trauma tumpul abdomen

7
1 TRAUMA TUMPUL ABDOMEN Distensi abdominal merupakan proses peningkatan tekanan abdominal yang menghasilkan peningkatan tekanan dalam perut dan menekan dinding perut. Distensi dapat terjadi ringan ataupun berat tergantung dari tekanan yang dihasilakan. Distensi abdominal dapat terjadi lokal atau menyeluruh dan dapat secara bertahap atau secara tiba-tiba. Jejas sel merupakan keadaan dimana sel beradaptasi secara berlebih atau sebaliknya, sel tidak memungkinkan untuk beradaptasi secara normal. Hematoma adalah sekumpulan darah yang mengalami ekstravasasi dari pembuluh darah ke jaringan luar, bisa terjadi karena robekan. Ekskoriasi adalah luka berupa goresan Nyeri tekan seluruh lapangan abdomen yang menunjukan adanya rangsangan peritoneum parietal Trauma Abdomen Trauma abdomen didefinisikan sebagai trauma yang melibatkan daerah antara diafragma atas dan panggul bawah Epidemiologi Insiden trauma abdomen meningkat dari tahun ke tahun. Mortalitas biasanya lebih tinggi pada trauma tumpul abdomen dari pada trauma tusuk. Jejas pada abdomen dapat disebabkan oleh trauma tumpul atau trauma tajam. Pada trauma tumpul dengan velositas rendah (misalnya akibat tinju) biasanya menimbulkan

Upload: thariq-mubaraq-drc

Post on 22-Dec-2015

10 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

tutorial

TRANSCRIPT

Page 1: Trauma Tumpul Abdomen

1

TRAUMA TUMPUL ABDOMEN

Distensi abdominal merupakan proses peningkatan tekanan

abdominal yang menghasilkan peningkatan tekanan dalam

perut dan menekan dinding perut. Distensi dapat terjadi

ringan ataupun berat tergantung dari tekanan yang

dihasilakan. Distensi abdominal dapat terjadi lokal atau

menyeluruh dan dapat secara bertahap atau secara tiba-tiba.

Jejas sel merupakan keadaan dimana sel beradaptasi secara

berlebih atau sebaliknya, sel tidak memungkinkan untuk

beradaptasi secara normal.

Hematoma adalah sekumpulan darah yang mengalami

ekstravasasi dari pembuluh darah ke jaringan luar, bisa

terjadi karena robekan.

Ekskoriasi adalah luka berupa goresan

Nyeri tekan seluruh lapangan abdomen yang menunjukan

adanya rangsangan peritoneum parietal

Trauma Abdomen

Trauma abdomen didefinisikan sebagai trauma yang

melibatkan daerah antara diafragma atas dan panggul bawah

Epidemiologi

Insiden trauma abdomen meningkat dari tahun ke

tahun. Mortalitas biasanya lebih tinggi pada trauma tumpul

abdomen dari pada trauma tusuk. Jejas pada abdomen dapat

disebabkan oleh trauma tumpul atau trauma tajam. Pada

trauma tumpul dengan velositas rendah (misalnya akibat

tinju) biasanya menimbulkan kerusakan satu organ.

Sedangkan trauma tumpul velositas tinggi sering

menimbulkan kerusakan organ multipel. Pada

intraperitoneal, trauma tumpul abdomen paling sering

menciderai organlimpa (40- 55%), hati (35-45%), dan usus

halus (5-10%) (Cho et al, 2012). Sedangkan pada

retroperitoneal, organ yang paling sering cedera adalah

ginjal, dan organ yang paling jarang cedera adalah pankreas

dan ureter (Demetriades, 2000). Pada trauma tajam abdomen

paling sering mengenai hati(40%), usus kecil (30%),

diafragma (20%), dan usus besar (15%) (American College

of Surgeons Committee on Trauma, 2008).

Mekanisme

Trauma dibagi menjadi trauma tumpul dan trauma

tembus. Trauma tumpul lebih disebabkan karena adanya

deselerasi dan kompresi. Kompresi abdomen dapat terjadi

oleh berbagai benda keras sehingga menyebabkan pendarhan

Page 2: Trauma Tumpul Abdomen

2

organ padat dan ruptur pada usus. Deselerasi akan

menyebabkan adanya tarikan atau regangan pada organ yang

terfiksasi dan yang dapat bergerak. Selain itu deselerasi

dapat menyebabkan trauma pada mesentrium, pembuluh

darah besar, organ padat dan ligamentum teres pada hati.

Organ padat, seperti limpa dan hati merupakan jenis organ

yang tersering mengalami terluka setelah trauma tumpul

abdomen terjadi. Bila syok telah lanjut pasien akan

mengalami tatikardi dan peningkatan suhu tubuh , juga

terdapat leukositosis. Biasanya tanda –tanda peritonitis

belum tampak .Pada fase awal perforasi kecil hanya tanda-

tanda tidak khas yang muncul . Bila terdapat kecurigaan

bahwa masuk kerongga abdomen , maka operasi harus

dilakukan.

Ruptur Hati

Hati dapat mengalami laserasi dikarenakan trauma

tumpul ataupun trauma tembus. Hati merupakan

organ yang sering mengalami laserasi, sedangkan

empedu jarang terjadi dan sulit untuk didiagnosis.

Pada trauma tumpul abdomen dengan ruptur hati

sering ditemukan adanya fraktur costa VII – IX. Pada

pemeriksaan fisik sering ditemukan nyeri pada

abdomen kuadran kanan atas. Nyeri tekan dan Defans

muskuler tidak akan tampak sampai perdarahan pada

abdomen dapat menyebabkan iritasi peritoneum (± 2

jam post trauma). Kecurigaan laserasi hati pada

trauma tumpul abdomen apabila terdapat nyeri pada

abdomen kuadran kanan atas. Jika keadaan umum

pasien baik, dapat dilakukan CT Scan pada abdomen

yang hasilnya menunjukkan adanya laserasi. Jika

kondisi pasien syok, atau pasien trauma dengan

kegawatan dapat dilakukan laparotomi untuk melihat

perdarahan intraperitoneal. Ditemukannya cairan

empedu pada lavase peritoneal menandakan adanya

trauma pada saluran empedu.

Ruptur Lien

Limpa merupakan organ yang paling sering cedera

pada saat terjadi trauma tumpul abdomen. Ruptur

limpa merupakan kondisi yang membahayakan jiwa

karena adanya perdarahan yang hebat. Limpa terletak

tepat di bawah rangka thorak kiri, tempat yang rentan

untuk mengalami perlukaan. Limpa membantu tubuh

kita untuk melawan infeksi yang ada di dalam tubuh

dan menyaring semua material yang tidak dibutuhkan

Page 3: Trauma Tumpul Abdomen

3

lagi dalam tubuh seperti sel tubuh yang sudah rusak.

Limpa juga memproduksi sel darah merah dan

berbagai jenis dari sel darah putih. Robeknya limpa

menyebabkan banyaknya darah yang ada di rongga

abdomen. Ruptur pada limpa biasanya disebabkan

hantaman pada abdomen kiri atas atau abdomen kiri

bawah. Kejadian yang paling sering meyebabkan

ruptur limpa adalah kecelakaan olahraga, perkelahian

dan kecelakaan mobil. Perlukaan pada limpa akan

menjadi robeknya limpa segera setelah terjadi trauma

pada abdomen.

Pada pemeriksaan fisik, gejala yang khas adanya

hipotensi karena perdarahan. Kecurigaan terjadinya

ruptur limpa dengan ditemukan adanya fraktur costa

IX dan X kiri, atau saat abdomen kuadran kiri atas

terasa sakit serta ditemui takikardi. Biasanya pasien

juga mengeluhkan sakit pada bahu kiri, yang tidak

termanifestasi pada jam pertama atau jam kedua

setelah terjadi trauma. Tanda peritoneal seperti nyeri

tekan dan defans muskuler akan muncul setelah

terjadi perdarahan yang mengiritasi peritoneum.

Semua pasien dengan gejala takikardi atau hipotensi

dan nyeri pada abdomen kuadran kiri atas harus

dicurigai terdapat ruptur limpa sampai dapat

diperiksa lebih lanjut. Penegakan diagnosis dengan

menggunakan CT scan. Ruptur pada limpa dapat

diatasi dengan splenectomy, yaitu pembedahan

dengan pengangkatan limpa. Walaupun manusia tetap

bisa hidup tanpa limpa, tapi pengangkatan limpa

dapat berakibat mudahnya infeksi masuk dalam tubuh

sehingga setelah pengangkatan limpa dianjurkan

melakukan vaksinasi terutama terhadap pneumonia

dan flu diberikan antibiotik sebagai usaha preventif

terhadap terjadinya infeksi.

Ruptur Usus Halus

Sebagian besar, perlukaan yang merobek dinding

usus halus karena trauma tumpul menciderai usus dua

belas jari. Dari pemeriksaan fisik didapatkan gejala

‘burning epigastric pain’ yang diikuti dengan nyeri

tekan dan defans muskuler pada abdomen.

Perdarahan pada usus besar dan usus halus akan

diikuti dengan gejala peritonitis secara umum pada

jam berikutnya. Sedangkan perdarahan pada usus dua

belas jari biasanya bergejala adanya nyeri pada

Page 4: Trauma Tumpul Abdomen

4

bagian punggung. Diagnosis ruptur usus ditegakkan

dengan ditemukannya udara bebas dalam

pemeriksaan Rontgen abdomen. Sedangkan pada

pasien dengan perlukaan pada usus dua belas jari dan

colon sigmoid didapatkan hasil pemeriksaan pada

Rontgen abdomen dengan ditemukannya udara dalam

retroperitoneal.

Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis trauma abdomen dapat meliputi : nyeri

(khususnya karena gerakan),nyeri tekan dan lepas(mungkin

menandakan iritasi peritonium karena cairan gastrointestinal

atau darah)distensi abdomen ,demam, anoreksia, mual dan

muntah ,tatikardi ,peningkatan suhu tubuh ( Smeltzer,2001)