trauma pelvis
DESCRIPTION
ppt trauma pelvisTRANSCRIPT
Trauma Pelvis
By : Kelompok 8
TRAUMA PELVIS
• Fraktur pelvis berhubungan dengan injuri arteri mayor, saluran kemih bagian bawah, uterus, testis, anorektal dinding abdomen, dan tulang belakang.
• Dapat menyebabkan hemoragi (pelvis dapat menahan sebanyak + 4 liter darah) dan umumnya timbul manifestasi klinis seperti hipotensi, nyeri dengan penekanan pada pelvis, perdarahan peritoneum atau saluran kemih.
Etiologi
• Trauma langsung• Trauma tidak langsung• Proses penyakit• Compresion force: klien yang melompat dari
tempat ketinggian dapat mengakibatkan fraktur kompresi tulang belakang.
• Muscle (otot): akibat regangan otot yang kuat
Klasifikasi
Patofisiologi
WOC
Manifestasi Klinis
• Klien datang dalam keadaan anemia dan syok karena perdarahan yang hebat.
• Terdapat gangguan fungsi anggota gerak.
• Diikuti tanda gejala fraktur secara umum, seperti : fungsi berubah, bengkak, kripitasi, sepsis pada fraktur terbuka, deformitas.
Komplikasi
• Shock Hipovolemik/traumatik• Fraktur (ekstrimitas, vertebra, pelvis, femur) → perdarahan,
kehilangan cairan ekstrasel ke jaringan yang rusak → shock hipovolemi.
• Emboli lemak• Tromboemboli vena• Berhubungan dengan penurunan aktivitas/kontraksi
otot/bedrest.• Infeksi• Fraktur terbuka: kontaminasi infeksi sehingga perlu monitor
tanda infeksi dan terapi antibiotik.
Komplikasi (Next..)
• Robekan kandung kemih, robekan dapat terjadi apabila ada gangguan simfisis pubis atau tusukan dari tulang panggul yang tajam.
• Robekan uretra, robekan ini terjadi karena ada gangguan simfisis pubis pada daerah uretra pars membranosa.
• Trauma rektum dan vagina. • Trauma pembuluh darah besar akan menyebabkan
perdarahan masif sampi syok. • Trauma pada syaraf
Pemeriksaan Diagnostik
• Pemeriksaan rontgen: menentukan lokasi/luasnya fraktur/trauma
• Kreatinin• Hitung darah lengkap• CT scan
Penatalaksanaan
1. Rekognisi: menyangkut diagnosa fraktur pada tempat kejadian kecelakaan dan kemudian di rumah sakit.
a. Riwayat kecelakaanb. Parah tidaknya lukac. Diskripsi kejadian oleh pasiend. Menentukan kemungkinan tulang yang patahe. Krepitus
2. Reduksi: reposisi fragmen fraktur sedekat mungkin dengan letak normalnya. Reduksi terbagi menjadi dua yaitu:
• Reduksi tertutup: untuk mensejajarkan tulang secara manual dengan traksi atau gips.
• Reduksi terbuka: dengan metode insisi dibuat dan diluruskan melalui pembedahan, biasanya melalui internal fiksasi dengan alat misalnya; pin, plat yang langsung kedalam medula tulang.
3. Retensi: menyatakan metode-metode yang dilaksanakan untuk mempertahankan fragmen-fragmen tersebut selama penyembuhan (gips/traksi).
4. Rehabilitasi: langsung dimulai segera dan sudah dilaksanakan bersamaan dengan pengobatan fraktur karena sering kali pengaruh cedera dan program pengobatan hasilnya kurang sempurna (latihan gerak dengan kruck).
Kasus dan Askep
Terima Kasih