transmisi impuls cahaya
TRANSCRIPT
Transmisi Impuls Cahaya
Perubahan potensial yang menginisiasi potensial aksi pada retina dicetuskan oleh reaksi
cahaya pada bagian fotosensitif di sel batang dan kerucut retina. Saat cahaya diserap oleh
substansi ini, strukturnya berubah sehingga terjadi rangkaian kejadian yang menyebabkan
aktivitas neural. Mata memiliki keunikan tersendiri, dimana potensial reseptor dari
fotoreseptor dan respon elektrik dari sebagian besar elemen neural di retina merupakan
graded potentials dan hanya sel ganglion saja yang bersifat all-or-none. Respon sel-sel dalam
retina pun berbeda-beda, dimana sel batang, kerucut, dan horizontal menyebabkan
hiperpolarisasi, sementara sel bipolar dapat menyebabkan hiperpolarisasi atau depolarisasi.
Sel amakrin menyebabkan depolarisasi dan lonjakan yang dapat menjadi potensial pemicu
untuk lonjakan di sel ganglion.
Potensial dari sel retina pun berbeda. Sel kerucut memiliki onset dan offset yang cepat,
sementara sel batang memiliki onset cepat dan offset lambat. Kurva amplitudo pada sel
batang dan kerucut terbilang sama bentuknya, akan tetapi sel batang lebih sensitif, sehingga
sel batang dapat bereaksi pada stimulus yang normalnya dibawah threshold untuk sel kerucut.
Sel kerucut di lain pihak dapat bereaksi terus pada pencahayaan tingkat tinggi yang telah
melewati batas maksimal reaksi dari sel batang. Bagian fotosensitif pada sel batang dan
kerucut terbentuk dari protein bernama opsin dan retinene1, bentuk aldehid dari vitamin A1
(retinol). Retinene disebut juga sebagai retinal.
Di sel batang dan kerucut terdapat kanal Na+ yang terbuka saat gelap hari, sehingga
arus ion akan bergerak dari dalam keluar dan juga ke ujung sinaps fotoreseptor. Pada bagian
dalam, terdapat pompa Na+-K+ yang menjaga keseimbangan ion. Pada saat gelap, pelepasan
transmitter terjadi secara steady, sementara saat cahaya masuk ke segmen luar mata, sebagian
kanal Na+ akan tertutup sehingga memicu potensial reseptor yang bersifat hiperpolarisasi.
Hiperpolarisasi ini mengurangi pelepasan transmitter di sinaps, sehingga mencetuskan sinyal
di sel bipolar yang akhirnya mencetuskan potensial aksi di sel ganglion dan diteruskan ke
otak.
Secara molekuler, mekanisme transmisi impuls cahaya berada pada suatu pigmen di sel
batang yang bernama rhodopsin. Rhodopsin mengandung retinene1 dan opsin (dinamakan
scotopsin) yang telah disebutkan sebelumnya. Retinene1 pada rhodopsin berada pararel
dengan membran rod disk. Pada saat gelap, retinene1 akan berada pada konfigurasi 11-cis.
Akan tetapi, bila diberikan rangsangan cahaya, maka konfigurasi tersebut akan berubah jadi
isomer trans. Perubahan ini kemudian akan mengalterasi konfigurasi dari opsin, yang
kemudian mengaktivasi G-protein bernama transducin. Transducin akan mengganti GDP
menjadi GTP dan melepaskan subunit alfa yang tetap aktif hingga GTPase bekerja kembali
dalam menghidrolisis GTP. Kerja transducin juga dipercepat dengan pengikatan beta-arrestin
kepada transducin.
Subunit alfa yang lepas tadi akan mengaktivasi cGMP fosfodiesterase yang kemudia
mengkonversikan cGMP ke 5’-GMP. cGMP secara normal akan bekerja langsung di kanal
Na+ agar mereka tetap terbuka, sehingga bila banyak cGMP yang dikonversikan banyak kanal
Na+ yang tertutup dan terjadilah hiperpolarisasi. Kaskade reaksi ini terjadi sangat cepat dan
menyebabkan amplifikasi sinyal cahaya tadi. cGMP dapat disintesis kembali dengan
memanfaatkan efek cahaya terhadap Ca2+, dimana konsentrasinya akan semakin berkurang
sehingga akan mengaktivasi guanilil siklase yang mencetuskan cGMP.
Kembali ke retinene1 tadi, setelah diubah menjadi konfigurasi trans, retinene1 akan
memisah dengan opsin (bleaching). Sebagian dari trans-retinene akan dikembalikan menjadi
11-cis oleh retinal isomerase dan kembali berikatan dengan scotopsin, sehingga suplai
rhodopsin akan kembali. Beberapa 11-cis retinene juga akan disintesis dari vitamin A. Proses
tersebut bekerja independen terhadap rangsangan cahaya. Pigmen di sel kerucut bekerja
dengan mekanisme yang relatif sama, dengan perbedaan pada kemampuan penangkapan
panjang gelombang (sel kerucut berespon maksimal pada cahaya 440, 535, dan 565 nm,
sementara sel batang berespon maksimal pada 505 nm). Sel kerucut juga berperan pada
penglihatan warna yang akan dibahas selanjutnya. Setelah pemrosesan di sel kerucut dan
batang selesai, sinyal akan kemudian dihantarkan ke sel bipolar.
Berikut merupakan alur perubahan impuls cahaya menjadi neurotransmitter yang
selanjutnya akan diteruskan melalui jaras penglihatan oleh nervus optikus ke cerebrum :
Sinar masuk
Perubahan struktur pada retinene1 fotopigmen
Perubahan konformasi fotopigmen
Aktivasi transdusin
Aktivasi fosfodiesterase
Penurunan cGMP intraselular akibat peningkatan hidrolisis cGMP
Terjadi peningkatan penutupan kanal ion natrium
Hiperpolarisasi
Penurunan pelepasan neurotransmitter (glutamat)
Eksitasi sel batang / sel kerucut
Merangsang sel bipolar dan elemen neural lainnya
Perubahan struktural fotopigmen berupa proses bleaching dan regenerasi
proses pelepasan neurotransmitter terhadap rangsangan cahayasumber : tortora, guyton, ganong