trauma tumpul abdomen
DESCRIPTION
tutorialTRANSCRIPT
1
TRAUMA TUMPUL ABDOMEN
Distensi abdominal merupakan proses peningkatan tekanan
abdominal yang menghasilkan peningkatan tekanan dalam
perut dan menekan dinding perut. Distensi dapat terjadi
ringan ataupun berat tergantung dari tekanan yang
dihasilakan. Distensi abdominal dapat terjadi lokal atau
menyeluruh dan dapat secara bertahap atau secara tiba-tiba.
Jejas sel merupakan keadaan dimana sel beradaptasi secara
berlebih atau sebaliknya, sel tidak memungkinkan untuk
beradaptasi secara normal.
Hematoma adalah sekumpulan darah yang mengalami
ekstravasasi dari pembuluh darah ke jaringan luar, bisa
terjadi karena robekan.
Ekskoriasi adalah luka berupa goresan
Nyeri tekan seluruh lapangan abdomen yang menunjukan
adanya rangsangan peritoneum parietal
Trauma Abdomen
Trauma abdomen didefinisikan sebagai trauma yang
melibatkan daerah antara diafragma atas dan panggul bawah
Epidemiologi
Insiden trauma abdomen meningkat dari tahun ke
tahun. Mortalitas biasanya lebih tinggi pada trauma tumpul
abdomen dari pada trauma tusuk. Jejas pada abdomen dapat
disebabkan oleh trauma tumpul atau trauma tajam. Pada
trauma tumpul dengan velositas rendah (misalnya akibat
tinju) biasanya menimbulkan kerusakan satu organ.
Sedangkan trauma tumpul velositas tinggi sering
menimbulkan kerusakan organ multipel. Pada
intraperitoneal, trauma tumpul abdomen paling sering
menciderai organlimpa (40- 55%), hati (35-45%), dan usus
halus (5-10%) (Cho et al, 2012). Sedangkan pada
retroperitoneal, organ yang paling sering cedera adalah
ginjal, dan organ yang paling jarang cedera adalah pankreas
dan ureter (Demetriades, 2000). Pada trauma tajam abdomen
paling sering mengenai hati(40%), usus kecil (30%),
diafragma (20%), dan usus besar (15%) (American College
of Surgeons Committee on Trauma, 2008).
Mekanisme
Trauma dibagi menjadi trauma tumpul dan trauma
tembus. Trauma tumpul lebih disebabkan karena adanya
deselerasi dan kompresi. Kompresi abdomen dapat terjadi
oleh berbagai benda keras sehingga menyebabkan pendarhan
2
organ padat dan ruptur pada usus. Deselerasi akan
menyebabkan adanya tarikan atau regangan pada organ yang
terfiksasi dan yang dapat bergerak. Selain itu deselerasi
dapat menyebabkan trauma pada mesentrium, pembuluh
darah besar, organ padat dan ligamentum teres pada hati.
Organ padat, seperti limpa dan hati merupakan jenis organ
yang tersering mengalami terluka setelah trauma tumpul
abdomen terjadi. Bila syok telah lanjut pasien akan
mengalami tatikardi dan peningkatan suhu tubuh , juga
terdapat leukositosis. Biasanya tanda –tanda peritonitis
belum tampak .Pada fase awal perforasi kecil hanya tanda-
tanda tidak khas yang muncul . Bila terdapat kecurigaan
bahwa masuk kerongga abdomen , maka operasi harus
dilakukan.
Ruptur Hati
Hati dapat mengalami laserasi dikarenakan trauma
tumpul ataupun trauma tembus. Hati merupakan
organ yang sering mengalami laserasi, sedangkan
empedu jarang terjadi dan sulit untuk didiagnosis.
Pada trauma tumpul abdomen dengan ruptur hati
sering ditemukan adanya fraktur costa VII – IX. Pada
pemeriksaan fisik sering ditemukan nyeri pada
abdomen kuadran kanan atas. Nyeri tekan dan Defans
muskuler tidak akan tampak sampai perdarahan pada
abdomen dapat menyebabkan iritasi peritoneum (± 2
jam post trauma). Kecurigaan laserasi hati pada
trauma tumpul abdomen apabila terdapat nyeri pada
abdomen kuadran kanan atas. Jika keadaan umum
pasien baik, dapat dilakukan CT Scan pada abdomen
yang hasilnya menunjukkan adanya laserasi. Jika
kondisi pasien syok, atau pasien trauma dengan
kegawatan dapat dilakukan laparotomi untuk melihat
perdarahan intraperitoneal. Ditemukannya cairan
empedu pada lavase peritoneal menandakan adanya
trauma pada saluran empedu.
Ruptur Lien
Limpa merupakan organ yang paling sering cedera
pada saat terjadi trauma tumpul abdomen. Ruptur
limpa merupakan kondisi yang membahayakan jiwa
karena adanya perdarahan yang hebat. Limpa terletak
tepat di bawah rangka thorak kiri, tempat yang rentan
untuk mengalami perlukaan. Limpa membantu tubuh
kita untuk melawan infeksi yang ada di dalam tubuh
dan menyaring semua material yang tidak dibutuhkan
3
lagi dalam tubuh seperti sel tubuh yang sudah rusak.
Limpa juga memproduksi sel darah merah dan
berbagai jenis dari sel darah putih. Robeknya limpa
menyebabkan banyaknya darah yang ada di rongga
abdomen. Ruptur pada limpa biasanya disebabkan
hantaman pada abdomen kiri atas atau abdomen kiri
bawah. Kejadian yang paling sering meyebabkan
ruptur limpa adalah kecelakaan olahraga, perkelahian
dan kecelakaan mobil. Perlukaan pada limpa akan
menjadi robeknya limpa segera setelah terjadi trauma
pada abdomen.
Pada pemeriksaan fisik, gejala yang khas adanya
hipotensi karena perdarahan. Kecurigaan terjadinya
ruptur limpa dengan ditemukan adanya fraktur costa
IX dan X kiri, atau saat abdomen kuadran kiri atas
terasa sakit serta ditemui takikardi. Biasanya pasien
juga mengeluhkan sakit pada bahu kiri, yang tidak
termanifestasi pada jam pertama atau jam kedua
setelah terjadi trauma. Tanda peritoneal seperti nyeri
tekan dan defans muskuler akan muncul setelah
terjadi perdarahan yang mengiritasi peritoneum.
Semua pasien dengan gejala takikardi atau hipotensi
dan nyeri pada abdomen kuadran kiri atas harus
dicurigai terdapat ruptur limpa sampai dapat
diperiksa lebih lanjut. Penegakan diagnosis dengan
menggunakan CT scan. Ruptur pada limpa dapat
diatasi dengan splenectomy, yaitu pembedahan
dengan pengangkatan limpa. Walaupun manusia tetap
bisa hidup tanpa limpa, tapi pengangkatan limpa
dapat berakibat mudahnya infeksi masuk dalam tubuh
sehingga setelah pengangkatan limpa dianjurkan
melakukan vaksinasi terutama terhadap pneumonia
dan flu diberikan antibiotik sebagai usaha preventif
terhadap terjadinya infeksi.
Ruptur Usus Halus
Sebagian besar, perlukaan yang merobek dinding
usus halus karena trauma tumpul menciderai usus dua
belas jari. Dari pemeriksaan fisik didapatkan gejala
‘burning epigastric pain’ yang diikuti dengan nyeri
tekan dan defans muskuler pada abdomen.
Perdarahan pada usus besar dan usus halus akan
diikuti dengan gejala peritonitis secara umum pada
jam berikutnya. Sedangkan perdarahan pada usus dua
belas jari biasanya bergejala adanya nyeri pada
4
bagian punggung. Diagnosis ruptur usus ditegakkan
dengan ditemukannya udara bebas dalam
pemeriksaan Rontgen abdomen. Sedangkan pada
pasien dengan perlukaan pada usus dua belas jari dan
colon sigmoid didapatkan hasil pemeriksaan pada
Rontgen abdomen dengan ditemukannya udara dalam
retroperitoneal.
Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis trauma abdomen dapat meliputi : nyeri
(khususnya karena gerakan),nyeri tekan dan lepas(mungkin
menandakan iritasi peritonium karena cairan gastrointestinal
atau darah)distensi abdomen ,demam, anoreksia, mual dan
muntah ,tatikardi ,peningkatan suhu tubuh ( Smeltzer,2001)