transmisi sluran modul 1
DESCRIPTION
Transmisi Sluran Modul 1TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan masyarakat akan
komunikasi jarak jauh dari waktu ke waktu selalu mengalami
peningkatan. Proses alih teknologi yang cepat saat ini cukup
memberikan kemudahan dalam melakukan berbagai hal aktifitas
manusia. Hal ini dikarenakan salah satu pelaku utamanya adalah
mahasiswa yang didasari dari tujuan pendidikan yang tinggi yaitu
untuk menumbuhkan, mengembangkan dan menguasai iptek.
Pemahaman mahasiswa teknik elektro akan dasar-dasar, prinsip
kerja maupun karakteristik media transmisi sangat dibutuhkan. Pada
mata kuliah Transmisi Saluran kami melakukan praktik beberapa
media transmisi. Karena dalam dunia telekomunikasi pengunaan media
transimisi sangat diperlukan untuk menunjang proses komunikasi.
Sebagai aplikasinya, banyak rumah yang menggunakan kabel coaxial
untuk menonton acara tv kesayangan mereka.
Pada praktikum ini, mempelajari Pengenalan Media Transmisi
yang kebetulan banyak digunakan dalam dunia telekomunikasi. Media
transmisi merupakan suatu perangkat penting dalam menunjang jalur
telekomunikasi.
Dalam bidang telekomunikasi, media penghubung atau disebut
saluran transmisi, dapat dikategorikan dalam dua kelompok, yaitu
saluran fisik (guided) dan saluran non fisik (unguided)
Oleh karena itu sebagai mahasiswa Teknik Elektro Sub Jurusan
Telekomunikasi sepatutnya kita mengetahui jenis jenis Media
Transmisi.
1
1.2. Maksud dan Tujuan
Tujuan dilaksanakannya praktikum ini adalah sebagai salah satu
praktikum mata kuliah Transmisi Saluran dan sebagai syarat untuk
memenuhi seluruh praktikum jurusan Teknik Elektro Sub Jurusan
Telekomunikasi di Institut Teknologi Nasional (ITENAS) Bandung.
Sedangkan tujuannya antara lain:
1. Mengenal macam media transmisi.
2. Mengetahui karakteristik media transmisi.
1.3. Pembatasan Masalah
1. Media Transimisi
2. Macam-macam media transmisi
3. Karakteristik media transmisi
1.4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penyusunan laporan praktikum Dasar Energi Elektrik ini
digunakan beberapa metode pengumpulan data, diantaranya adalah:
1. Metoda pustaka dan studi literatur
Studi literatur adalah metoda yang dilakukan dengan membaca dan
mempelajari sumber-sumber kepustakaan yang erat hubungannya dengan
topik yang penulis sajikan dalam hal ini adalah modul Pratikum Transmisi
Saluran.
2. Metoda Pengujian
Pengujian di Laboratorium Teknik Telekomunikasi Institut Teknologi
Nasional Bandung.
2
1.5. Sistematika Penulisan
BAB I : Pendahuluan
Menguraikan latar belakang masalah, maksud dan tujuan,
pembatasan masalah, teknik pengumpulan data dan
sistematika penulisan.
BAB II : Teori Dasar
Menguraikan saluran transmisi.
BAB III : Landasan teori
Berisikan tentang alat-alat yang digunakan, prosedur
percoban data hasil pengamatan dan pengolahan data.
BAB IV : Analisa
Menguraikan tentang analisa dari hasil percobaan dan
pengolahan data yang dilakukan.
BAB V : Kesimpulan dan Saran
Menguraikan kesimpulan mengenai hasil yang diperoleh dari
praktikum yang telah dilakukan. Saran berisikan hal-hal yang
harus diperbaiki dan dicegah pada saat praktikum berikutnya.
3
BAB II
TEORI DASAR
2.1. Saluran Transmisi
Penyampaian informasi dari suatu sumber informasi kepada penerima
informasi dapat terlaksana bila ada suatu sistem atau media penyampaian
di antara keduanya. Jika jarak antara sumber informasi dengan penerima
informasi dekat, maka sistem transmisi yang dipakai cukup melalui udara.
Namun bila jarak keduanya jauh dan sangat jauh, maka dibutuhkan suatu
sistem transmisi yang lebih kompleks. Sistem transmisi itu dapat terdiri
atas satu atau lebih media transmisi. Media yang digunakan dalam sistem
ini dapat berupa media fisik (kabel) maupun non fisik (nirkabel). Media
transmisi fisik merupakan media transmisi yang mempunyai bentuk fisik.
Media fisik ini umumnya menggunakan kabel, bumbung gelombang atau
serat optik, sedangkan media non fisik berupa udara atau ruang bebas (free
space). Saluran transmisi merupakan suatu komponen yang sangat penting
dalam sistem transmisi baik sistem kabel maupun nirkabel. Pada sistem
transmisi nirkabel, saluran transmisi digunakan untuk menghubungkan
pemancar dengan antena pemancar dan penerima dengan antena penerima
2.2. Jenis Media Saluran Transmisi
Dalam bidang telekomunikasi, media penghubung atau disebut saluran
transmisi, dapat dikategorikan dalam dua kelompok, yaitu :
a. saluran fisik, yaitu saluran yang mempunyai bentuk serta ukuran fisik
(solid), misalnya kawat atau kabel, bumbung gelombang (waveguide),
serat optik.
b. saluran non fisik, yaitu saluran yang tidak berbentuk, dan hanya ada
satu di alam, yaitu udara. Kecepatan rambat sinyal pada media udara
sama dengan kecepatan cahaya, yaitu, c = 2,99792458 x 108
m/detik
4
2.2.1. Saluran Fisik (Guided)
Saluran fisik yaitu saluran yang mempunyai bentuk serta ukuran fisik
(solid), misalnya kawat atau kabel, bumbung gelombang (waveguide),
serat optik.
1. Saluran transmisi dua kawat sejajar (two-wire transmission line)
Merupakan saluran dua kawat yang terdiri dari sepasang penghantar
sejajar yang dipisahkan oleh bahan dielektrik jenis polythylene.
Saluran ini biasanya mempunyai impedansi karakteristik 300Ω sampai
600Ω dan banyak dipakai untuk menghubungkan penerima pesawat
televisi dengan antena penerima pada daerah Very High Frequency
(VHF). Struktur fisiknya dapat dilihat pada Gambar 1. Garis putus-
putus pada gambar tersebut menunjukkan medan magnet yang timbul
di sekeliling induktor, sedangkan garis yang tidak putus-putus
menunjukkan medan listrik
Gambar 1 saluran transmisi 2 kawat
2. Saluran transmisi koaksial (coaxial transmission line)
Merupakan saluran tidak seimbang (unbalanced line), dimana salah
satu kawat penghantarnya digunakan sebagai pelindung bagi kawat
penghantar yang lain dalam satu sumbu yang sama. Kedua kawat
penghantarnya dipisahkan oleh bahan dielektrik Polyethelyne atau
teflon. Saluran transmisi ini paling banyak digunakan untuk
mengirimkan energi dengan frekuensi radio (RF), baik dalam sistem
pemancar maupun penerima. Impedansi karakteristiknya beragam,
mulai dari 50 Ω sampai 75 Ω. Struktur fisik dan pola medannya dapat
dilihat pada Gambar 2 dimana garis putus-putus menunjukkan medan
5
magnet, sedangkan garis yang tidak putus-putus menunjukkan medan
listrik.
Gambar 2 Kabel koaksial
3. Microstrip dan Stripline
Merupakan perpaduan dari saluran two wire line dan coaxsial, dimana
kedua kawat penghantarnya saling sejajar, namun untuk mengurangi
rugi-rugi radiasi digunakan pelindung (shielded) dari jalinan serat
logam seperti pada saluran coaxial. Kabel ini mempunyai karakteristik
yang lebih baik dibandingkan kabel two-wire.
4. Twisted Pair Cable
Twisted Pair Cable atau Kabel Pasangan Terpilin terdiri dari dua buah
konduktor yang digabungkan dengan tujuan untuk mengurangi atau
meniadakan interferensi elektromagnetik dari luar seperi Radiasi
Elektromagnetik dari Unshielded Twisted Pair (UTP) dan Crosstalk
yang terjadi pada kabel yang berdekatan. Ada dua jenis Twisted Pair
Cable antara lain Unshielded Twisted Pair (UTP) dan Shilded Twisted
Pair (STP)
5. Bumbung gelombang (Waveguides)
Bumbung gelombang (waveguides) merupakan saluran tunggal yang
berfungsi untuk menghantarkan gelombang elektromagnetik
6
(microwave) dengan frekuensi 300 MHz – 300 GHz. Dalam
kenyataannya, waveguide merupakan media transmisi yang berfungsi
memandu gelombang pada arah tertentu. Pada frekuensi yang sangat
tinggi, diatas 1 GHz, saluran transmisi tidak efektif lagi sebagai media
transmisi gelombang elektromagnetik, karena pada frekuensi tersebut
efek radiasi dari redaman saluran sudah terlalu besar Impedansi
karakteristik dan mode perambatan gelombang pada saluran jenis ini
berbeda dengan jenis sebelumnya. Salah satu aplikasi dari bumbung
gelombang ini adalah serat optik. Walaupun kondisinya berbentuk
kabel, namun serat optik merupakan saluran transmisi jenis "bumbung
gelombang", dalam hal ini, bumbung berpenampang lingkaran
(circular waveguide). Aplikasi yang lainnya yaitu sebagai pengumpan
(feeder) pada antena parabola. Adapun gambar bumbung gelombang
seperti pada Gambar 3
Gambar 3 Waveguide
6. Fiber Optik
Serat optik atau yang biasa dikenal dengan nama fiber optic. Media ini
mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan media fisik yang
lain, diantaranya mempunyai sifat redaman (attenuation) yang kecil
(0,3 ~ 0,6 db/km) dan lebar bidang frekuensi (bandwidth) yang luas
(sampai 15 GHz).
Serat optik adalah media transmisi yang dibuat dari bahan silika
(SiO2) atau dikenal sebagai bahan gelas, merupakan bahan yang bukan
penghantar listrik, sehingga media serat optik ini mempunyai
7
perbedaan yang mendasar dengan media fisik yang lain. Perbedaan
tersebut adalah, penggunaan sinar laser (daya optik) untuk mem- bawa
sinyal informasinya. Dengan demikian bagi media serat optik berlaku
kaidah-kaidah optis, seperti pembiasan (adanya index-bias media),
pemantulan maupun penyerapan energi sinar. Disamping itu, karena
sinyalnya merupakan sinar, maka sistem serat optik ini kebal terhadap
noise temperature, dan pengaruh medan magnet listrik.
Secara garis besar, satu penyaluran informasi dengan menggunakan
sistem serat optik ditunjukkan pada gambar dibawah ini
Gambar 4 penyaluran informasi dengan menggunakan sistem serat optic
Media transmisi serat optik ini telah dirancang dalam tiga macam
berdasarkan indeks-bias, dan jumlah berkas sinar yang dikirimkan,
yaitu :
a. Single-mode step index
b. Multi-mode step index
c. Multi-mode graded index
Ketiga jenis saluran serat optik tersebut ditunjukkan diagramnya dalam
gambar, yang dilengkapi data profil indeks-bias disamping kirinya.
8
Gambar 5 jenis saluran serat optik
2.2.2. Saluran Non-Fisik (Unguided)
Media ini biasa disebut juga sebagai media transmisi tidak terbimbing
(non-guided transmission media), hanya satu di alam, yaitu, udara. Karena
tidak terbimbing, maka sinyal yang dikirim yang merupakan gelombang
elektromagnetik, akan me-nyebar ke semua arah sesuai pola radiasi antena
yang digunakan. Sinyal gelombang elektromagnetik yang digunakan
umumnya sudah termasuk sinyal dengan frekuensi RF (radio frequency),
yaitu antara 3 kHz ~ 3000 GHz.
Sebagai media transmisi, udara juga mempunyai impedansi karakteristik
yang disebut intrinsic impedance. Nilainya sebesar 120π Ω atau 377 Ω.
9
BAB III
LANDASAN PRAKTIKUM
3.1. Alat-Alat Yang Digunakan
1. Kabel Optik
2. Kabel Koaksial
3. Konektor
3.2. Prosedur Percobaan
1. Amati media transmisi yang telah diberikan
2. Gambar dan ukur penampang dari setiap media transmisi dan konektor
yang telah disediakan
3.3. Data dan Hasil Pengamatan
1. N Type Cnn Male Feeder 7/8
2. Coaxcial RG5
3. 7/16 DIN Female Feeder 7/8
10
4. Type Conn to Coax RG 8
5. N Type Conn Male to Feeder ½
6. Type Conn Female to Coax RG8
7. N Type Conn Female to feeder 7/8
8. N Type Conn Female to Feeder ½
11
9. Coaxcial RG 6
10. 7/16 DIN Male Feeder 7/8
11. Kabel Optik
12. Kabel Feeder 7/8
13. Coaxial Cable RG 8
12
14. Kabel Feeder ½
13
BAB IV
ANALISA
4.1. Analisa
Saluran transmisi two-wire hanya cocok dipakai pada daerah frekuensi
terendah dari spektrum frekuensi radio sebab pada frekuensi yang lebih
tinggi saluran transmisi jenis ini memiliki redaman yang sangat besar. Untuk
memperbaiki keterbatasan saluran two-wire ini maka pada frekuensi yang
lebih tinggi, penggunaan sepasang penghantar sejajar digantikan oleh
sepasang penghantar yang disusun dalam satu sumbu yang sama, disebut
"coaxial". Dengan saluran ini redaman yang dialami medan elektromagnetik
dapat dikurangi. Pada daerah frekuensi yang lebih tinggi lagi (gelombang
mikro), saluran coaxial tidak cocok dipakai karena gelombang
elektromagnetik merambat dalam bentuk radiasi menembus bahan dielektrik
saluran sehingga redamannya semakin besar
Untuk itu, digunakan suatu saluran berupa penghantar berongga yang
disebut bumbung gelombang. Sedangkan untuk menghubungkan jarak yang
dekat, pada frekuensi ini biasanya digunakan saluran transmisi yang disebut
stripline dan microwave.
14
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KesimpulanTwisted Pair Cable atau Kabel Pasangan Terpilin terdiri dari dua buah
konduktor yang digabungkan dengan tujuan untuk mengurangi atau
meniadakan interferensi elektromagnetik dari luar seperi Radiasi
Elektromagnetik dari Unshielded Twisted Pair (UTP) dan Crosstalk yang
terjadi pada kabel yang berdekatan.
Coaxial Cable, kabel ini menggunakan dua buah konduktor dan dapat
digunakan untuk mentransmisikan data dengan frekuensi 300 Khz keatas
dengan kemampuannya tersebut kabel coaxial memiliki kapasitas kanal yang
cukup besar. Jenis kabel coaxial antara lain Thinnet atau RG-58 (10Base2),
Thicknet atau RG-8 (10Base5), RG-59, RG-6
Fiber Optic atau biasa disebut dengan Serat Optik adalah saluran
transmisi yang tebuat dari kaca atau silica yang digunakan untuk
mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain.
Diantaranya mempunyai sifat redaman (attenuation) yang kecil (0,3 ~ 0,6
db/km) dan lebar bidang frekuensi (bandwidth) yang luas (sampai 15 GHz)
Media Transmisi Non Fisik adalah saluran yang melalui udara. Sinyal
akan merambat melalui udara dengan frekuensi yang berbeda. Sinyal yang
dikirim yang merupakan gelombang elektromagnetik
Setiap jenis saluran transmisi mempunyai suatu nilai konduktansi yang
merepresentasikan kemungkinan banyaknya elektron yang mengalir (arus)
melewati atau menembus bahan dielektrik saluran. Jika saluran dianggap
seragam (uniform), dimana semua nilai besaran-besaran tersebut sama
disepanjang saluran, maka potongan kecil saluran dapat dianggap
merepresentasikan panjang keseluruhan
15
DAFTAR PUSTAKA
http://www.slideshare.net/DxDLovers/komunikasi-data-pengertian-data-
dan-media-transmisi Diunduh pada tanggal 2 Oktober 2015 Pukul 20.00
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22084/3/Chapter%20II.pdf Diunduh pada tanggal 2 Oktober 2015 Pukul 20.00
https://id.wikipedia.org/wiki/Media_transmisi Diunduh pada tanggal 2
Oktober 2015 Pukul 20.00
16
LAMPIRAN
1. N Type Cnn Male Feeder 7/8
2. Coaxcial RG5
3. 7/16 DIN Female Feeder 7/8
4. Type Conn to Coax RG 8
5. N Type Conn Male to Feeder ½
17
6. Type Conn Female to Coax RG8
7. N Type Conn Female to feeder 7/8
8. N Type Conn Female to Feeder ½
9. Coaxcial RG 6
10. 7/16 DIN Male Feeder 7/8
18
11. Kabel Optik
12. Kabel Feeder 7/8
13. Coaxial Cable RG 8
14. Kabel Feeder ½
19