transfusi darah

20
KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah tuhan seru sekalian alam yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik. Shalawat dan Salam kita haturkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW dan juga kepada keluarganya, sahabatnya dan kita selaku umatnya. Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui tentang TRANSFUSI DARAH untuk memenuhi tugas ANETHESI, yang disajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Terima kasih. Padang, 13 Juni 2013 Penyusun

Upload: dina-awwe

Post on 22-Jun-2015

8.409 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: transfusi darah

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah tuhan seru sekalian alam yang telah menolong hamba-Nya

menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin

penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik. Shalawat dan Salam kita haturkan

kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW dan juga kepada keluarganya, sahabatnya dan

kita selaku umatnya.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui tentang TRANSFUSI DARAH

untuk memenuhi tugas ANETHESI, yang disajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai

sumber.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.

Terima kasih.

                                                                                               

Padang, 13 Juni 2013

Penyusun

BAB I

Page 2: transfusi darah

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Teknik transfusi darah ditemukan pada tanggal 3 Juni 1667, untuk pertama kalinya dalam

sejarah kedokteran dan operasi, dokter asal Perancis, Jean Baptist Denis berhasil melakukan

transfusi darah. Keberhasilan operasi transfusi darah pertama ini merupakan lompatan besar

dalam ilmu kedokteran karena sebelumnya, banyak sekali pasien yang harus kehilangan

nyawanya akibat kekurangan darah.

Pengobatan dengan transfusi diakui serta diterima dalam dunia kedokteran, setelah Dr. Karel

Landsteiner menemukan golongan darah A, B, AB dan O pada tahun 1940 dan patokan inilah

yang dipakai sampai sekarang di dunia.

Teknik pemisahan plasma darah ditemukan 3 Juni 1904, Charles Richard Drew, seorang

dokter penemu teknik pemisahan dan pengawetan plasma darah, terlahir ke dunia di kota

Washington D.C. Ia menuntut ilmu kedokteran di McGill University di Montreal, Kanada. Pada

tahun 1938, Drew mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di Columbia Univesity,

New York dan di sana ia melakukan penelitian terhadap berbagai problem yang ditemukan

dalam transfusi darah. Selama penelitian itu, dia menemukan bahwa plasma darah atau cairan

darah yang tidak mengandung sel, dapat dikeringkan dan disimpan dalam waktu lama tanpa

mengalami kerusakan. Penemuan besar Charles Drew ini mendapat sambutan dari dunia

internasional dan pada tahun 1939, Drew menerima bantuan dana dari Asosiasi Transfusi Darah

dan ia membuka bank penyimpanan darah di Columbia Presbyterian Hospital. Pada tahun 1940,

Charles Drew menerima gelar doktor dan menjadi warga AS kulit hitam pertama yang menerima

gelar ini. Charles Drew meninggal dunia tahun 1950 akibat kecelakaan mobil.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana mengetahui kebutuhan darah pada kasus yang diberikan?

Page 3: transfusi darah

2. Bagaimana pengertian tentang massive transfusi serta komplikasi yang muncul ?

3. Bagaimana komplikasi transfusi darah ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui kebutuhan darah pada kasus yang diberikan.

2. Untuk mengetahui pengertian tentang massive transfuse.

3. Untuk mengetahui komplikasi transfusi darah.

BAB II

Page 4: transfusi darah

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Transfusi darah ialah pemindahan darah dari donor ke dalam peredaran darah penerima

(resipien). Definisi lain adalah sutu proses pekerjaan memindahkan darah dari orang yang sehat

kepada oarang yang sakit.

Darah tersusun dari komponen-komponen eritrosit, leukosit, trombosit dan plasma yang

mengandung faktor pembekuan. Pemberian komponen darah yang diperlukan saja dapat

dibenarkan daripada pemberian whole blood yang lengkap, prinsip ini lebih ditekankan lagi

pentingnya di bidang pediatri dikarenakan bayi maupun anak yang sedang tumbuh tidak perlu

diganggu sistem imunologisnya oleh antigen yang tidak diperlukan. Pemberian whole blood

hanya dilakukan atas indikasi anemia pasca perdarahan yang akut dan untuk transfusi tukar.

2.2. Macam-macam bentuk sediaan darah dan komponen darah

a. Darah lengkap (whole blood)

Darah lengkap mempunyai komponen utama yaitu eritrosit, darah lengkap juga

mempunyai kandungan trombosit dan faktor pembekuan labil (V, VIII). Volume darah sesuai

kantong darah yang dipakai yaitu antara lain 250 ml, 350 ml, 450 ml. Dapat bertahan dalam suhu

4°±2°C. Darah lengkap berguna untuk meningkatkan jumlah eritrosit dan plasma secara

bersamaan. Hb meningkat 0,9±0,12 g/dl dan Ht meningkat 3-4 % post transfusi 450 ml darah

lengkap.

b. Packed red cell

Packed red cell diperoleh dari pemisahan atau pengeluaran plasma secara tertutup atau

septik sedemikian rupa sehingga hematokrit menjadi 70-80%. Volume tergantung kantong darah

yang dipakai yaitu 150-300 ml. Suhu simpan 4°±2°C. Lama simpan darah 24 jam dengan sistem

terbuka.

Page 5: transfusi darah

Packed cells merupakan komponen yang terdiri dari eritrosit yang telah dipekatkan

dengan memisahkan komponen-komponen yang lain. Packed cells banyak dipakai dalam

pengobatan anemia terutama talasemia, anemia aplastik, leukemia dan anemia karena keganasan

lainnya. Pemberian transfusi bertujuan untuk memperbaiki oksigenasi jaringan dan alat-alat

tubuh. Biasanya tercapai bila kadar Hb sudah di atas 8 g%.

Dosis transfusi darah didasarkan atas makin anemis seseorang resipien, makin sedikit

jumlah darah yang diberikan per et mal di dalam suatu seri transfusi darah dan makin lambat

pula jumlah tetesan yang diberikan. Hal ini dilakukan untuk menghindari komplikasi gagal

jantung. Dosis yang dipergunakan untuk menaikkan Hb ialah dengan menggunakan rumus

empiris:

Kebutuhan darah (ml) = 6 x BB (kg) x kenaikan Hb yang diinginkan.

Penurunan kadar Hb 1-2 hari pasca transfusi, maka harus dipikirkan adanya auto immune

hemolytic anemia. Hal ini dapat dibuktikan dengan uji coombs dari serum resipien terhadap eritrosit

resipien sendiri atau terhadap eritrosit donor. Keadaan demikian pemberian washed packed red cell

merupakan komponen pilihan disamping pemberian immuno supressive (prednison, imuran) terhadap

resipien.

2.3. Manfaat komponen darah

Komponen darah diberikan melalui transfusi dimaksudkan agar transfusi tepat guna, pasien

memperoleh hanya komponen darah yang diperlukan, mengurangi reaksi transfusi, mengurangi volume

transfusi, meningkatkan efisiensi penggunaan darah, serta memungkinkan penyimpanan komponen darah

pada suhu simpan optimal.

2.4. Indikasi 

a. Sel darah merah

Indikasi satu-satunya untuk transfusi sel darah merah adalah kebutuhan untuk memperbaiki

penyediaan oksigen ke jaringan dalam jangka waktu yang singkat.

Page 6: transfusi darah

a. Kehilangan darah yang akut, jika darah hilang karena trauma atau pembedahan, maka baik

penggantian sel darah merah maupun volume darah dibutuhkan.

b. Transfusi darah prabedah diberikan jika kadar Hb 80 g/L atau kurang.

c. Anemia yang berkaitan dengan kelainan menahun, seperti penderita penyakit keganasan, artritis

reumatoid, atau proses radang menahun yang tidak berespon terhadap hematinik perlu dilakukan

transfusi.

d. Gagal ginjal, anemia berat yang berkaitan dengan gagal ginjal diobati dengan transfusi sel darah

merah maupun dengan eritropoetin manusia rekombinan.

e. Gagal sumsum tulang karena leukemia, pengobatan sitotoksik, atau infiltrat keganasan

membutuhkan transfusi sel darah merah dan komponen lain.

f. Penderita yang tergantung transfusi seperti pada talasemia berat, anemia aplastik dan anemia

sideroblastik membutuhkan transfusi secara teratur.

g. Penyakit sel bulan sabit, beberapa penderita ini juga membutuhkan transfusi secara teratur,

terutama setelah stroke.

Indikasi lain untuk transfusi pengganti pada penyakit hemolitik neonatus, malaria berat karena

plasmodium falciparum dan septikemia meningokokus.

b. Indikasi untuk transfusi trombosit adalah

a. Gagal sumsum tulang yang disebabkan oleh penyakit atau pengobatan mielotoksik.

b. Kelainan fungsi trombosit, yaitu berupa kelainan fungsi trombosit yang diturunkan seperti

pada penyakit Glanzmann, sindrom Bernard-Soulier, dan defisiensi tempat penyimpanan

trombosit. Penderita defek fungsi trombosit yang didapat, sekunder terhadap mieloma,

paraproteinemia dan uremia.

c. Trombositopenia akibat pengenceran yang sekunder terhadap transfusi masif atau transfusi

pengganti, dan penderita mengalami perdarahan.

d. Pintas kardiopulmoner, baik selama atau setelahnya perdarahan dapat terjadi karena

trombositopenia akibat pengenceran, begitu juga karena gangguan fungsi trombosit.

e. Purpura trombositopenia autoimun, walaupun kemungkinan tidak efektif karena trombosit

yang ditransfusikan hancur oleh autoantibodi yang sirkulasi.

Page 7: transfusi darah

2.5. Komplikasi transfusi (6)

Komplikasi transfusi terbagi menjadi lokal dan umum.

Komplikasi lokal yaitu :

Kegagalan memilih vena.

Fiksasi vena yang tidak baik.

Problem ditempat tusukan.

Vena pecah selama menusuk.

Komplikasi umum yaitu :

Reaksi-reaksi transfusi.

Penularan atau transmisi penyakit infeksi.

Sensitisasi imunologis

Transfusi haemochromatosis.

2.6. Reaksi transfusi 

1. Reaksi pyrogenik dapat timbul selama atau setelah transfusi, reaksi khas berupa peningkatan

temperatur antara 38°C-40°C. Bisa disertai dengan menggigil, kemerahan, kegelisahan dan ketegangan,

jika transfusi dihentikan reaksi dan kegelisahan akan hilang.

Pyrogen mungkin terdapat dalam material yang ditransfusikan atau dari alat yang dipakai untuk

transfusi. Pyrogen merupakan produk metabolisme bakteri.

2. Reaksi alergi terdiri dari 2 mekanisme yaitu antigen dari donor dan antibodi dalam serum orang

sakit bereaksi, antibodi dalam serum donor yang secara pasif ditransfer pada pasien beredar dengan

antigen yang ada pada pasien. Antigen mungkin terdapat pada sel darah putih atau trombosit atau pada

plasma donor.

3 Reaksi alergi :

- Anafilaksis dengan gejala syok disertai atau tanpa pireksia, dapat terjadi kegagalan sirkulasi

primer akut, nadi cepat, tekanan darah turun, pernapasan berat.

Page 8: transfusi darah

- Urtikaria bersifat umum, reaksi berat dapat timbul asma, peningkatan temperatur, menggigil,

sakit kepala, nausea, muntah dan pernapasan berat.

- Pireksia sulit dibedakan dengan reaksi pirogen.

3. Sirkulasi yang overload terjadi karena setelah pemberian yang cepat dan banyak terutama karena

tambahan cairan koloid dan seluler, terjadi terutama pada penderita anemia, kelainan jantung atau

degenerasi pembuluh darah. Reaksi demam dapat mendahului reaksi muatan sirkulasi berlebih.

4. Reaksi hemolitik terjadi setelah transfusi darah inkompatibel, reaksi yang diakibatkan oleh

transfusi darah yang sudah hemolisis invitro. Mekanisme kerusakan sel darah merah non

imunologis/kerusakan invitro.

5. Reaksi darah yang terkontaminasi bakteri khas dengan tanda kenaikan temperatur sampai 42°C,

gangguan sirkulasi perifer, hypotensi dan nadi cepat.

6. Intoksikasi citrat akibat pengumpulan citrat dalam darah dan pengurangan ion calcium, citrat

diekskresikan oleh ginjal dan dimetabolisme dalam hepar, dapat terakumulasi dalam darah selama

transfusi pasien dengan penyakit liver dan ginjal yang berat dan dapat terjadi gagal jantung.

Page 9: transfusi darah

BAB III

PEMBAHASAN

Kasus

1) Seorang perempuan berusia 50 tahun dengan iomoutri akan dilakukan laparatomi HB

saat ini 7 gram sebaiknya operasi dengan HB 10 gram %. Berapa darah dibutuhkan untuk

meningkatkan HB jadi 10 gram % tersebut.

2) Apabila operasi dilakukan secara elektif sebaiknya transfusi dilakukan 2 hari sebelum

operasi dan kenapa?

3) Apabila pada operasi terjadi pendarahan sehingga diberi massif transfusi dan apa akibat

atau komplikasi?

4) Kalau terjadi hipotensi sebutkan sebab hipotensi ?

TERMINOLOGI:

Laparatomi: Suatu eksploarasi bedah terbuka pada perut untuk melihat organ internal

termasuk perut usus besar, usus kecil,hati,ginjal,kandung empedu. Digunakan Untuk mengambil

sampel tumor pada perut.

Massif transfusi: pemberian darah yang dengan volume melebihi volume darah pasien

dalam waktu 24 jam.

Mioma uteri: tumor jinak dinding rahim.

Operasi dilakukan secara elektif: proses operasi yang melewati prosedur penjadwalan

terlebih dahulu.

Hipotensi : tekanan darah yang rendah sehingga tidak mencukupi untuk perfusi dan

oksidenasi jaringan adekuat.

Page 10: transfusi darah

Analisis Masalah:

1. Darah yang dibutuhkan untuk meningkat kan hb menjadi 10 gram% adalah

RUMUS: HASIL= HB NORMAL – HB PASIEN

HASIL × BB× JENIS DARAH

KETERANGAN:HB NORMAL =HB YANG DIHARAPKAN ATAU HB NORMAL

HB PASIEN = HB PASIEN SAAT INI

HASIL = HASIL PENGURANGAN HB NORMAL DAN HB PASIEN

JENIS DARAH = DARAH YANG DIBUTUHKAN

JIKA PRC × 3 SEDANGKAN WB × 6

PRC ( PACKED RED CELL)

PCR adalah komponen yang terdiri dari eritrosit yang telah dipekatkan dengan memisahkan

komponen yang lain.packet red cell banyak dipkai dalam pengobatan anemia terutama talasemia,

anemia aplastik,leukimia,anemia karena keganasan lainnya.

KEBUTUHAN DARAH PADA KASUS (ML)

3 × (HB NORMAL – HB PASIEN ) × BB

3 × (10-7) × BB

3 × 3 × BB

= 9 BBml

Page 11: transfusi darah

WB ( WHOLE BLOOD)

WB merupakan darah lengkap yang mempunyai komponen utama yaitu eritrosit,darah

lengkap juga mempunyai kandungan trombosit dan faktor pembekuan 5 dan 8 ( labil).

Rumus kebutuhan WB

6 x HB normal

6 × (HB NORMAL – HB PASIEN ) × BB

6 × (10-7) × BB

6 x 3 x BB

= 18 BBml

2. Transfusi dilakukan 2 hari sebelum operasi karena hb pasien rendah (anemia) dan untuk

mencegah komplikasi yang tidak di inginkan. Dimana pada pasien anemia dapat

meningkatkan resiko operasi dan anestesi pada pasien dengan kadar hemoglobin kurang

dari 10 gram %, melalui gangguan kemampuan jaringan untuk membawa oksigen

semaksimum mungkin selama periode strees operasi. Karena itu transfusi pra bedah

diperlukan pada penderita anemia. Tindakan ini memungkinkan waktu yang adekuat

bagi tubuh untuk mengumpulkan kembali 2,3 DPG serta menghindari beban volume

yang berlebihan.

Pasien anemia memiliki risiko 42% lebih besar dari 30-hari kematian setelah operasi

dari pada mereka yang yang memiliki banyak pasokan sel darah merah yang sehat (OR

1,42, 95% CI 1,31-1,54), Faek Jamali, MD, dari Amerika Universitas Beirut di Lebanon,

dan rekannya melaporkan secara online di The Lancet.

3. Transfusi darah masif adalah pemberian darah yang dengan volume melebihi volume

darah pasien dalam waktu 24 jam.

Page 12: transfusi darah

Komplikasi yang ditimbulkan massif transfusi adalah

1. Koagulopati

a. Trombositopenia : terjadi setelah transfusi darah simpan lama lebih dari 80 ml/kgBB.

Diatasi dengan pemberian trombosit bila jumlah trombosit <50.000/mm3 atau memberi

unit darah utuh segar setiap transfusi 4 unit darah simpan.

b. Turunnya faktor koagulasi labil (faktor V dan faktor VIII. Dapat diatasi dengan

pemberian 1 unit FFP setiap transfusi 5 unit WB/PRC.

2. Keracunan Sitrat: tubuh memiliki kemampuan yang besar untuk metabolisme sitrat, kecuali

pada keadaan shock, penyakit hati, dan lanjut usia. Pada kasus ini dapat diberikan Calcium

Glukonas 10% 1 gram IV pelan-pelan setiap telah masuk 4 unit darah.

3. Hiperkalemia : kalium dalam darah simpan 21 hari dapat naik setinggi 32 mEq/L, sedangkan

batas dosis infus kalium adalah 20 mEq/jam. Hiperkalemia menyebabkan aritmia sampai fibrilasi

ventrikel/cardiac arrest. Untuk mencegah hal ini diberikan Calsium Glukonas 5 mg/kgBB I.V

pelan-pelan. Maksud pemberian kalsium disini karena kalsium merupakan antagonis terhadap

hiperkalemia.

4. Hipotensi adalah tekanan darah yang rendah yaitu tekanan systole kurang dari 80

mmHg atau TAR(tekanan arterial rata- rata) kurang dari 60 mmHg,atau menurun 30 % lebih.

Sebab yang ditimbulkan adalah karena kurangnya pemompaan darah dari jantung ke

seluruh tubuh adanya kelainan pada jantung volum (jumlah) darah berkurang disebabkan oleh

perdarahan hebat,diare dan ini merupakan komplikasi dari transfusi darah yang merupkan reaksi

transfusi. Kapasitas pembuluh darah pelebaran pembuluh darah yang menyebabkan menurunnya

tekanan darah. Hal ini biasanya sebagai dampak dari syok septic.

Penyebab hipotensi

Penyebab hipotensi  bervariasi antara lain karena:

Dehidrasi.

Page 13: transfusi darah

Efek samping obat  seperti alkohol, anxiolytic, beberapa antidepresan, diuretik, obat-obatan

untuk tekanan darah tinggi dan penyakit jantung koroner, analgesik.

Masalah jantung seperti perubahan irama jantung (aritmia), serangan jantung, gagal jantung.

Kejutan emosional, misalnya syok yang disebabkan oleh infeksi yang parah, stroke, anafilaksis

(reaksi alergi yang mengancam nyawa dan trauma hebat.

Perdarahan.

Diabetes tingkat lanjut

Page 14: transfusi darah

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari kasus tersebut kita harus memperhatikan komplikasi yang akan timbul dari transfusi

darah dan harus mengerti akan pemberian massif transfusi dimana massif transfusi adalah

pemberian darah yang dengan volume melebihi volume darah pasien dalam waktu 24 jam.

Hipotensi merupakan suatu komplikasi yang terjadi ketika transfusi darah dimana akibat

dari kehilangan darah secara tiba-tiba, pendarahan.

Page 15: transfusi darah

DAFTAR PUSTAKA

http://jdokter.com/index.php?option=com_content&task=view&id=864&Itemid=27

http://merahputihevent.wordpress.com/2010/03/24/transfusi-darah/

http://samadaranta.blogspot.com/2011/11/makalah-transfusi-darah.html

http://majalahkesehatan.com/sekilas-tentang-tekanan-darah-rendah-atau-hipotensi/

http://www.scientisthomeind.com/pages/8/analisa-tes-darah.html