang penghabisan. "Anda beserta sheriff sudah

memeriksa seluruh gua itu, Sir?" tanyanya pada Mr. Dalton.

"Dari ujung ke ujung! Lorong-lorong di dalamnya banyak yang tersumbat

reruntuhan batu yang disebabkan oleh gempa masa silam. Tapi semua

lorong yang bisa kami masuki, sudah kami periksa dengan cermat."

"Waktu itu Anda menemukan sesuatu yang kelihatannya merupakan

perubahan yang belum lama terjadi?" desak Jupiter.

"Berubah?" Kening Mr. Dalton berkerut, sementara ia berusaha

mengingat-ingat "Sepanjang penglihatan kami, tidak ada. Ke mana

sebenarnya arah pertanyaanmu, Nak?"

"Begini, Sir," kata Jupiter menjelaskan. "Erangan itu katanya kan mulai

terdengar lagi sejak sebulan yang lalu. Sebelum itu sudah setengah

abad tidak pernah terdengar. Jika penyebabnya angin, mestinya kan ada

perubahan dalam gua, sehingga bunyi itu terdengar lagi sekarang.

Maksud saya, kecil sekali kemungkinannya angin yang berubah."

"Nah - itu logika yang baik sekali, Dalton!" kata Profesor Walsh.

"Kelihatannya ada kemungkinan anak-anak ini akan bisa menyibakkan

misteri kita."

Jupiter melanjutkan penjelasannya, tanpa mengacuhkan ucapan Profesor

Walsh. "Menurut keterangan yang saya dengar, suara mengerang itu

juga hanya terdengar saat malam hari. Itu tidak mungkin, jika

penyebabnya hanya angin. Sempatkah Anda memperhatikan, apakah

bunyi itu terdengar setiap kali angin berhembus malam hari?"

"Tidak! Maksudku, suara itu tidak terdengar setiap kali ada angin

malam-malam" Dari sikapnya nampak bahwa Mr. Dalton benar-benar

mulai tertarik. "Aku sekarang mengerti maksudmu. Jika penyebabnya

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 16: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

hanya angin, maka mestinya kita mendengarnya setiap kali angin

menghembus saat malam hari."

Kemudian ia menyambung, "Tapi bisa saja angin serta keadaan cuaca

tertentu."

Profesor Walsh tersenyum. "Atau bisa juga El Diablo yang muncul

kembali!"

Pete kaget. "Jangan begitu ah, Profesor," katanya gugup. "Sebelum

Anda, Jupe juga sudah mengatakan begitu!"

Profesor Walsh memandang ke arah Jupiter.

"Ia mengatakan begitu, ya?" kata laki-laki berkaca mata tebal itu. "Kau

percaya bahwa hantu itu ada, Anak muda?"

"Kalau tentang hantu, tidak ada yang bisa tahu dengan pasti, Sir," sela

Bob serius. "Tapi kami belum pernah menjumpai hantu yang benar-benar

hantu."

"Begitu," kata Profesor. "Orang Spanyol yang tinggal di kawasan ini dulu

selalu mengatakan bahwa El Diablo pasti akan datang lagi apabila

bantuannya diperlukan. Aku sudah banyak melakukan riset mengenainya,

dan aku tidak bisa mengatakan bahwa tidak mungkin ia muncul kembali. "

"Kata Anda tadi, riset?" tanya Bob.

"Profesor Walsh ini guru besar ilmu sejarah," kata Mrs. Dalton memberi

penjelasan. "Ia berada di Santa Carla selama setahun, untuk keperluan

riset khusus mengenai sejarah California. Mr. Dalton merasa bahwa ia

mungkin bisa membantu kami menjelaskan teka-teki sehubungan dengan

Lembah Raungan pada para pekerja kami."

"Sayangnya sampai sekarang belum berhasil," kata guru besar itu. "Tapi

mungkin kalian ingin mendengar cerita tentang El Diablo secara lengkap?

Aku berniat, ingin menulis buku tentang riwayatnya yang penuh

semangat petualangan."

"Asyik!" seru Bob bersemangat.

"Ya, saya ingin lebih banyak tahu tentang dia," kata Jupiter sependapat

Profesor Walsh duduk bersandar ke belakang, lalu mulai mengisahkan

riwayat El Diablo serta petualangan terakhirnya yang terkenal. Ketika

orang berkulit putih belum begitu lama menghuni kawasan California,

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 17: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

daerah yang kini menjadi tanah pertanian milik suami-istri Dalton

merupakan bagian dari Rancho Delgado. Tanah pertanian keluarga

Delgado itu merupakan salah satu tanah hibahan yang paling luas, yang

diberikan raja Spanyol waktu itu pada para pemukim bangsa Spanyol.

Jumlah mereka yang datang ke California tidak banyak, tidak seperti

para pendatang bangsa Inggris yang menghuni bagian ­timur Amerika

Utara. Karenanya selama beberapa keturunan setelah itu Rancho

Delgado tetap merupakan tanah milik pribadi yang luas sekali. Kemudian

pemukim baru dari timur mulai memasuki kawasan California. Tanah

milik keluarga Delgado semakin menyusut, karena dihadiahkan, tetapi

juga karena direbut atau dicuri orang. Seusai peperangan antara

Amerika Serikat melawan Meksiko, California menjadi daerah bagian

Amerika Serikat. Semakin banyak saja orang Amerika berdatangan

untuk bermukim di sana - apalagi setelah Arus Besar tahun 1849 yang

terjadi ketika terbetik kabar bahwa di California ditemukan emas.

Menjelang tahun 1880 hampir seluruh tanah milik keluarga Delgado yang

semula begitu luas sudah tidak ada lagi, kecuali sisa yang sekarang

merupakan tanah pertanian milik keluarga Dalton, termasuk Lembah

Raungan. Delgado terakhir bernama Gaspar Ortega Jesus de Delgado y

Cabrillo, seorang pemuda yang gagah berani dan dengan semangat

berapi-api. Kebenciannya pada orang Amerika yang sudah bersemi sejak

kecil, makin lama semakin merasuk ke dalam hatinya. Menurut

pandangannya, mereka itu semuanya penjahat, yang mencuri tanah milik

keluarganya. Pemuda Gaspar tidak banyak memiliki uang. Ia juga tidak

mempunyai kekuasaan. Tapi idam-idamannya tetap membara dalam

sanubarinya. Ia ingin membalaskan dendam keluarganya dan merampas

tanah miliknya kembali. Ia memutuskan untuk menjadi pembela semua

keluarga Spanyol-Meksiko yang sudah begitu lama bermukim di

California. Ia menjadi orang buruan bersembunyi di bukit-bukit. Bagi

orang-orang Spanyol, ia dianggap semacam tokoh Robin Hood. Sedang di

mata masyarakat Amerika, ia tidak lebih dari penjahat biasa. Mereka

menjulukinya El Diablo - yang berarti 'setan' - menurut nama gunung, di

mana ia biasa bersembunyi dalam salah satu gua. Dua tahun lamanya ia

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 18: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

dikejar-kejar. tanpa pernah bisa ditangkap. Ia merampas uang pajak.

menakut-nakuti para petugas yang mengumpulkan pajak. Dirampoknya

kantor-kantor pemerintah setempat. Pendek kata, ia dapat dikatakan

menolong orang-orang Spanyol yang tinggal di California. Sedang

masyarakat Amerika dirongrong terus olehnya. Akhirnya, tahun 1888 El

Diablo berhasil ditangkap petugas keamanan, atau sheriff daerah Santa

Carla. Ia diajukan ke pengadilan, yang menurut pendapat warga

California asal Spanyol merupakan pengadilan pura-pura saja. El Diablo

kemudian dijatuhi hukuman gantung. Tapi dua hari sebelum hukuman itu

dilaksanakan, ia dibantu beberapa orang temannya melarikan diri secara

nekat waktu siang hari. El Diablo lari lewat atap gedung pengadilan,

melompat beberapa meter ke atap bangunan lain, dan kemudian

melompat lagi ke punggung kuda hitamnya yang sudah disiapkan di

bawah. Dalam usaha pelarian itu El Diablo menderita luka. Ia memacu

kudanya ke gua tempat persembunyiannya di Lembah Raungan,

sementara polisi mengejar dekat sekali di belakangnya. Sheriff beserta

anak buahnya menjaga semua jalan keluar yang mereka ketahui. Tapi

mereka tidak masuk ke dalam lembah. Mereka berpendapat bahwa El

Diablo pasti akan keluar dengan sendirinya apabila sudah terlalu lapar.

Atau apabila sudah tidak kuat lagi menahan sakit yang diakibatkan

karena lukanya. Beberapa hari mereka mengepung Lembah Raungan. Tapi

El Diablo tidak muncul-muncul. Namun sementara menunggu di luar,

mereka mendengar suara erangan aneh. Datangnya seakan-akan dari

dalam gua di gunung. Erangan itu terdengar jelas sekali - mirip raungan.

Sheriff dan juga anak buahnya tentu saja mengira bahwa yang

mengerang-erang itu penjahat yang mereka kejar, yang meraung

kesakitan. Akhirnya para pengejar diperintahkan masuk ke dalam gua.

Empat hari lamanya mereka memeriksa setiap liang dan sudut yang ada

di situ. Tapi mereka tidak menemukan apa-apa. Mereka juga memeriksa

seluruh lembah. Tapi jejak El Diablo tetap tidak berhasil ditemukan

kembali. Ia lenyap tak berbekas - baik tubuh, pakaian, senjata, kuda,

mau pun uangnya tahu-tahu menghilang dengan begitu saja. Sejak itu

tidak ada orang yang pernah melihatnya lagi. Ada yang mengatakan

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 19: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

bahwa Dolores de Castillo, kekasih El Diablo yang setia, masuk ke dalam

gua itu lewat jalan rahasia dan membantunya melarikan diri, lalu

bersamanya memulai hidup baru di Amerika Selatan. Ada pula yang

mengatakan bahwa sahabat-sahabatnya yang menyelundupkan El Diablo

ke luar, menyembunyikannya secara berpindah-pindah dari rancho yang

satu ke rancho berikut selama bertahun-tahun. ­Tapi waktu itu sebagian

besar orang berpendapat bahwa El Diablo tidak pernah keluar dari gua

tempatnya bersembunyi. Ia masih bersembunyi di suatu tempat yang

tidak bisa ditemukan orang Amerika. Dan - sampai sekarang ia masih

ada di situ! Selama bertahun-tahun, setiap kali ada peristiwa

perampokan atau tindakan kekerasan yang misterius dan tidak berhasil

diselidiki, banyak orang yang mengatakan bahwa itu pasti perbuatan El

Diablo, yang masih berkeliaran malam-malam menunggang kuda

hitamnya. Sedang suara erangan masih terus terdengar di dalam gua,

yang kemudian dikenal dengan nama Gua El Diablo. "

"Kemudian, tahu-tahu suara erangan itu lenyap," kata Profesor Walsh

mengakhiri kisahnya. "Menurut penduduk sini yang keturunan Spanyol, El

Diablo sudah capek dan tidak lagi melakukan serangan-serangan

mendadak. Tapi ia masih tetap ada dalam gua, menunggu saat

bantuannya benar-benar diperlukan!"

"Bukan main." kata Pete terkesan. "Jadi ada orang yang beranggapan

bahwa ia masih ada dalam gua itu. Profesor?" "

Mana mungkin?" kata Bob sangsi.

"Yah," kata Profesor Walsh, "sudah banyak sekali hasil risetku tentang

El Diablo. Misalnya saja ini! Dalam lukisan-lukisan kuno yang

menggambarkan dirinya, ia nampak dengan pistol tergantung di pinggang

sebelah kanan. Tapi aku yakin bahwa ia kidal!"

Jupiter mengangguk-angguk sambil merenung. "Kisah-kisah mengenai

tokoh legendaris seperti dia. sering kali tidak sesuai dengan kenyataan,"

katanya.

"Tepat," kata Profesor Walsh. "Nah! Catatan resmi mengenai dirinya

selalu mengatakan bahwa ia meninggal dunia dalam gua malam itu karena

luka-luka yang dideritanya. Tapi aku mempunyai kebiasaan. yaitu

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 20: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

meneliti catatan dengan seksama sekali. Aku kini yakin bahwa luka-luka

itu tidak membahayakan jiwanya. Tahun 1888 itu El Diablo baru

berumur delapan belas tahun. Jadi bisa saja ia masih hidup sekarang!"

Bab 4 Penyelidikan Dimulai

"ANDA jangan macam-macam, Walsh!" seru Mr. Dalton. "Kalau kata

Anda tadi benar, itu kan berarti bahwa umurnya saat ini sudah lebih

dari seratus tahun. Orang seuzur itu. mana mungkin masih berkeliaran

ke mana-mana!"

"Kurasa Anda tidak bisa membayangkan bahwa orang berusia seabad pun

masih bisa tangkas," kata Profesor Walsh dengan tenang. "Ada laporan

tentang sejumlah pria penghuni daerah Pegunungan Kaukasus di kawasan

selatan Uni Soviet, yang masih tangkas menunggang kuda dan berperang

- walau usia mereka sudah seabad dan bahkan ada yang lebih tua lagi.

Lagi pula, yang ada di sini ini kan cuma meraung-raung saja dalam gua."

"Betul, Sir," kata Jupiter.

"Kecuali itu mungkin juga bahwa El Diablo ternyata mempunyai

keturunan," kata Profesor Walsh mengetengahkan pendapatnya lagi.

"Bisa saja anak, atau bahkan cucunya yang saat ini hendak merintis karir

seperti El Diablo dulu."

­halaman 40 & 41 hilang...

menarik sekali saat malam hari. Di daerah sini, di sepanjang tepi laut

terdapat tumbuh-tumbuhan dan hewan yang hanya muncul saat malam

hari."

Mr. dan Mrs. Dalton nampak terkesan mendengar kata-kata Jupiter.

Kalau ia sudah berbicara dengan gaya begitu, tidak sedikit orang dewasa

yang menyangka bahwa ia lebih tua. Tapi Bob dan Pete tahu bahwa niat

Jupe yang sebenarnya bukan hanya hendak berjalan-jalan saja di pantai.

Keduanya memaksa diri mengusir rasa mengantuk yang mulai menyerang.

"yah...," kata Mrs. Dalton agak sangsi.

"Kenapa tidak?" potong Mr. Dalton dengan nada memutuskan. "Malam

memang belum larut, dan bisa kubayangkan kalian tidak ingin lekas-lekas

tidur, karena ingin menikmati malam pertama di tempat pertanian."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 21: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

Petani itu berpaling pada istrinya. "Biar sajalah, Martha. Lebih baik

mereka berjalan-jalan ke pantai malam ini, karena mulai besok mereka

akan kusuruh sibuk terus bekerja."

"Baiklah, kalau begitu." Mrs. Dalton tersenyum. "Sana, pergilah - tapi

jangan sampai lewat pukul sepuluh, ya! Kami di sini selalu bangun pagi

sekali."

Ketiga remaja itu tidak lama-lama lagi menunggu di situ. Mereka ke

dapur membawa piring dan gelas masing-masing, lalu keluar lewat pintu

belakang.

Begitu sudah berada di luar Jupiter langsung mengatur tugas. "Pete,

kau ke lumbung sekarang. Ambil tali panjang yang kulihat tergantung di

sana. Bob pergi sebentar ke kamar kita. Ambil kapur dan senter kita.

Sementara itu aku akan mengeluarkan sepeda-sepeda kita."

"Kita akan ke gua, Jupe?" tanya Bob meminta ketegasan.

"Betul! Itu satu-satunya tempat yang tepat, apabila kita hendak

menyelidiki misteri Lembah raungan. "

"Ke gua?" tanya Pete gugup. "Sekarang? Kenapa tidak kalau siang hari

saja?"

"Suara erangan keras itu hanya terdengar saat malam hari," kata

Jupiter menjelaskan. "Lagi pula, siang atau malam dalam gua kan sama

saja gelapnya. Kecuali itu tidak setiap malam terdengar suara itu. Kita

tahu, malam ini suara itu terdengar lagi. Jika kita tidak ke sana

sekarang, mungkin kita harus menunggu berhari-hari lagi."

Kini kedua temannya berhasil diyakinkan. Dengan cepat mereka

bergerak melakukan tugas masing-masing. Tidak lama kemudian

ketiganya berkumpul lagi di pintu pagar. Pete mengikatkan tali panjang

ke tempat barang di sepedanya. Kemudian mereka berangkat, melalui

jalan tanah yang sempit. Hawa malam itu tidak dingin. Bulan sudah

terbit. Cahayanya yang keperak-perakan menerangi jalan di depan.

Areal tanah pertanian suami-istri Dalton terbentang sampai bermil-mil

sepanjang pesisir Samudra Pasifik. Tapi pantai yang sebenarnya

terletak di batik pegunungan yang membujur sebagai pembatas.

Pegunungan cadas itu menjulang sunyi di bawah sinar bulan, sedang

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 22: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

pohon-pohon yang berdaun hijau saat itu kelihatannya seperti jejeran

hantu yang kelabu pucat. Sambil bersepeda, ketiga remaja itu

mendengar bunyi ternak yang berkeliaran di padang-padang rumput,

serta kuda yang meringkik dan mendengus-dengus, tidak jauh dari jalan

yang sedang dilalui.

"Aaaaaa-oooouuuuu!"

Tiba-tiba saja suara menyeramkan itu terdengar, seperti mengambang

di atas lembah. Pete dan Bob terlonjak kaget, walau sebenarnya sudah

memperkirakan akan mendengar lagi suara itu.

"Bagus!" kata Jupiter berbisik-bisik. "Erangan itu belum berhenti."

Mereka menaruh sepeda masing-masing di tepi jalan, lalu mendaki ke

tebing yang tinggi. Dari situ mereka melayangkan pandangan melintasi

lembah yang diterangi sinar bulan, menatap ke arah mulut gua El Diablo

yang nampak gelap di kejauhan.

"Aduh, Jupe," bisik Bob. "Setiap kali aku merasa seakan-akan melihat

sesuatu bergerak-gerak di sana."

"Dan aku seperti mendengar bunyi," sambung Pete.

"Memang - tapi itu cuma perasaan kalian saja," kata Jupiter tegas. "Di

lingkungan seram seperti tempat ini, bunyi yang biasa saja pun

terdengar menakutkan. Nah, sudah siap semua? Coba kauperiksa senter

kita sekali lagi, Bob."

Bob menyalakan senter-senter sebentar, sedang Pete menyandangkan

gulungan tali ke bahu. Kapur pemberi tanda dibagi-bagikan.

"Gua bisa membahayakan jika kita tidak berjaga-jaga," kata Jupiter

menjelaskan. "Risiko terbesar yang dihadapi ialah jatuh ke dalam celah

yang tidak kelihatan, atau tersesat. Kita membawa tali untuk berjaga-

jaga jika di antara kita ada yang nanti terjatuh. Sedang dengan

memberi tanda pengenal dengan kapur, kita takkan mungkin tersesat.

Kita harus bersama-sama terus. Jangan sampai berpisah."

"Apakah lintasan yang kita lalui perlu diberi tanda dengan tanda tanya?"

"Ya, betul," kata Jupiter. "Dan juga tanda panah, untuk menunjukkan

arah kita."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 23: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

Tanda tanya yang dibuat dengan kapur merupakan ciptaan Jupiter yang

paling berguna. Ketiga remaja itu memakainya sebagai tanda jejak.

Tanda tanya itu dengan jelas memberi tahu bahwa salah seorang dari

mereka pernah ada di tempat itu. Kapur Jupiter berwarna putih, Pete

biru, dan Bob memegang kapur berwarna hijau. Dengannya langsung bisa

dikenali siapa yang membubuhkan tanda di suatu tempat.

"Nah - sudah siap kita sekarang?" kata Pete.

"Kurasa sudah," kata Jupiter. Ketiganya menarik napas panjang untuk

meneguhkan hati, lalu mulai menuruni lereng tebing memasuki lembah.

"Aaaaa-ooouuuuu!"

Bab 5 Gua El Diablo

PETE menerpa Jupiter, sehingga Penyelidik Pertama Trio Detektif itu

terlempar menjauhi mulut gua. Batu yang jatuh menghantam tanah

dengan keras, tepat di tempat Jupiter tadi terpaku. Bob bergegas

bangun kembali.

"Kalian tidak apa-apa?" tanyanya cemas.

Pete ikut berdiri. "Kalau aku, beres! Kau bagaimana, Jupe?"

Jupiter berdiri dengan gerakan lebih lambat. Ia membersihkan

pakaiannya yang penuh debu. Tatapan matanya menerawang. Begitulah

sikapnya jika sedang sibuk berpikir.

"Aku tadi tidak mampu bergerak. Reaksi mental yang sangat menarik,"

katanya seperti pada dirinya sendiri. "Apa yang kualami tadi seperti

seekor binatang kecil yang seolah-olah menjadi lumpuh apabila ditatap

ular. Binatang itu tidak bisa bergerak, sehingga dengan mudah dapat

disambar. Padahal ada kesempatan lari!"

Bob dan Pete hanya bisa melongo saja, mendengar teman mereka itu

dengan tenang menguraikan reaksi saat menghadapi kejadian yang

nyaris mencelakakan dirinya. Sementara itu Jupiter menatap ke atas,

memandang lereng gunung Setan yang diterangi cahaya bulan.

"Kelihatannya di atas banyak batu-batu besar yang longgar letaknya,"

katanya, "dan tanah lereng ini kering sekali. Kurasa di sini cukup sering

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 24: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

ada batu yang jatuh. Tembakan meriam-meriam tadi sore mungkin

menyebabkan banyak yang terlepas dari posisi semula."

Ketiga remaja itu mendekati batu yang jatuh tadi. Batu itu terhenyak

ke dalam tanah, hanya beberapa meter saja dari mulut Gua El Diablo.

"Lihatlah! Di sini nampak ada bekas-bekas suatu!" kata Bob dengan tiba-

tiba sambil menunjuk ke beberapa titik di batu. "Wah, Jupe - mungkin

tidak ada yang mendorong batu ini, upaya menimpa kita?"

"Ini memang bekas-bekas sesuatu," kata Jupiter, setelah mengamat-

amati batu itu dengan agak seksama. "Tapi itu sebenarnya tidak aneh."

"Kan tadi sewaktu jatuh, membentur batu-batu lain," kata Pete

menegaskan.

"Kita tadi tidak melihat ada orang di atas," kata Bob.

Jupiter mengangguk.

"Tapi mungkin saja ada, tapi tidak ingin kelihatan oleh kita," katanya.

"Hih - kita kembali saja, yuk," kata Pete.

"Tidak, jangan - tapi kita harus lebih berhati-hati sekarang," kata

Jupiter. "Setidak-tidaknya takkan ada batu jatuh menimpa kita dari

­atas gunung, apabila kita sudah masuk ke dalam gua."

Didahului oleh Jupiter, mereka memasuki gua Senter dinyalakan. Bob

membubuhkan tanda tanya dan panah di tempat mereka masuk. Dengan

bantuan sinar senter pun, mereka hanya bisa melihat lorong panjang dan

gelap, lurus menuju ke perut Gunung Setan. Dinding lorong itu rata,

sedang sisi atasnya lumayan tingginya sehingga Pete - yang paling

jangkung di antara mereka bertiga - dapat berdiri tegak di situ.

Sekitar lima belas meter ke dalam, lorong itu lurus saja, dengan dinding

batu yang rata. Kemudian ketiga remaja itu melangkah masuk ke dalam

semacam rongga yang lapang. Cahaya senter disorotkan kian kemari.

Rongga itu ternyata berupa ruang besar dan langit-langit menjulang

tinggi di atas. Sisi sebelah belakangnya jauh sekali. Hanya samar-samar

saja nampak.

"Seperti di emperan stasiun kota besar!" kata Bob kagum. "Belum

pernah aku memasuki gua selapang ini."

Suaranya menggaung, kedengarannya seperti jauh sekali.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 25: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

"Halo!" seru Pete.

Suaranya menggema kembali, dari berbagai arah. Anak-anak tertawa.

Bunyinya juga menggema kembali.

"Halo!" seru Bob.

Sementara ia dan Pete asyik berhalo-halo, Jupiter pergi memeriksa

rongga gua yang besar itu dengan bantuan cahaya senternya.

Tiba-tiba ia berseru, "Coba lihat ini!"

Di dinding sebelah kiri mereka nampak sebuah lubang gelap berukuran

kecil. Lubang itu ternyata mulut sebuah liang, yang kelihatan seperti

mengarah ke luar dari tempat itu. Anak-anak mengarahkan sorotan

senter mereka ke dua sisi liang rongga yang luas itu. Banyak sekali

lubang yang nampak. Paling sedikit ada sepuluh lorong yang mengarah

lebih jauh ke dalam gunung.

"­Astaga!" kata Pete. "Lorong mana yang kita pilih sekarang?"

Lorong-lorong itu semuanya nampak sama saja. Tidak begitu tinggi,

nyaris menyentuh kepala Pete jika ia berdiri. Sedang lebarnya sedikit

lebih dari satu meter. Rupanya Gua El Diablo ini mempunyai sejumlah

besar Jiang dan rongga," kata Jupiter sambil mengerutkan kening.

"Mungkin itu sebabnya El Diablo tidak bisa disergap para pengejarnya,"

kata Bob. "Begitu banyak liang-liang di sini, sehingga ia bisa

bersembunyi dengan aman."

Jupiter mengangguk. "Kurasa memang itulah yang terjadi waktu itu,"

katanya.

"Aku kepingin tahu, bagaimana dulu bisa terjadi gua semacam ini," kata

Pete bertanya-tanya, sambil memandang berkeliling dengan sikap

terpesona.

"Umumnya karena erosi, yang disebabkan oleh air," kata Bob

menjelaskan. "Aku pernah membaca mengenainya di perpustakaan.

Gunung seperti ini terdiri dari bermacam-macam jenis batu. Ada yang

keras, dan ada juga yang lebih lunak. Air yang mengalir kemari

meluruhkan batu-batuan yang lebih lunak. Tentu saja tidak dengan

segera. Kadang-kadang bisa memakan waktu sampai jutaan tahun. Zaman

dulu, bagian yang luas dari daerah ini digenangi air."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 26: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

"Keterangan Bob itu betul," kata Jupiter. "Tapi aku agak sangsi, apakah

seluruh lorong yang ada di sini ini terjadi secara alamiah. Beberapa di

antaranya kelihatan seperti buatan tangan manusia. Mungkin saja anak

buah El Diablo."

"Atau para penambang, Jupe," kata Bob menyela. "Aku pernah membaca,

bahwa mereka pernah mencari emas di sekitar sini."

Pete menyorotkan senternya masuk ke lorong yang satu, setelah itu

lorong berikut. "Kapan kita mulai dengan pemeriksaan kita?" tanyanya.

"Kalau seluruh lorong ini kita periksa satu-satu, bisa memakan waktu

berbulan-bulan," kata Bob. "Kurasa masing-masing lorong ini nanti masih

bercabang-cabang lagi."

"Mungkin juga," kata Jupiter membenarkan "Tapi untungnya kita punya

cara gampang untuk menentukan lorong mana yang tidak perlu kita

periksa. Kita kan mencari sumber bunyi raungan. Jadi cukup bila kita

memasang telinga di masing-masing mulut lorong, sampai kita temukan

tempat dari mana suara itu datang."

"Eh - benar juga katamu itu!" kata Pete bersemangat. "Kita ikuti saja

arah erangan itu."

"Tapi Jupe...," Bob nampak seperti bingung. "Mana bunyi itu? Aku tidak

mendengarnya. Sejak kita masuk kemari tadi, aku tidak mendengarnya

lagi!"

Ketiga remaja itu berdiri dengan diam-diam sambil menajamkan

pendengaran. Mereka memperhatikan dengan seksama. Ternyata Bob

benar rongga dalam gua itu sunyi. Sesunyi dalam kuburan!

"Jupe?" kata Pete. Ia gelisah. "Apa artinya ini?"

Jupiter menggeleng. Ia juga bingung. "Aku juga tidak tahu. Mungkin

cuma kebetulan saja. Mungkin erangan itu akan terdengar kembali

nanti."

Tapi sepuluh menit sudah berlalu, tanpa mendengar suara apa-apa di

tempat itu.

"Aku ingat bahwa tadi masih terdengar, sesaat sebelum batu jatuh,

Jupe," kata Bob. "Tapi setelah itu aku tidak begitu memperhatikan lagi."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 27: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

"Ya - kita memang terlalu sibuk mempersiapkan diri untuk masuk

kemari," kata Jupiter, "jadi tidak tahu pasti sejak kapan bunyi itu tidak

kedengaran lagi."

"Wah," kata Pete, "lalu bagaimana sekarang?"

"Mungkin nanti akan mulai lagi," kata Jupiter berharap. "Mr. Dalton

memang sudah mengatakan, suara erangan itu tidak teratur

kedengarannya. Sekarang sambil menunggu, kurasa kita mulai saja

memeriksa lorong-lorong ini satu demi satu."

Pete dan Bob menyetujui usulnya. Apa pun yang mereka kerjakan, masih

tetap lebih baik daripada hanya berdiri saja di tempat gelap

menyeramkan itu. Bob membubuhkan tanda tanya dan panah dengan

kapur pada mulut lorong samping yang pertama. Setelah itu mereka

bertiga masuk ke dalamnya. Dengan gerak berhati-hati mereka

melangkah. Senter disorotkan dengan gerakan meneliti ke arah depan.

Tahu-tahu lorong itu buntu, tak sampai sepuluh meter dari ujung depan.

Buntunya tidak berupa dinding batu yang mulus, melainkan tumpukan

batu yang jatuh dari sebelah atas.

"Mr. Dalton mengatakan bahwa lorong-Lorong ini banyak yang buntu,

sebagai akibat gempa yang pernah terjadi dulu," kata Bob.

"Mungkinkah masih berbahaya sekarang?" tanya Pete. Ia nampak agak

gelisah.

"Kurasa tidak," kata Jupiter. "Langit-langit lorong ini kelihatannya

kokoh. Harus ada getaran keras sekali, barulah batu-batu di sini bisa

berguguran. Dan itu pun hanya terjadi di tempat-tempat yang paling

lemah. Gua ini sangat aman. "

Mereka kembali ke tempat awal. Setelah itu berturut-turut empat

lorong dimasuki, setelah jalan masuknya diberi tanda dengan kapur.

Keempat lorong itu ternyata buntu, berakhir pada tumpukan batu yang

menghalang.

"Dengan cara begini kita cuma membuang-buang waktu saja," kata

Jupiter kemudian. "Lebih baik kita berpencar. Masing-masing

menyelidiki lorong yang berlainan. Kelihatannya semua cukup aman untuk

dimasuki."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 28: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

"Setiap lorong kita telusuri terus, sampai nampak ujungnya di tempat

buntu," kata Bob mengusulkan. "Kecuali jika kemudian ternyata tidak

ada runtuhan batu yang menghalangi."

"Ya, begitulah sebaiknya," kata Jupiter. "Jika salah seorang menemukan

lorong yang kelihatannya tidak terhalang di tengah jalan, ia cepat-cepat

kembali kemari - menunggu yang lain muncul lagi."

Dengan cepat masing-masing menyusup ke salah satu lorong, sambil

menyorotkan senter yang dipegang ke arah depan. Lorong yang dipilih

Jupiter ternyata hanya bagian yang pendek saja, dan merupakan liang

yang terjadi secara alamiah. Kemudian sorotan senternya menerangi

balok-balok kayu yang menopang dinding. Kelihatannya seperti dalam

liang di pertambangan. Ia masih melangkah dengan hati-hati beberapa

meter lagi, sambil meneliti dasar dan dinding liang. Tahu-tahu ia sampai

di depan dinding yang menyumbat jalan selanjutnya. Dinding itu dari

tanah bercampur batu. Ia berlutut, meneliti penghalang itu dengan lebih

cermat Tahu-tahu ditemukannya batu kecil yang keras berwarna hitam.

Aneh - batu itu lain sekali wujudnya dari batu-batu yang biasa nampak.

Dikantunginya benda itu. Maksudnya akan diteliti nanti.

Saat itu terdengar suara berteriak, menggema dalam lorong.

"Jupe! Bob! Cepat – tolong!"

***

Saat itu Bob sedang berada di sebuah rongga besar, mirip rongga

pertama yang mereka masuki. Lorong yang ditelusuri ternyata mengarah

lurus ke rongga itu. Sesaat Bob hanya bisa berdiri saja dengan perasaan

kecut, karena di situ pun nampak sejumlah lubang lorong yang

selanjutnya. Ia baru saja memutuskan lebih baik kembali saja dulu ke

rongga pertama dan menunggu teman-teman di situ, ketika tiba-tiba

terdengar suara Pete berteriak.

Bob bergegas-gegas kembali ke pangkal lorong. Sementara itu Jupiter

sudah lari sekencang-kencangnya menuju mulut lorong yang tadi

dimasuki Pete. Tahu-tahu ada sesuatu yang melesat keluar dari

kegelapan, menuju ke tempatnya. Sesaat kemudian ia sudah terkapar di

lantai batu, tertindih sesuatu yang menggapai-gapai.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 29: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

"Tolong!" Nada suaranya ketakutan, dekat sekali ke telinga Jupiter. Ia

kaget. Itu kan suara Bob!

"Ini aku, Bob!" seru Jupiter. Saat itu juga gerakan liar tadi terhenti.

Dua buah senter menyala

. "Aduh, kukira tadi ada sesuatu yang menangkapku," desah Bob dengan

suara masih gemetar.

"Sangkaanku juga begitu tadi," kata Jupiter. "Kita rupanya panik,

karena mendengar Pete berteriak -"

­Aduh, betul juga - Pete!" seru Bob.

"Ayo, cepat!" desak Jupiter. Kedua remaja itu lari ke dalam lorong yang

tadi memasuki Pete. Lintasan itu rasanya lebih panjang daripada lorong-

Lorong lainnya. Beberapa saat kemudian nampak sinar cahaya di depan.

Itu sinar senter yang dinyalakan Pete.

"Aku di sini!" seru remaja itu.

Bob dan Jupiter mempercepat lari mereka. Semuanya masuk ke dalam

suatu rongga lagi, yang lebih besar ukurannya. Pete berdiri di tengah

ruangan itu, sedang sinar senternya disorotkan ke dinding sebelah kiri.

Mukanya pucat.

"Ada... ada sesuatu di dalam situ!" katanya tergagap-gagap. "Aku tadi

melihatnya. Hitam mengkilat."

Bob dan Jupiter mengarahkan sorotan senter mereka ke tempat itu.

Tapi tidak kelihatan apa-apa di situ.

"Sungguh, aku tadi melihat sesuatu," kata Pete berkeras. "Ketika aku

muncul dari lorong, aku mendengar bunyi sesuatu. Cepat-cepat

kunyalakan senterku, dan aku melihat... aku melihat benda itu. Di situ,

dekat dinding. Benda itu besar! Aku kaget sekali, sehingga senterku

terlepas dari tangan. Ketika sudah kupungut dan kusorotkan lagi ke situ,

benda itu tidak ada lagi!"

Bob memandangnya dengan sikap sangsi. "Jangan-jangan kau cuma gugup

saja, Pete. Kita ini memang keliru - sebaiknya jangan berpencar."

Tapi sementara itu Jupiter sudah mendatangi dinding, di mana menurut

Pete, ia tadi melihat sosok berwarna hitam mengkilat. Jupiter berlutut

di tempat itu.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 30: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

"Pete ternyata memang melihat sesuatu tadi, Bob," katanya. "Coba lihat

ini."

Pete dan Bob bergegas menghampiri Jupiter yang masih tetap berlutut.

Di depannya, di lantai batu, nampak sepasang jejak berwarna gelap.

Jejak besar berbentuk lonjong, yang memantulkan sinar senter yang

diarahkan ke situ.

"Apa..." Bob berhenti sebentar. "Apa itu, Jupe?"

"Jejak basah," kata Jupiter. "Kelihatannya seperti air - tapi mungkin

juga cairan lain."

"Hii," kata Pete sambil meneguk ludah. Jupiter menyorotkan cahaya

senternya ke lantai sekitar tempat itu. Tidak nampak bekas-bekas lain

kecuali yang dua itu. Langit-langit juga kering sama sekali.

"Tempat lainnya tidak ada yang basah," kata Jupiter. "Pete benar - tadi

memang ada sesuatu berdiri di sini. Sesuatu yang meninggalkan jejak

basah."

"Jejak? Sebesar itu? Panjangnya hampir semeter!" seru Bob.

"Paling sedikit," kata Jupiter dengan nada serius. "Besar dan basah

mengki!at. Semacam -"

"Monster!" kata Pete menyelesaikan kalimat temannya.

"Si Tua!" ucap Bob.

Ketiga remaja itu berpandang-pandangan Mereka merasa gugup. Mereka

tidak percaya bahwa ada monster yang tak dikenal. Tapi di pihak lain,

apa yang meninggalkan jejak basah sebesar itu?

Tahu-tahu mereka terkesiap, karena ada sorotan sinar terang

benderang menyilaukan terarah pada mereka. Dari balik sinar itu

terdengar suara kasar berseru, "Ada apa di sini?"

Sesosok tubuh datang lambat-lambat ke arah mereka. Sesosok tubuh

bungkuk, berjanggut putih panjang tergerai liar. Orang itu menyandang

senapan besar.

Bab 6 Lorong Berbahaya

LAKI-LAKI tua yang baru muncul itu menuding ke arah liang-liang gelap

yang pangkalnya terdapat dalam rongga itu.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 31: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

"Lorong-Lorong itu masuk jauh ke dalam gunung," katanya dengan suara

tinggi serak. "Dengan gampang kalian bisa tersesat di dalamnya."

Matanya berkilat-kilat ketika mengatakan itu.

"Di sini kalian harus berhati-hati," ucapnya lagi dengan suara serak.

"Harus benar-benar hapal - Ya, sungguh! Sudah tujuh puluh tahun aku

hidup di sini, tapi belum pernah aku kehilangan kulit kepalaku. Tidak,

belum pernah! Yang penting, di sini kita harus selalu waspada. Mengenal

daerah dan siap menghadapi musuh."

"Kulit kepala?" Pete menatap laki-laki tua itu. "Anda berperang melawan

orang Indian? Di sini?"

Laki-laki tua itu mengayun-ayunkan senapan kunonya.

"Indian!" sergahnya "Mau tahu soal indian, ha?! Seumur hidupku, aku

hidup di tengah-tengah mereka. Mereka manusia yang baik - tapi lawan

yang keras. Ya, sungguh! Dua kali aku hampir kehilangan kulit kepala.

Daerah suku Ute dan suku Apache. Orang Apache suka menyerang

dengan diam-diam. Tapi aku berhasil meloloskan diri."

"Kurasa di sini tidak ada lagi orang Indian," kata Jupiter dengan sopan,

"dan kami takkan tersesat."

Tatapan mata laki-laki tua itu tiba-tiba terpaku pada ketiganya. Ia

kelihatannya seperti baru saat itu melihat mereka secara sadar.

"Sekarang?" ujarnya. "Tentu saja tidak ada lagi orang Indian di sini

sekarang. Kalian sinting, barangkali? Mestinya begitu, berkeliaran dalam

gua ini. Kalian bukan orang sini, ya?" ia berbicara dengan suara biasa.

sedang matanya tidak lagi menatap liar.

Bob yang paling dulu menjawab. "Betul, kami ini dari Rocky Beach."

"Saat ini kami tinggal di Crooked- Y Ranch, sebagai tamu keluarga

Dalton," kata Jupiter menjelaskan.

"Anda ini...?" "Namaku Ben Jackson. Sebut saja Ben," kata laki-laki tua

itu. "Di tempat keluarga Dalton, katamu? Ya, mereka orang baik-baik.

Aku tadi sedang lewat di luar, ketika tiba-tiba aku merasa seperti

mendengar suara berteriak minta tolong. Itu salah satu dari kalian, ya?"

"Betul," kata Jupiter. "Tapi kami bukan tersesat Kami selalu menandai

jalan yang kami lewati, supaya bisa menemukan arah kembali."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 32: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

"Jadi merintis jalan dengan meninggalkan jejak, begitu? Pintar juga

kalian. Kurasa kalian pasti tamat jika mengembara waktu dulu di alam

luas. Tapi apa sebetulnya yang kalian lakukan di sini?"

"Kami hendak menyelidiki asal-usul raungan," kata Bob menjelaskan.

"Tapi bunyi itu berhenti, begitu kami masuk kemari," kata Pete

menambahkan.

Tiba-tiba laki-laki tua itu berubah sikapnya lagi, seolah-olah merunduk.

Matanya kembali nampak berjaga-jaga. Perubahan itu terjadi dengan

begitu tiba-tiba , sehingga anak-anak merasa seperti tahu-tahu

berhadapan dengan orang lain, bukan Ben Jackson yang tadi lagi.

"Raungan, ya?" Suara laki-laki tua itu kembali mendengar bernada tinggi.

"Kata orang, itu El Diablo yang muncul kembali. Tapi aku lain -

menurutku, Itu Si Tua - ya, itu kataku."

"Si Tua sudah tinggal di dalam gua ini, lama sebelum manusia berkulit

putih muncul di daerah ini," katanya meneruskan. "Waktu sama sekali

tak ada artinya bagi Si Tua. Kalian jangan berani-berani masuk kemari,

kalau tidak ingin ditangkap Si Tua. Jess Dalton - dia juga jangan

mencoba-coba kemari. Sheriff, semuanya. Semuanya nanti ditangkap Si

Tua!"

Suara laki-laki tua itu menggema dalam rongga gelap itu. Bob dan Pete

memandang dengan gugup ke arah Jupiter, yang menatap Ben Jackson

dengan penuh perhatian.

"Anda pernah melihat dia, Mr. Jackson?" tanya Jupiter. "Maksudku, Si

Tua? Anda pernah melihatnya dalam gua ini?"

"Melihat dia?" Laki-laki tua itu terkekeh-kekeh. "Ya, aku pernah melihat

sesuatu. Lebih dari sekali aku melihatnya."

Ia melihat berkeliling dengan sikap curiga, lalu tahu-tahu sikapnya

berubah kembali. Tubuhnya menegak. Matanya cerah kembali,

sementara nada suaranya biasa dan tenang lagi. "Kalian keluar saja

sekarang bersamaku. Nanti kalian menjerit-jerit lagi kalau

kutinggalkan!"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 33: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

Jupiter mengangguk. "Kurasa untuk sementara sudah cukup banyak yang

kami lihat," katanya. "Anda memang benar-benar gampang sekali orang

tersesat di sini."

Laki-laki tua itu mengambil lentera listriknya. Sinarnya yang terang

menyebabkan bayangan dalam gua gelap itu tidak begitu menyeramkan

lagi kelihatannya. Tidak lama kemudian mereka sudah berjalan di luar,

menuju lembah yang senyap. Laki-laki- tua itu mengantar mereka

kembali ke tempat penaruhan sepeda. Sambil berjalan Jupiter

menghadapkan telinganya ke arah gua. Tapi suara erangan tidak

terdengar lagi. Anak-anak berpisah dari Ben Jackson, setelah

mengucapkan terima kasih atas bantuannya tadi.

"Kalian ini pintar-pintar," kata laki-laki tua itu. "Cuma Si Tua lebih

pintar lagi! Ia lebih pintar dari siapa saja! Lebih baik kalian berhati-

hati. Bilang pada Jess Dalton, Si Tua selalu mengawasi - ya, sungguh!"

Ia tertawa terkekeh-kekeh, sementara Jupiter kedua temannya

bersepeda pergi menyusur jalan tanah yang diterangi sinar bulan. Ketika

membelok ke suatu tikungan. tiba-tiba Jupiter menghentikan sepedanya.

"Uhh!" dengus Pete, yang nyaris saja menabrak Jupiter.

Bob mengerem sepedanya. "Ada apa, Jupe?" tanyanya.

"Trio Detektif tidak kenal berhenti, sebelum tugas diselesaikan," kata

Jupiter, yang sementara itu sudah membalikkan arah sepedanya dan

kembali ke arah semula.

"Menurutku, lebih baik kita kembali ke ranch," kata Bob.

"Setuju," kata Pete cepat.

"Dua lawan satu, Jupe," desak Bob.

Tapi Jupiter sudah mengayuh sepedanya ke arah semula. Bob dan Pete

memandang saja sesaat. Kemudian mereka menyusul, karena tahu bahwa

jika Jupiter sudah ingin melakukan sesuatu, tidak mungkin bisa ditahan.

Ia kemudian tersusul, sementara sedang mengintip dengan hati-hati ke

balik tikungan jalan gelap itu.

"Aman," kata Jupiter. "Yuk, kita terus!"

"Mau apa kita sekarang, Jupe?" tanya Pete, Sementara yang ditanya

turun dari sepedanya.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 34: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

"Kita tinggalkan sepeda di sini, lalu berjalan kaki," kata Jupiter

menjelaskan. "Kita harus hati-hati, jangan sampai kelihatan."

"Berjalan kaki ke mana?" tanya Pete ingin tahu.

"Jalan ini kulihat melingkar di kaki Gunung Setan, menuju ke pantai,"

kata Jupiter. "Aku ingin tahu, apakah ada jalan masuk lain dari arah

laut."

Bob dan Pete mengikutinya dari belakang, menyusur jalan gelap. Bayang-

bayang nampak di mana-mana dalam lembah malam itu. Sementara

mereka berjalan, setiap kali mereka dikejutkan oleh berbagai wujud

yang tersembul dari tengah kegelapan - pepohonan, batu-batu besar,

serta parit-parit gelap.

"Ada tiga teka-teki yang kita alami malam ini," kata Jupiter sambit

berjalan terus. "Pertama - apa sebabnya suara raungan tidak terdengar

lagi ketika kita berada dalam gua? Ketika kita keluar lagi tadi, angin

ternyata masih terus bertiup. Jadi lenyapnya suara itu bukan karena

angin berubah."

"Maksudmu, ada hal lain yang menyebabkan bunyi itu berhenti?" tanya

Bob.

"Pasti," kata Jupiter mantap.

"Tapi apa?" desak Pete.

"Mungkin sesuatu, atau seseorang yang melihat kita datang," jawab

Jupiter. Ia meneruskan, "Kedua - Ben Jackson tadi nampaknya ingin

sekali agar kita keluar dari dalam gua. Aku ingin tahu, apa sebabnya ?"

"Seram rasanya melihat perubahan dirinya yang begitu tiba-tiba,.' kata

Bob. Ia bergidik, seolah-olah hendak menunjukkan bahwa ia betul-betul

merasa seram.

"Ya." kata Jupiter sambil merenung, "ia memang aneh sekali. Seolah-

olah dalam dirinya ada dua orang yang berlainan, yang hidup dalam masa

yang berbeda. Entah kenapa. tapi aku tadi merasa bahwa ia sengaja

bersikap begitu."

"Mungkin ia sungguh-sungguh mengkhawatirkan kita, Jupe," kata Pete.

"Maksudku, jika ia benar-benar pernah melihat... Si Tua."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 35: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

"Mungkin saja," kata Jupiter mengiakan. "Dan itu teka-teki kita yang

ketiga - benda hitam mengkilat yang kaulihat tadi, serta jejak basah di

lantai gua. Aku merasa yakin, tadi itu bekas air. Tentu saja ada

kemungkinan bahwa di dalam gua itu ada semacam telaga. Tapi mungkin

juga dari arah laut ada jalan masuk yang lain ke situ. Dan Itulah yang

akan kita cari sekarang!"

Tidak lama kemudian mereka sampai di ujung jalan. Di situ ada pagar

besi. Di balik pagar nampak dua jalan setapak. Satu menuju ke kiri.

Sedang yang satu lagi ke kanan, menurun ke tebing batu. Jauh di bawah

nampak pecahan ombak memutih di pantai. Jupiter mengajak kedua

temannya memanjat ke seberang pagar. Mereka memandang ke bawah

dari tepi tebing.

"Kita ke kanan, menuju arah gua," kata Jupiter. "Pete yang di depan,

sedang aku paling belakang. Kita harus mengikat tubuh masing-masing

dengan tali supaya aman, seperti biasa dilakukan pendaki gunung. Nanti

kalau ada bagian yang nampaknya sulit dilalui, kita menyeberang satu

demi satu."

Mereka mengikatkan tali yang dibawa ke pinggang. Setelah itu Pete

berjalan di depan, menuruni jalan setapak. Di bawah nampak ombak

memecah berulang kali menghantam batu-batu besar yang kemilau kena

sinar bulan. Percikan air laut menghambur membasahi ketiga remaja itu,

saat mereka lewat di bagian jalan yang rendah. Tiga kali mereka harus

berpaling menghadap dinding tebing, lalu beringsut-ingsut maju meniti

bagian yang sangat sempit. Akhirnya jalan itu menukik curam ke bawah.

Pete, Bob, dan Jupiter akhirnya sampai di pantai sempit berpasir putih.

Tempat itu lengang. Tapi nampak tanda di mana-mana bahwa tempat itu

biasa didatangi orang. Di mana-mana berserakan kaleng-kaleng bir yang

sudah kosong, botol-botol limun, serta bekas-bekas piknik.

"Kita periksa sepanjang tebing ini, kalau-kalau ada semacam lubang di

salah satu tempat," kata Jupiter.

Dinding tebing ditumbuhi semak belukar yang rapat serta pepohonan

yang tumbuh kerdil. Di beberapa bagian tertutup batu-batu besar.

Dengan bantuan sinar senter mereka, ketiga remaja itu memeriksa ke

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 36: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

balik setiap semak dan batu. Tapi mereka tidak melihat ada lubang yang

mungkin merupakan jalan masuk ke gua.

"Kurasa kita salah tempat, Jupe," kata Pete.

"Di tempat mana lagi kita harus mencari?" tanya Bob.

"Kan tidak ada yang berbicara tentang jalan masuk yang lain'" kata Pete

menjelaskan maksudnya. "Dan kalau pun ada, kurasa pasti sulit sekali

dicapai."

"Maksudmu, tempatnya bukan di pantai sini?" tanya Bob. "Tapi mestinya

di dekat-dekat sini, karena yang kita lewati tadi itu satu-satunya jalan

menuju ke bawah."

"Kurasa kau benar," kata Jupiter. "Kau ikut dengan aku, Bob - kita

memeriksa sebelah kanan. Pete, kau ke kiri."

Batu-batu besar yang mengapit pantai sempit itu licin sekali, karena

penuh dengan lumut dan rumput laut. Bob dan Jupiter harus berhati-

hati sekali lewat di situ. Sementara itu Jupiter terus mengarahkan

sorotan senternya ke permukaan tebing, mencari-cari lubang yang

mungkin ada di itu. Akhirnya mereka tiba di suatu tempat. Mereka tidak

bisa terus - kecuali jika mau terjun ke dalam air.

Dengan perasaan kecewa mereka sudah hendak berbalik, ketika tiba-

tiba terdengar suara Pete berseru, "Aku sudah menemukannya!"

Jupiter dan Bob bergegas-gegas melewati batu-batu licin, lalu lari

secepat-cepatnya menyusur pantai. Pete berdiri di atas batu besar yang

pipih di ujung sebelah sana. Ketika sudah sampai di situ, Jupiter dan

Bob melihat bahwa di dinding tebing ada lubang yang diapit dua batu

yang besar sekali. Lubang itu sempit. Letaknya tidak sampai setengah

meter di atas air.

"Aku mendengar bunyi erangan itu lagi," kata Pete. "Coba kalian dengar!"

Ia ternyata benar.

"Aaaaaaa-ooouuuuu!"

Suara itu seperti mengambang keluar dari dalam lubang. Bunyinya samar

sekali, seperti berasal dari tempat yang jauh di sebelah dalam Pete

menyorotkan senternya ke lubang yang baru ditemukannya itu. Lubang

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 37: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

itu nampak gelap basah, dan sangat sempit. Kelihatannya dalam sekali

menembus ke dalam gunung.

Bab 7 Berbagai Bunyi dalam Gelap

"SEMPIT sekali, Jupe," kata Pete gelisah. "Mana gelap lagi!"

"Mungkin juga buntu," kata Bob menduga.

"Tidak," kata Jupiter berkeras. "Ini pasti berhubungan dengan gua!

Kalau tidak, mana mungkin bisa terdengar erangan itu di sini."

"Nampaknya sempit sekali," kata Pete sekali lagi dengan nada sangsi.

Jupiter berjongkok. Ia mengintip ke dalam lubang itu. "Kurasa asal kita

berhati-hati, bisa saja kita masuk ke dalamnya. Bob! Kau yang paling

kecil di antara kita bertiga. Kau dulu yang masuk sendiri. Tali ini kita

ikatkan ke pinggangmu."

"Apa? Aku sendiri? Kenapa tidak bersama-sama saja ?"

"Itu cara yang keliru, Bob," kata Jupiter menjelaskan. "Apabila

memasuki lorong yang belum dikenal, cara yang tepat ialah satu dulu

masuk dengan tali, sementara yang lain-lain tetap di luar memegang

ujung tali - siap menariknya ke luar lagi jika yang pertama masuk itu

menjumpai bahaya. "

"Ya, betul!" kata Pete. "Dalam film-film tentang tawanan perang, apabila

prajurit yang ditawan hendak melarikan diri lewat terowongan. mereka

selalu mengikatkan tali ke pinggang orang yang pertama-tama masuk ke

terowongan itu. Jika orang itu menyentakkan tali satu kali, teman-

temannya lantas bergegas menariknya ke luar.

"Tepat!" kata Jupiter. Nadanya agak jengkel. Ia paling tidak senang

apabila ada yang mengatakan gagasannya tidak asli - walau itu tidak

dikatakan secara terang-terangan.

Ia berpaling pada Bob. "Ingat - tarik tali keras-keras, jika kau

menjumpai kesulitan. Nanti kami menarikmu ke luar."

Bob sebenarnya belum merasa yakin. Tapi ia tidak takut mengambil

risiko. Setelah mengikatkan ujung tali yang satu erat-erat ke pinggang,

ia pun merangkak masuk dengan hati-hati ke dalam liang sempit itu. Di

dalam dingin dan gelap. Sisi alas lubang itu rendah sekali, sehingga ia

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 38: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

tidak mungkin berdiri situ. Sedang dinding kiri dan kanan terasa basah

dan licin karena lumut laut Bob hanya bisa maju dengan merangkak,

beringsut-ingsut. Senter disorotkan ke depan. Nampak beberapa ekor

kepiting merayap pergi dengan cepat, teriring bunyi sepit bergeser di

atas batu lembab. Setelah merangkak sekitar sepuluh meter dalam

tahu-tahu sisi atas lubang mengarah condong sekali ke atas. Bob

berdiri. Sinar senternya menampakkan bahwa liang yang sedang

ditelusuri itu masih lurus menuju ke depan. Tapi kini sudah lebar dan

kering, serta mengarah agak ke atas.

"Beres, Jupe! Pete! Kalian masuk saja sekarang," serunya sambil

menoleh ke arah luar. Tidak lama kemudian kedua teman itu sudah

berdiri di samping Bob.

"Di sini kering," kata Pete sambil memperhatikan tempat sekelilingnya.

"Bagian ini rupanya terletak di atas batas pasang naik," kata Jupiter.

"Mulai dari sini aku akan memberi tanda di tempat-tempat yang kita

lalui, sementara kau dan Bob memperhatikan arah bunyi erangan itu -

supaya kita tidak salah jalan."

Mereka meneruskan langkah. Setiap lima meter Jupiter berhenti

sebentar, untuk membuat tanda tanya dengan kapur putih di dinding

liang. Setelah berjalan sekitar lima belas meter, mereka muncul di

dalam sebuah rongga luas. Rupanya bagian dalam Gunung Setan penuh

dengan rongga-rongga seperti itu. Di situ kembali nampak sejumlah

mulut liang yang menuju ke berbagai arah. Ketiga remaja itu

berpandang-pandangan dengan perasaan kecut.

"Nah! Lagi-lagi kita jumpai masalah yang sama," kata Pete.

"Gunung ini isinya cuma liang-liang melulu," kata Bob dengan nada putus

asa. "Bagaimana kita bisa melacak asal suara itu?"

Tapi Jupiter ternyata tidak begitu memperhatikan rongga yang baru

mereka masuki. Ia juga tidak meneliti mulut liang yang banyak di situ.

Tidak! Ia memasang telinga.

"Kalian ada yang mendengar erangan itu, sejak kita masuk tadi?"

tanyanya.

Bob dan Pete saling berpandang-pandangan.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 39: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

"Wah - tidak," kata Bob kemudian.

"Ya, betul - sejak kita masuk ke dalam liang," kata Pete.

"Aku sama sekali tidak mendengarnya, selama aku merangkak-rangkak

tadi," kata Bob lagi.

Jupiter mengangguk. Ia berpikir-pikir. "Begitu kita masuk, suara itu

langsung berhenti. Ini mencurigakan! Kalau cuma sekali saja begitu,

masih mungkin merupakan kebetulan. Tapi ini untuk kedua kalinya."

Pete bingung. "Menurutmu, mungkin kita melakukan sesuatu saat kita

masuk ke dalam? Maksudku, barangkali kita mengubah sesuatu tanpa

menyadarinya?"

"Itu satu kemungkinan," kata Jupiter.

"Kemungkinan lainnya - ada orang melihat kita," kata Bob. "Tapi mana

mungkin kita kelihatan di pantai tadi? Di sana kan gelap sekali!"

"Terus terang, saat ini aku juga tidak mampu menjelaskan teka-teki ini,"

kata Jupiter sambil menggeleng-geleng. "Mungkin ini cuma -"

Ia tertegun. Ia mendengar sesuatu, yang saat itu juga didengar kedua

temannya. Bunyi dering genta yang samar-samar di kejauhan, serta

derap langkah kuda!

"Kuda!" seru Bob kaget.

Jupiter memutar kepala sambil mendengarkan baik-baik. Bunyi itu

terdengar seakan-akan datang dari balik dinding gua.

"Dari - dari dalam gunung!" kata Jupiter tergagap.

"Mana mungkin, Jupe!" bantah Bob. "Pasti dari gua yang sebelah depan!"

Tapi Jupiter menggeleng. "Jika taksiranku benar, letak gua itu di

sebelah kiri kita," katanya. "Kita menghadap ke sisi gunung - dan tidak

ada lorong menuju ke sana!"

"Mungkin lebih baik jika kita cepat-cepat keluar saja sekarang," kata

Pete.

"Kurasa Pete benar," kata Jupiter cepat-cepat. "Kita keluar!"

Ketiga remaja itu berdesak-desak ingin lebih dulu menyusup masuk ke

liang sempit dari mana mereka tadi muncul. Pete yang lebih dulu sampai,

lalu merangkak masuk, disusul oleh Jupiter dan paling belakang Bob.

Mereka bergegas keluar dari liang, turun ke air yang sudah sampai

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 40: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

setinggi lutut, merangkak naik ke atas batu besar yang datar, dan

akhirnya terkapar di pasir pantai yang putih. Napas mereka tersengal-

sengal.

"Dari mana bunyi itu tadi datang?" kata Bob kemudian, memecah

kesunyian.

"Entahlah," kata Jupiter dengan sikap segan mengakui bahwa ia tidak

tahu. "Tapi kurasa untuk malam ini, kita sudah cukup melakukan

pelacakan. Kita pulang saja sekarang."

Bob dan Pete setuju sekali. Dengan segera mereka mengikuti Jupiter,

berjalan mendaki jalan setapak yang menyusur ke atas. Ketika sudah

hampir sampai di pagar besi di ujung atas tebing, tiba-tiba Jupiter

berhenti. Nyaris saja Pete menubruknya, karena tempat itu sangat

gelap.

"Kenapa sih, Jupe?" tanyanya kesal.

Jupiter tidak menjawab. Ia menatap ke arah puncak kembar Gunung

Setan.

"Ada apa sih?" tanya Bob berbisik-bisik.

"Baru saja timbul suatu pikiran," jawab Jupiter lambat-lambat. "Lagi

pula aku seperti melihat sesuatu bergerak di atas gunung, di mana –"

Saat itu terdengar lagi bunyi derap kuda serta deringan genta,

memecah keheningan malam. Bob mengerang ketakutan.

"Itukah bunyi yang kita dengar ketika di dalam tadi?" bisik Pete.

"Kurasa, ya," kata Jupiter. "Bunyi itu rupanya meresap masuk ke bawah,

lewat retakan-retakan pada batu gunung ini. Bunyi bisa terdengar jelas

dengan cara rambatan seperti itu - sehingga menimbulkan kesan seakan-

akan datang dari dalam gunung."

Mereka merunduk di balik semak lebat yang ada dekat pagar, sementara

bunyi derap kaki kuda kian mendekat. Kemudian muncul seekor kuda

besar berbulu hitam, di lereng Gunung Setan yang terjal. Kuda itu turun

sambil menderap, dan lewat tidak jauh dari anak-anak yang masih tetap

bersembunyi di balik semak.

"Tidak ada penunggangnya!" bisik Bob.

"Bagaimana jika kita coba menangkapnya," usul Pete.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 41: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

"Lebih baik jangan," kata Jupiter. "Kita tunggu saja dulu."

Ketiga remaja itu merunduk lagi di balik semak. Tidak ada yang

berbicara. Tiba-tiba Pete kaget, lalu menuding ke arah lereng gunung.

Seorang laki-laki nampak berjalan dengan cepat menuruni gunung. Ketika

lewat dekat semak tempat anak-anak bersembunyi, mereka melihat

tampangnya dengan jelas. Orangnya tinggi, berkulit coklat. Hidungnya

panjang, sedang di pipinya sebelah kanan nampak goresan kasar bekas

luka. Matanya yang kanan ditutupi kain hitam!

"Kalian lihat penutup mata itu?" desis Pete.

"Belum lagi bekas lukanya," sambung Bob.

"Aku lebih tertarik pada pakaiannya," bisik Jupiter. "Nampak jelas

bahwa ia memakai stelan untuk ke kantor. Dan kalau aku tidak salah

lihat, ada pistol terselip di balik jasnya!"

"Bagaimana kalau kita pergi saja sekarang, Jupe," kata Pete gelisah.

"Ya, kurasa kita pulang saja sekarang," kata Jupiter. "Pengalaman malam

ini benar-benar menarik!"

Tidak lama kemudian mereka sudah bergegas-gegas menuju tempat

sepeda-sepeda mereka tadi ditaruh, sambil berulang kali menoleh ke

belakang dengan sikap gelisah. Tapi mereka tidak melihat apa-apa lagi.

Namun ketika sudah bersepeda keluar dari ujung Lembah Raungan,

mereka mendengar suara raungan panjang.

"Aaaaaaa-oooooouuuuu!"

Ketiga-tiganya mempercepat lari sepeda mereka, ke arah ranch.

Bab 8 El Diablo!

KETIKA Pete terbangun, matahari sudah bersinar cerah. Ia memandang

berkeliling dengan bingung, memperhatikan kamar yang asing baginya. Di

manakah ia saat itu?

Kemudian terdengar ringkikan kuda di luar. Seekor sapi melenguh. Saat

itu barulah Pete teringat bahwa ia ada di kamar tidur tingkat atas

bangunan utama di tempat pertanian keluarga Dalton. Di Crooked-Y

Ranch. Ia menjulurkan kepalanya ke samping pembaringannya yang

merupakan bagian atas tempat tidur bertingkat dua. Ia memandang ke

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 42: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

bawah, untuk melihat apa yang sedang dikerjakan oleh Jupiter. Tapi

ternyata anak itu tidak ada di situ. Pete cepat-cepat duduk. Kepalanya

membentur langit-langit kamar yang rendah.

"Aduh!" dengusnya.

"Sssst!" desis Bob dari pembaringannya di seberang ruangan, sambil

menuding ke jendela.

Jupiter duduk bersila di lantai. Tubuhnya yang-hm- tidak langsing,

diselubungi mantel mandi. Ia menghadapi selembar kertas lebar yang

terhampar di lantai. Di tengah lembaran kertas itu terdapat empat buah

buku yang saling ditumpukkan. Sedang di atas kertas nampak garis-garis

bersimpang-siur, yang rupanya dibuat oleh Jupiter tadi. Pete

memperhatikan barang-barang yang dihadapi oleh temannya itu.

Kemudian disadarinya bahwa Jupiter membuat denah kasar dari Lembah

Raungan. Tanda-tanda jalan masuk ke dalam gua dibuatnya dengan

pensil.

"Sudah sejam ia duduk terus seperti itu," kata Bob.

"Wah! Kalau aku, sepuluh menit saja pasti takkan kuat," kata Pete.

Mereka berdua selalu kagum kalau melihat Jupiter sedang memusatkan

perhatian pada sesuatu.

Tiba-tiba Jupiter berbicara, "Aku sedang meneliti posisi topografi

Lembah Raungan dengan setepat-tepatnya, Pete. Kunci jawaban atas

teka-teki yang kita hadapi, terletak pada pola fisik daerah itu."

"Hahh?" Pete hanya bisa melongo mendengar keterangan Jupiter.

"Jupe mengatakan bahwa menurut pendapatnya misteri ini bisa

dipecahkan dengan jalan mempelajari letak tanah," kata Bob

menjelaskan.

"Oh," kata Pete. "Kenapa ia tidak bilang begitu, jika itu maksudnya?"

Tanpa mengacuhkan komentar Pete, Jupiter meneruskan keterangannya,

"Misteri Lembah Raungan yang sebenarnya ialah kenapa raungan itu

berhenti begitu kita masuk ke dalam gua. Tadi malam kita dua kali

mengalaminya - lalu ketika kita pergi dari sana, suara itu terdengar

lagi."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 43: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

Ia mengacungkan selembar surat kabar. "Di koran ini ada berita tentang

terdengarnya lagi bunyi itu," katanya. "Di dalamnya ada keterangan

sheriff yang mengatakan bahwa alasan utama tidak ada yang bisa

mengetahui sebab-sebab terdengarnya raungan itu ialah karena begitu

orang masuk ke dalam gunung, bunyi itu langsung lenyap."

Jupiter meletakkan surat kabar itu ke lantai. "Kini aku yakin bahwa

suara itu tidak berhenti secara kebetulan saja!" katanya tegas.

"Kurasa kau benar," kata Bob. "Kalau diingat bagaimana bunyi itu mulai

terdengar lagi ketika kita pergi dari sana, rasanya jelas bahwa ada

orang mengamat-amati gerak-gerik kita."

"Tapi bagaimana anu - eh - model itu bisa membantu kita dalam

penyelidikan ini, Jupe?" tanya Pete dengan cepat.

Jupiter memperhatikan model kasar yang dihadapinya. "Aku sudah

menandai semua tempat yang kita datangi kemarin malam. Kita sudah

tahu, setiap kali kita masuk ke dalam gunung, suara raungan itu langsung

berhenti. Itu tidak mungkin, jika orang yang mengamat-amati kita

berada di dalam gua."

Bob mengangguk-angguk "Ya, sekarang aku mengerti! Jadi kita mestinya

sudah terlihat, sebelum kita masuk!"

"Tepat," kata Jupiter. "Dan berdasarkan model ini aku menarik

kesimpulan bahwa cuma ada satu tempat saja dari mana kita tetap

nampak ke mana pun kita pergi. Dari puncak Gunung Setan!"

"Kalau begitu kita tinggal melaporkan saja pada Mr. Dalton bahwa di

atas gunung itu ada orang," seru Pete. "Biar dia saja yang menangkap

orang itu!"

Tapi Jupiter menggeleng.

"Tidak bisa, Pete!" katanya. "Takkan ada yang mau percaya apabila

bukan kita sendiri yang menangkap orang itu. Dan kita hampir tidak

mungkin bisa sampai ke puncak tanpa ketahuan lebih dulu. Orang yang di

atas itu pasti akan sudah lari sebelum kita sampai di sana."

"Kalau begitu -" kata Bob.

"Bagaimana -" ujar Pete saat itu juga.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 44: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

"Kita harus mengamat-amati apa sebenarnya yang terjadi dalam gua,"

kata Jupiter serius, "agar dengan begitu bisa menceritakan segala-

galanya kemudian. "

"Tapi kita tidak tahu apa yang terjadi di sana," bantah Pete. "Ya, kan?"

"Memang benar, tapi aku punya rencana tertentu," kata Jupiter. "Di

samping itu aku juga sudah mempunyai petunjuk, apa sebetulnya yang

menjadi persoalan!"

"0 ya?" kata Pete. "Petunjuk apa, maksudmu?"

"Kemarin malam aku menemukan ini dalam salah satu lorong," kata

Jupiter sambil memperlihatkan batu hitam berpermukaan kasar yang

ditemukannya dalam lorong yang merupakan liang tambang. "Lorong itu

dulunya liang tambang, dan batu ini kutemukan di salah satu ujung yang

tersumbat longsoran."

Bob mengambil batu kecil itu. Setelah diperhatikan sesaat dengan sikap

bingung, batu itu disodorkan pada Pete.

"Apa ini, Jupe?" tanya Pete. "Maksudku, di samping sejenis batu keras

yang terasa licin?"

"Coba kaugores kaca jendela dengannya," kata Jupiter.

"Apa?" kata Pete heran. "Kau sendiri kan tahu, mana mungkin -"

"Coba sajalah dulu," desak Jupiter. Wajahnya yang bundar

membayangkan perasaan puas pada diri sendiri.

Pete menghampiri jendela, lalu menggoreskan batu kecil itu ke kaca.

Ternyata langsung menimbulkan bekas yang dalam, seperti menggores

mentega dengan pisau. Pete bersiul pelan.

"Wah, Jupe!" seru Bob. "Maksudmu, batu itu-"

"Intan," sambung Jupiter. "Ya, menurutku, itu intan kasar. Intan

sebegitu termasuk berukuran besar. Kalau mutunya, kurasa tidak begitu

tinggi - paling-paling seperti yang biasa dipakai untuk keperluan

industri. Tapi pokoknya, itu intan."

"Maksudmu, Gua El Diablo itu tambang intan? Di sini? Di California?"

tanya Bob dengan nada sangsi.

"Yah - kalau tidak salah pernah ada desas-desus mengenainya, dan -'

­Jupiter tidak menyelesaikan kalimatnya, karena saat itu pintu diketuk

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 45: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

dengan keras dari luar, disertai suara Mrs. Dalton yang memanggil

mereka.

"Ayo, bangun! Sarapan sudah tersedia di meja. Di sini tidak ada

kebiasaan tidur lama-lama!"

Untuk saat itu segala urusan lain langsung dilupakan, begitu anak-anak

menyadari bahwa mereka lapar sekali. Mereka cepat-cepat berpakaian.

Lima menit kemudian ketiganya sudah ada di ruang dapur yang lapang.

Mr. Dalton dan juga Profesor Walsh sudah ada di situ. Keduanya

tersenyum pada Jupiter dan kedua temannya.

"Kelihatannya selera makan kalian sama sekali tidak terpengaruh oleh

misteri yang merundung Lembah Raungan," kata Profesor Walsh

mengomentari kelahapan mereka.

Mrs. Dalton sibuk mondar-mandir dalam dapur yang lapang dan terang

itu, sementara anak-anak makan dengan nikmat.

"Bagaimana - kalian sudah siap bekerja hari ini?" tanya Mr. Dalton.

"Tentu saja sudah," kata Mrs. Dalton. "Kenapa tidak kaubawa saja

mereka ikut menyabit rumput untuk makanan ternak di padang sebelah

utara?"

"Ya, bagus juga idemu itu," kata Mr. Dalton. "Sehabis itu mereka bisa

membantu mengumpulkan sapi-sapi yang terpencar."

"Kalian asyik berjalan-jalan di pantai kemarin malam?" tanya Profesor

Walsh. "Apa yang kalian temukan di sana?"

"Kami melakukan perjalanan penelitian yang menarik," jawab Jupiter.

"Kecuali itu kami juga berjumpa dengan seorang laki-laki tua yang aneh.

Katanya, ia bernama Ben Jackson. Siapakah dia, Sir."

"Ah, dia itu prospektor - pencari barang tambangan," kata Mr. Dalton

menjelaskan. "Bersama rekannya, Waldo Turner, kurasa seluruh

kawasan barat ini sudah dijelajahinya, mencari emas, perak, dan batu

mulia."

"Menurut cerita orang sini, keduanya datang kemari bertahun-tahun

yang lalu," kata Mrs. Dalton menambahkan, "yaitu ketika tersiar desas-

desus bahwa di sini ditemukan emas. Padahal kemudian ternyata sama

sekali tidak ada. Tapi rupanya Ben dan Waldo tidak kenal kata

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 46: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

menyerah. Mereka membangun gubuk di tanah kami, dan masih tetap

menganggap diri mereka prospektor. Mereka kelihatannya tidak suka

didatangi orang. Tapi mereka tidak berkeberatan menerima pemberian

dari para petani sekitar sini. Pada mereka, kami tentu saja mengatakan

bahwa itu penyediaan perbekalan dengan imbalan bagi hasil. Soalnya,

mereka tidak mau menerima derma berdasarkan belas kasihan."

"Ya, mereka cukup terkenal di daerah sini," sela Profesor Walsh.

"Mereka paling jago kalau disuruh bercerita," kata Mr. Dalton lagi

sambil tersenyum. "Memang - tingkah laku mereka agak aneh, sedang

cerita-cerita mereka kebanyakan hanya bualan belaka. Antara lain

mereka juga suka bercerita tentang perjuangan melawan orang Indian.

Aku sangsi, apakah itu benar-benar pernah mereka alami."

"Wah! Maksud Anda, segala cerita itu bohong?" kata Pete kaget.

Sebelum Mr. Dalton sempat menjawab, tahu-tahu pintu belakang dapur

terbuka dengan cepat. Luke Hardin, mandor pertanian itu masuk

bergegas-gegas.

"Orang kita baru saja menemukan Castro di Lembah Raungan," katanya

dengan wajah serius.

"Castro?" tanya Mr. Dalton. Ia kelihatannya agak gugup mendengar

kabar itu.

"Betul! Ia terpelanting dari punggung kudanya tadi malam, ketika sedang

menggiring sapi-sapi yang terpencar. Sepanjang malam ia terkapar di

sana," kata Luke Hardin. "Bagaimana keadaannya sekarang?" tanya Mrs.

Dalton. "Menurut dokter, ia tidak apa-apa. Tapi ia sekarang diangkut ke

rumah sakit di Santa Carla."

"Sekarang juga aku akan ke sana!" kata Mr. Dalton sambil cepat-cepat

bangkit.

"Orang-orang bawahan gelisah lagi," sambung Hardin dengan tampang

muram. "Ada dua lagi yang tadi mengatakan minta berhenti padaku.

Castro mengatakan, ketika ia sedang berada di Lembah Raungan, tiba-

tiba ia melihat sesuatu bergerak-gerak. Langsung didekatinya, untuk

memeriksa. Ia tidak sempat lagi menegaskan apa yang nampak itu,

karena tahu-tahu kudanya menjadi liar. Castro terpelanting ke tanah,

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 47: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

sementara kudanya minggat. Castro terkilir pergelangan kakinya, sedang

seluruh tubuhnya memar."

Mr. Dalton berpandang-pandangan dengan istrinya. Keduanya nampak

seperti bingung. Saat itu Jupiter membuka mulut.

"Kuda yang ditunggangi Castro itu warna bulunya hitam, Mr. Hardin?"

tanyanya.

"Betul! Big Ebony! Kuda yang baik. Tadi pagi ia pulang sendiri ke

kandang, sehingga kami langsung tahu bahwa ada sesuatu yang terjadi

dengan Castro."

"Kalian kemarin malam melihat Big Ebony?" tanya Mr. Dalton dengan

nada tajam pada Jupiter.

"Ya, Sir," jawab Jupiter. "Kuda hitam besar tanpa penunggang."

"Di tempat pertanian, kalian harus selalu melaporkan apabila melihat ada

kuda tanpa penunggang," kata Mr. Dalton mengecam. "Coba tadi malam

kalian sudah mengatakannya, tentu kami sudah lebih cepat menemukan

Castro."

"Mestinya memang begitu, Sir," kata Jupiter berusaha menjelaskan,

"tapi saat itu kami melihat seorang laki-laki berjalan dengan cepat

menyusulnya. Orangnya jangkung. Pada pipinya yang sebelah kanan ada

goresan bekas luka, sedang matanya yang satu ditutupi."

Mr. Dalton menggeleng. ­"Aku belum pernah mendengar orang yang

tampangnya begitu di sini," katanya.

"Jangkung dengan mata sebelah ditutupi?" kata Profesor Walsh.

"Kedengarannya menakutkan - tapi sudah jelas bukan El Diablo. Ia tidak

jangkung. Lagi pula tidak memakai penutup mata."

Mr. Dalton melangkah ke pintu. "Luke," katanya, "coba kau usahakan

agar orang-orang kita bisa tenang kembali. Sehabis menjenguk Castro,

aku nanti menyusulmu di padang sebelah utara. Kurasa aku juga perlu

bicara sebentar dengan sheriff mengenai orang yang kita anak-anak ini

mereka lihat semalam."

"Jika Anda hendak ke kota, bisakah saya ikut ke sana?" sela Jupiter.

"Saya harus kembali ke Rocky Beach hari ini."

"Eh - kau pulang, Jupiter?" tanya Mrs. Dalton.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 48: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

"Bukan mau pulang," kala Jupiter. "Soalnya, kami memerlukan alat selam

kami. Kemarin malam kami melihat beting karang di dekat pantai, yang

nampaknya merupakan tempat yang baik sekali untuk mengumpulkan

spesimen bagi penelitian kehidupan laut yang kami lakukan."

Bob dan Pete memandang Jupiter dengan heran. Mereka tidak merasa

melihat beting karang malam kemarinnya. Dan mereka juga sama sekali

tidak melakukan penelitian kehidupan laut. Tapi keduanya diam saja.

Mereka sudah tahu bahwa lebih baik Jupiter jangan didebat, apabila

teman mereka itu mempunyai niat tertentu.

"Wah - sayang aku tak punya waktu untuk mengantarmu pulang

sebentar," kata Mr. Dalton. "Orang-orangku juga sedang sibuk semua.

Lebih baik kautunggu saja dulu beberapa hari."

"Ah, itu tidak apa, Sir," jawab Jupiter. "Asal saya bisa ikut sampai ke

kota saja, lalu dari sana saya naik bis. Kembalinya kemari, bisa diantar

orang."

"Kalau begitu cepatlah," kata Mr. Dalton sambil berjalan ke luar.

"Kalian berdua sebaiknya juga mencari kesibukan sendiri saja, Anak-

anak," kata Mrs. Dalton sambil memandang Pete dan Bob. "Karena

adanya kesulitan ini. Mr. Dalton takkan punya waktu hari ini untuk

menemani kalian bekerja."

"Baik, Ma'am," kata Bob.

Anak-anak kembali ke kamar mereka. Jupiter berkemas-kemas, sambil

mengatakan apa yang harus dilakukan oleh Bob dan Pete selama ia tidak

ada.

"Kalian ke Santa Carla," katanya. "Beli selusin lilin biasa yang panjang,

serta tiga topi Meksiko yang pinggirannya lebar. Maksudku, topi

sombrero. Di Santa Carla saat ini sedang ada Fiesta - jadi topi begitu

pasti banyak dijual orang di sana. Bilang saja pada keluarga Dalton,

kalian hendak menonton arak-arakan pesta rakyat itu."

"Sombrero - tiga buah?" tanya Pete mengulangi.

"Ya. betul," kata Jupiter tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut.

"Sesudah itu kalian ke perpustakaan. Bob, kaukumpulkan keterangan

sebanyak-banyaknya mengenai sejarah Gunung Setan serta Lembah

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 49: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

Raungan. Yang kumaksudkan data yang tepat, bukan cuma legenda-

legenda rakyat saja."

"Akan kuselidiki sebisaku," kata Bob berjanji. "Tapi kau sendiri - untuk

apa sebenarnya kau kembali ke Rocky Beach?"

"Untuk mengambil peralatan selam kita, seperti sudah kukatakan tadi,"

jawab Jupiter, "serta membawa intan yang kutemukan ke Los Angeles,

untuk diperiksa oleh ahlinya di sana."

Sesaat terdengar Mr. Dalton memanggil dari bawah, "He, Jupiter!

Bagaimana - sudah siap belum?"

Anak-anak bergegas turun ke tingkat bawah. Jupiter masuk ke kabin

pick-up, duduk di samping Mr. Dalton yang mengemudi. Ketika mobil itu

sudah berangkat, barulah Pete dan Bob menyadari bahwa mereka masih

tetap belum tahu apa yang hendak dilakukan oleh Jupe dengan alat-alat

selam yang hendak diambilnya itu. Sesudah kurang. lebih sejam ikut

membantu Mrs. Dalton di dapur, Bob meminta pada nyonya rumah itu

agar dipinjamkan kartu langganan perpustakaan. Kemudian diajaknya

Pete berangkat naik sepeda ke Santa Carla.

"Bersenang-senanglah di sana, Anak-anak!" seru Mrs. Dalton sambil

melihat keduanya pergi.

Bob dan Pete berangkat dengan perasaan meriah, karena keduanya

memang ingin menyaksikan Fiesta Santa Carla yang termasyhur. Jalan

yang mereka lewati berliku-liku menyusur lembah pedalaman yang luas

dan pada tiga sisinya diapit oleh pegunungan daerah California Selatan

yang gersang. Sinar matahari di tempat yang agak jauh dari laut itu

terasa terik membakar kulit. Sungai-sungai kecil nampak kering

kerontang. Di satu tempat mereka melintas di atas Sungai Santa Carla.

Dasar sungai yang membujur jauh di bawah jembatan kelihatan kering

sama sekali. Di sana-sini ada tumbuhan kerdil di permukaannya yang

gersang. Tidak lama kemudian jalan mendaki ke arah Celah San Mateo.

Bob dan Pete terpaksa berjalan sambil menuntun sepeda masing-masing,

melewati tikungan demi tikungan tajam. Ngarai menganga dekat sekali

di sisi kanan jalan, sedang pada sisi kiri langsung terdapat dinding

tebing cadas yang terjal. Kedua remaja itu berjalan lambat-lambat, di

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 50: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

bawah matahari yang bersinar cerah. Agak lama juga mereka terpaksa

berjalan kaki. Akhirnya mereka sampai di puncak celah.

"Astaga! Coba lihat itu!" seru Pete kagum.

"Bukan main!" desah Bob hampir bersamaan.

Di depan mereka terbentang pemandangan yang sangat mengagumkan.

Punggung gunung melandai sampai ke bukit-bukit kaki gunung yang

rendah, disambung oleh dataran rendah daerah pesisir yang terbentang

luas sampai ke Samudra Pasifik yang kelihatan membiru di kejauhan.

Kota Santa Carla seperti memancarkan sinar kemilau ditimpa cahaya

matahari. Bangunan-bangunan di situ, dilihat dari atas gunung kelihatan

seperti kotak-kotak kecil di tengah dataran hijau yang sangat luas.

Kapal-kapal kelihatan bergerak di atas permukaan laut yang biru, sedang

Kepulauan Selat yang bergunung-gunung nampak seperti mengambang di

kejauhan. Kedua remaja itu masih tetap asyik menikmati pemandangan

indah itu, ketika dari arah belakang tiba-tiba terdengar derap langkah

kuda berlari. Bob dan Pete berpaling dengan cepat. Seorang penunggang

kuda nampak di jalan raya, menuju ke tempat mereka. Kuda

tunggangannya berwarna hitam, dengan tali kekang serta pelana penuh

dengan hiasan perak. Bob dan Pete hanya bisa berdiri saja seperti

terpukau, sementara kuda itu menderap terus ke arah mereka.

Penunggangnya laki-laki bertubuh kecil langsing, dengan mata hitam

berkilat ia memakai topi Meksiko, jaket pendek, celana yang melebar

bagian bawahnya - semua serba hitam. Begitu pula sapu tangan yang

menutupi bagian bawah mukanya. Ia menggenggam pistol model kuno,

yang diacungkan lurus ke arah Bob dan Pete.

El Diablo!

Bab 9 Serangan Mendadak

KUDA hitam itu mendompak. Kedua kaki depannya terangkat tinggi

sambil menggaruk-garuk udara di atas kepala Bob dan Pete, yang masih

tetap berdiri seperti terpaku di tempat masing-masing.

"Viva Fiesta!" seru penunggangnya, sambil melambai-lambaikan pistol

yang dipegangnya. Kemudian ditariknya sapu tangan hitam yang menutupi

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 51: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

mulut dan hidung. Kini nampak mukanya. Muka seorang remaja yang

periang!

"Yuk, kita ke pesta!" seru remaja itu.

Kuda yang masih mendompak dibalikkannya dengan sigap, lalu disuruhnya

lari menyusur jalan yang menurun ke arah Santa Carla. Pete dan Bob

hanya bisa melongo saja memandangnya.

"Itu tadi kostum Fiesta!" ujar Bob dengan nada mengeluh.

Kedua remaja itu saling berpandang-pandangan, lalu tertawa lega.

Mereka tadi ketakutan, hanya karena ada anak memakai kostum

karnaval!

"Taruhan - kita nanti pasti menjumpai paling sedikit selusin El Diablo di

sana," kata Bob.

"Asal jangan dalam lorong gelap saja ketemunya," balas Pete.

Keduanya naik lagi ke sepeda masing-masing, lalu mulai menuruni jalan

celah yang panjang dan berkelok-kelok. Tidak lama kemudian mereka

sudah meninggalkan daerah pegunungan, memasuki pinggiran kota Santa

Carla. Mereka melewati kompleks perumahan, padang golf, serta

sejumlah pusat perbelanjaan yang terdapat di daerah pinggiran itu.

Akhirnya mereka tiba di pusat kota. Kedua sepeda mereka ditaruh dulu

di tempat yang tersedia di perpustakaan. Kemudian mereka berjalan

kaki ke Union Street, jalan utama kota itu. Polisi sudah memasang

pagar-pagar penghalang di situ, sebagai persiapan untuk arak-arakan

Fiesta. Orang-orang berjejer di belakangnya. Kebanyakan memakai

kostum kuno yang berwarna-warni, gaya Spanyol zaman dulu. Suasana

saat itu benar-benar meriah.

Bob dan Pete bergegas membeli barang-barang pesanan Jupiter di

sebuah toko kecil yang menjual beraneka jenis cendera mata. Mereka

membeli selusin lilin putih serta tiga buah topi sombrero. Setelah itu

bergegas-gegas ke tepi kaki lima, tepat saat rombongan pemusik

pertama lewat dengan iringan tiupan terompet serta pukulan genderang

bertalu-talu. Selepas rombongan pemusik, lewat mobil-mobil hias yang

penuh dengan bunga, gadis-gadis cantik, serta laki-laki dengan berbagai

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 52: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

corak kostum. Kebanyakan menggambarkan peristiwa-peristiwa penting

dalam sejarah California.

Satu di antaranya menggambarkan adegan tokoh Padre Junipero Serra,

misionaris dari ordo Fransiskan yang mendirikan sebagian besar dari

pusat-pusat keagamaan yang berenteng di sepanjang pesisir California.

Adegan pada mobil hias lainnya melambangkan saat John C. Fremont

mengibarkan bendera Amerika Serikat di atas kota Santa Carla, ketika

kota itu diambil alih dari tangan orang Meksiko. Satu lagi

menggambarkan saat larinya EI Diablo. Paling sedikit ada lima tokoh

Diablo menunggang kuda di sekeliling mobil hias yang itu. Seorang di

antaranya remaja periang penunggang kuda hitam, yang sebelumnya

telah mengejutkan Bob dan Pete di puncak jalan celah.

"Coba lihat - kuda-kuda itu!" seru Bob.

Pete memperhatikan para penunggangnya dengan kagum. "Kepingin

rasanya bisa menunggang kuda seperti mereka," katanya.

Mereka pandai berkuda, walau belum bisa disebut sempurna. Mereka

memperhatikan kuda-kuda yang lewat dengan penuh minat. Petani-petani

berkostum Spanyol berlalu di depan mata. Barisan kepolisian berkuda

dari utara dan selatan, begitu pula pasukan-pasukan yang menunggang

kuda-kuda berbulu kuning keemasan Beberapa di antara kuda-kuda itu

memamerkan gerak langkah menari-nari.

Mereka melihat kereta-kereta, gerobak-gerobak bertenda, serta

kereta-kereta pos kuno. Setelah itu sebuah mobil hias yang

menggambarkan masa Gold Rush, saat orang membanjir datang dari

timur ke California, ketika di situ ditemukan emas.

Tiba-tiba Bob mengguncang lengan Pete.

"Lihat itu!" bisiknya sambil menuding ke arah dua orang laki-laki yang

berjalan di samping mobil hias. Di samping mereka berjalan seekor

keledai pembawa perbekalan makanan. sekop, dan linggis. Satu dari laki-

laki itu pernah mereka lihat. Ben Jackson, laki-laki tua berjanggut

panjang dari gua El Diablo!

"Yang satu lagi itu mestinya Waldo Turner, temannya," kata Bob lagi.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 53: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

Para penonton menyambut kedua laki-laki tua itu dengan sorak meriah.

Keduanya nampak persis seperti prospektor asli, sampai-sampai dengan

debu dan kotoran tanah yang melekat pada pakaian kerja mereka. Ben

nampaknya pemimpin dari mereka berdua. Janggutnya yang sudah putih

melambai-lambai sementara ia berjalan terpincang-pincang dengan sikap

bangga, sambil menuntun keledai Waldo Turner yang bertubuh lebih

jangkung dan kurus serta hanya berkumis saja, mengikutinya di

belakang. Mobil hias demi mobil hias lewat sambung-menyambung,

dimeriahkan bunyi musik yang tak henti-hentinya terdengar.

Bob dan Pete begitu asyik menonton, sampai nyaris melupakan tugas

mereka ke perpustakaan. Tapi tiba-tiba Pete terkejut

"He, Bob!" bisiknya cepat.

Bob menoleh. Tidak jauh dari mereka berdiri seorang laki-laki. Pada

pipinya sebelah kanan ada goresan bekas luka, sedang matanya tertutup

kain hitam. Orang itu nampaknya sama sekali tidak tertarik pada arak-

arakan. Ia bergegas menyeberang, lalu lenyap di tengah keramaian di

Union Street itu.

"Yuk, kita ikuti dia!" kata Bob. Kedua remaja itu cepat -cepat menyusul.

Sesampainya di pojok jalan, mereka melihat laki-laki jangkung itu lagi.

Ia berada sekitar enam sampai tujuh meter di depan. Ia masih tetap

bergegas-gegas. Sekali-sekali langkahnya diperlambat. Sikapnya seolah-

olah sedang mengamati sesuatu yang ada di depannya.

"Kurasa ada yang diikutinya," kata Bob.

"Bisa kaulihat, siapa?" tanya Pete.

"Tidak, kau kan lebih tinggi," jawab Bob.

Pete memanjangkan tubuhnya setinggi mungkin. Tapi ia tidak bisa

melihat, apa atau siapa yang diikuti laki-laki di depan itu. Kemudian

orang itu membelok.

"Ia masuk ke dalam gedung," kata Pete yang masih terus mengamat-

amati.

"Itu kan gedung perpustakaan!" kata Bob.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 54: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

Laki-laki itu menghilang di balik pintu tinggi yang rangkap dua. Bob dan

Pete bergegas menyusul. Mereka tertegun ketika sudah berada di

dalam.

Ruang perpustakaan itu lengang. Tapi laki-laki jangkung dengan penutup

mata tadi tidak kelihatan. Ruang utama perpustakaan itu lapang, dengan

sejumlah besar rak tempat buku serta pintu-pintu menuju ke berbagai

ruangan lain. Dengan cepat Bob dan Pete pergi memeriksa lorong-Lorong

di antara jejeran rak Kemudian mereka menengok ke balik pintu-pintu.

Mereka kesal ketika melihat bahwa ada dua pintu di situ yang membuka

ke suatu jalan samping. Sedang orang yang jangkung tadi tetap tak

nampak.

"Ia menghilang," kata Pete lesu.

"Kita tadi seharusnya berpencar, dan satu dan kita mengitar ke

belakang. Kalau Jupiter pasti ingat bahwa perpustakaan umumnya

mempunyai lebih dari satu jalan keluar," kata Bob. Ia merasa jengkel

terhadap dirinya sendiri, karena tidak memikirkan hal sejelas itu.

"Yah - yang jelas. ia sekarang tidak kelihatan lagi," kata Pete. "jadi kita

teruskan saja dengan penelitian seperti yang disuruh Jupiter tadi."

Bob langsung setuju. Kedua remaja itu menanyakan tempat buku-buku

sejarah setempat. Seorang pustakawan yang ramah mengantar mereka

ke sebuah ruangan kecil, di mana terdapat kumpulan buku khusus

mengenai sejarah California. Ketika Bob dan Pete berjalan menuju ke

meja baca di situ tahu-tahu bahu Pete ditepuk dari belakang.

"Eh, ada di sini rupanya para penyelidik muda kita! " Profesor Walsh

berdiri di belakang mereka. Matanya nampak bersinar jenaka di balik

lensa kaca matanya yang tebal. "Sedang melakukan penelitian, Anak-

anak?" tanyanya.

"Ya," jawab Pete. "Kami ingin mengumpulkan segala keterangan yang bisa

didapat tentang Lembah Raungan."

"Bagus, bagus," kata Profesor Walsh. "Aku juga sedang melakukan hal

yang sama saat ini. Tapi sayangnya tidak banyak keterangan yang ada,

kecuali legenda-legenda kuno yang tidak bisa dijadikan andalan.... Kalian

sudah melihat Fiesta tadi?"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 55: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

"Sudah," kata Pete bersemangat. "Wah, kuda mereka banyak yang

bagus-bagus."

"Perayaannya memang menarik," kata guru besar itu sependapat. "Aku

ingin melihat-lihat juga sebentar, karena tidak banyak hasil yang bisa

kuperoleh di sini. Bagaimana kalian nanti pulang?"

"Kami tadi naik sepeda, Sir," kata Bob.

"Kalau begitu sampai nanti," kata Profesor Walsh sambil berpaling

hendak pergi.

Bob ragu-ragu sejenak. Kemudian ia bertanya, "Apakah ketika sedang di

perpustakaan tadi Anda tidak kebetulan melihat laki-laki jangkung

dengan penutup mata, Sir?"

Profesor Walsh menggeleng. ­"Tidak, aku tidak melihatnya. Maksudmu,

orang yang kalian lihat kemarin malam?"

"Ya," kata Pete.

"Dia ada di sini rupanya, ya?" kata Profesor Walsh sambil merenung.

"Tidak, aku tidak melihatnya. "

Ketika guru besar itu sudah pergi, Bob dan Pete mulai menekuni tugas

mereka. Mereka menemukan tiga sampai empat buku yang memuat

tulisan tentang Lembah Raungan. Tapi tidak satu pun yang mengandung

informasi tambahan di samping yang sudah mereka ketahui. Kemudian

Bob menemukan sebuah buku berukuran kecil. Halaman-halaman

kertasnya sudah menguning dan berkerut. Isinya sejarah lengkap

Lembah Raungan, sampai tahun 1941. Buku itu terletak di rak yang

keliru. Mungkin itu sebabnya Profesor Walsh tidak melihatnya. Buku itu

mereka pinjam, atas nama Mrs. Dalton. Di luar, hawa siang hari masih

panas dan cerah. Arak-arakan baru saja selesai. Orang ramai berduyun-

duyun meninggalkan pusat kota, banyak di antara mereka yang masih

berkostum pesta.

Bob dan Pete mengikatkan bawaan mereka ke tempat bagasi, lalu

berangkat kembali ke ranch. Tidak lama kemudian mereka sudah mulai

mendaki jalan naik yang panjang menuju Celah San Mateo. Mereka

bersepeda terus sejauh masih bisa dilakukan secara santai. Kemudian

keduanya turun, lalu berjalan kaki sambil menuntun sepeda masing-

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 56: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

masing. ­Mereka berhenti sejenak untuk melepaskan lelah. sambil

memandang ke tengah laut, ke arah Kepulauan Selat yang nampak samar

di kejauhan.

"Kepingin rasanya pergi ke sana," kata Pete.

"Di beberapa di antaranya ada peternakan sapi," kata Bob. "Di tengah

laut sana itu - lengkap dengan para gembala segala."

Dekat pulau-pulau di kejauhan itu nampak bentuk-bentuk langsing kapal-

kapal Angkatan Laut yang sedang mengadakan latihan. Sebuah mobil

meluncur di jalan itu. Datangnya dari arah Santa Carla. Tapi Bob dan

Pete masih terus asyik menatap laut, sehingga tidak memperhatikan

kendaraan itu. Tahu-tahu mereka dikejutkan oleh dengung mesin mobil.

Baru saat itu mereka sadar bahwa ada kendaraan meluncur dengan laju

sekali. Dengan cepat mereka berpaling. Ternyata mobil itu berjalan

sangat meminggir, dan menuju lurus ke tempat mereka berada.

"Awas, Bob!" teriak Pete.

Untung mereka masih sempat meloncat ke pinggir, menghindari

tubrukan. Mobil itu melewati tempat mereka berdiri tadi, mengayun

kembali ke jalan lalu menghilang dengan cepat. Karena kaget, Bob dan

Pete tidak berhasil mengendalikan keseimbangan tubuh. Mereka

terpeleset dari tepi jalan dan meluncur ke arah ngarai yang dalam di

bawah.

Bab 10 Jupiter Membeberkan Rencana

PETE terpeleset terus di lereng terjal. Bajunya robek-robek

tersangkut batu-batu tajam dan semak belukar. Tangannya menggapai-

gapai semak untuk memperlambat gerak luncuran, karena lereng itu di

depan berakhir di tebing tegak lurus ke bawah. Tapi semak-semak yang

tumbuh di situ terlalu kecil, sehingga langsung tercabut. Jarak Pete

dari tepi jurang tinggal sekitar semeter saja lagi, ketika badannya

membentur batang sebuah pohon yang tumbuh meliuk tapi kekar. Ia

terdengus. Tapi jari-jarinya langsung mencengkeram batang pohon itu.

Sesaat ia diam saja. Napasnya memburu, sementara lengannya memeluk

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 57: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

batang pohon erat-erat. Kemudian baru disadarinya bahwa ia hanya

sendiri di situ.

"Bob!" serunya. Ia tidak mendengar jawaban. Hanya jurang menganga

yang ada di bawah ujung kakinya.

"Bob!" teriaknya sekali lagi. Ia mulai panik .

Ia melihat ada sesuatu yang bergerak-gerak di sebelah kirinya. Kepala

Bob tersembul dari tengah semak lebat.

"Aku selamat...," kata Bob dengan suara lemah. "Aku berada di semacam

emperan. Tapi... kakiku tidak bisa kugerakkan!"

"Coba kaugerakkan, sedikit saja!" Pete menunggu, sementara ia melihat

semak tempat Bob terkapar bergerak-gerak sedikit. Kemudian

terdengar lagi suara Bob, agak lebih tegas daripada sebelumnya.

"Kurasa tidak apa-apa," katanya. "Aku bisa menggerak-gerakkannya.

Tadi terputar di bawah badanku! Sakit rasanya, tapi masih bisa

kutahan."

"Bagaimana - bisakah kau merangkak naik lagi ke atas?" tanya Pete

setelah sesaat.

"Entahlah, Pete. Kelihatannya terjal sekali."

"Dan jika kita sampai tergelincir -" Pete tidak perlu lagi menyelesaikan

kalimatnya.

"Kurasa lebih baik kita coba saja berteriak minta tolong," kata Bob.

"Ya, yang nyaring!" kata Pete.

Ia membuka mulutnya. Maksudnya hendak berteriak. Tapi yang

terdengar hanya suara berbisik pelan. Karena tepat saat itu tiba-tiba ia

melihat muka seseorang yang mengintip ke bawah dari tepi jalan yang

terletak di atas. Orang itu ada goresan bekas luka di pipinya, dan

memakai penutup mata! Selama sepuluh detik, anak-anak beradu

pandang dengan laki-laki itu, tanpa ada yang mengatakan apa-apa.

Kemudian orang itu menarik kepalanya ke belakang. Terdengar langkah

lari bergegas-gegas, disusul bunyi mesin mobil dihidupkan. Mobil itu

melesat pergi teriring suara ban mendecit-decit Baru saja kendaraan

itu lenyap dari pendengaran, ketika terdengar bunyi kendaraan lain

mendekat.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 58: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

"Teriak!" seru Pete.

Kedua remaja itu berteriak semampu suara mereka. Bunyinya menggema

di daerah pegunungan itu. Sesaat kemudian terdengar bunyi mobil direm

dengan mengejut. Kerikil di tepi jalan berderik-derik. Dua kepala

berwajah ramah memandang ke bawah dari tepi jalan. Tidak lama

kemudian seutas tali melayang, dilemparkan ke arah Pete. Ia

melilitkannya dua kali ke pinggang, sedang di ujungnya dipegang dengan

kedua belah tangan. Ia ditarik oleh kedua orang tadi ke atas. Setelah

itu tali dilemparkan ke bawah lagi.

Sesaat kemudian Bob sudah berdiri di samping Pete. Bob mencoba

kakinya yang sakit. Menurut perkiraannya, Mungkin hanya terkilir. Tapi

supir truk bertubuh gempal yang tadi melemparkan tali mendesak untuk

mengantarkan mereka pulang, karena perjalanannya kebetulan searah

dengan letak pertanian suami-istri Dalton. Tidak sampai lima belas

menit kemudian, kedua remaja itu diturunkan di depan pintu pagar

Crooked- Y Ranch, beserta sepeda-sepeda mereka sekaligus.

Keduanya melambaikan tangan sebagai ucapan terima kasih pada supir

truk itu, lalu berjalan tersaruk-saruk menuju beranda bangunan utama.

Saat itu Mrs. Dalton keluar. Wanita itu menatap dengan kaget, ketika

melihat keadaan mereka. "Astaga! Apa yang terjadi dengan kalian tadi?

Sampai begitu pakaian kalian!"

Pete sudah hendak terus terang menjawab. Tapi tidak jadi, karena

kakinya disepak Bob.

"Anu - kami tadi terlalu cepat menuruni gunung ketika lewat di celah,

sehingga terjatuh," kata Bob. Keterangan itu ada benarnya juga. "Kaki

saya terkilir sedikit. Lalu ada orang menawarkan untuk mengantar kami

kemari."

"Kakimu?" kata Mrs. Dalton. "Coba kulihat sebentar."

Seperti kebanyakan wanita yang hidup di tempat pertanian, Mrs. Dalton

ternyata cukup berpengalaman merawat hal-hal seperti itu. Menurut

dia, kaki Bob hanya terkilir sedikit Tidak perlu dibawa ke dokter, tapi

Bob untuk sementara tidak boleh terlalu membebani kaki itu. Ia disuruh

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 59: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

duduk di kursi yang nyaman di serambi. Mrs. Dalton mengambilkan limun

untuknya.

"Tapi sekarang kau mulai saja bekerja, Pete Crenshaw," kata wanita itu.

"Mr. Dalton belum kembali. jadi kau mulai saja dengan memberikan

makanan jerami pada kuda-kuda yang di kandang sebelah depan."

"Ya, Ma 'am," kata Pete buru-buru.

Bob duduk di tempat teduh. Kakinya yang terkilir ditopangkan ke

sebuah kursi. Ia tertawa nyengir, sementara temannya bekerja di

bawah sinar matahari terik. Pete melotot ke arah anak yang lebih kecil

itu. Tapi ia tidak jengkel. Enak rasanya, bekerja di bawah sinar

matahari. Jupiter sudah kembali sebelum saat makan malam. Ia naik

truk pamannya, yang dikemudikan oleh Konrad, pembantu Paman Titus

yang berbadan besar dan berambut pirang. Pete membantu Jupiter

menurunkan peralatan selam mereka dan menaruhnya dalam lumbung,

bersama sebuah bungkusan lain yang tidak diketahui isinya. Bungkusan

itu kecil. Konrad diajak makan malam di situ. Mr. Dalton mengagumi

potongan pemuda Jerman pembantu Paman Titus Jones yang begitu

kekar.

"Kau mau bekerja di tempat pertanian, Konrad?" kata Mr. Dalton. "Kalau

kau ada di sini, biar kehilangan sepuluh pekerja pun aku tidak apa- apa."

"Anda perlu bantuan, barangkali untuk dua minggu," kata Konrad. "Mr.

Titus pasti membolehkan aku datang bersama Hans, untuk membantu di

sini."

"Terima kasih," kata Mr. Dalton, "tapi mudah-mudahan saja jangan

sampai perlu begitu. Aku yakin, kesulitan ini akan segera berakhir. Kata

Castro ia tidak takut, dan ia akan berbicara dengan rekan-rekannya

apabila ia sudah keluar dari rumah sakit."

"Baguslah, kalau begitu, Jess," kata Mrs. Dalton. ­Tiba-tiba Mr. Dalton

menjadi suram. "Tapi aku tidak tahu apakah masih ada waktu sampai

saat itu. Mungkin nanti semua sudah minta berhenti, apabila kecelakaan-

kecelakaan ini terjadi terus. Di tempat sheriff tadi pun aku tidak

memperoleh kemajuan sedikit pun. Menurut dia, sepanjang

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 60: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

pengetahuannya El Diablo tidak punya anak. Ia juga tidak tahu, siapa

laki-laki yang dilihat anak-anak."

"Kurasa tak lama lagi pasti akan diperoleh kejelasan mengenai urusan

ini," kata Profesor Walsh membesarkan hati. "Akal sehat pasti akan

mengalahkan takhyul, begitu para pekerja mulai menggunakan otak

mereka. Waktu merupakan penyembuh yang paling baik."

"Coba itu bisa kuyakini," kata Mr. Dalton. Kemudian orang-orang yang

dewasa berbicara tentang soal-soal lain. Selesai makan malam, Konrad

kembali ke Rocky Beach. Profesor Walsh harus memberikan ceramah di

universitas, sedang suami-istri Dalton sibuk dengan urusan keuangan

usaha pertanian mereka. Anak-anak naik ke kamar mereka di tingkat

atas. Begitu pintu ditutup, Bob dan Pete langsung mendekati Jupiter.

"Apa rencana kita sekarang?" desak Pete.

"Betulkah batumu itu intan?" tanya Bob.

Jupiter tertawa meringis. "Memang intan, seperti sudah kusangka.

Intan industri biasa, yang tidak begitu mahal harganya. Tapi ahli di Los

Angeles yang kuhubungi mengenainya, kaget ketika mendengar di mana

aku menemukannya. Ia harus diyakinkan dulu, baru mau percaya.

Katanya, menurut perkiraannya itu pasti intan dari Afrika. Batu itu

kutinggalkan padanya, untuk diteliti lebih lanjut ia mengatakan akan

memanggilku lagi, begitu penelitian sudah selesai. "

"Bukan main!" kata Pete kagum.

"Kalian sudah membeli lilin serta topi?" tanya Jupiter. "

Tentu saja," kata Pete.

"Kami juga mendapat sebuah buku tentang Lembah Raungan," kata Bob

menambahkan.

Bob dan Pete kemudian bercerita tentang perjalanan mereka ke Santa

Carla, begitu pula tentang mobil yang menyebabkan mereka nyaris

masuk jurang.

"Kalian mencatat nomornya tidak?" tanya Jupiter dengan segera.

"Mana sempat, Jupe?" kata Pete. "Tapi aku melihat bahwa pelatnya lain

dari yang di sini. Biru dan putih begitulah kira-kira."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 61: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

"Hmm," gumam Jupiter, "kemungkinannya nomor mobil dari Nevada. Dan

katamu tadi laki-laki dengan goresan luka di pipi itu memandang kalian

dari atas?"

"Mungkin maksudnya hendak menamatkan riwayat kami, tapi kemudian ia

terpaksa buru-buru pergi karena ada mobil lain datang," kata Pete

dengan sengit

. "Mungkin juga," kata Jupiter sambil merenung. "Lalu kalian juga

melihat Profesor Walsh di kota?"

"Ya - dan juga Ben serta rekannya, Waldo," kata Bob.

"Puncak celah itu cuma beberapa mil saja letaknya dari sini," kata

Jupiter sambil berpikir terus. "Jadi seseorang dari sini, atau dari

lembah, bisa saja dalam beberapa menit sudah sampai di sana - dan

kemungkinannya tidak ada yang menyadari kepergiannya."

"Ya,- memang," kata Bob sependapat.

"Walau begitu," ujar Jupiter meneruskan renungannya, "pelat nomor

mobil Nevada seperti yang kaukatakan tadi, Pete - itu menarik sekali!

Sepanjang pengetahuan kita, di tempat ini mobil-mobil tidak ada yang

tidak bernomor pelat California." "

Maksudmu ada orang di sekitar sini yang tidak kita kenal - begitu?" kata

Pete meminta penegasan.

"Memang ada," kata Bob. "Itu, laki-laki dengan penutup mata."

"Kelihatannya memang begitulah." kata Jupiter. "Tapi sekarang kita

harus mulai bersiap-siap. Akan kutelaah isi buku tentang Lembah

Raungan itu, sementara kalian berdua memeriksa peralatan selam kita.

Tangki-tangki kalian bungkus dengan sesuatu supaya jangan ketahuan,

lalu taruh di sepeda kita bersama lilin, topi-topi sombrero, serta

bungkusan yang juga kubawa tadi."

"Apa sih, rencana kita?" tanya Bob dan Pete serempak.

"Nantilah kuceritakan," kata Jupiter sambil memandang arlojinya. "Kita

harus buru-buru, apabila ingin sampai di Lembah Raungan sebelum gelap.

Malam ini juga kita mungkin sudah berhasil menyibakkan rahasia Lembah

Raungan."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 62: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

Setengah jam kemudian ia muncul di lumbung, sambil melambai-

lambaikan buku yang ditelaahnya selama itu ke arah Bob dan Pete.

"Kurasa sebagian dari jawaban yang kita cari selama ini sudah

kutemukan sekarang," kata Jupiter. "Dalam buku ini dikatakan, lima

puluh tahun yang lalu liang-liang tambang dalam Gunung Setan banyak

yang ditutup kembali, karena tidak pernah ditemukan emas atau apa pun

di situ. Lima puluh tahun yang lalu - jadi sejak saat mana suara erangan

tidak pernah terdengar lagi."

"Maksudmu, sekarang salah satu liang itu terbuka lagi?" tanya Bob. "Dan

angin yang bertiup lewat situlah yang menimbulkan suara erangan itu?"

"Ya, kurasa itulah jawabannya," kata Jupiter. "Tapi yang menjadi

pertanyaan sekarang: bagaimana dan apa sebabnya? - Bagaimana, kalian

sudah siap sekarang?"

"Baiklah - sekarang pakai dulu topi sebelum kita keluar dari sini," kata

Jupiter memberi petunjuk.

Ketiga remaja itu memasang topi-topi yang berpinggiran lebar dan

berwarna putih di atas kepala masing-masing. Mereka menaiki sepeda

yang sudah dibebani dengan tangki-tangki udara yang dibungkus dengan

karung goni. Ternyata tidak gampang mengendarai sepeda dengan beban

seberat itu.

"Aduh!" seru Bob. Mukanya mengernyit kesakitan

"Pergelangan kakimu, Bob?" tanya Pete prihatin.

"Pasti karena harus menggenjot pedal keras-keras," kata Jupiter.

Bob mengangguk dengan perasaan murung. "Kurasa aku tidak sanggup

ikut, Jupe. Aku harus tinggal di sini."

Jupiter sudah merenung lagi. "Tidak, Bob," katanya sesaat kemudian.

"Kurasa kau tidak perlu tinggal. Mungkin kesialan ini bisa kita ubah

sehingga menguntungkan bagi kita. Tipu daya kita menjadi lebih

meyakinkan."

"Tipu daya yang mana?" tanya Pete bingung.

"Siasat militer yang klasik, menyalakan api unggun serta meletakkan

batang-batang kayu yang kelihatannya mirip meriam," kata Jupiter

menjelaskan, tanpa membuat persoalan itu menjadi lebih jelas bagi Pete.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 63: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

"Bob, turunkan muatanmu. Kalau tanpa muatan, kurasa kau masih

sanggup bersepeda."

Bob mencobanya. Ternyata tanpa beban berat, ia mampu menggenjot

pedal sepeda tanpa merasa nyeri. Ketiga remaja itu bersepeda keluar

dari lumbung, menuju ke pintu pagar. Ketika lewat di depan rumah, Mrs.

Dalton yang sedang duduk-duduk di serambi melambai ke arah mereka.

"Nanti jangan sampai terlalu larut ya!" seru wanita itu. "Dan hati-hati!"

Begitu sudah tidak kelihatan lagi dari tempat pertanian, ketiga remaja

itu mempercepat kayuhan mereka ke arah Lembah Raungan. Mereka

turun ketika sudah sampai di ujung jalan yang dibatasi pagar besi.

Barang-barang mereka dimasukkan ke dalam semak belukar, termasuk

sepeda-sepeda.

"Sekarang begini rencanaku," kata Jupiter. "Kita masuk ke dalam gua,

tanpa terlihat oleh siapa pun."

Pete mengangguk. "Aku mengerti sekarang. Kita akan menyergap

raungan itu."

"Betul," kata Jupiter. "Tapi jika teoriku benar, kita sekarang pasti

sedang diamat-amati."

"Wah - kalau begitu bagaimana cara kita masuk?" tanya Bo­. "Lewat

bawah air," kata Jupiter, "dengan alat selam kita. Sebelum ini aku sudah

memeriksa waktu-waktu pasang. Malam ini pasang akan naik lebih tinggi.

Menurut perhitunganku, sebagian besar dari lorong yang masuk lewat

pantai akan terbenam di bawah air."

"Tapi, Jupe," kata Bob sangsi, "bagaimana kita akan masuk ke dalam air

tanpa ketahuan, apabila saat ini kita sedang diamat-amati?"

Wajah Jupiter berseri-seri. "Kita akan memakai siasat pancingan,"

katanya. "Seperti tentara zaman dulu yang menyalakan api unggun waktu

malam hari, lalu menyelinap pergi tanpa terlihat musuh."

"Tapi -" kata Pete.

Tapi Jupiter langsung memotongnya. "Begini," katanya, "kemarin malam

ketika kita kemari, aku juga melihat bahwa sementara jalan setapak

yang menuju ke kanan nampak jelas dan puncak Gunung Setan, jalan yang

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 64: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

ke kiri sama sekali tidak kelihatan, karena terlindung di balik tebing.

Yuk - kita berjalan dengan santai. Tidak usah sembunyi-sembunyi."

Ketiga remaja itu memanjat ke seberang pagar besi, lalu menyusur jalan

setapak yang mengarah ke kiri. Ketika sudah sampai di tempat yang

tidak kelihatan dari puncak gunung, Jupiter mengajak berhenti. Tangki-

tangki udara yang dijinjing diletakkan ke tanah. Bob dan Pete

memperhatikan sementara Jupiter membuka bungkusan yang isinya

dirahasiakan selama itu.

"Aduh - ternyata cuma pakaian tua saja!" seru Pete.

"Tapi serupa dengan yang kita pakai!" tambah Bob.

"Tepat!" kata Jupiter. "Sekarang jejali pakaian kita ini dengan rumput,

lalu ujung-ujung lengan dan kaki kita ikat dengan tali ini."

Bob dan Pete mengikuti petunjuk Jupiter. Beberapa menit kemudian

sudah ada dua buah boneka rumput yang potongannya mirip sekali

dengan Pete dan Jupiter.

"Sedang topi-topi lebar ini menutupi muka boneka-boneka kita?" kata

Pete.

"Betul!" kata Jupiter lagi. "Kecuali itu akan bisa dilihat dengan gampang

dari puncak gunung. Orang yang ada di sana akan mengira boneka-

boneka ini kita. Apalagi karena Bob ada di sini pula. Bob - jangan lupa

sebentar-sebentar bergerak nanti, ya!"

Dengan cepat kedua boneka itu didudukkan di sebelah atas jalan

setapak. Bob duduk di dekat keduanya. sambil pura-pura mengobrol.

Dari kejauhan, kelihatannya persis seolah-olah Jupiter beserta kedua

rekannya sedang duduk-duduk di tebing sambil menikmati pemandangan

yang terbentang di depan mereka. Jupiter dan Pete yang tersembunyi di

balik tebing bergegas menyelinap menuruni jalan setapak, menuju pantai

sempit yang terhampar di sebelah bawah. Di sana mereka cepat-cepat

menyandangkan tangki udara ke punggung.

"Malam ini alun ombak tidak besar," kata Jupiter. "Kurasa kita takkan

mengalami kesulitan berenang dari sini ke mulut gua."

Pete mengangguk. "Kalau berenang di bawah air, kurasa dalam waktu tak

sampai lima menit kita akan sudah sampai di sana."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 65: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

"Memang,"" kata Jupiter sependapat. "Aku membawa pedoman. Jika

terasa perlu, kita muncul nanti sebentar ke permukaan. Pancingan yang

sudah kita pasang kurasa akan menyebabkan orang yang mengamat-

amati kita takkan merasa perlu memperhatikan laut."

Pete dan Jupiter memasang alat pernapasan ke mulut masing-masing.

Mereka berjalan mundur ke dalam air, lalu menyelam ke bawah ombak.

­Bab 11 Bayangan dalam Air ­PETE berenang mengikuti gerakan sirip

renang di kaki Jupiter yang nampak melambai-lambai dalam air yang

bening di depannya. Keduanya sudah berpengalaman berenang sambil

menyelam dengan peralatan. Mereka berenang hanya dengan gerakan

kaki saja, tanpa melakukan gerak-gerak yang tidak perlu. Pete

senantiasa mengawasi bayang-bayang batu karang yang gelap dengan

waspada, sedang Jupiter memusatkan perhatian pada arah yang

ditunjukkan oleh pedoman yang terpasang pada pergelangan tangannya.

Ikan-ikan berkeliaran kian kemari di sekeliling keduanya. Seekor ikan

pecak yang besar mengejutkan Pete. Ikan itu semula tak terlihat,

karena berada dekat dasar yang berbatu. Tapi kemudian berenang pergi

dengan gerakan tenang.

Setelah beberapa menit berenang, Jupiter berhenti lalu berpaling ke

arah Pete. Ia menuding arloji selamnya, lalu menunjuk ke arah pantai.

Pete mengangguk. Sudah waktunya mereka berenang ke tepi, menuju

Gua El Diablo. ­Jupiter terus berenang di depan. Air mulai keruh ketika

semakin mendekati pantai, sedang batu-batu juga lebih banyak. Oleh

sebab itu Pete mempercepat renangnya, mendekati sirip kaki yang

bergerak-gerak di depan. Bahkan begitu dekat, sehingga ia membentur

punggung Jupiter ketika temannya itu berhenti dengan tiba-tiba. Pete

mendengus. Ia agak kesal. Tapi itu lenyap dengan seketika, ketika ia

melihat Jupiter menuding-nuding ke arah kiri. Pete menoleh ke situ.

Suatu bayangan gelap bergerak dengan lambat dalam air, tidak sampai

sepuluh meter dari tempat mereka. Bayangan itu berbentuk seperti

cerutu yang besar sekali. Bentuk hiu, atau bahkan paus ganas! Jantung

Pete berdegup keras. Tapi ia dan juga Jupiter sudah sering mendapat

petunjuk terperinci dari pelatih, apa yang harus dilakukan jika berjumpa

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 66: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

dengan hiu. Kini mereka bereaksi tanpa perlu berpikir lagi. Mereka

mengendapkan diri ke dasar laut, sambil berusaha agar tidak bergerak

sedikit pun - karena setiap gerakan akan menarik perhatian hiu.

Sesampai di dasar mereka merayap dengan berhati-hati menuju ke

tempat berbatu-batu yang aman. Untuk berjaga-jaga, keduanya

menghunus belati masing-masing. Pete mengamat-amati bentuk gelap

tadi dengan seksama. Ia menarik kesimpulan bahwa itu tidak mungkin

hiu, karena geraknya terlalu teratur dan lurus. Lagi pula bentuknya

terlalu panjang. Tapi paus ganas juga bukan, karena terlalu kecil dan

terlalu pelan geraknya. Pete menggeleng ketika Jupiter menyentuh

bahunya sambil membuat tanda hiu dengan tangannya. Berdua mereka

memperhatikan bentuk aneh itu lambat-lambat menghilang ke tengah

laut. Setelah itu mereka berenang lagi ke arah tepi, sampai gerak air

menunjukkan bahwa mereka sudah sampai ke dekat tebing Gunung

Setan. Dengan hati-hati sekali mereka muncul di permukaan. Ternyata

mulut gua sudah dekat sekali di depan.

"Apa itu tadi?" tanya Jupiter, begitu alat bantu pernapasan dilepaskan

dari mulutnya.

"Aku tidak tahu," jawab Pete gelisah. "Tapi aku yakin bukan hiu, paus,

atau jenis ikan lainnya. Mungkin lebih baik jika kita kembali saja, Jupe,

lalu memanggil sheriff."

"Jika sepasukan datang kemari, mereka takkan bisa menemukan apa-

apa," kata Jupiter mengetengahkan pendapatnya. "Apa pun tadi itu,

yang jelas ia pergi menjauh, kan? Kurasa ada penjelasan yang biasa-

biasa saja tentang wujud itu - lagi pula, sekarang kan sudah tidak ada

lagi."

"Yah -" kata Pete dengan nada masih sangsi.

"Kita sekarang sudah sejauh ini - kan konyol jika kembali tanpa

menyelidiki suara raungan itu," kata Jupiter tegas. Ia paling tidak

senang mundur di tengah jalan.

"Ayolah, Pete," desaknya. "Aku akan masuk sekarang. Kaupegang tali,

sampai aku sudah ada di dalam."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 67: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

Setelah itu Jupiter langsung menghilang ke dalam air. Saat itu matahari

sudah hampir terbenam. Pete menunggu di tengah keremangan senja,

dengan tali di tangan. Beberapa saat kemudian ia merasa tali

disentakkan dua kali. Ia memasang alat bantu pernapasan ke mulut, lalu

berenang menuju mulut gua yang sempit. Air di dalam hanya sedikit saja

terasa bergerak-gerak. Arus sama sekali tidak ada. Senter kedap air

yang dipasang ke peralatannya, cukup menerangi tempat ­yang akan

dilalui. Air dalam lorong dengan cepat mendangkal sementara dasar

lintasan itu mengarah condong ke atas. Tidak lama kemudian Pete sudah

berdiri di samping Jupiter, dalam rongga yang lapang. Sementara ia

melepaskan sirip renang dari kakinya, ia langsung mendengar suara itu.

"Aaaaa-oooouuu!"

Gua itu meraung! Dilihatnya Jupiter tertawa nyengir Kini mereka telah

berada di dalam -dan gua itu meraung!

"Astaga! Kau ternyata benar, Jupe," bisik Pete. "Tidak ada yang melihat

kita masuk tadi, dan sekarang gua ini meraung."

"Kenyataannya begitu, kan?" kata Jupiter. Nada suaranya

membayangkan kebanggaan "Dan saat ini hari mulai senja - persis

seperti ketika kita kemarin malam datang kemari. Yuk!"

Mereka cepat-cepat melepaskan alat-alat selam mereka. Jupiter

menyalakan korek apinya yang kedap air, lalu menghidupkan dua batang

lilin.

"Kita bawa lilin-lilin ini ke mulut semua lorong yang berpangkal di sini,"

kata Jupiter menjelaskan. "Jika nyalanya berkelip-kelip, itu tandanya

ada aliran udara di dalam. Sedang jika tetap tenang kemungkinannya

lorong itu buntu. Dengan jalan begitu kita menghemat waktu dan

tenaga."

Pete mengangguk. "Pintar," katanya memuji.

Dengan segera mereka mulai memeriksa ujung-ujung lorong. Pada satu di

antaranya nyala lilin berkelip-kelip. Tapi Jupiter belum puas. Pete pergi

ke ujung lorong berikut. Tiba-tiba nyala lilinnya tertarik dengan keras

ke dalam lubang yang gelap.

"Di sini, Jupe!" seru Pete bersemangat.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 68: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

"Sssst!" desis Jupiter. "Pelan-pelan, siapa tahu ada orang lain di dekat-

dekat sini."

Keduanya memasang telinga sambil menahan napas. Suasana sunyi

senyap selama kira-kira setengah menit. Pete marah sekali pada dirinya

sendiri, karena berteriak tadi. Tapi kemudian erangan itu terdengar

lagi. Samar-samar, tapi jelas.

"Aaaaa-oooouuuu!"

Datangnya seperti langsung dari dalam lorong yang tadi menyedot nyala

lilin. Jupiter mengambil kapur putihnya, lalu membuat tanda tanya di

mulut lorong itu. Kemudian keduanya menghidupkan senter, lalu masuk

ke dalam.

Bob duduk bersama kedua boneka dibagian atas tebing, sambil

memperhatikan sinar merah matahari yang terbenam di ufuk barat.

Dengan lambat, laut mulai diselubungi keremangan senja yang semu

lembayung. Bob menjulurkan kakinya dengan hati-hati. Menurut

perkiraannya, sudah lebih dari setengah jam ia duduk di situ sambil

bicara pada dirinya sendiri. Selama itu ia selalu merasa ada

memperhatikan. Ia tahu itu mungkin perasaannya saja. Tapi walau begitu

bulu tengkuknya tetap saja merinding. Untuk menyibukkan diri, ia

membaca buku tentang Lembah Raungan. Ia mulai dari bagian yang

memaparkan saat ­ liang-liang tambang ditutup. Tiba-tiba sikapnya

berubah.

"Astaga!" desisnya kaget.

Saat itu ia membaca uraian tentang Ben Jackson serta rekannya, Waldo

Turner­ Di situ dikatakan bahwa Ben beserta rekannya itu tinggal di

punggung pegunungan yang letaknya di sebeIah Gunung Setan, dan

mereka menggali liang-liang tambang ke dalam gunung itu. Kemudian

liang-liang buatan mereka juga ikut disumbat. Tapi Ben dan Waldo tidak

mau pergi dari situ. Mereka berkeras hendak terus mencari emas-dan

intan!

Kening Bob berkerut Ia yakin bahwa karena ingin cepat-cepat mulai

dengan rencananya, Jupiter tidak sempat membaca sampai sejauh itu.

Karena jika ia membaca ulasan tentang Ben Jackson bahwa dalam

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 69: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

Gunung Setan ada intan, pasti hal itu sudah dikatakannya. Tiba-tiba Bob

merasa cemas. Jupiter beranggapan bahwa kemungkinannya suara

raungan disebabkan karena ada liang-liang tambang yang dibuka kembali.

Ben Jackson beserta rekannya pernah menggali liang seperti itu. Dan

mungkin mereka lebih mengenal Gua El Diablo dibandingkan dengan siapa

saja, karena sudah bertahun-tahun tinggal berdekatan dengan tempat

itu. Bagi mereka mudah saja membuka liang lama.

Kemudian Bob teringat pada hal lain. Diingatnya betapa Ben tahu-tahu

muncul di depan mereka. Padahal saat itu mereka sedang berada di

dalam sebuah gua yang letaknya di sebelah dalam. Walau begitu Ben

mengatakan ia kebetulan lewat di luar ketika mendengar suara mereka!

Tiba-tiba Bob sadar bahwa itu mustahil! Jarak yang memisah terlalu

Jauh. Jadi Ben mestinya ada di dalam gua ketika ia mendengar mereka.

Dan itu ia berarti bohong! Bob sekarang ketakutan. Ia cepat-cepat

merosot ke bawah, lalu bergegas membuat boneka satu lagi, dengan

jalan mengisi rumput ke dalam pakaian yang memang semula sudah

disediakan untuk membuat boneka yang akan mewakilinya. Dengan hati-

hati didorongnya boneka ketiga itu tempatnya duduk tadi, di samping

boneka yang dua lagi. Dalam keremangan senja, ketiga boneka itu pasti

akan meyakinkan orang yang mengamat-amati bahwa Jupiter serta

kedua kawannya masih tetap duduk-duduk di situ. Bob merangkak di

sela-sela belukar, sampai merasa sudah bisa berdiri dan berjalan tanpa

ketahuan orang. Ia bergerak pada jarak agak jauh dari jalan setapak. Ia

merasa perlu sekali kembali ke Ranch, untuk melaporkan apa yang

sedang dikerjakan oleh Jupe dan Pete dalam gua pada Mr. dan Mrs.

Dalton. Jika Ben Jackson benar-benar menemukan tambang emas, besar

kemungkinannya keselamatan kedua temannya itu terancam!

Bob bergegas secepat mungkin di daerah yang sukar dilewati itu, dengan

kakinya yang masih sakit. Baru beberapa ratus meter ia berjalan, ketika

tiba-tiba didengarnya bunyi pelan dalam gelap. Bunyi mobil yang

dijalankan lambat-lambat di jalan tanah - tanpa menyalakan lampu! Mobil

itu berhenti, tidak sampai dua puluh meter dari tempat Bob

bersembunyi. Sesosok tubuh gelap keluar dari kendaraan itu, lalu

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 70: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

berjalan cepat-cepat menuju Gunung Setan. Orang itu berpakaian serba

hitam, sehingga nyaris tidak kelihatan dalam kegelapan malam. Dengan

segera ia sudah tidak nampak lagi. Bob merunduk-runduk, menghampiri

mobil. Nomor pelatnya dari Nevada. Jauh di dalam gunung,

Pete dan Jupiter terus melacak asal suara meraung yang mereka

dengar. Setelah beberapa lama melalui lorong, mereka tiba lagi di

rongga lain. Di situ mereka kembali harus memakai nyala Jilin untuk

menentukan lorong berikut yang harus dimasuki. Dalam rongga gua

ketiga, ukurannya lebih kecil daripada rongga lainnya, mereka

menemukan tiga lorong yang dialiri udara. Mereka memutuskan, lebih

baik jangan berpencar. Masing-masing lorong akan diperiksa bersama-

sama. Lorong pertama mula-mulanya lurus saja, tapi kemudian membelok

dengan tiba-tiba.

"Arahnya kembali ke laut, Jupe," kata Pete setelah memperhatikan

sesaat.

Kening Jupiter berkerut. "Bukan ke sana seharusnya arah kita. Aku

yakin, suara itu berasal dari tempat yang dekat ke lembah." Ia meneliti

pedomannya. "Menurutku, kita harus menuju ke timur, atau ke timur

laut."

"Lorong ini menuju ke barat daya."

Keduanya berbalik, lalu mencoba lorong berikut. Itu pun tidak lama

kemudian melengkung kembali ke barat daya. Sekali lagi mereka kembali

ke rongga semula.

Pete sudah mulai merasa tidak sabar."Kalau begini, kita bisa terus saja

berputar-putar di sekitar sini,Jupe!"

"Ya, tapi kurasa kita sudah menemukan jejak yang benar. Setiap kali

kita mengarah ke timur suara raungan itu terdengar makin jelas."

Dengan segera Pete mengikuti Jupiter, masuk ke lorong ketiga. Aliran

udara di dalamnya lebih terasa, dan bunyi raungan pun terdengar lebih

nyata. Lorong itu mengarah lurus ke timur. Jupiter berjalan secepat

yang dirasakannya aman, dengan hanya sinar senter saja sebagai

penerangan. Tiba-tiba kedua remaja itu tertegun. Mereka melihat

lubang menganga di dinding kiri lorong. Rupanya itu mulut lorong lain.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 71: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

"Astaga!" kata Pete. "Baru kali ini kita menemukan lorong samping dalam

lorong!"

"Betul," kata Jupiter sambil meneliti lorong itu dengan bantuan sinar

senternya, "dan ini buatan manusia! Ini liang tambang tua yang tidak

disumbat di sebelah sini. Lihatlah, Pete!"

Nyala lilin di tangan Jupiter nampak condong ke luar!

"Apa artinya itu, Jupe?"

"Ini berarti," bisik Jupiter bergairah, "di dalam sana ada lubang lagi

yang berhubungan ke luar! Barangkali liang tua yang dengan diam-diam

dibuka lagi."

"Kalau begitu apa sebabnya tidak ketahuan oleh Sheriff atau Mr.

Dalton?"

"Aku tidak tahu pasti sebabnya, Pete," kata Jupiter berterus terang,

"tapi -"

Tiba-tiba matanya terbelalak, karena saat itu ia mendengar sesuatu.

Sesaat kemudian Pete juga mendengarnya - bunyi samar orang yang

sedang menggali.

"Yuk!" ajak Jupiter sambil berbisik, lalu memasuki lorong samping. Pete

sudah hendak menyusul, ketika tiba-tiba disadarinya bahwa di

belakangnya ada orang berjalan.

"Jupe," katanya dengan suara lemah.

Dekat sekali di belakang kedua remaja itu berjalan seorang laki-laki.

Badannya kecil langsing, dengan wajah angkuh serta tatapan mata

berapi-api. Dari wajahnya nampak bahwa orang itu masih muda bahkan

masih bisa dibilang remaja. Ia memakai sombrero hitam. Pakaiannya

terdiri dari jaket pendek, kemeja berkerah tinggi, celana ketat yang

bagian bawahnya melebar, serta sepatu mengkilat - semua berwarna

hitam. Orang itulah yang nampak dalam foto yang ditunjukkan Profesor

Walsh pada mereka waktu itu. Dialah El Diablo! Dan ia menggenggam

pistol di tangan kirinya.

Bab 12 Terjebak!

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 72: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

"ASTAGA!" teriak Pete. El Diablo mengacungkan pistolnya ke arah Pete,

sementara tangannya yang satu lagi bergerak dengan cepat mengiris

udara.

"Ia menyuruh kita diam," kata Jupiter dengan suara agak bergetar.

El Diablo mengangguk. Wajahnya yang remaja nampak kaku. Dengan

gerakan pistolnya ia menyuruh Pete dan Jupiter berjalan di depan ke

arah berlawanan, menjauhi bunyi galian. Keduanya terpaksa menurut.

Mereka berjalan kembali menyusur lorong gelap. Begitu tiba di sebuah

rongga, El Diablo memberi isyarat menyuruh mereka ke kanan. Mereka

berjalan terus, silih berganti melalui lorong dan rongga. Walau dari

arloji di tangannya Pete tahu bahwa belum sampai lima menit mereka

berjalan, tapi rasanya seakan-akan sudah lebih dari lima jam ia tersaruk

-saruk terus di belakang Jupiter. Sedang El Diablo tetap berada di

belakang keduanya, dengan pistol siap di tangan.

"Berhenti!"

Perintah itu diucapkan dengan tiba-tiba, saat Jupiter baru saja

memasuki satu rongga lagi. Baru sekali itulah El Diablo berbicara.

Suaranya tidak begitu jelas kedengaran, seperti menggaung. Pete dan

Jupiter berhenti berjalan. Rongga yang baru dimasuki itu lebih kecil

dari kebanyakan rongga yang lain-lainnya. Suasana di situ gelap dan

suram.

"Ke sana!" perintah El Diablo dengan suaranya yang kurang jelas.

Bandit itu memberi isyarat ke arah suatu lubang yang sangat sempit di

dinding rongga. Jupiter dan Pete saling berpandang-pandangan dengan

geram. Tapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka berjalan

memasuki lorong sempit itu, diikuti oleh El Diablo dari belakang. Ketika

baru saja berjalan sepuluh langkah, mereka sudah sampai di depan

tumpukan batu yang menyumbat. Jalan buntu! Pete dan Jupiter

berpaling dengan perasaan kecut. Wajah El Diablo tetap kaku. Dengan

gerakan pistolnya, ia mengisyaratkan kedua remaja itu untuk berdiri

dekat dinding sebelah kiri. Kemudian dengan cepat ia membungkuk, lalu

menggulingkan sebuah batu besar dari tumpukan yang menghadang.

"Kemari!" perintahnya dengan suara menggaung.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 73: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

Kedua remaja itu menghampiri lubang yang nampak di ujung lorong. Pete

mengintip sebentar ke dalam. Ia tidak melihat apa-apa. Hanya lubang

gelap itu saja yang kelihatan. Sebelum ia sempat menyorotkan

senternya ke dalam, tahu-tahu ia sudah didorong dengan keras,

sehingga tersungkur masuk. Pete terjerembab di lantai batu. Tahu-tahu

ada sesuatu membentur rusuknya, disusul bunyi batu digulingkan. Pete

terkapar dalam gelap, di balik dinding batu.

"Pete?" Itu suara Jupiter, di sampingnya.

"Aku di sini," jawab Pete. "Tapi mauku lebih baik tidak."

"Kurasa kita dikurung olehnya," bisik Jupiter dalam gelap.

"Kalau aku, kurasa aku takut," kata Pete.

***

Di ujung Lembah Raungan Bob bergegas-gegas, menuju ke tempat

pertanian suami-istri Dalton. Lembah di belakangnya masih terus

menggemakan bunyi raungan, seperti menyuruhnya berjalan lebih cepat

lagi.

"Aaaaa-ooouuuu!"

Bob tahu bahwa itu berarti bahwa rencana Jupiter berhasil. Saat itu

Jupe dan Pete mestinya sudah ada dalam gua. Tapi raungan itu masih

saja terdengar. Tapi sesudah membaca buku tadi, Bob malah agak

merasa menyesal bahwa rencana itu berhasil. Jika dugaannya benar, jika

Ben dan rekannya ada sangkut pautnya dengan raungan itu, maka itu

berarti bahwa ada kemungkinannya Pete dan Jupe terancam bahaya.

Kemudian masih ada pula laki-laki tadi, yang datang dengan mobil

bernomor pelat negara bagian Nevada.

Siapakah dia?

Bob hanya melihat sesosok tubuh gelap berjalan menuju Gunung Setan.

Selama beberapa saat ia masih menunggu dekat mobil. Tapi orang tadi

tidak muncul-muncul. Akhirnya Bob mengambil keputusan tegas. Terlalu

banyak yang terjadi saat itu. Tidak mungkin mereka bertiga

menanganinya sendiri. Ia bergegas terus, menuju ranch. Setelah

meninggalkan Lembah Raungan, ia memberanikan diri ke jalan, di mana

langkahnya bisa lebih cepat. Lambat laun suara raungan menghilang di

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 74: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

kejauhan. Beberapa saat kemudian didengarnya bunyi lain datang dari

arah belakang. Bunyi mobil yang berjalan dengan laju di jalan tanah itu.

Untung Bob masih sempat cepat-cepat bersembunyi di balik semak di

pinggir jalan. Bob tidak bisa melihat muka orang yang mengemudi dengan

badan dibungkukkan ke depan, ketika mobil itu lewat. Tapi nampak topi

sombrero hitam menutupi kepala orang itu. Bob juga melihat bahwa yang

lewat itu mobil yang tadi, yang berpelat nomor negara bagian Nevada!

Bob bergegas kembali ke jalan. Ia merasa khawatir. Pengendara mobil

itu nampaknya sangat tergesa-gesa. Apakah yang telah terjadi di dalam

Gunung Setan?

Dengan perasaan kecut, Bob mulai berlari secepat yang dimungkinkan

kakinya yang cedera. Ia harus selekas Mungkin sampai di tempat

pertanian. Mungkin bahkan Jupiter pun sudah terlalu nekat kali ini –

"Uhhh!" Bob menabrak orang yang tahu-tahu muncul.

Bahunya dicengkeram sepasang tangan yang bertenaga besar. Ia

menatap wajah yang sudah beberapa kali dilihatnya. Wajah orang yang

di pipinya ada goresan bekas luka, serta memakai penutup mata.

***

Pete dan Jupiter berjongkok dalam gelap di balik tembok batu. Sekali-

sekali masih terdengar samar-samar bunyi raungan gua, seperti jauh

sekali.

"Ada yang bisa kaulihat?" bisik Pete.

"Sama sekali tidak. Kita benar-benar terkurung di sini, dan - he!

Bagaimana sih, kita ini?" Tiba-tiba Jupiter tertawa.

"Kenapa kau tertawa?" bisik Pete.

"Kita berbisik-bisik," kata Jupiter, "dan kita diam saja dalam gelap.

Padahal tak ada orang di sini yang bisa mendengar kita, dan kita juga

membawa senter!"

Keduanya cepat-cepat menyalakan senter Mereka berpandang-

pandangan sambil nyengir agak malu-malu. Kemudian Pete menyorotkan

cahaya senternya ke dinding batu yang menghadang.

"Mungkin saja tidak ada yang bisa mendengar kita dan kita juga punya

senter - tapi bagaimana kita bisa keluar dari sini?" tanyanya.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 75: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

Seperti biasa, Jupiter pantang berputus asa. "Mula-mula kita mencoba

mendorong batu besar itu ke luar. El Diablo tadi kelihatannya tidak luar

biasa kuatnya, tapi ia mampu dengan gampang menggerakkan batu itu."

Mula-mula Pete sendiri yang berusaha menggerakkannya. Tapi sedikit

pun tak bergerak. Kemudian Jupiter membantunya. Bersama-sama

keduanya mengerahkan segala tenaga yang ada. Tapi batu besar itu

tetap tak sedikit pun bergerak. Pete dan Jupiter mencoba terus, sampai

napas mereka tersengal-sengal. Akhirnya terpaksa menyerah.

"Rupanya diganjal dari luar," kata Jupiter. "Semakin didorong, malah

semakin terganjal. Kita terkurung rapat."

"Hebat!" kata Pete. "Bagaimana pendapatmu, Jupe - mungkinkah orang

itu tadi benar-benar EI Diablo? Profesor Walsh kan mengatakan, ada

kemungkinan ia masih hidup sekarang."

"Kalau masih hidup, itu mungkin saja," kata Jupiter, "tapi takkan seperti

tadi itu tampangnya. Jangan lupa, umurnya sekarang sudah sekitar

seabad. Sedang laki-laki yang menyergap kita tadi, tampangnya seperti

El Diablo semasa remaja!"

"Ya, itu memang sudah terpikir olehku pula."

"Kecuali itu," sambung Jupiter, "kau lihat tidak tadi - bahwa mukanya

seperti tak pernah bergerak sedikit pun? Sama sekali tidak berubah!"

"Memang, tapi -"

"Aku yakin, orang yang meringkus kita tadi memakai topeng, Pete!" kata

Jupiter tegas. "Topeng plastik yang menutupi seluruh muka, dengan

warna seperti kulit yang sebenarnya. Di samping itu, ia sedikit sekali

berbicara. Kurasa ia takut kalau kita mengenali suaranya."

"Aku tidak mengenalinya. Kau, Jupe?"

"Aku juga tidak," kata Jupiter. "Tapi aku yakin tentang satu hal. Orang

tadi tidak berniat benar-benar mencelakakan kita. Karena kalau itu yang

diinginkannya, kita takkan hanya dikurungnya saja di sini."

"Hanya dikurung, katamu?!" tukas Pete. "Itu saja kan sudah gawat!"

"Ia sebenarnya bisa saja berbuat lebih dari ini," kata Jupiter dengan

nada suram. "Di sini, lambat laun kita akan ditemukan juga apabila sudah

diketahui lenyap. Itu diketahui olehnya. Cukup banyak udara di sini. Ia

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 76: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

cuma ingin menyingkirkan kita untuk sementara waktu. Mungkin cuma

malam ini saja. Itu berarti kita harus cepat-cepat berusaha keluar dari

sini."

"Menurutmu, sudah aman sekarang, Jupe? Kenapa tidak membiarkan

kita ditemukan orang saja?" tanya Pete.

"Aku yakin sekarang, misteri ini harus malam ini juga dibongkar," kata

Jupiter ngotot. "Jika kita tunggu lebih lama, nanti akan terlambat.

Karena tidak bisa keluar lewat jalan yang tadi, kita harus memeriksa

apakah di ujung sebelah sana ada jalan keluar atau tidak. Yuk, kita

berangkat!"

Pete mengikuti Jupiter, menyusur lorong sempit itu. Arahnya lurus saja

sampai beberapa mil, tanpa ada lorong lain yang memotong. Tiba-tiba

keduanya terhenti, lalu berpandang-pandangan dengan kecut. Di depan

mereka ada lagi reruntuhan batu yang menghadang. Ternyata ujung itu

pun tersumbat!

"Aduh,Jupe - sekarang bagaimana?" seru Pete cemas.

"Aku sama sekali tak menyangka bahwa kita benar-benar terkurung di

sini," kata Jupiter. Untuk pertama kalinya terbayang rasa cemas di

wajahnya. "Ini sama sekali tidak sesuai dengan kesimpulanku tadi."

"Mungkin El Diablo menarik kesimpulan lain," kata Pete.

Jupiter membungkuk ke depan. Ia memperhatikan tumpukan batu yang

menghadang. Nampak bahwa batu-batu itu sudah lama begitu

keadaannya. Jupiter membungkukkan diri lebih dekat lagi. Tiba-tiba

sikapnya berubah. Bersemangat!

"He, Pete! Batu besar ini nampaknya pernah digeser baru-baru ini!"

Pete ikut membungkuk untuk memperhatikan. Dari tanda-tanda yang

nampak di dasar lorong, jelas nampak bahwa batu besar yang ditunjuk

oleh temannya memang pernah berpindah tempat. Dan terjadinya belum

lama. Berdua mereka berusaha mendorongnya. Batu itu bergerak-gerak

sedikit. Tapi tidak tergeser. Jupiter tegak kembali, sambil memandang

berkeliling.

"Kurasa orang tadi lewat lorong ini untuk keluar-masuk gua tanpa dilihat

orang lain. Jika kita berdua tidak mampu menggesernya, itu berarti

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 77: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

pasti ada cara lain.... Nah, apa kataku! Itu - besi panjang yang dekat

dinding sana itu!"

Dengan segera Pete mengerti. Itu pasti alat pengungkit! Disambarnya

batang besi itu, lalu diselipkan ujungnya di antara batu dan dinding

lorong. Kemudian kedua remaja itu mengungkit dengan sekuat tenaga.

Batu besar itu berhasil digeserkan ke samping. Di depan mereka

ternganga lubang besar. Jupiter menyorotkan cahaya senternya,

menembus kegelapan yang ada di depan.

"Ada rongga gua lagi," katanya setelah meneliti sekejap.

Pete melepaskan batang ungkit yang dipegang. Dengan segera kedua

remaja itu merangkak ke seberang, lewat lubang itu. Senter mereka

kemudian digerakkan kian kemari.

"Wow!" desah Pete.

Pete hanya memandang saja, tanpa mengatakan apa-apa. Mereka berada

dalam rongga gua yang besar sekali. Di tengah-tengahnya ada telaga

yang gelap sekali.

Bab 13 Telaga Si Tua

PERMUKAAN telaga itu berkilat-kilat kena sinar senter yang

disorotkan ke situ. Pete meneguk ludah beberapa kali.

"Telaga yang dihuni Si Tua," katanya berbisik-bisik.

"Jadi ternyata memang ada telaga di sini," kata Jupiter. "Jalan masuk

kemari rupanya sudah lama tersumbat - tapi orang-orang Indian tahu

bahwa dalam kompleks gua ini ada telaga."

"Dan sekarang kita juga tahu - tapi aku sama sekali tidak senang

karenanya," kata Pete dengan suara gemetar.

"Yuk - kita cepat-cepat mencari jalan keluar dari sini!"

"Adanya telaga ini tidak menyebabkan Si Tua juga harus benar-benar

ada," kata Jupiter.

"Tapi juga tidak berarti ia tidak ada," kata Pete mendebat. "Mungkin Si

Tua juga sudah selama itu terkurung di sini. Mungkin ia marah dan sudah

lapar sekali! Kedatangan dua orang remaja yang sok tahu pasti

disambutnya dengan gembira!"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 78: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

Jupiter memandang berkeliling rongga gelap itu. Bayang-bayang gelap di

dinding menunjukkan bahwa di situ ada lorong-Lorong yang menuju ke

luar rongga.

"Kita coba saja mencari jalan keluar," kata Jupiter memutuskan.

"Nyalakan lilinmu - kita periksa ujung-ujung lorong."

"Nah, begitu dong!" kata Pete lega. Ia menyalakan lilin, lalu menyusul

Jupiter. Dua lorong mereka periksa, tanpa hasil. Pete sudah beranjak

hendak menghampiri lorong berikut. Tapi Jupiter tetap terpaku di

tempatnya.

"Pete," desisnya dengan nada aneh.

Pete mengikuti arah tatapan mata teman itu. Mula-mula ia tidak melihat

apa-apa.

"Di sana - dekat dinding," desis Jupiter lagi. "Itu - itu kan.....

Saat itu Pete melihatnya! Dalam ceruk gelap agak di dalam lorong kedua,

dilihatnya seseorang duduk bersandar ke dinding dengan kedua kaki

terjulur ke depan! Orang itu bertubuh kecil, berpakaian serba hitam,

dari topi lebar sampai dengan sepatu. Di tangan kanannya tergenggam

pistol kuno. Orang itu seperti menatap mereka berdua sambil meringis.

Tapi yang meringis itu bukan muka biasa - melainkan tengkorak! Dan

tangan yang menggenggam pistol juga hanya terdiri dari tulang-belulang!

Pete menjerit, lalu lari pontang-panting, diikuti oleh Jupiter. Keduanya

berebut-rebut hendak lebih dulu menyusup masuk ke dalam lorong dari

mana mereka datang tadi. Sebagai akibatnya, kedua-duanya jatuh

terguling.

"Kita mau lari ke mana, Jupe?" gumam Pete dalam keadaan terkapar.

"Lewat sini tidak bisa!"

"Ah, betul juga," kata Jupiter. "Pikiran kita tadi kacau."

"Aku malah sama sekali tidak berpikir lagi," tukas Pete. Suaranya agak

aneh. Seperti ada yang menutupi mulutnya. "Bagaimana jika kau bangun

dulu. Aku tidak bisa bergerak, tertindih olehmu!"

"Aku mau saja - tapi lepaskan kakiku dulu," balas Jupiter.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 79: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

Setelah berhasil saling membebaskan diri dari himpitan, keduanya

duduk di lantai rongga yang dingin. Tubuh mereka masih menggigil

sedikit.

Tapi Pete mulai nyengir. "Aduh - kita ini benar-benar sepasang

penyelidik yang gagah berani!"

Jupiter mengangguk. "Ya, kita panik tadi," katanya. "Itu reaksi yang

wajar, dalam keadaan seperti sekarang. Bahaya yang timbul beruntun-

runtun menimbulkan kegugupan yang sedemikian rupa, sehingga kita

kehilangan tanggapan akal sehat. Kerangka kan kejutan yang paling tidak

berbahaya di antara yang kita alami sampai sekarang! Cuma kita tadi

sudah begitu gugup, sehingga langsung panik."

Pete mengeluh. "Sayang Bob tidak ada di sini, untuk menjelaskan kata-

katamu itu padaku."

"Jika ia ada di sini ia akan mengatakan bahwa aku tadi bilang kita terlalu

tegang setelah berkali-kali menghadapi bahaya. Karena itu kita lari

pontang-panting," kata Jupiter.

"Kenapa tidak dari tadi-tadi kaubilang begitu!"

"Bisa saja tapi tidak tepat itu yang hendak kukomunikasikan. Tapi

sudahlah - itu tidak perlu kita ributkan sekarang. Aku ingin memeriksa

kerangka itu."

"Itu sudah kuduga."

Dengan segan-segan Pete mengikuti Jupiter, mendatangi kerangka yang

tengkoraknya seperti nyengir pada mereka di bawah naungan sombrero.

Jupiter mengulurkan tangannya dengan hati-hati, menyentuh tepinya.

Topi itu langsung jatuh berkeping-keping.

"Wah!" kata Pete kaget., lalu menyentuh jaket yang hitam.

Jaket itu pun langsung hancur, menampakkan kerangka yang semula

diselubungi. Ketika Pete menarik tangannya kembali, tersentuh olehnya

tulang-tulang jari yang menggenggam pistol. Ruas-ruasnya langsung

tanggal menyebabkan pistol jatuh berdentang ke lantai lorong. Pete

terloncat mundur karena kaget. Tapi Jupiter membungkuk lebih dekat,

mempematikan kerangka itu.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 80: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

"Sudah tua sekali, Pete," katanya sambil meneliti. "Pistol ini juga kuno.

Kurasa ini sudah jelas."

"Apanya yang sudah jelas?!"

"Bahwa ini kerangka El Diablo - El Diablo yang sejati!" Suara Jupiter

menggema kembali dari langit-langit rongga yang tinggi, seperti suara

yang datang dari masa silam.

"El Diablo yang asli?" tanya Pete. "Maksudmu, selama ini ia ada di sini -

tapi tidak ada yang pernah menemukannya?"

Jupiter mengangguk. "Aku takkan heran apabila ternyata ia meninggal

malam itu juga, ketika ia bersembunyi kemari. Rupanya luka yang dialami

lebih parah daripada sangkaan orang. Tapi orang waktu itu sering juga

mati karena luka yang kini dianggap enteng. Bidang kedokteran sudah

banyak sekali mengalami kemajuan selama ini."

"Tapi apa yang menyebabkan kau menduga ia meninggal malam itu juga?"

tanya pete heran. "Maksudku, mungkin saja bertahun-tahun lamanya ia

bersembunyi di sini, sampai akhirnya mati."

"Kurasa tidak begitu kejadiannya," kata Jupiter sambil menggeleng.

"Coba kauperhatikan saja. Di sekeliling kerangka sama sekali tidak

nampak bekas-bekas makanan. Kalau soal air minum, ia bisa

mengambilnya dari telaga - walau menurut dugaanku itu air asin."

"Kan bisa saja ia makan dan minum di tempat lain," kata Pete lagi.

"Kemungkinan itu memang ada - tapi lalu apa yang menyebabkan ia mati

di sini? Jika ia diserang, mestinya di sekitar sini nampak bekas-bekas

tembak-menembak, dan Mungkin juga beberapa kerangka lagi

bergelimpangan. Atau jika ada orang masuk kemari, menemukan El

Diablo lalu membunuhnya, pasti itu ada catatan sejarahnya."

"Benar juga," kata Pete.

"Selanjutnya," sambung Jupiter, "coba kauperhatikan letak kerangka ini.

Ia meninggal dalam posisi tersandar ke dinding. Ia duduk di sini - siap

menghadapi musuh yang datang. Tapi tidak ada yang muncul. Periksa

pistolnya."

Pete memungut senjata itu. "Masih penuh, Jupe," katanya. "Sama sekali

belum ditembakkan."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 81: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

"Persis seperti kuduga," kata Jupiter puas. "Tempatnya bersembunyi ini

tidak pernah ditemukan dan ia mati seorang diri di sini karena luka-

lukanya, seperti yang tercatat dalam sejarah. Kesimpulan ini sesuai

dengan segala fakta yang ada. El Diablo memang yang paling mengenal

seluk-beluk gua ini."

"Mungkin baginya lebih baik jika halnya tidak begitu," kata Pete.

"Maksudku, jika ia bisa ditemukan, tentunya luka-lukanya akan dirawat."

"Mungkin saja - tapi jangan lupa, ia kan sudah dijatuhi hukuman gantung!

Bisa kubayangkan, ia lebih suka mati dalam gua daripada tertangkap

kembali. Mungkin pula ia bahkan menduga jika tubuhnya tidak pernah

ditemukan, kemudian akan berkembang legenda tentang dirinya - hal

mana mungkin bisa menolong teman-teman sebangsa."

"Legenda itu memang berkembang kemudian," kata Pete.

Jupiter mengangguk. "Betul - sehingga sekarang ada yang memakainya

guna menakut-nakuti kita - serta siapa pun yang masuk kemari. Yang

menjadi pertanyaan sekarang - apa sebabnya?"

"Mungkin ada orang yang ingin menyebabkan suami-istri Dalton terpaksa

menjual tanah pertanian mereka," kata Pete mengutarakan dugaan.

"Itu juga mungkin," kata Jupiter, "tapi kurasa bukan itu sebabnya.

Kurasa ada orang yang tidak menghendaki orang lain datang kemari.

Ingat - keluarga Dalton sudah agak lama juga ada di sini, tapi suara

raungan itu baru sejak sebulan yang lalu terdengar lagi."

"Wah, Jupe - kalau ada yang hendak membuat orang lain tidak berani

kemari, apa sebabnya belum pernah ada yang melihat El Diablo palsu

itu? Kenapa baru malam ini muncul? Kenapa tidak sewaktu sheriff

memeriksa ke dalam gua bersama Mr. Dalton?"

"Soal itu belum tahu," kata Jupiter terus terang. "Tapi selama ini suara

raungan itu selalu berhenti, begitu ada yang masuk ke dalam gua. Malam

ini kita berhasil masuk tanpa ketahuan, dan raungan itu terus terdengar

tapi kemudian muncul EI Diablo yang palsu! Itu menyebabkan aku

menarik kesimpulan, kita melihat El Diablo malam ini karena suara itu

tidak berhenti."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 82: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

"Itu malah semakin membingungkan bagiku," kata Pete. "Kenapa bisa

begitu?"

Sekali ini Jupiter kelihatan benar-benar bingung. ­"Aku tidak tahu,

Pete. Tapi aku tahu, misteri Lembah Raungan bukan cuma suara raungan

itu saja! Kita harus menyelidiki bunyi galian yang kita dengar tadi."

"Aduh, aku sampai lupa mengenainya. Bagaimana pendapatmu -

mungkinkah dalam kompleks ini benar-benar ada tambang intan?"

"Kurasa ada orang yang hendak menutup-nutupi sesuatu yang ada di

sini," kata Jupiter menjelaskan. "Kemarin malam aku menemukan intan

kasar. Malam ini kita mendengar bunyi galian. Menurut akal sehat,

mestinya semuanya itu ada sangkut pautnya dengan tambang intan."

"Mungkin kita perlu melaporkan hal-hal yang berhasil kita ketahui pada

Mr. Dalton, Jupe," kata Pete agak gelisah.

Jupiter mengerutkan keningnya. Ia tidak suka mengakui bahwa mereka

sendiri tidak mampu menangani situasi yang dihadapi. Tapi bahkan ia pun

harus mengakui, ada kalanya persoalan yang dihadapi tidak Mungkin

ditangani sendiri oleh tiga orang remaja.

"Kau benar, Pete," katanya segan-segan. "Kita coba saja mencari lorong,

lewat mana kita bisa keluar dari sini. Bawa pistol itu."

Pete menyalakan lilinnya. Kedua remaja itu melangkah ke lorong berikut,

untuk memeriksa apakah di situ ada aliran udara. Tiba-tiba permukaan

air telaga yang semula tenang, bergerak-gerak sedikit - disusul ceburan

serta tarikan napas nyaring. Anak-anak berdiri ­seperti terpaku,

sementara cahaya senter mereka terarah ke asal bunyi tadi. Sesosok

tubuh hitam mengkilat tersembul dari permukaan telaga gelap itu. Air

menetes dari kulitnya yang berkilat-kilat kena sinar senter, sementara

makhluk itu keluar dari dalam air.

Bab 14 Makhluk Hitam Mengkilat

"APA yang kalian lakukan di sini?" Wah! Makhluk itu bisa berbicara!

Tiba-tiba Pete dan Jupiter menyadari apa yang tegak di depan mereka

itu. Itu orang, yang memakai pakaian renang dari karet berwarna hitam,

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 83: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

lengkap dengan sirip kaki, tangki udara kembar bercat hitam, serta

masker karet yang sepenuhnya menutupi muka.

"Huhh!" dengus Pete menyatakan kelegaannya.

Jupiter langsung menyadari situasi. Ia menegakkan sikapnya. Wajahnya

dengan tiba-tiba nampak jauh lebih dewasa. Itu memang siasatnya

apabila menghadapi orang dewasa, dan biasanya siasat itu berhasil.

"Anda sendiri mau apa di sini?" balasnya bertanya dengan suara diberat-

beratkan. "Kami di sini seizin pemilik tanah pertanian ini. Sedang Anda

kelihatannya lewat jalan tersembunyi dari laut. Anda masuk tanpa izin."

Penyelam yang baru muncul itu membuka maskernya. Ternyata ia masih

muda berambut pirang dan bertampang keren. Ia memandang

Halaman 148 & 149 hilang...­

menyimak tulisan yang tertera pada kedua kartu itu. "Saat ini kami

kebetulan sedang terlibat dalam penyelidikan penting," kata Jupiter

menjelaskan. "Itu sebabnya kami berada dalam gua ini. Aku yakin

laksamana pemimpin Anda tentu menghendaki agar Anda bekerja sama

dengan kami, Commander Crane."

Commander Crane memandang Jupiter. Sikapnya agak ragu. Penyelidik

Pertama itu bisa kelihatan sangat berwibawa, apabila ia bersikap serius

dan profesional.

"Yah," kata penyelam itu kemudian, "melihat kartu-kartu ini, kalian

nampaknya bisa diandalkan."

"Kenapa Anda tidak berhubungan saja dengan kapal Anda," kata Jupiter

menyarankan. "Minta mereka melakukan pengecekan dengan segera pada

Chief Reynolds di Rocky Beach. Aku yakin, perwira polisi itu akan

memberikan jaminan tentang diri kami."

"Wah, Jupe," kata Pete. "Mana mungkin dia bisa berbicara dengan

kapalnya dari sini?"

"Pasukan penyelam yang bermutu selalu berhubungan dengan kapalnya,"

jawab Jupiter. "Commander Crane pasti mempunyai semacam radio

jarak jauh."

Perwira itu tersenyum. "Pintar juga kau ini," katanya. "Baiklah! Kalian

duduk sebentar di sini."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 84: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

Pete dan Jupiter menuruti perintah itu, sementara perwira itu

menghilang dalam gelap. Beberapa menit berlalu. Kedua remaja itu

hampir-hampir tak melihat tubuh penyelam itu, yang membungkuk dalam

kegelapan rongga gua. Ia sedang sibuk dengan sebuah alat kecil. Pete

dan Jupiter belum pernah melihat alat jenis itu. Jupiter berusaha

memperhatikan. Tapi ia tidak bisa melihat apa yang sedang terjadi.

Akhirnya perwira itu berdiri lagi. Alat tadi dimasukkannya ke kantung

belakang yang tidak kelihatan. Kemudian ia kembali menghampiri anak-

anak. Ia tersenyum.

"Bagian keamanan bilang kalian boleh pergi," katanya. "Aku tak perlu

menahan kalian."

"Wah, cepat sekali Anda bertindak," kata Pete.

"Kalau perlu, memang," jawab Commander Crane. "Laksamana memiliki

prioritas tinggi."

"Karena kami sekarang sudah dinyatakan aman," kata Jupiter dengan

serius, "bolehkah kami mengajukan beberapa pertanyaan pada Anda,

Commander?"

"Bertanya? Padaku?" Perwira itu menggeleng-geleng sambil tersenyum.

"Sayang, tapi tidak bisa! Tugasku juga sangat dirahasiakan."

"Soalnya bukan tentang tugas Anda, Sir," kata Jupiter menjamin. "Aku

hanya ingin tahu tentang gua ini. Pertama - Andakah yang dilihat oleh

Pete kemarin malam di dekat lubang masuk sebelah depan?" Perwira itu

mengangguk. "Kemungkinannya salah seorang anak buahku. Ia

melaporkan bahwa ada yang melihatnya sekilas."

"Lega rasanya kalau benar begitu," kata Pete. "Setidak-tidaknya satu

misteri gua ini sudah bisa dijelaskan. "

"Kedua," kata Jupiter melanjutkan, "adakah perubahan-perubahan yang

dilakukan anak buah Anda dalam kompleks gua ini? Maksudku, mengubah

wujud rongga, lorong, atau hal-hal seperti itu?"

"Tidak," jawab Commander Crane. "Sejauh itu, masih boleh kukatakan."

"Ketiga," sambung Jupiter, "adakah kegiatan Anda yang menyebabkan

bunyi raungan yang terdengar di sini?"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 85: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

"Sama sekali tidak. Kami sendiri pun bertanya-tanya mengenainya. Tapi

kami baru beberapa kali ini masuk kemari. Jadi belum lama. Kami sangka

gua ini memang selalu meraung seperti itu."

"Dan tugas Anda menghendaki bahwa Anda sedapat mungkin tidak

terlihat oleh siapa pun juga?" desak Jupiter lebih lanjut.

"Seratus persen!" Perwira itu tersenyum lagi. "Dan kurasa selama ini

baru kalian saja yang pernah melihat kami. Tugas kami kebanyakan

dilakukan dalam kompleks gua di sebelah laut, serta di sini - dekat

telaga ini."

"Anda pernah melihat orang lain di dalam sini?" Commander Crane

menggeleng. "Tidak! Tugas latihan ini menghendaki bahwa kami tidak

boleh sampai terlihat orang lain. Di sini memang tidak ada musuh - tapi

kami harus mengusahakan agar jangan sampai terjadi kontak dengan

siapa-siapa."

"Ya, tentu saja," kata Jupiter. Nada suaranya terdengar agak kecewa.

"Sayang, aku sebenarnya ingin bisa membantu kalian," kata perwira itu

lagi. "Kalian tahu jalan keluar dari sini?"

"Kami sedang mencari-cari," kata Pete cepat-cepat "Tahu-tahu Anda

muncul!"

"Kalau begitu sebaiknya kutunjukkan saja," kata perwira pasukan

penyelam itu. "Tapi ingat, jangan bilang pada siapa-siapa tentang apa

yang kalian lihat di sini, sehubungan dengan operasi kami."

"Tentu saja, Sir" kata Pete berjanji.

"Baik, Commander," kata Jupiter.

"Sekarang ikut aku."

Perwira pasukan penyelam itu mengajak mereka memasuki salah satu

mulut lorong, terus melewati beberapa rongga gua dan liang-liang

samping, sampai akhirnya mereka muncul dalam rongga lapang, di mana

Pete pernah melihat sosok tubuh misterius yang hitam mengkilat.

"All right, Boys," kata Commander Crane "Dari sini kalian tentunya bisa

sendiri. Aku harus kembali meneruskan pekerjaanku."

"Terima kasih," kata Jupiter.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 86: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

"Semoga tugas kalian berhasil," jawab perwira ramah itu sambil

tersenyum.

Ia masuk lagi ke dalam lorong gelap yang tadi dilewati. Sementara itu

Pete sudah melangkah menuju lorong yang menurut ingatannya menuju

ke Lembah Raungan. Tapi Jupiter tidak beranjak dari tempatnya

berdiri. Ia termenung dengan mata nyalang. Pete mengenal gelagat

temannya itu, jika ia sudah begitu.

"Aduh - apa lagi sekarang, Jupe," keluhnya.

"Aku semakin yakin sekarang bahwa kita harus membongkar misteri itu

malam ini juga, Pete," kata Jupiter. "Orang yang menyamar menjadi El

Diablo itu tahu bahwa kita lama-kelamaan pasti akan berhasil juga

menemukan jalan keluar. Itu berarti ia tidak peduli seberapa banyak

yang kita ketahui, asal kita tidak menghalang-halangi perbuatannya

selama beberapa jam ini."

"Aku sama sekali tidak berniat begitu," kata Pete, "tapi melihat

gelagatnya, aku mau tidak mau harus juga melakukannya!"

"Ini kesempatan baik bagi kita, Pete," desak Jupiter. "Orang yang

menakut-nakuti itu mengira kita masih tetap belum bisa berbuat apa-

apa! Takkan ada kesempatan sebaik ini bagi kita untuk mencari asal

bunyi galian itu, serta apa yang menyebabkan gua meraung."

"Benar juga katamu," kata Pete dengan nada sangsi. "Cuma menurutku,

lebih baik sebelum itu kita memanggil Mr. Dalton serta yang lain-lainnya

terlebih dulu."

"Jika kita keluar, nanti ketahuan," kata Jupiter mengetengahkan alasan.

"Kecuali itu kita tidak punya waktu lagi. Kita harus bertindak cepat

sekarang, memanfaatkan situasi ini."

"Manfaat apa?!" tukas Pete mengomel. "Tapi kau memang benar, Jupe.

Di mana kita mulai? Maksudku, kita sudah pernah kemari dan waktu itu

kita tidak tahu harus menuju ke mana."

"Tapi sekarang kita sudah lebih banyak tahu," kata Jupiter dengan sikap

yakin. "Sekarang kita sudah tahu bahwa bunyi galian itu ada

hubungannya dengan suara raungan."

"Bagaimana kau mengetahuinya?" tanya Pete heran.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 87: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

"Sebab baik sheriff maupun suami-istri Dalton tidak pernah

mengatakan apa-apa tentang bunyi galian. Dalam koran pun tidak pernah

ada berita mengenainya. Jadi penggalian itu mestinya dilakukan secara

sembunyi-sembunyi. Aku menarik kesimpulan bahwa itu pasti ada

hubungannya dengan bunyi raungan, karena itu satu-satunya kesibukan

yang berlangsung secara diam-diam dalam gua, apabila tidak ada siapa-

siapa di sini!"

"Yah..." Pete kedengarannya masih belum yakin.

"Dua fakta yang tak jelas di tempat sama, hampir selalu ada

hubungannya satu dengan yang lain," kata Jupiter menandaskan.

Pete hanya bisa terbelalak saja. Kalau Jupe sudah mulai begitu

bicaranya. "Ya deh. Oke! Lalu apa yang kita lakukan sekarang?"

"Pertama-tama, pakai ketajaman perasaanmu terhadap arah Kita harus

menemukan lorong samping di mana kita mendengar bunyi galian itu. "

Pete mengangguk. Dalam hati ia melangkah mundur, sampai saat mereka

disergap dari belakang oleh El Diablo palsu. Akhirnya ia membuka mulut.

"Jupe! Kurasa kita harus mencari lorong yang menuju ke barat laut. "

"Ke sana," kata Jupiter sambil menuding ke kiri, setelah mempelajari

pedomannya sebentar.

"Betul!" kata Pete membenarkan.

"Yuk!" Mereka menyalakan lilin. Keduanya lupa berhati-hati, karena

terlalu bersemangat membayangkan sudah hampir bisa membongkar

misteri. Ketika mereka menghampiri lubang lorong yang terdapat di

dinding sebelah barat laut, tahu-tahu dari lubang itu terdengar bunyi

yang sudah mereka kenai baik seolah-olah menyongsong kedatangan

mereka.

"Aaaaa-oooouuuu!.."

"Nah - suara itu terdengar lagi," bisik Pete.

"Memang selalu terdengar, Pete - cuma kita saja yang sudah biasa."

"Tapi kini kedengarannya lebih dekat."

"Karena datangnya dari lorong itu!" Jupiter menyodorkan lilinnya yang

menyala ke mulut lorong. Hembusan angin meniup nyala api teriring

suara meraung.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 88: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

"Aaaaa-oooouuuu!.. "

Mereka bergegas masuk ke dalam lorong itu. Tidak lama kemudian

sampai di sebuah rongga gua berukuran kecil.

"Aku tahu di mana kita sekarang, Jupe," kata Pete dengan suara pelan.

"Kalau begitu matikan lilin," bisik Jupiter. "Kita memakai senter."

Mereka menyalakan senter, yang langsung ditudungi dengan tangan

sehingga yang nampak hanya sinar samar saja. Pete berjalan mendului,

memasuki lorong yang pernah dilalui karena disuruh oleh El Diablo palsu.

Sementara mereka berjalan, suara raungan terdengar makin lama makin

jelas.

"Aaaaa-ooOOuuuu!"

Ketika sudah hampir sampai di tempat di mana ada lorong samping.

keduanya mendengar bunyi galian.

"Wah - ternyata kita memang benar-benar mendengar bunyi itu," kata

Pete gugup.

"Tentu saja! Ayo. kita terus," bisik Jupiter mendesak.

Keduanya berjalan sambil menyelinap-nyelinap, memasuki lorong samping

buatan manusia itu. Lorong itu ternyata panjang dan lurus. Di ujungnya

kelihatan cahaya terang. Jupiter memberi isyarat pada Pete untuk

memperlambat langkah. Sinar terang itu datang dari sebuah lubang di

dinding samping liang tambang itu. Di sekitarnya berserakan batu-batu

besar dan kecil. Bunyi galian berasal dari lubang itu.

Dengan hati-hati kedua remaja itu merayap maju, lalu mengintip ke

dalam. Mata mereka terkejap-kejap karena agak silau. Saat itu bunyi

raungan menggema lagi. Begitu nyaring, sehingga telinga terasa sakit.

Setelah terdengar beberapa saat, kemudian lenyap kembali pelan-pelan.

"Aduh - sampai sakit kupingku," bisik Pete.

Jupiter mencengkeram lengan temannya. "Lihatlah!"

Mata mereka kini sudah biasa dengan cahaya terang dalam lubang itu.

Mereka melihat sesosok tubuh yang sedang membungkuk ke depan,

dengan sekop di tangan. Pete kaget. Orang itu tiba-tiba tegak. Ia

menaruh sekopnya, lalu mengambil linggis. Sesaat nampak jelas siapa

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 89: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

orang itu, diterangi sinar lentera listrik. Seorang laki-laki yang

rambutnya sudah putih, serta janggut panjang tergerai.

Ben Jackson! Laki-laki tua itu!

Bab 15 Sebagian Misteri Terjawab

DARI mulut lubang, Pete dan Jupiter memperhatikan orang tua itu

sibuk bekerja dalam rongga yang dirahasiakan. Setiap beberapa menit

terdengar suara raungan yang memekakkan telinga, dengan jarak waktu

tidak tetap. Bunyi bising itu kelihatannya sama sekali tidak dirasakan

mengganggu bagi Ben Jackson. Ia terus saja menggali dengan linggisnya,

di ujung rongga.

"Coba lihat itu," bisik Jupiter. "Kelihatannya seperti runtuhan batu

lagi."

"Lumayan juga banyaknya," balas Pete sambil berbisik pula.

"Coba perhatikan bagian-bagian pecahannya! Terang sekali," kata

Jupiter sambil menuding-nuding.

"Pasti itu belum lama." Ben Jackson bekerja terus.

Ia menggali batu-batu runtuh itu, tanpa sadar bahwa ada dua pasang

mata memperhatikannya. Pencari emas yang sudah berumur itu

mengayunkan linggisnya dengan bersemangat. Ia bekerja dengan tenaga

yang mengagumkan, bagi orang setua dia. Kemudian ia mengambil sekop.

"Jupe!" desis Pete. "Lihat itu - matanya!"

Mata pencari emas itu berkilat-kilat liar diterangi sinar lentera

listriknya. Persis seperti ketika ia memperingatkan mereka tentang Si

Tua.

"Demam emas," kata Jupiter dengan suara lirih, "atau lebih tepat

dikatakan, demam intan! Aku pernah membaca bahwa para pencari emas

sering kerasukan seperti begitu, apabila merasa menemukan sumber

emas. Kalau sudah begitu, tak ada yang bisa menghalang-halangi

mereka."

"Astaga!" bisik Pete.

Sementara itu Ben sudah menghadap lagi ke dinding rongga, lalu

menggali batu-batu yang runtuh dengan linggisnya. Batu-batu yang

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 90: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

sudah terlepas dilemparkannya dengan sekop ke permukaan saringan

yang dimiringkan. Sebentar-sebentar ia membungkuk, lalu memungut

sesuatu dari tanah yang menumpuk di balik saringan. Setiap kali diamat-

amatinya benda yang dipungut. Setelah itu terdengar suaranya tertawa

terkekeh-kekeh, sementara benda yang dipungut dimasukkan ke sebuah

kantung kulit yang kecil dekat lentera listrik.

"Intankah itu?" tanya Pete sambil berbisik.

"Kurasa ya," jawab Jupiter dengan suara yang sama lirihnya.

Ben Jackson begitu asyik menggali, sehingga kalau mereka berbicara

dengan suara biasa pun ada kemungkinan ia tidak mendengarnya. Tapi

kedua remaja itu tidak mau mengambil risiko.

"Kalau begitu, ia berhasil menemukan tambang intan," kata Pete.

Jupiter menatap runtuhan batu. Nampak jelas bahwa ia sibuk berpikir.

"Kelihatannya begitu, Pete. Cuma "

"Cuma apa lagi?" tukas Pete pelan. "Ia menemukan tambang intan, dan ia

tahu letaknya di tanah milik Crooked-Y Ranch. Jika ia sampai ketahuan,

paling sedikit ia harus berbagi hasil dengan suami-istri Dalton - ya, kan?

Bahkan mungkin saja menurut hukum, tambang ini milik Mr. dan Mrs.

Dalton! Karenanya hanya malam saja ia berani menggali, dan semua yang

datang kemari ditakut-takuti!"

Jupiter mengangguk lambat-lambat. "Kurasa kau memang benar, Pete.

Dengan itu segala-galanya sudah jelas sekarang, kecuali-"

"Kecuali apa sebabnya gua ini meraung" potong Pete. "Dan kenapa

langsung berhenti begitu ada orang datang."

"Bukan itu yang kupikirkan," kata Jupiter. "Tapi aku bisa menjelaskan,

apa sebabnya bunyi itu berhenti. Kurasa sheriff beserta Mr. Dalton

waktu itu menemukan liang tambang ini - api lubang tempat Ben Jackson

bekerja ini, tidak!"

Pete sudah membuka mulutnya hendak bertanya. Tapi tahu-tahu

terdengar deringan bel di dalam rongga. Ben Jac­son meletakkan

sekopnya, lalu dengan gesit sekah menghampiri sebuah kotak kecil yang

terdapat dekat lenteranya. Ia menyentuh sesuatu pada kotak itu.

Dengan seketika bunyi deringan berhenti. Kemudian diambilnya lentera

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 91: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

serta kantung kulit yang tergantung di dekat situ, lalu berjalan menuju

lubang di dinding tempat Pete dan Jupiter mengintip.

"Cepat, Pete!" desak Jupiter berbisik.

Mereka bergegas menyembunyikan diri di balik tumpukan batu yang ada

dalam lorong. Untung mereka masih sempat. Sesaat kemudian Ben

keluar dari rongga. Laki-laki tua itu meletakkan lentera serta kantung

kulitnya ke tanah, lalu mengambil sebatang besi panjang yang semula

tidak nampak di lantai lorong. Saat itu suara raungan terdengar lagi.

"Aaaa-oooww"

Bunyi menyeramkan itu terputus dengan tiba-tiba. Ben Jackson

menggulingkan sebuah batu besar penutup lubang, dengan menggunakan

batang besi sebagai pengungkit. Kini lubang tadi tidak nampak lagi. Dan

suara raungan juga berhenti dengan tiba-tiba!

"Ah, jadi itu maksudmu tadi, Jupe," kata Pete. "Tidak ada yang tahu

bahwa di situ sebenarnya ada lubang."

Batu itu menutupi lubang, seolah-olah memang di situlah tempatnya

semula.

"Betul," kata Jupiter," dan sumbat itu menyebabkan suara raungan

terhenti. Bunyi bel tadi mestinya merupakan isyarat dari seseorang

yang menjaga di puncak gunung ini. Kurasa itu berarti ada orang datang

kemari."

"Mungkin Bob yang ketakutan, lalu pergi mengambil bantuan," kata Pete.

"Mudah-mudahan saja begitu."

Ben Jackson berjalan mondar-mandir dalam liang tambang, sambil

menggumam pada dirinya sendiri. Sekali pun ia tidak menoleh ke batu

tempat Pete dan Jupiter bersembunyi. Kemudian Ben dengan tiba-tiba

memadamkan lenteranya. Sesaat dalam liang gelap itu tak terdengar

suara apa-apa. Tapi kemudian Pete dan Jupiter mendengar gumaman

pelan, disertai bunyi langkah mondar-mandir. Mereka menunggu dengan

tegang di balik batu tempat mereka bersembunyi.

Pete berusaha mengusut kembali segala hal yang sudah diketahuinya

sampai saat itu. Masih ada beberapa pertanyaan yang ingin diajukannya

pada Jupiter. Tapi menurut perasaan Pete, sebagian besar dari misteri

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 92: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

yang menyelubungi Lembah Raungan sudah diketahui olehnya. Ben

Jackson menggali dengan diam-diam dalam gua. Di atas ada seseorang

yang bertugas menjaga. Bunyi raungan disebabkan oleh angin yang

menghembus lewat lubang sempit di mulut rongga tempat Ben melakukan

penggalian. Jika ada orang datang, penjaga yang di atas gunung memberi

isyarat dengan deringan bel, lalu Ben Jackson cepat-cepat menutup

lubang. Dengan begitu bunyi raungan terhenti, dan tidak ada lagi

petunjuk yang bisa dipakai untuk menyelidiki asal-usul bunyi itu.

Pete merasa puas pada dirinya sendiri, karena berhasil mengusut

semuanya itu. Ia sudah berhasil menemukan jawaban atas segala teka-

teki... tapi benarkah itu? Lalu siapa sebenarnya El Diablo palsu yang tadi

menyergap mereka? Apa hubungannya dalam teka-teki ini? Dan apa yang

dimaksudkan oleh Jupiter, ketika ia mengatakan bahwa masih ada yang

belum berhasil dijelaskan?

"Pete!" desis Jupiter dekat ke telinga Pete. "Ada orang datang!"

Pete kaget sekali, sehingga nyaris terbalik. Cepat-cepat disambarnya

batu besar di depannya untuk berpegang ke situ. Sebutir batu kecil

terguling ke lantai. Terdengarkah bunyi itu oleh Ben? Pete menahan

napas. Sesaat kemudian nampak sinar bergerak-gerak menghampiri.

"Waldo?' Suara Ben Jackson terdengar tidak jauh dari situ.

"Yup," jawab seseorang di belakang sinar yang datang. "Yang datang dua

orang, Ben. Kita cepat-cepat saja pergi dari sini."

Lentera Ben Jackson dinyalakan lagi. Kini Pete dan Jupiter melihat

sosok tubuh Waldo Turner yang kurus tinggi. Mereka berdua merunduk

serendah mungkin di balik batu. Kedua laki-laki tua itu berdiri tak

sampai lima meter dari tempat mereka bersembunyi.

"Kau yakin mereka akan masuk?" tanya Ben.

"Yakin sekali! Dua hari belakangan ini terlalu banyak orang berkeliaran

di sekitar sini," jawab Waldo.

"Astaga!" seru Ben Jackson kesal. "Padahal menurut perhitunganku,

beberapa hari lagi pekerjaan kita akan sudah selesai Yah - tak ada

gunanya berbuat sembrono sekarang. Memang sebaiknya kita keluar

saja!"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 93: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

"Ya, memang," kata Waldo. Kini sudah jelas bahwa Waldo Turner itulah

orang yang menjaga di puncak Gunung Setan. Setelah memberi isyarat,

ia bergegas turun lewat lorong rahasia. Pete dan Jupiter

memperhatikan kedua laki-laki tua itu menyingkirkan batu besar tadi ke

pinggir. Mereka masuk ke dalam rongga tempat Ben Jackson tadi

bekerja. Sesudah berada di dalam, batu besar digeser lagi ke tempat

semula dengan bantuan alat pengungkit. Setelah itu liang tambang yang

gelap menjadi sunyi sepi.

"Ke mana mereka, Jupe?" bisik Jupiter. "Mestinya dari rongga di dalam

itu ada jalan ke luar gunung. Harus ada karena angin takkan

menimbulkan bunyi meraung, apabila tidak menghembus masuk lewat

jalan lain. Mungkin salah satu liang bekas tambang yang seharusnya

sudah disumbat. Kurasa Ben dan Waldo mengenal letak liang-liang di

sini, lalu membuka sumbat salah satu di antaranya."

"Kenapa tidak diketahui oleh sheriff dan Mr. Dalton?" tanya Pete lagi.

"Mungkin karena letaknya tersembunyi," kata Jupiter menebak.

"Mestinya masih ada jalan masuk satu lagi kemari dari atas gunung.

Karena kalau tidak, mana mungkin Waldo tadi bisa begitu lekas sampai

di sini. Tapi kurasa sekarang sudah waktunya kita memanggil bala

bantuan."

"Ayolah!" kata Pete cepat. Keduanya menyalakan senter, lalu bergegas

kembali melalui liang tambang. Tidak lama kemudian mereka sudah

sampai di rongga lapang yang paling dulu mereka masuki kemarin malam.

Ketika mereka sedang bergegas-gegas ke arah lorong yang menuju ke

luar, tiba-tiba dua sosok tubuh meloncat dari tempat yang gelap. Pete

dicengkeram sepasang tangan yang kekar.

"Tertangkap!" dengus orang yang memegangnya. Suaranya kasar.

Pete tersedak ketakutan, ketika nyala senternya menerangi muka orang

yang mencengkeram dirinya. Dilihatnya goresan bekas luka di pipi serta

penutup mata.

"Lari, Jupe!" teriak Pete.

Tapi saat itu juga ada senter dinyalakan. Cahayanya disorotkan ke muka

Jupiter.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 94: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

"Jangan bergerak," kata laki-laki dengan goresan bekas luka di pipi.

Bab 16 Kisah tentang Intan

"JANGAN lari, nanti jatuh," kata laki-laki itu lagi.

"Kurasa Anda takkan ambil pusing apakah aku jatuh atau tidak," kata

Jupiter mencoba bersikap menantang. "Kusarankan, lebih baik Anda

melepaskan kami. Teman-teman kami banyak di sini."

Laki-laki itu tertawa. "Tabah juga kau ini," katanya. "Coba kemari kita

perlu berbicara sebentar."

"Jangan, Jupe!" seru Pete memperingatkan.

Saat itu terdengar suara yang mereka kenal sekali. Datangnya dari balik

senter yang disorotkan sinarnya ke muka Jupiter.

"Jangan takut, Teman-teman. Mr. Reston ini detektif!"

Saat itu juga nampak tampang Bob muncul dari balik sinar senter. Ia

nyengir lebar, melihat kedua temannya tercengang.

"Aku tadi lari kembali ke ranch untuk mengambil bantuan, setelah

kulihat orang yang naik mobil berpelat nomor Nevada masuk ke dalam

gua," kata Bob menjelaskan. Selanjutnya ia menceritakan dugaannya

yang timbul dengan tiba-tiba, yaitu bahwa ada kemungkinan Ben Jackson

dan Waldo Turner ikut terlibat dalam misteri Lembah Raungan.

"Aku ketakutan ketika mobil Nevada itu lewat dengan laju. Aku lari

tanpa memperhatikan jalan. Tahu-tahu aku menubruk Mr. Reston ini."

"Sam Reston," kata laki-laki dengan penutup mata itu memperkenalkan

diri. "Aku detektif, yang bekerja untuk suatu perusahaan asuransi.

Ketika teman kalian ini menceritakan kecurigaannya yang menyangkut

Ben, aku memutuskan untuk ikut ke gua bersamanya, sehingga ia tidak

perlu jauh-jauh mencari pertolongan ke tempat pertanian."

"Mr. Reston merasa, kalian mungkin memerlukan bantuan dengan

segera," kata Bob menjelaskan.

"Memang," kata Mr. Reston. "Soalnya, orang yang kukejar itu berbahaya

sekali. Aku dan Bob tadi berusaha masuk ke dalam gua tanpa ketahuan.

Tapi kurasa kita masih saja kelihatan."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 95: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

"Betul, Mr. Reston," kata Jupiter, yang sementara itu sudah pulih dari

kekagetannya. Kemudian diceritakannya segala-galanya yang dilihat

olehnya bersama Pete di situ.

Mr. Reston mengangguk. "Itu sudah kukhawatirkan tadi. Tapi mereka

pasti belum jauh - sedang kantung kulit yang dibawa lari itu

kemungkinannya berisi intan-intan yang kukejar."

"Intan-intan apa?" tanya Pete dengan cepat.

"Itulah tugasku saat ini," kata Mr. Reston menjelaskan. "Aku sedang

berusaha melacak jejak seorang pencuri permata yang licin sekali. Ia

mencuri sejumlah besar harta, dalam wujud intan dan berlian. Namanya

Laszlo Schmidt, pencuri yang terkenal sekali di Eropa. Aku sedang

melacak jejaknya. Baru seminggu yang lalu kuketahui bahwa ia ada di

sekitar Santa Carla. Aku dengan segera mengejarnya kemari. Kemudian

aku mendengar tentang Lembah Raungan serta Gua EI Diablo. Aku

langsung memperoleh firasat bahwa gua itu pasti merupakan tempat

persembunyian yang baik bagi Schmidt. Cuma selama ini aku belum

menemukan jejaknya."

"Eh, kenapa bisa begitu?" tanya Pete heran. "Jika Anda sudah berhasil

mengikuti jejaknya sampai kemari, kenapa Anda tidak mengenalinya?"

"Karena aku tidak tahu bagaimana tampangnya sekarang," kata Mr.

Reston. "Lima tahun yang lalu, Schmidt pergi bergegas-gegas

meninggalkan Eropa. Interpol - kalian tahu kan, itu singkatan Polisi

Internasional - nah, Interpol berhasil mengetahui bahwa orang itu

ternyata pergi ke Amerika, dan di sini hidup menyamar. Tapi cuma itu

saja yang berhasil mereka ketahui. Schmidt itu ahli sekali dalam soal

menyamar dan meniru orang lain. Ia bisa tampil sebagai apa saja, tanpa

menimbulkan kecurigaan sedikit pun."

Jupiter kelihatan merenung lagi. "Dan ia mencuri intan-intan yang

diasuransikan pada perusahaan tempat Anda bekerja, Mr. Reston?"

"Ya, betul - kurang lebih setahun yang lalu. Sejak meninggalkan Eropa ia

tidak pernah melakukan pencurian lagi, sehingga polisi mengira ia sudah

tidak aktif lagi. Atau bahkan sudah mati! Tapi ketika intan permata yang

diasuransikan pada perusahaan kami itu dicuri orang, kami langsung tahu

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 96: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

bahwa pelakunya pasti Schmidt. Melihat cara kerjanya tidak mungkin

orang lain."

"Ya, modus operandi - jadi cara kerja - memang merupakan petunjuk

yang penting sekali," kata Jupiter sependapat. "Kebanyakan penjahat

berhasil ditangkap karena hal itu, terutama pencuri-pencuri yang bukan

amatir. Mereka jarang mengubah cara kerja saat melakukan pencurian.

Paling-paling yang berbeda cuma hal-hal kecil saja."

"Itu betul, Jupiter," kata Mr. Reston mengakui. "Pencurian itu jelas

merupakan perbuatan Laszlo Schmidt. Kami lantas menyadari bahwa

selama itu ia hanya menunggu kesempatan baik saja, sambil meneguhkan

identitasnya yang baru di Amerika sini. Jadi sekarang ia memiliki dua

identitas. Schmidt yang pencuri, dan seorang lagi yang kelihatannya

baik-baik dan sama sekali tidak mencurigakan. "

"Dan Anda tidak mengenal identitas yang satu lagi itu," kata Bob dengan

cepat "Ia mungkin siapa saja yang ada di sekitar sini."

Mr. Reston mengangguk. "Tepat. Bob! Aku berhasil melacaknya karena

penjualan dua di antara intan-intan curiannya. Yang pertama membawaku

ke Reno di Nevada, lalu setelah itu kemari."

"Nevada!" seru Pete dan Bob serempak.

"Wah," kata Jupiter menambahkan, "kami sangka Anda pengendara

mobil Nevada yang menyebabkan mereka berdua ini nyaris terpelanting

ke dalam jurang."

"Itu bukan aku." kata Mr. Reston menjelaskan. "Saat itu aku sedang

dalam perjalanan ke Lembah Raungan. Tahu-tahu kulihat sepeda-sepeda

kalian bergelimpangan di pinggir jalan celah. Aku berhenti untuk melihat

apa yang terjadi. Saat itu aku sudah hendak menolong kalian. Tapi

ketika kulihat ada mobil lain datang, aku lantas beranggapan bahwa

kalian pasti akan tertolong. Soal sebenarnya begini, Anak-anak! Saat itu

aku belum mau kehadiranku di sini diketahui orang banyak sewaktu di

Nevada, kurasa Schmidt sempat melihatku. Aku sudah berusaha

mengecohnya waktu itu, yaitu dengan jalan memakai penutup mata dan

memasang bekas luka palsu di pipiku sebelum kemari. Tapi aku tidak

yakin apakah ia terkecoh karenanya."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 97: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

"Karena itu Anda selalu bergerak secara sembunyi-sembunyi?" tanya

Bob.

"Betul! Aku tidak ingin Schmidt tahu bahwa aku masih terus

membuntuti dirinya."

Sementara detektif itu sedang menceritakan persoalannya, Jupiter

diam saja sambil menggigit-gigit bibir. Kemudian matanya mulai

bersinar-sinar.

"Tentang intan-intan yang dicurinya itu, Mr. Reston," katanya lambat-

lambat, "ada yang istimewa mengenainya. Betul, kan?"

Detektif itu menatapnya dengan heran. "Ya, memang betul, Jupiter!

Intan-intan itu tidak dicuri dari perusahaan atau toko permata,

melainkan disambar ketika sedang dipamerkan dalam suatu museum di

San Francisco. Intan-intan itu -"

" - intan kasar!" kata Jupiter menyelesaikan kalimat Mr. Reston. "Belum

diasah - seperti keadaannya ketika datang dari tambang intan. Betul,

kan? Intan-intan yang dicuri itu dari jenis yang dipakai di

perindustrian."

"Aku tidak mengerti, bagaimana kau sampai bisa tahu," kata Mr. Reston,

"tapi katamu itu benar. Intan-intan itu memang belum diasah. Tapi cuma

beberapa buah saja yang intan industri. Pameran yang diadakan itu

memperagakan intan-intan yang berasal dari seluruh dunia, dalam

keadaan seperti ketika baru ditambang. Karena kelihatannya seperti

batu-batu biasa, dan karena pamerannya di museum, penjagaannya tidak

begitu ketat. Dengan gampang saja Schmidt kemudian bisa mencurinya.

Kebanyakan di antara intan-intan itu sangat berharga, hanya tidak

nampak saja karena masih dalam keadaan kasar. Tapi bagaimana kau bisa

sampai tahu, Jupiter?"

"Karena aku menemukan intan kasar dalam gua ini," kata Jupiter, "dan

karena menurut dugaanku, intan-intan lainnya ditemukan oleh Ben

Jackson bersama rekannya, Waldo Turned"

"Kalau begitu intan-intan itu memang berada dalam gua ini!" seru Mr.

Reston.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 98: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

Jupiter mengangguk dengan sikap serius. "Menurut dugaanku, Laszlo

Schmidt itu dulu menyembunyikannya di sini, langsung setelah ia

mencurinya. Mungkin ia bermaksud membiarkannya dulu di tempat ini,

sampai sudah tidak diributkan lagi. Tapi malang baginya, Ben dan Waldo

yang sudah sejak bertahun-tahun melakukan penggalian dengan

sembunyi-sembunyi dalam gua ini kemudian menemukan intan-intan yang

disembunyikan itu, lalu mengira menemukan sumber intan!"

"Tapi di daerah sini kan sama sekali tidak ada tambang intan!" kata Mr.

Reston. "Memang benar - tapi dari semula Ben dan Waldo sudah

beranggapan bahwa di sini pasti ada intan. Aku ingat Mr. Dalton pernah

mengatakan, keduanya selain mencari emas dan perak, juga berusaha

menemukan intan. Sedang intan-intan yang dicuri orang bernama

Schmidt itu kelihatannya persis batu mulia yang baru saja digali. Ya,

kan?"

"Memang," kata Mr. Reston mengakui. "Tapi masakan Ben dan Waldo

lantas tidak curiga, begitu menemukan intan sebanyak itu di suatu

tempat?"

Jupiter mengangguk dengan cepat. "Ya, betul - tapi menurut dugaanku,

Ben tidak menemukannya dengan cara demikian! Anda tentu juga tahu,

kita di sini ini berada di atas Retakan San Andreas. Gua di sini penuh

dengan batu-batu reruntuhan bekas gempa-gempa dahsyat yang terjadi

dulu. Sejak itu sudah lama tidak ada gempa seperti itu lagi. Tapi kalau

gempa kecil-kecilan, masih berlangsung terus-menerus."

"Maksudmu, belum lama ini di sini terjadi gempa?" tanya Pete.

"Ya, begitulah dugaanku. Kurasa gempa bumi pelan yang terjadi sebulan

yang lalu di sini menyebabkan tempat penyembunyian intan-intan curian

itu agak tergeser. Ben dan Waldo, yang seperti biasa melakukan

penggalian di sini, kemudian .menemukan intan-intan itu terserak di

antara batu-batu reruntuhan. Mereka langsung mengira menemukan

tambang intan!"

"Wow!" seru Bob.

"Ya, itu mungkin saja," kata Mr. Reston sambil mengangguk. "Tapi jangan

lupa, detektif harus mempertimbangkan segala kemungkinan yang ada.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 99: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

Dan memang masih ada kemungkinan lain. Mungkin juga Ben dan Waldo

itu yang mencuri intan-intan ini, dan sekarang mengambilnya kembali

karena tertimbun batu sebagai akibat gempa bumi."

"Ya, betul juga - aku tadi seharusnya juga memperhitungkan

kemungkinan itu," kata Jupiter. Mukanya memerah.

"Tapi Ben dan Waldo sudah lama tinggal di sini, Mr. Reston," kata Bob

membantah. "Mereka orang-orang yang terkenal sekali di daerah sini!

Tidak mungkin mereka baru tiba lima tahun yang lalu dari Eropa."

Mr. Reston tersenyum saja. "Ingat kataku tadi, Bob! Laszlo Schmidt itu

pandai sekali menyamar dan menirukan orang lain. Bisa saja ia menirukan

Ben - atau Waldo!"

"Ya, itu mungkin saja," kata Bob.

"Tapi kurasa cuma ada satu jalan untuk mengetahui mana yang benar,"

sambung detektif itu. "Kita masuk ke rongga di mana mereka berdua

melakukan penggalian, lalu di situ menyelidiki ke mana mereka pergi.

Tapi kurasa seorang dari kalian sebaiknya kembali ke tempat pertanian

keluarga Dalton, dan dari sana memanggil sheriff. Kita nanti akan punya

bukti yang bisa ditunjukkan padanya!"

Jupiter mengangguk. "Kurasa sebaiknya Pete saja yang pergi."

"Yaa - padahal kasus ini sudah hampir selesai," katanya dengan nada

kecewa.

"Pendapat Jupiter benar, Pete," kata Mr. Reston. "Bob tidak bisa

berjalan cepat karena kakinya yang cedera, sedang aku menginginkan

Jupiter ada di sini. Kecuali itu, kulihat kau yang paling tangkas di antara

kalian bertiga. Dalam regu, masing-masing ­anggota harus melakukan

tugas yang bisa paling baik dikerjakan olehnya."

Pete menurut. Ia sebenarnya masih tetap enggan, tapi di pihak lain

senang juga hatinya mendengar ketangkasannya dipuji. Ia menyelinap

keluar dari dalam gua, lalu mulai berlari dengan langkah teratur menuju

ke pertanian.

***

Di dalam gua, Jupiter dan Bob bergegas-gegas mendului Sam Reston

menyusur lorong demi lorong, sampai akhirnya tiba di depan rongga

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 100: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

rahasia tempat Ben Jackson melakukan penggalian. Mr. Reston

menggeser batu besar ke tepi,lalu masuk bersama kedua remaja yang

mengikutinya ke dalam. Rongga sempit itu ternyata kosong. Tapi pada

dinding seberang nampak lorong lewat mana Ben dan Waldo tadi pasti

keluar. Lorong itu juga buatan manusia. Arahnya terjal ke atas. Kini Mr.

Reston yang berjalan paling depan, dengan pistol siap di tangan. Jupiter

membuat tanda tanya dengan kapur putih di dinding mulut lorong itu.

"Kita mengarah ke punggung gunung sebelah utara," kata Bob sambil

berjalan.

"Menurut uraian dalam buku yang kubaca, di situlah letak gubuk Ben dan

Waldo."

"Itu memang sudah bisa diduga, Bob," kata Jupiter. "Mereka membuka

kembali liang tambang yang tua di dekat tempat mereka itu, supaya

lebih kecil kemungkinannya mereka terlihat orang lain."

Tiba-tiba Mr. Reston berhenti berjalan. Di depan mereka lorong itu

buntu, tertutup tumpukan batu. Bob melihat jejak tapak sepatu di

tanah, yang kelihatannya menuju ke tembok batu yang menghalangi. Mr.

Reston memeriksa jejak itu dengan cermat. Ia bersandar pada sebuah

batu besar, lalu mendorongnya ke samping. Setelah itu digesernya pula

dua batu besar lagi, sampai terdapat jalan lewat yang sempit. Detektif

itu merangkak masuk. Sesaat kakinya masih kelihatan. Tapi tahu-tahu

lenyap. Bob dan Jupiter mengintip ke dalam lubang itu sejenak, lalu

cepat-cepat merangkak masuk. Ternyata mereka kini sudah berada di

luar gunung. Mereka berdiri di belakang rumpun pepohonan dan semak di

punggung utara Gunung Setan yang diliputi kegelapan malam.

"Takkan ada yang bisa melihat lubang sempit di lereng gunung itu," kata

Mr. Reston sambil memperhatikan. Kemudian ia berpaling. "Yuk, kita

terus - tapi kalian tetap di belakangku."

Detektif itu berjalan dengan hati-hati, menyelinap menyusur punggung

gunung yang memisahkan lembah dari laut. Tidak lama kemudian nampak

sinar lampu di balik jendela sebuah pondok kecil. Ketiga penyelidik itu

bergerak tanpa menimbulkan bunyi. Mereka mendekati jendela itu, lalu

mengintip ke dalam. Mereka melihat Ben Jackson dan Waldo Turner.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 101: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

Kedua laki-laki tua itu menghadapi meja kayu. Di atasnya ada batu-batu

setumpukan kecil!

Bab 17 Dugaan Jupiter Terjawab

SAM Reston membuka pintu pondok, dengan pistol tergenggam.

"Penyerobot!" teriak Ben dengan suara seraknya melengking tinggi.

"Serbu mereka, Waldo!"

Sam Reston mengarahkan pistolnya pada laki-laki tua itu. "Duduk saja di

tempatmu, Waldo."

Pencari intan bertubuh kurus jangkung yang sudah mulai berdiri dari

kursinya itu, dengan pelan-pelan duduk lagi.

"Dia lebih cepat, Ben," katanya.

"Kita biarkan saja dia merampas tambang kita?" tanya Ben sengit.

"Sekarang ini tidak ada lagi yang bersaing secara bersih, Ben," keluh

Waldo.

Kedua laki-laki tua itu menatap Sam Reston dengan sengit. Kemudian

mata Ben yang merah terarah lurus pada Bob dan Jupiter.

"Anak-anak itu lagi," teriaknya. "Kan sudah kukatakan, mereka berniat

menimbulkan kesulitan, Waldo! Seharusnya kita langsung membereskan

mereka!"

"Kelihatannya kau benar," kata Waldo sependapat.

Ben Jackson mengayun-ayunkan kedua lengannya dengan gerakan liar.

"Kalian takkan bisa berhasil! Perampas tambang orang takkan bisa

menang. Kami gantung mereka tinggi-tinggi! Ya - itulah yang biasanya

kami lakukan dengan mereka!"

"Tambang itu milik kami," kata Waldo berkeras, sambil menyentuh

tumpukan kecil intan kasar yang terletak di meja.

"Itukah sebabnya kenapa kalian harus masuk ke dalam tambang secara

sembunyi-sembunyi?" tanya Sam Reston. "Itukah sebabnya kalian

menggali malam-malam dan menutup rongga setiap kali ada orang

datang?"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 102: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

Sinar mata Ben yang tuas itu berubah, nampak licik. "Sumber yang kaya,

yes sir. Tidak boleh ribut-ribut! Begitu kabarnya tersiar, orang pasti

datang membanjir. Tidak, kami diam-diam saja."

"Kalian diam-diam karena tanah ini milik Mr. dan Mrs. Dalton!" tukas Bob

dengan sengit. "Intan-intan itu milik mereka!"

"Sudah hampir dua puluh tahun kami mencari dalam gua itu," bantah

Waldo. "Kami yang menemukan intan-intan ini. Kami yang menggalinya.

Jadi milik kami, mengerti?"

Selama itu Jupiter diam saja. Ia memperhatikan pondok itu dengan

seksama. Ia tertarik melihat bahwa di situ ada pesawat radio, sebuah

rak penuh buku, serta setumpuk surat kabar. Ia menyibukkan diri

dengan selembar surat kabar yang diambilnya dari tumpukan itu.

Sementara itu tatapan mata Ben nampak menjadi semakin penuh

perhitungan.

"Begini sajalah - ini kan cukup banyak untuk kita semua," katanya dengan

suara melengking. "Ya, cukup banyak untuk dibagi-bagi. Kami sama sekali

tidak tamak. Begini sajalah. Kita saling berbagi. Seperempat dari intan-

intan ini, dan kalian boleh ikut menggali bersama kami. Nah - bagaimana?

Masih banyak lagi intan di sana. Harta terpendam yang luar biasa

banyaknya!"

Tiba-tiba Jupiter berbicara, "Di sana tidak ada intan lagi, Mr. Jackson -

atau paling-paling tinggal beberapa butir, dan itu Anda ketahui dengan

baik."

Semua berpaling, memandang ke arah Jupiter. "Keadaan pondok ini

tidak seluruhnya sesuai dengan tingkah laku Anda berdua, yang berlagak

menjadi dua orang tua pencari harta dalam tanah, yang pikirannya masih

di masa silam."

"Apa maksudmu, Jupe?" seru Bob heran.

"Maksudnya, kedua orang tua ini untuk sebagian palsu," kata Sam

Reston, "dan kurasa dugaannya itu benar. Tapi bagaimana kau bisa

sampai pada kesimpulan itu, Jupiter?"

Jupiter menunjuk ke pesawat radio. "Radio transistor itu tidak cocok

dengan citra dua laki-laki tua yang tidak waras, yang pikiran mereka

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 103: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

selalu tentang masa silam saja. Dan, buku-buku di rak ini menandakan

perhatian pada dunia modern, hal mana seharusnya tidak boleh ada pada

diri mereka. Menurutku, mereka berdua ini berhasil menemukan siasat

untuk memperoleh belas kasihan dari penduduk sini. sehingga mereka

menyumbangkan perbekalan tanpa banyak bertanya-tanya. Aku juga

yakin, mereka tahu betul, bahwa mereka tidak menemukan tambang

intan."

"Kenapa kau bisa berkata begitu, Jupiter?" tanya Sam Reston. Jupiter

menunjuk ke rak buku.

"Empat dari buku-buku itu mengenai intan. Dan keempat-empatnya

masih baru. Di samping itu, dalam koran ini ada berita panjang-lebar

tentang perampokan intan di museum San Francisco! Ini koran setahun

yang lalu, dan berita itu diberi tanda dengan lingkaran yang dibuat

dengan pensil. Ini koran terbitan San Francisco - jadi mereka sengaja

membelinya."

"Nah - apa kata kalian sekarang?" kata Sam Reston sambil berpaling,

menatap kedua laki-laki tua itu. Ben dan Waldo berpandang-pandangan

. Akhirnya Ben Jackson mengangkat bahu. Ketika ia berbicara lagi,

suara biasa saja. Tidak melengking tinggi seperti tadi.

"Anak itu benar," katanya singkat. "Kami tahu gua itu bukan tambang

intan. Di sekitar sini sama sekali tidak ada intan."

"Ketika menemukan beberapa intan pada saat permulaan, kami memang

menyangka begitu," ­kata Waldo menyambung. "Tapi kami juga tahu, di

sini tidak ada intan. Karenanya Ben lantas mengusahakan buku-buku itu.

Intan-intan yang kami temukan ternyata kebanyakan jenis Afrika.

Kemudian aku pergi ke perpustakaan. Di sana kutemukan berita singkat

dalam koran setempat tentang pencurian itu. Kami lantas membeli

selembar koran terbitan San Francisco. Di dalamnya ada keterangan

mengenai batu-batu itu, sehingga dengan begitu kami tahu bahwa itu

intan-intan yang dicuri."

Kini Ben menyambung lagi, "Intan-intan yang kami temukan itu berasal

dari pencurian - karena itu kami memutuskan untuk menguasainya. Tidak

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 104: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

ada orang lain yang tahu, kecuali pencuri itu. Kami mulai menggali, dan

ternyata banyak sekali intan yang kami temukan di tempat itu!"

"Cuma susahnya, liang-liang yang kami buka menyebabkan gua mulai

meraung lagi," kata Waldo melanjutkan. "Mula-mula kami malah senang,

karena itu menyebabkan tidak ada yang berani datang ke sana.

Kemudian Mr. Dalton datang memeriksa, bersama sheriff. Karena itu

aku lantas naik ke puncak gunung. Setiap kali ada orang menghampiri

gua, aku memberi isyarat pada Ben untuk menutup gua sampai orang itu

pergi lagi."

Ben Jackson tertawa terkekeh. "Semuanya termakan oleh siasat kami.

Aku pernah berhasil menyebabkan kalian lari dari sana sekali," katanya

sambil memandang Bob dan Jupiter. "Cuma yang tidak kumengerti

bagaimana kalian sekarang bisa masuk tanpa dilihat oleh Waldo."

Jupiter bercerita tentang siasatnya, dengan Bob serta boneka yang dua

buah, sementara kedua laki-laki tua mendengarkan dengan kagum. Ben

Jackson tertawa geli setelah Jupiter selesai dengan ceritanya.

"Bukan main! Aku kan sudah mengatakan, kalian pintar-pintar. Betul! Kau

berhasil menipu kami."

"Ini bukan urusan yang jenaka, Mr. Jackson," kata Sam Reston dengan

galak. "Menyimpan barang curian merupakan kejahatan serius."

Ben tertawa nyengir, agak malu-malu. "Aku tidak tahu pasti, apakah

kami memang benar-benar hendak menahannya terus. Cuma selama ini

kami belum pernah sungguh-sungguh berhasil - dan rasanya asyik sekali

menggalinya. Kami merasa kembali menjadi pencari harta yang

sungguhan. Kurasa perbuatan kami itu tidak benar, tapi kami

beranggapan bahwa yang rugi karenanya cuma pencuri itu saja. Setidak-

tidaknya selama kami belum memutuskan apa yang akan kami lakukan

dengan intan-intan itu."

"Lalu bagaimana dengan kecelakaan-kecelakaan itu?" tanya Bob sengit.

"Dan batu besar yang nyaris menimpa kami?"

"Itu kebanyakan memang benar-benar kecelakaan," kata Waldo

menjelaskan. "Biasa terjadi di ­sekitar sini. Orang menjadi gugup karena

bunyi raungan, sehingga tambah tidak berhati-hati. Tapi batu yang

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 105: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

hampir mengenai kalian itu kesalahanku. Saat aku sedang mengamat-

amati kalian, kakiku menyenggol batu sehingga jatuh terguling ke bawah.

Aku sama sekali tidak berniat mencederai siapa-siapa."

Sam Reston menatap kedua laki-laki tua itu dengan galak. "Tentang

kalian, akan kuputuskan nanti," katanya sambil meraup intan yang

bertumpuk di meja lalu memasukkan semuanya kembali ke dalam kantung

kulit, diikuti pandangan Ben dan Waldo yang menampakkan rasa sesal

dan kecewa.

"Kalian bertindak konyol," sambung Mr. Reston, "tapi di pihak lain,

karena kalian intan-intan curian ini bisa ditemukan kembali. Mungkin

kalian berniat akan mengembalikannya, kapan-kapan. Siapa tahu? Saat

ini aku masih harus mencari pencuri."

"Aku sempat berpikir-pikir tentang Schmidt itu, Mr. Reston," kata

Jupiter setelah diam saja selama beberapa saat. "Aku yakin, ia tahu

bahwa Ben dan Waldo ini melakukan penggalian dalam gua. Ia juga pasti

tahu bahwa mereka menemukan intan-intan curiannya. Aku yakin bahwa

ia akan datang lagi untuk mengambil intan-intan itu kembali. Ini

menimbulkan gagasan pada diriku. Anda bisa memasang jebakan untuk

menangkapnya."

Saat itu terdengar suara yang tidak begitu jelas di belakang mereka.

"Kau pintar. Aku memang kembali!" Semua yang ada dalam pondok itu

kaget, lalu berpaling ke arah datangnya suara. Mereka melihat orang

berdiri di ambang pintu. El Diablo palsu! Topeng mukanya menampakkan

wajah remaja dan kaku, sekaku ketika menyergap Pete dan Jupiter

dalam gua. Tangan kirinya menggenggam pistol yang sama seperti saat

itu.

"Jangan bergerak," kata Mr. Reston pada Bob dan Jupiter. "Jika ini

Schmidt, dia berbahaya."

Sambil berbicara detektif itu melirik ke pistolnya yang tadi

digeletakkan di atas meja.

"Nasihat yang baik sekali," sergah El Diablo palsu dengan suara tak

terdengar jelas. "Aku memang Schmidt," Ia menggerak-gerakkan

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 106: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

pistolnya, menyuruh semuanya berdiri menghadap dinding. "Jangan

coba-coba mengambil pistolmu, Reston!"

Mr. Reston, Bob, dan Jupiter, begitu pula Ben Jackson dan Waldo

Turner - semua berdiri menghadap dinding.

"Kau, yang kecil," kata Schmidt pada Bob, "ambil tali yang di pojok itu.

Ikat Reston. Cepat!"

"Ikuti katanya, Bob," kata Sam Reston. Dengan perasaan gugup, Bob

pergi mengambil tali lalu mengikat tangan dan kaki detektif itu.

Kemudian Schmidt menggerak-gerakkan pistolnya lagi, menyuruh Bob

menjauh, lalu diperiksanya keteguhan ikatan yang meringkus Mr. Reston.

Rupanya ia puas. Ia melangkah mundur.

"Sekarang kalian ikat kedua laki-laki tua itu," katanya. Bob dan Jupiter

mengikat Ben dan Waldo.

Setelah itu Bob mengikat Jupiter, sedang ia sendiri diikat oleh

Schmidt. Akhirnya semua terbaring di lantai dalam keadaan terikat

erat. Penjahat yang menyergap mereka menghampiri meja, lalu

mengambil kantung kulit yang terletak di atasnya.

"Aku harus mengucapkan terima kasih pada kalian karena sudah

menyiapkan intan-intan ini untuk kuambil," katanya dengan nada

mengejek. "Jadi aku tidak perlu lagi repot-repot menggali dari bawah

timbunan batu bekas gempa bumi. Tapi selama ini pun aku mengawasi

terus. Aku tidak mau kehilangan begitu saja, setelah repot-repot

mencurinya."

Penjahat itu tertawa kecil. "Kalian berdua agak bandel dan merepotkan,"

katanya pada Bob. dan Jupiter, "tapi begitu aku melihat tangki-tangki

udara kalian, aku langsung bisa menebak niat kalian. Aku sebenarnya

agak gugup ketika menyadari bahwa Reston sudah dekat lagi dalam

usahanya mengejar diriku. Tapi akhirnya semua beres."

Penjahat itu membungkuk, berlagak memberi hormat pada kelima

korbannya yang terikat di lantai, lalu pergi meninggalkan pondok.

"Seharusnya aku menyadari bahwa ia mengamat-amati kita," kata

Jupiter sambil mengeluh. "Ketika ia menyergap kita dalam gua tadi,

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 107: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

sudah jelas bahwa ia tahu tentang penggalian yang dilakukan oleh Ben -

karena kita bisa mendengar bunyinya di tempat ia menyergap kita."

"Jangan persalahkan dirimu, Jupiter," kata Sam Reston. "Kau sudah

berhasil menyelidiki seluruh kasus ini. Aku seharusnya menyadari bahwa

Ben dan Waldo sebenarnya hanya dijadikan alat saja oleh Schmidt."

"Yah - setidak-tidaknya dugaan Jupe tadi benar," kata Bob. "Pencuri itu

ternyata memang datang lagi."

"Apa gunanya berhasil menyelidiki misteri, apabila bahkan melihat muka

penjahatnya saja tidak bisa?" kata Jupiter dengan nada tidak puas.

Keningnya berkerut. "Sekarang ia pasti akan melarikan diri, sedang kita

tetap tidak tahu bagaimana tampangnya. Mr. Reston terpaksa mulai lagi

dari -"

Jupiter tidak menyelesaikan kalimatnya. Mulutnya ternganga, sedang

matanya menatap jauh seperti kena sihir.

"Jupe?" sapa Bob kaget.

"Ada apa, Jupe?" kata Sam Reston Jupiter terkejap-kejap matanya,

seakan-akan baru bangun.

"Kita harus bisa membebaskan diri!" serunya sambil meronta-ronta,

berusaha melepaskan tali yang mengikat tangan dan kakinya. "Kita harus

cepat-cepat mengejarnya!"

Sam Reston hanya menggeleng saja dengan suram. "Ia pasti sudah jauh

sekarang, Jupiter. Tidak mungkin ia masih ada di sini."

"Belum tentu," kata Jupiter. "Apanya yang belum tentu, Jupe?" tanya

Bob. Jupiter tidak sempat menjawab, karena saat itu terdengar bunyi

langkah kuda mendekat. Sesaat kemudian pintu pondok dibuka dengan

tiba-tiba. Seorang laki-laki berbadan besar yang belum pernah dilihat

oleh Bob dan Jupiter masuk, lalu memandang kelima orang yang terikat

di lantai dengan mata melotot.

"Ada apa di sini?" katanya dengan suara berat, lalu menatap Bob dan

Jupiter. "Kalian ini macam-macam saja!"

Kedua remaja itu memandang laki-laki yang menyapa mereka, lalu

tertawa nyengir dengan perasaan lega. Di belakang laki-laki itu

tersembul muka Pete dan Mrs. Dalton.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 108: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

Bab 18 Topeng El Diablo Tersingkap

LAKI-LAKI bertubuh besar itu ternyata sheriff. Petugas keamanan

daerah Santa Carla itu mula-mula marah sekali pada Jupiter beserta

kedua temannya, karena berusaha menyelidiki misteri itu sendiri saja.

"Anak-anak tidak ada urusannya, menguber pencuri permata yang

berbahaya!" bentaknya.

"Kalian kan bisa celaka dalam gua itu," kata Mrs. Dalton menambahkan.

"Coba Pete tidak melihat tanda-tanda tanya itu lalu menduga bahwa

kalian mungkin pergi ke pondok Ben, aku tidak tahu apakah kalian bisa

ditemukan!"

Bob nampak merasa kurang enak diomeli begitu. Tapi Jupiter langsung

bereaksi. "Kami minta maaf, Sir," katanya dengan sopan pada sheriff,

"tapi kami sama sekali tidak melakukan sesuatu yang berbahaya dalam

gua itu. Tahu-tahu kami disergap lalu ditawan oleh pencuri yang dikejar-

kejar Mr. Reston ini."

"Itu betul, Sheriff," ujar Sam Reston menyela. "Mereka sama sekali

tidak mungkin tahu bahwa di dalam situ ada penjahat yang berbahaya.

Mereka menyangka bahwa mereka hanya sedang menyelidiki misteri

bunyi raungan saja. Mungkin ditambah dengan kasus yang menyangkut

dua laki-laki tua yang agak aneh tapi sebenarnya tidak apa-apa. Mereka

sama sekali tidak berniat hendak menangkap pencuri permata, sampai

aku kemudian muncul. Akulah yang mengajak mereka mengejar Ben dan

Waldo."

"Itu soal yang ingin kubicarakan dengan Anda nanti," kata sheriff. "Tapi

Anda Mungkin benar. Kurasa para remaja ini sudah bertindak dengan

tidak sembarangan."

"Betul - bahkan melebihi kebanyakan orang dewasa," kata Sam Reston.

"Dan kelihatannya mereka berhasil menyelidiki misteri ini sampai

tuntas, walau si pencuri berhasil melarikan diri."

"Menurut pendapatku, mereka telah membuktikan kemampuannya

sebagai penyelidik yang tangguh," kata Mrs. Dalton sambil tersenyum.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 109: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

"Mereka memang berhasil membongkar kasus ini," kata sheriff. "Sayang

pencuri itu berhasil minggat. Tapi kita lambat laun pasti berhasil juga

menangkapnya."

Saat itu Jupiter berseru memotong. Semua memandang ke arahnya

dengan heran. "Belum tentu ia sudah pergi, Sir," kata Jupiter

bersemangat. "Bahkan mungkin pula ia sama sekali tidak berniat begitu."

"Apa maksudmu?" tanya petugas keamanan itu.

"Tahukah Anda di mana yang lain-lainnya, Sir?" balas Jupiter bertanya

dengan tenang.

"Yang lain? Maksudmu, orang-orang dari ranch? Mereka sedang sibuk

mencari kalian ke mana-mana," kata sheriff. "Dalton beserta anak

buahnya ke pantai, sedang Luke Hardin, Profesor Walsh, dan beberapa

orang lagi ke sisi seberang Gunung Setan."

"Lalu di mana akan berkumpul lagi?" tanya Jupiter. "Di ranch," jawab

sheriff. "Kalau begitu kita harus lekas-lekas ke sana," kata Jupiter

tegas.

Kening petugas keamanan itu berkerut. "Kalau ada sesuatu yang

kauniati, ayo katakan dulu!"

"Tidak ada waktu sekarang, Sir," kata Jupiter sambil menggelengkan

kepala. "Kalau harus saya jelaskan dulu, nanti terlalu lama - sedang kita

harus sudah menyergapnya, sebelum ia sempat menyingkirkan bukti-

bukti yang memberatkan."

"Lebih baik ikuti saja katanya, Sheriff,.' kata Sam Reston mencampuri.

"Berdasarkan pengalaman selama ini, aku sekarang tahu bahwa dia tidak

asal bicara saja."

"Baiklah, kalau begitu," kata sheriff. "Ayo kita berangkat. "

Jupiter naik ke pelana di belakang sheriff, sedang Bob dan Pete ikut

dengan dua orang pembantu petugas keamanan itu, yang selama itu

menunggu di luar di atas kuda masing-masing. Kemudian mereka berpacu

merintis tanah pertanian yang kasar dan berat medannya. Jupiter, Bob,

dan Pete berpegangan kuat-kuat, terombang-ambing, dan terantuk-

antuk di atas pelana tanpa bisa melihat arah yang dituju. Ketika

rombongan itu menghampiri bangunan utama tempat pertanian, mereka

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 110: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

tidak melihat orang di situ. Suasana sunyi sepi. Hanya jendela dapur

saja nampak agak terang, seperti ada sinar samar di dalam.

"Nah - siapa yang kauharapkan akan kita jumpai di sini?" tanya sheriff

pada Jupiter, yang duduk dengan sikap setengah menggelantung di

belakangnya.

Jupiter menggigit bibir. "Aku tahu, ia pasti akan kembali. Rupanya kita

lebih dulu sampai. Ia memang harus pura-pura ikut mencari kami dulu.

Sebaiknya kita turun saja semua, lalu menunggu di tempat gelap."

Sheriff meloncat ke tanah, lalu membantu Jupiter turun. Sesaat

kemudian Sam Reston tiba naik mobilnya.

"Nah," kata sheriff pada Jupiter, "sekarang ceritakan untuk apa kita

semua kau suruh bergegas-gegas tadi."

"Begini, Sir," kata Jupiter memulai penjelasannya. "Saya teringat pada

beberapa hal yang dikatakan penjahat itu ketika di pondok tadi.

Informasi itu saya hubungkan dengan beberapa fakta yang ada, lalu..."

Saat itu muncul seseorang dari samping rumah. Jalannya terpincang-

pincang "Wah, rupanya Anda sudah berhasil menemukan mereka,

Sheriff," kata Profesor Walsh, karena dialah orang yang baru muncul

itu.

"Hebat! Kalian rupanya sibuk sekali tadi, ya?" sambungnya sambil

menoleh pada anak-anak. Ia tersenyum. Matanya nampak ramah, di balik

lensa kaca mata yang tebal. Ia menjamah kaki kirinya. "Aku tadi

terjatuh, sehingga kakiku robek. Besar juga lukanya," katanya

menyambung. "Aku terpaksa pulang dulu untuk membalutnya."

"Tepat sekali Anda datang, Profesor," kata sheriff. "Jupiter Jones

baru saja hendak memberi penjelasan tentang sesuatu hal."

"Sekarang itu tidak perlu lagi, Sheriff," kata Jupiter tenang. "Saya

sarankan Anda menggeledah Profesor Walsh, untuk mencari intan-intan

itu. Pasti ia tidak mau berpisah lagi dari barang-barang itu sekarang -

apalagi mengingat bahwa ia yakin sekali kita tidak menduga bahwa ia

sebenarnya Laszlo Schmidt."

"Schmidt? - Schmidt!" seru Sam Reston, sambil menatap Profesor

Walsh dengan mata terbelalak.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 111: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

"Kemungkinannya intan-intan itu disembunyikan di bawah pembalut

kakinya yang katanya luka itu," kata Jupiter lagi.

Profesor Walsh berteriak. Ia berbalik dengan cepat, lalu lari. Seketika

itu juga semua mengejarnya, kecuali Bob, Pete, dan Mrs. Dalton. Mereka

ini berpaling, memandang Jupiter dengan sikap bingung. Penyelidik

Pertama Trio Detektif hanya berdiri saja sambil tertawa-tawa nyengir.

Bab 19 Laporan pada Alfred Hitchcock

"JADI intan-intan itu kemudian ternyata memang ditemukan di bawah

pembalut kaki Profesor Walsh, Jones?" tanya Alfred Hitchcock.

"Betul, Sir," kata Jupiter. "Profesor itu berhasil dikejar ketika ia

sampai di mobilnya, yang berpelat nomor Nevada itu. Kemudian ternyata

bahwa mobilnya ada dua buah. Mobil yang memakai pelat nomor Nevada

disembunyikannya dalam suatu jurang sempit di Lembah Raungan.

Kostum El Diablo dan topeng plastik disimpannya di situ. Tidak dibuang,

karena ia merasa yakin takkan ada yang mengira bahwa ia sebenarnya

Laszlo Schmidt."

"Ya, ya - perasaan penjahat ulung yang terlalu yakin pada dirinya

sendiri," kata sutradara termasyhur itu dengan sikap serius. "Kalian

telah bekerja dengan baik sekali, Anak-anak!"

Saat itu satu minggu sesudah Profesor Walsh alias Laszlo Schmidt

berhasil ditangkap. Anak-anak baru saja kembali dari liburan selama

satu minggu di tempat pertanian Mr. dan Mrs. Dalton. Selama itu

mereka asyik berenang-renang, menunggang kuda, serta ikut mendalami

pekerjaan di ranch. Kini mereka berada di dalam kantor Alfred

Hitchcock, untuk menyampaikan laporan tentang Misteri Gua Raungan

pada sutradara film yang terkenal itu, berdasarkan catatan yang dibuat

oleh Bob.

"Rasanya aku sekarang sudah cukup mengerti, tentang rahasia raungan

gua itu," sambung Mr. Hitchcock. "Begitu pula tentang apa yang

dilakukan oleh Ben dan Waldo. Lalu apa yang akhirnya terjadi dengan

kedua laki-laki tua itu?"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 112: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

Bob tertawa nyengir mendengar pertanyaan itu. "Sheriff akhirnya

menarik kesimpulan bahwa mereka sama sekali tidak sempat melakukan

kejahatan. Ia lebih cenderung berpendapat bahwa akhirnya mereka

pasti akan menyerahkan intan-intan curian itu pada pihak yang

berwenang. Mr. dan Mrs. Dalton bahkan memaafkan perbuatan mereka,

menakut-nakuti orang supaya jangan berani datang ke Gua Raungan."

Mr. Hitchcock mengangguk-angguk. "Jadi akhirnya begitu! Ya - kurasa

mereka hanya tergiur saja sebentar karena membayangkan berhasil

menemukan harta tambangan."

"Kalau begitu Anda bersedia menulis kata pengantar untuk laporan kami

ini, Sir?" sela Pete cepat -cepat.

"He, tunggu dulu!" kata Mr. Hitchcock dengan suara keras. "Aku belum

mengatakan apa-apa. Aku memang sudah berjanji akan menulis kata

pengantar untuk tiap kisah petualangan kalian yang kunilai cukup

menarik - dan aku juga sudah memahami seluk-beluk raungan serta

kedua pencari harta tambangan itu. Tapi aku belum mendengar

keterangan, bagaimana Jupiter tahu-tahu bisa menarik kesimpulan

bahwa El Diablo dan Profesor Walsh sebenarnya satu orang - yaitu

Laszlo Schmidt."

Jupiter duduk sambil mencondongkan dirinya ke depan. "Begini, Sir,"

katanya menjelaskan. "Waktu itu saya mulai bertanya-tanya dalam hati,

mungkinkah El Diablo palsu itu sebenarnya Profesor Walsh. Kemudian

saya sampai pada kesimpulan, bahwa ia juga yang paling mungkin Laszlo

Schmidt. Ia satu-satunya pendatang baru di Crooked- Y Ranch. Sedang

riwayat hidupnya sebagai guru besar, dengan gampang saja bisa

dipalsukan."

Mr. Hitchcock mengangguk. "Ya, itu bisa kubayangkan. Ia baru setahun

berada di daerah situ, dan lebih mudah menyatakan diri sebagai guru

besar, daripada bekas jago menunggang kuda liar di rodeo, atau mandor

di tempat pertanian. Tapi apa sebabnya kau lantas mencurigainya?"

Kening Jupiter berkerut. "Sebetulnya saya harus lebih cepat

memperhitungkan dirinya sebagai orang yang layak dicurigai. Tapi terus

terang saja, saya baru sadar ketika kami disergap dalam Pondok Ben

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 113: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

Jackson. Semua baru tersingkap bagi saya, setelah mendengar

ucapannya sehabis mengikat kami."

Mr. Hitchcock membalik kertas-kertas catatan Bob. . "Tidak banyak

yang dikatakannya saat itu," kata sutradara itu setelah membaca

sebentar.

"Memang tidak banyak tapi cukup," balas Jupiter. "pertama - ia

menyebut tangki-tangki udara kami. Hanya orang yang ada di tempat

pertanian saja yang mungkin sempat melihat barang-barang itu. Lalu

kedua, suaranya. Walau ia menyamarkannya di balik topeng, tapi ia tidak

bisa menyembunyikan cara bicaranya. Lalu ketika saya berpikir-pikir

tentang petunjuk-petunjuk lainnya, saya tiba-tiba menyadari bahwa itu

cara Profesor Walsh berbicara."

Mata Mr. Hitchcock berbinar-binar. "Begitu," katanya. "Ya, memang -

pola bicara seseorang bisa merupakan petunjuk yang sangat jelas."

"Kemudian ia juga mengatakan bahwa ia menjadi gugup ketika menyadari

bahwa Mr. Reston sudah menemukan jejaknya kembali. Ucapan itu

memberikan dua petunjuk bagi saya. Pertama, El Diablo palsu itu

mengenal Mr. Reston. Dan kedua - ia tahu bahwa Mr. Reston sudah

dekat sekali dalam melacak jejaknya."

"Ya, tentu saja!" ujar Mr. Hitchcock. "Reston mengatakan pada kalian

bahwa Laszlo Schmidt mengenal tampangnya. Sedang selama ini hanya

kalian saja yang pernah melihat detektif itu. Kalian bercerita tentang

tampangnya sekarang pada orang-orang di tempat pertanian. Jadi jelas

bahwa El Diablo palsu itu orang yang mengenal tampang Reston dari

cerita kalian!"

"Tepat, Sir," kata Jupiter sependapat.

"Tapi semuanya itu terjadi secara kebetulan saja, Anak muda," kata Mr.

Hitchcock sambil mengerutkan kening. "Memang cocok dengan Profesor

Walsh - tapi dicocokkan dengan yang lain-lainnya di tempat pertanian,

juga bisa. Apa yang menyebabkan kecurigaanmu semakin mengarah pada

Profesor Walsh?"

"Karena pistolnya, Sir," kata Jupiter dengan nada puas.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 114: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

"Pistol?" ulang sutradara kenamaan itu, sambil menyimak catatan Bob

yang ada di tangannya.

"Aku tidak membaca apa-apa di sini mengenainya - maksudku, yang

istimewa."

"Bukan pistol itu sendiri, melainkan cara dia memegangnya," kata

Jupiter dengan cepat. "Begini soalnya, Sir. El Diablo palsu yang

menyergap kami menggenggam pistol dengan tangan kiri. Sarung pistol

juga tergantung di pinggang sebelah kiri. Tapi semua buku dan gambar

yang ada menunjukkan bahwa El Diablo tidak kidal. Kerangka El Diablo

sejati yang kami temukan dalam gua, juga menggenggam pistol dengan

tangan kanan. Jadi-"

"Astaga!n seru Mr. Hitchcock. "Keterlaluan - petunjuk begitu penting

sampai tak kusadari! Tentu saja, Jones - hanya profesor gadungan itu

saja yang menganut teori bahwa El Diablo itu kidal! Ia terperangkap

oleh teorinya sendiri!"

"Memang. Sir," kata Jupiter sambil nyengir gembira. "Ia ternyata

memang benar-benar profesor, di samping pencuri ulung. Seperti

dikatakan oleh Mr. Reston, lima tahun lamanya orang itu membangun

identitas baru. Ia memang benar-benar Profesor Walsh, dan ia juga

benar-benar ahli tentang sejarah California. Ia sedang menulis buku

tentang El Diablo, dan ketika ia menirukan bandit itu secara otomatis ia

menyesuaikan diri dengan teorinya sendiri!"

Mr. Hitchcock tertawa terbahak-bahak. "Prestasi kalian kali ini benar-

benar gemilang, Jones. Dengan senang hati aku bersedia menuliskan

kata pengantar untuk kisah petualangan kalian ini. Bukan main! Terjebak

sendiri - karena memakai tangan kiri!"

Anak-anak berseri-seri mendengar pujian itu. Kemudian Jupiter

menyodorkan pistol kuno yang ditemukannya bersama Pete dalam

genggaman kerangka El Diablo yang asli.

"Mungkin Anda mau menerima ini, Sir - kenang-kenangan dari Misteri

Gua Raungan," kata Jupiter.

"Wah! Pistol El Diablo yang sejati." Mr. Hitchcock mengamat-amati

senjata api itu dengan kagum. "Tentu saja aku mau. Pasti akan kusimpan

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 115: TRIO DETEKTIF MISTERI GUA RAUNGAN Ebook by …f09.wapka-files.com/download/f/5/f/167528_f5fd7255bcaa850c3697973… · Menegakkan bulu roma. ... Pete memandangnya dengan mata membesar

baik-baik. Pada hakikatnya kalian bukan hanya berhasil menjelaskan

teka-teki yang menyelubungi gua yang meraung, serta pencurian intan

itu - tapi juga menamatkan riwayat takhyul mengenai diri El Diablo."

"Wah,"' kata Pete kagum. "Betul juga!"

"Kini tinggal satu pertanyaan lagi yang ingin kuketahui jawabannya dari

kalian," kata Mr. Hitchcock dengan mata bersinar jenaka. "Betulkah

dalam telaga gua itu ada Si Tua? Mungkinkah makhluk itu yang

membinasakan El Diablo?"

Jupiter nampak merenung lagi. "Yah - legenda tentang Si Tua sudah

lama dikenal orang di sana - sejak zaman dulu. Mungkin saja ada dasar

kebenarannya. Menarik juga, kembali ke sana untuk memeriksa apakah

benar-benar ada sesuatu dalam telaga itu."

"Aduh, jangan," keluh Bob dan Pete serempak.

Tapi Jupiter tidak mengacuhkan mereka. Ia hanya menggumam. "Hmm -

ingin tahu juga aku ...."

Alfred Hitchcock memandang pistol yang tergeletak di mejanya,

setelah Jupiter beserta kedua temannya pergi. Sutradara itu

tersenyum. Ternyata, sekali lagi Trio Detektif berhasil menyingkapkan

misteri yang membingungkan kalangan orang dewasa. Ia bertanya-tanya

dalam hati, teka-teki apa lagi yang akan menyibukkan ketiganya sesudah

ini. Mungkin saja Si Tua yang ada dalam gua. Tapi kalau tidak, yang jelas

pasti urusan yang sama misteriusnya!

Selesai

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia