transkripsi
TRANSCRIPT
RINGKASAN
2.6.1 PENGERTIAN TRANSKRIPSI
Transkripsi merupakan pembentukan/sintesis RNA dari salah satu rantai DNA,
sehingga terjadi proses pemindahan informasi genetik dari DNA ke RNA. Fungsi ini
disebut fungsi heterokatalis DNA karena DNA mampu mensintesis senyawa lain yaitu
RNA. Sebuah rantai DNA digunakan untuk mencetak rantai tunggal mRNA dengan
bantuan enzim polimerase. Enzim tersebut menempel pada kodon permulaan, umumnya
adalah kodon untuk asam amino metionin. Pertama-tama, ikatan hidrogen di bagian
DNA yang disalin terbuka. Akibatnya, dua utas DNA berpisah. Salah satu polinukleotida
berfungsi sebagai pencetak atau sense, yang lain sebagai gen atau antisense. Misalnya
pencetak memiliki urutan basa G-A-G-A-C-T, dan yang berfungsi sebagai gen memiliki
urutan basa komplemen C-T-C-T-G-A. Karena pencetaknya G-A-G-A-C-T, maka RNA
hasil cetakannya C-U-C-U-G-A. Jadi, RNA C-U-C-U-G-A merupakan hasil kopian dari
DNA C-T-C-T-G-A (gen), dan merupakan komplemen dari pencetak.
Transkripsi DNA akan menghasilkan mRNA (messenger RNA). Pada organisme
eukariot, mRNA yang dihasilkan itu tidak langsung dapat berfungsi dalam sintesis
polipeptida, sebab masih mengandung segmen-segmen yang tidak berfungsi yang disebut
intron. Sedangkan segmen-segmen yang berfungsi untuk sintesis protein disebut ekson.
Di dalam nukleus terjadi pematangan/pemasakan mRNA yaitu dengan jalan melepaskan
segmen-segmen intron dan merangkaikan segmen-segmen ekson. Gabungan segmen-
segmen ekson membentuk satu rantai/utas mRNA yang mengandung sejumlah kodon
untuk penyusunan polipeptida. Rantai mRNA ini dikenal sebagai sistron.
2.6.2 PRINSIP DASAR TRANSKRIPSI
Fungsi dasar yang harus dijalankan oleh DNA sebagai materi genetik adalah fungsi fenotipik.
Artinya, DNA harus mampu mengatur pertumbuhan dan diferensiasi individu organisme
sehingga dihasilkan suatu fenotipe tertentu. Fungsi ini dilaksanakan melalui ekspresi gen,
yang tahap pertamanya adalah proses transkripsi, yaitu perubahan urutan basa molekul
DNA menjadi urutan basa molekul RNA. Dengan perkataan lain, transkripsi merupakan
proses sintesis RNA menggunakan salah satu untai molekul DNA sebagai cetakan
(templat)nya.
Transkripsi mempunyai ciri-ciri kimiawi yang serupa dengan sintesis/replikasi DNA, yaitu
1. Adanya sumber basa nitrogen berupa nukleosida trifosfat. Bedanya dengan sumber basa
untuk sintesis DNA hanyalah pada molekul gula pentosanya yang tidak berupa
deoksiribosa tetapi ribosa dan tidak adanya basa timin tetapi digantikan oleh urasil. Jadi,
keempat nukleosida trifosfat yang diperlukan adalah adenosin trifosfat (ATP), guanosin
trifosfat (GTP), sitidin trifosfat (CTP), dan uridin trifosfat (UTP).
2. Adanya untai molekul DNA sebagai cetakan. Dalam hal ini hanya salah satu di antara
kedua untai DNA yang akan berfungsi sebagai cetakan bagi sintesis molekul RNA. Untai
DNA ini mempunyai urutan basa yang komplementer dengan urutan basa RNA hasil
transkripsinya, dan disebut sebagai pita antisens. Sementara itu, untai DNA pasangannya,
yang mempunyai urutan basa sama dengan urutan basa RNA, disebut sebagai pita sens.
Meskipun demikian, sebenarnya transkripsi pada umumnya tidak terjadi pada urutan
basa di sepanjang salah satu untai DNA. Jadi, bisa saja urutan basa yang ditranskripsi
terdapat berselang-seling di antara kedua untai DNA.
3. Sintesis berlangsung dengan arah 5’→ 3’ seperti halnya arah sintesis DNA.
4. Gugus 3’- OH pada suatu nukleotida bereaksi dengan gugus 5’- trifosfat pada nukleotida
berikutnya menghasilkan ikatan fosofodiester dengan membebaskan dua atom pirofosfat
anorganik (PPi). Reaksi ini jelas sama dengan reaksi polimerisasi DNA. Hanya saja
enzim yang bekerja bukannya DNA polimerase, melainkan RNA polimerase. Perbedaan
yang sangat nyata di antara kedua enzim ini terletak pada kemampuan enzim RNA
polimerase untuk melakukan inisiasi sintesis RNA tanpa adanya molekul primer.
2.6.3 PROSES TRANSKRIPSI
Secara garis besar transkripsi berlangsung dalam empat tahap, yaitu , inisiasi, elongasi, dan
teminasi.
Transkripsi pada Prokaryotik
Proses transkripsi pada prokaryotik dapat ditunjukkan pada gambar di bawah ini:
Berdasarkan gambar di atas, proses transkripsi pada prokaryotik terdiri atas 3 tahapan utama,
yaitu inisiasi, elongasi dan terminasi.
Inisiasi Transkripsi
Terdapat empat langkah inisiasi pada transkripsi yaitu:
1. Pembentukan kompleks promoter tertutup, yaitu RNA polymerase holoenzim menempel
pada DNA bagian promoter suatu gen. Dalam hal ini subunit s yang menempel pada
RNA Polimerase berperanan dalam menemukan bagian promoter suatu gen. Pada awal
penempelan, RNA polymerase masih belum terikat secara kuat dan struktur promoter
masih dalam keadaan tertutup (closed promoter complex).
2. Pembentukan kompleks promoter terbuka, RNA polymerase terikat secara kuat dan ikatan
hydrogen molekul DNA pada bagian promoter mulai terbuka membentuk struktur
terbuka(open promoter complex). Struktur khas promoter biasanya berupa suatu
kelompok ikatan hydrogen antara kedua untaian DNA pada posisi -35 dan -10.
Sedangkan bagian DNA yang terbuka setelah RNA polymerase menempel biasanya
terjadi pada daerah sekitar -9 dan +3 sehingga menjadi struktur untai tunggal.
3. Penggabungan beberapa nukleotida awal (10 nukleotida). Bagian DNA yang berikatan
dengan RNA polymerase membentuk suatu struktur gelembung transkripsi (transcription
bubble) sepanjang kurang lebih 17 pasang basa. Setelah struktur promoter terbuka secara
stabil, maka selanjutnya RNA polymerase melakukan proses inisiasi transkripsi dengan
menggunakan urutan DNA cetakan sebagai panduannya. Dalam proses transkripsi,
nukleotida RNA digabungkan sehingga membentuk transkrip RNA. Nukleotida pertama
yang digabungkan hampir selalu berupa molekul purin.
4. Perubahan konformasi RNA polymerase karena subunit s dilepaskan dari kompleks
holoenzim. Setelah RNA polymerase menempel pada promoter, subunit s melepaskan
diri dari struktur holoenzim. Pelepasan subunit s biasanya terjadi setelah terbentuk
molekul RNA sepanjang 8 – 9 nukleotida. RNA polymerase inti yang sudah menempel
pada promoter akan tetap terikat kuat pada DNA sehingga tidak lepas. Selanjutnya
subunit s dapat bergabung dengan RNA polymerase yang lain untuk melakukan proses
inisiasi transkripsi selanjutnya.
Elongasi Transkripsi
1. Pada bagian gelembung transkripsi, basa-basa molekul RNA membentuk hybrid dengan
DNA cetakan sepanjang kurang lebih 12 nukleotida. Hybrid RNA-DNA ini bersifat
sementara sebab setelah RNA polimerasenya berjalan, maka hidrid tersebut akan terlepas
dan bagian DNA yang terbuka tersebut akhirnya akan menutup lagi. RNA polymerase
akan berjalan membaca DNA cetakan untuk melakukan proses pemanjangan untaian
RNA. Lalu pemanjangan maksimum molekul transkrip RNA berkisar antara 30 sampai
60 nukleotida perdetik, meskipun laju rata-ratanya dapat lebih rendah dari nilai ini.
Secara umum, berdasarkan atas nilai laju semacam ini, sutu gen yang mengkode protein
akan disalin menjadi RBA dalam waktu sekitar satu menit. Meskipun demikian, laju
pemanjangan transkrip dapat menjadi sangat rendah jika RNA polymerase melewati sisi
jeda yang biasanya mengandung banyak basa GC.
2. Dalam pemanjangan transkrip, nukleotida ditambahkan secara kovalen pada ujung 3’
molekul RNA yang baru terbentuk. Nukleotida RNA yang ditambahkan tersebut bersifat
komplementer dengan nukleotida pada untaian DNA cetakan. Ada dua hipotesis yang
diajukan mengenai perubahan topologi DNA dalam proses pemanjangan transkripsi,
yaitu: 1) Enzim RNA polymerase bergerak melingkari untaian DNA sepanjang
perjalanannya, 2) Enzim RNA yang terbentuk tidak mengalami pelintiran, tetapi untaian
DNA yang ditranskripsi harus mengalami puntiran.
3. Dalam proses pemanjangan transkripsi RNA, terjadi pembentukan ikatan fosfodiester
antara nukleotida RNA yang satu dengan nukleotida yang berikutnya dan ditentukan oleh
keberadaan subunit b pada RNA polymerase. Transkripsi berakhir ketika RNA
polymerase mencapai ujung gen (terminator).
Terminasi Transkripsi
Terdapat dua macam terminator transkripsi pada Prokaryotik, yaitu:
1. Terminator yang tidak tergantung pada protein rho (rho-dependent terminator). Dilakukan
tanpa harus melibatkan suatu protein khusus, melainkan ditentukan oleh adanya suatu
urutan nukleotida tertentu pada bagian terminator. Sinyal yang akan mengakhiri
transkripsi dengan mekanisme semacam ini ditentukan oleh daerah yang mengandung
banyak urutan GC yang dapat membentuk struktur batang dan lengkung (steam and loop)
pada RNA dengan panjang 20 basa di sebelah hulu dari ujung 3’-OH dan diikuti oleh
rangkaian 4-8 residu uridin berurutan. Struktur batang lengkung tersebut menyebabkan
RNA polymerase berhenti dan merusak bagian 5’ dari hybrid RNA-DNA. Bagian sisa
hybrid RNA-DNA tersebut berupa urutan oligo (rU) yang tidak cukup stabil berpasangan
dengan dA. Akibatnya ujung 3’ hybrid tersebut akan terlepas sehingga transkripsi
berakhir. Selanjutnya, pita DNA cetakan yang sudah tidak berikatan atau membentuk
hibrid dengan RNA segera menempel kembali pada pita DNA komplemennya. RNA
polimerase inti pun akhirnya terlepas dari DNA.
2. Terminator yang tergantung pada protein rho (rho-independent terminator). Pengakhiran
transkripsi yang memerlukan faktor rho hanya terjadi pada daerah jeda yang terletak
pada jarak tertentu dari promoter, maka daerah itu tidak dapat berfungsi sebagai daerah
pengakhiran transkripsi. Terminator yang bergantung pada rho terdiri atas suatu urutan
berulang-balik yang dapat membentuk lengkungan (loop), tetapi tidak ada rangkaian
basa T seperti pada daerah terminator yang tidak melibatkan faktor rho. Faktor rho
diduga ikut terikat pada transkrip dan mengikuti pergerakan RNA polymerase sampai
akhirnya RNA polymerase berhenti pada daerah terminator yaitu sesaat setelah
menyinstesis lengkungan RNA. Selanjutnya, faktor rho menyebabkan distabiliasi ikatan
RNA-DNA sehingga transkrip RNA terlepas dari DNA cetakan.
Transkripsi pada Eukaryotik
Secara umum mekanisme transkripsi eukaryotik serupa dengan transkripsi pada prokaryotik.
Di mana proses transkripsi diawali (diinisiasi) oleh proses penempelan faktor-faktor
transkripsi dan kompleks enzim RNA polymerase pada daerah promoter. Namun
demikian, pada eukryotik RNA polymerase tidak menempel secara langsung pada DNA
di daerah promoter, melainkan melalui perantaraan protein-protein lain yang disebut
faktor transkripsi (transcription factor, TF). Faktor transkripsi dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu:
1. faktor transkripsi umum, mengarahkan RNA polymerase ke promoter dan menghasilkan
transkripsi pada aras dasar (basal level).
2. faktor transkripsi khusus, pengaturan transkripsi yang lebih spesifik untuk suatu gen.
Setelah faktor-faktor transkripsi umum dan RNA polymerase menempel pada promoter,
selanjutnya akan terjadi pembentukan kompleks promoter terbuka (open promoter
complex).Transkripsi dimulai pada titik aawal transkripsi (RNA initiation, RIS) yang
terletak beberapa nukleotida sebelum urutan kodon awal ATG.
Selain itu, pada eukaryotic terdapat tiga kelas gen, yaitu gen kelas I, kelas II, dan kelas II
yang masing-masing dikatalisis oleh RNA polymerase dan faktro transkripsi yang
berbeda. Dalam penjelasan proses transkripsi eukaryotic ini, hanya akan menjelaskan
proses transkripsi pada gen II.
Proses transkripsi pada eukaryotic pada gen II dapat ditunjukkan pada gambar di bawah ini:
Berdasarkan gambar di atas proses transkripsi pada eukaryotic terdiri atas 3 tahapan, yaitu
inisiasi, elongasi dan terminasi.
Inisiasi Transkripsi
- Transkripsi gen kelas II dilakukan oleh RNA polymerase II yang dibantu oleh beberapa
faktro transkripsi umum.
• membentuk kompleks pra-inisiasi yang akan segera mengawali trasnkripsi jika ada
nukleotida.
• Pembentukan kompleks prainisiasi yaitu penyusunan kompleks transkripsi umum (TFIIA,
TFIIB, TFIID, TFIIE, TFIIF, TFIIH, dan TFIIJI) dan RNA polymerase II pada daerah
promoter. Faktor transkripsi umum akan menempel secara bertahap sebagai berikut:
1. TFIID menempel pada bagian kotak TATA pada promoter yang dibantu oleh faktor TFIIA
sehingga membentuk kompleks DA.
2. Penempelan TFIIB
3. TFIIF menempel dan diikuti oleh penempelan RNA polymerase II.
4. Faktor TFIIE akan menempel diikuti oleh TFIIH dan TFIIJ.
Dari penempelan diatas terbentuklah kompleks prainisiasi yakni kompleks DABPoIFEH.
Dengan demikian, RNA polymerase II pada eukaryotic tidak menempel secara langsung
pada DNA, melainkan melalui perantaraan faktor transkripsi.
• Proses pengenalan promoter diarahkan oleh ikatan TFIID dengan kotak TATA, sedangkan
TFIIA meningkatkan daya ikat TFIID dengan kotak TATA.
• RNA polymerase dan TFIIH menutupi daerah promoter mulai dari posisi -34 sampai +17.
• TBP, TFIIB, TFIIF dan RNA polymerase II, membentuk kompleks inisiasi sehingga terjadi
pembukaan DNA secara local dan pembentukan ikatan fosfodiester pertama.
• TFIIE dan TFIIH melakukan proses pelepasan dari promoter dengan dikatalisis oleh DNA
helikase sehingga DNA pada daerah promoter terbuka. Di mana DNA dipuntir pada
daerah hilir dari bagian yang berikatan dengan faktor transkripsi yang lain dan
membentuk gelembung transkripsi. Transkripsi dimulai dan bergerak ke arah hilir
sepanjang 10-12 nukleotida.
• Fosforilasi RNA polymerase II oleh faktor TFIIH menjadi bentuk IIO, menyebabkan ikatan
antara CTD dengan TBP menjadi lemah, sehingga terjadi perubahan konformasi
kompleks inisiasi menjadi bentuk yang siap melakukan pemanjangan transkrip.
Elongasi Transkripsi
Pada dasarnya, proses pemanjangan transkripsi pada eukaryotic sama pada prokaryotic,
namun terdapat hal-hal spesifik yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pemanjangan dilakukan oleh RNA polymerase dengan distimulasi oleh faktor TFIIS dan
TFIIF.
2. Aktivitas RNA polymerase dalam proses transkripsi tidak selalu dalam keadaan tetap ,
kadang-kadang terjadi jeda pada suatu daerah yang disebut sisi jeda (pausing site). TFIIS
berperan dalam mengurangi waktu jeda proses transkripsi pada sisi DNA yang cukup
panjang, sedangkan TFIIF mengurangi waktu jeda pada daerah DNA yang acak.
3. Proses pemanjangan transkrip akan berjalan sampai RNA polymerase II mencapai daerah
terminator.
Terminasi Transkripsi
Terminasi transkripsi dapat terjadi karena adanya aktivitas fosfatase yang spesifik untuk CTD
sehingga mengembalikan RNA polymerase II menjadi bentuk yang tidak dapat
mengalami fosforilasi. Dalam keadaan tidak mengalami fosforilasi, RNA polymerase II
dapat digunakan lagi dalam proses transkripsi berikutnya (RNA polymerase cycling).
Dalam hal ini berbeda pada prokaryotic karena pada eukaryotik tidak ada struktur stem
loop pada proses terminasi.
1. Jenis RNA Hasil Transkripsi
RNA dibedakan menjadi dua kelompok utama yaitu RNA genetik dan RNA non-genetik.
RNA genetik
RNA genetik memiliki fungsi yang sama dengan DNA, yaitu sebagai pembawa keterangan
genetik. RNA genetik hanya ditemukan pada makhluk hidup tertentu yang tidak
memiliki DNA, misalnya virus.Ketika virus ini menyerang sel hidup, RNA yang
dibawanya masuk ke sitoplasma sel korban, yang kemudian ditranslasi oleh sel inang
untuk menghasilkan virus-virus baru. Dalam hal ini fungsi RNA menjadi sama dengan
DNA, baik sebagai materi genetik maupun dalam mengatur aktivitas sel.
RNA non-genetik
RNA non-genetik tidak berperan sebagai pembawa keterangan genetik sehingga RNA jenis
ini hanya dimiliki oleh makhluk hidup yang juga memiliki DNA.Berdasarkan letak dan
fungsinya, RNA non-genetik dibedakan menjadi mRNA, tRNA, dan rRNA.
1) mRNA (messenger RNA) atau RNAd (RNA duta)
RNAd merupakan RNA yang urutan basanya komplementer (berpasangan) dengan salah satu
urutan basa rantai DNA.RNA jenis ini merupakan polinukleotida berbentuk pita tunggal
linier dan disintesis di dalam nukleus. Panjang pendeknya RNAd berhubungan dengan
panjang pendeknya rantai polipeptida yang akan disusun. Urutan asam amino yang
menyusun rantai polipeptida itu sesuai dengan urutan kodon yang terdapat di dalam
molekul RNAd yang bersangkutan.RNAd bertindak sebagai pola cetakan pembentuk
polipeptida. RNAd membawa kode-kode genetik komplemen dari DNA di inti sel
menuju ke ribosom di sitoplasma. RNAd ini dibentuk bila diperlukan dan jika tugasnya
selesai, maka akan dihancurkan dalam plasma.
Gambar 38. Struktur RNAd
2) tRNA (transfer RNA) atau RNAt (RNA transfer)
RNA jenis ini dibentuk di dalam nukleus, tetapi menempatkan diri di dalam sitoplasma.RNAt
merupakan RNA terpendek dan bertindak sebagai penerjemah kodon pada RNAd.
Fungsi lain RNAt adalah mengikat asam-asam amino di dalam sitoplasma yang akan
disusun menjadi protein dan mengangkutnya ke ribosom. Bagian RNAt yang
berhubungan dengan kodon RNAd dinamakan antikodon.
Gambar 39. Struktur RNAt
3) rRNA (ribosomal RNA) atau RNAr (RNa ribosomal)
RNA ini disebut ribosomal RNA karena terdapat di ribosom meskipun dibuat di dalam
nukleus.RNAr bersama protein membentuk ribosom, ialah benda-benda berbentuk butir-
butir halus di dalam sitoplasma.Lebih dari 80% RNA merupakan RNAr.Ribosom
bertindak sebagai “mesin” perakit dalam sintesis protein yang bergerak ke satu arah
sepanjang RNAd.Di dalam ribosom, molekul RNAr ini mencapai 30-46%.
Gambar 40.Struktur ribosom.Ribosom tersusun oleh RNA ribosom dan protein.
Namun demikian, peran penting RNA terletak pada fungsinya sebagai perantara antara DNA
dan protein dalam proses ekspresi genetik karena ini berlaku untuk semua organisme
hidup. Ekspresi genetik merupakan proses penerjemahan informasi genetik (dalam
bentuk urutan basa) menjadi protein, dan lebih jauh lagi: karakter. Informasi yang
dibawa bahan genetik tidak bermakna apa pun apabila tidak diekspresikan menjadi
fenotipe.
Dalam peran ini, RNA diproduksi sebagai salinan kode urutan basa nitrogen DNA dalam
proses transkripsi. Kode urutan basa ini tersusun dalam bentuk ‘triplet’, tiga urutan basa
N, yang dikenal dengan nama kodon. Setiap kodon berelasi dengan satu asam amino
(atau kode untuk berhenti), monomer yang menyusun protein.
Gambar 41. Hubungan tiga macam RNA sebagai perantara antara DNA dan protein dalam
proses ekspresi genetik
4) snRNA (small nuclear RNA)
Dalam inti eukariot terdapat sekumpulan RNA khas berukuran kecil yang disebut
snRNA.snRNA berperanan penting dalam proses pasca transkripsi,yaitu saat
pemotongan intron.
2.6.4 Proses Pasca Transkripsi
1. Proses Pascatranskripsi
Pada bakteri proses transkripsi mRNA bersambung dengan proses translasi, tanpa mengalam
proses pascatranskripsi. Ribosom akan mulai menempel pada mRNA dan mRNA masih
dalam proses sintesis.
Pada eukariot proses transksi terpisah dari tempatnya dari translasi, transkripsi berlangsung
disalam inti, sedangkan translasi berjalan dalam sitoplasma. Kemudian terbukti bahwa
mRNA yang terdapat pada sitoplasma berbeda dari RNA yang ditranskripsikan dalam
inti.berarti dalam selang waktu antara transkripsi dengan translasi terjadi proses
pascatranskripsi yang merubah RNA hasil transkripsi menjadi mRNA matang. Perbedaan
antara RNA hasil transkripsi dengan mRNA matang dipelajai dengan percobaan hybrid
anatra mRNA dengan DNA yang menyandikannya, dan terbukti bahwa mRNA lebih
pendek dari ruas penyandi yang terdapat pada DNA.Hal ini ditafsirkan bahwa telah
terjadi pemenggalan terhadap bagian tertentu RNA. Dalam transkripsi eukariotik mula
mula disintesis pra- mRNA yang besar, disebut hnRNA( Heterogenus nuclear RNA )
yang didalam nya terkandung bagian intron , ruas ruas yang akan dibuang, dan bagian
ekson, yaitu ruas yang akan dipakai menyusun mRNA.
Dalam proses pascatranskripsi mRNA akan menjadi tiga kegiatan yaitu
a. Pemasangan tudung,
Pemberian topi ini dilaksanakan segera setelah transkripsi dimulai, dilakukan oleh enzim
gunili- transferase, dengan menambahkan guanosin pada ujung 5 triposfat dengan posisi
5’ – 5’ yang dilanjutkan dengan penambahan gugus metal pada N7 dari guanine
nukleotida yang ditambahkan tersebut.
Jenis tudung yang baru dijelaskan diatas disebut tudung tipe- O. Pada jenis lain yaitu tipe -1
selain penambahan tudung tipe-O terjadi penambahan gugus metal pada o2 ribosa
nukleotida pertama pada ujung 5. bila nukleotida itu mengandung adenine juga terjadi
penambahan metal pada n6 basa tersebut. Pada tudung tipe-2 , sebagai tambahan tipe-1
terjadi penambahan metal pada O2 nukleotida kedua dari ujung 5. keliahatannya eukariot
bersel tunggal hanya mengandung tudung tipe-O , sedangkan pada eukariotik lainnya
yang lebih dominant adalah tudung tipe-1. tudung pada ujung 5’ meningkatkan proses
penterjemahan, dengan cara pembentukan kompleks inisiasi penterjemahan. Suatu
protein yang dapat menempel pada tudung yaitu CBP ( Cap Binding Protein(s))
merupakan factor yang berperan dalam proses ekspresi gen
b. Penambahan ekor Poliadenil (Poli A )
Sebagian besar mRNA eukariot mempunyai ruas poli (A) pada ujung 3. Sekitar 200
nukleotida berbasa adenine ditambahkan pada ujung 3-OH hasil transkripsi primer oleh
polymerase- poli(A) ini masih belum diketahui. Mungkin berpengaruh terhadap
kestabilan molekul RNA didalam sitoplasma tetapi beberapa mRNA tidak mengandung
poli (A) pada ujung 3 sebagai contoh mRNA yang menyandikan protein histon..
c. Pemenggalan intron
Hampir semua gen penyandi mRNA eukariot merupaka gen penggal, yaitu grn yang
mengandung satu atau banyak penyelang (intron) yang walaupun ditranskripsikan
menjadi praRNA ( hnRNA) kemudian akan hilang menjadi mRNA yang sudah matang.
Ruas ruas yang ditranskripsikan sampai kedalam mRNA matang disebut ekson.Adanya
ekson dan intron diperlihatkan melalui hybrid mRNA dan DNA penyandi, maka tidak
semua bagian ruas DNA penyandi berpasangan dengan mRNA. Bagian bagian yang
tigak berpasangan ditafsirkan sebagai ruas penyelang( intron) yang ditranskripsikan
kedalam hnRNA, tetapi kemudian dalam proses pascatranskripsi dipenggal dan dibuang.
Bagian bagian DNA yang berpasangan dengan mRNA adalah bagian ekson, yaitu yang
ditranskripsikan kedalam mRNA dan terus dipellihara menjadi mRNA.
Proses pemenggalan intron berlangsung meleui pembentukan lariat, yaitu suatu percabangan
berbentuk cincin berekor
Secara umum intron mRNA yang mengandung tiga unsure kondensus yaitu GU pada ujung
5’ nya, AG pada ujung 3 dan runtunan basa PyPyPuAPy dekat ujung 3 pada gambar 2
diatas. Runtunan ini mungkin berbeda beda pada berbagai organisme, tetapi seluruh
intron mengandung GT pada ujung 5 dan AT pada ujung 3, sehingga disebut aturan GT-
AG (atau GU-AG pada RNA) serta TACTAAC menempati kotak PyPyPuAPy.
Pemenggalan intron akan menghasilakan ujung G5’ pada intron dan pada ujung -3 ekson
(ujung donor) . Ujung G tersebut kemudian akan membentuk ikatan 5-2 fosfodiester
dengan salah satu adenosin pada kotak TACAAC, sehingga terbentuk struktur cincin
berekor yang disebut lariat. Terakhir akan dilakukan pemengglan pada ujung-3 intron
dan menghasilkan ujung 5 ekson yang terdapat dihilir intron tersebut, yang disebut ujung
penerima. Kemudian dua ujung ekson yang telah terbentuk ujung donor dan ujung
penerima disambungkan terbentuk mRNA matang.
2. Sintesis dan Proses pascatranskripsi tRNA
Gen- gen yang menyandikan tRNA terletak dalam berbagai operon yangmmenghasilkan
molekul pra-tRNA yang besar yang mungkin mengandung beberapa calon molekul
tRNA.
Beberapa tRNA ditranskripsikan bersama sama dengan rRNA. Proses pascatranskripsi tRNA
meliputi
-Pemotongan rantai pra-tRNA menjadi tRNA individual.
-Penambahan rangkaian basa CCA pada ujung 3’ untuk sebagian tRNA
-Modifikasi beberapa basa ( basa yang termodifikasi )
-Pemenggalan intron pada tRNA tertentu.
Berbagai enzim Rnase terlibat dalam pembentukan tRNA matang. Pdada sebagian besar
organisme, termasuk E.coli, Rnase P berperan dalam pembentukan ujung 5’, sedangkan
ujung 3’ dibentuk oleh aktivitas suatu enzim eksoribonukleolitik. Pada sebagian besar
organisme, termasuk E.coli, pada ujung 3’ langsung terbentuk CCA3’ (kemungkinan
besar hasil kerja eksoribonuklease Rnase D ), tetapi pada organisme lain termasuk
beberapa tRNA yang dibentuk bakteriofage T4, pada ujung 3 tidak terbentuk CCA:
dalam hal ini dilakukan oleh tRNA-nukleotidiltransferase. Enzim yang terakhir dibentuk
pada E.coli oleh gen cca
Sebagian besar gen penyandi tRNA bukan gen penyanggal, tetapi terdapat beberapa pra-
tRNA yang mengandung intron. Beberapa tRNA inti khamir mengandung satu intron
pada lengan antikodonnya. Dalam ontron terdapat runtunan basa komplementer terhadap
antikodonnya, sehingga dapat membentuk struktur skunder. Struktur ini dapat dikenali
oleh enzim pemenggal . Dalam proses pemenggalan akan dilibatkan sekurang kurangnya
dua enzim: yang pertama akan mengkatalis pemenggalan intron menghasilkan ujung 5
dan ujung 3.: dan yang kedua enzim ligase (RNA ligase) yang menyambung ekso ekson
yang terbentuk.
Beberapa gen tRNA arkaebakteri mengantung suatu intron dengan anti kodon pra-tRNA.
Posisi intron sama seperti pada gen tRNA khamir, tetapi terdapat juga intron yang
letaknya persis pada runtunan anti kodon itu sendiri, yaitu pada tRNA- Leu dari
Thermoprotens tenax, sedangkan pada tRNA-Ala intronya terletak pada posisi khas
dibagi sisi 5’ antikodon.
3. Proses Pascatranskripsi rRNA
Seperti juga yang berlakuy untuk mRNA dan tRNA, sintesis rRNA dilakukan dibawah
kata;lisis transkripase dengan menggunakn ruas DNA cetakan, dimulai pada promotor
dan berakhir pada terminator. Pada E..coli disandikan oleh tujuh operon (rrnA, rrnnB, ...,
rrnH) yang letaknya berpencar dalam kromosom bakteri tersebut. Setiap operon rrn
mempunyai dua promotor (P1 dan P2 ) yang dipisahkan oleh 109-119 pb, ruas pengawal,
ruas ruas gen ketiga rRNA serta luas penyelang antar gen. Strutur operon tersebut adalah
ss: P1-P2 pengawal- gen rRNA 16S- penyelang – gen rRNA23S – gen rRNA5S –
terminator. Pada ruas penyelang anatr gen terdapat satu atau dua gen tRNA: juga kadang
kadang ter dapat satu atau dua gen tRNA sebagai ruas pengiring yang terletak diantara
gen rRNA 5S dengan terminator, misalnya pada operon rrnD dan rrnh.
Masing masing operon tersebut akan ditranskripsikan kedalam satu molekul pra-rRNA atau
rRNA 30S, yang selanjutnya akan mengalami proses pascatranskripsi menghasilkan
ketiga rRNA matang. Dalam proses pascatranskripsi enzim endoribonuklease, rRNA III,
akan melakukan pemotongan rantai nukleotida rRNA 30S, menjadi tiga molekul rRNA
dan tRNA. Enzim ini dapat mengenali dengan tepat situs tempat pemotongan yaitu
terletak pada bagian ruas yang berpasangan membentuk utas ganda. Rnase III akan
memisahkan rRNA 16S dari ruas pengawal dan ruas penyelang: rRNA 23S dari ruas
penyelang dan rRNA 5S. Diduga terdapat endonuklease lain yang ikud berperan
memisahkan rRNA 5S ruas pengiring atau terminator.