transportasi dengan metode vam, nwc, dan cm

20
LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM KOMPUTASI INDUSTRI MODUL OPTIMISASI Studi Kasus Pada “Pengiriman Sepatu” Disusun oleh : Kelompok 8 Gilar Imam Ariyadi 10660002 Thahir Rozy Nai Pos Pos 10660042 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

Upload: gilar-dbara

Post on 05-Aug-2015

1.410 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Transportasi Dengan Metode Vam, Nwc, Dan Cm

LAPORAN SEMENTARA

PRAKTIKUM KOMPUTASI INDUSTRI

MODUL OPTIMISASI

Studi Kasus Pada “Pengiriman Sepatu”

Disusun oleh :

Kelompok 8

Gilar Imam Ariyadi 10660002

Thahir Rozy Nai Pos Pos 10660042

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2012/2013

Page 2: Transportasi Dengan Metode Vam, Nwc, Dan Cm

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kegiatan di era sekarang sebuah bisnis memiliki

konsumen yang besar dan tidak hanya dilokasi dimana

berdirinya sebuah perusahaan tersebut. Namun memiliki

konsumen diberbagai daerah. Dari kondisi tersebut maka

diperlukan sebuah jalur transportasi pengiriman keberbagai

daerah diman konsumen berada. Maka diperlukan biaya yang

tidak sedikit pula untuk melakukan pengiriman barang, juga

harga pengiriman barang akan mempengaruhi harga

penjualan suatu produk.

Untuk meminimalisasi penaikan harga jual akibat jasa

pengiriman barang maka ada suatu cara yang tepat yaitu

memilih jalur pengiriman yang tepat dan sesuai. Untuk

kondisi ini dapat dipecahkan masalah dan mengambil

kesimpulan yang tepat dengan berbagaicara salah satunya

menggunakan software winQSB. Dengan winQSB ini kami

menggunakan tiga metode yaitu VAM, NWC, dan CM. Dari

tiga ini akan diolah data pengiriman dan jalur transportasinya

akan dengan cepat memperoleh jalur alternatif yang paling

murah.

Tiga metode tersebut dapat memberi hasil yang

berbeda, juga bisa sama. Maka dari itu harus mencoba

berbagai metode untuk menemukan harga pengiriman yang

murah meriah dan pasti menguntungkan perusahaan.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dapat diambil yaitu:

Page 3: Transportasi Dengan Metode Vam, Nwc, Dan Cm

1. Optimilisasi pendistribusian yang bagaimanakah

yang seharusnya diterapkan oleh usaha ini agar

pendistribusiannya optimal?

2. Berapakah nilai biaya paling minimum yang

memungkinkan untuk pengiriman barang dari ini?

1.3. Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini ialah:

1. Praktikan diharapkan mampu untuk mengatasi

permasalahan tranportasi yang dialami oleh usaha

sepatu yang diteliti

2. Praktikan diharapkan mampu untuk menentukan nilai

optimal yang minimum untuk mendistribusikan

produknya.

1.4. Manfaat

Adapun manfaat yang dapat diambil setelah melakukan

penelitian ini ialah:

1. Praktikan mampu menganalisa dan menghitung

kemungkinan nilai minimum yang dapat diambil

untuk mendistribusikan produk-produknya.

1.5. Batasan dan Asumsi

1.5.1. Batasan Masalah

Batasan-batasan dalam penelian ini ialah :

1. Penelitian hanya dilakukan pada usaha pengiriman sepatu

1.5.2. Asumsi

Adapun asumsi-asumsi yang kami gunakan dalam penelitian

produksi organizer adalah sebagai berikut :

1. Data dan sistem transportasi sudah dianggap memenuhi

standart dan mencakup semuanya.

Page 4: Transportasi Dengan Metode Vam, Nwc, Dan Cm

BAB II

LANDASAN TEORI

Metode Transportasi merupakan suatu metode yang digunakan untuk

mengatur distribusi dari sumber-sumber yang menyediakan produk yang sama ke

tempat-tempat yang membutuhkan secara optimal dengan biaya yang termurah.

Alokasi produk ini harus diatur sedemikianrupa karena terdapat perbedaan biaya-

biaya lokasi dari satu sumber atau beberapa sumber ketempat tujuan yang

berbeda. Metode Transportasi dapat juga digunakan untuk memecahkan masalah-

masalah bisnis lain, seperti:

1. Pembelanjaan modal (Capital Financing).

2. Pengiklanan.

3. Alokasi dana untuk investasi.

4. Analisis lokasi.

5. Keseimbangan lini perakitan dan perencanaan serta scheduling

produksi.

Metode yang digunakan untuk solusi awal:

1. North West Corner.

2. Least Cost.

3. Vogel’s Approximation Method (VAM).

4. Russell Approximation.

Metode yang digunakan untuk solusi optimal:

1. Metode Stepping Stone

Page 5: Transportasi Dengan Metode Vam, Nwc, Dan Cm

2. Metode MODI

Widowati (2007) mengatakan bahwa masalah transportasi adalah bagian

dari operation research yang membahas tentang minimasi biaya transportasi dari

suatu tempat ke tempat lain. Istilah transportasi atau distribusi terkandung makna

bahwa adanya perpindahan atau aliran barang dari satu tempat ke tempat lain. Kita

tahu bahwa mendistribusikan barang dari suatu tempat lain memerlukan alat dan

biaya transportasi.

Garis besarnya berarti persoalan transportasi merupakan suatu masalah

pendistribusian suatu komoditas atau produk dari sejumlah sumber (supply) ke

sejumlah tujuan (destination) dengan tujuan meminimumkan ongkos

pengangkutan yang terjadi. Ciri-ciri khusus persoalan transportasi adalah :

1. Terdapat sejumlah sumber dan sejumlah tujuan tertentu.

2. Kuantitas komoditas atau barang yang didistribusikan dari setiap

sumber dan yang diminta oleh setiap tujuan besarnya tertentu.

3. Komoditas yang dikirim atau diangkut dari suatu sumber ke suatu

tujuan besarnya sesuai dengan permintaan dan kapasitas sumber.

4. Ongkos pengangkutan komoditas dari suatu sumber ke suatu tujuan

besarnya tertentu.

Berbicara tentang model transportasi, Widowati (2007) juga mengatakan

bahwa model transportasi adalah suatu gambaran yang dituangkan ke dalam

bentuk model matematika dari sebuah kasus transportasi yang dapat membantu

kita untuk berpikir secara cepat dan sistemik mengenai kasus tersebut. Bentuk

umum matriks transportasi adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1 Tabel Matriks Transportasi

Page 6: Transportasi Dengan Metode Vam, Nwc, Dan Cm

BAB III

PROFIL PERUSAHAAN

3.1. Profil perusahaan

Bata atau T.&A. Bata Shoe Company terdaftar di Zlin, Czechoslovakia oleh 

dua bersaudara Tomáš, Anna dan Antonín Bata (1894). Perusahaan sepatu raksasa 

keluarga   ini  mengoperasikan  empat  unit  bisnis   internasional:  Bata  Eropa,  Bata 

Asia   Pasifika-Afrikka,   Bata   Amerika   Latin   dan   Bata   Amerika   Utara.   Produk 

perusahaan ini hadir di lebih dari 50 negara dan memiliki fasilitas produksi di 26 

negara. Sepanjang sejarahnya, perusahaan ini telah menjual sebanyak 14 milyar 

pasang sepatu.

Di Indonesia pengoperasian penjualan sepatu Bata dijalankan oleh

PT. Sepatu Bata, Tbk. Pabrik perusahaan ini pertama kali berdiri pada tahun

1939, dan saat ini berada di dua tempat, yaitu di Kalibata itu dan di Medan.

Keduanya menghasilkan 7 juta pasang alas kaki setahun, dan terdiri dari 400

model sepatu, sepatu sandal dan sandal, dari kulit, karet dan plastik.

Sebelum tahun 1978, status Bata di Indonesia adalah PMA, sehingga

dilarang menjual langsung ke pasar. Bata menjual melalui para penyalur

khusus (depot) dengan sistem konsinyasi. Status para penyalur tersebut

diubah dan pada 1 Januari 1978, yaitu saat izin dagang Bata "dipindahkan"

kepada mereka dan PT. Sepatu Bata, Tbk menjadi perusahaan PMDM.

PT Sepatu Bata Tbk adalah produsen sepatu Indonesia

berbasis. Perusahaan bergerak dalam pembuatan, impor, ekspor dan

distribusi sepatu kulit, kanvas built-up, kasual dan sepatu olahraga, sandal

Page 7: Transportasi Dengan Metode Vam, Nwc, Dan Cm

injeksi-dicetak dan sandal, dan sepatu khusus untuk industri. Merek

berlisensi Perusahaan, selain merek Bata utama, termasuk North Star,

Power, Bubblegummers, Marie-Claire dan Weinbrenner. Perusahaan ini

juga tetap sebagai anggota dari Organisasi Sepatu Bata internasional. Lokasi

nyaTaman Makam Pahlawan Kalibata St Jakarta Selatan, 12750 Yang

didirikan di Indonesia pada tanggal 15 Oktober 1931 dengan akte notaris

Adrian Hendrick Van Ophuisjen No. 64, dengan nama Nederlandsch-

Indische Schoenhandel Maatschappij Bata, kemudian tanggal 29 Desembar

1931 berubah namanya menjadi PT Sepatu Bata. Perusahaan ini berkantor

pusat dulunya di Jalan TMP Kalibata, tetapi sekarang berpindah di daerah

jalan T.B Simatupang karena proyek kalibata city. Pada tahun 1995 pabrik

baru di buka di Purwakarta Jawa Barat. Sampai saat ini perusahaan ini

adalah pelopor perusahaan alas kaki di Indonesia. Agar tetap dapat bersaing

di pasar global, maka semua upaya dilakukan seperti perbaikan teknologi

dan efisiensi produksi agar tetap dapat bersaing. Salah satu yang tetap harus

dipertahankan adalah kinerja keuangan perusahaan. Kondisi keuangan harus

selalu berada dalam standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan PT

Sepatu Bata adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri alas kaki

dan juga mengacu kepada standar industri sejenis.

Sekarang ini Bata memiliki gudang di berbagai daerah seperti di

Jakarta dan Surabaya dan mengirimkan keberbagai daerah di Indonesia

seperti Yogyakarta, Bandung, dan Banjarnegara.

3.2. Proses produksi

Produk-produk dari konveksi organizer ini berupa rak dan tempat

penyimpanan barang yang berbahan dasar kain. HBO memiliki 5 rak tiap

unitnya. HSO memiliki 10 rak tiap unitnya. TO memiliki 3 kantong dalam 1

unitnya. UCO memiliki ruang yang cukup banyak dalam 1 unitnya, dan

laing sebagainya. Pada prosesnya, diawalai dari dengan pengukuran kain

dan mika dengan ukuran yang telah ditentukan untuk tiap jenis produknya.

Selanjutnya kain dipotong secara memanjang dengan mengikuti garis

Page 8: Transportasi Dengan Metode Vam, Nwc, Dan Cm

potong yang telah digambarkan terlebih dahulu. Pemotongan kain memakai

mesin listrik dengan mulut mesin yang tajam, sedangkan pada pemotongan

pada mika hanya menggunakan gunting yang tajam. kain 1 (baby ripstop)

dipotong secara memanjang dengan ukuran yang berbada tiap jenis unit

produk. Dan untuk kain 2, dipotong lagi menjadi bagian-bagian kecil

dengan ukuran yang lebih kecil. Selanjutnya dilengkapai dengan

pemotongan mika memanjang mengikuti ukuran kain 1. Setelah

pemotongan selesai, kain dan mika akan dikelompokkan berdasarkan jenis

unit produk yang akan diproduksi. Dan seterusnya tiap kelompok akan

diserahkan kepada penjahit.

3.3. Kapasitas Gudang

Usaha sepatu ini memiliki stok yang disimpan dalam gudang yang

berada di dua wilayah, yakni wilayah Jakarta dan akan dikirim keberbagai

wilayah di kota jawa:

Tabel 3.1. Kapasitas gudang

Gudang KAPASITAS

Jakarta 550 kardus

Surabaya 450 kardus

3.4. Biaya Pengiriman dan Tabel Permintaan

Dibawah ini merupakan biaya pengiriman per kardus :

Tabel 3.2. Biaya Pengiriman

Gudang DISTRIBUTOR BIAYA (Ribu Rupiah)

Jakarta Yogyakarta 5

Jakarta Bandung 2

Jakarta Banjarnegara 4

Surabaya Yogyakarta 4

Surabaya Bandung 10

Surabaya Banjarnegara 8

Page 9: Transportasi Dengan Metode Vam, Nwc, Dan Cm

Dibawah ini merupakan tabel permintaan barang dari berbagai

wilayah di Pulau Jawa :

Tabel 3.3. Permintaan per-Wilayah Indonesia

DISTRIBUTOR PERMINTAAN

Yogyakarta 200 kardus

Bandung 300 kardus

Banjarnegara 500 kardus

Page 10: Transportasi Dengan Metode Vam, Nwc, Dan Cm

BAB IV

PENGOLAHAN DATA

4.1. Penentuan Model

Tabel 4.1. Data Transportasi

Yogyakarta Bandung Banjarnegara KAPASITAS

Jakarta 5 2 4 550 kardus

Surabaya 4 10 8 450 kardus

PERMINTAAN 200 kardus 300 kardus 500 kardus 1000

4.2. Penentuan Matriks

A=⌈ 5 2 44 10 8

4.3. Pengolahan Dengan WinQSB

Page 11: Transportasi Dengan Metode Vam, Nwc, Dan Cm

Gambar 4.1 Net Problem Specification

Gambar 4.2 Gambar Langkah Pertama

Langkah Pertama diatas, kita mengisi baris dan kolom pada tabel

sesuai dengan matrik yang sudah kita buat, yaitu matrik biaya dari masing-

masing sumber ke tujuannya beserta data supply (kapasitas) dan demand

(permintaan).

Gambar 4.3. Metode yang digunakan VAM

Page 12: Transportasi Dengan Metode Vam, Nwc, Dan Cm

Gambar 4.4. Metode yang digunakan NWC

Gambar 4.5. Metode yang digunakan Coloumn Minimum (CM)

Gambar 4.6. Gambar Hasil Akhir VAM, NWC, CM

Pada tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa usaha pengiriman sepatu ini

memiliki 4 jalur pengangkutan yang optimal dengan biaya yang rendah. Dari

Jakarta dapat membawa 300 kardus ke wilayah Bandung dengan biaya Rp

2000 perkardus, dari Jakarta dapat membawa 250 kardus ke Banjarnegara

dengan biaya 4000 perkadus. sedangkan untuk Surabaya dapat mengirim 200

Page 13: Transportasi Dengan Metode Vam, Nwc, Dan Cm

kardus ke Yogyakarta dengan biaya 4000 perkardus dan ke Banjarnegara

sebanyak 250 kardus dengan biaya 8000 perkardus.

Gambar 4.5. Tabel transportasi VAM, NWC, dan CM

Pada tabel diatas telah didapatkan nilai maksimum karena tanda bintangnya

tidak ada. Yaitu sebesar Rp 4400. Karena dalam ribuan rupiah maka menjadi

Rp 4.400.000.

BAB V

PEMBAHASAN

Pada studi kasus jaki ini kami mengambil permasalahan pengiriman

barang yaitu sepatu. Di perusahaan ini memiliki sepatu yang disimpan di dua

lokasi gudang yang berbeda dan kapasitas berbeda juga, yaitu di Jakarta dapat

menyimpan 550 kardus, dan di Surabaya memiliki kapasitas 450.

Permasalahan yang dialami adalah jalur pengiriman yang dilakukan karena

barang akan dikirim ketiga daerah yaitu Yogyakarta, Bandung dan Banjarnegara.

daeri ketiga lokasi ini akan dicari jalur pengiriman yang paling menguntungkan

atau menggunakan biaya minimum.

Page 14: Transportasi Dengan Metode Vam, Nwc, Dan Cm

Kami menggunakan tiga metode pemecahan masalah yaitu VAM, NWC,

dan CM namun didapatkan hasil yang sama. Dari perhitungannya didapatkan 4

jalur pengiriman kelokasi tujuan, yaitu:

1. Dari Jakarta dapat membawa 300 kardus ke wilayah Bandung dengan

biaya Rp 2000 perkardus.

2. Dari Jakarta dapat membawa 250 kardus ke Banjarnegara dengan biaya

4000 perkadus.

3. Dari Surabaya dapat mengirim 200 kardus ke Yogyakarta dengan biaya

4000 perkardus.

4. Dari Surabaya dapat mengirim ke Banjarnegara sebanyak 250 kardus

dengan biaya 8000 perkardus.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa biaya total pengiriman ke ketiga

wilayah tersebut sebesar Rp 4.400.000. Biaya paling minimal tersebut didapatkan

dari pengolahan menggunakan winQSB.

BAB VI

PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Dari analisa dan pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut :

1. Jalur pendistribusian optimal barang yang didapatkan dari

metode VAM menggunakan software WinQSB adalah sebagai

berikut :

a. Dari Jakarta dapat membawa 300 kardus ke wilayah

Bandung dengan biaya Rp 2000 perkardus.

Page 15: Transportasi Dengan Metode Vam, Nwc, Dan Cm

b. Dari Jakarta dapat membawa 250 kardus ke Banjarnegara

dengan biaya 4000 perkadus.

c. Dari Surabaya dapat mengirim 200 kardus ke Yogyakarta

dengan biaya 4000 perkardus.

d. Dari Surabaya dapat mengirim ke Banjarnegara sebanyak

250 kardus dengan biaya 8000 perkardus.

2. Biaya total paling minimum untuk pendistribusian tersebut

adalah sebanyak Rp. 4.400.000.

6.2. Saran

Adapun saran yang dapat kami berikan kepada usaha konveksi

organizer adalah agar menjalankan alternatif yang didapatkan dari hasil

pengolahan menggunakan winQSB diatas sehingga didapatkan keuntungan

maksimal dengan biaya minimum.

DAFTAR PUSTAKA

Farihah, Tutik, & Husna, Siti. (2011). Modul Praktikum Komputasi Industri.

Yogyakarta : Prodi Teknik Industri

Husna, Siti. (2010). Optimisasi. Yogyakarta : Prodi Teknik Industri.

Nirwansah, Hendi, & Widowati. (2007). Efisiensi Biaya Distribusi Dengan

Metode Transportasi. Halaman 1.

Page 16: Transportasi Dengan Metode Vam, Nwc, Dan Cm

http://vinisausantungky.blogspot.com/2010/05/profil-perusahaan-pt-sepatu-bata-

tbk.html